54
I. Tujuan Percobaan (Rizky Puspasari) Menentukan kadar glukosa dalam darah dengan metode enzimatik dan menginterpretasikan hasil serta menghubungkan dengan keadaan patologi. II.Prinsip Percobaan (Cahya Fawzan R) Glukosa dioksidasi menjadi asam glukonat yang oleh peroksidase di ubah menjadi On. On ini direaksikan dengan O-toluidin atau O-diamizidine yang menimbulkan perubahan warna dan dapat di ukur secara kolorimetrik. Glukosa + O 2 + H 2 O GOD as. glukonat + H 2 O 2. H 2 O 2 + 4-aminofenazon + fenol Peroksidase H 2 O + 4- kuinon → warna merah. III. Dasar Teori (Irma Nurlistiawati & Reki Senja Trinanda) Gula darah merupakan istilah yang mengacu kepada tingkat glukosa yang ada di dalam darah. Glukosa dibentuk dari senyawa-senyawa glukogenik yang mengalami glukogenesis. Glukoneogenesis memenuhi kebutuhan akan glukosa pada saat karbohidrat tidak tersedia dalam jumlah yang cukup dalam makanan. Pasokan glukosa yang terus menerus diperlukan sebagai sumber energy, khususnya bagi sistem saraf dan eritrosit. Glukosa juga diperlukan di dalam jaringan adipose sebagai sumber gliseralida-gliserol dan glukosa juga mempunyai peran dalam mempertahankan kadar intermediet pada siklus asam

Laporan Kadar Glukosa Darah

Embed Size (px)

DESCRIPTION

laporan

Citation preview

Page 1: Laporan Kadar Glukosa Darah

I. Tujuan Percobaan (Rizky Puspasari)

Menentukan kadar glukosa dalam darah dengan metode enzimatik dan

menginterpretasikan hasil serta menghubungkan dengan keadaan patologi.

II. Prinsip Percobaan (Cahya Fawzan R)

Glukosa dioksidasi menjadi asam glukonat yang oleh peroksidase di ubah

menjadi On. On ini direaksikan dengan O-toluidin atau O-diamizidine yang

menimbulkan perubahan warna dan dapat di ukur secara kolorimetrik.

Glukosa + O2 + H2O GOD as. glukonat + H2O2.

H2O2 + 4-aminofenazon + fenol Peroksidase H2O + 4-kuinon → warna merah.

III. Dasar Teori (Irma Nurlistiawati & Reki Senja Trinanda)

Gula darah merupakan istilah yang mengacu kepada tingkat glukosa yang

ada di dalam darah. Glukosa dibentuk dari senyawa-senyawa glukogenik yang

mengalami glukogenesis. Glukoneogenesis memenuhi kebutuhan akan glukosa

pada saat karbohidrat tidak tersedia dalam jumlah yang cukup dalam makanan.

Pasokan glukosa yang terus menerus diperlukan sebagai sumber energy,

khususnya bagi sistem saraf dan eritrosit. Glukosa juga diperlukan di dalam

jaringan adipose sebagai sumber gliseralida-gliserol dan glukosa juga mempunyai

peran dalam mempertahankan kadar intermediet pada siklus asam sitrat di seluruh

jaringan tubuh. Glukosa juga merupakan satu-satunya bahan bakar yang memasok

energi bagi otot rangka pada keadaan anaerob (Murray 2006).

Proses mempertahankan kadar glukosa yang stabil di dalam darah

merupakan salah satu mekanisme hemeostatis dan juga menjadi salah satu

mekanisme di hepar, jaringan ekstrahepatik, serta beberapa hormon. Hormon yang

mengatur kadar glukosa darah ialah insulin dan glukagon. Insulin merupakan

suatu hormon anabolik yang merangsang sintesis komponen makromolekuler sel

dan mengakibatkan terjadinya pengimpanan glukosa. Glukagon merupakan suatu

katabolik yang membatasi sintesis makromolekuler dan menyebabkan terjadinya

pengeluaran glukosa yang disimpan (Wirahadikusumah, 1985). Peningkatan

glukosa dalam sirkulasi mengakibatkan peningkatan konsentrasi glukosa dalam

Page 2: Laporan Kadar Glukosa Darah

sirkulasi mengakibatkan peningkatan sekresi insulin serta pengurangan glukagon

dan sebaliknya (Winarno 1984).

1.   Diabetes Tipe I

          Terdapat ketidakmampuan untuk menghasilkan insulin karena sel-sel

pankreas telah dihancurkan oleh proses autoimun. Glukosa yang berasal dari

makanan tidak dapat disimpan dalam hati meskipun tetap berada dalam darah dan

menimbulkan hiperglikemia postprandial (sesudah makan) (Brunner & Suddarth,

2002).

          Jika konsentrasi glukosa dalam darah cukup tinggi, ginjal tidak dapat

menyerap kembali semua glukosa yang tersaring keluar akibatnya glukosa

tersebut diekskresikan dalam urin (glukosuria). Ekskresi ini akan disertai oleh

pengeluaran cairan dan elektrolit yang berlebihan, keadaan ini dinamakan diuresis

osmotik. Pasien mengalami peningkatan dalam berkemih (poliuria) dan rasa haus

(polidipsi) (Brunner & Suddarth, 2002).

2.  Diabetes Tipe II

Terdapat dua masalah utama yang berhubungan dengan insulin, yaitu

resistensi insulin dan gangguan sekresi insulin. Normalnya insulin akan terikat

dengan reseptor khusus pada permukaan sel. Sebagai akibat terikatnya insulin

dengan reseptor tersebut, terjadi suatu rangkaian reaksi dalam metabolisme

glukosa di dalam sel. Resistensi insulin pada diabetes tipe II disertai dengan

penurunan reaksi intrasel, dengan demikian insulin menjadi tidak efektif untuk

menstimulasi pengambilan glukosa oleh jaringan (Brunner & Suddarth, 2002).

Untuk mengatasi resistensi insulin dan mencegah terbentuknya glukosa

dalam darah harus terdapat peningkatan insulin yang disekresikan. Pada penderita

toleransi glukosa terganggu, keadaan ini terjadi akibat sekresi insulin yang

berlebihan dan kadar glukosa akan dipertahankan pada tingkat yang normal atau

sedikit meningkat. Namun jika sel-sel tidak mampu mengimbangi peningkatan

kebutuhan akan insulin maka kadar glukosa akan meningkat dan terjadi diabetes

tipe II (Brunner & Suddarth, 2002).

Meskipun terjadi gangguan sekresi insulin yang merupakan ciri khas

diabetes tipe II, namun terdapat jumlah insulin yang adekuat untuk mencegah

pemecahan lemak dan produksi badan keton. Oleh karena itu, ketoasidosis

Page 3: Laporan Kadar Glukosa Darah

diabetik tidak terjadi pada diabetes tipe II. Meskipun demikan, diabetes tipe II

yang tidak terkontrol dapat menimbulkan masalah akut lainnya yang dinamakan

sindrom hiperglikemik hiperosmoler nonketotik. Akibat intoleransi glukosa yang

berlangsung lambat dan progresif, maka awitan diabetes tipe II dapat berjalan

tanpa terdeteksi, gejalanya sering bersifat ringan dan dapat mencakup kelelahan,

iritabilitas, poliuria, polidipsia, luka pada kulit yang tidak sembuh-sembuh, infeksi

dan pandangan yang kabur (Brunner & Suddarth, 2002).

3.  Diabetes Gestasional

Terjadi pada wanita yang tidak menderita diabetes sebelum kehamilannya.

Hiperglikemia terjadi selama kehamilan akibat sekresi hormone-hormon plasenta.

Sesudah melahirkan bayi, kadar glukosa darah pada wanita yang menderita

diabetes gestasional akan kembali normal (Brunner & Suddarth, 2002).

Insulin dihasilkan oleh kelenjar pankreas yang terletak di lekukan usus dua

belas jari sangat penting untuk menjaga keseimbangan kadar glukosa darah, yaitu

untuk orang normal (non diabetes) waktu puasa atau sebelum makan (60-120)

mg/dl dan dua jam sesudah makan di bawah 140 mg/dl. Bila terjadi gangguan

pada kerja insulin, baik secara kualitas maupun kuantitas, keseimbangan tersebut

akan terganggu sehingga kadar glukosa darah cenderung naik. Gangguan fungsi

hormon insulin inilah yang dinamakan dengan diabetes melitus. Diabetes melitus

dibagi menjadi 2 tipe yaitu tipe I yang penyembuhannya hanya tergantung insulin

dan tipe II yang penyembuhannya dapat melalui obat, pola makan, pola hidup dan

lain-lain.

Metode pengobatan yang digunakan pada penderita diabetes tipe I adalah

dengan suntikan insulin atau dengan infus insulin lewat pompa insulin yang

dilakukan secara terus menerus. Pengobatan ini membutuhkan tiga sampai empat

kali dalam sehari untuk menyuntikkan insulin ke dalam tubuh pasien. Banyaknya

suntikan biasanya ditentukan oleh kadar glukosa penderita diabetes. Banyaknya

insulin yang diberikan pada penderita diabetes harus sesuai dengan kebutuhan

atau dosis yang telah ditentukan dengan cara memonitor kadar glukosa penderita

diabetes secara terus menerus sehingga kadar glukosa yang ada dalam tubuh

penderita diabetes dapat terkontrol atau mendekati nilai normal. Jika tidak, maka

dapat menyebabkan beberapa penyakit komplikasi seperti penyakit jantung,

Page 4: Laporan Kadar Glukosa Darah

stroke, ginjal, mata serta beberapa penyakit yang lain dan bahkan dapat

mengakibatkan kematian.

