28
LAPORAN PRAKTIKUM PEMBUATAN BOKASHI PUPUK KANDANG Dibuat untuk memenuhi salah satu tugas Mata kuliah Biologi Terapan Kelompok 6 : Annisa Puspita R. 2119090021 Dian Soesilawati 2119090060 Eni Maryani 2119090070 Susi Sulastri 2119090201 Wahyu Ardha N. 2119090218 Kelas 4CG PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI 0

Laporan Bokashi Kotoran Ternak 4CG 2013

  • Upload
    uchiw

  • View
    468

  • Download
    10

Embed Size (px)

DESCRIPTION

bokasi kotoran ternak

Citation preview

Page 1: Laporan Bokashi Kotoran Ternak 4CG 2013

LAPORAN PRAKTIKUM

PEMBUATAN BOKASHI PUPUK KANDANG

Dibuat untuk memenuhi salah satu tugas

Mata kuliah Biologi Terapan

Kelompok 6 :

Annisa Puspita R. 2119090021

Dian Soesilawati 2119090060

Eni Maryani 2119090070

Susi Sulastri 2119090201

Wahyu Ardha N. 2119090218

Kelas 4CG

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS GALUH CIAMIS

2013

0

Page 2: Laporan Bokashi Kotoran Ternak 4CG 2013

I. JUDUL PRAKTIKUM

PEMBUATAN BOKHASI PUPUK KANDANG

II. WAKTU DAN TEMPAT

Praktikum pembuatan bokhasi pupuk kandang dimulai pada hari

Rabu, 14 November 2012 pukul 09.00-12.00 WIB sampai Jumat, 11

Januari 2013. Bertempat di Laboratorium Umum Prodi Biologi Fakultas

Kegurun dan Ilmu Pendidikan Universitas Galuh Ciamis.

III. TUJUAN

Tujuan dari praktikum ini adalah:

Mempraktikkan cara pembuatan pupuk bokashi dari kotoran ternak

Membuktikan bahwa aktivator EM4 dapat digunakan untuk

mendekomposisi bahan organik

IV. DASAR TEORI

A. Pupuk Bokashi

Bokashi (Bahan Organik Kaya Akan Sumber Hayati) adalah pupuk

kompos yang dihasilkan dari proses fermentasi atau peragian bahan

organik dengan teknologi EM4 (Effective Microorganisms 4).

Keunggulan penggunaan teknologi EM4 adalah pupuk organik (kompos)

dapat dihasilkan dalam waktu yang relatif singkat dibandingkan dengan

cara konvensional. EM4 sendiri mengandung Azotobacter sp.,

Lactobacillus sp., ragi, bakteri fotosintetik, dan jamur pengurai selulosa.

Bahan untuk pembuatan bokashi dapat diperoleh dengan mudah di sekitar

lahan pertanian, seperti jerami, rumput, tanaman kacangan, sekam, pupuk

kandang atau serbuk gergajian. Namun bahan yang paling baik digunakan

sebagai bahan pembuatan bokashi adalah dedak karena mengandung zat

gizi yang sangat baik untuk mikroorganisme.

Ada beberapa jenis bokashi, yaitu :

1. Bokashi Jerami

Bahan yang digunakan:

1

Page 3: Laporan Bokashi Kotoran Ternak 4CG 2013

a. Jerami sebanyak 10 kg (bisa juga rumput atau tanaman kacangan)

yang telah dipotong-potong sehingga jerami berukuran panjang

sekitar 5-10 cm.

b. Dedak sebanyak 0,5 kg dan sekam sebanyak 10 kg.

c. EM4 sebanyak dua sendok makan (10 ml).

d. Molases atau gula sebanyak dua sendok makan (10 ml) dan air

secukupnya.

