Upload
komang-ningrat
View
230
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
8/10/2019 Lampiran Materi Terapi Bermain
1/16
8/10/2019 Lampiran Materi Terapi Bermain
2/16
. embantu anak memahami dunia dimana meraka hidup dan membedakan antara
antasi dan realita.
*) +erkembangan osialisasi dan oral
a. engajarkan peran orang dewasa, termasuk perilaku peran seks.
b. emberikan kesempatan untuk menguji hubungan.
c. engembangkan keterampilan sosial.
d. endorong interaksi dan perkembangan sikap yang positi terhadap orang lain.
e. enguatkan pola perilaku yang telah disetujui dan standar moral.
/) -reati&itas
a. emberikan saluran ekspresi untuk ide dan minat yang kreati.
b. emungkinkan antasi dan imijinasi.
c. eningkatkan perkembangan bakat dan minat khusus.
5) -esadaran iri
a. emudahkan perkembangan identitas diri.
b. endorong pengaturan perilaku sendiri.
c. emungkinkan pengujian pada kemampuan sendiri (keahlian sendiri).
d. emberikan perbandingan antara kemampuan sendiri dan kemampuan orang lain.
e. emungkinkan kesempatan untuk belajar bagaimana perilaku sendiri dapat
mempengaruhi orang lain.
1) ilai 3erapeutik
a. emberikan pelepasan stres dan ketegangan. -onsep inilah sebagai dasar
penulisan skripsi ini.
b. emungkinkan ekspresi emosi dan pelepasan impuls yang tidak dapat diterima
dalam bentuk yang secara sosial dapat diterima.
c. endorong percobaan dan pengujian situasi yang menakutkan dengan cara yang
aman.
d. emudahkan komunikasi &erbal tidak langsung dan non&erbal tentang
kebutuhan, rasa takut dan keinginan.
1.1.3 Prinsipprinsip Bermain pa!a Anak
enurut oetjiningsih($%%5), terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan dalam
akti&itas bermain pada anak, yaitu4
$. kstraenergi
8/10/2019 Lampiran Materi Terapi Bermain
3/16
8/10/2019 Lampiran Materi Terapi Bermain
4/16
d. Dramatic role play
+ermainan yang menggunakan simbol'simbol.
2) Bermain berdasarkan karakteristik sosial
a. Solitary play
Bermain sendiri.
b. Pararel play
Bermain dengan teman tetapi tidak berinteraksi. 6nak tampak ingin berteman
tetapi sosialnya belum adekuat sehingga mereka tidak membentuk kelompok.
c. Assosiative play
Bermain bersama temannya dan masing'masing anak bermain sesuai
keinginannya, tetapi tidak ada tujuan kelompok.
d. Cooperative play
Bermain dalam kelompok, berdiskusi dan merencanakan kegiatan untuk mencapai
tujuan yang ditetapkan dan juga memperoleh tujuan kompetisi.
1.1.% Permainan pa!a anak usia seko#a&
ejalan dengan pertumbuhan dan perkembangannya, anak usia sekolah mempunyai
kemampuan motorik kasar dan halus yang lebih matang daripada anak usia prasekolah. 6nak
sudah lebih akti, kreati, dan imajinati. emikian juga kemampuan berbicara dan
berhubungan sosial dengan temannya semakin meningkat.
9leh karena itu, jenis permainan yang sesuai adalahassositave play, cooperatif play dan
social affective play.6nak melakukan permainan bersama'sama dengan temannya dengan
komunikasi yang sesuai dengan kemampuan bahasanya, anak juga sudah mampu memainkan
orang tertentu yang diidentiikasikannya, seperti ayah, ibu, dan bapak ibu gurunya (upartini,
200/).
1.2 Konsep A#at Permainan E!ukati$ 'APE(6lat permainan juga termasuk sumber belajar yang memberikan inormasi maupun
keterampilan. (udono, 2000). +ada tahun $%:2, ewan asional ;ndonesia untuk
kesejahteraan sosial memperkenalkan istilah alat permainan edukati (6+). 6+ merupakan
perkembangan dari proyek pembuat buku keluarga dan balita yang dikelolah oleh -antor
enteri rusan +eranan anita. +royek itu berhasil dan digunakan di seluruh wilayah
;ndonesia melalui program'program B--B dan ibu'ibu +--.
