47
Kedaruratan Pernafasan Dr. Zulfachmi Wahab SpPD FINASIM

kuliah kedaruratan nafas

Embed Size (px)

DESCRIPTION

rjp

Citation preview

Page 1: kuliah kedaruratan nafas

Kedaruratan Pernafasan

Dr. Zulfachmi Wahab SpPD FINASIM

Page 2: kuliah kedaruratan nafas

Anatomi dan Fisiologi

Diafragma

Nervusphrenicus

NerviIntercostales

Trakea

Larinks

Page 3: kuliah kedaruratan nafas

Cara menilai pernafasan

Page 4: kuliah kedaruratan nafas

Jenis pernafasan

Pernafasan

Reguler * otot interkostal * diafragma

Auksiler * otot tambahan(tambahan)

Page 5: kuliah kedaruratan nafas
Page 6: kuliah kedaruratan nafas

Otot Tambahan utk Pernafasan

Page 7: kuliah kedaruratan nafas

InspirasiEkspirasi

Dada mengembang – diafragma ke bawah – Abd. masuk

Dada mengempis –diafragma ke atas – abd. keluar

Page 8: kuliah kedaruratan nafas

Mengapa kalau dada mengembang,

paru ikut mengembang ?

Page 9: kuliah kedaruratan nafas

Pleura Parietalis(melekat pada dd.dada)

Pleura viseralis(melekat pada paru)

Kavum pleura(tekanan negatif)

Sinus kosto-frenikus

Page 10: kuliah kedaruratan nafas

Kontrol Pernafasan : jalur eferen (turun)

1. M.Interkostalis : Th 1 - Th 12

Page 11: kuliah kedaruratan nafas

Kontrol Pernafasan : jalur eferen (turun)

2. Diafragma : C 3-4-5

Page 12: kuliah kedaruratan nafas
Page 13: kuliah kedaruratan nafas

Patofisiologi reflekspernafasan

Chemoreceptor

Pusat Pernafasan (MO)

Otot Pernafasan

Ventilasi

Page 14: kuliah kedaruratan nafas

1 2

I E

Pernafasan Reguler

Inspirasi : kontraksi otot

1. Otot Diafragma C 3-4-5 2. Otot Interkostal Th 1-12

Ekspirasi : pasif (relaksasi otot)

Dewasa :Abdomino-torakal(laki-laki), toraco-abdominal (wanita)

Page 15: kuliah kedaruratan nafas

AIRWAY OBSTRUCTION

Obstruksi : - Total = Akut = Perlahan

- Parsial

Page 16: kuliah kedaruratan nafas

Airway

Setiap usaha memperbaiki Airway akan menggerakkan kepala

Pasien dicurigai fraktur servikal :

• multitrauma• trauma kapitis + penurunan kesadaran• luka kranial dari klavikula• Biomekanika

Bila ada trauma selalu IMOBILISASI LEHER

Page 17: kuliah kedaruratan nafas

Cara membuka jalan nafas pada pasien trauma

Chint Lift Jaw Thrust

Page 18: kuliah kedaruratan nafas

Gejala Obstruksi Airway

1. Sesak ! ! Dapat karena - Airway - Breathing

2. Pernafasan yang berbunyi pernafasan yang TERSUMBAT

Page 19: kuliah kedaruratan nafas

1.Sesak Mengeluh sesak ( pasien sadar) Takipnea Retraksi ( suprasternal, infrasternal, antar iga )

2. Pernafasan berbunyi Gurgling (bunyi kumur-kumur) Cairan Snoring (mengorok) Lidah Stridor ( Crowing ) Sumbatan anatomis

Gejala obstruksi Airway

Page 20: kuliah kedaruratan nafas

Penanggulangan obstruksi

3. Sumbatan anatomis (Stridor) : Trauma Edema laring pada luka bakar Fraktur laring Non Trauma benda asing, difteri

Biasanya perlu Jalan Nafas Definitif

Page 21: kuliah kedaruratan nafas

Indikasi :