Cara pembuatan :

a. Pertama-tama dibuat larutan dari EM4, molasses/ gula dan air

dengan perbandingan 1 ml : 1 ml :1 liter air.

b. Bahan jerami, sekam dan dedak dicampur merata di atas lantai

yang kering.

c. Selanjutnya bahan disiram larutan EM4 secara perlahan dan

bertahap sehingga terbentuk adonan. Adonan yang terbentuk jika

dikepal dengan tangan, maka tidak ada air yang keluar dari

adonan. Begitu juga bila kepalan dilepaskan maka adonan kembali

mengembang (kandungan air sekitar 30%).

d. Adonan selanjutnya dibuat menjadi sebuah gundukan setinggi 15-

20 cm. Gundukan selanjutnya ditutup dengan karung goni selama

3-4 hari. Selama dalam proses, suhu bahan dipertahankan antara

40-500 C. Jika suhu bahan melebihi 500 C, maka karung penutup

dibuka dan bahan adonan dibolak-balik dan selanjutnya gundukan

ditutup kembali.

e. Setelah empat hari karung goni dapat dibuka. Pembuatan bokashi

dikatakan berhasil jika bahan bokashi terfermentasi dengan baik.

Ciri-cirinya adalah bokashi akan ditumbuhi oleh jamur yang

berwarna putih dan aromanya sedap. Sedangkan jika dihasilkan

bokashi yang berbau busuk, maka pembuatan bokashi gagal.

f. Bokashi yang sudah jadi sebaiknya langsung digunakan. Jika

bokashi ingin disimpan terlebih dahulu, maka bokashi harus

dikeringkan terlebih dahulu dengan cara mengangin-anginkan di

2

Page 4: Laporan Bokashi Kotoran Ternak 4CG 2013

atas lantai hingga kering. Setelah kering bokashi dapat dikemas di

dalam kantung plastik.

Penggunaan : Bokashi jerami sangat baik digunakan untuk melanjutkan

proses pelapukan mulsa dan bahan organik lainnya di lahan pertanian.

Bokashi jerami juga sesuai untuk diaplikasikan di lahan sawah.

2. Bokashi Pupuk Kandang

Bahan yang digunakan :

a. Pupuk kandang sebanyak 15 kg.

b. Sekam sebanyak 10 kg dan dedak sebanyak 0,5 kg.

c. Molases atau gula sebanyak dua sendok makan (10 ml).

d. EM4 sebanyak dua sendok makan (10 ml) dan air secukupnya.

Cara pembuatan : Cara pembuatan bokashi pupuk kandang mirip dengan

pembuatan bokashi jerami, hanya jerami digantikan dengan pupuk

kandang.

Penggunaan: Penggunaan bokashi pupuk kandang sama dengan

penggunaan bokashi jerami. Selain itu bokashi pupuk kandang baik untuk

digunakan di dalam pembibitan tanaman. Dalam hal tersebut bokashi

pupuk kandang diaplikasikan dengan tanah pada perbandingan 1:1.

3. Bokashi Pupuk Kandang Ditambah Arang

Bahan yang digunakan :

a. Pupuk kandang sebanyak 10 kg, dedak sebanyak 0,5 kg, arang

sekam/arang serbuk gergaji sebanyak 5 kg.

b. Molases\gula sebanyak dua sendok makan (10 ml).

c. EM4 sebanyak dua sendok makan (10 ml) dan air secukupnya.

Cara pembuatan : Cara pembuatan bokashi pupuk kandang ditambah

arang mirip dengan pembuatan bokashi jerami, hanya jerami digantikan

dengan kotoran hewan (pupuk kandang) dan arang sekam\arang serbuk

gergaji.

3

Page 5: Laporan Bokashi Kotoran Ternak 4CG 2013

4. Bokashi Pupuk Kandang Ditambah Tanah

Bahan yang digunakan :

a. Pupuk kandang sebanyak 5 kg dan tanah sebanyak 10 kg.

b. Arang sekam\arang serbuk gergaji sebanyak 5 kg dan dedak halus

sebanyak 5 kg.

c. Molases/gula sebanyak dua sendok makan (10 ml).

d. EM4 sebanyak dua sendok makan (10 ml) dan air secukupnya.

