31
LAPORAN AKHIR MAGANG RISET MODEL PENGELOLAAN POTENSI SUMBER DAYA ALAM UNTUK MEWUJUDKAN DESA WISATA AGRO PRODUKTIF (Kelurahan Temas, Kecamatan Batu, Kota Batu) Oleh: Fian Alldy E .S 201410050311027 Choirul Anwar D 201410050311031 Arga Dwi Pratama 201410050311078 PRODI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2017

LAPORAN AKHIR MAGANG RISET MODEL PENGELOLAAN …pemerintahan.umm.ac.id/files/file/LAPORAN MAGANG RISET_TEMAS_KOTA...LAPORAN AKHIR MAGANG RISET MODEL PENGELOLAAN POTENSI SUMBER DAYA

  • Upload
    vannhu

  • View
    395

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: LAPORAN AKHIR MAGANG RISET MODEL PENGELOLAAN …pemerintahan.umm.ac.id/files/file/LAPORAN MAGANG RISET_TEMAS_KOTA...LAPORAN AKHIR MAGANG RISET MODEL PENGELOLAAN POTENSI SUMBER DAYA

LAPORAN AKHIR MAGANG RISET

MODEL PENGELOLAAN POTENSI SUMBER DAYA ALAM UNTUK MEWUJUDKANDESA WISATA AGRO PRODUKTIF

(Kelurahan Temas, Kecamatan Batu, Kota Batu)

Oleh:

Fian Alldy E .S 201410050311027

Choirul Anwar D 201410050311031

Arga Dwi Pratama 201410050311078

PRODI ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2017

Page 2: LAPORAN AKHIR MAGANG RISET MODEL PENGELOLAAN …pemerintahan.umm.ac.id/files/file/LAPORAN MAGANG RISET_TEMAS_KOTA...LAPORAN AKHIR MAGANG RISET MODEL PENGELOLAAN POTENSI SUMBER DAYA

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN....................................................................... 1

I.1 Latar Belakang ................................................................................... 1

I.2 Rumusan Masalah .............................................................................. 2

I.3 Maksud dan Tujuan ............................................................................ 3

BAB II LAPORAN KEGIATAN MAGANG RISET .......................... 5

II.1 Gambaran Umum Kelurahan ............................................................. 5

b. Visi dan Misi kelurahan temas Kota Batu .......................................... 5

c. Susunan, Struktur, Tugas, dan Fungsi Organisasi SKPD .................. 6

II.2 Aktifitas Magang Riset ...................................................................... 14

BAB III ANALISA HASIL KEGIATAN ............................................. 15

A. Pembahasan................................................................................... 15

1. Menjelaskan pengelolaan potensi SDA tanaman organikdi

Kelurahan Temas Kota Batu............................................................... 15

2. Manfaat Agro Wisata.............................................................. 16

3. Pengelolaan Obyek dan Daya Tarik Agro Wisata Kel Temas 17

B. Metode Penelitian ......................................................................... 18

1. Metode yang digunakan dalam penelitian .............................. 18

2. Sumber data…………………………………………………..20

3. Informan ……………………………………………………..21

BAB IV PENUTUP................................................................................ 23

A. Kesimpulan........................................................................................ 23

B. Saran.................................................................................................. 23

DAFTAR PUSTAKA............................................................................. 25

DOKUMENTASI MAGANG RISET .................................................. 26

Page 3: LAPORAN AKHIR MAGANG RISET MODEL PENGELOLAAN …pemerintahan.umm.ac.id/files/file/LAPORAN MAGANG RISET_TEMAS_KOTA...LAPORAN AKHIR MAGANG RISET MODEL PENGELOLAAN POTENSI SUMBER DAYA

1

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Di dunia ini banyak potensi alam yang bisa dimanfaatkan dan menjadi penunjang

kehidupan manusia termasuk di Indonesia. Keselarasan dalam penggunaan hasil bumi

tergantung pengolahan dan tingkat kesadaran manusia. Semakin manusia sadar akan

kebutuhannya nanti maka pemanfaatan hasil bumi akan tertata dan jumlahnya akan terjaga,

begitupun sebaliknya. Potensi sumberdaya alam dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu

potensi sumberdaya alam organik dan sumberdaya alam anorganik.

Di era sekarang ini pengelolaan sumberdaya alam baik organik maupun anorganik

sudah bisa dikatakan semakin canggih. Setiap provinsi, kota atau kabupaten, sampai di desa

pun sekarang sudah dapat mengelola sumberdaya alam yang ada di daerah tersebut dengan

cara yang berbeda sesuai keadaan alamnya. Pengelolaan sumberdaya alam dapat dilakukan

dengan berbagai cara, misalnya dengan pertanian, perdagangan, perindustrian, pariwisata,

dan lain sebagainya. Semakin berkembangnya teknologi dan sumberdaya manusia, maka

perkembangan pengelolaan sumberdaya alam di bidang pariwisata semakin pesat terutama

sumberdaya alam organik.

Peluang sektor pariwisata cukup prospektif, karena selain sebagai salah satu

penghasil pertumbuhan ekonomi pariwisata, sektor pariwisata diharapkan dapat menjadi

pendorong pertumbuhan sektor pembangunan lainnya seperti perkebunan, pertanian,

perindustrian, perdagangan, dan lain-lain. Salah satu unsur dari sektor pertanian yang saat

ini belum tergarap secara optimal adalah agro wisata (agro tourism).

Agro wisata merupakan rangkaian kegiatan wisata yang memanfaatkan potensi

pertanian sebagai objek wisata, baik potensi berupa pemandangan alam kawasan

pertaniannya maupun kekhasan dan keanekaragaman aktivitas produksi dan teknologi

pertanian serta budaya masyarakatnya. Kegiatan agrowisata bertujuan untuk memperluas

wawasan pengetahuan, pengalaman rekreasi, dan hubungan usaha di bidang pertanian yang

meliputi tanaman pangan, holtikultura, perkebunan, dan perikanan.

Page 4: LAPORAN AKHIR MAGANG RISET MODEL PENGELOLAAN …pemerintahan.umm.ac.id/files/file/LAPORAN MAGANG RISET_TEMAS_KOTA...LAPORAN AKHIR MAGANG RISET MODEL PENGELOLAAN POTENSI SUMBER DAYA

2

Agrowisata sudah banyak dilakukan di berbagai daerah di Indonesia. Contoh pengelolaan

agrowisata yaitu berada di kota Batu, Jawa Timur. Banyak desa di kota ini mengelola

agrowisata, misalnya di desa Temas kecamatan Batu. Di desa tersebut mengelola agrowisata

dalam bidang tanaman organik yang sudah dijalankan beberapa tahun terakhir ini.

