21
I. PENDAHULUAN A. Judul Percobaan Analisis Aspirin dan Kafein dalam tablet B. Tujuan Praktikum 1. Menentukan kadar aspirin dalam tablet 2. Menentukan kadar kafein dalam tablet

laporan kimia organik kadar kafein dan aspirin dalam tablet

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: laporan kimia organik kadar kafein dan aspirin dalam tablet

I. PENDAHULUAN

A. Judul PercobaanAnalisis Aspirin dan Kafein dalam tablet

B. Tujuan Praktikum1. Menentukan kadar aspirin dalam tablet2. Menentukan kadar kafein dalam tablet

Page 2: laporan kimia organik kadar kafein dan aspirin dalam tablet

II. TINJAUAN PUSTAKA

Aspirin atau Asam asetil salisilat yang ditemukan oleh seorang ilmuan berkebangsaan Jerman yaitu Felix Hoffmann yang berusaha menemukan cara alternatif dalam mengobati arthritis tanpa menggunakan natrium salisilat, natrium salisilat yang digunakan untuk mengobati arthritis sering menyerang lapisan lambung dan menyebabkan pasien sakit yang cukup akibat iritasi. Karena keasaman membuat salisilat keras pada perut, ia mulai mencari formasi asam yang menyebabkan dia untuk mensintesis asam asetilsalisilat, suatu senyawa yang berbagi sifat terapeutik salisilat lain tetapi tidak memiliki keasaman yang kuat yang menyebabkan iritasi lambung. Pada tanggal 10 Agustus 1897, Hoffmann berhasil mensintesis asam asetilsalisilat (ASA) untuk pertama kalinya dalam bentuk stabil yang dapat digunakan untuk aplikasi medis. Dengan acetylating asam salisilat dengan asam asetat, ia berhasil menciptakan asam asetilsalisilat (ASA) dalam bentuk kimia murni dan stabil (Fessenden,1986).

Aspirin atau Acidium Acetylo salicylium ( asam 2-asetilbenzoat) memiliki rumus kimia yaitu C6H8O4 , yang dapat dibuat dari asam salisilat yang di asetilisasikan dengan asetil klorida atau anhidrin asam asetat dengan menggunakan katalalis H2SO4. Sintesis aspirin termasuk reaksi esterifikasi yakni merupakan reaksi pengubahan dari suatu asam karboksilat dan alkohol menjadi suatu ester dengan menggunakan katalis asam. Reaksi juga sering disebut reaksi esterifikasi Fischer (Jumhari, 1995).

Menurut buku karangan Linder (1994), Aspirin (asam asetil salisilat) yang merupakan salah satu turunan dari fenol morohidris ialah fenol dengan satu gugus hidroksil yang berikatan pada inti aromatisnya. Fenol tidak dapat didestilasi dalam air secara memuaskan dan dimana aspirin mampu melakukan formulasi dalam bentuk kombinasi dengan zat lain. Struktur kimia dari aspirin sebagai berikut :

Page 3: laporan kimia organik kadar kafein dan aspirin dalam tablet

Ada beberapa fungsi aspirin itu sendiri seperti dan kita telah tahu aspirin itu merupakan bentuk termodifiasi dari asam asetilsalisilat yang merupakan bentuk unsur aktif dari aspirin. Berabad abad sebelum aspirin dijual sebagai obat pereda sakit, sebagai obat penurun demam, penghilang sakit kepala dan sebagian masyarakat mengetahui mengunyah kulit pohon willow yang merupakan kulit pohon willow itu sendiri yang diestrak menjadi aspirin dapat meredakan sakit gigi dan juga pereda sakit kepala( Campbell dkk, 2003).

Menurut Robert (2007) mengelupas kulit batang pohon willow dan meminum air rebusannya dapat mereddakan rasa sakit dan nyeri. Asam silsilat atau yang lebih dikenal dengan nama aspirin di produk dan disintesis sebagai obat sendiri memiliki Antiplatelet yang artinya aspirin mampu memelihara sel darah yang disebut platelet dari pembekuan serta dapat penurunkan resiko stroke.