1.2.1 Pengertian APE
8/10/2019 Lampiran Materi Terapi Bermain
5/16
enurut oetjiningsih (2005) 6+ adalah alat permainan yang dapat mengoptimalkan
perkembangan anak, disesuaikan dengan usia dan tingkat perkembangannya, serta berguna
untuk4
' +engembangan aspek isik, yaitu kegiatan'kegiatan yang dapat menunjang atau
merangsang pertumbuhan isik anak.
' +engembangan bahasa, dengan melatih berbicara, menggunakan kalimat yang benar.
' +engembangan aspek kogniti, yaitu dengan pengenalan suara, ukuran, bentuk, warna,
dll
' +engembangan aspek sosial, khususnya dalam hubungannya dengan interaksi antara
ibu dan anak, keluarga, dan masyarakat.
6+ tidak harus bagus dan dibeli di toko, tetapi buatan sendiri
8/10/2019 Lampiran Materi Terapi Bermain
6/16
2. engoptimalkan pertumbuhan seluruh bagian tubuh, seperti tulang, otot dan organ'
organ.
*. 6kti&itas yang dilakukan dapat merangsang nasu makan anak.
/. 6nak belajar mengontrol diri.
5. Berkembanghnya berbagai ketrampilan yang akan berguna sepanjang hidupnya.
1. eningkatnya daya kreati&itas.
:. endapat kesempatan menemukan arti dari benda'benda yang ada disekitar anak.
=. erupakan cara untuk mengatasi kemarahan, kekuatiran, iri hati dan kedukaan.
%. -esempatan untuk bergaul dengan anak lainnya.
$0. -esempatan untuk mengikuti aturan'aturan.
$$. apat mengembangkan kemampuan intelektualnya.
1.3.3 Meto!e menggambar
6da beberapa metode dalam menggambar yang tujuannya mengembangkan kreati&itas
dan imajinasi anak, yaitu 4
$. Menggambar dengan cara mengamati (observasi).
6nak bisa menggambar dan mewarnai gambarnya sendiri tanpa menjiplak atau
dengan contoh pola. engan demikian anak dapat melupakan obser&asi dengan cara
menciptakan, bereksperimen, dan melampaui kemampuannya.
2. Menggambar berdasarkan pengalamankenangan.
enggambar dengan metode ini lebih memoti&asi anak untuk menggambarkan
sesuatu berdasarkan pengalaman dan kenangannya. aat latihan, guru harus banyak
menggunakan pertanyaan untuk membantu mereka mengingat detail yang berarti dari
pengalaman mereka.
*. Menggambar berdasarkan ima!inasi.
-ejadian mendorong kita untuk keluar dan bisa diekspresikan dalam bentuk gambar,
lukisan, dan model. enggambar dengan imajinasi menjadi lebih eekti dengan
latihan yang rutin.
1.3." )a# * &a# +ang per#u !iper&atikan saat menggambar$. Bermain
8/10/2019 Lampiran Materi Terapi Bermain
7/16
/. erasa senang,tenang terkait hospitalisasi.
1." Konsep Tumbu& Kembang Anak -sia eko#a&
1.".1 Pengertian pertumbu&an !an perkembangan
+ertumbuhan lebih ditekankan pada pertumbuhan ukuran isik seseorang, yaitu
menjadi lebih besar,lebih matang bentuknya, seperti pertambahan ukuran berat badan, tinggi
badan, dan lingkar kepala. +ertumbuhan pada masa kanak'kanak mengalami perbedaan yang
ber&ariasi sesuai dengan bertambahnya usia anak (ursalam, 2005).
