29
1 ERITRODERMA Pendahuluan Kulit adalah organ tubuh yang terletak paling luar dan membatasinya dari lingkungan hidup manusia. Kulit merupakan organ yang esensial dan vital serta merupakan cermin kesehatan dan kehidupan. Salah satu kelainan kulit yang dapat menyebabkan terganggunya fungsi kulit adalah eritroderma. 1 Eritroderma adalah kelainan kulit yang ditandai dengan adanya kemerahan atau eritema yang bersifat generalisata yang mencakup 90% permukaan tubuh yang berlangsung dalam beberapa hari sampai beberapa minggu.Bila eritemanya antara 50-90% dinamakan pre- eritroderma. 3 Dermatitis eksfoliativa dianggap sinonim dengan eritroderma. 2,4 Bagaimanapun, kedua istilah ini adalah berbeda, karena pada gambaran klinik dapat menghasilkan penyakit yang berbeda. Pada banyak kasus, eritroderma umumnyadisebabkan kelainan kulit yang ada sebelumnya (misalnya psoriasis atau dermatitis atopik), cutaneous T-cell lymphoma (CTCL) atau reaksi obat. Identifikasi penyakit yang menyertai menggambarkan satu dari sekian banyak kelainan kulit. 5 Epidemiologi

lapkas eritroderma

Embed Size (px)

DESCRIPTION

lapkas

Citation preview

Page 1: lapkas eritroderma

1

ERITRODERMA

Pendahuluan

Kulit adalah organ tubuh yang terletak paling luar dan membatasinya dari

lingkungan hidup manusia. Kulit merupakan organ yang esensial dan vital serta

merupakan cermin kesehatan dan kehidupan. Salah satu kelainan kulit yang dapat

menyebabkan terganggunya fungsi kulit adalah eritroderma.1

Eritroderma adalah kelainan kulit yang ditandai dengan adanya kemerahan atau

eritema yang bersifat generalisata yang mencakup 90% permukaan tubuh yang

berlangsung dalam beberapa hari sampai beberapa minggu.Bila eritemanya antara

50-90% dinamakan pre-eritroderma.3Dermatitis eksfoliativa dianggap sinonim

dengan eritroderma.2,4Bagaimanapun, kedua istilah ini adalah berbeda, karena

pada gambaran klinik dapat menghasilkan penyakit yang berbeda. Pada banyak

kasus, eritroderma umumnyadisebabkan kelainan kulit yang ada sebelumnya

(misalnya psoriasis atau dermatitis atopik), cutaneous T-cell lymphoma (CTCL)

atau reaksi obat. Identifikasi penyakit yang menyertai menggambarkan satu dari

sekian banyak kelainan kulit.5

Epidemiologi

Insidens eritroderma sangat bervariasi, menurut penelitian dari 0,9-70 dari

100.000 populasi. Penyakit ini dapat mengenai pria ataupun wanita namun paling

sering pada pria dengan rasio 2 : 1 sampai 4 : 1, dengan onset usia rata-rata > 40

tahun, meskipun eritroderma dapat terjadi pada semua usia.Insiden eritroderma

makin bertambah. Penyebab utamanya adalah psoriasis. Hal tersebut seiring

dengan meningkatnya insidens psoriasis.3,6

Penyakit kulit yang sedang diderita memegang peranan penting lebih dari

setengah kasus dari eritroderma. Identifikasi psoriasis mendasari penyakit kulit

lebih dari seperempat kasus. Didapatkan laporan bahwa terdapat 87 dari 160 kasus

adalah psoriasis berat.6

Page 2: lapkas eritroderma

2

Abraham et al. menyatakan bahwa dari 101 kasus eritroderma didapatkan 75%

adalah pria dengan usia rata-rata 50 tahun, dengan durasi penyakit adalah 5 tahun.

Anak-anak bisa menderita eritroderma diakibatkan alergi terhadap obat. Alergi

terhadap obat bisa karena pengobatan yang dilakukan sendiri ataupun penggunaan

obat secara tradisional.2

Etiologi

Eritroderma dapat disebabkan oleh akibat alergi obat secara sistemik, perluasan

penyakit kulit, penyakit sistemik termasuk keganasan.6 Penyakit kulit yang dapat

menimbulkan eritroderma diantaranya adalah psoriasis 23%, dermatitis spongiotik

20%, alergi obat 15%, CTCL atau sindrom sezary 5%.7

Secara morfologis gambaran eritroderma menyerupai beberapa kelainan kulit dan

penyakit sistemik, begitu pula akibat alergi obat-obatan tertentu (Tabel 1).

