27
LAPORAN HASIL PENELITIAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM : PENGGUNAAN BIJI WIJEN, KECIPIR DAN JAGUNG SEBAGAI MEDIA PEMBIBITAN JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) BIDANG KEGIATAN: PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PENELITIAN (PKMP) Disusun oleh: LIA RAHAYU B1J007126 (Angkatan 2007) PANGERAN ANDAREAS B1J007124 (Angkatan 2007) BURHANNUDIN B1J007150 (Angkatan 2007) KUAT WATINI B1J007154 (Angkatan 2007) INDAH WAHYUNINGSIH B1J008141 (Angkatan 2008)

Laporan Akhir Pkm

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Pembibitan Jamur tiram menggunakan biji kecipir, jagung dan wijen

Citation preview

Page 1: Laporan Akhir Pkm

LAPORAN HASIL PENELITIAN

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

JUDUL PROGRAM :

PENGGUNAAN BIJI WIJEN, KECIPIR DAN JAGUNG SEBAGAI MEDIA

PEMBIBITAN JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus)

BIDANG KEGIATAN:

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PENELITIAN (PKMP)

Disusun oleh:

LIA RAHAYU B1J007126 (Angkatan 2007)PANGERAN ANDAREAS B1J007124 (Angkatan 2007)BURHANNUDIN B1J007150 (Angkatan 2007)KUAT WATINI B1J007154 (Angkatan 2007)INDAH WAHYUNINGSIH B1J008141 (Angkatan 2008)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONALUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

PURWOKERTO

2011

Page 2: Laporan Akhir Pkm

1. Judul Kegiatan :

Penggunaan Biji Wijen, Kecipir dan Jagung sebagai Media Pembibitan Jamur

Tiram Putih (Pleurotus ostreatus)

2. Bidang Kegiatan : (√ ) PKMP ( ) PKMK

( ) PKMT ( ) PKMM

3. Ketua Pelaksana Kegiatan :

a. Nama Lengkap : LIA RAHAYU

a. NIM : B1J007126

b. Jurusan : Biologi

c. Universitas/Institut/Politeknik : Universitas Jenderal Soedirman

d. Alamat Rumah dan No Tel./HP : Jl. Senantri Blok S.9 Karangsoko,

Trenggalek, Jawa Timur

4. Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis : Empat orang

5. Dosen Pendamping

a. Nama Lengkap dan Gelar : Drs. Aris Mumpuni, M.Phil.

b. NIP : 196403329 198803 1 002

c. Alamat Rumah dan No Tel./HP : Jl. Balaikambang No. 35 Rt 01 Rw

07 Bantarsoka Porwokerto

6. Biaya Kegiatan Total : Rp 6.965.000,-

7. Jangka Waktu Pelaksanaan : 3 Bulan

Purwokerto, Mei 2011Menyetujui,

Dekan Fakultas Biologi Ketua Pelaksana KegiatanUniversitas Jenderal Soedirman

( Dra. Purnomowati, S.U. ) ( Lia Rahayu ) NIP. 19531021 198103 2 001 NIM. B1J007126

Pembantu Rektor III Dosen PendampingUniversitas Jenderal Soedirman

( Prof. Dr. Imam Santosa M.Si ) (Drs. Aris Mumpuni, M.Phil) NIP. 19611001 198803 1 001 NIP. 196403329 198803 1 002

Page 3: Laporan Akhir Pkm

A. JUDUL PROGRAM

Penggunaan Biji Wijen, Kecipir dan Jagung sebagai Media Pembibitan

Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus).

B. LATAR BELAKANG

Jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus), merupakan jamur lapangan

karena sifat jamur ini dapat tumbuh di alam bebas, terutama di tempat-tempat

yang lembab seperti hutan yang cukup terlindung (Zoberi, 1972). Menurut

Alexopoulus dan Mims (1979), jamur tiram putih banyak tumbuh pada

tonggok kayu atau kayu-kayu yang sudah ditebang, jamur tersebut berderat

menempel berlapis karena tangkainya yang pendek.

