31
Bayu Prayudi Wibowo | 3331140208 BAB I JANGKA SORONG 1.1 Pengertian Jangka Sorong Jangka sorong adalah alat ukur yang ketelitiannya dapat mencapai seperseratus milimeter. Terdiri dari dua bagian, bagian diam dan bagian bergerak. Pembacaan hasil pengukuran sangat bergantung pada keahlian dan ketelitian pengguna maupun alat. Sebagian keluaran terbaru sudah dilengkapi dengan display digital. Pada versi analog, umumnya tingkat ketelitian adalah 0.05mm untuk jangka sorang dibawah 30cm dan 0.01 untuk yang di atas 30cm. Gambar 1.1 Jangka Sorong Manual Jangka sorong atau yang disebut juga vernier caliper merupakan salah satu alat ukur mekanik, yang sering sekali digunakan dalam pekerjaan pengukuran otomotif, ataupun pekerjaan pengukuran yang lainnya.

laporan jangka sorong

Embed Size (px)

DESCRIPTION

kygvyu

Citation preview

Page 1: laporan jangka sorong

BAB I

JANGKA SORONG

1.1 Pengertian Jangka Sorong

Jangka sorong adalah alat ukur yang ketelitiannya dapat mencapai

seperseratus milimeter. Terdiri dari dua bagian, bagian diam dan bagian bergerak.

Pembacaan hasil pengukuran sangat bergantung pada keahlian dan ketelitian

pengguna maupun alat. Sebagian keluaran terbaru sudah dilengkapi dengan

display digital. Pada versi analog, umumnya tingkat ketelitian adalah 0.05mm

untuk jangka sorang dibawah 30cm dan 0.01 untuk yang di atas 30cm.

Gambar 1.1 Jangka Sorong Manual

Jangka sorong atau yang disebut juga vernier caliper merupakan salah satu

alat ukur mekanik, yang sering sekali digunakan dalam pekerjaan pengukuran

otomotif, ataupun pekerjaan pengukuran yang lainnya.

Pengertian jangka sorong adalah salah satu alat ukur mekanik bukan alat

ukur pneumatic yang memiliki fungsi fungsi seperti dibawah ini.

Fungsi jangka sorong adalah :

a). Untuk mengukur diameter luar suatu benda

b). Untuk mengukur diameter dalam suatu benda

c). Untuk mengukur kedalaman suatu benda

d). Untuk mengukur ketebalan suatu benda

 | 3331140208

Page 2: laporan jangka sorong

Dalam mengukur suatu benda terkadang, kita memerlukan hasil dengan

tingkat ketelitian yang sangat tinggi, misal saja diameter silinder, diameter piston,

diameter bantalan, ketebalan suatu benda dll. Tetapi terkadang juga kita tidak

membutuhkan hasil pengukuran yang memiliki tingkat ketelitian tinggi. Maka dari

itu jangka sorong dibuat dengan tingkat ketelitian yang bermacam macam. Dan

berikut ini berberapa ketelitian yang biasanya digunakan dalam jangka sorong :

a). Jangka sorong dengan ketelitian 0.02 mm

b). Jangka sorong dengan ketelitian 0.05

c). Jangka sorong dengan ketelitian 0.1

Untuk memudahkan kita dalam menggunakan jangka sorong, terdapat

salah satu macam jangka sorong yang bernama jangka sorong analog, pada

dasarnya fungsinya sama dengan jangka sorong yang sering kita gunakan (jangka

sorong manual). Hanya saja jangka sorong analog ini kita tidak perlu susah susah

dalam membacanya, kita tinggal mengukur dan hasil pengukuran akan langsung

muncul di layar pada jangka sorong

Gambar 1.2 Jangka sorong digital dengan ketelitian 0.01 mm

Bagian-bagian Jangka Sorong

Jangka sorong terdiri dari rahang tetap dan ragang geser. Rahang tetap dan

geser ada yang di atas dan di bawah. Dalam jangka sorong terdapat 2 skala. Skala

utama pada rahang tetap dan skala nonius (renvier*) di rahang gesernya.Skala

utama memiliki skala dalamm satuan cm dan mm sedangkan skala pada nonius

memiliki panjang 9 mm yang dibagi menjadi 10 skala.Sobat hitung pahami betul

 | 3331140208

Page 3: laporan jangka sorong

bagian-bagian ini karena akan memudahkan sobat tahu bagaimana cara

menggunakan jangka sorong nantinya.