+erkembangan dideinisikan sebagai bertambahnya kemampuan (skill) dalam
struktur dan ungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang lebih teratur dan dapat
diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan. 3ermasuk juga perkembangan emosi,
intelektual dan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya
(oetjiningsih,$%%5). 6spek perkembangan bersiat kualitati, yaitu pertambahan kematangan
ungsi dari masing'masing bagian tubuh (ursalam, 2005).
1.".2 Pengertian anak usia seko#a&
ong (200%) mengungkapkan, masa kanak'kanak pertengahan 1'$2 tahun sering
disebut sebagai usia sekolah, periode perkembangan merupakan salah satu tahap
perkembangan ketika anak diarahkan menjauh dari kelompok keluarga dan berpusat di dunia
hubungan teman sebaya yang lebih luas. +ada tahap ini terjadi perkembangan isik, mental
dan sosial yang terus menerus, disertai penekanan pada kompetensi keterampilan. +ada tahap
ini, kerja sama social dan perkembangan moral dini lebih penting dan rele&an dengan tahap'
tahap kehidupan berikutnya (ong, 200%).
1.".3 Teoriteori perkembangan anak usia seko#a&
$) +erkembangan -ogniti (+iaget)
+ada usia sekolah (1'$2 tahun) anak sudah dapat mereaksi rangsangan intelektual,
atau melakukan tugas'tugas belajar yang menuntut kemampuan intelektual atau kemampuankogniti (seperti 4 membaca, menulis, dan menghitung). +ada usia sekoalh daya pikir anak
sudah berkembang kea rah berpikir konkret dan rasional (dapat diterima akal). +aiget
menambahkan sebagai masa opereasi konkret, masa berakhirnya dunia khayal dan berpikir
konkret (berkaiatan dengan dunia nyata), periode ini ditandai dengan * kemampuan atau
kecakapan baru, seperti 4 mengelompokkan, menyusun, dan menegosiasikan bilangan atau
angka. -emampuan yang berkaitan dengan perhitungan, seperti 4 menambah, mengurangi,
mengalikan, dan membagi (>usu, 20$$) anak menyadari bahwa aktor'aktor isik seperti
&olum, berat badan dan jumlah tetap. ekalipun tampilan luarnya berubah. 6nak mampu
8/10/2019 Lampiran Materi Terapi Bermain
8/16
mengurutkan benda berdasarkan urutan'urutannya. elain iti, anak usia sekolah mampu
mengingat lebih banyak dibandingkan dengan anak prasekolah dan mampu menghubungkan
dengan inormasiinormasi yang sebelumnya (#ustian, 200/). -emampuan kogniti pada
masa ini sudah cukup untuk menjadikan dasar diberikannya berbagai kecakapan yang dapat
mengembangkan pola pikir atau daya nalarnya. ntuk mengembangkan daya nalaarnya
dapat dilakukan dengan melatih anak untuk mengungkapakan pendapat atau gagasan atau
penilainnya terhadap berbagai hal, baik yang dialaminya maupun peristiwa yang terjadi di
sekitarnya (>usu, 20$$) .
2) +erkembangan psikoseksual anak (?reud)
+erkembangan psikoseksual menurut ?reud dalam ong (200%) anak yang berada pada
periode laten (1'$2 tahun). elama periode laten anak'anak melakukan siat dan keterampilan
yang telah diperoleh. 6nak masuk masa pubertas dan berhadapan langsung pada tuntutan
social sperti suka berhubungan dengan kelompoknya atau sebaya, serta dorongan libido mulai
mereda (Hidayat, 2005).
