Lampiran Materi Terapi Bermain

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/10/2019 Lampiran Materi Terapi Bermain

    1/16

  • 8/10/2019 Lampiran Materi Terapi Bermain

    2/16

    . embantu anak memahami dunia dimana meraka hidup dan membedakan antara

    antasi dan realita.

    *) +erkembangan osialisasi dan oral

    a. engajarkan peran orang dewasa, termasuk perilaku peran seks.

    b. emberikan kesempatan untuk menguji hubungan.

    c. engembangkan keterampilan sosial.

    d. endorong interaksi dan perkembangan sikap yang positi terhadap orang lain.

    e. enguatkan pola perilaku yang telah disetujui dan standar moral.

    /) -reati&itas

    a. emberikan saluran ekspresi untuk ide dan minat yang kreati.

    b. emungkinkan antasi dan imijinasi.

    c. eningkatkan perkembangan bakat dan minat khusus.

    5) -esadaran iri

    a. emudahkan perkembangan identitas diri.

    b. endorong pengaturan perilaku sendiri.

    c. emungkinkan pengujian pada kemampuan sendiri (keahlian sendiri).

    d. emberikan perbandingan antara kemampuan sendiri dan kemampuan orang lain.

    e. emungkinkan kesempatan untuk belajar bagaimana perilaku sendiri dapat

    mempengaruhi orang lain.

    1) ilai 3erapeutik

    a. emberikan pelepasan stres dan ketegangan. -onsep inilah sebagai dasar

    penulisan skripsi ini.

    b. emungkinkan ekspresi emosi dan pelepasan impuls yang tidak dapat diterima

    dalam bentuk yang secara sosial dapat diterima.

    c. endorong percobaan dan pengujian situasi yang menakutkan dengan cara yang

    aman.

    d. emudahkan komunikasi &erbal tidak langsung dan non&erbal tentang

    kebutuhan, rasa takut dan keinginan.

    1.1.3 Prinsipprinsip Bermain pa!a Anak

    enurut oetjiningsih($%%5), terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan dalam

    akti&itas bermain pada anak, yaitu4

    $. kstraenergi

  • 8/10/2019 Lampiran Materi Terapi Bermain

    3/16

  • 8/10/2019 Lampiran Materi Terapi Bermain

    4/16

    d. Dramatic role play

    +ermainan yang menggunakan simbol'simbol.

    2) Bermain berdasarkan karakteristik sosial

    a. Solitary play

    Bermain sendiri.

    b. Pararel play

    Bermain dengan teman tetapi tidak berinteraksi. 6nak tampak ingin berteman

    tetapi sosialnya belum adekuat sehingga mereka tidak membentuk kelompok.

    c. Assosiative play

    Bermain bersama temannya dan masing'masing anak bermain sesuai

    keinginannya, tetapi tidak ada tujuan kelompok.

    d. Cooperative play

    Bermain dalam kelompok, berdiskusi dan merencanakan kegiatan untuk mencapai

    tujuan yang ditetapkan dan juga memperoleh tujuan kompetisi.

    1.1.% Permainan pa!a anak usia seko#a&

    ejalan dengan pertumbuhan dan perkembangannya, anak usia sekolah mempunyai

    kemampuan motorik kasar dan halus yang lebih matang daripada anak usia prasekolah. 6nak

    sudah lebih akti, kreati, dan imajinati. emikian juga kemampuan berbicara dan

    berhubungan sosial dengan temannya semakin meningkat.

    9leh karena itu, jenis permainan yang sesuai adalahassositave play, cooperatif play dan

    social affective play.6nak melakukan permainan bersama'sama dengan temannya dengan

    komunikasi yang sesuai dengan kemampuan bahasanya, anak juga sudah mampu memainkan

    orang tertentu yang diidentiikasikannya, seperti ayah, ibu, dan bapak ibu gurunya (upartini,

    200/).

