92
LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN SEJARAH KOTA MATARAM TIM PENYUSUN DR.JAMALUDIN,MA DRS.H.JALALUDIN ARZAKI L.SATRIA WANGSA.SH L.PRIMA WIRAPUTRA BQ.RATNA MULHIMMAH,MH DRS ABDUL HAFIZ,MSI KERJASAMA BADAN PERENCANA PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KOTA MATARAM DENGAN CV.ALAM MANIK 2011

LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN SEJARAH KOTA MATARAM - …mataramkota.go.id/file/Sejarah Kota Mataram.pdf · laporan akhir penyusunan sejarah kota mataram tim penyusun dr.jamaludin,ma drs.h.jalaludin

  • Upload
    vucong

  • View
    337

  • Download
    13

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN SEJARAH KOTA MATARAM - …mataramkota.go.id/file/Sejarah Kota Mataram.pdf · laporan akhir penyusunan sejarah kota mataram tim penyusun dr.jamaludin,ma drs.h.jalaludin

LAPORAN AKHIR

PENYUSUNAN SEJARAH KOTA MATARAM

TIM PENYUSUN

DR.JAMALUDIN,MA DRS.H.JALALUDIN ARZAKI L.SATRIA WANGSA.SH

L.PRIMA WIRAPUTRA BQ.RATNA MULHIMMAH,MH DRS ABDUL HAFIZ,MSI

KERJASAMA

BADAN PERENCANA PEMBANGUNAN DAERAH

(BAPPEDA) KOTA MATARAM

DENGAN

CV.ALAM MANIK

2011

Page 2: LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN SEJARAH KOTA MATARAM - …mataramkota.go.id/file/Sejarah Kota Mataram.pdf · laporan akhir penyusunan sejarah kota mataram tim penyusun dr.jamaludin,ma drs.h.jalaludin

i

KATA PENGANTAR

Sepatutnya penulis mengucapkan rasa syukur alhamdulillah kehadirat

Allah SWT yang senantiasa melimpahkan taufiq, hidayah, dan nikmat-Nya,

terutama nikmat kesehatan dan kesempatan, sehingga penelitian ini terselesaikan

tepat waktu

Penelitian ini mengangkat tema Sejarah Kota Mataram, sebuah penelitian

yang sungguh tidak mudah, karena keterbatasan waktu yang tersedia, dan

keharusan untuk menemukan data-data yang banyak, dan banyak di antaranya

yang sulit untuk diakses. Namun demikian ini tidak boleh terhenti, ini adalah

kebutuhan yang sangat mendesak.

Kami bersukur akhirnya penelitian ini terselesaikan dengan baik, semua

ini karena keterlibatan banyak pihak, kerja sama antar peneliti, dan dukungan

banyak pihak untuk memberikan data-datanya kepada kami. Untuk itu kami ingin

mengucapkan terima kasih kepada Lalu Mujitahid, Kepala Bapeda Kota Mataram

Lalu Anggawa, Sekretaris Bapeda Kota Mataram Lalu Martawang, Mantan Kabid

Penelitian Bapeda Kota Mataram alm. Hj. Sarkiyah. Dan banyak lagi informan

yang tidak mungkin disebutkan satu persatu, mereka telah memberikan informasi

yang berharga dan data-data yang kami butuhkan. Kepada mereka semua kami

ucapkan terima kasih.

Kepada Allah jua kami penulis panjatkan rasa syukur dan doa serta, dan

semoga Allah berkenan memberikan balasan yang sesuai dengan pengorbanannya

dan untuk kita semua. Amin.

Tem Penulis

Page 3: LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN SEJARAH KOTA MATARAM - …mataramkota.go.id/file/Sejarah Kota Mataram.pdf · laporan akhir penyusunan sejarah kota mataram tim penyusun dr.jamaludin,ma drs.h.jalaludin

ii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji sukur kehadirat Tuhan yang Maha Berkehendak atas

hambanya. Karena dengan kehendak-Nya penulisan Sejarah Kota Mataram dapat

diselesaikan dengan sesuai harapan.

Sejak awal saya agak sedikit pesimis dengan penelitian ini akan

terselesaikan sesuai dengan yang kami inginkan. Karena beban yang kami berikan

agak sedikit lebih berat, karena ini adalah penelitian sejarah. Akan tetapi semua di

luar dugaan kami, bahwa penelitian ini melebihi dari yang kami harapkan. Kami

sangat puas dengan apa yang dihasilkan, lebih-lebih setelah diseminarkan, semua

menjadi lebih tampak apa yang selama ini masih samar-samar, sekali lagi kami

sangat puas. Ini bisa menjadi tonggak awal dari perjalanan sejarah khususnya kota

Mataram.

Oleh karena itu kami ingin mengucapkan terima kasih kepada para peneliti

Dr. Jamaluddin, MA, Drs. H. Jalaluddin Arzaki, Lalu Satria Wangsa, SH. L.Prima

Wiraputra, Baiq Ratna Mulhimmah, MH. Drs. Abdul Hafiz, MSi. Dan banyak

pihak yang tidak mungkin disebutkan satu persatu, yang terlibat baik secara

langsung maupun tidak langsung yang membantu, sehingga penelitian ini selesai

dengan baik. Kepada mereka semua kami ucapkan terima kasih.

Kepala Bapeda Kota Mataram

Drs. H.Lalu Anggawa Nuraksi

Page 4: LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN SEJARAH KOTA MATARAM - …mataramkota.go.id/file/Sejarah Kota Mataram.pdf · laporan akhir penyusunan sejarah kota mataram tim penyusun dr.jamaludin,ma drs.h.jalaludin

iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................ i

DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii

BAB I : PENDAHULUAN ................................................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1

B. Permasalahan ......................................................................................... 2

C. Tujuan Penelitian ................................................................................... 3

D. Manfaat/Signifikansi Penelitian.............................................................. 3

E. Metodologi Penelitian ............................................................................ 4

F. Sistematika Penulisan............................................................................. 5

BAB II : MATARAM SEBELUM 1978: SEJARAH SOSIAL, POLITIK DAN

KEAGAMAAN ................................................................................... 6

A. Asal-Usul penamaan Mataram................................................................ 6

B. Penduduk Mataram: Sejarah Sosial Keagamaan ..................................... 11

C. Sejarah Politik dan Pemerintahan ........................................................... 19

BAB III: TERBENTUKNYA KOTA MATARAM .......................................... 45

A. Tokoh-Tokoh Pemikir terbentuknya Kota Mataram................................ 45

B. Perubahan Struktur Pemerintahan........................................................... 54

C. Kota Mataram dari 1993-sekarang.......................................................... 58

D. Pertumbuhan dan perkembangan Kota Mataram..................................... 65

BAB IV: KESIMPULAN .................................................................................... 80

Page 5: LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN SEJARAH KOTA MATARAM - …mataramkota.go.id/file/Sejarah Kota Mataram.pdf · laporan akhir penyusunan sejarah kota mataram tim penyusun dr.jamaludin,ma drs.h.jalaludin

1

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mataram sebagai ibukota Kodya Mataram sesungguhnya dapat dikatakan

baru, tidak lebih dari 18 tahun dari sejak resmi dijadikan sebagai kodya Mataram

pada tahun 1993.1 Dalam kenyataan sejarah Mataram adalah sebuah kota tua yang

melebihi masa waktu dia dikenal sebagai ibukota Kodya Mataram. Bahkan ketika

Nusa Tenggara Barat sebagai sebuah provinsi Mataram sebagai ibukotanya. Mataram

sesungguhnya telah ada sebelum provinsi yang bernama Nusa Tenggara Barat

terbentuk.

Nama Mataram, dalam masyarakat NTB khususnya orang-orang Lombok

menyebutnya beragam, ada yang menyebut Mataram, Metaram, Mentaram, bahkan

ada juga yang menyebutnya Mataharam, mungkin untuk memberikan makna

pejoratip terhadap Mataram. Ini menunjukkan Mataram memiliki makna dan nilai

kesejarahan yang melebihi nama yang dimilikinya.

Oleh karena itu ketika ada pertanyaan kapan atau berapa umur Kota

Mataram, tentu tidak mudah memberikan jawaban yang pasti. Setiap jawaban yang

diberikan tentu memiliki alasan tersendiri, namun tidak semua jawaban dapat

memuaskan pertanyaan tersebut. Selain belum ada kesepakatan dari mana

menghitung kapan Mataram itu ada, juga karena yang berkaitan dengan data-data

historis belum terdokumentasikan secara baik.

Selain itu, Mataram sebagai sebuah kota yang memiliki masyarakat

hetrogen, dimana terdiri dari banyak suku, ras dan agama. Sehingga untuk menjalin

keharmonisan kehidupan masyarakat kota yang plural maka diperlukan referensi yang

dapat menjelaskan asal usul serta peran sosialnya dari setiap unsur suku bangsa

penduduk Kota Mataram.

1Bondan Wisnujati, et al, Dirgahayu IX Kota Mataram, (Mataram: Kantor Informasi dan

Komunikasi, 2002), h. 11.

Page 6: LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN SEJARAH KOTA MATARAM - …mataramkota.go.id/file/Sejarah Kota Mataram.pdf · laporan akhir penyusunan sejarah kota mataram tim penyusun dr.jamaludin,ma drs.h.jalaludin

2

Atas dasar berbagai pertimbangan di atas tuntutan untuk menghadirkan

tulisan tentang sejarah Kota Mataram dalam bentuk sejarah sosial menjadi kebutuhan

yang sangat mendesak. Tentunya dengan kehadiran tulisan tersebut diharapkan

beberapa hal, antara lain: pertama, akan menumbuhkan rasa cinta pada Kota Mataram

karena di dalamnya mengungkap tentang sejarah pembangunan Kota Mataram yang

menampilkan perubahan fisik kota dari masa ke masa. Kedua akan dapat

menumbuhkan rasa bangga menjadi warga Kota Mataram, karena di dalamnya

terdapat informasi mengenai prestasi yang telah diraih dari masa ke masa dan

menjadi pendorong semangat dalam memberikan pengabdian terbaik bagi Kota

Mataram. Ketiga untuk memacu semangat juang dalam mengisi pembangunan dan

pembentukan karakter kepahlawanan, karena di dalamnya menginformasikan tentang

tokoh-tokoh pembangunan Kota Mataram di segala bidang pembangunan khususnya

mental, spiritual. Dan yang terakhir adalah untuk membentuk jati diri (Wahyat

Jatmika) masyarakat Kota Mataram, yang mampu merevitalisasi kearifan lokal dan

mendorong optimalisasi lokal genius dan khasanah budaya, sehingga visi Mataram:

maju, religius dan berbudaya dapat terwujud.

Berangkat dari latar belakang dan beberapa kajian di atas, maka penelitian

ini, mengangkat judul: “Sejarah Sosial Kota Mataram” dan laik untuk dilakukan.

B. Permasalahan

B.1. Pembatasan Masalah

Karena keterbatasan waktu dan juga katerbatasan dana, maka dipandang

perlu untuk melakukan pembatasan masalah dalam penelitian ini. Dengan

menentukan judul “Sejarah Sosial Kota Mataram” sesungguhnya pembatasan kajian

sejarah sudah dilakukan. Dalam kajian sejarah pembatasan masalah paling tidak

terdiri dari pembatasan waktu, ruang, dan objek penelitian. Mataram merupakan

pembatasan ruang, waktu sebelum 1978 sampai sekarang, Sejarah Sosial Kota

menjadi objek penelitian.

Page 7: LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN SEJARAH KOTA MATARAM - …mataramkota.go.id/file/Sejarah Kota Mataram.pdf · laporan akhir penyusunan sejarah kota mataram tim penyusun dr.jamaludin,ma drs.h.jalaludin

3

Pembatasan waktu atau periodesasi dalam penelitian ini, dimulai dari

sebelum tahun 1978, karena sebelum tahun 1978, tahun di mana merupakan era yang

menjadi kontinuitas sejarah dari proses terbentuknya kota Mataram, dan dari sini

Mataram bisa ditemukan, dapat ditelusuri ke belakang. Karena ini adalah sejarah

sosial, maka menemukan konteks historis dari kehidupan sosial atau berbagai aspek

sosiologis masyarakat kota Mataram menjadi sebuah keharusan.

B.2. Perumusan Masalah

Berangkat dari permasalahan di atas maka rumusan masalah yang akan diangkat

dalam tulisan ini adalah bagaimanakah kota Mataram dalam catatan sejarah ?

C. Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah jawaban dari rumusan masalah yang diajukan di

atas, karena itu tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengungkap Kota Mataram

dalam catatan-catatan sejarah.

D. Manfaat Dan Kegunaan Penelitian

Manfaat dan kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut;

1. Hasil penelitian ini selain untuk dapat memberikan Khazanah intelektual juga

diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi pengembangan sejarah lokal

khususnya dan sejarah Nasional pada umumnya.

2. Dan bagi lembaga-lembaga peneliti swasta maupun pemerintah akan sangat

berguna bagi pengembangan penelitian selanjutnya, atau penentuan kebijakan-

kebijakan tertentu.

Page 8: LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN SEJARAH KOTA MATARAM - …mataramkota.go.id/file/Sejarah Kota Mataram.pdf · laporan akhir penyusunan sejarah kota mataram tim penyusun dr.jamaludin,ma drs.h.jalaludin

4

E. Metodologi Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

penelitian sejarah. Dalam penelitian ini ada empat langkah atau tahapan yang akan

dilakukan, yaitu heuristik, kritik sumber, interpretasi, dan historiografi.2

Pengumpulan sumber adalah langkah pertama yang dilakukan, yang disebut

dengan heuristik: merupakan suatu teknik mencari dan mengumpulkan sumber-

sumber sejarah, baik tulisan maupun lisan.

Sumber-sumber yang dapat disebutkan di sini sebagai sumber primer adalah

berupa naskah-naskah atau manuskrip, Arsip-arsip. Menurut Tjandrasasmita,3

penggunaan naskah sebagai sumber sejarah dapat dilakukan dua cara, yaitu, pertama

peneliti sejarah dapat langsung mengakses naskah yang aslinya. Kedua, dapat

mengakses naskah yang sudah dikaji oleh para filolog. Teknik pengumpulan sumber

lisan dilakukan dengan wawancara atau interview. Mereka yang diinterview adalah

mereka para pelaku sejarah, yaitu yang menjadi pelopor atau penggagas, Pelaku yang

terlibat di dalam proses terbentuknya kota mataram, mereka yang terlibat dan

menjabat selama atau sejak berdirinya kota mataram-sampai sekarang. Sedangkan

sumber-sumber tulisan dikumpulkan dengan cara menyalin atau menggandakannya.

Untuk menjaga keotentisitasan dan kredibilitasan data yang diperoleh maka

kritik sumber akan tetap dilakukan terhadap setiap sumber sejarah yang terkumpul.

Interpretasi atau penafsiran sejarah atau disebut juga analisis sejarah. Analisis berarti

menguraikan dan menjelaskan. Penelitian tentang kota mataram ini merupakan

penelitian sejarah, maka dalam menganalisa sejumlah fakta-fakta sejarah, peneliti

menggunakan analisis sejarah sosial. Historiografi, merupakan fase terakhir dalam

metode sejarah, yang meliputi cara penulisan, pemaparan atau pelaporan hasil

penelitian sejarah yang telah dilakukan.

2 Dudung Abdurrahman, Metode Penelitian Sejarah, (Jakarta, Logos Wacana Ilmu, 1999),

h. 54-71. Lihat juga Uka Tjandrasasmita, Kajian Naskah Klasik dan Penerapannya Bagi Kajian Sejarah Islam di Indonesia, (Jakarta, Puslitbang Lektur Keagamaan Badan litbang dan Diklat Departemen Agama RI, 2006), h. 32. Juga, Wacana Vol. 9 No. 2 Oktober 2007. h. 55.

3 Tjandrasasmita, Kajian Naskah...., h. 38.

Page 9: LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN SEJARAH KOTA MATARAM - …mataramkota.go.id/file/Sejarah Kota Mataram.pdf · laporan akhir penyusunan sejarah kota mataram tim penyusun dr.jamaludin,ma drs.h.jalaludin

5

F. Sistematika Penulisan

Untuk lebih terfokusnya penelitian ini, maka diperlukan satu sistematika

tertentu, agar tidak terjadi kerancuan dalam penguraian. Karenanya peneliti

membaginya menjadi empat bab. Pada bab pertama mengungkap akar persoalan yang

melatar belakangi peneliti mengangkat tema ini, permasalahan yang ingin dijawab

dan dijelaskan tertuang dalam rumusan masalah, kemudian dilanjutkan dengan tujuan

dan kegunaan penelitian yang mencakup orientasi dan arah dari penelitian ini.

Berikutnya sebagai pedoman dan arahan yang akan menjadi parameter dan sekaligus

acuan dalam penelitian ini diperlukan satu metodologi dan pendekatan yang

digunakan. Bab kedua, menguraikan tentang gambaran masa lalu sebelum menjadi

kota Mataram, Asal-Usul Penamaan Mataram, Asal-Usul Penduduk Mataram,

Sejarah Politik dan Keagamaan.

Bab ketiga, menguraikan tokoh-tokoh pemikir terbentuknya kota Mataram,

Perubahan Sistem pemerintahan, struktur Sosial. Perubahan Struktur Pemerintahan.

Kota Mataram dari 1993-sekarang, Pertumbuhan dan perkembangan Kota Mataram

(Pendidikan, Politik, Ekonomi, Budaya, Agama), Struktur Sosial Masyarakat Kota

Mataram.

Sedangkan bab empat, merupakan bab kesimpulan yang merupakan jawaban

dari pertanyaan penelitian yang diajukan pada bab satu.

Page 10: LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN SEJARAH KOTA MATARAM - …mataramkota.go.id/file/Sejarah Kota Mataram.pdf · laporan akhir penyusunan sejarah kota mataram tim penyusun dr.jamaludin,ma drs.h.jalaludin

6

DAFTAR ISI

Kata Pengantar

Daftar Isi

BAB I : PENDAHULUAN.........................................................................1

A. Latar Bela kang Masalah.........................................................................1

B. Permasalahan...........................................................................................2

C. Tujuan Penelitian ....................................................................................3

D. Manfaat/Signifikansi Penelitian ..............................................................3

E. Metodologi Penelitian .............................................................................4

F. Sistematika Penulisan .............................................................................5

Bab II : MATARAM SEBELUM 1978: SEJARAH SOSIAL, POLITIK DAN

KEAGAMAAN ...........................................................................................6

A. Asal-Usul penamaan Mataram................................................................6

B. Penduduk Mataram: Sejarah Sosial Keagamaan.....................................11

C. Sejarah Politik dan Pemerintahan ...........................................................19

BAB III: TERBENTUKNYA KOTA MATARAM

A. Sejarah Awal terbentuknya Kota Administratif .....................................45

B. Kota Administratif Mataram...................................................................46

C. Perubahan Struktur Pemerintahan...........................................................56

D. Kota Mataram dari 1993-sekarang..........................................................60

E. Pertumbuhan dan perkembangan Kota Mataram....................................66

BAB IV: KESIMPULAN .............................................................................81

Page 11: LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN SEJARAH KOTA MATARAM - …mataramkota.go.id/file/Sejarah Kota Mataram.pdf · laporan akhir penyusunan sejarah kota mataram tim penyusun dr.jamaludin,ma drs.h.jalaludin

7

Page 12: LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN SEJARAH KOTA MATARAM - …mataramkota.go.id/file/Sejarah Kota Mataram.pdf · laporan akhir penyusunan sejarah kota mataram tim penyusun dr.jamaludin,ma drs.h.jalaludin

6

BAB IIMATARAM SEBELUM 1978

(SEJARAH SOSIAL, POLITIK DAN KEAGAMAAN)

A. Asal Usul Penamaan Mataram.

Kata Mataram berasal dari bahasa Sansekerta dari kata mata yang berarti ibu

dan kata aram berarti hiburan. Mataram berarti hiburan untuk ibu atau persembahan

untuk ibu pertiwi. Kata Mataram juga bisa berasal dari kata matta yang berarti

gembira atau gairah dan aram berarti hiburan. Jadi matta-aram atau mataram berarti

pembangunan kerajaan atau kota ini adalah sebagai lambang pernyataan kegembiran

sebagai hiburan dan sekaligus lambang kegairahan hidup untuk membangun tanah

harapan yang menjanjikan masa depan yang lebih cerah.1

Banyak orang berdebat dalam menafsir etimologi (sejarah Kata) Kota

Mataram. Ada yang menyebut berasal dari kata Mentaram, Mentarum, Matawis

bahkan secara pejoratif ada yang mengatakan berasal dari kata Mata-haram. Secara

ilmu bahasa kata Mataram yang pertamanya diterapkan bagi nama kerajaan Mataram

Yogyakarta dahulu adalah dari bahasa sanskerta. Matta yang berarti ibu negeri dan

ramya yang berarti ramai, bagus, atau indah. Dalam ilmu sekarang (Tembang) kata

Mataram dapat berubah menjadi Matarum untuk mendapatkan irama (guru lagu)

“dung” dan dapat menjadi matawis untuk mendapatkan irama “ding”. Kata Matta

yang bermakna ibu, sampai hari ini masih dipakai dalam kosakata bahasa Urdu India.

Mata juga berarti mata, paningal, netra.2

Letak Mataram pada masa lalu adalah daerah yang kini berada di sekitar

kantor Gubernur NTB pada radius yang terbatas. Cikal-bakalnya adalah suatu tempat

yang kini bernama Majeluk dan berkembang ke sekitarnya daerah dimana pada

awalnya ditempati oleh penduduk yang merupakan percampuran orang Sasak dan

1 Fath Zakaria, Mozaik Budaya Orang Mataram. (Mataram: Yayasan Sumurmas, 1998), h.

76. 2 Lalu Gde Suparman, 11 Tahun Kota Mataram Membangun Kota Berbasis Dan

Berwawasan Religius, (Mataram: Komunitas Pengkaji Dinamika Mataram, 2004).

Page 13: LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN SEJARAH KOTA MATARAM - …mataramkota.go.id/file/Sejarah Kota Mataram.pdf · laporan akhir penyusunan sejarah kota mataram tim penyusun dr.jamaludin,ma drs.h.jalaludin

7

Jawa.3 Merekalah yang diyakini pertamakalinya menamakan tempat tersebut dengan

nama Mataram menurut asal daerah mereka yang dari Jawa atau sebagai bentuk

ungkapan kegembiraan atas tempatnya yang baru tersebut. Pendapat ini diperkuat

oleh beberapa sumber, antara lain: Bahwa sekitar abad ke 15 M sekelompok

penduduk Sasak yang tinggal terpencar di sekitar Majeluk sekarang mengalami

percampuran dengan imigran yang berasal dari Jawa. Mereka kemudian membangun

sebuah pemukiman dan menamakan tempat tersebut dengan Mataram. Kedatangan

imigran dari Jawa pada abad ke 15 berawal dari ketika di Jawa terjadi banyak

ketegangan sosial akibat pertentangan politik di Majapahit sepeninggal Hayam

Wuruk.4 Namun demikian data-data primer tentang imigran yang datang sebagai

akibat dari konflik politik tersebut belum ditemukan.

Dalam Babad Lombok ditemukan bahwa dalam ekspedisi mengislamkan

wilayah Nusa Tenggara Sunan Prapen berangkat bersama para mubalig dan

armadanya didukung oleh puluhan kapal dengan tidak kurang dari 10 ribu pasukan

yang berasal dari daerah-daerah di Pulau Jawa yakni dari Mataram, Majalengka,

Madura, Sumenep, Surabaya, Semarang, Gresik, Besuki Gembong, Candi, Betawi

dan lainnya yang dipimpin oleh pemukanya masing-masing seperti Arya Majalengka,

Ratu Madura dan Sumenep, Adipati Surabaya, Adipati Semarang, Patih Ki Jaya

Lengkara, Raden Kusuma Betawi dan lainnya. Mantaram sendiri dipimpin oleh

seorang yang disebut Patih Mentaram. Di Lombok setelah berhasil mengislamkan

raja Lombok Prabu Rangkesari, dengan berbasis di kotaraja Lombok di teluk Lombok

itu ekspedisi dipecah-pecah menjadi rombongan-rombongan yang dikirim ke seluruh

penjuru pulau Lombok. Salah satu tokoh yaitu Patih Mataram sangat banyak berperan

dalam misi ini. Salah satu peran penting patih Mataram adalah mendapat tugas

memimpin mengislamkan semua orang di utara gunung dari Samulya (Sambelia),

3 Wawancara dengan R. Joko Prayitno, September 20114 Joko Prayitno, wawancara...

Page 14: LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN SEJARAH KOTA MATARAM - …mataramkota.go.id/file/Sejarah Kota Mataram.pdf · laporan akhir penyusunan sejarah kota mataram tim penyusun dr.jamaludin,ma drs.h.jalaludin

8

Bayan hingga Sokong. Bersamanya tidak hanya pasukan dari Jawa Mataram dan

laskar kerajaan Lombok tetapi turut pula para muballig dan para cerdik pandai.5

Selesai misi di utara gunung Laskar Mataram nampaknya melanjutkan misi

ke wilayah selatan gunung melewati jalur yang biasa dilewati yang masih ada hingga

sekarang yaitu Pusuk atau mengitari ujung barat pulau lewat pinggir laut, sembari

mengislamkan pedukuhan-pedukuhan yang dilewatinya. di Lembah Selatan kaki

gunung mereka menemukan lokasi yang baik dan strategis topografinya suatu tempat

subur yang diapit oleh dua buah sungai. Tempat ini kemudian dikenal dengan Sesela

(Penamaan ini nampaknya erat hubungannya dengan daerah Sesela (Grobogan-

Selatan Demak) daerah tempat berkuasanya Ki Ageng Sesela yang merupakan kakek

Ki Gede Pamanahan pendiri dinasti Mataram-Yogya). Di sini ditempatkan beberapa

orang laskar Lombok dan Jawa untuk membina wilayah sekitarnya dan menjadi cikal-

bakal penduduk setempat.

