45
Makalah Diskusi Jumat LANGKAH INVESTIGASI WABAH Oleh Igus Ulfa Yaze 1018011012 Agustia Pratiwi 1018011035 Donna Rozalia Mariz 1018011053 Komang Indra Setia 1018011069 Mia Febriani Putri 1018011077

Langkah Investigasi Wabah

Embed Size (px)

DESCRIPTION

WABAH

Citation preview

Makalah Diskusi JumatLANGKAH INVESTIGASI WABAH

OlehIgus Ulfa Yaze1018011012Agustia Pratiwi 1018011035Donna Rozalia Mariz1018011053 Komang Indra Setia 1018011069Mia Febriani Putri1018011077

STASE ILMU KEDOKTERAN KOMUNITASKEPANITERAAN KLINIKFAKULTAS KEDOKTERAN UNILAUNIVERSITAS LAMPUNGJULI 2015KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karuniaNya yang tidak terhitung, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah diskusi Ilmu Kedokteran Komunitas mengenai Langkah Investigasi Wabah Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada para pembimbing kepaniteraan Ilmu Kedokteran Komunitas yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing terselesaikannya makalah ini.Penulis juga menyampaikan terima kasih banyak kepada para rekan-rekan yang telah banyak membantu baik dorongan semangat maupun berupa materi untuk dapat terselesaikannya makalah ini.Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, untuk itu penulis sangat berterimakasih untuk saran dan kritik yang membangun. Akhir kata, penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk para pembaca.

Bandar Lampung, Juli 2015

Penulis

BAB IPENDAHULUAN

Wabah merupakan peningkatan kejadian kasus penyakit yang lebih banyak daripada keadaan normal di suatu area tertentu atau pada suatu kelompok tertentu, selama suatu periode waktu tertentu. Informasi tentang terjadinya wabah biasanya datang dari sumber-sumber masyarakat, yaitu laporan pasien, keluarga pasien, kader kesehatan, atau warga masyarakat. Tetapi informasi tentang terjadinya wabah bisa juga berasal dari petugas kesehatan, laporan kematian, laporan hasil pemeriksaan laboratorium, atau media lokal (surat kabar dan televisi). Pada dasarnya wabah merupakan penyimpangan dari keadaan normal karena itu wabah ditentukan dengan cara membandingkan jumlah kasus sekarang dengan rata-rata jumlah kasus dan variasinya di masa lalu (minggu, bulan, tahun).Kenaikan jumlah kasus belum tentu mengisyaratkan terjadinya wabah. Terdapat sejumlah faktor yang bisa menyebabkan jumlah kasus tampak meningkat: (1) Variasi musim (misalnya, diare meningkat pada musim kemarau ketika air bersih langka)(2) Perubahan dalam pelaporan kasus;(3) Kesalahan diagnosis (misalnya, kesalahan hasil pemeriksaan laboratorium);(4) Peningkatan kesadaran petugas kesehatan (meningkatkan intensitas pelaporan);(5) Media yang memberikan informasi bisa dari sumber yang tidak benar.

Terjadinya wabah dan teridentifikasinya sumber dan penyebab wabah perlu ditanggapi dengan tepat. Jika terjadi kenaikan signifikan jumlah kasus sehingga disebut wabah, maka pihak dinas kesehatan yang berwewenang harus membuat keputusan apakah akan melakukan investigasi wabah. Sejumlah faktor mempengaruhi dilakukan atau tidaknya investigasi wabah:(1) Keparahan penyakit; (2) Potensi untuk menyebar; (3) Perhatian dan tekanan dari masyarakat; (4) Ketersediaan sumber daya. Beberapa penyakit menimbulkan manifestasi klinis ringan dan akan berhenti dengan sendirinya (self-limiting diseases), misalnya flu biasa. Implikasinya, tidak perlu dilakukan investigasi wabah maupun tindakan spesifik terhadap wabah, kecuali kewaspadaan. Tetapi wabah lainnya akan terus berlangsung jika tidak ditanggapi dengan langkah pengendalian yang tepat. Sejumlah penyakit lain menunjukkan virulensi tinggi, mengakibatkan manifestasi klinis berat dan fatal, misalnya flu burung. Implikasinya, sistem kesehatan perlu melakukan investigasi wabah dan mengambil langkah-langkah segera dan tepat untuk mencegah penyebaran lebih lanjut penyakit itu.

Ketika dokter mendiagnosis suatu penyakit yang tidak biasa, ketika dokter, perawat, atau petugas laboratorium yang menyadari terjadinya serangkaian kluster kasus. Kluster kasus adalah kelompok kasus penyakit atau peristiwa kesehatan lain yang terjadi dalam rentang waktu dan tempat yang berdekatan. Didalam suatu kluster banyaknya kasus yang dapat atau tidak dapat melebihi jumlah yang diperkirakan, umumnya jumlah yang diperkirakan tidak diketahui. Karena rate endemic penyakit nosokomial, cedera, dan kejadian yang merugikan lainnya berbeda untuk masing-masing fasilitas pelayanan kesehatan, hanya ada sedikit kriteria pasti untuk menentukan kepada yang diperlukan upaya evaluasi pada suatu masalah yang potensial atau memulai investigasi.