    1.2 Konsep A#at Permainan E!ukati$ 'APE(6lat permainan juga termasuk sumber belajar yang memberikan inormasi maupun

    keterampilan. (udono, 2000). +ada tahun $%:2, ewan asional ;ndonesia untuk

    kesejahteraan sosial memperkenalkan istilah alat permainan edukati (6+). 6+ merupakan

    perkembangan dari proyek pembuat buku keluarga dan balita yang dikelolah oleh -antor

    enteri rusan +eranan anita. +royek itu berhasil dan digunakan di seluruh wilayah

    ;ndonesia melalui program'program B--B dan ibu'ibu +--.

    1.2.1 Pengertian APE

  • 8/10/2019 Lampiran Materi Terapi Bermain

    5/16

    enurut oetjiningsih (2005) 6+ adalah alat permainan yang dapat mengoptimalkan

    perkembangan anak, disesuaikan dengan usia dan tingkat perkembangannya, serta berguna

    untuk4

    ' +engembangan aspek isik, yaitu kegiatan'kegiatan yang dapat menunjang atau

    merangsang pertumbuhan isik anak.

    ' +engembangan bahasa, dengan melatih berbicara, menggunakan kalimat yang benar.

    ' +engembangan aspek kogniti, yaitu dengan pengenalan suara, ukuran, bentuk, warna,

    dll

    ' +engembangan aspek sosial, khususnya dalam hubungannya dengan interaksi antara

    ibu dan anak, keluarga, dan masyarakat.

    6+ tidak harus bagus dan dibeli di toko, tetapi buatan sendiri

  • 8/10/2019 Lampiran Materi Terapi Bermain

    6/16

    2. engoptimalkan pertumbuhan seluruh bagian tubuh, seperti tulang, otot dan organ'

    organ.

    *. 6kti&itas yang dilakukan dapat merangsang nasu makan anak.

    /. 6nak belajar mengontrol diri.

    5. Berkembanghnya berbagai ketrampilan yang akan berguna sepanjang hidupnya.

    1. eningkatnya daya kreati&itas.

    :. endapat kesempatan menemukan arti dari benda'benda yang ada disekitar anak.

    =. erupakan cara untuk mengatasi kemarahan, kekuatiran, iri hati dan kedukaan.

    %. -esempatan untuk bergaul dengan anak lainnya.

    $0. -esempatan untuk mengikuti aturan'aturan.

    $$. apat mengembangkan kemampuan intelektualnya.

    1.3.3 Meto!e menggambar

    6da beberapa metode dalam menggambar yang tujuannya mengembangkan kreati&itas

    dan imajinasi anak, yaitu 4

    $. Menggambar dengan cara mengamati (observasi).

    6nak bisa menggambar dan mewarnai gambarnya sendiri tanpa menjiplak atau

    dengan contoh pola. engan demikian anak dapat melupakan obser&asi dengan cara

    menciptakan, bereksperimen, dan melampaui kemampuannya.

    2. Menggambar berdasarkan pengalamankenangan.

    enggambar dengan metode ini lebih memoti&asi anak untuk menggambarkan

    sesuatu berdasarkan pengalaman dan kenangannya. aat latihan, guru harus banyak

    menggunakan pertanyaan untuk membantu mereka mengingat detail yang berarti dari

    pengalaman mereka.

    *. Menggambar berdasarkan ima!inasi.

    -ejadian mendorong kita untuk keluar dan bisa diekspresikan dalam bentuk gambar,

    lukisan, dan model. enggambar dengan imajinasi menjadi lebih eekti dengan

    latihan yang rutin.

    1.3." )a# * &a# +ang per#u !iper&atikan saat menggambar$. Bermain

  • 8/10/2019 Lampiran Materi Terapi Bermain

    7/16

    /. erasa senang,tenang terkait hospitalisasi.

    1." Konsep Tumbu& Kembang Anak -sia eko#a&

    1.".1 Pengertian pertumbu&an !an perkembangan

    +ertumbuhan lebih ditekankan pada pertumbuhan ukuran isik seseorang, yaitu

    menjadi lebih besar,lebih matang bentuknya, seperti pertambahan ukuran berat badan, tinggi

    badan, dan lingkar kepala. +ertumbuhan pada masa kanak'kanak mengalami perbedaan yang

    ber&ariasi sesuai dengan bertambahnya usia anak (ursalam, 2005).

