37
1 LAPORAN AKHIR Penerapan Ipteks PELATIHAN PERTOLONGAN PERTAMA BAGI KADER KESEHATAN REMAJA SMP DI KECAMATAN KUBUTAMBAHAN Oleh: dr. I Made Kusuma Wijaya, S.Ked.,M.Kes/NIP. 197512152008121001 dr. Ni Made Sri Dewi Lestari, S.Ked.,M.Kes/NIP. 198207022008122002 dr. Ni Nyoman Mestri Agustini, S.Ked.,M.Kes/NIP. 198508252009122007 Dibiayai dari: Dana DIPA BLU Universitas Pendidikan Ganesha Nomor SP DIPA/042.01.2.400987/2017 tanggal 7 Desember 2016 Sesuai dengan kontrak Pengabdian Kepada Masyarakat Nomor. 798/UN48.15/PM/2017 JURUSAN PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA SINGARAJA 2017

LAPORAN AKHIR Penerapan Ipteksp2m.undiksha.ac.id/document/Laporan_Akhir_197512152008121001 _2… · masalah seks, kejiwaan dan tingkah laku eksprimental. Berbagai kejadian cedera

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: LAPORAN AKHIR Penerapan Ipteksp2m.undiksha.ac.id/document/Laporan_Akhir_197512152008121001 _2… · masalah seks, kejiwaan dan tingkah laku eksprimental. Berbagai kejadian cedera

1

LAPORAN AKHIR Penerapan Ipteks

PELATIHAN PERTOLONGAN PERTAMA BAGI KADER

KESEHATAN REMAJA SMP DI KECAMATAN KUBUTAMBAHAN

Oleh:

dr. I Made Kusuma Wijaya, S.Ked.,M.Kes/NIP. 197512152008121001

dr. Ni Made Sri Dewi Lestari, S.Ked.,M.Kes/NIP. 198207022008122002

dr. Ni Nyoman Mestri Agustini, S.Ked.,M.Kes/NIP. 198508252009122007

Dibiayai dari:

Dana DIPA BLU

Universitas Pendidikan Ganesha

Nomor SP DIPA/042.01.2.400987/2017 tanggal 7 Desember 2016

Sesuai dengan kontrak Pengabdian Kepada Masyarakat

Nomor. 798/UN48.15/PM/2017

JURUSAN PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI

FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

SINGARAJA

2017

Page 2: LAPORAN AKHIR Penerapan Ipteksp2m.undiksha.ac.id/document/Laporan_Akhir_197512152008121001 _2… · masalah seks, kejiwaan dan tingkah laku eksprimental. Berbagai kejadian cedera

2

Page 3: LAPORAN AKHIR Penerapan Ipteksp2m.undiksha.ac.id/document/Laporan_Akhir_197512152008121001 _2… · masalah seks, kejiwaan dan tingkah laku eksprimental. Berbagai kejadian cedera

3

PRAKATA

Puja dan puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena atas

berkat dan rahmat-Nya laporan akhir kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang

dilaksanakan di SMP se-Kecamatan Kubutambahan dapat terlaksana dengan baik. Laporan

ini dibuat dengan tujuan untuk mempertanggungjawabkan kegiatan dan memberikan

informasi tentang proses perencanaan dan pelaksanaan dari awal hingga akhir kegiatan

serta hasil yang didapat dari pelaksanaan kegiatan ini.

Penulis menyadari bahwa isi dari laporan akhir ini jauh dari kesempurnaan,

sehingga perlu sumbangsih dari para pembaca terutama hal yang terkait tentang tata tulis

dan substansi laporan. Terlaksananya kegiatan ini dari awal hingga pembuatan laporan

akhir ini berkat bantuan dari berbagai pihak, melalui kesempatan ini penulis mengucapkan

terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:

1. Prof. Dr. I Nengah Suandi, M.Hum., selaku ketua LPPM Undiksha Singaraja atas

segala bantuannya untuk pelaksanaan kegiatan.

2. I Ketut Budaya Astra, S.Pd.,M.Or., selaku dekan FOK Undiksha Singaraja yang telah

memberikan bantuan kemudahan dalam pelaksanaan kegiatan.

3. Kepala UPP Kecamatan Kubutambahan yang telah bersedia bekerjasama dalam

kegiatan P2M ini

4. Kepala SMP Negeri 1 Kubutambahan yang telah bersedia bekerjasama dan

memberikan bantuan sarana dan prasarana dalam kegiatan P2M ini

5. Para peserta, atas kerjasamanya dalam mengikuti pelatihan sehingga pelaksanaan P2M

dapat berjalan sesuai rencana

6. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu atas segala bantuannya

baik pemikiran maupun material pada kegiatan ini

Demikian laporan pengabdian pada masyarakat ini, semoga atas segala bantuan yang

diberikan mendapat imbalan yang sepadan dari Tuhan yang Maha Esa.

Singaraja, 30 Oktober 2017

Penulis

Page 4: LAPORAN AKHIR Penerapan Ipteksp2m.undiksha.ac.id/document/Laporan_Akhir_197512152008121001 _2… · masalah seks, kejiwaan dan tingkah laku eksprimental. Berbagai kejadian cedera

4

DAFTAR ISI

Halaman Judul .............................................................................................. i

Halaman Pengesahan .............................................................................................. ii

Prakata .......................................................................................................... iii

Daftar Isi .......................................................................................................... iv

BAB I. Pendahuluan

a. Analisis Situasi ........................................................................................... 1

b. Identifikasi dan Perumusan Masalah ......................................................... 2

c. Tujuan Kegiatan ................................................................................. 2

d. Manfaat Kegiatan ................................................................................. 3

BAB II. Kajian Pustaka

a. Kader Kesehatan Remaja (KKR) ................................................................ 4

b. Pertolongan Pertama ................................................................................... 6

BAB III. Metode Pelaksanaan

a. Kerangka Pemecahan Masalah ................................................................. 14

b. Metote Kegiatan ........................................................................................ 14

c. Khalayak Sasaran ....................................................................................... 14

d. Rancangan Evaluasi ................................................................................... 15

BAB IV. Hasil dan Pembahasan

a. Hasil Kegiatan .......................................................................................... 16

b. Pembahasan ............................................................................................... 18

BAB V. Penutup

a. Simpulan ............................................................................................. 21

b. Saran ......................................................................................................... 21

Daftra Pustaka

Lampiran-Lampiran

Page 5: LAPORAN AKHIR Penerapan Ipteksp2m.undiksha.ac.id/document/Laporan_Akhir_197512152008121001 _2… · masalah seks, kejiwaan dan tingkah laku eksprimental. Berbagai kejadian cedera

5

BAB I

PENDAHULUAN

A. ANALISIS SITUASI

Anak sekolah tingkat SMP memasuki usia remaja di mana periode ini terjadi

pertumbuhan dan perkembangan yang pesat baik fisik, psikologis maupun intelektual. Di

samping itu, masa ini juga mengandung resiko akibat suatu masa transisi yang selalu

membawa ciri-ciri tertentu, yaitu kebimbangan, kebingungan dan gejolak remaja seperti

masalah seks, kejiwaan dan tingkah laku eksprimental.

Berbagai kejadian cedera dan penyakit infeksi menular maupun penyakit tidak

menular masih menjadi masalah kesehatan utama di Bali dan juga di Kabupaten Buleleng

yang perlu mendapatkan perhatian yang lebih serius. Berbagai penyakit tersebut

diantaranya penyakit demam berdarah, infeksi saluran pernafasan atas, diare, epilepsi,

asma, penyakit jantung, dll dengan berbagai gejala seperti muntah-muntah, demam tinggi,

sesak nafas, kejang, dll Berbagai kecelakaan juga dapat menimbulkan cedera yang sering

terjadi pada remaja antara lain cedera akibat benda tumpul ataupun benda tajam seperti

luka terbuka, luka lecet, memar, cedera kepala, fraktur, dll. Berbagai keadaan tersebut

memerlukan penanganan segera/lebih awal sehingga tidak menimbulkan gangguan yang

membahayakan penderita. Kecamatan Kubutambahan merupakan salah satu kecamatan

yang ada di kabupaten Buleleng yang memiliki akses pelayanan kesehatan yang cukup

jauh sehingga sering menyebabkan penanganan korban kejadian kegawatdaruratan seperti

kecelakaan, bencana ataupun penyakit menjadi lambat. Hal ini menyebabkan angka

kematian dan kecacatan pada korban akan meningkat.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru pembina dan siswa SMP

yang ada di kecamatan Kubutambahan, dapat diketahui bahwa sekolah telah memiliki

program usaha kesehatan sekolah (UKS) yaitu suatu usaha yang dilakukan sekolah untuk

menolong murid dan juga warga sekolah yang sakit di kawasan lingkungan sekolah.

Namun belum terdapat kader kesehatan remaja terlatih yang memiliki kemampuan untuk

melaksanakan pertolongan pertama, sehingga penanganan terhadap beberapa cedera dan

penyakit tidak bisa dilaksanakan secara maksimal. Dengan demikian perlu dilaksanakan

pelatihan pertolongan pertama bagi kader kesehatan remaja SMP di Kecamatan

Kubutambahan dengan tujuan untuk meningkatkan status kesehatan disekolah masing-

masing pada khususnya dan status kesehatan masyarakat pada umumnya, serta selalu sigap

jika menemukan kejadian gawat darurat, yang membutuhkan penanganan medis segera.

