Upload
fleonardy
View
30
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Laporan Kasus
Skizofrenia Paranoid
Pembimbing :
dr. Ashwin Kandouw, SpKJ
Oleh :
Friska Leonardy - 17120080022
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Jiwa
Universitas Pelita Harapan
Sanatorium Dharmawangsa
Periode 12 Agustus 2013 – 13 September 2013
1
Nomor Rekam Medis : XXX.XXX
Tanggal Masuk Rumah Sakit : 04 Mei 2011
Riwayat Perawatan : Perawatan pertama di Sanatorium Dharmawangsa
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. Z
Jenis Kelamin : Laki - laki
Umur : 45 tahun
Bangsa : Indonesia
Agama : Katolik
Pendidikan terakhir : S1 Sarjana Ekonomi STIE YAI
Pekerjaan terakhir : Pengawas logistik
Status Pernikahan : Belum Menikah
Alamat : Palem Sari - Cengkareng
II. RIWAYAT PSIKIATRIK
Anamnesis diperoleh dari:
Autoanamnesis (pada tanggal 30 Agustus - 5 September 2013 di Sanatorium
Dharmawangsa)
Alloanamnesis diperoleh dari :
a) Nama : Pak P.
b) Pekerjaan : Perawat di Sanatorium Dharmawangsa
c) Tanggal : 31 Agustus 2013
2
A. Keluhan Utama
Pasien dirawat atas permintaan adik pasien karena pasien hanya bermalas-
malasan, boros di rumah dan sempat memukul kakak pasien.
B. Riwayat Gangguan Sekarang
Pasien dirawat di Sanatorium Dharmawangsa sejak 28 Agustus 2013 atas
permintaan keluarga karena pasien hanya bermalas-malasan dan boros di rumah.
Menurut keterangan dari keluarga, pasien juga sempat memukul kakak pasien.
Pasien mengaku bahwa ia datang ke Sanatorium Dharmawangsa karena ia
merasa sulit tidur akhir-akhir ini dan ia merasa bingung kenapa ia dirawat hanya karena
masalah tidurnya. Pasien juga mengatakan bahwa ia hanya bertengkar mulut saja
dengan saudaranya akan tetapi tidak pernah bertengkar secara fisik. Saat ditanyakan
mengenai kebiasaan pasien berbelanja, pasien mengatakan bahwa ia hanya membeli
barang yang ia perlukan saja. Pasien juga mengatakan bahwa ia membeli makanan
anjing untuk anjingnya di rumah yang menurut adiknya terlalu mahal.
Pasien juga bercerita bahwa pasien dapat berhubungan dengan dunia spiritual
dan pasien dapat menggunakan roh. Saat ditanyakan mengenai apa yang dimaksud
dengan menggunakan roh, pasien mengatakan bahwa pasien dapat memanggil roh
untuk membantunya berkomunikasi dengan roh yang digunakan oleh orang lain yang
juga dapat menggunakan roh. Menurut pasien, roh dapat digunakan sebagai alat
komunikasi seperti telepon.
Pasien mengatakan bahwa selain sebagai alat komunikasi, roh ini bisa diajak
mengobrol tentang kehidupan sehari-hari. Pasien juga mengatakan bahwa ia dapat
memanggil Dewi Kwan Im dan Kwan Kung agar ia dapat mengobrol dengan dewa
dewi tersebut. Selain itu, pasien mengatakan ia juga dapat menghubungi Tuhan Yesus
dan meminta Tuhan Yesus untuk mengirim roh suci agar pasien dapat menggunakan
karunia seperti menyembuhkan orang lain. Menurut pasien, ia hanya dapat mengobrol
dan tidak dapat melihat wujud Tuhan Yesus, dewa dewi ataupun roh tersebut.
Pasien menyatakan bahwa pasien mulai tertarik dengan dunia spiritual pada
tahun 1996. Awalnya pasien penasaran dengan paranormal, penyembuh spiritual dan
orang-orang yang dapat menggunakan sulap sehingga pasien mulai belajar mengenai
hal tersebut.