    +erkembangan dideinisikan sebagai bertambahnya kemampuan (skill) dalam

    struktur dan ungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang lebih teratur dan dapat

    diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan. 3ermasuk juga perkembangan emosi,

    intelektual dan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya

    (oetjiningsih,$%%5). 6spek perkembangan bersiat kualitati, yaitu pertambahan kematangan

    ungsi dari masing'masing bagian tubuh (ursalam, 2005).

    1.".2 Pengertian anak usia seko#a&

    ong (200%) mengungkapkan, masa kanak'kanak pertengahan 1'$2 tahun sering

    disebut sebagai usia sekolah, periode perkembangan merupakan salah satu tahap

    perkembangan ketika anak diarahkan menjauh dari kelompok keluarga dan berpusat di dunia

    hubungan teman sebaya yang lebih luas. +ada tahap ini terjadi perkembangan isik, mental

    dan sosial yang terus menerus, disertai penekanan pada kompetensi keterampilan. +ada tahap

    ini, kerja sama social dan perkembangan moral dini lebih penting dan rele&an dengan tahap'

    tahap kehidupan berikutnya (ong, 200%).

    1.".3 Teoriteori perkembangan anak usia seko#a&

    $) +erkembangan -ogniti (+iaget)

    +ada usia sekolah (1'$2 tahun) anak sudah dapat mereaksi rangsangan intelektual,

    atau melakukan tugas'tugas belajar yang menuntut kemampuan intelektual atau kemampuankogniti (seperti 4 membaca, menulis, dan menghitung). +ada usia sekoalh daya pikir anak

    sudah berkembang kea rah berpikir konkret dan rasional (dapat diterima akal). +aiget

    menambahkan sebagai masa opereasi konkret, masa berakhirnya dunia khayal dan berpikir

    konkret (berkaiatan dengan dunia nyata), periode ini ditandai dengan * kemampuan atau

    kecakapan baru, seperti 4 mengelompokkan, menyusun, dan menegosiasikan bilangan atau

    angka. -emampuan yang berkaitan dengan perhitungan, seperti 4 menambah, mengurangi,

    mengalikan, dan membagi (>usu, 20$$) anak menyadari bahwa aktor'aktor isik seperti

    &olum, berat badan dan jumlah tetap. ekalipun tampilan luarnya berubah. 6nak mampu

  • 8/10/2019 Lampiran Materi Terapi Bermain

    8/16

    mengurutkan benda berdasarkan urutan'urutannya. elain iti, anak usia sekolah mampu

    mengingat lebih banyak dibandingkan dengan anak prasekolah dan mampu menghubungkan

    dengan inormasiinormasi yang sebelumnya (#ustian, 200/). -emampuan kogniti pada

    masa ini sudah cukup untuk menjadikan dasar diberikannya berbagai kecakapan yang dapat

    mengembangkan pola pikir atau daya nalarnya. ntuk mengembangkan daya nalaarnya

    dapat dilakukan dengan melatih anak untuk mengungkapakan pendapat atau gagasan atau

    penilainnya terhadap berbagai hal, baik yang dialaminya maupun peristiwa yang terjadi di

    sekitarnya (>usu, 20$$) .

    2) +erkembangan psikoseksual anak (?reud)

    +erkembangan psikoseksual menurut ?reud dalam ong (200%) anak yang berada pada

    periode laten (1'$2 tahun). elama periode laten anak'anak melakukan siat dan keterampilan

    yang telah diperoleh. 6nak masuk masa pubertas dan berhadapan langsung pada tuntutan

    social sperti suka berhubungan dengan kelompoknya atau sebaya, serta dorongan libido mulai

    mereda (Hidayat, 2005).