Beberapa waktu setelah melakukan Islamisasi di Sesela perjalanan

dilanjutkan lurus ke arah selatan sampai di daerah yang sekarang dikenal sebagai

Rembiga. Di tempat ini juga mereka menempatkan beberapa orang anggota

rombongan ekspedisi. Perjalanan dilanjutkan ke arah selatan dan mereka mendapati

suatu tempat lagi untuk beristirahat dan membangun pemukiman baik dengan

pertimbangan topografi atau pertimbangan taktis bina territorial sebagaimana

lazimnya sebuah misi. Dengan demikian untuk itu beberapa dari anggota misi yang

berasal dari Mataram Jawa dan Lombok di tempat untuk membina masyarakat di

sekitarnya terlebih masih ada daerah yang belum Islam seperti Pejarakan. Inilah

menjadi cikal bakal pedukuhan yang mana orang-orang dari Mataram ini menamakan

tempat tersebut dengan nama Mataram sesuai dengan nama daerah asalnya untuk

pertamakali.

Setelah dari Mataram laskar Mataram ini melanjutkan misinya ke arah

Selatan dan Tenggara, kemudian mereka masuk di Pujut. Di Pujut salah seorang dari

5 Lihat Babad Lombok (Jakarta:Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan, 1994)

Page 15: LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN SEJARAH KOTA MATARAM - …mataramkota.go.id/file/Sejarah Kota Mataram.pdf · laporan akhir penyusunan sejarah kota mataram tim penyusun dr.jamaludin,ma drs.h.jalaludin

9

pimpinan rombongan dikenal dengan sebutan Patih Babas Mataram. Tercatat dalam

Piagam Pujut bahwa pada saat Ratna Putri Tanauran menjadi Ratu Pujut datanglah

Patih Babas Mataram dengan balatentaranya dari tanah Jawa untuk mengislamkan

raja-raja yang masih Budha di Pulau Lombok. Pujut yang semula menolak masuk

Islam wilayahnya diblokir dan jalan ke semua mata air terutama mata air utama yang

disebut Bun Kerok di kaki sebelah barat Gunung Pujut dijaga ketat oleh laskar Patih

Babas Mataram selama berhari-hari. Karena masyarakat setempat kesulitan dalam

menghadapi kondisi kekurangan air dan makanan, maka kemudian Pujut menyerah.6

Sementara itu rombongan lain dalam tim ekspedisi yang dikirim ke penjuru

Pulau Lombok ini adalah yang bertugas mengislamkan Negara Sasak yang berkuasa

atas sebagian besar wilayah Lombok bagian barat (mungkin juga sebagian Lombok

Tengah bagian barat sekarang) sehingga wilayah ini disebut dengan Negeri Sasak.

Kelompok ini terdiri dari laskar Kerajaan Lombok dan Jawa termasuk Laskar

Mataram yang dipimpin oleh Ratu Madura dan Ratu Sumenep bersama para

mubaligh. Kerajaan Sasak berhasil diislamkan kecuali Pejarakan masih tetap

memeluk agama Budha.7

Untuk membina wilayah yang telah diislamkan ini maka beberapa dari

Laskar Lombok dan mubaligh Jawa yang turut dalam misi ini ditempatkan di sekitar

ibukota kerajaan Sasak ini sembari menggarap lahan yang subur dan relatif masih

kosong ini dan mereka menamakan pemukimannya yakni Pajang dan Mataram. Bisa

saja dua rombongan ekspedisi ini yang mana yang satu datang dari utara di bawah

pimpinan Patih Mataram dan yang datang dari timur di bawah pimpinan Ratu Madura

dan Sumenep kemudian bertemu di Mataram ini.

Sumber lain menyebutkan bahwa pada awal abad ke 17 setelah terbukanya

Ampenan menjadi Bandar laut datang sekelompok pedagang yang berasal dari Jawa

6 Lihat Tem, Monografi Daerah NTB (Jakarta: Dirjen Kebudayaan Depdikbud RI, 1977).7 Lihat Babad Lombok.

Page 16: LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN SEJARAH KOTA MATARAM - …mataramkota.go.id/file/Sejarah Kota Mataram.pdf · laporan akhir penyusunan sejarah kota mataram tim penyusun dr.jamaludin,ma drs.h.jalaludin

10

yang mengidentifikasi diri dengan Mataram.8 Disini mereka bercampur dengan

penduduk setempat sehingga ada yang memilih untuk menetap. Untuk itu mereka

mencari tempat yang bagus untuk pemukiman. Tidak jauh dari pelabuhan Ampenan

ke arah timur, mereka menemukan lokasi yang cocok menurut tradisi Jawa yaitu

suatu dataran yang diapit oleh dua buah sungai yang dalam. Tempat tinggal yang baru

tersebut mereka namakan Mataram.9 Namun demikian bukti kuat dari informasi ini

belum ditemukan.

Dua ratus tahun setelah Islam masuk di Lombok, maka datanglah berduyun-

duyun orang-orang dari Bali terutama dari Karangasem dan sekitarnya. Mereka

membangun pemukiman di daratan negeri Sasak, sebutan wilayah Lombok bagian

barat pada masa kuno. Salah satu pemukiman yang ditempati oleh pemukim-

pemukim dari Karangasem ini adalah wilayah Mataram tadi dengan membangun

pemukiman lebih ke barat sedikit dari Majeluk yakni sekitar Kantor Gubernur

sekarang dan menyebut pemukimannya dengan nama Metaram. Beberapa waktu pada

pertengahan abad 19 Metaram pernah menjadi pusat Kepangeranan Metaram.10

Mataram pertama kali diperkenalkan secara formal oleh Belanda. Pada tahun

1895 M Belanda yang menempatkan Lombok sebagai daerah Gubernement atau

berada dalam pemerintahan langsung Pemerintah Kolonial Belanda dari sebelumnya

berstatus Zelfbestuurder (berpemerintahan sendiri) Mataram dijadikan secara resmi

pertamakali oleh Belanda untuk menyebut ibukota pemerintahannya. Tanggal 31

Agustus 1895 Mataram menjadi ibukota Onder Afdeling Lombok Barat kemudian

8 Identifikasi diri ini bisa berhubungan dengan daerah asalnya memang dari wilayah

Mataram atau wilayah kekuasaan Mataram mengingat bahwa sejak tahun 1639 dengan berhasil dikuasainya Blambangan oleh Mataram berarti hampir seluruh Jawa Tengah dan Jawa timur dikuasai oleh kerajaan Mataram dibawah Sultan Agung, atau identifikasi diri ini berhubungan dengan spirit keagungan kala itu yaitu kebesaran Kerajaan Mataram meski dia tidak persis berasal dari daerah itu, sebagaimana sebagian kalangan mengidentifikasi diri dengan kebesaran Majapahit atau kemaharajaan Islam Bagdad atau kekaisaran Turki Usmani dan sebagainya.

9 Wawancara dengan M. Irwan Prasetya, 25 September 2011. 10 Lihat AA Ketut Agung, Kupu-Kupu Kuning Yang Terbang Di Selat Lombok (Denpasar:

Upada Sastra, 1992)

Page 17: LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN SEJARAH KOTA MATARAM - …mataramkota.go.id/file/Sejarah Kota Mataram.pdf · laporan akhir penyusunan sejarah kota mataram tim penyusun dr.jamaludin,ma drs.h.jalaludin

11

belakangan pertanggal 11 Maret 1898 menjadi ibukota Afdeling Lombok setelah

dipindah dari Ampenan.11

Pada bulan Februari 1942 Mataram menjadi pusat pemerintahan Negara

Republik Lombok dan pusat pemerintahan Lombok Barat.12 Bulan Mei tahun itu juga

Jepang mengambil alih pemerintahan dan menetapkan Mataram sebagai ibukota Ken

Lombok dan Bun Ken Lombok Barat. Sejak 18 Agustus 1945 Mataram menjadi

ibukota pemerintah Lombok. Pada Tanggal 15 Oktober 1945 Mataram menjadi

ibukota Daerah Lombok dan Ibukota Pemerintahan Setempat Lombok Barat. Sejak

tanggal 14 Agustus 1958 Mataram menjadi ibukota Daerah Swatantra Tingkat I Nusa

Tenggara Barat dan sekaligus ibukota Daerah Swatantra Tingkat II Lombok Barat.

Pada tahun 1965 dengan perubahan nama Daerah Swatantra Tk I menjadi Propinsi

dan Daerah Swatantra TK II menjadi kabupaten maka Mataram menjadi ibukota

Propinsi Nusa Tenggara Barat dan Kabupten Lombok Barat,13 dan pada tahun 1978

Mataram sekaligus menjadi ibukota Kota Administratif Mataram.14

B. Penduduk Mataram: Sejarah Sosial Keagamaan.

Penduduk pribumi di wilayah Mataram ini awalnya dahulu adalah orang-

orang Sasak. Orang Sasak atau dalam bahasa asli Dengan Sasak (orang Bali

menyebutnya I Sasak sedang orang Jawa menyebutnya Wong Sasak) adalah sebutan

penduduk asli Pulau Lombok yang selanjutnya dikenal dengan suku Sasak. Secara

etimologi kata Sasak berasal dari bahasa Sasak yakni Sa’ yang berarti ”yang” dan Sak

yang berarti “satu’, “pertama”, “utama”, “sulung”. Dengan demikian Sasak berarti

“yang satu”, “yang pertama”, “yang utama” atau “yang sulung”.

11 Lihat Sejarah Daerah NTB, Depdikbud, 200212 Lihat Sejarah Revolusi Kemerdekaan Daerah Nusa Tenggara Barat (1945-1949)(Jakarta:

Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan RI, 1980) 13 Lihat Sejarah Daerah NTB, Depdikbud, 200214 Lihat Kota Mataram Ibadah Yang Maju dan Religius, Kantor Infokom Kota Mataram,

2004

Page 18: LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN SEJARAH KOTA MATARAM - …mataramkota.go.id/file/Sejarah Kota Mataram.pdf · laporan akhir penyusunan sejarah kota mataram tim penyusun dr.jamaludin,ma drs.h.jalaludin

12

Dari makna kata ini ada beberapa pengertian antara lain: Orang-orang Sasak

adalah asal muasalnya dari satu pasang manusia dahulunya yang merupakan

penduduk pertama dan menjadi leluhur orang Sasak di Pulau Lombok15 dan menjadi

leluhur sebagian penduduk atau klan di pulau-pulau sekitarnya atau bahkan negeri

yang lebih jauh seperti Sumbawa, Bali, Sulawesi Selatan,16 bahkan Kalimantan.17

Dalam sebuah naskah kuno mengisahkan tentang keberadaan seorang

Pangeran Kerajaan Lombok bernama Pangeran Hame Mas Bele Batang dikisahkan

“megingsir ring jawe turun tibe Hamengkubuwana”, yang artinya berpindah ke Jawa

dan nantinya menjadi leluhur penguasa-penguasa Jawa.18 Pengertian lain dari

terminologi kata Sa’ Sak dalam arti “yang utama” adalah orang-orang Sasak melihat

dirinya sebagai insan yang utama dan lebih sulung atau lebih tua dari yang lain

karena lebih dahulu mengenal peradaban yang mana salah satu peradaban ini pernah

berkembang di beberapa tempat di Asia Tenggara. Penemuan-penemuan arkeologis

menunjukkan bahwa sejak ribuan tahun lalu banyak tempat di pulau ini telah dihuni

penduduk dengan berbagai ragam kebudayaan.

Makna yang ketiga dari kata Sa’ Sak atau yang satu adalah secara

religiusitas sejak awal orang Sasak telah meyakini adanya Tuhan yang satu. Bahwa

jauh sebelum datangnya agama-agama besar orang Sasak telah mempunyai agama

asli yang monotheis yang mengakui adanya hanya satu Tuhan. Nenek adalah

terminologi orang Sasak untuk menyebut Tuhan yang tunggal itu. Basis keyakinan

monotheis ini yang menyebabkan orang Sasak umumnya –besar kemungkinan- tidak

pernah memeluk agama Polytheis atau agama dengan keyakinan Tuhan yang tidak

tunggal. Dengan basis keyakinan itu pula agama Islam dapat diterima dengan mudah,

cepat dan meluas nantinya untuk kemudian dipegang teguh, sebagai simbol Sasak.

R. Goris menguraikan arti kata Sasak dari segi etimologis bahwa Sasak

berasal dari bahasa Sanskerta dari kata Sahsaka. Sah berarti pergi, saka berarti asal.

15 Lihat Babad Lombok16 Lihat H. L Jelenga, Keris Di Lombok (Mataram: Yayasan Pusaka Selaparang, 2000)17 Lihat Babad Selaparang, (Jakarta: Depdikbud, 1979)18 Lihat Babad Suwung

Page 19: LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN SEJARAH KOTA MATARAM - …mataramkota.go.id/file/Sejarah Kota Mataram.pdf · laporan akhir penyusunan sejarah kota mataram tim penyusun dr.jamaludin,ma drs.h.jalaludin

13

Jadi orang Sasak adalah orang yang pergi dari negeri asalnya dengan memakai rakit

sebagai kendaraan kemudian berdiam di pulau Lombok. Pendapat Goris ini sejalan

dengan informasi yang terdapat dalam Babad Lombok tentang asal-usul penduduk

Lombok yang paling awal. Babad Lombok merunut leluhur nenek moyang orang

Sasak yang paling awal berasal dari sepasang umatnya Nabi Nuh persisnya salah

seorang putri Nabi Nuh dengan pasangannya seorang insinyur pembuat bahtera, yang

dalam pengembaraannya mencari bumi baru atas perintah ayahnya setelah terkatung-

katung dilautan dan melewati banyak negeri selama bertahun-tahun, sampailah di

Pulau Lombok tepatnya di lokasi yang bernama Ujung Bayan. Disana mereka

memulai kehidupan barunya dengan cara hidup yang sangat sederhana seraya belajar

dari alam. Setelah ribuan tahun (bapuluh hatus warsa artinya berpuluh ratus tahun)

pemukiman semakin padat dan makanan makin terbatas karena jumlah penduduk

kian berkembang maka mereka membangun sebuah tempat baru yang bernama Desa

Laeq. Laeq kemudian tumbuh menjadi desa yang makmur.

Dari desa Laeq ini kemudian pada suatu waktu sebagian penduduknya secara

serempak menyebar ke berbagai tempat di pulau Lombok diantaranya ke negeri Sasak

atau pulau Lombok bagian barat. Perpindahan penduduk dari desa Laeq ini

dikarenakan adanya serangan suatu wabah endemik. Babad Lombok menganggap

wabah itu berasal dari rombongan pelaut pelarian dari Negeri Yaman atau Talpaman

ketika awal proses Islamisasi di negeri Arab. Setelah banyak yang mati dan

kewalahan sebagian penduduk desa Laeq mengungsi ke berbagai tempat seperti

Sasak, Pejanggik, Langko, Pengantap, Bayan, Tebango, dan sebagian membangun

desa baru yang berkembang menjadi kerajaan Pamatan yang nantinya menjadi cikal

bakal kerajaan Lombok.19 Memperhatikan peristiwa tersebut, yakni sewaktu mulai

tumbuhnya agama Islam di negeri Arab artinya perpindahan penduduk dari desa Laeq

ini ke penjuru Lombok termasuk ke Lombok bagian barat terjadi pada abad ke-7 M.

19 Lihat Babad Lombok

Page 20: LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN SEJARAH KOTA MATARAM - …mataramkota.go.id/file/Sejarah Kota Mataram.pdf · laporan akhir penyusunan sejarah kota mataram tim penyusun dr.jamaludin,ma drs.h.jalaludin

14

Orang-orang dari desa Laeq yang menyingkir ke negeri Sasak ini

nampaknya menjadi cikal-bakal penduduk awal pulau Lombok bagian barat termasuk

di wilayah Mataram sekarang. Setelah sekian lamanya penduduk ini kemudian

membentuk pedukuhan-pedukuhan yang nantinya berkembang menjadi desa-desa.

Beberapa desa nantinya terkonsolidasi menjadi kedatuan-kedatuan atau kerajaan

kecil. Hingga datangnya Islam pada awal abad ke 16 di wilayah Mataram terdapat

dua entitas Sasak yakni Kedatuan Pejarakan dan sebuah kota pemerintahan pusat

kerajaan Sasak di wilayah Cakranegara sekarang, yang ketika itu mereka masih

beragama Budha.

Dalam naskah-naskah kuno yang disebut sebagai Negareng Sasak atau

negeri Sasak dahulunya adalah Pulau Lombok bagian barat menurut nama sebuah

kerajaan besar yaitu kerajaan Sasak yang berpusat di wilayah Mataram sekarang yang

pernah menguasai wilayah Pulau Lombok bagian barat. Kerajaan Sasak ini bahkan

mungkin pernah mempunyai pengaruh di seluruh Pulau Lombok sehingga penduduk

pulau ini dikenal dengan orang Sasak atau suku Sasak; sedang sebutan negeri

Lombok dahulunya adalah untuk menyebut Pulau Lombok di ujung bagian timur

menurut nama kerajaan besar yang pernah eksis di sana yang ibukotanya di Teluk

Lombok sekarang. Kemasyhuran dua kerajaan ini membuatnya termasuk yang

menjadi target Majapahit untuk ditundukkan.

Kitab Negara Kertagama atau Decawarnana mencatat: “Muwah tang Gurun

Sanusa ri Lombok Mirah lawantikang Sasak Adi nikalun kehayian kabeh muwah

tanah I bantayan Pramuka Bantayan len Luwuk teken Udamakatrayadhi nikayang

sanusa pupul”. Gelombang selanjutnya yang nantinya menjadi penduduk wilayah

Mataram adalah berasal dari anggota rombongan ekspedisi pengislaman Negeri

Sasak. Ekspedisi ini adalah kelanjutan dari tahapan pengislaman pulau Lombok yang

dipimpin oleh Sunan Prapen sekitar tahun 1545 M yang berbasis di ibukota Kerajaan

Lombok di teluk Lombok –Lombok Timur. Dari sana ekspedisi-ekspedisi disebar ke

seluruh penjuru Pulau Lombok. Yang bertugas mengislamkan Negara Sasak adalah

dari laskar Kerajaan Lombok dibantu laskar Jawa termasuk Laskar Mataram yang

Page 21: LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN SEJARAH KOTA MATARAM - …mataramkota.go.id/file/Sejarah Kota Mataram.pdf · laporan akhir penyusunan sejarah kota mataram tim penyusun dr.jamaludin,ma drs.h.jalaludin

15

dipimpin oleh Ratu Madura dan Ratu Sumenep bersama para muballigh. Kerajaan

Sasak berhasil diislamkan kecuali Pejarakan masih tetap Budha kala itu. Untuk

membina wilayah yang telah diislamkan ini maka beberapa dari Laskar Lombok dan

mubaligh Jawa yang turut dalam misi ini memilih atau atas perintah kerajaan untuk

tinggal di wilayah Mataram sembari menggarap lahan yang subur dan relatif masih

kosong ini. Langkah ini nampaknya menjadi bagian dari strategi Kerajaan Lombok

(yang nantinya menjadi kerajaan Selaparang) dalam rangka klaim sebagai wilayah

pengaruhnya atas wilayah-wilayah yang telah diislamkan sekaligus meneruskan misi

untuk mengislamkan Pejarakan yang masih memeluk agama Budha. Pemukim-

pemukim ini menempati beberapa tempat yang nantinya berkembang menjadi

pedukuhan-pedukuhan seperti Ampenan, Perigi, Kampung Jawa/Mataram, Pajang

dan pemukiman lain sepanjang kali ancar. Mereka ini menjadi embrio pemukiman-

pemukiman Selaparang di wilayah ini.

Secara berangsur-angsur mereka didorong oleh pihak kerajaan juga

mengajak keluarga dari desa asal untuk membangun perkampungan di wilayah yang

mereka tempati yang nantinya menjadi cikal-bakal desa-desa Sasak di wilayah

Mataram seperti Parigi, Dasan Agung, Pagutan, Karang Genteng, Rembige, Gubug

Mamben dan lain-lain tempat yang penduduknya berbahasa Sasak dialek Ngeno-

Ngeni menggunakan dialek Selaparang. Untuk memantapkan posisi ini nantinya

Selaparang sebagai penerus kerajaan Lombok juga menempatkan kerabat-kerabatnya

memimpin komunitas-komunitas yang mulai tumbuh dan berkembang tersebut.

Selaparang juga membangun desa pelabuhan diujung barat yakni Ampenan.

Termasuk dalam gelombang migrasi era ini adalah penduduk yang nantinya menjadi

Desa Sekarbela dan sekarang menjadi sebuah nama salah satu kecamatan di Kota

Mataram.

Kedatangan pertama pemukim Sekarbela diperkirakan mulai pada sekitar

1025 H atau Tahun 1603 M. Jumlah pemukim awal ini terdiri atas 41 orang berasal

dari Selaparang, Masbagik, Sakra, Jerowaru, orang-orang Jawa dan beberapa daerah

di Lombok bagian selatan. Kedatangan mereka dipimpin oleh seorang mubaligh yang

Page 22: LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN SEJARAH KOTA MATARAM - …mataramkota.go.id/file/Sejarah Kota Mataram.pdf · laporan akhir penyusunan sejarah kota mataram tim penyusun dr.jamaludin,ma drs.h.jalaludin

16

dikenal dengan Wali Padang Reyak nama anumerta sesuai dengan nama tempat

makamnya yang hingga kini dikeramatkan. Daerah yang ditempati pertama oleh

pemukim ini adalah di daerah sekitar mesjid Bengaq (Masjid al-Raisiyah sekarang)

yang kini masuk dalam lingkungan Pande Mas. Beberapa diantara yang ditokohkan

dan menjadi pimpinan mereka diyakini turunan dari senopati atau pepatih kerajaan

Selaparang. Generasi kedua dari pemukim pertama ini ada yang kemudian berpindah

ke Pagutan Presak dan berkembang keturunannya di sana.20

Mengenai makna yang tersirat dari nama Sekarbela ini ada beberapa

pendapat. Satu pendapat mengatakan Sekarbela berasal dari kata bahasa Arab yakni

Assyukru dan billah yang kalau digabung menjadi assyukru billah yang artinya

bersyukur kepada Allah. Terminologi yang berasal dari bahasa Arab ini kemungkinan

berkaitan dengan aspek religious dan sosial masyarakat setempat seperti: sebagai

ungkapan rasa syukur karena di daerah baru ini mereka mendapat kemudahan hidup

sebab alamnya yang subur dan serta mendapat kecukupan rezeki. Selain itu sebagai

ungkapan rasa syukur sebab memperolah kemudahan dalam mengembangkan ajaran

Islam.21 Pendapat lain mengatakan bahwa Sekarbela berasal dari akar kata Sekar yang

berarti bunga atau kusuma bangsa yang berbudi dan Bela yang berarti pembela atau

pelindung sehingga Sekarbela diartikan dengan kusuma pembela bangsa atau

Pahlawan.22 Pengertian ini ada kaitan dengan keperwiraan mengingat sebagian di

antara mereka adalah turunan senopati Selaparang yang turut berperang melawan

Gelgel di laut Selat Lombok pada tahun 1616 M. dan 1624 M.

Dalam era perang melawan Gelgel ini dan sesudahnya sebagai sebuah

strategi pertahanan untuk mengamankan sisi barat wilayahnya Selaparang dan

Pejanggik kali ini lebih banyak menempatkan prajurit dari pada petani yang biasanya

dipimpin oleh orang dari keluarga kerajaan. Selain yang bertempat di Sekarbela,

prajurit-prajurit Selaparang juga mendirikan pedukuhan Sukamulia yang kemudian

20 Lihat Iskandar, Mengenal Sekarbela Lebih Dekat (Yogyakarta: Mahkota Kata, 2011)21 Iskandar, Mengenal...22 Wawancara dengan Abdul Hanan M Noor, Agustus, 2011.

Page 23: LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN SEJARAH KOTA MATARAM - …mataramkota.go.id/file/Sejarah Kota Mataram.pdf · laporan akhir penyusunan sejarah kota mataram tim penyusun dr.jamaludin,ma drs.h.jalaludin

17

berkembang menjadi pemukiman Sasak di Pagutan.23 Selain itu prajurit-prajurit dari

Selaparang dan Pejanggik juga memperkuat desa Dasan Agung dan berketurunan di

sana.24 Selain desa-desa tersebut, hingga permulaan abad ke XVIII distrik Sasak yang

terkemuka di wilayah Mataram ini adalah Ampenan, Pejarakan dan Cariding.25

Sejak permulaan abad ke XVIII secara bergelombang ratusan keluarga

bermigrasi dari Bali terutama Karangasem berdatangan menuju Lombok. Babad

Selaparang mencatat kedatangan pertamakali orang-orang Bali ini dan mendarat di

Ampenan pada Isaka sepaha kawan dasa tiga atau 1643 Saka26 atau 1721M, sedang

naskah Bali mencatat 1720.