1. Proteksi Airway (A) Ancaman obstruksi Ancaman aspirasi 2. Perlu ventilasi (B)

memasukkan pipa (Tube) dalam trakea (dengan Cuff )

Airway Definitif :

Page 22: kuliah kedaruratan nafas

Airway Definitif

Kriko/Trakeostomi

Orotrakeal

Nasotrakeal

Page 23: kuliah kedaruratan nafas

1. Blind Naso-tracheal : Sambil mendengar pernafasan Dorong saat inspirasi Bila suara hilang kemungkinan masuk esofagus Hati-hati bila fraktur basis kranii

Airway Definitif

Page 24: kuliah kedaruratan nafas

2. Oro-trakeal : Dapat tanpa / dengan pelemas otot Selalu persiapan yang baik (lampu, Cuff) Selalu bersiap untuk kriko - tiroidotomi

Airway Definitif

Intubasi oro-trakeal

Page 25: kuliah kedaruratan nafas

Intubasi Oro-trakeal

Jangan dilakukan Hyperekstensi pada kasus TRAUMA

Sellick

Page 26: kuliah kedaruratan nafas

3. Kriko-tiroidotomi : Dengan jarum Surgikal oleh dokter

Kartilago tiroid

Membrana

Kartilago krikoid

Trakea

Page 27: kuliah kedaruratan nafas

Krikotirodotomi - jarum :

Ditusukkan lewat membrana

kriko-tiroidea Sambung dengan

oksigen, 1 detik tutup, 4 detik

buka Waktu ekstra 30-45

menit

Jarum ukuran 14 G

Airway Definitif

Page 28: kuliah kedaruratan nafas

Kriko-tiroidotomi surgikal

Airway Definitif

Page 29: kuliah kedaruratan nafas

1. Penderita tidak sadar & gelisah atau gigi terkatup

Alternatif : Berikan sedativa lalu intubasi lagi Coba naso-trakeal (kontra indikasi ?) Oro-trakeal memakai pelemas otot Kriko-tirotomi dengan jarum sambil menunggu dokter untuk melakukan krikotirodotomi surgikal

Penyulit penanggulangan Airway

2. Darah banyak dalam mulut (sering karena trauma maksilo-fasial)

Tindakan Suction, bila tidak berhasil Langsung krikotirotomi

Page 30: kuliah kedaruratan nafas

Gejala gangguan breathing :1. Frekuensi pernafasan 2. Dispnea3. Sianosis4. Pemeriksaan fisik ( Look - listen – feel )5. Saturasi O2 dengan pulse oxymeter (bila ada)

Dengan Oksigenasi & Ventilasi

Gangguan Breathing

Page 31: kuliah kedaruratan nafas

OpenPneumotorax

TensionPneumotorax

Flail Chestdng

Kontusio Paru

MassiveHematotorax

Cedera toraks yang dengan cepat dapat

mengakibatkan Kematian dng Cepat

Beberapa keadaan penyebab gangguan breathing :

Gangguan Breathing

Page 32: kuliah kedaruratan nafas

Ventilasi tambahan Mouth to Mouth Mouth to mask Bagging Ventilator

Selalu berikan bila KU kurang baik

Pemberian oksigen

Page 33: kuliah kedaruratan nafas

Bila Sat O2 < 95 % : Airway baik ? Ada sebab ? Atasi O2 face mask 11 LPM O2 non-rebreathing mask 11 LPM Assissted ventilation (sering perlu airway definitif) Bila ada sebab gangguan breathing atasi sesuai penyebab

Evaluasi Breathing

Page 34: kuliah kedaruratan nafas

GAGAL NAPAS

Page 35: kuliah kedaruratan nafas

GAGAL NAPAS AKUT

Kehilangan kemampuan ventilasi

Kebutuhan oksigen darah & organ terganggu

Disfungsi sistem respirasi

Page 36: kuliah kedaruratan nafas

DIAGNOSIS

Diagnosis gagal napas akut ditegakkan bila

terdapat dua dari empat kriteria, yaitu :

Sesak napas akut

PaO2 kurang dari 50 mmHg dengan pernapasan di udara ruangan

PaCO2 lebih dari 50 mmHg

PH sesuai dengan asidosis respiratorik.