Pengelolaan agrowisata dalam bidang tanaman organik semakin berkembang dari awal

dimulai hingga sekarang. Perkembangan potensi tanaman organik ini semakin berkembang

karena semakin tingginya minat masyarakat terhadap sesuatu yang alami, karena mulai dari

bibit, tanah, hingga pupuk semua dari bahan organik. Namun, hal yang disayangkan adalah

pengelolaan sumberdaya alam tanaman organik ini masih dikelola beberapa pihak tertentu

dan sebagian petani di desa temas. Hal ini dikarenakan minimnya kesadaran petani yang

masih menggunakan bahan kimia, misalnya pupuk kimia yang menyebabkan hilangnya

esensi dari pengelolaan tanaman organik diolah secara organik.

Maka dari itu mengingat realita ini, diperlukan kesadaran dan langkah yang lebih

produktif untuk meningkatkan potensi sumber daya alam terutama di bidang tanaman

organik. Pengelolaan sumber daya alam tanaman organik dengan cara organik dapat

memberikan dampak yang bagus di desa Temas untuk mewujudkan desa wisata agro

produktif sehingga dapat meningkatkan keadaan ekonomi masyarakat disana. Oleh sebab

itu, model pengembangan pengelolaan sumber daya alamnya harus lebih ditingkatkan agar

tercapainya tujuan tersebut.

I.2 Rumusan Masalah

Arikunto (1993:17) menguraikan bahwa agar penelitian dapat dilaksanakan sebaik-

baiknya maka penulis harus merumuskan masalahnya sehingga jelas darimana memulai,

kemana harus pergi, dan dengan apa ia melakukan penelitian. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa pentingnya perumusan masalah agar diketahui arah jalan penelitian yang

akan dilakukan oleh penulis, maka permasalahan yang akan diangkat pada penelitian ini

adalah:

1. Bagaimana Model Pengelolaan Potensi Sumber Daya Alam Untuk Mewujudkan

Desa Wisata Agro Produktif?

2. Apa saja faktor penghambat dalam Model Pengelolaan Potensi Sumber Daya Alam

Untuk Mewujudkan Desa Wisata Agro Produktif.

Page 5: LAPORAN AKHIR MAGANG RISET MODEL PENGELOLAAN …pemerintahan.umm.ac.id/files/file/LAPORAN MAGANG RISET_TEMAS_KOTA...LAPORAN AKHIR MAGANG RISET MODEL PENGELOLAAN POTENSI SUMBER DAYA

3

I.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

I.3.1 Maksud Penelitian

Berdasarkan permasalahan diatas, maksud penelitian yang akan dilakukan adalah

untuk mendeskripsikan bagaimana mengimplementasikan pengembangan model

pengelolaan potensi sumber daya alam untuk mewujudkan desa wisata agro produktif dan

menggambarkan apa saja faktor penghambat dalam pengembangan model pengelolaan

potensi sumber daya alam untuk mewujudkan desa wisata agro produktif di kelurahan

Temas.

I.3.2 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian pengembangan model pengelolaan potensi sumber daya

alam untuk mewujudkan desa wisata agro produktif yaitu :

1. Untuk mengetahui model pengelolaan potensi sumber daya alam untuk mewujudkan

desa wisata agro produktif

2. Untuk mengetahui faktor yang menjadi penghambat model pengelolaan potensi

sumber daya alam tanaman organik di kelurahan temas

3. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan peran kelurahan dalam mengelola SDA

untuk mewujudkan desa wisata agro produktif

I.4 Manfaat Penelitian

I.4.1 Manfaat Secara Akademis

Sebagai sarana referensi secara akademik untuk mengembangkan potensi keilmuan

dengan melihat secara langsung praktek pemerintahan.

1.4.2 Manfaat Secara Teoritik

Mengembangkan pengetahuan mengenai proses pengelolaan sumber daya alam

tanaman organik.

1.4.3 Manfaat Secara Praktis

Page 6: LAPORAN AKHIR MAGANG RISET MODEL PENGELOLAAN …pemerintahan.umm.ac.id/files/file/LAPORAN MAGANG RISET_TEMAS_KOTA...LAPORAN AKHIR MAGANG RISET MODEL PENGELOLAAN POTENSI SUMBER DAYA

4

Sebagai rekomendasi perbaikan dan pengembangan pengelolaan sumber daya alam

tanaman organik.

I.5 Jadwal dan Tempat

Pelaksanaan magang riset pemerintahan tahun ajaran 2016-2017 ini dilaksanakan di

Kelurahan Temas, Kecamatan Batu, Kota Batu. Mahasiswa melaksanakan Magang terhitung

tanggal 11 September s/d 30 Oktober 2017.

Page 7: LAPORAN AKHIR MAGANG RISET MODEL PENGELOLAAN …pemerintahan.umm.ac.id/files/file/LAPORAN MAGANG RISET_TEMAS_KOTA...LAPORAN AKHIR MAGANG RISET MODEL PENGELOLAAN POTENSI SUMBER DAYA

5

BAB II

LAPORAN KEGIATAN MAGANG RISET

II.1 Gambaran Umum Kelurahan

a. Profil Kelurahan Temas

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2001 tentang Pembentukan

Kota Batu, Kelurahan Temas adalah 1 (satu) dari 5 (lima) kelurahan yang terletak di

Kota Batu yang disahkan pada tanggal 28 April 1982 yang diresmikan oleh Bupati

Malang karena pada tahun tersebut belum terbentuk kota Batu dan masih menjadi

bagian dari Kabupaten Malang yaitu kecamatan Batu.

Kelurahan Temas Merupakan unsur staf di Pemerintah Kota Batu dimana

Kelurahan temas menjadi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) pada tahun 2014.

Dalam melaksanakan tugas pemerintahan, pembangunan,

kemasyarakatan,pelayanan, penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum,

pembinaan kelembagaan, dan melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Walikota

Batu.

b. Visi dan Misi Kelurahan Temas

1) Visi.

Dalam upaya mewujudkan harapan dan aspirasi stakeholders serta melaksanakan

tugas pokok dan fungsinya, maka Visi Kelurahan Temas adalah: “Kelurahan

Temas sebagai Kelurahan Organik yang Berbasis pada Kebudayaan Lokal

dengan didukung Oleh Sumber Daya Aparatur yang Berkompeten serta

Terciptanya Hubungan yang harmonis Antar Lembaga Kemasyarakatan”

2) Misi.

Adapun Misi Kelurahan Temas adalah sebagai berikut:

a) Memberikan pelayanan yang cepat, tepat, efektif dan efisien kepada

masyarakat.

b) Meningkatkan partisipasi masyarakat dan keswadayaan masyarakat dalam

segala bidang dalam mendukung pembangunan.

c) Optimalisasi bidang pertanian organik yang juga dapat menjadi potensi

pariwisata edukatif.