Dari tahun 1721 M itu gelombang migrasi ini membangun desa-desa di

Lombok Barat yang terdiri dari kumpulan beberapa keluarga. Desa-desa baru tersebut

antara lain: Pagesangan, Pagutan, Singasari Mataram, Kediri dan Sengkongo. Semua

desa-desa ini tetap berinduk ke Karangasem namun sebagai koordinator mereka di

wilayah baru ini adalah Singasari. Puri Mataram dibangun tahun 1740 M-1744 M.

disebut Puri Kanginan Metaram. Untuk memperkuat rasa persatuan mereka maka

pada tahun 1744 M. di Singasari (Cakranegara sekarang) dibangun Pura Meru

sebagai tempat pemujaan dan pemersatu seluruh keluarga Karangasem dan

masyarakat Hindu di Pulau Lombok.27

Setelah itu dengan semakin berkembangnya desa-desa di wilayah Mataram

ini menjadi kota-kota yang mandiri baik secara sosial, ekonomi maupun politik

menarik minat penduduk-penduduk dari Lombok Tengah dan Lombok Timur untuk

datang ke wilayah Mataram. Selain petani banyak dari mereka itu adalah orang-orang

yang memilki keahlian professional seperti ahli perundagian, kerajinan dan

sebagainya yang nantinya membangun perkampungan seperti Karang Kelok,

Kamasan, Karang Mas-mas, Karang Tatah, Karang Sukun, Karang Bedil, Getap,

23 Lihat Fath Zakaria. 24 Wawancara dengan Sahnan, September 2011. 25 Lihat Babad Lombok26 Babad Selaparang, Pupuh 3527 Lihat AA. Ktut Agung

Page 24: LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN SEJARAH KOTA MATARAM - …mataramkota.go.id/file/Sejarah Kota Mataram.pdf · laporan akhir penyusunan sejarah kota mataram tim penyusun dr.jamaludin,ma drs.h.jalaludin

18

Karang Kemong, Karang Tapen, Seganteng. Berangsur-angsur selain dari bekas

wilayah Selaparang datang juga penduduk dari wilayah Pejanggik dan Lombok

bagian tengah pada umumnya. Beberapa keluarga dari Ungga, Darek dan Ranggagate

nantinya membuat perkampungan Petemon. Penduduk Kedemungan Tempit Truwai

Lombok tengah mengisi tempat yang bernama sama yaitu Tempit di Ampenan.

Begitu juga, dari Marong membangun dusun Marong Karang Baru, Krekok di Dusun

Krekok Rembiga. Penduduk dari Kelayu Lombok timur nantinya bermukim di Punia

Karang Kelayu, dari Saba di Punia Saba, asal Kateng Praya Barat bermukim di Punia

Karang Kateng sedang dari Pademara Lombok Timur, Mangkung Lombok Tengah

dan Gerung banyak mengisi lokasi yang kini dikenal sebagai Punia Jamak.28

Termasuk dari Taliwang Sumbawa membangun Desa Taliwang.

Ampenan semula adalah desa nelayan kecil. Sesuai dengan namanya

Ampenan berasal dari kata ampen yang berarti benang pancing ditambah akhiran an.

Jadi Ampenan adalah tempat pemancingan atau tempat mencari ikan yang cukup

baik. Pemukiman orang Sasak pertama disini adalah Otak Desa atau pusat desa dan

kebon Roweq. Ketika peperangan melawan Gelgel awal abad 17 Pejanggik

menempatkan prajurit yang sebagian besar berasal dari Kedemungan Tempit dan

membangun pedukuhan Tempit. Dengan semakin berkembangnya Pelabuhan

Ampenan nampaknya mengundang juga kelompok-kelompok pemukim dari berbagai

tempat di pulau Lombok. Mereka membangun kampung Karang Panas, juga dari desa

Sukaraja (sekarang termasuk kecamatan Jerowaru) yang nantinya membangun

kampung yang menjadi cikal desa Sukaraja Ampenan. Penduduk dari desa Sintung

Pringgarata membangun kampung Sintung, dan sebagainya.

Selain itu perkembangan Ampenan menarik orang-orang dan para pedagang-

pedagang dari Nusantara dan mancanegara untuk datang. Seperti orang Jawa, Banjar,

Melayu, Bugis, Arab bahkan orang-orang Eropa. Sebagian dari mereka kemudian

menetap dan membangun pemukiman dan memberikan nama sesuai dengan asal-usul

28 Wawancara dengan L. Sri Muhlisin W, Agustus 2011

Page 25: LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN SEJARAH KOTA MATARAM - …mataramkota.go.id/file/Sejarah Kota Mataram.pdf · laporan akhir penyusunan sejarah kota mataram tim penyusun dr.jamaludin,ma drs.h.jalaludin

19

mereka seperti kampung Arab, kampung Bugis, kampung Banjar, kampung Melayu

dan lainnya.

C. Sejarah Politik dan Pemerintahan.

Nampaknya setelah pindah dari desa Laeq sampai di dataran Pulau Lombok

bagian barat ini mereka membangun pemukiman yang terpencar-pencar. Pemukiman-

pemukiman ini selama hampir dua abad seiring dengan bertambahnya penduduk

berkembang menjadi pedukuhan-pedukuhan dan selanjutnya berkembang menjadi

desa-desa. Beberapa desa terkonsolidasi menjadi kedatuan-kedatuan atau kerajaan

kecil. Kerajaan kecil (Kedatuan) yang kuat nantinya mempersatukan kedatuan-

kedatuan lainnya menjadi sebuah kerajaan.

Di wilayah kota Mataram sekarang ini dahulunya pernah eksis dua entitas

politik yakni Kedatuan Pejarakan dan Kerajaan Sasak. Pusat Kedatuan Pejarakan

berada di kampung Pejarakan sekarang yang kini termasuk dalam wilayah Kelurahan

Pejarakan Karya kecamatan Ampenan. Kerajaan Sasak sendiri menurut Sugianto

Sastrodiwirya berpusat di sekitar Cakranegara sekarang.29 Sedang P. De Roo De La

Faille memperkirakan pusat Kerajaan Sasak ini berada di barat daya Pulau Lombok30.

Nampaknya Kerajaan Sasak yang berpusat di sekitar wilayah Cakranegara

sekarang ini pada abad ke IX telah mendapatkan supremasi dari kerajaan-kerajaan

lainnya terutama di Lombok bagian barat sehingga nantinya wilayah barat ini dikenal

dengan Negareng Sasak atau Negeri Sasak. Bahkan kemungkinan besar Kerajaan

Sasak ini pernah berkuasa atas seluruh Pulau Lombok (sebelum munculnya kerajaan

Lombok di ujung timur pada abad ke 13 M. yang berkuasa atas pulau Lombok bagian

timur) sehingga penduduk pribumi Pulau Lombok dikenal dengan suku Sasak dan

Pulau Lombok dikenal pula sebagai Nusa Sasak. Kerajaan Sasak diperkirakan eksis

29 Lihat Sugiano Sasridiwiryo, 30 Lihat Sejarah Daerah NTB.

Page 26: LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN SEJARAH KOTA MATARAM - …mataramkota.go.id/file/Sejarah Kota Mataram.pdf · laporan akhir penyusunan sejarah kota mataram tim penyusun dr.jamaludin,ma drs.h.jalaludin

20

sejak abad ke IX31 hingga Abad ke XVIII.32 Eksistensi kerajaan Sasak dapat kita

temukan dalam berbagai sumber baik sumber Bali, Jawa maupun di Lombok sendiri.

Pada abad ke XI Kerajaan Sasak pernah berperan penting dalam

hubungannya dengan Bali. Di Bali eksistensi Kerajaan Sasak ini diabadikan dalam

dalam sebuah kentongan perunggu yang kini tersimpan di Pujungan Tabanan Bali

dengan tulisan yang berbunyi “Sasak dana prihan, srih jayanira”, artinya: “Atas

bantuan Negara Sasak sehingga tercapai kemenangan”. Piagam tersebut berasal dari

Abad XI, pada masa itu di Bali terjadi kemelut di mana Kerajaan Warmadewa yang

dipimpin oleh Dharmodayana dan Istrinya Sri Gunapriya Dharmapatni sedang

menghadapi tantangan dari orang-orang Bali Aga. Besar kemungkinan yang

dimaksud oleh piagam tersebut adalah bantuan militer dari kerajaan Sasak kepada

kerajaan Warmadewa untuk menghadapi orang-orang Bali Aga sehingga tercapai

kemenangan. Selain bantuan militer dari Sasak, maka untuk membangun kembali

keseimbangan dan keharmonisan akibat hubungan yang sempat retak tersebut

diperlukan sentuhan religius dan kebijaksanaan seorang Resi maka pada tahun 1009

M raja Warmadewa mendatangkan Mpu Kuturan dari Daha di tanah Jawa untuk

menjembatani perbedaan-perbedaan yang menjadi pemicu pertentangan tersebut.

Kerajaan Warmadewa telah menjalin hubungan diplomatik dengan Kerajaan

Sasak sejak awal, bahkan kuat dugaan raja-raja kerajaan Warmadewa memiliki satu

silsilah dengan kerajaan Sasak. Dalam prasasti Blanjong di Sanur berangka tahun 913

M. yang menyebutkan nama seorang raja yaitu Kaesari Warmadewa yang lokasinya

di sekitar Sanur. Kaesari dianggap sebagai generasi pertama dari dinasti Warmadewa

sampai keruntuhannya dinasti ini akibat invasi Majapahit 1343 M. Menurut Pandhit

Sasri raja ini kemungkinan seorang raja asing yang membawa ekspedisi militer dan

menaklukkan penduduk setempat (Pandit Sashri). Menurut Sugianto Sastridiwiryo

kemungkinan raja itu adalah salah seorang anggota keluarga Warmadewa yang

31 Monografi Daerah NTB, h. 13.32 Lihat Babad Lombok

Page 27: LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN SEJARAH KOTA MATARAM - …mataramkota.go.id/file/Sejarah Kota Mataram.pdf · laporan akhir penyusunan sejarah kota mataram tim penyusun dr.jamaludin,ma drs.h.jalaludin

21

berkuasa di Kamboja.33 Namun menurut penulis menghubungkan Kaesari dengan

Kamboja adalah terlalu jauh dan dipaksakan, sedang dalam silsilah Raja-Raja

Selaparang tertera nama Pangeran Kaesari yaitu saudara dari Prabu Turunan atau

dikenal dengan Demung Mumbul atau Batara Mumbul menurut tempatnya bertahta di

Karang Mumbul di Lombok.34 Jadi yang kuat dugaan raja Kaesari Warmadewa

tersebut adalah Pangeran Kaesari saudara Batara Lombok, nama yang sama nantinya

dipakai kembali oleh Raja Lombok yang pertama masuk Islam atau raja pertama

Selaparang yaitu Prabu Kaesari atau Prabu Rangkesari.35

Jadi ketika terjadi peristiwa Bali Age awal abad ke XI di atas yang mana

pada saat tersebut dinasti Warmadewa ini baru berumur 90 tahun maka hubungan

kekerabatannya dengan Sasak tentu masih sangat kuat (baru pada tingkat generasi

keempat) sehingga Sasak memiliki tanggungjawab moril untuk membantu

Warmadewa. Piagam kentongan Perunggu menjadi pengiling-iling peristiwa

monumental tersebut. Kini kentongan tersebuat dianggap mempunyai kesaktian dan

lambang kejayaan. Hal ini nampaknya sejalan dengan pendapat seorang budayawan

ahli sastra Kawi (Jawa Kuno) yang juga dan seorang tokoh pedalangan Sasak yaitu Ki

Sadarudin mengartikan juga kata-kata di kentongan tersebut dengan: benda ini

adalah pemberian dari Negara Sasak pada masa kejayaannya.36

Pada abad ke XIV ketika Majapahit dipimpin oleh Hayam Wuruk dengan

Mahapatih Gajahmada bercita-cita besar untuk menaklukkan kerajaan-kerajaan di

seluruh Nusantara. Cita-cita besar itu dikenal dengan Sumpah Palapa yang termaktub

dalam Kitab Negara Kertagama atau Decawarnana. Di antara kerajaan-kerajaan

yang dicita-citakan untuk ditaklukkan adalah Kerajaan Lombok dan Kerajaan Sasak.

Kemashuran dan kebesaran dua kerajaan ini diakui oleh Majapahit sehingga dalam

Kitab Negara Kertagama Kerajaan Sasak dijuluki Sasak Adi artinya “Sasak yang

33 Lihat Sugianto34 Lihat L. Lukman. 35 Penggunaan kembali nama orang dari generasi terdahulu oleh orang dari generasi

sesudahnya dalam satu garis kekerabatan adalah hal yang lazim dalam masyarakat Sasak sejak dahulu hingga kini.

36 Wawancara dengan Ki Sadarudin, Agustus 2011.

Page 28: LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN SEJARAH KOTA MATARAM - …mataramkota.go.id/file/Sejarah Kota Mataram.pdf · laporan akhir penyusunan sejarah kota mataram tim penyusun dr.jamaludin,ma drs.h.jalaludin

22

besar”, sedang Kerajaan Lombok dijuluki Lombok Mirah untuk menunjukkan

keindahan dan kekayaan alamnnya. Untuk merealisasikan cita-citanya sekitar tahun

1344 M Majapahit menyerang Kerajaan Lombok yang menyebabkan kotaraja

Lombok mengalami kerusakan hebat dan keluarga raja sempat mengungsi ke dalam

hutan tetapi tidak terdapat bukti Majapahit menyerang Kerajaan Sasak kecuali

mengirim Pendeta Gurendah untuk menyebarkan agama Weratsari di sana. Tentu

Majapahit mempunyai pertimbangan taktis tertentu misalnya kondisi kerajaan Sasak

saat itu yang sedang maju, dan memiliki pengaruh yang besar, sehingga akan lebih

baik kerajaan Sasak dibuat sebagai mitra dalam membangun kekuatan dan menguasai

perdagangan di wilayah timur pulau Jawa.

Setelah hampir dua abad kemudian yakni awal abad ke XVI Kerajaan Sasak

mengalami ketegangan dan konflik selama hampir sepuluh tahun dengan Gelgel Bali

sekitar tahun 1520 M hingga 1530 M. Kerajaan Gelgel adalah pengganti kerajaan

Warmadewa berkuasa atas seluruh Bali setelah Majapahit mengalahkan Ratna Bumi

Banten Raja Bali dari dinasti Warmadewa terakhir pada invasi tahun 1340 M.

Majapahit kemudian menempatkan Sri Kresna Kepakisan yang berasal dari desa

Pakis di Majapahit sebagai penguasa Bali pada tahun 1352 M dengan status Adipati

Majapahit. Saat konflik Sasak-Gelgel ini terjadi di Kerajaan Sasak sedang

memerintah Sri Aji Krahengan sedang di Gelgel memerintah Dalem Weturenggong

generasi ketiga dinasti Kepakisan. Konflik ini bermula ketika raja Dalem

Waturenggong mencoba menyerang Kerajaan Sasak dalam sebuah ekspedisi militer

pada tahun 1520M. Serangan ini gagal total.37

Serangan ini adalah bagian dari langkah defensive ekspansif yang coba

ditempuh oleh Gelgel. Dalam semangat sebagai pewaris tradisi Majapahit setelah

Majapahit runtuh dan sebagian besar wilayahnya satu persatu diislamkan oleh Demak

dilanjutkan oleh Pajang dan selanjutnya Mataram, Gelgel kemudian tumbuh menjadi

kerajaan yang merdeka dan merasa sebagai pemegang tanggungjawab atas amanat

37 Lihat, Sugianto....

Page 29: LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN SEJARAH KOTA MATARAM - …mataramkota.go.id/file/Sejarah Kota Mataram.pdf · laporan akhir penyusunan sejarah kota mataram tim penyusun dr.jamaludin,ma drs.h.jalaludin

23

itu. Dalam semangat itu Gelgel mulai cemas dengan semakin tinginya intensitas

islamisasi yang sudah hampir mencapai ujung timur pulau Jawa dan gerakan yang

sama diperkirakan akan muncul pula dari sebelah timur di pulau Lombok dengan

mulai munculnya Islam disana meski secara keseluruhan saat itu Lombok masih

memeluk agama Hindu. Belajar dari peristiwa di Jawa sejak jatuhnya Majapahit oleh

Kerajaan Islam Demak dan seterusnya itu maka untuk menjamin eksistensi dirinya

Gelgel menjalankan strategi buffer state atau negara penyangga yakni pola dengan

jalan mencoba menguasai Negara-negara di sekitarnya yang dianggap satu tradisi.

Untuk mengamankan sayap barat maka Gelgel menguasai Blambangan

sedang untuk mengamankan sisi timurnya pada tahun 1520 M Gelgel berusaha

menguasai pulau Lombok dengan menyerang Kerajaan Sasak. Dalam penyerangan

tersebut Blambangan berhasil dikuasai tapi gagal di Lombok. Dengan ekspedisi

militer ke kerajaan Sasak tahun 1520 M itu hubungan Gelgel dengan Sasak menjadi

memburuk. Dalam tahun-tahun berikutnya kerajaan Sasak membalas dengan

menyerang posisi-posisi Gelgel di sepanjang pantai timur Bali. Tekanan-tekanan

Sasak semakin intensif dan memuncak pada tahun 1530. Karena hampir terus

menerus mengalami kekalahan Gelgel menjadi resah terlebih ada rasa gentar karena

Gelgel menganggap Sri Aji Krahengan Raja Sasak itu adalah sosok yang sangat sakti,

dapat berubah-rubah bentuk dan mampu terbang. Untuk itu Gelgel mencoba

mengatur kembali siasatnya. Kondisi ini lalu disampaikan oleh Weturenggong kepada

Danghyang Nirartha sang pendeta tertinggi kerajaan (Baghawanta) Gelgel atau

dikenal dengan nama Mpu Dwijendra atau Pedanda Sakti Wawu Rawuh yang waktu

itu telah berusia cukup lanjut yakni sekitar 80 tahun. Setelah dilakukan pembicaraan

yang cukup panjang dan mendalam di istana Gelgel, Nirartha mengusulkan

ditempuhnya jalan perdamaian dan untuk itu dengan mempertimbangkan sangat

gentingnya permasalahan ini dan kapasitas raja Sasak yang bernama Sri Aji

Krahengan itu maka ia sendiri bersedia sebagai utusan untuk menjalankan misi ini.

Setibanya perahu Dang Hyang Nirartha mencapai dan mendarat di Ampenan

ia bergerak beberapa kilometer ke arah Timur dan Nirartha tiba di pusat kerajaan

Page 30: LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN SEJARAH KOTA MATARAM - …mataramkota.go.id/file/Sejarah Kota Mataram.pdf · laporan akhir penyusunan sejarah kota mataram tim penyusun dr.jamaludin,ma drs.h.jalaludin

24

dimana Sri Krahengan bertahta yaitu sekitar Cakranegara sekarang. Sebagaimana

lazimnya penyambutan terhadap seorang brahmana tinggi dan utusan raja, Krahengan

menjemput dan memperlakukan sang Brahmana dengan semestinya. Dalam

pembicaraan, Nirartha menekankan pentingnya persahabatan antara kedua raja ini,

sambil memberikan contoh-contoh peristiwa betapa kini keadaan di Jawa telah

mengalami kehancuran di pusat-pusatnya karena para raja itu saling memusuhi,

perang terus berlanjut. Krahengan raja Sasak ini dapat memahami permasalahan ini

meski ada satu syarat yang ia tolak keras.38

Sejak itu Sasak dan Gelgel berdamai, bahkan setelah Sasak tidak lama

setelah itu memeluk Islam. Perdamaian ini nampaknya bertahan untuk jangka waktu

yang sangat lama hingga hampir satu abad. Baru kemudian tahun 1616 dan 1624

Gelgel dan Selaparang yang saat itu berkuasa atas sebagian besar Pulau Lombok

terlibat dalam perang besar.

Momentum penting pertemuan diplomatik membangun persahabatan yang

membuahkan perdamamain antara Gelgel yang diwakili oleh Danghyang Nirartha

dan Sasak diwakili langsung oleh Sri Aji Krahengan atau perjanjian persahabatan

Bali-Sasak ini terjadi pada bulan Kartika 1452 Saka/ Oktober 1530 M39 dan karena

peristiwa ini memiliki nilai sejarah yang penting maka patut diabadikan dengan

sebutan “Perjanjian Aji Krahengan”.

Momentum raja Krahengan kedatangan misi diplomatik dari Gelgel yang

dipimpin oleh Danghyang Niratha pada bulan oktober 1530 M dalam tulisan di atas

memberikan gambaran, diantaranya:

1. Hal ini menunjukkan Kerajaan Sasak di bawah pemerintahan Sri Aji Krahengan

adalah berpusat di Cakranegara sekarang ini. Pada saat Sri Aji Krahengan

menjadi raja Sasak pada saat yang sama di kerajaan Lombok yang berpusat di

Lombok timur dipimpin oleh Prabu Rangkesari.

38 Lihat, Sugianto...39 Sugianto...

Page 31: LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN SEJARAH KOTA MATARAM - …mataramkota.go.id/file/Sejarah Kota Mataram.pdf · laporan akhir penyusunan sejarah kota mataram tim penyusun dr.jamaludin,ma drs.h.jalaludin

25

2. Peristiwa yang di muat dalam naskah kuno Dwijendra Tatwa dan Babad Dalem

(keduanya naskah Bali) ini menepis klaim sepihak dari berbagai tulisan baik di

Bali yang kemudian dijadikan acuan oleh penulis-penulis asing, nasional

termasuk penulis lokal, bahwa sejak tahun 1520 M. Bali telah berkuasa atas

Lombok dan Sumbawa. Saat itu kerajaan Sasak masih tegak sebagai kerajaan

merdeka dan disegani terbukti dengan terdesaknya Gelgel dalam banyak

pertempuran dan Gelgel menurunkan sang Baghawantha (pendeta tertinggi

kerajaan) Dang Hyang Nirartha yang bukanlah orang sembarangan yang

mendekati Krahengan untuk menawarkan perdamaian.

Dalam Babad Lombok terdapat keterangan bahwa pada tahun 1545 M

Pangeran Prapen beserta rombongan ekspedisinya telah mendarat di timur laut Pulau

Lombok di Salut dan Sambelia kemudian terus ke Kerajaan Lombok di teluk

Lombok. Di Kerajaan Lombok ia berhasil mengislamkan Prabu Rangkesari dengan

langkah-langkah persuasif dan Rangkesari mendapatkan tanggungjawab untuk

mengislamkan raja-raja yang lain. Awalnya keputusan Raja Rangkesari memeluk

Islam ini ditentang oleh raja-raja bawahannya namun dengan sedikit tekanan akhirnya

mereka menerima Islam. Berbasis di sini misi-misi pengislaman diteruskan ke

kerajaan-kerajaan lain di pulau Lombok dan pulau Sumbawa bahkan ke Gelgel Bali.

Karenanya selain diikuti para mubaligh ekspedisi ini didukung oleh laskar Lombok

dan Jawa yang terbukti nantinya berguna di banyak tempat yang menolak masuk

Islam dengan cara persuasif. Untuk mengislamkan Negara Sasak dan wilayah

pengaruhnya bersama para mubaligh didukung oleh Laskar Lombok dan Jawa di

bawah komando Ratu Madura dan Ratu Sumenep yang mendapat tugas. Dengan

mudah Negara Sasak dapat dislamkan kecuali Pejarakan yang masih tetap memeluk

agama Budha kala ini.

Raja-raja beserta pengikutnya dari seluruh pulau Lombok yang telah

memeluk Islam seperti Paroa, Langko, Pejanggik, Bayan, Sokong termasuk Raja

Sasak dan lainnya selanjutnya berkumpul di ibukota Lombok untuk mendapat

Page 32: LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN SEJARAH KOTA MATARAM - …mataramkota.go.id/file/Sejarah Kota Mataram.pdf · laporan akhir penyusunan sejarah kota mataram tim penyusun dr.jamaludin,ma drs.h.jalaludin

26

pendalaman ajaran Islam dari Pangeran Prapen selama 4 bulan lamanya.40 Setelah itu

Pangeran Prapen melanjutkan misi ke Pulau Sumbawa. Nampaknya selama berada di

Kotaraja Lombok raja-raja tersebut telah berhasil membangun komitmen bersama

untuk membentuk sebuah entitas politik supra kerajaan dalam bentuk kuasa federasi

yang longgar sebagai payung untuk menjamin kepentingan bersama dalam spirit

agama Islam, agama baru mereka. Untuk itu mereka bersepakat menunjuk Kerajaan

Lombok dengan Rajanya Prabu Rangkesari sebagai pemimpin di antara mereka

dengan status primus inter pares (yang terkemuka dalam kesedarajatan).

Sebuah fenomena monumental baru saja terjadi dan Lombok mulai

menapaki zaman baru. Untuk pertamakalinya dalam perjalanan sejarahnya Pulau

Lombok mengalami unifikasi agama dan politik. Agama Hindu yang sebelumnya

dominan dipeluk oleh penduduk Lombok, sebagian Budha telah berganti menjadi

agama Islam kecuali Tebango, Pejarakan, Ganjar dan Pengantap (dua dari desa ini

yaitu Tebango dan Ganjar hingga kini masih memeluk agama Budha).

Untuk meneguhkan era kesatuan agama dan politik ini Raja Rangkesari

setelah bermusyawarah dengan para punggawanya beserta raja-raja lainnya seperti:

Sasak, Sokong, Bayan, Parwa, Langko, Pejanggik dan lainnya akhirnya memutuskan

untuk membuat ibukota baru. Dipilhlah suatu tempat yang lebih strategis arah barat

daya teluk Lombok suatu tempat yang subur banyak air dan sumber makanan dan

berada di ketinggian sehingga dari sini dengan cepat dapat melihat musuh, sebuah

tempat yaitu Watuparang. Kemudian kota ini diberi nama Selaparang yang dalam

perkembangannya menjadi kerajaan besar.41

Setelah keikusertaannya dalam musyawarah besar pembentukan kerajaan

Selaparang ini kita belum menemukan lagi khabar mengenai kerajaan Sasak ini

termasuk bagaimana berakhirnya, yang pasti Sasak selanjutnya menjadi penyebutan

etnis yang mendiami pulau Lombok. Nampaknya setelah itu Kerajaan Sasak

perlahan-lahan mengalami kemunduran besar mungkin akibat pertikaian internal

40 Babad Lombok, pupuh 81941 Lihat Babad Lombok.

Page 33: LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN SEJARAH KOTA MATARAM - …mataramkota.go.id/file/Sejarah Kota Mataram.pdf · laporan akhir penyusunan sejarah kota mataram tim penyusun dr.jamaludin,ma drs.h.jalaludin

27

yang serius yang mengakibatkan kehancurannya. Nantinya di kawasan bekas

ibukotanya ditemui sebuah kota bernama Cariding. Mengisi kemunduran Kerajaan

Sasak ini Selaparang menempatkan rakyatnya di hampir semua bagian bekas wilayah

ini. Mulai dari bagian selatan terus ke utara seperti Gerung, Kediri, Pagutan,

Sekarbela, Dasan Agung, Rembiga sampai di Sesela (Gunungsari sekarang). Di

Gerung bahkan Selaparang menempatkan kerabatnya dengan status Demung yang

dikenal dengan Demung Dodokan.

