Konsep Dasar Gardu Induk

Embed Size (px)

Citation preview

  • BAB IKONSEP DASAR GARDUKONSEP DASAR GARDU

    INDUK

  • 1.1. PENGERTIAN UMUM

    a Gardu Induk merupakan sub sistem dari sistem penyaluran(transmisi) tenaga listrik, atau merupakan satu kesatuan dari sistempenyaluran (transmisi)penyaluran (transmisi).

    a Penyaluran (transmisi) merupakan sub sistem dari sistem tenaga listrik.

    a Berarti, gardu induk merupakan sub-sub sistem dari sistem tenagalistrik.

    a Sebagai sub sistem dari sistem penyaluran (transmisi), gardu indukmempunyai peranan penting, dalam pengoperasiannya tidak dapatdipisahkan dari sistem penyaluran (transmisi) secara keseluruhan.p p y ( )

    a Dalam pembahasan ini difokuskan pada masalah gardu induk yangpada umumnya terpasang di Indonesia, pembahasannya bersifatp y p g , p ypraktis (terapan) sesuai konsttruksi yang terpasang di lapangan.

    1

  • 1.2. FUNGSI GARDU INDUK

    a M t f ik d li t ika Mentransformasikan daya listrik :9 Dari tegangan ekstra tinggi ke tegangan tinggi (500 KV/150 KV).9 Dari tegangan tinggi ke tegangan yang lebih rendah (150 KV/ 70 KV).9 D i i i k h (150 KV/ 20 KV 70 KV/20 KV)9 Dari tegangan tinggi ke tegangan menengah (150 KV/ 20 KV, 70 KV/20 KV).9 Dengan frequensi tetap (di Indonesia 50 Hertz).

    a Untuk pengukuran, pengawasan operasi serta pengamanan dari sistemtenaga listrik.

    a Pengaturan pelayanan beban ke gardu induk-gardu induk lain melaluitegangan tinggi dan ke gardu distribusi-gardu distribusi, setelah melaluiproses penurunan tegangan melalui penyulang-penyulang (feeder- feeder)t h d di d i d ktegangan menengah yang ada di gardu induk.

    a Untuk sarana telekomunikasi (pada umumnya untuk internal PLN), yang kitakenal dengan istilah SCADA.

    2

  • 1.3. JENIS GARDU INDUK

    a J i G d I d k bi dib d k j di b b b i ita Jenis Gardu Induk bisa dibedakan menjadi beberapa bagian yaitu :9 Berdasarkan besaran tegangannya.9 Berdasarkan pemasangan peralatan.9 Berdasarkan fungsinya9 Berdasarkan fungsinya.9 Berdasarkan isolasi yang digunakan.9 Bedasarkan sistem rel (busbar).

    a Dilihat dari jenis komponen yang digunakan, secara umum antara GITET denganGI mempunyai banyak kesamaan. Perbedaan mendasar adalah :9 Pada GITET transformator daya yang digunakan berupa 3 buah tranformatory y g g p

    daya masing masing 1 phasa (bank tranformer) dan dilengkapi peralatanrekator yang berfungsi mengkompensasikan daya rekatif jaringan.

    9 Sedangkan pada GI (150 KV, 70 KV) menggunakan Transformatordaya 3 phasa dan tidak ada peralatan reaktordaya 3 phasa dan tidak ada peralatan reaktor.

    a Berdasarkan besaran teganganny, terdiri dari :9 Gardu INduk Tegangan Ekstra Tinggi (GITET) 275 KV 500 KV9 Gardu INduk Tegangan Ekstra Tinggi (GITET) 275 KV, 500 KV.9 Gardu Induk Tegangan Tinggi (GI) 150 KV dan 70 KV.

    3

  • 1.3.1. BERDASARKAN PEMASANGAN PERALATAN

    a Gardu Induk Pasangan Luar :9 Adalah gardu induk yang sebagian besar komponennya di tempatkan di luar

    gedung, kecuali komponen kontrol, sistem proteksi dan sistem kendali sertakomponen bantu lainnya ada di dalam gedungkomponen bantu lainnya, ada di dalam gedung.

    9 Gardu Induk semacam ini biasa disebut dengan gardu induk konvensional.9 Sebagian besar gardu induk di Indonesia adalah gardu induk konvensional.9 Untuk daerah-daerah yang padat pemukiman dan di kota-kota besar di Pulauy g p p

    Jawa, sebagian menggunakan gardu induk pasangan dalam, yang disebutGas Insulated Substation atau Gas Insulated Switchgear (GIS).

    a Gardu Induk Pasangan Dalam :a Gardu Induk Pasangan Dalam :9 Adalah gardu induk yang hampir semua komponennya (switchgear, busbar,

    isolator, komponen kontrol, komponen kendali, cubicle, dan lain-lain)dipasang di dalam gedung. Kecuali transformator daya, pada umumnyag g gdipasang di luar gedung.

    9 Gardu Induk semacam ini biasa disebut Gas Insutaled Substation (GIS).9 GIS merupakan bentuk pengembangan gardu induk, yang pada umumnya

    dibangun di daerah perkotaan atau padat pemukiman yang sulit untukdibangun di daerah perkotaan atau padat pemukiman yang sulit untukmendapatkan lahan.

    4

  • Lanjutan 1.3.1.

    9 Beberapa keuanggulan GIS dibanding GI konvensional : Hanya membutuhkan lahan seluas 3.000 meter persegi atau 6 %

    dari luas lahan GI konvensional. Mampu menghasilkan kapasitas daya (power capasity) sebesar 3 x 60

    MVA bahkan bisa ditingkatkan sampai dengan 3 x 100 MVA. Jumlah penyulang keluaran (output feeder) sebanyak 24 penyulang Jumlah penyulang keluaran (output feeder) sebanyak 24 penyulang

    (feeder) dengan tegangan kerja masing-masing 20 KV. Bisa dipasang di tengah kota yang padat pemukiman. Keunggulan dari segi estetika dan arsitektural, karena bangunan bisa

    didesain sesuai kondisi disekitarnyadidesain sesuai kondisi disekitarnya.

    a Gardu Induk kombinasi pasangan luar dan pasangan dalam :Adalah gardu induk yang komponen switchgear-nya ditempatkan di dalamg y g p g y pgedung dan sebagian komponen switchgear ditempatkan di luar gedung,misalnya gantry (tie line) dan saluran udara tegangan tinggi (SUTT) sebelummasuk ke dalam switchgear. Transformator daya juga ditempatkan di luargedung.gedung.

    5

  • 1.3.2. BERDASARKAN FUNGSINYA

    a Gardu Induk Penaik Tegangan :g g9 Adalah gardu induk yang berfungsi untuk menaikkan tegangan, yaitu

    tegangan pembangkit (generator) dinaikkan menjadi tegangan sistem.9 Gardu Induk ini berada di lokasi pembangkit tenaga listrik.9 Karena output voltage yang dihasilkan pembangkit listrik kecil dan harus9 Karena output voltage yang dihasilkan pembangkit listrik kecil dan harus

    disalurkan pada jarak yang jauh, maka dengan pertimbangan efisiensi,tegangannya dinaikkan menjadi tegangan ekstra tinggi atau tegangan tinggi.

    a Gardu Induk Penurun Tegangan :9 Adalah gardu induk yang berfungsi untuk menurunkan tegangan, dari

    tegangan tinggi menjadi tegangan tinggi yang lebih rendah dan menengahatau tegangan distribusi.g g

    9 Gardu Induk terletak di daerah pusat-pusat beban, karena di gardu indukinilah pelanggan (beban) dilayani.

    a Gardu Induk Pengatur Tegangan :a Gardu Induk Pengatur Tegangan :9 Pada umumnya gardu induk jenis ini terletak jauh dari pembangkit tenaga

    listrik.9 Karena listrik disalurkan sangat jauh, maka terjadi tegangan jatuh (voltageg j , j g g j ( g

    drop) transmisi yang cukup besar.9 Oleh karena diperlukan alat penaik tegangan, seperti bank capasitor,

    sehingga tegangan kembali dalam keadaan normal. 6

  • Lanjutan 1.3.2.

    a Gardu Induk Pengatur Beban :9 Berfungsi untuk mengatur beban.g g9 Pada gardu induk ini terpasang beban motor, yang pada saat tertentu

    menjadi pembangkit tenaga listrik, motor berubah menjadi generator dan

    suatu saat generator menjadi motor atau menjadi beban, dengan generator

    berubah menjadi motor yang memompakan air kembali ke kolam utama.

    a Gardu Induk Distribusi :9 Gardu induk yang menyalurkan tenaga listrik dari tegangan sistem key g y g g g

    tegangan distribusi.

    9 Gardu induk ini terletak di dekat pusat-pusat beban.

    7

  • 1.3.3. BERDASARKAN ISOLASI YANG DIGUNAKAN

    a Gardu Induk yang menggunakan isolasi udara :a Gardu Induk yang menggunakan isolasi udara :9 Adalah gardu induk yang menggunakan isolasi udara antara bagian yang

    bertegangan yang satu dengan bagian yang bertegangan lainnya.9 Gardu Induk ini berupa gardu induk konvensional (lihat gambar 1),

    memerlukan tempat terbuka yang cukup luas.

    Gambar 1 : Gardu induk konvensional8

  • Lanjutan 1.3.3.

    a Gardu Induk yang menggunakan isolasi gas SF 6 :a Gardu Induk yang menggunakan isolasi gas SF 6 :9 Gardu induk yang menggunakan gas SF 6 sebagai isolasi antara bagian yang

    bertegangan yang satu dengan bagian lain yang bertegangan, maupunantara bagian yang bertegangan dengan bagian yang tidak bertegangan.

    9 Gardu induk ini disebut Gas Insulated Substation atau Gas InsulatedSwitchgear (GIS), yang memerlukan tempat yang sempit (lihat gambar 2).

    Gambar 2 : Gas Insulated Substation (GIS) 9

  • 1.3.4. BERDASARKAN SISTEM REL (BUSBAR)

    a Rel (busbar) merupakan titik hubungan pertemuan (connecting) antaratransformator daya, SUTT/ SKTT dengan komponen listrik lainnya, untukmenerima dan menyalurkan tenaga listrik. Berdasarkan sistem rel (busbar),gardu induk dibagi menjadi beberapa jenis, sebagaimana tersebut di bawah ini :

    a Gardu Induk sistem ring busbar :a Ga du du s ste g busba9 Adalah gardu induk yang busbarnya berbentuk ring.9 Pada gardu induk jenis ini, semua rel (busbar) yang ada, tersambung

    (terhubung) satu dengan lainnya dan membentuk ring (cincin)(terhubung) satu dengan lainnya dan membentuk ring (cincin).

    a Gardu Induk sistem single busbar :9 Adalah gardu induk yang mempunyai satu (single) busbar.9 Pada umumnya gardu dengan sistem ini adalah gardu induk yang berada

    pada ujung (akhir) dari suatu sistem transmisi.

    9 Single line diagram gardu sistem single busbar, lihat gambar 3.

    10

  • Lanjutan 1.3.4.

    PMS

    Rel A Rel BPMS

    SEKSI

    PMS Rel A PMS Rel B

    PMT PHT

    CTPT

    LATRAFO

    a Gardu Induk sistem double busbar :

    Gambar 3 : Single line diagram gardu induk single busbar

    9 Adalah gardu induk yang mempunyai dua (double) busbar.9 Gardu induk sistem double busbar sangat efektif untuk mengurangi

    terjadinya pemadaman beban, khususnya pada saat melakukan perubahansistem (manuver sistem).sistem (manuver sistem).

    9 Jenis gardu induk ini pada umumnya yang banyak digunakan.9 Single line diagram gardu induk sistem double busbar, lihat gambar 4.

    11

  • Lanjutan 1.3.4.

    Rel I

    Rel II

    PMS Rel

    PMT PHT

    CTPT

    CT PTCT

    PTLA

    PMT KOPPEL

    G b 4 Si l li di d i d k i t d bl b b

    LALAPMS Line

    a Gardu Induk sistem satu setengah (on half) busbar :9 Adalah gardu induk yang mempunyai dua (double) busbar.9 Pada umumnya gardu induk jenis ini dipasang pada gardu induk di

    Gambar 4 : Single line diagram gardu induk sistem double busbar.