Page 8: LAPORAN AKHIR MAGANG RISET MODEL PENGELOLAAN …pemerintahan.umm.ac.id/files/file/LAPORAN MAGANG RISET_TEMAS_KOTA...LAPORAN AKHIR MAGANG RISET MODEL PENGELOLAAN POTENSI SUMBER DAYA

6

d) Menumbuhkembangkan dan melestarikan tradisi luhur dan seni budaya lokal.

e) Mengembangkan potensi pariwisata di Bidang pertanian dan Kebudayaan.

c. Struktur Organisasi Kelurahan Temas

LURAHBambang Hari Suliyan,S.STPNIP.19831021 200312 1 001

KASI PEMERINTAHANKETENTRAMAN DAN KETERTIBAN

UNTUNG SURYADINIP.19620726199403 1 003

SURIPTO, SHNIP.19621128198603 1 007

HERI SUSIYONIP.19690315200701 1 022

EKA DIAN RACHMAWATI

KASI PEMBERDAYAAN MASYARAKATPEMBANGUNAN

IPUNG SETIAWAN, SE .MMNIP.19620303198610 1 002

ABDUL ROCHINNIP.19640614200701 1 013

MOCH ZAINUDIN

IRMA DHIANA KW, S.IP

KASI PEREKONOMIAN DANKESEJAHTERAAN RAKYAT

SUGENG HARIONONIP.19620303 198610 1 002

MACHBUB JUNAIDI, SENIP.19750624 198610 1 002

AGUNG PRAMONO

SITI RO’ISYAH

SEKRETARIS LURAHYUWONO TRI LAKSONO, SHNIP.19820921 201101 1 008

SITI YUROHTUL AINI, SENIP.19780415 200701 2 009

IFTA ZUMROTUL USTONIP.19691223 199602 2 001

HARRY MEIRIZON, A.MdNIP.198005312007011002

NURHADINIP.19591111 198603 1 012

DIAN SUPRIHATINYOPHI AGUNG KURNIAWAN, A.MD

NANING SRI ASTUTIK

Page 9: LAPORAN AKHIR MAGANG RISET MODEL PENGELOLAAN …pemerintahan.umm.ac.id/files/file/LAPORAN MAGANG RISET_TEMAS_KOTA...LAPORAN AKHIR MAGANG RISET MODEL PENGELOLAAN POTENSI SUMBER DAYA

7

d. Kondisi Geografis Kelurahan Temas

A. Peta Kelurahan Temas kec.Batu Kota Batu

B.

C.

D.

Page 10: LAPORAN AKHIR MAGANG RISET MODEL PENGELOLAAN …pemerintahan.umm.ac.id/files/file/LAPORAN MAGANG RISET_TEMAS_KOTA...LAPORAN AKHIR MAGANG RISET MODEL PENGELOLAAN POTENSI SUMBER DAYA

8

e. Wilayah geografis Kelurahan Temas

a. Luas wilayah kelurahan temas 323 Ha

b. Dengan batas-batas wilayah

NO BATAS DESA/KELURAHAN KECAMATAN

1 Batas utara Desa Pandanrejo Kecamatan Bumiaji

2 Batas timur Desa Torongrejo Kecamatan Junrejo

3 Batas selatan Desa Oro-oro ombo Kecamatan Batu

4 Batas barat Kelurahan Sisir Kecamatan Batu

f. Geologi

Dilihat dari keadaan geologinya, Kelurahan Temas dapat dibagi menjadi 4

jenis tanah yakni tanah Andosol, tanah Kambisol, tanah alluvial dan terakhir tanah

Latosol. Jenis tanah tersebut cocok untuk pertanian dan perkebunan.

g. Kondisi Iklim

Seperti halnya daerah lain di Indonesia, Kelurahan Temas mengikuti

perputaran 2 iklim, musim hujan dan musim kemarau. Pada tahun 2017 ini seperti

biasanya, di kelurahan Temas mengalami musim hujan. Selama tahun 2017, daerah ini

digolongkan daerah beriklim tropis dengan curah hujan pertahun antara 1540 mm, 110

hari/hujan/tahun.Suhu rata- rata 23 - 35 ˚C.

h. Kondisi Sosial Ekonomi

Kondisi Sosial Ekonomi

Kondisi masyarakat Temas secara umum termasuk dalam golongan ekonomi

menengah ke bawah. Berdasarkan data yang ada masih terdapat 400 KK yang termasuk

keluarga miskin dengan tingkat pendapatan rata-rata 500.000/bulan (Hasil Survei

2009). Berdasarkan jenis pekerjaannya prosentase yang dominan bekerja sebagai

Page 11: LAPORAN AKHIR MAGANG RISET MODEL PENGELOLAAN …pemerintahan.umm.ac.id/files/file/LAPORAN MAGANG RISET_TEMAS_KOTA...LAPORAN AKHIR MAGANG RISET MODEL PENGELOLAAN POTENSI SUMBER DAYA

9

petani dan penggarap sawah sebanyak 26,46 % diikuti penduduk dengan mata

pencaharian sebagai pedagang. Penduduk miskin yang ada rata-rata memiliki mata

pencaharian sebagai penggarap sawah, buruh tani atau pedagang kecil dengan

penghasilan yang tidak tetap. Tinjauan kemiskinan dapat dirumuskan sebagai

rendahnya tingkat penguasaan seseorang dalam memenuhi kebutuhan pokoknya (basic

human needs) seperti kapital manusia (pengetahuan, pendidikan, kesehatan, dsb) dan

kapital fisik (tanah, perumahan yang layak, peralatan kerja, sarana produksi, kendaraan,

dsb). Secara lebih luas menyangkut pula kapital alam (udara, pohon, hewan, dsb),

kapital sosial (jaringan sosial, tradisi, dsb), kapital dana (tabungan, pinjaman, dsb).

Kondisi Usaha Pertanian

Lahan pertanian masih sangat luas di Kelurahan Temas, kondisi tersebut juga

yang mendukung berkembanganya sektor pertanian di Kelurahan Temas. Potensi

pertanian yang dikembangkan penduduk diantaranya pertanian tanaman perkebunan

seperti bawang merah, bawang putih dan jagung. Selain itu juga dibudidayakan sayuran

organik seperti selada air, jamur dan tanaman holtikultura lainnya. Sayuran organik

memiliki keunggulan bebas dari zat pestisida dan zat kimia karena pupuk yang

digunakan berasal dari pupuk kandang dan kompos serta tidak menggunakan zat kimia

lainnya.

Lahan pertanian di wilayah perencanaan dibedakan menjadi lahan pertanian

dengan irigasi teknis, semi teknis dan sederhana. Lahan irigasi teknis merupakan lahan

yang hanya boleh difungsikan sebagai lahan pertanian dan sudah terdapat pengadaan

pengairan pada lahan pertanian tersebut. Proporsi luasan lahan irigasi teknis, Gambar 3.

1 Luas Lahan Pertanian Beririgasi (Ha) Kelurahan Temas

Page 12: LAPORAN AKHIR MAGANG RISET MODEL PENGELOLAAN …pemerintahan.umm.ac.id/files/file/LAPORAN MAGANG RISET_TEMAS_KOTA...LAPORAN AKHIR MAGANG RISET MODEL PENGELOLAAN POTENSI SUMBER DAYA

10

107

262

Teknis

Semi Teknis

Sederhana

Sumber: Monografi Kelurahan Temas 2017

semi teknis dan sederhana ditunjukkan pada gambar di bawah ini.