Langkah pencegahan kasus dan pengendalian wabah dapat dimulai sedini mungkin setelah tersedia informasi yang memadai. Bila investigasi atau penyelidikan wabah telah memberikan fakta yang jelas mendukung hipotesis tentang penyebab terjadinya wabah, sumber agen infeksi, dan cara transmisi yang menyebabkan wabah, maka upaya pengendalian dapat segera dimulai tanpa perlu menunggu pengujian hipotesis.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

1. PENGERTIANSejarah dirintisnya metode investigasi wabah dimulai dengan adanya penemuan kuman kolera oleh John Snow sehingga ia terkenan dengan metode investigasi wabah kolera di London (1854). Wabah adalah istilah umum untuk menyebut kejadian tersebarnya penyakit pada daerah yang luas dan pada banyak orang, maupun untuk menyebut penyakit yang menyebar tersebut. Wabah dipelajari dalam epidemiologi.

Berikut adalah beberapa pengertian wabah menurut berbagai sumber :Wabah adalah kejadian berjangkitnya suatu penyakit menular dalam masyarakat yang jumlah penderitanya meningkat secara nyata melebihi dari pada keadaan yang lazim pada waktu dan daerah tertentu serta dapat menimbulkan mala petaka (UU No 4. Tahun 1984).Wabah berarti penyakit menular yang berjangkit dengan cepat, menyerang sejumlah besar orang di daerah yang luas (Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia 1989).Wabah adalah peningkatan kejadian kesakitan atau kematian yang telah meluas secara cepat, baik jumlah kasusnya maupun daerah terjangkit (Departemen Kesehatan RI Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan Pemukiman 1981).Wabah adalah terdapatnya penderita suatu penyakit tertentu pada penduduk suatu daerah, yang nyatanyata melebihi jumlah yang biasa (Benenson, 1985).Wabah adalah timbulnya kejadian dalam suatu masyarakat, dapat berupa penderita penyakit, perilaku yang berhubungan dengan kesehatan, atau kejadian lain yang berhubungan dengan kesehatan, yang jumlahnya lebih banyak dari keadaan biasa (Last 1981).a. Dari sudut arti kataWabah atau epidemic berasal dari bahasa Yunani yaitu epi berarti pada dan demos yang berarti penduduk atau rakyat. Jadi epidemic diartikan sebagai hal-hal yang terjadi pada penduduk.

b. Dari sudut epidemiologiDari sudut epidemiologi wabah berarti suatu peningkatan kejadian kesakitan atau kematian suatu penyakit di suatu tempat tertentu yang melebihi keadaan biasanya.Tinjauan definisi menurut undang-undang no.4 tahun 1984 dapat mencakup empat hal berikut : Penyakit menularYang dimaksud penyakit menular adalah penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme atau produk toksinnya, yang ditularkan dari penderita atau reservoirnya kepada manusia lain yang rentan Keadaan yang lazimJumlah penderita suatu penyakit menular dalam suatu masyarakat atau wilayah sangat bervariasi tergantung dari penyebab penyakitnya, sifat-sifat penduduk yang terserang serta lingkungan dimana penykait itu terjangkit. Pada umumnya jumlah penderita penyakit menular di suatu wilayah diamati dalam suatu kurun waktu tertentu (mingguan, bulan, atau tahunan). Peningkatan jumlah penderita

Jadi wabah adalah kejadian atau peristiwa dalam masyarakat atau wilayah dari suatu kasus penyakit tertentu yang secara nyata melebihi dari jumlah yang diperkirakan.Suatu wabah dapat terbatas pada lingkup kecil tertentu (disebut outbreak, yaitu serangan penyakit) lingkup yang lebih luas (epidemi) atau bahkan lingkup global (pandemi)OUTBREAKSuatu episode dimana terjadi dua atau lebih penderita suatu penyakit yang sama dimana penderita tersebut mempunyai hubungan satu sama lain

EPIDEMIKeadaan dimana suatu masalah kesehatan (umumnya penyakit) yang ditemukan pada suatu daerah tertentu dalam waktu yang singkat frekuensinya meningkat.

PANDEMIKeadaan dimana suatu masalah kesehatan (umumnya penyakit), frekuensinya dalam waktu singkat meningkat tinggi dan penyebarannya telah mencakup wilayah yang luas.

ENDEMIKeadaan dimana suatu masalah kesehatan (umumnya penyakit), frekuensinya pada wilayah tertentu menetap dalam waktu lama berkenaan dengan adanya penyakit yang secara normal biasa timbul dalam suatu wilayah tertentu.

II. PEMBAGIAN WABAH MENURUT SIFATNYAa. Common Source Epidemic / Point Source EpidemicAdalah suatu letusan penyakit yang disebabkan oleh terpaparnya sejumlah orang dalam suatu kelompok secara menyeluruh dan terjadi dalam waktu yang relatif singkat. Adapun Common Source Epidemic itu berupa keterpaparan umum, biasa pada letusan keracunan makanan, polusi kimia di udara terbuka. Dapat ditandai oleh : Timbulnya gejala penyakit (onset penyakit) yang cepat. Masa inkubasi yang pendek. Episode penyakit merupakan episode tunggal. Waktu munculnya penyakit jelas. Lenyapnya penyakit dalam waktu yang c\\\epat.b. Propagated/Progresive Epidemic atau Contagious disease epidemicBentuk epidemi dengan penularan dari orang ke orang sehingga waktu lebih lama dan masa tunas yang lebih lama pula. Propagated atau progressive epidemic terjadi karena adanya penularan dari orang ke orang baik langsung maupun melalui vector, relatif lama waktunya dan lama masa tunas, dipengaruhi oleh kepadatan penduduk serta penyebaran anggota masyarakat yang rentan serta morbilitas dari penduduk setempat, masa epidemi cukup lama dengan situasi peningkatan jumlah penderita dari waktu ke waktu sampai pada batas minimal anggota masyarakat yang rentan, lebih memperlihatkan penyebaran geografis yang sesuai dengan urutan generasi kasus. Ditandai oleh :1. Timbulnya gejala penyakit (onset penyakit) yang pelan.2. Masa inkubasi yang panjang.3. Episode penyakit yang bersifat majemuk.4. Waktu munculnya penyakit tidak jelas.5. Lenyapnya penyakit dalam waktu yang lama.