Insulin disekresikan dari pankreas 40-50 unit/hari (15-20% dari

penyimpanan ). Sekresi insulin dapat berlangsung secara :

1. Sekresi insulin basal: terjadi tanpa adanya rangsangan eksogen

Ini merupakan jumlah insulin yang disekresikan dalam keadaan puasa

2. Sekresi insulin yang dirangsang : sekresi insulin karrena adanya respon

terhadap rangsang eksogen. Sejumlah zat yang terlibat dalam pelepasan

insulin disini adalah :

a. Glukosa rangsang pelepasan insulin paling poten

Glukosa dapat masuk kedalam sel β pankreas secara difusi pasif yang

diperantarai protein membran yang spesifik disebut Glukosa

Transpoter 2 → rangsang sekresi insulin

b. Asam Amino, Asam lemak, Badan keton

c. Faktor hormonal

Preparat β adrenergik merangsang pelepasa insulin yang

mungkin dengan cara peningkatan cAMP intrasel.Paparanyang terus

menerus dengan hormon pertumbuhan, kortisol,laktogen plasenta,

estrogen, progestin dalam jumlah yang berlebihan juga meningkatkan

sekresi insulin

d. Preparat farmalologik : Senyawa Sulfonilurea.

Mekanisme Kerja Insulin

Dimulai dengan berikatnya insulun dengan reseptor glikoprotein yang

spesifik pada permukaan sel sasaran. Reseptor ini terdiri dari 2 subunit yaitu:

a. subunit α yang besar dengan BM 130.000 yang meluas ekstraseluler

terlibat pada pengikatan molekul insulin

b. subunit β yang lebih kecil dengan BM 90.000yang dominan di dalam

sitoplasma mengandung suatu kinase yang akan teraktivasi pada

pengikatan insulin dengan akibat fosforilasi terhadap subunit β itu

sendiri (autofosforilasi)

Page 5: Laporan Kadar Glukosa Darah

Reseptor insulin yang sudah terfosforilasi melakukan reaksi fosforilasi

terhadap substrat reseptor insulin ( IRS -1).IRS-1 yang terfosforilasi akan terikat

dengan domain SH2 pada sejumlah proteinyang terlibat langsung dalam

pengantara berbagai efek insulin yang berbeda.

Pada dua jaringan sasaran insulin yang utama yaitu otot lurik dan jaringan

adiposa, serangkaian proses fosforilasi yang berawal dari daerah kinase teraktivasi

tersebut akan merangsang protein-protein intraseluler, termasuk Glukosa

Transpoter 4 untuk berpindah ke permukaan sel. Jika proses ini berlangsung pada

saat pemberian makan, maka akan mempermudah transport zat-zat gizi ke dalam

jaringan-jaringan sasaran insulin tersebut (Murray, 2000).

Pankreas memiliki 2 fungsi yaitu :

1. Eksokrin, mensekresi enzim-enzim dan ion-ion yang digunakan untuk

proses pencernaan ke dalam duodenum.

2. Endokrin, terdiri dari pulau-pulau Langerhans yang menghasilkan beberapa

hormon.

Tipe sel Jumlah relative Hormon yang diproduksi

A (atau α) 25% Glucagon

B (atau β) 70% Insulin

D (atauδ ) < 5% somatostatin

F Sangat kecil Polipeptida pankreas

IV. Alat dan Bahan (Hilmi Nurhidayat)

Alat

a. Spektrofotometri

b. kuvet

c. Sentrifuga

d. Stopwatch

e. Tabung evendrop

f. mikropipet

g. Rak Tabung Reaksi

Bahan

a. Serum

b. Reagen Glukosa

Page 6: Laporan Kadar Glukosa Darah

V. Prosedur (Hilmi Nurhidayat)

a. Pengambilan sampel

b. Pengujian kadar glukosa darah

Tempat yang akan ditusuk dibersihkan dengan kapas

alkohol dan dibiarkan hingga kering.

Tegangkanlah kulit diatas vena dengan jari-jari tangan kiri supaya vena tidak dapat

bergerak.

Tusuk vena dengan semprit sampai ujung jarum masuk

kedalam lumen vena.

Pembendung diregangkan dan diperlahan-lahan ditarik

penghisap semprit sampai jumlah darah yang diinginkan

Taruhlah kapas diatas jarim dan tariklah semprit tersebut

Darah dialirkan kedalam wadah atau tabung yang tersedia melalui dinding

tabung.

Siapkan tiga buah tabung :a. Blanko

b. Standarc. sampel

Pipet reagen glukosa sebanyak 1000µl kedalam 3

tabung yang telah disediakan.

Pipet serum sebanyak 10 µl kedalam tabung sampel.

Baca pada alat spektrofotometri

Page 7: Laporan Kadar Glukosa Darah

VI. Hasil Pengamatan (Dicky Nurdiansyah)

a. Sampel Darah

Nama : Dicky Nurdiansyah

Umur : 22 tahun

Alamat : Cibalong

Gol. Darah : AB

b. Absorbansi

Perhitungan

Glukosa (mg/dL) =

1. Glukosa sampel 1 (mg/dL) = = 28 mg/dL

2. Glukosa sampel 1 (mg/dL) = = 29,33 mg/dL

3. Glukosa sampel 2 (mg/dL) = = 25,33 mg/dL

4. Glukosa sampel 2 (mg/dL) = = 24 mg/dL

VII. Pembahasan ( Desi Astriani dan Tia Kurnia Sapta)

Pada praktikum kali ini kita melakukan analisis kadar gula darah dengan

menggunakan metode GOD-PAP. Metode GOD-PAP itu sendiri merupakan suatu

metode yang prinsipnya berdasarkan reaksi antara sisa hidrogen peroksida dengan

Absorbansi Keterangan

0,075

0,021

0,022

0,019

0,018

Standard

Sampel 1

Sampel 1

Sampel 2

Sampel 2

Page 8: Laporan Kadar Glukosa Darah

aseptor oksigen seperti amonofenazon. hidrogen peroksida adalah produk lain

terbentuk dari hasil perombakan glukosa menjadi asam glukonat dengan katalisasi

enzim glukosidase. Hidrogen peroksida yang terbentuk adalah sebanding dengan

glukosa yang menjadi prekursor awalnya. Kemudian dengan menambahkan

aseptor oksigen kedalam reaksinya, dalam hal ini aminofenazon, kadar glukosa

dapat diukur dengan melihat reaksi yang terjadi pada hidrogen peroksida yang

dikatalisasi enzim peroksidase, pengamatan dibantu oleh indikator merah-violet.

Prosedur pertama yang dilakukan adalah menyiapkan kuvet yang akan

digunakan pada saat spektrofotometri UV-Vis. Kuvet yang digunakan sebanyak 3

buah. Satu kuvet digunakan untuk larutan blanko, satu kuvet untuk larutan

standar, dan satu kuvet untuk larutan sampel. Larutan blanko terdiri dari 10 μL

aquadest dan 1000 μL reagen. Larutan standar terdiri dari 10 μL larutan standar

dan 1000 μL reagen. Larutan sampel terdiri dari 10 μL serum dan 1000 μL

reagen. Serum merupakan darah yang telah dipisahkan dari sel-sel darah merah

dan zat-zat koagulan serta biasanya berwarna kuning pucat. Larutan reagen

merupakan campuran dari beberapa enzim yang dapat mengubah kolesterol

menjadi suatu senyawa berwarna sehingga dapat dideteksi oleh spektrofotometri

UV-Vis.

Pada proses pengambilan larutan, yaitu aquadest, reagen, dan sampel

dilakukan dengan menggunakan mikropipet (pipet piston). Hal ini disebabkan

jumlah larutan yang diambil sangat sedikit (10 μL). Sebelum pipet piston

digunakan, bagian atas pipet yang disebut thumb knob sebaiknya ditekan berkali-

kali untuk memastikan lancarnya mikropipet. Setelah itu tip bersih dimasukkan ke

dalam nozzle / ujung pipet piston sampai pas (tidak jatuh). Thumb knob ditekan

sampai hambatan pertama / first stop, jangan ditekan lebih ke dalam lagi karena

cairan yang terambil akan lebih besar daripada jumlah yang sebenarnya. Setelah

itu, tip dimasukkan ke dalam cairan sedalam 3-4 mm karena jika kurang dari nilai

tersebut dikhawatirkan cairan tidak terambil sempurna (ada gelembung udara

yang terambil), sedangkan jika lebih dari nilai tersebut dikhawatirkan terdapat

kontaminan dari tip pipet. Selanjutnya pipet ditahan dalam posisi vertikal

kemudian tekanan dari thumb knob dilepaskan sehingga cairan masuk ke tip.

Ujung tip dipindahkan ke dalam kuvet. Untuk mengeluarkan cairannya, thumb

Page 9: Laporan Kadar Glukosa Darah

knob ditekan sampai hambatan kedua / second stop atau ditekan semaksimal

mungkin sehingga semua cairan keluar dari ujung tip. Pipet piston digunakan

dalam percobaan ini karena memiliki ketelitian, sensitivitas, dan spesifisitas yang

tinggi bila dibandingkan dengan pipet gelas.