3
C. Riwayat Gangguan Sebelumnya
a. Riwayat Gangguan Psikiatri
Berdasarkan autoanamnesis pasien mengatakan bahwa ini merupakan pertama
kalinya pasien dirawat Sanatorium Dharmawangsa. Berdasarkan catatan rekam medis
dan dari anamnesis Tn. P, pasien sudah sering dirawat di rumah sakit jiwa lain
sebelumya. Perawatan terakhir sebelum dirawat di Sanatorium Dharmawangsa adalah
kurang lebih 5 tahun lalu di RSJ Dharma Jaya. Menurut keterangan keluarga, akhir-akhir
ini pasien sudah tidak pernah ke dokter dan meminum obat lagi. Menurut keterangan
pasien, ia merasa bahwa ia selalu teratur minum obat selama di rumah.
b. Riwayat Gangguan Medis
Pasien tidak menderita penyakit kronis.
c. Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif (NAPZA)
Pasien menyatakan bahwa pasien tidak pernah menkonsumsi narkotika, zat
psikotoprika maupun alkohol. Pasien sering terlihat merokok.
D. Riwayat Kehidupan Pribadi
a. Riwayat prenatal dan perinatal
Pasien dilahirkan secara normal di rumah sakit di Jakarta.
b. Riwayat masa kanak awal (0-3 tahun)
Pertumbuhan dan perkembangan pada masa bayi dan balita normal. Pasien
diasuh oleh ibu dan bapak kandungnya.
c. Riwayat masa kanak pertengahan (3-11 tahun)
Pasien tumbuh dan berkembang secara normal sesuai dengan usianya.
d. Riwayat masa kanak akhir (pubertas) dan remaja
Pasien tidak mengalami masalah selama sekolah, pasien tidak pernah tidak naik
kelas. Hubungan dengan teman-teman, guru, dan keluarga pasien baik.
4
e. Riwayat Masa Dewasa
i. Riwayat Pendidikan
Pasien sekolah TK sampai SMP di St. Yoseph dan SMA di SMAN 20.
Untuk pendidikan S1, pasien mengambil jurusan ekonomi di STIE YAI.
Pasien juga mengaku sempat mengambil jurusan hukum di Universitas
Trisakti akan tetapi pasien tidak menyelesaikan kuliahnya.
ii. Riwayat Pekerjaan
Pasien pernah bekerja sebagai akuntan pajak selama lebih dari 10 tahun.
Saat ini pasien bekerja sebagai pengawas logistik di perusahaan
saudaranya. Saat ditanyakan mengenai pekerjaannya sebagai pengawas
logistik, pasien mengatakan bahwa pekerjaannya hanya mengawasi saja
dan apabila pasien sedang malas maka ia tidak akan pergi bekerja.
iii. Riwayat Psikoseksual (Pernikahan)
Pasien mengaku bahwa ia belum menikah.
iv. Riwayat kehidupan beragama
Ayah, ibu, saudara pasien dan pasien beragama katolik. Pasien
mengatakan bahwa ibu dari ayah pasien beragama Budha.
v. Riwayat pelanggaran hukum
Pasien mengaku tidak pernah memiliki permasalahan dengan hukum.
E. Riwayat Keluarga
Berdasarkan autoanamnesis, pasien merupakan anak kelima dari tujuh
bersaudara. Berdasarkan pernyataan pasien, almarhum ayah pasien meninggal pada
tahun 1996 karena menderita kanker hati. Almarhum ayah pasien adalah seorang
mekanik mobil. Ibu pasien adalah seorang ibu rumah tangga dan terkadang membantu
keuangan keluarga dengan menyediakan katering. Hubungan pasien dengan kedua orang
tuanya baik. Pasien mengatakan bahwa ia sangat dekat dengan ayahnya. Pasien merasa
sepi dan sedih saat ayah pasien meninggal. Hubungan pasien dengan saudaranya juga
baik. Pasien saat ini tinggal bersama adiknya. Pasien mengatakan bahwa ia sering
5
bertengkar mulut dengan adiknya akan tetapi tidak pernah bertengkar secara fisik.
