Laporan eksplorasi medan potensial bumi

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/22/2019 Laporan eksplorasi medan potensial bumi

    1/10

    Laporan EASANALISA dan PENGOLAHAN DATA MAGNETIK

    EKSPLORASI MEDAN POTENSIAL BUMI

    Syarifuddin H1110100057

  • 7/22/2019 Laporan eksplorasi medan potensial bumi

    2/10

    Table 1. data sayatan manual pada peta magnetic

    no X(m) TotalField(nT)

    1 0 -350

    2 4500 -250

    3 6000 -150

    4 8200 -50

    5 9300 150

    6 13000 -50

    7 14000 50

    8 17000 150

    9 18000 50

    10 20000 -50

    11 20800 -150

    12 21200 -5013 22200 -150

    14 23000 -250

    15 23300 -350

    16 26300 -250

    17 29300 -150

    18 31200 -50

    19 32000 50

    20 32500 150

    21 33200 250

    22 35800 150

    23 36300 250

    24 37400 50

    25 38200 -50

    26 38500 150

    27 39000 -50

    28 39200 -50

    29 39700 150

    30 40000 250

    31 46800 150

    32 57200 250

    33 61600 250

    34 62700 50

    35 63400 -50

    36 67900 -150

  • 7/22/2019 Laporan eksplorasi medan potensial bumi

    3/10

    Stelah dilakukan sayatan dan pengukuran maka data didapatkan seperti table diatas ,

    kemudian dilakukan pengolahan data dengan menggunakan program MAG2D. Modul yang

    dirancang dalam matlab tersebut dapat memodelkan bawah permukaan dengan metode

    inversi. Metode inversi merupakan metode yang bertujuan memodelkan berdasarkan

    pendekatan matematik yang dilakukan untuk mendapatkan parameter-parameter fisis yanglain.

    Proses pertama yang dilakukan untuk menganalisa data di atas adalah dengan mencari model

    awal dari kuva hubungan anata jarak dengan nilai medan magnet total. Dibawah ini adalah

    grafik yang didapatkan yaitu hubungan antara jarak dengan nilai medan magnet total.

    Grafik yang didapatkan diatas masih terlihat kurang halus yang artinya bahwa grafiktersebut masih memiliki range yang kurang stabil, Terlihat bahwa bentuk grafiknya banyak

    yang memiliki puncak dan lembah hanya pada satu titik. Hal ini terjadi karena metode

    penyayatan yang dilakuakan cenderung berdasarkan subjektifitas. Sehingga perlu dilakukan

    filtering data agar data yang akan di inversikan terlihat jelas dan terdapat anomali yang

    memudahkan dalam proses interpretasi.

    Grafik 1.1 hubungan antara jarak dan medan magnet total

  • 7/22/2019 Laporan eksplorasi medan potensial bumi

    4/10

    Proses inversi dilakuakan dengan memasukkan data observasi sebagai data utama.

    Kemudian diberikan parameter-parameter pendukung seperti sudut nilai IGRF,inklinasi dandeklinasi. Berikut ini merupakan hasil dari infersi yang telah dilakuakan.

    Grafik 1.2 hasil filter

  • 7/22/2019 Laporan eksplorasi medan potensial bumi

    5/10

    Dari hasil inversi diatas terlihat bahwa pemodelan dengan perhitungan matematik dapat

    menghasilkan model nilai suseptibilitas pada suatu kedalaman tertentu. Dengan demikian hasil

    inversi ini memberikan informasi tentang material penyusun dari daerah penelitian. dan dapat

    dilihat bahwa nilai suseptibilitas yang didapatkan dari proses inversi yang telah dilakukan

    berkisar pada jarak 10-35 m. Dari perbedaan anomali yang didapatkan dari data observasi dandata perhitungan matematik terlihat bahwa didaerah anomali terdapat nilai suseptibilitas yang

    berbeda dengan lingkungan sekitar. Besar nilai suseptibilitasnya sekitar 120x10-3m3/kg dan

    55x10-3pada kedalaman 10 sampai 20 m dibawah permukaan. Dengan nilai yang berkisar

    tersebut maka dapat disimpulkan bahwa dimungkingkan daerah tersebut merupakan daerah

    dengan struktur pelapisan dengan bahan diamagnetik.

  • 7/22/2019 Laporan eksplorasi medan potensial bumi

    6/10

    Pengolahan Data Magnetik

    Analisa data magnetik di sekitar dearah manifestasi panas bumi, desa segaran ini dimulai

    dengan mengolah data mentah yang dihasilkan dari pengukuran di lapangan berupa besarnya magnetiktotal, noise dan waktu pengambilan data. Data tersebut dikoreksi dengan IGRF (InternationalGeomagnetic Rich Field) dan variasi harian (diurnal variation) medan magnet bumi. Kemudiandilakukan kontinuasi ke atas dan hasilnya digunakan untuk pemisahan anomali lokal dan regional.Interpretasi Kualitatif digunakan hasil pemisahan anomali lokal, reduksi ke kutub, transformasi

    pseudogravitasi dan gradien horisontal.

    4.1 Koreksi Diurnal

    Terdapat osilasi cepat dengan amplitudo kecil dalam medan magnet bumi yang disebut variasiharian (diurnal variation). Koreksi diurnal (variasi harian) adalah penyimpangan intensitas medan

    magnet bumi yang disebabkan oleh adanya perbedaaan waktu pengukuran dan efek sinar mataharidalam satu hari. Koreksi diurnal dapat diperoleh dengan menghitung variasi intensitas medan magnet

    total pada titik ikat (base station) awal dikurangi dengan harga pengukuran selanjutnya pada titik ikat,dengan menggunakan perumusan sebagai berikut:

    (4.1)

    dengan :H = intensitas medan magnet total

    t = waktuindeks D = diurnal (harian)

    indeks n = nomor dataindeks aw = data awal (data pertama di base station)indeks ak = data akhir (data akhir di base station).Data hasil pengukuran medan magnetik total dan koreksinya pada Lampiran 1.