Page 6: LAPORAN AKHIR Penerapan Ipteksp2m.undiksha.ac.id/document/Laporan_Akhir_197512152008121001 _2… · masalah seks, kejiwaan dan tingkah laku eksprimental. Berbagai kejadian cedera

6

B. IDENTIFIKASI DAN PERUMUSAN MASALAH

Berbagai kejadian kecelakaan yang dapat menimbulkan berbagai macam cedera sering

terjadi pada siswa pada saat mengikuti kegiatan kurikuler ataupun ekstrakurikuler.

Disamping itu pula banyak penyakit menular ataupun penyakit tidak menular yang terjadi

pada usia remaja yang tidak mendapatkan penanganan dini secara maksimal.

Pada beberapa sekolah SMP yang ada di kecamatan Kubutambahan telah memiliki

program UKS yang didalamnya telah terdapat kader kesehatan remaja (KKR). Namun

kader kesehatan remaja tersebut belum terlatih atau belum terampil untuk melakukan

pertolongan pertama. Hal tersebut tentunya akan dapat menyebabkan tidak maksimalnya

penanganan pada siswa yang mengalami suatu cedera ataupun penyakit yang

membutuhkan pertolongan segera, sehingga dapat mengganggu proses pembelajaran, yang

akhirnya dapat menurunkan kualitas sumber daya manusia.

Beberapa permasalahan yang akan ditindaklanjuti dalam pengabdian pada masyarakat

ini adalah:

a. Kurangnya pengetahuan kader kesehatan remaja tentang beberapa jenis cedera dan

penyakit yang membutuhkan pertolongan segera.

b. Kurangnya keterampilan kader kesehatan remaja dalam memberikan pertolongan

pertama.

C. TUJUAN KEGIATAN

Adapun tujuan dari pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat dengan judul

“Pelatihan Pertolongan Pertama Bagi Kader Kesehatan Remaja SMP di Kecamatan

Kubutambahan ” adalah:

a. Memberikan pengetahuan tentang beberapa penyakit menular ataupun tidak

menular serta beberapa cedera yang membutuhkan penanganan dini kepada kader

kesehatan remaja SMP di Kecamatan Kubutambahan

b. Memberikan keterampilan kepada kader kesehatan remaja (KKR) SMP di

kecamatan Kubutambahan dalam hal pertolongan pertama.

c. Mempersiapkan kader-kader kesehatan remaja di setiap sekolah SMP di Kecamatan

Kubutambahan untuk melakukan pertolongan pertama

Page 7: LAPORAN AKHIR Penerapan Ipteksp2m.undiksha.ac.id/document/Laporan_Akhir_197512152008121001 _2… · masalah seks, kejiwaan dan tingkah laku eksprimental. Berbagai kejadian cedera

7

D. MANFAAT KEGIATAN

Adapun manfaat yang akan diperoleh setelah melakukan “Pelatihan Pertolongan

Pertama Bagi Kader Kesehatan Remaja SMP di Kecamatan Kubutambahan” adalah:

a. Dapat meningkatkan wawasan, pengetahuan, dan keterampilan kader kesehatan

remaja SMP dalam melakukan pertolongan pertama di Kecamatan Kubutambahan.

b. Terwujudnya Kader Kesehatan Remaja (KKR) terlatih SMP di Kecamatan

Kubutambahan

Page 8: LAPORAN AKHIR Penerapan Ipteksp2m.undiksha.ac.id/document/Laporan_Akhir_197512152008121001 _2… · masalah seks, kejiwaan dan tingkah laku eksprimental. Berbagai kejadian cedera

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kader Kesehatan Remaja (KKR)

Kader Kesehatan Remaja adalah peserta didik yang dipilih guru guna ikut

melaksanakan sebagian usaha pelayanan kesehatan terhadap diri sendiri, kelurga, teman

peserta didik pada khususnya dan sekolah pada umumnya. Kader Kesehatan Remaja atau

Kader UKS (pada jenjang SLTP dan SLTA) dapat juga didefinisikan sebagai berikut yaitu

siswa yang memenuhi kriteria dan telah terlatih untuk ikut melaksanakan sebagian usaha

pemeliharaan dan peningkatan kesehatan terhadap diri sendiri, teman, keluarga dan

lingkungannya.

Kader kesehatan Remaja biasanya berasal dari murid kelas 1 dan 2 SLTP dan sederajat,

murid kelas 1 dan 2 SMU/SMK atau sederajat yang telah mendapatkan pelatihan Kader

Kesehatan Remaja. Kader Kesehatan Remaja juga diartikan kader yang memiliki

pengetahuan tentang kesehatan remaja yang mau membantu bersama-sama memecahkan

permasalah kesehatan khususnya pada remaja.

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1992 tentang kesehatan

pasal 17, dinyatakan bahwa kesehatan anak diselenggarakan untuk mewujudkan

pertumbuhan dan perkembangan anak dan kesehatan anak dilakukan melalui peningkatan

kesehatan anak dalam kandungan, masa bayi, masa balita, usia pra sekolah dan usia

sekolah. Selanjutnya dalam pasal 45 dinyatakan bahwa kesehatan sekolah diselenggarakan

untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat peserta didik dalam lingkungan hidup sehat

sehingga peserta didik dapat belajar, tumbuh dan berkembang secara harmonis dan optimal

menjadi sumber daya manusia yang berkualitas. Di samping itu kesehatan sekolah juga

diarahkan untuk memupuk kebiasaan hidup sehat agar memiliki pengetahuan, sikap dan

keterampilan untuk melaksanakan prinsip hidup sehat aktif berpartisipasi dalam usaha

peningkatan kesehatan, baik di sekolah, rumah tangga maupun dalam lingkungan

masyarakat. Konsep hidup sehat yang tercermin pada perilaku sehat dalam lingkungan

sehat perlu diperkenalkan seawal mungkin kepada generasi penerus dan selanjutnya

dihayati dan diamalkan. Peserta didik bukanlah lagi semata-mata sebagai obyek

pembangunan kesehatan melainkan sebagai subyek dan dengan demikian diharapkan

mereka dapat berperan secara sadar dan bertanggung jawab dalam pembangunan

kesehatan.

Page 9: LAPORAN AKHIR Penerapan Ipteksp2m.undiksha.ac.id/document/Laporan_Akhir_197512152008121001 _2… · masalah seks, kejiwaan dan tingkah laku eksprimental. Berbagai kejadian cedera

9

Anak sekolah tingkat SMP dan SMA atau sederajat memasuki usia remaja di mana

periode ini terjadi pertumbuhan dan perkembangan yang pesat baik fisik, psikologis

maupun intelektual. Remaja didefinisikan sebagai masa peralihan dari kanak-kanak ke

masa dewasa. Batasan usia remaja menurut WHO adalah 12 s/d 24 th. Namun jika pada

usia remaja sudah menikah maka ia sudah tergolong dalam kelompok dewasa. Sebaliknya

jika usia remaja sudah dilewati tapi masih tergantung pada orang tua maka ia masih

digolongkan dalam kelompok remaja. Mengingat permasalahan yang ada pada remaja

khususnya anak sekolah usia SMP dan SMA ataupun sederajat sangatlah komplek maka

sangat perlu adanya program untuk melakukan pencegahan maupun penanggulangan

secara dini yang melibatkan pihak sekolah dan kesehatan serta masayarakat. Oleh sebab itu

masa remaja merupakan tahap penting dalam siklus kehidupan manusia. Dikatakan penting

karena merupakan peralihan dari masa anak yang sangat tergantung kepada orang lain ke

masa dewasa yang mandiri dan bertanggung jawab.

Di samping itu, masa ini juga mengandung resiko akibat suatu masa transisi yang

selalu membawa ciri-ciri tertentu, yaitu kebimbangan, kebingungan dan gejolak remaja

seperti masalah seks, kejiwaan dan tingkah laku eksprimental (selalu ingin mencoba).

Sehubungan dengan hal tersebut maka diperlukan suatu program yang mendukung tingkat

perkembangan masa remaja yang baik. Bentuk programnya adalah Usaha Kesehatan

Sekolah dengan membentuk Kader Kesehatan Remaja untuk tingkat SLTP/Mts dan

SLTA/MA. Tujuan diadakannya pembentukan Kader Kesehatan Remaja adalah :

1. Agar peserta didik dapat menolong dirinya sendiri dan orang lain untuk hidup sehat

2. Agar peserta didik dapat membina teman-temannya dan berperan sebagai promotor

dan motivator dalam menjalankan usaha kesehatan terhadap diri masing-masing.

3. Agar peserta didik dapat membantu guru, keluarga dan masyarakat di sekolah dan

di luar sekolah.

Peran KKR dalam memelihara, membina, meningkatkan dan melestarikan kesehatan

lingkungan sekolah sangat menentukan. Untuk itu pihak sekolah dalam menunjuk dan

menetapkan siswa yang akan jadi KKR haruslah siswa yang berprestasi disekolah,

memiliki watak pemimpin, berperilaku sehat (PHBS), bertanggung jawab dan telah

mendapat pelatihan dari petugas kesehatan(puskesmas). Karena nantinya KKR tersebut

akan bertindak,berbuat dan berperilaku sehat tampa menunggu perintah dari guru atau

pihak sekolah dan juga akan menjadi contoh bagi peserta didik lainnya.

Kriteria kader kesehatan remaja sebagai berikut :

1. Telah menduduki kelas 1 dan kelas 2 SLTP/SLTA sederajat

Page 10: LAPORAN AKHIR Penerapan Ipteksp2m.undiksha.ac.id/document/Laporan_Akhir_197512152008121001 _2… · masalah seks, kejiwaan dan tingkah laku eksprimental. Berbagai kejadian cedera

10

2. Berprestasi baik di sekolah/kelas.

3. Berwatak pemimpin dan bertanggung jawab.

4. Bersih dan berprilaku sehat

5. Bermoral baik dan suka menolong.

6. Bertempat tinggal di rumah sehat.

7. Di ijinkan orang tua.

B. Pertolongan Pertama

Pertolongan pertama adalah perawatan pertama yang diberikan kepada orang yang

mendapat kecelakaan atau sakit yang tiba-tiba datang sebelum mendapatkan pertolongan

dari tenaga medis (Haryanto, 2013). Hal ini dapat dilakukan oleh orang yang bukan ahli

dalam menangani kejadian sakit atau cedera, Ini berarti :

• Pertolongan pertama harus diberikan secara cepat.