    9 Pada umumnya gardu induk jenis ini dipasang pada gardu induk dipembangkit tenaga listrik atau gardu induk yang berkapasitas besar.

    9 Dalam segi operasional, gardu induk ini sangat efektif, karena dapatmengurangi pemadaman beban pada saat dilakukan perubahan sistem(manuver system)(manuver system).

    9 Sistem ini menggunakan 3 buah PMT dalam satu diagonal yang terpasangsecara deret (seri). Single line diagram, lihat gambar 5.

    12

  • Lanjutan 1.3.4.

    REL AREL A

    PMT A1 PMT A2

    CT

    PT

    LA

    PMT AB1 PMT AB2

    PMT B1 PMT B2

    REL B

    PMT B1

    Gambar 5 : Single line diagram gardu induk satu setengah busbar13

  • 1.4. PERTIMBANGAN PEMBANGUNAN GARDU INDUK

    a Kebutuhan (Demand) beban yang semakin meningkat, mendekati bahkanmelebihi kemampuan GI yang ada.

    a Jika kondisi GI eksisting masih memungkinkan, biasanya cukup dilakukan up-a Jika kondisi GI eksisting masih memungkinkan, biasanya cukup dilakukan uprating atau menaikkan kapasitas GI yang ada, misalnya dengan melakukanpenggantian dan penambahan transformator daya.

    a Adanya perluasan daerah/ wilayah atau adanya daerah/ wilayah baru yang pastia Adanya perluasan daerah/ wilayah atau adanya daerah/ wilayah baru, yang pastimembutuhkan ketersediaan/ pasokan daya listrik cukup besar.

    a Adanya pembangunan infra struktur bagi kawasan industri (industrialestate).

    a Proyeksi kebutuhan daya listrik untuk jangka waktu tertentu, sehingga perludisiapkan gardu induk baru atau perluasan gardu induk.disiapkan gardu induk baru atau perluasan gardu induk.

    a Adanya pengembangan sistem tenaga listrik secara terpadu, misalnyapembangunan pembangkit listrik - pembangkit listrik baru, sehinggadilakukan perluasan sistem penyaluran (transmisi) tentunya dibarengidilakukan perluasan sistem penyaluran (transmisi), tentunya dibarengidengan pembangunan GI-GI baru atau perluasan.

    14

  • 1.5. GAS INSULATED SUBSTATION (GIS)

    a Secara prinsip peralatan yang dipasang pada GIS sama dengan peralatanyang dipakai GI Konvensional.

    a Perbedaannya adalah :9 Pada GIS peralatan-peralatan utamanya berada dalam suatu

    selubung logam tertutup rapat, yang di dalamnya berisi gas bertekanan,yaitu gas SF 6 (Sulphur Hexafluorida).

    9 Gas SF 6 berfungsi sebagai isolasi switchgear dan sebagai pemadamGas SF 6 berfungsi sebagai isolasi switchgear dan sebagai pemadambusur api pada operasi Circuit Breaker (CB).

    9 Dengan demikian cara pemasangan GIS berbeda dengan GIKonvensional.

    a Pengembangan GIS :9 Pada mulanya GIS didesain dengan sistem selubung phasa tunggal.9 Dengan semakin majunya teknologi kelistrikan, maka saat ini sebagian

    b GIS k i d i l b ti h di kk d l tbesar GIS memakai desain selubung tiga phasa dimasukkan dalam satuselubung.

    a Keuntungan sistem selubung tiga phasa adalah : lebih murah, lebihringan lebih praktis dan pemasangannya lebih mudah meminimalkanringan, lebih praktis dan pemasangannya lebih mudah, meminimalkankemungkinan terjadinya kebocoran gas dan lebih sederhana susunanisolasinya.

    15

  • Lanjutan 1.5.

    a Pertimbangan penggunaan gas SF 6 dalam GIS, adalah :9 Kekuatan dielektrik tinggi, yaitu pada tekanan udara normal sebesar 2,5 kali

    dielektrik udara.9 Tidak mudah terbakar dan tidak berbau.9 Tidak beracun dan tidak berwarna.9 Mengikuti hukum gas-gas pada umumnya.9 Berat molekul 146 (udara 29).9 Kepekaan 6 kg/m3 pada 0,1 MFA dan 100 C.

    a GIS-GIS yang terpasang di Indonesia, adalah GIS 150 KV :a GIS GIS yang terpasang di Indonesia, adalah GIS 150 KV :9 Dipasang di kota-kota besar dan terbatas hanya di Pulau Jawa.9 Sistem penyaluran (transmisi) menggunakan kabel tanah (SKTT).

    a Hampir semua komponen GIS terpasang (ditempatkan) dalam gedung,kecuali transformator tenaga, pada umumnya dipasang (ditempatkan) di luargedung.

    a Komponen listrik pada GIS merupakan suatu kesatuan yang sudah berwujudrigid (kompak). Untuk pemasangannya tinggal meletakkan di atas pondasi.

    16

  • BAB IIKOMPONEN (BAGIANKOMPONEN (BAGIAN-

    BAGIAN) SIPIL & MEKANIKAL GARDU INDUK

  • 2.1. KOMPONEN SIPIL DAN MEKANIKAL PADA SWITCH YARD

    a Pondasi (tempat dudukan) peralatan :a Pondasi (tempat dudukan) peralatan :9 Transformator Daya.9 Circuit Breaker (CB).9 Disconnecting Switch (DS).g ( )9 Capasitor Voltage Transformer (CVT).9 Current Transformer (CT).9 Lightning Arrester (LA).9 Potential Transformer (PT)9 Potential Transformer (PT).9 Potential Device (PD)9 Dan lain sebagainya.

    a Got kabel (cable duct) :a Got kabel (cable duct) :9 Adalah tempat peletakan kabel yang menghubungkan antara peralatan di

    switch yard, maupun antara peralatan di switch yard dengan peralatan digedung kontrol.

    9 Jenis (dimensi) kabel duct : D 250 D-300 D-400 D-600 D-900 D-1200 dan9 Jenis (dimensi) kabel duct : D 250, D 300, D 400, D 600, D 900, D 1200 danD- 1500 tergantung kebutuhan.

    a Komponen mekanikal :9 Serandang, terdiri dari : serandang peralatan, serandang post, serandangg, g p , g p , g

    beam.9 Rak kabel dan plat bordes untuk penutup got kabel.9 Pagar keliling GI.

    17

  • 2.1. KOMPONEN SIPIL DAN MEKANIKAL GEDUNG KONTROL

    a Komponen sipil gedung kontrol terdiri dari :a Komponen sipil gedung kontrol, terdiri dari :9 Ruang peralatan kontrol (kendali) & ruang cubicle.9 Ruang operator.9 R ang kanto GI9 Ruang kantor GI.9 Ruang Relay9 Ruang komunikasi99 Ruang batery9 Pondasi peralatan (panel relay, panel kontrol, cubicle, dan lain-lain).9 Got kabel (cable duct).9 Dan lain sebagainya.

    a Komponen mekanikal, terdiri dari :9 Air conditioning (AC)9 Air conditioning (AC).9 Rak kabel yang dijadikan sebagai penempatan kabel, yang menghubungkan

    antara peralatan yang ada di switch yard dengan komponen yang ada digedung kontrol, maupun yang menghubungkan komponen yang ada digedung kontrol, maupun yang menghubungkan komponen yang ada digedung kontrol.

    9 Dan lain sebagainya.18

  • 2.3. KOMPONEN SIPIL DAN MEKANIKAL SARANA/ PRASARANA

    a Jalan di area switch yard, jalan masuk ke GI, jalan di sekeliling gedung kontrol.

    a Pagar keliling GI.

    a Tempat parkir kendaraan dan halaman gedung kontrol.

    a Saluran air limbah dan saluran air di area switch yarda Saluran air limbah dan saluran air di area switch yard.

    a Gudang tempat penyimpanan material/ peralatan.

    a Kamar mandi/ WC.

    a Pos keamanan (Pos Satpam).

    a Taman di sekeliling gedung kontrol.

    a Fasilitas air bersih.a Fasilitas air bersih.

    a Dan lain sebagainya.19

  • BAB IIIKOMPONEN (BAGIANKOMPONEN (BAGIAN-

    BAGIAN) LISTRIK GARDU INDUK

  • 3.1. SWITCH YARD (SWITCHGEAR)

    a Adalah bagian dari gardu induk yang dijadikan sebagai tempat peletakankomponen utama gardu induk.

    a Pemahaman tentang switch yard, pada umumnya adalah :9 Jika komponen utama gardu induk terpasang di area terbuka yang luas, maka

    disebut switch yarddisebut switch yard.

    9 Jika komponen utama gardu induk terpasang di area terbatas (sempit) dan didalam gedung, maka disebut switchgear.

    9 Sebenarnya yang dimaksud switchgear adalah peralatan yang ada di switch9 Sebenarnya yang dimaksud switchgear, adalah peralatan yang ada di switchyard.

    a J di di k d it h d d l h di t kk b i da Jadi yang dimaksud switch yard, adalah nama yang diperuntukkan bagi gardukonvensional.

    a Sedangkan switchgear, adalah nama yang diperuntukkan bagi Gas InsulatedSubstation (GIS).

    20

  • 3.1.1. TRANSFORMATOR DAYA

    a Berfungsi mentranformasikandaya listrik, dengan merubahbesaran tegangannya sedangkanbesaran tegangannya, sedangkanfrequensinya tetap.

    a Tranformator daya juga berfungsit k t tuntuk pengaturan tegangan.

    a Transformator daya dilengkapidengan trafo pentanahan yangg p y gberfungsi untuk mendapatkantitik neutral dari trafo daya.Peralatan ini disebut NeutralCurrent Transformer (NCT).

    a Perlengkapan lainnya adalahpentanahan trafo, yang disebutNeutral Grounding Resistance

    Gambar 6 :Transformator Daya Pada

    GI Konvensional g(NGR).GI Konvensional

    21

  • 3.1.2. NEUTRAL GROUNDING RESISTANCE (NGR)

    a K dia Komponen yang dipasang antaratitik neutral trafo denganpentanahan.

    a Berfungsi untuk memperkecil arusgangguan yang terjadi.

    Gambar 7 a :Neutral Grounding Resistance

    (NGR)

    a Diperlukan proteksi yang praktis danbiasanya tidak terlalu mahal, karenak kt i tik l di hi l hkarakteristik relay dipengaruhi olehsistem pentanahan neutral. Gambar 7 b :

    Neutral Grounding Resistance (Liquid) 22

  • 3.1.3. CIRCUIT BREAKER (CB)

    a Adalah peralatan pemutus, yangberfungsi untuk memutusrangkaian listrik dalam keadaanberbeban (berarus).

    a CB dapat dioperasikan pada saatjaringan dalam kondisi normaljaringan dalam kondisi normalmaupun pada saat terjadigangguan.

    a Karena pada saat bekerja CBa Karena pada saat bekerja, CBmengeluarkan (menyebabkantimbulnya) busur api, maka padaCB dilengkapi dengan pemadambusur api.busur api.

    a Pemadam busur api berupa :9 Minyak (OCB).

    b 9 Udara (ACB).9 Gas (GCB).

    Gambar 8 :Circuit Breaker (CB)

    23

  • 3.1.4. DISCONNECTING SWITCH (DS)

    a Adalah peralatan pemisah yanga Adalah peralatan pemisah, yangberfungsi untuk memisahkanrangkaian listrik dalam keadaantidak berbeban.

    a Dalam GI, DS terpasang di :9 Transformator Bay (TR Bay).9 Transmission Line Bay (TL

    Bay).9 Busbar.9 Bus Couple9 Bus Couple.

    a Karena DS hanya dapatdioperasikan pada kondisidioperasikan pada kondisijaringan tidak berbeban, makayang harus dioperasikan terlebihdahulu adalah CB. Setelahrangkaian diputus oleh CB baru

    Gambar 9 :Disconnecting Switch (DS)

    rangkaian diputus oleh CB, baruDS dioperasikan.