Gambar 1.3 Bagian-bagian Jangka sorong

Fungsi Jangka Sorong

1. Jangka sorong berfungsi mengukur panjang suatu benda dengan

ketelitian sampai 0,1 mm. (rahang tetap dan rahang geser bawah)

2. Rahang tetap dan rahang geser atas bisa digunakan untuk mengukur

diameter benda yang cukup kecil seperti cincin, pipa, dll.

3. Tangkai ukur di bagian bawah berfungsi untuk mengukur kedalaman

seperti kedalaman tabung, lubang kecil, atau perbedaan tinggi yang kecil.

Kegunaan dan fungsi jangka sorong – Jangka sorong adalah alat ukur yang

ketelitiannya dapat mencapai seperseratus milimeter. Terdiri dari dua bagian,

bagian diam dan bagian bergerak. Pembacaan hasil pengukuran sangat bergantung

pada keahlian dan ketelitian pengguna maupun alat.

Sebagian keluaran terbaru sudah dilengkapi dengan bacaan digital. Pada

versi analog, umumnya tingkat ketelitian adalah 0.05mm untuk jangka sorang

dibawah 30cm dan 0.01 untuk yang diatas 30cm.

Kegunaan jangka sorong adalah:

untuk mengukur suatu benda dari sisi luar dengan cara diapit.

untuk mengukur sisi dalam suatu benda yang biasanya berupa lubang

(pada pipa, maupun lainnya) dengan cara diulur.

 | 3331140208

Page 4: laporan jangka sorong

untuk mengukur kedalamanan celah/lubang pada suatu benda dengan

cara “menancapkan/menusukkan” bagian pengukur. Bagian pengukur

tidak terlihat pada gambar karena berada di sisi pemegang.

Sifat-Sifat Alat Ukur

Rantai Kalibrasi (Chain Calibration)

Kalibrasi (peneraan) pada dasarnya serupa dengan pengukuran yaitu

membandingkan suatu besaran dengan besaran standar. Dlama kalibrasi yang

diukur adalah yang objek ukur yang diketahui “harga sebenarnya” yang menjadi

acuan kalibrasi. Harga sebenarnya adalah harga yang dianggap benar dalam

kaitannya dengan “tingkat kebenaran” yang diperlukan oleh alat ukur yang

dikalibrasi

Keterlacakan (Traceability)

Dengan menjalankan system kalibrasi berantai, setiap alat ukurakan

memiliki keterlacakan (Traceability) yaitu sampai sejauh mana mata rantai

kalibrasi dirangkai. Jika secara meyakinkan seorang dapat menyatakan bahwa

keterlacakan suatu alat ukur (misalnya alat ukur kerja) adalah sampai mata rantai

ke 2 berarti alat ukur tersebut pernah dikalibrasi dengan memakai acuan standar

kerja yang mana acuan standar kerja ini pernah dikalibrasi dengan alat ukur

standar.

Kecermatan (Resolution)

Kecermatan alat ukur ditentukan oleh kecermatan skala dengan cara

pembacaannya. Bagi skala yang dibaca melalui garis indeks atau jarum penunjuk

kecermatan alat ukur sama dengan kecermatan skala yaitu arti jarak antar garis

skala.

Kepekaan (Sensitivity)

Kepekaan alat ukur ditentukan terutama oleh bagian pengubah,sesuai

dengan prinsip kerja yang diterapkan padanya. Dalam hal ini,kepekaan alat ukur

adalah kemampuan alat ukur untuk menerima,mengubah dan meneruskan isyarat

 | 3331140208

Page 5: laporan jangka sorong

sensor (dari sensor menuju ke bagian penunjuk, pencatat atau pengolah data

pengukuran).Secara matematis kepekaan didefinisikan sebagai kemiringan grafik

antara keluaran (output) sebagai fungsi masukan (input), yaitu : kepekaan = dy/dx.