Menurut Rainford (2004) ,sifat-sifat aspirin dapat dilihat dari beberapa sisi, dilihat dari sifat kimianya yaitu :

a. Kelarutan aspirin dalam air 10 mg/ ml dalam suhu 200 Cb. Larut dalam etanolc. Larut dalam eterd. Larut dalam aire. Merupakan senyawa polar

Dilihat dari sifat fisikanya, sebagai berikut:

a. Massa molekul relatif aspirin adalah 180 gram/molb. Titik leleh aspirin adlah 133,4 0cc. Titik didih aspirin 140 0cd. Aspirin merupakan senyawa padat berbentuk kristal an berwarna putihe. Berat molekul aspirin 180,2 gram/ molf. Berat jenis aspirin 1,4 gram/ml

Menurut Anderson (1975) , kafein adalah salah satu jenis racun yang dapat memengaruhi urat saraf untuk melakukan hal-hal yang lebih berat. Menurut Harborne (1987) kafein merupakan turuan purin yang merupakan golongan basa ketiga ynag penting dalam suatu tumbuhan kadar aman kafein didalam suatu tablet obat adalah 50 mg/tablet serta kafein merupakan alkaloid putih dengan rumus senyawa kimia C8H10N4O2, dan rumus bangun 1,3,7-trimethylxanthine. Kafein mempunyai kemiripan struktur kimia dengan 3 senyawa alkaloid yaitu xanthin, theophylline, dan theobromine. Dan memiliki struktur kimia sebagai berikut:

Page 4: laporan kimia organik kadar kafein dan aspirin dalam tablet

Manfaat-manfaat kafein itu sendiri sangan banyak diantaranya meningkatkan kualitas tidur sebagaimana kafein mengatasi keletihan, menghilangkan jet lag, meningkat inteligensi dan kapasitas daya ingat, meningkatkan kreativitas,memperbaiki emosi dan melepas kebosanan, meningkatkan keterbukaan diri dalam bersosialisasi,meningkatkan kinerja dan pertahan fisik , membantu pengaturan pola makan, mencegah penuaan Dan penyakit (Martin, 2002).

Salah satu tumbuhan yang mengandung kafein adalah terdapat pada biji kopi, Kopi diketahui mengandung senyawa yang memiliki efek dan juga menguntungkan, salah satunya senyawa kafein. Sebagian besar orang beranggapan bahwa kafein dapat merugikan jika dikonsumsi dalam jumlah yang cukup tinggi, tetapi kafein juga dapat memberi efek stimulasi sistem syaraf, kerja jantung, pernafasan dan otot-otot (Mirza dkk, 2009)

Kafein menghambat produksi melatonin di otak hambatannya berlangsung 6-9 jam , asupan teratur pada perempuan hamil dapat meningkatkan resiko penurunan berat badan pada bayi serta dapat merusak janin dan menyebabkan keguguran spontan, dapat menghambat enzim-enzim pembentukan memori dan pada akhirnya menyebabkan kehilangan memori, kafein juga dapat merusak DNA dan menyebabkan DNA menjadi abnormal dengan mengambat mekanisme perbaikan DNA (Batmanghelidj, 2006).

Kafein itu sendiri berbentuk kristal dan berwarna putih,dengan rumus molekul C8H10N4O2 dengan sifat sukar sekali larut dalam air dan alkohol tetapi kafein dapat dalam kloroform . kafein berbentuk bubuk putih dan tidak ada bau serta memiliki titik lebur dengan rentang 227-2280 C (anhidrat) dan 234-2350 C (monohidrat). Titik didih kafein 1780 c ( menyublim) serta merupakan basa yang bersifat sangat lemah dalam air (Sumardjo,2009).

