21
Laporan Kasus Skizofrenia Paranoid Pembimbing : dr. Ashwin Kandouw, SpKJ Oleh : Friska Leonardy - 17120080022 Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Jiwa Universitas Pelita Harapan Sanatorium Dharmawangsa Periode 12 Agustus 2013 13 September 2013

lapkas jiwa

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: lapkas jiwa

Laporan Kasus

Skizofrenia Paranoid

Pembimbing :

dr. Ashwin Kandouw, SpKJ

Oleh :

Friska Leonardy - 17120080022

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Jiwa

Universitas Pelita Harapan

Sanatorium Dharmawangsa

Periode 12 Agustus 2013 – 13 September 2013

Page 2: lapkas jiwa

1

Nomor Rekam Medis : XXX.XXX

Tanggal Masuk Rumah Sakit : 04 Mei 2011

Riwayat Perawatan : Perawatan pertama di Sanatorium Dharmawangsa

I. IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn. Z

Jenis Kelamin : Laki - laki

Umur : 45 tahun

Bangsa : Indonesia

Agama : Katolik

Pendidikan terakhir : S1 Sarjana Ekonomi STIE YAI

Pekerjaan terakhir : Pengawas logistik

Status Pernikahan : Belum Menikah

Alamat : Palem Sari - Cengkareng

II. RIWAYAT PSIKIATRIK

Anamnesis diperoleh dari:

Autoanamnesis (pada tanggal 30 Agustus - 5 September 2013 di Sanatorium

Dharmawangsa)

Alloanamnesis diperoleh dari :

a) Nama : Pak P.

b) Pekerjaan : Perawat di Sanatorium Dharmawangsa

c) Tanggal : 31 Agustus 2013

Page 3: lapkas jiwa

2

A. Keluhan Utama

Pasien dirawat atas permintaan adik pasien karena pasien hanya bermalas-

malasan, boros di rumah dan sempat memukul kakak pasien.

B. Riwayat Gangguan Sekarang

Pasien dirawat di Sanatorium Dharmawangsa sejak 28 Agustus 2013 atas

permintaan keluarga karena pasien hanya bermalas-malasan dan boros di rumah.

Menurut keterangan dari keluarga, pasien juga sempat memukul kakak pasien.

Pasien mengaku bahwa ia datang ke Sanatorium Dharmawangsa karena ia

merasa sulit tidur akhir-akhir ini dan ia merasa bingung kenapa ia dirawat hanya karena

masalah tidurnya. Pasien juga mengatakan bahwa ia hanya bertengkar mulut saja

dengan saudaranya akan tetapi tidak pernah bertengkar secara fisik. Saat ditanyakan

mengenai kebiasaan pasien berbelanja, pasien mengatakan bahwa ia hanya membeli

barang yang ia perlukan saja. Pasien juga mengatakan bahwa ia membeli makanan

anjing untuk anjingnya di rumah yang menurut adiknya terlalu mahal.

Pasien juga bercerita bahwa pasien dapat berhubungan dengan dunia spiritual

dan pasien dapat menggunakan roh. Saat ditanyakan mengenai apa yang dimaksud

dengan menggunakan roh, pasien mengatakan bahwa pasien dapat memanggil roh

untuk membantunya berkomunikasi dengan roh yang digunakan oleh orang lain yang

juga dapat menggunakan roh. Menurut pasien, roh dapat digunakan sebagai alat

komunikasi seperti telepon.

Pasien mengatakan bahwa selain sebagai alat komunikasi, roh ini bisa diajak

mengobrol tentang kehidupan sehari-hari. Pasien juga mengatakan bahwa ia dapat

memanggil Dewi Kwan Im dan Kwan Kung agar ia dapat mengobrol dengan dewa

dewi tersebut. Selain itu, pasien mengatakan ia juga dapat menghubungi Tuhan Yesus

dan meminta Tuhan Yesus untuk mengirim roh suci agar pasien dapat menggunakan

karunia seperti menyembuhkan orang lain. Menurut pasien, ia hanya dapat mengobrol

dan tidak dapat melihat wujud Tuhan Yesus, dewa dewi ataupun roh tersebut.