    24

  • 3.1.5. LIGHTNING ARRESTER (LA)

    a Berfungsi untuk melindungi(pengaman) peralatan listrik digardu induk dari tegangan lebihakibat terjadinya sambaran petir(lightning surge) pada kawattransmisi, maupun disebabkanoleh surya hubung (switchings ge)surge).

    a Dalam keadaan normal (tidakj di ) LA b ifterjadi gangguan), LA bersifat

    isolatif atau tidak bisa

    menyalurkan arus listrik.

    a Dalam keadaan terjadi gangguanyang menyebabkan LA bekerja,maka LA bersifat konduktif atauGambar 10 : maka LA bersifat konduktif ataumenyalurkan arus listrik ke bumi.

    Gambar 10 :Lightning Arrester (LA)

    25

  • 3.1.6. CURRENT TRANSFORMER (CT)

    a Berfungsi merubah besaran arusdari arus yang besar ke arus yangdari arus yang besar ke arus yang

    kecil atau memperkecil besaran

    arus listrik pada sistem tenaga

    listrik, menjadi arus untuk sistem

    pengukuran dan proteksi.

    a Mengisolasi rangkaian sekunderterhadap rangkaian primer, yaitu

    memisahkan instalasi pengukuran

    dan proteksi tegangan tinggi

    Gambar 11 :Current Transformer (CT)

    dan proteksi tegangan tinggi.

    26

  • 3.1.7. POTENTIAL TRANSFORMER (PT)

    a Berfungsi untuk merubah besarantegangan dari tegangan tinggi ketegangan dari tegangan tinggi ke

    tegangan rendah atau

    memperkecil besaran tegangan

    listrik pada sistem tenaga listriklistrik pada sistem tenaga listrik,

    menjadi besaran tegangan untuk

    pengukuran dan proteksi.

    a Mengisolasi rangkaian sekunderterhadap rangkaian primerterhadap rangkaian primer,

    dengan memisahkan instalasi

    pengukuran dan proteksi

    t ti iGambar 12 :

    P t ti l T f (PT) tegangan tinggi.Potential Transformer (PT)

    27

  • 3.1.8. TRANSFORMATOR PEMAKAIAN SENDIRI (TPS)

    a Berfungsi sebagai sumber teganganAC 3 phasa 220/ 380 Volt.

    a Digunakan untuk kebutuhan interngardu induk, antara lain untuk :

    9 Penerangan di swtich yard, gedungkontrol, halaman GI dan sekelilingGI

    9 Alat pendingin (AC).9 Rectifier.9 Pompa air dan motor-motor listrik

    Gambar 13 :Trafo Pemakaian Sendiri (TPS)

    9 Pompa air dan motor motor listrik.9 Peralatan lain yang memerlukan

    listrik tegangan rendah.

    28

  • 3.1.9. REL (BUSBAR)

    Gambar 14 :

    a Berfungsi sebagai titik pertemuan/ hubungan (connecting) antaratransformator daya SUTT SKTT serta komponen listrik lainnya

    Rel (Busbar) Pada GI Konvensional

    transformator daya, SUTT, SKTT serta komponen listrik lainnyayang ada pada switch yard.

    a Komponen rel (busbar) antara lain :9 Konduktor (AAAC, HAL, THAL, BC, HDCC).9 Insulator String & Fitting (Insulator,Tension Clamp, Suspension

    Clamp, Socket Eye, Anchor Sackle, Spacer). 29

  • 3.2. GEDUNG KONTROL (CONTROL BUILDING)

    a Berfungsi sebagai pusat aktifitaspengoperasian gardu induk.

    Gambar 15 :Gedung Kontrol GISg

    a Pada gedung kontrol inilahoperator bekerja mengontroldan mengoperasikan komponen-

    Gambar 16 :Gedung Kontrol GI Konvensional

    30

    dan mengoperasikan komponenkomponen yang ada di garduinduk.

  • 3.2.1. PANEL KONTROL (CONTROL PANEL)

    a Berfungsi untuk mengetahuia Berfungsi untuk mengetahui(mengontrol) kondisi gardu induk danmerupakan pusat pengendali lokal garduinduk.

    a Didalamnya berisi sakelar, indikator-indikator, meter-meter, tombol-tombolkomando operasional PMT, PMS danalat ukur besaran listrik, sertaannounciator. Berada satu ruanganannounciator. Berada satu ruangandengan tempat operator bekerja.

    a Terdiri dari :9 Transmission line control panel (TLTransmission line control panel (TL

    control panel).9 Transformator control panel (TL controlpanel).9 Fault recorder control panel.p9 KWh meter dan fault recorder panel.9 LRT control panel.9 Bus couple control panel.9 AC/DC control panel.

    Gambar 17 :Panel Kontrol AC/DC control panel.

    9 Syncronizing control panel.9 Automatic FD switching panel.9 D/L control panel. 31

  • 3.2.2. PANEL PROTEKSI (PROTECTION PANEL/ RELAY PANEL)

    a T t l i l la Tempat almari relay-relay pengaman yangdikelompokkan dalam bay, sehinggamudah dalam pengontrolan danoperasionalnnya.

    a Berfungsi untuk memproteksi (melindungisistem jaringan gardu induk) pada saat terjadigangguan maupun karena kesalahan operasi.

    a Didalamnya berisi peralatan-peralatan elektrodan elektronik, dan lain-lain yang bersifatpresisi.

    Gambar 18 :Panel Proteksi pPanel Proteksi

    a Untuk mempertahankan kondisi ideal dan presisi panel proteksi, makadiperlukan alat pendingin dengan suhu tertentu dan harus kontinyu.

    l d l k d b la Setiap relay yang terpasang dan panel proteksi, diberi nama relay sesuaifungsinya.

    a Relay panel tediri dari :

    32

    9 Transmission line relay panel (relay panel TL).9 Transformator relay panel (relay panel TR).9 Busbar protection relay panel.

  • 3.2.3. SUMBER DC GARDU INDUK

    a Baterry :9 Alat yang menghasilkan sumber

    tenaga listrik arus searah yangdiperoleh dari hasil proses kimiadiperoleh dari hasil proses kimia.

    9 Sumber DC berfungsi untukmenggerakkan peralatan kontrol,relay pengaman, motor penggerakCB DS dan lain lainCB, DS, dan lain-lain.

    9 Sumber DC ini harus selaluterhubung dengan rectifier danharus diperiksa secara rutin kondisiair kebersihan dan berat jenisnyaair, kebersihan dan berat jenisnya.Gambar 19 :

    Battery Sumber Arus DC

    a Rectifier :9 Alat listrik yang berfungsi untuk merubah arus bolak-bolik menjadi arus

    searah, sesuai dengan kapasitas yang diperlukan (kapasitas battery).9 Rectifier harus selalu terhubung dengan battery dan harus diperiksa9 Rectifier harus selalu terhubung dengan battery dan harus diperiksa

    kondisi batterynya secara periodik dan rutin.

    33

  • 3.2.4. PANEL AC/ DC

    a Alat listrik yang berupa lemari

    pembagi.

    a Didalamnya terpasang sakelar kecil

    (mini circuit breaker) atau fuse-fuse,

    sebagai pembagi beban dan

    pengaman dari instalasi terpasang

    d i d kgardu induk.Gambar 20 :Panel AC/DC

    34

  • 3.2.5. CUBICLE 20 KV (HV CELL 20 KV)

    9 Ad l h i t it h t k9 Adalah sistem switchgear untuktegangan menengah (20KV) yangberasal dari output trafo daya,yang selanjutnya diteruskan kekonsumen melalui penyulangkonsumen melalui penyulang(feeder) yang tersambung(terhubung) dengan cubicletersebut.

    9 Dari penyulang (feeder) inilahlistrik disalurkan (didistribusikan)ke pusat-pusat beban.

    9 K d k i bi l9 Komponen dan rangkaian cubicle,antara lain : Panel penghubung (couple). Incoming cubicle.g Circuit breaker (CB) dan

    Current Transformer (CB). Komponen Proteksi dan

    pengukuranGambar 21 :

    Cubicle 20 KV (HV Cell 20 KV) pengukuran. Bus sections. Feeder atau penyulang.

    ( )

    35

  • 3.3. SISTEM PROTEKSI

    a Sistem proteksi adalah suatu sistem pengaman terhadap peralatan listrik,yang diakibatkan adanya gangguan teknis, gangguan alam, kesalahan

    operasi dan penyebab yang lainnya.

    a Beberapa peralatan listrik pada gardu induk yang perlu diamankan adalah :9 Transformator Daya.9 Rel (busbar)9 Rel (busbar).9 Penghantar : Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT).g g gg ( ) Saluran Kabel Tegangan Tinggi (SKTT). Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET).

    9 Penyulang 20 KV.

    36

  • 3.3.1. PROTEKSI TRANSFORMATOR DAYA

    a Relay Arus Lebih :Berfungsi mengamankan trafo darigangguan hubung singkat (shortcircuit) antara phasa di dalam maupuncircuit) antara phasa di dalam maupundi luar daerah pengamanan trafo.

    +

    CT

    Gambar 22 : Proteksi Relay Arus lebihTripping coil

    OCR

    PMT

    beban

    Gambar 23 :Bagan (rangkaian Proteksi Relay Arus Lebih

    37

  • Lanjutan 3.3.1.

    a Relay Differensial :Berfungsi mengamankan trafo darigangguan hubung singkat (short circuit)yang terjadi di dalam daerah pengamanyang terjadi di dalam daerah pengamantrafo.

    a Relay Gangguan Tanah Terbatas :Berfungsi untuk mengamankanT f D h d h diTransformator Daya terhadap tanah didalam daerah pengaman trafo, khususnyagangguan di dekat titik netral yang tidakdapat dirasakan oleh Relay Differensial.

    a R l A L bih B b ha Relay Arus Lebih Berubah :Berfungsi untuk mengamankanTransformator Daya dari gangguan antaraphasa dan tiga phasa dan bekerja pada arahtertentu.

    a Relay Gangguan Tanah :Berfungsi mengamankan TransformatorDaya dari gangguan hubung tanah, di dalamGambar 24 : Relay Differensial Daya dari gangguan hubung tanah, di dalamdan di luar daerah pengaman trafo.

    Gambar 24 : Relay Differensial

    38

  • Lanjutan 3.3.1.

    a Relay Tangki Tanah :a Relay Tangki Tanah :Berfungsi untuk mengamankanTransformator Daya terhadap hubungsingkat (short circuit) antara phasa dengantangki trafo dan trafo yang titik netralnyatangki trafo dan trafo yang titik netralnyaditanahkan.

    a Relay Suhu :B f i t k d t k i h i kBerfungsi untuk mendeteksi suhu minyaktrafo dan kumparan secara langsung, yangakan membunyikan alarm serta mentripkanCircuit Breaker

    a Relay Jansen :Berfungsi untuk mengamankan pengubah/pengatur tegangan (Tap Changer) dariGambar 25 : Relay Bucholz p g g g ( p g )Trafo.

    a Relay Bucholz :Berfungsi mendeteksi adanya gas yangBerfungsi mendeteksi adanya gas yangditimbulkan oleh loncatan bunga api danpemanasan setempat dalam minyak trafo.

    39

  • Lanjutan 3.3.1.

    a Relay Tekanan Lebih :9 Berfungsi mengamankan Transformator Daya dari tekanan lebih.9 Bagi Trafo tanpa konservator, dipasang relay tekanan mendadak

    di d t ki d b k j d t ldipasang pada tangki dan bekerja dengan pertolongan.