Ampenan yang awalnya sebuah pedukuhan nelayan kecil yang di sana telah

ada embrio pemukiman Selaparang, di awal abad ke 17 dibangun oleh Selaparang

menjadi pangkalan untuk keperluan militer di wilayah barat. Hal ini dilakukan

Selaparang untuk merespon kondisi karena pada tahun 1616 M Gelgel menyerang

Selaparang. Setelah persiapan selama 6 tahun dan merasa cukup siap dari pangkalan

ini Selaparang menyerang balik Gelgel pada tahun 1624 M. Di selat Lombok dua

armada militer yaitu Gelgel dan Selaparang bertempur dengan dahsyat membela

negara dan kehormatannya masing-masing. Peperangan ini berakhir dengan

perdamaian. Seusai perang sebagian laskar Selaparang memilih tinggal di wilayah ini

sekaligus menjaga wilayahnya. Setelah itu Ampenan mulai berkembang menjadi

pelabuhan dagang.

Menjelang kedatangan Karangasem di wilayah Mataram masih berdiri

Kerajaan Pejarakan dan Cariding42 dan desa-desa yang berinduk ke Selaparang. Pada

tahun 1721 M orang-orang Karangasem mendarat di Ampenan, mereka lalu

menyerang kota, selanjutnya menyerang Pejarakan dan dilanjutkan dengan serangan

ke Cariding. Perebutan ketiga distrik ini diperkirakan memakan waktu berbulan-bulan

lamanya. Nantinya Ampenan tetap berkembang menjadi pelabuhan yang ramai,

Pejarakan rusak berat hingga hanya tinggal menjadi kampung kecil yang tak berarti.

Sedangkan Cariding nampaknya hancur sama sekali dan diduduki oleh Karangasem,

sehingga hilang dari peta sejarah dan di sana Karangasem mendirikan kotabaru yang

42 Babad Lombok

Page 34: LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN SEJARAH KOTA MATARAM - …mataramkota.go.id/file/Sejarah Kota Mataram.pdf · laporan akhir penyusunan sejarah kota mataram tim penyusun dr.jamaludin,ma drs.h.jalaludin

28

diberi nama Karangasem-Sasak Singasari. Kata Sasak dalam nama kota baru ini tentu

dimaksudkan untuk mengenang bahwa disekitar tempat tersebut dahulunya

merupakan ibukota kerajaan Sasak atau bahwa kota tersebut berada di negeri Sasak.

Belakangan kota Karangasem-Sasak Singasari atau biasa disingkat dengan Singasari

pada tengah abad ke 19 berganti nama menjadi Cakranegara hingga saat ini.

Puri Singasari selesai dibangun pada tahun 1728 M yang secara resmi

disebut Puri Karangasem-Sasak Singasari dan Puri Metaram dibangun tahun 1740M

selesai tahun 1744M dan disebut Puri Kanginan Metaram. Untuk mempertebal rasa

persatuan mereka maka di tahun 1744 di Singasari dibangun Pura Meru sebagai

tempat pemujaan dan pemersatu seluruh keluarga Karangasem dan masyarakat Hindu

umumnya di pulau Lombok.43

Kedatangan orang-orang dari Karangasem ini memanfaatkan momentum

perpecahan di antara kerajaan-kerajaan di Lombok terutama antara Selaparang

dengan Pejanggik yang notabene dua entitas yang masih satu keturunan dan keduanya

sedang memegang hegemoni di hampir seluruh pulau Lombok. Perpecahan ini timbul

karena beberapa tahun sebelumnya Pejanggik memberikan perlindungan politik

kepada seorang senapati yang paling dicari oleh Selaparang yang telah dijatuhi

hukuman karena suatu kesalahan. Sejak itu Pemban Meraja Mas Kerthabumi atau

Prabu Kerthabumi maharaja Selaparang memutus hubungan diplomatik dan

kekerabatan dengan Pejanggik yang saat itu dipimpin oleh Pemban Mas Meraja

Kusuma atau Prabu Dewa Kusuma. Beberapa tahun kemudian di internal kedua

Kerajaan besar ini mengalami masalah yang serius. Di Selaparang sepeninggal Prabu

Anom menantu dan pengganti Prabu Kerthabumi berlangsung konflik laten akibat

pengangkatan Prabu Kontala adik raja Seran sebagai Pemangku Raja karena putra

Prabu Anom masih kecil-kecil. Prabu Kontala selain kurang cakap statusnya sebagai

keluarga raja Selaparang terdahulu dari garis perempuan juga menimbulkan

43 Lihat AA Ktut Agung

Page 35: LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN SEJARAH KOTA MATARAM - …mataramkota.go.id/file/Sejarah Kota Mataram.pdf · laporan akhir penyusunan sejarah kota mataram tim penyusun dr.jamaludin,ma drs.h.jalaludin

29

delegitimasi bagi kedudukannya.44 Di Pejanggik perpecahan ini muncul menjadi

perang terbuka dipicu pemberontakan Sang Senopati terhadap Raja Pejanggik

Pemban Mas Meraja Kusuma dan Sang Senopati meminta dukungan Bali. Peluang ini

dimanfaatkan dengan cerdik oleh Bali yang memang telah lama menginginkan

menguasai Lombok.

Dalam kemelut politik yang cukup panjang selama duapuluh tahun yakni

dimulai dari tahun 1721 M akhirnya berpuncak dengan runtuhnya Pejanggik sekitar

tahun 1736 M dan kemudian Selaparang pada sekitar tahun 1740 M. Keruntuhan dua

kerajaan Sasak terbesar yang telah berusia ratusan tahun ini menimbulkan revolusi

sosial dan politik yang kedua di pulau Lombok. Tatanan yang telah terbangun selama

200 tahun atau dua abad pada era Selaparang kini hancur. Dinasti-dinasti penguasa

lama ada yang bertahan tapi lebih banyak yang tersapu atau tercerai-berai oleh

gelombang revolusi ini. Lombok kini memasuki era baru, era yang berlangsung

setidaknya untuk satu abad ke depan ketika Lombok masuk dalam hegemoni

Belanda. Era ini ditandai tumbuhnya kekuatan-kekuatan baru dan munculnya dinasti-

dinasti politik baru. Beberapa kerajaan kecil yang dahulunya berada di bawah

Selaparang dan Pejanggik mendapat kesempatan untuk eksis kembali setelah mereka

mampu melakukan konsolidasi-konsolidasi dan membangun konsesi-konsesi dengan

kekuatan-kekuatan lain.

Hampir sama dengan era pra Selaparang di mana era ini pulau Lombok tidak

ada kekuatan yang dominan di mana Lombok terbagi menjadi entitas-entitas politik

yang terpecah-pecah, independen dan otonom. Tidak adanya kekuatan yang dominan

menyebabkan tidak adanya unifikasi politik di pulau Lombok, masing-masing entitas

adalah institusi yang independen sehingga dalam perjalanannya terjadi dinamika yang

sedikit rumit. Dinamika-dinamika yang berlangsung terus menerus hampir satu abad

44 Sebagian pengamat secara keliru menganggap Prabu Kontala ini adalah wakil yang ditempatkan oleh Goa. Tidak pernah ada tanda-tanda atau informasi dari naskah di Lombok, Sumbawa dan Goa yang menyebut adanya pengaruh politik Goa atas Selaparang. Sesungguhnya Prabu Kontala adalah pilihan logis Selaparang karena neneknya dari Selaparang dan setelah figure dari garis keluarga yang lebih dekat tidak bisa dipilih baik karena usia yang masih dibawah umur seperti Raden Riyadi putra Prabu Anom atau karena sudah terputusnya hubungan kekerabatan seperti dengan Pejanggik.

Page 36: LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN SEJARAH KOTA MATARAM - …mataramkota.go.id/file/Sejarah Kota Mataram.pdf · laporan akhir penyusunan sejarah kota mataram tim penyusun dr.jamaludin,ma drs.h.jalaludin

30

(1740-1840) terutama 3 dekade awal dan 3 dekade akhir membuahkan konsolidasi

konsolidasi politik menjadi kerajaan-kerajaan kecil Sasak (Kedatuan), distrik-distrik

Bali yang otonom, distrik-distrik Sasak yang otonom dan desa-desa Sasak yang

otonom. Entitas-entitas ini terus tumbuh dan saling bersaing. Peperangan-peperangan

sebab kemartabatan atau perebutan wilayah kerap terjadi. Baik antar Kerajaan-

kerajaan Sasak, Sasak dengan Bali juga antar distrik-distrik Bali tersebut. Era ini

berlangsung hampir seratus tahun atau satu abad. Hingga akhir era ini beberapa

Kerajaan Sasak yang menonjol yaitu: Kuripan, Sokong, Bayan, Praya, Batukliang,

Kopang, Rarang, Masbagek, Sakra, Kalijaga, Pringgabaya dan lainnya. Kerajaan-

kerajaan Sasak ini nantinya seringkali ikut campur bahkan terlibat jauh dalam

perselisihan-perselisihan dan konsolidasi-konsolidasi politik yang terjadi di wilayah

Mataram.

Di wilayah Mataram dengan kemajuan yang diperolehnya dengan mana

setelah mereka dapat membawahi beberapa desa, desa-desa Karangasem seperti

Mataram, Singasari, Pagutan dan Pagesangan kemudian berkembang menjadi distrik-

distrik yang otonom. Desa-desa Sasak di wilayah Mataram yang sebelumnya bagian

dari Selaparang seperti Sekarbela dan Dasan Agung dengan runtuhnya Selaparang

nampaknya kini menjadi desa-desa yang otonom. Pada masa itu distrik-distrik

Karangasem ini meski berstatus otonom masih berinduk ke Karangasem Bali. Sejak

awal abad ke XIX ketika Karangasem sedang disibukkan dengan peperangan-

peperangan dengan kerajaan lain di Bali. Hal ini dimanfaatkan oleh Singasari untuk

melakukan konsolidasi antar distrik-distrik Karangasem di wilayah Lombok. Pada

tahun 1803 M. Singasari mengambil-alih distrik Sengkongo dan mencaplok distrik

Kediri tahun 1804 M. Setelah Karangasem jatuh ke tangan Buleleng tahun 1824 M.,

dan Rajanya I Gusti Bagus Karang melarikan diri ke Rembige, Singasari semakin

berani dan dengan agresif mencaplok Pagesangan tahun 1830 M. Dengan itu

Singasari kini meningkat statusnya dari distrik menjadi kerajaan kecil.

Memanfaatkan momentum konflik politik di internal keluarga Karangasem,

masyarakat Sasak membangun konsolidasi untuk merebut kembali wilayah-wilayah

Page 37: LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN SEJARAH KOTA MATARAM - …mataramkota.go.id/file/Sejarah Kota Mataram.pdf · laporan akhir penyusunan sejarah kota mataram tim penyusun dr.jamaludin,ma drs.h.jalaludin

31

yang sudah dikuasai oleh Bali. Pada tahun 1824 M Sakra yang saat itu di bawah

pimpinan Raden Suryajaya yang diperkuat oleh seorang putri bangsawan terkemuka

keturunan Raja Pejanggik yaitu Deneq Bini Ringgit dan suaminya Karaeng Manajai

beserta putranya Dewa Mas Panji Komala mencoba merebut desa-desa yang dikuasai

Karangasem, tapi gagal. Bahkan Sakra banyak kehilangan sebagian desa-desa

wilayahnya.45 Desa-desa tersebut kemudian dibagi antara distrik-distrik Bali tersebut

yang belakangan sering menjadi pemicu konflik antara mereka.

Tahun 1838 M sengketa ini pecah menjadi perang terbuka. Singasari kini

terjepit dan ia mendapat perlawanan yang berat karena Mataram bersekutu dengan

Pagutan, Pagesangan dan Kerajaan-kerajaan Sasak. Peperangan ini akhirnya

dimenangkan pihak koalisi Mataram-Sasak meski dengan harga yang mahal yakni

gugurnya Bendesa Mataram. Dengan kemenangan ini, Mataram, Pagutan, Praya,

Kopang, Rarang, Sakra dan Kuripan muncul menjadi wilayah yang merdeka, dan

mulai diperhitungkan di Pulau Lombok, popularitas semakin meningkat dengan

wilayah-wilayah yang semakin luas. Wilayah yang paling luas didapat oleh dua

bersaudara putra Raja Kuripan yakni Deneq Laki Batu dan Deneq Laki Galiran

dengan mendapatkan sebagian besar bekas wilayah Singasari.46

Dua tahun kemudian, yaitu tahun 1840 M. Mataram menyerang Pagutan.

Pada peperangan tersebut pemimpin Pagutan terbunuh, sejak itu Mataram menjadi

sebuah kerajaan yang membawahi semua entitas Bali yang ada di Lombok Barat dan

terlepas dari Karangasem.

Dalam persaingan memperebutkan pengaruh dan wilayah, maka negara-

negara kolonial berlomba-lomba memperkuat klaim mereka atas suatu wilayah

tertentu. Demikian juga Belanda dalam rangka menguatkan klaim mereka secara

internasional bahwa seluruh Nusantara merupakan wilayah kekuasaanya, yaitu

dengan rechtitel atau kedudukan hukum yang sah. Dengan ini Belanda mengikat

45 Lihat Babad Sakra46 Lihat AA Ktut Agung

Page 38: LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN SEJARAH KOTA MATARAM - …mataramkota.go.id/file/Sejarah Kota Mataram.pdf · laporan akhir penyusunan sejarah kota mataram tim penyusun dr.jamaludin,ma drs.h.jalaludin

32

perjanjian atau pengakuan dari penguasa setempat, sehingga tidak dapat diambil alih

atau digugat oleh kekuatan asing lain.

Perjanjian atau pengakuan ini terdiri dari dua bentuk yaitu Politiek Contrak

(Perjanjian Panjang) dan Korte Verklaring (Pernyataan Pandek) karena terdiri dari

beberapa pasal saja. Perjanjian Panjang biasanya diperuntukkan bagi kerajaan-

kerajaan yang dianggap penting baik secara politik maupun ekonomi, sedang Korte

Verklaring sebaliknya diperuntukkan bagi kerajaan-kerajaan yang dianggap kurang

penting dari segi politik maupun ekonomi. Status ini dapat berubah sesuai dengan

perkembangan keadaan, bahkan dalam keadaan tertentu kerajaan tersebut dihapus

sama sekali untuk kemudian dijadikan wilayah Gubernment atau yang diperintah oleh

pamong praja Belanda. Perjanjian-Panjang biasanya dimulai dengan Akte van

Verband yaitu pernyataan pengakuan dari penguasa setempat bahwa wilayahnya

adalah bagian dari Hindia Belanda dengan demikian ia tunduk atasnya. Berdasarkan

itu Belanda akan membuat Akte van Bevestiging (akta penetapan), yaitu pengakuan

terhadap penguasa tersebut sebagai penguasa atas suatu wilayah tertentu, dan akan

dipertahankan sepanjang ia taat kepada Akte van Verband yang dibuatnya atau

sepanjang ia masih dianggap masih berguna bagi Belanda. Untuk Pernyataan Pendek

biasanya dibuat lebih ringkas dengan tetap memuat dua substansi yaitu pengakuan

dan penetapan dalam satu naskah.

Dengan cara itu Belanda menancapkan kuku-kuku kekuasannya di

Nusantara. Dengan usaha yang sedikit Belanda mendapat banyak keuntungan seperti

keuntungan politis dan ekonomis. Di sisi lain meski banyak dari penguasa itu yang

melakukannya dengan terpaksa banyak pula yang membutuhkan Belanda untuk alat

legitimasi menghadapi pesaing-pesaing internal atau tetangganya. Mereka tidak

menyadari bahwa bila ada pertentangan terhadap adanya Akta tersebut maka yang

akan menjadi sasaran adalah pihak penguasa tersebut bukan pihak Belanda. Dalam

kondisi ini Belanda akan membiarkan konflik tersebut berlanjut hingga masing-

masing menjadi lemah bahkan hancur untuk kemudian pada saatnya Belanda akan

tampil seolah sebagai Pahlawan yang menyelamatkan keadaan. Dengan itu Belanda

Page 39: LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN SEJARAH KOTA MATARAM - …mataramkota.go.id/file/Sejarah Kota Mataram.pdf · laporan akhir penyusunan sejarah kota mataram tim penyusun dr.jamaludin,ma drs.h.jalaludin

33

dapat dengan leluasa mengambilalih kekuasaan untuk kemudian wilayah tersebut

ditempatkan langsung di bawah pemerintahannya. Inilah satu sisi dari Devide et

Impera atau strategi adu, pecah dan kuasai itu.

Strategi tersebut yang diterapkan Belanda di Lombok. Perkembangan

perkembangan di Lombok ini sejak perang Singasari menghadapi Mataram dan Sasak

diikuti dengan cermat oleh Belanda. Untuk ini Belanda mengirim bebarapa kali tim

pemantau, yang pertama pada Mei 1838 yaitu Mayor Wetter, beberapa bulan

kemudian mengirim Kapten A. C. Edeling dan pada Desember 1839 mengirim utusan

resmi Huskus Koopman. Penyelidikan di Lombok ini kaitan pula Belanda mulai

mewaspadai kegiatan-kegiatan orang Eropa lain yang makin agresif seperti Mads

Lange dari Denmark dan G.P. King dari Inggris yang dengan bebas berhubungan

dengan penguasa-penguasa setempat. Sebagai daerah yang beberapa tahun

sebelumnya diklaim termasuk sebagai wilayah kekuasaanya dan dimasukkan secara

sepihak dalam Karesiden Bali Lombok, Belanda merasa terganggu dengan aktifitas

mereka karena dapat mementahkan klaim Belanda atas wilayah tersebut dan dapat

merugikan kepentingan ekonomi dan perdaganag Belanda.

Namun ia belum memiliki kekuasaan yang nyata di Lombok karenanya dia

memerlukan rechtitel atas Lombok sebagai alas yang sah bagi kekuasaannya. Maka

dia menanti dengan sabar akhir dari perang saudara tersebut tanpa perlu turun tangan

meski Singasari sebelumnya pernah meminta bantuannya. 47

Seusai perang di Lombok, maka Belanda mendekati kerajaan-kerajaan di

Lombok, kerajaan-kerajaan Sasak juga Mataram yang baru saja memenangkan

perang atas pesaing-pesaing Balinya. Kerajaan-kerajaan Sasak nampaknya

melakukan penolakan karena menyadari itu berarti tunduk kepada pemerintahan asing

yang tidak difahami sementara saat itu mereka tengah berdaulat di atas negerinya

sendiri. Tapi tidak demikian dengan Mataram, Mataram yang merasa sebagai entitas

asing di bumi Lombok harus terus mewaspadai kekuatan lain di bumi Lombok ini.

47 Lihat AA Ketut Agung

Page 40: LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN SEJARAH KOTA MATARAM - …mataramkota.go.id/file/Sejarah Kota Mataram.pdf · laporan akhir penyusunan sejarah kota mataram tim penyusun dr.jamaludin,ma drs.h.jalaludin

34

Kerajaan-kerajaan Sasak itu yang sewaktu-waku dapat membinasakannya. Terbukti

bagaimana mereka dengan mudah hanya dalam beberapa hari dapat menghancurkan

Singasari yang awalnya perkasa itu. Selain itu Mataram ingin diakui eksistensinya

sebagai kerajaan yang independen terlepas dari Bali. Untuk ini tawaran pengikatan

oleh Belanda adalah solusi yang menarik.

Maka melalui Korte Verklaring atau “pernyataan pendek” pada tanggal 7

Juli 1843 M. yang ditandatangani oleh Raja Mataram serta beberapa orang Punggawa

di Puri Kanginan Mataram dan Huskus Koopman sebagai wakil resmi Pemerintah

Hindia Belanda. Dalam Korte Verklaring tersebut, Mataram memberikan pengakuan

resmi bahwa seluruh Pulau Lombok adalah milik Belanda, bahwa Belanda berkuasa

atas seluruh pulau Lombok dan Lombok adalah bahagian dari Hindia Belanda.

Dengan demikian dalam akta yang sama Belanda mengakui penguasa Mataram

sebagai penguasa sebagian wilayah Pulau Lombok tersebut (mungkin maksudnya

Lombok Barat). Konsesi-konsesi ini tentu tidak gratis, karena Mataram diikat dan

dibebani dengan berbagai syarat ketentuan yang tentu saja menguntungkan Belanda.

Bahkan terdapat ketentuan bahwa Belanda dapat mengambil alih langsung

pemerintahan di negeri tersebut apabila Mataram tidak setia dan tidak dapat

menjalankan syarat dan ketentuan yang telah dibuat.48

Karena tindakan gegabah Mataram ini sejak itu secara de jure pulau Lombok

berada dalam genggaman Belanda dan Mataram ditempatkan sebagai bawahan atau

kepanjangan tangan Belanda di Lombok. Mataram telah memasukan diri pada sebuah

jebakan politik yang serius. Di satu sisi akta tersebut menjadi kekuatan politik

Mataram terutama terhadap pesaing-pesaingnya Kerajaan-kerajaan Sasak itu, tetapi

sekaligus juga menjadi pintu menuju kehancurannya. Tidak disadarinya ia sedang

diadu domba dengan sesama pribuminya dan akta tersebut menjadi alat adu domba

yang efektif hingga pada saatnya Belanda dengan mudah menguasai mereka semua.

48 Lihat Alvons Vander Kraan, Naskah Kore Verklaring Mataram dan Belanda tahun 1843.

Page 41: LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN SEJARAH KOTA MATARAM - …mataramkota.go.id/file/Sejarah Kota Mataram.pdf · laporan akhir penyusunan sejarah kota mataram tim penyusun dr.jamaludin,ma drs.h.jalaludin

35

Dengan Korte Verklaring ditangannya Mataram terus melakukan langkah-

langkah politik untuk menghancurkan sesamanya baik dengan muslihat-muslihat,

mengadu domba antar kerajaan Sasak, pembunuhan-pembunuhan politik dengan

tipudaya yang terencana bahkan ada yang berkembang menjadi perang terbuka. Dari

tahun ke tahun peristiwa-peristiwa politik ini terus menerus berlangsung, korban-

korban berjatuhan, ingatan suram menorehkan luka mendalam membentuk gumpalan

bola api yang menunggu saatnya untuk meletus. Dan ketika saat itu tiba Mataram tak

kuasa membendungnya, kejatuhannya hanya persoalan waktu.

Pada tanggal 7 Agustus 1891, penyerangan pertama dilakukan dilakukan

oleh orang-orang Sasak, yang dimotori oleh Praya. Meski awalnya kurang mendapat

dukungan dari beberapa pemimpin Sasak lainnya akhirnya inisiatif ini menginspirasi

mereka semua terutama setelah mereka membangun komitmen dalam sebuah

Musyawarah akbar tokoh-tokoh Sasak. Turut terlibat di dalamnya adalah seorang

pemuka Tariqat Naqsabandy Tuan Guru Ali Batu hingga kemudian berkembang

menjadi perang sipil meluas, mereka menyebutnya Perang Sabil. Pada 22 September

1891 kekuasaan Mataram telah diruntuhkan hampir seluruhnya.49

Beberapa tahun kemudian Mataram melakukan serangan balasan ke Lombok

bagian timur, akan tetapi tidak banyak membuahkan hasil. Pada waktu yang

bersamaan yaitu pada Juni 1893 Sekarbela mulai membangun kedudukan

pertahanan50 dan menyatakan perang terhadap Mataram, hal ini semakin

memperlemah Mataram.

Pertentangan-pertentangan yang terjadi antara masyarakat Sasak dengan

kerajaan Mataram di Lombok, perkembangannya selalu diikuti oleh Belanda. Selama

empat tahun pergolakan ini mengakibatkan semua pihak di Lombok dalam keadaan

tidak menentu, ekonomi dan perdagangan tidak stabil. Sebagai orang yang

berkepentingan di Lombok, Belanda menunggu kesempatan yang tepat untuk masuk

ke daerah yang sedang berkonflik ini. Beberapa tahun sebelumnya Belanda memang

49 Lihat Alvons Vander Kraan. 50 Ibid

Page 42: LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN SEJARAH KOTA MATARAM - …mataramkota.go.id/file/Sejarah Kota Mataram.pdf · laporan akhir penyusunan sejarah kota mataram tim penyusun dr.jamaludin,ma drs.h.jalaludin

36

sudah ingin kekuasaan yang lebih nyata di Lombok dengan rencana menempatkan

wakilnya di sini karena sejak awal tahun 1880-an mereka mengetahui Lombok adalah

daerah yang kaya, dan sangat strategis dalam jalur perdagangan dunia. Dalam

laporannya pada 30 Desember 1886, F.A. Lefrinck, memperkuat dugaan bahwa

Lombok kaya dan terdapat mineral emas. Untuk itu ia mengusulkan agar Lombok

dijadikan daerah pemerintahan langsung Belanda dengan menempatkan pejabat

colonial disana.51

Kebijakan baru ini belum dijalankan sampai dimulainya pergolakan di

Lombok 1891 karenanya ia menunggu ujung pergolakan ini. Ketika tahun 1894

situasi sudah demikian parah dan tak berdaya akibat perang, Belanda baru datang

mencoba mengendalikan situasi, membela Mataram. Surat-surat permakluman dari

pemimpin-pemimpin Sasak sebab musabab timbulnya perang tidak

menggoyahkannya. Tekanan politik Belanda kepada pemuka Sasak dengan mengirim

pasukan dalam jumlah besar ternyata tidak menggentarkan mereka. Malah kemudian

pemimpin-pemimpin Sasak memberikan tekanan politik yang kuat kepada Belanda

untuk segera memutuskan hubungannya dengan Mataram karena perilaku-

perilakunya yang tidak terpuji. Hal ini adalah tanggungjawab politik Belanda karena

dialah yang mengesahkan Mataram dengan Korte Verklaring tahun 1843 itu.