Silsilah Keluarga Pasien (Pedigree)
F. Kehidupan Sosial Ekonomi Sekarang
Berdasarkan keterangan dari pasien, pasien sekarang bekerja di perusahaan
saudaranya sebagai pengawas logistik. Pasien tinggal di rumah adik pasien. Pasien
mengatakan bahwa biaya hidupnya berasal dari tabungan penghasilannya selama ia
masih bekerja sebagai akuntan pajak yang sekarang disimpan adiknya untuk dikelola.
G. Persepsi Pasien Tentang Diri dan Kehidupannya
Pasien mengatakan bahwa ia menderita skizofren dan ia tidak gila. Menurut
pasien, skizofren adalah keadaan dimana seseorang dapat mendengar suara-suara yang
tidak terlihat wujudnya dan pandangan ini didapatkan pasien dari sebuah buku biografi
mengenai skizofren. Pasien lupa judul lengkap buku tersebut. Saat ditanyakan mengenai
deskripsi orang gila, pasien mengatakan bahwa orang gila adalah orang-orang yang tidak
dapat menyampaikan aspirasi yang ada dalam diri orang tersebut ke masyarakat. Pasien
juga bercerita bahwa di rumah sakit sebelumnya, pasien bertemu orang yang
dianggapnya gila karena orang tersebut sering tertawa sendiri dan tidak dapat
menyampaikan pikiran dan keinginannya pada orang tuanya.
6
III. STATUS MENTAL ( 27 Juli 2013)
A. Deskripsi Umum
a. Penampilan
Seorang lai- laki berusia 45 tahun, berpenampilan sesuai usianya. Tingkat
kebersihan dan perawatan diri pasien cukup. Pada saat wawancara pasien
mengenakan kaos bola berwarna biru dan celana pendek berbahan kain berwarna
krem.
b. Perilaku dan aktifitas psikomotor
Selama wawancara pasien terlihat tenang.
c. Sikap terhadap pemeriksa
Pasien sangat koperatif . Pasien dapat menjawab semua pertanyaan.
B. Pembicaraan
Pasien menjawab pertanyaan dengan spontan, jelas, lancar dan menjawab sesuai
pertanyaan.
C. Alam Perasaan (Emosi)
Mood : Euthym
Afek : tidak terbatas
Keserasian : Serasi
D. Gangguan Persepsi
Ilusi : tidak ada.
Halusinasi : ada (auditorik)
Depersonalisasi : tidak ada
Derealisasi : tidak ada
7
E. Proses Pikir
Arus pikir
a. Produktivitas : cukup
b. Kontinuitas : terkadang ditemukan adanya asosiasi longgar
c. Hendaya berbahasa : tidak ada
Isi pikir : terdapat waham
Waham aneh : pasien mengatakan bahwa ia dapat menggunakan
roh dan dapat berkomunikasi dengan Tuhan Yesus dan dewa dewi.
F. Fungsi Intelektual (Sensorium dan Kognisi)
a. Sensorium/Taraf Kesadaran dan Kesigapan
a. Kesadaran neurologis : compos mentis
b. Kesadaran psikiatrik : terganggu
b. Fungsi Kognitif
a. Intelegensi : rata-rata
b. Kemampuan informasi : tidak terganggu.
c. Orientasi
o Orientasi waktu: Tidak terganggu
Pasien mengetahui tanggal, bulan, tahun dan hari saat
wawancara.
o Orientasi tempat: Tidak terganggu
Pasien mengetahui bahwa ia sedang dirawat di Sanatorium
Dharmawangsa di Jakarta dan sedang berada di aula saat
wawancara berlangsung.
8
o Orientasi orang: Tidak terganggu
Pasien mengingat dokter yang merawatnya dan nama
pasien lain. Pasien juga mengingat nama co-ass dengan
baik.
d. Daya ingat (memory)
o Jangka panjang: Tidak terganggu
Pasien dapat mengingat kejadian-kejadian tentang masa
lalunya dan keluarganya dengan baik.
o Jangka menengah: Tidak terganggu
Pasien mampu menceritakan kegiatan yang dilakukan
beberapa bulan sebelumnya saat dia dibawa ke Sanatorium.
o Jangka pendek: Tidak terganggu
Pasien dapat menceritakan apa yang dia lakukan kemarin dan
dimana dan makanan siang kemarin.