c. Mix Source EpidemicYang dimaksud disini adalah suatu keadaan wabah yang disamping ditemukan gejala-gejala dari wabah bentuk pertama juga ditemukan gejala-gejala dari wabah bentuk kedua.

III. LANGKAH LANGKAH INVESTIGASI WABAH1. Konfimasi / menegakkan diagnosa Definisi kasus Klasifikasi kasus dan tanda klinik Pemeriksaan laboratorium2. Menentukan apakah peristiwa itu suatu letusan/wabah atau bukan Bandingkan informasi yang didapat dengan definisi yang sudah ditentukan tentang KLB Bandingkan dengan incidende penyakit itu pada minggu/bulan/tahun sebelumnya3. Hubungan adanya letusan/wabah dengan faktor-faktor waktu, tempat dan orang Kapan mulai sakit (waktu) Dimana mereka mendapat infeksi (tempat) Siapa yang terkena : (Gender, Umur, imunisasi, dll)4. Rumuskan suatu hipotesa sementara Hipotesa kemungkinan : penyebab, sumber infeksi, distribusi penderita (pattern of disease) Hipotesa : untuk mengarahkan penyelidikan lebih lanjut5. Rencana penyelidikan epidemiologi yang lebih detail Untuk menguji hipotesis : Tentukan : data yang masih diperlukan sumber informasi Kembangkan dan buatkan check list. Lakukan survey dengan sampel yang cukup

6. Laksanakan penyelidikan yang sudah direncanakan Lakukan wawancara dengan : a. Penderita-penderita yang sudah diketahui (kasus)b. Orang yang mempunyai pengalaman yang sama baik mengenai waktu/tempat terjadinya penyakit, tetapi mereka tidak sakit (control) Kumpulkan data kependudukan dan lingkungannya Selidiki sumber yang mungkin menjadi penyebab atau merupakan faktor yang ikut berperan Ambil specimen dan sampel pemeriksa di laboratorium7. Buatlah analisa dan interpretasi data Buatlah ringkasan hasil penyelidikan lapangan Tabulasi, analisis, dan interpretasi data/informasi Buatlah kurva epidemik, menghitung rate, buatlah tabel dan grafik-grafik yang diperlukan Terapkan test statistik Interpretasi data secara keseluruhan8.Test hipotesa dan rumuskan kesimpulan Lakukan uji hipotesis Hipotesis yang diterima, dpt menerangkan pola penyakit : a. Sesuai dengan sifat penyebab penyakitb. Sumber infeksic. Cara penularad. Faktor lain yang berperan9. Lakukan tindakan penanggulangan Tentukan cara penanggulangan yang paling efektif. Lakukan surveilence terhadap penyakit dan faktor lain yang berhubungan. Tentukan cara pencegahan dimasa akan datang10. Buatlah laporan lengkap tentang penyelidikan epidemiologi tersebut. Pendahuluan Latar Belakang Uraian tentang penelitian yang dilakukan Hasil penelitian Analisis data dan kesimpulan Tindakan penanggulangan Dampak-dampak penting Saran rekomendasi

IVKLASIFIKASI WABAHMenurut penyebabnya, penyakit yang menimbulkan wabah digolongkan menjadi :1. Toxin, terdiri dari :a. Enterotoxin (Stapylococcus aureus)b. Exotoxin (Clostridium botolinum)c. Endotoxin2. Infeksia. Virus b. Bakteric. Protozoad. Cacing3. Toxin Biologisa. Racun jamur, Plankton, racun ikan, racum tumbuhan.b. Afla toxin