*) +erkembangan psikososial anak (rickson)
+erkembangan psikososial menurut rikson dalam ong (200%),anak yang berusia 1'
$2 tahun berada pada tahap industry &s inioritas. 3ahap industry merupakan tahao dimana
anak siap bekerja dan berproduksi. ereka mau terlibat dalam tugas dan akti&itas yang dapat
mereka lakukan sampai selesai, mereka memerlukan dan menginginkan pencapaian yang
nyata. 6nak'anak belajar berkompetensi dan berkerja sama dengan orang lain, dan mereka
juga mempelajari aturan'aturan, rasa inioritas dapat terjadi jika terlalu banyak yang
diharapkan dari mereka atau juka mereka percaya bahwa mereka tidak dapat memenuhi
standar yang ditetapkan orang lain untuk mereka. engan kata lain, selema masa ini anak
selalu berusaha untuk mencapai suatu yang diinginkan atau prestasinya apabila sehingga anak
pada usia ini menjadi rajin dalam melakukan sesuatu akan tetapi apabila harapannya tidak
tercapai kemungkinan besar anak akan merasa rendah diri (Hidayat, 2005)
/) +erkembangan psikomoral anak ( -ohlberg)
+erkembangan psikomoral yang dikemukakan dalam memandang tumbuh kembang
anak yang ditinjau dari segi moralitas anak dalam menghadapi kehidupan (Hidayat, 2005).
6naka mulai mengenal konsep moral (mengenal benar'salah atau baik'buruk) pertama kali di
lingkungan keluarga. +ada usia sekolah anak sudah dapat mengikuti peraturan atau tuntutan
dari orang tua atau lingkungan sosialnya. +ada akhir usia ini anak sudah dapat memahami
aturan yang mendasari suatu peraturan. i samping itu, anak sudah dapat mengasumsikan
setiap bentuk perilaku dan konsep benar'salah atau baik'buruk (>usu, 20$$).
8/10/2019 Lampiran Materi Terapi Bermain
9/16
1."." Tugas Perkembangan Anak -sia eko#a&
Berikut adalah tugas'tugas perkembangan anak usia sekolah 4
$. Belajar memperoleh keterampilan isik untuk melakukan permainan
2. Belajar membentuk sikap yang sehat terhadap dirinya sendiri sebagai makhluk
biologis
*. Belajar bergaul dengan teman'teman sebaya
/. Belajar memainkan peranan sesuai dengan jenis kelaminnya
5. Belajar keterampilan dasar membaca, menulis dan berhitung
1. Belajar mengembangkan konsep diri
:. engembangkan kata hati
=. Belajar memperoleh kebebasan yang bersiat pribadi
%. engembangkan sikap positi terhadap kelompok social dan lembaga'lembaga
(>usu, 20$$)
1.% Konsep tres )ospita#isasi
1.%.1 Pengertian stres &ospita#isasi
tres hospitalisasi diartikan sebagai keadaan atau respons tubuh yang terjadi ketika
seseorang menjalani perawatan di rumah sakit. akit dan dirawat di rumah sakit merupakan
krisis utama yang tampak pada anak, karena anak mengalami stres akibat perubahan
lingkungan, perubahan status kesehatannya, dan anak mempunyai sejumlah keterbatasan
dalam mekanisme koping untuk mengatasi masalah maupun kejadian'kejadian yang bersiat
menekan (haley"ong, $%%5).
1.%.2 tresor pa!a anak !engan &ospita#isasi
tresor adalah &ariable yang dapat dideinisikan sebagai penyebab timbulnya stres,
datangnya stresor dapat sendiri'sendiri atau dapat pula bersamaan (7asmun, 200/). Brunner
dan uddarth (2002) mendeinisikan stresor sebagai perubahan atau stimulus yang dapat
membangkitkan stres.
enurut ursalam (2005), stresor pada anak yang dirawat di rumah sakit meliputi4
$. !emas karena perpisahan
Hubungan anak dengan ibu sangat dekat, akibatnya perpisahan dengan ibu akan
menimbulkan rasa kehilangan pada anak akan orang terdekat bagi dirinya dan akan
lingkungan yang dikenal olehnya, sehingga pada akhirnya akan menimbulkan perasaan
tidak aman dan rasa cemas. -ehilangan kegiatan rutinitas merupakan stresor bagi anak
dan hal ini akan meningkatkan stres akibat perpisahan.