    *) +erkembangan psikososial anak (rickson)

    +erkembangan psikososial menurut rikson dalam ong (200%),anak yang berusia 1'

    $2 tahun berada pada tahap industry &s inioritas. 3ahap industry merupakan tahao dimana

    anak siap bekerja dan berproduksi. ereka mau terlibat dalam tugas dan akti&itas yang dapat

    mereka lakukan sampai selesai, mereka memerlukan dan menginginkan pencapaian yang

    nyata. 6nak'anak belajar berkompetensi dan berkerja sama dengan orang lain, dan mereka

    juga mempelajari aturan'aturan, rasa inioritas dapat terjadi jika terlalu banyak yang

    diharapkan dari mereka atau juka mereka percaya bahwa mereka tidak dapat memenuhi

    standar yang ditetapkan orang lain untuk mereka. engan kata lain, selema masa ini anak

    selalu berusaha untuk mencapai suatu yang diinginkan atau prestasinya apabila sehingga anak

    pada usia ini menjadi rajin dalam melakukan sesuatu akan tetapi apabila harapannya tidak

    tercapai kemungkinan besar anak akan merasa rendah diri (Hidayat, 2005)

    /) +erkembangan psikomoral anak ( -ohlberg)

    +erkembangan psikomoral yang dikemukakan dalam memandang tumbuh kembang

    anak yang ditinjau dari segi moralitas anak dalam menghadapi kehidupan (Hidayat, 2005).

    6naka mulai mengenal konsep moral (mengenal benar'salah atau baik'buruk) pertama kali di

    lingkungan keluarga. +ada usia sekolah anak sudah dapat mengikuti peraturan atau tuntutan

    dari orang tua atau lingkungan sosialnya. +ada akhir usia ini anak sudah dapat memahami

    aturan yang mendasari suatu peraturan. i samping itu, anak sudah dapat mengasumsikan

    setiap bentuk perilaku dan konsep benar'salah atau baik'buruk (>usu, 20$$).

  • 8/10/2019 Lampiran Materi Terapi Bermain

    9/16

    1."." Tugas Perkembangan Anak -sia eko#a&

    Berikut adalah tugas'tugas perkembangan anak usia sekolah 4

    $. Belajar memperoleh keterampilan isik untuk melakukan permainan

    2. Belajar membentuk sikap yang sehat terhadap dirinya sendiri sebagai makhluk

    biologis

    *. Belajar bergaul dengan teman'teman sebaya

    /. Belajar memainkan peranan sesuai dengan jenis kelaminnya

    5. Belajar keterampilan dasar membaca, menulis dan berhitung

    1. Belajar mengembangkan konsep diri

    :. engembangkan kata hati

    =. Belajar memperoleh kebebasan yang bersiat pribadi

    %. engembangkan sikap positi terhadap kelompok social dan lembaga'lembaga

    (>usu, 20$$)

    1.% Konsep tres )ospita#isasi

    1.%.1 Pengertian stres &ospita#isasi

    tres hospitalisasi diartikan sebagai keadaan atau respons tubuh yang terjadi ketika

    seseorang menjalani perawatan di rumah sakit. akit dan dirawat di rumah sakit merupakan

    krisis utama yang tampak pada anak, karena anak mengalami stres akibat perubahan

    lingkungan, perubahan status kesehatannya, dan anak mempunyai sejumlah keterbatasan

    dalam mekanisme koping untuk mengatasi masalah maupun kejadian'kejadian yang bersiat

    menekan (haley"ong, $%%5).

    1.%.2 tresor pa!a anak !engan &ospita#isasi

    tresor adalah &ariable yang dapat dideinisikan sebagai penyebab timbulnya stres,

    datangnya stresor dapat sendiri'sendiri atau dapat pula bersamaan (7asmun, 200/). Brunner

    dan uddarth (2002) mendeinisikan stresor sebagai perubahan atau stimulus yang dapat

    membangkitkan stres.

    enurut ursalam (2005), stresor pada anak yang dirawat di rumah sakit meliputi4

    $. !emas karena perpisahan

    Hubungan anak dengan ibu sangat dekat, akibatnya perpisahan dengan ibu akan

    menimbulkan rasa kehilangan pada anak akan orang terdekat bagi dirinya dan akan

    lingkungan yang dikenal olehnya, sehingga pada akhirnya akan menimbulkan perasaan

    tidak aman dan rasa cemas. -ehilangan kegiatan rutinitas merupakan stresor bagi anak

    dan hal ini akan meningkatkan stres akibat perpisahan.