Pasien menyatakan bahwa pasien mulai tertarik dengan dunia spiritual pada

tahun 1996. Awalnya pasien penasaran dengan paranormal, penyembuh spiritual dan

orang-orang yang dapat menggunakan sulap sehingga pasien mulai belajar mengenai

hal tersebut.

Page 4: lapkas jiwa

3

C. Riwayat Gangguan Sebelumnya

a. Riwayat Gangguan Psikiatri

Berdasarkan autoanamnesis pasien mengatakan bahwa ini merupakan pertama

kalinya pasien dirawat Sanatorium Dharmawangsa. Berdasarkan catatan rekam medis

dan dari anamnesis Tn. P, pasien sudah sering dirawat di rumah sakit jiwa lain

sebelumya. Perawatan terakhir sebelum dirawat di Sanatorium Dharmawangsa adalah

kurang lebih 5 tahun lalu di RSJ Dharma Jaya. Menurut keterangan keluarga, akhir-akhir

ini pasien sudah tidak pernah ke dokter dan meminum obat lagi. Menurut keterangan

pasien, ia merasa bahwa ia selalu teratur minum obat selama di rumah.

b. Riwayat Gangguan Medis

Pasien tidak menderita penyakit kronis.

c. Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif (NAPZA)

Pasien menyatakan bahwa pasien tidak pernah menkonsumsi narkotika, zat

psikotoprika maupun alkohol. Pasien sering terlihat merokok.

D. Riwayat Kehidupan Pribadi

a. Riwayat prenatal dan perinatal

Pasien dilahirkan secara normal di rumah sakit di Jakarta.

b. Riwayat masa kanak awal (0-3 tahun)

Pertumbuhan dan perkembangan pada masa bayi dan balita normal. Pasien

diasuh oleh ibu dan bapak kandungnya.

c. Riwayat masa kanak pertengahan (3-11 tahun)

Pasien tumbuh dan berkembang secara normal sesuai dengan usianya.

d. Riwayat masa kanak akhir (pubertas) dan remaja

Pasien tidak mengalami masalah selama sekolah, pasien tidak pernah tidak naik

kelas. Hubungan dengan teman-teman, guru, dan keluarga pasien baik.

Page 5: lapkas jiwa

4

e. Riwayat Masa Dewasa

i. Riwayat Pendidikan

Pasien sekolah TK sampai SMP di St. Yoseph dan SMA di SMAN 20.

Untuk pendidikan S1, pasien mengambil jurusan ekonomi di STIE YAI.

Pasien juga mengaku sempat mengambil jurusan hukum di Universitas

Trisakti akan tetapi pasien tidak menyelesaikan kuliahnya.

ii. Riwayat Pekerjaan

Pasien pernah bekerja sebagai akuntan pajak selama lebih dari 10 tahun.

Saat ini pasien bekerja sebagai pengawas logistik di perusahaan

saudaranya. Saat ditanyakan mengenai pekerjaannya sebagai pengawas

logistik, pasien mengatakan bahwa pekerjaannya hanya mengawasi saja

dan apabila pasien sedang malas maka ia tidak akan pergi bekerja.

iii. Riwayat Psikoseksual (Pernikahan)

Pasien mengaku bahwa ia belum menikah.

iv. Riwayat kehidupan beragama

Ayah, ibu, saudara pasien dan pasien beragama katolik. Pasien

mengatakan bahwa ibu dari ayah pasien beragama Budha.

v. Riwayat pelanggaran hukum

Pasien mengaku tidak pernah memiliki permasalahan dengan hukum.

E. Riwayat Keluarga

Berdasarkan autoanamnesis, pasien merupakan anak kelima dari tujuh

bersaudara. Berdasarkan pernyataan pasien, almarhum ayah pasien meninggal pada

tahun 1996 karena menderita kanker hati. Almarhum ayah pasien adalah seorang

mekanik mobil. Ibu pasien adalah seorang ibu rumah tangga dan terkadang membantu

keuangan keluarga dengan menyediakan katering. Hubungan pasien dengan kedua orang

tuanya baik. Pasien mengatakan bahwa ia sangat dekat dengan ayahnya. Pasien merasa

sepi dan sedih saat ayah pasien meninggal. Hubungan pasien dengan saudaranya juga

baik. Pasien saat ini tinggal bersama adiknya. Pasien mengatakan bahwa ia sering

Page 6: lapkas jiwa

5

bertengkar mulut dengan adiknya akan tetapi tidak pernah bertengkar secara fisik.

