23
Laporan Praktikum Kesehatan Masyarakat Veteriner PPDH XXII KELOMPOK 8 SUB KEL II OLEH : Ahfadin H., S.KH 061323143041 Dewi Nuur J., S.KH 061323143062 Pristy A., S.KH 061323143066 Mahatma A.K.R, S.KH 061323143082 FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Lap Kesmavet Pindi2

Embed Size (px)

DESCRIPTION

dd

Citation preview

PPDH XXII KELOMPOK 8 SUB KEL II

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya, sehingga laporan praktikum Kesehatan Masyarakat Veteriner untuk tugas PPDH ini dapat terselesaikan dengan baik.

Penyusunan laporan praktikum Kesehatan Masyarakat Veteriner ini sebagai salah satu syarat mengikuti atau menempuh mata kuliah Kesehatan Masyarakat Veteriner dalam program studi Pendidikan Profesi Dokter Hewan (PPDH) Universitas Airlangga Surabaya. Penyusun berharap semoga laporan praktikum Kesehatan Masyarakat Veteriner ini bermanfaat bagi penyusun sendiri khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Surabaya, 20 Februari 2015Penyusun

DAFTAR ISIHALAMAN JUDUL

1KATA PENGANTAR

2DAFTAR ISI

3PEMERIKSAAN KEADAAN SUSU

4A. Pemeriksaan Organoleptis

4B. Perhitungan Berat Jenis Susu

5C. Uji Alkohol dan Uji Didih

6D. Titrasi Asam

6E. Kadar Enzimatis

7PEMERIKSAAN KANDUNGAN SUSU

9A. Kadar Lemak Susu

9B. Kadar Laktosa Susu

9C. Kadar Protein

10PEMERIKSAAN DAGING

12A. Uji Organoleptis

12B. Uji Eber

12UJI MIKROBIOLOGIS SUSU

13A. Uji Total Plate Count

13B. Uji Most Probable Number

14C. Uji Salmonella dan Staphylococcus

16UJI KUALITAS TELUR

A. Kondisi Fisik Telur

17

B. Indeks Telur

17PEMERIKSAAN KUALITAS SUSUPemeriksaan kualiats susu meliputi pemeriksaan keadaan susu (organolpetis, didih, alkohol, berat jenis, titrasi keasaman, dan enzimatis), pemeriksaan susunan susu (kadar lemak, laktosa, dan protein), pemberian perlakuan terhadap susu (pada kelompok kami, susu sebanyak 1500 ml dibagi menjadi 2, pertama diambil 150 ml untuk pemeriksaan tanpa perlakuan. Sisanya diberi perlakuan dengan penambahan H2O2 yang dibagi menjadi 2 perlakuan perbedaan suhu penyimpanan. Susu perlakuan ini diperiksa 3 hari berturut-turut dan sushu penyimpanan pada freezer dan refrigerator), dan pengujian mikrobiologis (TPC, MPN, Salmonella, dan Staphylococcus).Metode yang digunakan adalah :

Ambil sampel susu 1350 ml (total awal volume susu adalah 1500 ml. 150 ml untuk uji kualitas susu hari pertama) Tambahkan 15 ml H2O2 pada sampel susu Masukkan sampel susu ke dalam plastic masing masing 225 ml menjadi 6, dibungkus dalam plastik Simpan pada suhu 40 (suhu refrigerator) dan suhu beku (suhu freezer) Amati setiap harinya (uji kualitas susu)A. PEMERIKSAAN ORGANOLEPTISPemeriksaan sampel susu yang dilakukan pertama adalah uji organoleptis. Pemeriksaan organoleptis meliputi : warna, bau, rasa, kekentalan dan kebersihan.TanggalWarnaBauRasaKekentalanKebersihan

13/01/2015Putih susuKhas SusuKhas SusuEncer Tidak ada Kotoran / cemaran (tanpa perlakuan)