    2. -ehilangan kendali

  • 8/10/2019 Lampiran Materi Terapi Bermain

    10/16

    6nak sakit dan dirawat di rumah sakit akan kehilangan kebebasan pandangan

    egosentris dalam mengembangkan otonominya, seperti kemampuan motorik, bermain,

    melakukan hubungan interpersonal, akti&itas hidup sehari'hari dan komunikasi.

    Hospitalisasi membuat anak menjadi tergantung pada orang lain dan ini menimbulkan

    perasaan kehilangan kendali.

    *. @uka pada tubuh dan rasa sakit (rasa nyeri)

    7eaksi anak terhadap tindakan yang tidak menyakitkan sama seperti reaksi terhadap

    tindakan yang sangat menyakitkan. 6nak takut terhadap penyakitnya, ketidakmampuan

    dan kematian, dan prosedur instrusi pada area genital. 6nak perempuan lebih sensiti

    merasakan sakitnya, sedangkan anak laki'laki lebih agresi dan kurang peka terhadap rasa

    sakit (Aitasari, 2001)

    enurut uscari (2005), persepsi terhadap arti sakit dan hospitalisasi juga

    merupakan stresor hospitalisasi bagi anak. 6nak usia prasekolah merasa enomena nyata

    yang tidak berhubungan sebagai penyabab penyakit. !ara berpikir yang magis,

    menyebabkan anak usia prasekolah memandang penyakit sebagai hukuman. elain itu,

    anak usia prasekolah mengalami konlik psikoseksual dan takut terhadap mutilasi,

    menyebabkan anak terutama takut terhadap pengukuran suhu rektal dan kateterisasi urine.

    1.%.3 Faktor +ang mempengaru&i reaksi ter&a!ap stresor

    7eaksi anak dalam mengatasi krisis hospitalisasi dipengaruhi oleh tingkat

    perkembangan usia, pengalaman sebelumnya terhadap proses penyakit dan dirawat di rumah

    sakit, sistem dukungan (support system) yang tersedia, keseriusan penyakit, dan keterampilan

    koping dalam mengatasi stres(haley"ong, $%%5). -ondisi kesehatan yang buruk,

    kecemasan, dan lingkungan yang menggelisahkan akan meningkatkan emosionalitas anak

    (Hurlock, 2005).

    1.%." Akibat stres &ospita#isasi bagi anak

    tres dapat menyebabkan konsekuensi isik, emosional, intelektual, sosial, dan

    spiritual. ecara isik, stres mengancam homeostasis isiologis. ecara emosional, stres

    menghasilkan perasaan atau emosi negati atau tidak konstrukti. ecara intelektual, stres

    mempengaruhi persepsi seseorang dan kemampuan mengatasi masalah. ecara sosial dapat

    mengganggu hubungan seseorang dengan orang lain. ecara spiritual dapat memberikan

    tantangan terhadap keyakinan dan nilai'nilai seseorang (+erry"+otter, $%%:).

  • 8/10/2019 Lampiran Materi Terapi Bermain

    11/16

    6kibat sakit dan dirawat di rumah sakit, anak akan kehilangan kebebasan pandangan

    egosentris dalam mengembangkan otonominya. Hal ini akan menimbulkan regresi dan pada

    akhirnya anak akan menarik diri dari hubungan interpersonal (ursalam, 2005).

    1.%.% -pa+a meminima#kan stres &ospita#isasi pa!a anak

    -etakutan yang timbul biasanya disebabkan karena anak tidak mempunyai

    pengalaman dirawat atau ketidaktahuan tentang prosedur tindakan. 6pabila anak tidak

    mempunyai koping yang eekti, maka hal tersebut akan menimbulkan stres. Hal ini dapat

    dicegah dengan cara memberikan penjelasan kepada anak, seperti membawa anak berkeliling

    rumah sakit (ursalam, 2005).

    enurut ursalam (2005), beberapa tindakan keperawatan yang dilakukan untuk

    mencegah atau meminimalkan stres hospitalisasi meliputi4$. eminimalkan dampak perpisahan4

    a. "ooming in

    "ooming inberarti orang tua dan anak tinggal bersama. 8ika tidak bisa, sebaiknya

    orang tua dapat melihat anak setiap saat untuk mempertahankan kontak atau komunikasi

    antara orang tua anak.

    b. +artisipasi orang tua

    9rang tua diharapkan dapat berpartisipasi dalam merawat anak yang sakit, terutama

    dalam perawatan yang bisa dilakukan. +erawat dapat memberikan kesempatan pada orang

    tua untuk menyiapkan makanan anak atau memandikannya. alam hal ini, perawat

    berperan sebagai pendidik kesehatan (#ealt# educator) bagi keluarga.

    c. odiikasi lingkungan

    embuat ruang perawatan seperti di rumah dengan mendekorasi dinding memakai

    poster atau kartu bergambar sehingga anak merasa aman jika berada di ruang tersebut.

