158
LAPORAN AKHIR ANALISIS COST AND BENEFIT ASEAN HONG KONG FREE TRADE AREA BAGI INDONESIA PUSAT KEBIJAKAN KERJASAMA PERDAGANGAN INTERNASIONAL BADAN PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN PERDAGANGAN KEMENTERIAN PERDAGANGAN 2014

LAPORAN AKHIR ANALISIS COST AND BENEFIT ASEAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_cost_and... · Indonesia”. Analisis ini menjawab permintaan Direktorat Jenderal

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: LAPORAN AKHIR ANALISIS COST AND BENEFIT ASEAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_cost_and... · Indonesia”. Analisis ini menjawab permintaan Direktorat Jenderal

LAPORAN AKHIR

ANALISIS COST AND BENEFIT ASEAN – HONG KONG FREE

TRADE AREA BAGI INDONESIA

PUSAT KEBIJAKAN KERJASAMA PERDAGANGAN

INTERNASIONAL

BADAN PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN

PERDAGANGAN

KEMENTERIAN PERDAGANGAN

2014

Page 2: LAPORAN AKHIR ANALISIS COST AND BENEFIT ASEAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_cost_and... · Indonesia”. Analisis ini menjawab permintaan Direktorat Jenderal

ii

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, Pusat

Kebijakan Kerjasama Perdagangan Internasional, BPPKP telah menyelesaikan

analisis yang berjudul “Analisis Cost and Benefit ASEAN – Hong Kong FTA Bagi

Indonesia”. Analisis ini menjawab permintaan Direktorat Jenderal Kerjasama

Perdagangan Internasional yang menginginkan adanya study kelayakan dan

perdagangan barang dalam perundingan perdagangan Indonesia – Hong Kong

dalam kerangka ASEAN – Hong Kong.

Pusat Kebijakan Kerjasama Perdagangan Internasional, BPPKP

menyampaikan terima kasih kepada tenaga ahli dalam analisis ini, narasumber

dan berbagai pihak yang telah memberikan informasi, data dan pendapatnya

dalam penyusunan analisis ini. Terima kasih juga disampaikan kepada Dinas

Perindustrian dan Perdagangan di daerah survei dan Konsulat Jenderal Republik

Indonesia di Hong Kong yang telah membantu dan memfasilitasi pelaksanaan

survei dan pertemuan dengan instansi terkait di Hong Kong.

Akhir kata semoga analisis ini dapat menjadi bahan rekomendasi kebijakan

bagi stakeholder, terutama Direktorat Jenderal Kerjasama Perdagangan

Internasional dan instansi pembina sektor, serta dapat menjadi refernsi bagi

penelitian dan pengkajian selanjutnya.

Pusat Kebijakan Kerjasama Perdagangan Internasional

Page 3: LAPORAN AKHIR ANALISIS COST AND BENEFIT ASEAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_cost_and... · Indonesia”. Analisis ini menjawab permintaan Direktorat Jenderal

iii

ABSTRAK

Analisis Cost and Benefit ASEAN – Hong Kong FTA bagi Indonesia

Pembentukan ASEAN - Hong Kong FTA (AHKFTA) memerlukan

analisis dari negara anggota ASEAN untuk melihat bagaimana dampak dari

AHKFTA terhadap indikator ekonomi makro maupun sektoral masing-masing

negara. Metodologi yang digunakan untuk menganalisis benefit dan cost adanya

FTA ASEAN Hong Kong dilihat dari sisi ekonomi makro dan ekonomi sektoral

dengan model CGE multi region dan sektor, sedangkan penentuan produk

potensial Indonesia di pasar Hong Kong digunakan analisis pembobotan

terhadap berbagai indeks perdagangan. Hasil analisis menunjukkan bahwa

dampak penurunan tarif

50% bagi Indonesia adalah turunnya kesejahteraan dan GDP riil, trade balance

negatif, walau secara sektoral terjadi peningkatan ekspor di hampir seluruh

sektor, tidak mampu mengimbangi peningkatan impor. Jika terjadi full liberalisasi,

maka dampaknya bagi Indonesia akan terjadi peningkatan kesejahteraan,

peningkatan GDP Rill, trade balance positif walaupun peningkatan output hanya

terjadi pada beberapa sektor seperti vegetable oil, oil seeds, textile, wearing

appareal dan electronic equipment. Adapun produk yang layak dikerjasamakan

adalah cpo, karet, tekstil, komponen mesin, kopi, namun perlu ditingkatkan daya

saingnya. Liberalisasi perdagangan ke Hong Kong perlu dipandang sebagai

salah satu upaya peningkatan akses pasar, yang perlu didukung dengan daya

saing yang tinggi dan memiliki keterkaitan dengan industri nasional, yang harus

diikuti dengan reformasi kebijakan (appropriate regulation), penurunan non tarif

barrier di Hong Kong, perbaikan infrastruktur fisik maupun infrastruktur mutu di

Indonesia sehingga akan memberikan benefit berupa pertumbuhan ekonomi yang

tinggi. Kerjasama ini sebaiknya lebih ditekankan pada investasi dan perdagangan

jasa khususnya jasa keuangan dan logistik dimana penurunan biaya logistik akan

meningkatkan volume perdagangan dan meningkatkan daya saing produk

Indonesia.

Page 4: LAPORAN AKHIR ANALISIS COST AND BENEFIT ASEAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_cost_and... · Indonesia”. Analisis ini menjawab permintaan Direktorat Jenderal

iv

ABSTRACT

Cost and Benefit Analysis of ASEAN Hong Kong FTA for Indonesia

The Idea beyond ASEAN - Hong Kong FTA (AHKFTA) requires

analysis from ASEAN member countries to see how macro and micro

economic will be affected in each countries. The methodology used to

analyze the cost and benefits of ASEAN-Hong Kong FTA is CGE

model with multi-region and sector, while weighted analysis of

various trade indices are used to identify and determine the products

that can be used as an Indonesian request and offer. The analysis result

showed that 50% tariff reduction will result in welfare declining and real

GDP, negative trade balance even though there was an incresing of

exports in almost all sectors but not be able to counterbalance import

rising. If full liberalization is applied, national welfare and GDP will be

increased as well as a positive trade balance altough few sectors such

as vegetable oil, oil seeds, textile, wearing appareal and electronic

equipment will not be increasing that much. Some product that can be

traded are cpo, rubber, textiles, machine parts, coffee, but these

products need to be improved on competitiveness.

Trade liberalization in Hong Kong market should be seen as an

effort to increase market access, which needs to be supported by the

increasing of products competitiveness and national industry linkage, to be

followed by policy reforms (appropriate regulation), elimination of non-tariff

barriers in Hong Kong, improvement of physical infrastructure and the

quality of infrastructure in Indonesia that will provide benefits in the form of

high economic growth. Cooperation between Indonesia and Hong Kong

should be more emphasis on investment and trade in services, especially

financial services and logistics where the reduction in logistics costs will

increase the volume of trade and increase the competitiveness of

Indonesian products

Page 5: LAPORAN AKHIR ANALISIS COST AND BENEFIT ASEAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_cost_and... · Indonesia”. Analisis ini menjawab permintaan Direktorat Jenderal
Page 6: LAPORAN AKHIR ANALISIS COST AND BENEFIT ASEAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_cost_and... · Indonesia”. Analisis ini menjawab permintaan Direktorat Jenderal

v

DAFTAR ISI

BAB 1: PENDAHULUAN .......................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1

1.2 Perumusan Masalah ...................................................................... 4

1.3 Tujuan ............................................................................................. 4

1.4 Ruang Lingkup Analisis ................................................................ 5

1.5 Metodologi Analisis ...................................................................... 5

1.6 Sistematika Penulisan ................................................................... 5

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA DAN METODOLOGI ANALISIS .............. 7

2.1 Tinjauan Pustaka .......................................................................... 7

2.1.1 Teori Perdagangan Internasional dan Integrasi Ekonomi .. 7

2.1.2 Teori Keseimbangan Umum ............................................... 21

2.1.2.1 Tarif Impor Pada Kasus Negara Kecil........................ 25

2.1.2.2 Tarif Impor Pada Kasus Negara Besar ...................... 27

2.1.3 Latar Belakang Pembentukan ASEAN Hong Kong FTA ... 31

2.2 Metodologi Penelitian ................................................................ 34

2.2.1 Jenis dan Sumber Data ...................................................... 34

2.2.2 Metode Analisis ................................................................ ... 38

2.2.2.1 Model Multi Region General Equilibrium ............. 38

2.2.2.2 Model Ekonomi Tertutup tanpa Pajak ................. 41

Page 7: LAPORAN AKHIR ANALISIS COST AND BENEFIT ASEAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_cost_and... · Indonesia”. Analisis ini menjawab permintaan Direktorat Jenderal

vi

2.2.2.3 Model Ekonomi Terbuka tanpa Pajak .................. 45

2.2.2.4 Model Ekonomi Tertutup dengan Pajak ............... 46

2.2.2.5 Pajak ......................................................................... 47

2.2.2.6 Struktur Model Standar GTAP ................................ 49

2.2.2.7 Simulasi .................................................................. 52

2.2.2.8 Indeks Perdagangan .............................................. 52

2.2.2.9 Pemilihan Produk Potensial .................................. 56

BAB III: Analisis Cost and Benefit ASEAN - Hong Kong FTA bagi

Indonesia ................................................................................................ 59

3.1 Kinerja Perdagangan Indonesia .............................................. 59

3.1.1 Kinerja Perdagangan Indonesia-Dunia ............................. 59

3.1.2 Kinerja Neraca Perdagangan Indonesia-ASEAN .............. 64

3.1.3 Kinerja Neraca Perdagangan Indonesia-Hong Kong ........ 68

3.2 Analisis CGE ............................................................................. 70

3.2.1 Data Benchmark Ekuilibrium Berdasarkan

Berdasarkan Database GTAP` .......................................... 70

3.2.1.1 Data Dasar Makroekonomi ...................................... 70

3.2.1.2 Dekomposisi Ekspor, Impor dan Per Sektor .......... 98

3.2.2 Analisis Benefit and Cost FTA ASEAN Hong Kong Ditinjau

dari Makro dan Sektoral Ekonomi ................................... 104

3.2.2.1 Analisis Benefit dan Cost Ditinjau dari Makro

Ekonomi .................................................................. 104

Page 8: LAPORAN AKHIR ANALISIS COST AND BENEFIT ASEAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_cost_and... · Indonesia”. Analisis ini menjawab permintaan Direktorat Jenderal

vii

3.2.2.2 Analisis Benefit dan Cost Ditinjau dari

Sektoral Ekonomi ................................................. 111

3.2.3 Identifikasi dan Penentuan Produk Sebagai Request dan

Offer Indonesia dalam Kerangka Kerjasama ASEAN-Hong

Kong FTA ........................................................................... 115

3.2.4 Hasil Turun Lapang .............................................................. 131

BAB IV: PENUTUP .............................................................................. 134

4.1 Kesimpulan .............................................................................. 134

4.2 Rekomendasi Kebijakan.......................................................... 135

Page 9: LAPORAN AKHIR ANALISIS COST AND BENEFIT ASEAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_cost_and... · Indonesia”. Analisis ini menjawab permintaan Direktorat Jenderal

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Agregasi Negara FTA ASEAN-Hongkong .......................... 34

Tabel 2.2. Agregasi Sektor FTA ASEAN-Hongkong ........................... 36

Table 3.1. Produk Ekspor Non Migas Indonesia Tahun 2009-2013

(US$Juta) ............................................................................. 60

Tabel 3.2.Ekspor Produk Non Oil dan Gas Indonesia Berdasarkan

Negara Tujuan Tahun 2009 dan 2013 (US$ Miliar) ......... 61

Tabel3.3. Produk Impor Indonesia Tahun 2009-

2013 (US$ Juta) .................................................................. 62

Tabel 3.4. Impor Produk Non Oil dan Gas Indonesia Berdasarkan

Negara Tujuan Tahun 2009-2013 (US$ Miliar) ................. 63

Tabel 3.5. GDP by Source (FACT INC+TAX+DEPR) ........................... 71

Tabel 3.6. GDP by Expenditure (C+I+G+X-M) ..................................... 72

Tabel 3.7. Current Account (X-M=S+I) ................................................. 74

Tabel 3.8. Capital Account .................................................................... 75

Tabel 3.9. Capital Stock ........................................................................ 75

Tabel 3.10. Bilateral Export at Market Price ......................................... 77

Tabel 3.11 Ordinary Import Duty ........................................................... 81

Tabel 3.12 Ordinary Export Subsidy .................................................... 82

Tabel 3.13. Export for International Transportation ........................... 84

Tabel 3.14. Value of Output at Market Price........................................ 86

Page 10: LAPORAN AKHIR ANALISIS COST AND BENEFIT ASEAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_cost_and... · Indonesia”. Analisis ini menjawab permintaan Direktorat Jenderal

viii

Tabel 3.15. Struktur Biaya Perusahaan Berdasarkan Negara ........... 89

Tabel 3.16. Cost Structure of Private Consumption .......................... 92

Tabel 3.17 Cost Structure of Government Consumption .................. 95

Tabel 3.18. Decomposition of Export at World Prices ........................ 99

Tabel 3.19.Dampak FTA ASEAN Hongkong terhadap Output,

Ekspor Impor, dan Penyerapan Tenaga Kerja di Indonesia

(dalam persen .................................................................... 114

Tabel 3.20. Indikator Kinerja Perdagangan dari Produk Potensial

Indonesia ke Hong Kong .................................................. 121

Tabel 3.21. Indikator Kinerja Perdagangan dari Produk Potensial

Indonesia ke Hong Kong .................................................. 126

Page 11: LAPORAN AKHIR ANALISIS COST AND BENEFIT ASEAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_cost_and... · Indonesia”. Analisis ini menjawab permintaan Direktorat Jenderal

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Kurva perdagangan internasional .................................... 9

Gambar 2.2. Keseimbangan Perdagangan Bebas Pada Model H-O .. 13

Gambar 2.3. Trade Creation .................................................................. 18

Gambar 2.4. Trade Diversion ................................................................ 21

Gambar 2.5. Diagram Kotak Edgeworth pada Kasus Dua Komoditi

dan Dua Faktor Produksi .............................................. 23

Gambar 2.6. Keseimbangan Sektor Produksi dan Konsumsi ........... 24

Gambar 2.7.Model Keseimbangan Umum Dampak Tarif untuk

Kasus Negara Kecil ........................................................ 27

Gambar 2.8. Model Keseimbangan Umum Dampak Tarif untuk

Kasus Negara Besar ....................................................... 28

Gambar 2.9. Model Kasus Satu Wilayah, Perekonomian Tertutup

tanpa Pajak ...................................................................... 43

Gambar 2.10. Perekonomian Terbuka tanpa Intervensi Pemerintah:

Model Multi Wilayah ....................................................... 46

Gambar 2.11. Perekonomian Tertutup dengan Pajak: Model Satu

Wilayah ............................................................................ 47

Gambar2.12. Dampak Pajak Terhadap Output ................................... 49

Gambar 2.13. Dampak Subsidi terhadap Output ............................... 49

Gambar 2.14. Model AGE, Multi Region Open Economy ................... 50

Page 12: LAPORAN AKHIR ANALISIS COST AND BENEFIT ASEAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_cost_and... · Indonesia”. Analisis ini menjawab permintaan Direktorat Jenderal

x

Gambar 3.1. Neraca Perdagangan Indonesia Tahun 2009-2013 ........ 59

Gambar 3.2. Produk Ekspor Non Migas Indonesia Tahun 2009-201364

Gambar 3.3. Ekspor Produk Non Oil dan Gas Indonesia Berdasarkan

Negara Tujuan Tahun 2009 dan 2013 ........................... 65

Gambar 3.4. Impor Produk Non Oil dan Gas Indonesia Berdasarkan

Negara Tujuan ................................................................. 65

Gambar 3.5. Kinerja Neraca Perdagangan Sektor Migas-Non Migas

Indonesia- ASEAN Tahun 2009-2013 ............................ 66

Gambar 3.6. Kinerja Neraca Perdagangan Sektor Migas Indonesia-

ASEAN Tahun 2009-2013 ............................................... 67

Gambar 3.7. Kinerja Neraca Perdagangan Sektor Non Migas

Indonesia- ASEAN Tahun 2009-2013 ............................ 67

Gambar 3.8. Ekspor Komoditi Utama Indonesia ke ASEAN ............... 68

Gambar 3.9. Impor Komoditi Utama Indonesia dari ASEAN Tahun

2013 .................................................................................. 69

Gambar 3.10. Negara Tujuan Ekspor Indonesia ................................. 70

Gambar 3.11. Analisa Impor Indonesia per Negara dan Regional ..... 70

Gambar 3.12. Kinerja Neraca Perdagangan Migas - Non Migas

Indonesia- Hong Kong Tahun 2009-2013 ................... 107

Gambar 3.13 Komoditas Ekspor Utama Indonesia ke Hong Kong

Tahun 2013 .................................................................... 108

Gambar 3.14. Komoditas Impor Utama Indonesia dari Hong Kong

............................................................................................................... 108

Page 13: LAPORAN AKHIR ANALISIS COST AND BENEFIT ASEAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_cost_and... · Indonesia”. Analisis ini menjawab permintaan Direktorat Jenderal

vii

Page 14: LAPORAN AKHIR ANALISIS COST AND BENEFIT ASEAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_cost_and... · Indonesia”. Analisis ini menjawab permintaan Direktorat Jenderal

ix

Page 15: LAPORAN AKHIR ANALISIS COST AND BENEFIT ASEAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_cost_and... · Indonesia”. Analisis ini menjawab permintaan Direktorat Jenderal

v

Page 16: LAPORAN AKHIR ANALISIS COST AND BENEFIT ASEAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_cost_and... · Indonesia”. Analisis ini menjawab permintaan Direktorat Jenderal

6

Page 17: LAPORAN AKHIR ANALISIS COST AND BENEFIT ASEAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_cost_and... · Indonesia”. Analisis ini menjawab permintaan Direktorat Jenderal

Puska KPI, BP2KP, Kementerian Perdagangan 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

ASEAN Free Trade Area (AFTA) merupakan wujud dari kesepakatan

negara-negara ASEAN untuk membentuk suatu kawasan perdagangan

bebas dalam rangka meningkatkan daya saing ekonomi kawasan regional

ASEAN. ASEAN diharapkan sebagai basis produksi dunia dan sekaligus

pasar regional bagi 500 juta penduduknya. AFTA dibentuk pada waktu

Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN IV di Singapura tahun 1992.

Awalnya AFTA ditargetkan akan dicapai dalam waktu 15 tahun (1993-2008),

kemudian dipercepat menjadi tahun 2003, dan terakhir dipercepat lagi

menjadi tahun 2002. Skema Common Effective Preferential Tariffs for

ASEAN Free Trade Area (CEPT-AFTA) merupakan suatu skema untuk

mewujudkan AFTA melalui penurunan tarif hingga menjadi 0-5%,

penghapusan pembatasan kuantitatif dan hambatan-hambatan non tarif

lainnya. Perkembangan terakhir yang terkait dengan AFTA adalah adanya

kesepakatan untuk menurunkan bea masuk impor barang yang masuk

dalam incusion list (IL) pada tahun 2010, bagi Brunai Darussalam,

Indonesia, Malaysia, Philippines, Singapura dan Thailand, dan bagi

Cambodia, Laos, Myanmar dan Vietnam pada tahun 2015.

Visi ASEAN 2020 menegaskan ASEAN yang berwawasan ke depan

akan memainkan peran penting dalam masyarakat internasional dan

memajukan kepentingan bersama ASEAN. ASEAN terus mengembangkan

hubungan kerjasama dengan Mitra Dialog, yaitu, Australia, Kanada, Cina,

Uni Eropa, India, Jepang, Korsel, Selandia Baru, Federasi Rusia, Amerika

Serikat, dan United Nations Development Programme. ASEAN juga

meningkatkan kerjasama dengan Pakistan di beberapa daerah kepentingan

bersama.

Konsisten dengan tekad untuk meningkatkan kerjasama dengan

negara-negara berkembang lainnya, ASEAN mempertahankan kontak

Page 18: LAPORAN AKHIR ANALISIS COST AND BENEFIT ASEAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_cost_and... · Indonesia”. Analisis ini menjawab permintaan Direktorat Jenderal

Puska KPI, BP2KP, Kementerian Perdagangan 2

dengan organisasi-organisasi antar-pemerintah, yaitu Organisasi Kerjasama

Ekonomi, the Gulf Cooperation Council, the Rio Group, the South Asian

Association for Regional Cooperation, the South Pacific Forum, dan juga

melalui Asian-African Sub-Regional Organization Conference. Disamping

itu, sebagian besar Negara-negara Anggota ASEAN juga berpartisipasi aktif

dalam kegiatan Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC), Asia-Europe

Meeting (ASEM), dan East Asia-Latin America Forum (EALAF).

Hingga saat ini, ASEAN telah mempunyai 11 (sebelas) Mitra Wicara

Penuh (Full Dialogue Partner) dan 1 Mitra Wicara Sektoral (Sectoral

Dialogue Partner). Mitra Wicara Penuh ASEAN terdiri dari Amerika Serikat,

Australia, China, India, Jepang, Kanada, Republik Korea, Rusia, Selandia

Baru, Uni Eropa dan UNDP. Sementara Mitra Wicara Sektoral ASEAN

adalah Pakistan. Selain itu, ASEAN juga mempunyai kerangka kerjasama

dengan China, Jepang dan Republik Korea melalui ASEAN Plus Three.

Sementara itu sejak tahun 2005 berkembang pula forum East Asia

Summit (EAS) dengan peserta terdiri dari 16 negara, yaitu 10 negara

ASEAN, Australia, China, India, Jepang, Republik Korea dan Selandia Baru.

Selain menjalin kerjasama dengan mitra wicara, ASEAN juga menjalin

kerjasama dengan organisasi-organisasi regional seperti : Gulf Cooperation

Council (GCC) dan MERCOSUR, badan-badan PBB, Andean Group, Asian

Development Bank (ADB), negara-negara Timur Tengah dan Asia Tengah

yang tergabung dalam Economic Cooperation Organization (ECO),

Southern African Development Community (SADC), Shanghai Cooperation

Organization (SCO).

Pada bulan Oktober 2011 , Hong Kong telah menunjukkan minat untuk

bergabung dengan Perjanjian Perdagangan Bebas ASEAN - China (

ACFTA ) yang disampaikan pada Rapat Persiapan ASEAN - China FTA

Joint Committe (ACFTA JC). Untuk menindaklanjuti hal tersebut, Sekretariat

ASEAN telah melakukan sebuah studi independen yang komprehensif

bekerja sama dengan NUS (Prof Shandre M. Thangavelu) untuk

menganalisis dampak, implikasi dan tantangan Hong Kong dalam aksesi ke

Page 19: LAPORAN AKHIR ANALISIS COST AND BENEFIT ASEAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_cost_and... · Indonesia”. Analisis ini menjawab permintaan Direktorat Jenderal

Puska KPI, BP2KP, Kementerian Perdagangan 3

ACFTA. Pada pertemuan ke-11 Konsultasi AEM - MOFCOM yang diadakan

pada tanggal 29 Agustus 2012 di Siem Reap , Kamboja , AEMs

menyatakan respon positif atas proposal Hong Kong bergabung dengan

ACFTA. Namun, diperlukan penelitian lebih lanjut dan konsultasi di dalam

negeri masing-masimg anggota ASEAN untuk memastikan pemahaman

yang lebih jelas tentang implikasi dari Hong Kong bergabung dengan

ACFTA.

Pada AEM Retreat pada bulan Maret 2013 di Hanoi Vietnam, AEM

memutuskan untuk bernegosiasi secara bilateral dengan Hong Kong dalam

bentuk FTA ASEAN - Hong Kong ( AHKFTA ) dibandingkan dengan aksesi

Hong Kong ke ACFTA. Keputusan yang dibuat oleh AEMs disambut oleh

para pemimpin ASEAN pada KTT ASEAN yang diselenggarakan pada

bulan April 2013. Selama Konsultasi SEOM – Hong Kong yang

diselenggarakan pada Juni 2013, ASEAN menjelaskan proses ASEAN

dalam memulai sebuah FTA yang meliputi melakukan studi kelayakan,

mengembangkan Terms of Reference (TOR ) untuk Perdagangan Komite

Negosiasi ( TNC ), mengesahkan TOR untuk menetapkan TNC dan

mengembangkan program kerja. ASEAN dan Hong Kong sepakat untuk

memulai negosiasi pada awal 2014. Hong Kong menggarisbawahi

pentingnya FTA ini untuk bisnis dan mendesak ASEAN untuk menargetkan

kesimpulan dari negosiasi ini secepatnya.

Sebagai gambaran, neraca perdagangan Indonesia dengan Hong Kong

dalam periode 2009-2013 selalu menunjukkan surplus. Surplus

perdagangan ini disumbangkan oleh ekspor non migas. Ekspor emas dalam

bentuk gumpalan, ingot atau batang pada tahun 2013 menyumbang 18

persen dari total ekspor non migas. Sementara itu untuk neraca migas

Indonesia-Hong Kong mengalami defisit sebesar USD -116.4 juta.

Berdasarkan latar belakang tersebut, Pusat Kebijakan Kerjasama

Perdagangan Internasional (KPI) Kementerian Perdagangan melakukan

kajian yang berjudul “Analisis Cost and Benefit ASEAN – Hong Kong FTA

bagi Indonesia”.

Page 20: LAPORAN AKHIR ANALISIS COST AND BENEFIT ASEAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_cost_and... · Indonesia”. Analisis ini menjawab permintaan Direktorat Jenderal

Puska KPI, BP2KP, Kementerian Perdagangan 4

1.2 Perumusan Masalah

FTA adalah salah satu bentuk reaksi adanya globalisasi dan liberalisasi

yang berimplikasi pada pengurangan dan penghapusan berbagai hambatan

dalam kegiatan perdagangan baik hambatan tarif (tarrief-barrier) maupun

hambatan non tarif (non-tarrif barier=NTB).

Secara teori, sejalan dengan analisis statik mengenai manfaat

perdagangan, adanya FTA mendorong berkurangnya hambatan tarif (tarrief-

barrier) maupun hambatan non tarif sehingga biaya transaksi dalam

perdagangan akan turun. Kondisi ini akan mempengaruhi variabel-variabel

mikro selanjutnya berdampak pada variabel-variabel makro ekonomi.

Negara akan berspesialisasi sesuai dengan keunggulan komparatif

sehingga kinerja ekspor akan meningkat. Proses ini menuju ke efisiensi

alokasi sumberdaya dan peningkatan GDP.

Terkait dengan hal tersebut diatas, analisis kuantitatif untuk

mengkalkulasi seberapa besar dampak berlakunya perjanjian perdagangan

barang ASEAN-Hong Kong FTA terhadap pendapatan nasional dan kinerja

perdagangan Indonesia dan Hong Kong sangat diperlukan. Maka

perumusan masalah dalam kajian ini adalah :

1. Bagaimana cost and benefit ASEAN Hong Kong FTA bagi Indonesia,

ASEAN dan Hong Kong?

2. Produk-produk apa saja yang dapat dijadikan sebagai request dan offer

Indonesia dalam kerangka kerjasama ASEAN Hong Kong FTA

1.3 Tujuan

Berdasarkan perumusan masalah, kajian ini memiliki tujuan sebagai

berikut :

1. Menganalisis dampak perdagangan barang (cost and benefit) dalam

ASEAN Hong Kong FTA bagi Indonesia, ASEAN dan Hong Kong.

2. Identifikasi produk-produk yang dapat dijadikan sebagai request dan

offer Indonesia dalam kerangka kerjasama ASEAN Hong Kong FTA.

Page 21: LAPORAN AKHIR ANALISIS COST AND BENEFIT ASEAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_cost_and... · Indonesia”. Analisis ini menjawab permintaan Direktorat Jenderal

Puska KPI, BP2KP, Kementerian Perdagangan 5

1.4 Ruang Lingkup Analisis

Analisis ini hanya dibatasi pada analisis perdagangan barang dalam

ASEAN Hong Kong FTA terhadap kinerja perdagangan dan perekonomian

Indonesia, ASEAN dan Hong Kong. Cost and benefit dianalisis berdasarkan

perspektif makroekonomi ( indikator kesejahteraan, GDP riil, dan neraca

perdagangan) serta sektoral ekonomi (indikator output, ekspor dan

penyerapan tenaga kerja) dengan menggunakan model CGE. Sedangkan

penentuan produk-produk yang dapat dijadikan sebagai request dan offer

Indonesia dalam kerangka kerjasama ASEAN Hong Kong FTA digunakan

adalah metode pembobotan terhadap kinerja perdagangan (ekspor

Indonesia ke HongKong, ekspor Indonesia ke dunia, pertumbuhan Ekspor

ke HongKong dan pertumbuhan Ekspor ke dunia) dan tarif MFN HongKong.

Disamping itu, akan dilihat pula hambatan perdagangan Indonesia

Hongkong yang akan diuraikan secara kualitatif berdasarkan hasil

kunjungan tim peneliti ke Hongkong dan studi literatur serta pengalaman

empiris kerjasama Hongkong dengan Negara lainnya.

1.5 Metodologi Analisis

Jenis data yang digunakan dalam analisis ini meliputi data primer dan

sekunder. Data primer diperoleh melalui diskusi dengan pemangku

kepentingan terkait, sedangkan data sekunder bersumber dari BPS, CEIC,

COMTRADE, WITS, GTAP Database. Metode analisis yang digunakan

adalah Model CGE, berbagai indeks perdagangan seperti RCA, TCI, TSI

dan TII, dan analisis deskriptif berbagai hambatan kerjasama antara

Indonesia dengan Hongkong.

1.6 Sistematika Penulisan

Adapun laporan analisis ini terbagi menjadi beberapa bab yaitu :

Bab I: Pendahuluan

Page 22: LAPORAN AKHIR ANALISIS COST AND BENEFIT ASEAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_cost_and... · Indonesia”. Analisis ini menjawab permintaan Direktorat Jenderal

Puska KPI, BP2KP, Kementerian Perdagangan 6

Pada bab ini akan diuraikan mengenai latar belakang, permasalahan,

tujuan analisis, ruang lingkup analisis, metodologi analisis dan

sistematika laporan.

Bab II: Tinjauan Pustaka dan Metodologi Analisis

Bab ini berisikan teori perdagangan internasional dan metode

analisis

Bab III: Analisis Cost and Benefit ASEAN Hong Kong FTA bagi

Indonesia

Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai Cost and benefit ASEAN

Hong Kong FTA bagi Indonesia berdasarkan perspektif

makroekonomi serta sektoral ekonomi serta penentuan produk-

produk yang dapat dijadikan sebagai request dan offer Indonesia

dalam kerangka kerjasama ASEAN Hong Kong FTA. Hambatan

perdagangan akan diuraikan secara deskriptif kualitatif.

Bab IV: Penutup

Page 23: LAPORAN AKHIR ANALISIS COST AND BENEFIT ASEAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_cost_and... · Indonesia”. Analisis ini menjawab permintaan Direktorat Jenderal

Puska KPI, BP2KP, Kementerian Perdagangan 7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN METODOLOGI ANALISIS

2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1 Teori Perdagangan Internasional dan Integrasi Ekonomi

Perdagangan internasional dapat didefinisikan sebagai

transaksi dagang barang dan jasa antara subjek ekonomi satu

negara dengan subjek ekonomi negara lain. Subjek ekonomi

yang dimaksud adalah penduduk yang terdiri dari warga negara

biasa, perusahaan ekspor, perusahaan impor, perusahaan

industri ataupun perusahaan negara. Perdagangan

internasional terjadi akibat adanya perbedaan potensi sumber

daya alam, sumber daya modal, sumber daya manusia dan

kemajuan teknologi antar negara (Halwani 2005). Sedangkan

menurut Dumairy (1997) perdagangan merupakan suatu proses

pertukaran barang dan jasa yang dilakukan atas dasar suka

sama suka, untuk memperoleh barang yang dibutuhkan. Dalam

masa globalisasi, perdagangan tidak hanya dilakukan dalam

satu negara saja. Bahkan dunia sudah memasuki perdagangan

bebas. Hampir tidak ada satu negarapun yang tidak melakukan

hubungan dengan negara lain.

Dalam perdagangan domestik para pelaku ekonomi

bertujuan untuk memperoleh keuntungan dari aktivitas ekonomi

yang dilakukannya. Demikian halnya dengan perdagangan

internasional. Setiap negara yang melakukan perdagangan

bertujuan mencari keuntungan dari perdagangan tersebut.

Selain motif mencari keuntungan, Krugman (1991)

mengungkapkan bahwa alasan utama terjadinya perdagangan

internasional:

1. Negara-negara berdagang karena mereka berbeda

satu sama lain.

Page 24: LAPORAN AKHIR ANALISIS COST AND BENEFIT ASEAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_cost_and... · Indonesia”. Analisis ini menjawab permintaan Direktorat Jenderal

Puska KPI, BP2KP, Kementerian Perdagangan 8

2. Negara-negara melakukan perdagangan dengan

tujuan untuk mencapai skala ekonomi (economic of scale)

Secara umum, perdagangan internasional terdiri dari

kegiatan ekspor dan impor. Ekspor merupakan penjualan

barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu negara ke negara

lain, sebaliknya impor merupakan barang dan jasa yang masuk

ke suatu negara. Negara yang memproduksi lebih dari

kebutuhan dalam negerinya dapat mengekspor kelebihan

produksi tersebut ke negara lain. Akan tetapi, negara yang tidak

mampu memproduksi sendiri dapat mengimpor dari negara

lain. Menurut Tambunan (2001), faktor-faktor yang

memengaruhi perdagangan internasional dapat dilihat dari teori

penawaran dan permintaan. Dari teori penawaran dan

permintaan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa

perdagangan internasional dapat terjadi karena adanya

kelebihan produksi suatu negara dengan kelebihan permintaan

negara lain.

Secara teoritis, suatu negara misal negara 1 akan

mengekspor komoditi X ke negara lain, misal negara 2 apabila

harga domestik negara 1 sebelum terjadinya perdagangan

internasional relatif lebih rendah dibandingkan dengan harga

domestik negara 2 (Gambar 2.1). Struktur harga yang terjadi di

negara 1 lebih rendah karena produksi domestiknya lebih besar

dibandingkan dengan konsumsi domestiknya sehingga terjadi

excess supply di negara 1. Di sisi lain, di negara 2 terjadi

excess demand karena konsumsi domestiknya lebih besar

dibandingkan dengan produksi domestiknya sehingga harga di

negara 2 lebih tinggi. Dengan demikian, negara 1 memiliki

kesempatan untuk menjual kelebihan produksinya ke negara

lain, sementara negara 2 berkeinginan untuk membeli komoditi

X dari negara lain yang relatif lebih murah. Jika terjadi

komunikasi antara negara 1 dan negara 2, maka akan terjadi

Page 25: LAPORAN AKHIR ANALISIS COST AND BENEFIT ASEAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_cost_and... · Indonesia”. Analisis ini menjawab permintaan Direktorat Jenderal

Puska KPI, BP2KP, Kementerian Perdagangan 9

perdagangan antar keduanya dengan harga yang sama di

kedua negara.

Gambar 2.1 Kurva perdagangan internasional

Sumber: Salvatore (1997)

Gambar 2.1 memperlihatkan bahwa sebelum terjadi

perdagangan internasional harga di negara 1 adalah sebesar

P1, sedangkan harga di negara 2 adalah sebesar P3.

Penawaran di pasar internasional terjadi jika harga

internasional lebih tinggi dibandingkan dengan P1, sedangkan

permintaan di pasar internasional terjadi jika harga

internasional lebih rendah dibandingkan dengan P3. Dengan

adanya perdagangan internasional, maka negara 1 akan

mengekspor komoditi X sebesar BE, sedangkan negara 2 akan

mengimpor komoditi X sebesar B’E’ pada tingkat harga

internasional (P2).

Konsep perdagangan bebas untuk pertama kali

diperkenalkan oleh Adam Smith pada awal abad ke-19 dengan

teori keunggulan absolut (absolute comparative). Teori Adam

Smith kemudian disempurnakan oleh David Ricardo (1817)

dengan model keunggulan komparatif (The Theory of

Comparative Advantage). Berbeda dengan konsep keunggulan

absolut yang menekankan pada biaya riil yang lebih rendah,

0 X

Px

0 X

Px

Negara 2

0 X

Px

Negara 1

P1

P2

P3

A

Ekspor

Impor B E

E

S

D

A’

B’ E’

Sx

Dx

Dx

Sx

Page 26: LAPORAN AKHIR ANALISIS COST AND BENEFIT ASEAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_cost_and... · Indonesia”. Analisis ini menjawab permintaan Direktorat Jenderal

Puska KPI, BP2KP, Kementerian Perdagangan 10

keunggulan komparatif lebih melihat pada perbedaan harga

relatif antara dua input produksi sebagai penentu terjadinya

perdagangan.

Menurut David Ricardo (Hady, 2001), perdagangan dapat

dilakukan oleh negara yang tidak memiliki keunggulan absolut

pada kedua komoditi yang diperdagangkan dengan melakukan

spesialisasi produk yang kerugian absolutnya lebih kecil atau

memiliki keunggulan komparatif. Hal ini dikenal sebagai Hukum

Keunggulan Komparatif (Law of Comparative Advantage).

Keunggulan komparatif dibedakan atas cost comparative

advantage (labor efficiency) dan production comparative

advantage (labor productivity). Asumsi yang digunakan

(Salvator, 1997) :

a. Hanya terdapat dua negara dan dua komoditi

b. Perdagangan bersifat bebas

c. Terdapat mobilitas tenaga kerja yang sempurna di

dalam negara namun tidak ada mobilitas antara dua negara.

d. Biaya produksi konstan

e. Tidak terdapat biaya transportasi

f. Tidak ada perubahan teknologi

Menurut teori cost comparative advantage (labor efficiency),

suatu negara akan memperoleh manfaat dari perdagangan

internasional jika melakukan spesialisasi produksi dan

mengekspor barang di mana negara tersebut dapat berproduksi

lebih efisien serta mengimpor barang di mana negara tersebut

berproduksi relatif kurang atau tidak efisien.