Silsilah Keluarga Pasien (Pedigree)

F. Kehidupan Sosial Ekonomi Sekarang

Berdasarkan keterangan dari pasien, pasien sekarang bekerja di perusahaan

saudaranya sebagai pengawas logistik. Pasien tinggal di rumah adik pasien. Pasien

mengatakan bahwa biaya hidupnya berasal dari tabungan penghasilannya selama ia

masih bekerja sebagai akuntan pajak yang sekarang disimpan adiknya untuk dikelola.

G. Persepsi Pasien Tentang Diri dan Kehidupannya

Pasien mengatakan bahwa ia menderita skizofren dan ia tidak gila. Menurut

pasien, skizofren adalah keadaan dimana seseorang dapat mendengar suara-suara yang

tidak terlihat wujudnya dan pandangan ini didapatkan pasien dari sebuah buku biografi

mengenai skizofren. Pasien lupa judul lengkap buku tersebut. Saat ditanyakan mengenai

deskripsi orang gila, pasien mengatakan bahwa orang gila adalah orang-orang yang tidak

dapat menyampaikan aspirasi yang ada dalam diri orang tersebut ke masyarakat. Pasien

juga bercerita bahwa di rumah sakit sebelumnya, pasien bertemu orang yang

dianggapnya gila karena orang tersebut sering tertawa sendiri dan tidak dapat

menyampaikan pikiran dan keinginannya pada orang tuanya.

Page 7: lapkas jiwa

6

III. STATUS MENTAL ( 27 Juli 2013)

A. Deskripsi Umum

a. Penampilan

Seorang lai- laki berusia 45 tahun, berpenampilan sesuai usianya. Tingkat

kebersihan dan perawatan diri pasien cukup. Pada saat wawancara pasien

mengenakan kaos bola berwarna biru dan celana pendek berbahan kain berwarna

krem.

b. Perilaku dan aktifitas psikomotor

Selama wawancara pasien terlihat tenang.

c. Sikap terhadap pemeriksa

Pasien sangat koperatif . Pasien dapat menjawab semua pertanyaan.

B. Pembicaraan

Pasien menjawab pertanyaan dengan spontan, jelas, lancar dan menjawab sesuai

pertanyaan.

C. Alam Perasaan (Emosi)

Mood : Euthym

Afek : tidak terbatas

Keserasian : Serasi

D. Gangguan Persepsi

Ilusi : tidak ada.

Halusinasi : ada (auditorik)

Depersonalisasi : tidak ada

Derealisasi : tidak ada

Page 8: lapkas jiwa

7

E. Proses Pikir

Arus pikir

a. Produktivitas : cukup

b. Kontinuitas : terkadang ditemukan adanya asosiasi longgar

c. Hendaya berbahasa : tidak ada

Isi pikir : terdapat waham

Waham aneh : pasien mengatakan bahwa ia dapat menggunakan

roh dan dapat berkomunikasi dengan Tuhan Yesus dan dewa dewi.

F. Fungsi Intelektual (Sensorium dan Kognisi)

a. Sensorium/Taraf Kesadaran dan Kesigapan

a. Kesadaran neurologis : compos mentis

b. Kesadaran psikiatrik : terganggu

b. Fungsi Kognitif

a. Intelegensi : rata-rata

b. Kemampuan informasi : tidak terganggu.

c. Orientasi

o Orientasi waktu: Tidak terganggu

Pasien mengetahui tanggal, bulan, tahun dan hari saat

wawancara.

o Orientasi tempat: Tidak terganggu

Pasien mengetahui bahwa ia sedang dirawat di Sanatorium

Dharmawangsa di Jakarta dan sedang berada di aula saat

wawancara berlangsung.