4. Toxin Kimiaa. Zat kimia organik : logam berat (Hg).b. Gas beracun : CO2, CO.

V. PENYAKIT YANG SERING MENIMBULKAN WABAHPenyakit yang dapat menimbulkan wabah (Permenkes RI no. 560/Menkes/Per/VIII/1989)1. Kholeraa. Berak-berak mendadak disertai muntah-muntah, Tinja mengucur seperti air sehingga dalam waktu singkat tubuh kekurangan cairan (dehidrasi).b. Pemeriksaan laboratorium pada najis/ muntahan menunjukkan adanya kuman cholera (vibrio cholera) dan dalam darah terdapat zat antinya. 2. Demam kuninga. Demam tinggi mendadak, kulit kuning, sakit kepala, lemah/lesu, mual, muntah, denyut nadi lemah dan lambat, seringkali disertai dengan perdarahan berupa mimisan, perdarahan mulut, muntah darah, berak darah.b. Pemeriksaan laboratorium pada darah menunjukkan adanya virus demam kuning atau zat antinya.3. Tifus bercak a. Demam 2 minggu, sakit kepala, menggigil, badan lemah, kadang-kadang selama masa demam ditemukan bercak-bercak merah menimbul pada kulit. b. Pemeriksaan laboratorium pada darah menunjukkan adanya zat anti terhadap tifus bercak wabah I (Rickettsia prowazeki).4. Campaka. Panas tinggi, sakit kepala, batuk pilek dan conjungtivitis fotophoby yang berakhir lebih kurang setelah 3-7 hari. Masa timbulnya bercak-bercak merah (rash) pada kulit sesudah kira-kira 3 hari panas. Mula-mula timbul pada belakang telinga menyebar ke seluruh muka, dada dan anggota badan lainnya. Bercak bertahan selama 4-6 hari. b. Pemeriksaan laboratorium pada lendir konjungtiva dan tenggorokan menunjukkan adanya virus campak, dan pada darah terdapat virus campak atau zat antinya.5. Difteria. Panas lebih kurang 38 0, adanya pseudomembran putih keabu-abuan, tak mudah lepas dan mudah berdarah. Letak pseudomembran bisa di faring, laring atau tonsil, sakit waktu menelan, leher membengkak seperti leher sapi disebabkan karena pembengkakan kelenjar leher dan sesak nafas disertai bunyi (stridor). b. Pemeriksaan laboratorium pada jaringan luka menunjukkan adanya kuman difteri.6. Rabiesa. Demam tinggi, sakit kepala hebat, kelumpuhan mulai dari tungkai menjalar ke atas, sulit menelan, takut air (hydrophobia), sulit bernafas, kesadaran menurun, terjadi beberapa minggu sampai satu tahun setelah digigit anjing, kucing, kera, atau hewan penular rabies lainnya yang menderita rabies.b. Pemeriksaan laboratorium pada otak dan kelenjar air liur hewan yang menggigit, dan pada air liur, air mata serta jaringan otak penderita menunjukkan adanya virus rabies.

7. Influenza Demam, perasaan dingin dan ingusan 1-6 hari, sering kali disertai sakit kepala, sakit pada otot-otot dan batuk. Pemeriksaan laboratorium pada darah menunjukkan adanya virus influenza atau zat antinya.8. Tifus Perut Demam tinggi terus menerus 1 minggu atau lebih, badan lemah, sakit kepala, sembelit kadang-kadang diare, permukaan lidah kotor dan pinggirnya merah, disertai dengan kesadaran menurun. Pemeriksaan laboratorium pada darah, air seni, tinja atau sumsum tulang menunjukkan kuman salmonella typhi dan pada darah terdapat kenaikan kadar zat antinya. 9. Encephalitisa. Panas tinggi, kejang-kejang, kesadaran menurun dan reflek patologis positif.b. Pemeriksaan lab darah atau cairan serebrospinal menunjukkan adanya virus/ kuman atau zat antinya. 10. Pesa. Demam tinggi mendadak, disertai pembengkakan kelenjar (bubo) dilipat paha atau ketiak, atau leher, batuk darah mendadak (tanpa didahului sakit batuk).b. Pemeriksaan laboratorium pada darah, cairan bubo, sputum atau usap tenggorok menunjukkan adanya kuman pes (Yersinia pestis).11. Demam bolak-balika. Demam 2-9 hari diikuti masa tanpa demam 3-4 hari yang berulang-ulang 2-10 kali. Kadang-kadang selama masa masa demam ditemukan bercak-bercak merah dikulit.b. Pemeriksaan laboratorium pada darah menunjukkan adanya virus kuman demam bolak-balik (Borellia recurrentis)12. DBDa. Demam mendadak 2-7 hari tanpa penyebab yang jelas, lemah, lesu atau gelisah, nyeri ulu hati, hati membesar, dan disertai perdarahan dikulit berupa bintik merah (petechiae), ruam, lebam. Kadang-kadang berak darah, muntah darah, kesadaran menurun, dan renjatan (shock).b. Pemeriksaan lab pada darah menunjukkan adanya pengentalan darah (hemokonsentrasi) dan kekurangan sel pembekuan darah (trombosit), dan ditemukan virus dengue atau zat antinya. 13. Polioa. Panas, ingusan, batuk, lemas, muntah, diare. Panas menurun kemudian timbul kelemahan/ kelumpuhan anggota gerak (lengan/kaki), biasanya asimetris.b. Pemeriksaan laboratorium pada tinja atau lendir tenggorokan menunjukkan adanya virus polio dan pada darah terdapat zat antinya.14. Pertusisa. Batuk beruntun, pada akhir batuk anak menarik nafas panjang dan terdengar suara hup (whoop) khas, biasanya disertai muntah. Serangan batuk lebih sering pada malam hari. Anak mengeluarkan riak liat dan kental. Akibat batuk yang dapat terjadi perdarahan konjungtiva atau edema periorbital. Lamanya batuk 1-3 bulan (batuk 100 hari).b. Pemeriksaan laboratorium pada lendir tenggorokan menunjukkan adanya kuman pertusis (Bordetella pertusis).15. Malariaa. Demam, berkeringat, dingin, menggigil, yang berulang setiap 1-3 hari, sakit kepala hebat, badan lemah, muka pucat, sering disertai mual, muntah dan nyeri otot. Kadang-kadang limpa membesar, kejang dan kesadaran menurun.b. Pemeriksaan laboratorium pada darah menunjukkan adanya parasit malaria.16. Hepatitisa. Demam, badan lemas, mual, selaput mata kuning, air seni berwarna seperti air the kental.b. Pemeriksaan laboratorium pada darah/ tinja menunjukkan adanya virus hepatitis dan darah juga terdapat antigen virus tersebut.17. MeningitisPanas, kaku kuduk, kejang-kejang, kesadaran menurun, reflek patologis positif. Pemeriksaan laboratorium pada LCS.18. Anthraxa. Tipe kulit : Kulit melepuh (vesikel) tanpa sebab yang jelas atau tukak (ulkus) dengan pinggir menonjol dan bagian tengahnya berwarna merah tua-kehitaman, kadang-kadang disertai demam tinggi.b. Tipe gastrointestinal : Sakit perut hebat terjadi beberapa jam sesudah makan daging hewan yang menderita penyakit anthrax (Bacillus anthracis).19. DiarePenyakit yang ditandai dengan bertambahnya frekuensi buang air besar/defekasi (lebih 3 kali sehari) disertai adanya perubahan bentuk atau kondisi tinja dari penderita.20. Keracunana. Penderita jatuh sakit mendadak dengan gejala pusing, mual/muntah, dan kejang (cramp) perut atau usus, kadang-kadang disertai adanya kejang otot serta gejala khas keracunan lainnya.b. Pada pemeriksaan laboratorium tinja atau muntahan menunjukkan adanya penyebab keracunan dan konsentrasinya melebihi ambang normal.VI. KEGIATAN PENANGGULANGAN WABAHUntuk dapat melakukan penanggulangan wabah banyak kegiatan yang harus dilakukan. Untuk suatu Puskesmas, kegiatan tersebut secara sederhana dapat dibedakan atas empat macam, yaitu 1) Menetapkan terjangkitnya keadaan wabahMerupakan kegiatan pertama yang harus dilakukan. Untuk dapat menetapkan terjangkit atau tidaknya wabah tersebut, perlu dilakukan pengumpulan data, penganalisaan data, dan penarikan kesimpulan. Agar kesimpulan tersebut sesuai dengan keadaan yang sebenarnya perlu dimiliki suatu pedoman pengambilan kesimpulan. Pedoman yang dimaksud dikenal dengan nama Nilai Batas Keadaan Wabah (NBKW) yaitu suatu nilai yang dipakai untuk menentukan ada atau tidaknya suatu wabah. Menghitung NBKW untuk satu periode waktu tertentu perlu 2 angka:1. Jumlah rata-rata penderita penyakit (Mean)2. Standar deviasi