Berdasarkan analisis production comparative advatage

(labor productivity) dapat dikatakan bahwa suatu negara akan

memperoleh manfaat dari perdagangan internasional jika

melakukan spesialisasi produksi dan mengekspor barang di

mana negara tersebut berproduski lebih produktif serta

mengimpor barang di mana negara tersebut berproduksi realtif

Page 27: LAPORAN AKHIR ANALISIS COST AND BENEFIT ASEAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_cost_and... · Indonesia”. Analisis ini menjawab permintaan Direktorat Jenderal

Puska KPI, BP2KP, Kementerian Perdagangan 11

kurang atau tidak produktif. Dengan kata lain, cost comparative

menekankan bahwa keunggulan komparatif akan tercapai jika

suatu negara memproduksi suatu barang yang membutuhkan

sedikit jumlah jam tenaga kerja dibandingkan negara lain

sehingga terjadi efisiensi produksi. Production comparative

menekankan bahwa keunggulan komparatif akan tercapai jika

seorang tenaga kerja di suatu negara dapat memproduksi lebih

banyak suatu barang/jasa dibandingkan negara lain sehingga

tidak memerlukan tenaga kerja yang lebih banyak. Dengan

demikian keuntungan perdagangan diperoleh jika negara

melakukan spesialisasi pada barang yang memiliki cost

comparative advantage dan production advantage. Atau

dengan mengekspor barang yang keunggulan komparatifnya

tinggi dan mengimpor barang yang keunggulan komparatifnya

rendah.

Teori klasik Ricardo tersebut selanjutnya dikembangkan

oleh Heckscher-Ohlin (H-O) dengan The Theory of Factor

Proportions (1949 – 1977). Model H-O mengatakan bahwa

walaupun tingkat teknologi yang dimiliki sama, perdagangan

internasional akan tetap terjadi bila ada perbedaan kepemilikan

faktor produksi (factor endowment) diantara masing-masing

negara. Satu negara dengan kepemilikan kapital berlebih akan

berspesialisasi dan mengekspor komoditi padat kapital (capital-

intensive goods), dan sebaliknya negara dengan kepemilikan

tenaga kerja berlebih akan memproduksi dan mengekspor

komoditi padat tenaga kerja (labor-intensive goods). Menurut

teori H-O, suatu negara akan memproduksi dan mengekspor

barang dengan menggunakan faktor produksi yang dimiliki

secara melimpah, dan mengimpor barang yang untuk

memproduksinya diperlukan faktor produksi yang kurang

tersedia (langka) di dalam negeri.

Page 28: LAPORAN AKHIR ANALISIS COST AND BENEFIT ASEAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_cost_and... · Indonesia”. Analisis ini menjawab permintaan Direktorat Jenderal

Puska KPI, BP2KP, Kementerian Perdagangan 12

Dalam model H-O kepemilikan faktor (kapital dan tenaga

kerja) akan menentukan jenis komoditi yang diproduksi dan

diekspor serta komoditi yang harus diimpor oleh satu negara.

Perbedaan kepemilikan faktor adalah dasar dari keunggulan

komparatif yang dimiliki dua negara untuk melakukan

perdagangan yang saling menguntungkan. Perbedaan

kepemilikan faktor produksi tersebut dihitung berdasarkan rasio

antara kapital dengan tenaga kerja di masing-masing negara.

Sebagai contoh: negara H dan F masing-masing memiliki 2

faktor produksi: K (kapital) dan L (tenaga kerja), dan setiap

negara memproduksi komoditi X dan Y. Negara H dikatakan

memiliki kapital melimpah apabila kapital per unit tenaga kerja

di H lebih besar dibandingkan di F, atau H

H

L

K >

F

F

L

K.

Sebaliknya, F dikatakan memiliki tenaga kerja melimpah

apabila tenaga kerja per unit kapitalnya lebih besar di

bandingkan di H, atau F

F

K

L >

H

H

K

L. Dengan demikian, dapat

dikatakan kapital relatif lebih murah di H sedangkan tenaga

kerja relatif lebih murah di F. Selanjutnya apabila untuk

menghasilkan komoditi Y diperlukan kapital yang lebih banyak

(padat kapital), sedangkan untuk komoditi X diperlukan tenaga

kerja yang lebih banyak (padat karya) maka dapat dikatakan H

memiliki keunggulan komparatif untuk komoditi Y, dan F

memiliki keunggulan komparatif komoditi X. Menurut model H-

O, dengan perbedaan intensitas penggunaan faktor dan

perbedaan kepemilikan faktor maka apabila kedua negara

melakukan perdagangan, H akan berspesialisasi dalam

produksi komoditi Y dan F berspesialisasi dalam produksi

komoditi X. Keseimbangan perdagangan bebas pada model H-

O dijelaskan dengan Gambar 2.2.

Page 29: LAPORAN AKHIR ANALISIS COST AND BENEFIT ASEAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_cost_and... · Indonesia”. Analisis ini menjawab permintaan Direktorat Jenderal

Puska KPI, BP2KP, Kementerian Perdagangan 13

I

MYF

EXXF

Y

PPFH

PPFF

P

CH

PF

CF

IMxH

EX

YH

Gambar 2.2. Keseimbangan Perdagangan Bebas Pada

Model H-O

Sumber: Krugman dan Obstfeld (2000)

Pada Gambar 2.2. di atas, H memiliki kapital berlebih yang

ditunjukkan dengan kurva PPFH yang lebih mengarah ke

produksi barang padat modal (Y). Sedangkan F memiliki tenaga

kerja berlebih dengan kurva PPFF yang lebih mengarah ke

produksi barang padat tenaga kerja (X). Dalam keseimbangan

perdagangan bebas, kedua negara menghadapi rasio harga

dunia yang sama, yaitu: W

Y

W

X

P

P.

Pada kesimbangan perdagangan bebas, tingkat produksi di

negara H berada di titik PH yang merupakan titik singgung

antara garis pendapatan nasional (NI) dengan kurva PPFH.

Pendapatan nasional dinyatakan dengan persamaan: NI = PX .

X + PY . Y. Slope garis pendapatan nasional tersebut adalah

sama dengan rasio harga perdagangan bebas kedua komoditi:

W

Y

W

X

P

P. Jumlah konsumsi H adalah di titik CH dimana kurva

indiferen agregat IHFT bersinggungan dengan garis pendapatan

X

H

FTI

F

FTI

NI

Page 30: LAPORAN AKHIR ANALISIS COST AND BENEFIT ASEAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_cost_and... · Indonesia”. Analisis ini menjawab permintaan Direktorat Jenderal

Puska KPI, BP2KP, Kementerian Perdagangan 14

nasional. Untuk mencapai tingkat konsumsi CH tersebut, H

harus mengekspor komoditi Y sebesar H

YEX dan mengimpor

komoditi X sebesar H

XIM .

Keseimbangan produsksi F berada di titik PF yang

merupakan titik singgung antara garis pendapatan nasional

dengan kurva PPFF. Slope dari garis pendapatan nasional juga

merupakan rasio antara harga perdagangan bebas kedua

barang: W

Y

W

X

P

P. Sedangkan konsumsi terletak di titik CF yang

merupakan titik singgung antara kurva agregat indifference F

FTI

dengan garis pendapatan nasional. Oleh karena diasumsikan

bahwa kedua negara memiliki preferensi agregat yang

homothetic dan rasio harga perdagangan bebas yang sama,

maka konsumsi H dan F selalu terletak di sepanjang garis yang

berawal dari titik 0 ke C. Untuk mencapai tingkat konsumsi di

titik CF, F harus mengekspor komoditi X sebesar F

XEX dan

mengimpor komoditi Y sebesar F

YIM . Pada keseimbangan

perdagangan bebas, jumlah ekspor H harus sama dengan

jumlah impor F ( H

YEX = F

YIM ), dan jumlah ekspor F harus

sama dengan jumlah impor H ( F

XEX = H

XIM ).

Mengingat bahwa tingkat konsumsi kedua negara berada di

kurva indiferen yang berada di luar (di atas) kurva PPF maka

menurut model H-O perdagangan bebas akan memberikan

keuntungan agregat bagi kedua negara.

Perdagangan bebas diharapkan secara bertahap akan

mengurangi hambatan perdagangan sehingga dapat memacu

pertumbuhan volume perdagangan internasional. Salah satu

upaya yang dilakukan adalah kerjasama yang dilakukan antara

satu negara dengan negara lainnya atau antara satu negara

dengan negara yang membentuk kelompok sehingga

terciptanya integrasi ekonomi. Negara-negara di seluruh dunia

Page 31: LAPORAN AKHIR ANALISIS COST AND BENEFIT ASEAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_cost_and... · Indonesia”. Analisis ini menjawab permintaan Direktorat Jenderal

Puska KPI, BP2KP, Kementerian Perdagangan 15

saat ini menyadari bahwa integrasi ekonomi memiliki peran

penting dalam perdagangan mereka. Sebagian negara-negara

yang berada di seluruh dunia telah melakukan integrasi

ekonomi dengan negara lain. Secara umum integrasi yang

dilakukan oleh setiap negara bertujuan agar posisi ekonominya

di pasar internasional dapat diperkuat, sehingga setiap negara

dapat bersaing dengan negara-negara yang telah maju dan

sudah besar. Selain itu, integrasi ekonomi dapat memperluas

akses pasar dan mendorong pertumbuhan ekonomi suatu

negara ke tingkat yang lebih tinggi. Studi Meir (1995)

menjelaskan integrasi ekonomi yang terdapat dalam suatu

kawasan memiliki beberapa manfaat untuk negara-negara yang

tergabung dalam integrasi tersebut, seperti terdorongnya

efisiensi ekonomi di suatu kawasan ekonomi, mendorong

industri lokal agar berkembang, serta manfaat perdagangan

yang meningkat akibat adanya perbaikan terms of trade.

Suatu organisasi terdiri dari berbagai bentuk, tergantung

tingkat kerjasamanya yang mengarah ke tingkat integrasi

berbeda antara negara peserta. Ada lima tingkat kerja sama

formal antar negara anggota kelompok regional, yaitu Free

Trade Area (FTA), Custom Union, Common Market, Monetary

Union, dan Political Union (Kotabe dan Helsen, 2001).

Free Trade Are (FTA) adalah kerjasama formal antara dua

atau lebih negara untuk mengurangi hambatan tarif dan non

tarif diantara negara anggota. Akan tetapi masing-masing

negara anggota bebas menentukan tingkat tarif individu dengan

negara yang bukan anggota.

FTA adalah salah satu bentuk reaksi adanya globalisasi

dan liberalisasi yang berimplikasi pada pengurangan dan

penghapusan berbagai hambatan dalam kegiatan perdagangan

baik hambatan tarif (tarrief-barrier) maupun hambatan non tarif

(non-tarrif barier=NTB). FTA atau Free Trade Area adalah

Page 32: LAPORAN AKHIR ANALISIS COST AND BENEFIT ASEAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_cost_and... · Indonesia”. Analisis ini menjawab permintaan Direktorat Jenderal

Puska KPI, BP2KP, Kementerian Perdagangan 16

suatu bentuk kerjasama ekonomi regional yang

memperdagangkan produk-produk orisinal negara-negara

anggotanya tidak dipungut bea masuk atau bebas bea masuk.

Dengan kata lain, ”internal tariff” antara negara anggota

menjadi 0 persen, sedangkan masing-masing negara memiliki

“external tariff” sendiri-sendiri. Contohnya AFTA (Asean Free

Trade Area) yang diawali dengan CEPT (Common Effective

Preferential Tariff) yang mulai diberlakukan sejak tanggal 1

Januari 1993.

Dampak dibukanya perdagangan bebas tidak hanya akan

dirasakan oleh ekonomi negara-negara yang berdagang,

namun juga akan dirasakan oleh perekonomian dunia secara

keseluruhan. Dampak diliberalisasikannya perdagangan

tersebut secara keseluruhan mengakibatkan kesejahteraan

dunia menurun. Berdasarkan teori perdagangan internasional,

perdagangan internasional seharusnya akan meningkatkan

kesejahteraan negara-negara yang melakukan perdagangan

bebas, karena melalui perdagangan bebas akan terjadi

peningkatan efisiensi penggunaan sumberdaya domestik dan

akses pasar ke negara lain (Stephenson, 1994).

Namun demikian, secara umum terdapat beberapa variabel

ekonomi dunia yang meningkat seperti investasi global barang-

barang kapital, volume perdagangan dunia, dan indeks harga

perdagangan dunia. Peningkatan arus perdagangan sebagai

akibat dibukanya tarif seluas-luasnya mengakibatkan

peningkatan aliran barang-barang kapital untuk investasi

volume perdagangan dunia. Peningkatan investasi global

ternyata diikuti dengan tingkat pengembalian kapital yang

negatif sehingga secara keseluruhan akan mempengaruhi

tingkat kesejahteraan dunia.

Custom Union. Anggota Custom Union tidak hanya

mampu mengurangi atau menghilangkan tarif antara anggota,

Page 33: LAPORAN AKHIR ANALISIS COST AND BENEFIT ASEAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_cost_and... · Indonesia”. Analisis ini menjawab permintaan Direktorat Jenderal

Puska KPI, BP2KP, Kementerian Perdagangan 17

tapi juga mereka mempunyai tarif eksternal bersama terhadap

negara yang bukan anggota Custom Union. Hal ini mencegah

negara yang bukan anggota mengekspor ke negara anggota

yang mempunyai tarif eksternal rendah.

Common Market. Jika kerja sama meningkat di antara

negara Custom Union, maka dapat terbentuk Common Market.

Common Market menghilangkan semua tarif dan hambatan lain

dalam perdagangan antara anggota, mengadopsi seperangkat

tarif eksternal bersama pada negara bukan anggota, dan

menghilangkan batasan-batasan pada aliran modal dan tenaga

kerja antar negara anggota.

Monetary Union. Monetary Union berada pada level

integrasi keempat dengan satu mata uang bersama antar

negara. Contohnya Negara anggota European Union

menggunakan mata uang bersama, Euro. Menurut Wild dan

Wild (2000), tingkat integrasi ini juga disebut Economic Union

karena juga melakukan harmonisasi kebijakan ekonomi negara

anggota, seperti pajak, kebijakan moneter dan kebijakan fiskal.

Political Union. Political Union merupakan puncak dari

proses integrasi. Political Union dapat menjadi nama lain dari

sebuah negara ketika union secara sungguh-sungguh

mencapai tingkat integrasi. Terkadang, negara-negara yang

berkumpul dalam Political Union antara lain adalah karena

alasan sejarah, seperti British Commonwealth yang terdiri dari

negara-negara yang pernah menjadi bagian oleh British

Empire. Namun ketika British bergabung dengan European

Union, perlakuan istimewa ini hilang. Sekarang kelompok ini

hanya sebagai forum untuk diskusi dan ikatan sejarah yang

sama.

Integrasi ekonomi regional (termasuk FTA) akan

memberikan dampak positif dan negatif terhadap perdagangan

Page 34: LAPORAN AKHIR ANALISIS COST AND BENEFIT ASEAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_cost_and... · Indonesia”. Analisis ini menjawab permintaan Direktorat Jenderal

Puska KPI, BP2KP, Kementerian Perdagangan 18

barang dan jasa dinegara-negara anggota FTA. Dampak positif

dari integrasi ekonomi adalah (Wild dan Wild, 2000):

1. Trade Creation

Dengan analisis partial equilibrium, trade creation adalah

penggantian dimana produk domestik suatu negara yang

melakukan integrasi ekonomi regional melalui pembentukan

FTA dengan produk impor yang lebih murah dari anggota lain.

Jika seluruh sumber daya digunakan secara full employment

dan dengan melakukan spesialisasi berdasarkan comparative

advantage, masing-masing negara akan memperoleh dampak

positif berupa peningkatan kesejahteraan masyarakat karena

memperoleh barang dengan harga yang relatif lebih murah.

Gambar 2.3 Trade Creation

Sumber: Salvatore, 2000

Efek positif dari trade creation ini bukan hanya berlaku

untuk negara anggota, tetapi juga untuk negara lain yang bukan

anggota karena adanya peningkatan spesialisasi produksi yang

mendorong peningkatan impor dari negara lain (rest of the

world). Terjadinya trade creation dapat diilustrasikan pada

Gambar 2.3. (Salvatore, 2000). Dx dan Sx masing-masing

merupakan kurva permintaan dan penawaran domestik untuk

barang X dari negara II, sedangkan kurva S1 merupakan kurva

Page 35: LAPORAN AKHIR ANALISIS COST AND BENEFIT ASEAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_cost_and... · Indonesia”. Analisis ini menjawab permintaan Direktorat Jenderal

Puska KPI, BP2KP, Kementerian Perdagangan 19

penawaran yang elastis sempurna dalam keadaan free trade

untuk barang X dari negara I ($1). Dengan mengenakan tarif

bea masuk 100 persen, negara II mengimpor 30 unit barang X

atau JH dari negara I, sehingga harga impornya menjadi $2

atau kurva S1 + T. Produksi domestik negara II sebanyak 20

unit barang X atau AM, sedangkan total konsumsi dalam

negara II sebanyak 50 unit barang X atau GH. Kemudian

negara I dan negara II membentuk integrasi ekonomi regional

dalam bentuk FTA. Setelah membentuk FTA, negara II

mengimpor 60 unit barang X atau CB dari negara tanpa bea

masuk pada harga $1 (kurva S1). Produk domestik negara I

turun menjadi 10 unit barang X atau CM dan total konsumsi

naik menjadi 70 unit barang X atau AB. Dengan pembentukan

FTA, maka : Penerimaan bea masuk untuk negara II akan

hilang, Konsumen domestik akan memperoleh transfer dari

produsen domestik sebesar area AGJC yang merupakan

kenaikan konsumen surplus, Manfaat lain yang diperoleh

negara II setara dengan area CJM + area BHN, atau setara

dengan $15.

Konsensus yang lebih besar. Keuntungan untuk

mengelimainasi hambatan perdagangan lebih mudah dilakukan

pada kelompok negara-negara yang lebih kecil, seperti ASEAN

dibandingkan dengan kelompok yang lebih besar seperti WTO.

Kerjasama Politik. Secara politik terdapat keuntungan dari

negara-negaa yang berintegrasi terutama dalam

memperjuangkan kepentingan bersama di forum perundingan

yang lebih besar seperti WTO.

Integrasi ekonomi juga memberikan dampak negatif

terhadap anggotanya. Wild dan Wild (2000) mengidentifikasi

terdapat tiga dampak negatif yaitu trade diversion, pergeseran

tenaga kerja, hilangnya kedaulatan nasional.

Page 36: LAPORAN AKHIR ANALISIS COST AND BENEFIT ASEAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_cost_and... · Indonesia”. Analisis ini menjawab permintaan Direktorat Jenderal

Puska KPI, BP2KP, Kementerian Perdagangan 20

2. Trade Diversion.

Terjadinya pengalihan perdagangan dari negara yang tidak

ikut serta dalam perjanjian perdagangan tapi lebih efisien ke

negara yang ikut serta dalam perjanjian walaupun kurang

efisien. Gambar 2.4 menunjukkan terjadinya trade diversion

pada negara yang melakukan integrasi ekonomi. Sebagai

contoh, Dx dan Sx merupakan kurva permintaan dan

penawaran domestik untuk barang X dari negara II, sedangkan

kurva S1 dan S3 merupakan kurva penawaran yang elastis

sempurna dalam keadaan free trade untuk barang X dari

negara I ($1) dan negara III ($1,5). Dengan mengenakan tarif

bea masuk 100 persen, negara II mengimpor 30 unit barang X

atau JH dari negara I sehingga harga impornya menjadi $2 atau

kurva S1+T. emudian negara II membentuk integrasi ekonomi

regional dalam bentuk FTA dengan negara III.

Setelah pembentukan FTA, negara II mengimpor 45 unit

barang X atau C’B’ dari negara III yang bebas bea masuk pada

harga $ 1,5 (kurva S3).Dengan pembentukan FTA maka :

kesejahteraan / manfaat yang diperoleh negara II adalah

sebesar segitiga C’JJ’ + segitiga H’HB’, atau senilai $1,25 +

$2,5 = $3,75 ; kesejahteraan / manfaat yang hilang dari negara

II sebesar segiempat MNH’J’ atau senilai $15 ; kesejahteraan /

manfaat neto yang hilang adalah sebesar $15 - $3,75 = $11,25

(Lihat Gambar 2.4.).

Page 37: LAPORAN AKHIR ANALISIS COST AND BENEFIT ASEAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_cost_and... · Indonesia”. Analisis ini menjawab permintaan Direktorat Jenderal

Puska KPI, BP2KP, Kementerian Perdagangan 21

Gambar 2.4 Trade Diversion

Sumber: Salvatore, 2000

Pergeseran tenaga kerja. Karena adanya kerjasama

perdagangan, produsen akan berproduksi ke negara yang lebih

efisien. Sebagai contoh, untuk industri yang memerlukan

tenaga kerja dengan tingakt ketrampilan yang rendah akan

mengalihkan tempat produksinya ke negara anggota yang

memiliki tingkat upah yang rendah.

Hilangnya kedaulatan politik. Jika integrasi ekonomi

sudah mencapai political union, maka suatu negara akan

kehilangan kebebasan dalam menentukan politik luar negerinya

sendiri. Sejauh ini, bentuk integrasi pada tingkat yang paling

tinggi (political union) sulit untuk dicapai.

2.1.2 Teori Keseimbangan Umum

Teori keseimbangan umum pertama kali dikembangkan

oleh Leon Walras pada abad ke-19. Berdasarkan teori, model

keseimbangan dalam ekonomi dapat dibedakan menjadi dua

macam yaitu (1) model keseimbangan parsial (partial

equilibrium), dan (2) model keseimbangan umum (general

ekuilibrium theory). Model keseimbangan umum (CGE)

Page 38: LAPORAN AKHIR ANALISIS COST AND BENEFIT ASEAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_cost_and... · Indonesia”. Analisis ini menjawab permintaan Direktorat Jenderal

Puska KPI, BP2KP, Kementerian Perdagangan 22

merupakan model makroekonomi yang mengintegrasi

mikroekonomi dan makroekonomi.

Model CGE berbeda dengan model parsial dimana model

ini dapat menganalisis pasar secara lengkap dan saling

berinteraksi satu sama lain. Variabel-variabel makroekonomi

dan sektoral pada tingkat mikro maupun sektoral akan

dianalisis secara bersama-sama. Model CGE menganalisis

sensitivitas dari alokasi sumberdaya, karena adanya perubahan

eksternal. Selain itu data yang digunakan dalam model CGE

meliputi parameter elastisitas dan input-output data yang

menunjukkan keterkaitan antar sektor sehingga model CGE

digunakan sebagai alat analisis terhadap perubahan sektoral

(Oktaviani, 2008).

Keseimbangan umum tercapai jika perekonomian berada

pada kondisi bersaing sempurna (Arrow dan Debreu (1954)

dalam Oktaviani, R (2008)). Dalam model CGE, pasar berada

dalam kondisi persaingan sempurna dimana tercapai kondisi

efisiensi produksi dan alokasi sumberdaya dalam

perekonomian. Dalam teori mokroekonomi, efisiensi dalam

perekonomian tersebut dikenal dengan konsep pareto optimum

pada setiap agen ekonomi yang mencakup tiga (3) jenis

efisiensi yaitu, efisiensi alokasi sumberdaya (keseimbangan

produksi), efisiensi distribusi komoditi (keseimbangan

konsumsi) dan efisiensi kombinasi produk (keseimbangan

sektor produksi dan konsumsi).

Teori produksi menyatakan bahwa produsen berada dalam

keseimbangan apabila 2

1

1w

wMRTS k dimana w1 adalah harga

faktor L (tenaga kerja) dan w2 adalah harga faktor K (modal).

Pada kasus dua perusahaan yang menghasilkan komoditi yang

berbeda, yaitu x1 dan x2, keseimbangan simultan yang terjadi

bisa dijelaskan melalui kotak Edgeworth pada Gambar 2.5.

Page 39: LAPORAN AKHIR ANALISIS COST AND BENEFIT ASEAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_cost_and... · Indonesia”. Analisis ini menjawab permintaan Direktorat Jenderal

Puska KPI, BP2KP, Kementerian Perdagangan 23

Keseimbangan simultan antar dua produk x1 dan x2 tercapai

pada saat isokuan x1 bersinggungan dengan isokuan x2. Titik-

titik singgung tersebut membentuk kurva yang disebut Kurva

Kontrak atau Contract Curve (CC).

Dalam ekonomi pertukaran, alokasi yang efisien terletak

sepanjang kurva kontrak. Titik yang terletak di luar kurva

kontrak tidak efisien sebab individu dapat memperoleh

kesejahteraan yang lebih tinggi jika pindah dari titik tersebut ke

arah kurva kontrak. Di sepanjang kurva kontrak, preferensi

individu bersaing satu sama lain karena kesejahteraan yang

diperoleh seseorang hanya mungkin tercapai atas pengorbanan

orang lain.

Gambar 2.5. Diagram Kotak Edgeworth pada Kasus Dua

Komoditi dan Dua Faktor Produksi

Sumber : Nicholson, 1994

Keseimbangan produksi terjadi pada saat

2

1

11w

wMRTSMRTS kk dimana MRTS adalah slope dari

isokuan. Kondisi pareto optimum pada konsumen didekati

dengan konsep Tingkat Pertukaran Marginal atau Marginal

Rate of Substitution (MRS). MRS menunjukkan kesediaan

seorang konsumen untuk menukarkan satu unit terakhir dari

suatu barang untuk mendapatkan beberapa unit barang

OX2

OX1 L

K

X14

Page 40: LAPORAN AKHIR ANALISIS COST AND BENEFIT ASEAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_cost_and... · Indonesia”. Analisis ini menjawab permintaan Direktorat Jenderal

Puska KPI, BP2KP, Kementerian Perdagangan 24

lainnya. Setiap konsumen akan selalu menyamakan MRS

dengan harga relatif kedua barang (1 dan 2) yang akan

dikonsumsinya. Keseimbangan dalam konsumsi terjadi pada

saat 2

1

12P

PMRS

Keseimbangan dalam produksi dan konsumsi tercapai

ketika 2

1

1212P

PMRSMRPT . MRPT menunjukkan bagaimana

suatu produk ditransformasikan menjadi produk lain. MRS

menunjukkan sejauh mana konsumen mau mempertukarkan

suatu komoditi dengan komoditi lainnya. Keseimbangan terjadi

jika rencana produksi sesuai dengan rencana konsumsi atau

MRPT = MRS. Pengertian ekonomi dari keseimbangan total ini

adalah bahwa kombinasi output x1 dan x2 harus optimal baik

dari sudut produsen maupun konsumen. Keseimbangan ini

ditunjukkan pada Gambar 2.6.

Gambar 2.6. Keseimbangan Sektor Produksi dan

Konsumsi

Sumber : Nicholson, 1994

Secara teoritis, sebagaimana pemikiran kaum klasik

maupun neo-klasik, sistem perdagangan bebas antar negara

akan dapat menciptakan manfaat yang maksimal. Namun

X1

X2

x11 x

1* x

12O

x21

x2*

x22

U3

U2

U1

P

P

C*C

C

C*

P*

Slope *2

*1

*1

*2

X

X

P

P

X

X

Slope

2

1

1

2

X

X

P

P

X

X

Page 41: LAPORAN AKHIR ANALISIS COST AND BENEFIT ASEAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_cost_and... · Indonesia”. Analisis ini menjawab permintaan Direktorat Jenderal

Puska KPI, BP2KP, Kementerian Perdagangan 25

mekanisme pasar tidak selalu berjalan secara sempurna. Hal

ini sebagai argumentasi campur tangan pemerintah yang

menyebabkan distorsi pasar. Salah satu bentuk intervensi

adalah tarif.

Tarif adalah pajak atau bea yang dikenakan terhadap suatu

produk yang masuk atau keluar dari suatu negara. Secara

teoritis, pajak yang berasal dari tarif memberikan pemasukan

bagi pemerintah. Dampak pemberlakuan tarif bisa berbeda

antara negara.

2.1.2.1 Tarif Impor Pada Kasus Negara Kecil

Definisi negara kecil adalah negara yang tidak

mampu mempengaruhi harga dunia sehingga TOT

dunia tidak mengalami perubahan sekalipun negara

kecil tersebut melakukan perubahan kebijakan

perdagangannya. Diasumsikan dalam keseimbangan

perdagangan bebas hanya ada dua produk misalkan

makanan dan minuman, negara A akan

memaksimumkan kesejahteraannya dengan

berproduksi pada titik dimana rasio dari marginal cost

(MC) domestiknya sama dengan rasio nilai tukar dunia.

Negara tersebut akan melakukan perdagangan untuk

mencapai kemungkinan kurva indiferen yang paling

tinggi. Keseimbangan perdagangan bebas seperti itu

ditunjukkan oleh Gambar 2.7, dengan rasio harga dunia

ditunjukkan oleh slope TT, produksi berada pada titik

P1, dan konsumsi pada titik C1. TT bersinggungan

dengan kurva indiferen i2, negara A mengekspor

makanan dan mengimpor minuman.

Apabila negara A menetapkan tarif impor makanan,

dampaknya adalah peningkatan harga domestik

makanan, yang menyebabkan divergensi antara rasio

Page 42: LAPORAN AKHIR ANALISIS COST AND BENEFIT ASEAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_cost_and... · Indonesia”. Analisis ini menjawab permintaan Direktorat Jenderal

Puska KPI, BP2KP, Kementerian Perdagangan 26

nilai tukar domestik dan rasio nilai tukar dunia. Hal ini

menyebabkan rasio nilai tukar domestik sama dengan

slope DD, lebih landai dari TT, yang menunjukkan

suatu harga relatif yang lebih tinggi untuk makanan.

Tarif tersebut merubah rasio harga domestik dan rasio

harga eksternal. Harga makanan yang lebih tinggi

memberikan insentif bagi perusahaan untuk

meningkatkan makanan dan mengurangi pakaian. Titik

produksi akan bergeser ke P2, dimana garis harga

domestik (DD) merupakan tangen terhadap kurva

kemungkinan produksi.

Dengan asumsi bahwa rasio harga dunia tetap

tidak berubah, perdagangan internasional terjadi

sepanjang garis P2C2 (pararel terhadap TT).

Keseimbangan baru pada konsumsi dicapai ketika dua

kondisi terpenuhi: Pertama, garis harga domestik, EE,

yang slopenya sama dengan rasio harga domestik,

merupakan tangen terhadap suatu kurva indiferen i1,

Kedua, garis harga dunia, P2C2, memotong kurva

indiferen komuniti pada titik tangennya dengan garis

harga domestik, EE. Kedua kondisi ini terpenuhi pada

titik C2 pada Gambar 2.7.

Kondisi pertama menjamin MRS pada konsumsi

menyamai rasio harga domestik yang dihadapi

konsumen; kondisi kedua memenuhi persyaratan rasio

harga domestik berbeda dari rasio harga dunia. Pada

keseimbangan baru, negara A terus mengekspor

pakaian dan mengimpor makanan tetapi dalam jumlah

yang lebih kecil dari sebelumnya. Tarif mendorong

peningkatan makanan dan mengurangi ketergantungan

negara A dari makanan yang berasal impor.

Page 43: LAPORAN AKHIR ANALISIS COST AND BENEFIT ASEAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_cost_and... · Indonesia”. Analisis ini menjawab permintaan Direktorat Jenderal

Puska KPI, BP2KP, Kementerian Perdagangan 27

Gambar 2.7. Model Keseimbangan Umum Dampak

Tarif untuk Kasus Negara Kecil

Sumber: Dunn, 2000

Tarif telah mengurangi ekspor dan mengurangi

kesejahteraan sebagaimana diindikasikan oleh

pergerakan kurva indifferent yang lebih rendah, dari i2

ke i1. Kesimpulannya, baik dengan pendekatan

keseimbangan umum maupun keseimbangan parsial,

kebijakan tarif pada kasus negara kecil berdampak

pada berkurangnya kesejahteraan nasional.

2.1.2.2 Tarif Impor Pada Kasus Negara Besar

Negara besar didefinisikan sebagai negara yang

mampu mempengaruhi harga dunia. Hal ini berarti bila

negara tersebut menerapkan tarif suatu komoditi

impornya, maka kebijakan tersebut berdampak pada

T

C1T

i2

i1

P2

P1

C2 D

D

E

E

F

G

T

Mak

an

an

Pakaian

0

Page 44: LAPORAN AKHIR ANALISIS COST AND BENEFIT ASEAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_cost_and... · Indonesia”. Analisis ini menjawab permintaan Direktorat Jenderal

Puska KPI, BP2KP, Kementerian Perdagangan 28

perubahan rasio harga dunia yang ditunjukkan oleh

perubahan TOT. Asumsikan negara A mengenakan

pajak pada makanan impor. Dampak dikenakannya tarif

adalah harga makanan dunia turun secara relatif

terhadap harga pakaian. Untuk suatu tingkat tarif ad

valorem tertentu, harga domestik makanan tidak akan

meningkat setinggi sebelumnya. Jadi pergeseran dalam

produksi akan menjadikannya lebih kecil. Ilustrasi hasil

ini ditunjukkan pada Gambar 2.8. dimana kondisinya

sama dengan kasus yang baru dijelaskan kecuali

bahwa tarif sekarang menyebabkan rasio harga dunia

berubah dari kemiringan garis TT ke kemiringan garis

P3C3. Produksi terjadi pada P3.

Gambar 2.8. Model Keseimbangan Umum Dampak

Tarif untuk Kasus Negara Besar

Sumber: Dunn, 2000

Garis tersebut memiliki proporsi sama dengan

sebelumnya, karena diukur berdasarkan size of the

T

C1T

i1

P2

P1

C23

F

G T

Ma

ka

na

n

Pakaian 0

i2

Rasio harga dunia setelah tarif

Rasio harga domestik

setelah tarif

Rasio harga dunia sebelum tarif

Page 45: LAPORAN AKHIR ANALISIS COST AND BENEFIT ASEAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_cost_and... · Indonesia”. Analisis ini menjawab permintaan Direktorat Jenderal

Puska KPI, BP2KP, Kementerian Perdagangan 29

wedge. Perdagangan internasional sekarang terjadi

pada rasio harga (sepanjang garis P3C3).

Keseimbangan baru konsumsi dicapai pada titik C,

yaitu saat tarif-garis yang mendistorsi harga domestik

yang merupakan tangen dari suatu kurva indiferen dan

garis harga dunia bersinggungan dengan titik singgung

ini.

Berdasarkan Gambar 2.8, dengan tarif, negara A

mencapai suatu kurva indiferen yang lebih tinggi.

Keadaan ini tidak dapat dihindari. Hal ini tergantung

pada besarnya perubahan rasio harga dunia. Negara A

memperoleh keuntungan dari tarif ketika

keuntungannya dari perbaikan TOT melebih

kerugiannya dari penggunaan sumberdaya domestik

yang kurang efisien. Besaran perbaikan dari TOT,

tergantung pada elastisitas permintaan dan penawaran

domestik dan luar negeri.

Keuntungan lainnya adalah adanya kerugian yang

akan diterima ROW (negara lainnya). Jika negara-

negara lain melakukan secara bersama-sama, mereka

dapat membalas dengan mengenakan tarif mereka

sendiri, sehingga menyebabkan TOT bergeser kembali

ke belakang. TOT bergeser ke rasio perdagangan

bebas, tetapi perdagangan dunia berkurang dan

demikian juga kesejahteraan dunia. Persetujuan

perdagangan secara bersama, membalikkan

pengurangan tarif timbal balik akan menguntungkan

kedua negara.

Model GTAP adalah model keseimbangan umum

yang menggunakan CGE sebagai alat analisisnya dan

merupakan model standar dengan banyak negara dan

banyak komoditas. Model GTAP dikembangkan di

Page 46: LAPORAN AKHIR ANALISIS COST AND BENEFIT ASEAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_cost_and... · Indonesia”. Analisis ini menjawab permintaan Direktorat Jenderal

Puska KPI, BP2KP, Kementerian Perdagangan 30

Purdue University’s yang merupakan model komparatif

statik sehingga perubahan persentase yang dihasilkan

dalam model menggambarkan perubahan yang terjadi

sebelum dan setelah kebijakan.

Pada model GTAP secara eksplisit dilakukan

permodelan pada margin transport internasional. Suatu

global bank juga dibentuk dalam model sebagai

intermediasi dari investasi dan tabungan dunia. Sistem

permintaan konsumen diduga dengan menggunakan

Constant Difference of elasticities (CDE) untuk

menangkap kepekaan terhadap perbedaan harga dan

pendapatan antar negara (Hertel, et al, 2000). Selain

itu, aliran barang dalam perdagangan internasional

mengikuti model Armington (1969) dimana setiap

produk dibedakan berdasarkan asal negara. Setiap

barang diasumsikan substitusi yang tidak sempurna

satu sama lainnya untuk komoditas yang diproduksi di

dalam negeri. Dengan asumsi ini, model dapat

menangkap aliran perdagangan antar dua negara.

Kelemahan model ini adalah mengasumsikan sistem

pasar persaingan sempurna dan skala usaha yang

konstan pada aktivitas produksi. Asumsi ini akan

dirubah dengan mengaplikasikan sistem pasar

persaingan tidak sempurna dan skala unsaha yang

meningkat. Hertel (1994) mengakui bahwa pada

konteks negara kecil dan terbuka, asumsi pasar

persaingan sempurna mengakibatkan simulasi dampak

penurunan tarif menjadi lebih besar dari yang

sesungguhnya.

Baik model CGE maupun GTAP sama-sama

menggunakan konsep-konsep dasar arus pengeluaran

dan pembelian antar pelaku ekonomi. Perbedaan

Page 47: LAPORAN AKHIR ANALISIS COST AND BENEFIT ASEAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_cost_and... · Indonesia”. Analisis ini menjawab permintaan Direktorat Jenderal

Puska KPI, BP2KP, Kementerian Perdagangan 31

utama antara model CGE nasional dengan GTAP

adalah pada cakupan wilayahnya. Pada model CGE,

interaksi antara agen-agen yang berbeda berlangsung

dalam satu negara atau wilayah, sementara dalam

model GTAP interaksi antara agan-agen berlangsung

antar wilayah. Selain itu, GTAP juga mencakup

transportasi global dan mobilitas investasi. Dengan

demikian model GTAP mampu menjelaskan dampak

kebijakan antar negara.

Terdapat tiga (3) komponen utama dalam GTAP,

yaitu :

1. Model GTAP diciptakan untuk model sub-

regional yang menjelaskan kegiatan ekonomi dan

perilaku perusahaan, rumahtangga dan pemerintah

2. Database GTAP memuat perdagangan

bilateral, transport dan matrik proteksi untuk semua

wilayah.

3. Parameter perilakunya yang terdiri dari empat

(4) macam, yaitu : elastisitas substitusi (baik untuk

konsumen maupun produsen), elastisitas transformasi

yang menentukan tingkat mobilitas faktor-faktor primer

antar sektor, fleksibilitas alokasi investasi wilayah, dan

elastisitas permintaan konsumen.