Adapun klasifikasi dari jamur tiram putih yaitu :

Kingdom : Fungi

Phylum : Basidiomycota

Class : Homobasidiomycetes

Ordo : Agaricales

Family : Tricholamataceae

Genus : Pleurotus

Spesies : Pleurotus ostreatus

Jamur tiram putih mempunyai struktur somatic yang terdiri atas benang-

benang mikroskopis yang disebut hifa. Kumpulan dari hifa-hifa tersebut

disebut miselium, bentuknya panjang tanpa sekat. Pada suatu koloni jamur

dibedakan ada hifa yang menjalar dan ada hifa yang tegak. Biasanya hifa

yang tegak menghasilkan alat-alat reproduksi yang disebut spora. Disini tidak

terdapat gamet jantan dan gamet betina, hanya ada dua hifa yang kompatibel

yaitu penyesuaian seks yang menghasilkan keturunan bila dikawinkan satu

dengan yang lainnya (Dwidjoseputro, 1978).

Perkembangbiakan jamur tiram putih ini hamper sama dengan

perkembangan jamur lainnya, perkembangan vegetative berlangsung dengan

pertunasan dan fragmentasi miselium, dimana konidia dapat tumbuh menjadi

miselium. Dalam budidaya jamur tiram putih kebanyakan digunakan

perkembangbiakan secara fragmentasi yaitu dengan mengambil sebagian

Page 4: Laporan Akhir Pkm

tubuh buah terutama bagian lamelanya yang selanjutnya ditumbuhkan dalam

media bibit, selanjutnya diperoleh bibit jamur yang calon individu jamur.

Kualitas bibit merupakan salah satu sarana yang sangat penting

keberhasilan budidaya jamur. Bibit harus berasal dari biakan murni, bebas

dari kontaminan dan memiliki sifat-sifat genetic unggul sehingga mampu

memberikan hasil yang optimal (Utik, 2007). Menurut Suriawira (2000),

kualitas bibit jamur ditentukan oleh beberapa persyaratan antara lain : (1)

Kehadiran jamur liar atau organisme lain pada bibit (kontaminasi) tidak lebih

dari 3%, (2) Pertumbuhan miselium pada bibit tebal dan kompak, (3) Nilai

Biological Efficiency Ratio (BER) yaitu produksi jamur segar dalam gram per

satuan substrat tanam. Misalkan nilai BER = 15, maka artinya dalam kg

substrat tanam akan dihasilkan 150 gr jamur segar. Sehingga semakin tinggi

nilai BER maka nilai bibit menjadi lebih tinggi pula, dan (4) Waktu

penyimpanan bibit setelah diproduksi sampai akan digunakan maksimal 2-3

bulan.

Hal yang harus diperhatikan dalam pertumbuhan bibit jamur ini adalah

media yang digunakan untuk pertumbuhan miselium jamur. Media bibit

jamur sangat menentukan pertumbuhan dari miselia jamur, miselia ini yang

akan menentukan baik atau tidaknya suatu bibit jamur sebelum ditanam.

Syarat lain dari media tumbuh ini adalah murah, mudah didapat dan mudah

untuk disiapkan (Sinaga, 2000).

Beberapa bahan yang sering digunakan untuk membuat media bibit induk

jamur adalah biji-bijian, merang, jerami dan ampas daun teh. Bahan-bahan

tersebut kaya akan nutrisi dan pertumbuhan miselium jamur pada media ini

relatif cepat. Keuntungan penggunaan media bibit dari biji-bijian yaitu

miselium jamur dapat tumbuh dengan cepat. Akan tetapi, kandungan gizi

yang tinggi pada biji-bijian juga dapat memudahkan tumbuhnya organism

lain atau kontaminan untuk tumbuh, sehingga bibit lebih mudah

terkontaminasi (Gunawan, 2004).