    4.2 Koreksi IGRF

    Koreksi ini dilakukan untuk menghilangkan pengaruh yang berasal dari medan magnet utamadan medan magnet luar. Tujuan dari survei medan magnet ini untuk mendapatkan anomali medanmagnet lokal, sedangkan data yang diperoleh dari pengukuran merupakan medan magnet total hasilsumbangan daritiga komponen dasar medan magnet, yaitu medan utama (main field), medan luar (external field), dan

    medan observasi lokal. Untuk itu perlu dihilangkan pengaruh - pengaruh yang berasal selain darianomali medan magnet lokal.

    Harga IGRF secara matematis merupakan suatu ketetapan yang dilakukan perubahan setiaplima tahun sekali. Nilai IGRF diestimasi dengan Software dihttp://www.ngdc.nooa.gov/geomagmodels/struts/CSVFile dengan input berupa lokasi tempatpengukuran, waktu pengukuran dan ketinggian tempat pengukuran. Hasil estimasi ini didapatkan nilai

    IGRF sebesar 44,954.5 nT dengan sudut inklinasi dan diklinasi berturut-turut sebesar -7.12 dan 10.03.Nilai IGRF digunakan untuk koreksi normal sedangkan nilai Inklinasi dan deklinasi magnetik inidigunakan pada estimasi lebih lanjut; reduksi bidang datar dan reduksi ke kutub.

    Anomali Magnetik

    Setelah melakukan pengukuran data magnetik total, maka data tersebut dipetakan

    menjadi peta kontur dengan menggunakan programsurfer 8.Dari peta kontur ini dapat dilihat bahwanilai medan magnet yang terukur dengan nilai terendah 0 nT dan nilai tertinggi 96000 nT. Data lapangan

  • 7/22/2019 Laporan eksplorasi medan potensial bumi

    7/10

    yang telah dikoreksi dengan menggunakan variansi Harian dan medan magnet utama bumi (IGRF)menghasilkan peta anomali magnetik wilayah pengukuran.

    Gambar Peta kontur anomali magnetik terkoreksi Variasi harian dan IGRF

    Pemisahan Efek Lokal-Regional

    Kontinuasi keatas dilakukan terhadap data anomaly medan magnet total di bidang datar. Secaraumum kontinuasi ini sangat berguna dan merupakan operasi filter. Kontinuasi ini digunakan untuk

    memisahkan anomali lokal terhadap anomali regional. Anomali regional berasosiasi dengan kondisigeologi umum yang dominan di daerah pengukuran, di cirikan dengan anomali frekuensi rendah.

    Sedangkan anomali lokal, atau sering juga disebut sebagai anomali sisa, mengandung kondisi geologisetempat yang telah terdeviasi dari kondisi regionalnya yang biasanya terdapat pada kedalaman yangdangkal.

    Kontinuasi keatas dilakukan pada ketinggian 100 m, 200 m, 500 m .Hasil kontinuasi ke atasdengan ketinggian 100 m, 200 m anomali regional magnetik masih dipengaruhi oleh pengaruh lokal

    karena masih terjadi pasangan positif dan negatif yang relatif banyak. Saat dilakukan kontinuasi ke ataspada ketinggian 500 m, efek dari anomali lokal sudah melemah. Hasil kontinuasi ke atas pada

  • 7/22/2019 Laporan eksplorasi medan potensial bumi

    8/10

    ketinggian 500 m, terlihat bahwa pasangan dipole magnetik yang terbentuk di peta anomali regionalsudah mulai hilang. Sehingga data yang digunakan untuk proses pengolahan selanjutnya adalah datakontinuasi ke atas pada ketinggian 500 m.

    Gambar Anomali regional 100m Gambar Anomali Lokal upward 100m

    Gambar Anomali regional 200m Gambar Anomali Lokal upward 200m

    Gambar Anomali regional 200m Gambar Anomali Lokal upward 200m

  • 7/22/2019 Laporan eksplorasi medan potensial bumi

    9/10

    Reduksi ke Kutub Magnet Bumi

    Data anomali medan magnet total hasil kontinuasi kemudian direduksi ke kutub dengan tujuan

    dapat melokalisasi daerah-daerah dengan anomali maksimum tepat berada diatas tubuh benda penyebab

    anomali, sehingga dapat memudahkan dalam melakukan interpretasi. Reduksi ke kutub dilakukan

    dengan cara membuat sudut inklinasi benda menjadi 90 dan deklinasi 0. Karena pada kutub magnetik

    arah dari medan magnet bumi ke bawah dan arah dari induksi magnetisasinya ke bawah juga. Prosestransformasi reduksi ke kutub dilakukan dengan mengubah arah magnetisasi dan medan utama dalam

    arah vertikal, tetapi masih disebabkan oleh sumber yang sama. Reduksi ini dilakukan dengan

    menggunakan program MagPick sehingga diperoleh peta kontur anomali tereduksi kekutub.

  • 7/22/2019 Laporan eksplorasi medan potensial bumi

    10/10

    Transformasi Pseudogravitasi dan Gradien Horisontal

    Data pseudogravitasi merupakan gambaran analogis data gravitasi untuk benda dengan densitas

    yang memiliki kesebandingan dengan magnetisasi. Nilai kesebandingan yang dipakai adalah 100 kg/m3

    per A/m (Blakely, 1995). Hasil pengolahan data transformasi pseudogravitasi ditunjukan pada