Page 9: lapkas jiwa

8

o Orientasi orang: Tidak terganggu

Pasien mengingat dokter yang merawatnya dan nama

pasien lain. Pasien juga mengingat nama co-ass dengan

baik.

d. Daya ingat (memory)

o Jangka panjang: Tidak terganggu

Pasien dapat mengingat kejadian-kejadian tentang masa

lalunya dan keluarganya dengan baik.

o Jangka menengah: Tidak terganggu

Pasien mampu menceritakan kegiatan yang dilakukan

beberapa bulan sebelumnya saat dia dibawa ke Sanatorium.

o Jangka pendek: Tidak terganggu

Pasien dapat menceritakan apa yang dia lakukan kemarin dan

dimana dan makanan siang kemarin.

o Daya ingat segera: Tidak terganggu

Pasien dapat mengulangi 6 angka (177945) dan 6 kata yang

tidak berhubungan yang diberitahu sebelumnya dan

mengucapkan kembali apa yang ditanyakan sebelumnya

langsung.

e. Konsentrasi dan Perhatian

Tidak terganggu. Pasien juga bisa melakukan perhitungan mundur (100-

7) sampai akhir walaupun ada beberapa kesalahan.

f. Kemampuan Membaca dan Menulis

Tidak terganggu. Pasien masih dapat membaca dan menulis dengan baik.

g. Kemampuan Visuospasial

Page 10: lapkas jiwa

9

Baik. Pasien dapat menggambarkan jam dengan angka-angkanya pada

tempatnya yang tepat. Kemudian pasien dapat memberitahu jalan dari

kamarnya ke kamar perawatan prima.

h. Pikiran Abstrak

Tidak terganggu. Pasien dapat menjelaskan arti dari beberapa pribahasa.

i. Kemampuan Menolong Diri Sendiri

Baik, pasien dapat melakukan kegiatan sehari-hari seperti makan dan

mandi tanpa bantuan orang lain.

G. Pengendalian Impuls

Tidak terganggu

H. Daya Nilai

Tidak terganggu

a. Daya nilai sosial pasien tidak terganggu, pasien ditanyakan apa yang akan

pasien lakukan jika pasien melihat ada uang terjatuh dijalanan, pasien

menjawab akan menyerahkannya kepada satpam atau polisi yang berada

dekat dengan tempat kejadian

b. Uji daya nilai tidak terganggu.

c. Penilaian realita terganggu yang ditandai dengan waham dan halusinasi

auditorik.

H. Tilikan

Terganggu, tilikan pasien derajat I karena pasien merasa bahwa ia tidak gila.

I. Taraf dapat dipercaya

Secara keseluruhan pernyataan pasien dapat dipercaya.

Page 11: lapkas jiwa

10

IV. PEMERIKSAAN FISIK

a. Status Interna

Keadaan umum : baik

Kesadaran : compos mentis

Keadaan gizi : baik

Nadi : 80x / menit

Tekanan Darah : 130/90 mmHg

Berat Badan : 61 kg

Tinggi Badan : 165 cm

b. Pemeriksaan Fisik

o Kepala : bentuk normal, tidak teraba benjolan, rambut hitam dan

beruban, tidak mudah dicabut.

o Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik.

o Hidung : bentuk normal, tidak ada sekret, mukosa tidak hiperemis.

o Telinga : bentuk normal, tidak ada sekret.

o Mulut : kebersihan mulut baik, bibir tidak kering.

o Jantung :

Inspeksi : Pulsasi ictus cordis tidak terlihat.

Palpasi : Ictus cordis tidak teraba.

Perkusi : Jantung dalam batas normal.

Auskultasi : Bunyi jantung I,II murni, murmur (-), gallop (-).

o Paru-paru :

Page 12: lapkas jiwa

11

Inspeksi : Simetris dalam diam dan pergerakan.

Palpasi : Taktil fremitus kanan dan kiri sama kuat.

Perkusi : Sonor

Auskultasi : Vesikuler, ronki (-/-), wheezing (-/-).

o Abdomen :

Inspeksi : Tampak datar.

Palpasi : Hepar dan lien tidak teraba.

Perkusi : Timpani.

Auskultasi : Bising usus (+) normal.

o Ekstremitas :

Atas : tidak terdapat edema dan deformitas, akral hangat.