Page 37: kuliah kedaruratan nafas

KLASIFIKASI

TIPE I (ACUTE HYPOXEMIA )

Ciri khusus tipe ini :

PaO2 50 mmHg

PaCO2 40 mmHg,

Page 38: kuliah kedaruratan nafas

MekanismeKetidaknormalan tekanan parsial oksigen

inspirasi (low PlO2) Kegagalan difusi oksigen Ketidakimbangan ventilasi/perfusi [V/Q

mismatch] Shunting kanan ke kiri Alveoli terisi cairanKonsumsi oksigen jaringan yang tinggi. Contoh kasus gagal napas tipe I:Edema Paru (Kardiogenik, ARDS)PneumoniaPerdarahan paruTrauma dada

Page 39: kuliah kedaruratan nafas

Tipe II ( HYPOVENTILASI )

Ciri khusus tipe ini :

PaO2 50 mmHg

PaCO2 > 50 mmHg.

Mekanisme: Kegagalan ventilasi

Kendali napas turun

Ruang rugi meningkat

Page 40: kuliah kedaruratan nafas

Contoh kasus gagal napas tipe II :

1. Kelainan sistem saraf pusat

2. Kelemahan neuromuskuler (myastenia gravis)

3. Deformitas dinding dada

4. Penyakit paru obstruktif ( asma, PPOK, fibrosis paru)

Page 41: kuliah kedaruratan nafas

Tipe III ( PERIOPERATIVE)

Mekanisme:

Atelektasis

Turunnya FRC

Closing volume meningkat

Contoh kasus gagal napas tipe III:

1.Posisi ( supine)

2.Obesitas

3.Operasi abdomen atas ( peritonitis)

4.Anestesi

5.Penumpukan cairan ( ascites )

Page 42: kuliah kedaruratan nafas

Tipe IV ( SHOCK )

Mekanisme:

Hipoperfusi

Kardiogenik

Hipovolemik

Sepsis

Contoh kasus gagal napas tipe IV :

1.Infark miokard

2.Hipertensi pulmonal

3.Perdarahan, dehidrasi, tamponade

4.Endotoksin, Bakteremia

Page 43: kuliah kedaruratan nafas

PENATALAKSANAAN

Penatalaksanaan gagal napas meliputi :

Oksigenasi jaringan yang adekuat

Meningkatkan kapasitas residu fungsional

Mempertahankan tekanan kapiler paru yang rendah

Mengobati penyakit dasar

Mengatasi komplikasi

Page 44: kuliah kedaruratan nafas

PENATALAKSANAAN

TIPE I

Mengurangi cairan edema ( balance cairan )

Terapi pneumonia

Pengeluaran cairan pleura

Stabilisasi dinding dada

Penggunaan PEEP

Meminimalkan dead space.

Page 45: kuliah kedaruratan nafas

PENATALAKSANAAN TIPE II

Hipoksemia : pemberian O2

Hindari obat sedasi

Bronkodilator

Pembersihan sekret bronkus

Terapi infeksi bronkus

Menurunkan produksi CO2

Page 46: kuliah kedaruratan nafas

PENATALAKSANAAN CEGAH VENTILASI MEKANIK

TIPE III

Posisi kepala lebih tinggi 45°

Mengurangi rasa sakit pada saat incisi

Drain pada ascites

Pengembangan paru pada atelektasis

Stop rokok

Awasi terjadinya overhidrasi

TIPE IV

Koreksi elektrolit

Nutrisi kalori dan protein

Aminophillin

Page 47: kuliah kedaruratan nafas

TERIMA KASIH