2.1.3 Latar Belakang Pembentukan ASEAN Hong Kong FTA

Pada bulan Oktober 2011, pada Rapat Persiapan ASEAN-

China FTA Joint Commitee, Hong Kong telah menunjukkan

minat untuk bergabung dengan Perjanjian Perdagangan Bebas

ASEAN-China (ACFTA).

Untuk menindaklanjuti hal tersebut, Sekretariat ASEAN

bekerja sama dengan NUS menyiapkan sebuah studi

independen yang komprehensif untuk menganalisis dampak,

Page 48: LAPORAN AKHIR ANALISIS COST AND BENEFIT ASEAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_cost_and... · Indonesia”. Analisis ini menjawab permintaan Direktorat Jenderal

Puska KPI, BP2KP, Kementerian Perdagangan 32

implikasi dan tantangan Hong Kong aksesi ke ACFTA.

Pada Konsultasi ke-11 AEM-MOFCOM yang diadakan pada

tanggal 29 Agustus 2012 di Siem Reap, Kamboja, AEMs

menyatakan respon positif mereka pada proposal untuk Hong

Kong bergabung dengan ACFTA. Namun, penelitian lebih lanjut

dan konsultasi dalam negeri tetap diperlukan untuk memastikan

pemahaman yang lebih jelas tentang implikasi dari Hong Kong

bergabung dengan ACFTA. Selanjutnya pada pertemuan ke-2

ACFTA-JC pada tanggal 22-24 Oktober 2012, di Singapura,

Cina diusulkan untuk (a) meluncurkan negosiasi Hong Kong

aksesi ke CAFTA pada ASEAN-China Summit dan menetapkan

jadwal, dan (b) meluncurkan studi bersama oleh pemerintah,

industri dan akademisi Hong Kong dan ASEAN secara paralel

dengan negosiasi. Pada Prep-AEM untuk KTT ASEAN ke-21,

AEM sepakat untuk mempertahankan keputusan ASEAN

bahwa semua negara anggota wajib mempercepat konsultasi

domestik mereka untuk keputusan akhir mengenai hal ini pada

datang ke-19 AEM Retreat pada Februari 2013.

Pada AEM Retreat pada bulan Maret 2013 di Hanoi,

Vietnam, AEM memutuskan untuk bernegosiasi secara bilateral

dengan Hong Kong dalam bentuk FTA ASEAN-Hong Kong

(AHK FTA) daripada harus aksesi Hong Kong ke ACFTA.

Keputusan yang dibuat oleh Menteri disambut oleh para

pemimpin ASEAN pada KTT ASEAN yang diselenggarakan

pada bulan April 2013. Selama Konsultasi SEOM-HK yang

diselenggarakan pada Juni 2013, ASEAN menjelaskan proses

ASEAN dalam memulai sebuah FTA yang meliputi melakukan

studi kelayakan, mengembangkan Terms of Reference (TOR)

untuk Trade Negotiating Committee (TNC), mendukung TOR

untuk menetapkan TNC dan mengembangkan program kerja.

ASEAN dan Hong Kong sepakat untuk memulai negosiasi

pada awal 2014. Hong Kong menggarisbawahi pentingnya FTA

Page 49: LAPORAN AKHIR ANALISIS COST AND BENEFIT ASEAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_cost_and... · Indonesia”. Analisis ini menjawab permintaan Direktorat Jenderal

Puska KPI, BP2KP, Kementerian Perdagangan 33

ini untuk bisnis dan mendesak ASEAN untuk menargetkan

kesimpulan dari negosiasi sedini mungkin. Rapat Persiapan

ASEAN-Hong Kong, China FTA Negosiasi yang

diselenggarakan pada 23 April 2014 telah menyetujui: (i)

lingkup dan pengaturan untuk negosiasi AHKFTA; dan (ii)

Kerangka Acuan untuk Komite Negosiasi Perdagangan

ASEAN-Hong Kong (AHK TNC). FTA yang akan dilakukan

meliputi, antara lain, unsur-unsur perdagangan barang dan isu-

isu terkait seperti tarif, ketentuan asal barang, tindakan-

tindakan non-tarif, prosedur kepabeanan dan fasilitasi

perdagangan, ganti rugi perdagangan, hambatan teknis

perdagangan (TBT) dan sanitary dan phytosanitary (SPS);

perdagangan jasa; investasi; hak kekayaan intelektual;

penyelesaian sengketa; masalah horisontal dan kelembagaan;

kerjasama ekonomi dan teknis; dan hal lain yang akan

disepakati bersama. Selama persiapan-pertemuan, ada tiga (3)

isu-isu yang dibahas dalam rincian: (a) Intelectual Property; (b)

Investasi; dan (c) Penyelesaian Sengketa. Pada Intelectual

Property, ASEAN dan Hong Kong, China sepakat untuk

menegaskan kembali hak dan kewajiban di bawah Perjanjian

WTO tentang Trade-Related Aspek Hak Kekayaan Intelektual

(TRIPS) dan tidak boleh melampaui TRIPS Plus. Berkaitan

dengan Investasi, Hong Kong ingin memasukkan mekanisme

penyelesaian sengketa yang sesuai di bawah Perjanjian

Investasi. Pada Penyelesaian Sengketa, ASEAN dan Hong

Kong, China setuju untuk memiliki mekanisme yang sederhana

untuk penyelesaian tepat waktu dari perselisihan antara kedua

belah pihak tentang hak dan kewajiban mereka di bawah FTA

(selain investasi). The AHK TNC akan memulai negosiasi pada

pertengahan 2014 yang ditetapkan akan diselenggarakan pada

10-11 Juli 2014 di Hong Kong, Cina.

Page 50: LAPORAN AKHIR ANALISIS COST AND BENEFIT ASEAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_cost_and... · Indonesia”. Analisis ini menjawab permintaan Direktorat Jenderal

Puska KPI, BP2KP, Kementerian Perdagangan 34

2.2 Metodologi Penelitian

2.2.1 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam analisis ini meliputi data

primer dan sekunder. Data primer diperoleh melalui diskusi

dengan pemangku kepentingan terkait, sedangkan data

sekunder bersumber dari BPS, CEIC, COMTRADE, WITS,

GTAP Database versi 8 yang diterbitkan tahun 2012 dengan

agregasi 129 negara dan 57 sektor. Untuk keperluan penelitian

agregasi negaranya adalah negara-negara ASEAN dan

Hongkong. Agregasi Negara untuk penelitian ini dapat dilihat

pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1. Agregasi Negara FTA ASEAN-Hongkong

No. New Region Comprising

Code Description old regions

1 idn Indonesia idn

2 mys Malaysia mys

3 phl Philipins phl

4 sgp Singapura sgp

5 tha Thailand tha

6 vnm Vietnam vnm

7 khm Kamboja khm

8 lao Laos lao

9 hkg Hongkong hkg

10 SEAsia Southeast Asia xse

11 ROW Rest of World

aus nzl xoc chn jpn kor mng twn xea bgd ind npl pak lka xsa can usa mex xna arg bol bra chl col ecu pry per ury ven xsm cri gtm hnd nic pan slv xca xcb aut bel cyp cze dnk est fin fra deu grc hun irl ita lva ltu lux mlt nld pol prt svk svn esp swe gbr che nor xef alb bgr blr hrv rou rus ukr xee xer kaz kgz xsu arm aze geo bhr irn isr kwt omn qat sau tur are xws egy mar tun xnf cmr civ gha nga sen xwf xcf xac eth ken mdg mwi mus moz tza uga zmb zwe xec bwa nam zaf xsc xtw

Sumber: GTAP Versi 8

Page 51: LAPORAN AKHIR ANALISIS COST AND BENEFIT ASEAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_cost_and... · Indonesia”. Analisis ini menjawab permintaan Direktorat Jenderal

Puska KPI, BP2KP, Kementerian Perdagangan 35

Sedangkan agregasi sektornya berdasarkan 57 sektor

dalam GTAP versi 8. Agregasi 57 sektor dalam penelitian ini

dapat dilihat pada Tabel 2.2.

Page 52: LAPORAN AKHIR ANALISIS COST AND BENEFIT ASEAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_cost_and... · Indonesia”. Analisis ini menjawab permintaan Direktorat Jenderal

Puska KPI, BP2KP, Kementerian Perdagangan 36

Page 53: LAPORAN AKHIR ANALISIS COST AND BENEFIT ASEAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_cost_and... · Indonesia”. Analisis ini menjawab permintaan Direktorat Jenderal

Puska KPI, BP2KP, Kementerian Perdagangan 38

2.2.2 Metode Analisis

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini model CGE

untuk menganalisis benefit dan cost adanya FTA ASEAN Hong Kong

dilihat dari sisi ekonomi makro dan ekonomi sektoral. Sedangkan

identifikasi dan penentuan produk-produk yang dapat dijadikan

sebagai request dan offer Indonesia dalam kerangka kerjasama

ASEAN Hong Kong FTA digunakan analisis pembobotan terhadap

berbagai indeks perdagangan seperti RCA, TCI, TSI dan TII serta

EPD. Sedangkan hambatan perdagangan kerjasama Indonesia

Hongkong akan diuraikan dengan analisis deskriptif kualitatif

berdasarkan hasil kunjungan ke Hongkong.

2.2.2.1 Model Multi Region General Equilibrium

Teori keseimbangan umum pertama kali dikembangkan

oleh Leon Walras pada abad ke-19. Berdasarkan teori,

model keseimbangan dalam ekonomi dapat dibedakan

menjadi dua macam yaitu (1) model keseimbangan parsial

(partial equilibrium), dan (2) model keseimbangan umum

(general ekuilibrium theory). Model keseimbangan umum

(CGE) merupakan model makroekonomi yang mengintegrasi

mikroekonomi dan makroekonomi.

Model CGE berbeda dengan model parsial dimana

model ini dapat menganalisis pasar secara lengkap dan

saling berinteraksi satu sama lain. Variabel-variabel

makroekonomi dan sektoral pada tingkat mikro maupun

sektoral akan dianalisis secara bersama-sama. Model CGE

menganalisis sensitivitas dari alokasi sumberdaya, karena

adanya perubahan eksternal. Selain itu data yang

digunakan dalam model CGE meliputi parameter elastisitas

dan input-output data yang menunjukkan keterkaitan antar

Page 54: LAPORAN AKHIR ANALISIS COST AND BENEFIT ASEAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_cost_and... · Indonesia”. Analisis ini menjawab permintaan Direktorat Jenderal

Puska KPI, BP2KP, Kementerian Perdagangan 39

sektor sehingga model CGE digunakan sebagai alat analisis

terhadap perubahan sektoral (Oktaviani, 2008). Model CGE

juga memberikan gambaran yang lebih baik dan mudah

untuk menjelaskan dampak integrasi yang akan dibentuk

oleh suatu negara dengan negara lain dalam suatu wilayah.

Model CGE memberikan informasi yang lebih intuitif

karena tiga alasan. Pertama, model CGE didasarkan pada

asumsi-asumsi yang eksplisit dalam suatu kerangka kerja

yang konsisten dengan teori mikroekonomi. Kedua, model

CGE memberikan hasil kuantitatif yang jelas dan tepat

sehingga pembuat kebijakan dapat lebih mudah menilai

siapa yang mendapatkan keuntungan dan yang menderita

karena adanya sebuah FTA. Ketiga, karena FTA melibatkan

perubahan kebijakan perdagangan di multi-pasar, analisis ini

mungkin terlalu rumit dengan menggunakan pendekatan

aljabar atau metode geometrik. Analisis CGE dapat

menghasilkan wawasan baru tentang asumsi-asumsi

ekonomi dalam menentukan hasil dari suatu FTA.

Pertimbangan penggunaan model CGE dalam studi ini

adalah penggunaan CGE dianggap tepat karena interaksi

antara pelaku ekonomi menjadi kompleks dan sulit untuk

dipahami apabila dengan menggunakan model partial

equilbrium. Selain itu, pendekatan keseimbangan umum ini

diyakini lebih baik digunakan dalam menganalisis keterkaitan

intersektoral dan keterkaitan antar sektor-sektor serta kondisi

makroekonomi dan cocok digunakan untuk menganalisis isu-

isu pada kebijakan perdagangan luar negeri sesuai dengan

yang dikemukakan oleh De Melo 1988 dan Yeah, et al, 1994.

Dalam penelitian ini, FTA ASEAN-Hong Kong akan

berdampak pada perubahan kebijakan dalam suatu

perekonomian, simulasi ekonomi untuk model CGE

Page 55: LAPORAN AKHIR ANALISIS COST AND BENEFIT ASEAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_cost_and... · Indonesia”. Analisis ini menjawab permintaan Direktorat Jenderal

Puska KPI, BP2KP, Kementerian Perdagangan 40

didasarkan bahwa equilibrium baru akan tercapai. Pengaruh

dari suatu FTA dapat diperkirakan dengan membandingkan

kesejahteraan anta kesejahteraan pada ekuilibrium lama

dengan ekuilibrium baru

Sebuah model CGE pada dasarnya berusaha

menjelaskan permintaan dan penawaran di masing-masing

sektor dan keterkaitan antar sektor. Dalam analisis sebuah

FTA, variabel eksogen biasanya sesuai untuk variabel

kebijakan perdagangan, elastisitas, dan parameter saham.

Sisa dari variabel pada model CGE dari FTA adalah variabel

endogen, seperti harga, volume impor dan ekspor,

pendapatan rumah tangga, pendapatan tarif, surplus

konsumen dan surplus produsen.

Penelitian Dee (2011) dengan menggunakan model CGE

menyimpulkan bahwa peningkatan keterbukaan suatu pasar

yang diakibatkan kebijakan liberalisasi perdagangan (antara

lain free trade agreement/FTA, preferential trade

agreement/PTA, custom union, common market) dapat

menyebabkan kontribusi positif terhadap pendapatan

nasional dan pertumbuhan ekonomi, penciptaan lapangan

kerja dan pertumbuhan produktivitas. Bagi negara yang

menderita lonjakan kenaikan tingkat pengangguran akibat

krisis ekonomi saat ini, manfaat dalam jangka pendek adalah

menurunnya tingkat pengangguran. Sedangkan manfaat

dalam jangka panjang adalah makin mendorong peningkatan

aktivitas ekonomi dan pertumbuhan produktivitas.

Dari sudut pandang teori international trade, dampak

positif dari suatu FTA atau PTA (misalkan AKFTA) dapat

dijelaskan dalam model-model preferential trade (Markusen

1995). Dalam berbagai model tersebut (dalam konteks

AKFTA), preferential trade akan menyebabkan terjadinya

Page 56: LAPORAN AKHIR ANALISIS COST AND BENEFIT ASEAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_cost_and... · Indonesia”. Analisis ini menjawab permintaan Direktorat Jenderal

Puska KPI, BP2KP, Kementerian Perdagangan 41

trade creation dan trade diversion yang akan meningkatkan

domestic welfare Indonesia dan Korea Selatan. Dalam model

sederhana preferential trade, trade creation akan

meningkatkan domestic welfare dari kedua pihak. Dalam

model preferential trade yang lebih kompleks di mana

diasumsikan terdapat substitusi dalam konsumsi barang

yang diperdagangkan, trade diversion dapat meningkatkan

economic welfare. Sedangkan dalam model preferential

trade dengan pendekatan Heckscher-Ohlin di mana

diasumsikan kurva production possibility tidak linier, trade

diversion juga dapat meningkatkan economic welfare.4

Selanjutnya Llyod dan MacLaren (2004) menjelaskan bahwa

terdapat tiga variabel endogen yang paling terkait dalam

penilaian dampak suatu FTA terhadap negara-negara

anggota dan non-anggota, yaitu: (1) pendapatan nasional,

(2) terms of trade, dan (3) kesejahteraan (welfare).

Studi ini akan menggunakan GTAP yang merupakan

salah satu model CGE perdagangan yang dikembangkan

oleh Hertel (1997). Teori yang mendasari GTAP sama

dengan model standar yang berdasarkan pada multi region

CGE. Pada model CGE, interaksi antara agen-agen yang

berbeda berlangsung dalam satu negara atau wilayah,

sementara dalam model GTAP interaksi antara agen-agen

berlangsung antar wilayah. Selain itu, GTAP juga mencakup

transportasi global dan mobilitas investasi. Dengan demikian

model GTAP mampu menjelaskan dampak kebijakan antar

negara.

2.2.2.2 Model Ekonomi Tertutup tanpa Pajak

Model ekonomi tertutup tanpa pajak dan belum ada

perdagangan merupakan penyederhanaan dari dunia nyata,

Page 57: LAPORAN AKHIR ANALISIS COST AND BENEFIT ASEAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_cost_and... · Indonesia”. Analisis ini menjawab permintaan Direktorat Jenderal

Puska KPI, BP2KP, Kementerian Perdagangan 42

dimana tidak ada depresiasi, pajak dan subsidi. Dalam

ekonomi sederhana ini terdapat tiga agen, yaitu rumah

tangga swasta, pemerintah dan produsen.

Keterkaitan antar agen ekonomi dan komponen-

komponen permintaan akhir ditunjukkan pada Gambar 3.1.

Bagian atas terdapat rumah tangga regional. Pengeluaran

rumah tangga berdasarkan pada agregat fungsi utilitas

Cobb-Douglas dimana pengeluaran dialokasikan pada

rumah tangga swasta, pemerintah dan tabungan. Arus

pengeluaran rumah tangga swasta disimbolkan sebagai

PRIVEXP.

Pada bagian tengah menunjukkan unsur pemerintah.

Rumah tangga regional menerima pendapatan yang

dihasilkan oleh pemerintah. Arus pengeluaran pemerintah

ditunjukkan oleh simbol GOVEXP. Walaupun model GTAP

tidak menangkap fenomena pasar uang, namun seluruh

pendapatan rumah tangga regional yang tidak habis

dibelanjakan oleh pemerintah, rumah tangga swasta dan

perusahaan, dimasukkan di dalam pengeluaran sebagai

tabungan. Arus pengeluaran rumah tangga regional ke

dalam tabungan disimbolkan sebagai SAVE.

Produsen merupakan pemakai input intermediate dan

faktor endowmentt yang menghasilkan output barang dan

jasa. Sumber pendapatan rumah tangga regional

diasumsikan hanya dari “penjualan” faktor endowment

(tenaga kerja, lahan, modal, sumber daya alam) ke

perusahaan. Aliran pendapatan ini digambarkan sebagai

VOA (endw) yang diartikan sebagai Nilai Output pada harga

di tingkat agen dari komoditi endowment (Value of Output at

Agents’ prices of endowment commodities).

Page 58: LAPORAN AKHIR ANALISIS COST AND BENEFIT ASEAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_cost_and... · Indonesia”. Analisis ini menjawab permintaan Direktorat Jenderal

Puska KPI, BP2KP, Kementerian Perdagangan 43

Gambar 2.9. Model Kasus Satu Wilayah, Perekonomian

Tertutup tanpa Pajak

Arus “penjualan” faktor produksi rumah tangga swasta ke

produsen disebut VDPA yaitu nilai dari pembelian/belanja

rumah tangga swasta domestik berdasarkan harga produsen

(VDPA = Value of Domestic Purchases by Private household

at agent’ prices). Sedangkan aliran penjualan dari

perusahaan kepada pemerintah merupakan pendapatan

produsen yang disimbolkan sebagai nilai pembelian

pemerintah berdasarkan harga produsen (VDGA = Value of

Domestic Puschases by Government at agents’ prices), yang

merupakan fungsi Cobbb Douglas.

Penjualan barang investasi dibiayai dari tabungan rumah

tangga regional. Oleh karena itu, terdapat arus pendapatan

produsen dari tabungan, yaitu NETINV. Di dalam model

statik, investasi tidak mempengaruhi kapasitas tetapi

mempengaruhi aktivitas total.

Perusahaan mengkombinasikan penggunaan komoditi

endowment dengan produk antara untuk memproduksi

barang untuk permintaan akhir sehingga terdapat aliran

pendapatan dari produsen ke produsen. Ini disimbolkan

sebagai VDFA (Value of Domestic purchases by Firms at

agents’ price). Perusahaan dengan menggunakan fungsi

Rumah Tangga Regional

Tabungan Pemerintah Rumah Tangga

Swasta

Produsen

PRIVEXP

VOA

Endw

SAVE

VDPA

GOVEXP

VDGA

VDFA

NETINV

Page 59: LAPORAN AKHIR ANALISIS COST AND BENEFIT ASEAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_cost_and... · Indonesia”. Analisis ini menjawab permintaan Direktorat Jenderal

Puska KPI, BP2KP, Kementerian Perdagangan 44

produksi Constant Return to Scalae (CRS) di asumsikan

tidak mendapatkan keuntungan (zero profit).

Closure standar dalam model GTAP sederhana adalah

fungsi utilitas Cobb-Douglas dengan constant budget share

pada setiap kategori pengeluaran. Modifikasi dilakukan

dimana pengeluaran pemerintah dan tabungan bisa menjadi

perubah eksogen (tetap atau shock) sehingga pengeluaran

rumah tangga swasta bisa menyesuaikan untuk mencapai

kendala anggaran rumah tangga regional.

Model tidak memasukkan penerimaan pajak pemerintah.

Tidak adanya pajak tidak berarti terjadi penurunan di dalam

pengeluaran pemerintah di dalam model GTAP. Tidak

adanya pajak mengakibatkan penurunan dalam kelebihan

beban (excess burden), pendapatan riil regional akan

meningkat dan pengeluaran riil pemerintah juga meningkat.

Kekurangan fiskal ini terlihat di dalam model data GTAP

yang tidak lengkap mencakup instrumen pajak regional.

Implikasinya model ini memiliki kelemahan yaitu tidak dapat

memprediksi secara akurat apa yang akan terjadi terhadap

total penerimaan pajak, dan pengguna yang memfokuskan

dampak pengeluaran pemerintah biasanya membuat

beberapa asumsi variabel eksogen.

Sedangkan keunggulan menggunakan asumsi

pengeluaran regional di dalam model GTAP, yaitu indikator

kesejahteraan dari fungsi utilitas regional. Sebagai contoh

jika pengeluaran swasta riil menurun, tabungan dan

pengeluaran pemerintah naik, apakah rumah tangga regional

lebih baik? Dengan adanya fungsi kepuasan regional

pertanyan ini bisa dijawab.

Page 60: LAPORAN AKHIR ANALISIS COST AND BENEFIT ASEAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_cost_and... · Indonesia”. Analisis ini menjawab permintaan Direktorat Jenderal

Puska KPI, BP2KP, Kementerian Perdagangan 45

2.2.2.3 Model Ekonomi Terbuka tanpa Pajak

Gambar 2.10. merupakan model sebelumnya dengan

memasukkan perdagangan internasional dengan negara

lain. Rest of the World (ROW) di bagian bawah menunjukkan

adanya perdagangan dengan wilayah luar. Struktur ekonomi

ROW diasumsikan identik dengan ekonomi domestik.

Masing-masing agen di dalam ekonomi domestik akan

memberikan “pembayaran impor” kepada ROW. Arus

pembayaran impor ke ROW dari rumah tangga swasta

ditunjukkan dengan VIPA, dari pemerintah adalah VIGA, dan

dari produsen adalah VIFA.

Transisi dari ekonomi tertutup menjadi terbuka

mengakibatkan adanya dua sektor global, yaitu bank global

dan perdagangan global. Bank global di tengah gambar,

menghubungkan antara tabungan global (SAVE) dan

investasi barang (REGINV). Perdagangan global

dimaksudkan sebagai seluruh ekspor yang menyangkut

perdangangan barang dan jasa, transportasi, jasa asuransi

dan barang komposit yang digunakan untuk menggerakkan

arus perdagangan antar wilayah. Adanya aktivitas ini

menimbulkan adanya perbedaan nilai, untuk ekspor terlihat

pada nilai fob, dan untuk impor pada cif.

Page 61: LAPORAN AKHIR ANALISIS COST AND BENEFIT ASEAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_cost_and... · Indonesia”. Analisis ini menjawab permintaan Direktorat Jenderal

Puska KPI, BP2KP, Kementerian Perdagangan 46

Gambar 2.10. Perekonomian Terbuka tanpa Intervensi

Pemerintah: Model Multi Wilayah

2.2.2.4 Model Ekonomi Tertutup dengan Pajak

Model berikutnya telah memasukkan variabel pajak.

Pajak dimaksudkan sebagai pendapatan rumah tangga

regional selain pendapatan yang berasal dari pengeluaran

masing-masing agen. Semua pajak, baik dari rumah tangga

swasta, pemerintah dan produsen ditambahkan pada rumah

tangga regional, sehingga:

VOM = VOA + PTAX

atau, Pendapatan = VOA + Pajak – Subsidi

maka nilai output di tingkat pasar (market) telah

memasukkan unsur pajak. Pajak dapat bernilai positif (taxes)

yang akan menambah nilai output di tingkat pasar (VOM),

atau bernilai negatif (subsidi) yang akan mengurangi nilai

output pasar (VOM). Gambar 2.11. menunjukkan model

ekonomi riil satu wilayah yang lengkap dengan

perekonomian tertutup. Untuk analisis selanjutnya model ini

menjadi model dasar GTAP.

Rumah Tangga Regional

Bank Global Pemerintah Rumah Tangga Swasta

Produsen

PRIVEXP

VOA

Endw

SAVE

VDPA

GOVEXP

VDGA

VDFA

Rest of the World

VIFA VXMD

VIPA VIGA

REGINV

Page 62: LAPORAN AKHIR ANALISIS COST AND BENEFIT ASEAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_cost_and... · Indonesia”. Analisis ini menjawab permintaan Direktorat Jenderal

Puska KPI, BP2KP, Kementerian Perdagangan 47

Gambar 2.11. Perekonomian Tertutup dengan Pajak:

Model Satu Wilayah

2.2.2.5 Pajak

Pajak merupakan salah satu bentuk kekuatan intervensi

pasar di domestik. Pajak mempengaruhi harga yang terjadi

di setiap agen (PA), sehingga PA=PM*T atau T=PA/PM.

Maka pajak didefinisikan sebagai rasio nilai transaksi

berdasarkan harga produsen (Agen Prices) dengan transaksi

berdasarkan harga pasar (Market Prices).

Pajak biasanya dikenakan pada seluruh aktivitas

penjualan dan pembelian ekonomi. Pajak penjualan

Penghasilan (PPh), pajak ekspor dan lain sebagainya. Pajak

pembelian diberikan kepada pembeli barang dan jasa,

seperti Pajak Pembelian (PPn), Pajak Bumi dan Bangunan

(PBB), pajak impor, dan lain-lain.

Tingkat pajak di dalam model GTAP dihitung

berdasarkan perbedaan nilai di tingkat-tingkat agen ekonomi.

Di dalam model dikenal istilah Power of Tax, dimana

besarnya adalah 1 ditambahkan dengan besarnya tax rate.

Misalnya, pajak impor untuk produk jasa ekuivalen dengan

Rumah Tangga Regional

Tabungan

Produsen

PRIVEXP

VOA

Endw

SAVE

VDPA VDGA

VDFA

NETINV

Rumah Tangga Swasta

Taxes

Taxes Taxes

Pemerintah

Page 63: LAPORAN AKHIR ANALISIS COST AND BENEFIT ASEAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_cost_and... · Indonesia”. Analisis ini menjawab permintaan Direktorat Jenderal

Puska KPI, BP2KP, Kementerian Perdagangan 48

5%, maka power of tax tersebut bernilai 1,05. Apabila pajak

penjualan bernilai lebih besar dari satu (T>1) maka artinya

pajak berupa subsidi. Sebaliknya untuk pajak pembelian,

dikatakan subsidi jika nilai pajak bernilai kurang dari satu

(T<1).

Gambar 2.12. menjelaskan dampak pajak terhadap

output nasional. Kondisi awal perekonomian yang tidak

dikenakan pajak adalah VOM=VOA, ditunjukkan dengan

keseimbangan antara permintaan (D0) dan penawaran (S0).

Harga kesimbangan pada PM0=PS0. Apabila dikenakan

pajak penjualan, maka agen yang akan terkena dampak

langsungnya adalah produsen. Respon produsen adalah

meningkatkan harga dan menurunkan produksinya, sehingga

kurva penawaran bergeser ke kiri atas (AS1).

Harga naik menjadi PM1 dan output nasional riil turun

pada Q1. Harga di tingkat produsen (PS1) lebih rendah dari

harga di pasar (PM1). Pada Gambar 3.4 daerah berbayang-

bayang menunjukkan besarnya pajak (PTAX). Nilai output di

pasar (VOM) adalah daerah PM1-Eq1-Q1-O.

Gambar 2.12 menjelaskan dampak pajak negatif (pajak

yang mengurangi VOM), misal subsidi impor terhadap

output. Sebelum ada subsidi, keseimbangan permintaan

(D0) dan penawaran (S0) berada pada titik Eq0. Harga

keseimbangan PM0=PS0. Dengan subsidi, harga barang

turun dan jumlah output meningkat. Respon perusahaan

terhadap adanya subsidi ini akan menggeser kurva

penawaran ke kanan bawah (AS2). Subsidi mengakibatkan

harga di pasar turun menjadi PM2 dan output nasional riil

meningkat pada Q2. Harga di tingkat produsen (PS2) lebih

tinggi dari harga di pasar (PM2). Daerah berbayang-bayang

Page 64: LAPORAN AKHIR ANALISIS COST AND BENEFIT ASEAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_cost_and... · Indonesia”. Analisis ini menjawab permintaan Direktorat Jenderal

Puska KPI, BP2KP, Kementerian Perdagangan 49

menunjukkan besarnya subsidi (-PTAX) dan besarnya nilai

output di tingkat pasar (VOM) adalah daerah PS2-E3-Q2-O.

Gambar 2.12. Dampak Pajak terhadap Output

2.2.2.6 Struktur Model Standar GTAP

Global Trade Analysis Project (GTAP) merupakan CGE

Model multi region dan multi sektor yang memiliki asumsi

perfect competition dan constant returns to scale. Struktur

model GTAP terdiri dari persamaan-persamaan simultan

yang dapat dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu:

1. Persamaan yang menggambarkan hubungan antara

penerimaan dan pengeluaran oleh setiap agen ekonomi di

suatu region (accounting relationship).

2. Persamaan yang menjelaskan suatu perilaku agen ekonomi

(behavioral equations).

+PTAX

O

PM0=PS0

PS1

PM1

Output Nasional

AS1

AS0

AD0

Q0 Q1

Eq1

Eq0

VOM

Tingkat Harga

Page 65: LAPORAN AKHIR ANALISIS COST AND BENEFIT ASEAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_cost_and... · Indonesia”. Analisis ini menjawab permintaan Direktorat Jenderal

Puska KPI, BP2KP, Kementerian Perdagangan 50

Penjelasan struktur model GTAP standar yang

bersumber dari Hertel (1997) adalah sebagai berikut:

Gambar 2.14. Model AGE, Multi Region Open Economy

Semua set, sub-set, parameter dan variabel bentuk

nominal (value/ levels form) disimbolkan dengan huruf

kapital. Sedangkan variabel dalam bentuk persentase

perubahan (percentage change) atau bentuk linier

disimbolkan dengan huruf kecil. Sebagai contoh:

adalah variabel bentuk level untuk harga pasar komoditi i di

region r, dan = / adalah bentuk

linier dari variabel harga tersebut.

Sebuah region dipresentasikan oleh satu rumah tangga

regional (regional household) yang memperoleh income dari

hasil penjualan endowment, VOA (value of output at agents

riPM ,

ripm , ridPM , riPM ,

Rumah

Tangga

Swasta

Bank

Global

Pemerinta

h

SAVE PRIVEX

P GOVEXP

Produsen

VOA

Endw VDPA

VDG

A

NETI

NV

VDFA

Rumah Tangga

Regional

Rest of The World

VXMD VIFA VIPA

VIGA

MTA

X

XTA

X

TAXE

S

TAXE

S

TAXE

S

Sumber: Brockmier, 1996 dalam Oktaviani, 1997

Page 66: LAPORAN AKHIR ANALISIS COST AND BENEFIT ASEAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_cost_and... · Indonesia”. Analisis ini menjawab permintaan Direktorat Jenderal

Puska KPI, BP2KP, Kementerian Perdagangan 51

prices), dan penerimaan pajak, dan industri (TAXES). Pajak

juga diterima dari region lain (rest of the world) berupa pajak

ekspor (XTAX) dan pajak impor (MTAX). Penghasilan rumah

tangga region tersebut selanjutnya di alokasikan sebagai

pengeluaran (expenditures) sektor rumah tangga swasta

(PRIVEXP), rumah tangga pemerintah (GOVEXP), dan

sebagai tabungan ke global bank (SAVE).

Diasumsikan konsumsi rumah tangga swasta, VDPA

(value of domestic purchases by private households at

agent’s prices) mengikuti fungsi pengeluaran CDE (Constant

Difference of Elasticity). Konsumsi rumah tangga

pemerintah, VDGA (value of domestic purchases by

government households at agent’s prices) memiliki fungsi

utilitas Cobb Douglas sehingga porsi pengeluaran untuk

seluruh komoditi adalah konstan. Tabungan seluruhnya

digunakan sebagai investasi (NETINV) melalui bank global.

Penerimaan produsen (industri) diperoleh dari hasil

penjualan barang konsumsi ke rumah tangga swasta (VDPA)

dan pemerintah (VDGA), penjualan barang input antara ke

industri lain (VDFA), serta penjualan barang investasi ke

sektor tabungan (NETINV). Produsen juga memperoleh

penerimaan dari hasil ekspor barang ke region lain (Rest of

the world) yang dinyatakan sebagai value of exports at

market prices by destination (VXMD). Setiap industri

diasumsikan beroperasi pada kondisi zero profit sehingga

jumlah penerimaan produsen seluruhnya dibelanjakan untuk

pembelian faktor primer (VOA), input antara yang diproduksi

di dalam negeri (VDFA) dan input antara yang berasal dari

impor (VIFA).

Adanya bank global dan sektor perdagangan

internasional (ekspor dan impor) dari satu region lain (Rest of

Page 67: LAPORAN AKHIR ANALISIS COST AND BENEFIT ASEAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_cost_and... · Indonesia”. Analisis ini menjawab permintaan Direktorat Jenderal

Puska KPI, BP2KP, Kementerian Perdagangan 52

the world) menunjukkan sifat multi-regon dari model GTAP.

Region lain memperoleh penerimaan impor dari rumah

tangga swasta (VIPA), rumah tangga pemerintah (VIGA),

dan industri (VIFA). Penerimaan dibelanjakan untuk barang

impor (VXMD), pajak ekspor (VTAX) dan pajak impor

(MTAX).

2.2.2.7 Simulasi

Simulasi yang akan dilakukan terdiri dari penurunan tarif

50% dari baseline dan liberalisasi perdagangan secara

penuh.

2.2.2.8 Indeks Perdagangan

Revealed Comparative Advantage (RCA)

Beberapa literatur menggunakan beberapa tehnik untuk

mengukur kelemahan dan keunggulan perdagangan suatu

negara salah satu yang paling banyak digunakan adalah

revelaed Comparative Advantage (RCA) yang dikembangkan

oleh Balassa (1965). Indeks RCA Balassa pada dasarnya

mengukur pangsa (share) ekspor suatu negara yang

dinormalkan dengan ekspor pada industri atau produk yang

sama dalam satu kelompok negara. Formula RCA Balassa

dirumuskan sebagai berikut.

exports:

k

k

wj

k

wj

k

k

ij

k

ij

XX

XX

RCA/

/

........................................... 2.1

Dimana X menunjukkan ekspor, k menyatakan klasifikasi

komoditi, i menyatakan negara pengeskpor, j negara tujuan

ekspor, dan w menyatakan dunia. Perlu dicatat bahwa

negara mitra j dapat berupa bentuk ekonomi lainnya untuk

menghitung RCA bilateral atau untuk menghitung RCA

Page 68: LAPORAN AKHIR ANALISIS COST AND BENEFIT ASEAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_cost_and... · Indonesia”. Analisis ini menjawab permintaan Direktorat Jenderal

Puska KPI, BP2KP, Kementerian Perdagangan 53

dalam lingkup regional maupun global. Nilai RCA antara 1

dan batas tak hingga menyatakan bahwa suatu produk dari

negara i memiliki daya saing di negara j. Sedangkan nilai

RCA kurang dari satu sampai batas nol menyatakan bahwa

suatu produk tidak memiliki daya saing di negara j. Karena

kisaran indeks tersebut tidak bisa dibandingkan antara dua

sisi (antara indeks yang lebih dari satu dan kurang dari satu),

maka indeks RCA dimodifikasi sedemikian sehingga indeks

tersebut simetris pada batas nilai satu dengan menggunakan

formula berikut ini:

1

1

RCA

RCARSCA ................................................... 2.2

Dengan formula tersebut nilai indeks RCA yang lebih

dari satu akan memiliki indeks RSCA bernilai positif,

sedangkan RCA yang bernilai kurang dari satu akan memiliki

indeks RSCA negatif.

Trade Intensity Index (TII)

Untuk melakukan monitoring terhadap trade flows dan

patterns dapat digunakan formula index sederhana yaitu

trade intensity (brown 1949 dan Kojima 1962). Trade

intensity (TI) menggambarkan perdagangan bilateral dua

negara dalam kaitannya dengan total perdagangan

internasional di dunia dan share-nya terhadap perdagangan

di dunia. Formula TI digunakan untuk melakukan analisa

perdagangan dua negara, menilai perubahan dalam

perdagangan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya

(Yamazawa, 1971) selain itu TI juga dapat melakukan

analisa perdagangan intensif dalam intra trade atau extra

trade di dalam suatu kawasan/region ( Iaprade, 2004)

Page 69: LAPORAN AKHIR ANALISIS COST AND BENEFIT ASEAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_cost_and... · Indonesia”. Analisis ini menjawab permintaan Direktorat Jenderal

Puska KPI, BP2KP, Kementerian Perdagangan 54

Indeks ini mengukur apakah ini nilai perdagangan antara

kedua negara lebih besar (atau lebih kecil) dari yang

diharapkan, berdasarkan kepentingan mereka terhadap

perdagangan dunia. Intensitas perdagangan diukur sebagai

pangsa negara pengekspor terhadap ekspor dunia dari

komoditas tertentu ke negara mitra, dibagi dengan pangsa

negara pengekspor dari total ekspor dunia.

k

ww

k

iw

k

wj

k

ij

X

X

X

XTII ..................................................... 2.3

Dimana X menunjukkan ekspor, k menunjukkan

kelompok komoditas ekspor, i menunjukkan negara ekspor, j

menunjukkan negara impor, dan w mengacu pada dunia.