Eritroderma yang disebabkan oleh alergi obat secara sistemik

Keadaan ini banyak ditemukan pada dewasa muda. Obat yang dapat menyebabkan

eritroderma adalah arsenik organik, emas, merkuri (jarang), penisilin, barbiturat.

Insiden ini dapat lebih tinggi karena kebiasaan masyarakat orang sering

melakukan pengobatan sendiri dan pengobatan secara tradisional.2Waktu

mulainya obat ke dalam tubuh hingga timbul penyakit bervariasi dapat segera

sampai 2 minggu. Gambaran klinisnya adalah eritema universal. Bila ada obat

yang masuk lebih dari satu yang masuk ke dalam tubuh diduga sebagai

penyebabnya ialah obat yang paling sering menyebabkan alergi.3

Eritroderma yang disebabkan oleh perluasan penyakit kulit

Eritroderma et causa psoriasis, merupakan eritroderma yang paling

banyak ditemukan dan dapat disebabkan oleh penyakit psoriasis maupun akibat

pengobatan psoriasis yang terlalu kuat.3

Dermatitis seboroik pada bayi juga dapat menyebabkan eritroderma yang

juga dikenal sebagai penyakit Leiner. Etiologinya belum diketahui pasti. Usia

penderita berkisar 4-20 minggu.Ptyriasis rubra pilaris yang berlangsung selama

beberapa minggu dapat pula menjadi eritroderma. Selain itu yang dapat

Page 3: lapkas eritroderma

3

menyebabkan eritroderma adalah pemfigus foliaseus, dermatitis atopik dan liken

planus.2,3

Eritroderma akibat penyakit sistemik

Berbagai penyakit atau kelainan alat dalam termasuk infeksi fokal dapat memberi

kelainan kulit berupa eritroderma. Jadi setiap kasus eritroderma yang tidak

termasuk akibat alergi obat dan akibat perluasan penyakit kulit harus dicari

penyebabnya, yang berarti perlu pemeriksaan menyeluruh (termasuk pemeriksaan

laboratorium dan sinar X toraks), untuk melihat adanya infeksi penyakit pada alat

dalam dan infeksi fokal. Ada kalanya terdapat leukositosis namun tidak

ditemukan penyebabnya, jadi terdapat infeksi bakterial yang tersembunyi (occult

infection) yang perlu diobati.3

Tabel 1. Proses yang Berkaitan dengan Timbulnya Eritroderma

Penyakit Kulit Penyakit Sistemik Obat-obatan

Dermatitis atopik

Dermatitis kontak

Dermatofitosis

Penyakit Leiner

Liken planus

Mikosis fungoides

Pemfigus foliaceus

Pitiriasis rubra

Psoriasis

Sindrom Reiter

Dermatitis seboroik

Dermatitis statis

Mikosis fungoides

Penyakit Hodgkin

Limfoma

Leukemia akut dan kronis

Multipel mieloma

Karsinoma paru

Karsinoma rektum

Karsinoma tuba falopii

Dermatitis

papuloskuamosa pada

AIDS

Sulfonamid

Antimalaria

Penisilin

Sefalosporin

Arsen

Merkuri

Barbiturat

Aspirin

Kodein

Difenilhidantoin

Yodium

Isoniazid

Kuinidin

Kaptopril

Sumber: Fitzpatrick et all. Fitzpatrick’s dermatology in general medicine.

Page 4: lapkas eritroderma

4

Patofisiologi

Dalam mempelajari patogenis dari eritroderma membutuhkan pengetahuan biologi

normal dari epidermis. Seperti pada jaringan lainnya, epidermis melakukan

regenerasi secara rutin yang terjadi pada membrana basalis, dan sel-sel ini

berubah menjadi struktur keratin yang utuh melalui proses selama 10-12 hari.

Pada umumnya, sel-sel ini membutuhkan tambahan sekitar 12-14 hari lagi di

stratum korneum sebelum sel ini dilepaskan.6

Berdasarkan penelitian, jumlah skuama yang hilang pada manusia normal antara

500-1000 mg/hari. Pengelupasan keratin paling banyak terjadi pada telapak

tangan, kulit kepala, dan dahi (kurang lebih 2-3,5 gr/m2 per 24 jam) dan paling

sedikit pada dada, lengan bawah dan tungkai bawah (0,1 gr/m2 per 24 jam).

