23
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Serangan hama merupakan salah satu faktor pembatas untuk peningkatkan produksi padi sawah. Salah satunya hama wereng cokelat. Wereng coklat (Nilaparvata lugens) adalah salah satu hama padi yang paling berbahaya dan merugikan, terutama di Asia Tenggara dan Asia Timur. Serangga kecil ini menghisap cairan tumbuhan sehingga menyebabkan daun berubah warna menjadi kuning atau oranye sebelum menjadi cokelat dan mati. Dalam populasi yang tinggi dan varietas yang ditanam rentan terhadap wereng batang cokelat dapat juga menyebarkan dan menularkan beberapa virus seperti virus yang menyebabkan kerdil hampa dan kerdil rumput yang sangat merusak pertanaman padi. Untuk megendalikan hama tersebut seringkali digunakan pestisida kimia dengan dosis yang berlebihan. Konsep pengendalian hama terpadu (PHT) muncul dan berkembang sebagai koreksi terhadap kebijaksanaan pengendalian hama secara konvensional yang bertumpu pada penggunaan pestisida berspektrum luas yang ternyata dapat Laporan Praktikum Komunikasi Penyuluhan

Laporan Komunikasi Penyuluhan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

SORRY YANG MAU DOWNLOAD SMS 085720178202

Citation preview

Page 1: Laporan Komunikasi Penyuluhan

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Serangan hama merupakan salah satu faktor pembatas untuk peningkatkan

produksi padi sawah. Salah satunya hama wereng cokelat. Wereng coklat

(Nilaparvata lugens) adalah salah satu hama padi yang paling berbahaya dan

merugikan, terutama di Asia Tenggara dan Asia Timur. Serangga kecil ini menghisap

cairan tumbuhan sehingga menyebabkan daun berubah warna menjadi kuning atau

oranye sebelum menjadi cokelat dan mati. Dalam populasi yang tinggi dan varietas

yang ditanam rentan terhadap wereng batang cokelat dapat juga menyebarkan dan

menularkan beberapa virus seperti virus yang menyebabkan kerdil hampa dan kerdil

rumput yang sangat merusak pertanaman padi.

Untuk megendalikan hama tersebut seringkali digunakan pestisida kimia

dengan dosis yang berlebihan. Konsep pengendalian hama terpadu (PHT) muncul dan

berkembang sebagai koreksi terhadap kebijaksanaan pengendalian hama secara

konvensional yang bertumpu pada penggunaan pestisida berspektrum luas yang

ternyata dapat menimbulkan masalah resistensi hama, resurjensi hama, timbulnya

hama sekunder, residu pada hasil pertanian, pencemaran lingkungan dan kesehatan

masyarakat. Konsep PHT didasarkan pada pengembangan ekologi dan efisiensi dalam

rangka pengelolaan agroekosistem yang berkelanjutan. Sasaran PHT tidak hanya

mengupayakan agar populasi atau sasaran organisme pengganggu tanaman (OPT)

terkendali dan produktifitas pertanian meningkat tetapi juga mengupayakan

peningkatan penghasilan dan kesejahteraan petani serta mengurangi resiko

pencemaran lingkungan akibat penggunaan pestisida.

Strategi operasional penerapan konsep PHT adalah memadukan beberapa

teknik pengendalian dengan memprioritaskan pada teknik-teknik yang mempunyai

dampak minimal sehingga aman terhadap lingkungan, sedangkan pengunaan pestisida

Laporan Praktikum Komunikasi Penyuluhan

Page 2: Laporan Komunikasi Penyuluhan

2

merupakan cara yang terakhir apabila cara lain tidak mampu mengendalikan OPT.

Penggunaan pestisida didasarkan pada hasil pengamatan apabila ditemukan populasi

OPT telah mencapai batas ambang ekonomi.