Gambar Diagram 4.1

Lahan Pertanian : Irigasi Teknis = 75 %

: Semi Teknis = 20 %

: Sederhana = 5 %

Kawasan Pertanian

Luaslahan pertanian di Kelurahan Temas 112,1 Ha

Kawasan pertanian terbagi dalam 9 kawasan

1. Kawasan kerajan produksi pertanian padi, sayur, jagung;

2. Kawasan putuk produksi pertanian padi sayur, jagung;

3. Kawasan kasin produksi pertanian padi sayur, jagung;

4. Kawasan torong kelampok produksi pertanian seladah, sayur, padi

jagung;

5. Kawasan torong libruk sayur, jagung;

6. Kawasan genting seladah air;

7. Kawasan wangkal seladah air;

8. Kawasan besul produksi pertanian sayur, jagung, padi;

9. Kawasan gelonggong sayur, jagung, padi.

A. Penggunaan Lahan

Page 13: LAPORAN AKHIR MAGANG RISET MODEL PENGELOLAAN …pemerintahan.umm.ac.id/files/file/LAPORAN MAGANG RISET_TEMAS_KOTA...LAPORAN AKHIR MAGANG RISET MODEL PENGELOLAAN POTENSI SUMBER DAYA

11

1. Luas lahan kering kurang lebih 2,4 Ha;

2. Luas lahan pemukiman 198 Ha;

3. Luas lahan untuk industri 0,5 Ha;

4. Lahan waqaf 1,5 Ha;

5. Lahan yang digunakan untuk perkantoran 4,5 Ha;

6. Lahan yang digunakan untuk pasar 4 Ha;

7. Lahan pertanian 112,1 Ha.

JUMLAH SAYUR ORGANIK KELURAHAN TEMAS PER-TAHUN

NO JENIS SAYUR JUMLAH

1 Baby Bayam Hijau + 300 kg

2 Baby Bayam Merah + 300 kg

3 Baby Buncis + 300 kg

4 Baby Kangkung + 600 kg

5 Baby Pakcoy + 1,200 kg

6 Baby Sawi Putih + 300 kg

7 Baby Wortel + 300 kg

8 Bayam Hijau + 600 kg

9 Bawang Merah + 600 kg

10 Beet Root + 300 kg

11 Brocoli + 300 kg

Page 14: LAPORAN AKHIR MAGANG RISET MODEL PENGELOLAAN …pemerintahan.umm.ac.id/files/file/LAPORAN MAGANG RISET_TEMAS_KOTA...LAPORAN AKHIR MAGANG RISET MODEL PENGELOLAAN POTENSI SUMBER DAYA

12

12 Buncis + 300 kg

13 Bunga Kol + 300 kg

14 Bunga Nasturtium + 120 kg

15 Cabe Besar Hijau + 60 kg

16 Cabe Besar Merah + 60 kg

17 Cabe Kriting Hijau + 60 kg

18 Cabe Kriting Merah + 60 kg

19 Cabe Rawit + 60 kg

20 Caisim + 600 kg

21 Daun Bawang Pre + 120 kg

22 Daun Kenikir + 60 kg

23 Daun Moltena + 300 kg

24 Ercis + 300 kg

25 Kacang Panjang + 300 kg

26 Kailan + 600 kg

27 Kale + 60 kg

28 Kangkung + 600 kg

29 Kohlrabi + 120 kg

30 Kol Merah + 60 kg

31 Labu Siam + 120 kg

32 Lettuce Head + 240 kg

Page 15: LAPORAN AKHIR MAGANG RISET MODEL PENGELOLAAN …pemerintahan.umm.ac.id/files/file/LAPORAN MAGANG RISET_TEMAS_KOTA...LAPORAN AKHIR MAGANG RISET MODEL PENGELOLAAN POTENSI SUMBER DAYA

13

33 Lettuce Romaine + 300 kg

34 Mint + 120 kg

35 Okra + 120 kg

36 Oyong + 600 kg

37 Pakcoy + 300 kg

38 Pare Organik + 60 kg

39 Pucuk Manisa + 300 kg

40 Peterseli + 60 kg

41 Radish + 120 kg

42 Rosemery + 60 kg

43 Sawi Pagoda + 60 kg

44 Sawi Pahit + 120 kg

45 Selada K Hijau + 360 kg

46 Selada K Merah + 360 kg

47 Selada Red Rapid + 60 kg

48 Seledri Organik + 60 kg

49 Siomak Organik + 300 kg

50 Terong Hijau + 180 kg

51 Terong Hitam + 120 kg

52 Terong Ungu + 180 kg

53 Tomat Cherry Organik + 120 kg

Page 16: LAPORAN AKHIR MAGANG RISET MODEL PENGELOLAAN …pemerintahan.umm.ac.id/files/file/LAPORAN MAGANG RISET_TEMAS_KOTA...LAPORAN AKHIR MAGANG RISET MODEL PENGELOLAAN POTENSI SUMBER DAYA

14

54 Tomat Besar + 300 kg

55 Wortel + 1,200 kg

II.2 Aktivitas Magang Riset

Magang riset yang dilakukan oleh peserta magang selama 2 bulan di kelurahan Temas,

kecamatan Batu, kota Batu khususnya di bagian Program Pelayanan dan Administrasi.

Sebelum melaksanakan kegiatan magang, peserta magang riset telah membuat proposal yang

dikonsultasikan sebelumnya pada dosen pembimbing, yang kemudian dikirim ke

Kesbangpol Kota Batu untuk didisposisi. Setelah menunggu lebih-kurang 5 hari akhirnya

surat peserta magang yang telah dilampirkan dengan proposal tadi dapat dikirim ke kantor

kecamatan Batu untuk mendapatkan surat rekomendasi magang untuk ditujukan ke

kelurahan Temas Kota Batu. Di kelurahan Temas peserta magang diarahkan kepada

sekretaris yang kemudian menempatkan peserta di Bagian Program Pelayanan dan

Administrasi.

Magang riset yang dilakukan peserta magang terhitung sejak tanggal 4 September

2017 sampai dengan tanggal 30 Oktober 2017 sudah masuk ke dalam syarat minimal yang

dikeluarkan jurusan untuk melaksanakan magang riset yakni selama dua bulan atau delapan

pekan. Pembelajaran yang dapat diambil oleh peserta magang selama di Kelurahan Temas

yakni dapat belajar bekerja untuk melayani masyarakat dengan baik. Selain itu juga dapat

mempelajari kinerja administrasi kelurahan.

Umumnya, peserta magang selama berada di kelurahan Temas Kota Batu jarang

menemukan kendala dalam pelaksanaan magang. Setiap pekerjaan yang diberikan oleh

pembimbing lapang maupun pegawai yang ada di kelurahan, apabila kami kurang mengerti

dan mengajukan pertanyaan, kami selalu mendapat bimbingan agar dapat menyelesaikan

tugas tepat pada waktunya. Salah satu tugas yang peserta magang riset sangat berharga baik

bagi peserta maupun kelurahan Temas adalah pelibatan peserta dalam pembuatan profil desa

di bawah bimbingan pembimbing lapang.