14/01/2015Putih susuKhas Susu--Encer Terdapat pengawet H2O2

Putih susu Khas Susu--EncerTerdapat pengawet H2O2

15/01/2015Putih susuKhas Susu--EncerTerdapat pengawet H2O2

Putih susu Khas Susu--EncerTerdapat pengawet H2O2

16/01/2015Putih susuKhas Susu--EncerTerdapat pengawet H2O2

Putih susu Khas Susu--EncerTerdapat pengawet H2O2

Kesimpulan : selama 4 hari pengujian rutin, sampel susu yang di uji secara organoleptis dikategorikan kurang baik karena kekentalan susu encer, begitu pula dengan susu yang mengalami perlakuan (termasuk rasa).B. PERHITUNGAN BERAT JENIS SUSUBerat jenis susu dapat diukur dengan Laktodensimeter yang telah ditera pada suhu 27,50C dan dimasukkan ke dalam rumus perhitungan berat jenis susu yaitu:

kemudian :

Maka :

TanggalSuhu susuSuhu LaktodensimeterSkala yang terbacaKoefisien pemuaianBerat Jenis Susu

13/01/2015N : 300C27,50C290,00021,0295

-----

14/01/2015F : 230C27,50C260,00021,0251

R : 200C27,50C300,00021,0285

15/01/2015F : 250C27,50C280,00021,0275

R : 220C27,50C300,00021,0249

16/01/2015F : 280C27,50C200,00021,0201

R : 230C27,50C290,00021,0281

Keterangan : F adalah suhu freezer setelah perlakuan, R adalah suhu refrigerator setelah perlakuan, dan N adalah saat suhu tanpa perlakuan.

Setiap harinya berat jenis susu yang diuji berbeda beda termasuk susu yang diberikan perlakuan. Berat jenis susu menurut SNI adalah 1,0280. Dari semua sampel susu yang diuji dapat ditarik kesimpulan bahwa sampel susu dikategorikan kurang baik karena dibawah standar berat jenis susu apabila dirata-rata. C. UJI DIDIH & UJI ALKOHOL

Uji didih digunakan untuk memeriksa dengan cepat derajat keasaman susu dengan cara memasukkan 5 ml sampel susu ke dalam tabung reaksi, kemudian dengan penjepit panaskan pada bunsen hingga mendidih. Penilaian terbagi menjadi 2 yaitu :

Positif (+)= Jika terdapat gumpalan.Negatif (-)= Jika tidak terdapat gumpalan. Uji Alkohol digunakan untuk memeriksa kualitas susu dengan melihat kestabilan sifat koloidal susu terutama pada casein susu dengan cara memasukkan 3 ml sampel susu ke dalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan dengan 3 ml alkohol 70% dan lakukan pengamatan. Penilaian terbagi menjadi 2 yaitu :

Positif (+)= Jika terdapat gumpalan / butiran.Negatif (-)= Jika tidak terdapat gumpalan / butiran. TanggalUji DidihUji AlkoholKeterangan

13/01/2015--Baik

14/01/2015--Baik

15/01/2015--Baik

16/01/2015--Baik

Uji didih dan alkohol yang dilakukan menunjukkan hasil negative. Hal ini menunjukkan bahwa casein susu tidak mengalami penggumpalan. Hal ini disebabkan karena susu yang diperiksa diberi perlakuan dengan penambahan H2O2 yang dapat mencegah susu menggumpal.D. TITRASI ASAMTitrasi asam digunakan untuk memeriksa derajat keasaman susu secara tetrimetri dengan metode soxhlet Henkel (0SH) kemudian dimasukkan ke dalam rumus :

Maka :

TanggalNaOH 0,25 N0SH

13/01/20154 ml8

--

14/01/2015F : 6 ml12

R : 6 ml12

15/01/2015F : 6 ml12

R : 7 ml16

16/01/2015 F : 4,5 ml9

R : 6 ml12

Derajat keasamaan sampel susu setiap harinya berbeda beda dan dapat dilihat pada tabel diatas dimana derajat keasamaan sampel susu pada praktikum kali ini menggunakan 1 metode yaitu metode Soxlet Henkel. Dimana angka yang dihasilkan menunjukkan tingginya keasaman susu.E. PEMERIKSAAN ENZIMATIS