Memperhatikan strategi operasional tersebut, maka penempatan pestisida

hayati (agen hayati) merupakan komponen kunci dalam penerapan konsep PHT. Salah

satu alternatif pengendalian hama wereng cokelat adalah pemanfaatan jamur

penyebab penyakit pada serangga (bioinsectisida), yaitu menggunakan agen hayati

berupa jamur patogen serangga Beauveria bassiana. Jamur Beauveria bassiana telah

dikembangkan dan diproduksi secara massal untuk digunakan sebagai pestisida

hayati. Berdasarkan kajian jamur Beauveria bassiana efektif mengendalikan hama

walang sangit, wereng batang coklat, dan kutu (Aphids sp). Beberapa keunggulan

jamur patogen serangga Beauveria bassiana sebagai pestisida hayati yaitu:

1. Selektif terhadap serangga sasaran sehingga tidak membahayakan serangga lain

bukan sasaran, seperti predator, parasitoid, serangga penyerbuk, dan serangga

berguna lebah madu.

2. Tidak meninggalkan residu beracun pada hasil pertanian, dalam tanah maupun

pada aliran air alami.

3. Tidak menyebabkan fitotoksin (keracunan) pada tanaman

4. Mudah diproduksi dengan teknik sederhana.

Walaupun keberhasilan dari insektisida biologis dari jamur ini memberikan

dampak positif terhadap pengendalian serangga hama tanaman dan keselamatan

lingkungan. Namun dalam penerapannya di masyarakat masih minim, sehingga

memerlukan upaya sosialisasi yang lebih intensif. Oleh karena itu perlu dilakukan

penyuluhan terhadap masyarakat khususnya petani mengenai jamur patogen serangga

Beauveria bassiana ini.

Laporan Praktikum Komunikasi Penyuluhan

Page 3: Laporan Komunikasi Penyuluhan

3

1.2 Tujuan Kegiatan

Tujuan kegiatan penyuluhan ini adalah :

1) Pemberian bekal pemahaman kepada petani mengenai teknologi penggunaan

pestisida hayati untuk mengendalikan hama wereng batang cokelat pada tanaman

Padi Sawah dengan penggunaan jamur patogen serangga Beauveria bassiana.

2) Pemberian pemahaman tentang aspek-aspek teknologi pengembangan dan cara

memproduksi jamur patogen serangga Beauveria bassiana.

3) Menciptakan kemandirian petani dalam menanggulangi permasalahan pertanian

yang ada di lingkungan kelompoknya dengan bekal pengetahuan yang didapat

sehingga petani mampu mengembangkan jamur patogen serangga Beauveria

bassiana secara mandiri.

4) Peningkatan pengetahuan petani melalui kegiatan penyuluhan merupakan salah

satu strategi yang diharapkan mampu memberikan konstribusi yang lebih besar

terhadap peningkatan produksi tanaman padi di Indonesia.

1.3 Sasaran Kegiatan

Dengan terlaksananya kegiatan penyuluhan penggunaan pestisida hayati

Beauveria bassiana untuk mengatasi hama wereng cokelat ini diharapkan dapat

memberikan hasil berupa:

1) Perubahan tingkah laku dan sudut pandang petani dalam meminimalkan

penggunaan pestisida kimia yang sampai saat ini terkesan kurang terkendali.

2) Meningkatnya pengetahuan dan keterampilan petani dalam penanganan serangan

hama dengan pestisida hayati.

3) Munculnya kemampuan dalam penanganan pengelolaan usahatani yang lebih

aman terhadap lingkungan serta sumberdaya alam yang tersedia, sehingga dapat

meminimalisir aspek-aspek kegagalan panen yang diakibatkan oleh serangan

hama.

Laporan Praktikum Komunikasi Penyuluhan

Page 4: Laporan Komunikasi Penyuluhan

4

1.4 Tempat, Peserta dan Waktu Kegiatan

Kegiatan penyuluhan ini dilaksanakan pada hari Jumat, 21 Januari 2011.

Bertempat di Kp. Sukamulya Desa Jamali Kec. Mande – Cianjur. Jumlah peserta yang

hadir kurang lebih sebanyak 20 orang, yang merupakan petani dari kelompok tani

Harapan Maju.