o Daya ingat segera: Tidak terganggu
Pasien dapat mengulangi 6 angka (177945) dan 6 kata yang
tidak berhubungan yang diberitahu sebelumnya dan
mengucapkan kembali apa yang ditanyakan sebelumnya
langsung.
e. Konsentrasi dan Perhatian
Tidak terganggu. Pasien juga bisa melakukan perhitungan mundur (100-
7) sampai akhir walaupun ada beberapa kesalahan.
f. Kemampuan Membaca dan Menulis
Tidak terganggu. Pasien masih dapat membaca dan menulis dengan baik.
g. Kemampuan Visuospasial
9
Baik. Pasien dapat menggambarkan jam dengan angka-angkanya pada
tempatnya yang tepat. Kemudian pasien dapat memberitahu jalan dari
kamarnya ke kamar perawatan prima.
h. Pikiran Abstrak
Tidak terganggu. Pasien dapat menjelaskan arti dari beberapa pribahasa.
i. Kemampuan Menolong Diri Sendiri
Baik, pasien dapat melakukan kegiatan sehari-hari seperti makan dan
mandi tanpa bantuan orang lain.
G. Pengendalian Impuls
Tidak terganggu
H. Daya Nilai
Tidak terganggu
a. Daya nilai sosial pasien tidak terganggu, pasien ditanyakan apa yang akan
pasien lakukan jika pasien melihat ada uang terjatuh dijalanan, pasien
menjawab akan menyerahkannya kepada satpam atau polisi yang berada
dekat dengan tempat kejadian
b. Uji daya nilai tidak terganggu.
c. Penilaian realita terganggu yang ditandai dengan waham dan halusinasi
auditorik.
H. Tilikan
Terganggu, tilikan pasien derajat I karena pasien merasa bahwa ia tidak gila.
I. Taraf dapat dipercaya
Secara keseluruhan pernyataan pasien dapat dipercaya.
10
IV. PEMERIKSAAN FISIK
a. Status Interna
Keadaan umum : baik
Kesadaran : compos mentis
Keadaan gizi : baik
Nadi : 80x / menit
Tekanan Darah : 130/90 mmHg
Berat Badan : 61 kg
Tinggi Badan : 165 cm
b. Pemeriksaan Fisik
o Kepala : bentuk normal, tidak teraba benjolan, rambut hitam dan
beruban, tidak mudah dicabut.
o Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik.
o Hidung : bentuk normal, tidak ada sekret, mukosa tidak hiperemis.
o Telinga : bentuk normal, tidak ada sekret.
o Mulut : kebersihan mulut baik, bibir tidak kering.
o Jantung :
Inspeksi : Pulsasi ictus cordis tidak terlihat.
Palpasi : Ictus cordis tidak teraba.
Perkusi : Jantung dalam batas normal.
Auskultasi : Bunyi jantung I,II murni, murmur (-), gallop (-).
o Paru-paru :
11
Inspeksi : Simetris dalam diam dan pergerakan.
Palpasi : Taktil fremitus kanan dan kiri sama kuat.
Perkusi : Sonor
Auskultasi : Vesikuler, ronki (-/-), wheezing (-/-).
o Abdomen :
Inspeksi : Tampak datar.
Palpasi : Hepar dan lien tidak teraba.
Perkusi : Timpani.
Auskultasi : Bising usus (+) normal.
o Ekstremitas :
Atas : tidak terdapat edema dan deformitas, akral hangat.
Bawah : tidak terdapat edema dan deformitas, akral hangat.