Menurut Keenan dkk (1989) titrasi merupakan proses penentuan banyaknya suatu larutan dengan konsentrasi yang diketahui dan diperlukan untuk

Page 5: laporan kimia organik kadar kafein dan aspirin dalam tablet

bereaksi secara lengkap dengan sejumlah contoh tertentu yang akan dianalisis. Prosedur analitis yang melibatkan titrasi dengan larutan larutan yang diketahui konsentrasinya sebagai analisis volumetri. Analisis volumetri adalah prosedur analitis yang melibatkan analitis.

Berdasarkan caranya, titrasi dapat dibedakan menjadi dua yaitu titrasi langsung dan titrasi tidak langsung. Titrasi langsung dilakukan dengan mereaksikan langsung zat uji dengan larutan baku. Sementara itu, titrasi tidak langsung dilakukan dengan cara menambah sejumlah larutan titran berlebih kedalam ke dalam larutan uji, kemudian kelebihan di titrasi dengan titran lain. Titrasi dilakukan untuk reaksi yang berlangsung lambat . dalam percobaan ini di gunakan titrasi iodimetri termasuk titrasi tidak langsung , dimana semua oksidator yang akan ditetapkan konsentrasi atau kadarnya direaksikan dengan ion iodia ( I-) berlebihan sehingan I2 dibebaskan. Baru kemudian I2 bebas ini dititrasi dengan larutan baku sekunder Na2S2O3 dengan indikator amilum ( mulyono,2009)

Page 6: laporan kimia organik kadar kafein dan aspirin dalam tablet

III. METODE

A. Alat 1. Timbangan digital2. Lumpang porselin 3. Erlenmeyer 4. Pipet tetes5. Buret6. Statif7. Labu ukur8. Propipet9. Pipet ukur10. Kertas saring11. Corong12. Gelas pengaduk13. Kompor gas (digunakan untuk memanaskan aspirin)14. Gelas ukur

B. Bahan 1. Tablet aspirin 500 mg2. Larutan NaOH 0,1 N3. Alkohol 95%4. Aquades 5. Indikator pp6. Tablet paramex 50 mg7. H2SO4 10 %

8. Larutan iodin 0,1 N 20 ml

9. Indikator amilum

10. Larutan Na2S2O3

C. Cara kerja

1. Penentuan kadar aspirin

Tablet aspirin ditimbang menggunakan timbangan digital, kemudian

merk dan kadar aspirin dicatat. Tablet aspirin digerus dalam lumpang

Page 7: laporan kimia organik kadar kafein dan aspirin dalam tablet

porselin hingga halus dan menjadi serbuk. Serbuk tersebut dimasukkan

kedalam erlenmeyer. Lumpang porselin yang tadi digunakan untuk

menggerus aspirin dicuci dengann alkohol 95 % sebanyak 25 ml diambil

dengan menggunakan propipet dan dimasukkan kedalam erlenmeyer.

Kemudian erlenmeyer yang berisi campuran aspirin dan alkohol digoyang

selama 5 menit, setelah itu diapanaskan diatas kompor gas hingga

mendidih. Dimasukan kedalam labu ukur dan ditambahkan aquades

sampai tanda batas. Larutan diambil dengan menggunakan gelas ukur

sebanyak 20 ml dimasukkan kedalam erlenmeyer dan ditambah aquades

sebanyak 5 ml kemudian ditetesi indikator PP sebanyak 3 kali

menggunakn pipet tetes. Setelah itu dititrasi dengan larutan NaOH 0,1 N

sampai warna merah muda (pink). Titasi dilakukan sebanyak 2 kali.