Page 17: LAPORAN AKHIR MAGANG RISET MODEL PENGELOLAAN …pemerintahan.umm.ac.id/files/file/LAPORAN MAGANG RISET_TEMAS_KOTA...LAPORAN AKHIR MAGANG RISET MODEL PENGELOLAAN POTENSI SUMBER DAYA

15

BAB III

ANALISA HASIL KEGIATAN

A. Pembahasan

1. Menjelaskan Pengelolaan Potensi Sumber Daya Alam Tanaman Organik

di Kelurahan Temas

Pada hakikatnya kehidupan masyarakat pedesaan masih memiliki sifat gotong

royong yang mendalam. Pertanian adalah salah satu usaha yang sejak lama

turun temurun, menjadi bagian mata pencaharian masyarakat di pedesaan,

usaha pertanian sekarang ini tidak hanya sekedar mengolah ladang, kebun, dan

hutan, tetapi lebih dikembangkan dalam bidang membentuk daya tarik

masyarakat luas seperti menjadikan kemasan dalam bidang pariwisata.

Pertanian yang dikemas menjadi pariwisata juga dikembangkan di Kelurahan

Temas, Kecamatan Batu, Kota Batu. Di kelurahan ini mengembangkan sumber

daya alam tanaman organik berupa sayuran untuk mewujudkan desa wisata

agro produktif.

Agrowisata memiliki pengertian yang sangat luas. Agrowisata menurut Moh.

Reza T dan lisdiana F, adalah objek wisata dengan tujan untuk memperluas

pengetahuan, pengalaman rekreasi, dan hubungan usaha di bidang pertanian.

Agrowisata atau agrotourism dapat diartikan juga sebagai pengembangan

industri wisata alam yang bertumpu pada pembudidayaan kekayaan alam.

Pengembangan agrowista berarti mengembangkan suatu kawasan yang

mengedepankan wisata sebagai salah satu pendorong pertumbuhan

ekonominya.

Sebagai kota yang tumbuh dan berkembang dengan usaha agribisnis, Kota

Batu dijuluki sebagai Kota Agropolitaan. Hal ini ditandai dengan didirikannya

command center di Balaikota Among Tani dan sudah terpasangnya 50

perangkat keras di daerah Kota Batu, tujuannya jelas yakni untuk memajukan

sektor pertanian di Kota Batu. Maka semua banyak kelurahan di kota Batu

menjalankan program pengelolaan agrowisata dalam bentuk tanaman organic

bsik berupa sayuran maupun buah-buahan. Namun, di keluarahan Temas masih

Page 18: LAPORAN AKHIR MAGANG RISET MODEL PENGELOLAAN …pemerintahan.umm.ac.id/files/file/LAPORAN MAGANG RISET_TEMAS_KOTA...LAPORAN AKHIR MAGANG RISET MODEL PENGELOLAAN POTENSI SUMBER DAYA

16

mengembangkan pengelolaan tanaman organik berupa sayuran. Rencana dari

pemerintahan setempat akan mengelola buah-buahan juga namun masih

dipersiapkan sampai tahun depan.

Pengelolaan tanaman organik di Kelurahan Temas sendiri merupakan

sebuah konsep yang dijalankan oleh beberapa petani di kelurahan ini bekerja

sama dengan pemerintah desa, menggunakan single platform dengan bantuan

teknologi, secara umum pengelolaan ini dibantu oleh tiga infrastruktur yang

saling berkaitan. Ketiga infrastruktur ini adalah interkonektifiti, instrumen, dan

intelegensi. Pengelolaan tanaman organik ini semua berasal dari organik, baik

berupa tanahnya, pupuknya, dan bibitnya semua terlepas dari bahan kimia. Hal

ini dikarenakan agar tidak menghilangkan esensi dari pengolahan tanaman

organic itu sendiri serta mulai menjauhkan masyarakat dari ketergantungan

bahan kimia yang memberikan efek jangka panjang pada kesuburan tanah dan

keadaan udara.

2. Manfaat agrowisata

Agrowisata memiliki beberapa manfaat bagi manusia maupun kelangsungan

sumber daya alam dalam jangka panjang, diantaranya yaitu :

a. Meningkatkan konservasi lingkungan

Kawasan agrowisata yang memiliki areal yang luas dan ditanami dengan

berbagai jenis pohon, tanaman holtikultura akan mempengaruhi cuaca

bahkan iklim di sekitarnya. Dengan banyaknya pohon, selain dapat

menyerap kebisingan juga dapat memberikan kesegaran dan kenyamanan

untuk masyarakat sekitar.

b. Meningkatkan nilai estetika dan keindahan alam

Lingkungan alam yang indah, panorama yang memberikan kenyamanan,

dan tertata rapi, akan memberikan nuansa alami yang membuat terpesona

orang yang melihatnya. Pengembangan agrowisata tentunya dikembangkan

seindah mungkin agar selain memberikan manfaat dalam hal khasiat juga

dapat memberikan nilai estetika yang mendalam agar senantiasa serasi

Page 19: LAPORAN AKHIR MAGANG RISET MODEL PENGELOLAAN …pemerintahan.umm.ac.id/files/file/LAPORAN MAGANG RISET_TEMAS_KOTA...LAPORAN AKHIR MAGANG RISET MODEL PENGELOLAAN POTENSI SUMBER DAYA

17

dengan alam. Oleh karena itu pengembangan agrowisata dibutuhkan

perencanaan tata letak, arsitektur, dan lanskap yang tepat.

c. Memberikan nilai rekeasi

Wisata tidak dapat dipisahkan dari sarana rekreasi. Pengelola agrowisata

akan memperhatikan pelayanan terbaik untuk pengunjung. Di samping itu,

kegiatan rekreasi akan dipadukan dengan pemanfaatan hasil pertanian,

maka dikembangkan nilai ekonomis agrowisata dengan menjual hasil

pertanian kepada pengunjung.

d. Meningkatkan kegiatan ilmiah dan ilmu pengetahuan

Peningkatan sarana agro wisata tidak hanya yang bersifat memenuhi

kebutuhan pengunjung akan tetapi juga sebagai sarana pendidikan dan

pengembangan ilmu pengetahuan. Pengelola agrowisata perlu menyediakan

fasiliotas penelitian baik berbentuk kebun percobaan maupun laboratorium.

e. Mengembangkan ekonomi masyarakat

Agrowisata yang dibina dengan baik dengan memperhatikan dan

mendasarkan kepada kemampuan masyarakat, akan memberikan dampak

bagi peningkatan ekonomi masyarakat dalam bentuk pendapatan

masyarakat, kesempatan kerja, dan kesempatan berusaha. Berusaha dalam

arti meningkatkan pengelolaan sumber daya alam tanaman organic yang

lebih produktif.