c. Status Neurologis
Rangsangan meningeal : (-)
Tanda – tanda peningkatan TIK : (-)
Saraf Kranialis : dalam batas normal
Pupil : bulat, isokor, diameter 3 mm, RC +/+
Sensibilitas : baik
Motorik :
Fungsi cerebellum dan koordinasi : baik
5 5
5 5
12
Pemeriksaan Penunjang 31 Agustus 2013
Hemoglobin 13 gr/dl 14-16 gr/dl
Leukosit 5.200 5.000 – 10.000
Trombosit 210.000 150.000-400.000
Bilirubin Total
Direct
Indirect
0,61
0,18
0,43
< 1
< 0,5
< 0,75
SGOT/SGPT 33/20 < 37 / < 40
GDS 160 mg/gl 180 mg/dl
V. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA
a. Halusinasi auditorik
b. Gangguan isi pikir ( waham aneh)
c. Disorganized speech (asosiasi longgar)
d. Lebih dari 1 bulan
VI. FORMULASI DIAGNOSTIK
Aksis I
Berdasarkan ikhtisar penemuan bermakna, kasus ini menurut PPDGJ-III digolongkan ke
dalam gangguan jiwa F20.0 Skizofrenia paranoid. Pada pasien ditemukan gejala berupa:
Waham Aneh : pasien dapat menggunakan roh
Halusinasi auditorik : Pasien mengatakan bahwa Tuhan Yesus, dewi Kwan Im, Kwang
Kung dan roh-roh dapat berbicara dengan dirinya
13
Asosiasi longgar
Aksis II : Tidak ada diagnosis
Aksis III : Tidak ada diagnosis
Aksis IV : Masalah keluarga dan pekerjaan
Aksis V : Berdasarkan skala Global Assessment of Functioning (GAF), kasus ini pada
saat dievaluasi mempunyai skala GAF 61-70
VII. EVALUASI MULTIAKSIAL
Aksis I : F20.0(Skizophrenia Paranoid)
Aksis II : Tidak ada diagnosis
Aksis III : Tidak ada diagnosis
Aksis IV : Masalah keluarga dan pekerjaan
Aksis V : GAF 61-70
VIII. Daftar Masalah
Psikologik
- Halusinasi auditorik
- Waham aneh
- Asosiasi longgar
Sosial/ Keluarga /Budaya
Pasien merasa sepi karena ayah pasien telah meninggal dunia.
IX. PROGNOSIS
A. Faktor-faktor yang mendukung ke arah prognosis baik:
1. Pasien tidak mengalami gangguan mental organik
2. Pasien kooperatif dengan dokter pemeriksa dan minum obat secara teratur
14
3. Pasien mau ikut kegiatan yang diadakan
4. Pasien dapat merawat diri
5. Gejala pasien lebih ke gejala positif dan onsetnya berlangsung lambat
6. Halusinasi mulai berkurang meskipun masih dialami
B. Faktor-faktor yang mendukung ke arah prognosis buruk :
Pasien sering mengalami relaps sehingga dirawat kembali
Waham pasien sangat kuat
Tilikan pasien derajat I
Pasien merasa sangat kehilangan, karena ayah pasien telah meninggal dunia
Kesimpulan prognosisnya adalah dubia ad malam.
X. TERAPI
A. Psikofarmaka
1. Clozapine 100 mg
2 dd II
B. Psikoterapi
Mengingatkan pasien untuk meminum obat teratur dan jangan sampai
terlewatkan
Pasien diharapkan mengerti bahwa pengobatan ini memakan waktu yang
cukup lama hingga tahunan
Terapi Suportif : pasien skizofrenia umumnya sulit untuk melakukan hubungan
dengan sekitarnya dan seringkali bersikap curiga. Sehingga dengan adanya
hubungan dokter pasien diharapkan pasien dapat menjadi lebih nyaman, terbuka,
lebih percaya, berempati dan dapat lebih diarahkan untuk menolong pasien ke
arah yang lebih baik.
15
Terapi Okupasi : bertujuan agar pasien dapat mengembangkan dan melatih
keterampilan baik baru maupun yang sudah pasien miliki. Terapi ini juga
memberikan kesibukan kepada pasien sehingga pasien tidak terlalu sering diam
dikamar dan lebih banyak kegiatan.
Edukasi keluarga : mambantu keluarga agar menerima keadaan pasien dan
memahami penyakit yang diderita pasien agar ketika pasien pulang pasien lebih
diterima. Perlu diberitahukan juga kepada keluarga pasien proses pemulihan dan
lama waktu yang akan diperlukan
16
XI. DISKUSI
1. Diagnosis : berdasarkan PPDGJ III, pasien memenuhi kriteria skizofrenia
paranoid karena memenuhi kriteria dimana terdapat gejala jelas berupa waham
berupa waham aneh dan halusinasi auditorik yang terjadi lebih dari 1 bulan.