Karena Tubuh mengkatabolisme 50-60 gr protein per hari, pengelupasan kulit

yang fisiologis ini berperan penting dalam metabolisme protein secara

keseluruhan.6

Pada eritroderma terjadi peningkatan laju pengelupasan epidermis. Meskipun

beberapa peneliti memperkirakan sekitar 100 gr epidermis hilang setiap harinya,

tetapi pada beberapa literatur menyatakan bahwa hanya 20-30 gr yang hilang.

Pada skuama penderita eritroderma ditemukan peningkatan jumlah asam nukleat

dan hasil metabolismenya, penurunan jumlah asam amino, dan peningkatan

jumlah protein bebas.6

Reaksi tubuh terhadap suatu agen dalam tubuh (baik itu obat-obatan, perluasan

penyakit kulit dan penyakit sistemik)adalah berupa pelebaran pembuluh darah

kapiler (eritema) yang generalisata.Eritema berarti terjadi pelebaran pembuluh

darah yang menyebabkan aliran darah ke kulit meningkat sehingga kehilangan

panas bertambah. Akibatnya pasien merasa dingin dan menggigil. Pada

eritroderma kronis dapat terjadi gagal jantung. Juga dapat terjadi hipotermia

akibat peningkatan perfusi kulit. Penguapan cairan yang makin meningkat dapat

menyebabkan dehidrasi. Bila suhu badan meningkat, kehilangan panas juga

meningkat. Pengaturan suhu terganggu. Kehilangan panas menyebabkan

Page 5: lapkas eritroderma

5

hipermetabolisme kompensatoar dan peningkatan laju metabolisme basal.

Kehilangan cairan oleh transpirasi meningkat sebanding laju metabolisme basal.1,6

Kehilangan skuama dapat mencapai 9 gram/m2 permukaan kulit atau lebih sehari

sehingga menyebabkan kehilangan protein Hipoproteinemia dengan berkurangnya

albumin dan peningkatan relatif globulin terutama gammaglobulin merupakan

kelainan yang khas. Edema sering terjadi, kemungkinan disebabkan oleh

pergesaran cairan ke ruang ekstravaskuler.1

Eritroderma akut dan kronis dapat menganggu mitosis rambut dan kuku berupa

kerontokan rambut dan kuku berupa kerontokan rambut difus dan kehilangan

kuku. Pada eritroderma yang telah berlangsung berbulan – bulan dapat terjadi

perburukan keadaan umum yang progresif.2

Manifestasi Klinis

Gambaran klinis eritroderma beraneka ragam dan bervariasi tiap individu.

Kelainan yang paling pertama muncul adalah eritema, yang disebabkan oleh

pelebaran pembuluh darah, yang umumnya terjadi pada area genetalia,

ekstremitas, atau kepala. Eritema ini akan meluas sehingga dalam beberapa hari

atau minggu seluruh permukaan kulit akan terkena, yang akan menunjukan

gambaran yang disebut “red man syndrome”.6

Skuama muncul setelah eritema, biasanya setelah 2-6 hari.Skuama adalah lapisan

stratum korneum yang terlepas dari kulit. Skuama berkonsistensi mulai dari halus

sampai kasar.6 Ukuran skuama bervariasi; pada proses akut akan berukuran besar,

sedangkan pada proses kronis akan berukuran kecil. Warna skuama juga

bervariasi, dari putih hingga kekuningan. Deskuamasi yang difus dimulai dari

daerah lipatan, kemudian menyeluruh. Dapat juga mengenai membran mukosa,

terutama yang disebabkan oleh obat. Bila kulit kepala sudah terkena, dapat terjadi

alopesia, perubahan kuku, dan kuku dapat lepas. Pada eritroderma, skuama tidak

selalu terdapat, misalnya eritroderma karena alergi obat sistemik, pada mulanya

tidak disertai skuama, skuama kemudian timbul pada stadium penyembuhan

timbul.6,10

Page 6: lapkas eritroderma

6

Gambar 1. Eritema disertai Skuama

Sumber: www.your-doctor.net/dermatology_atlas

Kulit kepala dapat terlibat, yang akan meluas ke folikel rambut dan matriks kuku.