    2. eminimalkan perasaan kehilangan kendali4

    a. engusahakan kebebasan bergerak

    +embatasan isik atau immobilisasi pada anak untuk mempertahankan aliran inus

    dapat dicegah jika anak kooperati. +ada beberapa kasus pasien yang diisolasi, seperti luka

    bakar berat, lingkungan dapat dimanipulasi untuk meningkatkan kebebasan sensori,

    misalnya dengan menempatkan tempat tidur di dekat pintu atau jendela,

    memperdengarkan musik, dan sebagainya.

    b. empertahankan kegiatan rutin anak

  • 8/10/2019 Lampiran Materi Terapi Bermain

    12/16

    -ehilangan kegiatan rutinitas merupakan stresor bagi anak dan hal ini akan

    meningkatkan stres akibat perpisahan. edapat mungkin, pembuatan rencana asuhan

    keperawatan didasarkan pada aktiitas yang biasa dilakukan anak sewaktu di rumah.

    3eknik untuk meminimalkan gangguan dalam melakukan kegiatan sehari'hari adalah

    dengan jadwal kegiatan yang terstruktur (time structuring)C yang disusun perawat, orang

    tua, dan anak secara bersama'sama.

    c. orongan anak untuk mandiri

    Hospitalisasi membuat anak menjadi tergantung pada orang lain dan ini menimbulkan

    perasaan kehilangan kendali. ntuk mengatasi hal tersebut, anak sebaiknya diberikan

    kesempatan untuk berpartisipasi dalam setiap kegiatan, misalnya anak diberi kesempatan

    untuk memilih makanan atau mengatur waktu tidur.

    *. eminimalkan dan mencegah perlukaan tubuh dan rasa nyeri

    +erawat dapat menjelaskan apa yang akan dilakukan, siapa yang dapat ditemui oleh

    anak jika dia merasa takut, dan seterusnya. emanipulasi prosedur juga dapat mengurangi

    ketakutan akibat perlukaan tubuh. ntuk mengatasi rasa nyeri dapat dilakukan dengan dan

    tanpa obat, misalnya dengan distraksi.

    3abel $ 3eknik eminimalkan tres 6kibat akit dan dirawat di 7umah akit pada 6nak

    (7udolph, et al., 200*).

    36H6+6 3;6-6

    +ersiapan sebelum sakit

    dan dirawat di rumah

    sakit

    ' +endidikan kesehatan bagi anak melalui media, sekolah,

    dan kunjungan tenaga kesehatan.

    ' Pre#ospitalisasi tours, melalui media, pendidikan

    tentang alat'alat kesehatan.

    +ada saat sakit ' elibatkan anak, keluarga, dan saudara kandung dalam

    diskusi tentang penyakit dan pengobatan.

    ' ukungan perawatan diri, pengoptimalan dan

    penguasaan perasaan kontrol anak dalam mengambil

    keputusan jika memungkinkan.

    ' engoptimalkan kontrol nyeri saat prosedur, dan

    meminimalkan pembatasan ungsi.

    ' empertahankan kebiasaan keluarga dan keadaan di

    rumah.

    ' empertahankan perilaku sesuai dengan usia, termasuk

  • 8/10/2019 Lampiran Materi Terapi Bermain

    13/16

    pemberian tugas dan pekerjaan rumah.

    ' elibatkan anak dengan grup ataun teman sebaya.

    ' enyesuaikan dengan keperluan dan kepentingan

    keluarga dan sekolah.

    irawat di rumah sakit

    ' eminimalkan lama rawat atau tinggal di rumah sakit.