Periode waktu: disesuaikan dengan situasi dan kondisi PUSKESMAS adalah 1 minggu. Apabila data tersedia gunakan data tahun yang lalu, bila tidak tersedia gunakan data untuk 12 mingguAdapun langkah-langkah yang dilakukan dalam penetapan terjangkitnya keadaan wabah adalah :a. Melakukan pengumpulan data- Data tentang penyakit menular saja (UU No.4/tahun 1984)- Pengumpulan data secara pasif (karena keterbatasan SDM,dana dan sarana), yaitu: Data kegiatan rutin Laporan pelayanan berobat jalan BP di setiap Puskesmas (data tidak lengkap) Data laporan masyarakat

b. Melakukan analisis dataMengolah dan menyajikan data yang terkumpul. Perhitungan antara lain: jumlah dan penyebaran orang-orang yang terserang penyakit c. Menarik kesimpulan Perlu tolok ukur : NILAI BATAS KEADAAN WABAH

Rumus nilai batas keadaan wabah :X + 2 SD

X = jumlah seluruh kasusJumlah minggu

SD = jml (x-X)2 N-1

Keterangan : X= nilai rata-rata (mean) kasus per mingguSD= standar deviasix= jumlah kasus per mingguN= jumlah minggu

Wabah merupakan peningkatan kejadian kasus penyakit yang lebih banyak daripada keadaan normal di suatu area tertentu atau pada suatu kelompok tertentu, selama suatu periode waktu tertentu. Informasi tentang terjadinya wabah biasanya datang dari sumber-sumber masyarakat, yaitu laporan pasien, keluarga pasien, kader kesehatan, atau warga masyarakat. Tetapi informasi tentang terjadinya wabah bisa juga berasal dari petugas kesehatan, laporan kematian, laporan hasil pemeriksaan laboratorium, atau media lokal (surat kabar dan televisi). Pada dasarnya wabah merupakan penyimpangan dari keadaan normal karena itu wabah ditentukan dengan cara membandingkan jumlah kasus sekarang dengan rata-rata jumlah kasus dan variasinya di masa lalu (minggu, bulan, tahun).