Cara pembuatan : Cara pembuatan bokashi pupuk kandang tanah mirip

dengan pembuatan bokashi pupuk kandang-arang, hanya perlu

ditambahkan tanah.

Penggunaan: Bokashi pupuk kandang-tanah baik untuk digunakan di

dalam pembibitan tanaman. Dalam hal tersebut bokashi pupuk kandang

cukup dicampur dengan tanah pada perbandingan 1:1.

5. Bokashi Ekspres (24 jam)

Bahan yang digunakan :

a. Jerami kering, daun kering, serbuk gergajian dan bahan lainnya

sebanyak 10 kg.

b. Pupuk kandng sebanyak 5 kg dan dedak sebanyak 1 kg.

c. Molases\gula pasir sebanyak dua sendok makan (10 ml).

d. EM4 sebanyak dua sendok makan (10 ml) dan air secukupnya.

Cara pembuatan : Cara pembuatan bokashi ekspres sama dengan cara

pembuatan bokashi pupuk kandang-tanah, hanya bahan-bahan yang akan

difermentasikan dicampur dengan bokashi yang sudah jadi dan dedak

secara merata. Proses fermentasi hanya berlangsung selama 24 jam dan

sesudahnya bahan dapat diaplikasikan sebagai pupuk organik.

Penggunaan : Bokashi ekspres sangat baik untuk dijadikan mulsa pada

pertanaman sayuran dan buah-buahan.

Cara penggunaan :

1. Untuk lahan tegalan dan sawah

4

Page 6: Laporan Bokashi Kotoran Ternak 4CG 2013

Penggunaan bokashi untuk setiap meter perseginya adalah sekitar 3-4

genggam bokashi, kecuali pada tanah yang kurang subur dapat dilebihkan.

Bokashi disebar merata di atas permukaan tanah. Pemberian dapat juga

dilakukan dengan cara mencampur bokashi dan tanah. Hal ini dapat

dilakukan pada waktu pengolahan tanah. Sedangkan pada tanah sawah

pemberian bokashi dilakukan saat pembajakan dan setelah tanaman

berumur 14 hari dan 30 hari.

2. Untuk tanaman buah-buahan

Bokashi disebar secara merata di permukaan tanah atau di sekitar daerah

perakaran. Selanjutnya larutan EM4 disiramkan dengan dosis 2 ml per

liter air setiap dua minggu sekali.

3. Untuk pembibitan

Lahan yang akan dijadikan sebagai tempat pembibitan disiram dengan

larutan EM4 dengan dosis 2 ml per liter air. Selanjutnya lahan dibiarkan

selama satu minggu sebelum lahan siap untuk digunakan.

B. Kegunaan Lain EM4

Selain untuk pembuatan bokashi, EM4 dapat juga digunakan

sebagai pestisida organic seperti EM5, super EM5, EMRAS dan pestisida

alami dari ekstrak tanaman. EM5 digunakan sebagai pestisida untuk

penanggulangan hama dan penyakit tahap awal. Sedangkan Super EM5

digunakan untuk menanggulangi hama dan penyakit pada tahap kronis.

1. EM5 dan Super EM5

Bahan yang digunakan :

a. Molases/gula, cuka makan/cuka aren 5%, alcohol 40% masing-

masing sebanyak 100 ml.

b. EM4 100 ml dan air sebanyak 1 liter. (Khusus untuk pembuatan

super EM5 tidak digunakan air).

Cara pembuatan :

a. Semua bahan dimasukkan ke dalam botol/jerigen. Selama 15 hari

selanjutnya wadah dikocok pada pagi dan sore harinya. Unttuk

5

Page 7: Laporan Bokashi Kotoran Ternak 4CG 2013

membebaskan gas yang terbentuk selama proses fermentasi, tutup botol

dibuka sebentar.

b. Kegiatan pengocokan dihentikan pada hari ke 15 setelah tidak ada lagi

gas yang terbentuk. Selanjutnya dibiarkan selama tujuh hari. Selanjutnya

EM5 dapat digunakan.