    ' enganjurkan dan memasilitasi rooming in dan

    kunjungan keluarga dan teman.

    ' C#ild$life$program (rekreasi dan permainan terapeutik),

    program sekolah bagi anak yang dirawat di rumah sakit.

    ' enyediakan kelanjutan perawatan, meminimalkan

    jumlah dokter, perawat, dan mahasiswa yang terlibat

    dalam perawatan anak.

    ' enyediakan pusat perawatan keluarga.

    1.%./ Penata#aksanaan kepera0atan pa!a anak usia seko#a& !engan &ospita#isasi

    +eran perawat dalam meminimalkan stres akibat hospitalisasi pada anak dan bayi

    adalah sangat penting. +erawat perlu memahami konsep hospitalisasi dan prinsip'prinsip

    asuhan keperawatan melalui pendekatan proses keperawatan (ursalam, 2005). enurut

    uscari (2005), inter&ensi keperawatan yang harus dilaksanakan pada anak usia sekolahdengan hospitalisasi meliputi4

    $. Berikan inter&ensi umum

    a. #unakan boneka tangan atau boneka untuk mendemonstrasikan prosedur.

    b. #unakan istilah yang sesuai dengan usia dan tingkat pemahaman anak,

    misalnya menyatakan CmemperbaikiC daripada CmemotongC

    c. #unakan balutan berperekat setelah memberikan injeksi.

    d. ampingi anak selama prosedur

    e. Hindari melakukan prosedur in&asi jika memungkinkan.

    . Berikan bintang, bet,dan bentuk penghargaan lainnya.

    g. Bermain dengan pengalaman di rumah sakit, misanlya impro&isasi dengan

    peralatan dokter dan perawat.

    h.>akinkan kembali pada anak prasekolah bahwa ia tidak bertanggung jawab

    terhadap penyakitnya.

    i. -aji terhadap pencapaian sekunder.

    2. Berikan inter&ensi isik yang aman dan nyaman

  • 8/10/2019 Lampiran Materi Terapi Bermain

    14/16

    a. Biarkan anak mempertahankan kendali atas ungsi tubuhnya

    ($) Biarkan pola normal

    (2) 3enangkan anak saat kecelakaan terjadi

    (*) Beri pujian atas keberhasilan anak

    (/) Berikan stimulasi motorik

    b. 3ingkatkan perawatan diri dan biarkan anak memakai sendiri pakaiannya.

    *. Berikan inter&ensi kogniti

    a. @indungi dari rasa bersalah.

    ($) -atakan pada anak bahwa tidak ada seorangpun yang disalahkan atas

    penyakit atau hospitalisasi

    (2) 8elaskan prosedur

    b. @indungi dari rasa takut

    ($) #unakan permainan terapeutik.

    (2) 8angan membicarakan hal'hal yang tidak dimengerti anak

    c. 3ingkatkan penggunaan bahasa

    ($) 6njurkan anak bertanya

    (2) Berikan kesempatan anak untuk bercerita

    (*) 6jarkan anak kata'kata baru.

    1.%. Bermain untuk mengurangi stres &ospita#isasi

    Bermain merupakan pengertian alamiah dari ekspresi anak'anak dan merupakan

    esensi dari mental, emosional, dan keberadaan sosial mereka. -ebutuhan bermain selama

    stres (mis., perkembangan, sakit, pengobatan) adalah penting untuk memberikan cara

    pelepasan emosi dan rasa penguasaan terhadap situasi (!arpenito, 2000). ejak mengalami

    sakit, anak mungkin tidak menceritakan keadaan mereka karena takut atau karena

    sedikitnyakosakata yang mereka miliki untuk mendeskripsikan perasaan mereka (+illitteri,

    $%%%). Bermain memberi orang tua dan proesional kesempatan untuk mengkaji alam

    perasaan, kata'kata, dan tindakan anak, serta mengidentiikasi persepsi anak terhadap situasi

    saat ini (!arpenito, 2000). 9leh karena itu, adanya ruang bermain khusus bagi anak adalah

    sangat penting untuk memberikan rasa aman dan menyenangkan (ursalam, 2005).