• Pertolongan pertama harus tepat sehingga akan meringankan sakit korban bukan

menambah sakit korban

Tujuan utama pertolongan pertama adalah untuk mempertahankan penderita tetap

hidup atau terhindar dari maut, membuat keadaan penderita tetap stabil, mengurangi rasa

nyeri, ketidak-nyamanan dan rasa cemas, dan menghindarkan kecacatan yang lebih parah.

Dalam melakukan pertolongan pertama ada prinsip-prinsip dasar yang perlu

diperhatikan sebagai berikut:

• Pastikan Anda bukan menjadi korban berikutnya. Seringkali kita lengah atau kurang

berfikir panjang bila kita menjumpai suatu kecelakaan. Sebelum kita menolong

korban, periksa dulu apakah tempat tersebut sudah aman atau masih dalam bahaya

• Pakailah metode atau cara pertolongan yang cepat, mudah dan efesien. Pergunakanlah

sumberdaya yang ada baik alat, manusia maupun sarana pendukung lainnya. Bila

Anda bekerja dalam tim, buatlah perencanaan yang matang dan dipahami oleh seluruh

anggota.

• Biasakan membuat catatan tentang usaha-usaha pertolongan yang telah Anda lakukan,

identitas korban, tempat dan waktu kejadian, dsb. Catatan ini berguna bila penderita

mendapat rujukan atau pertolongan tambahan oleh pihak lain

Peran KKR dalam memelihara, membina, meningkatkan dan melestarikan kesehatan

lingkungan sekolah sangat menentukan. Untuk itu pihak sekolah dalam menunjuk dan

menetapkan siswa yang akan jadi KKR haruslah siswa yang berprestasi disekolah,

Page 11: LAPORAN AKHIR Penerapan Ipteksp2m.undiksha.ac.id/document/Laporan_Akhir_197512152008121001 _2… · masalah seks, kejiwaan dan tingkah laku eksprimental. Berbagai kejadian cedera

11

memiliki watak pemimpin, berperilaku sehat (PHBS), bertanggung jawab dan telah

mendapat pelatihan di bidang kesehatan. Melalui pelatihan tersebut diharapkan KKR

memahami tentang pertolongan pertama dengan baik.

Beberapa kasus cedera dan penyakit yang perlu dipahami KKR, yang sering dialami

siswa dan perlu segera mendapatkan penanganan yaitu luka, luka bakar, memar, keseleo,

patah tulang, Diare, Demam Berdarah (demam tinggi/kejang), mimisan dan asma.

a. Luka.

Luka yaitu suatu keadaan terputusnya kontinuitas jaringan secara tiba-tiba karena

kekerasan atau injuri.

Gejala: terbukanya kulit, pendarahan, rasa nyeri

Penanganan

1. Bersihkan luka dengan antiseptic (alcohol atau boorwater)

2. Tutup luka dengan kasa steril / plester

3. Balut tekan (jika pendarahannya besar)

4. Jika hanya lecet, biarkan terbuka untuk proses pengeringan luka

b. Luka Bakar

Luka Bakar yaitu luka yang terjadi akibat sentuhan tubuh dengan benda-benda yang

menghasilkan panas (api, air panas, listrik, atau zat-zat yang bersifat membakar)

Tujuan pertolongan pertama pada korban luka bakar adalah :

• Untuk mengurangi rasa sakit

• Mencegah terjadinya infeksi

• Mencegah dan mengatasi peristiwa shyok yang mungkin dialami korban

a. Luka Bakar Tingkat I .

Luka bakar tingkat satu adalah luka bakar dengan tingkat kerusakan jaringan hanya di

bagian luar lapisan kulit, misalnya, kulit terkena sengatan sinar matahari, kontak langsung

dengan objek panas seperti air panas atau uap panas.

Penanganan:

1. Siram dengan air mengalir bagian luka yang terbakar atau kompres dengan air dingin.

Pakailah handuk kecil atau sapu tangan yang dicelup air dingin).

2. Lakukan sampai rasa sakit menghilang.

3. Tutup luka bakar dengan kain perban steril untuk mencegah infeksi.

4. Jangan memberi mentega atau minyak pada luka bakar

Page 12: LAPORAN AKHIR Penerapan Ipteksp2m.undiksha.ac.id/document/Laporan_Akhir_197512152008121001 _2… · masalah seks, kejiwaan dan tingkah laku eksprimental. Berbagai kejadian cedera

12

5. Jangan memberikan obat – obatan lain atau ramuan tanpa persetujuan dokter.

b. Luka Bakar Tingkat II

Luka bakar tingkat dua adalah luka yang disebabkan oleh kerusakan lapisan bawah

kulit misalnya, sengatan matahari yang berlebihan, cairan panas, dan percikan api dari

bensin atau substansi lain.

Penanganan

1. Siram dengan air dingin / air es bagian luka yang terbakar atau kompres handuk kecil

atau sapu tangan yang dicelup air dingin.

2. Keringkan luka dengan handuk bersih atau bahan lain yang lembut

3. Tutup dengan perban steril untuk menghindari infeksi

4. Angkat bagian tangan ataua kaki yang terluka lebih tinggi dari organ jantung

5. Segera cari pertolongan medis jika korban mengalami luka bakar di sekitar bibir atau

kesulitan bernapas.

c. Luka Bakar Tingkat III

Luka bakar yang menghancurkan semua lapisan kulit dikategorikan sebagai luka bakar

tingkat III misalnya kontak terlalu lama dengan sumber panas dan sengatan listrik

Penanganan

1. Jika korban masih dalam keadaan terbakar, padamkan api dengan menggunakan

selimut, karpet, jaket dan bahan lain.

2. Kesulitan bernapas dapat terjadi pada korban khususnya bila luka terdapat pada wajah,

leher dan di sekitar mulut karena korban menghirup asap yang menyertai pembakaran.

Lakukan pemeriksaan untuk memastikan korban bernapas.

3. Tempelkan kain basah atau air ingin, tetapi jangan menggunakan air es untuk luka di

bagian wajah, tangan dan kaki. Tujuannya untuk menurunkan suhu daerah luka

4. Tutup luka bakar dengan perban steril dan tebal, kain bersih, sarung bantal, atau bahan

lain yang anda temukan. Tetapi jangan bahan yang mudah rontok seperti kapas / kapuk.

5. Segera telepon ambulan, penting bagi korban untuk mendapatkan perawatan meski

lukanya tidak terlalu besar.

Page 13: LAPORAN AKHIR Penerapan Ipteksp2m.undiksha.ac.id/document/Laporan_Akhir_197512152008121001 _2… · masalah seks, kejiwaan dan tingkah laku eksprimental. Berbagai kejadian cedera

13

c. Memar

Memar yaitu pendarahan yang terjadi di lapisan bawah kulit akibat dari benturan keras.

Penanganan:

1. Kompres dingin

2. Balut tekan

3. Tinggikan bagian luka

d. Keseleo

Keseleo yaitu pergeseran yang terjadi pada persendian biasanya disertai kram.

Penanganan

1. Korban diposisikan nyaman

2. Kompres es/dingin

3. Balut tekan dengan ikatan 8 untuk mengurangi pergerakan

4. Tinggikan bagian tubuh yang luka

e. Patah Tulang Tertutup

Patah tulang tertutup adalah kasus patah tulang di mana patahan tulangnya tidak

melukai/merobek daging dan kulit yang ada di dekatnya.

Langkah – langkah penanganan:

1. Tidurkan korban patah tulang dan jangan banyak bergerak yang tidak perlu.

2. Pasang penyangga tulang yang patah agar patahan tulangnya tidak semakin patah

baik dengan menggunakan spalk / bidai, tongkat, kayu, sapu ijuk, tiang antena, dll

yang ringan dan kuat diikat atau dibalut kuat tetapi tidak membuat ikatan atau

balutan di bagian yang patah.

f. Patah Tulang Terbuka

Patah tulang terbuka adalah kasus patah tulang di mana patahan tulangnya membuat

daging dan kulit yang ada di sekitar patahan tulang menjadi sobek terluka. Patah tulang ini

harus benar-benar diwaspadai karena selain mudah infeksi karena luka menganga juga kita

bisa tertular penyakit orang yang berdarah tersebut bila tidak berhati-hati.

Langkah – langkah penanganan:

1. Tidurkan korban patah tulang dan jangan banyak bergerak yang tidak perlu.

2. Jika darah masih mengalir hentikan pendarahan dengan menekan dan mengikat

bagian yang terluka dengan kain bersih.

Page 14: LAPORAN AKHIR Penerapan Ipteksp2m.undiksha.ac.id/document/Laporan_Akhir_197512152008121001 _2… · masalah seks, kejiwaan dan tingkah laku eksprimental. Berbagai kejadian cedera

14

3. Pasang penyangga tulang yang patah agar patahan tulangnya tidak semakin patah

baik dengan menggunakan spalk / bidai, tongkat, kayu, sapu ijuk, tiang antena, dll

yang ringan dan kuat diikat atau dibalut kuat tetapi tidak membuat ikatan atau

balutan di bagian yang patah atau terluka.

g. Diare

Diare adalah buang air besar lembek/cair bahkan dapat berupa air saja yang

frekwensinya lebih sering dari biasanya ( 3 kali atau lebih )

Gejala klinis: Berak lembek / cair lebih dari 3 kali, Lemas akibat kekurangan cairan,

Mual, muntah, Mulas dan sakit perut, Demam, Tinja seperti air beras kadang tinja

bercampur darah.