Setelah dimasukan kedalam kuvet di inkubasi selama 10 menit sampai

terjadi Perubahan warna (menjadi berwarna merah/ merah muda) diperlukan agar

campuran larutan dapat diukur absorbansinya dengan menggunakan

spektrofotometer UV-Vis, khususnya dengan sinar visibel. Quinoeimine akan

terukur absorbansinya pada panjang gelombang 546 nm dan nilai absorbansi

tersebut sebanding dengan kadar glukosa darah. Setelah selesai, masing-masing

larutan blanko, standard dan sampel diukur absorbansinya dengan

spektrofotometer. Pengukuran dilakukan pada panjang gelombang 546 nm yang

merupakan panjang gelombang maksimum untuk GOD PAP. Pengukuran sampel,

sebanyaka dua kali (duplo) agar kesalahan pada saat pengukuran dapat dihindari

sehingga hasilnya lebih akurat. Pengukuran dilakukan pada panjang gelombang

546 nm sehingga nantinya akan didapatkan data berupa absorbansi sampel. Hal

yang harus diperhatikan disini adalah bahwa cara memegang kuvet, harus pada

bagian kuvet yang buram, karena jika dipegang pada bagian bening kuvetnya,

maka dikhawatirkan akan mengganggu absorbansi disebabkan adanya protein

yang mungkin tertinggal pada kuvet.

Glukosa + O2 glukosa oksidase O-glukono-δ-lakton + H2O2

Penambahan enzim perokidase dan aseptor oksigen kromogenik seperti

Odianisidine.

O-dianisidine (red) +H2O2 peroksidase O-dianiside (oks) + H2O2

(tidak berwarna) (berwarna)

Pengukuran dilakukan pada panjang gelombang maksimum 546 nm

karena pada panjang gelombang ini, hasilnya akan terdeteksi, sesuai dengan teori,

bahwa hasil yang terjadi adalah warna merah-violet. Tujuan penetapan panjang

gelombang maksimum yaitu untuk mengetahui panjang gelombang yang

merupakan serapan terbesar, yaitu pada saat senyawa berwarna yang terbentuk

telah optimum, sehingga diperoleh kepekaan yang maksimum. Serapan dibaca

Page 10: Laporan Kadar Glukosa Darah

pada panjang gelombang 500nm sesuai dengan panjang gelombang reagen GOD-

PAP.

Parameter stabil yaitu jika pada waktu tertentu lerutan menunjukkan

serapan yang bernilai sama berturut-turut. GOD-PAP merupakan enzim yang

memerlukan waktu tertentu untuk bereaksi optimum, sehingga dibutuhkan waktu

inkubasi. Jika waktu inkubasi kurang dari waktu inkubasi optimum / operating

time-nya, maka enzim tidak akan bereaksi sempurna.  Sedangkan apabila waktu

inkubasi lebih dari waktu inkubasi optimum / operating time, maka senyawa yang

terbentuk akan terdegradasi.Hasil absorbansi yang telah diperoleh kemudian

dimasukkan ke dalam persamaan kurva standar dengan sumbu x merupakan

panjang gelombang, dan sumbu y merupakan absorbansi (A) sehingga dapat

diperoleh kadar glukosanya.

Pada praktikum kali ini didapatkan hasil kadar gula darah pada waktu

puasa pada sampel Tn.Dicky dengan umur 22 tahun. Setelah dilakukan

pemeriksaan nilai absorbansi terhadap sampel, maka selanjutnya dilakukan

perhitungan pada sampel. Hal ini dilakukan agar nilai glukosa dalam sampel dapat

diketahui. Panjang gelombang sampel mempunyai nilai sebesar 546,0 nm.

Perhitungan dilakukan dengan menggunakan rumus, yakni:

Glukosa (mg/dL) =

Maka nilai glukosa yang didapat pada sampel serum darah Tn dicky

adalah sebesar 28 mg/dl dan 29,33mg/dl. Sampel ke 2 sebesar 25,333 mg/dl dan

24 mg/dl. Sampel yang diuji memiliki nilai konsentrasi glukosa yang sangat

rendah untuk kadar glukosa puasa dengan rentang 24 – 29,33 mg/dl. Konsentrasi

glukosa serum sampel jauh dari rentang batas normal nilai glukosa darah yakni 70

– 120 mg/dl. Hal tersebut menandakan bahwa sampel menunjukkan kondisi

hipoglikemia karena nilai glukosa darah kurang dari 70 mg/dl. Gejala yang mukin

dialami ketika gula darah terlalu rendah (hipoglikemia) yaitu : pandangan kabur,

detak jantung lebih cepat, merasa gugup, sakit kepala, gemetar, berkeringat,

kesemutan atau mati rasa pada kulit, tidak dapat berkonsentrasi. Jika tidak segera

mendapat pertolongan maka pasien pingsan, kejang, dan koma. Pertolongan yang

diberikan yaitu mengmbalikan kadar gula darah mejadi nrmal kembali.

Page 11: Laporan Kadar Glukosa Darah

Kesalahan yang mungkin terjadi pada pengukuran kadar glukosa darah

dengan metode GOD-PAP ini adalah pemipetan serum dan reagen yang kurang

benar, ketidakbersihan alat sehingga menyebabkan terjadinya kontaminasi, serta

waktu dan suhu inkubasi yang kurang tepat

Kadar gula darah akan berubah tergantung kapan mengukurnya yang

terkait dengan waktu makan, serta berapa banyak makannya. Oleh karena itu,

terdapat nilai gula darah normal saat puasa, dua jam setelah makan, dan gula

darah sesaat. Berikut ini nilai normal masing-masing :

a. Gula darah puasa (GDP) : gula darah yang diukur pada saat seseorang tidak

makan atau minum sesuatu yang mengandung gula selama delapan jam

terakhir, nilai normal gula darah puasa adalah antara 70-100 mg/dL

b. Gula darah 2 jam setelah makan (GDPP) : kadar gula darah yang diambil

(diukur) pada saat 2 jam setelah makan kurang dari 140 mg/dL

c. Gula darah sesaat (GDS) : pengukuran kadar gula darah kapan saja selain

waktu di atas, nilai normalnya yaitu 70-200 mg/dL

Hormon dan sel pankreas

Hormon yang paling penting untuk mengatur kadar gula darah adalah

insulun dan glukagon. Hormon lain yang berpengaruh terhadap kadar glukosa

darah antara lain : glukokortikoid, epinefrin, dan hormon yang dihasilkan oleh

kelenjar tiroid. Pulau Pankreas mensekresikan paling sedikit empat jenis hormon

yaitu:

a. Insulin

Insulin merupakan hormon yang terdiri dari rangkaian asam amino,

dihasilkan oleh sel beta kelenjar pankreas. Dalam keadaan normal, bila ada

rangsangan pada sel beta, insulin disintesis dan kemudian disekresikan ke dalam

darah sesuai dengan kebutuhan tubuh untuk keperluan regulasi glukosa darah

Sintesis insulin dimulai dalam bentuk prepoinsulin (precursor hormon

insulin) pada retikulum endoplasma sel beta. Dengan bantuan enzim peptidase,

prepoinsulin mengalami pemecahan sehingga terbentuk proinsulin, yang

kemudian dihimpun dalam gelembung-gelembung (secretory vesicle) dalam sel

tersebut. Di sini, dengan bantuan enzim peptidase, proinsulin diurai menjadi

Page 12: Laporan Kadar Glukosa Darah

insulin dan peptida-C (C-peptide) yang keduanya sudah siap untuk disekresikan

secara bersamaan melalui membran sel.

Mekanisme secara fisiologis di atas, diperlukan bagi berlangsungnya proses

metabolisme glukosa, sehubungan dengan fungsi insulin dalam proses utilasi

glukosa dalam tubuh. Kadar glukosa darah yang meningkat, merupakan

komponen utama yang memberi rangsangan terhadap sel beta memproduksi

insulin, meskipun beberapa jenis asam amino dan obat-obatan, juga dapat

memiliki efek yang sama. Mekanisme sintesis dan sekresi insulin setelah adanya

rangsangan terhadap sel beta cukup rumit, dan belum sepenuhnya dipahami secara

jelas.

Ada beberapa tahapan dalam sekresi insulin, setelah molekul glukosa

memberikan rangsangan pada sel beta. Pertama, proses untuk dapat melewati

membran sel yang membutuhkan senyawa lain. Glucose transporter (GLUT)

adalah senyawa asam amino yang terdapat dalam berbagai sel yang berperan

proses metabolisme glukosa. Fungsinya sebagai "kenderaan" pengangkut glukosa

masuk dari luar ke dalam jaringan tubuh. Glucose transforter 2 (GLUT 2) yang

terdapat dalam sel beta misalnya, diperlukan dalam proses masuknya glukosa dari

dalam darah, melewati membran, ke dalam sel. Proses ini merupakan langkah

penting, agar selanjutnya ke dalam sel, molekul glukosa tersebut dapat mengalami

proses glikolisis dan fosforilasi yang akan membebaskan molekul ATP. Molekul

ATP yang terbebas tersebut, dibutuhkan untuk mengaktifkan proses penutupan K

channel yang terdapat pada membran sel. Terhambatnya pengeluaran ion K dari

dalam sel menyebabkan depolarisasi membran sel, yang diikuti kemudian oleh

proses pembukaan Ca channel. Keadaan inilah yang memungkinkan masuknya

ion Ca²⁺ sehingga meningkatkan kadar ion Ca²⁺ intrasel, suasana yang

dibutuhkan bagi proses sekresi insulin melalui mekanisme yang cukup rumit dan

belum seutuhnya dapat dijelaskan.

b. Glukagon

Glukagon adalah antagonis dari insulin, yang disekresi pada saat kadar gula

darah dalam darah rendah. Pada prinsipnya menaikkan kadar gula di dalam darah.