2. Penentuan kadar kafein

Tablet kafein (paramex) ditimbang menggunakan timbangan

digital,kemudian merk dan kadar dicatat. Tablet kafein (paramex) digerus

dalam lumpang porselin hingga halus dan menjadi serbuk. Serbuk tersebut

dimasukkan kedalam labu ukur. Lumpang porselin yang tadi digunakan

untuk menggerus kafein (paramex) dicuci menggunkan alkohol 90%

sebanyak 25 ml diambil dengan menggunakn propipet dan dimasukan

kedalam labu ukur. Kemudian labu ukur yang berisi campuran

kafein(paramex) dan alkohol digoyang selama 5 menit, setelah itu

ditambahkan larutan H2SO4 10 % sebanyak 5 ml dan larutan iodin 0,1 N

sebanyak 20 ml dan diencerkan denagn aquades sampai tanda batas.

Setelah itu disaring menggunakan kertas saring , hasil saringan dikocok.

Larutan diambil menggunakan gelas ukur sebanyak 20 ml dan dimasukkan

kedalam erlenmeyer serta di tetesi indikator amilum sebanyak 3 tetes .

ditirasi menggunakan larutan Na2S2O3 sampai larutan tersebut berwarna

bening , titrasi dilakukan sebanyak 2 kali.

Page 8: laporan kimia organik kadar kafein dan aspirin dalam tablet

IV. PEMBAHASAN

A. Hasil percobaan

Setelah melakukan percobaan analisis aspirin dan kafein dalam tablet

diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 1. Hasil analisis Aspirin

Volume NaOH (ml) Berat tablet (gr)Kadar Aspirin

% mg/tablet

1 5.6 ml 0.599 gram 81.98 % 491.05

mg/tablet2 5.3 ml 0.599 gram

X 5.45 ml

Tabel 2. Hasil analisis Kafein

Volume Na2S2O3 (ml)Berat tablet (gr)

paramex

Kadar aspirin

% Mg/tablet

1 1.5 ml 0.742 gr81.14 % 60.37

mg/tablet2 1.5 ml 0.742 gr

X 1.5 ml

B. Pembahasan

Pada percobaan kali ini adalah analisis kafein dan aspirin yang terkandung

didalam suatu tablet. Aspirin atau Acidium Acetylo salicylium ( asam 2-

asetilbenzoat) memiliki rumus kimia yaitu C6H8O4 , yang dapat dibuat dari asam

salisilat yang di asetilisasikan dengan asetil klorida atau anhidrin asam asetat

dengan menggunakan katalalis H2SO4, sedangkan kafein merupakan turuan purin

yang merupakan golongan basa ketiga ynag penting dalam suatu tumbuhan kadar

aman kafein didalam suatu tablet obat adalah 50 mg/tablet serta kafein merupakan

Page 9: laporan kimia organik kadar kafein dan aspirin dalam tablet

alkaloid putih dengan rumus senyawa kimia C8H10N4O2, dan rumus bangun 1,3,7-

trimethylxanthine. Kafein mempunyai kemiripan struktur kimia dengan 3

senyawa alkaloid yaitu xanthin, theophylline, dan theobromine.

Reaksi kimi yang terjadi pada aspirin yaitu reaksi asam basa (asidi-

alkilimetri-netralisai) sebagai berikut:

Reaksi kimia pada kafein yaitu reaksi adisi iodometri, sebagai berikut:

2Na2S2O3 + I2 2NaI + Na2+ SO4

Pada percobaan kali ini jenis titrasi yang digunakan ada dua yaitu titrasi

langsung dan titrasi tidang langsung. Titrasi langsung yaitu titrasi yang dilakukan

dengan mereaksikan langsung zat uji dengan larutan baku, contoh pada sintesis

aspirin. Dimana aspirin yang sudah beberbentuk cairan , langsung ditetesi dengan

indikatornya dan langsung ditrasi dengan larutan NaOH. Sedang titrasi tidak

langsung yaitu titrasi yang dilakukan dengan cara menambah sejumlah larutan

titran berlebih kedalam ke dalam larutan uji, kemudian kelebihan di titrasi dengan

titran lain. Titrasi dilakukan untuk reaksi yang berlangsung lambat .