Pertolongan pertama :

1. Memberikan minum yang banyak ( misalnya air matang, air tajin, kuah sayur, air

sup dll )

2. Memberikan oralit atau LGG ( larutan galu garam )

Cara membuat LGG : 100 cc (segelas) air matang / air teh

1 sendok teh munjung gula

¼ sendok teh garam

3. Memberikan makanan yang mudah dicerna

4. Bila tambah parah cepet bawa ke Puskesmas /RSU terdeka

h. Demam Berdarah (DB)

Disebut juga DHF ( dengue haemoragie fever ), yaitu penyakit yang di sebabkan oleh

virus dengue yang dibawa oleh nyamuk aedes aegyti melalui gigitan yang dapat

menimbulkan demam disertai dengan perdarahan. Tanda dan gejala yaitu Demam tinggi

mendadak yang terus menerus 2 – 7 hari, Perdarahan yang menyertai pada awal nya hanya

perdarahan kulit (petekie) dan perdarahan hidung (epitaksis). Dapat juga terjadi perdarahan

gusi, perdarahan lambung, perdarahan saluran kencing (hematuri) dan perdarahan lainnya,

Gejala klinis yang menyertai biasanya nyeri otot, nyeri kepala berat, tidak nafsu makan,

lemah, mual muntah, sakit perut,mulut dan bibir pucat, diare dan kejang akibat panas yang

tinggi. Pertolongan pertama :

✓ Tirah baring selama demam

✓ Pemberian obat penurun panas

✓ Beri minum hangat 1 -2 liter sehari / yang banyak, jangan susu coklat,sirup merah

Page 15: LAPORAN AKHIR Penerapan Ipteksp2m.undiksha.ac.id/document/Laporan_Akhir_197512152008121001 _2… · masalah seks, kejiwaan dan tingkah laku eksprimental. Berbagai kejadian cedera

15

✓ Kompres hangat

✓ Bila kejang :

a. Jaga lidah agar tidak tergigit

b. Kosongkan mulut

c. Longgorkan pakaian

d. Tidak memberikan apapun selama kejang

i. Asma

Pertolongan pertama pada penderita asma:

Apa sebenarnya yang harus dilakukan untuk memberikan pertolongan pertama kepada

seseorang yang tiba-tiba terserang asma tanpa membawa bekal persiapan obat-obatan yang

biasa dia konsumsi, berikut ini kukumpulkan beberapa cara, tips untuk membantunya :

• Carilah tempat yang nyaman dengan udara yang bersih, terbuka lagi menyegarkan,

bisa dibawa ke tempat tidur atau ruangan yang memungkinkan penderita dapat

beristirahat dengan tenang, atau bawa penderita ke tempat yang lapang dan bebas

dari kerumunan orang agar tersedia banyak oksigen.

• Sebisa mungkin hindari penderita dari sumber alergi (alergen) yang mungkin

memicu asma, misalnya debu, asap rokok, asap kendaraan, serbuk sari bunga, kutu

hewan peliharaan, dll.

• Rileks dan Tenangkan penderita. Duduk, rileks, dan ambil nafas dalam-dalam.

Sikap panik malah memperburuk serangan asma. Selain itu, tenangkan juga diri

anda, aturlah irama pernafasan penderita semaksimal mungkin.

• Tenangkan dan hibur penderita. Hal itu dapat sangat membantu kepulihan penderita

walaupun hanya sementara. Jangan banyak bertanya dan mengajak ngobrol

penderita, karena biasanya ia sulit berbicara.

• Bantu penderita untuk duduk dan istirahat, karena penderita lebih nyaman dalam

keadaan duduk. Dengan duduk, membuat rongga paru-paru lebih luas, sehingga

bisa membantu pernafasan si penderita, atau usahakan posisi penderita dalam

keadaan setengah duduk dengan pundak bersandar pada bantal atau tembok atau

apa saja. Jangan sekali-kali diposisikan dalam posisi tidur! Itu dapat memperparah

penyakit yang diderita, sebab saluran pernafasannya dapat tersumbat karena posisi

tidur yang salah.

Page 16: LAPORAN AKHIR Penerapan Ipteksp2m.undiksha.ac.id/document/Laporan_Akhir_197512152008121001 _2… · masalah seks, kejiwaan dan tingkah laku eksprimental. Berbagai kejadian cedera

16

• Longgarkan baju penderita hingga dapat bernafas dengan lancar apalagi jika

menggunakan pakaian ketat, segera longgarkan karena penderita membutuhkan

pakaian yang nyaman.

• Pijit pada daerah syaraf paru-paru yang terletak di atas jempol kaki (sekitar 3-5

cm), tepat di daerah ruas antara jempol dan jari telunjuk kaki. Teknik pijitnya harus

secara perlahan-lahan.

• Minum air hangat, Walaupun sedikit, ini berfungsi agar penderita tenang.

• Penderita dikipas-kipas atau dekatkan ke kipas angin.

• Tetaplah setenang mungkin. Mintalah penderita untuk menggunakan inhaler

peleganya dan bantulah dia jika perlu. Anda mungkin perlu memasangkan spacer

ke inhaler. Ingatlah, bahwa meskipun asma bisa menakutkan, efek inhaler pelega

biasanya muncul dalam beberapa menit.

• Jika serangannya ringan dan berhenti dalam waktu lima atau 10 menit, mintalah

penderita untuk menghirup lagi satu dosis inhaler pelega. Bantuan medis seketika

tidaklah vital, namun ia harus memberi tahu dokternya mengenai serangan itu.

• Jika ini adalah serangan pertama yang dialami penderita atau jika serangan tersebut

parah dan inhaler tidak juga berefek dalam waktu lima sampai 10 menit, penderita

semakin payah dan sulit berbicara karena sulit bernafas, hubungi ambulans.

Bantulah ia menggunakan inhaler setiap lima sampai 10 menit, dan awasi serta

catat pernafasan dan denyut jantungnya secara teratur.

• Jika penderita berhenti bernafas atau kehilangan kesadaran, buka saluran nafasnya

dan periksa pernafasan serta peredaran darahnya. bersiap-siaplah meresusitasi

(memberikan nafas bantuan) jika perlu.

• Hubungi ambulans.

j. Mimisan

Mimisan yaitu pecahnya pembuluh darah di dalam lubang hidung karena suhu

ekstrim (terlalu panas/terlalu dingin)/kelelahan/benturan.

Penanganan

1. Bawa korban ke tempat sejuk/nyaman

2. Tenangkan korban

3. Korban diminta menunduk sambil menekan cuping hidung

4. Diminta bernafas lewat mulut

5. Bersihkan hidung luar dari darah

Page 17: LAPORAN AKHIR Penerapan Ipteksp2m.undiksha.ac.id/document/Laporan_Akhir_197512152008121001 _2… · masalah seks, kejiwaan dan tingkah laku eksprimental. Berbagai kejadian cedera

17

6. Buka setiap 5/10 menit. Jika masih keluar ulangi tindakan Pertolongan Pertama

Page 18: LAPORAN AKHIR Penerapan Ipteksp2m.undiksha.ac.id/document/Laporan_Akhir_197512152008121001 _2… · masalah seks, kejiwaan dan tingkah laku eksprimental. Berbagai kejadian cedera

18

BAB III

METODE PELAKSANAAN

A. Kerangka Pemecahan Masalah

a. Melakukan observasi dan wawancara ke lapangan untuk mengumpulkan

permasalahan yang dihadapi sekolah di bidang kesehatan

b. Mengadakan penjajagan untuk melakukan kerjasama dengan UPP Kecamatan

Kubutambahan dalam pelatihan kader kesehatan remaja (KKR).

c. Melaksanakan kegiatan dalam bentuk “Pelatihan Pertolongan Pertama Bagi Kader

Kesehatan Remaja SMP di Kecamatan Kubutambahan”

d. Malakukan pembinaan dan pendampingan kepada kader-kader kesehatan remaja di

sekolah.

e. Melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat

f. Membuat laporan penyelenggaraan kegiatan pengabdian masyarakat.

B. Metode Kegiatan

Metode yang dipergunakan dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah

a. Ceramah yaitu untuk menyampaikan materi-materi tentang beberapa kasus cedera dan

penyakit menular atau penyakit tidak menular yang sering terjadi yang membutuhkan

penanganan dini

b. Praktek atau demonstrasi yaitu untuk mendemonstrasikan teknik-teknik pertolongan

pertama.

c. Diskusi yaitu untuk mendiskusikan kembali materi yang telah disampaikan sehingga

terjadi interaksi timbal balik antara para peserta dengan peserta dan antara peserta

dengan pelatih.

d. Partisipatif yaitu melakukan pendampingan dan pembinaan kader kesehatan dengan

langsung di sekolah masing-masing.

C. Khalayak Sasaran

Khalayak sasaran strategis dalam pelaksanaan kegiatan pengabdian pada masyarakat

ini adalah kader kesehatan remaja (KKR) yang ada di sekolah SMP di Kecamatan

Kubutambahan berjumlah 20 orang.