Proses pembuatan bibit jamur Pleurotus ostreatus ini menggunakan tiga

jenis biji-bijian yaitu biji wijen, kecipir, dan jagung. Biji wijen terdapat dalam

bentuk kapsul atau polong, berukuran kecil, pipih dengan bagian pangkal

Page 5: Laporan Akhir Pkm

agak meruncing, dan berujung tumpul. Panjang biji adalah 3-4 cm dengan

diameter 2,5-2,9 mm, berkulit tipis, dan mudah pecah. Biji wijen merupakan

sumber minyak nabati non kolesterol dengan kadar asam lemak jenuh yang

rendah dan mengandung asam lemak tak jenuh yang tinggi, yaitu asam

linoleat 41%. Biji wijen mengandung kalori yang sangat tinggi, dengan

kandungan lemak nabati yang dapat mencapai lebih dari 50%, protein juga

cukup tinggi, kaya akan berbagai vitamin, dan mineral. Melihat kandungan

biji wijen yang lengkap, maka biji wijen digunakan untuk media pembibitan

Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) (Handajani, 2006).

Menurut Sastrahidayat, kecipir (Psophocarpus tetragonolobus)

merupakan tanaman legum tahunan yang batangnya kembar. Akarnya

berumbi dengan bintil-bintil akar yang besar, daun berlobi tiga, bunganya

biru atau putih tumbuh bergerombol pada ujung cabang. Panjang polongnya

15-25 cm, penampang lintangnya persegi bersudut dengan empat sayap

bergelombang sepanjang polong. Bijinya berwarna coklat bulat dan

mengandung karbohidrat serta 30% protein kasar.

Jagung adalah tanaman semusim dari famili rumput-rumputan. Individu

tanaman jagung cukup besar dan berbeda dengan kebanyakan rumpur-

rumputan lainnya, biasanya hanya satu atau dua batang tumbuh dari setiap

biji benih. Biji jagung mempunyai bentuk seperti gigi kuda dengan lekukan

khas pada bagian atas. Warna biji pada umumnya berwarna kuning. Biji

jagung mengandung kadar gula yang relatif tinggi, kadar air sekitar 14%, dan

berat 1000 biji sekitar 300-400 gram. Melihat kandungan kadar gula biji

jagung yang relatif tinggi sehingga cocok digunakan sebagai media untuk

pembibitan Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) (Arief et. Al., 2004).

Penggunaan media tanam bibit jamur ini kemungkinan akan berpengaruh

terhadap kemampuan produktivitas jamur. Perbedaan kandungan nutrisi pada

tiap jenis media bibit akan mempengaruhi metabolisme jamur itu sendiri. Hal

ini akan berpengaruh terhadap kemampuan jamur untuk memanfaatkan

kandungan nutrisi yang terdapat dalam bahan tersebut untuk

pertumbuhannya. Pertumbuhan miselium pada media bibit sangat ditentukan

oleh bahan dasar yang digunakan, kandungan air dan bahan-bahan lain yang

Page 6: Laporan Akhir Pkm

ditambahkan pada media tersebut. Bahan tambahan yang digunakan misalnya

kapur. Penambahan kapur pada media bibit ini untuk mempercepat proses

pembusukan dan mempertahankan suhu media sehingga senyawa-senyawa

yang terkandung dalam media dapat lebih mudah diserap oleh miselium

jamur (Genders, 1986).

C. PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian diatas dapat diambil perumusan masalah sebagai

berkut :

1. Bagaiman pengaruh ukuran dan kandungan nutrisi biji terhadap

pertumbuhan miselium jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus)

2. Jenis media biji manakah yang menghasilkan pertumbuhan

miselium jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus)

D. TUJUAN

Tujuan dari pelaksanaan program ini:

1. Mengetahui pengaruh ukuran dan kandungan nutrisi biji terhadap

pertumbuhan miselium jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus)

3. Mengetahui media biji manakah yang menghasilkan

pertumbuhan miselium jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus)

E. TARGER LUARAN

Target luaran dari kegiatan Program Kreativitas Mahasiswa Penelitian

(PKMP) ini yaitu diperoleh keterampilan bagi mahasiswa peserta PKMP

dalam melakukan penelitian yang nantinya akan menjadi bekal dalam

penyusunan skripsi dan diperoleh informasi mengenai pemanfaatan biji wijen,

kecipir dan jagung sebagai media pertumbuhan bibit Jamur Pleurotus

ostreatus dan biji yang paling efektif untuk pertumbuhan meselium jamur.

Page 7: Laporan Akhir Pkm

F. KEGUNAAN

Program ini diharapkan akan memberikan kegunaan sebagai berikut:

1. Mengembangkan minat mahasiswa PKM penelitian agar mampu

meghasilkan karya-karya baru dilingkungan masyarakat dalam bidang

ilmupengetahuan ang menjadi keahliannya.

2. Memberikan informasi baru mengenai pemanfaatan biji wijen, kecipir dan

jagung sebagai media bibit jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) untuk

menghasilkan bibit jamur yang lebih baik.

G. TINJAUAN PUSTAKA

Jamur tiram (Pleurotus ostreatus) biasanya ada yang menyebut

dengan oyster mushroom karena mempunyai tangkai dengan tudung yang

tidak tepat berada di tengah dan tidak begitu bulat melainkan menyerupai

cangkang tiram. Ukuran dan warna tudungnya pun bervariasi, tergantung dari

jenisnya. Jamur tiram putih (white oyster), warna tudungnya putih susu

sampai putih kekuningan dan bergaris tengah berkisar 3-14 cm. Jamur tiram

abu-abu, mempunyai tudung abu-abu kecoklatan sampai kuning dan lebarnya

berkisar 6-14 cm. Jamur tiram coklat (tedokihiratake atau abalon), warna

tudungnya keputihan dan sedikit keabuan sampai abu-abu kecoklatan dan

berdiameter 5-13 cm. Jamur tiram pink (pink oyster atau sakura shimeji),

disebut demikian karena tudungnya berwarna kemerahan (Dwidjoseputro,

1978).

Jamur tiram adalah jenis jamur kayu yang memiliki kandungan nutrisi

lebih tinggi dibandingkan dengan jenis jamur kayu lainnya. Jamur tiram

mengandung protein, lemak, fosfor, besi, thiamin dan riboflavin lebih tinggi

dibandingkan dengan jenis jamur lain. Jamur tiram mengandung 18 macam

asam amino yang dibutuhkan oleh tubuh manusia dan tidak mengandung

kolesterol.

Budidaya jamur tiram putih ini telah banyak dikembangkan oleh

sebagian besar masyarakat. Selain karena kandungan nutrisi yang terkandung

di dalamnya tetapi karena juga jamur tiram ini tidak terlalu sulit untuk

Page 8: Laporan Akhir Pkm

dibudidayakan. Menurut Gunawan (2004), budidaya jamur berorientasi untuk

menghasilkan produksi jamur yang tinggi. Produksi jamur yang tinggi ini erat

hubungannya dengan penggunaan media saat dilakukan pembibitan. Berikut

ini beberapa jenis biji-bijian dengan nutrisi yang dikandungnya yang

digunakan sebagai media pembibitan jamur, yaitu sebagai berikut :

1. Biji Wijen

Wijen (Sesamum indicum L.) merupakan komoditas pertanian sangat

yang potensial sebagai penghasil minyak nabati yang dibutuhkan dalam

industry kosmetik, farmasi, makanan, dan lain-lain. Wijen mendapat julukan

The Queen of Oil Seeds Crops, yang mencerminkan bahwa biji wijen

memiliki kandungan gizi yang tinggi dan berdampak positif bagi

konsumennya (Handajani, 2006). Salah satu pemanfaatan wijen adalah dapat

membantu mempercepat reaksi esterifikasi-enzimatis karena biji wijen

banyak mengandung enzim lipase (Suhendra dkk., 2006).