Keterbacaan (Readability)

Karena pengamat akan dapat lebih mudah dan cepat membaca hasil

pengukuran, maka secara umum keterbacaan penunjuk digital dikatakan lebih

tinggi daripada keterbacaan skala dengan jarum penunjuk, garis indeks, atau garis

indeks dengan skala nonius. Istilah keterbacaan dalam metrology secara khusus

lebih dikaitkan pada bagian penunjuk dengan skala.

Histerisis

Histerisis adalah perbedaan atau penyimpangan yang timbul sewaktu

dilakukan pengukuran secara berkesinambungan dari dua arah secara berlawanan

(mulai dari 0 hingga skala maksimum kemudian diulang dari skala maksimum

sampai skala nol). Histerisis muncul karena adanya gesekan pada bagian pengubah alat

ukur

Kepasifan (Passivity)

Kepasifan dikaitkan dengan waktu yang digunakan “perjalanan isyarat”

mulai dari sensor sampai pada penunjuk. Suatu alat ukur dapat memiliki kepekaan

tinggi dengan kepasifan yang tinggi atau sebaliknya, sebab antara kepekaan dan

kepasifan tidak ada kaitannya. Kepasifan yang rendah sangat menguntungkan sebab alat

ukur akan cepat reaksinya, terutama pada bagian pengubahnya yang dirancang

dengan memperhatikan hal itu.

Pergeseran (Shifting)

Pergeseran terjadi bila jarum penunjuk atau pena pencatat bergeser dari

posisi semestinya. Proses pergeseran biasanya berjalan lambat dan pengamat tak

menyadari gara-gara jarum penunjuk atau pena pencatat berfungsi secara dinamik

mengikuti perubahan isyarat sensor. Jadi, pergeseran merupakan suatu penyimpangan

yang membesar dengan berjalannya waktu.

 | 3331140208

Page 6: laporan jangka sorong

Kestabilan Nol (Zero Stability)

Jika pergeseran merupakan perubahan yang menyebabkan penyimpangan yang

membesar dengan berjalannya waktu, kestabilan nol juga menjadi penyebab

penyimpangan tetapi dengan harga yang tetap atau berubah-ubah secara rambang

(Acak) tak stabil.

Pengambangan (Floating)

Pengambangan terjadi apabila jarum penunjuk selaluberubah posisinya

atau angka terakhir penunjuk digital berubah-ubah. Halini disebabkan oleh adanya

gangguan (noise) yang menyebabkan perubahan kecil yang”dirasakan sensor” yang

kemudian diperbesar olehbagian pengubah alat ukur

Faktor Kesalahan Pengukuran.

1) Penyimpangan yang berasal dari alat ukurAlat ukur yang digunakan harus

mendapat tera teliti. Dengandemikian, proses pengukuran akan bebas dari

penyimpangan yang merugikanyang biasanya berasal dari alat ukur.

Apabila alat ukur sering dipakai danbelum dikalibrasi ulang ada

kemungkinan timbul sifat-sifat yang merugikanseperti histerisis,

kepasifan, pergeseran, dan kestabilan nol yang jelek.

2) Penyimpangan yang berasal dari benda ukurSetiap benda elastic akan

mengalami deformasi (perubahanbentuk) apabila ada beban yang beraksi

padanya. Beban ini dapat disebabkanoleh tekanan sensor kontak alat ukur,

berat benda ukur sendiri,( yangdiletakkan di antara tumpuan), dan tekanan

penjepit penahan benda ukur.Meskipun harga deformasi ini dianggap kecil

dan sering diabaikan dalamperhitungan kekuatan, dalam hal pengukuran

geometric yang cermat membuatdeformasi ini menjadi bermakna untuk

diperhitungkan dan dapat menjadisumber kesalahan sistematik.

3) Penyimpngan yang berasal dari posisi pengukuran Sesuai dengan prinsip

ABBE, yakni “Garis ukur harus berimpit dengan garis dimensi”. Apabila

garis ukur, yaitu garis pada skalaukur, tidak bermpit dengan garis dimensi

objek ukur melainkan membuatsudut sebesar teta, hasil pengukuran akan

 | 3331140208

Page 7: laporan jangka sorong

lebih besar daripada dimensisebenarnya. Semakin besar sudut teta

kesalahan ini akan membesar sesuaidengan membesarnya sisi miring pada

segitiga siku-siku mengikuti rumuskosinus. Oleh karena itu, kesalahan ini

sering disebut kesalahan kosinus.