Page 19: LAPORAN AKHIR Penerapan Ipteksp2m.undiksha.ac.id/document/Laporan_Akhir_197512152008121001 _2… · masalah seks, kejiwaan dan tingkah laku eksprimental. Berbagai kejadian cedera

19

D. Rancangan Evaluasi

Keberhasilan penyelenggaraan kegiatan pengabdian masyarakat ini dapat dilihat dari

hasil evaluasi sepanjang pelaksanaan kegiatan yaitu :

a. Ketekunan dan keterlibatan para peserta dalam kegiatan pelatihan.

b. Terjadinya peningkatan pengetahuan/pemahaman dan keterampilan kader kesehatan

remaja tentang pertolongan pertama melalui tugas, tanya jawab serta demonstrasi.

c. Kader kesehatan remaja dapat melaksanakan pertolongan pertama baik di sekolah

maupun di masyarakat.

Page 20: LAPORAN AKHIR Penerapan Ipteksp2m.undiksha.ac.id/document/Laporan_Akhir_197512152008121001 _2… · masalah seks, kejiwaan dan tingkah laku eksprimental. Berbagai kejadian cedera

20

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Yang dicapai

Sesuai dengan permasalahan yang dihadapi oleh kader kesehatan remaja SMP di

Kecamatan Kubutambahan maka program pengabdian masyarakat ini dilaksanakan dalam

bentuk pelatihan pertolongan pertama bagi kader kesehatan remaja SMP di Kecamatan

Kubutambahan dengan pesertanya adalah kader kesehatan remaja (KKR) yang merupakan

siswa siswi SMP di Kecamatan Kubutambahan yang berjumlah 20 orang. Pelatihan ini

dilaksanakan pada hari kamis, 24 Agustus 2017 yang bertempat di SMP Negeri 1

Kubutambahan. Adapun mekanisme dalam pelaksanaan kegiatan pengabdian pada

masyarakat tersebut adalah sebagai berikut:

a). Tahap perencanaan kegiatan

1. Melaksanakan pertemuan dengan kepala UPP Kecamatan Kubutambahan untuk

membahas permohonan ijin pelaksanaan P2M

2. Melaksanakan penjajagan/pendampingan ke sekolah-sekolah SMP di kecamatan

kubutambahan

3. Melaksanakan pertemuan dan koordinasi dengan kepala sekolah SMP Negeri 1

Kubutambahan perihal:

a. Koordinasi teknis pelaksanaan kegiatan pelatihan

b. Penetapan peserta pelatihan

c. Penetapan waktu dan tempat pelaksanaan kegiatan pelatihan

4. Mengumpulkan dokumen dan arsip.

5. Mempersiapkan bahan-bahan serta peralatan dalam pelatihan

6. Melaksanakan kegiatan pelatihan pertolongan pertama

7. Merumuskan hasil P2M untuk dijadikan dasar meningkatkan mutu pengabdian

masyarakat

b). Tahap pelaksanaan kegiatan

Adapun tahapan-tahapan yang dilaksanakan dalam kegiatan pelatihan ini adalah

sebagai berikut :

1. Registrasi Peserta

2. Pembukaan yang didahului dengan doa kemudian laporan Ketua Panitia dan

kemudian kegiatan dibuka oleh kepala SMP Negeri 1 Kubutambahan

3. Setelah acara pembukaan dilanjutkan dengan kudapan

Page 21: LAPORAN AKHIR Penerapan Ipteksp2m.undiksha.ac.id/document/Laporan_Akhir_197512152008121001 _2… · masalah seks, kejiwaan dan tingkah laku eksprimental. Berbagai kejadian cedera

21

4. Penyajian Materi

Dibagi dalam 4 sesi, yaitu:

a. Sesi I : Pendahuluan. Dalam sesi ini dilakukan perkenalan tim p2m

Undiksha

b. Sesi II : Pemaparan materi dan praktek

c. Sesi III : Diskusi

d. Sesi IV : Simulasi dari peserta pelatihan dibantu tim p2m Undiksha

5. Pemaparan materi: pendahuluan tentang pertolongan pertama, persyaratan menjadi

penolong pertama, pertolongan pertama pada beberapa kasus cedera dan gejala

penyakit yang membutuhkan pertolongan pertama. Mempraktekkan

6. Kemudian peserta diberikan kesempatan untuk melakukan diskusi. Pada sesi ini

banyak muncul pertanyaan pertanyaan dari peserta pelatihan, a.l pertanyaan dari

valentina dari SMPN 2 Kubutambahan yang menanyakan tentang adanya

kejang/kram perut pada saat seseorang menstruasi, pemeriksaan apa yang perlu

dilakukan? Kemudian dari lindayani yang menanyakan pada suhu berapa seorang

dianggap demam? Kemudian dari ketut yasa yang menanyakan bagaimana cara

penanganan apabila orang yang mengalami patah tulang lebih besar dari badan kita

sehingga kita akan mengalami kesulitan untuk mengangkat/menolong? Pertanyaan-

pertanyaan tersebut kemudian dapat ditanggapi/dijelaskan dengan baik oleh

narasumber.

7. Materi terakhir dari pelatihan ini adalah pelaksanaan simulasi oleh peserta pelatihan

dipandu oleh tim p2m Undiksha. Dalam simulasi ini peserta pelatihan dibagi

menjadi beberapa kelompok dan diberikan kasus yang berbeda pada masing-

masing kelompok

8. Setelah menyelesaikan seluruh sesi pelatihan kemudian acara ditutup oleh ketua

panitia P2M

Selama kegiatan, peserta terlihat sangat antusias mengikuti acara P2M. Hal ini terbukti

dari tidak ada peserta yang izin selama kegiatan berlangsung. Beberapa dokumen penting

sebagai bukti terselenggaranya kegiatan P2M “Pelatihan Pertolongan Pertama bagi Kader

Kesehatan Remaja SMP di Kecamatan Kubutambahan” antara lain: daftar hadir peserta

dan foto-foto kegiatan. Semua dokumen tersebut disajikan pada lampiran.

c). Tahap evaluasi

Dalam pelatihan pertolongan pertama ini, evaluasi dilaksanakan terhadap peserta

pelatihan yang dilaksanakan dengan memberikan pre-test pada awal kegiatan dan post-test

Page 22: LAPORAN AKHIR Penerapan Ipteksp2m.undiksha.ac.id/document/Laporan_Akhir_197512152008121001 _2… · masalah seks, kejiwaan dan tingkah laku eksprimental. Berbagai kejadian cedera

22

pada akhir kegiatan pelatihan. Disamping itu, evaluasi juga dilaksanakan melalui

pemberian tugas dan demonstrasi pada peserta pelatihan yang dilaksanakan selama

kegiatan pelatihan tersebut berlangsung. Dari hasil evaluasi tersebut didapatkan terjadinya

peningkatan pengetahuan dan pemahaman kader kesehatan terhadap berbagai cedera dan

penyakit serta cara pertolongan pertamanya.

Setelah dilaksanakannya pelatihan tersebut, diharapkan seluruh kader kesehatan dapat

melaksanakan pertolongan pertama terhadap berbagai kasus/kejadian yang ditemukan di

sekolahnya masing-masing. Dalam pelaksanaan kegiatan pertolongan pertama di lapangan,

tentu kader-kader kesehatan yang telah dilatih tersebut akan dapat mengalami berbagai

kendala/masalah yang belum diketahui sebelumnya atau belum ditemukan pada saat

mereka mendapatkan pelatihan. Untuk mengetahui keberlangsungan kegiatan tersebut

maka sebagai tindak lanjut kegiatan pelatihan kader kesehatan remaja ini akan

dilaksanakan pula pendampingan kader kesehatan yang berupa evaluasi dan pembinaan

terhadap kader kesehatan yang telah dilatih tersebut. Kegiatan pendampingan tersebut

dilaksanakan dengan mengunjungi masing-masing sekolah dimana kader tersebut

melaksanakan kegiatannya.

B. Pembahasan

Pada kegiatan pelatihan pertolongan pertama bagi kader kesehatan remaja SMP di

Kecamatan Kubutambahan, siswa yang dipilih sebagai kader kesehatan remaja terlebih

dahulu diberikan pengetahuan dan pemahaman tentang pertolongan pertama dan seorang

penolong pertama. Berbagai syarat dan kemampuan harus dimiliki untuk dapat sebagai

penolong pertama.

Pada kegiatan tersebut peserta juga diberikan pengetahuan dan pemahaman tentang

berbagai penyakit yang sering diderita/dialami oleh siswa di sekolah ataupun di lingkungan

mereka. Penyakit-penyakit tersebut apabila mendapatkan pertolongan lebih dini akan

memberikan hasil yang baik/maksimal dan tidak membutuhkan penanganan yang lebih

lanjut baik di rumah sakit ataupun fasilitas kesehatan lainnya. Siswa yang menjadi kader

kesehatan remaja juga diberikan pengetahuan dan pemahaman tentang berbagai cedera

yang sering terjadi yang membutuhkan pertolongan pertama.

Berbagai penyakit tersebut seperti penyakit diare, dimana gejala yang muncul adalah

buang air besar dengan konsistensi cair lebih dari 3 kali dalam satu hari. Maka pertolongan

pertama yang dapat diberikan adalah dengan mengatasi kehilangan cairan dan elektrolit

dengan memberikan cairan garam oralit pada si penderita. Apabila tidak mendapatkan

Page 23: LAPORAN AKHIR Penerapan Ipteksp2m.undiksha.ac.id/document/Laporan_Akhir_197512152008121001 _2… · masalah seks, kejiwaan dan tingkah laku eksprimental. Berbagai kejadian cedera

23

pertolongan pertama akan dapat menyebabkan terjadinya dehidrasi akibat kehilangan

cairan yang berlebihan sehingga dapat membahayakan si penderita. Begitu pula dengan

berbagai penyakit yang memiliki gejala demam. Maka pertolongan pertama yang dapat

diberikan adalah dengan kompres hangat, memberikan minum yang banyak serta

memberikan obat penurun panas (parasetamol) sehingga gejala demam tidak bertambah

tinggi karena demam tinggi yang akan dapat mengakibatkan terjadinya kejang yang lebih

membahayakan bagi si penderita.