Dia di produksi di sel alpha dari pankreas.

Regulasi glukagon, yaitu diantaranya :

Page 13: Laporan Kadar Glukosa Darah

Stimulus sekresi glukagon adalah kondisi hipoglisemia atau jika konsentrasi

asam amino turun di dalam darah setelah konsumsi makanan yang kaya

protein. Walaupun begitu konsumsi makanan yang kaya mengandung

protein tidak hanya menstimulasi pengeluaran hormon glukagon tetapi juga

hormon insulin.

Inhibitor atau yang menghambat sekresi glukagon adalah kondisi

hiperglisemia atau jika konsentrasi gula darah naik.

c. Somastotatin

Somastotatin dijumpai di sel D pulau langerhans pankreas menghambat sekresi

insulin, glukagon dan polipeptida pankreas dan mungkin bekerja lokal di dalam

pulau pankreas secara parakrin. Somastotatin memiliki berbagai efek penghambat

antara lain :

Somastotatin bekerja secara lokal di dalam pulau langerhans sendiri guna

menekan sekresi insulin dan glukagon

Somastotatin menurunkan motilitas lambung, duo denum dan kantung

empedu

Somastotatin mengurangi seksresi dan absorbsi dalam saluran cerna

d. Polipeptida Pankreas

Suatu polipeptida linier yang mengandung 36 residu asam amino dan dibentuk

oleh sel F pulau langerhans. Hormon ini berkaitan erat dengan 2 polipeptida asam

amino-36 lain : polipeptida YY, suatu hormon saluran cerna dan neuropeptida Y

yang ditemukan di otak dan sistem saraf otonom.

e. Glukokortikoid

Glukokortikoid disekresikan oleh korteks adrenal dan sangat penting di dalam

metabolisme karbohidrat. Hormon ini menyebabkan peningkatan

glukoneogenesis. Hal ini terjadi akibat peningkatan katatabolisme protein di

jaringan, peningkatan ambilan asam amino hati, dan peningkatan aktivitas enzim

transaminase serta enzim lainnya yang berhubungan dengan glukoneogenesis di

hati. selain itu, glukokortikoid menghambat penggunaan glukosa di jaringan

ekstrahepatik kecuali otak. Glukokortikoid bekerja secara antagonistik terhadap

insulin.

Page 14: Laporan Kadar Glukosa Darah

f. Epineprin

Hormon ini disekresikan oleh medula adrenal akibat rangsangan yang

menimbulkan stres (ketakutan, kegembiraan, kelelahan, hipoksia, hipoglikemia,

d11.) dan menimbulkan glikolisis di hati serta otot karena stimulasi enzim

fosforilase dengan menghasilkan cAMP. Akibat tidak adanya enzim glukosa-6-

fosfatase di otot, glikogenolisis terjadi dengan bentukan laktat, sedangkan di hati

glukosa merupakan produk utama yang menyebabkan peningkatan kadar glukosa

darah. 6. Hormon tiroid Hormon tiroid juga berpengaruh terhadap glukosa darah.

Terdapat bukti-bukti eksperimental bahwa tiroksin mempunyai kerja diabetogenik

dan bahwa tindakan tiroidektomi menghambat perkembangan diabetes. Kadar

glukosa puasa tampak naik di antara pasien-pasien hipertiroid dan menurun di

antara pasien-pasien hipotiroid. Meskipun demikian, pasien hipertiroid

menggunakan glukosa dengan kecepatan yang normal atau meningkat, sedangkan

pasien hipotiroid mengalami penurunan kemampuan dalam menggunakan

glukosa. Di samping itu, pasien hipotiroid mempunyai sensitivitas terhadap

insulin yang jauh lebih rendah bila dibandingkan dengan orang-orang normal atau

penderita hipertiroid.

Pankreas adalah organ pipih yang terletak dibelakang dan sedikit di bawah

lambung dalam abdomen. Organ ini memiliki 2 fungsi, yaitu fungsi endokrin dan

fungsi eksokrin. Bagian eksokrin dari pankreas berfungsi sebagai sel asinar

pankreas, memproduksi cairan pankreas yang disekresi melalui duktus pankreas

ke dalam usus halus.Pankreas terdiri dari 2 jaringan utama, yaitu:

a. Asini sekresi getah pencernaan ke dalam duo denum.

b. Pulau langerhans yang mengeluarkan sekretnya keluar, tetapi menyekresikan

insulin dan glukagon langsung ke darah.

Pulau-pulau langerhans yang menjadi sistem endokrinologis dari pankreas

tersebar di seluruh pankreas dengan berat hanya 1-3 % dari berat total pankreas.

Pulau langerhans berbentuk opoid dengan besar masing-masing pulau berbeda.

Besar pulau langerhans yang terkecil adalah 50μ, sedangkan yang terbesar 300μ,

terbanyak adalah yang besarnya 100-225μ. Jumlah semua pulau langerhans di

pankreas diperkirakan antara 1-2 juta.

Page 15: Laporan Kadar Glukosa Darah

Sel endokrin dapat ditemukan dalam pulau-pulau langerhans, yaitu kumpulan

kecil sel yang tersebar di seluruh organ. Ada 4 jenis sel penghasil hormon yang

teridentifikasi dalam pulau-pulau tersebut,:

a. Sel alfa, jumlah sekitar 20-40 %, memproduksi glukagon yang menjadi faktor

hiperglikemik, suatu hormon yang mempunyai antiinsulin like activity.

b. Sel beta menyekresi insulin yang menurunkan kadar gula darah.

c. Sel delta menyekresi somastatin, hormon penghalang hormon pertumbuhan

yang menghambat sekresi glukagon dan insulin.

d. Sel F menyekresi polipeptida pankreas, sejenis hormon pencernaan untuk

fungsi yang tidak jelas.

Diabetes

Diabetes Mellitus adalah keadaan hiperglikemia kronik disertai berbagai

kelainan metabolik akibat gangguan hormonal, yang menimbulkan berbagai

komplikasi kronik pada mata, ginjal, saraf dan pembuluh darah

Tanda dan keluhan awal serta komplikasi akut dari diabetes diakibatkan

adanya gangguan metabolisme. Pada keadaan lanjut timbul gejala dan keluhan

akibat komplikasi pada pembuluh darah seperti gangguan penglihatan, gangguan

ginjal,dan gangguan lain akibat adanya atherosclerosis seperti penyakit jantung

koroner (PJK) dan gangguan serebo vaskuler. Biasanya penderita akan mengalami

gejala sebagai berikut :

1. Jumlah urine yang dikeluarkan lebih banyak (Polyuria)

2. Sering atau cepat merasa haus atau dahaga (Polydipsia)

3. Lapar yang berlebihan atau makan banyak (Polyphagia)

4. Frekwensi urine meningkat atau kencing terus (Glycosuria)

5. Kehilangan berat badan yang tidak jelas sebabnya

6. Kesemutan atau mati rasa pada ujung syaraf ditelapak tangan & kaki

7. Cepat lelah dan lemah setiap waktu

8. Mengalami rabun penglihatan secara tiba-tiba

9. Apabila luka atau tergores (korengan) lambat penyembuhannya

10. Mudah terkena infeksi terutama pada kulit.

Page 16: Laporan Kadar Glukosa Darah

Adanya tanda-tanda dan keluhan dari penderita diabetes terutama diakibatkan

oleh berkurangnya glukosa yang masuk kedalam sel jaringan perifer,

bertambahnya jumlah glukosa yang dilepaskan kedalam darah oleh hati akibat

meningkatnya glukoneogenesis dan sejumlah besar kalori hilang ke dalam air

kemih. Jika ada keluhan dan gejala khas serta ditemukannya pemeriksaan glukosa

darah > 200 mg/dl. Hal itu sudah cukup untuk menegakkan diagnosis diabetes

mellitus. Pada keadaan akut, dapat terjadi ketosis, asidosis dan koma.

Obat Diabetes

Ada 5 golongan obat antidiabetes oral (ADO) yang dapat digunakan untuk

DM. Kelima golongan ini dapat diberikan pada DM tipe 2 yang tidak dapat

dikontrol hanya dengan diet dan latihan saja, diantaranya sebagai berikut:

1. Sulfonilurea

Dikenal 2 generasi sulfonilurea, generasi 1 terdiri dari tolbutamid, tolazamid,

asetoheksimid dan klorpropamid. Generasi 2 yang potensi hipoglikemik lebih

besar al. gliburid (glibenklamid), glipizid, glikazid dan glimepirid.

Mekanisme kerja golongan obat ini sering disebut sebagai insulin

secretagogues, kerjanya merangsang sekresi insulin dari granul sel-sel beta

Langerhans pankreas.

Farmakokinetik dari berbagai sulfonilurea mempunyai sifat kinetik berbeda,

tetapi absorpsi melalui saluran cerna cukup efektif. Makanan dan keadaan

hiperglikemia dapat mengurangi absorpsi. Untuk mencapai kadar optimal di

plasma, sulfonilurea dengan masa paruh pendek akan lebih efektif bila diminum

30 menit sebelum makan. Dalam plasma sekitar 90-99% terikat protein plasma

terutama albumin; ikatan ini paling kecil untuk klorpropamid dan paling besar

untuk gliburid.