3. Pengelolaan objek dan daya tarik agrowisata di keluarahan Temas

Pengelolaan tanaman organik di kelurahan Temas dilaksanakan kerja sama

antara pemerintah dengan masyarakat atau petani di kelurahan tersebut.

Pemerintah yang merencanakan dan bertanggung jawab dalam pelaksanaan

program pengembangan tanaman organik,mulai dari melakukan pengawasan,

pendampingan, dan pemasaran, sedangkan petani atau masyarakat yang

melaksanakan program tersebut atau lebih tepatnya yang mengolah sumber

daya alam secara langsung. Antara pemerintah dan petani selalu bekerja sama

dengan baik demi tercapainya desa wisata agro produktif. Pengelolaan tanaman

Page 20: LAPORAN AKHIR MAGANG RISET MODEL PENGELOLAAN …pemerintahan.umm.ac.id/files/file/LAPORAN MAGANG RISET_TEMAS_KOTA...LAPORAN AKHIR MAGANG RISET MODEL PENGELOLAAN POTENSI SUMBER DAYA

18

organik di kelurahan Temas dilakukan juga dengan cara alami atau organik,

misalnya dari tanah, bibit, pupuk dan anti hama juga dilakukan secara alami

tanpa ada bahan kimia sama sekali. Ini menunjukkan bahwa semakin memiliki

nilai jual yang tinggi sehingga dapat mengembangkan kelurahan tersebut

terutama dalam bidang ekonomi.

Awal mulanya program ini dibiayai oleh pemerintah Kota Batu, namun

seiring berkembangnya perkembangan dari pengolahan tanaman organik yang

semakin inovatif maka pembiayaan dapat dilakukan oleh pemerintah kelurahan

meskipun masih dibantu oleh pemerintah kota. Kendati demikian, masyarakat

maupun pemerintah kelurahan Temas sudah menunjukkan kemandirian dalam

bidang pengelolaan tanaman organik berupa sayuran. Selain itu, pemerintah

kelurahan juga merencanakan dan sudah mempersiapkan pengolahan tanaman

organik yang tidak hanya berupa sayuran, namun dikembangkan berupa buah-

buahan juga. Pengembangan ini diharapkan dapat meningkatkan sumber daya

alam maupun sumber daya manusia di kelurahan Temas.

B. Metodologi Penelitian

1. Metode yang digunakan dalam penelitian

Penelitian yang dilakukan peneliti di Kelurahan Temas menggunakan pendekatan

teori bottom up dan top down. Peneliti menggunakan teori ini karena dalam pengelolaan

tanaman organik di kelurahan Temas dihandle dari pemerintah kepada masyarakat terutama

para petani sayuran. pendekatan secara top-down, yaitu pendekatan secara satu pihak dari

atas ke bawah. Dalam proses implementasi peranan pemerintah sangat besar, pada

pendekatan ini asumsi yang terjadi adalah para pembuat keputusan merupakan aktor kunci

dalam keberhasilan implementasi, sedangkan pihak-pihak lain yang terlibat dalam proses

implementasi dianggap menghambat, sehingga para pembuat keputusan meremehkan

inisiatif strategi yang berasal dari level birokrasi rendah maupun subsistem-subsistem

kebijaksanaan yang lain. Yang kedua adalah pendekatan secara bottom-up, yaitu pendekatan

yang berasal dari bawah (masyarakat). 1

1 https://www.kompasiana.com/www.hilmaainunrosyidah.com/bottom-up-dan-top-down

Page 21: LAPORAN AKHIR MAGANG RISET MODEL PENGELOLAAN …pemerintahan.umm.ac.id/files/file/LAPORAN MAGANG RISET_TEMAS_KOTA...LAPORAN AKHIR MAGANG RISET MODEL PENGELOLAAN POTENSI SUMBER DAYA

19

Pendekatan bottom-up didasarkan pada jenis kebijakan publik yang mendorong

masyarakat untuk mengerjakan sendiri implementasi kebijakannya atau masih melibatkan

pejabat pemerintahan namun hanya ditataran rendah. Asumsi yang mendasari pendekatan ini

adalah bahwa implementasi berlangsung dalam lingkungan pembuat keputusan yang

terdesentralisasi. Model ini menyediakan suatu mekanisme untuk bergerak dari level

birokrasi paling bawah sampai pada pembuatan keputusan tertinggi di sektor publik maupun

sektor privat.

Dalam pelaksanaannya implementasi kebijakan publik memerlukan model

implementasi yang berlainan, karena ada kebijakan publik yang perlu diimplementasikan

secara top-down atau secara bottom-up. Kebijakan-kebijakan yang bersifat top-down adalah

kebijakan yang bersifat secara strategis dan berhubungan dengan keselamatan negara, seperti

kebijakan mengenai antiterorisme, berbeda dengan kebijakan yang lebih efektif jika

diimplementasikan secara bottom-up, yang biasanya berkenaan dengan hal-hal yang tidak

secara langsung berkenaan dengan national security, seperti kebijakan alat kontrasepsi, padi

varietas unggul, pengembangan ekonomi nelayan dan sejenisnya.

Dalam implementasi sebuah kebijakan pilihan yang paling efektif adalah jika kita

bisa membuat kombinasi implementasi kebijakan publik yang partisipatif, artinya bersifat

top-down dan bottom-up. Model ini biasanya lebih dapat berjalan secara efektif,

berkesinambungan dan murah, bahkan dapat juga dilaksanakan untuk hal-hal yang bersifat

national secutiry.

Dalam penelitian ini pendekatan yang paling sesuai adalah pendekatan secara partisipatif

dimana kebijakan yang telah dibuat oleh pemerintah dapat direspon dengan baik oleh

masyarakat. Satu hal yang paling penting adalah implementasi kebijakan haruslah

menampilkan keefektifan dari kebijakan itu sendiri. Nugroho (2011), pada dasarnya ada

“lima tepat” yang perlu dipenuhi dalah hal keefektifan implementasi kebijakan, yaitu :

1. Apakah kebijakannya sendiri sudah tepat? Ketepatan kebijakan dinilai dari sejauh

mana kebijakan yang ada telah bermuatan hal-hal yang memang memecahkan

masalah yang hendak dipecahkan.

2. Ketepatan pelaksana. Aktor implementasi tidaklah hanya pemerintah, ada tiga

lembaga yang dapat menjadi pelaksana, yaitu pemerintah, kerjasama antara

Page 22: LAPORAN AKHIR MAGANG RISET MODEL PENGELOLAAN …pemerintahan.umm.ac.id/files/file/LAPORAN MAGANG RISET_TEMAS_KOTA...LAPORAN AKHIR MAGANG RISET MODEL PENGELOLAAN POTENSI SUMBER DAYA

20

pemerintah masyarakat/swasta atau implementasi kebijakan yang diswastakan

(privatization atau contracting out).