Pemeriksaan enzimatis yang dilakukan pada sampel susu terdiri dari : uji Reduktase dan uji Katalase. Uji reduktase dan Katalase dilakukan untuk menentukan adanya kuman didalam sampel susu dalam waktu cepat (kualitatif) namun dengan cara yang berbeda, dimana uji reduktase dilakukan dengan mencampurkan 0,5 ml methylen blue dan 20 ml susu ke dalam tabung reaksi dan di inkubasi pada suhu 370C, sedangkan uji Katalase dapat dilakukan dengan mencampurkan 10 ml susu dengan 5 ml H2O2 0,5% dan diinkubasi pada suhu 370C. Hasilnya adalah :

TanggalUji ReduktaseUji KatalaseKeterangan

13/01/201518 jam 3,5 cmbaik

14/01/2015F : 12 jam, R : 12 jamF : 0,6 cm, R : 0,6 cmbaik

15/01/2015F : 18 jam, R : 18 jamF : 1 cm, R : 2 cmbaik

16/01/2015F : 18 jam, R : 18 jam F : 2,6 cm, R : 2,8 cmbaik

Berdasarkan tabel diatas, kualitas sampel susu ini terbilang baik karena waktu yang dibutuhkan untuk merubah metylen blue menjadi putih rata-rata lebih dari 12 jam. Hal ini menunjukkan bahwa dalam sampel susu tidak terdapat atau sedikit terdapat bakteri. Adanya penambahan H2O2 menyebabkan banyak bakteri mati sehingga gas yang terbentuk juga dibawah angka maksimal (3,0).

Gambar : uji Reduktase dan KatalasePEMERIKSAAN SUSUNAN SUSU

A. KADAR LEMAK SUSU

Perhitungan kadar lemak susu yang dilakukan pada sampel susu adalah dengan menggunakan metode gerber, hal ini digunakan untuk mengetahui apakah kandungan lemak dalam sampel susu masih berada dalam batas batas yang diijinkan dimana kadar lemak dinyatakan dalam % yang berarti jumlah gram lemak dalam setiap 100 gram susu. Hasilnya :TanggalKadar Lemak

13/01/20151,9%

14/01/2015F : 2,7%, R : 3,4%

15/01/2015F : 2,8%, R : 2,6%

16/01/2015F : 2,6%, R : 2,8%

Perhitungan kadar lemak susu dilakukan selama 4 hari pada sampel susu, hasil yang ditunjukan masih terdapat dalam batas batas yang diijinkan dengan standart lemak susu minimal sesuai SNI 3%

Gambar uji lemakB. KADAR LAKTOSA SUSULaktosa merupakan bagian dari gugusan gula yang terkandung dalam susu. Penentuan kadar laktosa dalam sampel susu dapat dilakukan dengan penambahan reagen seperti ZnSO4, NaOH, KI, Chloramine T dan Na2S2O3 yang kemudian hasil titrasi dimasukkan ke dalam rumus :

Kadar Laktosa dalam 100 ml susu = A x mSampel susu yang digunakan adalah susu perlakuan yang disimpan pada suhu freezer. Hasilnya adalah sebgai berikut : TanggalTitrasi (Tb)Titrasi (Ts)A (laktosa dalam filtrat gram / 100ml)Kadar Laktosa (gram)

14/01/201539,517,56,8413,24

Gambar : Kadar laktosa

C. KADAR PROTEIN SUSUKadar protein dalam susu dapat diukur dengan metode titrasi formol dengan menggunakan beberapa reagen yaitu : K oksalat, Phenopthalein 1%, NaOH 0,1 N dan Formaldehid 40%. Titrasi terkoreksi adalah titrasi kedua dikurangi titrasi blanko yang merupakan titrasi formol. Kadar protein susu digunakan faktor 1,83 dimana : % protein susu= 1,83 x ml titrasi formol % kasein