Insiden efek samping generai I sekitar 4%, insidennya lebih rendah lagi untuk

generasi II. Hipoglikemia, bahkan sampai koma tenu dapat timbul. Reaksi ini

lebih sering terjadi pada pasien usia lanjut dengan gangguan fungsi hepar atau

ginjal, terutama yang menggunakan sediaan dengan masa kerja panjang. Efek

samping lain adalah reaksi alergi jarang sekali terjadi, mual, muntah, diare, gejala

hematologik, susunan saraf pusat, mata dan sebagainya.

Page 17: Laporan Kadar Glukosa Darah

Contoh adalah glibenklamid (gliburid), potensinya 200x lebih kuat dari

tolbutamid, masa paruhnya sekitar 4 jam. Metabolismenya di hepar, pada

pemberian dosis tunggal hanya 25 % metabolitnya diekskresi melalui urin,

sisanya melalui empedu. Pada penggunaan dapat terjadi kegagalan primer dan

sekunder, dengan seluruh kegagalan kira-kira 21 % selama 1 tahun.

2. Meglitinid

Repaglinid dan nateglinid merupakan golongan meglitinid, mekanisme

kerjanya sama dengan sulfonilurea tetapi struktur kimianya sangat berbeda.

Golongan ADOini merangsang insulin dengan menutup kanal K yang ATP-

independent di sel beta pankreas.

Pada pemberian oral absorpsinya cepat dan kadar puncaknya dicapai dalam

waktu 1 jam. Masa paruhnya 1 jam, karenyanya harus diberikan beberapa kali

sehari, sebelum makan. Metabolisme utamanya di hepar dan metabolitnya tidak

aktif. Sekitar 10% dimetabolisme di ginjal. Pada pasien dengan gangguan fungsi

hepar atau ginjal harus diberikan secara hati-hati. Efek samping utamanya

hipoglikemia dan gangguan saluran pencernaan, reaksi alergi juga pernah

dilaporkan.

3. Biguanid

Sebenarnya dikenal 3 jenis ADO dari golongan biguanid, yaitu : fenformin,

buformin dan metformin, tetapi yang pertama telah ditarik dari peredaran karena

sering menyebabkan asidosis laktat. Sekarang yang banyak digunakan adalah

metformin.

Mekanisme kerja biguanid sebenarnya bukan obat hipoglikemik tetapi suatu

antihiperglikemik, tidak menyebabkan rangsangan sekresi insulin dan umumnya

tidak menyebabkan hipoglikemia.

Efek samping hampir 20% pasien dengan metformin mengalami mual, muntah,

diare serta kecap logam (metalic taste); tetapi dengan menurunkan dosis keluhan-

keluhan tersebut segera hilang.

Page 18: Laporan Kadar Glukosa Darah

Indikasi sediaan biguanid tidak dapat menggantikan fungsi insulin endogen,

dan digunakann pada terapi diabetes dewasa. Dari berbagai derivat biguanid, data

fenformin yang paling banyak terkumpul tetapi sediaan ini kini dilarang

dipasarkan di Indonesia karena bahaya asidosis laktat yang mungkin

ditimbulkannya. Di Eropa fenformin digantikan dengan metforminyang kerjanya

serupa dengan fenformin tetapi diduga lebih sedikit menyebabkan asidosis laktat.

Dosis metformin ialah 1-3 g sehari dibagi dalam dua atau 3 kali pemberian.

4. Penghambat α-glikosidase

Obat golongan penghambat enzim α-glikoidase ini dapat memperlambat

absorpsi polisakarida (starch), dekstrin dan disakarida di intestin. Dengan

menghambat kerja enzim α-glikosidase di brush border intestin, dapat mencegah

peningkatan glukosa plasma pada orang normal dan pasien DM.

Karena kerjanya tidak mempengaruhi sekresi insulin, maka tidak akan

menyebabkan efek samping hipoglikemia. Akarbose dapat digunakan sebagai

monoterapi pada DM usia lanjut atau DM yang glukosa postprandialnya sangat

tinggi. Obat golongan ini diberikan pada waktu mulai makan dan absorpsi buruk.

Efek samping yang bersifat dose-dependent, malabsorpsi, flatulen, diare dan

abdominal bloating.

5. Tiazolidinedion

Mekanisme kerja tiazolidinedion insulin merangsang pembentukan dan

translokasi GLUT ke membran sel di organ perifer. Ini terjadi karena insulin

merangsangPeroxisome proliferators-activeted receptor-Ɣ (PPARƔ) di inti sel

dan mengaktivasi insulin-responsivegenes, gen yang berperan pada metabolisme

karbohidrat dan yang berperan pada metabolisme karbohidrat dan lemak.

Efek samping antara lain, peningkatan berat badan, edema, menambah volume

plasma dan memperburuk gagal jantung kongestif. Edema sering terjadi pada

penggunaannya bersama insulin, kecuali heapar tidak dianjurkan pada gagal

jantung kelas 3 dan 4 menurut klasifikasi New York Heart Association.

Hipoglikemia pada penggunaan monoterapi jarang terjadi.

Hormon insulin

Insulin merupakan hormon yang terdiri dari rangkaian asam amino, dihasilkan

oleh sel beta kelenjar pankreas. Dalam keadaan normal, bila ada rangsangan pada

Page 19: Laporan Kadar Glukosa Darah

sel beta, insulin disintesis dan kemudian disekresikan kedalam darah sesuai

kebutuhan tubuh untuk keperluan regulasi glukosa darah. Secara fisiologis,

regulasi glukosa darah yang baik diatur bersama dengan hormone glukagon yang

disekresikan oleh sel alfa kelenjar pankreas.

Sintesis insulin dimulai dalam bentuk preproinsulin (precursor hormon

insulin) pada retikulum endoplasma sel beta. Dengan bantuan enzim peptidase,

preproinsulin mengalami pemecahan sehingga terbentuk proinsulin, yang

kemudian dihimpun dalam gelembung-gelembung (secretory vesicles) dalam sel

tersebut. Di sini, sekali lagi dengan bantuan enzim peptidase, proinsulin diurai

menjadi insulin dan peptida-C (C-peptide) yang keduanya sudah siap untuk

disekresikan secara bersamaan melalui membran sel.

Mekanisme diatas diperlukan bagi berlangsungnya proses metabolisme secara

normal, karena fungsi insulin memang sangat dibutuhkan dalam proses utilisasi

glukosa yang ada dalam darah. Kadar glukosa darah yang meningkat, merupakan

komponen utama yang memberi rangsangan terhadap sel beta dalam

memproduksi insulin. Disamping glukosa, beberapa jenis asam amino dan obat-

obatan, dapat pula memiliki efek yang sama dalam rangsangan terhadap sel beta.

Berdasarkan lama kerjanya, insulin dibagi menjadi 4 macam, yaitu :

a. Insulin yang Bekerja Cepat

Insulin yang bekerja cepat memungkinkan penggantian insulin pada waktu

makan secara fisiologis karena kerjanya yang cepat dan puncak kerjanya yang

segera tercapai lebih menyerupai sekresi insulin endogen normal dibandingkan

dengan insulin regular dan selain itu insulin dapat diberikan sebelum makan tanpa

mengganggu kontrol glukosa. Lama kerja insulin jarang melebihi 3-5 jam (kecuali

insulin inhalasi, yang dapat berlangsung 6-7 jam), yang mengurangi resiko

terjadinya hipoglikemia setelah makan

b. Insulin yang Bekerja Singkat

Insulin regular adalah suatu insulin seng kristalin larut dan bekerja singkat

serta dibuat melalui teknik DNA rekombinan untuk memproduksi suatu molekul

yang identik dengan insulin manusia. Efeknya tampak dalam waktu 30 menit dan

mencapai puncak antara 2 dan 3 jam setelah disuntikan melalui subkutan dan

biasanya berlangsung selama 5-8 jam.

Page 20: Laporan Kadar Glukosa Darah

c. Insulin dengan Masa Kerja Sedang dan Lama

1. Insulin Neutral Protamine Hagedorn (NPH) atau isofan

Insulin NPH adalah insulin dengan masa kerja sedang serta absorpsi dan

mula kerja yang lambat yang dibuat dengan menggabungkan insulin dan

protamine dalam jumlah yang sesuai sehingga kedua zat tersebut tidak ada

yang tidak membentuk kompleks (isofan).

2. Insulin Glarglin

Insulin glarglin adalah analog insulin larut dengan masa kerja yang

sangat lama (ultra-long-acting) dan “tidak berpuncak” (yaitu, mamiliki

plateau konsentrasi plasma yang lebar).

3. Insulin Detemir

Insulin ini adalah analog insulin dengan masa kerja lama yang paling

mutahir dikembangkan.

4. Insulin Campuran

Insulin NPU dengan masa kerja sedang membutuhkan beberapa jam untuk

mencapai kadar terapeutik yang adekuat, penggunaannya pada penderita

diabetes tipe 1 memerlukan tambahan insulin yang bekerja cepat dan singkat

sebelum makan.

