Upload
sintya-putry-puspitasari
View
233
Download
38
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Sistem Akuntansi. konsep dasar sistem
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.1.1 Definisi Sistem
Pada dasarnya suatu sitem adalah kelompok unsur yang erat berhubungan
dengan lainnya, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu.
Dari definisi ini dapat dirincikan lebih lanjut pengertian umum mengenai sistem
sebagai berikut:
1. Setiap sistem terdiri dari unsur-unsur
2. Unsur-unsur tersebut merupakan bagiian terpadu sistem yang bersangkutan
3. Unsur sistem tersebut bekerja sama untuk mencapai tujuan sistem
4. Suatu sistem merupakan bagian dari sistem lain yang lebih besar
Syarat -syarat sistem :
1. Sistem harus dibentuk untuk menyelesaikan tujuan
2. Elemen sistem harus mempunyai rencana yang ditetapkan
3. Adanya hubungan diantara elemen sistem
4. Unsur dasar dari proses (arus informasi, energi dan material) lebih penting dari
pada elemen sistem
5. Tujuan organisasi lebih penting dari pada tujuan elemen
Sistem mempunyai beberapa klasifikasi yang perlu kita ketahui agar dapat
mendifinisikan sebuah sistem tersebut antara lain ialah:
Sistem Abstrak dan Sistem Fisik
Sistem Deterministik dan Sistem Probabilistik
Sistem Tertutup dan Sistem Terbuka
Sistem Alamiah dan Sistem Buatan Manusia
Sistem Sederhana dan Sistem Komplek
1.1.2 Sistem Akuntansi
Akuntansi adalah suatu aktifitas jasa mengidentifikasikan, mengukur,
mengklasifikasikan dan mengikhtisarkan kejadian atau transaksi ekonomi yang
menghasilkan informasi kuantitatif terutama yang bersifat keuangan yang
digunakan dalam pengambilan keputusan. Dari pengertian akuntansi diatas, maka
akuntansi terdiri dari tiga aktifitas atau kegiatan utama, yaitu :
1. Aktifitas identifikasi yaitu engidentifikasikan transaksi-transaksi yang
terjadi dalam perusahaan.
2. Aktifitas pencatatan yaitu aktifitas yang dilakukan untuk mencatat
transaksi-transaksi yang telah diidentifikasi secara kronologis dan sistematis.
3. Aktifitas komunikasi yaitu aktifitas untuk mengkomunikasikan informasi
akuntansi dalam bentuk laporan keuangan kepada para pemakai laporan keuangan
atau pihak yang berkepentingan baik internal perusahaan maupun pihak eksternal.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Perlunya Pengembangan Sistem Akuntansi
Tujuan dari pengembangan sistem akuntansi adalah antara lain sebagai berikut:
a. Untuk menyediakan informasi bagi pengelolaan usaha baru
Kebutuhan pengembangan sistem akuntansi terjadi jika perusahaan baru
didirikan atau suatu perusahaan menciptakan usaha baru yang berbeda dengan
usaha yang telah dijalankan selama ini.
b. Untuk memperbaiki informasi yang dihasilkan oleh sistem yang
sudah ada, baik mengenai mutu, ketepatan penyajian, maupun
struktur infomasinya.
Adakala dimana sistem akuntansi berlaku tidak dapat memenuhi
kebutuhan manajemen, baik dalam hal mutu, ketepatan penyajian maupun struktur
informasi yang terdapat dalam laporan
c. Untuk memperbaiki pengendalian akuntansi dan pengecekan intern
Akuntansi merupakan alat pertanggungjawaban kekayaan suatu organisasi.
Pengembangan sistem akuntansi seringkali ditujukan untuk memperbaiki
perlindungan terhadap kekayaan organisasi sehingga pertanggungjawaban
terhadap penggunaan kekayaan organisasi dapat dilaksanakan dengan baik.
d. Untuk mengurangi biaya dalam penyelenggaraan catatan akuntansi
Pengembangan sistem akuntansi seringkali ditujukan untuk menghemat
biaya. informasi dapat disebut juga sebagai barang ekonomi, karena untuk
memperolehnya diperlukan pengorbanan sumber ekonomi yang lain. Oleh karena
itu dalam menghasilkan informasi perlu dipertimbangkan besarnya manfaat yang
diperoleh dengan pengorbanan yang dilakukan.