Indeks intensitas perdagangan berkisar dari nilai nol hingga

tak terhingga. Nilai yang lebih besar dari satu menyimpulkan

bahwa terdapat perdagangan yang intens antara Negara

pengekspor dan negara mitra jika dibandingkan dengan

perdagangan mereka dengan seluruh dunia.

Trade Specialization Index (TSI)

TSI adalah ukuran yang paling banyak digunakan untuk

menilai daya saing bilateral. Indeks ini membandingkan arus

netto barang aliran total barang antara kedua negara.

k

ij

k

ij

k

ij

k

ijk

ijMX

MXTII

.................................................... 2.4

Dimana X menunjukkan ekspor, M menunjukkan impor, k

menunjukkan kelompok komoditas ekspor, dan i dan j

menunjukkan negara-negara ekspor dan impor masing-

masing.

Koefisien korelasi sederhana dapat digunakan untuk

menyimpulkan TII dari masing-masing kelompok komoditas

Page 70: LAPORAN AKHIR ANALISIS COST AND BENEFIT ASEAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_cost_and... · Indonesia”. Analisis ini menjawab permintaan Direktorat Jenderal

Puska KPI, BP2KP, Kementerian Perdagangan 55

untuk memberikan ukuran keseluruhan dari

komplementaritas ekonomi mitra dagang;

n

k

ijk

ijijk

ij

n

k

ijk

ijijk

ij

ij

TIITIITIITII

TIITIITIITII

1

22

1

)()(

))((

.................... 2.5

Dimana TIIij (TIIji) adalah indeks spesialisasi

perdagangan untuk negara i (j) dengan negara mitra j (i), dan

ijTII adalah rata-rata dari TII di semua komoditas.

Sebuah koefisien korelasi negatif menyimpulkan bahwa

kedua negara secara keseluruhan tidak mengkhususkan diri

dalam komoditas yang sama, yang membuat mereka

menjadi mitra dagang yang saling melengkapi. Sebaliknya,

koefisien korelasi positif menyimpulkan bahwa kedua Negara

tersebut mengkhususkan diri dalam komoditas yang sama,

dan oleh karena itu merupakan pesaing di pasar global.

Trade Complementarity Index (TCI)

Indeks TCI merangkum tingkat komplementeritas

perdagangan dari suatu negara. Indeks ini menunjukkan

apakah dua negara mitra adalah negara yang saling

melengkapi dalam perdagangan atau merupakan negara

yang saling bersaing. Dua negara dikatakan saling

melengkapi jika masing-masing memiliki struktur

perdagangan yang berbeda. Artinya impor negara yang satu

merupakan ekspor negara yang lain dan sebaliknya. Namun

jika kedua negara memiliki struktur ekspor yang sama maka

negara tersebut disebut saling bersaing. Indeks

komplementer perdagangan antara kedua negara dinyatakan

sebagai berikut:

Page 71: LAPORAN AKHIR ANALISIS COST AND BENEFIT ASEAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_cost_and... · Indonesia”. Analisis ini menjawab permintaan Direktorat Jenderal

Puska KPI, BP2KP, Kementerian Perdagangan 56

n

k

k

i

k

k

ij

xmTCI

1 2100 ....................................... 2.6

Di mana k

ix adalah share ekspor negara i untuk produk k

terhadap total ekspor negara tersebut. Sedangkan k

jm

adalah share impor negara j untuk produk k yang sama

terhadap total impor negara j. Dengan demikian k

ix dan k

jm

masing-masing dirumuskan sebagai berikut:

iw

k

iwk

iX

Xx dan

jw

k

jwk

jM

Mm ............................... 2.7

Formula TCI di atas menunjukkan komplementaritas

ekspor negara i terhadap negara j, dengan kata lain

seberapa cocok struktur ekspor negara i terhadap impor

negara j. Untuk mengukur komplementaritas impor dapat

menggunakan formula seperti di atas dengan membalik

negara pengekspor menjadi pengimpor.

2.2.2.9 Pemilihan Produk Potensial

Analisis produk potensial Indonesia bertujuan untuk

menilai produk apa yang bisa dijadikan kepentingan

Indonesia dalam kerjasama Preferential tarif. Pemilihan

produk potensial didasarkan pada parameter-parameter

yang sudah dijelaskan pada bagian sebelumnya dan

beberapa parameter lainnya yaitu:

Kinerja perdagangan selama tahun 2008-2012

o Ekspor Indonesia ke HongKong;

o Ekspor Indonesia ke dunia;

o Pertumbuhan Ekspor ke HongKong;

o Pertumbuhan Ekspor ke dunia.

Indeks Perdagangan (RSCA, TII, TSI bilateral, TSI

Indonesia-dunia)

Page 72: LAPORAN AKHIR ANALISIS COST AND BENEFIT ASEAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_cost_and... · Indonesia”. Analisis ini menjawab permintaan Direktorat Jenderal

Puska KPI, BP2KP, Kementerian Perdagangan 57

Tarif MFN HongKong;

Export Product Dynamic.

Sedangkan metode yang digunakan dalam pembobotan

dapat dijelaskan sebagai berikut:

Karena masing-masing parameter memiliki satuan dan

besaran yang berbeda satu sama lain maka setiap

parameter dipetakan dengan suatu fungsi untuk

memberi distribusi nilai yang sama untuk semua

parameter. Misalnya parameter nilai perdagangan

dalam ribuan dolar dengan kisaran nilai dari nol hingga

jutaan US$, parameter tarif memiliki satuan persentase

dengan nilai nol hingga puluhan, sedangkan indeks

perdagangan tidak memiliki satuan dengan kisaran

yang berbeda-beda untuk indeks yang satu dengan

yang lainnya. Fungsi tersebut diformulasikan sebagai:

)(min)(max

)(max45

)(

p

ii

p

ii

p

i

p

ii

p

i

p

i

xx

xx

xfy

....................... 2.8

Dengan p

ix adalah nilai ke i dari setiap parameter p.

Fungsi tersebut menjamin setiap parameter memiliki

kisaran nilai dari 1 hingga 5 untuk setiap parameter,

sehingga semua parameter dapat dibandingkan satu

sama lain.

Untuk parameter Export Product Dynamic dikarenakan

nilainya tidak berupa numerik maka setiap indikatornya

diberi nilai dengan ketentuan sebagai berikut:

o rising star =4; loosing opportunity = 3; falling

star =2; dan lagging retreat =1. Untuk produk

Page 73: LAPORAN AKHIR ANALISIS COST AND BENEFIT ASEAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_cost_and... · Indonesia”. Analisis ini menjawab permintaan Direktorat Jenderal

Puska KPI, BP2KP, Kementerian Perdagangan 58

yang tidak memiliki klasifikasi dalam EPD

tidak diberi nilai.

Dari nilai hasil pemetaan tersebut yaitu nilai p

iy

untuk semua parameter p, diberikan bobot sesuai

kepentingannya dengan total bobot untuk semua

parameter adalah 100%. Masing-masing bobot

untuk setiap parameter adalah:

o Ekspor Indonesia ke HongKong 10%;

o Ekspor Indonesia ke dunia 20%;

o Pertumbuhan Ekspor ke HongKong 10%;

o Pertumbuhan Ekspor ke dunia 10%;

o Indeks Perdagangan (RSCA, TII, TSI

bilateral, TSI Indonesia-dunia) masing-

masing 5%;

o Tarif MFN HongKong 20%;

o Export Product Dynamic 10%.

Page 74: LAPORAN AKHIR ANALISIS COST AND BENEFIT ASEAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_cost_and... · Indonesia”. Analisis ini menjawab permintaan Direktorat Jenderal

Puska KPI, BP2KP, Kementerian Perdagangan 36

Tabel 2.2. Agregasi Sektor FTA ASEAN-Hongkong

No. New Sector Comprising No. New Sector Comprising

Code Description Old Sectors Code Description Old Sectors

1 pdr Paddy rice pdr 22 mil Dairy products mil

2 wht Wheat wht 23 pcr Processed rice pcr

3 gro Cereal grains nec gro 24 sgr Sugar sgr

4 v_f Vegetables, fruit, nuts v_f 25 ofd Food products nec ofd

5 osd Oil seeds osd 26 b_t Beverages and tobacco products

b_t

6 c_b Sugar cane, sugar beet c_b 27 tex Textiles tex

7 pfb Plant-based fibers pfb 28 wap Wearing apparel wap

8 ocr Crops nec ocr 29 lea Leather products lea

9 ctl Cattle,sheep,goats,horses ctl 30 lum Wood products lum

10 oap Animal products nec oap 31 ppp Paper products, publishing ppp

11 rmk Raw milk rmk 32 p_c Petroleum, coal products p_c

12 wol Wool, silk-worm cocoons wol 33 crp Chemical,rubber,plastic prods crp

13 frs Forestry frs 34 nmm Mineral products nec nmm

14 fsh Fishing fsh 35 i_s Ferrous metals i_s

15 coa Coal coa 36 nfm Metals nec nfm

16 oil Oil oil 37 fmp Metal products fmp

17 gas Gas gas 38 mvh Motor vehicles and parts mvh

18 omn Minerals nec omn 39 otn Transport equipment nec otn

19 cmt Meat: cattle,sheep,goats,horse cmt 40 ele Electronic equipment ele

20 omt Meat products nec omt 41 ome Machinery and equipment nec ome

21 vol Vegetable oils and fats vol 42 omf Manufactures nec omf

Page 75: LAPORAN AKHIR ANALISIS COST AND BENEFIT ASEAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_cost_and... · Indonesia”. Analisis ini menjawab permintaan Direktorat Jenderal

Puska KPI, BP2KP, Kementerian Perdagangan 37

No. New Sector Comprising No. New Sector Comprising

Code Description Old Sectors Code Description Old Sectors

43 ely Electricity ely 51 cmn Communication cmn

44 gdt Gas manufacture, distribution gdt 52 ofi Financial services nec ofi

45 wtr Water wtr 53 isr Insurance isr

46 cns Construction cns 54 obs Business services nec obs

47 trd Trade trd 55 ros Recreation and other services ros

48 otp Transport nec otp 56 osg PubAdmin/Defence/Health/Educat

osg

49 wtp Sea transport wtp 57 dwe Dwellings dwe

50 atp Air transport atp

Sumber: GTAP Versi 8

Page 76: LAPORAN AKHIR ANALISIS COST AND BENEFIT ASEAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_cost_and... · Indonesia”. Analisis ini menjawab permintaan Direktorat Jenderal

Puska KPI, BP2KP, Kementerian Perdagangan 59

BAB III

Analisis Cost and Benefit ASEAN Hong Kong FTA bagi Indonesia

3.1 Kinerja Perdagangan Indonesia

3.1.1 Kinerja Perdagangan Indonesia-Dunia

Indonesia mulai pulih dari krisis ekonomi pada tahun 2008

dengan total perdagangan mencapai US$ 266.2 miliar pada

tahun tersebut. Pada tahun berikutnya nilai perdagangan terus

meningkat dengan peningkatan yang signifikan terjadi pada

tahun 2011 di mana total perdagangan mencapai US$ 380.9.

Pada tahun 2012 kenaikan total perdagangan didorong oleh

peningkatan impor sebaliknya, pada tahun tersebut ekspor

Indonesia mengalami penurunan. Pada tahun 2012 ekspor

turun menjadi US$ 190 miliar dari sebelumnya sebesar US$

203 miliar, sedangkan impor meningkat dari US$ 177 miliar

menjadi US$ 192 miliar. Kinerja perdagangan Indonesia secara

detil dapat dilihat pada Gambar 3.1.

Gambar 3.1. Neraca Perdagangan Indonesia Tahun 2009-2013

Sumber: BPS (diolah)

Page 77: LAPORAN AKHIR ANALISIS COST AND BENEFIT ASEAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_cost_and... · Indonesia”. Analisis ini menjawab permintaan Direktorat Jenderal

Puska KPI, BP2KP, Kementerian Perdagangan 60

Indonesia mengekspor 6.546 jenis barang dalam HS 10

digit pada tahun 2013. Tabel 3.1 menunjukkan dua puluh lima

produk dengan nilai ekspor terbesar. Produk tersebut mewakili

0,4% dari jumlah barang namun memiliki kontribusi terhadap

total ekspor non migas sebesar 38,49%. Meskipun ekspor

sangat beragam jumlahnya, terlihat adanya konsentrasi tinggi

pada sejumlah kecil produk.

Tabel 3.1. Produk Ekspor Non Migas Indonesia Tahun 2009-2013

(US$ Juta)

Sumber: BPS

No Kode HS Uraian 2009 2010 2011 2012 2013

Share 2013

(%)

Rata-rata

Pertumbuh

an 2009-

2013 (%)

1 2701.19.00.00 Other coal

4,214 6,155 10,271 11,014 10,441 5.72 27.08

2 1511.90.90.10

Palm oil, refined, bleached &

deodor ised (rbd) 481 887 1,318 10,208 10,316 5.65 135.74

3 2701.12.10.00 Bituminous coal: coking coal

5,208 6,197 8,479 6,822 7,117 3.90 7.47

4 4001.22.20.00

Tsnr, oth standard indonesian

rubber 2,952 6,745 10,907 7,333 6,350 3.48 17.53

5 2701.12.90.00

Bituminous coal: other than

coking coal 4,332 5,779 6,747 6,424 5,190 2.84 4.78

6 1511.10.00.00 Crude palm oil

5,702 7,650 8,777 6,677 4,979 2.73 -3.99

7 2603.00.00.00 Copper ores and concentrates

5,101 6,882 4,700 2,595 3,007 1.65 -18.39

8 8001.10.00.00 Tin, not alloyed

1,245 1,709 2,404 2,051 1,960 1.07 11.51

9 4703.29.00.00

Chemical wood pulp, soda,

oth than dis solving grades,bleached,non

coniferous 844 1,449 1,554 1,545 1,841 1.01 17.64

10 2702.10.00.00

Lignite, whether or not pulverised, but not

agglomerated 26 339 1,705 1,878 1,742 0.95 175.69

11 2604.00.00.00 Nickel ores and concentrates

278 532 1,428 1,489 1,685 0.92 58.97

12 7108.12.10.00

Gold in lumps, ingots or cast

bars 754 1,130 1,511 1,877 1,561 0.86 21.67

13 3824.90.90.00

Oth prods & preparations cont

cfc-11,12, 115, and halon 200 493 1,447 1,383 1,411 0.77 63.94

14 2606.00.00.00

Aluminium ores and

concentrates 250 479 773 626 1,350 0.74 43.94

15 4011.10.00.00

New pneumatic tyres,of

rubber of a kind used on motor cars 884 1,145 1,531 1,379 1,326 0.73 10.48

16 0306.13.00.00 Shrimps and prawns, frozen

694 791 998 971 1,220 0.67 14.26

17 0901.11.10.00 Arabica wib or robusta oib, not roasted not decaffeinated 801 791 1,020 1,228 1,159 0.64 12.52

18 6403.19.90.00

Sports footwear not fitted

with studs, bar & the like 553 796 1,005 985 1,065 0.58 16.45

19 8443.31.10.10

Printer-copier,ink-jet,color,capable of

connecting to a data

machine/network 825 821 673 1,414 1,049 0.57 10.79

20 4802.56.90.00

Paper,no fibres, for other purpose 40< weight <150

g/m,sheet 399 535 632 1,121 1,017 0.56 29.85

21 4412.31.00.00

Oth plywood,each thick.<6mm with at least one

outer ply of tropical wood 573 842 1,020 992 1,012 0.55 13.92

22 7501.10.00.00 Nickel mattes

581 1,430 1,210 982 922 0.51 5.64

23 3823.19.90.00 Oth industrial monocarboxylic fatty acid 119 224 500 883 899 0.49 71.85

24 1513.29.29.00

Oth fract, not chemically

modified, of refine palm kernel stearin/babassu oil 142 211 244 768 869 0.48 63.45

25 9403.60.00.00 Other wooden furniture

739 909 650 746 780 0.43 -0.87

Subtotal

37,894 54,922 71,504 73,390 70,266 38.49 16.47

Others

78,616 102,857 131,993 116,630 112,286 61.51 8.75

Total

116,510 157,779 203,497 190,020 182,552 100.00 11.45

Page 78: LAPORAN AKHIR ANALISIS COST AND BENEFIT ASEAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_cost_and... · Indonesia”. Analisis ini menjawab permintaan Direktorat Jenderal

Puska KPI, BP2KP, Kementerian Perdagangan 61

Selain itu produk ekspor utama Indonesia sebagian besar

merupakan produk hasil alam dan hasil olahannya. Dengan

demikian, ekspor Indonesia masih sangat rentan terhadap

guncangan eksternal, seperti perubahan tajam dalam harga

komoditas internasional.

Indonesia mengekspor ke 216 negara pada tahun 2013.

Namun demikian, ekspor Indonesia terkonsentrasi ke beberapa

negara. Sepuluh negara tujuan ekspor utama Indonesia

menyumbang 70,7% terhadap total ekspor. Tiga negara ekspor

utama menyumbang kontribusi ekspor dengan total 35% yaitu

China, Jepang dan Amerika Serikat. Selain itu negara ekspor

utama Indonesia merupakan negara mitra kerjasama

perdagangan bebas Indonesia seperti China, Jepang, Korea

Selatan, dan negara anggota ASEAN seperti Singapura,

Malaysia, dan Thailand. Secara detil dapat dilihat pada Tabel

3.2.

Tabel 3.2 Ekspor Produk Non Oil dan Gas Indonesia

Berdasarkan Negara Tujuan Tahun 2009 dan 2013 (US$

Miliar)

Pada tahun 2013 Indonesia mengimpor 7.486 jenis produk

dalam HS 10 digit. Tabel 3.3 menunjukan dua puluh lima produk

non migas dengan nilai impor terbesar. Produk-produk ini

mewakili 0.3% persen dari jumlah dengan berkontribusi

terhadap total impor non migas sebesar 18,79%. Indonesia

sangat tergantung pada impor untuk bahan bakar minyak

NO Uraian 2009 2013 Trend(%)

2009-2013

Perub.(%) 2013/2012

Peran.(%) 2013

1 REP.RAKYAT TIONGKOK 8.92 21.28 23.77 2.00 14.20

2 JEPANG 11.98 16.08 6.53 -6.66 10.73

3 AMERIKA SERIKAT 10.47 15.08 8.55 3.36 10.06

4 INDIA 7.35 13.01 14.75 4.52 8.68

5 SINGAPURA 7.95 10.39 6.55 -1.56 6.93

6 MALAYSIA 5.64 7.27 6.15 -14.18 4.85

7 KOREA SELATAN 5.17 6.05 2.90 -9.46 4.04

8 THAILAND 2.60 5.21 18.48 -5.03 3.48

9 BELANDA 2.90 4.01 9.07 -12.46 2.68

10 TAIWAN 2.88 3.73 7.80 -8.85 2.49

Top 10 65.86 102.12 11.00 -2.75 70.68

Lainnya 31.64 47.79 10.59 -1.19 29.32

Total Non Migas 97.49 149.92 10.80 -2.04 100.00

Page 79: LAPORAN AKHIR ANALISIS COST AND BENEFIT ASEAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_cost_and... · Indonesia”. Analisis ini menjawab permintaan Direktorat Jenderal

Puska KPI, BP2KP, Kementerian Perdagangan 62

dengan pangsa sekitar 18% ditambah 6% terhadap total impor

Indonesia. Jenis barang yang diimpor Indonesia lebih

bervariasi, dari mulai produk bahan makanan (wheat, sugar,

soyabean, maize, milk), produk elektronik, bahan kimia, alat-

alat mesin, dan otomotif.

Tabel 3.3. Produk Impor Indonesia Tahun 2009-2013(US$ Juta)

Sumber: BPS

No Kode HS Uraian 2009 2010 2011 2012 2013

Share

2013

(%)

Rata-rata

Pertumbuhan

2009-2013

(%)

1 8517.12.00.00 Telephones for cellular networks/for other wireless networks

1,748

2,318

2,398

2,598

2,788

1.97 11.05

2 1001.90.19.00

Other wheat, for human

consumption

1,314

1,386

2,159

2,178

2,347

1.66 17.49

3 2304.00.00.00

Oil-cake&other solid residues,in pellet form, from the extract of

soyabean oil

1,020

1,162

1,321

1,828

1,927

1.36 18.85

4 1701.11.00.10 Cane sugar,icumsa minimal 1200

486

660

1,541

1,559

1,678

1.19 39.62

5 5201.00.00.00 Cotton, not carded/combed.

765

1,148

1,786

1,333

1,346

0.95 13.64

6 7207.12.10.00 Slabs of iron/non alloy, cont.< 0,25% of carbon, other than square

610

1,104

1,148

1,239

1,180

0.83 15.42

7 1201.00.90.00

Other soya beans, whether or not

broken

599

838

1,246

1,211

1,102

0.78 17.19

8 8542.39.00.00 Other electronic integrated circuits

553

683

1,122

1,346

1,099

0.78 22.76

9 2902.43.00.00 P-xylene

596

809

974

960

1,090

0.77 14.76

10 8471.30.20.00 Laptop incl notebooks

529

910

1,088

1,049

1,009

0.71 15.42

11 8517.70.99.00 Other parts in subheading 85.17.70

453

693

678

693

974

0.69 16.57

12 3104.20.00.00 Potassium chloride

341

719

1,444

1,241

963

0.68 30.01

13 1005.90.90.00 Maize (corn), other than seeds

70

363

1,002

493

909

0.64 72.24

14 7204.49.00.00 Other ferrous waste and scrap :

329

487

751

712

865

0.61 26.01

15 3902.10.20.00 Polypropylene in granule form

315

499

962

784

861

0.61 27.90

16 8803.30.00.00 Other parts of aeroplanes/helicopters heading 88.01/88.02.

75

311

469

448

857

0.61 68.66

17 2901.21.00.00 Ethylene

519

633

793

880

850

0.60 14.10

18 8708.99.12.00 Unassembled fuel tank;engine bracket for vehicles of heading 87.03

9

16

22

581

675

0.48 238.11

19 7403.11.00.00

Refined copper for cathodes and

sections of cathodes

220

537

640

735

669

0.47 28.86

20 9801.20.20.00

Vhcls of head 8704 with 5 ton <

gross weight <= 24 ton, incmpltly

knocked down

274

618

779

913

598

0.42 21.59

21 8703.22.19.90

Oth motor cars, 1,000-1500 cc, not ckd internal combust recipro piston

engine

91

290

394

680

594

0.42 58.47

22 0402.10.30.00

Milk&cream fat cont<=1.5%,in solid form added sugar/oth sweet,in

cont>= 20 kg

208

325

399

409

591

0.42 26.10

23 3901.10.90.10

Polymers of ethylene, in granule

form

201

311

418

472

579

0.41 28.83

24 8517.62.53.00

Other transmission apparatus for

radio- telephony/radio-telegraphy

194

223

514

592

535

0.38 35.01

25 8429.52.00.00

Mach with a 360,revolving super

struct, mech shovels,excavators and shove loader

342

769

1,394

1,255

501

0.35 13.36

subtotal

11,861

17,814

25,440

26,187

26,589

18.79 22.14

others

66,004

90,537

111,324

123,138

114,891

81.21 15.21

total

77,865

108,351

136,764

149,325

141,479

100.00 16.36

Page 80: LAPORAN AKHIR ANALISIS COST AND BENEFIT ASEAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_cost_and... · Indonesia”. Analisis ini menjawab permintaan Direktorat Jenderal

Puska KPI, BP2KP, Kementerian Perdagangan 63

Amerika Serikat merupakan salah satu negara asal impor

utama Indonesia sampai tahun 2012. Kemudian, posisinya

telah digantikan oleh China yang menggunakan tarif

preferensial dari Indonesia melalui ASEAN-China Free Trade

Agreement. Peran China sebagai negara asal impor meningkat

secara signifikan sejak tahun 1999 dengan pangsa hanya 5,2%

pada tahun tersebut. Pada tahun 2008, pangsa pasar China

naik menjadi terbesar kedua (11,8%) dan pada tahun 2012

pangsa China di Indonesia mencapai 15,3%. Tahun 2013

pangsanya kembali meningkat menjadi 20,92%.Impor

Indonesia juga sangat terkonsentrasi di beberapa negara. Dari

216 negara, 10 dari mereka memasok lebih dari 75% dari total

impor Indonesia. China, Jepang, Thailand, Singapura, dan

Amerika Serikat adalah negara asal impor utama bagi

Indonesia. Mereka mewakili 55% dari total impor. Hal ini dapat

dilihat pada Tabel 3.4.

Tabel 3.4. Impor Produk Non Oil dan Gas Indonesia

Berdasarkan Negara Tujuan

Tahun 2009-2013 (US$ Miliar)

Sumber: BPS

NO Uraian 2009 2013 Trend(%)

2009-2013

Perub.(%) 2013/2012

Peran.(%) 2013

1 REP.RAKYAT TIONGKOK 13.49 29.57 21.60 2.10 20.92

2 JEPANG 9.81 19.05 17.62 -16.14 13.48

3 THAILAND 4.57 10.61 23.43 -6.06 7.51

4 SINGAPURA 9.24 10.16 2.50 -4.50 7.19

5 AMERIKA SERIKAT 7.04 8.87 6.97 -22.63 6.28

6 KOREA SELATAN 3.81 8.81 23.04 6.17 6.23

7 MALAYSIA 3.18 5.93 17.10 -6.20 4.19

8 AUSTRALIA 3.37 4.83 9.78 -4.90 3.42

9 JERMAN 2.36 4.42 17.20 5.68 3.12

10 TAIWAN 2.01 4.16 19.86 -1.00 2.95

Top 10 58.88 106.42 16.04 -5.97 75.28

Lainnya 17.54 33.02 17.85 -1.68 23.36

Total Non Migas 77.85 141.36 16.34 -5.21 100.00

Page 81: LAPORAN AKHIR ANALISIS COST AND BENEFIT ASEAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_cost_and... · Indonesia”. Analisis ini menjawab permintaan Direktorat Jenderal

Puska KPI, BP2KP, Kementerian Perdagangan 64

3.1.2 Kinerja Perdagangan Indonesia-ASEAN

Secara global kinerja neraca perdagangan Indonesia-

ASEAN menunjukkan penurunan. Hal ini ditunjukkan dengan

trade balance yang turun drastis, bahkan mengarah ke defisit.

Gambar 3.2 Kinerja Neraca Perdagangan Migas-Non Migas

Indonesia-ASEAN Tahun 2009-2013

Sumber: BPS (diolah)

Berdasarkan Gambar 3.3. pada tahun 2009 ekspor

Indonesia ke negara-negara di kawasan ASEAN tercatat

sebesar USD 24.6 miliar dengan nilai impor sebesar USD 27.7

miliar. Dengan demikian pada tahun 2009 Indonesia mengalami

defisit neraca perdagangan sebesar USD 3.1 miliar.

Sejalan dengan laju pertumbuhan impor yang jauh di atas

laju pertumbuhan ekspor, maka pada tahun 2013, kinerja

neraca pergadangan Indonesia dengan negara-negara ASEAN

mengalami defisit yang lebih besar dibandingkan tahun-tahun

sebelumnya. Pada tahun 2013 ekspor Indonesia ke negara-

negara kawasan ASEAN meningkat menjadi USD 40.6 miliar,

sedangkan impor meningkat menjadi USD 54 miliar. Akibatnya

pada tahun 2013 neraca perdagangan Indonesia dengan

negara-negara di kawasan ASEAN mengalami defisit sebesar

USD 13.4 miliar.

24.6

33.3

42.1 41.8 40.6

27.7

39.0

51.3 53.8 54.0

(3.1)(5.7)

(9.2)(12.0) (13.4)(20.0)

(10.0)

-

10.0

20.0

30.0

40.0

50.0

60.0

2009 2010 2011 2012 2013

Export

Import

Trade Balance

Page 82: LAPORAN AKHIR ANALISIS COST AND BENEFIT ASEAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_cost_and... · Indonesia”. Analisis ini menjawab permintaan Direktorat Jenderal

Puska KPI, BP2KP, Kementerian Perdagangan 65

Gambar 3.3. Kinerja Neraca Perdagangan Sektor Migas

Indonesia-ASEAN Tahun 2009-2013

Sumber: BPS (diolah)

Defisit negara perdagangan di atas, disebabkan tingginya

laju pertumbuhan impor Indonesia dari negara-negara di

kawasan ASEAN, khususnya impor migas. Pada tahun 2009

impor migas sebesar USD 9.7 miliar, namun pada tahun 2013

impor migas meningkat pesat menjadi USD 23.6 miliar.

Sementara itu ekspor migas Indonesia ke negara-negara di

kawasan ASEAN dalam periode 2009-2013 juga mengalami

peningkatan dari USD 4.2 miliar meningkat menjadi USD 10.6

miliar. Secara detil kinerja perdagangan sektor migas dapat

dilihat pada Tabel 3.4.

Gambar 3.4. Kinerja Neraca Perdagangan Sektor Non Migas Indonesia-ASEAN Tahun 2009-2013

Sumber : BPS (diolah)

4.26.4

9.9 10.6 10.69.7

15.1

21.3 21.923.6

-5.5

-8.7-11.4 -11.4

-13.0-15.0

-10.0

-5.0

0.0

5.0

10.0

15.0

20.0

25.0

30.0

2009 2010 2011 2012 2013

export

Import

trade balance

20.4

27.0

32.2 31.330.1

18.0

23.9

29.831.7

30.3

2.4 3.1 2.4

-0.5 -0.2-5.0

0.0

5.0

10.0

15.0

20.0

25.0

30.0

35.0

2009 2010 2011 2012 2013

export

Import

trade balance

Page 83: LAPORAN AKHIR ANALISIS COST AND BENEFIT ASEAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_cost_and... · Indonesia”. Analisis ini menjawab permintaan Direktorat Jenderal

Puska KPI, BP2KP, Kementerian Perdagangan 66

Untuk ekspor non migas Indonesia ke negara-negara di

kawasan ASEAN dalam periode 2009-2013 mengalami

penurunan. Berdasarkan Gambar 3.5, Indonesia pernah

mencetak surplus neraca perdagangan untuk non migas pada

tahun 2009-2011. Surplus neraca perdagangan non migas

pada tahun 2011 sebesar USD 2.4 miliar. Gambar 3.6

menunjukkan ekspor komoditi utama Indonesia ke ASEAN

pada tahun 2013.

\

Gambar 3.5. Ekspor Komoditi Utama Indonesia ke ASEAN tahun 2013

Sumber : BPS (diolah)

Selama tahun 2013, ekspor terbesar Indonesia ke ASEAN

pada tahun 2013 berasal dari elektronik sebesar USD

menyumbang sebesar 26% dari total ekspor Indonesia.

Selanjutnya diikuti otomotif dan makanan olahan yang masing-

masing menyumbang 16%. Sawit berkontribusi sebesar 12%

disusul dengan produksi hasil hutan dan TPT yang

berkontribusi sebesar 7%. Sisanya berasal dari perhiasan,

karet dan produk karet, kakao dan produk perikanan.

Page 84: LAPORAN AKHIR ANALISIS COST AND BENEFIT ASEAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_cost_and... · Indonesia”. Analisis ini menjawab permintaan Direktorat Jenderal

Puska KPI, BP2KP, Kementerian Perdagangan 67

Sedangkan impor terbesar Indonesia dari ASEAN pada

tahun 2013 adalah elektronik, dimana menyumbang sebesar

42% dari total ekspor dan otomotif sebesar 28% (Gambar 3.7).

Gambar 3.6. Impor Komoditi Utama Indonesia dari ASEAN

Tahun 2013

Sumber : BPS (diolah)

Total ekspor Indonesia ke ASEAN pada tahun 2013

sebesar 28% dari seluruh total ekspor Indonesia, dimana 14%

adalah ke Singapura (Gambar 3.8).

Gambar 3.7. Negara Tujuan Ekspor Indonesia Tahun 2013

Sumber : BPS (diolah)

Japan 22%

China 18%

United States of America

13%

India 11%

Taipei, Chinese 5%

Australia 3%

Malaysia 9%

Thailand 5%

Singapore 14%

ASEAN 28%

Ekspor th. 2013

Page 85: LAPORAN AKHIR ANALISIS COST AND BENEFIT ASEAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_cost_and... · Indonesia”. Analisis ini menjawab permintaan Direktorat Jenderal

Puska KPI, BP2KP, Kementerian Perdagangan 68

Sementara di sisi impor, dari negara ASEAN pada tahun

2013 sebesar 37% dari total impor Indonesia. Tidak hanya

ekspor, Negara ASEAN yang merupakan sumber impor

Indonesia adalah Singapura.

Gambar 3.8. Analisa Impor Indonesia per Negara dan

Regional Tahun 2013

Sumber : BPS (diolah)

3.1.3 Kinerja Neraca Perdagangan Indonesia-Hong Kong

Neraca perdagangan Indonesia dengan Hong Kong dalam

periode 2009-2013 selalu menunjukkan surplus. Surplus

perdagangan ini disumbangkan oleh ekspor non migas yaitu

emas dalam bentuk gumpalan, ingot atau batang yang pada

tahun 2013 menyumbang 18 persen dari total ekspor non

migas. Sementara itu untuk neraca migas Indonesia-HongKong

mengalami defisit sebesar USD -116.4 juta.

Page 86: LAPORAN AKHIR ANALISIS COST AND BENEFIT ASEAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_cost_and... · Indonesia”. Analisis ini menjawab permintaan Direktorat Jenderal

Puska KPI, BP2KP, Kementerian Perdagangan 69

Gambar 3.9. Kinerja Neraca Perdagangan Migas - Non

Migas Indonesia-Hong Kong Tahun 2009-2013

Sumber : BPS (diolah)

Sementara itu dari sisi ekspor, tahun 2013 Komoditas

ekspor utama Indonesia ke Hong Kong adalah emas dalam

bentuk gumpalan, ingot atau batangan dan batubara lainnya

sebesar 18% dan 16% dari total ekspor Indonesia ke Hong

Kong.

Gambar 3.10. Komoditas Ekspor Utama Indonesia ke Hong

Kong Tahun 2013

Sumber : BPS (diolah)

Dalam bentuk gumpalan, ingot

atau batang

18%

Batubara lainnya16%

Batubara bahan bakar

7%

Lain-lain7%

Lain-lain4%

Sarang burung3%

Lain-lain2%

Kamera gambar tidak

bergerak

digital 2%

Dengan ukuran

maksimum

penampang silangnya

1%

Untuk radio-telefoni atau radio-telegrafi

1%

lainnya39%

2.1

2.5

3.2

2.6 2.7

1.71.9

2.5

1.92.1

0.40.6

0.8 0.70.6

0.0

0.5

1.0

1.5

2.0

2.5

3.0

3.5

2009 2010 2011 2012 2013

Export

Import

Trade Balance

Page 87: LAPORAN AKHIR ANALISIS COST AND BENEFIT ASEAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_cost_and... · Indonesia”. Analisis ini menjawab permintaan Direktorat Jenderal

Puska KPI, BP2KP, Kementerian Perdagangan 70

Sedangkan impor Indonesia dari Hong Kong pada tahun

2013 didominasi olahan rajutan, CPO, benang rajut, circuit dan

bahan bakar diesel. Beberapa komoditi impor utama Indonesia

dari Hong Kong tahun 2013 selengkapnya dapat dilihat pada

Gambar 3.12.

Gambar 3.11. Komoditas Impor Utama Indonesia dari

Hong Kong Tahun 2013

Sumber : BPS (diolah)

3.2 Analisis CGE

3.2.1 Data Benchmark Ekuilibrium Berdasarkan Berdasarkan

Database GTAP

3.2.1.1 Data Dasar Makroekonomi

1. PDB

Tabel 3.5 menunjukkan PDB berdasarkan

sumbernya (pendapatan dari factor produksi (pfact),

pajak (tax), dan depresiasi (depr). Berdasarkan data

base GTAP versi 8, Vietnam merupakan negara yang

memperoleh pendapatan dari pajak tertinggi di antara

negara ASEAN lainnya yaitu 26 persen, disusul

Kamboja yaitu sebesar 23 persen. Sedangkan

Indonesia merupakan negara yang memperoleh

pendapatan dari pajak terendah kedua setelah

Singapura yaitu 11.23 persen.

Dicelup; 4.3Minyak

petroleum mentah;

3.4

Lain-lain; 2.5

Lain-lain; 2.3

Bahan bakar disel kecepatan

tinggi; 2.1

Lain-lain; 1.9

Telepon untuk jaringan seluler atau untuk; 1.9

Lain-lain; 1.8

Lain-lain; 1.7

Tenunan; 1.4

lainnya; 76.6

Page 88: LAPORAN AKHIR ANALISIS COST AND BENEFIT ASEAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_cost_and... · Indonesia”. Analisis ini menjawab permintaan Direktorat Jenderal

Puska KPI, BP2KP, Kementerian Perdagangan 71

Namun demikian, Indonesia merupakan negara

ASEAN yang memiliki PDB tertinggi walaupun kurang

dari 1 persen. Posisi kedua dan ketiga diduduki oleh

Thailand dan Singapura.

Tabel 3.5. GDP by Source (FACT INC+TAX+DEPR)

Sumber: Data base GTAP versi 8

Berdasarkan PDB dari sisi pengeluaran pada Tabel

3.6, konsumsi Indonesia dominan menyumbang PDB

yaitu sebesar 62 persen, disusul investasi (sebesar 24

persen), pengeluaran pemerintah (sebesar 8 persen)

dan terakhir ekspor bersih (sebesar 5 persen). Hal ini

didukung oleh penelitian ADB (2010) yang menyatakan

dari demand side, private consumption merupakan

komponen dominan penyumbang GDP selama 5

dekade dengan kontribusi antara 55-60 persen kecuali

tahun 1970-an kontribusinya di bawah 50 persen.

Sedangkan kontribusi pengeluaran pemerintah sebesar

6-10 persen, investasi meningkat dari 9 persen dari

GDP pada tahun 1960-an, 30-32 persen pada tahun

1980 dan 1990-an kemudian turun rata-rata 23 persen

pada tahun 2000-an. Kontribusi ekspor berfluktuasi

GDPSRC 1 fact 2 tax 3 depr Total

1 idn 346767 48520.78 36815.37 432103.2

2 mys 139644.2 25422.13 21575.83 186642.1

3 phl 112380.7 16360.71 15329.09 144070.5

4 sgp 136667.4 19446.04 20646.31 176759.7

5 tha 178650.8 35543.83 32915.24 247109.9

6 vnm 42991.82 18279.62 7163.82 68435.25

7 khm 5499.59 1983.08 874.87 8357.54

8 lao 3089.28 748.5 448.71 4286.49

9 hkg 158477.3 25732.9 22860.41 207070.7

10 SEAsia 20790.2 5733.17 2078.13 28601.5

11 RestofWorld 32485828 16073211 5768857 54327896

Total 33630786 16270982 5929565 55831333

Page 89: LAPORAN AKHIR ANALISIS COST AND BENEFIT ASEAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_cost_and... · Indonesia”. Analisis ini menjawab permintaan Direktorat Jenderal

Puska KPI, BP2KP, Kementerian Perdagangan 72

karena pergerakan harga minyak dan komoditi di

tingkat internasional.