2) Melaksanakan penanganan keadaan wabahSetelah data mengenai investigasi kasus dan penyebab telah memberikan fakta tentang penyebab, sumber, dan cara transmisi, maka langkah pengendalian hendaknya segera dilakukan. Makin cepat respons pengendalian, makin besar peluang keberhasilan pengendalian. Langkah pertama yang dilakukan adalah menentukan cara penanggulangan yang paling efektif dan melakukan surveilence terhadap faktor lain yang berhubungan.Apabila telah dibuktikan adanya wabah, kegiatan selanjutnya yang perlu dilakukan adalah melaksanakan penanganan wabah. Untuk ini ada tiga hal yang harus dilakukan yakni :a. Kegiatan-kegiatan yang ditujukan kepada penderitab. Kegiatan-kegiatan yang ditujukan kepada masyarakatc. Kegiatan-kegiatan yang ditujukan terhadap lingkungan3) Menetapkan berakhirnya keadaan wabahCara menetapkan berakhirnya keadaan wabah adalah sama dengan menetapkan terjangkitnya wabah, yakni melakukan pengumpulan data, penganalisaan data, dan penarikan kesimpulan. Penarikan kesimpulan disini juga memanfaatkan Nilai Batas Keadaan Wabah yang telah ditetapkan.4) Pelaporan wabahPada dasarnya laporan wabah tersbut meliputi laporan terjangkitnya keadaan wabah, laporan penanganan wabah serta laporan berakhirnya keadaan wabah. Semua laporan ini dipersiapkan oleh Puskesmas untk dikirimkan ke Dinas Kesehatan Tingkat II. Adanya laporan seperti ini dipandang penting dalam rangka penyusunan rencana-rencana dan pelaksanaan rencana kerja penanggulangan wabah itu sendiri.

Jenis Laporana. Laporan terjangkitnya keadaan wabah Laporan harus dikirimkan dalam waktu 24 jam setelah keadaan wabah itu diketahui (Laporan W1) ke Dinas Kesehatan Kota/Kabupaten, yang selanjutnya dikirimkan pula laporan oleh Dinkes ke propinsi dan Depkes ( Ditjen P2M-PLP)

a. Laporan penyelidikan epidemiologi sementara Tentang:- jenis penyakit yang mewabah - jumlah penderita yang terserang - lokasi tempat terjadinya wabah - waktu terjadinya wabah - sumber penularan yang dicurigai

b. Laporan keadaan wabah Laporan mingguan (W2) (rutin, baik ada maupun tidak ada wabah)Puskesmas Kabupaten/Kota Propinsi Ditjen P2MPLPYang dilaporkan : data morbiditas dan mortalitas beberapa penyakit yang berpotensi menimbulkan wabah.

c. Laporan berakhirnya wabahRuang lingkup penanggulangan wabah di Indonesia masih terbatas pada penyakit menular. Jika ditinjau dari sudut program kesehatan masyarakat, maka ada tidaknya penyakit menular di suatu Negara merupakan petunjuk dari maju atau tidaknya program kesehatan masyarakat di Negara tersebut. Lazimnya jika penyakit menular banyak ditemukan ini berarti program kesehatan masyarakat belum maju dan demukian juga sebaliknya.

Gambar 2. Alur Penanggulangan Wabah

VII. KEJADIAN LUAR BIASA (KLB)Kejadian Luar Biasa (KLB) salah satu kategori status wabah dalam peraturan yang berlaku di Indonesia. tatus Kejadian Luar Biasa diatur oleh Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 949/MENKES/SK/VII/2004.Kejadian Luar Biasa dijelaskan sebagai timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan atau kematian yang bermakna secara epidemiologis pada suatu daerah dalam kurun waktu tertentu. Kriteria tentang KLB mengacu pada Keputusan Dirjen No. 451/9. Suatu kejadian dinyatakan luar biasa jika ada unsur:1. Timbulnya suatu penyakit menular yang sebelumnya tidak ada atau tidak dikenal2. Peningkatan kejadian penyakit/kematian terus-menerus selama 3 kurun waktu berturut-turut menurut jenis penyakitnya (jam, hari, minggu)3. Peningkatan kejadian penyakit/kematian 2 kali lipat atau lebih dibandingkan dengan periode sebelumnya (jam, hari, minggu, bulan, tahun).4. Jumlah penderita baru dalam satu bulan menunjukkan kenaikan 2 kali lipat atau lebih bila dibandingkan dengan angka rata-rata perbulan dalam tahun sebelumnya.VIII. PELACAKAN KLB1) Garis Besar Pelacakan KLBa. Pengumpulan data dan informasi secara seksama langsung di lapangan tempat kejadianb. Analisa data yang diteliti dengan ketajaman pemikiran.c. Adanya suatu garis besar tentang sistematika langkah-langkah yang pada dasarnya harus ditempuh dan dikembangkan dalam setiap usaha pelacakan.2) Analisis Situasi Awala. Penentuan atau penegakan diagnosisb. Penentuan adanya wabahc. Uraian keadaan wabah (waktu, tempat dan orang)3) Analisis Lanjutana. Usaha Penemuan kasus tambahan Adakan pelacakan ke rumah sakit dan dokter praktek ntuk menemukan kemungkinan adanya kasus diteliti yang belum ada dalam laporan. Pelacakan intensif terhadap mereka yang tanpa gejala, gejala ringan tetapi mempunyai potensi menderita atau kontak dengan penderita.b. Analisa Data secara berkesinambungan.c. Menegakkan Hipotesisd. Tindakan Pemadaman wabah dan tindak lanjut. Tindakan diambil sesuai dengan hasil analisis Diadakan follow up sampai keadaan normal kembali. Yang menimbulkan potensi timbulnya wabah kembali disusunkan suatu format pengamatan yang berkesinambungan dalam bentuk survailans epidemiologi terutama high risk.4) Penanggulangan KLBa. SKD KLBb. Penyelidikan dan penanggulangan KLBc. Pengembangan sistem surveilans termasukpengembangan jaringan informasid) Koordinasi kegiatan surveilans : lintas program dan lintas sektoral Macam Penyakit MenularJika ditinjau dari kaitannya dengan kemungkinan timbulnya wabah, maka penyakit menular secara umum dapat dibedakan atas empat kelompok yakni :1. Penyakit karantina atau penyakit wabahJenis penyakit yang masuk dalam kelompok ini ditentukan oleh peraturan perundang-undangan yaitu UU No.2 dan No.1 tahun 1962.2. Penyakit menular dengan potensi wabah rendahApabila penyakit tersebut dapat menjalar dengan cepat dan atau memiliki angka mortalitas yang tinggi . Contohnya adalah penyakit DBD, diare, campak,pertusis dan diare. Sebenarya penyakit ini sama dengan kedua akan tetapi karena kemajuan ilmu dan teknologi kedokteran serta kemajuan pragram kesehataan masyarakat maka angka penjalaran serta mortalitas dapat ditekan.3. Penyakit menular yang tidak berpotensi wabahMerupakan kelompok penyakit yang tidak berpotensial menimbulkan wabah.Hanya saja dalam program angka morbiditasnya masih tinggi, perlu diprogramkan pemberantasannya.IX.FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TIMBULNYA WABAHa. Herd immunity yang rendahadalah daya tahan masyarakat terhadap penyebran penyakit infeksi karena sebagian besar anggota masyarakat memiliki kekebalan terhadap penyakit infeksi tersebut. Dalam keadaan tertentu herd immunity ini bisa menurun sehingga terjadi wabah.b. Patogenesisadalah kemampuan bibit penyakit untuk dapat menimbulkan suatu penyakit.c. Lingkungan yang burukadalah seluruh kondisi yang terdapat disekitar mikroorganisme tetapi mempengaruhi kehidupan atau perkembangan mikroorganisme tersebut.