    3erapi bermain adalah teknikpsyc#oanalyticyang digunakan olehpsyc#iatristuntuk

    mengerti perasaan, pikiran, dan moti&asi anak. alam terapi bermain, terapis berusaha untuk

    menginterpretasikan isyarat &erbal dan non&erbal anak. ntuk menginterpretasikan dan

    mengerti isyarat anak tersebut membutuhkan keterampilan dari perawat psikiatrik atau orang

    yang telah mendapat pelatihan khusus. +ermainan terapeutik adalah teknik permainan yang

  • 8/10/2019 Lampiran Materi Terapi Bermain

    15/16

    dapat digunakan perawat untuk mengerti perasaan dan pikiran anak (-untD et al, $%%1,

    dikutip oleh +illitteri, $%%%).

    enurut +illitteri ($%%%), permainan terapeutik dibedakan menjadi * tipe4

    $. +elepasan energi

    6nak dapat melepaskan rasa cemasnya dengan memukul, menghantam, meninju, atau

    dengan berteriak. enyiapkan anak material yang dapat digunakan untuk melakukan hal

    tersebut dapat membantu mereka untuk melepaskan kecemasannya. 3odller dapat memukul

    pasak dengan palu plastik atau berpura'pura memotong kayu dengan mainan gergaji. !ontoh

    lainnya adalah memberikan model tanah liat untuk anak prasekolah (anak dengan kecemasan

    sering memukulnya sampai rata atau membentuknya), mengikatkan balon pada sprei yang

    digantung untuk ditinju atau dihantam oleh anak usia sekolah atau remaja.

    2. +ermainan drama.

    +ermainan drama adalah untuk mengeluarkan rasa cemas. ;ni sangat eekti pada anak

    prasekolah, karena mereka sedang dalam puncak imajinasi. +eralatan yang dibutuhkan dalam

    permainan terapeutik adalah peralatan yang biasanya digunakan untuk perawatan meliputi

    boneka, boneka tempat tidur, stetoskop mainan, peralatan intra&ena, alat suntik, masker, dan

    sarung tangan. Boneka dokter, perawat, ibu, ayah, dan anak dapat membantu anak

    mengekspresikan perasaannya. Boneka anatomi digunakan untuk membantu anak

    mendeskripsikan perasaannya tentang pelecehan seksual.

    *. +ermainan kreati.

    Beberapa anak terlihat sangat marah ketika mengeluarkan perasaannya dalam

    permainan drama. ereka mungkin mau melakukan aktiitas menggambar untuk

    mengekpresikan emosi atau menyampaikan tingkat pengetahuan mereka. ntuk

    mendorongnya, beri anak sebuah kertas kosong dan krayon. 8ika anak mengalami kesulitan

    untuk menggambar secara spontan, berikan topik4 engapa kamu tidak menggambar dirimu

    sendiriEC.

    enurut ursalam (2005), dalam pelaksanaan aktiitas bermain di rumah sakit, perlu

    diperhatikan prinsip'prinsip bermain dan permainan yang sesuai dengan usia atau tingkat

    pertumbuhan dan perkembangan anak, sehingga tujuan bermain dapat dicapai secara optimal.

    3ujuan bermain dirumah sakit adalah untuk4

    a. elanjutkan tumbuh kembang yang normal selama perawatan, sehingga tumbuh

    kembang tetap berlangsung terus tanpa terhambat oleh keadaan anak.

    b. engekspresikan pikiran dan antasi anak.

  • 8/10/2019 Lampiran Materi Terapi Bermain

    16/16

    c. engembangkan kreati&itas melalui pengalaman permainan yang tepat.

    d. eningkatkan adaptasi anak terhadap stres karena penyakit atau karena dirawat di rumah

    sakit, dan anak mendapatkan ketenangan dalam bermain.

    enurut ursalam (2005), prinsip bermain di rumah sakit adalah4

    a. 3idak banyak mengeluarkan energi, singkat, dan sederhana.

    b. empertimbangkan keamanan dan ineksi silang.

    c. -elompok umur sama.

    d. +ermainan tidak bertentangan dengan pengobatan

    e. emua alat permainan dapat dicuci.

    . elibatkan orang tua untuk menciptakan rasa aman bagi anak.