4) Penyimpangan yang berasal dari lingkungan Sesuai dengan prinsip yang

menyatakan bahwa “Lingkungan harus memberikan kenyamanan bagi

pengukur”. Jika persyaratan ini dipenuhi, pada umumnya akan memenuhi

persyaratan yang diminta alat ukur dan benda ukur

1.2 Cara Menggunakan Jangka Sorong

Berikut ini cara menggunakan jangka sorong dalam beberapa langkah. 

1. Awal persiapan, kendurkan baut pengunci dan geser rahang geser, pastikan

rahang geser bekerja dengan baik. Sobat hitung jangan lupa untuk cek ketika

rahang tertutup harus menunjukkan angka nol. Jika tidak menunjukkan angka

nol sobat bisa mensettingnya.

2. Langkah/ cara menggunakan jangka sorong selanjutnya adalah membersihkan

permukaan benda dan permukaan rahang agar tidak ada benda yang

menempel yang bisa sebabkan kesalahan pengukuran.

3. Tutup rahang hingga mengapit benda yang diukur. Pastikan posisi benda

sesuai dengan pengukuran yang ingin diambil. Lalu tinggal membaca

skalanya.

Cara Menggunakan Jangka Sorong untuk mengukur diameter

Mengukur diameter sama seperti pengukuran sebelumnya, bedanya kalau tadi

menggunakan rahang bagian bawah, untuk pengukuran diameter menggunakan

rahang atas. Cara Menggunakannya, rapatkan rahang atas lalau tempatkan benda

(cincin) yang akan diukur diameternya. Tarik rahang geser hingga kedua rahang

menempek dan menekan bagian dalam benda. Patikan bahwa dinding bagian

dalam benda tegak lurus dengan skala dalam artian benda jangan sampai miring.

Cara Menggunakan Jangka Sorong untuk Mengukur Kedalaman

 | 3331140208

Page 8: laporan jangka sorong

Cara menggunakan jangka sorong untuk kedaaman prinsipnya sama dengan

mengukur panjang benda dan diameter. Sobat hitung cukup menempatkan benda

yang akan diukur kedalamannya pada tangkai ukur. Tarik rahang geser hingga

menyentuk permukaan dalam (dasar lubang).Usahakan benda yang diukur

kedalamannya dalam keadaan statis (tidak Bergeser)

Adapun penggunaan jangka sorong tersebut, adalah sebagai berikut :

Mengukur Diameter Luar Benda

Cara mengukur diameter, lebar atau ketebalan benda:Putarlah pengunci

ke kiri, buka rahang, masukkan benda ke rahang bawah jangka sorong, geser

rahang agar rahang tepat pada benda, putar pengunci ke kanan.

Mengukur Diameter Dalam Benda

Cara mengukur diameter bagian dalam sebuah pipa atau tabung :

Putarlah pengunci ke kiri, masukkan rahang atas ke dalam benda , geser agar

rahang tepat pada benda, putar pengunci ke kanan.

Mengukur Kedalaman Benda

Cara mengukur kedalaman benda : Putarlah pengunci ke kiri, buka

rahang sorong hingga ujung lancip menyentuh dasar tabung, putar pengunci ke

kanan

1.3 Cara Membaca Jangka Sorong

Berikut adalah Cara Membaca Jangka Sorong :

1. Lihat skala utama, sobat lihat nilai yang terukur yang lurus dengan angka

nol di skala nonius. Bisa menunjukkan posisi berhimpit dengan garis pada

skala utama bisa juga tidak. Jika tidak ambil nilai skala utama yang terdekat

di kirinya. Pada tahap ini sobat hitung baru mendapatkan ketelitian sampai 1

mm

2. Lihat Skala nonius, carilah angka pada skala nonius yang berhimpit dengan

garis di skala utama. Pengukuran ini punya ketelitian hingga 0,1 mm

3. Jumlahkan

 | 3331140208

Page 9: laporan jangka sorong

Berikut ini ilustrasi cara membaca pengukuran panjang suatu benda

dengan menggunakan jangka sorong atau caliper (vernier caliper). Ketelitian

sebuah jangka sorong adalah 0,01 cm atau 0,1 mm.