Belanda terpojok dan mulai menyadari kondisi sebenarnya dan ke mana

bandul itu mesti bergerak. Mataram semakin melemah dan Sasak semakin kuat,

Belanda kini memilih berada di tengah. Menyadari bahwa untuk memperoleh

kerjasama dari Pemimpin-pemimpin Sasak Timur adalah perlu membuat konsesi-

konsesi politik52 maka skema jalan tengah diluncurkan.53 Namun hal yang paling

mengecewakan bahwa ia harus melepaskan wilayah-wilayah di Lombok Barat untuk

mereka berdiri sendiri membuat Mataram merasa dicampakkan, hingga gelap mata

dan melakukan kecerobohan. Kedudukan pasukan Belanda yang berkemah di

51 Ibid52 Lihat Vander Kraan53 Lihat naskah Perjanjian 1894, Alvon Vander Kraan.

Page 43: LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN SEJARAH KOTA MATARAM - …mataramkota.go.id/file/Sejarah Kota Mataram.pdf · laporan akhir penyusunan sejarah kota mataram tim penyusun dr.jamaludin,ma drs.h.jalaludin

37

lapangan depan Puri Cakranegara yang sebenarnya dimaksudkanuntuk melindungi

Puri tempat tinggal raja itu dari serangan pasukan Sasak, pada tengah malam diserang

yang menyebabkan banyak anggota pasukan dan beberapa perwira terbunuh.

Peluang Belanda untuk pijakan politiknya yang lebih kokoh di Lombok kini

terbuka lebar. Peluang untuk menempatkan Lombok sebagai wilayah Gubernment

(Pemerintahan langsung Belanda) tidak lagi melalui tangan Mataram (Zelfbesrudeer-

swapraja) kini mendapatkan momentum, alasannya serangan Mataram atas pasukan

Belanda itu. Maka berdasarkan ketentuan pasal 7 Korte Verklaring Mataram 1843

Belanda menganggap cukup syarat untuk mengakhiri perjanjian dengan Mataram.

Serangan militer Belanda pada akhir 1894 melumpuhkan Mataram dan berakhir

untuk selamanya.

Pasca berakhir kekuasaan Mataram ini, sebagai gantinya Pemerintah Hindia

Belanda di daerah ditegakkan. Ketentuan ini ditetapkan dengan Staatsblaad

(Lembaran Negara) No 181 tahun 1895 tertanggal 31 Agustus 1895.

Dalam struktur pemerintahan yang baru ini pulau Lombok diberikan status

sebagai wilayah Afdeling yang diatur dengan Staatsblad, No 185 Tahun 1895 dengan

sebutan Afdeling van Lombok. Afdeling dikepalai oleh seorang asisten residen

ibukotanya di Ampenan. Afdeling Lombok termasuk bagian dari Residentie van bali

en Lombok (Karesidenaan Bali dan Lombok) dengan ibukotanya di Singaraja Bali.

Dengan Staatsblad N0 185 tahun 1895 itu pula ditetapkan bahwa Afdeling

Lombok dibagi menjadi dua wilayah Onder Afdeling yaitu Onder Afdeling van Oost

Lombok (Lombok Timur) dengan ibukota di Sisiq (Labuhan Haji) dan Onder

Afdeling van West Lombok (Lombok Barat) dengan ibukota Mataram. Onder Afdeling

dikepalai oleh seorang Controleur.

Tanggal 16 Mei 1895 Residen Dannenbargh membuat keputusan

memisahkan pembagian Onder Afdeling Lombok Barat menjadi 4 Distrik yaitu

dengan Staatblad No. 185/1895 yakni:

Onder Afdeling van west Lombok terdiri dari:

1. Kedistrikan Ampenan dan sekitarnya

Page 44: LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN SEJARAH KOTA MATARAM - …mataramkota.go.id/file/Sejarah Kota Mataram.pdf · laporan akhir penyusunan sejarah kota mataram tim penyusun dr.jamaludin,ma drs.h.jalaludin

38

2. Kedistrikan Gerung

3. Kedistrikan Tanjung

4. Kedistrikan Bayan.

Tanggal 30 Juni 1897 Tim Survey yang ditunjuk Residen Liefrink

merumuskan pembentukan 36 desa di Lombok Barat dan menunjuk kepada Desa

(Pemusungan Kliang). Tanggal 2 Juli 1897 Liefrink melangsungkan pertemuan

dimana pemerintahan atas penduduk Bali Lombok dibentuk. Untuk memenuhi

sebanyak mungkin hasrat para punggawa maka ia membentuk dan mengangkat 12

punggawa, antara lain:

1. Cakranegara Utara

2. Cakranegara Timur Laut

3. Cakranegara Timur

4. Cakranegara Tenggara

5. Cakra Selatan

6. Cakranegara Barat Daya

7. Cakranegara Barat

8. Cakranegara Barat Laut

9. Pagutan

10. Pagesangan

11. Mataram

12. Pemenang

Dengan Stb No 105 /1898 tertanggal 11 Maret 1898, ibukota Afdeling

Lombok dipindah dari Ampenan ke Mataram menjadi satu dengan ibukota Onder

Afdeling Lombok Barat dan ibukota Afdeling Lombok Timur dipindah dari Sisiq ke

Selong.

Selain itu Liefrink mengangkat satu dari Punggawa paling terkemuka

sebagai kepala penduduk Bali Lombok dengan gelar “pepatih”. Karena Belanda yang

selalu ingin menghemat keuangan berangsur-ansur mengurangi jumlah Punggawa

Page 45: LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN SEJARAH KOTA MATARAM - …mataramkota.go.id/file/Sejarah Kota Mataram.pdf · laporan akhir penyusunan sejarah kota mataram tim penyusun dr.jamaludin,ma drs.h.jalaludin

39

dalam tahun tahun berikutnya. Hingga tahun 1942 hanya ada satu kepala Distrik Bali

yaitu Punggawa Cakranegara.54

Dengan jatuhnya Bali (sebagai pusat Karesidenan Bali Lombok) ke tangan

Jepang pada tanggal 19 Februari 1942 Jepang tidak langsung mendarat di Lombok.

Konsentrasi perhatiannya dicurahkan sepenuhnya terhadap usaha penaklukan pulau

Jawa. Tiga bulan berikutnya baru Jepang masuk di Lombok.

Selama itu di pulau Lombok seolah-olah terdapat vakum kekuasaan. Pejabat-

pejabat pemerintah Belanda sibuk mengurus keselamatan diri dan keluarganya,

mereka tidak menghiraukan urusan pemerintahan lagi. Maka mengambil momentum

itu di Lombok terjadi sebuah peristiwa politik yang penting yang selama terlewatkan

dari perhatian sejarah yakni Lombok berkesempatan memerdekakan diri. Untuk

mengisi kekosongan pemerintahan itu pejabat-pejabat pribumi mengambil alih

pemerintahan.

Atas kesepakatan tokoh-tokoh Sasak maka diadakan sebuah pertemuan

(konfrensi) yang dihadiri oleh semua kepala distrik di pulau Lombok di bawah

koordinasi Mamiq Mustiarep bertempat di Selebung Mantang. Pertemuan diikuti pula

oleh pemuka-pemuka Sasak lainnya. Pertemuan (Konfrensi) tersebut menetapkan:

Pendirian sebuah Republik yaitu Negara Lombok yang dipimpin oleh seorang

Presiden. Untuk Presiden Lombok yang pertama dijabat oleh Mamiq Wiranom,

sedangkan Kepala Sekretariat (Sekretaris Negara) dijabat oleh Lalu Srinata dan I

Gusti Bagus Ngurah. Selain itu diputuskan bahwa tiap Onder Afdeling diperintah oleh

seorang Kepala Pemerintahan dan ditetapkan Lombok Timur dijabat oleh Mamiq

Mustiarep, Lombok Tengah dijabat oleh Lalu Wirentanus dan Lombok Barat dijabat

oleh Lalu Darwisah.55

54 Lihat Alvons Vander Kraan. 55Lihat, Sejarah Revolusi Kemerdekaan Daerah Nusa Tenggara Barat 1945-1949, (Jakarta:

Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan RI Tahun, 1970/1980)

Page 46: LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN SEJARAH KOTA MATARAM - …mataramkota.go.id/file/Sejarah Kota Mataram.pdf · laporan akhir penyusunan sejarah kota mataram tim penyusun dr.jamaludin,ma drs.h.jalaludin

40

Ketika pendaratan Jepang di Lombok pemimpin pemerintahan sudah berada

ditangan pejabat-pejabat pribumi yang otonom. Namun nampaknya eksistensi Negara

Lombok ini tidak berlangsung lama. Pada tanggal 8 Mei 1942 Angkatan Laut Jepang

mendarat di Ampenan dan Angkatan Daratnya mendarat di Labuhan Haji pada

tanggal 12 Mei 1942. Kedatangannya disambut dan dielu-elukan oleh beberapa

Pejabat Pemerintah dan rakyat banyak. Antusiasme sebagian rakyat Lombok

menyambut kedatangan Jepang ini dipengaruhi oleh propaganda Jepang sebagai

pelindung Asia yang dengan perang Asia Timur Raya bertujuan membebaskan rakyat

Asia dari penindasan bangsa Barat. Sekalian dengan itu orang-orang Belanda

ditangkap dan dikumpulkan di Mataram. Lombok dan Sumbawa ditempatkan di

bawah kekuasaan Kaigun, Armada Selatan Kedua.

Jepang dengan segera mengambilalih Pemerintahan. Sesuai dengan UU No 1

Pasal 1 tanggal 7 Maret 1942 yang dikeluarkan oleh Panglima Tentara Keenambelas

yang antara lain berbunyi: “Balatentara Nippon melangsungkan Pemerintahan

Militer untuk sementara waktu di daerah yang ditempatinya agar supaya

mendatangkan keamanan yang senantiasa yang sentausa dengan segera”. Tentara

pendudukan Jepang segera melakukan langkah-langkah penertiban. Semua orang

Belanda ditahan dan dibawa keluar Lombok. Struktur organisasi pemerintahan mulai

disusun yang pada hakekatnya tidak banyak perubahan kecuali nama-namanya saja.

Pejabat-pejabat pribumi yang setia kepada Jepang diijinkan tetap bekerja.56

Maka Struktur organisasi pemerintahannya segera disusun. Bentuknya

hampir sama dengan struktur organisasi pemerintahan di Zaman Belanda hanya

berganti nama. Pemerintahan Lombok disebut Lombok Ken yang dijabat oleh

seorang Ken Kanrikang yang berkedudukan di Mataram. Lombok Ken dibagi

menjadi 3 Bun Ken yaitu Lombok Barat, Lombok Tengah dan Lombok Timur. Tiap-

tiap Bun Ken termasuk Bun Ken Lombok Barat terbagi menjadi Gun (Distrik) dan

Son (Desa). Untuk menjalankan pemerintahannya di Pulau Lombok sebagai Ken

56 Lihat Sejarah Kebangkitan Nasional Daerah NTB (Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan, 1991)

Page 47: LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN SEJARAH KOTA MATARAM - …mataramkota.go.id/file/Sejarah Kota Mataram.pdf · laporan akhir penyusunan sejarah kota mataram tim penyusun dr.jamaludin,ma drs.h.jalaludin

41

Kanrikang Lombok dan 3 Bun Ken se Pulau Lombok ditempatkan orang-orang dari

luar yaitu dari pulau Bali. Sementara untuk Gun dan Son masih dijabat orang pribumi

Lombok yang lama.

Sejak pecahnya Perang Dunia II komunikasi dengan pulau Jawa hampir

terputus sama sekali tertama bagi masyarakat umum. Berita kekalahan Jepang dan

Proklamasi 17 Agustus 1945 tidak seorangpun yang dapat mengetahui tepat pada

waktunya. Beberapa peristiwa penting seperti penyerahan urusan pemerintahan

kepada pejabat-pejabat Bumiputra oleh Jepang sama sekali tidak memberi kesan

bahwa situasi politik yang terpenting sudah terjadi.

Di Pulau Lombok Jepang menyerahkan urusan pemerintahan kepada

anggota-anggota Syukai Gi In (Badan Persiapan Kemerdekaan Tingkat Daerah) yang

berpengaruh di masyarakat pada tanggal 18 Agustus 1945. Jabatan Ken Kanrikan

Lombok diserahkan kepada Raden Nuna Nuraksa, Bun Kenkanrikan Lombok Timur

kepada Mamiq Fadelah, Lombok Tengah kepada Lalu Srinata dan Lombok Barat

kepada I Gusti Bagus Ngurah.57

Berita mengenai Proklamsi 17 Agustus 1945 pertamakali diketahui di NTB

pada awal September 1945 dari pemuda-pemuda pelajar Bima, M. Nur Husain dkk

yang datang dari Singaraja Kedatangan mereka ke Lombok dan pulau Sumbawa

diutus oleh Ida Bagus Manuaba Ketua KNI Sunda Kecil di Singaraja membawa surat

kepada Pemimpin Pemerintahan setempat dan kepada semua anggota Syukai Gi In

asal NTB. Berita ini segera tersebar luas di kalangan pemimpin dan pemuda dan

segera mendesak pemerintah agar segera mengambil langkah kongkrit.

Menindaklanjuti hal tersebut berangkatlah Raden Nuna Nuraksa menghadap

Gubernur Sunda Kecil di Singaraja. Gubernur Sunda Kecil menetapkan struktur dan

organisasi pemerintah yang baru di Pulau Lombok dan mengangkat pejabat-

pejabatnya, yang sebenarnya tidak berbeda dari sebelumnya kecuali perubahan nama

dari Bunkenkanrikang menjadi Kepala Daerah.

57 Lihat Sejarah RevolusiKemerdekaan

Page 48: LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN SEJARAH KOTA MATARAM - …mataramkota.go.id/file/Sejarah Kota Mataram.pdf · laporan akhir penyusunan sejarah kota mataram tim penyusun dr.jamaludin,ma drs.h.jalaludin

42

Pada akhir September 1945 Pemerintah Lombok menyelenggarakan rapat di

Mardibekso Mataram yang dihadiri oleh wakil-wakil seluruh masyarakat. Rapat

menetapkan dan bertekad menyelamatkan RI dan mendesak pemerintah agar segera

membentuk Badan-Badan Perjuangan. Pada tanggal 15 oktober 1945 penyerahan

kekuasaan pemerintahan secara resmi dari tangan Jepang kepada bangsa Indonesia

dilaksanakan di Mardibekso Mataram. Bendera kebangsaan dikibarkan pada hari itu

dan Lombok menyatakan diri masuk ke dalam wilayah Republik Indonesia.58 Pada

hari itu Merah Putih dikibarkan dengan resmi dan Lombok masuk wilayah Republik

Indonesia. Semua pimpinan pemerintahan dipegang oleh putra daerah, masing-

masing: Kepala daerah Lombok Raden Nuna Nuraksa, Kepala Pemerintahan Lombok

Timur mamiq Fadelah, Kepala Pemerintah Lombok Tengah Lalu Srinata, Kepala

Pemerintah Lombok Barat I Gusti Bagus Ngurah. 59

Pada tanggal 16 Juli 1946 van Mook menyelenggarakan konfrensi Malino

yang dilanjutkan dengan konfrensi Denpasar yang berlangsung tanggal 7-18

Desember 1946. Konferensi Denpasar ini menghasilkan NIT yang terbentuk tanggal

24 Desember 1946. Sejak itu Lombok termasuk Sumbawa masuk menjadi bagian

NIT. Kedua pulau ini dinyatakan sebagai daerah otonom dan tiap-tiap pulau ini

diadakan Eiland Raad yang anggotanya ditunjuk dan diangkat oleh Kepala

Pemerintahan di daerah setempat. Pulau Lombok dibagi menjadi tiga resort

afdeeling.

NIT terdiri dari 13 Daerah Bagian termasuk Daerah Lombok. Status Lombok

yang di zaman Belanda adalah Onder Rechtsteeks Bestuur (Di bawah pemerintahan

langsung) maka di masa NIT dengan UU No. 44/1947 Daerah Lombok mendapat

status Neo Zelfbestuur, yang disamakan kedudukannya dengan 13 Daerah bagian di

dalam NIT. Di setiap daerah didirikan sebuah Dewan yang anggotanya ditunjuk oleh

Kepala daerah atas persetujuan Asisten Residen dan Controleur. Kepala Daerah

Lombok waktu itu dijabat R. Nune Nurakse, Kepala Pemerintah Setempat (KPS)

58 Ibid. 59 Lihat Sejarah Daerah NTB.

Page 49: LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN SEJARAH KOTA MATARAM - …mataramkota.go.id/file/Sejarah Kota Mataram.pdf · laporan akhir penyusunan sejarah kota mataram tim penyusun dr.jamaludin,ma drs.h.jalaludin

43

Lombok Timur Lalu Mahnep, KPS Lombok Tengah Lalu Wirentanus dan KPS Lobar

Lalu Darwisah. Karena dalam sidang Parlemen NIT R. N Nurakse berbicara sangat

berapi-api yang dianggap oleh NICA terlalu condong ke arah Republik maka setelah

kembali ke Lombok tidak lama kemudian dicopot sebagai Kepala Daerah Lombok

diganti dengan Mamiq Mustiarep.60 Pada tahun 1950 DPRD Lombok berhasil

mengeluarkan pernyataan politik keluar dari NIT dan bergabung dengan RI

Yogyakarta pada tahun 1950.61 Selama ini tidak banyak perubahan strukur wilayah di

mana Mataram tetap menjadi ibukota Daerah Lombok dan Pemerintah Setempat

Lombok Barat. Secara administratif Mataram adalah sebuah Desa yang termasuk di

Kedistrikan Ampenan yang beribukota di Dasan Agung.

Pada 4 Agustus 1958 diundangkan UU No. 64 dan UU No. 69 tahun 1958

tentang Pembentukan Daerah Tingkat I Bali, NTB dan NTT serta Daerah Tingkat II,

termasuk Daerah Tingkat II Lombok Barat. Pada masa H. L Anggrat menjadi Bupati

Lombok Barat (1960-1965) Kepunggawaan Cakranegara dirubah statusnya menjadi

Kedistrikan Cakranegara. Seiring dengan perubahan wilayah Kabupaten Lombok

Barat maka Kedistrikan Ampenan sendiri dengan SK. Gubernur Daerah Tingkat I

NTB No. 288. Pem. 20/1/12 dipecah menjadi Ampenan Barat di Dasan Agung dan

Ampenan Timur di Narmada. Pada tahun 1967 dengan SK Gubernur KDH TK I NTB

No. 156/Pem. 7/2/266 tanggal 30 Mei 1969 dibentuklah Kecamatan Mataram dengan

mengambil beberapa Desa dari Kecamatan Ampenan dan Cakranegara.62

Dengan semakin berkembangnya wilayah Mataram dari segala sisi maka

dibentuklah dengan PP No. 21 Tahun 1978 Kota Administratif Mataram dengan

wilayah terdiri dari 3 Kecamatan yaitu : Ampenan, Mataram dan Cakranegara yang

diresmikan oleh Menteri Dalam Negeri ketika itu H. Amir Mahmud. Dan sebagai

60 Lihat Lalu Lukman61 Lihat Sejarah Daerah NTB62 Lihat, KoTa Mataram, Ibadah yang maju dan Religius.

Page 50: LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN SEJARAH KOTA MATARAM - …mataramkota.go.id/file/Sejarah Kota Mataram.pdf · laporan akhir penyusunan sejarah kota mataram tim penyusun dr.jamaludin,ma drs.h.jalaludin

44

Walikota Pertama Kotif Mataram diangkat H. Mujitahid yang dilantik oleh H. R

Wasita Kusumah yang menjabat Gubernur KDH Tk I NTB ketika itu. 63

63 Ibid

Page 51: LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN SEJARAH KOTA MATARAM - …mataramkota.go.id/file/Sejarah Kota Mataram.pdf · laporan akhir penyusunan sejarah kota mataram tim penyusun dr.jamaludin,ma drs.h.jalaludin

45

BAB III

TERBENTUKNYA KOTA MATARAM

A. Sejarah Awal: Terbentuknya Kota Administratif Mataram

Setelah secara resmi Nusa Tenggara Barat lahir menjadi salah satu daerah

Swatantra Tingkat I dari pemekaran provinsi Sunda Kecil, selain Dati 1 Bali dan

Nusa Tenggara Timur. Pada tanggal 17 Desember 1958 ditetapkanlah Mataram

sebagai pusat pemerintahan dan sekaligus sebagai ibu kotanya. Saat itu Mataram juga

menjadi ibu kota Dati II Lombok Barat. Kota Mataram sebagai sebuah ibu kota Nusa

tenggara Barat dan Lombok Barat, terdiri dari 3 bagian kota yaitu Ampenan,

Mataram, dan Cakranegara. Ampenan merupakan kota pelabuhan, Mataram menjadi

pusat pemerintahan dan pendidikan, sedangkan Cakranegara sebagai pusat

perdagangan dan perekonomian.

Mataram sebagai ibu kota dari dua buah pemerintahan, perkembangan kota

semakin bertambah maju. Kebutuhan sarana prasarana dan fasilitas umum menjadi

semakin besar. Demikian juga kebutuhan jaringan transportasi dan tempat

pemukiman menjadi lebih luas, karena itu pemerintah Dati NTB, yang saat itu

Gubernurnya dijabat oleh Kolonel Raden Wasita Kusama, dan atas saran

pertimbangan pembantu-pembantu gubernur, diusulkan ke pemerintah pusat cq.

Departemen Dalam Negeri, agar kota Mataram dimekarkan menjadi kota

Administratif yang untuk sementara masih berada dalam kendali Dati II Lombok

Barat. Setelah usulan pemda tingkat II NTB disetujui oleh Departemen Dalam

Negeri, maka dilakukan persiapan-persiapan administratif untuk sementara dalam

persiapan menuju Kota Administratif, ditunjukkan pejabat Sementara (PjS) Wali kota

Administratif Mataram, yaitu Drs Iswarto, yang pada saat itu sedang memangku

jabatan sebagai Kepala Urusan Pegawai (UP) Sekretariat Daerah Nusa Tenggara.

Sebagai pejabat sementara Drs Iswarto ditugaskan mengurus dan menyelesaikan

Page 52: LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN SEJARAH KOTA MATARAM - …mataramkota.go.id/file/Sejarah Kota Mataram.pdf · laporan akhir penyusunan sejarah kota mataram tim penyusun dr.jamaludin,ma drs.h.jalaludin

46

proses terwujudnya Kota Administratif Mataram. Dalam tugasnya sebagai PjS Wali

Kota Adinistratif, dia dibantu oleh seorang sekretaris Wali Kota yang dijabat oleh

Drs. Abu Bakar Achmad, setelah kurang lebih satu tahun melaksanakan tugas sebagai

PjS Wali Kota, keluarlah surat keputusan resmi Kota Mataram pada tanggal 29

Agustus 1978. Keberhasilan terwujudnya Kota Mataram dalam waktu yang relatif

singkat dan peran dari beberapa pejabat dan pembantu gubernur R. Wasita Kusumah

yaitu antara lain:

1. Sekretaris Daerah (sekda), Drs. Samiono

2. Kepala Direktorat Pemerintahan, Drs. Diro Suprobo

3. Kepala Inspektorat, Drs. Lalu Sri Gde

4. Kepala Administratif Pemerintahan, I Gusti Ngurah, BA

5. Gubernur Muda, Abidin Ishak

6. Bapak-bapak pembantu gubernur, yaitu: Messakh, Malada, Yusuf Tayib Nafis,

Wenas, Drs. Iswarto, Drs. L. Azhar, Drs. L. syukri.

7. Pejabat-pejabat administratif sekretariat daerah yang lain, seperti: Drs. H.

Nanang Muhammad, Drs, Abdul Kadir, Kt. Ginantra, Drs. I. Wayan Langkir.1

B. Kota Administratif (Kotif) Mataram 2

Melihat perkembangan dan kemajuan Kota Mataram baik pisik maupun

sosial dan mengingat pula fungsinya sebagai Ibu Kota Lombok Barat sekaligus

sebagai Kota Provinsi Tk.I Nusa Tenggara Barat maka untuk perencanaan

pengembangan di masa yang akan datang perlu ditangani secara khusus maka

ditingkatkan statusnya menjadi Kota Administratif.

1 Wawancara dengan Drs. H. Nanang Muhammad, Kamis, 24 Nopember 2011. Diperkuat

oleh Drs Abdul Kadir, wawancara Sabtu, 26 Nopember 2011.2 Pemerintah Kota Administratif Mataram, Laporan Lima Tahun Kota Mataram 1978/1983,

(Mataram-Lombok, P.T. ‘MUARA NUSA”, 1983)24-30.

Page 53: LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN SEJARAH KOTA MATARAM - …mataramkota.go.id/file/Sejarah Kota Mataram.pdf · laporan akhir penyusunan sejarah kota mataram tim penyusun dr.jamaludin,ma drs.h.jalaludin

47

Usaha-usaha yang ditempuh dalam meningkatkan Pemerintahan Kota

Administratif Mataram adalah :

1. Dengan surat Bupati Kepala Daerah TK.II Lombok Barat tanggal, 8 maret

1977. No. Pem I/3/56 dan dilampiri Surat Pernyataaan Pendapat DPRD

Kabupaten Daerah TK. II Lombok Barat, Tanggal 9 Oktober 1976, No. 3/

Pernya/DPRD/1976 yang mengusulkan pembentukan Kota Administratif

Mataram kepada Menteri Dalam Negeri melalui Gubernur Kepala Daerah Tk.