= 1,63 x ml titrasi formol

Hasilnya adalah :TanggalTitrasi Formol Kadar ProteinKadar Kasein% N

13/01/201523,663,260,028

----

14/01/2015F : 7 ml12,8111,410,098

R : 8 ml14,6413,040,112

15/01/2015F : 2 ml3,663,260,028

R : 2 ml 3,663,260,028

16/01/2015F : 1 ml1,833,260,014

R : 1,5 ml2,7452,4450,002

Berdasarkan hasil pengujian diatas, didapatkan hasil yang berbeda dari sampel susu setiap harinya dimana kadar protein minimum adalah 1,83% dan kadar maksimal 14,64%. Dalam SNI, kadar mininum untuk kadar protein adalah 2,8%. Semakin tinggi kadar protein suatu susu maka semakin baik susu tersebut.

Gambar uji proteinPEMERIKSAAN DAGINGA. PEMERIKSAAN ORGANOLEPTISUji ini dilaksanakan dengan cara menbau contoh daging dan dilakukan sekurang kurangnya 24 jam setelah pemotongan. Uji organoleptis ini terdiri dari pemeriksaan warna daging, uji usap dan bau daging. Dari sampel daging sapi yang kami gunakan, pemeriksaan organoleptis dinyatakan baik dan dilanjutkan dengan uji awal pembusukan dengan metode eber. Warna: Normal khas daging

Bau: Normal

Usap: Normal B. UJI EBER

Pada awal pembusukan daging terjadi perubahan perubahan kimiawi yang membentuk gas NH3 dan H2S. Hal ini dapat diamati dengan menggunakan uji Eber, Uji postma dan uji H2S. kali ini kami menggunakan uji eber dengan prinsip pemeriksaan yaitu adanya pembentukan NH3 akibat reaksi dari reagen Eber yang terdiri dari HCl 1 bagian, alkohol 96% 3 bagian dan ether 1 bagian. Hasil positif dinyatakan dengan adanya kabut NH4Cl yang berarti terjadi awal pembusukan, dan hasil negative dinyatakan dengan tidak terbentuknya NH4Cl.Hasilnya adalah : negatif (-)

UJI MIKROBIOLOGIS SUSUUji Mikrobiologis daging digunakan untuk mengetahui kualitas daging yang diperiksa, uji mikrobiologis yang dilakukan adalah : Uji Total Plate Count

Uji Most Probable Number

Uji Stapylococcus

Uji Salmonella

A. TPCTotal Plate Count (TPC) merupakan uji mikrobiologis yang digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pertumbuhan bakteri yang selanjutnya bisa dihitung dan ditampilkan dengan satuan CFU. Metode TPC ini dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu dengan metode tuang dan metode permukaan dimana dalam praktikum kali ini, kelompok kami menggunakan metode tuang. Skema pemeriksaan TPC ini adalah sebagai berikut :

1 ml 1 ml 1 ml 1 ml K 9 ml 9 ml 9 ml 9 ml 9 ml

Sampel susu 10-4 10-5 10-6 K

Keterangan :

Media dalam tabung reaksi: Buffer Pepton Water

Media dalam petri disk: Nutrient Agar

Hasil Total Plate Count dari sampel susu yang ditanam pada media nutrient agar adalah sebagai berikut :

Pada pengenceran 10-4,10-5, dan 10-6 maka dapat ditentukan hasilnya sebagai berikut.

10-410-510-6

tbud7851

.