Selain Indonesia, negara ASEAN yang kontribusi

PDB banyak didorong oleh konsumsi adalah Philipina

dan Kamboja (70-80 persen). Vietnam, walaupun

kontribusi konsumsi juga dominan terhadap PDB,

investasi menduduki nilai kedua setelah konsumsi.

Singapura dan Malaysia kontribusi ekspor dan

impornya tertinggi berturut-turut yaitu 28 persen dan 27

persen.

Tabel 3.6. GDP by Expenditure (C+I+G+X-M)

Sumber: GTAP Database versi 8

GDPEXP 1 cons 2 inv 3 gov 4 export 5 imp Total

1 idn 269423.3 105773.2 35389.29 128764.6 -

107247.22 432103.2

2 mys 77972.83 36823.86 20859.76 199288.7 -

148303.05 186642.1

3 phl 101195.8 21465.83 14345.04 73645.76 -66581.98 144070.5

4 sgp 67230.41 41824.26 16945.51 234717.9 -

183958.41 176759.6

5 tha 126183.3 62299.91 28763.55 178916.2 -

149053.09 247109.8

6 vnm 46008.42 28254.14 4301.76 53674.74 -63803.81 68435.25

7 khm 6527.13 1705.38 478.66 5769.48 -6123.11 8357.54

8 lao 2631.7 1479.06 336.45 1497.66 -1658.38 4286.49

9 hkg 124167 41559.91 16656.99 158586.2 -

133899.36 207070.7

10 SEAsia 16051.36 4104.64 3794.51 12885.56 -8234.57 28601.5 11 RestofWorld 32566034 12487154 9453597 14273492 -14452375 54327902

Total 33403425 12832444 9595469 15321239 -15321238 55831339

Page 90: LAPORAN AKHIR ANALISIS COST AND BENEFIT ASEAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_cost_and... · Indonesia”. Analisis ini menjawab permintaan Direktorat Jenderal

Puska KPI, BP2KP, Kementerian Perdagangan 73

2. Neraca Transaksi Berjalan, Neraca Modal, dan

Stok Modal

Untuk kawasan ASEAN, negara yang neraca

transaksi berjalan mengalami surplus paling tinggi

adalah Malaysia disusul Singapura. Singapura bergerak

dalam sektor jasa, sedangkan untuk Malaysia

berdasarkan World Bank (2010) sektor penyumbang

produksi dan ekspor utama adalah industri disusul

services dan pertanian. Meskipun Malaysia dan

Indonesia pada awalnya memiliki sumberdaya yang

serupa, pembangunan sektor manufaktur dan ekspor

memiliki karakteristik yang berbeda. Kebijakan industri

dan perdagangan Indonesia tidak efektif memperbaiki

sektor manufaktur dan kinerja ekspor Indonesia. Pada

tahun 1985, Indonesia dan Malaysia memiliki

karakteristik ekspor yang hampir sama. Ekspor terbesar

adalah minyak dan produk berbasis minyak, garmen,

dan produk kehutanan. Malaysia bergeser fokusnya

dari garmen dan ekspor berbasis komoditi ke industri

yang memiliki nilai tambah yang tinggi seperti mesin,

otomotif, dan elektronik. Sedangkan Indonesia masih

bergerak di industri garmen, ikan dan produk ikan.

Konsekuensinya, Indonesia terjebak pada industri yang

memiliki teknologi rendah (ADB, 2010).

Berdasarkan database GTAP, current account

Indonesia mengalami surplus. Kondisi ini serupa

dengan data yang digambarkan oleh ADB (2010).

Faktor yang memberikan kontribusi besar terhadap

surplus adalah kinerja ekspor komoditas yang

meningkat karena tingginya harga komoditas dan

permintaan yang tinggi, nilai rupiah yang stabil dan

remitan dari pekerja. Current account melemah pada

Page 91: LAPORAN AKHIR ANALISIS COST AND BENEFIT ASEAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_cost_and... · Indonesia”. Analisis ini menjawab permintaan Direktorat Jenderal

Puska KPI, BP2KP, Kementerian Perdagangan 74

tahun 2004-2005 karena peningkatan biaya

pengangkutan dan pajak serta pajak ekspor) dan

tekanan krisis ekonomi global. Selanjutnya current

account mengalami surplus yang kecil dan meningkat 2

persen dari PDB pada tahun 2009 (ADB, 2010)

Tabel 3.7. Current Account (X-M=S+I)

CURRENTACCT 1 export 2 imp Total

1 idn 128764.63 -107247.22 21517.41

2 mys 199288.7 -148303.05 50985.66

3 phl 73645.76 -66581.98 7063.77

4 sgp 234717.86 -183958.39 50759.47

5 tha 178916.19 -149053.11 29863.08

6 vnm 53674.74 -63803.8 -10129.06

7 khm 5769.48 -6123.11 -353.63

8 lao 1497.66 -1658.38 -160.72

9 hkg 158586.14 -133899.36 24686.78

10 SEAsia 12885.56 -8234.57 4650.99

11 RestofWorld 14273492 -14452376 -178884

Total 15321238.7 -

15321238.97 -0.25 Sumber: GTAP Database versi 8

Berdasarkan Tabel 3.8. Malaysia memiliki savings-

investment yang paling tinggi disusul Singapura,

Thailand, Hongkong dan Indonesia. Konsisten dengan

teori Solow, pertumbuhan yang tinggi terjadi di negara-

negara tersebut, karena sebagian output disisihkan

dalam bentuk tabungan dan investasi yang lebih tinggi

dibandingkan negara lain. Tingkat tabungan merupakan

determinan penting dalam persediaan modal.

Page 92: LAPORAN AKHIR ANALISIS COST AND BENEFIT ASEAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_cost_and... · Indonesia”. Analisis ini menjawab permintaan Direktorat Jenderal

Puska KPI, BP2KP, Kementerian Perdagangan 75

Tabel 3.8. Capital Account

CAPITALACCT 1 save 2 inv Total

1 idn 90475.27 -68957.84 21517.42

2 mys 66233.66 -15248.03 50985.63

3 phl 13200.53 -6136.74 7063.79

4 sgp 71937.44 -21177.96 50759.48

5 tha 59247.76 -29384.67 29863.09

6 vnm 10961.25 -21090.32 -10129.1

7 khm 476.89 -830.51 -353.62

8 lao 869.63 -1030.35 -160.72

9 hkg 43387.85 -18699.5 24688.35

10 SEAsia 6677.5 -2026.52 4650.99

11 RestofWorld 6539417 -6718297 -178880

Total 6902885 -6902879.44 5.33 Sumber: GTAP Database versi 8

Walaupun Indonesia tabungannya tidak menduduki

posisi tertinggi namun Indonesia memiliki persediaan

modal yang besar yang ditunjukkan pada Tabel 3.9.

Selanjutnya persediaan modal yang besar mendorong

tingkat output juga lebih besar. Hal ini dibuktikan

dengan PDB Indonesia tertinggi kedua setelah Vietnam

yang ditunjukkan pada Tabel 3.5. dan 3.6.

Tabel 3.9. Capital Stock

Sumber: GTAP Database versi 8

AG06 VKB

1 idn 920384.19

2 mys 539395.81

3 phl 383227.31

4 sgp 516157.66

5 tha 822880.94

6 vnm 179095.45

7 khm 21871.73

8 lao 11217.77

9 hkg 571510.25

10 SEAsia 51953.16

11 RestofWorld 144221424

Total 148239118.3

Page 93: LAPORAN AKHIR ANALISIS COST AND BENEFIT ASEAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_cost_and... · Indonesia”. Analisis ini menjawab permintaan Direktorat Jenderal

Puska KPI, BP2KP, Kementerian Perdagangan 76

3. Data Perdagangan Bilateral

Kinerja ekspor Indonesia berdasarkan 5 urutan

teratas adalah adalah crp (chemical, rubber, plastic

products), coal, gas, vol (vegetable oils and fats) dan

ome (machinery and equipment and nec). Untuk sektor

jasa, 5 urutan teratas penyumbang ekspor Indonesia

adalah atp (air transport), osg (public

adm/defence/health/educ), trd (trade), ros (recreation

and other services) dan wtp (water transport). Untuk

ekspor CPO (vol) berdasarkan GTAP versi 8, Indonesia

menempati urutan kedua setelah Malaysia.

Untuk sektor jasa, Singapura lebih dominan

berkontribusi terhadap ekspor dibandingkan negara lain

di ASEAN. Secara detil gambaran ekspor setiap sektor

berdasarkan harga pasar dapat dilihat pada Tabel 3.10.

Page 94: LAPORAN AKHIR ANALISIS COST AND BENEFIT ASEAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_cost_and... · Indonesia”. Analisis ini menjawab permintaan Direktorat Jenderal

Puska KPI, BP2KP, Kementerian Perdagangan 80

4. Bilateral Import at Market Price

Sektor yang menduduki 5 peringkat impor

Indonesia tertinggi diantaranya crp (chemical rubber

and plastic product), vol (vegetable oils and fats), omn

(mineral), gas, ome (machinery and equipment nec).

Beberapa sektor walaupun termasuk komoditas ekspor

unggulan, namun juga merupakan sektor yang

menduduki kategori 5 impor yang tertinggi yaitu crp, vol,

gas dan ome. Sedangkan posisi 3 tertinggi impor jasa

Indonesia adalah otp (transport nec), atp (air transport),

cmn (communications).

Berbeda dengan barang, data base GTAP tidak

mengakomodir hambatan perdagangan berupa tarif

maupun subsidi perdagangan pada sektor jasa. Hal ini

ditunjukkan pada Tabel 3.12 dan Tabel 3.13. Hampir

seluruh negara ASEAN kecuali Singapura menerapkan

tarif impor yang tinggi pada v_f (fruit, vegetable and

nuts). Tertinggi diduduki oleh negara Thailand, disusul

Indonesia dan Vietnam. Selain v_f, sektor pertanian lain

yang dikenakan tarif impor yang tinggi di Indonesia

adalah ocr. Namun demikian Indonesia cenderung

memberikan proteksi dalam bentuk tarif yang

besarannya paling rendah pada sektor pertanian

dibandingkan dengan processingfood,

heavymanufacture, textilewearingapparel,

lightmanufacture bahkan mining.

Page 95: LAPORAN AKHIR ANALISIS COST AND BENEFIT ASEAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_cost_and... · Indonesia”. Analisis ini menjawab permintaan Direktorat Jenderal

Puska KPI, BP2KP, Kementerian Perdagangan 81

Tabel 3.11 Ordinary Import Duty

TFRV 1 idn 2 mys 3 phl 4 sgp 5 tha 6 vnm 7 khm 8 lao 9 hkg 10

SEAsia 11

ROW Total

1 pdr 0.1 0 0 0 14.01 0.12 0.31 0.54 0 0.05 151.04 166.17

2 wht 0 0 0 0 0.04 0 0.11 0 0 0.04 3294.94 3295.13

3 gro 0.69 0.04 0.05 0 0.4 0.04 2.07 3.21 0 1.26 10457.6 10465.31

4 v_f 120.02 7.56 82.11 0.36 121.6 113.11 5.89 1.38 1.09 155.93 4991.42 5600.48

5 osd 2.39 0.09 0.01 0.01 0.86 6.57 1.67 0.24 0 0.56 3316.58 3328.98

6 c_b 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3.39 3.39

7 pfb 0.27 0 0.02 0.03 0.01 0 0 0 0 0.01 1518.93 1519.28

8 ocr 134.2 4.18 12.12 6.54 44.15 70.31 1.88 0.65 0.12 0.87 2473.19 2748.21

9 ctl 0.16 0.01 0 0.01 0.01 0 0 0 0.01 0.18 147.72 148.1

10 oap 2.91 0.53 0.07 2.23 2.44 4.24 0.02 0.1 1.47 0.09 700.95 715.06

11 rmk 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

12 wol 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 653.5 653.5

13 frs 10.03 21.21 0.12 1.29 1.82 0.75 0.11 0.44 0 22.41 134.6 192.78

14 fsh 14.97 4.29 5.23 1.55 12.2 2.62 0.12 0 0.25 2.99 462.39 506.62

15 coa 249.67 0.09 0.01 0 0 35.22 0 0 0 0.72 1030.27 1315.98

16 oil 38.16 302.4 0 0 2.37 21.8 0 0.02 0 75.85 9579.4 10020.02

17 gas 17.24 8.37 0 0 0 0 0 0 0 2.32 775.71 803.64

18 omn 101.14 2.24 0.88 1.45 5.81 1.77 0 0.04 0.07 0.43 2491.58 2605.41

19 cmt 0.17 0.13 0.07 0.18 0.55 0.11 0 0 0.52 0.32 5163.81 5165.86

20 omt 4.5 1.26 3.38 0.27 168.1 3.31 0.02 0 0.54 0.22 5563.44 5745.08

21 vol 3265.8 1098 4.05 13.3 41.54 2.12 0.71 0 0.2 0.08 2596.5 7022.17

22 mil 7.51 23.98 16.38 13.8 14.18 1.88 0 0 0.16 0.19 5230.24 5308.26

23 pcr 5.09 0.82 0.04 0.04 1163 511.19 0.99 0.54 0.01 1.34 2005.39 3688.75

24 sgr 3.13 26.16 30.38 12.3 335.4 3.27 0 0 0 0.24 3997.41 4408.32

25 ofd 183.8 191.2 88.99 95.7 1014 309.07 0.41 0.25 16.64 7.15 15080.3 16987.33

26 b_t 61.12 145 71.84 164 96.69 25.03 0.07 0.08 145.2 0.79 8260.44 8969.95

27 tex 506.13 129.1 44.6 35.9 354.9 268.48 99.55 1.01 349.3 9.87 18579 20377.83

28 wap 652.57 134.2 274.95 9.58 383.4 749.05 206.34 2.21 308.7 46.87 16191.1 18958.93

29 lea 241.41 20.32 9.48 8.28 135.3 533.95 1.69 0.1 8.99 1.21 8192.87 9153.65

30 lum 162.75 335.3 9.33 9.34 70.02 28.92 0.21 2.89 1.49 7.71 3758.57 4386.49

31 ppp 178.9 34.32 9.32 141 41.77 4.31 0.05 0.05 18.58 0.22 3395.61 3824.54

32 p_c 53.24 133.7 16.99 635 347.2 4.07 0 0.02 0.03 1.6 10860.5 12052.32

33 crp 606.01 964.2 50.22 1503 1067 103.67 5 3.15 89.42 14.82 78461.6 82868.52

34 nmm 76.38 49.64 10.75 18.4 104.3 23.1 0.04 0 6.68 0.28 5662.67 5952.24

35 i_s 46.07 101.3 8.78 34 120.8 17.83 0.12 0.03 9.4 0.21 9419.46 9757.94

36 nfm 54.17 76.33 31.07 35.4 26.19 2.04 0.06 3.4 82.52 0.54 7470.23 7781.94

37 fmp 33.26 80.68 8.17 109 80.78 22.06 0.09 0.06 16.4 0.44 8447.81 8799.16

Page 96: LAPORAN AKHIR ANALISIS COST AND BENEFIT ASEAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_cost_and... · Indonesia”. Analisis ini menjawab permintaan Direktorat Jenderal

Puska KPI, BP2KP, Kementerian Perdagangan 82

38 mvh 181.85 175.1 133.44 216 963.8 5.4 0.81 1.68 0.24 1.86 39251.3 40931.79

39 otn 39.97 40.26 2.76 45.5 73.11 7.65 0.03 0.01 0.12 0.14 7402.33 7611.83

40 ele 231.16 437.9 289.78 269 305.9 34.42 0.03 0.02 141 0.87 11812.6 13523.15

41 ome 238.62 415 72.43 1161 493.1 73.89 0.48 1.33 62.69 1.95 47331.9 49852.22

42 omf 42.3 107.3 5.22 49.9 83.52 16.99 8.35 0.08 99.54 1.02 6778.03 7192.22

43 ely 0 0.01 0 0 0.29 0 0 0 0.05 0 49.48 49.83

44 gdt 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

45 wtr 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

46 cns 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

47 trd 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

48 otp 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

49 wtp 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

50 atp 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

51 cmn 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

52 ofi 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

53 isr 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

54 obs 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

55 ros 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

56 osg 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

57 dwe 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Total 7567.8 5072 1293 4595 7691 3008.4 337.24 23.53 1361 363.67 373146 404458.4

Demikian juga untuk subsidi ekspor, pemerintah

tidak memberikan subsidi ekspor pada sektor pertanian

maupun processingfood. Selengkapnya data

benchmark subsidi ekspor negara-negara ASEAN dan

Hong Kong dapat dilihat pada Tabel 3.12.

Tabel 3.12 Ordinary Export Subsidy

XTRV 1 idn 2 mys 3 phl 4 sgp 5 tha

6 vnm 7 khm 8 lao

9 hkg

10 SEAsia 11 ROW Total

1 pdr 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

2 wht 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -11.88 -11.88

3 gro 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -7.8 -7.8

4 v_f 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -58.38 -58.38

5 osd 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

6 c_b 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

7 pfb 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

8 ocr 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -5.2 -5.2

Page 97: LAPORAN AKHIR ANALISIS COST AND BENEFIT ASEAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_cost_and... · Indonesia”. Analisis ini menjawab permintaan Direktorat Jenderal

Puska KPI, BP2KP, Kementerian Perdagangan 83

9 ctl 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -40.78 -40.78

10 oap 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -0.35 -0.35

11 rmk 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4.59 4.59

12 wol 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

13 frs 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

14 fsh 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -7.18 -7.18

15 coa 55.35 0 0 0 0 5.53 0 -0 0 0 180.33 241.19

16 oil 28.09 320 0 0 33.2 11.68 0 1.1 0 175.29 38212.08 38781.46

17 gas 30.54 204 0 0 0 0 0 0 0 172.64 17578.2 17985.2

18 omn 91.9 0.27 55.6 0 3.31 1.21 0 -0.3 0 0.06 1408.08 1560.13

19 cmt 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -33.03 -33.03

20 omt 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -169.08 -169.08

21 vol 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

22 mil 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -809.71 -809.71

23 pcr 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

24 sgr 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -742.47 -742.47

25 ofd 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -136.81 -136.81

26 b_t 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -21.42 -21.42

27 tex 47.18 1.72 3.6 0 31.5 0 0 0.09 0 0.05 3373.56 3457.75

28 wap 31.28 1.02 8.24 0 14.9 0 0.04 0.43 0 0.01 3261.33 3317.21

29 lea 23.84 0.24 0.35 0 6.19 0 0 -0 0 0 2049.08 2079.69

30 lum 32.3 6.91 3.1 0 7.92 0 0 0.74 0 0.14 3058.91 3110.01

31 ppp 38.12 1.05 1.97 0 9.35 0 0 0.02 0 0.01 1465.4 1515.91

32 p_c 5.73 3.56 117 0 564 -2.51 0 -4.7 0 0.05 16408.64 17091.99

33 crp 189.37 24.2 18.2 0 60.8 0 0 0.16 0 0.09 8119.73 8412.5

34 nmm 24.91 0.99 3.45 0 3.18 0 0 0 0 0 1866.56 1899.1

35 i_s 17.01 2.36 4.33 0 5.18 -0.44 0 0.01 0 0.02 4381.12 4409.6

36 nfm 59.17 2.76 32.5 0 6.2 0 0.01 4.34 0 0.05 3418.06 3523.11

37 fmp 10.23 1.69 2.43 0 3.62 0.81 0.01 0.01 0 0 2393.24 2412.04

38 mvh 15.71 276 25 0 378 2.38 0.06 0.03 0 1.44 2768.72 3467.59

39 otn 4.41 5.87 4.69 0 13.9 1.62 0.02 0 0 0.03 1152.04 1182.57

40 ele 82.14 69.9 321 0 248 0 0.04 0.01 0.81 0.03 9007.58 9730.25

41 ome 218.74 18.2 58.8 0 56.9 0 0.05 0.22 -

0.61 0.06 10335.14 10687.46

42 omf 40.95 10.3 5.59 0 38.8 0 0 0.01 0 0.19 3181.57 3277.42

43 ely 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

44 gdt 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

45 wtr 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

46 cns 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

47 trd 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

48 otp 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

49 wtp 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Page 98: LAPORAN AKHIR ANALISIS COST AND BENEFIT ASEAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_cost_and... · Indonesia”. Analisis ini menjawab permintaan Direktorat Jenderal

Puska KPI, BP2KP, Kementerian Perdagangan 84

50 atp 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

51 cmn 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

52 ofi 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

53 isr 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

54 obs 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

55 ros 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

56 osg 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

57 dwe 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Total 1047 951 666 0 1486 20.28 0.25 2.15 0.2 350.17 131579.9 136102.7

Berdasarkan Tabel 3.13 dapat dilihat transportasi

perdagangan internasional Indonesia didominasi oleh

transportasi air (wtp). Sedangkan Kamboja dan Laos

lebih didominasi oleh transportasi udara (atp).

Tabel 3.13. Export for International Transportation

VST 1 idn 2 mys 3 phl 4 sgp 5 tha 6 vnm 7 khm 8 lao 9 hkg 10

SEAsia 11 ROW Total

1 otp 12.82 43.76 14.13 11265.35 899.07 255.8 6.02 0.41 5844.9 81.58 138973.5 157397.4

2 wtp 25.6 2762.6 28.22 13207.7 1082.8 304.8 4.84 0.81 6898.2 97.2 289914.9 314327.7

3 atp 5.73 963.01 679.7 4893.21 390.95 111.2 10.46 2.68 2539.47 35.46 60692.46 70324.34

Total 44.15 3769.4 722.1 29366.25 2372.83 671.7 21.32 3.9 15282.6 214.24 489580.9 542049.4

6. Produksi dan Struktur Biaya Perusahaan,

Konsumsi Swasta, dan Konsumsi Pemerintah

Menurut Regional

Nilai output berdasarkan harga pasar Indonesia

untuk sektor pertanian (grains crops) tertinggi diduduki

oleh vegetable and nuts (v_n), crops nec, oil seed (osd)

dan fish (fsh). Sedangan dari sektor ekstraksi, minyak

bumi (oil) masih mendominasi. Sedangkan untuk heavy

manufactur, komoditas chemical, rubber and plastic

mendominasi nilai ouput dibanding produk heavy

manufacture lainnya. Dari sektor jasa, nilai output

tertinggi diduduki oleh osg, ros dan otp. Secara

Page 99: LAPORAN AKHIR ANALISIS COST AND BENEFIT ASEAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_cost_and... · Indonesia”. Analisis ini menjawab permintaan Direktorat Jenderal

Puska KPI, BP2KP, Kementerian Perdagangan 85

lengkap, nilai ouput Indonesia, negara ASEAN lainnya

serta Hongkong dapat dilihat pada Tabel 3.15.

Berdasarkan Tabel 3.16. struktur input primer

Indonesia lebih capital intensif. Selanjutnya disusul

tenaga kerja tidak terampil (unskill labor). Seluruh

negara ASEAN struktur input primer lebih capital

intensif. Demikian juga dengan Hong Kong, struktur

input primer didominasi oleh capital disusul tenaga

kerja tidak terampil dan tenaga kerja terampil.

Perbandingan apakah struktur input lebih capital

intensif atau labor intensif dapat dilihat pada Tabel 3.16.

Page 100: LAPORAN AKHIR ANALISIS COST AND BENEFIT ASEAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_cost_and... · Indonesia”. Analisis ini menjawab permintaan Direktorat Jenderal

Puska KPI, BP2KP, Kementerian Perdagangan 98

3.2.1.2 Dekomposisi Ekspor, Impor dan Per Sektor

Komposisi ekspor tertinggi Indonesia didominasi

oleh sektor heavy manufacture, mining dan light

manufacture.

Sedangkan ekspor sektor jasa Indonesia tertinggi

berdasarkan harga dunia diduduki oleh sektor

transportasi udara, disusul other transport dan

komunikasi.

Page 101: LAPORAN AKHIR ANALISIS COST AND BENEFIT ASEAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_cost_and... · Indonesia”. Analisis ini menjawab permintaan Direktorat Jenderal

Puska KPI, BP2KP, Kementerian Perdagangan 104

3.2.2 Analisis Benefit and Cost FTA ASEAN Hong Kong Ditinjau

dari Makro dan Sektoral Ekonomi

Dalam perspektif makroekonomi, analisis prediktif sebagai

konsekwensi adanya perubahan kebijakan perdagangan dalam

hal ini apabila diberlakukan FTA ASEAN Hong Kong dapat

diindikasikan oleh hubungan dan magnitude variabel-variabel

kunci makroekonomi. Output di level nasional (menggunakan

proksi GDP riil), kinerja perdagangan secara agregat yang

ditunjukkan melalui variabel neraca perdagangan dan variabel

ekspor-impor, tingkat kesejahteraan dalam ribu USD yang

keseluruhan merupakan serangkaian variabel yang menjadi

fokus pada tataran analisis di level makroekonomi.

Sedangkan dari perpektif sektoral dampak FTA ASEAN -

Hong Kong dapat diindikasikan dengan adanya perubahan oleh

hubungan dan magnitude variabel-variabel kunci sektoral

ekonomi seperti output, ekspor dan impor, serta penyerapan

tenaga kerja. Secara detil analisis benefit dan cost akan ditinjau

dari perubahan dalam variabel makro dan sektoral apabila

kebijakan FTA ASEAN- Hong Kong berlangsung.

3.2.2.1 Analisis Benefit dan Cost Ditinjau dari Makro

Ekonomi

Penurunan tarif 50% ASEAN-Hong Kong

berdampak pada penurunan kesejahteraan di seluruh

negara kecuali Laos. Respon kesejahteraan negatif

merupakan suatu “alarm” bahwa eliminasi tarif 50%

bagi negara-negara ASEAN kecuali Laos dalam level

makroekonomi tidak sepenuhnya dapat ditransmisikan

kepada kesejahteraan masyarakat.

Page 102: LAPORAN AKHIR ANALISIS COST AND BENEFIT ASEAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_cost_and... · Indonesia”. Analisis ini menjawab permintaan Direktorat Jenderal

Puska KPI, BP2KP, Kementerian Perdagangan 105

Namun jika dilakukan full liberalisasi seluruh

negara meningkat kesejahteraannya, benefit

peningkatan kesejahteraan tertinggi adalah Indonesia,

disusul Thailand dan Malaysia. Selain dari sisi produksi,

peningkatan kesejahteraan dimungkinkan terjadi dari

sisi konsumsi karena konsumen memperoleh barang

dengan harga yang relatif murah sebagai dampak

adanya trade creation effect. Dampak full liberalisasi ini

lebih tinggi dampaknya dibanding dengan liberalisasi 50

persen karena tarif yang dikenakan Hong Kong sudah

sedemikian rendahnya.

Penelitian Pusat Kebijakan Kerjasama

Perdagangan Internasional, Badan Kebijakan dan

Pengembangan Kebijakan Perdagangan, 2013

menunjukkan dampak perdagangan barang Indonesia

ke Hong Kong tidak begitu signifikan mengingat

Hongkong merupakan negara yang duty free. Neraca

perdagangan akan cenderung negative pada setiap

skenario, aksesi Hong Kong dan mensukseskan RCEP

merupakan simulasi yang menghasilkan defisit neraca

perdagangan paling besar.

Walaupun Hong Kong menerapkan kebijakan duty

free, namun kebijakan hambatan non tarif yang

diterapkan Hong Kong perlu diwaspadai. Pengalaman

empiris perdagangan Cina dan Hong Kong

menunjukkan walaupun Hong Kong dan Cina adalah

yurisdiksi bebas tarif, Hong Kong dan Cina tetap

menerapkan hambatan non tarif berupa larangan impor

dan perizinan untuk alasan kesehatan, keselamatan,

keamanan, perlindungan lingkungan dan sesuai

Page 103: LAPORAN AKHIR ANALISIS COST AND BENEFIT ASEAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_cost_and... · Indonesia”. Analisis ini menjawab permintaan Direktorat Jenderal

Puska KPI, BP2KP, Kementerian Perdagangan 106

dengan kewajiban internasional (Kementrian

Perdagangan, 2013).

Prosedur perizinan untuk impor diberlakukan untuk

alasan kesehatan terutama obat-obatan eksklusid dari

Cina dan beberapa obat-obatan herbal Cina.

Persyaratan keselamatan untuk makanan dari Cina

diberlakukan karena permasalaha insiden melamin

Cina. Terkait dengan kebijakan hambatan non tarif,

Hong Kong dan Cina menerapkan program fasilitasi

perdagangan. Pada bulan Juli 2007, C dan ED

meluncurkan program percontohan untuk saling

pengakuan usaha reputasi untuk mempercepat skema

custom clearance. Dalam program ini C & ED bertukar

daftar operator kapal dengan Cina. Dengan adanya

operator terdaftar, bea cukai menjadi lebih cepat dan

kargo dibebaskan dari pemeriksaan kecuali ada

perizinan tertentu. Selain itu adanya program lain

seperti peluncuran Cargo Sistem Jalan Eletronik pada

bulan Mei 2010, menyebabkan bea cukai dapat

menerima informasi kargo sebelum barang tiba di

perbatasan dengan Cina. C & ED melakukan

identifikasi profil resiko berbasis computer untuk

melakukan pemeriksaan lanjutan.

Dampak FTA ASEAN Hong Kong terhadap

kesejahteraan negara ASEAN dan Hong Kong secara

lengkap dapat dilihat pada Gambar 3.13 dibawah ini.

Konsisten dengan welfare, penurunan tarif 50%

ASEAN-Hong Kong berdampak pada penurunan GDP

riil di seluruh negara ASEAN kecuali Hong Kong

(meningkat kurang dari 1 persen). Namun jika full

liberalisasi diberlakukan untuk ASEAN-Hong Kong,

Page 104: LAPORAN AKHIR ANALISIS COST AND BENEFIT ASEAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_cost_and... · Indonesia”. Analisis ini menjawab permintaan Direktorat Jenderal

Puska KPI, BP2KP, Kementerian Perdagangan 107

GDP riil seluruh negara ASEAN diprediksi mengalami

peningkatan, dua tertinggi Vietnam dan Thailand. Hong

Kong sendiri mengalami penurunan GDP riil kurang dari

1 persen (0.0015 persen).

Gambar 3.12. Dampak FTA ASEAN Hong Kong

terhadap Kesejahteraan

Peningkatan GDP yang relatif kecil di Indonesia

dimungkinkan karena insentif liberalisasi perdagangan

hanya terjadi pada beberapa sektor yang merupakan

komoditi unggulan ekspor seperti vegetable oil (vol), oil

seeds(osd), wearring apparel (wap), textile (tex) dan

electronic equipment (ele). Dampak FTA ASEAN Hong

kong terhadap GDP Riil secara lengkap dapat dilihat

pada Gambar 3.14.

Page 105: LAPORAN AKHIR ANALISIS COST AND BENEFIT ASEAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_cost_and... · Indonesia”. Analisis ini menjawab permintaan Direktorat Jenderal

Puska KPI, BP2KP, Kementerian Perdagangan 108

Gambar 3.13. Dampak FTA ASEAN Hong kong

terhadap GDP Riil

Penurunan tarif 50% ASEAN-Hong Kong

mengakibatkan trade balance Indonesia, Singapura,

Hongkong dan negara yang tergabung dalam SEAsia

negatif. Artinya, nilai impor Indonesia jauh lebih besar

\daripada nilai eksporya (lihat Gambar 3.15)

Gambar 3.14. Dampak FTA ASEAN Hongkong

terhadap Neraca Perdagangan

Untuk kasus Indonesia, isu sentral yang harus

dicermati mengenai kinerja perdagangan adalah sejauh

mana kekuatan penawaran ekspor Indonesia dapat

merespon peluang liberalisasi perdagangan. Kondisi ini

akan semakin buruk jika kerjasama perdagangan

Page 106: LAPORAN AKHIR ANALISIS COST AND BENEFIT ASEAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_cost_and... · Indonesia”. Analisis ini menjawab permintaan Direktorat Jenderal

Puska KPI, BP2KP, Kementerian Perdagangan 109

ASEAN-Hongkong tidak memberikan insentif dan

strategi jangka panjang bagi industri untuk

meningkatkan produktivitas melalui efisiensi produksi

maupun adopsi teknologi.

Namun jika komitmen dibuka selebarnya, maka

Indonesia memperoleh manfaat dengan trade balance

yang bernilai positif. Hal ini menunjukkan bahwa

sebenarnya beberapa sektor masih dapat

memanfaatkan kerjasama perdagangan ASEAN-Hong

Kong dengan melakukan ekspor. Tetapi pembukaan

pasar ASEAN-Hong Kong harus penuh kehati-hatian

mengingat keuntungan yang didapat hanya terjadi pada

sektor-sektor yang telah memiliki daya saing jika pasar

ASEAN-Hong Kong dibuka lebar-lebar. Sampai saat ini

kebijakan liberalisasi perdagangan masih menjadi

perdebatan yang intensif terutama berkenaan dengan

kemiskinan dan ketimpangan serta distribusi

pendapatan. Argumentasi pro menyatakan liberalisasi

perdagangan akan mempercepat pertumbuhan dan

mengurangi kemiskinan di negara berkembang (World

Bank, IMF, WTO). Secara empiris, perdagangan

internasional dan investasi terbukti mampu mendorong

terjadinya industrialisasi yang dapat menjadi engine

pertumbuhan ekonomi, sebagaimana yang telah terjadi

dalam sejarah pertumbuhan ekonomi yang sangat

pesat bagi Japan (1960-an), Hong Kong, Taiwan,

Singapore dan the Republic of Korea (1970-an dan

1980-an), Malaysia, Indonesia dan Thailand (1980-an)

dan China (1990-an). Secara teoritis, liberalisasi

perdagangan internasional akan meningkatkan arus

perdagangan antarnegara juga akan memberikan

Page 107: LAPORAN AKHIR ANALISIS COST AND BENEFIT ASEAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_cost_and... · Indonesia”. Analisis ini menjawab permintaan Direktorat Jenderal

Puska KPI, BP2KP, Kementerian Perdagangan 110

manfaat kepada negara-negara yang terlibat dalam

perjanjian liberalisasi perdagangan ini.

Argumen kontra liberalisasi perdagangan

menyatakan integrasi negara berkembang ke dalam

perekonomian dunia akan mengakibatkan “yang miskin

menjadi miskin” dan “yang kaya menjadi kaya”

(Ravallion dan Walley, 1991). Secara teori

perdagangan internasional memberikan manfaat (gain

from trade). Pertanyaan kritisnya ialah apakah manfaat

itu terdistribusikan secara adil/merata ke seluruh

negara atau tidak, hal ini masih menjadi pertanyaan

besar yang harus dicari jawabannya. Tidak semata

karena potensi basis (endowment) setiap negara yang

berbeda, akan tetapi banyak faktor yang menambah

kompleksitasnya. Kemampuan menegosiasikan

kepentingan nasional di dalam fora internasional

menjadi salah satu faktor penting yang akan

mendukung kebijakan perdagangan internasional suatu

negara dapat secara optimal mendukung pertumbuhan

ekonominya. Tingkat produktivitas suatu negara yang

biasanya diukur dengan level kualitas sumber daya

manusia dan teknologi juga berperan dalam

meningkatkan kemampuan untuk mengambil porsi

manfaat perdagangan internasional bagi suatu negara.

Maka dalam teori dasar perdagangan internasional

berkembang dari adanya absolute advantage ke

comparative advantage bahkan ke argumentasi

competitive advantage.

Oleh karena itu dampak liberalisasi sangat

tergantung pada bagaimana keterbukaan didefinisikan.

Ketika didefinisikan hanya terbatas pada penurunan

hambatan tarif bea masuk impor maka pertumbuhan

Page 108: LAPORAN AKHIR ANALISIS COST AND BENEFIT ASEAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_cost_and... · Indonesia”. Analisis ini menjawab permintaan Direktorat Jenderal

Puska KPI, BP2KP, Kementerian Perdagangan 111

tampaknya tidak terpengaruh oleh keterbukaan yang

besar. Sebaliknya ketika keterbukaan diukur dengan

cakupan yang lebih luas dari reformasi kebijakan,

termasuk tarif, non tarif, infrastruktur efektif (SDM dan

modal), dan appropriate regulation maka keterbukaan

akan menyebabkan pertumbuhan ekonomi.

Jadi secara garis besar, hasil simulasi tersebut

mengindikasikan perlunya Indonesia tetap selektif

didalam melakukan liberalisasi tarif perdagangan

internasionalnya. Dengan membuka liberalisasi seluas-

luasnya untuk komoditas yang Indonesia memiliki

keunggulan nilai tukar dagang (term of trade) dengan

Hong Kong dan tetap protektif terhadap komoditas yang

kurang unggul, atau komoditas yang sangat dibutuhkan

dalam pasar domestik tetapi memiliki daya saing yang

relatif rendah dibanding dengan komoditas yang sama

yang diproduksi oleh Hong Kong. Namun demikian,

informasi terkait hal ini perlu dielaborasi secara detail

dan komprehensif untuk setiap produk/komoditasnya.

3.2.2.2 Analisis Benefit dan Cost Ditinjau dari Sektoral

Ekonomi

Analisis benefit dan cost FTA ASEAN Hong Kong

apabila ditinjau dari sisi ekonomi sektoral terdiri dari

output, ekspor, dan penyerapan tenaga kerja. Secara

detil dampak terhadap output, ekspor dan penyerapan

tenaga kerja pada sektoral ekonomi disajikan pada

Tabel 3.20.

Berdasarkan Tabel 3.20, Indonesia memperoleh

manfaat dari full liberalisasi perdagangan FTA ASEAN

Hong Kong dengan peningkatan output di beberapa

Page 109: LAPORAN AKHIR ANALISIS COST AND BENEFIT ASEAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_cost_and... · Indonesia”. Analisis ini menjawab permintaan Direktorat Jenderal

Puska KPI, BP2KP, Kementerian Perdagangan 112

sektor yang merupakan komoditi unggulan terhadap

output nasional yaitu vegetable oil (vol), oil seeds(osd),

wearring apparel (wap), textile (tex) dan electronic

equipment (ele). Namun demikian impor nasional

mengalami peningkatan di seluruh sektor. Hasil ini

sejalan dengan penelitian FTA untuk kasus Indonesia

dengan negara LDC (Lubis, 2013) serta Park et al

(2008) untuk kasus FTA ASEAN-China. Ketika

liberalisasi diberlakukan akan meningkatkan impor yang

mengakibatkan penurunan neraca perdagangan pada

negara yang memiliki kesiapan dan daya saing produk

yang rendah. Eliminasi tarif di seluruh negara ASEAN

dan Hong Kong meningkatkan impor Indonesia pada

komoditas pertanian yang tidak memiliki keunggulan

komparatif seperti padi.