I Nusa Tenggara Barat. Gubernur Kepala Daerah Tingkat I NTB melanjutkan

usul tersebut kepada Menteri dalam Negeri dengan surat tanggal, 10 Maret

1977. No. Pem. A/4.

2. Bupati membentuk Team Persiapan Kota Administratif Mataram dengan

Surat Keputusan Tanggal, 1 Nopember 1975 No. 131/2/Pem.I/3/386 guna

melengkapai data dan lain-lain dalam persiapan untuk bahan-bahan usul

pembentukan Kota Administratif, dengan susunan personalia sebagai berikut:

- Ketua : Drs. Lalu Mudjitahid

- Wakil Ketua :Drs. Eko Riyanto Katiman

- Sekretaris : I.G.B. Satriawangsa BA.

- Bendahara : Badrun

- Anggota-Anggota :

1. Lalu Ratnadi S.H

2. Dewa Gde Thustarena

3. Drs. Maryadi Idris

4. Drs. Abu Masyunin

5. Drs. Soenanto

6. F.M. Siahaan BM UE.

Page 54: LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN SEJARAH KOTA MATARAM - …mataramkota.go.id/file/Sejarah Kota Mataram.pdf · laporan akhir penyusunan sejarah kota mataram tim penyusun dr.jamaludin,ma drs.h.jalaludin

48

Team tersebut bertugas :

- Menghimpun data yang diperlukan dalam rangka persiapan

pembentukan Kota Administartif Mataram.

- Membanti dan memberikan pertimbangan kepada Bupati Kepala

Daerah Tk. II Lombok Barat dalam rangka pembinaan, pengawasan,

dan pengarahan pembangunan Kota Administratif Mataram.

Dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah Nomor: 21/th. 1978,

pembentukan Pemerintah Kota Administratif Mataram disyahkan dan diresmikan

oleh Menteri Dalam Negeri pada Tanggal, 29 Agustus 1978.

a. Dalam Peraturan Pemerintah No. 21/th.1978, dicantumkan mengenai

Tujuan Pembentukan, Kedudukan, fungsi, luas dan pembagian

wilayah dari Kota Administratif Mataram.

b. Sedang mengenai Pola Organisasi Pemerintahan Wilayah Kota

Administratif Mataram diatur dalam peraturan Menturan Menteri

dalam Negeri No.9/1978.

c. Tentang pengaturan lebih lanjut dari peraturan Pemerintah No.

21/1978 yaitu tentang peresmian dan pelantikan Walikota, mengenai

Personalia dan struktur organisasi , keuangan, dikeluarkan Instruksi

Mendagri No. 20 tahun 1978.

Kedudukan, Fungsi dan Tugas Pemerintahan Kota Administratif Mataram:

a. Kota Administratif Mataram adalah bagian dari Kabupaten Lombok

Barat.

b. Pemerintah Administratif Kota Mataram bertanggung jawab kepada

Pemerintah Daerah TK II Lombok Barat.

c. Dalam hal statusnya sebagai Kota Administratif dibina langsung oleh

Gubernur Kepala Daerah Tigkat I Nusa Tenggara Barat sesuai dengan

Page 55: LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN SEJARAH KOTA MATARAM - …mataramkota.go.id/file/Sejarah Kota Mataram.pdf · laporan akhir penyusunan sejarah kota mataram tim penyusun dr.jamaludin,ma drs.h.jalaludin

49

Peraturan Pemerintah No. 21/1978, bertanggung jawab kepada

Gubernur melalui Bupati Kepala Daerah TK II Lombok Barat.

d. Pemerintah Kota Administratif Mataram mempunyai tugas pokok

untuk menyelenggarakan kegiatan pemerintahan dalam rangka

meningkatkan dan mengarahkan pembangunan guna perkembangan

dan pengembangan kehidupan masyarakat Kota yang bersangkutan

serta merangsang pertumbuhan dan perkembangan wilayah sekitarnya.

Hubungan kerja dengan instansi vertikal Kota bertindak atas nama:

a. Kepala Wilayah, terhadap instansi vertikal yang berwilayah di Kota

Administratip Mataram.

b. Bupati Kepala Daerah Tk. II Lombok Barat, terhadap Instansi Vertikal

tingkat kabupaten yang berkedudukan di Kota Admnistratif Mataram.

c. Gubernur Kepala Daerah Tk. I Nusa tenggara Barat terhadap Instansi

vertikal propinsi yang berkedudukan di Kota Admnistratif Mataram.

Page 56: LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN SEJARAH KOTA MATARAM - …mataramkota.go.id/file/Sejarah Kota Mataram.pdf · laporan akhir penyusunan sejarah kota mataram tim penyusun dr.jamaludin,ma drs.h.jalaludin

50

Struktur dan Nama-nama Staf Sekretariat /Suku Dinas Walikota Mataram:3

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 9 TAHUN 1978

TENTANG POLA ORGANISASI PEMERINTAH WILAYAH KOTA ADMINISTRATIP MATARAM

Keterangan:

Seksi-Seksi : Pemerintahan, Pembangunan, Perekonomian.

Sub. Bagian : Administrasi Umum, Hukum dan Kepegawaian, Keuangan.

Suku Dinas-Suku Dinas: PU, Pertanian, Kesehatan, Pajak dan Pendapatan.

Kecamatan : Mataram, Ampenan, Cakranegara.

3 Pemerintah Kota Administratif Mataram, Laporan Lima Tahun Kota Mataram 1978/1983,

h.15-21,164

WALIKOTA

SUBAG-SUBAG

SEKRETARIS KOTA

SEKSI-SEKSI SUKU DINAS

KECAMATAN KECAMATAN KECAMATAN

Page 57: LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN SEJARAH KOTA MATARAM - …mataramkota.go.id/file/Sejarah Kota Mataram.pdf · laporan akhir penyusunan sejarah kota mataram tim penyusun dr.jamaludin,ma drs.h.jalaludin

51

Walikota Mataram : Drs. H. Mudjitahid.

Sekretaris Kota : I Made Lile SH.

Kasi Pem./Keamanan : Anwar Basri. Bc.Hk.

Kasi Pembangunan : L.Kamardin, BmuE.

Kasi Perekonomian : Drs. I Gst Kt Tulus.

Kasubag Administrasi Umum :

- 1978-1980 : L. Akmal BA,

- 1980 – sekarang : H. Nurpiah Safi’i.

Kasubag Hukum dan Kepegawaian :

- 1978-1980) : Mahsar Malaca, SH

- 1980- sekarang : L, Munahar Munayadi, BA.

Kasubag. Keuangan :

- 1978-1979 : Lalu Kertayogi.

- 1979- 1983 : Lalu Wirata BA,

- 1983- sekarang : I Wyn Brata

Kepala Unit Kebersihan 1982 – sekarang: L. Cawit.

Kepala Unit Pemadam Kebakaran 1982 –Sekarang :

Dewe Gde Bratha Suta.

Page 58: LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN SEJARAH KOTA MATARAM - …mataramkota.go.id/file/Sejarah Kota Mataram.pdf · laporan akhir penyusunan sejarah kota mataram tim penyusun dr.jamaludin,ma drs.h.jalaludin

52

Kepala Dinas Kota Administratif Mataram

1) Kasudin Pajak & Pendapatan II (1982-Sekarang) : H.L. Akil Bahrudin.

2) Kasudin Pertanian (1980-sekarang): Anwar Asdam.

3) Kasudin Kesehatan (1980-sekarang): dr. Magaretha Cephas.

4) Kasudin Pekerjaan Umum (1980 – Sekarang: I Made Sedana Yoga.

Data Wilayah Kota Administratif Mataram Thn 1978 S/D 1983

a. Keadaan Geografi.

Luas wilayah Kota Administratif Mataram adalah 6.136.887 hektar terletak pada

166 derajat 07’ (Bujur Timur) dan 8 derajat 42’ L.S (Lintang Selatan), terletak

didalam wilayah Kabupaten Lombok Barat dengan posisi di ujung barat Pulau

Lombok.

Batas –batas wilayah pemerintahan sebagai berikut:

Sebelah Barat : Pantai Laut Selat Lombok.

Sebelah Utara : Kali Midang

Sebelah Timur : Batas wilayah administrasi Desa Selagalas dan Bertais

Sebelah Selatan : Batas wilayah administrasi Desa Dasan Cermen (Kokoq

Kotor, Telabah Tengaq dan Telabah Taman).

b. Keadaan Topografi

Kemiringan dataran Kota Mataram 0-5%, daerah yang agak tinggi dan berombak

adalah Kecamatan Cakranegara bagian Utara dengan kemiringan sekitar 10-15%

dan ketinggian mencapai 56,67 DPA.

Daerah terendah adalah sebelah barat karena merupakan daerah pantai yang

melandai. Secara umum topografi Kota Mataram merupakan daerah dataran yang

mempermudah untuk melakukan penataan wilayah, pembangunan fasilitas dan

sistem drainasenya.

Page 59: LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN SEJARAH KOTA MATARAM - …mataramkota.go.id/file/Sejarah Kota Mataram.pdf · laporan akhir penyusunan sejarah kota mataram tim penyusun dr.jamaludin,ma drs.h.jalaludin

53

c. Keadaan Klimatologi.

Menurut data BMG bahwa temperatur udara di Kota Mataram berkisar

antara 25 Derajat Celcius s/d 27 Derajat Celcius, dengan kelembaban udara rata-

rata berkisar anatara 77 – 82 mm pertahun. Hal ini menadakan bahwa Kota

Mataram beriklim tropis dengan rata-rata jatuhnya sinar matahari berkisar 62-

90%.

Musim kemarau biasanya berlangsung antara bulan April samapai dengan

Oktober dan musim hujan berlangsung Bulan Nopember sampai dengan Maret.

Temperatur terpansa terjadi sekitar bulan Agustus – September. Pada setiap tahun

pada waktu-waktu ertentu terjadi dua kali perubahan arah angin yang disebut

dengan angin musim. Pada bulan April samapai dengan Oktober bertiup angin

yang kering dari arah tenggara, dimana angin tersebut menyebabkan musim

kemarau. Sedangkan pada bulan Nopember sampai dengan bulan Maret bertiup

angin yang mengandung uap air dari arah Barat Laut yang menimbulkan

terjadinya musim hujan.

d. Keadaan Hidrologi

Hampir semua daratan Kota Mataram tertutup dengan bahan pasai tupa dan

batu apung yang merupakan lapisan mengandung air yang baik sehingga muka air

tanah di seluruh wilayah Kota Mataram tidak dalam. Sumber air yang berpotensi

besar di Kota Mataram ada lima buah yaitu: Sungai Meninting, Sungai Midang,

Sungai Jangkok, Sungai Ancar dan Sungai Pesongoran.

Untuk memenuhi kebutuhan air bersih bagi warga Kota Mataram maka

dialirkan dari Mata Air sarasuta di Kawasan Kecamatan Lingsar Kabupaten

Lombok Barat dengan sistem gravitasi dan mempunyai kapasitas 400liter/detik.

Page 60: LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN SEJARAH KOTA MATARAM - …mataramkota.go.id/file/Sejarah Kota Mataram.pdf · laporan akhir penyusunan sejarah kota mataram tim penyusun dr.jamaludin,ma drs.h.jalaludin

54

e. Wilayah Kecamatan dan Desa

Kota Administratif Mataram meliputi 3 kecamatan dengan 23 buah desa

yaitu:

e.1. Wilayah Kecamatan Cakranagera terdiri dari 9 buah desa masing-masing:

1. Desa Cakranegara Barat

2. Desa Cakranegara Utara

3. Desa Cakranegara Timur

4. Desa Cakranegara Selatan

5. Desa Sayang-sayang

6. Desa Babakan

7. Desa Dasan Cermen

8. Desa Selagalas

9. Desa Bertais

Luas

Luas

Luas

Luas

Luas

Luas

Luas

Luas

Luas

198,500 Ha

155,580 Ha

141,250 Ha

174,250 Ha

203,380 Ha

330,260 Ha

256,275 Ha

473,260 Ha

677,680 Ha

e.2. Wilayah Kecamatan Mataram terdiri dari 7 buah desa masing-masing.

1. Desa Mataram Barat

2. Desa Mataram Timur

3. Desa Rembiga

4. Desa Karang Baru

5. Desa Monjok

6. Desa Pagesangan

7. Desa Dasan Agung

Luas

Luas

Luas

Luas

Luas

Luas

luas

150,806 Ha

167,065 Ha

170,866 Ha

229,871 Ha

179,309 Ha

346,410 Ha

186,541 Ha

Page 61: LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN SEJARAH KOTA MATARAM - …mataramkota.go.id/file/Sejarah Kota Mataram.pdf · laporan akhir penyusunan sejarah kota mataram tim penyusun dr.jamaludin,ma drs.h.jalaludin

55

e.3. Wilayah Kecamatan Ampenan terdiri dari 7 buah desa masing-masing:

1. Desa Ampenan Utara

2.Desa Ampenan Tengah

3. Desa Ampenan Selatan

4. Desa karang Pule

5. Desa Pejeruk

6. Desa Tanjung Karang

7. Desa Pagutan

Luas

Luas

Luas

Luas

Luas

Luas

Luas

400,000 Ha

38,033 Ha

185,390 Ha

493,600 Ha

243,240 Ha

450,000 Ha

290,000 Ha

Desa-desa di wilayah Kota Administratif Mataram dengan berlakunya

Undang-Undang No.5 tahun 1979 tentang Pokok-Pokok Pemerintahan

Desa/Kelurahan ditingkatkan statusnya menjadi Pemerintahan Kelurahan

yang diresmikan pada tanggal, 29 Juni 1981 di Mataram oleh Bapak Gubernur

K.D.H Tk.I NTB atas nama Menteri dalam Negeri R.I. Sesuai dengan

kebijaksanaan umum dari Departemen Dalam Negeri yang menentukan

bahwa tiap-tiap Ibu Kota Daerah Tingkat I harus merupakan Kota Madya,

maka Mataram sebagai Ibu Kota Propinsi Nusa Tenggara Barat juga termasuk

yang akan ditingkatkan statusnya.

Panca Program Kotip Mataram

1. Pembinaan kebersihan dan keindahan kota.

2. Pembinaan keamanan dan ketertiban umum.

3. Penataan fisik kota dan perbaikan kampung.

4. Pembinaan/pendayagunaan aparatur pemerintah kota dan peningkatan

pelayanan kepada masyarakat.

5. Peningkatan produktifias warga Kota.

Page 62: LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN SEJARAH KOTA MATARAM - …mataramkota.go.id/file/Sejarah Kota Mataram.pdf · laporan akhir penyusunan sejarah kota mataram tim penyusun dr.jamaludin,ma drs.h.jalaludin

56

C. Perubahan Struktur Pemerintahan.

a. Perkembangan Kota Mataram.

Sejarah perkembangan Kota Mataram berlangsung dalam 6 periode4.Periode

Pertama, berlangsung sebelum terbentuknya Negara Indoensia Timur dimana

Lombok merupakan bagian dari Residensi Bali-Lombok. Periode Kedua,

berlangsung selama berdirinya Negara Indoensia Timur, daerah otonom terbagi

dalam 3 wilayah administrasi pemerintahan setempat. Wilayah Pemerintahan

Lombok Barat sama seperti waktu sebelum terbentuknya Negara Indonesia Timur.

Periode Ketiga, berlangsung ketika terbentuknya Daerah Swatantra Tingkat I Nusa

Tenggara Barat ( 17 Desember 1959) yang terdiri dari 6 Daerah Swatanra Tingkat

II, diantaranya DASWATI II LOMBOK BARAT, terdiri dari 6 kedistrikan. (1.

Kedistrikan Ampenan Barat di dasan Agung, 2. Kedistrikan Ampenan Timur di

Narmada, 3. Kedistrikan Bayan di bayan Beleq, 4. Kedistrikan Tanjung di

Tanjung, 5. Kedistrikan Gerung di Gerung, 6) Kedistrikan Gondang di Gondang)

ditambah satu Wilayah Kepunggawaan yakni Kepunggawaan Cakranegara di

Mayura. Periode Keempat, sejak berlakunya Undang-undang No. 18 tahun 1965,

dimana Daerah Tingkat II Lombok Barat dikembangkan menjadi bebrapa

kecamatan diantaraya Kecamatan Mataram, yang merupakan pemekaran

Kecamatan Ampenan dan cakranegara. Perode Kelima, sejak dikeluarkannya

Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 1978 tentang pembentukan Kota

Administratif Mataram, yang meliputi 3 kecamatan yaitu Kecamatan Ampenan,

Kecamatan Mataram dan Kecamatan Cakranegara. Sejak Tanggal 29 Agustus

1978, ketiga kecamatan tersebut tergabung menjadi satu yaitu Kota Mataram.

Periode keenam, peningkatan status Kota Administratif Mataram menjadi

Kotamadya Dati II Mataram, berdasarkan Undang-Undang No. 4 Thn. 1993.

Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia ( Moch. Yogi S Memet) meresmikan

4 Kotamadya Dati II Mataram, 4 tahun Kotamadya Mataram Membangun ( Humas Pemda

Kodya Dati II Mataram, 1997)2-4.

Page 63: LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN SEJARAH KOTA MATARAM - …mataramkota.go.id/file/Sejarah Kota Mataram.pdf · laporan akhir penyusunan sejarah kota mataram tim penyusun dr.jamaludin,ma drs.h.jalaludin

57

perubahan tersebut pada tanggal, 31 Agustus 1993, yang wilayahnya meliputi

Kecamatan Mataram, Ampenan dan Kecamatan Cakranegara.

b. Menjelang Pembentukan Kodya5

Sehubungan dengan kebijakan tersebut Direktorat Jendaral Pemerintahan

Umum dan Otonomi Daerah Departemen Dalam Negeri dengan suratnya tanggal 26

Oktober 1981 Nomor: 135/3747/POUD yang maksudnya pemberitahuan tentang

akan dikirimknya Team Evaluasi ke berapa Kota Administratip antara lain Kotip

Mataram. Selanjutnya pada tanggal 15 Maret 1982 samapi dengan tanggal 17 Maret

1982 Team dimaksud di atas datang ke Mataram yaitu 2 orang staf Dirjen

Pemerintahan Umum dan Otonomi Daerah Depdagri.

Dari team tersebut diperoleh penjelasan tentang maksud kunjungan

kerja/tugas mereka adalah:

a. Evaluasi secara umum tentang perkembangan kota-kota administratif

diseluruh Indonesia.

b. Penjajakan kemungkinan dan persiapan –persiapan untuk pengusulan

peningkatan status beberapa Ibu Kota Propinsi yang berstatus Kota

Administratif menjadi Kota Madya, termasuk didalamnya Kota Mataram.

Ditegaskan lebih lanjut bahwa sebagai syarat peningkatan status dari

Kotip Mataram menjadi Kota Madya harus dipenuhi 3 (tiga) hal sebagai berikut:

1. Mengenai potensi dan perkembangan Pemerintah Kota Administrasi itu

sendiri, mengenai hal ini sudah dipenuhi dengan pengisian quitionary.

2. Dukungan Administrasi berupa kesiapan dari pemerintah Daerah sendiri

untuk menyiapkan peningkatan status tersebut dalam bentuk penyerahan

kewenengan dan bagian dari sumber pendapatan Daerah Tingkat II secara

5 Pemerintah Kota Administratif Mataram, Laporan Lima Tahun Kota Mataram 1978/1983,

(Mataram-Lombok, P.T. ‘MUARA NUSA”, 1983) 182-190

Page 64: LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN SEJARAH KOTA MATARAM - …mataramkota.go.id/file/Sejarah Kota Mataram.pdf · laporan akhir penyusunan sejarah kota mataram tim penyusun dr.jamaludin,ma drs.h.jalaludin

58

bertahap kepada Pemerintah Kota Administratif agar pada waktunya

mampu untuk berdiri sendiri. Hal ini dinyatakan dalam bentuk surat usul

dari Pemerintah Dati II Lombok Barat kepada Menteri Dalam Negeri

melalui Gubernur Kepala Daerah Tingkat I NTB yang selanjutnya

berdasarkan surat usul tersebut Gubernur Kdh. Tk. I NTB melanjutkan

usul tersebut keepada Menteri Dalam Negeri.

3. Dukungan politis berupa keputusan dari DPRD TK.I dan Tk.II yang

merupakan pernyataan kehendak rakyat yang bersangkutan untuk jelasnya

lihat Lampiran No, 3/D dan No. 4/D. Untuk mempercepat penyelesaian

persyaratan itu telah datang pula team yang ke 2 dari beberapa Direktorat

di Lingkungan Depdagri a.l. dari Dit. Keuangan Daerah.

Dengan peningkatan status tersebut diharapkan fungsi kota itu dapat

secara seimbang melayani keperluan pengembangan nya, baik yang bersifat

internal maupun external, sehingga lebih mampu berfungsi sebagai Ibi Kota

Propinsi sekaligus sebagai pusat pertumbuhan.

c. Lambang Daerah Kota Mataram

Peraturan Daerah yang mengatur tentang lambang daerah kota madya daerah

tk Ii mataram, adalah peraturan daerah nomor 2 tahun 1995 yang memuat hal

berikut;6

Arti Lambang:

a. Perisai: Melambagkan ketangguhan dalam menghadapai setiap ancaman,

gangguan, hambatan dan tantanagan baik yang datang dari luar dan dari

dalam. Perisai segi lima ini merupakan manipestasi dari Pancasila sebagai

ideologi negara, dasar negara dan peandangan hidup bangsa Indonesia;

6 Kotamadya Dati II Mataram, 4 tahun Kotamadya Mataram Membangun ( Humas Pemda

Kodya Dati II Mataram, 1997)4-6.

Page 65: LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN SEJARAH KOTA MATARAM - …mataramkota.go.id/file/Sejarah Kota Mataram.pdf · laporan akhir penyusunan sejarah kota mataram tim penyusun dr.jamaludin,ma drs.h.jalaludin

59

b. Bintang : Bersudut lima melambangkan Ketuhanan Yang Maha esa;

c. Rantai: Tujuan Mata rantai yang bersambung melambangkan keanekaragaman

masyarakat yang menjunjung tinggi nilai persatuan dan kesatuan dalam

kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara;

d. Kubah: Melambangkan kehidupan masyaralkat daerah yang senantiasa

beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;

e. Rangkaian padi: melambangkan keadilan sosial, dan kapas 31 bulir padi

melambangkan tanggal 31, 8 buah kapas melambangkan bulan agustus yang

menunjukkan bulan Agustus yang menunjukkan hari lahirnya Kotamadya

Mataram seutas tali pengikat tersimpul tiga melambangkan ikatan yang erat

antara manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia dan manusia dengan

lingkungan;

f. Burung Koak-Kaok: Termasul salah satu satwa langka khas daerah Nusa

Tenggara Barat yang dilindungi oleh Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990

tentang Konservasi Sumberdaya Alam dan Ekosistemnya. Burung ini

melambanakan disiplin, hemat, kesetiakawanan dan dinamis;

g. Pintu Gerbang: Melambangkan keterbukaan, etos berbentuk lumbung kerja

yang tinggi, hemat dan menunjukkan sikap hidup gotong royong.

Arti Warna Lambang Daerah

a. Biru Muda: Berarti cita-cita yang tidak pernah kering dari seluruh warga

Kotmadya Mataram dan berusaha dengan penuh semangat untuk

mewudkannya;

b. Biru Tua: Kesetiaan, yang berarti menjunjung tinggi Panca sila dan

Undang-Undang Dasar 1945 serta setia pada pemerintah Republik

Indonesia;

c. Merah Jingga: Melambangkan ketangguhan dalam menyongsong masa

depan untuk kebenaran dan keadilan;

Page 66: LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN SEJARAH KOTA MATARAM - …mataramkota.go.id/file/Sejarah Kota Mataram.pdf · laporan akhir penyusunan sejarah kota mataram tim penyusun dr.jamaludin,ma drs.h.jalaludin

60

d. Abu-abu: Warna yan mempunyai sifat netral dn dinamis dalam era

globalisaasi;

e. Kuning: Kejayaan, keberanian berjuang atas dasar kesucian;

f. Putih Kesucian, Kejujuran, keluhuran rakyatnya yang senantiasa bertakwa

kepada Tuhan yang maha esa;

g. Hijau: Kemakmuran, kesejukan adalah merupakan cita-cita dari seluruh

masyarakat Kotamadya Mataram;

h. Hitam: Melambangkan kabadian dan kemantapan untuk meraih harapan.

D.Kota Mataram dari 1993-Sekarang

a. Walikota Mataram dari Priode ke Priode7

Kepala Daerah Kota Mataram:

1. Periode 1978 s/d 1989, Status Wilayah: Kota Administratip Mataram,

berdasar ; Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 21 Tahun 1978, Walikota : Drs.

H.L. Mujitahid, Sekertaris Kota: I Made Lile SH. Pelantikan oleh Gubernur

KDH TK I Propinsi NTB : H.R. Wasita Kusuma.

2. Periode 1989 s/d 1999, Status Wilayah : Kota Madya Dati II Mataram,

berdasar; Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1993, Walikota: H. Lalu Mas’ud,

Sekwilda Kodya Daerah TK. II Mataram: Drs. H. Abunakar Achmad. .

Pelantikan oleh Menteri Dalam Negeri : Moh. Yogie S. Memet.

3. Periode 1999 s/d 2004, Status Wilayah: Kota Mataram, berdasar Undang-

Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah. Wali Kota : H.

Moh.Ruslan, SH. Sekda Kota Mataram : Drs. Djaswad, SH. Pelantikan Oleh

Gubernur Propinsi NTB; Drs. Harun Al-Rasyid, Msi.