2. Farmakotrapi : Pada pasien ini terdapat gejala positif dan gejala susah tidur
sehingga diperlukan obat antipsikotik yang memiliki efek sedasi yang kuat.
Clozapine diberikan karena memiliki efek sedasi yang kuat. Obat ini juga dipilih
karena efek samping gejala otonomik yang kecil dan tidak adanya efek samping
gejala extrapiramidal.
XII. TINDAK LANJUT (FOLLOW UP)
Follow up yang dapat dilakukan:
Pemeriksaan laboratorium darah lengkap untuk memeriksa jumlah leukosit dan
hitung jenis.
17
XIII. Lampiran
Cuplikan wawancara psikiatri : Autoanamnesa
Waktu : 31 Agustus 2013
Tempat : di aula
Keterangan : A = Pemeriksa
B = Pasien
A : Selamat siang, pak. Kenalkan nama saya Friska, nama bapak siapa?
B : Pak Z.
A : Pak, ganggu waktunya sebentar ya, saya boleh ngobrol-ngobrol dengan bapak?
B : Iya, boleh. Mau ngobrol apa, dok?
A : Pak Z umurnya berapa sekarang?
B : 45 tahun.
A : Tinggalnya dimana, pak?
B : Saya tinggal di rumah adik saya di Palem Sari.
A : Oh, Palem Sari itu dimana ya, pak?
B : Di cegkareng.
A : Oh, di cengkareng. Bapak agamanya apa, pak?
B : Katolik.
A : Bapak pendidikan terakhirnya apa pak?
B : Sarjana ekonomi.
A : Ngambil ekonomi dimana, pak?
B : Di STIE YAI, dok.
A : Kerjanya apa, pak?
B : Dulu sih, saya pernah jadi akuntan pajak tapi sekarang saya kerjanya jadi
pengawas logistik.
A : Berapa lama, pak jadi akuntan pajak?
B : Yah, ada 10 tahun lebih, dok.
18
A : Bapak sekarang kerja jadi pegawai logistik dimana, pak?
B : Di perusahaan saudara, dok.
A : Pegawai logistik itu ngapain, pak?
B : Yah, saya mengawasi aja, dok. Tapi kalau saya lagi malas ya saya enggak kerja.
A : Bapak sudah lama disini?
B : Saya baru beberapa minggu di sini.
A : Ini perawatan pertama atau sudah pernah dirawat di sini sebelumnya, pak?
B : Baru pertama kali, dok. Saya terakhir dirawat di Dharma Jaya.
A : Kapan itu, pak?
B : Saya enggak ingat, dok. Udah lama dirawat disana.
A : Kalau saya boleh tau, bapak kenapa dirawat di sini, pak?
B : Saya bisa berhubungan dengan dunia spritual, dok. Seperti paranormal gitu tapi
saya bukan paranormal, hanya mengobrol saja dengan roh-roh dari dunia spiritual itu.
A : Jadi bapak dirawat disini karena bapak bisa mengobrol dengan roh-roh, pak?
B : Sebenernya saya kesini karena saya susah tidur, dok. Saya juga bingung kenapa
saya dirawat hanya gara-gara susah tidurnya.
A : Bapak susah tidur kenapa, pak?
B : Setiap mau tidur rasanya enggak bisa aja, enggak ngantuk gitu.
A : Apa bapak kepikiran sesuatu atau gelisah kalau mau tidur?
B : Enggak, dok tapi emang enggak bisa tidur aja.
A : Saya mau nanya tentang kemampuan bapak berhubungan dengan dunia spiritual,
pak. Boleh tolong diceritakan, pak?
B : Saya bisa menggunakan roh, dok. Awalnya saya penasaran dengan tukang sulap
sama paranormal, dok. Kenapa mereka bisa tapi saya ga bisa? Jadi saya mulai belajar
dari mereka bagaimana caranya berhubungan dengan dunia lain.