Beberapa kasus cedera yang membutuhkan pertolongan pertama yang dibahas dalam

pelatihan tersebut antara lain luka, patah tulang, kesleo, memar. Berbagai kasus cedera

tersebut membutuhkan keterampilan untuk melakukan pertolongan pertama. Pada kasus

luka, kader dilatih untuk membersihkan luka dengan tepat (satu arah) sehingga tidak

menimbulkan infeksi serta memberikan desinfektan dengan betadin pada luka yang telah

dibersihkan. Pada kasus patah tulang kader dilatih untuk memasang bidai untuk imobilisasi

patah tulang sehingga saat pemindahan penderita untuk dirujuk, cedera tidak bertambah

berat. Pada kasus kesleo dan memar kader dilatih untuk melaksanakan metode RICE (Rest,

Ice, Compresion, Elevation). Penanganan cedera dengan metode RICE akan sangat

berguna dalam memberikan pertolongan pertama, diamana dengan penanganan tersebut

akan dapat mengurangi pembengkakan dan rasa nyeri.

Dari penjelasan tersebut dapat diketahui bahwa pertolongan pertama sangatlah penting

agar tidak menimbulkan dampak yang lebih buruk. Untuk dapat memberikan pertolongan

pertama tentu membutuhkan pengetahuan dan pemahaman yang baik terhadap cedera

ataupun penyakit tersebut sehingga pada saat melakukan pertolongan pertama, kader

kesehatan dapat melakukannya dengan baik. Dengan jumlah tenaga medis yang terbatas

tentunya keberadaan kader kesehatan remaja ini akan sangat membantu dalam memberikan

pertolongan pertama karena kader kesehatan ini akan selalu berada dekat dengan

masyarakat. Kader kesehatan inilah yang akan pertama kali menemukan penderita sebelum

mendapatkan tindakan di fasiltas kesehatan. Sehingga peran kader kesehatan ini sangatlah

strategis dalam mengatasi beberapa kasus cedera ataupun penyakit yang membutuhkan

pertolongan pertama.

Yang sering menjadi permasalahan pada kader kesehatan remaja dalam memberikan

pertolongan pertama adalah keterbatasan pengetahuan dan pemahaman kader kesehatan

tentang berbagai kasus cedera ataupun penyakit yang membutuhkan pertolongan pertama

yang belum pernah mereka ketahui. Sehingga kader kesehatan mengalami kesulitan untuk

melakukan tindakan. Disamping itu kader kesehatan juga kurang terampil dalam

Page 24: LAPORAN AKHIR Penerapan Ipteksp2m.undiksha.ac.id/document/Laporan_Akhir_197512152008121001 _2… · masalah seks, kejiwaan dan tingkah laku eksprimental. Berbagai kejadian cedera

24

melakukan pertolongan pertama pada penyakit ataupun cedera yang jarang mereka

temukan sehingga pelatihan pertolongan pertama ini sangatlah bermanfaat untuk

meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kader kesehatan dalam melaksanakan

pertolongan pertama serta menambah wawasan mereka tentang berbagai hal baru yang

belum mereka ketahu/pahami. Pelatihan ini diharapkan dapat berkelanjutan sehingga akan

dapat membentuk lebih banyak kader kesehatan remaja di masyarakat dan dapat pula

meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kader kesehatan remaja.

Salah satu tantangan yang dihadapi kader kesehatan remaja dalam melaksanakan

pertolongan pertama adalah usia mereka yang masih muda sehingga seringkali mereka

diabaikan ataupun kurang mendapatkan kepercayaan dari masyarakat, sehingga diperlukan

peran dari kader kesehatan itu sendiri untuk dapat meyakinkan masyarakat.

Setelah diberikan pelatihan, kader kesehatan yang hadir sebagai peserta dapat

mengetahui serta memahami tentang berbagai kasus cedera serta berbagai penyakit yang

membutuhkan pertolongan pertama. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil test yang telah

dikerjakan oleh kader kesehatan, dimana telah terjadi terjadinya peningkatan pengetahuan

kader kesehatan tentang berbagai penyakit setelah diberikannya pelatihan. Disamping itu

kader kesehatan juga menjadi lebih terampil dalam melakukan pertolongan pertama pada

penyakit yang dapat diketahui dari simulasi yang dilakukan oleh kader kesehatan.

Sehingga dengan mengikuti pelatihan ini kader kesehatan mendapatkan beberapa manfaat

yaitu mereka mendapatkan informasi yang jelas tentang beberapa kasus cedera ataupun

penyakit yang membutuhkan pertolongan pertama karena selama ini mereka kurang

memahami berbagai gejala dari cedera ataupun penyakit tersebut sehingga mengalami

kesulitan untuk memahami pertolongan yang harus diberikan pada penderita.

Sebagai tindak lanjut dari pelatihan tersebut adalah melaksanakan pendampingan

pada kader kesehatan remaja yang ada di sekolah masing-masing. Kegiatan tersebut

dilaksanakan untuk membimbing kader kesehatan remaja yang telah melaksanakan

tugasnya di sekolah mereka masing-masing. Dari kegiatan tersebut didapatkan bahwa

secara umum kader kesehatan di beberapa sekolah sudah dapat melaksanakan pertolongan

pertama terhadap beberapa cedera ataupun gejala penyakit yang dialami siswa, walaupun

dalam pelaksanaan kegiatan tersebut ada beberapa kader kesehatan yang masih mengalami

kendala. Namun melalui kegiatan pendampingan ini hal tersebut dapat diatasi dengan

beberapa solusi yang telah diberikan.

Page 25: LAPORAN AKHIR Penerapan Ipteksp2m.undiksha.ac.id/document/Laporan_Akhir_197512152008121001 _2… · masalah seks, kejiwaan dan tingkah laku eksprimental. Berbagai kejadian cedera

25

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil pelaksanaan kegiatan pengabdian pada masyarakat yang berupa

pelatihan pertolongan pertama bagi kader kesehatan remaja SMP di Kecamatan

Kubutambahan dapat ditarik kesimpulan, yaitu:

a. Terjadi peningkatan pengetahuan dan pemahaman kader kesehatan remaja tentang

berbagai gejala penyakit dan cedera serta pertolongan pertamanya.

b. Terbentuknya keterampilan kader kesehatan remaja SMP dalam melaksanakan

pertolongan pertama.

B. Saran

Berdasarkan pelatihan yang telah dilaksanakan pada kader kesehatan remaja di

Kecamatan Kubutambahan dalam memberikan pertolongan pertama, ada beberapa saran

yang dapat dipertimbangkan:

1. Bagi kader kesehatan kesehatan remaja SMP, hendaknya dapat mengetahui dan

memahami pentingnya pertolongan pertama karena akan sangat membantu dalam

memberikan rasa nyaman dan mengurangi bertambah beratnya kasus penyakit

ataupun cedera

2. Bagi dinas kesehatan, dapat melaksanakan pelatihan kader kesehatan secara

berkesinambungan sehingga dapat meningkatkan peran kader kesehatan dalam

melaksanakan pertolongan pertama.

Page 26: LAPORAN AKHIR Penerapan Ipteksp2m.undiksha.ac.id/document/Laporan_Akhir_197512152008121001 _2… · masalah seks, kejiwaan dan tingkah laku eksprimental. Berbagai kejadian cedera

26

DAFTAR PUSTAKA

Agustini M & Arsani A. 2013. Remaja Sehat Melalui Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja

di Tingkat Puskesmas. Jurnal Kesehatan Masyarakat KEMAS 9 (1) (2013) 66-73

Aprilianti IK. 2008. Kader Kesehatan Remaja. Forum Pembelajaran Kesehatan Masyarakat

Depkes RI 2008. Laporan riskesdas 2007 Provinsi Bali. Badan Penelitian Dan

Pengembangan Kesehatan. Jakarta

Direktorat Kesehatan Keluarga, Dirjen Bina Kesehatan Masyarakat, Depkes RI. 2005.

Pedoman Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja di Puskesmas. Jakarta

Eka H. 2010. Epilepsi. Pertolongan Pertama dan Penanganannya

Haryanto R. 2013. Pertolongan Pertama

Imelda. 2011. Program Pembinaan Kader Kesehatan Sekolah MTs Negeri Pamulang.

Kemenkes RI. 2010. Buku Pedoman Kader Seri Kesehatan Anak. Direktorat Bina

Kesehatan Anak Kementrian Kesehatan RI

Rahaju B. 2005. Kader masyarakat. Jakarta: Depkes RI

Suputra A. 2014. Pelatihan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) Pada Guru-guru

Pembina dan Anggota PMR Madya Se-Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng

Tahun 2014

Widowati U. 2015. 10 Penyakit Paling Mematikan di Indonesia. CNN Indonesia

Wijaya K. 2015. Pelatihan Pertolongan Pertama Pada Penyakit (P3P) pada Kader

Kesehatan Remaja SMP Se-Kecamatan Kubutambahan

Zainal M. 2013. Pertolongan pertama pada saat penderita diserang asma.