Indikasi dan tujuan terapi dengan insulin subkutan terutama diberikan pada

DM tipe 1, DM tipe 2 yang tidak dapat di atasi hanya dengan diet dan atau

antidiabetik oral, pasien DM pascapankreatektomi atau DM dengan kehamilan,

DM dengan ketoasidosis, koma nonketosis, atau komplikasi lain sebelum tindakan

operasi (DM tipe 1 dan 2). Tujuan pemberian insulin pada semua keadaan tersebut

bukan saja untuk menormalkan glukosa darah tetapi juga memperbaiki semua

aspek metabolisme, dan yang terakhir inilah umumnya yang sukar dicapai. Hasil

terapi yang optimal membutuhkan pendekatan dokter pada pasien dan

keluarganya, agar ada koordinasi antara diet, latihan fisik dan pemberian insulin.

Insulin akan kehilangan potensinya setelah vial insulin terbuka atau jika

dibiarkan pada suhu tinggi. Insulin relatif stabil pada suhu ruangan selama

beberapa minggu, asal tidak terpapar pada panas yang berlebihan. Namun demi

keamanan, insulin lebih baik disimpan dalam lemari es pada suhu 4-80ºC bukan

dalam freezer.

Page 21: Laporan Kadar Glukosa Darah

Potensi insulin baik pada vial insulin yang telah dibuka ataupun penfill,

masih dapat bertahan selama 3 bulan bila disimpan di lemari es atau 1 bulan bila

ditaruh pada suhu kamar. Setelah melewati masa tersebut atau setelah masa

kadaluarsa yang ditetapkan pabrik, insulin harus dibuang.

Perhitungan insulin

Menghitung Kebutuhan Kalori Harian (1)

Langkah 1 : Menghitung Berat Badan Ideal (BBI) berdasarkan rumus Brocca yang

dimodifikasi

BBI = 90% (tinggi badan dalam cm – 100) x 1 kg

Untuk Pria dengan tinggi < 160 cm dan wanita < 150 cm, menggunakan rumus :

BBI = (tinggi badan dalam cm – 100) x 1 kg

Langkah 2 : Hitung kebutuhan kalori basal

Pria : BBI x 30 kkal

Wanita : BBI X 25 kkal

Langkah 3 : Tambahkan faktor aktivitas & stress pada

kebutuhan kalori basal

Tambahkan 10 – 20 % pada aktivitas ringan

Tambahkan 20 – 30 % pada aktivitas sedang

Tambahkan 40 – 50 % pada aktivitas berat

Menghitung Kebutuhan Kalori Harian (2)

Tabel Klasifikasi Aktivitas Harian

Ringan Sedang Berat(tambahkan 10 –  20%) (tambahkan 20 – 30%) (tambahkan 40-50%)

Menyetir mobil

(10%) Kerja rumah tangga

(20%) Aerobik (40%)

Mengajar (20%) Bersepeda (30%) Bersepeda mendaki

(40%)

Berjalan (20%) Bowling (20%) Panjat tebing (50%)Kerja

kantoran(10%) Berjalan cepat (30%) Dansa (40%)

Memancing (20%) Berkebun (30%) Jogging (40%)Membaca (20%) Atlit (50%)

Menghitung Kebutuhan Kalori Harian (3)

Page 22: Laporan Kadar Glukosa Darah

Langkah 4 : Mengurangi perhitungan kalori basal pada kondisi

kelebihan BB dan disesuaikan dengan usia

Klasifikasi penyesuaian perhitungan kalori berdasarkan usia

Kondisi Koreksi

40-59 tahun -5% (minus)

60-69 tahun -10% (minus)

>70 tahun -20% (minus)

BB lebih -20 sampai 30% (minus tergantung

derajat obesitas individu)

BB kurang -20 sampai 30% (plus tergantung

derajat kekurusan individu)

Stress & infeks -10, 30, sampai 30% (plus tergantung

berat ringannya penyakit)

Pemilihan jenis karbohidrat yang baik, dapat menggunakan Indeks

Glikemik. Sumber karbohidrat yang baik untuk diabetisi adalah karbohidrat yang

mengandung Indeks Glikemik dan glycemic load yang rendah.

Indeks glikemik adalah suatu indeks yang menggambarkan potensi

karbohidrat yang terkandung dalam makanan untuk menaikkan kadar glukosa

darah setelah konsumsi makanan tersebut. Semakin tinggi nilai indeks glikemik,

semakin besar potensinya dalam menaikkan kadar glukosa darah. Indeks glikemik

yangrendah dipengaruhi oleh kandungan lemak dan serat dalam makanan (serat

larut) serta memasak makanan.

Respons glukosa darah terhadap makanan dibandingkan terhadap

glukosa murni.

Penentuan Indeks Glikemik

Sebagai pembanding: IG gula (glukosa) 100

Page 23: Laporan Kadar Glukosa Darah

Makanan: IG makanan sumber karbohidrat (nasi, roti, mie, jagung, umbi) 80-jika

direbus dengan rendaman air, IG akan turun seperti misalnya kentang goreng 80,

tapi kentang rebus 50.

Protein: Daging, ikan, telur, kacang-kacangan: 20-30

Minyak: kosong

Glycemic Load

Glycemi Load dihitung menurut rumus:

Nilai Referensi GL: tinggi ≥ 20, sedang 11-19, rendah ≤ 10

Contoh:

Roti: IG 70 Kentang: IG 70

Jumlah karbohidrat 50 Jumlah karbohidrat 18

GL = = 35 GL = = 12,6

Sekalipun IG roti dan kentang sama tingginya, tetapi GL kentang

lebih rendah daripada roti, sehingga kentang leboh dianjurkan sebagai

makanan sumber karbohidrat ketimbang roti.

Carbohydrate counting (Carbing)

Carbohydrate counting (Carbing) merupakan perencanaan makanan yang

fokus terhadap jumlah karbohidrat yang dikonsumsi untuk mengontrol gula darah

pasien. Alasan penggunaan carbing:

a. Karbohidrat merupakan zat gizi yang paling mempengaruhi gula darah

karena langsung diubah menjadi glukosa (100%).

b. Sesuai kasus, penderita merasa tidak memiliki pantangan maupun

alergi. Selain itu, penderita tidak dapat memonitor makanannya.

Carbing cocok untuk pasien tersebut karena pasien lebih fleksibel dan

leluasa memilih makanan.

Page 24: Laporan Kadar Glukosa Darah

c. Penyeimbangan intake karbohidrat dengan insulin dan olahraga dapat

membantu menjaga kadar glukosa pada target yang diinginkan.

Prinsip dasar mengukur berat karbohidrat (gram) dalam makanan utama

dan camilan dan mengkonversikannya ke unit carbing (1 unit~15 g karbohidrat).

Pemenuhan makanan harus sesuai dengan aktivitas harian dan dinamika kadar

glukosa darah harian.

Jenis-jenis carbing:

1. Basic carbing

Sasarannya untuk semua penderita DM. Tujuan untuk mengontrol gula

darah dengan menyeimbangkan intake karbohidrat dengan pengobatan oral

dan aktivitas fisik. Dengan langkah memiloh makanan yang bervariasi dan

seimbang, fokus pada karbohidrat, tentukan goals jumlah karbohidrat yang

akan dikonsumsi disesuaikan dengan kebutuhan pasien, menentukan konten

dari karbohidrat yang dikonsumsi, dan monitoring gula darah.

2. Advance carbing

Sasaraannya untuk penderita DM, dengan tujuan mengontrol gula darah

dengan menyeimbangkan intakr karbohidrat dengan insulin. Dengan

langkah mengidentifikasi karbohidrat pada makanan , menghitung total

karbohidrat yang dikonsumsi dalam sehari, menghitung jumlah insulin

untuk menentukan insulin-carbohodrat ratio. Metode yang digunakan

adalah:

Pattern Management: menggunakan hasil record pasien mengenai

makanan, aktivitas, daninsulin. Untuk melihat cara kerja yang paling

baik dari insulin itu sendiri.

TTD (Total Daily Dose)

Insulin ratio = 500/TDD

Contoh: 500/64 = 7,8 (dibulatkan menjadi 8), maka 1 unit insulin

membutuhkan 8 gram karbohidrat

TDD dan basal insulin

Insulin : carb = rata-rata karbohodrat yang dikonsumsi perhari : kebutuhan

insulin

Kebutuhan insulin = (TDD – basal insulin)

Page 25: Laporan Kadar Glukosa Darah

Contoh: rata-rata karbohidrat yang dikonsumsi perhari 295 gram

TDD = 48, basal insulin = 24

Insulin : carb = 259 : (48 – 24)

= 259 : 24 = 10,8 (dibulatkan menjadi 11).

Mengecekkadar gula darah sebelum makan

Menghitung koreksi isulin

Bila gula darah sebelum makan berada diatas target yang ditentukan, kita

dapat menghitung ISF (Insulin Sensitivity Factor) sebgai faktor koreksi. ISF

dapat menentukan jumlah glukosa dara yang diturunkan dengan 1 unit

insulin serta dapat mengetahui seberapa banyak insulin yang harus

ditambahkan.