3. Ketepatan target implementasi. Ketepatan berkenaan dengan tiga hal, yaitu: a)

Apakah target yang diintervensi sesuai dengan yang direncanakan, apakah tidak ada

tumpang tindih dengan intervensi yang lain, atau tidak bertentangan dengan

intervensi kebijakan lain; b) Apakah targetnya dalam kondisi siap untuk diintervensi

ataukah tidak, kesiapan bukan saja dalam arti secara alami, namun juga apakah

kondisi target ada dalam konflik atau harmoni, dap apakah kondisi target ada dalam

kondisi mendukung atau menolak; c) Apakah intervensi implementasi kebijakan

bersifat baru atau memperbarui implementasi kebijakan sebelumnya.

4. Apakah lingkungan implementasi sudah tepat? Ada dua lingkungan yang paling

menentukan, yaitu a) lingkungan kebijakan, merupakan interaksi diantara lembaga

perumus kebijakan dan pelaksana kebijakan dan lembaga lain yang terkait; b)

lingkungan eksternal kebijakan yang terdiri atas public opinion, yaitu persepsi publik

akan kebijakan dan imlementasi kebijakan, interpretive institutions yang berkenaan

dengan interprestasi dari lembaga-lembaga strategis dalam masyarakat.

5. Tepat proses. Secara umum implementasi kebijakan publik terdiri atas tiga proses,

yaitu: a) policy acceptane, di sini publik memahami kebijakan sebagai sebuah aturan

main yang diperlukan untuk masa depan, di sisi lain pemerintah memahami

kebijakan sebagai tugas yang harus dilaksanakan; b) policy adoption, publik

menerima kebijakan sebagai sebuah aturan main yang diperlukan untuk masa depan,

disisi lain pemerintah menerima kebijakan sebagai tugas yang harus dilaksanakan; c)

strategic readiness, publik siap melaksanakan atau menjadi bagian dari kebijakan, di

sisi lain birokrat pelaksana siap menjadi pelaksana kebijakan.

2. Sumber Data

Arikunto (2013: 172)2 menyebutkan bahwa, Sumber data dalam penelitian adalah

subjek dari mana data dapat diperoleh. Apabila peneliti menggunakan kuesioner atau

wawancara dalam pengumpulan datanya, maka sumber data disebut responden, yaitu orang i

maupun lisan.3Lebih lanjut dikatakan bahwa sumber data diklasifikasikan menjadi tiga

2Sugiyono. 2013. Op. Cit.Hlm. 1723Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. (hlm. 172)

Page 23: LAPORAN AKHIR MAGANG RISET MODEL PENGELOLAAN …pemerintahan.umm.ac.id/files/file/LAPORAN MAGANG RISET_TEMAS_KOTA...LAPORAN AKHIR MAGANG RISET MODEL PENGELOLAAN POTENSI SUMBER DAYA

21

tingkatan yaitu, person, place, paper menurut Arikunto (2013: 172)4, penjelasan dari

ketiganya adalah :

1) Person (orang)

Yaitu sumber data yang bisa memberikan data berupa jawaban lisan melalui

wawancara atau jawaban tertulis melalui angket. Penelitian ini akan menempatkan

narasumber terkait dalam Implementasi Pengelolaan data dan informasi humas

media center sebagai pelayanan publik sadar informasi kegiatan kepala daerah.

2) Place (tempat)

Sumber data yang menyajikan tampilan berupa keadaan diam dan bergerak. Diam

dimaksudkan untuk ruangan, kelengkapan alat, wujud benda, warna dan lain-lain.

Sedangkan bergerak diartikan untuk segala aktivitas, kinerja dan lain-lain. Hal ini

berkaitan dengan tempat penelitian Sekretariat Daerah Bagian Hubungan

Masyarakat Pemerintah Kota Batu

3) Paper (kertas)

Sumber data yang menyajikan tanda-tanda berupa huruf, angka, gambar, atau

simbol-simbol lain. Sumber paper di penelitian ini adalah data, dokumen, dan juga

dasar hukum yang berhubungan dengan penelitian yaitu Pengelolaan data dan

informasi humas media center sebagai pelayanan publik sadar informasi kegiatan

kepala daerah

3. Informan

Informan penelitian adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi

tentang situasi dan kondisi latar belakang penelitian. Informan dalam penelitian ini dipilih

berdasarkan tingkat pengetahuanya mengenai permasalahan yang dijadikan topik penelitian.

Penentuan informan menggunakan teknik Snowball Sampling.

Teknik Snowball Sampling atau rujukan berantai merujuk pada suatu teknik dimana

peneliti mendapatkan satu informan yang lain (Daymon, 2002: 251). Teknik Snowball

Sampling mengimplikasikan jumlah informan yang semakin membesar seiring dengan

perjalan waktu penelitian (Pawito, 2007: 92). Peneliti berangkat dari seorang informan untuk

mendapatkan data awal, kemudian meminta referensi kepada informan tersebut mengenai

sumber informasi lain yang bisa diwawancarai atau dimintai keteranganya. Dari informan

berikut yang disarankan oleh informan pertama, peneliti mengadakan wawancara untuk

4Arikunto, Ibid.

Page 24: LAPORAN AKHIR MAGANG RISET MODEL PENGELOLAAN …pemerintahan.umm.ac.id/files/file/LAPORAN MAGANG RISET_TEMAS_KOTA...LAPORAN AKHIR MAGANG RISET MODEL PENGELOLAAN POTENSI SUMBER DAYA

22

memperoleh informasi tambahan, kemudian meminta referensi informan lain lagi yang bisa

dimintai keteranganya seputar permasalahan yang diteliti. Begitu seterusnya, wawancara

dilakukan terhadap informan yang semakin bertambah dan tidak dibatasi jumlahnya, sampai

peenliti merasa informasi yang didapat cukup memadai4.

Berikut ini informan-informan yang menjadi sumber data dalam penelitian ini :

1. Ibu Siti Ro’ isyah: sebagai kasi perekonomian dan kesejahteraan rakyat

2. Bapak Yuwono Tri Laksono: sebagai sekretaris kelurahan temas kota batu

3. Bapak Taslan: sebagai ketua kelompok tani tanaman organik

C. Target atau fokus yang dicapai

Adapun target yang ingin dicapai oleh peserta magang dalam program magang riset

ialah mengetahui model pengelolaan potensi sumber daya alam untuk mewujudkan desa

wisata agro produktif di Keluarah Temas, Kecamatan Batu, Kota Batu

Berikut poin penting dari pelaksanaan pengelolaan tanaman organik di kelurahan

Temas::

4. Terciptanya kerja sama yang baik antara pemerintah kota, pemerintah

kelurahan, dan masyarakat atau petani untuk mewujudkan desa wisata agro

produktif di kelurahan Temas

5. Tercapainya desa wisata agro produktf di kelurahan Temas karena

pengolahan tanaman organik berupa sayuran di kelurahan ini semakin

berkembang

6. Meskipun masih ada beberapa petani yang tidak berkenan mengembangkan

tanaman organik dengan cara organik, yang tidak memikirkan efek jangka

panjang, namun program ini tetap dapat meningkat

7. Para petani yang mengelola tanaman organik sudah baik, dan Peran

pemerintah kelurahan juga baik dalam mengawasi, membimbing,

memasarkan, serta bertanggung jawab dalam program pengolahan sumber

daya alam ini.