    Gambar 26 :Gambar 26 : Pengaman Internal Trafo Tekanan Lebih

    (Sudden Pressure)40

  • 3.3.2. PROTEKSI PENGHANTAR SUTT/ SKTT

    a Relay Jarak :a Relay Jarak :Berfungsi mengamankan SUTT dari gangguanantar phasa maupun gangguan hubungantanah.

    a Relay Differential Pilot Kabel :Berfungsi mengamankan SKTT dan jugaSUTT yang pendek dari gangguan antarphasa maupun gangguan hubung singkat(short circuit)(short circuit).

    a Relay Arus Lebih Berarah :Berfungsi mengamankan SUTT dari gangguanantar phasa dan hanya bekerja pada satu

    h R l i i d b d k h

    Gambar 27 : Relay Differential Pilot Kabel

    arah. Relay ini dapat membedakan arah arusgangguan.

    a Relay Arus Lebih :Berfungsi mengamankan SUTT dan gangguan antara phasa maupun gangguanh b t hhubungan tanah.

    a Relay Tegangan Lebih :Berfungsi mengamankan SUTT atau SKTT terhadap tegangan lebih.

    a Relay Gangguan Tanah :Berfungsi mengamankan SUTT terhadap gangguan hubung tanah.

    a Relay Penutup Balik :Berfungsi mengamankan kembali SUTT akibat gangguan hubung singkat temporer.

    41

  • 3.3.3. PROTEKSI BUSBAR & PROTEKSI PENYULANG 20 KV

    a Proteksi Busbar :Untuk mengamankan busbar terhadap gangguan yang terjadi, digunakanrelay differential.y

    a Proteksi Penyulang 20 KV, digunakan :9 Relay Arus Lebih.9 R l A L bih B h9 Relay Arus Lebih Berarah.9 Relay Hubung Tanah.

    42

  • 3.4. KOMPONEN LISTRIK PENUNJANG

    a Konduktor tembaga atau plat tembaga untuk grounding peralatan.a Cable Schoon BC untuk grounding peralatan.a Ground Rod untuk instalasi pembumian peralatana Ground Rod untuk instalasi pembumian peralatan.a GSW atau ground wire (kawat pentanahan).a Klem-klem untuk GSW, terdiri dari : Tension Clamp, Jumper Clamp, PG

    ClampClamp

    a Kabel kontrol, yang terdiri dari jenis kabel : NYY, CVVS, NYM, NYMT, NYCY, danlain-lain. Kabel-kabel ini terdiri dari berbagai ukuran.

    a Kabel Power 20 KV (XLPE atau jenis lainnya)a Kabel Power 20 KV (XLPE atau jenis lainnya).a Termination kit dan sepatu kabel.a Komponen pengatur beban.a Komponen SCADA.a Instalasi penerangan dalam gedung maupun pada halaman (sekitar gedung

    kontrol) dan pada switch yard.

    a Instalasi Air Conditioning pada gedung kontrol.

    43

  • BAB IVPELAKSANAANPELAKSANAAN

    PEMBANGUNAN GARDU INDUK

  • 4.1. PERSIAPAN PEKERJAAN

    a S ih k t lib t (t k it) d l k k j d i d ka Semua pihak yang terlibat (terkait) dengan pelaksanaan pekerjaan gardu induk(khususnya pelaksana pekerjaan/ kontraktor), harus melakukan persiapandengan baik.

    a Tujuan persiapan pekerjaan :9 Agar dalam pelaksanaan pekerjaan berjalan dengan lancar dan tidak

    banyak mengalami hambatan.9 Agar pekerjaan dapat diselesaikan tepat waktu.

    a Ketentuan lain yang harus dipenuhi :9 Kontraktor harus memiliki tenaga kerja (personil) yang berpengalaman9 Kontraktor harus memiliki tenaga kerja (personil) yang berpengalaman

    dalam melaksanakan pekerjaan gardu induk.9 Kontraktor harus memiliki peralatan kerja yang memadai.9 Dalam melaksanakan pekerjaan harus berpedoman pada ketentuan9 Dalam melaksanakan pekerjaan harus berpedoman pada ketentuan

    teknis dan administrasi yang telah ditentukan.

    a Informasi detail tentang pelaksanaan pembangunan gardu induk inipenekanannya lebih difokuskan pada pekerjaan kelistrikan. Pekerjaan sipilhanya akan disampaikan secara garis besar.

    44

  • Lanjutan 4.1.

    a Persiapan administrasi :a Persiapan administrasi :9 Menyiapkan ijin-ijin yang terkait dengan pekerjaan di lapangan (di

    lokasi pekerjaan).9 Menyiapkan schedule pelaksanaan pekerjaan dan kurva S, untuk

    dipasang di lokasi pekerjaandipasang di lokasi pekerjaan.9 Mempelajari petunjuk pelaksanaan pekerjaan dengan benar dan teliti, sesuai

    yang ditentukan dalam rencana kerja dan syarat-syarat (RKS).9 Menyiapkan form-form laporan harian, laporan mingguan, dan lain-lain.9 M b t Di k i K t9 Membuat Direksi Keet.

    a Persiapan teknis :9 Membuat gudang di lokasi pekerjaan, untuk tempat penyimpanan

    peralatan dan material.peralatan dan material.9 Membuat gambar-gambar kerja (gambar pelaksanaan) dengan benar dan

    teliti.9 Menyiapkan rencana kerja sesuai dengan jenis pekerjaan, rencana

    personil yang dilibatkan dan lain sebagainyapersonil yang dilibatkan, dan lain sebagainya.9 Mobilisasi peralatan kerja yang dibutuhkan dan material yang akan

    dipasang.9 Menyiapkan buku-buku petunjuk pemasangan dan informasi lainnya

    yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaanyang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan.

    45

  • 4.2. PELAKSANAAN PEKERJAAN SIPIL & MEKANIKAL

    a Komponen pekerjaan sipil dalam GI berfungsi sebagai penunjang/ penopangpekerjaan kelistrikan.

    a Semua peralatan utama listrik yang ada pada switch yard, bertumpu(dipasang) di atas pondasi (pekerjaan sipil).

    a Komponen-komponen listrik lainnya yang ditunjang/ ditopang komponena Komponen-komponen listrik lainnya yang ditunjang/ ditopang komponensipil, adalah :9 Control panel dan control relay.9 Cubicle dan sejenisnya9 Cubicle dan sejenisnya.9 Kabel power dan kabel kontrol.9 Dan lain sebagainya.

    a Oleh karenanya pembangunan gardu induk, didahului pelaksanaan pekerjaansipil. Pekerjaan listrik dilaksanakan setelah pekerjaan sipil selesai atau setidak-tidaknya ada beberapa item pekerjaan listrik yang bisa dikerjakan setelah

    k l b lpekerjaan sipil berjalan.

    46

  • Lanjutan 4.2.

    a Pekerjaan sipil prasarana & sarana (umum) :9 Melaksanakan uitzet dan pematokan (pemasangan bouwplank).9 Urugan dan pematangan tanah.9 Pemasangan pagar keliling GI.9 Pembuatan saluran air pematusan.Pembuatan saluran air pematusan.9 Pembuatan jalan masuk ke switch yard dan ke gedung kontrol.9 Pembuatan jalan sekeliling switch yard dan gedung kontrol.

    a Pekerjaan sipil switch yard :9 Melaksanakan uitzet dan pematokan (pemasangan bouwplank).9 Pembuatan pondasi peralatan (Trafo, CB, DS, CVT, CT, LA, TPS, PT).9 Pembuatan pondasi serandang post.9 Pembuatan got kabel (cable duct) dengan berbagai ukuran(dimensi)9 Pembuatan got kabel (cable duct) dengan berbagai ukuran(dimensi).

    47

  • Lanjutan 4.2.

    a Pekerjaan mekanikal :9 Pembuatan dan pemasangan serandang peralatan ( CB, DS, CVT, CT, LA,

    PT).9 Pembuatan dan pemasangan serandang post (support)9 Pembuatan dan pemasangan serandang post (support).9 Pembuatan dan dan pemasangan serandang beam (gantry).9 Pembuatan dan pemasangan rak-rak kabel dan plat bordes tutup got kabel.9 Pemasangan air conditioner (AC) di gedung kontrol, ruang operator dan

    k t GIkantor GI.

    a Pekerjaan sipil gedung kontrol (control building) :9 Melaksanakan uitzet dan pematokan (pemasangan bouwplank).9 Pembuatan gedung kontrol gardu induk, beserta ruang operator,ruang

    kerja (kantor) GI dan ruang-ruang lain yang diperlukan.9 Pembuatan pondasi peralatan (panel relay, panel kontrol, cubicle, dan

    lain-lain).9 Pembuatan got-got kabel yang ada dalam gedung kontrol, yang

    menghubungkan ke switch yard.9 Pembuatan sarana parkir dan jalan di sekeliling gedung kontrol9 Pembuatan kamar mandi dan WC.9 Pembuatan saluran buang air.

    48

  • 4.3 PEMASANGAN TRAFO, NEUTRAL CURRENT TRANSFORMER (NCT) & NEUTRAL GROUNDING RESISTANCE (NGR)

    a Pemasangan transformator daya, neutral current transformer (NCT) &neutral grounding resistance (NGR) :9 Pemasangan trafo pada dudukan (pondasi) yang telah disediakan,

    d k l t k t d idengan menggunakan alat pengangkat yang memadai.9 Posisi pondasi (dudukan) harus benar-benar presisi (level).9 Pada saat mengangkut (mengangkat), menggeser dan memasang

    trafo harus diperhatikan posisi yang ditentukan oleh Pabriktrafo harus diperhatikan posisi yang ditentukan oleh Pabrik.9 Pada saat pemasangan trafo daya/ trafo pentanahan, semua

    perlengkapannya harus dilepas dan trafo dalam keadaan kosong(tanpa minyak).

    a Melaksanakan pemasangan (assembling) perlengkapan trafo, yang terdiri dariradiator, conservator, tap changer box, pipa-pipa, bushing- bushing, meter-meter dan perlengkapan lainnya :meter, dan perlengkapan lainnya :9 Pada saat membuka katup-katup dan segel-segel pada trafo harus

    dijaga agar tidak ada udara yang masuk ke dalam trafo.9 Tujuan pemasangan katup-katup dan segel-segel ini adalah untukTujuan pemasangan katup katup dan segel segel ini adalah untuk

    melindungi belitan (kumparan) trafo dari kelembapan pada saat prosespengiriman sejak dari pabrik sampai ke lokasi pekerjaan.

    49

  • Lanjutan 4.3.

    a Melaksanakan filtering minyak trafo :9 Memindahkan minyak trafo dari drum ke tangki mesin filtering.9 Melakukan vacum (penghampaan udara) tangki trafo, memanaskan dan

    menyaring minyak trafo dan memasukkan minyak trafo ke tangki utamay g y y gminyak trafo.

    a Internal dan eksternal wiring :9 Internal wiring bisa dilaksanakan tanpa harus menunggu komponen lain

    selesai dikerjakanselesai dikerjakan.9 Eksternal wiring baru bisa dilaksanakan setelah komponen lain selesai

    dikerjakan.

    a Menghubungkan (connecting) trafo ke peralatan lain, misalnya dari:a g g ( g) p , y9 Bushing ke arrester.9 Netral trafo ke tahanan pentanahan (NGR).9 Terminal 20 KV ke sel 20 KV.9 Dan lain sebagainya9 Dan lain sebagainya.

    a Pekerjaan lain-lain :9 Memasang instalasi pembumian sesuai dengan sistem yang telah

    ditentukanditentukan.9 Membersihkan dan melakukan pengecatan pada body (bagian) trafo

    yang lecet.50

  • 4.4. PEMASANGAN DISCONNECTING SWITCH (DS), CIRCUIT BREAKER (CB) & REL (BUSBAR)

    a Urutan dan ruang lingkup pekerjaan :a Urutan dan ruang lingkup pekerjaan :9 Didahului dengan memasang rel (busbar) pada posisi jarak yang

    benar.9 Jika rel (busbar) tersebut harus dipasang pada serandang beam (gantry),

    maka ins lato st ings ha s dipasang te lebih dah lmaka insulator strings harus dipasang terlebih dahulu.9 Panjang rel (busbar) harus diperhitungkan secara cermat, agar andongan

    dan tegangan tariknya memenuhi persyaratan.9 Untuk pemasangan rel (busbar) yang menggunakan pin insulator

    (i l t t ) h di h tik i l t t b t tid k l i(isolator tumpu), harus diperhatikan agar isolator tersebut tidak mengalamigaya tarik horizontal yang melebihi kemampuannya.