Dosis pemakaian :

a. EM5: 10-50 ml (2-10 sdm)/l air + 10-50 ml molasses.

b. Super EM5: 5 ml (1 sdm)/l air + 5 ml molasses.

Waktu pengaplikasian : Waktu pengaplikasian EM5 dan super EM5

sebaiknya dilakukan pada sore hari. EM5 dan super EM5 digunakan

paling lama tiga bulan.

2. EMRAS (EM4 dengan air beras)

Bahan yang digunakan : Bahan yang digunakan terdiri dari air beras

sebanyak 1 l, molasses\gula sebanyak 10 ml dan EM4 sebanyak 10 ml (2

sdm).

Cara pembuatan dan aplikasi : Bahan-bahan tersebut di atas

dicampurkan semuanya dan selanjutnya dibiarkan selama dua hari.

Setelah itu EMRAS dapat diaplikasikan. Namun EMRAS harus sudah

habis diaplikasikan pada hari ketiga (satu hari setelah proses pembuatan

selesai). Selain sebagai pestisida, EMRAS dapat juga digunakan sebagai

pupuk.

Dosis pemakaian:

Dosis yang digunakan adalah 5 ml/l air.

3. Pestisida Alami dari Ekstrak Tanaman

Bahan yang digunakan :

a. Daun legum/kacang-kacangan (kacang babi), terutama yang masih

muda.

b. EM4 sebanyak 20 ml/l air.

Cara pembuatan : Daun-daunan dicincang dan selanjutnya diberi larutan

EM4. Bahan selanjutnya direndam selama 3-5 hari. Selama direndam

6

Page 8: Laporan Bokashi Kotoran Ternak 4CG 2013

bahan ditutupi dengan plastik hitam. Setelah lima hari larutan dapat

digunakan sebagai pestisida.

Dosis pemakaian : Dosis pemakaian adalah 5 ml/l air.

V. ALAT DAN BAHAN

Alat :

- Karung

- Ember

- Pengaduk

- Gelas ukur

- Timbangan

- Sarung tangan

- Kantung plastik

- Soil tester

- Thermometer

Bahan pembuatan pupuk kandang organik dengan takaran 5kg :

- Kotoran hewan 4kg

- Dedak 1kg

- EM4 20ml

- Air 50ml

VI. CARA KERJA

a. Mencampurkan kotoran hewan dengan dedak secara merata

b. Air dan EM4 dimasukkan ke dalam adonan dengan takaran yang

telah ditentukan

c. Mencampurkan adonan sampai berbentuk seperti bubur yang agak

padat. Sehingga jika adonan yang terbentuk dikepal dengan tangan,

maka tidak ada air yang keluar dari adonan. Begitu juga bila kepalan

dilepaskan maka adonan kembali mengembang (kandungan air

sekitar 30%).

d. Memasukan adonan yang telah jadi ke dalam ember lalu tutup

dengan rapat

7

Page 9: Laporan Bokashi Kotoran Ternak 4CG 2013

e. Proses fermentasi pupuk kompos terjadi di dalam adonan, ditandai

dengan kenaikan suhu/temperatur adonan. Selama dalam proses,

suhu bahan dipertahankan antara 40-50 oC. Jika suhu bahan melebihi

50oC, maka penutup dibuka, bahan adonan dibolak-balik, dan

selanjutnya adonan ditutup kembali.

f. Mengecek adonan secara berkala hingga adonan tersebut pada

kondisi bila dipegang tidak lengket, tidak berbau, tidak terasa panas,

dilihat berwarna lebih gelap dan sedikit mengkilat.

g. Pupuk yang sudah mencapai kondisi pada point (f) menandakan

pupuk tersebut sudah jadi. Selanjutnya dilakukakan pengayakan

menggunakan ayakan bambu lalu dijemur di bawah terik matahari

sampai kadar airnya berkurang.

h. Pupuk dikemas dan siap digunakan.