Kurang lebih 25% dari pasien mengalami alopesia, dan pada banyak kasus, kuku

akan mengalami kerapuhan sebelum lepas seluruhnya. Telapak tangan dan kaki

biasanya ikut terlibat, namun jarang mengenai membran mukosa. Sering terjadi

pula bercak hiper dan hipopigmentasi.Pada eritroderma kronis, eritema tidak

begitu jelas karena bercampur dengan hiperpigmentasi.2,6

Epidermis berukuran tipis pada awal proses penyakit dan akan terlihat dan terasa

tebal pada stadium lanjut. Kulit akan terasa kering dengan krusta berwarna

kekuningan yang disebabkan serum yang mengering dan kemungkinan karena

infeksi sekunder. Pada beberapa kasus, manifestasi klinis yang muncul pada

eritroderma yang akut menyerupai nekrolisis epidermal toksik, walaupun secara

patofisiologi sangat berbeda.6

Pada eritroderma karena penyakit kulit, penyakit sistemik dan obat-obatan,sering

dijumpai kelainan-kelainan yang mendasarinya, yang membantu dalam

menegakan diagnosis. Sering ditemukan plak psioriasis yang masih tersisa; papul

atau lesi oral likenplanus; gambaran pulau yang khas dari pitiriasis rubra; dan lesi

papular dari drug eruption.6 Gejala dari penyakit yang mendasari ini sering sulit

ditemukan dan harus diperiksa dengan cermat.3

Pasien mengeluh kedinginan. Pengendalian regulasi suhu tubuh menjadi hilang,

sehingga sebagai kompensasi terhadap kehilangan panas tubuh, sekujur tubuh

pasien menggigil untuk dapat menimbulkan panas metabolik. Eritroderma akibat

Page 7: lapkas eritroderma

7

alergi obat secara sistemik diperlukan anamnesis yang teliti untuk mencari obat

penyebabnya. Umumnya alergi timbul akut dalam waktu 10 hari. Pada mulanya

kulit hanya eritem saja, setelah penyembuhan barulah timbul skuama.2,3 Pada

eritroderma akibat alergi obat, dapat disertai edema pada wajah dan leher.12,13

Gambar 2. Eritroderma karena alergi obat (gambar kiri); Red Man Syndrome

(gambar kanan)

Sumber: www.your-doctor.net/dermatology_atlas

Eritroderma akibat perluasan penyakit kulit seringkali pada psoriasis dan

dermatitis seboroik bayi. Psoriasis dapat menjadi eritroderma karena dua hal

yaitu: karena penyakitnya sendiri atau karena pengobatan yang terlalu kuat.

Psoriasis yang menjadi eritroderma tanda khasnya akan menghilang. Pada

eritroderma et causa psoriasis, merupakan eritroderma yang disebabkan oleh

penyakit psoriasis atau pengobatan yaitu kortikosteroid sistemik, steroid topikal,

komplikasi fototerapi, stress emosional yang berat, penyakit terdahulu misalnya

infeksi.2,3,11

Diagnosis

Diagnosis agak sulit ditegakkan, harus melihat dari tanda dan gejala yang sudah

ada sebelumnya misalnya, warna hitam-kemerahan di psoriasis dan kuning-

kemerahan di pilaris rubra pityriasis; perubahan kuku khas psoriasis; likenifikasi,

Page 8: lapkas eritroderma

8

erosi, dan ekskoriasi di dermatitis atopik dan eksema menyebar, relatif

hiperkeratosis tanpa skuama,dan pityriasis rubra; ditandai bercak kulit dalam

eritroderma. Dengan beberapa biopsi biasanya dapat menegakkan diagnosis.2,6,9

+

-

+ +

- --

+

-

+

Diagram 1. Diagnosis pasien yang dicurigai

(CBC = pemeriksaan sel darah, CXR = x-ray thoraks)

Sumber: Champion RH ed. Rook’s, textbook of dermatology, 5th ed

Diagnosis Banding

Ada beberapa diagnosis banding pada eritorderma :