A : Maksudnya bapak bisa menggunakan roh itu seperti apa, pak?
B : Saya bisa meminta Tuhan Yesus untuk mengirimkan roh kudus untuk
menyembuhkan.
19
A : Jadi bapak memiliki kemampuan menyembuhkan, pak?
B : Yah, kadang Tuhan Yesus enggak mengirim roh kudus, dok.
A : Baik, pak. Selain itu apa bapak bisa menggunakan roh untuk hal lain?
B : Saya bisa menggunakan roh untuk berbicara dengan roh lain yang digunakan
orang lain. Kaya hape dokter nih kan bisa dipake nelepon, nah seperti itu dok. Seperti
ada frekuensinya.
A : Jadi maksud bapak, bapak bisa menghubungi orang lain yang bisa menggunakan
roh juga?
B : Iya, dok.
A : Apa bapak bisa melihat wujud roh ini, pak?
B : Enggak bisa, dok. Saya hanya bisa mendengar suaranya aja.
A : Seperti apa pak suaranya? Yang dibicarakan roh itu apa kepada bapak?
B : Yah, obrolan sehari-hari aja, dok. Jadi saya bisa mengobrol dengan roh-roh itu.
A : Apakah roh-roh ini pernah meminta bapak untuk melakukan sesuatu atau
mengancam bapak?
B : Enggak pernah, dok. Saya cuma ngobrol sehari-hari saja dengan roh-roh. Saya
juga bisa memanggil Dewi Kwan Im dan Kwan Kung.
A : Bapak memanggil Dewi Kwan Im dan Kwan Kung untuk apa, pak?
B : Saya penasaran aja, dok. Sebenarnya mereka ada atau enggak. Jadi saya panggil,
terus mereka menjawab jadi saya tau mereka ada di sini lalu saya mengobrol dengan
mereka.
A : Bapak sejak kapan mulai tertarik dengan dunia spiritual, pak?
B : Sejak tahun 1996, dok.
A : Bapak hubungannya bagaimana dengan saudara bapak? Bapak anak keberapa dari
berapa bersaudara, pak?
B : Baik, dok. Saya anak kelima dari 7 bersaudara.
A : Ayah dan ibu bapak masih hidup, pak?
B : Ibu saya masih hidup tapi ayah saya sudah meninggal.
A : Kenapa ayah bapak meninggal, pak? Kapan ayah bapak meninggal, pak?
20
B : Kanker katanya, dok. Kanker hati. Tahun 1996, dok meninggalnya.
A : Apakah ayah bapak meninggal sebelum atau sesudah bapak tertarik dengan dunia
spiritual?
B : Sebelum, dok.
A : Bapak gimana perasaannya sewaktu ayah bapak meninggal/
B : Sepi aja, dok.
A : Bapak sering mengobrol ya dengan ayah bapak?
B : Iya, dok.
A : Bapak dekat dengan ayah bapak?
B : Iya, dok saya dekat dengan ayah saya.
A : Bapak merasa sedih ketika ayah bapak meninggal?
B : Iya, sedih.
A : Bapak, boleh tolong tuliskan pembicaraan bapak dengan Dewi Kwan Im atau
Kwan Kung di kertas ini?
B : Oh, enggak ada hubungan dengan ayah saya itu. Cuma waktu saya mendapat
kesulitan, koa miah tau enggak, dok?
A : Iya tau, pak, koa miah.
B : Nah, yang sumpit-sumpit itu. Saya bertanya aja sama Kwan Im, kesulitan saya ini
bagaimana. Saya mau lepas dari kesulitan. Jatuh lah sumpitnya, ada nomernya. Saya
ambil kertas sesuai nomernya, terus ada ungkapannya seperti daun berguguran tertiup
angin akan lewat saja begitu kesulitan saya.
A : Kesulitan apa pak waktu itu?
B : Biasa, dok penggelapan pajak.
A : Itu tahun berapa, pak?
B : Wah, saya lupa.
A : Apakah itu sebelum atau sesudah tahun 1996, pak?
B : Oh, sesudah.
A : Baik, pak. Terima kasih atas waktunya, pak. Besok kita lanjutkan mengobrol lagi
ya, pak.