VII. HASIL PENGAMATAN

Tabel 1.1

Hasil Pengamatan Pupuk Bokashi Kotoran Ternak

Diukur dalam Beberapa Parameter

NO TANGGAL pHKADAR AIR (%)

SUHU(0C)

Warna Bau Struktur

1.14 Nov 2012

4 80 31

Belum ada perubahan, masih tampak seperti warna kotoran kambing (coklat tua)

Bokashi tidak berbau

Bentuk bulat, belum ada perubahan.

215 Nov 2012

3,5 95 42

Belum ada perubahan, masih tampak seperti warna kotoran kambing (coklat tua)

Bokashi tidak berbau

Bentuk bulat, belum ada perubahan.

3.17 Nov 2012

5,6 84 46

Belum ada perubahan, masih tampak seperti warna kotoran kambing (coklat tua)

Bokashi berbau menyengat

Belum terjadi perubahan bentuk, masih bulat. Bokashi lembab dan menjadi lebih padat

8

Page 10: Laporan Bokashi Kotoran Ternak 4CG 2013

4.20 Nov 2012

6,4 82 42

 Belum terjadi perubahan, masih berwarna coklat

Bokashi berbau menyengat

Belum terjadi perubahan bentuk, masih bulat. Bokashi lembab dan menjadi lebih padat

5.26 Nov 2012

6,7 40 30

Warna coklat lebih gelap

Bau sudah berkurang

Sebagian kecil sudah hancur, masih banyak yang tidak mengalami perubahan bentuk. Bokashi masih lembab.

6. 04 Des 20125,25

58 28

Warna coklat lebih gelap

Bau sudah berkurang

Sebagian kecil sudah hancur, masih banyak yang tidak mengalami perubahan bentuk. Bokashi lembab .

7. 20 Des 2012 4,9 48 28

 Warna coklat kehitaman

Bokashi sudah tidak berbau

Sebagian besar sudah hancur. Bokashi sudah lebih kering

8. 05 Jan 2013 4,5 40 26

Warna coklat kehitaman seperti tanah

Bokashi sudah tidak berbau

Bokashi bagian tengah dan bawah sudah hancur sempurna (lalu diayak). Akan tetapi, sebelah atas masih berbentuk bulat (diberi EM4 lagi).

9. 10 Jan 2013 4,5 38 26

Warna coklat kehitaman seperti tanah

Bokashi sudah tidak berbau

Bokashi yang tadi diberi EM4 lagi, bentuknya sudah hancur sempurna.

Sumber : Hasil Pengamatan Kelompok 6 Kelas 4CG FKIP BIO UNIGAL 2013

9

Page 11: Laporan Bokashi Kotoran Ternak 4CG 2013

Tabel 1.2

Hasil Pengukuran Keadaan Awal dan Akhir

Pembuatan Bokashi Kotoran Hewan

Parameter yang diamati

Kondisi Awal(14 Nov 2012)

Kondisi Akhir(11 Jan 2013)

1. Massa (kg) Basah 5 4 Kering - 3

2. Kadar Air (%) 80 353. Suhu (0C) 31 264. Ph 4 5,85. Warna Coklat Coklat kehitaman (seperti

tanah)6. Bau Bau kotoran kambing Tidak berbau7. Struktur Bulat Remah/gembur

Sumber : Hasil Pengamatan Kelompok 6 Kelas 4CG FKIP BIO UNIGAL 2013

VIII. PEMBAHASAN

Bokashi adalah pupuk kompos yang dihasilkan dari proses fermentasi

atau peragian bahan organik dengan teknologi EM4 (Effective

Microorganisms 4). Keunggulan penggunaan teknologi EM4 adalah pupuk

organik (kompos) dapat dihasilkan dalam waktu yang relatif singkat

dibandingkan dengan cara konvensional. EM4 sendiri mengandung

Azotobacter sp., Lactobacillus sp., ragi, bakteri fotosintetik dan jamur

pengurai selulosa (Habibi, 2008).

