Konservasi Energi sebagai Solusi Global Warming

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/9/2019 Konservasi Energi sebagai Solusi Global Warming

    1/2

    Konservasi Energi sebagai Solusi Global Warming

    Yuniar Gitta Pratama

    133 07 124

    Pada hakekatnya konservasi energi merupakan hal

    krusial dalam era ini. Kesadaran akan pentingnya

    konservasi (penghematan) energi lambat laun mulai

    meningkat di tengah masyarakat dunia. Melihat

    terbatasnya sumber energi (yang tak terbarukan) dan

    ledakan pertumbuhan penduduk yang mencapai 6.863

    milyar1 maka tidak dipungkiri krisis energi akan semakin

    mengancam. Konservasi energi mengacu pada upaya

    untuk mengurangi konsumsi energi dalam rangka

    melestarikan sumber daya untuk masa depan dan

    mengurangi pencemaran lingkungan2. Konservasi energi ini dapat dicapai dengan efisiensi penggunaan

    energi dan penggunaan sumber energi yang terbarukan.

    Selain krisis energi, pertumbuhan jumlah manusia juga memicu pertumbuhan sektor industri yang tidak

    dipungkiri lagi juga meningkatkan jumlah pencemaran lingkungan. Oleh selain dapat melestarikan dan

    menghemat sumber energi, konservasi energi juga dapat mengurangi dampak pencemaran lingkunan.

    Latar belakang pelaksanaan konservasi energi adalah

    adanya global warming dan krisis energi. Pengelolaan

    yang tidak tepat pada limbah industri dan prilaku

    hidup manusia dapatmengakibatkan emisi keenam

    gas rumah kaca. Keenam gas rumah kaca tersebut

    adalah karbon dioksida (CO2), metana (CH4), nitrogen

    dioksida (N2O), hidrofluorokarbon (HFCs),

    perfluorokarbon (PFCs), dan sulfur hexafluoride (SF6).

    Gas yang paling berperan adalah karbon dioksida.

    1Estimasi jumlah penduduk pada 17 Agustus 2010 oleh United States Cencus Bureau

    2Diambil dari definisi Konservasi Energi di http://en.wikipedia.org/wiki/Energy_conservation

    Gambar 1 Populasi Dunia

    Gambar 2 Rekonstruksi Temperatur Bumi

  • 8/9/2019 Konservasi Energi sebagai Solusi Global Warming

    2/2

    Setiap pembakaran maka akan menghasilkan karbon dioksida, sehingga dapat disimpulkan semua mesin

    yang melakukan pembakaran akan berperan dalam peningkatan jumlah karbon dioksida.

    Akumulasi karbon dioksida di atmosfer selain dapat mengikis lapisan ozon (sehingga sinar UV yang

    merusak dapat masuk ke Bumi) juga menjadi perangkap gelombang infrared sehingga mengakibatkanterperangkapnya pemanasan di bumi. Pemanasan (global warming) tersebut dapat memngacaukan

    cuaca di Bumi. Hal paling ekstrim adalah pencairan kutub bumi sehingga dapat memicu bencana alam

    lainnya, seperti banjir yang akhir akhir ini marak terjadi.

    Pada tahun 2020 emisi CO2 di Indonesia diprediksi akan mencapai 3,3 GigaTon jika tidak melakukan

    efisiensi energi. Untuk mencegah peningkatan konsentrasi gas rumah kaca tersebut maka pemerintah

    Indonesia melakukan tindakan antara lain memberikan komitmen menurunkan emisi CO 2 sebelum

    tahun 2020 sebesar 41% (jika mendapatkan bantuan asing) atau 26% (jika tanpa bantuan asing),menerbitkan energy actno. 30/1997 dan no. 30/2007, perpu no 5/2006, perpu no 70/2009 dan national

    action on GHG tahun 2006. Pada perpu no 70/2009 yang merupakan turunan dari UU energi no.

    30/2007, pemerintah mengatur konservasi sumber daya energi

    Dalam lingkup internasional PBB juga mencanangkan Protokol Kyoto. Protokol Kyoto adalah protokol

    kepada United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC) yang diadopsi pada Earth

    Summitdi Rio de Janeiro pada tahun 1992. Tujuan protokol ini adalah mengurangi rata rata emisi dari

    gas rumah kaca. Hingga tanggal 3 Desember 2007, terhitung 174 negara meratifikasi protokol tersebut,

    termasuk Indonesia. Amerika Serikat yang merupakan negara penghasil emisi gas rumah kaca terbesar

    kedua setalah China tidak meratifikasi protokol ini dengan alasan perekonomian. Jika protokol ini

    berhasil maka diprediksi akan mengurangi temperatur global antara 0,02 C sampai 0,28 C pada tahun

    20503.

    Secara garis besar himbauan untuk melakukan efisiensi energi dan penggunaan sumber energi

    terbarukan sehingga terciptanya konservasi energi sudah dilakukan dalam ranah nasional dan

    internasional. Selain dapat menghindarkan dari krisis energi, konservasi energi juga dapat mengurangi

    emisi gas rumah kaca yang akan berdampak langsung pada pengurangan climate change.

    3Sumber : Nature, Oktober 2003