2. -ehilangan kendali
8/10/2019 Lampiran Materi Terapi Bermain
10/16
6nak sakit dan dirawat di rumah sakit akan kehilangan kebebasan pandangan
egosentris dalam mengembangkan otonominya, seperti kemampuan motorik, bermain,
melakukan hubungan interpersonal, akti&itas hidup sehari'hari dan komunikasi.
Hospitalisasi membuat anak menjadi tergantung pada orang lain dan ini menimbulkan
perasaan kehilangan kendali.
*. @uka pada tubuh dan rasa sakit (rasa nyeri)
7eaksi anak terhadap tindakan yang tidak menyakitkan sama seperti reaksi terhadap
tindakan yang sangat menyakitkan. 6nak takut terhadap penyakitnya, ketidakmampuan
dan kematian, dan prosedur instrusi pada area genital. 6nak perempuan lebih sensiti
merasakan sakitnya, sedangkan anak laki'laki lebih agresi dan kurang peka terhadap rasa
sakit (Aitasari, 2001)
enurut uscari (2005), persepsi terhadap arti sakit dan hospitalisasi juga
merupakan stresor hospitalisasi bagi anak. 6nak usia prasekolah merasa enomena nyata
yang tidak berhubungan sebagai penyabab penyakit. !ara berpikir yang magis,
menyebabkan anak usia prasekolah memandang penyakit sebagai hukuman. elain itu,
anak usia prasekolah mengalami konlik psikoseksual dan takut terhadap mutilasi,
menyebabkan anak terutama takut terhadap pengukuran suhu rektal dan kateterisasi urine.
1.%.3 Faktor +ang mempengaru&i reaksi ter&a!ap stresor
7eaksi anak dalam mengatasi krisis hospitalisasi dipengaruhi oleh tingkat
perkembangan usia, pengalaman sebelumnya terhadap proses penyakit dan dirawat di rumah
sakit, sistem dukungan (support system) yang tersedia, keseriusan penyakit, dan keterampilan
koping dalam mengatasi stres(haley"ong, $%%5). -ondisi kesehatan yang buruk,
kecemasan, dan lingkungan yang menggelisahkan akan meningkatkan emosionalitas anak
(Hurlock, 2005).
1.%." Akibat stres &ospita#isasi bagi anak
tres dapat menyebabkan konsekuensi isik, emosional, intelektual, sosial, dan
spiritual. ecara isik, stres mengancam homeostasis isiologis. ecara emosional, stres
menghasilkan perasaan atau emosi negati atau tidak konstrukti. ecara intelektual, stres
mempengaruhi persepsi seseorang dan kemampuan mengatasi masalah. ecara sosial dapat
mengganggu hubungan seseorang dengan orang lain. ecara spiritual dapat memberikan
tantangan terhadap keyakinan dan nilai'nilai seseorang (+erry"+otter, $%%:).
8/10/2019 Lampiran Materi Terapi Bermain
11/16
6kibat sakit dan dirawat di rumah sakit, anak akan kehilangan kebebasan pandangan
egosentris dalam mengembangkan otonominya. Hal ini akan menimbulkan regresi dan pada
akhirnya anak akan menarik diri dari hubungan interpersonal (ursalam, 2005).
1.%.% -pa+a meminima#kan stres &ospita#isasi pa!a anak
-etakutan yang timbul biasanya disebabkan karena anak tidak mempunyai
pengalaman dirawat atau ketidaktahuan tentang prosedur tindakan. 6pabila anak tidak
mempunyai koping yang eekti, maka hal tersebut akan menimbulkan stres. Hal ini dapat
dicegah dengan cara memberikan penjelasan kepada anak, seperti membawa anak berkeliling
rumah sakit (ursalam, 2005).
enurut ursalam (2005), beberapa tindakan keperawatan yang dilakukan untuk
mencegah atau meminimalkan stres hospitalisasi meliputi4$. eminimalkan dampak perpisahan4
a. "ooming in
"ooming inberarti orang tua dan anak tinggal bersama. 8ika tidak bisa, sebaiknya
orang tua dapat melihat anak setiap saat untuk mempertahankan kontak atau komunikasi
antara orang tua anak.
b. +artisipasi orang tua
9rang tua diharapkan dapat berpartisipasi dalam merawat anak yang sakit, terutama
dalam perawatan yang bisa dilakukan. +erawat dapat memberikan kesempatan pada orang
tua untuk menyiapkan makanan anak atau memandikannya. alam hal ini, perawat
berperan sebagai pendidik kesehatan (#ealt# educator) bagi keluarga.
c. odiikasi lingkungan
embuat ruang perawatan seperti di rumah dengan mendekorasi dinding memakai
poster atau kartu bergambar sehingga anak merasa aman jika berada di ruang tersebut.