Hal menarik adalah ketika terjadi penurunan tarif

50% ASEAN-Hong Kong, Indonesia memperoleh

manfaat kenaikan output dan ekspor hampir di semua

sektor. Impor pun mengalami penurunan, karena tarif

yang ada mengurangi insentif konsumen untuk

membeli. Hal ini menunjukkan proteksi dengan tetap

memberlakukan tarif 50% dari baseline lebih

memberikan insentif bagi sektor-sektor untuk

meningkatkan outputnya dibandingkan apabila

diberlakukan liberalisasi perdagangan secara penuh.

Tarif bea masuk merupakan salah satu bentuk proteksi

terhadap sektor domestik sehingga menyebabkan

produk impor tidak memiliki daya saing relatif terhadap

produk domestik. Hal ini mengimplikasikan kebijakan

untuk menghadapi FTA ASEAN-Hong Kong perlu hati-

hati, penurunan bea masuk harus dilakukan secara

bertahap agar industri dalam negeri lebih

Page 110: LAPORAN AKHIR ANALISIS COST AND BENEFIT ASEAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_cost_and... · Indonesia”. Analisis ini menjawab permintaan Direktorat Jenderal

Puska KPI, BP2KP, Kementerian Perdagangan 113

mempersiapkan diri menghadapi FTA melalui

peningkatan produktivitas industri dalam negeri.

Secara sektoral, pemberlakuan kebijakan bebas

bea masuk akan meningkatkan kinerja ekspor nasional.

Hal ini juga konsisten dengan dampak terhadap output,

sektor yang mengalami peningkatan output pada

simulasi full liberalisasi juga meningkat ekspornya

seperti vegetable oil (vol), oil seeds(osd), wearring

apparel (wap), textile (tex) dan electronic equipment

(ele). Untuk produk elektronika, berdasarkan analisis

TCI yang dilakukan oleh Kementrian Perdagangan

(2013), komoditi elektronika Indonesia di pasar Hong

Kong sangat komplementer. Komoditi elektronik

Indonesia di pasar Hong Kong memiliki TCI sebesar 1

sehingga struktur ekspor Indonesia ke dunia memiliki

kecocokan dengan struktur impor Hong Kong dari

dunia. Tingkat integrasi produksi yang tinggi di sektor

elektronik memberikan arti tersendiri dalam menambah

komplementaritas Indonesia dengan Hong Kong.

Selain komoditi diatas, beberapa komoditi lain yang

mengalami penurunan output tapi masih meningkat

ekspornya adalah vegetable fruit and nuts, forrest, fish,

oil, dairy product, beverage and tobacco. Penurunan

output relative kecil (penurunan tertinggi sebesar 3%)

sehingga tidak memberikan dampak terhadap

penurunan ekspor.

Secara teori peningkatan output yang selanjutnya

mendorong ekspor akan berdampak pada peningkatan

penyerapan tenaga kerja baik terdidik maupun tidak

terdidik. Sebaliknya output yang mengalami penurunan

berdampak pada penurunan penyerapan tenaga kerja.

Page 111: LAPORAN AKHIR ANALISIS COST AND BENEFIT ASEAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_cost_and... · Indonesia”. Analisis ini menjawab permintaan Direktorat Jenderal

Puska KPI, BP2KP, Kementerian Perdagangan 114

Oleh karena itu, berdasarkan Tabel 3.20 dapat dilihat

konsistensi tersebut bahwa sektor yang mengalami

peningkatan output dan ekspor akan meningkat

penyerapan tenaga kerjanya. Peningkatan output yang

dibarengi dengan peningkatan penyerapan tenaga kerja

terjadi pada sektor vegetable oil (vol), oil seeds(osd),

wearring apparel (wap), textile (tex) dan electronic

equipment (ele).

Tabel 3.19. Dampak FTA ASEAN Hongkong terhadap Output, Ekspor

Impor, dan Penyerapan Tenaga Kerja di Indonesia (dalam persen)

Sektor

Output Ekspor Impor Skill Labour Unskill Labour

Sim 1 Sim 2 Sim 1 Sim 2 Sim 1 Sim 2 Sim 1 Sim 2 Sim 1 Sim 2

pdr -2.8975 0.7035 -49.9792 46.1293 163.551 -25.624 -0.3076 0.2071 -0.7228 0.3277

wht -

40.4738 17.161 -54.5649 22.5684 -3.9298 0.9711 -

42.1292 18.6337 -

42.3702 18.7764

gro -2.438 0.6357 -32.2612 11.2707 17.2803 -4.0066 0.2216 0.1321 -0.1958 0.2526

v_f -1.4807 0.1354 44.3462 -15.904 27.165 -5.6395 1.3257 -0.4212 0.9037 -0.3015

osd 35.5182 -9.4894 -64.3561 24.2034 227.119 -30.337 45.2263 -10.985 44.6215 -

10.8779

c_b -

19.3274 7.2433 -19.7498 0.7362 -7.5175 5.9218 -18.963 7.4784 -

19.3005 7.6077

pfb -

12.8791 1.9386 -31.6494 11.055 19.0322 -9.0823 -

11.7054 1.5752 -

12.0731 1.6973

ocr -

10.4401 2.5098 -36.1063 8.6411 33.9613 -8.5685 -8.9383 2.2086 -9.3176 2.3315

ctl -5.0208 1.3793 -27.243 4.0346 26.8425 -6.7243 -2.7483 0.9553 -3.1533 1.0768

oap -1.6159 0.2921 -16.4587 3.1861 14.4105 -3.7241 1.1696 -0.2479 0.7483 -0.1279

rmk -8.1224 2.384 -54.3679 18.6814 9.8504 -2.1304 -6.2979 2.069 -6.6882 2.1918

wol -2.5321 1.7811 -90.5632 134.856 37.5728 -11.488 0.1133 1.4005 -0.3037 1.5225

frs -3.4568 0.4129 32.1384 -12.825 2.5175 -2.3137 -3.673 0.4188 -3.9945 0.5156

fsh -0.5195 0.0875 0.6532 -1.2095 4.0655 -1.4462 -0.6879 0.0985 -1.0194 0.1949

coa -0.9714 0.2026 -0.4963 0.0675 3.2126 -3.7338 -1.3946 0.2871 -1.7237 0.3838

oil -1.3723 0.3958 0.3515 -0.3439 -3.9822 1.7738 -1.9701 0.5695 -2.2973 0.6664

gas -1.7501 0.544 -0.8299 0.2053 114.981 -31.341 -2.4773 0.7786 -2.8027 0.8757

omn -5.9267 1.9034 -0.6426 -0.0192 0.0121 -0.0704 -6.425 2.1007 -6.7373 2.1991

cmt -7.3302 1.7824 -59.9228 27.0455 60.2283 -14.23 -6.6649 1.5441 -8.396 2.0932

omt -2.6491 0.6053 -5.2774 -6.2887 38.3992 -10.56 -1.7612 0.3199 -3.5832 0.8623

vol 88.6035 -20.5896 150.5771 -34.516 107.678 -18.924 90.2154 -

20.8033 86.6876 -

20.3751

mil -

14.0516 4.2233 20.2898 -10.921 30.859 -8.9619 -

13.2765 3.9303 -

14.8849 4.4923

Page 112: LAPORAN AKHIR ANALISIS COST AND BENEFIT ASEAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_cost_and... · Indonesia”. Analisis ini menjawab permintaan Direktorat Jenderal

Puska KPI, BP2KP, Kementerian Perdagangan 115

pcr -2.6037 0.632 -48.6827 15.1158 24.8117 -6.259 -2.0028 0.4224 -3.8204 0.9654

sgr -

19.6116 7.3591 -36.822 13.9814 25.15 -8.317 -

19.0667 7.1187 -

20.5677 7.6979

ofd -3.9683 0.982 -15.9407 3.0905 26.1478 -8.4926 -3.3391 0.7618 -5.1318 1.3067

b_t -0.0962 0.0232 2.9767 -2.3497 22.0667 -7.1796 0.6155 -0.2096 -1.2506 0.33

tex 5.4203 -3.4346 23.8352 -11.413 32.6381 -12.508 6.1459 -3.6585 3.9338 -3.0722

wap 26.8934 -12.6078 33.7979 -15.594 29.3202 -11.447 27.9318 -

12.8402 25.2656 -

12.3096

lea -6.7625 0.2916 -7.6767 -1.2743 28.4788 -11.603 -5.9508 0.0126 -7.9108 0.6212

lum -6.0223 1.0017 -10.3199 1.5024 19.6232 -7.2537 -5.2119 0.7215 -7.1873 1.3344

ppp -3.9727 0.0114 -4.937 -1.5041 5.2953 -3.1682 -3.5864 -0.1454 -5.5958 0.4623

p_c -2.5448 0.9718 1.7102 -1.1556 2.213 -1.1789 -2.472 0.8974 -4.5045 1.5114

crp -

11.7219 3.7743 -15.9125 4.248 15.2701 -6.4444 -

11.1183 3.5379 -

12.9707 4.168

nmm -1.1889 0.0456 7.7898 -5.5762 25.7719 -9.0321 -0.71 -0.1321 -2.7792 0.4756

i_s -

10.0796 3.6367 -5.0607 0.5223 2.6958 -1.6709 -9.8941 3.5258 -11.772 4.1557

nfm -

15.8279 5.4676 -18.1274 6.4282 -2.4453 -0.0101 -

15.3687 5.2641 -

17.1324 5.9046

fmp -3.5051 1.0639 -11.2413 2.8309 33.8553 -11.776 -2.9343 0.8571 -4.9572 1.4709

mvh -

11.0904 4.5469 -3.429 1.0611 23.1808 -8.5473 -

10.6943 4.3716 -

12.5555 5.0067

otn -2.7365 0.5478 -5.332 -1.7123 3.3884 -1.2702 -2.2652 0.3692 -4.302 0.98

ele 1.679 -3.552 4.439 -5.4802 3.6245 -1.5747 1.9588 -3.6721 -0.1661 -3.0859

ome -4.7076 -0.038 -2.9076 -2.0331 2.0732 -1.2461 -4.2123 -0.2244 -6.2086 0.3828

omf -8.2546 2.304 -12.2468 2.323 24.4217 -9.0362 -7.6124 2.0611 -9.5378 2.6822

ely -2.0174 0.566 -7.5617 2.3404 3.0537 -0.8469 -2.0552 0.5244 -4.0964 1.1361

gdt -6.4983 1.9877 -13.2023 3.8299 2.7469 -0.5317 -6.4864 1.9329 -8.4353 2.5532

wtr -0.2575 0.1028 -13.5845 4.094 0.9013 -0.2785 0.0355 -0.0186 -2.0496 0.5898

cns 0.6131 -0.2703 -9.255 2.4758 5.2407 -1.4048 1.7126 -0.6104 -0.6399 0.0618

trd -0.2767 -0.0201 -14.4022 4.1784 7.9565 -1.9918 1.2741 -0.4949 -1.5302 0.3133

otp -1.7282 0.3857 -9.5311 2.6915 4.0814 -1.2915 -0.4367 -0.0295 -3.1937 0.7824

wtp -0.6193 0.2349 -8.0073 1.5111 4.301 -1.302 -0.0825 0.019 -2.8493 0.8314

atp -1.2176 0.368 -6.1203 1.6904 2.8082 -0.748 -0.4601 0.0933 -3.2164 0.9062

cmn -2.8203 0.8038 -11.451 3.5186 5.3026 -1.5263 -2.675 0.7119 -4.7033 1.3248

ofi -1.3057 0.2473 -11.2512 3.4214 4.8774 -1.4963 -1.192 0.1645 -3.2512 0.774

isr -1.3499 0.3604 -11.9272 3.603 2.8134 -0.98 -0.6659 0.1327 -2.736 0.742

obs -2.2404 0.6222 -11.1525 3.2018 1.7739 -0.7284 -1.7656 0.446 -3.8129 1.0572

ros -0.9832 0.3062 -13.5682 3.9479 7.2563 -1.8139 -0.0325 0.0122 -2.1159 0.6208

osg 0.1273 0.063 -12.5094 3.5779 7.1254 -1.7315 0.9126 -0.1706 -1.1904 0.4369

3.2.3 Identifikasi dan Penentuan Produk Sebagai Request dan

Offer Indonesia dalam Kerangka Kerjasama ASEAN-Hong

Kong FTA

Page 113: LAPORAN AKHIR ANALISIS COST AND BENEFIT ASEAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_cost_and... · Indonesia”. Analisis ini menjawab permintaan Direktorat Jenderal

Puska KPI, BP2KP, Kementerian Perdagangan 116

Analisis produk potensial Indonesia bertujuan untuk menilai

produk apa yang bisa dijadikan kepentingan Indonesia dalam

kerjasama Preferential tarif. Pemilihan produk potensial

didasarkan pada indikator yang sudah dijelaskan dalam

metodologi penelitian.

Tabel 3.21 memuat hasil indeks-indeks kinerja

perdagangan yang digunakan sebagai indikator produk

potensial yang akan dirundingkan untuk request and offer

Indonesia dalam FTA ASEAN-Hong Kong. Sedangkan Tabel

3.22 menyajikan hasil pembobotan dari indeks kinerja

perdagangan terhadap 50 produk potensial dari 100 produk

yang yang diperdagangkan Indonesia dengan Hong Kong.

Berdasarkan Tabel 3.22, hampir sebagian besar nilai RSCA

kurang dari 1 (mendekati nilai 1), kecuali kode 1511.90 (Palm

oil and its fractions refined), 9011.10 (Strereoscopic

microscopics), 9401.59 (seats of cane) bernilai 1. Demikian

juga untuk nilai TII, separuh lebih produk memiliki nilai kurang

dari 1. Namun demikian walaupun hampir keseluruhan nilai

RSCA kurang dari 1, hasil analisis EPD menunjukkan

keseluruhan produk pada posisi rising star, kecuali 7108.12

(Gold in unwrought forms) pada posisi lost opportunity. Produk

pada rising star menunjukkan produk tersebut memiliki

pertumbuhan pangsa ekspor yang bernilai positif di pasar dunia

dan merupakan komoditi yang kompetitif serta dinamis di pasar

dunia. Sedangkan posisi lost opportunity menunjukkan

perolehan pangsa pasar mengalami penurunan. Perolehan

pangsa pasar terkait dengan struktur pasar dari produk yang

bersangkutan. Struktur pasar akan mempengaruhi perilaku

perusahaan dalam industri yang selanjutnya berdampak pada

kinerja (performance dari perusahaan). Produk Indonesia yang

mengalami lost opportunity adalah kode 710812 (gold). Struktur

pasar yang tidak bersaing sempurna mempengaruhi perilaku

Page 114: LAPORAN AKHIR ANALISIS COST AND BENEFIT ASEAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_cost_and... · Indonesia”. Analisis ini menjawab permintaan Direktorat Jenderal

Puska KPI, BP2KP, Kementerian Perdagangan 117

dan performance perusahaan dari Indonesia. Salah satu

hambatan masuk dalam pasar adalah penggunaan teknologi

tinggi. Adopsi teknologi tinggi untuk pengembangan design

perhiasan oleh pesaing Indonesia akan menghambat produsen

Indonesia untuk masuk dan bersaing di pasar.

Pertumbuhan impor Hong Kong terhadap beberapa produk

unggulan Indonesia pun meningkat cepat, antara lain pada

kode 9031.90 (Parts & accessories for measuring or checking

inst), 6103.39 (Mens/boys jackets and blazers), 8548.10

(Waste&scrap of prim cell), 2604.00 (Nickel ores and

concentrates) dan 6202.99 (Womens/girls anoraks&similar

article of oth textile materials,not knit). Demikian juga untuk

hasil perhitungan indeks spesialisasi perdagangan berada pada

kisaran 0.87 sampai dengan 1, yang mengindikasikan 50

produk Indonesia yang disajikan pada Tabel 3.21 dalam tahap

pendewasaan atau kematangan. Pada tahap ini produk dalam

tahap standarisasi menyangkut teknologi yang dikandungnya.

Pada tahap ini Indonesia sebagai net eksportir.

Berdasarkan analisis pembobotan dari berbagai indeks

kinerja perdagangan pada Tabel 3.22 maupun data benchmark

yang bersumber dari GTAP, kinerja ekspor Indonesia ke Hong

Kong didominasi oleh beberapa komoditi unggulan seperti coal,

cpo, rubber, tekstil, komponen mesin, kopi dan lain-lain. Namun

untuk kasus batu bara, berdasarkan analisis model GTAP,

ketika liberalisasi penuh diberlakukan sebagai konsekuensi

adanya FTA ASEAN Hongkong, produk ekspor batu bara

mengalami penurunan output. Peningkatan output terjadi ketika

eliminasi tarif 50%.

Implikasi dari hasil kajian ini adalah perlunya sikap hati-hati

dalam perumusan kebijakan terkait request and offer Indonesia

pada pemerintah Hong Kong. Walaupun kinerja perdagangan

Page 115: LAPORAN AKHIR ANALISIS COST AND BENEFIT ASEAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_cost_and... · Indonesia”. Analisis ini menjawab permintaan Direktorat Jenderal

Puska KPI, BP2KP, Kementerian Perdagangan 118

batubara dari sisi pembobotan layak untuk dikerjasamakan,

namun perlu dipertimbangkan apakah produk tersebut memiliki

nilai tambah tinggi dan bagaimana pengaruh fluktuasi harga

internasional serta nilai tukar. Ketergantungan pada batubara

sebagai ekspor utama cenderung mengganggu kestabilan

perekonomian Indonesia dengan menciptakan fluktuasi besar

dalam neraca pembayaran dan nilai tukar. Insentif penurunan

bea masuk dalam jangka pendek akan menyebabkan produksi

batu bara langsung diekspor. Oleh karena itu diupayakan agar

liberalisasi perdagangan memberikan insentif bagi pelaku

usaha untuk bersaing sehingga meningkatkan nilai tambah

melalui diversifikasi pemanfaatan batubara dengan program

pembakaran langsung, pengembangan briket batubara,

pencairan batubara, gasifikasi, up grading batubara, dan

pengembangan Coal Bed Methane, dengan memperhatikan

faktor lingkungan. Hasil analisis indeks kinerja perdagangan

menunjukkan nilai RCA batu bara kurang dari 1, namun

memiliki nilai IIT yang tinggi. Hal ini menunjukkan adanya

keterkaitan antar industri dan bersifat dua arah dimana

Indonesia melakukan ekspor dan impor atas produk ini. Sekali

lagi diperlukan kebijakan pemerintah yang seimbang terkait

keberpihakan pemerintah terhadap pelaku ekspor batu bara

atau industri domestik pengguna bahan baku batu bara.

Berdasarkan gabungan dari hasil pembobotan terhadap

indeks kinerja perdagangan maupun simulasi GTAP untuk full

liberalisasi (dengan keterbatasan agregasi sektor dalam

GTAP), beberapa produk ekspor yang layak untuk

dikerjasamakan Indonesia dengan Hong Kong yaitu vol

(vegetable oils), wearring apparel (wap), textile (tex) dan

electronic equipment (ele) (sektor tersebut sesuai dengan

agregasi GTAP, sedangkan penjabaran dalam kode HS

disajikan dalam Tabel 3.21. dan 3.22). Berdasarkan simulasi

Page 116: LAPORAN AKHIR ANALISIS COST AND BENEFIT ASEAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_cost_and... · Indonesia”. Analisis ini menjawab permintaan Direktorat Jenderal

Puska KPI, BP2KP, Kementerian Perdagangan 119

GTAP, kebijakan perlindungan (proteksi) masih perlu dilakukan

terhadap sektor-sektor yang meningkat output dan ekspornya

hanya pada eliminasi tarif 50%. Penerapan zero tarif pada

sektor-sektor tersebut hanya akan menurunkan output maupun

ekspornya.

Untuk produk turunan crude palm oil, hasil penghitungan

RCA bilateral Indonesia Hong Kong pun menunjukkan nilai 1,

yang berarti bahwa produk ini memiliki daya saing tinggi.

Namun apabila dilihat secara series, RCA bilateral CPO

Indonesia Hong Kong mengalami penurunan dari tahun 2011-

2013, berturut-turut 0.85, 0.79, dan 0.75. Kecenderungan

RSCA yang mengalami penurunan mengimplikasikan perlunya

peningkatan daya saing CPO baik dari hulu maupun hilir.

Penelitian Kementrian Perdagangan (2013) dengan

menggunakan analisis SWOT menunjukkan produktivitas

perkebunan Indonesia yang rendah. Indonesia saat ini hanya

memiliki produktivitas kelapa sawit sebesar 3,8 ton/ ha,

sementara Malaysia bisa menghasilkan 4,6 ton/ ha.

Produktivitas Indonesia ini pun sangat jauh dibandingkan

potensi produktivitas yang bisa mencapai 7 ton/ ha. Laju

pertumbuhan produktivitas kelapa sawit di Indonesia juga lebih

rendah dibandingkan dengan di Malaysia. Menurut data FAO

selama periode 1995 hingga 2009, rata-rata laju pertumbuhan

produktivitas minyak sawit Indonesia hanya sebesar 0,74

persen per tahun, sementara Malaysia bisa tumbuh 1,94

persen per tahun.

Hasil analisis IIT CPO menunjukkan nilai 0.06, yang berarti

bahwa hanya terjadi perdagangan satu arah (one way trade)

perdagangan antara Indonesia dengan Hong Kong masih

merupakan inter-industri trade atau perdagangan antar industri

Indonesia dengan Hong Kong tanpa saling meningkatkan nilai

Page 117: LAPORAN AKHIR ANALISIS COST AND BENEFIT ASEAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_cost_and... · Indonesia”. Analisis ini menjawab permintaan Direktorat Jenderal

Puska KPI, BP2KP, Kementerian Perdagangan 120

tambah. Diindikasikan Indonesia sebagai net eksportir

mengingat nilai TSI sebesar 1.

Penggunaan metode pembobotan berdasarkan kinerja

perdagangan mampu mengidentifikasi secara detil produk yang

layak dikerjasamakan dengan menggunakan kode HS.

Berdasarkan Tabel 3.21, setidaknya terdapat 50 produk yang

memiliki bobot tinggi sehingga layak dikerjasamakan dengan

Hong Kong.

Page 118: LAPORAN AKHIR ANALISIS COST AND BENEFIT ASEAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_cost_and... · Indonesia”. Analisis ini menjawab permintaan Direktorat Jenderal

Puska KPI, BP2KP, Kementerian Perdagangan 131

3.2.4 Hasil Turun Lapang

Merujuk hasil kesepakatan Para Menteri Perdagangan

ASEAN pada AEM Retreat ke 19 bulan Maret 2013 di Hanoi-

Vietnam, dan kesepakatan para kepala negara pada ASEAN

Summit ke-22 di Brunei terkait rencana pembentukan ASEAN-

Hong Kong FTA, maka disepakati untuk dilakukan studi atau

analisis oleh masing-masing negara untuk memperoleh

gambaran pembentukan ASEAN-Hong Kong FTA.

Sebagai gambaran, jalur perdagangan Indonesia-

Hongkong selama ini melalui 2 (dua) cara yaitu langsung dari

Indonesia ke Hong Kong dan melalui Singapura. Pada tahun

2013, impor Hong Kong langsung dari Indonesia mencapai

HKD 21,9 Miliar. Dari jumlah tersebut sebanyak 7,7 persennya

melalui Singapura. Data statistik Hong Kong menunjukkan

perdagangan barang Indonesia-Hong Kong meningkat rata-rata

sebesar 3 % per tahun selama periode 2009 – 2012, dan untuk

perdagangan jasa meningkat sebesar rata-rata 13 % per tahun

untuk periode yang sama. Barang-barang yang menjadi

andalan ekspor Indonesia ke Hong Kong adalah textile dan

produk textile, alas kaki, dan produk-produk elektronik,

perhiasan baik batu permata maupun emas dimana desain dan

strategi pemasaran dilakukan dari Hong Kong namun proses

produksi dilakukan di RRT.

Kompetitor utama Indonesia dalam memasuki pasar Hong

Kong adalah negara-negara anggota ASEAN, dengan produk

potensial yang sejenis. Di samping itu RRT, Jepang dan

Amerika Serikat juga menjadi pesaing Indonesia di pasar Hong

Kong.

Hong Kong adalah negara yang penting karena merupakan

hub perdagangan internasional, pusat keuangan internasional,

Page 119: LAPORAN AKHIR ANALISIS COST AND BENEFIT ASEAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_cost_and... · Indonesia”. Analisis ini menjawab permintaan Direktorat Jenderal

Puska KPI, BP2KP, Kementerian Perdagangan 132

pasar yang besar karena merupakan bagian dari RRT.

Bertolak dari hal tersebut Hong Kong sangat berkeinginan

untuk melakukan kerjasama perdagangan dengan negara-

negara ASEAN dalam bentuk Free Trade Agreement (FTA).

Pembentukan ASEAN–Hong Kong FTA tidak akan

berpengaruh pada perdagangan barang (trade in goods/TIG)

bagi Hong Kong mengingat tarif bea masuk di Hong Kong

sudah liberal. Kepentingan Hong Kong dalam wacana

pembentukan FTA dengan ASEAN lebih ditekankan pada

investasi dan perdagangan jasa khususnya jasa keuangan dan

logistik.

Berdasarkan hasil benchmark Kementrian Perdagangan RI,

Indonesia bagi Hong Kong sangat penting sebagai mitra

dagang dan investasi. Tujuan utama investasi Hong Kong ke

negara-negara ASEAN adalah Indonesia, Vietnam dan

Thailand. Namun dengan adanya masalah instabalilitas politik

di Thailand dan kerusuhan anti China di Vietnam sangat

berpengaruh pada investasi Hong Kong di negara-negara

tersebut. Hal ini menyebabkan Hong Kong melakukan review

terhadap kebijakan penanaman modal asing secara

keseluruhan. Rencana relokasi investasi khususnya Foreign

Direct Investment (FDI) dialihkan ke negara-negara lainnya di

Asia Tenggara khususnya Indonesia sebagai negara dengan

pasar terbesar dan memiliki sumber daya alam. Hong Kong

yang merupakan salah satu pusat perdagangan jasa

khususnya logistik, desain dan jasa keuangan, Hong Kong

berharap dapat melakukan kerjasama lebih lanjut dengan

Indonesia dalam peningkatan perdagangan jasa dan investasi.

Terkait dengan semakin meningkatnya aliran perdagangan

Indonesia-Hongkong, permasalahan yang menjadi hambatan

adalah infrastruktur di Indonesia yang belum memadai yang

Page 120: LAPORAN AKHIR ANALISIS COST AND BENEFIT ASEAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_cost_and... · Indonesia”. Analisis ini menjawab permintaan Direktorat Jenderal

Puska KPI, BP2KP, Kementerian Perdagangan 133

berdampak pada inefisiensi produksi dan masalah kepastian

hukum. Selain masalah infrastruktur, investor Hong Kong masih

mengalami “trauma” atas instabilitas politik di Indonesia pada

era 1997-1998. Namun demikian, Indonesia masih merupakan

target utama FDI Hong Kong. Investasi Hong Kong ke

Indonesia lebih terfokus pada produk berbasis natural

resources, produk perikanan produk makanan yang masuk

dalam kategori intermediate goods dan yang selanjutnya akan

diolah kembali menjadi finished goods.

Dalam wacana ASEAN-Hongkong FTA, pihak Hong Kong

mengusulkan perlu adanya kerjasama khusus dalam rangka

investment promotion and protection dengan tujuan

meningkatkan kepercayaan investor. Kerjasama tersebut telah

dilakukan oleh Hong Kong dengan negara ASEAN yakni

Thailand dan Myanmar.

Page 121: LAPORAN AKHIR ANALISIS COST AND BENEFIT ASEAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_cost_and... · Indonesia”. Analisis ini menjawab permintaan Direktorat Jenderal

Puska KPI, BP2KP, Kementerian Perdagangan 77

Tabel 3.10. Bilateral Export at Market Price

VXMD 1 idn 2 mys 3 phl 4 sgp 5 tha 6 vnm 7 khm 8 lao 9 hkg 10 SEAsia 11 ROW Total

1 pdr 1.38 0.08 0 0 97.96 1.41 1.48 3.62 0.05 0.13 1455.8 1561.92

2 wht 4.58 1.22 0 0.01 1.07 0 0.27 0 0.08 0.22 29824.41 29831.86

3 gro 22.89 2.03 1.83 0.08 152.1 1.7 8.13 11.67 0.08 29.03 28958.11 29187.68

4 v_f 407 176.35 792.3 10.88 1370 807.06 35.78 7.02 7.29 600.98 85026.48 89240.84

5 osd 57 8.58 1.49 0.23 20.11 70.98 8.69 1.79 0.03 48.05 31860.96 32077.91

6 c_b 0.02 1.41 0.01 0 0 0.03 0.04 0.04 0 0.01 129.35 130.92

7 pfb 5.87 5.2 16.36 0.38 1.28 2.76 0.02 0.3 0.01 0.25 12185.75 12218.17

8 ocr 1908 181.54 51.67 70.52 376.4 2339.4 8.84 33.2 2.69 10.22 48345.41 53327.47

9 ctl 6.16 2.24 0 1.04 1.53 4.41 2.14 0.05 2.22 3.63 10154.89 10178.31

10 oap 270.3 237.85 11.36 43.55 91.6 132.85 8.76 4.56 33.27 4.59 21071.49 21910.19

11 rmk 0.19 0 0 0 0 0 0 0 0.05 0 344.13 344.37

12 wol 1.59 0.02 0 0 0.01 0.53 0 0 0 0.02 3205.36 3207.52

13 frs 107.8 1012.81 3.84 20.04 48.33 144.99 25.03 67.34 0.14 671.91 17381.6 19483.79

14 fsh 434.7 168.59 120.5 42.01 322.1 78.85 14.06 0.05 6.05 67.73 15837.45 17092.14

15 coa 10048 1.41 0.08 0.01 0.01 1422.9 0 0.33 0.03 52.5 41183.97 52709.17

16 oil 5482 7725.25 0.35 0.16 246.8 7568.2 0 68.28 0.01 4231.83 933655.44 958978.1

17 gas 8505 4915.34 0.01 0 0.02 0.02 0 0 0 4163.47 134959.2 152543.4

18 omn 7047 276.98 1239 38.19 410.2 361.11 2.48 14.18 13.03 64.47 183227.44 192694.3

19 cmt 4.5 1.96 4.76 4.32 4.96 2.91 1.82 0.85 3.41 1.43 36920.27 36951.18

20 omt 39.73 37.49 52.17 4.16 1219 70.84 6.51 1.39 8.01 1.73 55674.89 57115.9

21 vol 8300 9315.05 767.8 170.3 315.7 37.35 2.62 0.21 2.83 1.75 46478.1 65391.89

22 mil 57.4 230.35 145.8 195.3 178.3 21.21 0.34 0.02 18.69 0.9 60854.96 61703.25

23 pcr 42.38 22.33 21.87 0.83 3205 1440.7 15.59 7.32 0.09 6.23 6579.69 11341.9

24 sgr 48.21 146.84 90.37 41.28 1331 18.2 1.02 0 0 0.35 17942.98 19620.71

25 ofd 3499 2469.05 1043 1442 9723 4303.8 31.05 8.13 291.18 213.07 249156.31 272178.7

Page 122: LAPORAN AKHIR ANALISIS COST AND BENEFIT ASEAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_cost_and... · Indonesia”. Analisis ini menjawab permintaan Direktorat Jenderal

Puska KPI, BP2KP, Kementerian Perdagangan 78

26 b_t 275.8 439.37 164.5 286 500.9 109.75 11.42 7.19 410.57 2.37 98056.14 100264.1

27 tex 5790 1868.01 475.8 395 4539 2744.3 1371 59.25 5805.3 98.75 279520.47 302666.6

28 wap 5157 1107.1 2161 157.4 3268 6013.9 2237 130.8 5214.3 435.68 201770.23 227652

29 lea 3029 235.48 150.4 129.8 1803 5652.3 297.2 7.53 127.27 59.59 118144.28 129636.5

30 lum 5815 7283.28 1109 124.4 2565 3139.4 84.77 127 77.39 202.56 201587.77 222116.2

31 ppp 5179 1142.24 225.6 1562 1507 224.45 4.65 2.17 1609.2 8.93 229815.63 241280.7

32 p_c 2079 3782.28 695.7 24214 5786 29.89 0.01 87.85 0.48 53.87 472257.91 508987.2

33 crp 14454 19471.4 1669 29430 23109 2321.2 121 22.01 4617.3 97.64 1568173 1663486

34 nmm 1056 1106.52 294.5 408.2 2272 607.45 2.71 0.19 69.52 3.39 141435.48 147256.1

35 i_s 1417 2568.29 464 1214 2328 483.01 11.2 0.85 1375.8 19.08 401848.53 411730.7

36 nfm 7229 2895.33 2213 1886 2785 178.02 33.59 505.4 5499.8 58.35 446716.5 470000.5

37 fmp 1143 1985.16 310.9 1159 2912 786.13 13.1 0.73 282.44 5.79 285326.5 293924.4

38 mvh 2066 2050.78 1714 926.3 13632 398.34 27.86 4.16 3.89 20.9 1145685.13 1166529

39 otn 945.6 1177.96 350.5 2565 1392 378.3 51.66 0.16 4.3 6.88 335842.44 342715.1

40 ele 7155 76026.7 41536 50051 37034 1746.4 8.59 1.29 5453.8 27.44 1013916.81 1232958

41 ome 8558 19476.1 5356 30972 21482 3827.8 10.64 21.72 2741.1 60.45 1926487.5 2018993

42 omf 1996 2319.48 521.3 864.8 4948 846.37 32.04 3.39 2214.7 94.63 241460.36 255301.2

43 ely 0.18 200.6 0.21 0.32 66.53 0.04 0.02 39.24 355.24 3.71 45257.47 45923.57

44 gdt 169.6 285.64 132.6 0.42 21.68 131.18 0 0.41 1.12 19.41 25133.55 25895.56

45 wtr 12.89 137.94 7.82 20.53 55.74 0.38 1.32 0.42 35.92 0.88 2764.45 3038.27

46 cns 430 2099.95 113.2 744.5 494.5 277.62 7.57 0.53 379.28 46.25 86481.77 91075.15

47 trd 680.5 2531.35 651.2 8663 4687 524.41 139.1 9.95 53493 77.41 239056.33 310513

48 otp 1341 1508.41 1966 5030 5364 265.36 246 96.56 7405.1 90.29 260654.81 283967.1

49 wtp 436.8 1380.05 228.9 3278 1423 186.74 51.21 3.81 3824.4 75.89 87126.98 98016.17

50 atp 1484 4611.06 965.1 3756 4606 462.21 308 9.95 8625.6 147.36 213494.28 238468.3

51 cmn 1304 1057.55 579.1 1020 365.1 312.05 45.58 27.47 988.76 15.73 93591.88 99307.28

52 ofi 330.5 363.05 267.2 6293 136.9 375.82 9.99 0.92 8128.1 57.33 205160.3 221122.9

53 isr 84.54 1114.86 81.55 2249 605.5 317.21 6.82 7.66 843.22 16.43 111920.77 117247.1

Page 123: LAPORAN AKHIR ANALISIS COST AND BENEFIT ASEAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_cost_and... · Indonesia”. Analisis ini menjawab permintaan Direktorat Jenderal

Puska KPI, BP2KP, Kementerian Perdagangan 79

54 obs 365.8 4494.56 2653 23091 4401 1067.5 29.34 3.29 21545 178.2 764063.13 821891.3

55 ros 551.9 2311.2 470.1 1005 975.1 236.78 329.4 49.8 1605.3 78.59 137229.42 144842.1

56 osg 837.2 597.02 366.8 1772 873.8 506.32 80.8 29.5 177.04 82.85 183847.56 189171.1

Page 124: LAPORAN AKHIR ANALISIS COST AND BENEFIT ASEAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_cost_and... · Indonesia”. Analisis ini menjawab permintaan Direktorat Jenderal

Puska KPI, BP2KP, Kementerian Perdagangan 86

Tabel 3.14. Value of Output at Market Price

VALOUTPUT 1 idn 2 mys 3 phl 4 sgp 5 tha 6 vnm 7 khm 8 lao 9 hkg 10 SEAsia 11 ROW Total

1 pdr 10969.67 346.06 3559.45 0.18 5469.34 3960.45 626.26 598.24 6.52 1214.88 106168.09 132919.13

2 wht 6.15 1.58 0.55 0.08 1.48 0.32 0.3 0 9.62 0.24 142824.16 142844.46

3 gro 3565 28.1 1415.24 0.15 693.42 112.05 53.83 41.87 8.65 117.35 206054.13 212089.78

4 v_f 12136.41 511.35 3518.16 54.53 8972.78 2818.91 353.68 369.24 555.13 1182.04 757751.13 788223.35

5 osd 8471.94 8282.44 896.38 0.28 531.23 121.5 63.39 19.79 1.85 270.5 130717.3 149376.59

6 c_b 955.25 445.34 636.65 0.23 777.24 231.49 19.5 10.63 0.96 57.44 46073.47 49208.2

7 pfb 63.11 66.41 109.05 0.44 33.49 38.35 14.56 4.6 1.01 5.35 65541.07 65877.43

8 ocr 8926.59 1077.61 989.79 180.18 1265.78 2447.12 275.76 74.16 20.96 485.46 272368.75 288112.17

9 ctl 3416.43 68.42 688.67 1.37 534.52 522.75 182.76 320.19 280.45 289.82 221837.98 228143.37

10 oap 7613.18 2665.38 5699.15 88.35 3888.8 2050.18 486.31 268.8 2001.94 950.4 446093.81 471806.31

11 rmk 159.43 27.28 14.5 0.2 253.06 0.55 0.02 0.09 8.54 1.41 288529.53 288994.6

12 wol 162.43 2.1 0.24 0.06 51.83 12.88 0.01 0 0.33 0.08 26931.17 27161.15

13 frs 4788.66 4620.01 363.24 20.26 831.91 1672.9 214.15 242.81 4.75 1081 198747.5 212587.19

14 fsh 8453.28 2169.41 4501.86 115.31 4106.86 3494.53 795.13 369.84 230.55 1729.32 180482.52 206448.61