2. Biji kecipir

Kecipir (Psophocarpus tetragonolobus) merupakan tanaman legume

tahunan yang batangnya kembar. Akarnya berumbi dengan bintil-bintil akar

yang besar, daun berlobi tiga, bunganya biru atau putih tumbuh bergerombol

pada ujung cabang. Panjang polongnya 15-25 cm, penampang lintangnya

persegi bersudut dengan empat sayap bergelombang sepanjang polong.

Bijinya berwarna coklat bulat dan mengandung karbohidrat serta 30% protein

kasar.

3. Biji jagung

Jagung adalah tanaman semusim dari famili rumput-rumputan.

Individu tanaman jagung cukup besar dan berbeda dengan kebanyakan

rumpur-rumputan lainnya, biasanya hanya satu atau dua batang tumbuh dari

setiap biji benih. Biji jagung mempunyai bentuk seperti gigi kuda dengan

lekukan khas pada bagian atas. Warna biji pada umumnya berwarna kuning.

Biji jagung mengandung kadar gula yang relatif tinggi, kadar air sekitar 14%,

dan berat 1000 biji sekitar 300-400 gram. Melihat kandungan kadar gula biji

jagung yang relatif tinggi sehingga cocok digunakan sebagai media untuk

pembibitan Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) (Arief et. Al., 2004).

Page 9: Laporan Akhir Pkm

Budidaya jamur tiram dapat dikelola sebagai usaha sampingan

ataupun usaha ekonomis skala kecil, menengah dan besar (industry). Negara-

negara yang telah mengembangkan budidaya jamur tiram sebagai agrobisnis

andalan dan unggulan adalah Cina, Belanda, Spanyol, Prancis, Belgia, dan

Thailand. Negara-negara tersebut termasuk produsen jamur terbesar di dunia.

Seiring dengan popularitas dan memasyarakatnya jamur tiram sebagai

bahan makanan yang lezat dan bergizi, maka permintaan konsumen dan pasar

jamur tiram di berbagai daerah terus meningkat. Kebutuhan konsumsi jamur

tiram meningkat sebanding dengan pertumbuhan jumlah penduduk dan

pendapatan serta perubahan pola konsumsi makanan penduduk dunia.

Negara-negara konsumen penduduk jamur terbesar adalah Amerika Serikat

(AS), Kanada, Jerman, Jepang, Hongkong, Belgia, Inggris, Belanda dan

Italia. Rata-rata konsumsi jamur per kapita penduduk Kanada dan Negara-

negara Eropa melebihi 1,5 kg/kapita/tahun. Sedangka konsumsi rata-rata

penduduk Inggris dan AS masing-masing sekitar 1 kg/kapita/tahun dan 0,5

kg/kapita/tahun.

Pemeliharaan jamur tiram sangat praktis dan sederhana, yaitu dengan

cara menciptakan dan menjaga kondisi lingkungan pemeliharaan (cultivation)

yang memenuhi syarat pertumbuhan jamur tiram. Langkah-langkah

pemeliharaan atau penanaman jamur tiram meliputi persiapan sarana produksi

dan tahapan budidaya.

H. METODE PELAKSANAAN PROGRAM

3. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian akan dilaksanakan selama 3 bulan di Laboratorium

Mikologi, Fakultas Biologi Unsoed Purwokerto.

4. Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi Pleurotus

ostreatus, PDA, streptomychine, alkhohol, akuades, CaCO3 0,5 %, sukrosa

0,25 %, media bibit dari biji wijen, biji, kecipir, dan biji jagung, serta media

tanam jamur (baglog).

1). Media bibit dari biji wijen

Page 10: Laporan Akhir Pkm

Biji wijen direbus dengan kematangan 60 %.

2). Media bibit dari biji kecipir

Biji kecipir yang telah dikeringkan direbus dengan kematangan 60%.