    9 Untuk rel (busbar) yang menggunakan pipa, sebelum dipasang harus diukurdengan teliti kebutuhannya, agar tidak kurang atau terlalu panjang.

    a Memasang disconnecting switch (DS) :9 Pemasangan harus menggunakan peralatan kerja (crane atau tackle

    chain block) yang memadai.9 Yang perlu diperhatikan jarak antara dua kutub harus benar-benar9 Yang perlu diperhatikan, jarak antara dua kutub harus benar benar

    tepat.9 adalah dengan melakukan penyetelan kontak geraknya (moving contact)

    dengan kontak tetapnya (permanent contact), atara kontak gerakdengan kontak gerak.dengan kontak gerak.

    9 Setelah terpasang dicoba dioperasikan dengan cara manual, sehinggadiyakini hubungan kontak-kontaknya dapat terhubung dengan baik.

    51

  • Lanjutan 4.4.

    a Memasang circuit breaker (CB) :9 Pemasangan harus menggunakan peralatan kerja (crane atau tackle

    chain block) yang memadai.9 Untuk CB dengan busur api minyak (OCB), harus dijaga agar tidakUntuk CB dengan busur api minyak (OCB), harus dijaga agar tidak

    terjadi kebocoran minyak.9 Untuk CB dengan pemadam busur api semburan udara (ACB) atau

    pemadam busur api SF 6 (SF 6 CB), pada saat pemasangan, lubang-lubang tempat penyambungan pipa-pipanya tidak boleh cacat danlubang tempat penyambungan pipa pipanya tidak boleh cacat dantidak boleh bocor.

    a Memasang perlengkapan CB, misal : pipa-pipa tangki gas, meter-meter,kompresor, dan lain-lain.

    a Mengisi gas ke tiap-tiap fasa, menguji minyak, menguji sambungan-sambungan pipa dan pekerjaan pemeriksaan lainnya.

    a M l k k b / h b k ( ti ) DS CB d la Melakukan penyambungan/ menghubungkan (connecting) DS, CB dan rel(busbar), dengan peralatan lainnya sesuai dengan petunjuk gambarpelaksanaan.

    b hk S C d l (b b ) k b ba Membersihkan DS, CB dan rel (busbar), memperkuat baut-baut,menyempurnakan sealing-sealing dan lain sebagainya.

    52

  • 4.5. PEMASANGAN LIGHTNING ARRESTER (LA), CURRENT TRANSFORMER (CT) & CAPASITOR VOLTAGE TRANSFORMER (CVT)

    a Memasang LA, CT dan CVT pada serandangnya masing-masing :9 Pada saat pengangkat (handling) dan pemasangan (installing), harus

    dilakukan dengan hati-hati dan menggunakan peralatan kerja yangmemadai.

    9 Harus diperhatikan posisi dan arah peralatan tersebut.

    a Memperkuat sambungan peralatan dengan dudukan serandangkan (plendes),dengan cara memperkuat baut-bautnya.

    a Memasang panel-panel dan perlengkapan lainnya dari LA, CT dan CVT.

    a Memasang konduktor penghubung (connecting wire) antara LA, DS, CB,dengan peralatan listrik lainnya dengan menggunakan klem-klem.

    a M t l l d b d li li h d l i i da Menutup panel-panel dengan benar dan sealing-sealing harus dalam posisi dankondisi yang baik.

    53

  • 4.6. PEMASANGAN PANEL KONTROL (CONTROL PANEL) & PANEL RELAY (RELAY PANEL)

    a Memasang panel-panel pada posisi (pondasi) yang telah disediakan :9 Pada saat mengangkat (handling) dan pemasangan (installing), harus

    dil k k d h ti h ti d k l t k jdilakukan dengan hati-hati dan menggunakan peralatan kerja yangmemadai.

    9 Komponen pada panel-panel memiliki akurasi dan sangat presisi,serta kepekaan (sensitivity) yang tinggiserta kepekaan (sensitivity) yang tinggi.

    a Pemasangan bolt & nut atau mengelas antara dudukan panel denganl l ( t l i i l l)panel-panel (penyetelan posisi panel-panel).

    a Memasang pengikat antara panel yang satu dengan yang lainnya, denganmenggunakan bolt & nut atau bentuk pengikat lainnya yangmenggunakan bolt & nut atau bentuk pengikat lainnya yangdipersyaratkan.

    a Panel-panel ini dipasang di dalam gedung kontrol (control building) Gardua Panel panel ini dipasang di dalam gedung kontrol (control building) GarduInduk.

    54

  • 4.7. PEMASANGAN SEL TEGANGAN MENENGAH (CUBICLE) 20 KV

    a Memasang sel 20 KV pada posisi (pondasi) yang telah disediakan9 Pada saat mengangkat (handling) dan pemasangan (installing), harusg g ( g) p g ( g),

    dilakukan dengan hati-hati dan menggunakan peralatan kerja yangmemadai.

    9 Komponen-komponen dalam cubicle yang memiliki kepekaan (sensitivity)tinggi, misal : CB dan LBS, sebelum pasangan cubicle harus dilepas terlebihdahulu.

    a Pemasangan bolt & nut atau mengelas antara pondasi dengan cubicle(penyetelan posisi cubicle).

    a Memasang pengikat antara cubicle yang satu dengan yang lainnya,menggunakan bold & nut atau bentuk pengikat lainnya yangdipersyaratkan.

    55

  • Lanjutan 4.7.

    a Memasukkan dan memasang kembali CB dan LBS ke dalam cubicle.

    a Memasang kabel power :9 Kabel power sebagai sebagai penyulang (feeder) yang menuju ke

    jaringan tegangan menengah (JTM).j g g g g ( )

    9 Kabel power dari arah tranformator daya menuju ke cubicle.9 Memasang Indoor Termination Kit pada sisi cubicle dan Out Door

    T i ti Kit d i i JTM (SUTM)Termination Kit pada sisi JTM (SUTM)

    a Memeriksa kontak-kontak dari CB dan LBS, apakah telah dapat terhubungdengan baik dengan rel (busbar)dengan baik dengan rel (busbar).

    a Sel tegangan menengah (cubicle) ini dipasang di dalam gedung kontrol(control building) Gardu Induk.

    56

  • 4.8. PEMASANGAN PENTANAHAN (GROUNDING) DAN KAWAT TANAH (GROUND WIRE)

    a Melaksanakan galian tanah untuk tempat peletakan instalasi pentanahan.

    a Memasang instalasi pentanahan yang berupa konduktor tembaga atau plattembaga dan menyambungnya dengan sempurna (pengelasan atau klem),

    sehingga membentuk jaringan pentanahan di switch yard.

    a Setelah instalasi pentanahan terpasang, melakukan pengurugan kembaligalian tanah.

    a Menghubungkan batang pentanahan dengan jaringan pentanahan, pada posisi-posisi yang telah ditentukan.

    a Menghubungkan semua serandang peralatan, serandang post/ beam keinstalasi pentanahan.

    57

  • Lanjutan 4.8.

    a Menghubungkan badan peralatan listrik yang bukan konduktor/ penghantar(bagian peralatan listrik yang dalam keadaan normal tidak berarus), yangdiperkirakan bisa mengalirkan arus listrik jika terjadi gangguan ataui d k i d i t l i t h dinduksi dengan instalasi pentanahan yang ada.

    a Melakukan penarikan kawat tanah (ground wire) antara ujung serandang(post dan beam) paling atas yang satu dengan ujung serandang (post dan(post dan beam) paling atas yang satu dengan ujung serandang (post danbeam) paling atas yang lainnya.

    a Menhubungkan kawat tanah (ground wire) dengan instalasi pentanahana Menhubungkan kawat tanah (ground wire) dengan instalasi pentanahan,dengan klem-klem yang sesuai.

    a Menghubungkan instalasi pentanahan gedung kontrol dengan instalasia Menghubungkan instalasi pentanahan gedung kontrol dengan instalasipentanahan pada switch yard.

    a Menghubungkan badan panel-panel listrik di dalam gedung dengan instalasig g p p g g gpentanahan.

    58

  • 4.9. PEMASANGAN PANEL AC/ DC DAN BATTERY

    a Memasang dudukan panel AC/ DC dan Battery.

    a Memasang panel-panel di atas dudukan (pondasi) yang telah ditentukan.g p p (p ) y g

    a Memasang pengikat panel dengan posisi dudukan, dengan menggunakan bolt &nut atau di las.

    a Memasang dudukan Battery pada tempat yang telah disediakan.

    a Memasang (merangkai) Battery dengan hubungan seri di atas dudukannya dana Memasang (merangkai) Battery dengan hubungan seri di atas dudukannya danmemasang kabel penghubung dari panel DC ke kutub posistip dan negatip.

    a Mengisi Battery dengan larutan elektrolit, sesuai dengan ketentuan teknis yangditentukan.

    a Mengisi (to charge) Battery dengan menggunakan Battery Charger, sesuaidengan kapasitas Batterydengan kapasitas Battery.

    59

  • 4.10. PENGGELARAN (PENARIKAN) KABEL KONTROL DAN PENGKABELAN (WIRING)

    a Menggelar kabel pada got kabel (cable duct) sesuai dengan petunjukyang telah ditentukan :9 Sebelum penggelaran kabel dilaksanakan, harus terlebih dahulu diketahuip gg

    ukuran, jumlah dan panjang kabel yang akan digelar.9 Ukuran kabel tidak boleh terlalu pendek, penyambungan kabel sedapat

    mungkin dihindari karena untuk penyambungan dengan jointing diperlukanbiaya yang cukup besar. Dalam hal tertentu penyambungan kabeltidak bisa diterima oleh Pemberi Kerja.

    9 Jika ukuran kabel terlalu panjang, maka terjadi pemborosan dan bisaterjadi untuk pengkabelan yang lain mengalami kekuranganterjadi untuk pengkabelan yang lain mengalami kekurangan.

    a Memberi tanda sementara pada kabel-kabel yang telah digelar, agarpada saat penyambungan (connecting ) antar peralatan dan pada terminalpada saat penyambungan (connecting ) antar peralatan dan pada terminalperalatan lebih mudah dan tidak terjadi kesalahan.

    a Membuat lobang lobang diplat dasar panel untuk letak Cable Glanda Membuat lobang-lobang diplat dasar panel, untuk letak Cable Gland,selanjutnya memasukkan kabel dari panel yang satu ke panel lainnya

    60

  • Lanjutan 4.10.

    a Wiring antar peralatan, yang meliputi dan dengan ketentuan :9 Wiring antar peralatan yang ada di switch yard dengan peralatan

    yang ada di gedung kontrol.y g g g

    9 Wiring antar peralatan yang ada di switch yard dengan peralatanlainnya yang ada di switch yard.

    9 Wiring antar peralatan yang ada di gedung kontrol dengan peralatanWiring antar peralatan yang ada di gedung kontrol dengan peralatanlainnya yang ada di gedung kontrol.

    9 Ujung-ujung kabel tersebut dihubungkan dengan sepatu kabel (cableschoen), selanjutnya di klem di terminal-terminal peralatan.schoen), selanjutnya di klem di terminal terminal peralatan.

    9 Mengingat jumlah kode dalam kabel kontrol dan jumlah kabel kontrol yangdipasang cukup banyak, harus diberi tanda atau kode tertentu, agar tidakbingung dan tidak terjadi kesalahan.g g j

    9 Pada saat wiring dan connecting digunakan peralatan komunikasihandy talky (HT).

    9 Wiring harus berpedoman dan mengikuti petunjuk yang telah ditentukan,Wiring harus berpedoman dan mengikuti petunjuk yang telah ditentukan,yang biasanya kita sebut cable schedule.