Laporan Praktikum Komunikasi Penyuluhan

Page 5: Laporan Komunikasi Penyuluhan

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pendahuluan

Pestisida hayati (agen pengendali hayati) adalah setiap organism yang meliputi

semua jenis serangga, nematode, protozoa, jamur, bakteri virus mikoplasma serta

organisme lainnya yang dalam semua tahapan perkembangannya dapat dipergunakan

untuk keperluan pengendalian hama dan penyakit atau organisme pengganggu

tanaman.

Pengendalian hayati alami adalah pengendalian OPT di alam oleh musuh

alami hama tersebut yang sudah terdapat dilokasi tanpa campur tangan manusia. Pada

dasarnya agen pengendali hayati dikelompokan kedalam 4 kelompok, anatara lain :

a. Predator

b. Parasitoid

c. patogen serangga

d. agen antagonis

Pengendalian hayati terapan adalah pengendalian OPT di alam oleh musuh

alami hama tersebut tetapi dalam hal ini diperlukan adanya campur tangan manusia

dalam penyediaan dan pelepasan musuh alami hama tersebut berupa pemindahan

musuh alami (introduksi) dan peningkatan potensi dan populasi musuh alami.

Prosedur umum pengembangan jamur patogen serangga Beauveria bassiana

antara lain:

1. Eksplorasi

2. Isolasi

3. Identifikasi

4. Uji efektifitas dan kestabilan

5. Uji produksi masal dan kestabilan

Laporan Praktikum Komunikasi Penyuluhan

Page 6: Laporan Komunikasi Penyuluhan

6

6. Uji pefektifitas skala lapang

7. Pemasyarakatan

2.2 Jamur Patogen Beauveria bassiana

Beauveria bassiana merupakan jamur entomopatogen yaitu jamur yang dapat

menimbulkan penyakit pada serangga.

Klasifikasi ilmiah Beauveria bassiana

Kerajaan : Fungi

Filum : Ascomycota

Kelas : Sordariomycetes

Ordo : Hypocreales

Famili : Cordycipitaceae

Genus : Beauveria

Spesies : Beauveria bassiana

Laporan Praktikum Komunikasi Penyuluhan

Page 7: Laporan Komunikasi Penyuluhan

7

Beauveria bassiana secara alami terdapat didalam tanah sebagai jamur

saprofit. Pertumbuhan jamur di dalam tanah sangat dipengaruhi oleh kondisi tanah,

seperti kandungan bahan organik, suhu, kelembapan, kebiasaan makan serangga,

adanya pestisida sintetis, dan waktu aplikasi. Secara umum, suhu di atas 30 °C,

kelembapan tanah yang berkurang dan adanya antifungal atau pestisida dapat

menghambat pertumbuhannya.

Cara jamur Beauveria bassiana menginfeksi tubuh serangga dimulai dengan

kontak inang, masuk ke dalam tubuh inang, reproduksi di dalam satu atau lebih

jaringan inang, kemudian kontak dan menginfeksi inang baru.

Beauveria bassiana masuk ke tubuh serangga inang melalui kulit, saluran

pencernaan, spirakel dan lubang lainnya. Inokulum jamur yang menempel pada tubuh

serangga inang akan berkecambah dan berkembang membentuk tabung kecambah,

kemudian masuk menembus kulit tubuh. Penembusan dilakukan secara mekanis dan

atau kimiawi dengan mengeluarkan enzim atau toksin. Pada proses selanjutnya, jamur

akan bereproduksi di dalam tubuh inang. Jamur akan berkembang dalam tubuh inang

dan menyerang seluruh jaringan tubuh, sehingga serangga mati. Miselia jamur

menembus ke luar tubuh inang, tumbuh menutupi tubuh inang dan memproduksi

konidia. Dalam hitungan hari, serangga akan mati. Serangga yang terserang jamur

Beauveria bassiana akan mati dengan tubuh mengeras seperti mumi dan jamur

menutupi tubuh inang dengan warna putih.