Bawah : tidak terdapat edema dan deformitas, akral hangat.

c. Status Neurologis

Rangsangan meningeal : (-)

Tanda – tanda peningkatan TIK : (-)

Saraf Kranialis : dalam batas normal

Pupil : bulat, isokor, diameter 3 mm, RC +/+

Sensibilitas : baik

Motorik :

Fungsi cerebellum dan koordinasi : baik

5 5

5 5

Page 13: lapkas jiwa

12

Pemeriksaan Penunjang 31 Agustus 2013

Hemoglobin 13 gr/dl 14-16 gr/dl

Leukosit 5.200 5.000 – 10.000

Trombosit 210.000 150.000-400.000

Bilirubin Total

Direct

Indirect

0,61

0,18

0,43

< 1

< 0,5

< 0,75

SGOT/SGPT 33/20 < 37 / < 40

GDS 160 mg/gl 180 mg/dl

V. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA

a. Halusinasi auditorik

b. Gangguan isi pikir ( waham aneh)

c. Disorganized speech (asosiasi longgar)

d. Lebih dari 1 bulan

VI. FORMULASI DIAGNOSTIK

Aksis I

Berdasarkan ikhtisar penemuan bermakna, kasus ini menurut PPDGJ-III digolongkan ke

dalam gangguan jiwa F20.0 Skizofrenia paranoid. Pada pasien ditemukan gejala berupa:

Waham Aneh : pasien dapat menggunakan roh

Halusinasi auditorik : Pasien mengatakan bahwa Tuhan Yesus, dewi Kwan Im, Kwang

Kung dan roh-roh dapat berbicara dengan dirinya

Page 14: lapkas jiwa

13

Asosiasi longgar

Aksis II : Tidak ada diagnosis

Aksis III : Tidak ada diagnosis

Aksis IV : Masalah keluarga dan pekerjaan

Aksis V : Berdasarkan skala Global Assessment of Functioning (GAF), kasus ini pada

saat dievaluasi mempunyai skala GAF 61-70

VII. EVALUASI MULTIAKSIAL

Aksis I : F20.0(Skizophrenia Paranoid)

Aksis II : Tidak ada diagnosis

Aksis III : Tidak ada diagnosis

Aksis IV : Masalah keluarga dan pekerjaan

Aksis V : GAF 61-70

VIII. Daftar Masalah

Psikologik

- Halusinasi auditorik

- Waham aneh

- Asosiasi longgar

Sosial/ Keluarga /Budaya

Pasien merasa sepi karena ayah pasien telah meninggal dunia.

IX. PROGNOSIS

A. Faktor-faktor yang mendukung ke arah prognosis baik:

1. Pasien tidak mengalami gangguan mental organik

2. Pasien kooperatif dengan dokter pemeriksa dan minum obat secara teratur

Page 15: lapkas jiwa

14

3. Pasien mau ikut kegiatan yang diadakan

4. Pasien dapat merawat diri

5. Gejala pasien lebih ke gejala positif dan onsetnya berlangsung lambat

6. Halusinasi mulai berkurang meskipun masih dialami

B. Faktor-faktor yang mendukung ke arah prognosis buruk :

Pasien sering mengalami relaps sehingga dirawat kembali

Waham pasien sangat kuat

Tilikan pasien derajat I

Pasien merasa sangat kehilangan, karena ayah pasien telah meninggal dunia

Kesimpulan prognosisnya adalah dubia ad malam.

X. TERAPI

A. Psikofarmaka

1. Clozapine 100 mg

2 dd II

B. Psikoterapi

Mengingatkan pasien untuk meminum obat teratur dan jangan sampai

terlewatkan

Pasien diharapkan mengerti bahwa pengobatan ini memakan waktu yang

cukup lama hingga tahunan

Terapi Suportif : pasien skizofrenia umumnya sulit untuk melakukan hubungan

dengan sekitarnya dan seringkali bersikap curiga. Sehingga dengan adanya

hubungan dokter pasien diharapkan pasien dapat menjadi lebih nyaman, terbuka,

lebih percaya, berempati dan dapat lebih diarahkan untuk menolong pasien ke

arah yang lebih baik.

Page 16: lapkas jiwa

15

Terapi Okupasi : bertujuan agar pasien dapat mengembangkan dan melatih

keterampilan baik baru maupun yang sudah pasien miliki. Terapi ini juga

memberikan kesibukan kepada pasien sehingga pasien tidak terlalu sering diam

dikamar dan lebih banyak kegiatan.