ISF = 1500 (short acting insuline) atau 1800 (long acting insulin) : TDD

Insulin : carbo ratio = ISF x 0,33

Untuk menentukan dosis insulin agar sesuai dengan target gula darah yang

dicapai, contoh: GD sekarang 264 mg/dL, GD target 100 mg/dL. ISF = 53

mg/dL, maka perbedaan gula darah 264 – 100 = 164 mg/dL, Kebutuhan

insulin = 164 mg/dL 53 mg/dL = 3 unit

Menotal kebutuhan insulin pada saat seelum makan

Contoh: TDD = 34 unit, GD sebelum makan 226 mg/dL, GD target 100

mg/dL, karbohidrat yang dikonsumsi 60 gram, maka jawabannya

perbedaan gula darah 226 – 100 = 126 mg/dL

ISF = 1800 : 34 = 52,9 (dibulatkan menjadi 53)

Kebutuhan insulin 126 : 53 = 2,3 unit

Insulin : carbo = 550/TDD

500/34 = 14,7 (1 insulin butuh 1,5 g karbohidrat)

Insulin yang dibutuhkan untuk mengcover 60 g karbohodrat = 60 : 15 = 4

unit, maka premeal insulin = 2,3 + 4 = 6,3 unit

Activity Adjusment, bila melakukan aktivitas lebih dari biasanya setelah

maksimal 2 jam penyuntikan, maka dosis insulin dapat diturunkan sebesar

50%. Bila nelakukan aktivitas lebih dari biasanta setalah 2-3 jam

penyuntikan, maka dosis insulin dapat diturunkan sebesar 25%

Page 26: Laporan Kadar Glukosa Darah

Inject, Eat, and Record. Suntikkan insulin, makan, dan record pada carb

counting daily worksheet

Cek kadar glukosa darah 2 jam setelah penyuntikkan insulin untuk melihat

ketepatan insulin carbo ratio dan ISF.

Tujuan (1) Advanced Carb Counting: Untuk mempermudah pengguna

insulin dalam memprediksi jumlah porsi karbohidrat yang dikonsumsi dan harus

disesuaikan dengan jumlah unit insulin yang disuntikkan (DMT1 atau LADA). Di

sini digunakan rasio insulin: karbohidrat. (2) Basic Carb Counting: Untuk

mempermudah diabetisi yang tidak menggunakan insulin dalam memprediksi

jumlah porsi karbohidrat yang dikonsumsi dan disesuaikan dengan pemakaian

obat hipoglisemik oral (OHO) (DMT2 dan MODY).

Sebagai contoh, hitung komposisi karbohidrat yang dianjurkan (46-65%

total kalori harian). Misalnya diet 1500 kcal dengan karbohidrat 60% ~ 900 kcal ~

225 gram karbohidrat → konversi ke Skema Meal Plan, misalnya sarapan 3;

snack pagi 1,5; makan siang 4,5; snack siang 1,5; makan malam 3; dan snack

malam 1,5 → konversikan unitcaarbing ke URT makanan yang dikonsumsi.

Skema Meal Plan

DIET 1500 kcal; karbohidrat per hari: 60% ~ 900 kcal ~ 225 g KH ~ 15 carbing

karbohidrat.

Waktu

Makan

Jumlah (gram) Angka Carbing

Sarapan Kebutuhan karbohidrat x 20% Sarapan / 3 carbing KH

Snack Pagi Kebutuhan karbohidrat x 10% Snack Pagi / 1,5 carbing KH

Makan

Siang

Kebutuhan karbohidrat x 30% Makan Siang / 4,5 carbing KH

Snack Siang Kebutuhan karbohidrat x 10% Snack Siang / 1,5 carbing KH

Makan

Malam

Kebutuhan karbohidrat x 20% Makan Malam / 3 carbing KH

Snack

Malam

Kebutuhan karbohidrat x 10% Snack Malam/ 1,5 carbing KH

Aplikasi Pendekatan Carbo Counting pada Perencanaan Makan Diabetisi

Page 27: Laporan Kadar Glukosa Darah

1. Kebutuhan Kalori Basal

BB ideal

= 90% x (tinggi badan dalam cm-

100) x 1 kg

= 90% x (165-100) x 1 kg

= 58,5 kg

Kebutuhan Kalori Basal

= 58,5 x 30 kkal

= 1755 kkal

Koreksi faktor aktivitas (kerja

kantoran, jarang olahraga =

tambah 10%)

= 1755 x 10%

= 175,5 kkal

Koreksi faktor usia (42 th inus

5%)

= 1755 x 5%

= 87,75 kkal

Koreksi faktor berat badan

Indeks Massa Tubuh

= BB (kg)/TB2 (m)

= 65/1.652

= 65/2,7225

= 23,87 kg/m2 → klasifikasi BB

normal → Koreksi

Kebutuhan kalori:

1755 + 175,5 – 87,75 =

1842,75 ~ 1800 kkal

2. Kebutuhan karbohidrat harian (55-65% total kalori)

Komposisi karbohidrat yang dianjurkan

= 60% dari total energi intake (1800 kkal)

= 1080 kkal = 1080/4 g

= 270 g = 270/15 UC

= 18 UC

3. Pembagian menjadi 3 kali makan 3 kali snack

Sarapan 20%, snack pagi 10%, makan siang 30%, snack sore 10%, makan

malam 20%, snack malam 10%. Jadi, Sarapan 3,5 UC; snack pagi 2;

makan siang 5,5; snack sore 2; makan malam 3,5; snack malam 1,5

4. Kebutuhan Lemak (20% dari total energi intake)

Komposisi lemak yang dianjurkan

= 30% dari total energi intake (1800 kkal)

= 600 kkal

Page 28: Laporan Kadar Glukosa Darah

= 600/9 = 600/9

= 65 g ~ 4 sdm minyak per hari

Bisa dibagi 2 sdm MUFA; 2 sdm PUFA & MCT (n-6 & VCO)

5. Kebutuhan protein hewani (daging, ayam, ikan, telur)

Komposisi protein yang dianjurkan

= 10% dari total energi intake (1800 kkal)

= 180 kkal

= 180/4

= 45 g, Bisa berupa 100 g ikan/20 g protein, 75 g ayam/15 g protein dan

50 g telur/10 g protein).

Hiperglikemia

Hiperglikemia adalah keadaan dimana kadar gula darah melonjak atau

berlebihan, yang akhirnya akan menjadi penyakit yang disebut Diabetes Melitus

(DM) yaitu suatu kelainan yang terjadi akibat tubuh kekurangan hormone insulin,

akibatnya glukosa tetap beredar di dalam aliran darah dan sukar menembus

dinding sel. Keadaan ini biasanya disebabkan oleh stress, infeksi, dan konsumsi

obat-obatan tertentu. Hiperglikemia ditandai dengan poliuria, polidipsi, dan

poliphagia, serta kelelahan yang parah dan pandangan yang kabur. (Nabyl, 2009)

Hiperglikemia merupakan keadaan peningkatan glukosa darah daripada

rentang kadar puasa normal 80 – 90 mg / dl darah, atau rentang non puasa sekitar

140 – 160 mg /100 ml darah ( Elizabeth J. Corwin, 2001 )

Hiperglikemia, hiperglikemia, atau gula darah tinggi adalah suatu kondisi

di mana jumlah yang berlebihan glukosa beredar dalam plasma darah. Ini

umumnya merupakan tingkat glukosa darah 10 + mmol / l (180 mg / dl), tetapi

gejala mungkin tidak memulai untuk menjadi terlihat sampai nomor kemudian

seperti 15-20 + mmol / l (270-360 mg / dl) atau 15,2 -32,6 mmol / l. Namun,

tingkat kronis melebihi 125 mg / dl dapat menghasilkan kerusakan organ.

Kadar glukosa bervariasi sebelum dan sesudah makan, dan pada berbagai

waktu hari, definisi "normal" bervariasi di kalangan profesional medis. Secara

umum, batas normal bagi kebanyakan orang (dewasa puasa) adalah sekitar 80

sampai 110 mg / dl atau 4 sampai 6 mmol / l. Sebuah subjek dengan rentang yang

konsisten di atas 126 mg / dl atau 7 mmol / l umumnya diadakan untuk memiliki

Page 29: Laporan Kadar Glukosa Darah

hiperglikemia, sedangkan kisaran yang konsisten di bawah 70 mg / dl atau 4

mmol / l dianggap hipoglikemik. Dalam puasa orang dewasa, darah glukosa

plasma tidak boleh melebihi 126 mg / dl atau 7 mmol / l. Berkelanjutan tingkat

yang lebih tinggi menyebabkan kerusakan gula darah ke pembuluh darah dan ke

organ-organ mereka suplai, yang mengarah ke komplikasi diabetes.

a. Etiologi :

Penyebab tidak diketahui dengan pasti tapi umumnya diketahui

kekurangan insulin adalah penyebab utama dan faktor herediter yang memegang

peranan penting.

Yang lain akibat pengangkatan pancreas, pengrusakan secara kimiawi sel

beta pulau langerhans. Faktor predisposisi herediter, obesitas. Faktor imunologi;

pada penderita hiperglikemia khususnya DM terdapat bukti adanya suatu respon

autoimun. Respon ini merupakan respon abnormal dimana antibody terarah pada

jaringan normal tubuh dengan cara bereaksi terhadap jaringan tersebut yang

dianggap sebagai jaringan asing.

b. Patofisiologi

Sindrome Hiperglikemia mengambarkan kekurangan hormon insulin dan

kelebihan hormon glukagon. Penurunan insulin menyebabkan hambatan

pergerakan glukosa ke dalam sel, sehingga terjadi akumulasi glukosa di plasma.

Peningkatan hormon glukagon menyebabkan glycogenolisis yang dapat

meningkatkan kadar glukosa plasma. Peningkatan kadar glukosa mengakibatkan

hiperosmolar. Kondisi hiperosmolar serum akan menarik cairan intraseluler ke

dalam intra vaskular, yang dapat menurunkan volume cairan intraselluler. Bila

klien tidak merasakan sensasi haus akan menyebabkan kekurangan cairan.