Bahan untuk pembuatan bokashi dapat diperoleh dengan mudah di

sekitar lahan pertanian, seperti kotoran ternak (sapi, kambing, ayam), jerami,

rumput, tanaman kacang-kacangan, sekam, pupuk kandang atau serbuk

gergajian. Namun bahan yang paling baik digunakan sebagai bahan

pembuatan bokashi adalah dedak karena mengandung zat gizi yang sangat

baik untuk mikroorganisme (Habibi, 2008). Dalam pembuatan Bokashi kali ini

kelompok kami menggunakan bahan baku kotoran ternak yaitu kotoran

kambing yang memiliki rasio C/N 20:1 (Habibi, 2008). Dedak digunakan

sebagai bahan tambahan dan mengatur kadar air Bokashi agar tidak terlalu

basah.

Massa Bokashi yang kelompok kami buat totalnya adalah 5 Kg.

Menurut Habibi, 2008 berlangsungnya proses pengomposan akan lebih

10

Page 12: Laporan Bokashi Kotoran Ternak 4CG 2013

cepat dan lebih baik jika ukuran bahan baku yang dikomposkan diperkecil..

Dengan memperkecil ukuran bahan baku, mikroorganisme akan lebih mudah

beraktivitas mengolah dan membentuk koloni pada substrat dibandingkan

dengan bahan dengan ukuran besar. Selain itu ukuran yang kecil akan

meningkatkan porositas tumpukan bahan dan memperlancar masuknya

oksigen kedalam tumpukan bahan.

Pada percobaan yang kami lakukan terjadi sedikit kendala. Bokashi

yang berada di bagian tengah hancur sempurna dengan kondisi kelembaban

yang baik, sedangkan pada bagian bawah, walaupun sudah hancur

sempurna, kadar airnya sangat tinggi. Hal lain adalah pada bagian atas

bokashi teksturnya masih bulat, walaupun warnanya sudah hitam seperti

tanah. Untuk menyiasati keadaan tersebut, kami melakukan pengayakan

pada bokasi sehingga untuk yang masih memiliki tekstur bulat padat kami

menambahkan EM4 lagi. Pada pupuk yang sudah berhasil diayak kemudian

kami jemur sampai kadar airnya berkurang. Sedangkan pada pupuk yang

kami beri EM4 lagi, butuh waktu 5 hari agar teksturnya menjadi lebih halus

seperti tanah. Selanjutnya diayak dan dijemur di bawah terik matahari dan

hasilnya disatukan dengan bokashi yang sudah jadi sebelumnya.

Dari hasil pengamatan, diperoleh:

Massa basah bokashi basah menyusut menjadi 4kg (2,5kg dan 1,5kg)

dan masaa keringnya sebanyak 3kg (2kg dan 1kg) dengan sisa

sebanyak 0.3kg. Sehingga hasil rendemen sebesar 36

x 100 %=50 %,

prosentase sisa sebesar 0,36

x 100%=5%, dan penyusutannya sebesar

(6−3,3)6

x100 %=45 %.

Pada proses pengomposan, kadar air awal bahan Bokashi adalah 80%.

Kondisi kadar air selama pengomposan terus meningkat hingga

mencapai 100% karena adanya aktivitas mikroorganisme dalam bahan

Bokashi menyebabkan terdapat uap air dalam bahan Bokashi. Kondisi

kadar air seperti itu harus dipertahankan saat berlangsungnya

pengomposan agar mikroorganisme dalam kompos dapat bekerja

dengan baik dan tidak mati. Kadar air yang sesuai sangat membantu

pergerakan mikroba dalam bahan, transportasi makanan untuk mikroba,

dan reaksi kimia yang ditimbulkan oleh mikroba.