Dermatitis Atopik

Dermatitis atopik adalah peradangan kulit kronis yang terjadi di lapisan epidermis

dan dermis, sering berhubungan dengan riwayat atopik pada keluarga asma

bronchial, rhinitis alergi, konjungtivitis. Atopik terjadi diantara 15-25% populasi,

berkembang dari satu menjadi banyak kelainan dan memproduksi sirkulasi

mencari tanda dari

etiologi dari riwayat dan

terlihat multiple pada biopsy

punch; diulangi biopsy 3-6 bulan

untuk menentukan diagnosis

pasti

dilakukan pemeriksaan

tambahan : biopsy untuk

immunofluorescence, CBC, CD4:

ratio CD8, CXR, biopsy kelenjar limfa

pikirkan DD

lain

diagnosis pasti

dan pengobatan

yang tepat

Page 9: lapkas eritroderma

9

antibodi IgE yang tinggi, lebih banyak karena alergi inhalasi. Dermatitis atopik

adalah penyakit kulit yang mungkin terjadi pada usia

berapapun,tetapibiasanyatimbulsebelumusia5tahun. Biasanya, adatigatahap:

balita, anak-anak dan dewasa.5,8

Dermatitis atopik merupakan salah satu penyebab eritroderma pada orang dewasa

dimana didapatkan gambaran klinisnya terdapat lesi pra-existing, pruritus yang

parah, likenifikasi dan prurigo nodularis, sedangkan pada gambaran histologi

terdapat akantosis ringan, spongiosis variabel, dermal eosinofil dan

parakeratosis.3,8

Psoriasis

Eritroderma psoriasis dapat disebabkan oleh karena pengobatan topikal yang

terlalu kuat atau oleh penyakitnya sendiri yang meluas. Ketika psoriasis menjadi

eritroderma biasanya lesi yang khas untuk psoriasis tidak tampak lagi karena

terdapat menghilang dimana plak-plak psoriasis menyatu, eritema dan skuama

tebal universal. Psoriasis mungkin menjadi eritroderma dalam proses yang

berlangsung lambat dan tidak dapat dihambat atau sangat cepat. Faktor genetik

berperan. Bila orang tuanya tidak menderita psoriasis resiko mendapat psoriasis

12%, sedangkan jika salah seseorang orang tuanya menderita psoriasis resikonya

mencapai 34 – 39%.2,9

Psoriasis ditandai dengan adanya bercak-bercak, eritema berbatas tegas dengan

skuama yang kasar, berlapis-lapis dan transparan disertai fenomena tetesan lilin,

Auspitz, dan Kobner.3

Dermatitis seboroik

Dermatitis seboroikadalah peradangan kulit yang kronis

ditandaidenganplakeritema yang sering terdapat pada daerah tubuh yang banyak

mengandung kelenjar sebasea sepertikulit kepala, alis, lipatannasolabial, belakang

telinga, cuping hidung, ketiak, dada, antara skapula. Dermatitis seboroik dapat

terjadi pada semua umur, dan meningkat pada usia 40 tahun. Biasanya lebih berat

Page 10: lapkas eritroderma

10

apabila terjadi pada laki-laki daripada wanita dan lebih sering pada orang-orang

yang banyak memakan lemak dan minum alkohol.2,10

Biasanya kulit penderita tampak berminyak, dengan kuman Pityrosporum ovale

yang hidup komensal di kulit berkembang lebih subur. Pada kepala tampak

eritema dan skuama halus sampai kasar (ketombe). Kulit tampak berminyak dan

menghasilkan skuama putih yang berminyak pula. Penderita akan mengeluh rasa

gatal yang hebat.(3)DS dapat diakibatkan oleh ploriferasi epidermis yang

meningkat seperti pada psoriasis. Hal ini dapat menerangkan mengapa terapi

dengan sitostatik dapat memperbaikinya. Pada orang yang telah mempunyai

faktor predisposisi, timbulnya DS dapat disebabkan oleh faktor kelelahan sterss

emosional infeksi, atau defisiensi imun.10

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan Laboratorium

Pada pemeriksaan laboratorium darahrutin, didapatkan penurunan hemoglobin,

peningkatan eosinofil, dan peningkatan leukosit (pada infeksi sekunder). Kadar

imunoglobulin dapat meningkat, khususnya IgE. Albuminserummenurun

dangamma globulin meningkat relatif. Didapatkan pula

ketidakseimbanganelektrolit karena dehidrasi.6

Pasien dengan eritrodetma yang luas dapat ditemukan tanda-tanda dari

ketidakseimbangan nitrogen: edema, hipoalbuminemia, dan hilangnya masa otot.