Perhatikan contoh gambar pengukuran dengan jangka sorong berikut!

Gambar 1.4 Contoh cara membaca Jangka sorong

Buka rahang geser jangka sorong ke sebelah kanan untuk memudahkan

memasukkan benda yang akan diukur.

Geser lagi rahang ke sebelah kiri dengan rapat agar mendapatkan hasil

pengukuran yang optimal.

Ada dua angka NOL pada jangka sorong di bawah. Yang pertama pada

skala atas (ujung kiri), yang kedua di baris bawahnya agak ke tengah.

Perhatikan garis pertama sebelum angka NOL yang bawah. setelah angka

1 adalah 1,1, kemudian 1,2, 1,3 dan seterusnya. Sehingga disini kita dapat angka

1,2.

Perhatikan garis yang berhimpit antara skala atas dan skala bawah, cari

yang nyambung dengan lurus garis atas dan bawahnya. Di contoh didapat angka 6

atau sesungguhnya 0,06 .

Jumlahkan dua angka yang di dapat tadi.

L = x ± Δ x

 | 3331140208

Page 10: laporan jangka sorong

Bagaimana Cara Penyajian atau Pelaporan Data pada Hasil Pembacaan

Jangka Sorong?

Seperti telah disebutkan di atas, ketelitian jangka sorong atau skala terkecil

jangka sorong adalah 0,01 cm. Misalkan dari sebuah pengukuran yang dilakukan

diperoleh nilai panjang sebuah pelat besi adalah 1,48 cm. Angka ini, yang

diperoleh dari hasil pengukuran tadi, masih dipandang sebagai nilai pendekatan

saja. Jadi nilai "aslinya" panjang pelat besi berapa, belum tahu juga karena jika

diukur dengan alat yang lebih teliti lagi akan diperoleh hasil yang berbeda.

Maka penyajian atau pelaporan datanya adalah :

(1,48 ± 0,005) cm

atau seperti berikut juga boleh, menyesuaikan jumlah desimal depan dan

belakangnya:

(1,480 ± 0,005) cm

dan bukan seperti berikut:

(1,48 ± 0,01 ) cm

Jadi cara pelaporan data hasil pengukuran adalah:

L = x ± Δ x

Dimana x adalah hasil yang nampak di pengukuran kita, dengan Δx adalah

ketidakpastiannya atau bahasa gampangnya kurang lebihnya, dimana Δx = 1/2 ×

ketelitian alat.

Sebagai contoh jangka sorong di atas, ketelitiannya atau skala terkecilnya

adalah 0,01 cm, sehingga

Δ x = 1/2 × 0,01 cm = 0,005 cm.

 | 3331140208

Page 11: laporan jangka sorong

BAB II

TEORI PERHITUNGAN

2.1 Persentase Kesalahan Relatif pada Tiap Pengukuran

1) Benda A

Diketahui : rata-rata hasil pengukuran

Ditanya : a. SM (Salah Mutlak)

b. SR (Salah Relatif)

c. PK (Persentase Kesalahan)

Jawab :

Salah Mutlak

SM = 0,5 x SPTk

SPTk (Ketelitian alat ukur) = 0,05 mm

SM = 0,5 x 0,05 mm = 0,025 mm

Salah Relatif

SR= Salah MutlakHasil Pengukuran

=SMHP

HP (Hasil pengukuran) = ……

SR= Salah MutlakHasil Pengukuran

=0,025… ….