Edukasi keluarga : mambantu keluarga agar menerima keadaan pasien dan

memahami penyakit yang diderita pasien agar ketika pasien pulang pasien lebih

diterima. Perlu diberitahukan juga kepada keluarga pasien proses pemulihan dan

lama waktu yang akan diperlukan

Page 17: lapkas jiwa

16

XI. DISKUSI

1. Diagnosis : berdasarkan PPDGJ III, pasien memenuhi kriteria skizofrenia

paranoid karena memenuhi kriteria dimana terdapat gejala jelas berupa waham

berupa waham aneh dan halusinasi auditorik yang terjadi lebih dari 1 bulan.

2. Farmakotrapi : Pada pasien ini terdapat gejala positif dan gejala susah tidur

sehingga diperlukan obat antipsikotik yang memiliki efek sedasi yang kuat.

Clozapine diberikan karena memiliki efek sedasi yang kuat. Obat ini juga dipilih

karena efek samping gejala otonomik yang kecil dan tidak adanya efek samping

gejala extrapiramidal.

XII. TINDAK LANJUT (FOLLOW UP)

Follow up yang dapat dilakukan:

Pemeriksaan laboratorium darah lengkap untuk memeriksa jumlah leukosit dan

hitung jenis.

Page 18: lapkas jiwa

17

XIII. Lampiran

Cuplikan wawancara psikiatri : Autoanamnesa

Waktu : 31 Agustus 2013

Tempat : di aula

Keterangan : A = Pemeriksa

B = Pasien

A : Selamat siang, pak. Kenalkan nama saya Friska, nama bapak siapa?

B : Pak Z.

A : Pak, ganggu waktunya sebentar ya, saya boleh ngobrol-ngobrol dengan bapak?

B : Iya, boleh. Mau ngobrol apa, dok?

A : Pak Z umurnya berapa sekarang?

B : 45 tahun.

A : Tinggalnya dimana, pak?

B : Saya tinggal di rumah adik saya di Palem Sari.

A : Oh, Palem Sari itu dimana ya, pak?

B : Di cegkareng.

A : Oh, di cengkareng. Bapak agamanya apa, pak?

B : Katolik.

A : Bapak pendidikan terakhirnya apa pak?

B : Sarjana ekonomi.

A : Ngambil ekonomi dimana, pak?

B : Di STIE YAI, dok.

A : Kerjanya apa, pak?

B : Dulu sih, saya pernah jadi akuntan pajak tapi sekarang saya kerjanya jadi

pengawas logistik.

A : Berapa lama, pak jadi akuntan pajak?

B : Yah, ada 10 tahun lebih, dok.

Page 19: lapkas jiwa

18

A : Bapak sekarang kerja jadi pegawai logistik dimana, pak?

B : Di perusahaan saudara, dok.

A : Pegawai logistik itu ngapain, pak?

B : Yah, saya mengawasi aja, dok. Tapi kalau saya lagi malas ya saya enggak kerja.

A : Bapak sudah lama disini?

B : Saya baru beberapa minggu di sini.

A : Ini perawatan pertama atau sudah pernah dirawat di sini sebelumnya, pak?

B : Baru pertama kali, dok. Saya terakhir dirawat di Dharma Jaya.

A : Kapan itu, pak?

B : Saya enggak ingat, dok. Udah lama dirawat disana.

A : Kalau saya boleh tau, bapak kenapa dirawat di sini, pak?

B : Saya bisa berhubungan dengan dunia spritual, dok. Seperti paranormal gitu tapi

saya bukan paranormal, hanya mengobrol saja dengan roh-roh dari dunia spiritual itu.

A : Jadi bapak dirawat disini karena bapak bisa mengobrol dengan roh-roh, pak?

B : Sebenernya saya kesini karena saya susah tidur, dok. Saya juga bingung kenapa

saya dirawat hanya gara-gara susah tidurnya.

A : Bapak susah tidur kenapa, pak?

B : Setiap mau tidur rasanya enggak bisa aja, enggak ngantuk gitu.

A : Apa bapak kepikiran sesuatu atau gelisah kalau mau tidur?

B : Enggak, dok tapi emang enggak bisa tidur aja.

A : Saya mau nanya tentang kemampuan bapak berhubungan dengan dunia spiritual,

pak. Boleh tolong diceritakan, pak?

B : Saya bisa menggunakan roh, dok. Awalnya saya penasaran dengan tukang sulap

sama paranormal, dok. Kenapa mereka bisa tapi saya ga bisa? Jadi saya mulai belajar

dari mereka bagaimana caranya berhubungan dengan dunia lain.