2.2 Prinsip Pengembangan Sistem Akuntansi
2.2.1 Prinsip umum pengembangan sistem akuntansi
Dalam penyusunan sistem akuntansi terdapat prinsip-prinsip umum,
seperti yang dikemukakan oleh La Midjan dan Azhar Susanto (2001:90) didalam
bukunya yang berjudul Sistem Informasi Akuntansi 1 adalah sebagai berikut :
1. Menganalisis struktur organisasi.
2. Menganalisis semua transaksi pada perusahaan secara harian maupun
bulanan.
3. Menganalisis pengendalian intern berdasarkan struktur organisasi, sistem
dan prosedut organisasi.
4. Kumpulan catatan berbagai transaksi dalam bentuk formulir, buku dan
catatan.
5. Menganalisis kegiatan internal cek (UJI COBA) struktur kegiatan
perusahaan.
6. Menganalisis berbagai laporan akuntansi keuangan untuk pihak ekstern
yang harus disiapkan dari catatan transaksi, demikian pula laporan
akuntansi manajemen untuk pihak intern.
7. Menetapkan secara terus menerus bagian pengawasan intern secara
periodik dan melakukan pengawasan ekstern yang diperlukan.
Dalam penyusunan sistem akuntansi terlebih dahulu dengan kegiatan
menganalisis sampai dengan melakukan pengawasan, yang dilakukan secara terus
menerus. Hal tersebut dilakukan agar dalam penyusunan sistem akuntansi dapat
berjalan lancar dengan ekeftif dan efisien.
2.3 Siklus Hidup Dalam Pengembangan Sistem Auntansi
Ada 3 alasan perlunya pengembangan sitem yang berkelanjutan :
1. Adanya perubahan yang tak dapat dihindari baik dalam perusahaan
maupun lingkungan perusahaan.
2. Munculnya kelemahan. Manajer baru dapat diangkat untuk memberikan
informasi yang lebih baik untuk pengambilan keputusan. Kelemahan ini
dapat diatasi melalui perbaikan sistem informasi.
3. Perbaikan dalam teknologi informasi dapat mengubah dengan segera
hardware dan software komputer yang usang.
2.4 Tujuan Pengembangan Sistem Akuntansi
Tujuan umum pengembangan sistem akuntansi menurut Mulyadi :
1. Untuk menyediakan informasi bagi pengelolaan kegiatan usaha baru.
2. Untuk memperbaiki informasi yang dihasilkan oleh sistem yang sudah
ada, baik mengenai mutu, ketepatan penyajian, maupun struktur
informasinya.
3. Untuk memperbaiki pengendalian akuntansi dan pengecekan intern yaitu
untuk memperbaiki tingkat keandalan (Reliability) informasi akuntansi
dan untuk menyediakan catatan lengkap mengenai pertanggungjawaban
dan perlindungan kekayaan perusahaan.
4. Untuk mengurangi biaya klerikal dalam penyelenggaraan catatan
akuntansi.
2.5 Pendekatan Pengembangan Sistem Akuntansi
1. Pendekatan Top-Down Versus Bottom-Up
Pendekatan top-down dimulai pada organisasi atas dengan keseluruhan tujuan dan
strategi. Keputusan yang ada diidentifikasikan untuk menentukan informasi yang
dibutuhkan. Top-down keseluruhan tujuan dan strategi dimulai dari atas
organisasi. Keputusan diidentifikasi untuk menentukan kebutuhan informasi.
Pendekatan ini sesuai untuk pengembangan sistem berorientasi keputuan seperti
decision support systems, executive information systems dan expert systems.