15 coa 12495.12 65.56 177.73 0.01 331.35 2491.86 0 1.51 3.08 57.82 217187.61 232811.66

16 oil 21132.07 18196.58 321.2 86.19 4567.45 7568.44 0 84.9 2.99 4818.89 1622410.8 1679189.46

17 gas 11648.71 7411.79 3.71 19.78 1466.87 126.54 0 0.13 237.24 4621.58 298827.53 324363.88

18 omn 19222.16 1418.09 2135.19 39.19 3314.05 917.8 79.62 14.44 21910.89 303.51 581131.44 630486.38

19 cmt 1818.67 15.62 1128.76 104.9 806.57 48.76 82.18 71.54 43.86 154.76 356444.41 360720.01

20 omt 3214.71 361.52 5835.56 104.67 4443.89 374.27 297.02 112.64 194.73 554.72 422627.5 438121.23

21 vol 15547.48 19861.58 2087.55 358.81 1733.88 268.18 43.41 10.84 3.97 255.85 215597.31 255768.87

Page 125: LAPORAN AKHIR ANALISIS COST AND BENEFIT ASEAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_cost_and... · Indonesia”. Analisis ini menjawab permintaan Direktorat Jenderal

Puska KPI, BP2KP, Kementerian Perdagangan 87

22 mil 2150.87 1207.29 1313.99 447.54 1527.51 433.06 18.63 4.82 698.72 94.13 649798.44 657694.99

23 pcr 11706.89 771.6 3532.45 189.2 6549.09 4634.24 518.83 527.62 4.87 1026.34 124697.91 154159.03

24 sgr 1570.08 210.5 1094.84 169.92 2533.39 682.18 52.82 0.04 0.23 102.88 133337.66 139754.55

25 ofd 33661.22 6972.72 10766.47 3370.19 16356.4 6947.88 1025.55 615.84 3791.39 2367.36 1894351 1980226.02

26 b_t 7442.5 1618.74 3250.22 672.84 5346.35 2562.89 90.61 411.94 2074.6 225.35 942786 966482.05

27 tex 23040.71 3329.34 2189.21 544.6 12906.49 5131.24 1634.1 105 13506.99 227.62 1027339.9 1089955.17

28 wap 6015.91 1413.82 4774.36 693.08 9151.78 6891.48 2310.23 170.52 9915.65 573.53 677704.06 719614.42

29 lea 6581.71 363.15 757.32 249.4 4447.17 7446.33 500.35 15.16 926.86 357.38 331492.69 353137.51

30 lum 11838.68 9590.64 2157.45 314.62 5261.17 3368.62 234.54 131.95 1121.13 562.85 915069.25 949650.92

31 ppp 13456.07 5904.08 2406.71 5577.65 6236.64 1886.08 109.89 5.22 6836.79 391.23 1836017 1878827.37

32 p_c 31710.27 20049.97 6514.17 31716.79 28038.62 561.69 3.65 161.69 45.76 1037.5 2806878.8 2926718.86

33 crp 62009.02 37679.4 8190.2 33761.15 41485.23 7076.17 208.95 23.79 10242.96 659.42 4640799 4842135.29

34 nmm 9180.17 5477.61 2181.53 2859.76 9063.79 5083.41 160.2 69.84 1976.04 577.81 1210041.8 1246671.91

35 i_s 5175.71 7529.64 1624.54 1847.03 8116.16 495.71 64.66 4.02 1671.9 274.42 1700472.8 1727276.53

36 nfm 10624.58 3791.67 3922.58 1961.38 2926.7 872.36 71.06 524.48 5600.61 134.66 1050373.8 1080803.85

37 fmp 23147.56 9794.92 2997.17 6084.66 7445.86 935.14 79.93 10.46 3028.62 411.73 1740015.4 1793951.44

38 mvh 8567.56 10928.55 4782.96 1105.12 31822.13 1356.77 438.89 13 1606.3 1298.45 3014660 3076579.74

39 otn 8656.25 1968.35 1374.76 6505.69 3770.98 2572.93 95.68 3.05 879.57 102.57 903596.19 929526.02

40 ele 10055.86 97965.14 47801.27 54165.56 44123.75 2738.96 209.43 8.64 7015.28 861.33 2352607.8 2617552.96

41 ome 15006.53 28699.94 10955.94 35014.98 37749.48 4350.71 108.77 40.68 4991.79 568.12 5101876.5 5239363.43

42 omf 5845.22 4167.96 2932.59 2134.55 10827.4 2517.25 242.12 58.55 3608.82 476.45 959201.56 992012.46

43 ely 10499.91 10164.9 8184.56 4931.45 11383.14 8081.58 398.13 107.81 5695.02 978.25 2027162.5 2087587.26

44 gdt 3385.81 4990.29 988 78.27 6621.9 1290.18 0 74.24 225.38 962.64 253251.73 271868.45

45 wtr 749.61 1847.05 537.92 513.28 1090.49 172.97 19.98 32.17 1482.47 151.93 358017.5 364615.38

46 cns 83021.9 22932.23 9709.7 17950.05 21312.12 15158.28 928.46 489.06 22662.89 3058.62 8137470.5 8334693.81

Page 126: LAPORAN AKHIR ANALISIS COST AND BENEFIT ASEAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_cost_and... · Indonesia”. Analisis ini menjawab permintaan Direktorat Jenderal

Puska KPI, BP2KP, Kementerian Perdagangan 88

47 trd 82542.2 65658.27 30816.73 43667.52 71019.73 8805.36 1408.53 500.44 173531.4 5029.2 9740872 10223851.4

48 otp 21179.92 9225.05 10681.12 31472.52 18651.67 1508.47 650.12 292.05 81755.22 1218.25 3839043 4015677.4

49 wtp 9444.36 9222.22 735.89 19162.54 4337 1013.66 147.72 20.38 16113.86 512.44 595738 656448.07

50 atp 7616.99 10086.72 3224.33 10885.73 9198.87 1376.64 526.31 39.53 21042.1 736.34 741922.81 806656.37

51 cmn 9725.89 9413.15 5348.29 4272.73 7124.38 1638.93 88.48 68.07 5639.86 525.41 2070223 2114068.19

52 ofi 17910.45 17798.14 8169.68 21551.85 11124.85 977.26 145.12 13.35 19125.25 996.41 3808931.5 3906743.87

53 isr 2239.07 5416.87 1742.79 5765.98 2939.2 443.2 41.82 10.37 4041.77 360.73 1397035.1 1420036.92

54 obs 9633.78 21396.3 10221.04 49962.36 11842.39 3709.04 361.38 37.03 45907.59 1781.21 10905496 11060348.1

55 ros 19184.13 25973.24 5436.76 5069.06 10424.68 861.77 1239.3 388.86 7989.11 4306.27 3149543.8 3230416.92

56 osg 45864.73 3747.29 20317.98 28829.67 29274.13 5895.76 554.51 294.43 13035.13 1694.37 13506146 13655654

57 dwe 55727.11 4561.61 7896.55 4799.72 3288.55 3644.08 420.32 88.98 7247.01 1120.75 3158167.3 3246961.92

Total 840935.7 549510.6 283614.7 439473.6 559395 152402.1 18696.97 7979.35 530567 53916.37 104506485 107942976

Sumber: GTAP Versi 8

Page 127: LAPORAN AKHIR ANALISIS COST AND BENEFIT ASEAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_cost_and... · Indonesia”. Analisis ini menjawab permintaan Direktorat Jenderal

Puska KPI, BP2KP, Kementerian Perdagangan 89

Tabel 3.15. Struktur Biaya Perusahaan Berdasarkan Negara

. 1 idn 2 mys 3 phl 4 sgp 5 tha 6 vnm 7 khm 8 lao 9 hkg 10 SEAsia 11 RestofWorld Total

1 Land 22301.1 4226.75 5227.93 50.95 6433.29 4121.02 753.75 684.39 553.1 1706.06 393938.5 439996.8

2 UnSkLab 134821.7 54131.66 35014.01 47768.76 57491.69 18525.36 2322.88 1313.1 52134.32 7491.58 17307884 17718899

3 SkLab 34315.35 17396.93 14789.86 28297.75 24101.26 5232.8 485.93 236.44 40194.08 1916.74 11194436 11361403

4 Capital 207116.1 95001.1 80077.05 82918.4 134879.7 23478.23 3628.25 1721.1 113032.6 12317.16 19257902 20012072

5 NatRes 16548.07 7606.73 1385.88 42.37 2814.9 3154.42 229.38 119.32 1333.11 3044.27 618361.9 654640.4

6 pdr 10972.84 350.21 3559.85 1.22 5365.05 3940.35 608.41 399.73 6.6 1182.45 96799.27 123186

7 wht 1240.46 213.1 495.55 29.46 269.03 336.59 7.55 0.01 7.58 23.51 108270.5 110893.3

8 gro 2673.74 463.87 1287.92 4.36 561.94 94.35 43.84 22.61 14.15 80.29 166792.8 172039.9

9 v_f 1934.2 266.97 1251.41 401.04 3641.2 1502.65 147.98 256.42 711.26 232.17 315046.4 325391.7

10 osd 7832.93 8560.57 810.6 12.12 1117.69 100.31 26.54 12.04 17.54 166.42 122146.8 140803.5

11 c_b 953.56 410.08 635.19 0.68 777.51 228.23 18.26 7.68 1.76 52.83 40332.62 43418.4

12 pfb 1044.26 86.13 115.79 3.54 588.86 97.58 15.4 2.88 18.03 4.46 48026.61 50003.53

13 ocr 5819.6 1878.14 618.25 106.57 1013.37 364.51 210.51 31.62 183.58 341.02 204617 215184.2

14 ctl 3241.59 110.38 708.54 9.86 538.87 161.13 123.24 319.32 189.8 180.08 196949.6 202532.4

15 oap 2960.52 2462.43 4838.25 212.28 3041.48 373.23 293.95 267.08 1582.24 589.55 310450.4 327071.5

16 rmk 112.02 29.7 15.18 1.96 254.74 0.85 0.06 0.09 9.89 1.58 189100.2 189526.2

17 wol 95.78 6.18 0.79 1.76 54.03 3.88 0.05 0.01 4.35 0.21 21848.91 22015.94

18 frs 4451.46 3650.07 349.14 31.6 838.54 1823.22 166.27 171.74 36.89 366.51 168920.3 180805.7

19 fsh 2625.31 851.1 1287.67 56.14 2616.29 1822.22 468.55 368.64 298.58 967.22 101620.1 112981.9

20 coa 2478.01 919.57 663.43 0.37 1311.97 971.04 0.01 2.29 732.04 7.1 236529.5 243615.3

21 oil 21856.15 13370.13 6081.6 26536.99 23762.58 1.16 0 23.16 2.96 588.56 1674298 1766521

22 gas 3151.86 3096.12 4.15 237.04 3767.85 127.12 0 0.13 281.49 458.69 348005.1 359129.5

Page 128: LAPORAN AKHIR ANALISIS COST AND BENEFIT ASEAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_cost_and... · Indonesia”. Analisis ini menjawab permintaan Direktorat Jenderal

Puska KPI, BP2KP, Kementerian Perdagangan 90

23 omn 12621.7 1887.74 3281.27 471.96 4252 774.47 81.11 15 22401.1 253.94 638782.8 684823.1

24 cmt 1011.92 17.74 519.22 138.54 691.64 212.74 31.38 13.33 515.03 56.92 132079.4 135287.8

25 omt 988.48 116.24 1157.81 269.12 1492.47 246.98 112.53 19.63 415.72 192.41 115254.1 120265.5

26 vol 2920.32 11430.72 1664.7 366.83 1412.87 102.34 28.46 2.93 40.65 335.5 135077.3 153382.6

27 mil 360.18 604.46 794.72 495.25 608.95 174.24 34.14 5.97 189.48 53.29 259122.8 262443.5

28 pcr 2110.12 399.84 521.54 277.62 1192.67 619.87 118.9 90.98 62.52 234.82 37413.93 43042.8

29 sgr 729.07 107.3 514.15 185.11 949.34 288.27 58.13 1.81 29.96 48.24 66630.63 69542.02

30 ofd 15508.58 3202.73 5078.95 1955.12 6530.47 1976.76 564.52 259.42 2091.55 1087.44 752892.3 791147.9

31 b_t 963.33 470.77 1057.62 342.55 1680.31 406.85 85.58 83.3 875.27 99.91 307452.8 313518.3

32 tex 15411.62 2945.17 2863.05 964.71 10007.51 8496.61 1600.61 126.21 4571.61 506.84 793690.1 841184.1

33 wap 795.66 320.71 713.45 764.54 626.06 758.5 33.3 20.55 989.34 29.87 153543.6 158595.6

34 lea 2075.42 271.27 495.77 311.38 980.55 2942.43 139.01 8.77 56.67 102.11 142438.1 149821.4

35 lum 5555.68 3122.53 1447.6 1040.27 2741.95 1064.72 139.05 10.41 656.74 330.72 865365.6 881475.2

36 ppp 8712.71 5545.1 2875.03 4293.63 5392.44 2259.55 202.07 14.09 5563.37 381.77 1511518 1546758

37 p_c 31473.27 14903.9 7158.56 14339.9 21818.38 6185.37 916.62 161.78 8373.65 1616.79 2800702 2907650

38 crp 50824.73 30088.41 10865.1 16198.03 35285.44 12055.91 617.03 183.47 14225.69 1177.92 3946062 4117584

39 nmm 8297.12 5412.51 2470.61 3622.32 7453.47 4932.84 364.08 99.33 3163.4 695.26 1152252 1188763

40 i_s 8714.72 11733.34 2928.42 3704.01 13513.48 3908.17 252.05 79.89 3135.48 655.73 1706239 1754865

41 nfm 6048.34 7338.82 3212.89 3718.8 7606.69 3673.11 55.94 35.62 1466.12 122.21 1053366 1086645

42 fmp 24003.24 9695.62 3759.05 6889 6585.98 1643.5 170.25 69.14 2988.7 753.7 1677234 1733792

43 mvh 6342.79 7163.3 4798 1709.25 21840.71 3888.08 459.68 279.07 3840.13 817.64 2154974 2206112

44 otn 5626.16 4290.93 2028.3 12100.46 3813.56 3726.61 282.87 59.15 2521.97 350.56 778886.2 813686.8

45 ele 7062.75 63645.55 22969.85 29571.46 25571.23 4107.07 273.98 43.49 16581.62 798.85 2148688 2319314

46 ome 20978.98 28164.72 13119.37 28590.27 38122.36 9669.97 534.45 360.45 11193.25 1652.48 4805829 4958215

47 omf 3096.5 2443.46 1701.85 2305.61 5283.05 2093.16 222.26 55.66 1991.87 226.35 513232.4 532652.2

Page 129: LAPORAN AKHIR ANALISIS COST AND BENEFIT ASEAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_cost_and... · Indonesia”. Analisis ini menjawab permintaan Direktorat Jenderal

Puska KPI, BP2KP, Kementerian Perdagangan 91

48 ely 6600.35 7899.66 5736.86 4309.46 9401.77 5233.19 234.72 60.26 4562.91 703.17 1556286 1601028

49 gdt 3215.14 4728.4 874.6 1547.84 7138.54 1154.91 0 74.03 650.62 935.59 183513.9 203833.6

50 wtr 216.22 1018.24 313.28 359.36 498.21 171.02 11.96 26.43 1123.57 89.52 218916.9 222744.7

51 cns 84648.21 18043.77 9767.1 18682.82 21533.66 15653.86 977.51 531.88 22348.35 2780.6 8118997 8313964

52 trd 51568.63 53318.52 12506.04 25060.36 38250.29 3885.13 929.25 374.44 83063.34 3447.04 4309992 4582395

53 otp 15001.01 8357.57 3237.67 17801.03 8103.97 1039.78 279.21 100.91 68357.78 816.52 2590746 2713842

54 wtp 8072.83 5414.35 137.33 6107.45 1941.62 612.16 78.19 11.16 7036.33 317.12 248769.1 278497.6

55 atp 1961.4 5549.44 1268.12 3296.84 2931.23 902.2 180.64 20.58 12530.33 405.07 489339.7 518385.6

56 cmn 5506.54 7061.22 1989.54 4126.76 5399.71 1023.22 57.48 27.8 4696.31 340.36 1285942 1316171

57 ofi 13040.94 16771.26 2996.07 17709.27 10447.57 837.9 147.04 11.6 12934.31 875.26 2673224 2748995

58 isr 1365.03 1245.89 636.79 3781.35 838.86 194.66 46.48 3.15 2181.04 109.4 593078.8 603481.4

59 obs 11213.43 21327.26 7168.3 39793.21 6700.16 3755.98 245.78 33.39 29840.42 1810.9 8667215 8789104

60 ros 10568.45 2411.54 941.16 4274.43 6756.02 171.18 256.79 107.23 3442.5 570.14 983547.1 1013047

61 osg 1295.95 1685.69 292.38 5670.34 1036.6 463.73 20.04 0.17 71.37 172.86 1117164 1127873

62 dwe 2977.11 64.01 0.03 0.04 11.32 0.01 0.67 16.05 1.67 3.46 166568.4 169642.8

Total 948031.3 585307.6 305080.2 473871.5 621684.9 177767.3 20394.59 9458.36 572127.7 57676.72 1.15E+08 1.19E+08

Page 130: LAPORAN AKHIR ANALISIS COST AND BENEFIT ASEAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_cost_and... · Indonesia”. Analisis ini menjawab permintaan Direktorat Jenderal

Puska KPI, BP2KP, Kementerian Perdagangan 92

Tabel 3.16. Cost Structure of Private Consumption

NVPA 1 idn 2 mys 3 phl 4 sgp 5 tha 6 vnm 7 khm 8 lao 9 hkg 10 SEAsia 11 RestofWorld Total

1 pdr 0.02 0.15 0.01 0.86 2.84 0 16.43 200.1 2.78 32.52 9347.53 9603.24

2 wht 0.59 0 18.03 20.66 0.01 20.2 0.07 0 6.5 0 38200.98 38267.06

3 gro 1060.52 36.88 207.24 2.96 5.28 153.43 4.76 9.94 9.99 9 49319.41 50819.41

4 v_f 10637.29 984.27 1806.56 298.47 4315.66 1033.86 182.94 121.63 1290.57 386.19 462543.3 483600.8

5 osd 1304.28 0.02 231.33 6.37 165.15 5.23 29.19 6.28 2.22 58.37 15448.84 17257.27

6 c_b 1.99 35.45 1.62 0.47 0.07 2.07 1.2 2.99 0.11 4.72 5631.7 5682.36

7 pfb 0.05 30.44 0.02 2.5 0.02 234.7 0.13 1.44 105.3 2.19 16914.18 17290.96

8 ocr 1747.16 233.91 620.91 372.63 30.35 6.45 75.69 14.36 119.33 148.98 76343.86 79713.64

9 ctl 422.74 0.04 0.03 10.73 0.04 364.86 57.49 1.37 175.13 113.27 25056.63 26202.33

10 oap 4461.4 11.88 930.54 209.55 1067.7 1763.96 185.33 1.29 1507.84 364.13 137081.6 147585.2

11 rmk 50.16 0.01 0.04 1.96 0.15 0.24 0.01 0 2.38 0 98835.16 98890.11

12 wol 69.14 0 0 1.83 0 9.17 0 0 0.2 0 6107.46 6187.8

13 frs 278.47 0.28 39.86 0.05 69.97 6.76 24.28 5.5 12.38 46.94 34455.69 34940.16

14 fsh 5534.31 1329.29 3169.26 261.04 1286.79 1675.64 317.17 1.76 706.62 706.58 83009.11 97997.58

15 coa 0.02 0 0 0 0 119.36 0 0 0.03 0 5403.17 5522.59

16 oil 0 0 0 0.01 0 0 0 0 0.02 0 50.93 50.96

17 gas 0 0 0 0.07 0 0 0 0 0.09 0 26921.79 26921.95

18 omn 296.36 1.36 179.06 0.01 5.09 0.01 0.06 0.09 40.81 0.18 3363.34 3886.36

19 cmt 1026.59 212.07 874.76 126.83 166.49 11.2 50.47 57.78 91.84 106.37 256074.5 258798.9

20 omt 2439.07 333.34 4888.07 300.13 1813.95 289.17 179.23 92.96 1068.78 374.67 336268.5 348047.9

21 vol 5248.41 395.77 401.24 85.71 811.19 1501.11 40.85 12.79 260.77 246.57 114634.3 123638.7

Page 131: LAPORAN AKHIR ANALISIS COST AND BENEFIT ASEAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_cost_and... · Indonesia”. Analisis ini menjawab permintaan Direktorat Jenderal

Puska KPI, BP2KP, Kementerian Perdagangan 93

22 mil 2816.23 1257.49 1173.69 477.65 1325.25 660.72 29.55 15.3 821.73 100.02 432207.1 440884.7

23 pcr 10387.21 701.47 4072.6 59.36 2162.59 2644.77 396.1 439.14 158.62 812.66 94959.5 116794

24 sgr 2165.2 436.98 594.81 80.24 271.32 449.93 72.43 7.42 39.64 61.14 78527.59 82706.71

25 ofd 16747.48 3503.8 6353.48 1733.13 3046.16 2076.71 648.78 439.67 3872.03 1377.46 1258464 1298262

26 b_t 9362.34 2055.45 3009.67 805.97 6537.53 4219.64 296.54 384.82 1676.8 385.73 853192.3 881926.7

27 tex 5977.48 556.77 603.8 120.9 842.69 1053.96 62.02 26.91 9351.17 158.44 301872.9 320627.1

28 wap 469.67 1073.97 2169.2 814.81 5642.89 579.22 115.82 26.8 7662.67 204.01 656770.4 675529.5

29 lea 2138.3 514.86 342.12 489.91 2367.34 123.65 160.66 8.71 1421.64 261.4 238968.8 246797.4

30 lum 1067.91 141.39 53.69 22.71 825.95 169.56 35.89 2.12 838.36 71.78 108382.1 111611.4

31 ppp 1891.48 1791.67 330.64 1370.88 776.14 635.26 22.69 8.07 1301.1 132.45 376967.8 385228.2

32 p_c 11258.75 4269.77 2909.46 544.29 6443.25 2359.61 481.78 24.8 288.61 751.97 886881.8 916214

33 crp 11141.94 3734.13 2761.04 979.22 4047.93 2481.65 81.76 17.59 4032.94 445.9 902915.5 932639.6

34 nmm 668.19 142.98 138.3 74.18 456.85 164.17 34.41 1.54 128.1 45.74 90307.67 92162.12

35 i_s 0.27 0.11 0.12 5.93 0.06 382.36 0.02 2.14 14.95 0.02 8302.49 8708.46

36 nfm 15.43 0.08 0.23 3.38 0.13 244.8 0.74 0.06 575.57 1.4 8443.47 9285.31

37 fmp 31.64 403.23 49.12 289.56 543.76 39.25 23 0.9 396.11 51.41 98614.39 100442.4

38 mvh 4862.08 7726.62 758.17 1044.15 3751.09 1054.42 290.23 37.49 71.2 1000.85 1074394 1094990

39 otn 4839.84 390.7 374.47 23.36 706.1 279.52 0.27 5.3 21.26 23 145571.5 152235.4

40 ele 3686.06 2936.49 1393.08 1703.44 1023.85 15.04 63.33 3.52 8687.62 268.14 381905.9 401686.5

41 ome 3556.3 1930.19 722.54 1686.53 1135.43 1405.74 56.66 7.56 3210.08 187.31 531307.8 545206.1

42 omf 1671.73 348.1 1288.73 1510.09 3461.35 85.35 179.15 12.49 5044.48 230.98 526134.8 539967.2

43 ely 3916.41 2155.61 2719.28 937.05 2432.18 3446.82 177.08 19.47 1509.13 280.04 618082.4 635675.5

44 gdt 8.37 4.79 2.18 12.79 3.6 0.26 0 0.03 118.75 8.77 90940.84 91100.37

45 wtr 670.47 738.09 233.32 224.33 500.38 6.61 7.64 5.72 356.78 65.85 140261.1 143070.3

46 cns 3.18 4769.13 0.08 0.05 11.86 0.92 19.05 2.44 5.04 341.4 107434.6 112587.7

Page 132: LAPORAN AKHIR ANALISIS COST AND BENEFIT ASEAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_cost_and... · Indonesia”. Analisis ini menjawab permintaan Direktorat Jenderal

Puska KPI, BP2KP, Kementerian Perdagangan 94

47 trd 35451.45 11512.43 18656.46 20600.65 33170.36 5242.17 498.23 129.95 40899.77 1703.44 5572836 5740701

48 otp 6695.88 890.83 6004.28 3400.53 6202.14 452.78 156.34 103.53 5237.95 386.26 1056798 1086329

49 wtp 1350.31 345.29 410 6.31 796.74 115.72 17.93 4.9 232.74 72.35 54690.73 58043.02

50 atp 5947.53 756.34 1004.5 2852.54 3295.97 387.46 118.16 13.39 1615.7 270.14 211183.3 227445.1

51 cmn 3797.02 2443.1 3011.08 975.14 1422.96 718.03 32.42 15.44 1475.78 201.64 848408.2 862500.8

52 ofi 5328.77 1223.82 5681.94 1798.72 760.27 469.49 5.36 0.78 2583.37 93.5 1149459 1167405

53 isr 1394.69 3785.73 1250.77 1965.76 3038.72 266.14 18.06 0.64 1754.64 264.08 851503.8 865243

54 obs 3812.26 1622.33 1553.02 2727.87 8574.69 475.28 91.23 0.29 903.22 314.86 2313321 2333396

55 ros 9147.15 3386.29 4489.52 2647.48 3605.76 623.48 633.81 235.33 5014.67 1395.04 2194565 2225743

56 osg 9344.53 2154.91 5712.26 7941.78 3484.34 1836.46 114.08 19.67 195.74 354.51 3480441 3511599

57 dwe 53221.16 4662.75 7999.57 5596.91 3774.88 3644.06 420.64 77.47 7245.29 1127 3020008 3107778

Total 269423.3 77972.83 101195.8 67230.42 126183.3 46008.42 6527.13 2631.7 124167 16051.35 32566034 33403426

Page 133: LAPORAN AKHIR ANALISIS COST AND BENEFIT ASEAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_cost_and... · Indonesia”. Analisis ini menjawab permintaan Direktorat Jenderal

Puska KPI, BP2KP, Kementerian Perdagangan 95

Tabel 3.17 Cost Structure of Government Consumption

NVGA 1 idn 2 mys 3 phl 4 sgp 5 tha 6 vnm 7 khm 8 lao 9 hkg 10 SEAsia 11 RestofWorld Total

1 pdr 0.000102 0.002482 0.000039 0.000003 3.881946 35.81258 0.000002 0.000043 0.091296 0.000007 17.1939 56.9824

2 wht 0.000246 0.0001 0.000077 0.000099 0.000158 0.378361 0.00059 0.000817 0.710946 0.000021 401.6474 402.7388

3 gro 0.000576 0.000276 0.000207 0.000327 7.873047 2.873172 0.000013 0.002899 0.841514 0.000065 210.5856 222.1777

4 v_f 0.000762 0.000471 0.000341 0.000331 4.46557 19.32418 0.000018 0.006182 2.155102 0.000102 1245.794 1271.747

5 osd 0.000204 0.000137 0.001482 0.000121 0.000747 0.09779 0.000004 0.002053 0.001091 0.000027 34.42913 34.53279

6 c_b 0.000277 0.000387 0.000195 0.000104 0.004196 1.343349 0.000007 0.001606 0.000777 0.000041 7.36432 8.715259

7 pfb 0.00151 0.000837 0.000547 0.000667 0.002383 4.396114 0.000631 0.017555 0.004067 0.000148 1036.374 1040.799

8 ocr 0.000634 0.000216 0.000153 0.000378 17.72395 6.043674 0.000017 0.002166 0.01264 0.000079 403.6692 427.4531

9 ctl 0.137286 0.000178 0.000103 0.000122 2.343149 3.09862 0.000005 0.004744 0.025986 0.000037 138.3975 144.0077

10 oap 0.000132 0.000096 0.000056 0.000074 3.659932 11.19809 0.000003 0.013388 0.355623 0.00002 474.1316 489.359

11 rmk 0.000052 0.000046 0.000044 0.000025 0.475402 0.001933 0.000001 0.000121 0.000576 0.000006 1569.077 1569.555

12 wol 0.000123 0.000074 0.000042 0.000059 0.001938 0.077986 0.000002 0.000792 0.009705 0.000013 84.33006 84.42079

13 frs 0.002941 0.001746 0.00124 0.001674 0.0025 0.000391 0.000044 0.020165 0.376733 0.000343 300.3474 300.7552

14 fsh 0.001504 0.000896 0.000591 0.000709 1.440062 0.000188 0.000024 0.010123 0.153999 0.000179 190.9874 192.5957

15 coa 0.000016 0.000000 0.000000 0.000000 0.000001 0.000000 0.000000 0.000001 0.050768 0.000000 0.122824 0.173609

16 oil 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000022 0.000029 0.000000 0.000009 0.008057 0.000000 0.094843 0.10296

17 gas 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000002 0.001173 0.000000 0.071615 0.07279

18 omn 0.001938 0.001178 0.000755 0.000956 0.001648 17.71901 0.000031 0.017051 3.483577 0.000218 322.4478 343.6741

19 cmt 0.000309 0.00016 0.00011 0.00013 0.083903 0.014567 0.000009 0.002008 0.150432 0.000046 350.6678 350.9195

20 omt 0.000583 0.000158 0.000123 0.000135 0.909536 0.382705 0.000008 0.003355 2.336972 0.000038 222.738 226.3716

21 vol 0.000591 0.000124 0.000099 0.000078 0.119356 1.542954 0.000003 0.000636 0.014811 0.000048 172.5865 174.2652

Page 134: LAPORAN AKHIR ANALISIS COST AND BENEFIT ASEAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_cost_and... · Indonesia”. Analisis ini menjawab permintaan Direktorat Jenderal

Puska KPI, BP2KP, Kementerian Perdagangan 96

22 mil 0.002011 0.000862 0.000508 0.000729 30.62349 0.884218 0.000025 0.002064 3.242154 0.00014 973.9396 1008.696

23 pcr 0.002444 0.001378 0.000963 0.001033 0.273341 2.739294 0.000347 0.015882 0.180668 0.001246 734.006 737.2226

24 sgr 0.000338 0.000156 0.000107 0.000119 0.072006 0.922346 0.000005 0.001068 0.002375 0.000036 69.06491 70.06347

25 ofd 0.002895 0.001894 0.001233 0.001394 200.597 1.622769 0.002094 0.022877 3.524766 0.00616 1556.434 1762.217

26 b_t 0.001008 0.000663 0.000432 0.00056 0.044997 0.000211 0.000015 0.01891 1.873082 0.000107 378.8359 380.7759

27 tex 0.001154 0.000664 0.000412 0.000371 5.556075 0.000139 0.00002 0.011068 14.5669 0.000127 2158.082 2178.218

28 wap 0.002062 0.001748 0.000956 0.000864 6.301895 0.000263 0.000041 0.010491 2.32841 0.000172 1413.511 1422.158

29 lea 0.000718 0.000303 0.000171 0.000185 0.045332 0.000055 0.000058 0.002587 0.20227 0.000173 496.8605 497.1124

30 lum 0.001173 0.000522 0.000364 0.000418 50.65359 0.000106 0.000012 0.00463 4.510806 0.000097 127.643 182.8147

31 ppp 0.006619 0.004196 0.00266 0.003106 524.1671 12.39473 0.000216 0.046804 26.86219 0.00086 4122.347 4685.836

32 p_c 0.000002 0.000002 0.000001 0.000001 0.83465 0.000001 0.000000 0.000063 0.000079 0.000000 6.970649 7.805448

33 crp 0.057536 0.03252 0.026914 0.024449 75.84496 4.857029 0.000963 0.277753 61.50583 0.007353 51286.83 51429.46

34 nmm 0.005069 0.002224 0.002943 0.001074 46.2895 61.64576 0.000076 64.67059 2.127027 0.000325 2928.211 3102.956

35 i_s 0.000038 0.00003 0.000014 0.000015 0.004 0.000019 0.000001 0.000317 1.711428 0.000004 1909.038 1910.754

36 nfm 0.000482 0.000027 0.000021 0.00002 0.000036 0.000006 0.000001 0.000251 0.509377 0.000004 4039.435 4039.946

37 fmp 0.002154 0.000518 0.000502 0.000357 13.98533 0.000126 0.000054 0.006289 4.577137 0.000181 2840.096 2858.669

38 mvh 0.002502 0.001515 0.001215 0.001279 369.4673 0.000486 0.000144 0.036748 38.60435 0.000458 18903.04 19311.16

39 otn 0.002653 0.002169 0.002125 0.001982 7.920514 0.000661 0.000106 0.038909 51.54588 0.000368 6337.003 6396.518

40 ele 0.020453 0.004479 0.002921 0.003394 102.0479 0.001078 0.00015 0.041182 65.51437 0.000742 8920.744 9088.381

41 ome 0.002214 0.001071 0.000746 0.000877 36.28898 0.000328 0.000092 0.013519 16.42517 0.000243 8241.751 8294.484

42 omf 0.001912 0.000878 0.000673 0.000722 130.7198 0.000207 0.000162 0.014425 6.963417 0.000394 3568.705 3706.408

43 ely 0.000006 0.000004 0.000003 0.000003 0.485953 0.000002 0.000000 0.000164 0.036564 0.000000 1.825553 2.348252

44 gdt 0.000003 0.000002 0.000001 0.000001 0.030425 0.000001 0.000000 0.000076 0.050059 0.000000 0.921158 1.001728

45 wtr 3.527495 0.003842 0.206781 0.008145 85.46237 0.097544 0.003846 0.063278 14.88413 0.000754 3285.057 3389.316

46 cns 0.04496 0.043208 0.015039 0.018316 174.4114 153.8448 0.00059 0.579258 375.3739 0.004586 10358.7 11063.04

Page 135: LAPORAN AKHIR ANALISIS COST AND BENEFIT ASEAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_cost_and... · Indonesia”. Analisis ini menjawab permintaan Direktorat Jenderal

Puska KPI, BP2KP, Kementerian Perdagangan 97

47 trd 0.012887 0.00787 0.004902 7.295389 706.6241 0.129346 0.000223 2.770013 74.2296 0.00154 22204.16 22995.23

48 otp 0.060931 0.039152 0.024044 0.029136 206.3803 9.184783 0.00157 0.408686 295.5369 0.010171 71794.12 72305.79

49 wtp 0.022041 0.013589 0.008587 0.319421 0.042427 2.696167 0.000146 0.151593 77.32616 0.001024 6906.074 6986.655

50 atp 0.01573 0.237444 0.006267 0.007678 209.4042 2.586462 0.000568 0.109557 62.65749 0.003146 2870.364 3145.392

51 cmn 0.012075 0.003169 0.001949 0.002771 281.1753 0.000778 0.001277 4.982029 42.9717 0.002349 5950.189 6279.343

52 ofi 0.010307 0.009648 0.00405 0.007789 49.3665 0.001477 0.00059 0.906955 171.1797 0.001239 26249.69 26471.18

53 isr 0.001307 0.000801 0.000508 0.000651 1.598155 0.053455 0.000017 5.108724 2.494143 0.000142 2340.812 2350.07

54 obs 0.046365 177.0213 0.018203 0.022691 447.5651 42.94702 15.93457 2.57562 75.18006 78.36245 120659.6 121499.3

55 ros 0.058045 20347.34 0.022589 0.095818 306.989 277.5406 65.95252 0.862716 76.01008 2403.606 103252.4 126730.9

56 osg 35385.21 334.9759 14344.68 16937.65 24621.32 3623.298 393.9233 252.5736 15071.45 1303.595 8944705 9056974

57 dwe 0.00251 0.001582 0.000988 0.001215 27.96919 0.000335 2.830784 0.017101 0.04522 8.905577 4822.272 4862.047

Total 35389.29 20859.76 14345.04 16945.51 28763.56 4301.756 478.656 336.4515 16656.99 3794.514 9453597 9595468

Page 136: LAPORAN AKHIR ANALISIS COST AND BENEFIT ASEAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_cost_and... · Indonesia”. Analisis ini menjawab permintaan Direktorat Jenderal

Puska KPI, BP2KP, Kementerian Perdagangan 99

Tabel 3.18. Decomposition of Export at World Prices: VXWD=VXMD+XTAX

VALEXPORTS 1 idn 2 mys 3 phl 4 sgp 5 tha 6 vnm 7 khm 8 lao 9 hkg 10 SEAsia 11 RestofWorld Total

1 pdr 1.378255 0.07816 0.000765 0.001493 97.95933 1.412866 1.482647 3.620922 0.054633 0.129051 1455.799 1561.917

2 wht 4.576216 1.215527 0.003517 0.006683 1.073391 0.001108 0.268076 0.000002 0.083805 0.219841 29812.53 29819.98

3 gro 22.88833 2.031034 1.831965 0.082939 152.1249 1.695097 8.127899 11.6685 0.079191 29.03448 28950.31 29179.87

4 v_f 406.9899 176.3523 792.2669 10.88343 1369.738 807.0577 35.77691 7.017997 7.28731 600.9832 84968.1 89182.46

5 osd 57.00123 8.578834 1.490183 0.232808 20.11259 70.97937 8.685741 1.787406 0.03408 48.05314 31860.96 32077.91

6 c_b 0.023465 1.408446 0.010828 0.001742 0.001519 0.025248 0.043581 0.043372 0.002176 0.013591 129.3498 130.9238

7 pfb 5.865842 5.196433 16.35541 0.37949 1.284434 2.759161 0.02251 0.303094 0.013068 0.245088 12185.75 12218.17

8 ocr 1907.584 181.5379 51.66772 70.52383 376.438 2339.357 8.843045 33.20187 2.685658 10.21718 48340.21 53322.27

9 ctl 6.160598 2.239123 0.000908 1.043749 1.525295 4.41187 2.138695 0.049314 2.218297 3.632961 10114.11 10137.53

10 oap 270.3268 237.8452 11.35626 43.54739 91.59708 132.8475 8.756194 4.557919 33.27161 4.587634 21071.14 21909.84

11 rmk 0.189252 0.000533 0.000246 0.000269 0.000502 0.000011 0.000042 0.000008 0.047825 0.00001 348.7268 348.9655

12 wol 1.586998 0.024699 0.000098 0.001274 0.005854 0.52797 0.000024 0.000005 0.002444 0.016364 3205.358 3207.524

Page 137: LAPORAN AKHIR ANALISIS COST AND BENEFIT ASEAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_cost_and... · Indonesia”. Analisis ini menjawab permintaan Direktorat Jenderal