11

Page 13: Laporan Bokashi Kotoran Ternak 4CG 2013

Apabila kadar air terlalu banyak dapat menyebabkan bahan semakin

padat, melumerkan sumber makanan bagi mikroba dan dan

menghalangi masuknya O2 ke dalam bahan. Namun jika air terlalu

sedikit maka bahan baku akan menjadi kering dan tidak mendukung

kehidupan mikroba. Selain itu, untuk menjaga kadar air kompos

disimpan di tempat teduh dan terlindung dari air hujan maupun sinar

matahari langsung. Hujan dapat menyebabkan kadar air berlebihan dan

sinar matahari dapat menyebabkan penguapan sehingga kadar air

terlalu sedikit. Pada saat pengomposan juga timbul belatung, hal ini

mungkin ditularkan dari Soil Tester yang digunakan untuk mengukur

secara bersama-sama sehingga spora belatung tersebut mungkin

menempel di Soil Tester. Namun hal ini dapat diatasi dengan cara

menjemur bahan bokashi agar bellatung tersebut mati.

Suhu yang terukur pada Bokashi kotoran ternak yang kami buat terus

meningkat dari awal pengomposan hingga mencapai suhu maksimum

46 oC yaitu pada tanggal 17 November 2011, selanjutnya suhunya

menurun hingga dicapai suhu akhir 26 oC. Suhu ini tergolong suhu ideal

dalam pembuatan kompos Bokashi. Suhu yang terlalu rendah akan

dapat mengakibatkan aktivitas mikroorganisme menurun, hal ini dapat

diatasi dengan menambahkan lagi aktivator. Begitu pula jika kondisi

suhu bahan terlalu tinggi maka proses pengomposan juga akan

terganggu. Suhu yang terlalu tinggi ini dapat diatasi dengan cara

membalik-balikkan bahan.

Pengukuran pH awal menunjukan pH asam yaitu 4, selama proses

pengomposan keadaan pH relatif stabil, dalam arti tidak naik atau turun

secara signifikan, yaitu berkisar antara 3,5-6,7. Untuk mengatasi pH

yang asam dapat ditambahkan kapur pada bahan atau dengan cara

membolak-balik bahan kompos untuk mempertahankan kondisi pH agar

tetap netral.

Struktur Bokashi pada awal pengomposan berupa bulatan-bulatan kecil

sebagaimana bentuk kotoran kambing, berwana coklat dan tidak

berbau. Selama proses pengomposan aktivitas mikroorganisme dalam

bahan kompos bokashi diuraikan sedikit demi sedikit sehingga menjadi

hancur dan di akhir pengomposan bentuknya berupa remah dan

gembur. Bau Bokasi pun selama pengomposan sangat menyengat

12

Page 14: Laporan Bokashi Kotoran Ternak 4CG 2013

karena reaksi kimia akibat aktivitas mikroorganisme tersebut akan

menghasilkan Amonia, H2S, CH4, alkohol, CO2, H2, Asam organik dan

Fenol. Warnanya pun menjadi coklat kehitaman seperti tanah dan sudah

tidak berbau.

IX. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengamatan selama proses pengomposan, maka

dapat disimpulkan:

Aktivator EM4 dapat digunakan untuk mendekomposisi bahan

organik dan membuat pupuk bokashi dalam waktu yang relatif

singkat yaitu dua bulan.

Proses pengomposan dapat menyebabkan penyusutan bahan

sebanyak 40%

Hasil akhir pupuk kompos bokashi memiliki struktur remah/gembur,

berwarna coklat kehitaman dan tidak berbau

X. DAFTAR PUSTAKA

Habibi, Lafran. 2008. Pembuatan Pupuk Kompos dari Limbah Rumah

Tangga. Bandung: Titian Ilmu.