3). Media bibit dari biji jagung

Biji jagung kering direbus dengan kematangan 60 %.

5. Alat

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah cawan petri, tabung

reaksi, pinset, label, cutter, wrapping, botol media, jarum ose, pipet tetes,

penggaris, pembakar Bunsen, aluminium foil, LAF, kertas saring, kapas non

absorben, sarung tangan, masker, timbangan, sprayer, tissue, kertas label,

gunting,dan alat tulis.

4. Prosedur Penelitian

a) Pra penelitian

Pada tahap ini hanya meliputi penyiapan bahan dan alat yang diperlukan

untuk penelitian serta pengurusan perijinan peminjaman laboratorium

yang akan digunakan untuk penelitian.

b) Tahap penelitian

Isolasi tubuh buah

1. Daerah lamela Pleurotus ostreatus yang menyabung dengan

stipe dipotong dengan ukuran 1×1 cm sebanyak dua buah.

2. Potongan lamela dimasukan dalam alkohol 70% selama 10

detik.

3. Potongan dicuci dengan akuades.

4. Potongan ditiriskan pada kertas saring.

5. Potongan diinokulasikan pada media PDA (potongan

diletakan dalam keadaan terbalik).

Inokulasi biakan murni ke dalam media bibit manggunakan

biji wijen

1. Biji wijen direbus dengan kematangan 60%.

2. Biji wijen ditambahkan dengan CaCO3 0,5 % dan sukrosa

0,5%.

3. Biji wijen dimasukan ke dalam botol inokulasi.

Page 11: Laporan Akhir Pkm

4. Isolat yang tersedia dimasukan sebanyak dua plug ke dalam

media biji wijen secara aseptis.

5. Isolat yang telah ditanam diinkubasi selama dua minggu

sehingga tumbuh miselium.

Inokulasi biakan murni ke dalam media bibit manggunakan

biji kecipir

1. Biji kecipir direbus dengan kematangan 60%.

2. Biji kecipir ditambahkan dengan CaCO3 0,5 % dan sukrosa

0,5%.

3. Biji kecipir dimasukan ke dalam botol inokulasi.

4. Isolat yang tersedia dimasukan sebanyak dua plug ke dalam

media biji kecipir secara aseptis.

5. Isolat yang telah ditanam diinkubasi selama dua minggu

sehingga tumbuh miselium.

Inokulasi biakan murni ke dalam media bibit manggunakan

biji jagung

1. Biji jagung direbus dengan kematangan 60%.

2. Biji jagung ditambahkan dengan CaCO3 0,5 % dan sukrosa

0,5%.

3. Biji jagung dimasukan ke dalam botol inokulasi.

4. Isolat yang tersedia dimasukan sebanyak dua plug ke dalam

media biji jagung secara aseptis.

5. Isolat yang telah ditanam diinkubasi selama dua minggu

sehingga tumbuh miselium.).

I. KETERCAPAIAN TARGET LUARAN

Berdasarkan hasil penelitian dieroleh data sebagai berikut :

1. Data Hasil Pengamatan Jagung

Botol Sampel

Tanggal

2 April 4 April 6 April 8 April10

April12

April14

April1. 1 cm 2,87 cm 4,7 cm 5,45 cm 6,4 cm 6,8 cm 7 cm2. 0,7 cm 2 cm 3,5 cm 4,25 cm 4,8 cm 5,25 cm 6 cm3. 0,8 cm 2,5 cm 5,57 cm 5,07 cm 5,7 cm 6 cm 7,5 cm4. 2,9 cm 3,37 cm 5,42 cm 6,32 cm 7 cm 7,2 cm 7,5 cm