Tingginya kadar glukosa serum akan dikeluarkan melalui ginjal, sehingga

timbul glycosuria yang dapat mengakibatkan diuresis osmotik secara berlebihan

( poliuria ). Dampak dari poliuria akan menyebabkan kehilangan cairan berlebihan

dan diikuti hilangnya potasium, sodium dan phospat.

Akibat kekurangan insulin maka glukosa tidak dapat diubah menjadi

glikogen sehingga kadar gula darah meningkat dan terjadi hiperglikemi. Ginjal

tidak dapat menahan hiperglikemi ini, karena ambang batas untuk gula darah

adalah 180 mg% sehingga apabila terjadi hiperglikemi maka ginjal tidak bisa

Page 30: Laporan Kadar Glukosa Darah

menyaring dan mengabsorbsi sejumlah glukosa dalam darah. Sehubungan dengan

sifat gula yang menyerap air maka semua kelebihan dikeluarkan bersama urine

yang disebut glukosuria. Bersamaan keadaan glukosuria maka sejumlah air hilang

dalam urine yang disebut poliuria. Poliuria mengakibatkan dehidrasi intra selluler,

hal ini akan merangsang pusat haus sehingga pasien akan merasakan haus terus

menerus sehingga pasien akan minum terus yang disebut polidipsi. Perfusi ginjal

menurun mengakibatkan sekresi hormon lebih meningkat lagi dan timbul

hiperosmolar hiperglikemik.

Produksi insulin yang kurang akan menyebabkan menurunnya transport

glukosa ke sel-sel sehingga sel-sel kekurangan makanan dan simpanan

karbohidrat, lemak dan protein menjadi menipis. Karena digunakan untuk

melakukan pembakaran dalam tubuh, maka klien akan merasa lapar sehingga

menyebabkan banyak makan yang disebut poliphagia.

Kegagalan tubuh mengembalikan ke situasi homestasis akan

mengakibatkan hiperglikemia, hiperosmolar, diuresis osmotik berlebihan dan

dehidrasi berat.  Disfungsi sistem saraf pusat karena ganguan transport oksigen ke

otak dan cenderung menjadi koma. Hemokonsentrasi akan meningkatkan

viskositas darah dimana dapat mengakibatkan pembentukan bekuan darah,

tromboemboli, infark cerebral, jantung.

c. Menifestasi klinik :

Gejala awal umumnya yaitu ( akibat tingginya kadar glukosa darah):

Poliplagi, merasa lapar, ingin makan terus

Polidipsi, merasa haus terus

Poliuri, kencing yang sering dan banyak

Kelainan kulit, gatal-gatal, kulit kering

Rasa kesemutan, kram otot

Visus menurun

Penurunan berat badan

Kelemahan tubuh dan luka yang tidak sembuh-sembuh

d. Faktor risiko:

Kelompok usia dewasa tua (>45 tahun)

Kegemukan (BB(kg)>120% BB idaman, atau IMT>27 (kg/m2)

Page 31: Laporan Kadar Glukosa Darah

Tekanan darah tinggi (TD > 140/90 mmHg)

Riwayat keluarga DM

Riwayat kehamilan dengan BB lahir bayi > 4000 gram

Riwayat DM pada kehamilan

Dislipidemia (HDL<35 mg/dl dan/atau trigliserida>250 mg/dl)

Pernah TGT (Toleransi Glukosa Terganggu) atau GDPT (Glukosa Darah Puasa

Terganggu)

e. Komplikasi Hiperglikemia

Dibagi menjadi 2 kategori yaitu :

a)      Komplikasi akut

1.      Komplikasi metabolik

Ketoasidosis diabetik

Koma hiperglikemik hiperismoler non ketotik

Hipoglikemia

Asidosis lactate

2.      Infeksi berat

b)      Komplikasi kronik

1.      Komplikasi vaskuler

Makrovaskuler : PJK, stroke , pembuluh darah perifer

Mikrovaskuler : retinopati, nefropati

2.      Komplikasi neuropati

Neuropati sensorimotorik, neuropati otonomik gastroporesis, diare

diabetik, buli-buli neurogenik, impotensi, gangguan refleks kardiovaskuler.

3.      Campuran vascular neuropati

Ulkus kaki

4.      Komplikasi pada kulit

f. Pemeriksaan penunjang :

Diagnosis dapat dibuat dengan gejala-gejala diatas + GDS > 200 mg%

(Plasma vena). Bila GDS 100-200 mg% → perlu pemeriksaan test toleransi

glukosa oral. Kriteria baru penentuan diagnostik DM menurut ADA menggunakan

GDP > 126 mg/dl. Pemeriksaan lain yang perlu diperhatikan pada pasien Diabetes

Mellitus:

Page 32: Laporan Kadar Glukosa Darah

Hb

Gas darah arteri

Insulin darah

Elektrolit darah

Urinalisis

Ultrasonografi

g. Penatalaksanaan

Tujuan utama terapi Hiperglikemia adalah mencoba menormalkan

aktivitas insulin dan kadar glukosa darah dan upaya mengurangi terjadinya

komplikasi vaskuler serta neuropati. Ada 4 komponen dalam penatalaksanaan

hiperglikemia :

a)      Diet

Komposisi makanan

Jumlah kalori perhari

Penilaian status gizi

b)      Latihan jasmani

c)      Penyuluhan

d)     Obat berkaitan Hipoglikemia

Obat hipoglikemi oral

Insulin

Diabetes Militus Juveline

DM tipe 1 sering dikatakan sebagai diabetes “Juvenile onset” atau “Insulin

dependent” atau “Ketosis prone”, karena tanpa insulin dapat terjadi kematian

dalam beberapa hari yang disebabkan ketoasidosis. Istilah “juvenile onset” sendiri

diberikan karena onset DM tipe 1 dapat terjadi mulai dari usia 4 tahun dan

memuncak pada usia 11-13 tahun, selain itu dapat juga terjadi pada akhir usia 30

atau menjelang 40.

Karakteristik dari DM tipe 1 adalah insulin yang beredar di sirkulasi

sangat rendah, kadar glukagon plasma yang meningkat, dan sel beta pankreas

gagal berespons terhadap stimulus yang semestinya meningkatkan sekresi insulin.

DM tipe 1 sekarang banyak dianggap sebagai penyakit autoimun. Pemeriksaan

histopatologi pankreas menunjukkan adanya infiltrasi leukosit dan destruksi sel

Page 33: Laporan Kadar Glukosa Darah

Langerhans. Pada 85% pasien ditemukan antibodi sirkulasi yang menyerang

glutamic-acid decarboxylase (GAD) di sel beta pankreas tersebut. Prevalensi DM

tipe 1 meningkat pada pasien dengan penyakit autoimun lain, seperti penyakit

Grave, tiroiditis Hashimoto atau myasthenia gravis. Sekitar 95% pasien memiliki

Human Leukocyte Antigen (HLA) DR3 atau HLA DR4.

Kelainan autoimun ini diduga ada kaitannya dengan agen

infeksius/lingkungan, di mana sistem imun pada orang dengan kecenderungan

genetik tertentu, menyerang molekul sel beta pankreas yang ‘menyerupai’ protein

virus sehingga terjadi destruksi sel beta dan defisiensi insulin. Faktor-faktor yang

diduga berperan memicu serangan terhadap sel beta, antara lain virus (mumps,

rubella, coxsackie), toksin kimia, sitotoksin, dan konsumsi susu sapi pada masa

bayi.

Selain akibat autoimun, sebagaian kecil DM tipe 1 terjadi akibat proses

yang idiopatik. Tidak ditemukan antibodi sel beta atau aktivitas HLA. DM tipe 1

yang bersifat idiopatik ini, sering terjadi akibat faktor keturunan, misalnya pada

ras tertentu Afrika dan Asia.

VIII. Kesimpulan (Desi Astriani dan Tia Kurnia Sapta)

Dari hasil praktikum yang dihasilkan bahwa kadar glukosa darah pada

sampel Tn. Dicky Nurdiansyah dengan berat badan 59 kg memiliki kadar glukosa

29,33 mg/dl kondisi ini merupakan hipoglikemik karena kadar gula darahnya

yaitu < 70 mg/dl. Hipoglikemia atau penurunan kadar gula darah merupakan

keadaan dimana kadar glukosa darah berada di bawah normal.

Page 34: Laporan Kadar Glukosa Darah

DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth. 1997. Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Vol. 2. EGC.

Jakarta

Champe P C PhD , Harvey R A PhD. Lippincott’s Illustrated Reviews:

Biochemistry 2nd .1994 : 78- 85

Greenspan F S MD, Baxter J D MD. Basic and Clinical Endocrinology 4 th.1994 :

2- 55

Lehninger A, Nelson D , Cox M M .Principles of Biochemistry 2nd 1993 : 746-783

Murray R K, et al. Harper’s Biochemistry 25th ed. Appleton & Lange. America

2000 : 534-626

Stryer L .1995. Biochemistry 4th : 594-597

Winarno FG. 1984.  Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Wirahadikusumah M. 1985. Biokomia: Metabolisme Energi, Karbohidrat, dan Li-

pid. Bandung: ITB Press.

Page 35: Laporan Kadar Glukosa Darah

LAMPIRAN

Page 36: Laporan Kadar Glukosa Darah