Page 25: LAPORAN AKHIR MAGANG RISET MODEL PENGELOLAAN …pemerintahan.umm.ac.id/files/file/LAPORAN MAGANG RISET_TEMAS_KOTA...LAPORAN AKHIR MAGANG RISET MODEL PENGELOLAAN POTENSI SUMBER DAYA

23

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari seluruh penjabaran di atas, dapat disimpulkan bahwa model Pengelolaan potensi

sumber daya alam adalah tanaman organik dalam bentuk sayuran di kelurahan Temas

sudah berkembang dari awal dimulai hingga saat ini. Meskipun masih terhambat

dengan beberapa petani yang masih tidak berkenan untuk mengembangkan

pengolahan tanaman organik dengan cara organik, namun sejauh ini pengelolaan

sumber daya alam tanaman organik berupa sayuran untuk mewujudkan desa wisata

agro produktif sudah berkembang dan mulai mandiri. Hal ini dapat dibuktikan dari

semakin mandirinya pembiayaan pengeolaan tanaman organik yang awal mulanya

seluruhnya dibiayai pemerintah kota, kini pembiayaan sudah dilakukan pemerintah

kelurahan sendiri meskipun masih mendapat bantuan dari pemerintah kota.

Pengembangan ini dilakukan beberapa inovasi sehingga dapat berkembang dengan

efisien, misalnya hasil dari tanaman organik tersebut di pasarkan di berbagai daerah.

Ini menunjukkan bahwa pengelolaan sumber daya alam untuk mewujudkan desa

wisata agro sudah tercapai.

Teori dalam penelitian ini menggunakan teori bottom up dan top down. Hal ini

dikarenakan program tersebut direncanakan oleh pemerintah dan dilaksanakan oleh

masyarakat dan petani. Antara pemerintah dan masyarakat sudah bekerja sama dengan

agar terwujud desa wisata agro yang produktif dalam jangka panjang. Hal ini juga

dibuktikan dari peran pemerintah kelurahan yang mengawasi, mendampingi, dan

bertanggung jawab dalam pengolahan sumber daya alam tanaman organik. Jadi peran

kelurahan juga sudah cukup besar dalam pengembangan tanaman organik berupa

sayuran ini.

B. Saran

Pengelolaan tanaman organik di kelurahan Temas memerlukan kerja sama

antara pemerintah maupun masyarakat sehingga diperlukan tetap kompaknya

kerjasama tersebut. Maka peneliti menyarankan agar tetap menjalin kerja sama yang

baik agar terwujud dan berkembang desa wisata agro produktif di kelurahan Temas.

Page 26: LAPORAN AKHIR MAGANG RISET MODEL PENGELOLAAN …pemerintahan.umm.ac.id/files/file/LAPORAN MAGANG RISET_TEMAS_KOTA...LAPORAN AKHIR MAGANG RISET MODEL PENGELOLAAN POTENSI SUMBER DAYA

24

Selain itu, peneliti juga menyarankan agar pemerintah lebih sering melakukan

sosialisasi terhadap petani-petani yang belum mengolah tanaman organik dengan

cara organik agar dapat meningkatkan keadaan ekonomi di kelurahan tersebut. Hal

ini juga dikarenakan efek bahan kimia terhadap kesuburan tanah dalam jangka

panjang dapat merusak tanah, maka diharapkan pemerintah selalu melakukan upaya

untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akibat terhadap jangka panjang.

Inovasi dalam pengembangan pengolahan tanaman organik juga tidak kalah

pentingnya, sehingga diperlukan adanya inovasi yang lebih baik, dan efisien terhadap

pengelolaan tanaman organik. Misalnya, selain berinovasi dalam pengembangan

tanaman organik berupa sayuran juga diharapakan terealisasinya model pengelolaan

tanaman organik berupa buah-buahan. Semakin banyaknya inovasi yang dibentuk

diharapakan semakin maju dan mandirinya kelurahan Temas di kemudian hari.

Page 27: LAPORAN AKHIR MAGANG RISET MODEL PENGELOLAAN …pemerintahan.umm.ac.id/files/file/LAPORAN MAGANG RISET_TEMAS_KOTA...LAPORAN AKHIR MAGANG RISET MODEL PENGELOLAAN POTENSI SUMBER DAYA

25

Daftar Pustaka :

https://www.kompasiana.com/www.hilmaainunrosyidah.com/bottom-up-dan-top-down

Yonathan Pongtuluran, MANAJEMEN SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN,Penerbit Andi, Yogyakarta

https://ilmugeografi.com/biogeografi/potensi-sumber-daya-alam

https://id.wikipedia.org/wiki/Pertanian_organik

https://id.wikipedia.org/wiki/Agrowisata

Page 28: LAPORAN AKHIR MAGANG RISET MODEL PENGELOLAAN …pemerintahan.umm.ac.id/files/file/LAPORAN MAGANG RISET_TEMAS_KOTA...LAPORAN AKHIR MAGANG RISET MODEL PENGELOLAAN POTENSI SUMBER DAYA

26

Dokumentasi Magang riset

Tugas hari pertama magang membuat undangan warga untuk mendapat raskin

Saat stempel di bagian Pelayanan Masyarakat

Page 29: LAPORAN AKHIR MAGANG RISET MODEL PENGELOLAAN …pemerintahan.umm.ac.id/files/file/LAPORAN MAGANG RISET_TEMAS_KOTA...LAPORAN AKHIR MAGANG RISET MODEL PENGELOLAAN POTENSI SUMBER DAYA

27

Saat mendapat tugas membuat Kuisioner

Saat merekap hasil kuisioner untuk melengkapi data Profil Kelurahan Temas

Page 30: LAPORAN AKHIR MAGANG RISET MODEL PENGELOLAAN …pemerintahan.umm.ac.id/files/file/LAPORAN MAGANG RISET_TEMAS_KOTA...LAPORAN AKHIR MAGANG RISET MODEL PENGELOLAAN POTENSI SUMBER DAYA

28

Saat turun langsung di kebun tanaman organik dan melakukan wawancara terhadap ketuakelompok tani tanaman organik

Saat membantu memasang banner untuk memberitahukan masyarakat umum bahwaKelurahan Temas akan melakukan serangkaian acara

Page 31: LAPORAN AKHIR MAGANG RISET MODEL PENGELOLAAN …pemerintahan.umm.ac.id/files/file/LAPORAN MAGANG RISET_TEMAS_KOTA...LAPORAN AKHIR MAGANG RISET MODEL PENGELOLAAN POTENSI SUMBER DAYA

29

Saat ada salah satu acara Kelurahan Temas yang dilakukan setiap tahun yaitu Slamatan Desa