=…

Persentase Kesalahan

 | 3331140208

Page 12: laporan jangka sorong

PK = SR x 100%

PK = …….. x 100 % = ……….. %

Diameter Dalam

HP (mm) SM SR PK (%)

Dd1 6.83 0.025 0.0037 0.37

Tabel 2.1 Perhitungan Persentase Kesalahan Relatif Diameter Dalam Benda A

Diameter Luar HP (mm) SM SR PK (%)

D1 30.08 0.025 0.0008 0.08

D2 31.62 0.025 0.0008 0.08

D3 26.15 0.025 0.0010 0.10

D4 18.05 0.025 0.0014 0.14

D5 20.22 0.025 0.0012 0.12

D6 18.18 0.025 0.0014 0.14

D7 24.10 0.025 0.0010 0.10

D8 20.02 0.025 0.0012 0.12

Tabel 2.2 Perhitungan Persentase Kesalahan Relatif Diameter Luar Benda A

Ketinggian HP (mm) SM SR PK (%)

T1 12.13 0.025 0.0021 0.21

T2 9.20 0.025 0.0027 0.27

T3 3.27 0.025 0.0077 0.77

T4 3.60 0.025 0.0069 0.69

T5 1.37 0.025 0.0183 1.83

T6 2.20 0.025 0.0114 1.14

T7 7.50 0.025 0.0033 0.33T8 10.60 0.025 0.0024 0.24T9 71.23 0.025 0.0004 0.04

Tabel 2.3 Perhitungan Persentase Kesalahan Relatif Ketinggian Benda A

Kedalaman HP (mm) SM SR PK (%)

K1 24.25 0.025 0.0010 0.10

Tabel 2.4 Perhitungan Persentase Kesalahan Relatif Kedalaman Benda A

Notasi HP (mm) SM SR PK (%)

N1 23.63 0.025 0.0011 0.11

 | 3331140208

Page 13: laporan jangka sorong

N2 27.05 0.025 0.0009 0.09

Tabel 2.5 Perhitungan Persentase Kesalahan Relatif Notasi Benda A

2) Benda B

Diketahui : rata-rata hasil pengukuran

Ditanya : a. SM (Salah Mutlak)

b. SR (Salah Relatif)

c. PK (Persentase Kesalahan)

Jawab :

Salah Mutlak

SM = 0,5 x SPTk

SPTk (Ketelitian alat ukur) = 0,05 mm

SM = 0,5 x 0,05 mm = 0,025 mm

Salah Relatif

SR= Salah MutlakHasil Pengukuran

=SMHP

HP (Hasil pengukuran) = ……

SR= Salah MutlakHasil Pengukuran

=0,025…….

=…

Persentase Kesalahan

PK = SR x 100%

PK = …….. x 100 % = ……….. %

Diameter Dalam

HP (mm) SM SR PK (%)

Dd1 9.70 0.025 0.0026 0.26

 | 3331140208

Page 14: laporan jangka sorong

Tabel 2.6 Perhitungan Persentase Kesalahan Relatif Diameter Dalam Benda B

Diameter Luar HP (mm) SM SR PK (%)

D1 25.75 0.025 0.0010 0.10

D2 18.30 0.025 0.0014 0.14

D3 13.97 0.025 0.0018 0.18

D4 15.80 0.025 0.0016 0.16

D5 13.70 0.025 0.0018 0.18

D6 14.57 0.025 0.0017 0.17

Tabel 2.7 Perhitungan Persentase Kesalahan Relatif Diameter Luar Benda B

Ketinggian HP (mm) SM SR PK (%)

T1 37.80 0.025 0.0007 0.07

T2 2.50 0.025 0.0100 1.00

T3 5.02 0.025 0.0050 0.50

T4 2.10 0.025 0.0119 1.19

T5 3.83 0.025 0.0065 0.65

T6 8.50 0.025 0.0029 0.29

T7 16.53 0.025 0.0015 0.15

T8 78.90 0.025 0.0003 0.03

Tabel 2.8 Perhitungan Persentase Kesalahan Relatif Ketinggian Benda B

Kedalaman HP (mm) SM SR PK (%)

K1 16.80 0.025 0.0015 0.15

Tabel 2.9 Perhitungan Persentase Kesalahan Relatif Kedalaman Benda B

Notasi HP (mm) SM SR PK (%)