4. Periode 2005 s/d 2010, Status Wilayah : Kota Mataram. Wali Kota : H.Moh

Ruslan, SH dan Wakil Wali Kota : H. Ahyar Abduh. Sekda Kota Mataram: Ir.

7 Kantor Informasi dan Komunikasi Kota Mataram 9 tahun Dirgahayu IX Kota Mataram 2002, , hal 10-12.

Page 67: LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN SEJARAH KOTA MATARAM - …mataramkota.go.id/file/Sejarah Kota Mataram.pdf · laporan akhir penyusunan sejarah kota mataram tim penyusun dr.jamaludin,ma drs.h.jalaludin

61

H. L. Makmur Said, MM. Pelantikan oleh Gubernur Propinsi NTB; Drs. H.

Lalu Srinata.

5. Periode 2010 s/d 2015, Status Wilayah: Kota Mataram, Wali Kota : H. Ahyar

Abduh dan Wakil Walikota : H. Mohan Roliskana. Sekda Kota Mataram: Ir.

H. L. Makmur Said, MM. Pelantikan oleh Gubernur Propinsi NTB; TGH.

Zainul Majdi.

b. Visi dan Misi Kota Mataram

b.1. Visi Kota Mataram 1999-2009:8

VISI: “Terwujudnya Masyarakat Kota Mataram IBADAH yang Maju dan

Religius.

IBADAH singkatan dari Indah, Bersih, Aman, Damai dan Harmonis.

MAJU dalam arti luas yang menyentuh berbagai aspek kehidupan, baik sosial

ekonomi, budaya, politik dan perilaku masyarakat.

RELIGIUS dalam arti seleuruh gerak dan dinamika kehidupan masyarakat

berdasarkan pada kehidupan yang agamis dan berkaitan dengan hubungan

manusia dengan manusia lainnya (Hubungan Horizontal).

MISI, yaitu penjabaran dari Visi yang meliputi:

Melestarikan dan meningkatkan Kamtibmas.

Menyelenggarakan kembali semangat KOTA IBADAH yang dijiwai oleh

Agama dan Budaya.

Memberdayakan Ekonomi Rakyat dan menigkatkan Pendapatan Asli Daerah

(PAD).

Meningkatkan kualitas SDM serta menggali dan memanfaatkan potensi SDM

berdasarkan prinsip kelestarian lingkungan hidup.

8 Kantor Informasi dan Komunikasi Kota Mataram 9 tahun Dirgahayu IX Kota Mataram

2002, Hal 2.

Page 68: LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN SEJARAH KOTA MATARAM - …mataramkota.go.id/file/Sejarah Kota Mataram.pdf · laporan akhir penyusunan sejarah kota mataram tim penyusun dr.jamaludin,ma drs.h.jalaludin

62

Memantapkan koordinasi dan kemitraan.

Meningkatkan pembangunan, pemeliharaan dan pengembangan fasilitas-

fasilitas publik.

Meningkatkan upaya penanggulangan masalah-masalah sosial.

Visi Kota Mataram 2011-2015: 9

Walikota Mataram Periode 2010-2015

VISI: “Mewujudkan Kota Mataram yang Maju, Religius dan Bebudaya”

Maju ditujukan untuk mewujudkan masyarakat kota yang menguasai illmuu

pengetahuan dan tekhnologi, termasuk didalamnya seni dan sosial budaya

sehingga kemajuan yang dicapai dengan landasan budaya dan nilai-nilai kearifan

lokal manyarakat Mentaram dan memiliki kebanggaan sebagai WARGA GUMI

MENTARAM.

Religius diartikan terciptanya masyarakat kota yang mejunjung tinggi nilai-ilai

ketuhanan, mengedepankan muammalah serta toleransi yang tingi antar ummat

beragama dala susanaharmonis dalam kerangka penciptaan masyarakat

MADANI.

Berbudaya diartikan sebagai terciptanya keseimbangan antara kemajuan dan

relegiusitas yang saling berterima dalam kemajuan dan kemajemukan,

menguatkan jati diri serta mantapnya budaya lokal yang ditandai dengan

masyarakat yang bermoral, bermartabat dan berkesadaran hukum berdasarkan

nilai-nili dan norma-nirma, adat istiadat serta peraturan yang berlaku dalam

bingkai masyarakat Madani.

- MISI: 5 Misi dalam mewujudkan visi mewujudkan Kota Mataram yang

MAJU,RELIGIUS dan BERBUDAYA.

9 Humas dan Protokol Setda Kota Mataram,

Page 69: LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN SEJARAH KOTA MATARAM - …mataramkota.go.id/file/Sejarah Kota Mataram.pdf · laporan akhir penyusunan sejarah kota mataram tim penyusun dr.jamaludin,ma drs.h.jalaludin

63

1. Mewujudkan masyarakat perkotaan yang AMAN ditunjukkan dengan

kehidupan masyarakat yang kondusif, dinamis dan harmonis.

2. Meninggalkan kualitas Sumber Daya Manusia yang handal untuk mendorong

daya saing daerah.

3. Memberdayakan ekonomi rakyat berbasis potensi lokal yang berkelanjutan.

4. Meningkatkan lkualitas pelayanan publik dan pemenuhan kebutuhan dasar

masyarakat berdasarkan prinsip-prinsip tata pemerintahan yang baik (Good

Governance)

5. Meningkatkan kualiatas dan kuantitassarana dan sarana perkotaan.

Program Pembangunan :

a. Peningkitan keamanan dan ketertiban masyarakat (Kantibmas)

b. Penataan dan pembinaan kependudukan.

c. Peningkatan kualitas sumberdaya manusia.

d. Pengembangan wilayah dalam rangka pemberdayaan ekonomi rakyat berbasis

potensi lokal.

e. Peningkatan pertumbuhan esktor perdagangan dan jasa.

f. Terwujudnya prinsip-prinsip tata pemerintahan yang baik.

g. Pembinaan dan penegakan kesadaran hukum masyarakat.

h. Penyediaan dan peningkatan sarana dan prasarana perkotaaan

i. Penataan supra struktur dan infra struktur pemerintahan.

j. Penataan kawasan pemukiman & Pelestaraian lingkungan hidup.

Program Unggulan:

a. Peningkatan kwalitas sumberdsaya manusia dalam rangka peningkatan daya saing

daerah.

b. Pemberdayaan ekonomi rakyat berbasis potensi ekonomi lokal.

Page 70: LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN SEJARAH KOTA MATARAM - …mataramkota.go.id/file/Sejarah Kota Mataram.pdf · laporan akhir penyusunan sejarah kota mataram tim penyusun dr.jamaludin,ma drs.h.jalaludin

64

c. Peningkatan daya dukung infrastrukur perkotaan dalam rangka pencapaian

peningkatan kualitas sumber daya manusia dan pemberdayaan ekonomi rakyat.

c. Kondisi Geografi dan Administrasi Kota Mataram10

Berdasar Peraturan Daerah Kota Mataram; Nomor : 3 Tahun 2007,

Tentang Pemekaran Kecamatan dan Kelurahan di Kota Mataram maka

kecamatan yang belumnya berjumlah 3 (tiga) kecamatan dimekarkan

menjadi 6 (enam) dengan 50 ( limapuluh) kelurahan dan 298 lingkungan.11

Nama Kecamatan/Kelurahan di Kota Mataram setelah Pemekaran12

KECAMATAN KELURAHAN

1 Ampenan 1 Bintaro 6 Ampenan Utara

2 Ampenan Utara 7 Taman Sari

3 Dayan Peken 8 Pejeruk

4 Amp.Tengah 9 Kebun Sari

5 Banjar 10 Pejarakan Karya

2 Sekarbela 1 Kekalik Jaya 4 Karang Pule

2 Tj. Kr. Permai 5 Jempong baru

3 Tanjung Karang

3 Mataram 1 Pejanggik 6 Pagesangan timur

3 Punia 8 Pagutan

4 Pagesangan Brt. 9 Pagutan Timur

5 Pagesangan

4 Selaparang 1 Rembiga 6 Mataram Barat

10 Bahan 14 tahun –hal 16-18 /16 (hal22) tahun Kota Mataram, 17 tahun Kota Mataram).11Bahan Sosialisasi Peraturan Daerah Kota Mataram, Nomor : 3 Tahun 2007, Tentang

Pemekaran Kecamatan Dan Kelurahan Di Kota Mataram ( Bagian Pemerintahan Setda Kota Mataram, 2007)

12 Pemerintah Kota Mataram, 15 Tahun Kota Mataram 1993-2008 (Kantor Informasi Dan Komunikasi Kota Mataram) 20-22.

Page 71: LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN SEJARAH KOTA MATARAM - …mataramkota.go.id/file/Sejarah Kota Mataram.pdf · laporan akhir penyusunan sejarah kota mataram tim penyusun dr.jamaludin,ma drs.h.jalaludin

65

2 Karang Baru 7 Gomong

3 Monjok timur 8 Dasan Agung

4 Monjok 9 Dasan Agung Baru

5 Monjok Barat

5 Cakranegara 1 Cakranegara

Barat

6 Cakranegara Selatan

2 Cilinaya 7 Cakrangra Sltn Baru

3 Sapta Marga 8 Cakranegara Utara

4 Mayura 9 Karang taliwang

5 Cakranegara

Timur

10 Sayang Sayang

6 Sandubaya 1 Selagalas 5 Turida

2 Bertais 6 Abian Tubuh Baru

3 Mandalika 7 Dasan Cermen

4 Babakan

Luas kecamatan kota mataram tahun 2008

No kecamatanIbu Kota

Kecamatan

Luas

Wilayah(Km2)Prosentase(%)

1 Ampenan Ampenan 9,46 15,4

2 Mataram Mataram 10,76 17,5

3 Cakranegara Cakranegara 9,67 15,8

4 Sandubaya Sandubaya 10,32 16,8

5 Sekarbela Sekarbela 10,32 16,8

6 Selaparang Selaparang 10,76 17,5

Page 72: LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN SEJARAH KOTA MATARAM - …mataramkota.go.id/file/Sejarah Kota Mataram.pdf · laporan akhir penyusunan sejarah kota mataram tim penyusun dr.jamaludin,ma drs.h.jalaludin

66

JUMLAH 61,3 100

IbuKota Kecamatan, Jumlah Kelurahan dan Lingkungan Tahun 2007

Capital , Number of Villages and Sub Villagein 2007

Kecamatan

/District

IbuKota

Kecamatan/District

Capital

Jumlah

Kelurahan/Number

of Villages

Jumlah

Lingkungan/Number

of SubVillages

Ampenan Ampenan 10 53

Sekarbela Sekarbela 5 26

Mataram Mataram 8 53

Selaparang Selaparang 10 60

Cakranegara Cakranegara 10 71

Sandubaya Sandubaya 7 34

Jumlah 50 297

E.Pertumbuhan dan Perkembangan Kota Mataram 13

a. Tata Ruang

Dalam lingkup regional, Kota Mataram merupakan Pusat Kegiatan Nasional

(PKN) dan mempunyai hirarki pelayanan regional Provinsi NTB. Kebijakan umum

tata ruang yang dimiliki oleh Kota Mataram, terkait dengan fungsi, peran dan

kedudukannya adalah Kota Mataram sebagai pusat pemerintahan:

Kota Mataram sebagai pusat koleksi,distribusi barang dan jasa;

Kota Mataram sebagai pusat pelayanan umum, seperti pendidikan, kesehatan,

dan kebudayaan;

13 Pemerintah Kota Mataram, 15 Tahun Kota Mataram 1993-2008 (Kantor Informasi Dan

Komunikasi Kota Mataram)31-67.

Page 73: LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN SEJARAH KOTA MATARAM - …mataramkota.go.id/file/Sejarah Kota Mataram.pdf · laporan akhir penyusunan sejarah kota mataram tim penyusun dr.jamaludin,ma drs.h.jalaludin

67

Kota Mataram sebagai pintu gerbang bagian barat;

Kota Mataram sebagai pusat pelayanan pariwisata.

Misi penataan ruang kota Mataram berdasarkan RT/RW Kota Mataram adalah:

Melaksanakan penataan ruang untuk mewujudkan keserasian dan keterpaduan

pembangunan (fisik, sosial, dan ekonomi) antar kawasan di kota mataram;

Mendayagunakan potensi sumber daya manusia, alam dan buatan dalam

pengaturan ruang yang berwawasan lingkungan;

Mengendalikan pemanfaatan ruang di kota Mataram menuju tertib

penggunaan tanah dan bangunan;

Memadukan kebijakan Tata Ruang Nasional dan Daerah (Provinsi,

Kabupaten/ Kota) dalam satu satuan pengembangan wilayah;

Menumbuhkan partisipasi dan peran serta masyarakat dalam pemanfaatan

ruang.

Arah pengembangan tata ruang Kota Mataram berdasarkan RTRW Kota

Mataram Tahun 2006 adalah:

Kawasan permukiman

Kawasan perdagangan dan jasa

Kawasan kesehatan

Kawasan pendidikan tinggi

Kawasan perkantoran dan pelayanan umum

Kawasan terminal

Kawasan industri dan peti kemas

Kawasan ruang terbuka hijau

Kawasan pariwisata

Pola perwilayahan pembangunan diarahkan untuk meningkatkan pemerataan

pembangunan sesuai dengan potensi lahan dan kecenderungan perkembangan yang

Page 74: LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN SEJARAH KOTA MATARAM - …mataramkota.go.id/file/Sejarah Kota Mataram.pdf · laporan akhir penyusunan sejarah kota mataram tim penyusun dr.jamaludin,ma drs.h.jalaludin

68

serasi, selaras,seimbang, dan terintegrasi dalam sistem kota. Berdasarkan hal itu, Kota

Mataram di bagi dalam 3 (tiga) wilayah pengembangan yaitu:

1. Wilayah Pengembangan satu (WP I) bagian barat Kota Mataram, meliputi

Kecamatan Ampenan dan Sekarbela dengan fungsi utama kawasan adalah

untuk kawasan pemukiman, perdagangan/komersial, bandara dan pertanian.

2. Wilayah pengembangan dua (WP II) bagian tengah Kota Mataram, meliputi

Kecamatan Mataram dan Selaparang dengan fungsi utama kawasan adalah

kawasan pemerintahan, pendidikan/pendidikan tinggi,perdagangan dan jasa

serta kawasan lindung.

3. Wilayah pengembangan tiga (WP III) bagian timur Kota Mataram, meliputi

kecamatan Cakranegara dan Sandubaya dengan fungsi utama kawasan adalah

untuk kawasan pemukiman, pertanian, jasa, industri dan terminal regional.

Penggunaan lahan di Kota Mataram sampai tahun 2006 di dominasi oleh

kawasan perumahan (37,53%) dan pertanian (47,30%). Penggunaan lahan pertanian

yang cukup besar (± 318.402 Ha) dari tahun 2005 ke tahun 2006 tidak di ikuti

penggunaan lahan untuk kawasan perumahan, perkantoran, pendidikan serta untuk

peretokoan yang terus mengalami peningkatan. Hal tersebut terkait dengan semakin

pesatnya perkembangan dan pertumbuhan kota yang membutuhkan ruang.

Perkembangan dan pertumbuhan fisik kota telah memberi dampak yang

cukup luas berupa perubahan pemanfaatan fungsi lahan, pergerakan ekonomi, serta

perubahan sikap dan perilaku masyarakat. Yang paling menonjol adalah semakin

berkurangnya ruang terbuka hijau dimana sekitar 20 – 25 Ha pertahun lahan

persawahan berubah fungsi menjadi kawasan pemukiman, perdagangan, pelayanan

publik dan lain lain.

Pola pemanfaatan ruang, meliputi pola pemanfaatan kawasan lindung dan

pola pemanfaatan budi daya. Dalam pemanfaatan ruang ini telah terjadi

penyimpangan penyimpangan peruntukan seperti yang telah di gariskan dalam

rencana tata ruang wilayah. Oleh karena itu, pengendalian pemanfaatan tata ruang

Page 75: LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN SEJARAH KOTA MATARAM - …mataramkota.go.id/file/Sejarah Kota Mataram.pdf · laporan akhir penyusunan sejarah kota mataram tim penyusun dr.jamaludin,ma drs.h.jalaludin

69

sesuai dengan peruntukannya mutlak di lakukan melalui sosialisasi, meningkatkan

kesadaran masyarakat dalam mentaati peruntukan tata guna lahan serta menerapkan

sanksi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kota Mataram, pada tahun 2007 berhasil

menerbitkan sertifikat hak atas tanah sejumlah 6816. dari jumlah sertifikat tersebut

,sebagian besar berupa hak milik sebesar 3511 sertifikat atau sebesar 51,51%.

Jumlah Ijin Lokasi dan Ijin Mendirikan Bangunan per Kecamatan di Kota

Mataram Tahun 2007

Kecamatan

2005 2006 2007

Ijin

lokasi

Ijin

mendirikan

bngunan

Ijin

lokasi

Ijin

mendirikan

bngunan

Ijin

lokasi

Ijin

mendirikan

bngunan

Ampenan 44 202 32 83 45 421

Sekarbela - - - - - -

Mataram 30 73 27 108 28 266

Selaparang - - - - - -

Cakranegara 35 74 25 73 44 187

Sandubaya - - - - - -

JUMLAH 109 349 84 264 117 874

2006 115 332 109 349 84 264

2005 194 368 157 352 176 445

2004 112 185 194 368 157 352

b. Pendidikan

Page 76: LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN SEJARAH KOTA MATARAM - …mataramkota.go.id/file/Sejarah Kota Mataram.pdf · laporan akhir penyusunan sejarah kota mataram tim penyusun dr.jamaludin,ma drs.h.jalaludin

70

Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat dilakukan melalui

penigkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Peningkatan kualitas SDM di

bidang pendidikan selama tahun 2007 dapat di lihat pada pencapaian Angka

Pencapaian Kasar (APK) yamg masing-masing terdiri dari: tingkat SD/MI sebesar

105,75 %, tingkat SMP/MTs sebesar 96,21 %, dan tingkat SMA/MA/SMK sebesar

52,39 %. Namun demikian perlu di perhatikan bahwa pada tahun 2007 terdapat

beberapa siswa yang tidak lulus. Hal ini terjadi karena kriteria kelulusan ujian

nasional selalu menigkat dari rata-rata lima (5) dengan tidak terdapat nilai mata

pelajaran di bawah 4,25, menjadi rata-rata nilai mata pelajaran 5,25 dengan tidak

terdapat nilai mata pelajaran di bawah 4,25.

Penigkatan status kesehatam dan gizi dalam suatu masyarakat sangat

penting dalam upaya peningkatan kualitas manusia dalam aspek lainnya, seperti

pendidikan dan produktivitas tenaga kerja. Tercapainya kualitas kesehatan dan gizi

yang baik tidak hanya penting untuk generasi sekarang tetapi juga bagi generasi

berikutnya. Tersedianya fasilitas kesehatan yang memadai sangat di perlukan dalam

upaya penigkatan status kesehatan dan gizi masyarakat. Hal ini akan terwujud

apabila adanya dukungan pemerintah dan swasta sekaligus. Pada tahun 2007 untuk

jumlah rumah sakit sebesar 15 buah. Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas)

yang terdapat hampir di seluruh wilayah kecamatan. Pada2007 terdapat sebanyak

57 buahPuskesmas di Mataram. Fasilitas kesehatan lainnya adalah apotik, toko

obat, dan perdagangan farmasi yang tersebar di seluruh kecamatan, merupakan

sarana penyedia obat yang mudah di jangkau oleh masyarakat. Pada tahun 2007 di

Mataram terdapat 69 apotik, 21 toko obat, dan 27 pedagangan farmasi menurut

dinas kesehatan.

Dalam bidang pendidikan, jumlah saran pendidikan di Kota Mataram

baiksekolah negeri maupun swasta tercatat: untuk jenjang pendidikan SD/MI

sebanyak 166 sekolah, SMP/MTs sebanyak 53, dan SMA/MA/SMK sebanyak 45

sekolah. Daya tampung SD/MI sekolah swasta mampu menampung 3.072 siswa

(8,83 %), sedangkan sekolah negeri menampung 40.488 siswa (91,62 %). Untuk

Page 77: LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN SEJARAH KOTA MATARAM - …mataramkota.go.id/file/Sejarah Kota Mataram.pdf · laporan akhir penyusunan sejarah kota mataram tim penyusun dr.jamaludin,ma drs.h.jalaludin

71

SMP/MTs jumlah siswa yang di tampung pada sekolah swasta sebanyak 2.982

(14,77 %), sedangkan sekolah negeri sebanyak (85,23 %). Untuk SMA/MA/SMK,

sekolah swasta menampung 5.499 (29,99 %) dan sekolah negeri sebanyak 12.840

(70,01 %). Gambaran tersebut menunjukkan bahwa peran sekolah sw asta cukup

signifikan berpartisipasi dalam meningkatkan angka partisipasi sekolah. Jumlah

sekolah jumlah Sekolah Menengah Atas (SMA) sebesar 23 buah , sedangkan

jumlah Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama ada 23 buah juga, jumlah Sekolah Dasar

di Kota Mataram sebanyak 148 buah.

c. Sosial

Kota Mataram ssebagai Ibukota Provinsi Nusa Tenggara menghadapi

persoalan yang cukup kompleks berkenaan dengan penduduk yang menyandang

status kesejahteraan sosial. Hal ini ditandai dengan fenomena dimana gelandangan

dan pengemis ada di berbagai tempat keramaian, adanya penyandang tuna susila,

tuna wisma, bekas bekas narapidana, dan cukup besarnya jumlah penduduk/keluarga

miskin.

Pada tahun 2006 jumlah penduduk miskin berdasarkan hasil pendataan

BPS tercatat sebesar 21.718 KK. penigkatan jumlah penduduk miskin tersebut

terjadi karena menurunnya daya beli masyarakat akibat situasi perekonomian makro

yang tidak menguntungkan. Keluarga miskin yang mendapatKartu Kompensasi

BBM (KKB) tahap pertama dalam rangka Bantuan Langsung Tunai (BLT) di

relisasikan sebanyak 17.421 KK, dengan jumlah realisasi bantuan sebesar Rp.

5.223.600.000,- (lima milyar dua ratus dua puluh tiga juta enam ratus ribu rupiah).

Sedangkan pada tahap kedua , terdapat penambahan keluarga miskin yang

mendapatkan KKB sebanyak 4.311 Rumah Tangga Miskin (RTM), dengan demikian

pada tahap II RTM ang mendapatkan BLT adalah sebanyak 21.723 RTM dengan

jumlah jiwa 80.433 (jumlah penerima Tahap I + tambahan Tahap II), dengan

realisasi bantuan bantuan sebesar Rp. 11.739.000.00,-(sebelas miliar tujuh ratus tiga

puluh sembilan juta rupiah). Selanjutnya pencairan dana Tahap III dan Tahap IV

Page 78: LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN SEJARAH KOTA MATARAM - …mataramkota.go.id/file/Sejarah Kota Mataram.pdf · laporan akhir penyusunan sejarah kota mataram tim penyusun dr.jamaludin,ma drs.h.jalaludin

72

masing-masing sebesar Rp. 6.515.4000,0 –(enam miliar lima ratus lima belas jtua

empat ratus ribu rupiah), dengan demikian total Bantuan Langsung Tunai(BLT)

yang telah di cairkan dari tahap I s/d IV adalah sebesar Rp. 24.769.800.000,0-(dua

puluh empat miliar tujuh ratus enam puluh sembilan juta delapan ratus ribu rupiah).

Gambaran tersebut menunjukkan bahwa masalah kesejahteraan sosial

penduduk di Kota Mataram merupakan masalah yang perlu mendapat perhatian dari

pemerintah dan masyarakat, ssebab selama ini walaupun upaya penanganan terhadap

mereka sudah dilakukan dan melibatkan banyak pihak namun masalah tersebut

ssecara empiris belum memberikan hasil yang memadai. Fenomena era krisis yang

menjadikan sebagian masyarakat rentan sebagai penyandang status bermasalah

dalam kesejahteraan sosial merupakan salah satu kendala yang dihadapi sebab ketika

ada yang mampu dientaskan maka ada pula yang masuk dalam kelompok

penyandang kesejahteraan sosial karena berbagai sebab.

Salah satu fenomena kemiskinan kota adalh adanya golongan yang kurang

beruntung seprti gelandangan, pengemis, tuna susila, anak jalanan, anak terlantar,

dan lain-lain yang di kategorikan sebagi penyandang masalah sosial – PMKS.

Walaupun di tengarai mereka berasal dari daerah lain tetapi pada kenyataannya

berada di wilayah Kota Mataram dan menjadi pemandangan yang menimbulkan

kesan kurang baik.

Perkembangan fasilitas sosial yang tersedia di Kota Mataram semakin baik,

hal ini dapat di lihat dari semakin beragamnya fasilitas sosial yang tersedia serta

semakin terlibatnya masyarakat dalam penyediaan fasilitas sosial bagi penduduk

yang membutuhkan. Bentuk-bentuk fasilitas sosial yang ada di Kota Mataram

mencakup untuk kesehatan, pendidikan, penyandang masalah kesejahteraan sosial

(pengemis dan gelandangan) untuk penduduk lanjut usia, yatim piatu, mantan

narapidana, dan tuna wisma. Rumah sakit di samping untuk tujuan komersial juga

membawa misi untuk membantu masyarakat yang kurang mampu dengan cara

menyediakan ruangan khusus pengabdian. Disamping itu juga tersedia balai-balai

pengobatan yang di selenggarakan Yayasan-yayasan Sosial dengan maksud untuk

Page 79: LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN SEJARAH KOTA MATARAM - …mataramkota.go.id/file/Sejarah Kota Mataram.pdf · laporan akhir penyusunan sejarah kota mataram tim penyusun dr.jamaludin,ma drs.h.jalaludin

73

memberi pelayanan kesehatan bagi penyandang masalah kesejahteraan sosial.