Page 27: LAPORAN AKHIR Penerapan Ipteksp2m.undiksha.ac.id/document/Laporan_Akhir_197512152008121001 _2… · masalah seks, kejiwaan dan tingkah laku eksprimental. Berbagai kejadian cedera

27

Lampiran 1. Daftar Hadir Peserta

Page 28: LAPORAN AKHIR Penerapan Ipteksp2m.undiksha.ac.id/document/Laporan_Akhir_197512152008121001 _2… · masalah seks, kejiwaan dan tingkah laku eksprimental. Berbagai kejadian cedera

28

Lampiran 2. Foto-Foto Kegiatan P2M

Gambar 1. Pembukaan P2M

Gambar 2. Pre-test

Gambar 3. Pemaparan materi

Page 29: LAPORAN AKHIR Penerapan Ipteksp2m.undiksha.ac.id/document/Laporan_Akhir_197512152008121001 _2… · masalah seks, kejiwaan dan tingkah laku eksprimental. Berbagai kejadian cedera

29

Gambar 4. Simulasi peserta pelatihan

Gambar 6. Simulasi peserta pelatihan

Page 30: LAPORAN AKHIR Penerapan Ipteksp2m.undiksha.ac.id/document/Laporan_Akhir_197512152008121001 _2… · masalah seks, kejiwaan dan tingkah laku eksprimental. Berbagai kejadian cedera

30

Gambar 7. Simulasi

Page 31: LAPORAN AKHIR Penerapan Ipteksp2m.undiksha.ac.id/document/Laporan_Akhir_197512152008121001 _2… · masalah seks, kejiwaan dan tingkah laku eksprimental. Berbagai kejadian cedera

31

Gambar 8 Post-test

Page 32: LAPORAN AKHIR Penerapan Ipteksp2m.undiksha.ac.id/document/Laporan_Akhir_197512152008121001 _2… · masalah seks, kejiwaan dan tingkah laku eksprimental. Berbagai kejadian cedera

32

Lampiran 3. Peta Lokasi

Lokasi Kegiatan

Page 33: LAPORAN AKHIR Penerapan Ipteksp2m.undiksha.ac.id/document/Laporan_Akhir_197512152008121001 _2… · masalah seks, kejiwaan dan tingkah laku eksprimental. Berbagai kejadian cedera

33

Lampiran 4. Artikel

PERTOLONGAN PERTAMA

I Made Kusuma Wijaya, Ni Made Sri Dewi Lestari, Ni Nyoman Mestri Agustini

Universitas Pendidikan Ganesha Jln Udayana no 11 Singaraja

E-mail: [email protected]

Ringkasan

Penanggulangan secara dini pada berbagai penyakit dan cedera dapat memberikan rasa

nyaman dan menunjang proses penyembuhan, mencegah cacat, dan bahkan dapat

menyelamatkan jiwa penderita. Kader kesehatan dapat menjadi kunci keberhasilan dalam

penanggulangan secara dini pada berbagai kasus cedera dan penyakit tersebut, karena

keberadaan kader yang dekat dengan masyarakat. Oleh karena itu pengetahuan dan

keterampilan kader kesehatan remaja dalam melakukan pertolongan pertama sangat

penting, untuk itu diperlukan pelatihan Pertolongan Pertama bagi kader kesehatan remaja.

Pelatihan ini dilaksanakan dengan metode ceramah, praktek dan pendampingan. Sasaran

dalam pelatihan tersebut adalah kader kesehatan remaja SMP di Kecamatan

Kubutambahan yang berjumlah 20 orang. Melalui pelatihan tersebut dihasilkan

keterampilan kader kesehatan dalam melaksanakan pertolongan pertama.

Kata-kata kunci: Kader, Pertolongan Pertama

A. PENDAHULUAN

Pembangunan kesehatan diselenggarakan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan,

dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat

yang setinggi-tingginya. Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari

pembangunan nasional yang pada hakekatnya merupakan upaya penyelenggaraan

kesehatan oleh bangsa Indonesia untuk mencapai kemampuan hidup sehat bagi setiap

penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal, sebagai salah satu unsur

kesejahteraan umum dari tujuan nasional.

Target/sasaran pendidikan kesehatan dan pelayanan kesehatan yang ditujukan kepada

kelompok/populasi remaja sangat menentukan keberhasilan suatu program kesehatan. Hal

tersebut berdasarkan atas beberapa alasan yaitu:

1. Populasinya tergolong besar karena jumlah anak usia sekolah mencapai 30 % dari

jumlah penduduk (Depkes, 2008).

2. Mudah dijangkau karena terorganisir dengan baik di institusi-institusi sekolah.

3. Pendidikan dan pelayanan kesehatan yang diberikan sejak dini jauh lebih baik

daripada diberikan pada usia yang sudah agak 'terlambat'.

4. Anak usia sekolah merupakan generasi penerus yang potensial.

5. Masalah kesehatan yang dialami anak usia sekolah sangat kompleks dan bervariasi.

6. Banyak kegiatan dapat diintegrasikan dengan program kesehatan di sekolah

7. Anak usia sekolah merupakan sumber daya manusia (SDM) yang sangat berharga

bagi negara

Remaja adalah mereka yang mengalami masa peralihan dari masa kanak-kanak ke

masa dewasa. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), remaja (adolescence) adalah

mereka yang berusia 10-19 tahun sedangkan menurut BKKBN kelompok umur 10-24

Page 34: LAPORAN AKHIR Penerapan Ipteksp2m.undiksha.ac.id/document/Laporan_Akhir_197512152008121001 _2… · masalah seks, kejiwaan dan tingkah laku eksprimental. Berbagai kejadian cedera

34

tahun. Anak sekolah tingkat SMP memasuki usia remaja di mana periode ini terjadi

pertumbuhan dan perkembangan yang pesat baik fisik, psikologis maupun intelektual. Di

samping itu, masa ini juga mengandung resiko akibat suatu masa transisi yang selalu

membawa ciri-ciri tertentu, yaitu kebimbangan, kebingungan dan gejolak remaja seperti

masalah seks, kejiwaan dan tingkah laku eksprimental.

Remaja memiliki rasa keingintahuan yang besar sehingga sering melakukan tindakan

mencoba-coba dan memiliki keberanian untuk mengambil resiko sehingga sering

mengakibatkan terjadinya kecelakaan yang dapat menimbulkan cedera. Cedera sering

terjadi pada anak-anak, biasanya berawal dari rasa keingintahuan anak untuk menelusuri

sesuatu dan bereksperimen yang tidak seimbang dengan kemampuan mereka dalam

memahami sesuatu atau bereaksi terhadap bahaya. Remaja biasanya lebih menyukai

aktivitas-aktivitas fisik seperti berolahraga, bersepeda, atau mengendarai sepeda motor.

Jika tidak diperhatikan secara serius, aktivitas ini sering menyebabkan kecelakaan yang

dapat menimbulkan terjadinya cedera.

Fenomena yang terjadi di Indonesia pada beberapa tahun ini menunjukan angka

kejadian cedera yang masih tinggi termasuk pada remaja awal di sekolah. Seperti luka,

luka bakar, patah tulang, contusio, dll. Disamping hal tersebut berbagai penyakit baik

penyakit menular ataupun penyakit tidak menular sangat banyak ditemukan di masyarakat,

seperti epilepsi, asma, penyakit jantung, demam, diare, dll. Pada penyakit-penyakit

tersebut, kita tidak akan dapat memprediksi kapan akan muncul (kambuh) pada seorang

anak, sehingga akan dapat terjadi kapan saja dan dimana saja.

Mengingat permasalahan yang ada pada remaja khususnya anak sekolah usia SMP

sangatlah komplek maka sangat perlu adanya program untuk melakukan penanggulangan

secara dini yang melibatkan pihak sekolah. Penanggulangan secara dini pada berbagai

cedera ataupun penyakit tersebut akan dapat memberikan rasa nyaman dan menunjang

proses penyembuhan, mencegah cacat, dan bahkan dapat menyelamatkan jiwa penderita.

Pertolongan pertama adalah penanganan atau perawatan awal dari terjadinya suatu

penyakit atau kecelakaan. Hal ini dapat dilakukan oleh orang yang bukan ahli dalam

menangani kejadian sakit atau cedera, sambil menunggu pengobatan definitif dapat

diakses. Penyakit yang dapat sembuh sendiri atau cedera yang minor tidak perlu

memerlukan perawatan medis yang lebih lanjut, setelah dilakukan pertolongan pertama.

Biasanya terdiri dari beberapa kasus yang sederhana, dimana teknik pertolongan pertama

dapat diberikan kepada individu untuk melakukan hal tersebut dengan peralatan yang

minimal. Hal ini dikarenakan tenaga medis seperti dokter dan perawat tidak akan selalu

ada apabila ada kejadian penyakit dan kecelakaan yang memerlukan pertolongan segera.

Sehingga diperlukan suatu anggota non medis yang mempunyai kemampuan dan

pengetahuan tentang metode penopang hidup dan pertolongan pertama. Dan yang lebih

penting lagi adalah diperlukan tindakan cepat dan efektif dalam mempertahankan hidup

dan dapat meminimalkan terjadinya kecacatan (Suputra, 2014).

Keterampilan dalam melakukan pertolongan pertama perlu dimiliki oleh siswa sebagai

kader kesehatan remaja di sekolah, antara lain keterampilan dalam merawat luka sehingga

tidak menimbulkan infeksi yang dapat memperpanjang masa penyembuhan luka tersebut.

Keterampilan melakukan metode RICE (Rest, Ice, Compresion, Elevation) dalam

memberikan pertolongan pertama pada cedera disamping itu diperlukan juga keterampilan

siswa dalam menggunakan spalk/bidai apabila menemukan penderita patah tulang. Selain

menguasai keterampilan dalam mengatasi cedera siswa juga perlu mendapatkan

keterampilan dalam mengatasi berbagai penyakit yang sering terjadi, seperti keterampilan

dalam membuat larutan gula garam (oralit) untuk pertolongan pertama pada penderita

diare. Disamping itu diperlukan juga keterampilan siswa dalam mengukur suhu dan nadi

penderita, dll.