N1 18.50 0.025 0.0014 0.14

N2 21.20 0.025 0.0012 0.12

Tabel 2.10 Perhitungan Persentase Kesalahan Relatif Notasi Benda B

2.2 Persentase Kesalahan Relatif Rata-rata

1) Benda A

Diketahui :

a) PK D1 : 0,08%

 | 3331140208

Page 15: laporan jangka sorong

b) PK D2 : 0,08%

c) PK D3 : 0,10%

d) PK D4 : 0,14%

e) PK D5 : 0,12%

f) PK D6 : 0,14%

g) PK D7 : 0,10%

h) PK D8 : 0,12%

i) PK Dd1 : 0,37%

j) PK T1 : 0,21%

k) PK T2 : 0,27%

l) PK T3 : 0,77%

m) PK T4 : 0,69%

n) PK T5 : 1,83%

o) PK T6 : 1,14%

p) PK T7 : 0,33%

q) PK T8 : 0,24%

r) PK T9 : 0,04%

s) PK K1 : 0,10%

t) PK N1 : 0,11%

u) PK N2 : 0,09%

Jawab :

PK Rata−rata=

0,08+0,08+0,10+0,14+0,12+0,14+0,10+0,12+0,37+0,21+0,27+0,77+0,69+1,83+1,14+0,33+0,24+0,04+0,10+0,11

+0,0921

PK Rata−rata=7,0 621

=0,34 %

2) Benda B

Diketahui :

a) PK D1 : 0,10%

b) PK D2 : 0,14% | 3331140208

Page 16: laporan jangka sorong

c) PK D3 : 0,18%

d) PK D4 : 0,16%

e) PK D5 : 0,18%

f) PK D6 : 0,17%

g) PK Dd1 : 0,26%

h) PK T1 : 0,07%

i) PK T2 : 1,00%

j) PK T3 : 0,50%

k) PK T4 : 1,19%

l) PK T5 : 0,65%

m) PK T6 : 0,29%

n) PK T7 : 0,15%

o) PK T8 : 0,03%

p) PK K1 : 0,15%

q) PK N1 : 0,14%

r) PK N2 : 0,12%

Jawab :

PK Rata−rata=

0,10+0,14+0,18+0,16+0,18+0,17+0,26+0,07+1,00+0,50+1,19+0,65+0,29+0,15+0,03+0,15+0,14+0,12

18

PK Rata−rata=5,471 8

=0,30 %

PK Rata-Rata Keseluruhan

Diketahui :

a) PK Rata-rata Benda A: 0,34%

b) PK Rata-rata Benda B: 0,30%

Jawab :

PK Rata−rata=0,34+0,302

=0,6 42

=0,32 %

 | 3331140208

Page 17: laporan jangka sorong

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Jangka sorong adalah alat ukur yang ketelitiannya dapat mencapai

seperseratus milimeter. Terdiri dari dua bagian, bagian diam dan bagian bergerak.

Pembacaan hasil pengukuran sangat bergantung pada keahlian dan ketelitian

pengguna maupun alat. Sebagian keluaran terbaru sudah dilengkapi dengan

display digital. Pada versi analog, umumnya tingkat ketelitian adalah 0.05mm

untuk jangka sorang dibawah 30cm dan 0.01 untuk yang di atas 30cm.

Fungsi jangka sorong adalah :

a). Untuk mengukur diameter luar suatu benda

b). Untuk mengukur diameter dalam suatu benda

c). Untuk mengukur kedalaman suatu benda

d). Untuk mengukur ketebalan suatu benda

Cara Menggunakan Jangka Sorong

1. Awal persiapan, kendurkan baut pengunci dan geser rahang geser, pastikan

rahang geser bekerja dengan baik. Sobat hitung jangan lupa untuk cek

ketika rahang tertutup harus menunjukkan angka nol. Jika tidak

menunjukkan angka nol sobat bisa mensettingnya.

2. Langkah/ cara menggunakan jangka sorong selanjutnya adalah

membersihkan permukaan benda dan permukaan rahang agar tidak ada

benda yang menempel yang bisa sebabkan kesalahan pengukuran.

3. Tutup rahang hingga mengapit benda yang diukur. Pastikan posisi benda

sesuai dengan pengukuran yang ingin diambil. Lalu tinggal membaca

skalanya.