Yayasan Sosial Sugiopranoto, Balai Pengobatan dan Panti Asuhan muhammadiyah,

Panti Werda, Serta Yayasan-yayasan lainnya yang bernaung di bawah organisasi

kemasyarakatan keagamaan adalah beberapa contoh aktivitas dan keterlibatan

masyarakat dalam pelayanan untuk kebutuhan kesejahteraan sosial. Di samping itu

juga terdapat pondok-pondok singgah yang di selenggarakan yayasan-yayasan sosial

dengan maksud dan tujuannya adalah untuk membantu anak dan remaja penyandang

tuna wisma (pengemis dan gelandangan) yang dalam kegiatannya bermaksud

memberi fasilitas singgah atau menginap, serta pendidikan, pelatihan, dan

perlindungan kepada mereka sebab di antara mereka tidak sedikit yang masuk dalam

usia anak-anak/remaja.

Banyak Panti Asuhan dan Anak Asuh Menurut Jenis Kelamin Dirinci per Kecamatan Tahun2007

Kecamatan Ampenan Sekarbela Mataram Selaparang Cakranegara SandubayaKota

Mataram

1. Pekerja

Imigran 170 150 135 140 190 182 967

2. Anak Terlantar 1365 362 2.694 5.552 7551 6534 24056

3. Anak Korban

Tiras/perlakuan

salah -

- -

- -

-

-

4. Anak Nakal 860 575 820 825 2233 842 6155

5. Anak Jalanan 11 - 19 - 67 - 97

6. Perempuan

Rawan Sosial

Ekonomi 550

320 425

525 560

675

3055

7. Perempuan

Korban 70

54 65

51 80

78

396

Page 80: LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN SEJARAH KOTA MATARAM - …mataramkota.go.id/file/Sejarah Kota Mataram.pdf · laporan akhir penyusunan sejarah kota mataram tim penyusun dr.jamaludin,ma drs.h.jalaludin

74

Tiras/perlakuan

salah

8.Lanjut Usia

Terlantar 6952 - 5.358 - 4673 - 16983

9. Penyandang

Cacat 190 175 200 185 190 199 1139

10. Penyandang

Cacat Bekas

Penyandang

60 52 57

55 56 48 328

11. Tuna Susila 18 14 15 16 19 17 99

12. Gelandangan 30 20 26 25 42 20 163

13. Bekas

Narapidana 45 37 50 3547

36 250

14. Korban

Penyalah Gunaan

Narkotika 87 70 85 75

89

84 490

15. Keluarga

Fakir Miskin 11741 - 12062 -13240

- 37043

16. Keluarga

Berumah Tidak

Layak Huni 246 562 117 303

380

402 2010

17. Masyarakat

Yang Tinggal Di

Daerah Rawan

Bencana 75 20 - -

-

- 95

18. Korban

Bencana Alam

dan 914 286 24 -

5

5 1234

Page 81: LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN SEJARAH KOTA MATARAM - …mataramkota.go.id/file/Sejarah Kota Mataram.pdf · laporan akhir penyusunan sejarah kota mataram tim penyusun dr.jamaludin,ma drs.h.jalaludin

75

19. Korban

Bencana Sosial 3075 1705 56 364

- 4930

Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) Pada Kantor Sosial Tahun

2007

KecamatanAmpe-

nan

Sekar-

bela

Mata-

ram

Selapa-

rang

Cakra-

negara

Kota

Mataram

1. Pekerja

Imigran 170 150 135 140 190 967

2. Anak Terlantar 1365 362 2.694 5.552 7551 24056

3. Anak Korban

Tiras/perlakuan

salah -

- -

- - -

4. Anak Nakal 860 575 820 825 2233 6155

5. Anak Jalanan 11 - 19 - 67 97

6. Perempuan

Rawan Sosial

Ekonomi 550

320 425

525 560 3055

7. Perempuan

Korban

Tiras/perlakuan

salah 70

54 65

51 80 396

8.Lanjut Usia

Terlantar 6952 - 5.358 - 4673 16983

9. Penyandang

Cacat 190 175 200 185 190 1139

10. Penyandang 60 52 57 55 56 328

Page 82: LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN SEJARAH KOTA MATARAM - …mataramkota.go.id/file/Sejarah Kota Mataram.pdf · laporan akhir penyusunan sejarah kota mataram tim penyusun dr.jamaludin,ma drs.h.jalaludin

76

d. Pertanian

Pada tahun 2007, produktivitas padi sekitar 50,03 kuintal per hektar,

berkurang 75 kuintal/ha dibanding produktivitas tahun sebelumnya. Sementara luas

panen padi naik sebesar 4 persen. Jumlah produksi padi tahun2007 naik menjadi

18.716 ton atau naik sekitar 6 persen di banding jumlah produksi padi pada tahun

sebelumnya. Produktivitas padi di kecamatan Ampenan adalah tertinggi antara

produktivitas padi di kecamatan lain, yakni sekitar 53,28 kuintal per hektar. Luas

panen tanaman jagung naik sebesar 480 persen, sedangkan tingkat produksinya naik

sebesar 550 persen di banding tahun sebelumnya, produktivitasnya hanya naik

sebesar 10 persen.

Produksi beberapa jenis sayuran (petai, cabe, kacang panjang, ketimun,

bayam, dan kangkung) selama tahun 2004 – 2007 mengalami fluktuasi. Secara rinci

kenaikan produksi sayuran pada tahun 2007 dialami kacang panjang dan bayam,

masing-masing, sebesar 164 persen. 683 persen. Sementara produksi kangkung

mengalami penurunan. Produksi beberapa jenis buah-buahan seperti alpokat ,

mangga, rambutan, duku, jeruk, durian, jambu biji, jambu air, sawo, pepaya pisang,

nenas nangka, dan sirsak yang tingkat produksinya di atas 5000 kuintal adalah

mangga dan nangka.

Cacat Bekas

Penyandang

Page 83: LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN SEJARAH KOTA MATARAM - …mataramkota.go.id/file/Sejarah Kota Mataram.pdf · laporan akhir penyusunan sejarah kota mataram tim penyusun dr.jamaludin,ma drs.h.jalaludin

77

Luas Lahan Sawah Menurut Jenis Pengairan Dirinci per Kecamatan di Kota Mataram

Tahun 2007

Kecamatan Jenis pengairan Lahan Sawah

Sementara Tidak di

Usahakan

Irigasi Irigasi setengah Pasang

surut

Ampenan - 534,27 19,00 -

Sekarbela - - - -

Mataram - 331,17 217,94 -

Selaparang - - - -

Cakranegara 361,68 202,41 - -

Sandubaya - - - 12,20

Kota Mataram 692,85 954,62 19,00 -

2006 807 300 568 1,675

2005 809 320 572 1,702

2004 809 320 572 1,702

e. Agama

Kehidupan beragama yang harmonis sangat didambakan oleh masyarakat.

Hal ini terlihat dari tempat-tempat peribadatan yang ada di sekitar warga, seperti

masjid, gereja, dan lainnya. Banyak tempat peribadatan di Mataram pada tahun 2007,

mencapai 600 buah, yang terdiri dari sebnyak 77,83 % masjid, langgar, dan musholla,

sebanyak 18,67 % pura dan sisanya berupa gereja, vihara dan kelenteng.

Page 84: LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN SEJARAH KOTA MATARAM - …mataramkota.go.id/file/Sejarah Kota Mataram.pdf · laporan akhir penyusunan sejarah kota mataram tim penyusun dr.jamaludin,ma drs.h.jalaludin

78

Jumlah Sarana peribadatan Dirinci per Kecamatan tahun 2007

Kecamatan Masjid Langgar Musholla Gereja Pura Vihara Kelenteng

Ampenan 86 35 36 8 25 1 -

Sekarbela - - - - - - -

Mataram 73 64 33 6 25 - -

Selaparang - - - - - - -

Cakranegara 51 51 31 3 62 2 1

Sandubaya - - - - - - -

Jumlah 210 150 107 17 112 3 1

Penduduk Menurut Agama dan Kecamatan di Kota Mataram Tahun 2007

Kecamatan Islam Protestan Katolik Hindu Bhuda Jumlah

Ampenan 66.064 797 869 4.057 652 72.439

Sekarbela 38.598 466 507 237 382 42.322

Mataram 55.825 751 614 10.919 137 68.246

Selaparang 5.346 719 588 10.456 131 65.354

Cakranegara 42.434 734 489 1.602 1.467 61.144

Sandubaya 32.365 560 373 12.219 1.119 46.636

Kota

Mataram

288.746 4.027 344 56.041 3.887 356.141

Page 85: LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN SEJARAH KOTA MATARAM - …mataramkota.go.id/file/Sejarah Kota Mataram.pdf · laporan akhir penyusunan sejarah kota mataram tim penyusun dr.jamaludin,ma drs.h.jalaludin

79

f.Struktur Sosial Masyarakat Kota Mataram

Dalam masyarakat muslim umumnya masyarakat dibagi ke dalam dua

golongan besar. Sebagaimana dikemukakan oleh Badri Yatim yang mengkaji tentang

penduduk Hijaz,14 memiliki pendapat yang sama dengan Diya’ al-Umri,15 terdapat

dua golongan masyarakat, yaitu al-khawa>s (golongan khusus), dan al-’awa>m

(golongan umum). Termasuk golongan al-khawa>s adalah para khalifah dan

selanjutnya sultan-sultan, panglima, gubernur, qadi, pengawal khalifah, ilmuan,

ulama, penulis, pedagang, pedagang besar, dan tokoh-tokoh masyarakat, seperti

pemimpim tokoh Alawi dan pemimpin keturunan Bani Hasim, atau yang sederajat.

Sedangkan yang termasuk dalam golongan al-’awa>m adalah yang tidak termasuk

dalam golongan al-khawa>s, yaitu terdiri dari para petani, pekerja atau buruh,

pedagang kecil, tukang kayu, nelayan, penjahit, pembantu, kusir, kuli, dan

sebagainya.

Menurut Jamaluddin16 setidaknya ada tiga struktur yang cukup kuat dan

sedang berjalan pada kebanyakan masyarakat di Lombok. Struktur tersebut

didasarkan pada kekuatan pengaruhnya dalam masyarakat. Pertama, tuan guru. Tuan

guru dalam masyarakat Sasak melebihi popularitas siapapun, bangsawan keturunan

raja, atau bahkan pemerintah sekalipun.17 Umumnya mereka yang menjadi tuan guru

adalah dari kalangan orang yang ekonomi menengah ke atas. Jadi kalau bukan dari

kalangan orang-orang kaya, maka tuan guru tersebut memiliki garis keluarga yang

memang sebagai tuan guru. Jadi secara ekonomi memiliki pengaruh kuat, atau secara

geneologi juga demikian, yang jelas umumnya mereka tuan guru jarang dari kalangan

ekonomi menengah ke bawah.

14 Badri Yatim, Sejarah Sosial Keagamaan Tanah Suci: Makkah dan Madinah (Jakarta:

Logos Wacana Ilmu, 1999), 90.15 Akram Diya’ al-Umri, Qiya>m al-Mujtama’ al-Isla>mi min Manzu>r al-Tari>khi

(Qatar: Da>r al-Akhba>r al-Yaum, 1994), 79-81.16 Jamaluddin, Sejarah Sosial Islam di Lombok Tahun 1740-1935 (Studi Kasus Terhadap

Tuan Guru) (Jakarta: Lektur Balitbang Kemenag RI, 2011), 134-135.17 Jamaluddin, Persepsi dan Sikap Masyarakat Sasak Terhadap Tuan Guru (Yogyakarta:

CRCS-Sekolah Pascasarjana UGM-Depag RI, 2007)., 21.

Page 86: LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN SEJARAH KOTA MATARAM - …mataramkota.go.id/file/Sejarah Kota Mataram.pdf · laporan akhir penyusunan sejarah kota mataram tim penyusun dr.jamaludin,ma drs.h.jalaludin

80

Kedua, kelompok tuan haji. Tuan haji adalah kelompok kedua yang

mendapat perlakuan spesial dalam masyarakat. Tuan haji adalah sebutan para haji,

mereka yang memiliki kekuatan ekonomi yang juga cukup kuat. Termasuk dalam

kelompok ini adalah mereka para pejabat, pegawai, pedagang, pemilik lahan, pemilik

modal.18 Bagi yang memiliki kemampuan secara ekonomis, dapat mempercepat

keberangkatannya ke Tanah Suci. Setelah kembali dari Tanah Suci, mereka akan

diangkat sebagai imam masjid, sebagai Kiai Desa (lih. penjelasan di atas). Ketiga,

kelompok non haji, termasuk dalam kelompok ini adalah mereka yang menjadi petani

penggarap, buruh atau yang menjalankan usaha orang lain (pesuruh). Umumnya

mereka ini adalah kelompok yang secara ekonomis adalah orang-orang yang

bergantung atau menggantungkan hidup mereka kepada kelompok kedua atau kepada

kelompok pertama. Kelompok ketiga ini dapat naik statusnya apabila dia mampu

menjadi tuan haji atau menunaikan ibadah haji.19

18 Jamaluddin, Persepsi, 21.19 Jamaluddin, Persepsi, 21.

Page 87: LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN SEJARAH KOTA MATARAM - …mataramkota.go.id/file/Sejarah Kota Mataram.pdf · laporan akhir penyusunan sejarah kota mataram tim penyusun dr.jamaludin,ma drs.h.jalaludin

81

BAB IVKESIMPULAN

Berangkat dari rumusan masalah dan uraian pada bab-bab sebelumnya

maka ada beberapa hal yang dapat ditarik sebagai kesimpulan, sebagai berikut:

Kata Mataram berasal dari bahasa Sansekerta dari kata mata yang berarti

ibu dan kata aram berarti hiburan. Mataram berarti hiburan untuk ibu atau

persembahan untuk ibu pertiwi. Kata Mataram juga bisa berasal dari kata matta

yang berarti gembira atau gairah dan aram berarti hiburan. Jadi matta-aram atau

mataram berarti pembangunan kerajaan atau kota ini adalah sebagai lambang

pernyataan kegembiran sebagai hiburan dan sekaligus lambang kegairahan hidup

untuk membangun tanah harapan yang menjanjikan masa depan yang lebih cerah.

Dalam catatan sejarah, nama Mataram telah dikenal di Lombok lebih dari

empat abad yang lalu, namun secara adminitratif, dan secara resmi oleh Belanda

dijadikan ibukota adalah tanggal 31 Agustus 1895, Mataram menjadi ibukota

Lombok Barat, dan pada tanggal 11 Maret 1898 menjadi ibukota Lombok (yang

sebelumnya Ampenan).

Pada bulan Februari 1942 Mataram menjadi pusat pemerintahan Negara

Republik Lombok dan pusat pemerintahan Lombok Barat. Bulan Mei tahun itu

juga Jepang mengambil alih pemerintahan dan menetapkan Mataram sebagai

ibukota Ken Lombok dan Bun Ken Lombok Barat. Sejak 18 Agustus 1945

Mataram menjadi ibukota pemerintah Lombok. Pada Tanggal 15 Oktober 1945

Mataram menjadi ibukota Daerah Lombok dan Ibukota Pemerintahan Setempat

Lombok Barat. Pada tanggal 14 Agustus 1958 Mataram menjadi ibukota Daerah

Swatantra Tingkat I Nusa Tenggara Barat dan sekaligus ibukota Daerah Swatantra

Tingkat II Lombok Barat. Pada tahun 1965 dengan perubahan nama Daerah

Swatantra Tk I menjadi Propinsi dan Daerah Swatantra TK II menjadi kabupaten

maka Mataram menjadi ibukota Propinsi Nusa Tenggara Barat dan Kabupten

Lombok Barat. Pada tahun 1978 Mataram dikeluarkannya Peraturan Pemerintah

Nomor: 21/th. 1978, pembentukan Pemerintah Kota Administratif Mataram

Page 88: LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN SEJARAH KOTA MATARAM - …mataramkota.go.id/file/Sejarah Kota Mataram.pdf · laporan akhir penyusunan sejarah kota mataram tim penyusun dr.jamaludin,ma drs.h.jalaludin

82

disyahkan dan diresmikan oleh Menteri Dalam Negeri pada Tanggal, 29 Agustus

1978.

Peningkatan status Kota Administratif Mataram menjadi Kotamadya Dati

II Mataram, berdasarkan Undang-Undang No. 4 Thn. 1993. Menteri Dalam

Negeri Republik Indonesia (Moch. Yogi S Memet) meresmikan perubahan

tersebut pada tanggal, 31 Agustus 1993, yang wilayahnya meliputi Kecamatan

Mataram, Ampenan dan Kecamatan Cakranegara.

Beberapa kejadian penting yang pernah terjadi di Mataram, di antaranya,

pertemuan diplomatik antara Gelgel yang diwakili oleh Danghyang Nirartha dan

Sasak diwakili langsung oleh Sri Aji Krahengan atau perjanjian persahabatan

Bali-Sasak ini terjadi pada bulan Kartika 1452 Saka (Oktober 1530 M) dan

peristiwa ini diabadikan dengan sebutan “Perjanjian Aji Krahengan”.

Pada tanggal 18 Agustus 1945 di Pulau Lombok Jepang menyerahkan

urusan pemerintahan kepada anggota-anggota Syukai Gi In (Badan Persiapan

Kemerdekaan Tingkat Daerah) yang berpengaruh di masyarakat. Jabatan Ken

Kanrikan Lombok diserahkan kepada Raden Nuna Nuraksa, Bun Kenkanrikan

Lombok Timur kepada Mamiq Fadelah, Lombok Tengah kepada Lalu Srinata dan

Lombok Barat kepada I Gusti Bagus Ngurah.

Pada akhir September 1945 Pemerintah Lombok menyelenggarakan rapat

di Mardibekso Mataram yang dihadiri oleh wakil-wakil seluruh masyarakat. Rapat

menetapkan dan bertekad menyelamatkan RI dan mendesak pemerintah agar

segera membentuk Badan-Badan Perjuangan. Pada tanggal 15 oktober 1945

penyerahan kekuasaan pemerintahan secara resmi dari tangan Jepang kepada

bangsa Indonesia dilaksanakan di Mardibekso Mataram. Bendera kebangsaan

dikibarkan pada hari itu dan Lombok menyatakan diri masuk ke dalam wilayah

Republik Indonesia. Pada hari itu Merah Putih dikibarkan dengan resmi dan

Lombok masuk wilayah Republik Indonesia. Semua pimpinan pemerintahan

dipegang oleh putra daerah, masing-masing: Kepala daerah Lombok Raden Nuna

Nuraksa, Kepala Pemerintahan Lombok Timur mamiq Fadelah, Kepala

Pemerintah Lombok Tengah Lalu Srinata, Kepala Pemerintah Lombok Barat I

Gusti Bagus Ngurah.

Page 89: LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN SEJARAH KOTA MATARAM - …mataramkota.go.id/file/Sejarah Kota Mataram.pdf · laporan akhir penyusunan sejarah kota mataram tim penyusun dr.jamaludin,ma drs.h.jalaludin

83

Pada 4 Agustus 1958 diundangkan UU No. 64 dan UU No. 69 tahun

1958 tentang Pembentukan Daerah Tingkat I Bali, NTB dan NTT serta Daerah

Tingkat II, termasuk Daerah Tingkat II Lombok Barat. Pada masa H. L Anggrat

menjadi Bupati Lombok Barat (1960-1965) Kepunggawaan Cakranegara dirubah

statusnya menjadi Kedistrikan Cakranegara. Seiring dengan perubahan wilayah

Kabupaten Lombok Barat maka Kedistrikan Ampenan sendiri dengan SK.

Gubernur Daerah Tingkat I NTB No. 288. Pem. 20/1/12 dipecah menjadi

Ampenan Barat di Dasan Agung dan Ampenan Timur di Narmada. Pada tahun

1967 dengan SK Gubernur KDH TK I NTB No. 156/Pem. 7/2/266 tanggal 30 Mei

1969 dibentuklah Kecamatan Mataram dengan mengambil beberapa Desa dari

Kecamatan Ampenan dan Cakranegara.

Dengan semakin berkembangnya wilayah Mataram dari segala sisi maka

dibentuklah dengan PP No. 21 Tahun 1978 Kota Administratif Mataram dengan

wilayah terdiri dari 3 Kecamatan yaitu: Ampenan, Mataram dan Cakranegara

yang diresmikan oleh Menteri Dalam Negeri ketika itu H. Amir Mahmud. Dan

sebagai Walikota Pertama Kotif Mataram diangkat H. Mujitahid yang dilantik

oleh H. R Wasita Kusumah yang menjabat Gubernur KDH Tk I NTB ketika itu.

Page 90: LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN SEJARAH KOTA MATARAM - …mataramkota.go.id/file/Sejarah Kota Mataram.pdf · laporan akhir penyusunan sejarah kota mataram tim penyusun dr.jamaludin,ma drs.h.jalaludin

84

REKOMENDASI

Kesimpulan besar dari penelitian ini adalah Bahwa Mataram pertama kali

dijadikan oleh Belanda secara resmi menjadi Ibukota Lombok Barat adalah

tanggal 31 Agustus 1895, dan pada tanggal 11 Maret 1898 menjadi ibukota

Lombok.

Berdasarkan hasil kesimpulan tersebut maka kami merekomendasikan hal-hal

sebagai berikut:

1. Menjadikan tanggal 31 Agustus 1895 M, sebagai Hari Ulang Tahun Kota

Mataram.

2. Mendesak agar segera diperdakan bahwa tanggal 31 Agustus 1895 M

sebagai Hari Ulang Tahun Kota Mataram.

3. Segera mensosialisasikan tanggal 31 Agustus sebagai Hari Ulang Tahun

Kota Mataram.

Mataram 29 Nopember 2011

ttd

Tim Peneliti

Page 91: LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN SEJARAH KOTA MATARAM - …mataramkota.go.id/file/Sejarah Kota Mataram.pdf · laporan akhir penyusunan sejarah kota mataram tim penyusun dr.jamaludin,ma drs.h.jalaludin

DAFTAR PUSTAKA

1. L.Gde Suparman,11 Tahun Kota Mataram Membangun Kota berbasis dan berwawasan Religius.(Mataram ,Komunitas Pengkaji Dinamika Mataram,2004).

2. Babad Lombok (Jakarta:Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,1994.)

3. Monografi Daerah NTB (Jakarta :Dirjen Kebudayaan Depdikbud RI,1977)

4. AA Ktut Agung,Kupu-Kupu Kuning Yang Terbang Di Selat Lombok(Denpasar:Upada Sastra,1992).

5. Sejarah Daerah NTB,DEPDIKBUD,20026. Sejarah Revolusi Kemerdekaan Daerah Nusa Tenggara Barat (1945-

1949)( Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan Ri ,1980)

7. Kota Mataram Ibadah Yang Maju dan Religius,Kantor INFOKOM Kota Mataram,2004

8. H.L Jelenga,Keris Di Lombok(Mataram:Yayasan Pusaka Selaparang,2000)

9. Babad Selaparang,DEPDIKBUD ,1979.10. Babad Suwung11. Iskandar,Spd,Mengenal Sekarbela Lebih Dekat (Yogyakarta:Mahkota

Kata,2011).12. Sejarah Kebangkitan Nasional Daerah NTB (Departemen Pendidikan

dan Kebudayaan,1991)13. KoTa Mataram,Ibadah yang maju dan Religius,Edisi ke XI (Kantor

Infokom Kota Mataram)14. DR.Soegianto Sastrodiwiryo,Perjalanan Danghyang Nirartha-Sebuah

Dharmayatra (1478-1560) dari Daha sampai Tambora (Denpasar:PT.BP 1999)

15. DR.Alvons van der Kraan,Lombok Penaklukan,Penjajahan dan keterbelakangan 1870-1940 (Mataram,Lengge,2009)

16. Fath Zakaria,Mozaik Budaya orang Mataram (Mataram,Yayasan Sumurmas Al Hamidy,1998)

17. H.Lalu Lukman,Sejarah,Masyarakat ,Budaya Lombok (Mataram,2003).18. Pemerintah Kotif Mataram,Laporan Lima Tahun Kota Mataram

1978/1983(Mataram-Lombok,PT.Muara Nusa,1983)

Page 92: LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN SEJARAH KOTA MATARAM - …mataramkota.go.id/file/Sejarah Kota Mataram.pdf · laporan akhir penyusunan sejarah kota mataram tim penyusun dr.jamaludin,ma drs.h.jalaludin

19. Kotamadya Dati II Mataram,4 tahun Kotamadya Mataram Membangun (HumasPemda Kodya dati II Mataram,1997).

20. Kantor Informasi dan Komunikasi Kota Mataram,9 Tahun Dirgahayu IX Kota Mataram 2002

21. Bahan 14 Tahun Kota Mataram22. Bahan 17 Tahun Kota Mataram23. Bahan Sosialisasi Perda Kota Mataram No:3 Tahun 2007, Tentang

Pemekaran Kecamatan dan Kelurahan di Kota Mataram ( Bagian Setda Kota Mataram, 2007)

24. Pemerintah Kota Mataram,15 Tahun Kota Mataram 1993-2008 (Kantor Infokom Kota Mataram)

25. Badri Yatim, Sejarah Sosial Keagamaan Tanah Suci :Makkah dan Madinah (Jakarta,Logos Wacana Ilmu,1999)

26. Akram Diya’al Umri,Qiyam al-Mujtama’ al-Islami min Manzur al Tarikhi (Qatar:Dar al-Akhbar al-Yaum,19994)

27. Jamaludin,Sejarah Sosial Islam di Lombok Tahun 1740-1935 (Studi kasus terhadap Tuan Guru) (Jakarta:Lektur Balitbang Kemenag RI,2011)

28. Jamaludin,Persepsi dan Sikap Masyarakat Sasak Terhadap Tuan Guru (Yogyakarta: CRCS-Sekolah Pasca Sarjana UGM-Depag RI,2007)