Pendekatan bottom-up dimulai dari bawah organisasi. Fokus pada sistem aplikasi
dan operasi individu. Sesuai untuk pengembangan sistem pemrosesan transaksi.
2. Pendekatan In-House Versus Outsourcing
Sistem pengembangan in-house adalah pendekatan outsourcing. Outsourcing
melibatkan semua aktivitas yang membutuhkan hardware dan software dan
pegawai sistem. Pendekatan in-house, aktivitas sistem informasi ditangani oleh
pihak intern perusahaan. Outsourcing ini dapat menjadi pendekatan yang atraktif.
Keuntungan outsourcing ini adalah :
1. Menghilangkan masalah yang berhubungan dengan frustasi yang disebabkan
oleh manajemen sistem informasi.
2. Menghilangkan atau mengurangi capital untuk fasilitas komputer dan
3. Dapat mengurangi costs operasi sistm informasi.
Kelemahan pendekatan ini adalah :
1. Perusahaan kehilangan tingkat pengendalian atas sistem informasi.
2. Perusahaan tidak dapat mengembangkan in-house expertise dalam manajemen
sistem informasi.
3. Dalam jangka panjang pendekatan ini tidak dapat merespon perubahan kondisi
dan sulit untuk memecahkannya
3. Pendekatan Reengineering
Memfokuskan pada proses operasional perusahaan. Melakukan pandangan
revolusioner yang berhubungan dengan mengapa proses diperlukan daripada
bagaimana proses ini dilakukan. Berubah secara radikal.
4. Pendekatan Prototyping
Bersifat revolusioner. Merupakan suatu proses pembelajaran dalam
pengembangan sistem. Memberikan perkiraan kasar mengenai desain akhir yang
diharapkan. Manfaatnya adalah sistem desain terbaru dapat dilakukan dengan
segera.
2.6 Metodologi Pengembangan Sistem Akuntansi
Definisi metodologi pengembangan sistemakuntansi menurut Mulyadi bahwa “
Metodologi pengembangan sistem adalah langkah-langkah yang dilalui oleh
analisis sistem dalam mengembangkan sistem informasi”.
2.6.1 Tahapan-tahapan dalam Pengembangan Sistem Akuntansi
Tahapan-tahapan dalam Pengembangan Sistem Akuntansi menurut Mulyadi :
Pengembangan Sistem Akuntansi dilaksanakan melalui tiga tahap sebagai berikut:
a. Analis Sistem
Analis sistem adalah seorang yang ahli yang mampu menyajikan berbagai
alternatif desain sistem informasi yang memungkinkan pemakai informasi
memilih antara berbagai desain yang ditawarkan oleh analis sistem.
Analisis sistem dapat dibagi menjadi empat tahap:
a) Analisis pendahuluan (preliminary analysis).
Dalam analisis pendahuluan sistem ini, analisis sistem mengumpulkan informasi
untuk memperoleh gambaran secara menyeluruh mengenai perusahaan kliennya.
Untuk ini analis sistem membuat work sheet atau check sheet untuk
mengumpulkan informasi yang dikumpulkan dalam analisis pendahuluan tersebut.
b) Penyusunan usulan pelaksanaan analisis sistem
Pelaksanaan analisis sistem direncanakan oleh analis sistem dalam suatu dokumen
tertulis yang disebut “Usulan pelaksanaan analisis sistem.”.
Digunakan untuk mempertemukan pikiran pemakai informasi dengan analis
sistem mengenai pekerjaan pengembangan sistem akuntansi yang akan
dilaksanakan oleh analis sistem untuk memenuhi kebutuhan pemakai informasi.
c) Pelaksanaan analisis sistem
Pelaksanaan analisis sistem didasarkan pada rencana kerja yang dituangkan dalam
“Usulan pelaksanaan Analisa Sistem”. Berikut contoh langkah-2nya:
- Analisis laporan yang dihasilkan sistem sekarang.
- Menganalisis transaksi.
- Mempelajari catatan pertama.