Mugni, Ali. 2009. Cara Membuat Pupuk Cair dari Sabut Kelapa

(diakses dari

http://www.manyaran.wonogiri.org/2009/01/27/kumpulan-resep-

pupuk-organik tanggal 21 Oktober 2011)

Simanungkalit, R. D.M. et al. 2009. Pupuk Organik dan Pupuk Hayati

(Organic Fertilizer and Biofertilizer). Bogor: Balai Besar

Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian

13

Page 15: Laporan Bokashi Kotoran Ternak 4CG 2013

LAMPIRAN

14

Pencampuran Bahan

Pengayakan Pertama

Penjemuran Pendinginan setelah dijemur

Page 16: Laporan Bokashi Kotoran Ternak 4CG 2013

15

Pengayakan Ke-2

Penimbangan Dan Pengemasan

Page 17: Laporan Bokashi Kotoran Ternak 4CG 2013

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur tercurah ke hadirat Allah SWT., karena berkat rahmat

dan ridhonya penyusun dapat menuliskan sebuah goresan kecil yang akan

selalu menjadi pengalaman berharga di kehidupan mendatang. Sholawat dan

salam terlimpah kepada baginda agung Nabi Muhammad SAW sebagai

sumber inspirasi penyusun dalam setiap langkah yang penyusun jalani.

Penyusunan laporan ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu tugas

mata kuliah Biologi Terapan FKIP Biologi Universitas Galuh Ciamis.

Penyusun telah berusaha secara optimal dan mempersembahkan yang

terbaik namun bukan sesuatu yang sempurna. Itu semua karena kedangkalan

dan keterbatasan ilmu pengetahuan yang penyusun miliki. Oleh karena itu,

kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca, penyusun harapkan

demi perbaikan di masa yang akan datang.

Dalam penyusunan makalah ini terdapat banyak halangan dan rintangan

yang penyusun hadapi. Tetapi berkat kerja keras, keuletan, motivasi, dan

bantuan dari berbagai pihak akhirnya penyusun dapat menyelesaikan laporan

ini. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penyusun ingin

menyampaikan rasa terimakasih kepada :

1. Hj Jety Rachmawati, Ir., M.P. selaku salah satu dosen mata kuliah

Bologi Terapan yang telah memberikan tugas ini, semoga tugas ini

menjadi bermanfaat kedepanya.

2. Kedua orang tua yang senantiasa memberikan dukungan dan doanya

untuk keberhasilan dalam segala hal.

3. Rekan-rekan FKIP Universitas Galuh Ciamis Program Studi Pendidikan

Biologi kelas 2C dan 2G atas kekompakannya dalam pelaksanaan

praktikum, sehingga dapat berjalan dengan lancar.

4. Semua pihak yang tidak dapat penyusun sebutkan satu persatu yang

telah membantu penyusun baik berupa moril maupun materil dalam

penyusunan laporan ini. Semoga dorongan, bimbingan, bantuan, dan

dukungan yang telah diberikan mendapat imbalan yang sesuai dari

Allah SWT.

16i

Page 18: Laporan Bokashi Kotoran Ternak 4CG 2013

Terselip kata dan sedikit harapan semoga laporan ini dapat bermanfaat

untuk penyusun khususnya, pembaca pada umumnya, dan apa yang telah kita

lakukan mendapat balasan dan ridho serta berkah dari Allah SWT.

Amiin.

Ciamis, Januari 2013

Penyusun

17ii

Page 19: Laporan Bokashi Kotoran Ternak 4CG 2013

DAFTAR ISI

Halaman

Kata Pengantar............................................................................. i

Daftar Isi...................................................................................... iii

I. Judul Praktikum................................................................. 1

II. Waktu dan Tempat............................................................. 1

III. Tujuan................................................................................ 1

IV. Dasar Teori......................................................................... 1

V. Alat dan Bahan................................................................... 7

VI. Cara Kerja.......................................................................... 7

VII. Hasil Pengamatan............................................................... 8

VIII. Pembahasan........................................................................ 10

IX. Kesimpulan ....................................................................... 13

X. Daftar Pustaka.................................................................... 13

Lampiran...................................................................................... 14

18iii