Puska KPI, BP2KP, Kementerian Perdagangan 100

13 frs 107.7549 1012.807 3.83561 20.03822 48.32895 144.9929 25.03146 67.34148 0.1433 671.9147 17381.6 19483.79

14 fsh 434.7329 168.5879 120.5191 42.00794 322.1111 78.8495 14.05619 0.046744 6.053038 67.7283 15830.27 17084.96

15 coa 10103.33 1.413846 0.080386 0.005791 0.006037 1428.391 0.000097 0.304677 0.032948 52.50003 41364.31 52950.37

16 oil 5509.851 8045.239 0.353007 0.16152 280.0066 7579.881 0.000181 69.37985 0.006626 4407.112 971867.6 997759.6

17 gas 8535.865 5119.152 0.010532 0.002295 0.025156 0.024868 0.000003 0.000009 0.004857 4336.113 152537.4 170528.6

18 omn 7139.017 277.248 1294.705 38.19291 413.5446 362.3149 2.484648 13.85282 13.029 64.53436 184635.5 194254.4

19 cmt 4.499234 1.95918 4.759458 4.319232 4.95554 2.910465 1.824245 0.850475 3.405083 1.42632 36887.24 36918.15

20 omt 39.72727 37.4926 52.16957 4.16119 1218.984 70.84442 6.507514 1.391246 8.007197 1.725899 55505.82 56946.83

21 vol 8300.177 9315.054 767.7526 170.3189 315.735 37.34745 2.61893 0.213201 2.829467 1.751357 46478.1 65391.89

22 mil 57.39739 230.3505 145.7946 195.2905 178.3 21.20614 0.342402 0.022022 18.68925 0.89843 60045.25 60893.55

23 pcr 42.38472 22.33228 21.86935 0.827928 3204.845 1440.723 15.58785 7.323824 0.090814 6.228501 6579.686 11341.9

24 sgr 48.20799 146.837 90.36692 41.28499 1331.457 18.19799 1.023173 0.000087 0.003775 0.347144 17200.51 18878.24

25 ofd 3498.513 2469.049 1042.722 1441.686 9723.216 4303.747 31.04867 8.134549 291.1836 213.0685 249019.5 272041.9

26 b_t 275.8188 439.3691 164.5302 285.9638 500.9358 109.7548 11.41673 7.18948 410.5669 2.369484 98034.71 100242.6

27 tex 5837.144 1869.733 479.3688 394.9886 4570.622 2744.306 1370.767 59.3422 5805.258 98.79881 286363.8 309594.1

Page 138: LAPORAN AKHIR ANALISIS COST AND BENEFIT ASEAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_cost_and... · Indonesia”. Analisis ini menjawab permintaan Direktorat Jenderal

Puska KPI, BP2KP, Kementerian Perdagangan 101

28 wap 5188.662 1108.123 2168.82 157.4343 3282.648 6013.872 2236.875 131.2558 5214.296 435.6906 217651.6 243589.3

29 lea 3053.147 235.7159 150.7759 129.8072 1809.465 5652.33 297.235 7.519122 127.2651 59.59771 120193.4 131716.2

30 lum 5847.491 7290.189 1112.303 124.3823 2573.131 3139.439 84.76571 127.7301 77.38617 202.7013 204646.7 225226.2

31 ppp 5216.718 1143.288 227.5695 1562.271 1516.3 224.4457 4.654038 2.18267 1609.222 8.936296 231281 242796.6

32 p_c 2084.635 3785.837 812.4936 24213.85 6350.883 27.38488 0.007639 83.19663 0.481911 53.92027 488666.6 526079.3

33 crp 14643.78 19495.57 1687.287 29429.59 23170.27 2321.2 120.9923 22.16587 4617.317 97.73035 1576293 1671899

34 nmm 1080.914 1107.507 297.9333 408.1764 2275.313 607.4543 2.713293 0.188678 69.52264 3.394086 143302 149155.1

35 i_s 1434.416 2570.655 468.3701 1214.135 2333.534 482.5681 11.1975 0.851976 1375.822 19.09718 406229.6 416140.3

36 nfm 7288.093 2898.084 2245.82 1886.457 2790.987 178.0222 33.60592 509.7827 5499.789 58.40532 450134.6 473523.6

37 fmp 1153.072 1986.843 313.3398 1158.73 2915.676 786.9351 13.11369 0.73921 282.44 5.797201 287719.8 296336.4

38 mvh 2081.347 2326.632 1738.99 926.2824 14010.33 400.721 27.92674 4.194334 3.88939 22.33633 1148454 1169997

39 otn 949.9992 1183.835 355.1387 2565.352 1405.946 379.9138 51.6838 0.160613 4.295047 6.91348 336994.5 343897.7

40 ele 7237.497 76096.65 41857.62 50051.39 37282.14 1746.432 8.62651 1.306062 5454.619 27.46204 1022924 1242688

41 ome 8776.44 19494.25 5414.512 30972.02 21538.82 3827.796 10.68745 21.94167 2740.513 60.51061 1936823 2029680

42 omf 2036.699 2329.756 526.9035 864.831 4987.128 846.366 32.04384 3.396686 2214.691 94.82463 244641.9 258578.6

Page 139: LAPORAN AKHIR ANALISIS COST AND BENEFIT ASEAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_cost_and... · Indonesia”. Analisis ini menjawab permintaan Direktorat Jenderal

Puska KPI, BP2KP, Kementerian Perdagangan 102

43 ely 0.184846 200.5966 0.21217 0.319327 66.53238 0.037648 0.02411 39.23666 355.2429 3.710409 45257.47 45923.57

44 gdt 169.595 285.6407 132.5459 0.421791 21.68418 131.1826 0.000081 0.405758 1.116654 19.41496 25133.55 25895.56

45 wtr 12.89114 137.9369 7.816677 20.52798 55.73673 0.384019 1.315796 0.41961 35.91525 0.879587 2764.451 3038.274

46 cns 429.9908 2099.955 113.1645 744.4972 494.5306 277.6176 7.566174 0.53482 379.2794 46.24698 86481.77 91075.15

47 trd 680.4561 2531.354 651.1804 8662.814 4687.229 524.413 139.141 9.947145 53492.76 77.41151 239056.3 310513

48 otp 1340.793 1508.41 1965.665 5029.869 5364.26 265.3588 245.9839 96.56284 7405.051 90.28722 260654.8 283967.1

49 wtp 436.7911 1380.049 228.8796 3278.205 1423.259 186.743 51.2092 3.811978 3824.349 75.89035 87126.98 98016.17

50 atp 1483.547 4611.056 965.1039 3755.737 4605.497 462.2109 307.9914 9.950377 8625.559 147.3644 213494.3 238468.3

51 cmn 1304.427 1057.546 579.0724 1019.635 365.1308 312.0534 45.58045 27.46973 988.757 15.72963 93591.88 99307.28

52 ofi 330.5282 363.0482 267.2031 6292.709 136.923 375.8232 9.990473 0.919999 8128.12 57.333 205160.3 221122.9

53 isr 84.53813 1114.862 81.54772 2248.544 605.523 317.2085 6.82076 7.663769 843.2186 16.43245 111920.8 117247.1

54 obs 365.8241 4494.563 2652.633 23091.01 4400.601 1067.447 29.3385 3.289766 21545.26 178.2036 764063.1 821891.3

55 ros 551.8458 2311.2 470.1074 1004.515 975.1203 236.7819 329.4174 49.80266 1605.265 78.5897 137229.4 144842.1

56 osg 837.1766 597.0202 366.8364 1772.135 873.8361 506.3193 80.79901 29.49672 177.0395 82.85204 183847.6 189171.1

57 dwe 0.000001 0.000001 0.000001 0.000001 0.000001 0.000001 0.000001 0.000001 0.000001 0.000001 0.000119 0.000129

Page 140: LAPORAN AKHIR ANALISIS COST AND BENEFIT ASEAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_cost_and... · Indonesia”. Analisis ini menjawab permintaan Direktorat Jenderal

Puska KPI, BP2KP, Kementerian Perdagangan 103

Total 128720.5 195519.3 72923.66 205351.6 176543.4 53003.03 5748.161 1493.767 143303.6 12671.31 13783911 14779190

Page 141: LAPORAN AKHIR ANALISIS COST AND BENEFIT ASEAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_cost_and... · Indonesia”. Analisis ini menjawab permintaan Direktorat Jenderal

Puska KPI, BP2KP, Kementerian Perdagangan 121

Tabel 3.20. Indikator Kinerja Perdagangan dari Produk Potensial Indonesia ke Hong Kong

No Code Product Label Indonesia Ekspor Ke Hong

Kong

Indonesia Ekspor Ke Dunia

RSCA TII TSI Indone

sia - Hong Kong

TSI Indonesia

- Dunia

Rata-

Rata Tariff Hk

Pertumbuhan Ekspor Ke Hong Kong 2009-2013

Pertumbuhan Ekspor Ke Dunia 2009-

2013

Import Growth

Hong Kong Dari

Dunia

Import Growth Market

Share Hk Dari

Indonesia

Export Product Dynamc

1 2701.12 Bituminous coal, whether or not pulverised

but not agglomerated

380,073 12306410 0.98 5.79 1.00 0.99 0.00 3.0 6 3.0 3.0 rising star

2 2701.19 Coal nes, whether or not pulverised but

not agglomerated

439,661 10441093 0.98 1.44 1.00 1.00 0.00 10.0 27 10.0 10.0 rising star

3 1511.90 Palm oil and its fractions refined

but not chemically modified

393 10860317 1.00 0.06 1.00 0.99 0.00 46.0 26 7.0 46.0 rising star

4 4012.12 Retreaded pneumatic

tyres, of rubber, of a kind used

on buses or lorri

197 10083 0.93 5.30 1.00 0.91 0.00 188.0 715 19.0 188.0 rising star

Page 142: LAPORAN AKHIR ANALISIS COST AND BENEFIT ASEAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_cost_and... · Indonesia”. Analisis ini menjawab permintaan Direktorat Jenderal

Puska KPI, BP2KP, Kementerian Perdagangan 122

5 7108.12 Gold in unwrought forms non-monetary

490,729 1561424 (0.52) 2.16 0.99 0.97 0.00 -6.0 20 46.0 -6.0 loosing opportunity

6 9031.90 Parts & accessories for measuring or

checking inst,appl &

machines,nes

24,085 25757 (0.47) 21.42

0.99 0.09 0.00 1,622.0 168 19.0 1,622.0 rising star

7 8548.10 Waste&scrap of prim cell

25,383 26017 0.31 19.59

1.00 0.99 0.00 540.0 342 84.0 540.0 rising star

8 2711.11 Natural gas, liquefied

- 12928642 (1.00) 0 0 1.00 0.00 0 16 0 0 rising star

9 2604.00 Nickel ores and concentrates

11,427 1685248 0.99 1.44 1.00 1.00 0.00 215.0 59 94.0 215.0 rising star

10 0305.63 Anchovies, salted and in brine, but not

dried or smoked

279 4798 0.97 13.99

1.00 1.00 0.00 124.0 259 44.0 124.0 rising star

11 3823.19 Industrial fatty acids, acid oils

nes

627 928897 1.00 0.71 1.00 0.95 0.00 135.0 43 15.0 135.0 rising star

12 6202.99 Womens/girls anoraks&similar

article of oth textile

materials,not

160 8271 0.83 1.28 1.00 0.98 0.00 452.0 4 2.0 452.0 rising star

Page 143: LAPORAN AKHIR ANALISIS COST AND BENEFIT ASEAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_cost_and... · Indonesia”. Analisis ini menjawab permintaan Direktorat Jenderal

Puska KPI, BP2KP, Kementerian Perdagangan 123

knit

13 4802.56 Uncoated paper and

paperboard, of a kind used for

writing, printing or

14,897 1016938 0.96 1.39 1.00 0.99 0.00 8.0 27 8.0 8.0 rising star

14 8418.10 Combined refrigerator-

freezers, fitted with separate external doors

527 284492 0.91 0.42 1.00 0.66 0.00 364.0 60 11.0 364.0 rising star

15 0901.11 Coffee, not roasted, not

decaffeinated

2,914 1166189 1.00 5.03 1.00 0.94 0.00 24.0 12 15.0 24.0 rising star

16 4011.10 Pneumatic tire new of rubber f motor car incl

station wagons&racg

cars

1,698 1325606 0.91 0.23 1.00 0.92 0.00 18.0 10 28.0 18.0 rising star

17 6704.11 Complete wigs of synthetic

textile materials

1,729 114175 0.93 0.38 1.00 1.00 0.00 287.0 17 10.0 287.0 rising star

Page 144: LAPORAN AKHIR ANALISIS COST AND BENEFIT ASEAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_cost_and... · Indonesia”. Analisis ini menjawab permintaan Direktorat Jenderal

Puska KPI, BP2KP, Kementerian Perdagangan 124

18 4810.14 Paper and paperboard

used for writing, printing or

other graphic purpo

431 172655 0.99 0.39 1.00 0.99 0.00 141.0 88 2.0 141.0 rising star

19 6104.69 Womens/girls trousers and

shorts, of other textile

materials, knitted

832 92502 0.92 0.64 1.00 0.97 0.00 180.0 77 14.0 180.0 rising star

20 6104.49 Womens/girls dresses, of

other textile materials,

knitted

559 68065 0.94 0.49 0.99 0.99 0.00 192.0 31 8.0 192.0 rising star

21 1404.90 Vegetable products nes

41 35748 0.98 0.40 1.00 0.97 0.00 99.0 87 1.0 99.0 rising star

22 0410.00 Edible products of animal origin

nes

67,673 153383 0.75 1.98 1.00 0.99 0.00 13.0 5 10.0 13.0 rising star

23 6404.19 Footwear o/t sports,w outer

soles of rubber/plastics&uppers of tex

mat

5,465 507572 0.75 0.58 1.00 0.91 0.00 65.0 62 27.0 65.0 rising star

Page 145: LAPORAN AKHIR ANALISIS COST AND BENEFIT ASEAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_cost_and... · Indonesia”. Analisis ini menjawab permintaan Direktorat Jenderal

Puska KPI, BP2KP, Kementerian Perdagangan 125

24 4412.94 Veneered panels and

similar laminated wood

with blockboard, laminboar

7,923 394754 0.98 1.50 1.00 0.99 0.00 42.0 -3 13.0 42.0 rising star

25 9401.59 Seats of cane, osier or similar materials (excl. of bamboo or

rattan)

255 118821 1.00 0.43 1.00 1.00 0.00 70.0 37 47.0 70.0 rising star

Page 146: LAPORAN AKHIR ANALISIS COST AND BENEFIT ASEAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_cost_and... · Indonesia”. Analisis ini menjawab permintaan Direktorat Jenderal

Puska KPI, BP2KP, Kementerian Perdagangan 126

Tabel 3.21. Indikator Kinerja Perdagangan dari Produk Potensial Indonesia ke Hong Kong

No Code Product label Indonesia ekspor ke

Hong Kong

Indonesia ekspor ke

dunia

RSCA TII TSI Indonesia-

Hong Kong

TSI Indonesia-

Dunia

Rata-rata

Tariff HK

Pertumbuhan Ekspor ke

Hong Kong 2009-2013

Pertumbuhan Ekspor ke

Dunia 2009-2013

import growth Hong Kong dari

dunia

import growth market

share Hk dari

indonesia

Export product dynamc

26 0302.19 Salmonidae nes,fresh or chilled,excl heading No

03.04,livers and roes

1,318 46096 0.93 0.75 1.00 1.00 0.00 116.0 34 53.0 116.0 rising star

27 0904.11 Pepper of the genus Piper,ex

cubeb pepper,neither

crushd nor ground

1,185 337841 0.99 1.34 1.00 0.98 0.00 29.0 26 34.0 29.0 rising star

28 6103.49 Mens/boys trousers and

shorts, of other textile materials,

knitted

467 75865 0.99 1.25 0.97 0.99 0.00 97.0 38 21.0 97.0 rising star

Page 147: LAPORAN AKHIR ANALISIS COST AND BENEFIT ASEAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_cost_and... · Indonesia”. Analisis ini menjawab permintaan Direktorat Jenderal

Puska KPI, BP2KP, Kementerian Perdagangan 127

29 4602.12 Basketwork, wickerwork and other articles,

made directly to shape from

15 41914 0.99 0.09 1.00 1.00 0.00 82.0 40 9.0 82.0 rising star

30 1604.14 Tunas,skipjack&Atl

bonito,prepard/preservd,whole/in pieces,ex mincd

330 374967 0.97 0.35 1.00 0.99 0.00 8.0 22 12.0 8.0 rising star

31 6205.90 Mens/boys shirts, of other textile materials, not

knitted

182 51215 0.84 0.16 0.98 0.97 0.00 33.0 121 7.0 33.0 rising star

32 4418.20 Doors and their frames and

thresholds, of wood

22 160033 0.84 0.01 1.00 0.99 0.00 145.0 6 7.0 145.0 rising star

33 0801.11 Coconuts, dessicated

18 96323 0.99 0.05 1.00 0.99 0.00 52.0 28 11.0 52.0 rising star

34 0902.10 Green tea (not fermented) in packages not

exceeding 3 kg

54 35788 0.83 0.13 1.00 0.98 0.00 155.0 9 20.0 155.0 rising star

35 6105.90 Mens/boys shirts, of other textile

materials, knitted

119 40729 0.94 0.33 1.00 0.98 0.00 90.0 21 39.0 90.0 rising star

36 9401.69 Seats with 328 172376 0.95 0.28 1.00 0.98 0.00 38.0 28 5.0 38.0 rising star

Page 148: LAPORAN AKHIR ANALISIS COST AND BENEFIT ASEAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_cost_and... · Indonesia”. Analisis ini menjawab permintaan Direktorat Jenderal

Puska KPI, BP2KP, Kementerian Perdagangan 128

wooden frames, nes

37 3401.11 Toilet soap&prep,shaped;papers&nonwovens impreg with

soap toilet use

5,377 408829 0.97 2.09 0.99 0.88 0.00 8.0 15 3.0 8.0 rising star

38 6201.19 Mens/boys overcoats&sim articles of oth

textile materials,not

knittd

1,013 153747 0.98 0.36 0.98 0.99 0.00 26.0 14 30.0 26.0 rising star

39 4001.30 Balata, gutta-percha, guayule, chicle and similar

gums

56 3711 0.99 2.70 1.00 0.90 0.00 95.0 10 106.0 95.0 rising star

40 9201.20 Grand pianos, including

automatic

121 38334 0.95 0.29 1.00 0.96 0.00 66.0 17 10.0 66.0 rising star

41 0303.42 Tunas, yellowfin, frozen excluding

heading No 03.04, livers and

roes

1,377 73437 0.93 2.47 1.00 0.95 0.00 23.0 43 81.0 23.0 rising star

42 6104.43 Womens/girls dresses, of

synthetic fibres,

537 58271 0.28 0.32 0.99 0.75 0.00 332.0 82 23.0 332.0 rising star

Page 149: LAPORAN AKHIR ANALISIS COST AND BENEFIT ASEAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_cost_and... · Indonesia”. Analisis ini menjawab permintaan Direktorat Jenderal

Puska KPI, BP2KP, Kementerian Perdagangan 129

knitted

43 0710.29 Leguminous vegetables frozen

nes

8 8474 0.97 0.65 1.00 0.96 0.00 40.0 20 4.0 40.0 rising star

44 6103.39 Mens/boys jackets and

blazers, of other textile materials,

knitted

146 16722 0.90 0.72 1.00 0.87 0.00 98.0 24 16.0 98.0 rising star

45 6206.40 Womens/girls blouses and

shirts, of man-made fibres, not

knitted

722 312214 0.90 0.20 0.97 0.91 0.00 19.0 16 15.0 19.0 rising star

46 5509.53 Yarn of polyester staple fibres mixed with

cotton, not put up, nes

810 122329 0.94 0.48 0.87 0.86 0.00 128.0 7 2.0 128.0 rising star

47 7112.99 Waste and scrap of silver, incl.

metal clad with silver, and other

was

116 620567 0.98 0.06 1.00 1.00 0.00 0.0 1147 -11.0 0.0 FALSE

48 1905.32 Waffles and wafers

2,660 107953 0.88 2.95 1.00 0.83 0.00 45.0 44 25.0 45.0 rising star

Page 150: LAPORAN AKHIR ANALISIS COST AND BENEFIT ASEAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_cost_and... · Indonesia”. Analisis ini menjawab permintaan Direktorat Jenderal

Puska KPI, BP2KP, Kementerian Perdagangan 130

49 6207.19 Mens/boys underpants and briefs,of other

textile materials,not

knitted

43 2423 0.93 4.91 1.00 0.90 0.00 34.0 36 12.0 34.0 rising star

50 6704.20 Articles of human hair, nes

17,946 62295 0.49 6.25 1.00 0.99 0.00 125.0 22 16.0 125.0 rising star

Sumber: Data perdagangan : Trademap; data tarif: WTO (diolah puska KPI)

Page 151: LAPORAN AKHIR ANALISIS COST AND BENEFIT ASEAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_cost_and... · Indonesia”. Analisis ini menjawab permintaan Direktorat Jenderal

Puska KPI, BP2KP, Kementerian Perdagangan 134

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Penurunan tarif 50% ASEAN-Hong Kong berdampak pada penurunan

kesejahteraan di seluruh negara kecuali Laos. Namun jika dilakukan full

liberalisasi, seluruh negara meningkat kesejahteraannya, benefit

peningkatan kesejahteraan tertinggi adalah Indonesia, disusul Thailand

dan Malaysia. Selain dampak terhadap kesejahteraan, penurunan tarif

50% berdampak pada penurunan GDP riil di seluruh negara ASEAN

kecuali Hong Kong (meningkat kurang dari 1 persen). Namun jika full

liberalisasi, manfaat FTA ASEAN Hong Kong diprediksi akan

meningkatkan GDP riil di seluruh negara ASEAN, dua tertinggi Vietnam

dan Thailand. Hong Kong mengalami penurunan GDP riil kurang dari 1

persen. Indonesia sendiri memperoleh manfaat peningkatan GDP yang

relatif kecil. Hal ini dimungkinkan karena insentif liberalisasi perdagangan

hanya terjadi pada beberapa sektor yang merupakan komoditi unggulan

ekspor seperti vegetable oil (vol), oil seeds(osd), wearring apparel (wap),

textile (tex) dan electronic equipment (ele). Penurunan tarif 50% ASEAN-

Hong Kong mengakibatkan trade balance Indonesia, Singapura, Hong

Kong dan negara yang tergabung dalam SEAsia negatif. Namun jika

liberalisasi dilakukan secara penuh, Indonesia memperoleh manfaat yang

ditunjukkan dengan trade balance yang bernilai positif.

Indonesia memperoleh manfaat dari full liberalisasi perdagangan FTA

ASEAN-Hong Kong dengan peningkatan output hanya di beberapa sektor

yang merupakan komoditi unggulan yaitu vegetable oil (vol), oil

seeds(osd), wearring apparel (wap), textile (tex) dan electronic equipment

(ele). Namun ketika diberlakukan penurunan tarif 50% ASEAN-Hong

Kong, Indonesia memperoleh manfaat berupa kenaikan ekspor hampir di

semua sektor. Proteksi dengan tetap memberlakukan tarif 50% dari

baseline lebih memberikan insentif bagi sektor-sektor untuk meningkatkan

Page 152: LAPORAN AKHIR ANALISIS COST AND BENEFIT ASEAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_cost_and... · Indonesia”. Analisis ini menjawab permintaan Direktorat Jenderal

Puska KPI, BP2KP, Kementerian Perdagangan 135

outputnya dibandingkan apabila diberlakukan liberalisasi perdagangan

secara penuh. Peningkatan output diikuti dengan peningkatan ekspor dan

penyerapan tenaga kerja disektor-sektor tersebut.

Hasil gabungan simulasi full liberalisasi dalam model GTAP dan

pembobotan terhadap kinerja perdagangan menunjukkan beberapa

produk ekspor yang layak untuk dikerjasamakan Indonesia dengan Hong

Kong yaitu antara lain vol (vegetable oils), wearring apparel (wap), textile

(tex) dan electronic equipment (ele). Penggunaan metode pembobotan

berdasarkan kinerja perdagangan mengidentifikasi sebanyak 50 produk

yang memiliki bobot tinggi sehingga layak dikerjasamakan dengan Hong

Kong.

4.2 Rekomendasi Kebijakan

Secara umum rekomendasi kebijakan yang diberikan adalah

sebagai berikut:

Walaupun hasil pembobotan mengidentifikasi 50 produk Indonesia

layak dikerjasamakan, namun patut dicermati produk-produk tersebut

perlu ditingkatkan lagi daya saingnya mengingat sebagian besar produk

memiliki nilai RSCA dan IIT kurang dari 1. Liberalisasi perdagangan

menjadi salah satu upaya peningkatan akses pasar Indonesia ke pasar

Hong Kong apabila didukung daya saing produk yang tinggi dan memiliki

keterkaitan dengan industri nasional.

Selain itu patut menjadi catatan bahwa liberalisasi tidak hanya

diartikan sebatas pada penurunan hambatan tarif bea masuk impor

namun diikuti dengan cakupan yang lebih luas dari reformasi kebijakan,

termasuk tarif, non tarif, infrastruktur fisik maupun infrastruktur mutu, dan

inappropriate regulation. Dengan demikian maka liberalisasi perdagangan

akan memberikan benefit berupa pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Hasil

kunjungan ke Hong Kong juga menunjukkan hambatan terkait infrastruktur

di Indonesia yang berdampak pada inefisiensi produksi. Apabila

Page 153: LAPORAN AKHIR ANALISIS COST AND BENEFIT ASEAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_cost_and... · Indonesia”. Analisis ini menjawab permintaan Direktorat Jenderal

Puska KPI, BP2KP, Kementerian Perdagangan 136

kerjasama Indonesia Hong Kong diberlakukan, perbaikan infrastruktur

menjadi salah satu prasyarat penting. Hong Kong memiliki lokasi yang

strategis sebagai tempat transit perdagangan Asia. Hong Kong memiliki

fasilitas pelabuhan yang sangat maju dan memadai untuk menjadi hub

dunia dalam perdagangan khususnya hub Asia ke semua lokasi di

samping Dubai dan Singapura.

Hasil kunjungan lapang ke Hong Kong pun menunjukkan kepentingan

Hong Kong dalam wacana pembentukan FTA dengan ASEAN lebih

ditekankan pada investasi dan perdagangan jasa khususnya jasa

keuangan dan logistik. Database GTAP versi 8 juga menunjukkan bahwa

ekspor Hong Kong pada sektor-sektor ini sangat dominan, berturut-turut

untuk sektor jasa distribusi sebesar 53493, jasa transportasi darat sebesar

7405.1, jasa transportasi laut sebesar 3824.4, dan jasa keuangan sebesar

8128.1. Meningkatnya perdagangan barang di ASEAN memberikan

insentif bagi Hong Kong untuk meningkatkan kinerja perdagangan di

sektor jasa khususnya jasa keuangan dan logistik. Hong Kong memahami

bahwa sektor logistik dan distribusi mempunyai korelasi yang kuat dengan

perdagangan di sektor barang (Arvis et al, 2010). Negara yang memiliki

kinerja logistik dan distribusi yang kuat memiliki kecenderungan lebih

terbuka dan memiliki pertumbuhan ekonomi (Sheperd dan Marrel, 2010).

Demikian juga sektor keuangan. Meningkatnya perdagangan antar negara

membutuhkan peran penting sektor jasa keuangan.

Hal ini harus dipandang sebagai peluang bagi Indonesia. Hong Kong

yang merupakan hub Asia akan menjadi penghubung perdagangan

barang Indonesia dengan negara lain. Peningkatan perdagangan jasa

Indonesia-Hong Kong baik di jasa keuangan dan logistik akan

meningkatkan performance perdagangan barang Indonesia yang berupa

produk pertanian, agrifood, dan manufaktur ke semua negara Asia.

Pentingnya biaya transportasi sejalan dengan penelitian Limau dan

Venables (2000) yang mennyatakan peningkatan biaya transportasi >10

Page 154: LAPORAN AKHIR ANALISIS COST AND BENEFIT ASEAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_cost_and... · Indonesia”. Analisis ini menjawab permintaan Direktorat Jenderal

Puska KPI, BP2KP, Kementerian Perdagangan 137

persen akan mengurangi volume perdagangan >20 persen. Turunnya

biaya transportasi akan meningkatkan daya saing produk Indonesia.

Berdasarkan data GTAP maupun hasil investigasi ke HongKong, tarif

Hong Kong hampir 100 persen semua applied tarif-nya nol. Kondisi ini

juga peluang bagi produk ekspor Indonesia, terutama produk ekspor yang

memiliki daya saing tinggi dan dibutuhkan sebagai bahan baku bagi

produk akhir Hong Kong. Namun yang patut diwaspadai manakala

hambatan tarif diturunkan terdapat insentif untuk menerapkan hambatan

non-tarif. Salvatore (1996) menjelaskan tepatnya sejak berakhirnya

perang dunia kedua, khususnya di sektor manufaktur, pemerintah dari

berbagai negara melindungi industri-industri domestik dengan

memberlakukan berbagai macam hambatan non-tarif. Terkait dengan

kebijakan hambatan non tarif, diperlukan fasilitasi perdagangan antara

Indonesia-Hong Kong seperti misalnya fasilitasi skema sertifikasi bagi

semua perusahaan Indonesia yang terlibat dalam perdagangan dengan

Hong Kong, fasilitasi prosedur kepabeanan (fasilitasi perdagangan

elektronik seperti ijin jalan kargo pada batas tanah dengan Cina), fasilitasi

persyaratan mengenai pelabelan kandungan gizi dan lain sebagainya.

Sedangkan rekomendasi khusus terkait dengan produk ekspor

Indonesia ke Hongkong adalah sebagai berikut:

Berdasarkan pembobotan kinerja perdagangan, CPO dan tekstil dan

produk turunan tekstil layak dikerjasamakan. Simulasi GTAP pun

memberikan hasil yang mendukung, ketika full liberalisasi kedua produk

tersebut meningkat output dan ekspornya. Untuk produk turunan tekstil,

menjadi catatan, nilai RCA bilateral, IIT dan TSI yang belum mencapai

nilai 1, perlu diupayakan peningkatan daya saing. Selain itu pemberian

fasilitas bebas bea masuk bagi produk Hong Kong yang merupakan

bahan baku industri tekstil nasional dapat dimanfaatkan untuk mendukung

daya saing produk tekstil. Tekstil merupakan salah satu industri yang

Page 155: LAPORAN AKHIR ANALISIS COST AND BENEFIT ASEAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_cost_and... · Indonesia”. Analisis ini menjawab permintaan Direktorat Jenderal

Puska KPI, BP2KP, Kementerian Perdagangan 138

memiliki ketergantungan impor tinggi terhadap bahan baku. Sejak tahun

1980 ketergantungan impor bahan baku mencapai 100%. Ketergantungan

makin berkurang, namun masih tetap tinggi (Robertson et al, 2003). Oleh

karena itu walaupun liberalisasi menyebabkan kenaikan impor bahan baku

industri tekstil, namun diharapkan dapat dikompensasi dengan

peningkatan ekspor produk tekstil. Pengalaman serupa terjadi di India,

dimana sejak tahun 2000 penurunan tarif impor meningkatkan impor

bahan baku, namun dikompensasi dengan peningkatan ekspor sehingga

mendudukkan India sebagai salah satu eksportir tekstil terbesar di dunia

(Goldar, 2005).

Sedangkan untuk produk batubara dari sisi pembobotan layak untuk

dikerjasamakan, namun hasil simulasi GTAP menunjukkan output

batubara mengalami penurunan ketika liberalisasi penuh diberlakukan.

Insentif penurunan bea masuk dalam jangka pendek hanya akan

menyebabkan produksi batu bara langsung diekspor. Liberalisasi secara

penuh kurang memberikan insentif bagi pelaku usaha batu bara untuk

bersaing. Upaya bersama yang harus dilakukan adalah peningkatan nilai

tambah diantaranya melalui diversifikasi pemanfaatan batubara dengan

program pembakaran langsung, pengembangan briket batubara,

pencairan batubara, gasifikasi, up grading batubara, dan pengembangan

Coal Bed Methane, dengan tetap memperhatikan faktor lingkungan.

Salah satu produk ekspor Indonesia yang lain yang memiliki nilai

pembobotan tinggi adalah emas (kode 7108.12). Namun demikian hasil

EPD menunjukkan produk ini mengalami lost opportunity. Berdasarkan

hasil kunjungan lapang, design dan strategi pemasaran atas produk ini

atas kendali Hong Kong. Fasilitasi perdagangan maupun intelejen pasar

terkait design dan selera yang diinginkan sangat penting untuk

memperbaiki pangsa pasar produk emas Indonesia yang mengalami

penurunan.

Jadi secara garis besar terkait kerjasama perdagangan Indonesia-

Hong Kong, Indonesia tetap harus selektif didalam melakukan liberalisasi

Page 156: LAPORAN AKHIR ANALISIS COST AND BENEFIT ASEAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_cost_and... · Indonesia”. Analisis ini menjawab permintaan Direktorat Jenderal

Puska KPI, BP2KP, Kementerian Perdagangan 139

tarif perdagangan internasionalnya. Dengan membuka liberalisasi seluas-

luasnya untuk komoditas yang Indonesia memiliki keunggulan dengan

Hong Kong seperti CPO dan turunannya maupun bahan baku murah

untuk produk tekstil dan turunannya, produk perhiasan, elektronik, dan

tetap protektif terhadap komoditas yang kurang unggul, atau komoditas

yang sangat dibutuhkan dalam pasar domestik seperti batu bara (coal).

Saran Penelitian Lanjutan

(1) Mengingat kajian ini fokus pada perdagangan barang, disarankan

kajian lebih lanjut secara intensif mengenai benefit dan cost pembukaan

akses pasar Indonesia terhadap Hongkong di sektor jasa khususnya jasa

transportasi, distribusi dan keuangan.

(2) Hasil penelitian menunjukkan bahwa Hong Kong hampir 100

persen semua applied tarif-nya nol. Namun yang perlu menjadi perhatian

dengan menurunnya tarif ada insentif bagi pemerintahan Hong Kong

untuk memproteksi perdagangannya dengan menerapkan hambatan non

tarif. Oleh karena itu diperlukan kajian yang mendalam terkait hambatan

non tarif dalam perdagangan barang Indonesia Hong Kong.

Page 157: LAPORAN AKHIR ANALISIS COST AND BENEFIT ASEAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_cost_and... · Indonesia”. Analisis ini menjawab permintaan Direktorat Jenderal

Daftar Pustaka

Balassa, B. (1965). Trade Liberalization and Revealed Comparative Advantage. Manchester School of Economic and Social Studies 33 99-123.

Dee. (2011). The Impact of Trade Liberalization on job and growth : technical Note

OECD Trade Policy. Working Paper 107. OECD. Paris.

Dumairy. (1996). Perekonomian Indonesia. Jakarta (ID): Erlangga.

Dunn, R.M. (2000). International Economicss. Fith Edition. Routledge, New York.

Halwani, R.,H. (2005). Ekonomi Internasional dan Globalisasi Ekonomi. Edisi Kedua. Bogor (ID): Ghalia Indonesia.

Hertel. (1997). Global Trade Analysis, Modeling and Applications. Cambridge University

Press, New York. Hertel dan Tsigas. (1997). Structure of GTAP. Global Trade Analysis, Modeling and

Applications. Cambridge University Press, New York. Itakura, K., Fukunaga, Y., Isono, I. (2013). A CGE Study of Economic Impact of

Accession of Hong Kong to ASEAN-China Free Trade Agreement. ERIA Discussion Paper Series.

Kementrian Perdagangan. (2013). Analisis Cost and Benefit Terkait Rencana Aksesi

Hong Kong Dalam ASEAN-China Free Trade Agreement (ACFTA). Jakarta. Kotabe, M dan Helsen, K. (2001). Global Marketing Management. Second Edition. John

Wiley and Sons, Inc, New York. Krugman P, and Obstfeld, M.. (2001). International Economics: Theory and Policy. Sixth

Edition. Boston: Pearson Education, Inc. Lloyd, P. J. & Maclaren, D. (2004). Gains and Losses from Regional Trading

Agreements: A Survey. Economic Record, 80, 445-467. Lubis, A., D. (2013). Fasilitas Bea Masuk Bagi Least Developed Countries dan

Manfaatnya Bagi Indonesia. Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan. Vol.7 No.2 Desember 2013. pp. 213-230.

Markusen, J., R., Melvin, J., R., Kaempler, W., H., and Markus, K., E. (1995).

International Trade: Theory and Evidence. McGraw Hill Inc, New York. Nicholson. (1994). Macroeconomic Theory Basic Principles and Extentions. Ninth

Edition, Thomson South Western, Canada.

Page 158: LAPORAN AKHIR ANALISIS COST AND BENEFIT ASEAN …bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_cost_and... · Indonesia”. Analisis ini menjawab permintaan Direktorat Jenderal

Oktaviani, R, dan Puspitawati, E. (2008). Penggunaan RunGTAP. Departemen Ilmu

Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB.

Oktaviani, R, dan Puspitawati, E. (2008). Teori, Model dan Aplikasi GTAP. Departemen

Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB

Oktaviani, R. Tanti, N. dan Widyastutik. (2008). Pola dan Dinamika Perdagangan Indonesia-Timur Tengah dan Indonesia-Meksiko; Kajian Awal Analisis Dampak FTA. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional.

Park, D., Park, I., Estrada, G., E.,B. (2008). Prospects of An ASEAN-People’s Republic

of China Free Trade Area: A Qualitative and Quantitative Analysis. Economics Working Paper Series No.30, ADB.

Philippa Dee, (2011). Promoting Domestic Reform Through Regionalism. Crawford

School Research Papers, Crawford School of Public Policy, The Australian National University.

Ravallion, Martin dan Walle, Dominique. (1991). Quantifying Absolute Poverty in The

Developing World. Review of Income and Wealth, Series 37 Number 4. World Bank.

Salvatore, D. (1997). Ekonomi Internasional. Haris M, penerjemah. Jakarta (ID):

Erlangga. Terjemahan dari: International Economics. Shino, K. (2013). How Far Will Hong Kong’s Accession to ACFTA Impact its Trade in

Goods?. ERIA Discussion Paper Series

Stephenson, S. M. (1994). The Uruguay Round and Its Benefit to Indonesia. Ministry of Trade, Republic of Indonesia, Jakarta.

Tambunan, TH. (2001). Industrialisasi di Negara Sedang Berkembang: Kasus

Indonesia. Jakarta: Ghalia Indonesia.