A : Maksudnya bapak bisa menggunakan roh itu seperti apa, pak?

B : Saya bisa meminta Tuhan Yesus untuk mengirimkan roh kudus untuk

menyembuhkan.

Page 20: lapkas jiwa

19

A : Jadi bapak memiliki kemampuan menyembuhkan, pak?

B : Yah, kadang Tuhan Yesus enggak mengirim roh kudus, dok.

A : Baik, pak. Selain itu apa bapak bisa menggunakan roh untuk hal lain?

B : Saya bisa menggunakan roh untuk berbicara dengan roh lain yang digunakan

orang lain. Kaya hape dokter nih kan bisa dipake nelepon, nah seperti itu dok. Seperti

ada frekuensinya.

A : Jadi maksud bapak, bapak bisa menghubungi orang lain yang bisa menggunakan

roh juga?

B : Iya, dok.

A : Apa bapak bisa melihat wujud roh ini, pak?

B : Enggak bisa, dok. Saya hanya bisa mendengar suaranya aja.

A : Seperti apa pak suaranya? Yang dibicarakan roh itu apa kepada bapak?

B : Yah, obrolan sehari-hari aja, dok. Jadi saya bisa mengobrol dengan roh-roh itu.

A : Apakah roh-roh ini pernah meminta bapak untuk melakukan sesuatu atau

mengancam bapak?

B : Enggak pernah, dok. Saya cuma ngobrol sehari-hari saja dengan roh-roh. Saya

juga bisa memanggil Dewi Kwan Im dan Kwan Kung.

A : Bapak memanggil Dewi Kwan Im dan Kwan Kung untuk apa, pak?

B : Saya penasaran aja, dok. Sebenarnya mereka ada atau enggak. Jadi saya panggil,

terus mereka menjawab jadi saya tau mereka ada di sini lalu saya mengobrol dengan

mereka.

A : Bapak sejak kapan mulai tertarik dengan dunia spiritual, pak?

B : Sejak tahun 1996, dok.

A : Bapak hubungannya bagaimana dengan saudara bapak? Bapak anak keberapa dari

berapa bersaudara, pak?

B : Baik, dok. Saya anak kelima dari 7 bersaudara.

A : Ayah dan ibu bapak masih hidup, pak?

B : Ibu saya masih hidup tapi ayah saya sudah meninggal.

A : Kenapa ayah bapak meninggal, pak? Kapan ayah bapak meninggal, pak?

Page 21: lapkas jiwa

20

B : Kanker katanya, dok. Kanker hati. Tahun 1996, dok meninggalnya.

A : Apakah ayah bapak meninggal sebelum atau sesudah bapak tertarik dengan dunia

spiritual?

B : Sebelum, dok.

A : Bapak gimana perasaannya sewaktu ayah bapak meninggal/

B : Sepi aja, dok.

A : Bapak sering mengobrol ya dengan ayah bapak?

B : Iya, dok.

A : Bapak dekat dengan ayah bapak?

B : Iya, dok saya dekat dengan ayah saya.

A : Bapak merasa sedih ketika ayah bapak meninggal?

B : Iya, sedih.

A : Bapak, boleh tolong tuliskan pembicaraan bapak dengan Dewi Kwan Im atau

Kwan Kung di kertas ini?

B : Oh, enggak ada hubungan dengan ayah saya itu. Cuma waktu saya mendapat

kesulitan, koa miah tau enggak, dok?

A : Iya tau, pak, koa miah.

B : Nah, yang sumpit-sumpit itu. Saya bertanya aja sama Kwan Im, kesulitan saya ini

bagaimana. Saya mau lepas dari kesulitan. Jatuh lah sumpitnya, ada nomernya. Saya

ambil kertas sesuai nomernya, terus ada ungkapannya seperti daun berguguran tertiup

angin akan lewat saja begitu kesulitan saya.

A : Kesulitan apa pak waktu itu?

B : Biasa, dok penggelapan pajak.

A : Itu tahun berapa, pak?

B : Wah, saya lupa.

A : Apakah itu sebelum atau sesudah tahun 1996, pak?

B : Oh, sesudah.

A : Baik, pak. Terima kasih atas waktunya, pak. Besok kita lanjutkan mengobrol lagi

ya, pak.