14
LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS Disusun oleh : 1. Ardinal (F1D113002) 2. Aflaha Prima Syarsa (F1D113014) 3. Bizar Fauzi (F1D113035) PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN JURUSAN TEKNIK FAKULTAS SAIN DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS JAMBI SEMESTER GANJIL 2014/2015 Praktikum ke : 5 (lima) Judul Praktikum : Analisis Data Raster Hari/Tanggal : 21 Mei 2015 Lokasi Praktikum : Kampus Unja Mendalo Kelas : Teknik Pertambangan

Laporan GIS Analisis Data Raster

  • Upload
    ardinal

  • View
    919

  • Download
    146

Embed Size (px)

DESCRIPTION

laporan praktikum GIS analisis data raster

Citation preview

LAPORANPRAKTIKUM SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

Disusun oleh :

1. Ardinal (F1D113002)2. Aflaha Prima Syarsa (F1D113014)3. Bizar Fauzi (F1D113035)

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANJURUSAN TEKNIK FAKULTAS SAIN DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS JAMBISEMESTER GANJIL 2014/2015

1. DASAR TEORI

Praktikum ke : 5 (lima)Judul Praktikum : Analisis Data RasterHari/Tanggal : 21 Mei 2015Lokasi Praktikum : Kampus Unja MendaloKelas : Teknik Pertambangan

Data raster (atau disebut juga dengan sel grid) adalah data yang dihasilkan dari sistempenginderaan jauh. Pada data raster, objek geografis direpresentasikan sebagai struktur sel grid yang disebut dengan pixel (picture element).

Pada data raster, resolusi (definisi visual) tergantung pada ukuran pixel-nya. Dengankata lain resolusi pixel menggambarkan ukuran sebenarnya dari permukaan bumi yang diwakili oleh setiap pixel pada citra. Semakin kecil ukuran permukaan bumi yang direpresentasikan oleh satu sel, semakin tinggi resolusinya. Data raster sangat baik untuk merepresentasikan batas-batas yang berubah secara gradual, seperti jenis tanah, kelembaban tanah, vegetasi, suhu tanah dan sebagainya. Keterbatasn utama dari data raster adalah besarnya ukuran file, semakin tinggi resolusi grid-nya semakin besar pula ukuran filenya dan sangat tergantung pada kapasitas perangkat keras yang tersedia.

Data vektor adalah data yang direkam dalam bentuk koordinat titik yang menampilkan, menempatkan dan menyimpan data spasial dengan menggunakan titik, garis atau area (polygon) . Ada tiga tipe data vector (titik, garis, dan polygon) yang bisa digunakan untuk menampilkan informasi pada peta. Titik bisa digunakan sebagai lokasi sebuah kota atau posisi tower radio. Garis bisa digunakan untuk menunjukkan route suatu perjalanan atau menggambarkan boundary. Poligon bisa digunakan untuk menggambarkan sebuah danau atau sebuah Negara pada peta dunia. Dalam format vektor, bumi direpresentasikan sebagai suatu mosaik dari garis (arc/line), poligon (daerah yang dibatasi oleh garis yang berawal dan berakhir pada titik yang sama), titik/ point (node yang mempunyai label), dan nodes (merupakan titik perpotongan antara dua baris). Setiap bagian dari data vector dapat saja mempunyai informasi-informasi yang bersosiasi satu dengan lainnya seperti penggunaan sebuah label untuk menggambarkan informasi pada suatu lokasi. Peta Vektor terdiri dari titik, garis, dan area polygon.

Masing-masing format data mempunyai kelebihan dan kekurangan. Pemilihan format data yang digunakan sangat tergantung pada tujuan penggunaan, data yang tersedia, volume data yang dihasilkan, ketelitian yang diinginkan, serta kemudahan dalam analisa. Data vector relative lebih ekonomis dalam hal ukuran file dan presisi dalam lokasi, tetapi sangat sulit untuk digunakan dalam komputasi matematik. Sedangkan data raster biasanya membutuhkan ruang penyimpanan file yang lebih besar dan presisi lokasinya lebih rendah, tetapi lebih mudah digunakan secara matematis.