Page 12: Laporan Akhir Pkm

5. 2,9 cm 3,37 cm 5,07 cm 5,62 cm 7 cm 7,2 cm 7,5 cm

2. Data Hasil Pengamatan Wijen

Botol Sample

Tanggal

2 April 4 April 6 April 8 April 10 April 12 April14

April1. 0,1 cm 0,5 cm 0,5 cm 0,6 cm 0,75 cm 0,8 cm 1 cm2. 0,42 cm 0,6 cm 0,6 cm 0,75 cm 1 cm 1,125 cm 1,4 cm3. 1,12 cm 1,37 cm 1,82 cm 2 cm 2 cm 2,1 cm 2,5 cm4. 0,6 cm 1,25 cm 1,62 cm 1,8 cm 2 cm 2,12 cm 2,37 cm5. 0,75 cm 1,25 cm 1,55 cm 1,62 cm 1,7 cm 1,85 cm 1,95 cm

3. Data Hasil Pengamatan KecipirBotol

SampleTanggal

2 April 4 April 6 April 8 April 10 April 12 April 14 April1. 0,85 cm 1,71 cm 1,8 cm 1,8 cm 2 cm 2,1 cm 2,25 cm2. 2 cm 2,05 cm 2,1 cm 2,25 cm 2,3 cm 2,35 cm 2,5 cm3. 0,6 cm 1,3 cm 1,35 cm 1,4 cm 1,5 cm 1,7 cm 1,85 cm4. 0,7 cm 1,5 cm 1,7 cm 1,75 cm 1,8 cm 1,85 cm 2 cm5. 0,68 cm 0,96 cm 0,97 cm 1,1 cm 1,15 cm 1,2 cm 1,3 cm

4. Data Hasl Uji Proksimat Media jamur

No. Sampel Parameter Hasil analisis (%)1. Jagung - Protein

- Lemak - Karbohidrat

8,273,6379,45

2. Biji Wijen - Protein- Lemak - Karbohidrat

19,0750,2325,45

3. Kecipir - Protein - Lemak - Karbohidrat

17,1332,8119,58

J. PEMBAHASAN

Berikut ini hasil analisis sidik ragam berdasarkan hasil rata-rata

pertumbuhan miselium pada berbagai perlakuan :

Page 13: Laporan Akhir Pkm

Tabel 3. Analisis sidik ragam

Smbr keragaman

Derajat Bebas

Jumlah Kuadrat

Kuadrat tengan

F-Hit Ftabel 5% 1%

Perlakuan 2 1428,79 714,39 10,76* 3,88 6,93 Galat 12 796,54 66,37       Jumlah 14 2225,34        

Hasil penelitian menunjukan adanya pengaruh nyata terhadap

pertumbuhan miselium jamur pada perlakuan yang berbeda. Media

merupakan tempat dimana terjadi prkembangan organisme. Media yang

digunakan harus sesuai dengan kebutuhan. Penggunaan biji jagung, wijen dan

kecipir merupakan bahan-bahan yang sering dijumpai. Ketiga bahan tersebut

berdasarkan uji proksimat mempunyai kandungan nutrisi yang berbeda-beda.

Media pertumbuhan bibit jamur tiram pada media jagung adalah paling

banyak tumbuh dibandingkan dengan media lain. Selain itu, pertumbuhan

miseliumnya pun lebih cepat dari wijen mapun kecipir, padahal jika

dibandingkan dengan wijen jagung mempunyai ukuran yang lebih besar.

Kecepatan pertumbuhan miselium jamur dapat diketahui dai ukuran rata-rata

pertumbuhan miseliumnya yaitu 4,92 cm selama 2 minggu pada tiap ulangan.

Sedangkan untuk pertumbuhan miselium biji wijen mempunyai ukuran rata-

rata pertumbuhan miselium 1,30 cm selama 2 minggu pada tiap ulangan dan

pada biji wijen mempunyai ukuran rata-rata pertumbuhan miselium 1,61 cm

selama 2 minggu pada tiap ulangan. Data tersebut menunjukan bahwa biji

yang paling efektif untuk pertumbuhan jmiselium jamur adalah media jagung.