- Mempelajari catatn akhir
d) Penyusunan laporan hasil analisis sistem
Hasil akhir proses analis sistem disajikan oleh analis sistem dalam suatu laporan
ayng disebut “Laporan hasil analisis sistem”. Laporan ini merupakan dokumen
tertulis yang dibuat oleh analis sistem untuk diserahkan kepada pemakai
informasi.
b. Desain Sistem
Dalam tahap desain, analis sistem memberikan tiga macam dokumen tertulis yang
diserahkan kepada pemakai informasi:
a). usulan desain sistem secara garis besar
b). laporan final desain sistem secara garis besar
c). laporan final desain sistem secara rinci.
Berbagai dokumen tertulis terebut digunakan oleh analis sistem untuk menyajikan
dan menawarkan desain sistem bagi pemakai informasi.
Tahapan desain sistem dibagi menjadi lima tahap:
1). Desain sistem secara garis besar
2). Penyusunan usulan desain sistem secara garis besar
3). Evaluasi sistem
4). Penyusunan laporan final desain sistem secara garis besar.
5). Desain sistem secara rinci
6). Penyusunan Laporan final desain sistem secara rinci
c. Implementasi Sistem
Dalam tahap implementasi sistem, analis sistem membuat dokumen
tertulis yang disebut “Laporan Final Implementasi Sistem.” Laporan ini berisi dua
bagian: rencana implementasi sistem dan hasil implementasi sistem.
Perubahan sistem lama ke sistem baru memerlukan pendekatan konversi
tertentu. Terdapat empat pilihan utama pendekatan yang digunakan untuk
mengubah sistem lama ke sistem baru, yaitu :
1. Konversi langsung
Adalah implementasi sistem abru secara langsung dan mengehentikan segera
pemakaian sistem lama.
2. Konversi paralel
Adalah implementasi sistem baru secara bersamaan dengan pemakaian sistem
lama selama jangka waktu tertentu.
3. Konversi Modular
Sering disebut pendekatan pilot project, adalah implementasi sistem baru
ke dalam organisasi secara sebagian-sebagian.
4. Konversi Phase-In
Adalah mirip dengan konversi modular. Beda yang ada diantara keduanya adalah
terletak pada konversi modular membagi organisasi untuk implementasi sistem
baru, sedangkan pada konversi phase –in yang dibagi adalah sistemnya sendiri.
2.7 Analisis Sistem dan Pemrograman
Analisis dapat didefinisikan sebagai penguraian dari suatu system informasi yang
utuh kedalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk
mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan, kesempatan dan hambatan
yang terjadi sedangkan Analisis system adalah orang yang menganalisis sistem
dengan mempelajari masalah-masalah yang timbul dan menentukan kebutuhan-
kebutuhan pemakai serta mengidentifikasikan pemecahan yang beralasan.
Analisis sistem berbeda dengan pemogram. Pemogram (programmer) adalah
orang yang menulis kode program untuk suatu aplikasi tertentu berdasarkan
rancang bangun yang telah dibuat oleh analisis sistem.
Pemrogram AnalisSistem
1. Tanggung jawab pemrogram
terbatas pada pembuatan program
computer.
2. Pengetahuan pemrogram cukup
terbatas pada teknologi computer,
sistem computer, utilities dan
bahasa-bahasa pemrograman yang
diperlukan.
3. Pekerjaan pemrogram sifatnya
teknis dan harus tepat dalam
pembuatan instruksi instruksi
program.
4. Pekerjaan pemrogram tidak
1.Tanggung jawab analisis sistem
tidak hanya pada pembuatan program
computer saja, tetapi pada sistem
secara keseluruhan.
2. Pengetahuan analisis sistem harus
luas, tidak hanya pada teknologi
computer, tetapi juga pada bidang
aplikasi yang ditanganinya.
3.Pekerjaan analisis sistem dalam
pembuatan program terbatas pada
pemecahan masalah secara garis
besar.