Dalam percobaan ini di gunakan titrasi iodimetri termasuk titrasi tidak

langsung , dimana semua oksidator yang akan ditetapkan konsentrasi atau

kadarnya direaksikan dengan ion iodia ( I-) berlebihan sehingan I2 dibebaskan.

Baru kemudian I2 bebas ini dititrasi dengan larutan baku sekunder Na2S2O3

dengan indikator amilum contohnya pada sintesis Kafein.

Page 10: laporan kimia organik kadar kafein dan aspirin dalam tablet

Ada beberapa fungsi dari larutan yang digunakan dalam mensisntesis

kafein dan aspirin dalam suatu tablet, sperti penambahan alkohol pada aspirin dan

kafein dimana alkohol berfungsi untuk memebersihkan sisa sisa serbuk kafein dan

aspirin yang terdapat pada lumpang, juga berfungsi untuk mensterilkan larutan

tersebut dan tak kalah pentingnya juga alkohol itu sendiri berfungsi untuk

mempercepat reaksi antara alkohol dengan kafein atau dengan aspirin.

Fungsi penambahan aquades pada kafein dan aspirin tentu saja untuk

melarutkan kafein dan aspirin supaya lebih mudah bereaksi. Penambahan iod pada

kafein itu digunakan untuk mengetahui kadar kafein .di kafen juga digunakan

indikator amilum , dimana amilum dapat membentuk senyawa absorpsi dengan

iodin yang dititrasi dengan larutan Na2S2O3, dan penambahan amilum

dimaksudkan agar amilum tidak membungkus iodin karena akan menyebabkan

amilum sukar di titrasi untuk kembali kesenyawa semula.

Titrasi kafein menggunakan laruran Na2S2O3 karena kafein merupakan

suatu metode yang digunakan adalah metode titrasi tidak langsung, dan Na2S2O3

karena sifatnya belum stabil dalam waktu yang lama dan larutan ini bersifa

reduktor karena didalamnya ada H2O dan CO2. Penguraian ini juga dapat

ditimbulkan oleh mikrobia mikrobia bila dibiarkan terlalu lama, selain itu

kestabilan larutan Na2S2O3 di pengaruhi oleh ph yang rendah. Dan proses ini harus

cepat dilakukan karena dapat mengakibatkan warna titik akhirnya hilang sebelum

waktuntya.

Berdasarkan hasil percobaan , kadar aspirin diperoleh sebesar 81,98% dan

kadar per tablet 491,05 mg/tablet, sedangkan yang tertera pada kemasan obat

aspirin itu sendiri 500 mg. Apabila dibanding hasil percobaan dengan data yang

ada pada kemasan hampir mencapai 500 mg, maka data yang tertera pada label

obat adalah benar dan obat tersebut layak untuk dikomsumsi ( dalam jumlah

tertentu).

Page 11: laporan kimia organik kadar kafein dan aspirin dalam tablet

Sementara itu, hasil yang diperoleh pada sintesis kadar kafein (paramex)

sebesar 8,14% dan kadar per tablet 60,37 mg. sementara yang tertera pada

kemasan obat (paramex) tersebut 50 mg. Apabila hasil percobaan dan data pada

kemasan obat dibandingkan hasil percobaannya sangat jauh berbeda dengan

selisih 10,37 mg. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa kemungkinan

diantaranya adalah:

a. Ketidaktelitian praktikan ketika melakukan percobaan

seperti kesalahan yang mungkin terjadi pada saat

membaca data, pada saat penimbangan,dan sebagainya.

b. Adanya reaksi pengendapan pada larutan karena terlalu

lama didiamkan (tidak homogen lagi)

c. Kemungkinan data yang tertera pada kemasan obat

memang tidak sesuai dengan kadar yang terkandung

pada obat sehingga obat tersebut tidak layak untuk

dikomsumsi.

d. Pada saat melakukan titrasi, titran berlebihan

Page 12: laporan kimia organik kadar kafein dan aspirin dalam tablet

V. KESIMPULAN

1. Kadar aspirin yang diperoleh dari percobaan adalah 81,98 % dan kadar per

tabletnya sebesar 491,05 mg

2. Kadar kafein (paramex) yang diperoleh dari percobaan adalah 8,14 % dan

kadar per tabletnya sebesar 60,37 mg.