Epidemiologi Deskriptifa. Gambaran waktu berdasarkan waktuPerjalanan wabah berdasarkan waktu digamabarkan dengan grafik histogram yang berbentuk kurva epidemic, gambaran ini membantu :1.Memberi informasi samapai dimana proses wabah itu dan bagaimana kemungkinan kelanjutannya2.Memperkirakan kapan pemaparan terjadi dan memusatkan penyelidikan pada periode tersebut, bila telah diketahui penyakit dan masa inkubasinya.3.Menarik kesimpulan tentang pola kejadian, dengan demikian mengetahui apakah bersumber tunggal, ditularkan dari orang ke orang, atau campuran keduanyaKemungkinan periode pemaparan dapat dilakukan dengan : 1. Mencari masa inkubasi terpanjang, terpendek, dan rata-rata2. Menentukan puncak wabah atau kasus mediannya, dan menghitung mundur satu masa inkubasi rata-rata3. Dari kasus paling awal kejadian wabah, dihitung mundur masa inkubasi terpendekMasa inkubasi penyakit adalah waktu antara masuknya agens penyakit sampai timbulnya gejala pertama. Informasi tentang masa inkubasi bermanfaat billa penyakit belum diketahui sehingga mempersempit diagnosis diferensial dam memperikan periode pemaparan. Cara menghitung median masa inkubasi :a.Susunan teratur ( array) berdasarkan waktu kejadiannyab.Buat frekuensi kumulatifnyac.Tentukan posisi kasus paling tengahd.Tentukan kelas mediane.Median masa inkubasiditentukan dengan menghitung jarak antara waktu pemaparan dan kasus median

2. Gambaran wabah berdasarkan tempatGambaran wabah berdasarkan tempat menggunakan gambaran grafik berbentuk Spot map. Grafik ini menunjukkan kejadian dengan titik/symbol tempat tertentu yang menggambarkan distribusi geografi suatu kejadian menurut golongan atau jenis kejadian namun mengabaikan populasi.

3. Gambaran wabah berdasarkan ciri orangVariable orang dalam epidemiologi adalah karakteristik individu yang ada hubungannya dengan keterpajanan atau kerentanan terhadapa suatu penyakit.Misalnya karakteristik inang ( umur, jenis kelamin, ras/suku, status kesehatan) atau berdasarkan pemaparan ( pekerjaan, penggunaan obat-obatan)

4. Pembuatan HipotesisDalam pembuatan suatu hipotesis suatu wabah, hendaknya petugas memformulasikan hipotesis meliputi sumber agens penyakit, cara penularan, dan pemaparan yang mengakibatkan sakit.1.Mempertimbangkan apa yang diketahui tentang penyakit itu: a.Apa reservoir utama agen penyakitnya? b. Bagaimana cara penularannya? c. Bahan apa yang biasanya menjadi alat penularan? d. Apa saja faktor yang meningkatkan risiko tertular? 2.Wawancara dengan beberapa penderita 3. Mengumpulkan beberapa penderita mencari kesamaan pemaparan. 4.Kunjungan rumah penderita5.Wawancara dengan petugas kesehatan setempat 6.Epidemiologi diskriptif

5. Penilaian HipotesisDalam penyelidikan lapangan, hipotesis dapat dinilai dengan salah satu dari dua cara ini: 1. Dengan membandingkan hipotesis dengan fakta yang ada, atau 2.Dengan analisis epidemiologi untuk mengkuantifikasikan hubungan dan menyelidiki peran kebetulan. 3. Uji kemaknaan statistik, Kai kuadrat.