Perhitungan : jika cawan dari dua tingkat pengenceran menghasilkan koloni dengan jumlah anatara 30-300, dan perbandingan antara hasil tertinggi dan terendah dari kedua pengenceran tersebut 2, jumlah kuman adalah rata-rata hasil dari kedua pengenceran. Jika perbandingan hasil tertinggi dan terendah dari dua pengenceran 2, yang dilaporkan adalah yang terkecil.(51x106):(78x105) = 6,5 (lebih dari 2 maka yang digunakan adalah pengenceran terkecil. Jadi hasil TPC adalah 5,1 x 107 CFU

B. MPN

Uji MPN (Most Probable Number) digunakan untuk menghitung jumlah bakteri coliform dan E. coli dalam sampel dengan hasilnya adalah sebagai berikut :Pada media BGBB ini setelah dilakukan inkubasi selama 24 jam dapat diamati adanya gas pada tabung durham disertai dengan perubahan warna media menjadi keruh yang mengindikasikan adanya bakteri coliform. Hasil praktikum kami menunjukkan bahwa dari ke 15 tabung durham dalam media BGBB semua positif terdapat gas, sehingga semua tabung yang positif akan diambil sampel untuk ditanam dalam media EMBA (Eosin Metylen Blue Agar).Hasil penanaman sampel susu media EMBA menunjukkan hasil sebagai berikut.

Bakteri coliform yang terdapat pada media EMBA akan berwarna hijau metalik. Identifikasi pada tabung ke berapa yang berwarna hijau metalik. Pada hasil praktikum kami, dari 15 sampel yang ditanam pada EMBA positif mengandung bakteri coliform. Setelah itu dilanjutkan tes indol dimana sampel dari kloni bakteri yang ditanam pada EMBA diambil untuk ditumbuhkan dalam media BPW 1%.Hasil tes indol setelah diinkubasi selama 24 jam adalah sebagai berikut.

Melalui tes indol dapat diidentifikasi dan di konfirmasi bahwa bakteri yang tumbuh adalah bakteri Eschericia coli karena setelah diteteskan reagen kovach akan menimbulkan cincin berwarna pink. Dari hasil praktikum kami menunjukkan bahwa 15 tabung positif berwarna pink setelah tes indol. Menurut tabel Mc Crady, jumlah bakteri per gram sampel adalah > 1600.C. Salmonella dan Staphylococcus

Uji Salmonella dan uji Staphylococcus merupakan metode pemeriksaan kualitatif (ada / tidaknya bakteri salmonella dan staphylococcus dalam sampel susu) dengan menggunakan media TB (tethrathionate broth), TSIA, dan MSA. Hasilnya adalah sebagai berikut :

Gambar diatas menunjukkan adanya pertumbuhan bakteri salmonella pada media BSA dengan ditunjukkan adanya koloni yang berwarna hitam (black spot) yang kemudian ditanam pada media TSIA (setelah inkubasi) menunjukkan hasil seperti yang diatas yaitu pada bagian miring dan tegak berwarna kuning (Asam), terdapat H2S (berwarna hitam) dan motil.PEMERIKSAAN TELURA. KEADAAN FISIK TELUR PUYUHKeadaan fisik telur meliputi : Warna

: Khas telur puyuh (bercak bercak)

Ukuran

: panjang = 3,21 cm, lebar = 2,53 cm Kondisi Kulit

: Normal Bentuk

: Lonjong Kebersihan Kulit: Bersih Berat

: 10,9 gramB. KUALITAS ISI TELURHasilnya :Tinggi Kuning TelurTinggi Putih TelurGaris tengah kuning telurIndeks Kuning TelurHaugh Unit

5,85 mm0,91 mm4,25 mm1,3764,048

Laporan Praktikum Kesehatan Masyarakat Veteriner

PPDH XXII KELOMPOK 8 SUB KEL II

OLEH :

Ahfadin H., S.KH061323143041

Dewi Nuur J., S.KH061323143062

Pristy A., S.KH061323143066

Mahatma A.K.R, S.KH061323143082

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN

UNIVERSITAS AIRLANGGA

2015

Laporan Praktikum Kesmavet_PPDH XXII

Kelompok 8 Sub Kelompok II