4.Pekerjaan analisis sistem melibatkan
menyangkut hubungan dengan
banyak orang, terbatas pada
sesama pemrogram dan analisis
sistem yang mempersiapkan
rancang bangun (spesifikasi)
programnya.
hubungan banyak orang, tidak terbatas
pada sesame analisis sistem,
pemrogram, tetapi juga pemakai
sistem dan manajer.
2.8 Pengetahuan dan keahlian yang diperlukan Analisis Sistem
Analis sistem harus mempunyai pengetahuan yang luas dan keahlian yang khusus.
Beberapa analis sistem setuju bahwa pengetahuan-pengetahuan dan keahlian
berikut ini sangat diperlukan bagi seorang analis sistem yang baik :
1. Pengetahuan dan keahlian tentang teknik pengolahan data, tekonologi
computer dan pemrograman computer:
a. Keahlian teknik yang harus dimiliki adalah termasuk keahlian dalam
penggunaan alat dan teknik untuk pengembangan perangkat lunak
aplikasi serta keahlian dalam menggunakan computer.
b. Pengetahun teknik yang harus dimiliki meliputi pengetahuan tentang
perangkat keras computer, teknologi komunikasi data, bahasa-bahasa
computer, sistem operasi, utilites dan paket-paket perangkat lunak
lainnya.
2. Pengetahuan tentang bisnis secara umum
Aplikasi bisnis merupakan aplikasi yang sekarang paling banyak
diterapkan, maka analis sistem harus mempunyai pengetahuan tentang ini.
Pengetahuan ini dibutuhkan supaya analis sistem dapat berkomunikasi
dengan pemakai sistem. Pengetahuan tentang bisnis ini meliputi akuntansi
keuangan, akuntansi biaya, akuntansi manajemen, sistem pengendalian
manajemen, pemasaran, produksi, manajemen personalia, keuangan,
tingkah laku organisasi, kebijakan perusahaan dan aspek-aspek bisnis
lainnya.
3. Pengetahuan tentang metode kuantitatif
Dalam membangun model-model aplikasi, analis sistem banyak
menggunakan metode-metode kuantitatif, seperti misalnya pemrograman
linier (linier programming), pemrograman dinamik (dynamic
programming), regresi (regression), network, pohon keputusan (decision
tree), trend, simulasi dan lain sebagainya.
4. Keahlian pemecahan masalah
Analis sistem harus mempunyai kemampuan untuk meletakkan
permasalahan-permasalahan komplek yang dihadapi oleh bisnis,
memecah-mecah masalah tersebut kedalam bagian-bagiannya,
menganalisisnya dan kemudian harus dapat merangkainya kembali
menjadi suatu sistem yang dapat mengatasi permasalahan-permsalahan
tersebut.
5. Keahlian komunikasi antarpersonil
Analis sistem harus mempunyai kemampuan untuk mengadakan
komunikasi baik secara tertulis. Keahlian ini diperlukan di dalam
wawacara, presentasi, rapat dan pembuatan lapoaran-laporan.
6. Keahlian membina hubungan antarpersonil
Manusia merupakan faktor yang kritis di dalam sistem dan watak manusia
satu dengan yang lainnya berbeda. Analis sistem yang kaku dalam
membina hubungan kerja dengan personil-personil lainnya yang terlibat,
akan membuat pekerjaannya menjadi tidak efektif. Apalagi bila analis
sistem tidak dapat membina hubungan yang baik dengan pemakai sistem,
maka akan tidak mendapat dukungan dari pemakai sistem atau manajemen
dan kecenderungan pemakai sistem akan mempersulitnya.