Page 13: laporan kimia organik kadar kafein dan aspirin dalam tablet

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, W.1975. Organic Chemistry. Pretice Hall Book Company, New York .

Batmanghelidj, F. 2006. Air untuk Menjaga dan Menyembuhkan Penyakit.

Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Campbell,A.N., Reece, B.J., dan Mitchell,G.L. 2003. Biology .Edisi 5. Jilid 2.

Erlangga, Jakarta.

Fessenden. 1986. Kimia Organik. Jilid 2. Edisi 3. Erlangga, Jakarta.

Harborne, J.B. 1987. Metode Fitokimia. ITB, Bandung.

Jumhari, A. 1995. Sinsopsis Farmakologi dengan Terapan Khusus di Klinik dan

Perawatan. Hipokrates, Jakarta.

Keenan, C.W., D, C. Klienfeiter.,dan Y,H. Wood. 1986. Kimia Untuk Universitas.

Edisi 6. Jilid 1. Erlangga, Jakarta.

Linder, M.C. 1994. Biokimia Industri dan Metabolisme. Universitas Indonesia,

Jakarta.

Martin, R. Peter. 2002. Caffeine Advantages. Mizan Pustaka, Bandung.

Mirza, A., Naibaho,N. M., Syahrumsyah,H. 2009. Kajian Sifat Kimia Fisik dan

Organdeptik Kopi Robusta, Kayu Manis dan Campurannya. Jurnal Teknologi Pertanian. 4(2) : 75-76

Mulyono. 2009. Membuat Reagen Kimia di Laboratorium. Bumi Angkasa,

Jakarta.

Robert, E.K. 2007. The Blood Pressure. Mizan Pustaka, Bandung.

Rainford,D. 2004. Aspirin and Related Drugs. Erlangga, Jakarta.

Sumardjo, D. 2009. Sifat Kafein: Pengantar Kimia. Buku Kedokteran EGC,

Jakarta.

Page 14: laporan kimia organik kadar kafein dan aspirin dalam tablet

PERHITUNGAN

A. Kadar Aspirin (%)

= 100 x rata-rata Vol.NaOH x 0,001802 x 100% 20

Berat tablet

= 100 x 5,45 ml x 0,001802 x 100 % 20

0,599 gram

= 5 x 5,45 ml x 0,001802 x 100 %

0,599 gram

= 49,104 0,599

= 81,977 % = 81,98 %

B. Kadar Aspirin (mg/tablet)

= 100 . rata-rata Vol.NaOH. 18,02 20= 100 x 5,45 ml x 18,02

20= 491,05 mg/tablet = 491,05 mg/tablet

C. Kadar Kafein (%)

= [(20- (100 x rata-rata Vol. Na2S2O3)] x 0,00483 x 100%20

Berat Tablet= [(20- (100 x 1,5 ml )] x 0,00483 x 100%

20

0,742 gram

Page 15: laporan kimia organik kadar kafein dan aspirin dalam tablet

= ( 20 – 7,5) 0,00483x 100 % 0,742 gram

= 8,136 % = 8,14 %

D. Kadar Kafein (mg/tablet)

= (20 –[(100/20) x rata-rata vol NaS2O3 ) ] x 4,83= (20- (5 x 1,5) x 4,83= 60,37 mg/tablet

Data label:1. Aspirin

Data label obat = 500 mgMerek = aspirinKadar aspirin =491,05 mg/tablet

2. Kafein Data label obat = 50 mgMerek = paramexKadar aspirin =60,37 mg/tablet