Cara Membaca Jangka Sorong :

1. Lihat skala utama, sobat lihat nilai yang terukur yang lurus dengan angka

nol di skala nonius. Bisa menunjukkan posisi berhimpit dengan garis pada

 | 3331140208

Page 18: laporan jangka sorong

skala utama bisa juga tidak. Jika tidak ambil nilai skala utama yang

terdekat di kirinya. Pada tahap ini sobat hitung baru mendapatkan

ketelitian sampai 1 mm

2. Lihat Skala nonius, carilah angka pada skala nonius yang berhimpit

dengan garis di skala utama. Pengukuran ini punya ketelitian hingga 0,1

mm

3. Jumlahkan

PK Rata-Rata Keseluruhan

Diketahui :

a) PK Rata-rata Benda A: 0,34%

b) PK Rata-rata Benda B: 0,30%

Jawab :

PK Rata−rata=0,34+0,302

=0,642

=0,32%

4.2 Saran

Menurut saya saran untuk Laboratorium adalah lebih ditingkatkan lagi

kerapihan labnya, kemudian jika bisa laboratorium pengukuran ruangannya

berbeda dengan laboratorium prestasi mesin, agar lebih tertata.

Kemudian dalam pembuatan jadwal praktikum agar disesuaikan dengan

KRS sehingga tidak ada benturan waktu antara praktikum pengukuran dengan

mata kuliah atau praktikum lainnya.

 | 3331140208

Page 19: laporan jangka sorong

DAFTAR PUSTAKA

Asisten Laboratorium Pengukuran. 2015. Modul Praktikum Laboratorium

Pengukuran Teknik. Cilegon : FT UNTIRTA

http://id.wikipedia.org/wiki/Jangka_sorong

http://fisikastudycenter.com/animasi-fisika/284-cara-membaca-jangka-sorong

http://komponenelektronika.biz/fungsi-jangka-sorong.html

http://www.academia.edu/7306214/JANGKA_SORONG_metrologi_industri

http://teknisi-otomotif.blogspot.com/2014/10/fungsi-dan-carah-kerjas-jangka.html

 | 3331140208

Page 20: laporan jangka sorong

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan

Rahmat, Inayah, Taufik dan Hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan

penyusunan Laporan Praktikum Pengukuran yang berjudul “Jangka Sorong” ini

dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga Laporan Praktikum

ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi

pembaca.

Harapan saya semoga laporan ini membantu menambah pengetahuan dan

pengalaman bagi para pembaca, sehingga penulis dapat memperbaiki bentuk

maupun isi laporan ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.

Laporan Praktikum ini penulis akui masih banyak kekurangan, karena

pengalaman yang penulis miliki sangat kurang. Oleh kerena itu penulis harapkan

kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat

membangun untuk kesempurnaan laporan ini.

Cilegon, Mei 2015

Penulis

 | 3331140208

Page 21: laporan jangka sorong

DAFTAR ISI

COVER

KATA PENGANTAR …………………………………………….....

DAFTAR ISI ………………………………………………………...

BAB I JANGKA SORONG

1.1 Pengertian Jangka Sorong ….……………………………….

1.2 Cara Menggunakan Jangka Sorong …..……………………..

1.3 Cara Membaca Jangka Sorong …..……………………….....

BAB II TEORI PERHITUNGAN

2.1 Persentase Kesalahan Relatif pada Tiap Pengukuran ……....

2.2 Persentase Kesalahan Relatif Rata-rata …………………….

BAB III GAMBAR BENDA UKUR

3.1 Gambar 2D (Manual) ………………………………………..

3.2 Gambar 3D (Solidwork) ……………………………………..

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan …………………………………………………..

4.2 Saran ………………………………………………………....

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………..

GAMBAR SKETCH

BLANGKO

 | 3331140208

Page 22: laporan jangka sorong

BAB III

GAMBAR BENDA UKUR

3.1 Gambar 2D (manual)

Terlampir

3.2 Gambar 3D (Solidworks)

Terlampir

 | 3331140208

Page 23: laporan jangka sorong

LEMBAR PENILAIAN PRAKTIKUM

LABORATORIUM PENGUKURAN TEKNIK

Tanggal Penerimaan Laporan

Tanggal Pengumpulan Revisi

Nilai Paraf

Keterangan :

 | 3331140208