    61

  • 4.11. PEKERJAAN PENINGKATAN KAPASITAS (UP - RATING) GARDU INDUK

    a Pada daerah-daerah yang merupakan pusat-pusat beban, seiring denganbertambahnya (berkembangnya) penduduk dan pemukiman, juga adanyapertumbuhan dunia usaha/ dunia industri, maka akan terjadi penambahanbeban listrikbeban listrik.

    a Jika pertambahan beban sangat besar dan kondisi GI yang ada tidakmemungkinkan ditingkatkan kapasitasnya, maka harus dibangun GI baru yangg g p y , g y g

    mampu memenuhi kebutuhan beban.

    a Jika GI yang ada masih memiliki area tanah yang memungkinkan untukpeningkatan kapasitas GI maka bisa dilakukan peningkatan kapasitas GIpeningkatan kapasitas GI, maka bisa dilakukan peningkatan kapasitas GI,yang biasa disebut dengan Up rating, dengan cara :9 Mengganti Transformator Daya dan komponen lainnya, dari kapasitas

    yang kecil menjadi kapasitas yang lebih besar. Jika kemampuan busbarnyatid k k i h dil k k d t i b btidak mencukupi, harus dilakukan reconductoring busbar.

    9 Menambah Transformator Bay (pemasangan Transformator Daya)baru, beserta komponen lainnya.

    9 Penambahan TR Bay baru diikuti dengan penambahan Transmission Line9 Penambahan TR Bay baru diikuti dengan penambahan Transmission LineBay (TL Bay) baru.

    62

  • Lanjutan 4.11.

    a Up-rating GI banyak dilakukan di Indonesia, karena pada umumnya GI-GI yangada telah direncanakan untuk mampu dikembangkan (ditingkatkan)kapasitasnya sehingga area tanahnya telah disiapkan untuk mampukapasitasnya, sehingga area tanahnya telah disiapkan untuk mampumemenuhi peningkatan kapasitas GI dalam kurun waktu tertentu.

    a Pekerjaan up-rating atau perluasan (peningkatan) kapasitas GI,dikategorikan dengan pekerjaan pada kondisi khusus.

    a Pekerjaan pada kondisi khusus yang dimaksudkan disini adalah, pada saatmelaksanakan pekerjaan harus dilakukan di daerah dan dalam kondisitempat kerja bertegangan.tempat kerja bertegangan.

    a Pada saat pelaksanaan pekerjaan berlangsung, gardu induk lama harus tetapb k j d lbekerja dengan normal.

    63

  • Lanjutan 4.11.

    a Beberapa hal yang perlu diketahui dan diperhatikan pada pekerjaan up-rating Gardu Induk :g

    9 Dalam merencanakan perluasan dan melaksanakan pekerjaan up-rating harus dipertimbangkan agar jangan sampai terjadi pemadaman.

    9 Jika terpaksa terjadi pemadaman , maka tidak boleh terlalu lama.9 Terjadinya pemadaman akan menyebabkan kerugian pada pelanggan,

    citra PLN menurun, losses daya listrik meningkat dan daya listrik tidak

    terjual.

    9 Dalam melaksanakan pekerjaan up-rating GI harus benar-benar teliti danhati-hati, karena tidak boleh mengganggu dan menyebabkan timbulnya

    gangguan pada gardu induk eksisting yang sedang beroperasigangguan pada gardu induk eksisting yang sedang beroperasi.

    64

  • 4.12. TAHAPAN DAN RUANG LINGKUP PEKERJAAN UP-RATING GARDU INDUK

    a Mempersiapkan gambar-gambar pelaksanaan time schedule dan kurva S dia Mempersiapkan gambar gambar pelaksanaan, time schedule dan kurva S dilokasi pekerjaan.

    a Menyediakan peralatan kerja yang sesuai dan memadai, karena padaumumnya areal (lokasi) pekerjaan yang sangat sempit dan padadaerahy ( ) p j y g g p pbertegangan.

    a Intensifikasi pengawasan dan pengkoordinasian yang ketat terhadapsemua pihak yang terlibat dalam pelaksanaan pekerjaan, khususnyapengawasan terhadap pekerja di lapanganpengawasan terhadap pekerja di lapangan.

    a Menginventarisir dan mengetahui dengan pasti tentang pekerjaan-pekerjaanyang akan dilaksanakan, yang meliputi :9 Pekerjaan sipil dan mekanikal : galian tanah pondasi peralatan pondasi9 Pekerjaan sipil dan mekanikal : galian tanah, pondasi, peralatan, pondasi

    serandang post, cable duct, perluasan gedung kontrol, erection serandang(peralatan, post/beam), urug balik tanah, dan lain-lain.

    9 Pekerjaan listrik : pemasangan/ penggantian trafo dan komponenlainnya pada switch yard pemasangan panel atau cubicle tambahanlainnya pada switch yard, pemasangan panel atau cubicle tambahan,penarikan kabel power dan kabel kontrol, pemasangan busbar, pengkabelan(wiring) antar peralatan, dan lain sebagainya.

    a Pada saat melaksnakan pekerjaan di bawah daerah yang bertegangan,p j y g g gharus diperhatikan benar jarak bebas (clearance) antara peralatan kerja danpara pekerja terhadap peralatan yang bertegangan tersebut.

    65

  • Lanjutan 4.12.

    a Dalam kondisi dimana harus melaksanakan pekerjaan penyambungana Dalam kondisi dimana harus melaksanakan pekerjaan penyambungan(connecting) dengan gardu induk lama, harus diperhatikan dan dipenuhibeberapa hal sebagai berikut :9 Harus ada rencana kerja yang matang , khususnya menyangkut masalah

    keselamatan dan ketepatan memperhitungkan waktu pelaksanaankeselamatan dan ketepatan memperhitungkan waktu pelaksanaanpekerjaan.

    9 Setiap rencana dan setiap akan melaksanakan pekerjaan, harusdikonsultasikan dan dikoordinasikan dengan pihak PLN, karena hal iniumumnya menyangkut pemadamanumumnya menyangkut pemadaman.

    9 Jika terjadi pemadaman, maka sebelum diadakan penyambunganharus diketanahkan terlebih dahulu bagian-bagian yang tadinya bertegangan(beroperasi).

    a Beberapa contoh tentang pekerjaan up-rating gardu induk :9 Penggantian Tranformator Daya dari kapasitas 10 MW menjadi 30 MW,dari 30 MW menjadi 60 MW atau 100 MW, dari 60 MW menjadi 100 MW.j , j9 Penambahan Transformator Bay (TR Bay), dari 1 TR Bay menjadi 2 TR Bay

    dan seterusnya.9 Penggantian dan penambahan Transformator Daya tersebut tentu

    dibarengi perubahan dan penambahan komponen-komponen lainnyadibarengi perubahan dan penambahan komponen komponen lainnya,yang kapasitasnya sesuai dengan kapasitas Transformator Daya tersebut.

    66

  • 4.13. PEKERJAAN FINISHING

    a Pekerjaan finishing dilakukan setelah semua pekerjaan selesai dikerjakan,sehingga dapat diketahui apabila terdapat kekurangan atau kesalahan.

    a Melaksanakan pengecekan terhadap semua pekerjaan yang telah selesaidikerjakan.

    a Melaksanakan perbaikan dan penyempurnaan terhadap pekerjaan yangsalah, yang tidak sesuai dengan bestek, atau yang kurang sempurna.

    a Pengencangan (pengerasan) bolt & nut, sekrup-sekrup dan settingpada semua peralatan maupun serandang yang telah terpasang.

    a Membersihkan lokasi pekerjaan dari sisa-sisa dan potongan-potonganmaterial, kupasan kabel dan kotoran (limbah) lainnya.

    a Melaksanakan retour material ke gudang PLN.

    67

  • Lanjutan 4.13.

    a Menyiapkan laporan akhir ke PLN tentang pekerjaan yang telah diselesaikan,antara lain terdiri dari :

    9 Laporan harian.9 Laporan mingguan.9 Laporan bulanan.9 Progress phisik 100 %9 Progress phisik 100 %.9 Asbulit Drawing.9 Cable Schedule.9 Dan lain sebagainya.

    a Menyiapkan Testing dan Komisioning.

    a Setelah pekerjaan finishing diselesaikan, pengawas PLN melakukan pengecekanterhadap semua pekerjaan, Jika masih terdapat kekurangan yang sifatnya tidak

    i i (k k k il) d tid k i k kprinsip (kekurangan kecil) dan tidak mengganggu pengoperasian, kekurangantersebut dimasukkan ke dalam pending item

    68

  • BAB VCOMISSIONING TEST &COMISSIONING TEST &

    PENGOPERASIAN

  • 5.1. PENGERTIAN COMMISIONING TEST

    a P k j i t l i li t ik t l h l i dik j k d k di ika Pekerjaan instalasi listrik yang telah selesai dikerjakan dan akan dioperasikan,tidak serta merta langsung boleh dioperasikan. Sebelum dan pada saat akandioperasikan harus diyakini terlebih dahulu bahwa instalasi listrik tersebut benar-benar aman untuk dioperasikan.p

    a Untuk meyakini bahwa instalasi listrik telah benar-benar aman dioperasikan,keberadaannya harus telah memenuhi persyaratan dan ketentuan teknis yangberlaku.berlaku.

    a Apakah instalasi listrik telah memenuhi persyaratan dan ketentuan yangberlaku, harus dilakukan pemeriksaan dan pengujian atau commisoning test.

    a Secara umum pengertian Commisioning Test adalah :9 Serangkaian kegiatan pemeriksaan dan pengujian instalasi tenaga

    listrik yang telah selesai dikerjakan dan akan diopersikan.9 Tujuannya adalah untuk meyakinkan bahwa instalasi yang diperiksa dan

    diuji, baik alat demi alat maupun sebagai sub sistem dan sistem,telah berfungsi semestinya dan memenuhi persyaratan kontrak, sehinggadinyatakan siap untuk dioperasikan dan secara resmi dapatdinyatakan siap untuk dioperasikan dan secara resmi dapatdiserahterimakan kepada Pemberi Kerja.

    69

  • Lanjutan 5.1.

    a Dengan Commisioning Test yang baik, maka diyakini bahwa instalasilistrik aman pada saat dioperasikan, yaitu aman bagi manusia, ternak,harta benda dan aman bagi instalasi listrik itu sendiri.

    a Ada dua kegiatan utama dalam pelaksanaan Commisioning Test, yaitu :pemeriksaan dan pengujian.

    a Untuk masing masingjenis pekerjaan instalasi listrik ruang lingkup yanga Untuk masing-masingjenis pekerjaan instalasi listrik, ruang lingkup yangdiperiksa dan diuji belum tentu sama (berbeda-beda), juga kriteria besaran ukurlistriknya belum tentu sama, misalnya :9 Ruang lingkup pemeriksaan pekerjaan instalasi Gardu Induk , tentuRuang lingkup pemeriksaan pekerjaan instalasi Gardu Induk , tentu

    tidak sama dengan ruang lingkup pemeriksaan pekerjaan instalasipemanfaatan. Begitu pula antara instalasi pembangkitan denganGardu Induk, tentu ada beberapa bagian yang diperiksa, tidak mengalamikesamaan dan seterusnyakesamaan, dan seterusnya.

    9 Pengujian tahanan pembumian pada Gardu Induk, belum tentu samadengan tahanan pembumian pada instalasi pemanfaatan.

    9 Untuk pengujian tahanan isolasi kabel maka semua jenis kabel yang9 Untuk pengujian tahanan isolasi kabel, maka semua jenis kabel yangdipasang di berbagai instalasi listrik, ketentuannya adalah sama.

    70

  • 5.2. RUANG LINGKUP COMMISIONING TEST

    a P ika Pemeriksaan :Merupakan bagian dari Commisioning Test, dengan cara melihat langsungterhadap peralatan/ material maupun konstruksi instalasi listrik yang telahterpasang secara kasat mata dan atau melalui bantuan alat tertentu, misal :teropong Tetapi tidak menggunakan bantuan alat uji/alat ukurteropong. Tetapi tidak menggunakan bantuan alat uji/alat ukur.

    a Ada 2 (dua) jenis pemeriksaan, yaitu :9 Pemeriksaan sifat tampak (visual check).9 Pemeriksaan pemasangan atau rangkaian konstruksi9 Pemeriksaan pemasangan atau rangkaian konstruksi.

    a Pemeriksaan sifat tampak (visual check), yang meliputi :9 Pemeriksaan item per item alat/ barang/material yang telah terpasang.9 Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah alat/barang/material9 Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah alat/barang/material

    yang dipasang telah sesuai dengan spesifikasi dalam kontrak.9 Melihat apakah perlengkapan yang dipasang dalam kondisi baik,

    secara phisik tidak ada kelainan, tidak cacat phisik, tidak rusak, danlain-lain.

    a Pemeriksaan pemasangan (konstruksi) yang meliputi :9 Pemeriksaan rangkaian alat/barang/material yang telah terpasang.9 Tujuannya adalah mengetahui alat/ barang/material yang dipasang,j y g g y g p g

    apakah telah sesuai dengan gambar rencana maupun peraturan yang berlaku(SNI, LMK, PUIL, SPLN, dan lain sebagainya).