Beberapa penelitian menunjukan terdapat perubahan keseimbangan nitrogen dan

potasium ketika laju pembentukan skuama mencapai 17 gr/m2 per 24 jam.

Histopatologi

Pada kebanyakan pasien dengan eritroderma histopatologi dapat membantu

mengidentifikasi penyebab eritroderma pada sampai dengan 50% kasus, biopsi

kulit dapat menunjukkan gambaran yang bervariasi, tergantung berat dan durasi

proses inflamasi. Pada tahap akut, spongiosis dan parakeratosis menonjol, terjadi

edema. Pada stadium kronis, akantosis dan perpanjangan rete ridge lebih

dominan.2

Page 11: lapkas eritroderma

11

Eritroderma akibat limfoma, yang infiltrasi bisa menjadi semakin pleomorfik, dan

mungkin akhirnya memperoleh fitur diagnostik spesifik, seperti bandlike limfoid

infiltrat di dermis-epidermis, dengan sel cerebriform mononuklear atipikal dan

Pautrier's microabscesses. Pasien dengan sindrom Sezary sering menunjukkan

beberapa fitur dari dermatitis kronis, dan eritroderma jinak mungkin kadang-

kadang menunjukkan beberapa gambaran tidak jelas pada limfoma.2

Pemeriksaan immunofenotipe infiltrat limfoid juga mungkin sulit menyelesaikan

permasalahan karena pemeriksaan ini umumnya memperlihatkan gambaran sel T

matang pada eritroderma jinak maupun ganas. Pada psoriasis papilomatosis dan

gambaran clubbing lapisan papiler dapat terlihat, dan pada pemfigus foliaseus,

akantosis superficial juga ditemukan. Pada eritroderma ikhtisioform dan ptiriasis

rubra pilaris, biopsi diulang dari tempat-tempat yang dipilih dengan cermat dapat

memperlihatkan gambaran khasnya. 2

Penatalaksanaan

Terapi yang optimal untuk eritroderma tergantung pada penegakan penyebab

penyakit.2 Pada eritroderma karena alergi obat, penghentian dari obat-obat yang

menyebabkan alergi atau berpotensi menyebabkan alergi memberikan hasil yang

baik. Pada eritroderma karena penyakit kulit, penyakit yang mendasari harus

diatasi. Pemberian salep ter pada psoriasis sebaiknya secara hati-hati karena

mampu mencetuskan eksaserbasi eritroderma.3

Karena terdapat peningkatan kehilangan cairan transepidermal, dehidrasi sering

ditemukan sebagai komplikasi. Input dan output cairan harus dipantau secara hati-

hati.Pemberian kortikosteroid topikal efektif dalam mengatasi inflamasi pada

kulit. Pemberian antihistamin ditujukan untuk mengatasi pruritus.2

Pada eritroderma idiopatik, pemberian steroid diindikasikan apabila pengunaan

terapi konservatis tidak menunjukan perbaikan. Rata-rata 100-300 mg kortison

diberikan perhari dan biasanya digunakan sebagai terapi awal, walaupun dosis

rumatan harian hanya 50 mg kortison. Pemberian kortikosteroid harus dipantau

secara ketat dalam hal efek samping, terutama pada pasien usia lanjut.2

Page 12: lapkas eritroderma

12

Perhatikan kemungkinan terjadinya masalah medis sekunder (misal: dehidrasi,

gagal jantung, dan infeksi).

Page 13: lapkas eritroderma

13

STATUS PASIEN DERMATOVENEROLOGI

A. IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. Dariyah

Jenis Kelamin : Perempuan

Usia : 45 tahun

Agama : Islam

Suku : Melayu

Alamat : Dusun Margo Mulyo Kubu Raya

Pekerjaan : Swasta

B. ANAMNESIS

Anamnesis dilakukan pada tanggal: 24 Maret 2014.

Keluhan Utama

Pasien merasakan gatal dan kulit terkelupas di seluruh tubuh.

Riwayat Penyakit Sekarang

Sepuluh hari yang lalu timbul bintik kemerahan di seluruh tubuh diikuti rasa gatal.

Bintik kemerahan dan rasa gatal terjadi selama seminggu, setelah itu kulit mulai

mengelupas dan terasa panas di seluruh tubuh. Kulit menjadi sangat kering.