Berdasarkan uji proksimat diketahui bahwa jagung memiliki kandungan

karbohidrat paling besar dibandingkan dengan biji-bijian yang lain yaitu

79,45%. Pertumbuhan miselium jamur membutuhkan senyawa organik yang

banyak mengandung sumber karbon, nitrogen dan mineral (Dwidjoseputro,

1978). Sumber karbon ini digunakan sebagai sumber energi dan merupakan

unsur pembentuk struktur jamur. Sumber karbon untuk pertumbuhan jamur

dapat berupa monosakarida, polisakarida, asam organik, alkohol dan lain-lain,

tetapi biasanya jamur menggunakan senyawa organik yang lebih sederhana

agar lebih cepat diabsorbsi (Pelzar dan Chan, 1986).

Page 14: Laporan Akhir Pkm

Dari data hasil penelitian menunjukan bahwa kecipir adalah media

pertumbuhan yang mempunyai kecepatan kedua setelah jangung. Seperti hal

nya jagung, kecipir mempunyai ukuran yang lebih besar dibandingkan

dengan wijen, tetapi mempunyai kecepatan pertumbuhan yang lebih cepat

dari wijen. Kandungan karbohidrat di dalam kecipir hanya 19,58% sedangkan

untuk wijen mempuyai kandungan karbohidrat 25,45%. Hal ini dikarenakan

kandungan lemak di dalam wijen lebih besar dibandingkan kandungan

karbohidratnya yaitu 50, 23% sedangkan kecipir hanya 32,81 dan kandungan

lemak untuk jagung sekitar 3, 63%.

Kandungan lemak yang tinggi dalam media….

K. KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasakan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa :

1. Ukuran media untuk pertumbuhan miselium jamur Pleurotus ostreatus

tidak mempengaruhi kecepatan pertumbuhan miselium tetapi kandungan

nitrisi didalam media yang sangat berpengaruh.

2. Biji yang menghasilkan pertumbuhan miselium jamur Pleurotus ostreatus

paling cepa dan baik adalah jagung.

Saran yang dapat diambil untuk perbaikan penelitian selanjutnya

adalah:

1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan

ulangan yang lebih banyak serta dilakukan uji lanjutan untuk mengetahui

perlakuan yang paling berpengaruh.

2. Ketelitian dan konsistensi dalam mengukur

pertumbuhan miselium jamur agar data yang diperoleh lebih akurat.

L. DAFTAR REFERENSI

Alexopaulus, CJ dan C. W. Mims. 1979. Introductory Mycology Third Edition. John Wiley and Sons Inc. New York.

Arbianti dkk. 2008. Pemafaatan Biji Wijen Sebagai Sumber Enzim Lipase untuk Reaksi Esterifikasi Gliserol-asam Laurat pada Pembuatan

Page 15: Laporan Akhir Pkm

Agen Pengemulsi. Departemen Teknik Kimia. Fakultas Teknik, Universitas Indonesia.

Arief et al.,

Dwidjoseputro, D. 1978. Pengantar Mikologi. Bandung, Alumni.

Genders, R.

Gunawan.

Handajani.

Pelezar, M.J and E. C.S Chan. 1986. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta, Universitas Indonesia.

SinagaSuhendraSuwiaria

M. DOKUMENTASI KEGIATAN

b. Pembuatan media PDA b. Persiapan isolasi

Page 16: Laporan Akhir Pkm

c. Isolasi tubuh buah d. Hasil isolasi tubuh buah

e. hasil isolasi tubuh buah f. Inokulasi jamur pada (kontaminan) media bibit

g. pengukuran pertumbuhan h. Hasil inokulasi pada media miselium bibit berbeda

Page 17: Laporan Akhir Pkm

Hasil peremajaan isolate jamur

Perebusan biji-bijian (media pertumbuhan jamur)

Langkah sterilisasi

Page 18: Laporan Akhir Pkm

Langkah sterilisasi (menggunakan autoklaf)

Isolasi jamur dari F1