    71

  • Lanjutan 5.2.

    a Pengujian:Merupakan bagian dari Commissioning Test, dimana terhadap peralatan/ materialyang akan diuji tidak bisa dilihat secara kasat mata, sehingga harus diuji denganmenggunakan alat bantu (alat ukur)menggunakan alat bantu (alat ukur).

    a Beberapa jenis pengujian, antara lain : pengujian individual, pengujian atauk t h b i ji t ti i ji i tpengukuran tahanan pembumian, pengujian tegangan tinggi, pengujian sistem

    pengaman/ kontrol.

    a Pengujian Individual :9 Pengujian untuk mencocokkan kesesuaian karakteristik dan rujukan, atau9 Pengujian untuk mengetahui apakah kondisi peralatan telah berfungsi dengan

    baik atau tidakbaik atau tidak.

    a Pengujian atau Pengukuran Tahanan Pembumian :Untuk mengetahui apakah nila tahanan pembumian telah memenuhi standar(ketentuan yang berlaku).

    72

  • Lanjutan 5.2.

    a Pengujian Tegangan Tinggi (Dielectric Test) :Untuk menilai keadaan isolasi dari perlengkapan atau komponen instalasi yangdirakit atau mengalami pekerjaan di lapangan.

    a Pengujian sistem pengaman dan kontrol (Protection & Control) :Untuk meyakinkan apakah peralatan pengaman dan kontrol telah berfungsiUntuk meyakinkan apakah peralatan pengaman dan kontrol telah berfungsidengan baik secara sistem.

    a Tahapan pengujian instalasi listrik meliputi :9 Pengujian individual.9 Pengujian sub sistem.g j9 Pengujian sistem keseluruhan.9 Pengujian tanpa beban.9 Pengujian berbeban.Pengujian berbeban.9 Dan lain sebagainya, tergantung jenis instalasi listriknya.

    73

  • 5.3. COMMISSIONING TEST PADA GARDU INDUK

    a Melaksanakan pengecekan masing-masing komponen/ material/ barang, apakahtelah sesuai dengan kontrak, telah terpasang dengan baik dan tidak terdapatkerusakan.

    a Melaksanakan pengetesan (uji kebenaran) dari komponen yang telah terpasang,apakah bisa bekerja dengan baik atau tidak. Komponen tersebut antara lain : on-off CB dan DS, motor-motor listrik, tap changer, fan trafo, rangkaian AC/DC,meter-meter, alat pengaman listrik, dan lain-lain.

    a Melaksanakan pengetesan terhadap kemampuan masing-masing peralatan padasaat beroperasi secara terpisah (individual test) maupun bersama sama atauterpadu (integrated) dan dalam satu sub sistem serta secara sistem keseluruhan.

    a Melaksanakan pengetesan terhadap penampilan unjuk kerja (perfomance test)sesungguhnya dari Gardu Induk yang telah dibangun, apakah telah sesuaisesungguhnya dari Gardu Induk yang telah dibangun, apakah telah sesuaidengan sertifikasi dalam kontrak dan telah siap untuk dioperasikan.

    74

  • 5.4. PENGOPERASIAN GARDU INDUK

    a Apabila tahap Commissioning Test telah dilaksanakan dan diselesaikan dengana Apabila tahap Commissioning Test telah dilaksanakan dan diselesaikan denganbaik serta memenuhi ketentuan yang berlaku, maka Gardu Induk telah siapuntuk dioperasikan.

    a D l i G d I d k i i lib tk b k ih k k i ta Dalam pengoperasian Gardu Induk ini melibatkan banyak pihak, karena sistemterintegrasi menjadi satu dengan sub sistem dan sistem yang lain.

    a Pihak-pihak yang terlibat dalam pengoperasian, antara lain :a Pihak pihak yang terlibat dalam pengoperasian, antara lain :9 Pihak Pemberi Kerja (Pengguna Jasa).9 PT. PLN (Persero) Jasa Sertifikasi, dalam hal ini bertanggung jawab terhadap

    kelaikan pengoperasian awal Gardu Induk.9 Pihak PT. PLN (perseo) Distribusi atau Wilayah setempat, kalau ada

    hubungannya dengan penyulang (feeder).9 Pihak Kontraktor yang mengerjakan Gardu Induk.9 Jika diperlukan juga dilibatkan pihak Pabrikan misal : Pabrikan Trafo CB9 Jika diperlukan, juga dilibatkan pihak Pabrikan, misal : Pabrikan Trafo, CB,

    DS, Cubicle, Panel Kontrol, Panel Relay, dan lain-lain.

    a Dengan dilibatkannya berbagai pihak terkait, maka jika terjadi permasalahan(misalnya : ada komponen yang tidak dapat bekerja dengan baik), segera dapatdiatasi (diperbaiki).

    75

  • BAB VISERAH TERIMA PEKERJAAN &SERAH TERIMA PEKERJAAN &

    PENGOPERASIAN

  • 6.1. SERAH TERIMA PERTAMA

    a Setelah Gardu Induk beroperasi dengan baik, maka pekerjaan tersebut dapatdinyatakan selesai, sehingga dapat dilaksanakan serah terima pekerjaan (serahterima pertama).

    a Dengan dilaksanakannya serah terima pertama ini, berarti phisik pekerjaan telahmencapai 100 % (seratus persen). Tetapi pada umumnya pembayaran termijnh dib ik 95% d i t t l il i k t khanya diberikan 95% dari total nilai kontrak.

    a Pada saat serah terima pertama ini, pelaksana pekerjaan (Kontraktor) masihi t k j k dil k k (jik t d tmempunyai tanggungan pekerjaan yang akan dilaksanakan (jika terdapat

    kekurangan yang tidak signifikan) selama masa pemeliharaan.

    a S l j t K t kt b k jib b ik J i P liha Selanjutnya Kontraktor berkewajiban memberikan Jaminan Pemeliharaan yangberupa Bank Garansi (Garansi Bank).

    a K k ( i ) k j dib tk B it A d l b t k P dia Kekurangan (sisa) pekerjaan dibuatkan Berita Acara dalam bentuk PendingItem pekerjaan.

    76

  • 6.2. MASA PEMELIHARAAN

    a Y di k d lih d l h t i d kt t t ta Yang dimaksud masa pemeliharaan adalah masa atau periode waktu tertentudimana Kontraktor harus melakukan pemeliharaan terhadap pekerjaan yangtelah.

    a Pada masa pemeliharaan ini ada beberapa pekerjaan yang diperbolehkan masuka Pada masa pemeliharaan ini, ada beberapa pekerjaan yang diperbolehkan masukdalam Pending Item, antara lain :9 Membersihkan lokasi Gardu Induk dari limbah (sisa-sisa) kecil material

    (potongan kabel, merapikan tanah, dan lain-lain).(p g p )9 Pengembalian kembali (retour) material milik Pemberi Kerja (PLN), ke gudang

    PLN.9 Pembuatan Asbuilt Drawing.9 Pembuatan/ penyelesaian Cable Schedule.9 Penyambungan (Connecting) Outdoor Termination ke JTM (ini dilaksanakan

    apabila pada Serah Terima Pertama, JTM belum siap).9 Pekerjaan lain yang disebabkan oleh ketidaksiapan pihak Pemberi Kerja dan

    bukan karena ketidaksiapan Kontraktor.

    a L ( kt ) lih 1 b l 3 b l 6 b l d ta Lamanya (waktu) pemeliharaan : 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan dan seterusnya,tergantung kesepakatan awal dalam kontrak.

    77

  • 6.3. SERAH TERIMA KEDUA

    a Apabila masa pemeliharaan (garansi) telah dilampaui dan sisa pekerjaan selamamasa pemeliharaan telah diselesaikan dengan baik, maka dapat dilaksanakanpenyerahan pekerjaan kedua (Serah Terima Kedua).

    a Dengan dilaksanakannya Serah Terima Kedua, maka hubungan kontraktualantara Pemberi Kerja (PLN) dengan Kontraktor telah berakhir.

    a Catatan :a Catatan :9 Meskipun secara legal aspect seharusnya hubungan kontraktual berakhir,

    kenyataannya Kontraktor masih harus memberikan jaminan terhadapPeralatan/ Material yang terpasang.

    9 Pada umumnya jaminan diberikan selama 1 (satu) tahun sejak Serah Terima9 Pada umumnya jaminan diberikan selama 1 (satu) tahun sejak Serah TerimaKedua.

    9 Jaminan yang diberikan berupa Jaminan Bank (Bank Garansi).9 Jadi kalau ada kerusakan peralatan/ material yang disebabkan bukan karena

    kesalahan operasi atau bencana alam maka pihak Kontraktor masihkesalahan operasi atau bencana alam, maka pihak Kontraktor masihberkewajiban memperbaikinya.

    a Dengan telah dilaksanakannya Serah Terima Kedua, maka pembayaran retensiebe 5% (lim pe en) dil k n k n (dib k n)sebesar 5% (lima persen) dilaksanakan (dibayarkan).

    78

  • BAB VIIPELAKSANAANPELAKSANAAN

    PEMBANGUNAN GARDU INDUK DALAM GAMBAR

  • 7.1. TRANSFORMATOR DAYA PADA GIS

    Transformator Daya pada GIS ditempatkan di luar gedung (luar ruangan)Transformator Daya pada GIS ditempatkan di luar gedung (luar ruangan)

    79

  • 7.2. PERALATAN UTAMA PADA GIS

    Peralatan utama pada GIS berada pada selubung logam tertutup rapat.Peralatan utama pada GIS berada pada selubung logam tertutup rapat.Sebagai media isolasi digunakan Gas SF 6

    80

  • 7.3. GALIAN TANAH UNTUK PONDASI PERALATAN

    Galian tanah didahului dengan uitzet dan pematokan.g pPada satu uitzet dan pematokan harus dilakukan secara cermat dan teliti,Agar posisi lubang peralatan tepat sesuai posisi angker yang terpasang.

    81

  • 7.4. PEMBESIAN DAN COR PONDASI PERALATAN

    Komposisi beton harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku.p g y gNilai kekuatan beton ditentukan dengan nilai K 175, K 225, K 350 dan seterusnya,

    Tegantung jenis pondasi dan peralatan yang dipasang.82

  • 7.5. PEMBUATAN GOT KABEL (CABLE DUCT)

    Got kabel terdiri dari berbagai dimensi, misal : D-250, D-300, D-400, g , , , ,D-600, D-900, D-1200 dan seterusnya.

    83

  • 7.6. ERECTION SERANDANG POST DAN BEAM

    Posisi angker dan lubang lubang harus presisi, sehingga erectiong g g p , ggdapat dilaksanakan dengan mudah

    84

  • 7.7. ERECTION SERANDANG PERALATAN

    Dudukan (plendes) peralatan harus tepat, karena adanya selisih beberapa(p ) p p , y pmilimeter akan mengakibatkan kesulitan pemasangan peralatan.

    85

  • 7.8. PENGGESERAN TRANSFORMATOR DAYA

    Dalam menggeser diperlukan kehati-hatian, jangan sampai Trafo mengalamigg p , j g p gkemiringan yang terlalu ekstrim. Harus menggunakan perlengkapan kerja

    yang tepat dan memadai.86

  • 7.9. ASSEMBLING TRAFO ( PEMASASANGAN SIRIP RADIATOR)

    Hati-hati, jangan sampai terjadi benturan. Jika penyok akan berakibat terhadap, j g p j p y pproses isolasi dan pendinginan tidak maksimal

    87

  • 7.10. ASSEMBLING TRAFO ( PEMASANGAN CONSERVATOR)

    Sealing konservator harus terpasang dengan baik, agar tidak terjadig p g g , g jkebocoran minyak trafo

    88

  • 7.11. ASSEMBLING TRAFO (PEMASANGAN TAP CHANGER)

    Connecting dengan body trafo haus benar-benar tepat dan kuat.