kelebihan dan kekurangan data raster dan vektor

1. Data RasterKelebihan Data Raster:

a. Memiliki struktur data yang sederhanab. Mudah dimanipulasi dengan menggunakan fungsi-fungsi matematis sederhanac. Teknologi yang digunakan cukup murah dan tidak begitu kompleks sehingga

pengguna dapat membuat sendiri program aplikasi yang mengunakan citra raster.d. Compatible dengan citra-citra satelit penginderaan jauh dan semua image hasil

scanning data spasial.e. Overlay dan kombinasi data raster dengan data inderaja mudah dilakukanf. Memiliki kemampuan-kemampuan permodelan dan analisis spasial tingkat lanjutg. Metode untuk mendapatkan citra raster lebih mudahh. Gambaran permukaan bumi dalam bentuk citra raster yang didapat dari radar atau

satelit penginderaan jauh selalu lebih actual dari pada bentuk vektornyai. Prosedur untuk memperoleh data dalam bentuk raster lebih mudah, sederhana dan

murah.j. Harga system perangkat lunak aplikasinya cenderung lebih murah.

Kekurangan Data Raster :a. Secara umum memerlukan ruang atau tempat menyimpan (disk) yang besar

dalam computer, banyak terjadi redudacy data baik untuk setiap layer-nya maupun secara keseluruhan.

b. Penggunaan sel atau ukuran grid yang lebiih besar untuk menghemat ruang penyimpanan akan menyebabkan kehilangan informasi dan ketelitian.

c. Sebuah citra raster hanya mengandung satu tematik saja sehingga sulit digabungkan dengan atribut-atribut lainnya dalam satu layer.

d. Tampilan atau representasi dan akurasi posisi sangat bergantung pada ukuran pikselnya (resolusi spasial).

e. Sering mengalami kesalahan dalam menggambarkan bentuk dan garis batas suatu objek, sangat bergantung pada resolusi spasial dan toleransi yang diberikan.

f. Transformasi koordinat dan proyeksi lebih sulit dilakukang. Sangat sulit untuk merepresentasikan hubungan topologi (juga network).h. Metode untuk mendapatkan format data vector melalui proses yang lama, cukup

melelahkan dan relative mahal.

2. Data VektorKelebihan Data Vektor : 

a. Memerlukan ruang atau tempat menyimpan yang lebih sedikit di computer.b. Satu layer dapat dikaitkan dengan atau mengunakan atribut sehingga dapat

menghemat ruang penyimpanan secara keseluruhan.c. Dengan banyak atribut yang banyak dikandung oleh satu layer, banyak peta

tematik lain yang dapat dihasilkan sebagai peta turunannya.d. Hubungan topologi dan network dapat dilakukan dengan mudah.e. Memiliki resolusi spasial yang tinggi.f. Representasi grafis data spasialnya sangat mirip dengan peta garis buatan tangan

manusia.g. Memiliki batas-batas yang teliti, tegas dan jelas sehingga sangat baik untuk

pembuatan peta-peta administrasi dan persil tanah milik.h. Transformasi koordinat dan proyeksi tidak sulit dilakukan.

 Kekurangan Data Vektor :

a. Memiliki struktur data yang kompleks.b. Datanya tidak mudah untuk dimanipulasi.c. Pengguna tidak mudah berkreasi untuk membuat programnya sendiri untuk

memenuhi kebutuhan aplikasinya. Hali ini disebabkan oleh struktur data vector yang lebih kompleks dan prosedur fungsi dan analisisnya memerlukan kemampuan tinggi karena lebih sulit. Pengguna harus membeli system perangkat lunaknya karena teknologinya masih mahal. Prosedurnyapun terkadang lebih sulit.

d. Karena proses keseluruhan untuk mendapatkannya lebih lama, peta vector seringkali mengalami out of date atau kadaluarsa.

e. Memerlukan perangkat keras dan perangkat lunak yang lebih mahal.f. Overlay beberapa layers vector secara simultan memerlukan waktu yang relative

lama.

2. WAKTU / TEMPAT

Praktikum dilakukan pada : Kamis, tanggal 21 Mei 2015 / Lab. Lingkungan dan Geokimia II, Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Jambi.