Riwayat Penyakit Dahulu

Pasien mengalam diabetes melitus. Pasien belum pernah mengalami penyakit kulit

serupa sebelumya dan belum ada pengobatan lain sebelumnya.

Riwayat Penyakit Keluarga

Tidak ada keluarga dengan keluhan yang sama dengan pasien.

Riwayat Kebiasaan/Lingkungan

Pasien mandi menggunakan air parit di dekat rumah.

Page 14: lapkas eritroderma

14

Riwayat Sosial Ekonomi

Bekerja di perkebunan kelapa sawit.

C. PEMERIKSAAN DERMATOLOGI

Keadaan umum : baik

Kesadaran : kompos mentis

Pemeriksaan Ujud Kelainan Kulit (UKK):

a. Pada regio Umbilikus : makula eritema; papul miliaris.

b. Pada regio Inguinal dekstra : makula hiperpigmentasi; papul miliaris.

c. Pada regio Inguinal sinistra : makula eritema; papul miliaris

Page 15: lapkas eritroderma

15

D. RESUME

E. DIAGNOSIS

Diagnosis Banding : 1.

2.

3.

F. USULAN PEMERIKSAAN PENUNJANG

G. DIAGNOSIS KERJA

Eritroderma

H. TATALAKSANA

A. NON MEDIKAMENTOSA

Menganjurkan pasien untuk menghindari penggunaan sabun dengan kadar pH

yang tidak sesuai dengan pH kulit, mandi dengan air yang lebih bersih, yaitu air

hujan yang telah dimasak, dan memakai pakaian yang tidak berlapis-lapis.

B. MEDIKAMENTOSA

1. Antifungal topikal, yaitu clotrimazole ataupun mikonazole. diberikan 2

kali sehari selama 4 minggu.

2. Antifungal sistemik, yaitu Griesofulvin oral 0,5-1 g/kgBB atau itrakenazol

oral 2 x 100-200 mg selama 3 hari.

3. Antihistamin yaitu cetirizin 1 tablet 10mg perhari tuntuk mengurangi

sensasi gatal.

I. PROGNOSIS

Page 16: lapkas eritroderma

16

Et vitam : bonam

Et functionam : bonam

Et sanactionam : dubia et bonam

PEMBAHASAN

Pada kasus ini, diagnosis ditegakan berdasarkan anamnesis, gejala klinis, dan

pemeriksaan fisik pada pasien. Pada anamnesis diperoleh informasi bahwa pasien

datang dengan keluhan gatal dan adanya bercak merah pada perut dan di sekitar

kemaluannya. Sebelumnya keluhan ini hanya dirasakan di sekitar daerah

kemaluannya, kemudian perut juga mengalami gejala yang sama. Pasien mengaku

pernah mengalami gejala yang sama seperti saat ini, mendapatkan pengobatan

namun gejala tidak sembuh total. Pada pemeriksaan dermatologi ditemukan

makula hiperpigmentasi, makula eritema, maupun papul miliaris di regio inguinal

dan umbilikus pasien. Jika melihat ujud kelainan kulit (UKK) yang ditemukan

pada pasien ini maka diagnosis yang dapat ditegakkan dapat berupa tinea cruris et

corporis, kandidosis, ataupun psoriasis. Pemeriksaan penunjang dilakukan untuk

menegakkan diagnosis kerja pada kasus ini.

Tinea cruris et corporis merupakan infeksi jamur yang predileksi lesinya sering

pada daerah lipatan paha, daerah perineum, dan sekitar anus. Jenis jamur yang

paling sering menyebabkan tinea cruris adalah T. Rubrum dan Epidermophyton

floccosum. Lesi kulit dapat terbatas pada daerah genito-kruris saja, atau meluas ke

daerah sekitar anus, daerah gluteus dan perut bagian bawah, atau bagian tubuh

yang lain. Kelainan kulit yang tampak pada sela paha merupakan lesi berbatas

tegas, makula eritematosa yang terdiri dari papul atau pustul. Pengaruh gaya

hidup seseorang sangat berpengaruh dalam manifestasi dari pertumbuhan jamur

itu sendiri, dimana kurangnya higienitas dapat mempercepat pertumbuhan jamur

ini.