2. eminimalkan perasaan kehilangan kendali4
a. engusahakan kebebasan bergerak
+embatasan isik atau immobilisasi pada anak untuk mempertahankan aliran inus
dapat dicegah jika anak kooperati. +ada beberapa kasus pasien yang diisolasi, seperti luka
bakar berat, lingkungan dapat dimanipulasi untuk meningkatkan kebebasan sensori,
misalnya dengan menempatkan tempat tidur di dekat pintu atau jendela,
memperdengarkan musik, dan sebagainya.
b. empertahankan kegiatan rutin anak
8/10/2019 Lampiran Materi Terapi Bermain
12/16
-ehilangan kegiatan rutinitas merupakan stresor bagi anak dan hal ini akan
meningkatkan stres akibat perpisahan. edapat mungkin, pembuatan rencana asuhan
keperawatan didasarkan pada aktiitas yang biasa dilakukan anak sewaktu di rumah.
3eknik untuk meminimalkan gangguan dalam melakukan kegiatan sehari'hari adalah
dengan jadwal kegiatan yang terstruktur (time structuring)C yang disusun perawat, orang
tua, dan anak secara bersama'sama.
c. orongan anak untuk mandiri
Hospitalisasi membuat anak menjadi tergantung pada orang lain dan ini menimbulkan
perasaan kehilangan kendali. ntuk mengatasi hal tersebut, anak sebaiknya diberikan
kesempatan untuk berpartisipasi dalam setiap kegiatan, misalnya anak diberi kesempatan
untuk memilih makanan atau mengatur waktu tidur.
*. eminimalkan dan mencegah perlukaan tubuh dan rasa nyeri
+erawat dapat menjelaskan apa yang akan dilakukan, siapa yang dapat ditemui oleh
anak jika dia merasa takut, dan seterusnya. emanipulasi prosedur juga dapat mengurangi
ketakutan akibat perlukaan tubuh. ntuk mengatasi rasa nyeri dapat dilakukan dengan dan
tanpa obat, misalnya dengan distraksi.
3abel $ 3eknik eminimalkan tres 6kibat akit dan dirawat di 7umah akit pada 6nak
(7udolph, et al., 200*).
36H6+6 3;6-6
+ersiapan sebelum sakit
dan dirawat di rumah
sakit
' +endidikan kesehatan bagi anak melalui media, sekolah,
dan kunjungan tenaga kesehatan.
' Pre#ospitalisasi tours, melalui media, pendidikan
tentang alat'alat kesehatan.
+ada saat sakit ' elibatkan anak, keluarga, dan saudara kandung dalam
diskusi tentang penyakit dan pengobatan.
' ukungan perawatan diri, pengoptimalan dan
penguasaan perasaan kontrol anak dalam mengambil
keputusan jika memungkinkan.
' engoptimalkan kontrol nyeri saat prosedur, dan
meminimalkan pembatasan ungsi.
' empertahankan kebiasaan keluarga dan keadaan di
rumah.
' empertahankan perilaku sesuai dengan usia, termasuk
8/10/2019 Lampiran Materi Terapi Bermain
13/16
pemberian tugas dan pekerjaan rumah.
' elibatkan anak dengan grup ataun teman sebaya.
' enyesuaikan dengan keperluan dan kepentingan
keluarga dan sekolah.
irawat di rumah sakit
' eminimalkan lama rawat atau tinggal di rumah sakit.