    89

  • 7.12. ASSEMBLING TRAFO (PEMASANGAN PIPA-PIPA)

    Sealing/ packing harus terpasang dengan baik.

    90

  • 7.13. ASSEMBLING TRAFO (PEMASANGAN BUSHING DAN CONNECTING)

    Isolasi bushing terbuat dari porselin yang mudah pecah, harus dijagag p y g p , j gjangan terjadi benturan pada saat handling.

    91

  • 7.14. ASSEMBLING TRAFO (PEMASANGAN METER-METER)

    Karena pada umumnya meter-meter sangat presisi dan sensitif, pada p y g p , psaat handling dan installing harus dilakukan dengan hati-hati.

    92

  • 7.15. INTERNAL DAN EKSTERNAL WIRING TRANSFORMATOR DAYA

    Mengingat jumlah kabel yang banyak, tiap-tiap kabel harus diberig g j y g y , p ppenandaan, sehingga tidak terjadi kesalahan penyambungan (connecting).

    93

  • 7.16. FILTERING MINYAK TRAFO

    J j i d k t d i k k d l i k t fJaga jangan sampai ada kotoran dan air yang masuk ke dalam minyak trafo

    94

  • 7.17. PEMASANGAN DISCONNECTING SWITCH (DS)

    95

    Pisau-pisau antar DS harus bisa terhubung dengan baik dan kuat, sehinggatidak terjadi loncatan bunga api.

  • 7.18. PEMASANGAN CIRCUIT BREAKER (CB)

    Posisi CB dan box CB harus tepatPosisi CB dan box CB harus tepat

    96

  • 7.19. PEMASANGAN NEUTRAL CURRENT TRANSFORMER (NCT)

    Connecting ke trafo harus benar-benar baik (terhubung/ tersambung dengan baik)

    97

  • 7.20. PEMASANGAN CURRENT TRANSFORMER (CT)

    Jaga jangan sampai ada isolator yang pecah

    98

  • 7.21. PEMASANGAN LIGHTNING ARRESTER (LA)

    99

    Jaga jangan sampai ada isolator yang pecah

  • 7.22. PEMASANGAN BLOCKING CELL

    Jaga jangan sampai ada isolato ang pecah dan si ip si ip blocking coil tidak bolehJaga jangan sampai ada isolator yang pecah dan sirip-sirip blocking coil tidak boleh penyok

    100

  • 7.23. PEMASANGAN CAPASITOR VOLTAGE TRANSFORMER (CVT)

    Hati-hati pada saat handlingHati-hati pada saat handling

    101

  • 7.24. PEMASANGAN NEUTRAL GROUNDING RESISTANCE (NGR)

    Penyambungan (connecting) antara trafo dan NGR harus benar-benar baik dan kuatPenyambungan (connecting) antara trafo dan NGR harus benar-benar baik dan kuat (terhubung/ tersambung dengan baik).

    102

  • 7.25. PEMASANGAN PANEL - PANEL

    Hati-hati, pada saat handling, karena komponen pada panel sangat sensitif & presisi

    103

  • 7.26. PEMASANGAN CUBICLE

    K itifit k d C bi l k d t h dli hKarena sensitifitas komponen pada Cubicle, maka pada saat handling harus dilakukan dengan hati-hati.

    104

  • 7.27. PENGGELARAN KABEL POWER (POWER CABLE)

    Sebelum dipasang/ digelar, harus dicek terlebih dahulu keadaan kabel baik secara phisik maupun karakteristik.

    Kabel harus benar-bena dalam keadaan baikKabel harus benar-bena dalam keadaan baik.Penggelaran/ penarikan harus dilakukan dengan baik, jangan sampai kabel

    rusak./ cacat karena proses penggelaran/penarikan 105

  • 7.28. PEMASANGAN BUSBAR & INSULATOR STRING & FITTING

    Andongan (sagging) harus diperhitungkan secara cermat.

    106

  • 7.29. PANEGGELARAN DAN PENARIKAN KABEL KONTROL

    J l b i d (k d ) d i i k b l hiJangan lupa memberi penandaan (kode) pada masing-masing kabel, sehingga tidak terjadi kesalahan pada saat menghubungkan (connecting).

    107

  • 7.30. CABLE HEAD POWER KE ARAH TRANSFORMER DAYA

    P t i ti d b k t i l t f hPemasangan termination dan penyambungan ke terminal trafo harus dilakukan tenaga kerja yang kompeten serta mengikuti ketentuan dan

    urutan yang ditetapkan108

  • 7.31. PEMASANGAN GROUNDING PERALATAN

    H di i d k t t d hi t hHarus dipasang sesuai dengan ketentuan yang ada, sehingga tahananpembumian memenuhi persyaratan minimal yang berlaku.

    109

  • 7.32. KAWAT PENTANAHAN (GROUND WIRE)

    Mengingat fungsinya yang sangat penting sambungan-sambungan ground wireMengingat fungsinya yang sangat penting, sambungan-sambungan ground wireke komponen lain, harus benar-benar baik dan kuat.

    110

  • 7.33. WIRING ANTAR PERALATAN

    Jangan lupa memberi penandaan pada masing-masing kabel, sehingga pada saat menyambung/ menghubungkan (connecting) antara peralatan tidak

    terjadi kesalahan. 111

  • 7.34. PEMASANGAN KONDUKTOR KE TERMINAL PERALATAN

    Penjumperan harus baik dan kuat

    112

  • BAB VIIIASPEK PENDUKUNGASPEK PENDUKUNG

  • 8.1. ASPEK MANAJEMEN

    a Dalam mengerjakan pembangunan Gardu Induk pasti melibatkan banyak pihaka Dalam mengerjakan pembangunan Gardu Induk, pasti melibatkan banyak pihak,antara lain :9 Kontraktor Listrik selaku pelaksana pembangunan.9 Pemberi kerja atau pengguna (PLN).9 I t i t t di G d I d k t b t b d9 Instansi setempat dimana Gardu Induk tersebut berada.9 Pabrikan/ Distributor/ Supplier Komponen listrik.9 Importir yang bertugas memasukkan komponen listrik.9 Supllier bahan bangunan (semen, pasir, tanah urug, besi beton, dan lainp g ( , p , g, ,

    sebagainya).9 Supllier/ Fabrikator besi untuk serandang.9 Transportir yang akan mengangkut kebutuhan/ peralatan/ material Gardu

    Induk.du9 Dan lain sebagainya.

    a Agar pekerjaan berjalan dengan lancar, tertib, aman dan selesai tepat waktu,maka aspek manajemen menjadi sangat penting untuk ditangani dengan sebaik-maka aspek manajemen menjadi sangat penting untuk ditangani dengan sebaikbaiknya.

    a Kontraktor listrik harus mampu memngkoordinasikan semua pihak tersebutdengan sebaik-baiknya dan harus mengetahui serta melaksanakan setiapdengan sebaik-baiknya dan harus mengetahui serta melaksanakan setiaptahapan pekerjaan tepat waktu dan tepat sasaran.

    113

  • Lanjutan 8.1.

    a Jenis dan ruang lingkup aktifitas yang harus dilakukan antara lain : :a Jenis dan ruang lingkup aktifitas yang harus dilakukan, antara lain : :9 Administrasi : Pengurusan ijin-ijin. Administrasi keuangan (pembuatan jaminan uang muka, jaminan

    l k j i lih d l i l i )pelaksanaan, jaminan pemeliharaan, dan lain lain).9 Keuangan (pembayaran komponen/ peralatan/ bahan/ material).9 Administrasi teknik (pembuatan Kurva S, Time Schedule, Format Schedule,

    Asbuilt Drawing, dan lain-lain).9 Pelaksanaan phisik pekerjaan sejak dimulainya pekerjaan sampai serah

    terima pekerjaan.9 Keamanan dan keselamatan pekerja maupun pekerjaan.9 Dan lain sebagainya.a a sebaga ya

    a Salah satu aspek manajemen yang cukup penting dan harus dipenuhi, adalahpembuatan Network Planning, sehingga :9 Alur dan proses pekerjaan dapat diketahui dengan mudah9 Alur dan proses pekerjaan dapat diketahui dengan mudah.9 Semua jenis dan ruang lingkup pekerjaan yang ada dapat dilaksanakan sesuai

    dengan jadual yang telah dibuat.9 Pengkoordinasian pekerjaan dapat dilaksanakan dengan baik.9 Peke jaan dapat diselesaikan tepat akt dengan hasil ang mem askan9 Pekerjaan dapat diselesaikan tepat waktu dengan hasil yang memuaskan.

    114

  • 8.2. KRITERIA KONTRAKTOR LISTRIK

    a Usaha jasa konstruksi terdiri dari 5 (lima) bidang yaitu ASMET (Arsitektural Sipila Usaha jasa konstruksi terdiri dari 5 (lima) bidang, yaitu ASMET (Arsitektural, Sipil,Mekanikal, Elektrikal dan Tata Lingkungan), bidang elektrikal memiliki kekhasandan kekhususan dibanding yang lain.

    a Khusus untuk bidang Elektrikal selain harus mengacu pada UU 18/ 1999 jugaa Khusus untuk bidang Elektrikal, selain harus mengacu pada UU 18/ 1999, jugaharus mengacu pada UU 15/ 1985 tentang Ketenagalistrikan.

    a Bidang Elektrikal selain sangat spesifik, juga memiliki resiko tinggi.

    a Kriteria Kontraktor Listrik yang menjadi pelaksana pekerjaan Gardu Induk, antaralain :9 Memiliki Sertifikat Badan Usaha (SBU) yang sesuai dengan klasifikasi dan

    k lifik i k j dik j kkualifikasi pekerjaan yang dikerjakan.9 Harus memiliki pengalaman pekerjaan sejenis dengan pekerjaan yang

    dikerjakan.9 Memiliki personil (tenaga kerja) yang berpengalaman dalam melaksanakan

    k d d kpekerjaan Gardu Induk.9 Memiliki Penanggung Jawab Teknik (PJT) yang bersertifikat Keahlian

    Kualifikasi Ahli Utama di bidang Teknik Tenaga Listrik.9 Memiliki peralatan kerja yang memadai, sesuai dengan pekerjaan yangp j y g , g p j y g

    ditangani.

    115

  • 8.3. KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

    a Aspek yang sangat penting yang harus dipenuhi dalam melaksanakan pekerjaan,adalah aspek kesehatan dan keselamatan kerja.

    a Apalagi untuk pekerjaan elektrikal yang beresiko tinggi, aspek K3 harus menjadiperhatian utama. Terlebih apabila melaksanakan pekerjaan pada lokasiGardu Induk Eksisting yang bertegangan, para personil (tenaga kerja) harusmendapatkan pelatihan khusus tentang K3.p p g

    a Untuk pelaksanaan pekerjaan Gardu Induk Eksisting, masalah K3 harus dipatuhisecara lebih ketat disamping itu yang harus diperhatikan dan dipenuhi :secara lebih ketat, disamping itu yang harus diperhatikan dan dipenuhi :9 Harus ada Supervisor yang khusus menangani dan mengkoordinasikan

    masalah K3.9 Setiap dan semua pekerjaan dalam pelaksanaannya harus berkoordinasi

    dengan Pengawas Pekerjaan (PLN)dengan Pengawas Pekerjaan (PLN).9 Di lokasi pekerjaan harus dipasang rambu-rambu tanda bahaya, sehingga

    pekerja tidak seenaknya berlalu lalang di lokasi tertentu yangmembahayakan.

    9 Harus disediakan alat keselamatan kerja yang lengkap9 Harus disediakan alat keselamatan kerja yang lengkap.9 Semua pihak harus mematuhi dan menjalankan peraturan K3 dengan baik.

    116