2.9 Tim Pengembangan Sistem
Dalam proyek pengembangan sistem yang kecil dan sederhana, kemungkinan
hanya ada seorang analis sistem yang merangkap sebagai pemrogram
(analis/pemrogram) atau seorang pemrogram yang merangkap sebagai analis
sistem (pemrogram/analis). Akan tetapi untuk proyek pengembangan sistem yang
besar atau komplek, pekerjaan ini biasanya dilakukan oleh sejumlah orang dalam
bentuk tim. Anggota dari tim pengembangan sistem ini tergantung dari besar
kecilnya ruang lingkup proyek yang akan ditangani. Tim ini secara umum dapat
terdiri dari personil-personil sebagai berikut :
1. Manajer analisis sistem
Manajer anaisi sistem (manager of system analysis) ini disebut juga
sebagai coordinator proyek dan mempunyai tugas dan tanggungjawab
sebagai berikut:
a. Sebagai ketua/ coordinator tim pengembangan sistem
b. Mengarahkan, mengontrol dan mengatur anggota tim pengembangan
sistem lainnya
c. Membuat jadwal pelaksanaan proyek pengembangan sistem yang akan
dilakukan
d. Bertanggungjawab dalam mendefinisikan masalah,studi kelayakan,
disain sistem dan penerapananya.
e. Memberikan rekomendasi-rekomendasi perbaikan sistem
f. Mewakili tim untuk berhubungan dengan pemakai sistem dalam hal
perundingan-perunndingan dan pemberian-pemberian nasehat kepada
manajemen dan pemakai sistem.
g. Membuat laporan-laporan kemajuan proyek (progress report)
h. Mengkaji ulang dan memeriksa kembali hasil kerja dari tim.
2. Ketua analis sistem
Ketua analis sistem (lead system analyst) biasanya menjabat sebagai wakil
dari manajer analisis sistem. Tugasnya adalah membantu tugas dari
manajeran alisis sistem dan mewakilinya bila manajer analis sistem
berhalangan.
3. Analis sistem senior
Analis sisten senior (senior system analyst) merupakan analis sistem yang
sudah berpengalaman.
4. Analis sistem
Analys sistem (system analyst) merupakan analis sistem yang cukup
berpengalaman dan dapat bekerja sendiri tanpa bimbingan dari analis
sistem senior.
5. Analis sistem yunior
Analis sistem yunior (junior system analyst) merupakan analis sistem yang
belum berpengalaman dan masih membutuhkan bimbingan-bimbingan
dari analis sistem yang lebih senior. Analis sistem yunior ini sering juga
disebut dengan analis sistem yang masih dilatih (system analyst trainee).
6. Pemrogram aplikasi senior
Permograman aplikasi senior (senior application programmer) merupakan
pemrograman computer yang sudah berengalaman dengan tugas
merancang spesifikasi dari program aplikasi dan mengkoordinasi kerja
dari pemrogram yang lainnya. Pemrogram aplikasi senior ini kadang-
kadang juga disebut dengan pemrogram / analis.
7. Pemrogram aplikasi
Pemrogram apliaksi (application programmer) merupakan pemrogram
computer yang cukup berpengalaman dan dapat melakukan tugasnya tanpa
harus dibimbing secara langsung lagi.
8. Pemrogram aplikasi yunior
Pemrogram aplikasi yunior (junior application programmer) merupakan
pemrogram computer yang belum berpengalaman dan masih dibawah
bimbingan langsung dari pemrogram yang lebih senior. Pemrogram
aplikasi yunior biasanya hanya dilibatkan pada pembuatan modul-modul
program yang sederhana, seperti misalnya pembuatan bentuk-bentuk I/O.
Pemrogram aplikasi yunior ini sering juga disebut dengan pemrogram
aplikasi yang masih dilatih (application programmer trainee).
DAFTAR PUSTAKA
https://books.google.co.id/books?id=NaKZX-
XsJdEC&pg=PA59&dq=analisis+sistem+adalah&hl=en&sa=X&ved=0CCEQ6A
EwATgKahUKEwiCjNrRrZTIAhXHFaYKHWZYCH0#v=onepage&q=analisis
%20sistem%20adalah&f=false
http://ekarahayu30.blogspot.co.id/2013/04/metodologi-pengembangan-
sistem.html
http://kunangsenja.blogspot.co.id/2010/05/tahap-tahap-pengembangan-
sistem.html
Jogiyanto, BPFE-UGM Yogyakarta