3. PROSEDUR KERJA

Berikut adalah langkah-langkah dalam melakukan analisis data raster :

a. Kontur Klik model builder yang terdapat pada menu bar Drop down Extrak by Mask yang terdapat pada Spatial Analyst Tools – Extraction

- Extract by Mask ke model builder Input raster SRTM_57_13.tif Input raster or feature mask data Polygon_merangin (shapefile pemotong) Output file SRTM_merangin Lakukan transpormasi koordinat data raster dengan klik Project Raster pada Arc

Toolbox Masukkan zona kabupaten merangin (UTM_zone_48S) Tutup semua jendela dan panggil data SRTM_merangin (new file yang baru

selesai dibuat) Klik Contour pada ArcToolbox Input SRTM_merangin_UTM Output Kontur_merangin

b. Slope / Kemiringan Klik model builder yang terdapat pada menu bar Dropdown Slope yang terdapat pada ArcToolbox klik Spatial Analyst Tools -

Suface – Slope Input data raster SRTM_merangin_UTM Output raster Slope_merangin (nama baru) Output Measurement PERCENT RICE Dilakukan Reclassify untuk mengklasifikasikan data Diklasifikasi sesuai keinginan

c. Aspect Klik model builder yang terdapat pada menu bar Drop down Aspect yang terdapat pada Spatial Analyst Tools - Suface - Aspect ke

model builder Input raster SRTM_merangin_UTM Output Asfect_merangin.tif

d. Hillshade Klik model builder yang terdapat pada menu bar Drop down Hillshade yang terdapat pada Spatial Analyst Tools-Suface-Hillshade

ke model builder Input raster_merangin_UTM Output Hillshide_merangin.tif Dirubah warna tampilan sesuai keinginan

e. Smoothing (penghalusan)

Dibuka peta kontur yang sudah dibuat dan dipastikan berada dalam koordinat UTM

Ambil menu arc toolbox Pilih cartography tools , klik generalization dan ambi menu smooth line Masukan data kontur kita di menu input ,output tempat penyimpan file Diisi smooth tolerance sesuai keinginan kita Klik ok dan akan terlihat garis kontur dan akan lebih halus

f. Majority Buka peta hillshade yang telah dibuat dalam koordinat UTM Pilih menu special analyst- generalization-klik pada menu majority filter Pada input masukan hillshade dan klik ok Dibuka model builder ,kemudian di drag majority filter dan kemodel builder Copy sebanyak keinginan kita untuk melakukan majority Disambungkan setiap majority menggunakan toolbar connector Terakhir di data majority , ganti output features tempat penyimpanan Klik run dan data hillshade majority yang tersimpan

4. PEMBAHASAN

Peta yang dilakukan analisis pada praktikum analisis data raster ini adalah peta administrasi daerah kabupaten Merangin Propinsi Jambi. Sedangkan data awal yang digunakan adalah data DEM SRTM wilayah propinsi jambi yang bisa didapatkan dengan cara mendownload di internet secara gratis.

Gambar 1 : Dem SRTM_57_13.tif

Dalam melakukan praktikum menganalisis data raster ini praktikan (yang melakukan praktikum) banya k menggunakan menu Model Builder yang terdapat pada menu bar karena jika menggunakan langsung menu-menu yang terdapat pada ArcToolbox perangkat (komputer) yang digunakan oleh praktikan sering mengalami Error, hal ini mungkin karena perangkat yang digunakan kurang support atau aplikasi yang diinstal tidak sepenuhnya ada lisensi (kesalahan teknis).

Gambar 2 : menggunakan Model Buider untuk melakukan Majority_Filter

Agar hasil nya lebih baik, praktikan mengulangi Mayority_filter sebanyak 50 kali, untuk melakukan 50 kali Mayority_filter bisa dilakukan sekaligus dengan menggunakan Model Builder dengan cara menghubung-hubungkan model-model yang dibuat sebanyak 50 buah.

Langkah-langkah yang dilakukan dalam menganalisis data raster dari peta wilayah kabupaten merangin ini ialah dengan menganalisis kontur, slope/kemiringan, Aspect, dan hillshade. Untuk analisis kontur sendiri dilakukan bertahap yaitu memulai dari nilai kontur terendah yaitu 50, kemudian 100, terakhir 150.

Gambar 3 : data kontur 50, 100, dan 150

Setelah selesai dengan kontur, selanjtnya adalah menganalisis slope/kemiringan, asfect, dan terakhir hillshide

Gambar 4 : slope/kemiringan daerah merangin

Gambar 6 : Aspect wilayah merangin

Untuk HillShide tidak dapat dilakukan karena terkendala dengan perangkat (laptop) yang digunakan kurang Support untuk menggunakan aplikasi ArcMap. Selain pada hillshide, kami juga mengalami masalah dalam melakukan analisis lainnya seperti pada saat melakukan analisis kontur, slope, dan lain-lain, hal ini lagi-lagi disebabkan karena perangkat (laptop) yang digunakan kurang memadai untuk mendapatkan hasil analisis yang optimal. Untuk melengkapi kekurangan kami dalam melakukan praktikun analisis data raster ini, kami bekerja sama dengan kelompok teman yang lain yang menggunakan perangkat yang sedikit lebih baik dari pada perangkat yang kami gunakan.