5. Perbaikan hipotesis dan penelitian tambahanDalam hal ini penelitian tambahan akan mengikuti hal dibawah ini1. Penelitian Epidemiologi 2. Penelitian Laboratorium dan Lingkungan 7. Pengendalian dan PencegahanPengendalian seharusnya dilaksanakan secepat mungkin upaya penanggulangan biasanya hanya dapat diterapkan setelah sumber wabah diketahui Pada umumnya, upaya pengendalian diarahkan pada mata rantai yang terlemah dalam penularan penyakit. Upaya pengendalian mungkin diarahkan pada agen penyakit, sumbernya, atau reservoirnya.

8. Penyampaian Hasil PenyelidikanPenyampaian hasil dapat dilakukan dengan dua cara pertama Laporan lisan pada pejabat setempat dilakukan di hadapan pejabat setempat dan mereka yang bertugas mengadakan pengendalian dan pencegahan dan yang kedua laporan tertulis.Penyamapin penyelidikan diantaranya Laporan harus jelas, meyakinkan, disertai rekomendasi yang tepat dan beralasan Sampaikan hal-hal yang sudah dikerjakan secara ilmiah; kesimpulan dan saran harus dapat dipertahankan secara ilmiah Laporan lisan harus dilengkapi dengan laporan tertulis, bentuknya sesuai dengan tulisan ilmiah (pendahuluan, latar belakang, metodologi, hasil, diskusi, kesimpulan, dan saran) Merupakan cetak biru untuk mengambil tindakan Merupakan catatan dari pekerjaan, dokumen dari isu legal, dan merupakan bahan rujukan apabila terjadi hal yang sama di masa datang .

BAB IIIPEMBAHASAN

Di Puskesmas Kemiling sendiri belum memiliki Tim khusus untuk langkah investigasi wabah, dalam pelaksanaannya masih digabung dengan Tim Surveilans dengan menggunakan sistem EWARS (Early Warning System). Dimana setiap pustu dan puskeskel yang termasuk dalam wilayah Puskesmas Kemiling (4 pustu dan 4 puskeskel) setiap minggunya mengirimkan pesan berupa sms dengan menggunakan kode untuk penyakit yang ada di masing-masing wilayah yang sesuai dengan form W2 (format mingguan). Yang dilaporkan : data morbiditas dan mortalitas beberapa penyakit yang berpotensi menimbulkan wabah.Jika dicurigai KLB, pelaporannya menggunakan form W1, dimana EWARS bekerja dan nantinya akan disampaikan ke Dinas Kesehatan 1x24 jam melalui fax.Sebagai contoh, jika ditemukan kasus DBD (dikatakan DBD jika hasil lab (+) menunjukkan DBD), Tim Penelitian Epidemiologi (PE) akan turun langsung dan melihat kasusnya ke rumah pasien dan radius 100m, kemudian dilakukan pencarian jentik nyamuk, baru dilakukan tindakan abatesasi.Jika terdapat 3 kasus DBD dalam 1 wilayah (radius 100m), orang rumah akan diberikan penyuluhan dan akan dilakukan fogging.

BAB IVPENUTUP

Kesimpulan Wabah adalah kejadian atau peristiwa dalam masyarakat atau wilayah dari suatu kasus penyakit tertentu yang secara nyata melebihi dari jumlah yang diperkirakan. Suatu wabah dapat terbatas pada lingkup kecil tertentu (disebut outbreak, yaitu serangan penyakit) lingkup yang lebih luas (epidemi) atau bahkan lingkup global (pandemi) Langkah langkah investigasi wabah antara lain Menegakkan diagnosis, Menentukan apakah peristiwa tersebut termasuk wabah atau tidak, Hubungan antara letusan wabah dengan beberapa faktor, Rumusan hipotesis sementara, Melaksanakan penyelidikan yang sudah di rencanakan, Tes hipotesis, analisis dan interpretasinya, Melakukan tindakan penanggulangan serta membuat laporan. Contoh kejadian Luar Biasa yang sering terjadi antara lain Campak, DBD, ISPA, TBC, Malaria, Diare dan lain-lainSaran Investigasi wabah sangat perlu dan penting di lakukan untuk mengetahui serta menanggulangi kejadian wabah secara cepat dan tepat, oleh sebab itu di harapkan kerjasama antara semua pihak untuk membantu kelangsungan kegiatan ini.

DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Azrul.1999.Pengantar Epidemiologi.Jakarta Barat:Binarupa Aksara.

Chin, James.2000. Manual Pemberantasan Penyakit Menular. Jakarta:Rineka Cipta.

Umar.2000. Surveilens Epidemiologi Penyakit Menular. Jakarta :Jakarta Pers.Dinas Kesehatan Propinsi Lampung, 2004. Pedoman Kerja Puskesmas, Jilid ke II. Hal 78-81.Greenberg, R.S,Et.Ad. 2001. Medikal epidemiologi, 3 rd Ed, The Mc Graw.Hill Companies. Inc. New yOrk USA.Soerawidjaja, Resna A dan Azrul Azwar, 1989. Penanggulangan Wabah oleh Puskesmas Edisi Pertama. Jakarta. Bina Rupa Aksara.

INSTANSIPEMERINTAHLAININSTANSISWASTAMASYARAKAT UMUMMENETAPKAN TERJANGKITNYA WABAHMENANGANI KEADAAN WABAHMENETAPKAN BERAKHIRNYA WABAHPengumpulan dataAnalisis dataPenarikan kesimpulanTerhadap: kasus masyarakat lingkunganPengumpulan dataAnalisis dataPenarikan kesim-pulanPUSKESMASLAPORANDINAS KESEHATAN KOTA/KABUPATEN