Page 35: LAPORAN AKHIR Penerapan Ipteksp2m.undiksha.ac.id/document/Laporan_Akhir_197512152008121001 _2… · masalah seks, kejiwaan dan tingkah laku eksprimental. Berbagai kejadian cedera

35

Kubutambahan merupakan salah satu kecamatan yang ada di kabupaten buleleng,

dimana berbagai kejadian kecelakaan yang menyebabkan terjadinya cedera dan berbagai

penyakit tersebut juga sangat banyak ditemukan pada anak usia sekolah, yang memerlukan

penanganan segera/secara dini di tempat kejadian sehingga dapat mencegah gangguan

permanen ataupun kematian pada penderita. Untuk itu dibutuhkan anak-anak yang

memiliki kemampuan untuk mangatasi permasalahan tersebut. Siswa yang melakukan

pertolongan pertama seharusnya adalah siswa yang telah memiliki keterampilan atau

terlatih untuk melakukan pertolongan pertama, namun saat ini masih banyak dilakukan

oleh siswa yang belum trampil/terlatih sehingga akan dapat membahayakan penderita

ataupun penolong itu sendiri.

Berdasarkan permasalahan tersebut di atas maka sangat perlu adanya bentuk pelatihan

Pertolongan Pertama bagi kader kesehatan remaja SMP di Kecamatan Kubutambahan

sehingga melalui pelatihan tersebut diharapkan kader kesehatan remaja dapat menolong

dirinya sendiri dan orang lain untuk hidup sehat dan dapat berperan sebagai promotor dan

motivator dalam menjalankan usaha kesehatan.

B. SUMBER INSPIRASI

Beberapa SMP yang ada di kecamatan Kubutambahan telah memiliki program usaha

kesehatan sekolah (UKS) yaitu suatu usaha yang dilakukan sekolah untuk menolong siswa

dan juga warga sekolah yang sakit di kawasan lingkungan sekolah. Kader kesehatan

remaja yang merupakan tenaga kesehatan di tingkat SMP, semestinya memiliki

kemampuan untuk melaksanakan pertolongan pertama sehingga penanganan terhadap

siswa yang menderita penyakit atau cedera yang membutuhkan pertolongan pertama bisa

dilaksanakan secara maksimal.

Pertolongan pertama haruslah dilakukan oleh tenaga yang terlatih yang memiliki

pengetahuan dan keterampilan PP sehingga penanganan terhadap kasus cedera ataupun

penyakit dapat berjalan dengan baik. Dengan banyaknya kegiatan di sekolah sehingga hal

tersebut sering terabaikan dan kader kesehatan remaja SMP di kecamatan Kubutambahan

belum terlatih. Beberapa permasalahan yang akan ditindaklanjuti dalam pengabdian pada

masyarakat ini adalah:

c. Kurangnya pengetahuan kader kesehatan remaja terhadap beberapa penyakit dan kasus

cedera yang membutuhkan pertolongan segera.

d. Kurangnya keterampilan kader kesehatan remaja dalam memberikan pertolongan

pertama.

C. METODE

Untuk mengatasi permasalahan yang telah disampaikan diatas maka perlu dilakukan

Pelatihan Pertolongan Pertama Bagi Kader Kesehatan Remaja SMP di Kecamatan

Kubutambahan. Dalam melaksanakan pelatihan tersebut ada beberapa metode yang

digunakan dalam program pengabdian kepada masyarakat ini, yaitu:

a. Metode ceramah yaitu untuk menyampaikan materi tentang berbagai penyakit dan

cedera yang sering ditemukan pada siswa di sekolah

b. Metode praktek atau demonstrasi yaitu untuk mendemonstrasikan teknik-teknik

pertolongan pertama dan juga dipraktekkan oleh siswa

c. Metode partisipatif yaitu melakukan pendampingan dan pembinaan kader kesehatan

dengan langsung berhadapan dengan penderita di lapangan (sekolah masing-masing)

Page 36: LAPORAN AKHIR Penerapan Ipteksp2m.undiksha.ac.id/document/Laporan_Akhir_197512152008121001 _2… · masalah seks, kejiwaan dan tingkah laku eksprimental. Berbagai kejadian cedera

36

D. KARYA UTAMA

Karya utama yang dihasilkan dari kegiatan pelatihan tersebut adalah keterampilan

kader kesehatan remaja SMP di Kecamatan Kubutambahan dalam melakukan pertolongan

pertama. Kader kesehatan remaja SMP memiliki pengetahuan/pemahaman dan

keterampilan pertolongan pertama.

E. ULASAN KARYA

Keterampilan kader kesehatan remaja dalam melaksanakan pertolongan pertama

merupakan karya dari kegiatan pengabdian pada masyarakat, tentunya memiliki beberapa

keunggulan dan kelemahan. Keunggulannya antara lain: kader kesehatan remaja akan

mampu untuk melaksanakan pertolongan pertama di sekolah dan masyarakat karena kader

kesehatan tersebut berada di sekolah dan masyarakat dan lebih dekat dengan masyarakat

sehingga mereka akan menjadi orang pertama yang bertemu dengan penderita. Sedangkan

kelemahannya adalah kader kesehatan remaja yang masih berusia muda dan belum

berpengalaman sehingga belum mendapatkan kepercayaan dari masyarakat.

F. KESIMPULAN

Adapun kesimpulan dari kegiatan pelatihan ini adalah:

c. Terjadi peningkatan pengetahuan dan pemahaman .kader kesehatan remaja tentang

berbagai gejala penyakit dan cedera serta pertolongan pertamanya.

d. Terbentuknya keterampilan kader kesehatan remaja dalam melaksanakan

pertolongan pertama

G. DAMPAK DAN MANFAAT KEGIATAN

Adapun dampak dan manfaat yang dapat diperoleh dari program pengabdian pada

masyarakat ini adalah:

a. Kader Kesehatan Remaja dapat memahami tentang pertolongan pertama

b. Kader kesehatan remaja memiliki keterampilan dalam melaksanakan pertolongan

pertama di sekolah dan juga di masyarakat

c. Terbentuknya kader kesehatan remaja SMP, sehingga akan dapat memberikan

pertolongan pertama di sekolah maupun di masyarakat.

H. DAFTAR PUSTAKA

Agustini M & Arsani A. 2013. Remaja Sehat Melalui Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja

di Tingkat Puskesmas. Jurnal Kesehatan Masyarakat KEMAS 9 (1) (2013) 66-73

Aprilianti IK. 2008. Kader Kesehatan Remaja. Forum Pembelajaran Kesehatan Masyarakat

Depkes RI 2008. Laporan riskesdas 2007 Provinsi Bali. Badan Penelitian Dan

Pengembangan Kesehatan. Jakarta

Direktorat Kesehatan Keluarga, Dirjen Bina Kesehatan Masyarakat, Depkes RI. 2005.

Pedoman Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja di Puskesmas. Jakarta

Eka H. 2010. Epilepsi. Pertolongan Pertama dan Penanganannya

Haryanto R. 2013. Pertolongan Pertama

Page 37: LAPORAN AKHIR Penerapan Ipteksp2m.undiksha.ac.id/document/Laporan_Akhir_197512152008121001 _2… · masalah seks, kejiwaan dan tingkah laku eksprimental. Berbagai kejadian cedera

37

Imelda. 2011. Program Pembinaan Kader Kesehatan Sekolah MTs Negeri Pamulang.

Kemenkes RI. 2010. Buku Pedoman Kader Seri Kesehatan Anak. Direktorat Bina

Kesehatan Anak Kementrian Kesehatan RI

Rahaju B. 2005. Kader masyarakat. Jakarta: Depkes RI

Suputra A. 2014. Pelatihan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) Pada Guru-guru

Pembina dan Anggota PMR Madya Se-Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng

Tahun 2014

Widowati U. 2015. 10 Penyakit Paling Mematikan di Indonesia. CNN Indonesia

Wijaya K. 2015. Pelatihan Pertolongan Pertama Pada Penyakit (P3P) pada Kader

Kesehatan Remaja SMP Se-Kecamatan Sukasada

Zainal M. 2013. Pertolongan pertama pada saat penderita diserang asma.

J. PERSANTUNAN

Terlaksananya kegiatan ini dari awal hingga akhir berkat bantuan dari berbagai pihak,

melalui kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya

kepada:

1. Prof. Dr I Nengah Suwandi, M.Hum selaku ketua LPPM Undiksha Singaraja atas

bantuannya dalam hal memberikan fasilitas sehubungan dengan pengurusan dana untuk

pelaksanaan kegiatan.

2. I Ketut Budaya Astra, S.Pd.,M.Or selaku dekan FOK Undiksha Singaraja yang telah

memberikan kemudahan dalam pengurusan ijin peminjaman alat-alat yang dibutuhkan

dalam pelaksanaan kegiatan.

3. Mitra dari UPP Kecamatan Kubutambahan yang telah menfasilitasi dan memberikan

ijin untuk terlaksananya kegiatan P2M ini.

4. Kepala sekolah SMP di Kecamatan Kubutambahan yang telah memfasiltasi kegiatan

P2M ini

5. Para peserta, atas kerjasamanya dalam mengikuti pelatihan sehingga pelaksanaan P2M

dapat berjalan sesuai rencana

6. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu atas segala bantuannya baik

pemikiran maupun material pada kegiatan ini

Demikian artikel pengabdian pada masyarakat ini, semoga atas segala bantuan yang

diberikan mendapat imbalan yang sepadan dari Tuhan Yang Maha Esa.