Page 17: lapkas eritroderma

17

Diagnosis banding kandidosis di ambil karena pasien memiki gejala yang

menyerupai kandidosis yaitu gatal dan terdapat bercak merah pada area di sekitar

kemaluannya serta lesi berbatas tegas. Kandidosis kadang sulit dibedakan dengan

tinea cruris jika menganai area di lipatan paha dan perianal. Perbedaannya ialah

pada kandidosis terdapat eritema berwarna merah cerah berbatas tegas dengan

satelit-satelit di sekitarnya. Pemeriksaan penunjang perlu dilakukan untuk

memastikan penyebab dari infeksi yang dialami oleh pasien tersebut. Diagnosis

banding psoriasis diambil dengan alasan lesi yang eritem disertai dengan papul

yang dapat menyerupai lesi pada tinea cruris maupun kandidoses. Diagnosis ini

disingkirkan karena tempat predileksi psoarisis pada selangkangan jarang

ditemukan, selain itu lesi psoriasis memiliki skuama yang tebal sedangkan pada

pasien tidak. Pemeriksaan lanjutan yan biasanya dilakukan pada penyakit ini

dengan fenomena koebner, auspitz, dan tetesan lilin.

Penatalaksanaan yang diberikan pada pasien ini terdiri atas pengobatan non

medikamentosa dan medikamentosa. Pengobatan non medika mentosa yang

diberikan berupa memberikan saran dan edukasi mengenai pentingnya menjaga

higienitas, tidak menggaruk lesi yang gatal, memakai sabun yang sesuai dengan

keadaan kulit, mandi dengan air yang bersih, dalam hal ini menggunakan air hujan

yang telah dimasak, serta menghindari pemakaian pakaian yang berlapis-lapis.

Penting menjaga higienitas ini karena jamur merupakan mikroorganisme yang

dapat tumbuh dengan baik seiring dengan kurangnya tingkat higienitas pada orang

tersebut.

Pengobatan medikamentosa yang diberikan terdiri dari pengobatan topikal

maupun sistemik. Pengobatan topikal yang diberikan berupa cream clotrimazole

ataupun mikonazole, diberikan pada daerah infeksi dua kali sehari selama empat

minggu. Clotrimazole dan mikonazole adalah antifungal golongan azole yang

bersifat spektrum luas, mekanismenya menghambat pertumbuhan ragi dengan

mengubah permeabilitas membran sel sehingga menyebabkan sel-sel jamur mati.

Pengobatan sistemik yang diberikan pada pasien ini adalah griseofulvin dengan

dosis 0,5-1 g/KgBB oral sampai sembuh kemudian dilanjutkan selama dua

minggu agar tidak residitif. Terapi lain yang dapat digunakan ialah dengan

Page 18: lapkas eritroderma

18

itrakenazol 2 x 100-200 mg selama 3 hari. Griseofulvin merupakan antifungal

spektrum luas yang bekerja dengan menghambat mitosis sel jamur dengan

mengikat mikrotubuler dalam sel. Sedangkan itrakenazol merupakan antifungal

berspektrum luas yang menghambat pertumbuhan sel jamur dengan menghambat

sitokrom P-450 yang merupakan komponen penting pada selaput sel jamur.

Cetirizine merupakan antihistamin selektif dengan efek sedatif ringan dan juga

sebagai antialergi. Cetirizine menghambat pelepasan histamin pada fase awal dan

mengurangi migrasi sel inflamasi. Pemberian antihistamin agar gejala gatal yang

dialami pasien dapat diminimalisir.

Page 19: lapkas eritroderma

19

DAFTAR PUSTAKA

Balci DD, Sangun O, Duran N, Peker E. Etiopathogenic Factors and Clinical

Findings of Pityriasis Alba.Turkiye Klinikleri J Dermatol.

Burns T, Breathnach S, Cox N, Griffiths C, editors. Rook’s Textbook of

Dermatology. 7th ed. Massachusetts: Blackwell; 2004.

Andrew’s Disease of The Skin Clinical Dermatology. 9th ed. New York: WB

Saunders Company; 2000.s

Juanda, A., Hamzah, M., Aisah, S., Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, Edisi

Kelima, Jakarta, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2007.

Bolognia JL, Jorizzo JL, Rapini RP, editors. Dermatology. 2nd. Chapter 65. New

York: Mosby Elsevier; 2008.

Wolff K, Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS, Leffell DJ, editors.

Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine. 7th ed. New York: McGraw-Hill

Companies, Inc; 2008.