Agar tampilan hasil analisis yang telah dilakukan terlihat lebih rapih, kami melakukan Smooth yang bertujuan agar garis-garis yang ada pada peta lebih sedikit rapih. Proses smooth ini bisa berakibat kurang baik karena proses ini bisa saja dilakukan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab untuk memanipulasi data dalam arti kata mengarang hasil yang tidak sesuai dengan yang seharusnya ditemukan dilapangan. Akan tetapi untuk kerapihan data yang akan ditampilkan Smooth memang sangat dibutuhkan.

Gambar 7 : melakukan Smooth dengan menggunakan Model Builder

Selain smoooth juga dilakukan Majority Filter untuk merapihkan hasil analisis data raster yang dilakukan. Majority filter ini bertujuan agar data-data minoritas atau data yang dikelilingi oleh data dominan mengikuti data yang dominan, misalnya yang kami lakukan pada data SRTM_merangin_UTM yang didalamnya terdapat perbedaan warna antara putih dan hitam dimana ada sedikit sekali warna putih yang dikelilingi oleh banyak warna hitam yang sangat dominan, disinilah letak peran dari Mayority Filter untuk membuat data yang dalam hal ini adalah warna yang minor mengikuti warna mayoritas yang mengelilinginya.

5. KESIMPULAN Data raster adalah data yang disimpan dalam bentuk kotak segi empat (grid)/sel sehingga

terbentuk suatu ruang yang teratur. Aspect fungsi analisis ini adalah mencari arah kemiringan lereng atau secara umum. Garis kontur adalah garis yang menghubungkan titik-titik yang mempunyai ketinggian

yang sama dari suatu datum/bidang acuan tertentu. Dalam mengolah data spasial, data kontur sering sekali digunakan karena dengan data

kontur kita dapat mengetahui informasi ketinggian suatu daerah atau wilayah dan juga dapat membayangkan bentuk fisik suatu wilayah (berdasarkan ketinggian).

Mengetahui analisis dara raster (peta) sangat diperlukan bagi orang-orang yang pekerjaannya bersinggungan langsung dengan lapangan.

Kontur penting untuk mengetahui beda tinggi antara satu tempat dengan tempat lainnya yang koordinatnya diketahui

Dengan menganalisis kontur atau kemiringan seorang engineer pertambangan ataupun geologi dapat mereka atau memperhitungkan metoda apa yang selanjutnya akan dilakukannya untuk melakukan tahap-tahap selanjutnya

6. SARAN

Untuk melakukan analisis dara raster ataupun analisis lainnya dengan aplikasi ArcMap sangat disarankan agar menggunakan perangkat (komputer) yang benar-benar Support untuk aplikasi tersebut, karena apabila menggunakan kumputer yang kurang support atau menggunakan aplikasi yang tidak lisensi (bajakan) akan mengakibatkan hasil analisis yang kurang baik dan tidak sesuai dengan yang diharapkan.

DAFTAR PUSTAKA

The University of Calgary. Gunawan, T. 2007. Pendekatan Ekosistem Bentang Lahan Sebagai Dasar Pembangunan

University Press. 618 halaman. El-Sheimy, N. 1999. Digital Terrain Model. Department of Geomatics Engineering.

Wilayah Berbasis Lingkungan Di Daerah Istimewa Yogyakarta. Makalah. Fakultas Geografi UGM. Yogyakarta.

http://danangsusetyo.blogspot.com/2012/06/anlisis-data-raster-pada-arcgis.html https://apnindonesia.files.wordpress.com/2010/12/02-modul-pengenalan-gis.pdf https://brelligema.wordpress.com/2012/04/05/data-raster.html https://gisindonesiablog.wordpress.com/2012/10/25/ArcGis/ http://eprints.uny.ac.id/1099/ http://sudomo-gis.com/Tulisan/data-raster_fix.pdf http://gis-indonesia.blogspot.com/2011/06/petakoreksi.html http://catatanqasran.blogspot.com/2011/12/cara-koreksi-di-arcmap-arcgis-how.html