' enganjurkan dan memasilitasi rooming in dan
kunjungan keluarga dan teman.
' C#ild$life$program (rekreasi dan permainan terapeutik),
program sekolah bagi anak yang dirawat di rumah sakit.
' enyediakan kelanjutan perawatan, meminimalkan
jumlah dokter, perawat, dan mahasiswa yang terlibat
dalam perawatan anak.
' enyediakan pusat perawatan keluarga.
1.%./ Penata#aksanaan kepera0atan pa!a anak usia seko#a& !engan &ospita#isasi
+eran perawat dalam meminimalkan stres akibat hospitalisasi pada anak dan bayi
adalah sangat penting. +erawat perlu memahami konsep hospitalisasi dan prinsip'prinsip
asuhan keperawatan melalui pendekatan proses keperawatan (ursalam, 2005). enurut
uscari (2005), inter&ensi keperawatan yang harus dilaksanakan pada anak usia sekolahdengan hospitalisasi meliputi4
$. Berikan inter&ensi umum
a. #unakan boneka tangan atau boneka untuk mendemonstrasikan prosedur.
b. #unakan istilah yang sesuai dengan usia dan tingkat pemahaman anak,
misalnya menyatakan CmemperbaikiC daripada CmemotongC
c. #unakan balutan berperekat setelah memberikan injeksi.
d. ampingi anak selama prosedur
e. Hindari melakukan prosedur in&asi jika memungkinkan.
. Berikan bintang, bet,dan bentuk penghargaan lainnya.
g. Bermain dengan pengalaman di rumah sakit, misanlya impro&isasi dengan
peralatan dokter dan perawat.
h.>akinkan kembali pada anak prasekolah bahwa ia tidak bertanggung jawab
terhadap penyakitnya.
i. -aji terhadap pencapaian sekunder.
2. Berikan inter&ensi isik yang aman dan nyaman
8/10/2019 Lampiran Materi Terapi Bermain
14/16
a. Biarkan anak mempertahankan kendali atas ungsi tubuhnya
($) Biarkan pola normal
(2) 3enangkan anak saat kecelakaan terjadi
(*) Beri pujian atas keberhasilan anak
(/) Berikan stimulasi motorik
b. 3ingkatkan perawatan diri dan biarkan anak memakai sendiri pakaiannya.
*. Berikan inter&ensi kogniti
a. @indungi dari rasa bersalah.
($) -atakan pada anak bahwa tidak ada seorangpun yang disalahkan atas
penyakit atau hospitalisasi
(2) 8elaskan prosedur
b. @indungi dari rasa takut
($) #unakan permainan terapeutik.
(2) 8angan membicarakan hal'hal yang tidak dimengerti anak
c. 3ingkatkan penggunaan bahasa
($) 6njurkan anak bertanya
(2) Berikan kesempatan anak untuk bercerita
(*) 6jarkan anak kata'kata baru.
1.%. Bermain untuk mengurangi stres &ospita#isasi
Bermain merupakan pengertian alamiah dari ekspresi anak'anak dan merupakan
esensi dari mental, emosional, dan keberadaan sosial mereka. -ebutuhan bermain selama
stres (mis., perkembangan, sakit, pengobatan) adalah penting untuk memberikan cara
pelepasan emosi dan rasa penguasaan terhadap situasi (!arpenito, 2000). ejak mengalami
sakit, anak mungkin tidak menceritakan keadaan mereka karena takut atau karena
sedikitnyakosakata yang mereka miliki untuk mendeskripsikan perasaan mereka (+illitteri,
$%%%). Bermain memberi orang tua dan proesional kesempatan untuk mengkaji alam
perasaan, kata'kata, dan tindakan anak, serta mengidentiikasi persepsi anak terhadap situasi
saat ini (!arpenito, 2000). 9leh karena itu, adanya ruang bermain khusus bagi anak adalah
sangat penting untuk memberikan rasa aman dan menyenangkan (ursalam, 2005).
3erapi bermain adalah teknikpsyc#oanalyticyang digunakan olehpsyc#iatristuntuk
mengerti perasaan, pikiran, dan moti&asi anak. alam terapi bermain, terapis berusaha untuk
menginterpretasikan isyarat &erbal dan non&erbal anak. ntuk menginterpretasikan dan
mengerti isyarat anak tersebut membutuhkan keterampilan dari perawat psikiatrik atau orang
yang telah mendapat pelatihan khusus. +ermainan terapeutik adalah teknik permainan yang
8/10/2019 Lampiran Materi Terapi Bermain
15/16
dapat digunakan perawat untuk mengerti perasaan dan pikiran anak (-untD et al, $%%1,
dikutip oleh +illitteri, $%%%).
enurut +illitteri ($%%%), permainan terapeutik dibedakan menjadi * tipe4
$. +elepasan energi
6nak dapat melepaskan rasa cemasnya dengan memukul, menghantam, meninju, atau
dengan berteriak. enyiapkan anak material yang dapat digunakan untuk melakukan hal
tersebut dapat membantu mereka untuk melepaskan kecemasannya. 3odller dapat memukul
pasak dengan palu plastik atau berpura'pura memotong kayu dengan mainan gergaji. !ontoh
lainnya adalah memberikan model tanah liat untuk anak prasekolah (anak dengan kecemasan
sering memukulnya sampai rata atau membentuknya), mengikatkan balon pada sprei yang
digantung untuk ditinju atau dihantam oleh anak usia sekolah atau remaja.
2. +ermainan drama.
+ermainan drama adalah untuk mengeluarkan rasa cemas. ;ni sangat eekti pada anak
prasekolah, karena mereka sedang dalam puncak imajinasi. +eralatan yang dibutuhkan dalam
permainan terapeutik adalah peralatan yang biasanya digunakan untuk perawatan meliputi
boneka, boneka tempat tidur, stetoskop mainan, peralatan intra&ena, alat suntik, masker, dan
sarung tangan. Boneka dokter, perawat, ibu, ayah, dan anak dapat membantu anak
mengekspresikan perasaannya. Boneka anatomi digunakan untuk membantu anak
mendeskripsikan perasaannya tentang pelecehan seksual.
*. +ermainan kreati.
Beberapa anak terlihat sangat marah ketika mengeluarkan perasaannya dalam
permainan drama. ereka mungkin mau melakukan aktiitas menggambar untuk
mengekpresikan emosi atau menyampaikan tingkat pengetahuan mereka. ntuk
mendorongnya, beri anak sebuah kertas kosong dan krayon. 8ika anak mengalami kesulitan
untuk menggambar secara spontan, berikan topik4 engapa kamu tidak menggambar dirimu
sendiriEC.
enurut ursalam (2005), dalam pelaksanaan aktiitas bermain di rumah sakit, perlu
diperhatikan prinsip'prinsip bermain dan permainan yang sesuai dengan usia atau tingkat
pertumbuhan dan perkembangan anak, sehingga tujuan bermain dapat dicapai secara optimal.
3ujuan bermain dirumah sakit adalah untuk4
a. elanjutkan tumbuh kembang yang normal selama perawatan, sehingga tumbuh
kembang tetap berlangsung terus tanpa terhambat oleh keadaan anak.
b. engekspresikan pikiran dan antasi anak.
8/10/2019 Lampiran Materi Terapi Bermain
16/16
c. engembangkan kreati&itas melalui pengalaman permainan yang tepat.
d. eningkatkan adaptasi anak terhadap stres karena penyakit atau karena dirawat di rumah
sakit, dan anak mendapatkan ketenangan dalam bermain.
enurut ursalam (2005), prinsip bermain di rumah sakit adalah4
a. 3idak banyak mengeluarkan energi, singkat, dan sederhana.
b. empertimbangkan keamanan dan ineksi silang.
c. -elompok umur sama.
d. +ermainan tidak bertentangan dengan pengobatan
e. emua alat permainan dapat dicuci.
. elibatkan orang tua untuk menciptakan rasa aman bagi anak.