Dalam infeksinya, Beauveria bassiana akan terlihat keluar dari tubuh serangga

terinfeksi mula-mula dari bagian alat tambahan (apendages) seperti antara segmen-

segmen antena, antara segmen kepala dengan toraks , antara segmen toraks dengan

abdomen dan antara segmen abdomen dengan cauda (ekor). Setelah beberapa hari

kemudian seluruh permukaan tubuh serangga yang terinfeksi akan ditutupi oleh massa

jamur yang berwarna putih. Penetrasi jamur entomopatogen sering terjadi pada

membran antara kapsul kepala dengan toraks atau diantara segmen-segmen apendages

demikian pula miselium jamur keluar pertama kali pada bagian-bagian tersebut.

Laporan Praktikum Komunikasi Penyuluhan

Page 8: Laporan Komunikasi Penyuluhan

8

Serangga yang telah terinfeksi Beauveria bassiana selanjutnya akan

mengkontaminasi lingkungan, baik dengan cara mengeluarkan spora menembus

kutikula keluar tubuh inang, maupun melalui fesesnya yang terkontaminasi. Serangga

sehat kemudian akan terinfeksi. Jalur ini dinamakan transmisi horizontal patogen

(inter/intra generasi).

Dilaporkan telah diketahui lebih dari 175 jenis serangga hama yang menjadi

inang jamur B. bassiana. Berdasarkan hasil kajian jamur ini efektif mengendalikan

hama walang sangit (Leptocorisa oratorius) dan wereng batang coklat (Nilaparvata

lugens) pada tanaman padi serta hama kutu (Aphis sp.) pada tanaman sayuran.

Sebagian contoh lain yang menjadi inang jamur Beauveria bassiana adalah jangkrik,

ulat sutra, dan semut merah. Karena Beauveria bassiana dapat menyerang hampir

semua jenis serangga, jamur ini digolongkan ke dalam non-selektif pestisida sehingga

dianjurkan tidak digunakan pada tanaman yang pembuahannya dibantu oleh serangga.

Penggunaan jamur ini untuk membasmi hama dapat dilakukan dengan

beberapa metode. Jamur ini bisa dipakai untuk jebakan hama. Adapun cara

penggunaanya yaitu dengan memasukkan Beauveria bassiana beserta alat pemikat

berupa aroma yang diminati serangga (feromon) ke dalam botol mineral. Serangga

akan masuk ke dalam botol dan terkena spora. Akhirnya menyebabkan serangga

tersebut terinfeksi. Cara aplikasi lain yaitu dengan metode penyemprotan.

Laporan Praktikum Komunikasi Penyuluhan

Page 9: Laporan Komunikasi Penyuluhan

9

Selain itu, berdasarkan hasil penelitian, ternyata Beauveria bassiana bukan

parasit bagi manusia dan invertebrata lain. Tapi, bila terjadi kontak dengan spora yang

terbuka bisa menyebabkan alergi kulit bagi individu yang peka.

Laporan Praktikum Komunikasi Penyuluhan

Page 10: Laporan Komunikasi Penyuluhan

10

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pelaksanaan kegiatan ini secara teknis dilaksanakan dengan pendekatan

pembelajaran Learning by doing, dimana petani diajak untuk berpartisipasi aktif

selama pembelajaran berlangsung. Metode-metode pembelajaran ini berupa :

3.1 Ceramah

Ceramah merupakan suatu pertemuan yang bertujuan untuk menyampaikan

informasi sebanyak-banyaknya dalam waktu yang relatif cepat serta untuk

menyampaikan informasi yang lengkap dengan penyelasan yang lebih mendalam.

Terdapat beberapa keuntungan dari metode penyuluhan dengan cara ceramah,

yaitu :

a) Penceramah dapat mengubah isi pidatonya disesuaikan dengan keperluan dan

minat hadirin maupun tingakat pendidikan mereka.

b) Penceramah dapat memperhatikan tanggapan hadirin ketika berbicara dan

dapat segera mengubah pendekatannya.

c) Hadirin dapat mengetahui penceramah dengan baik dan memperoleh kesan

yang jelas mengenai topik pembicaraan.

d) Ceramah memberi kesempatan kepada hadirin untuk memajukan pertanyaan

dan mendiskusikan isu-isu lebih mendalam.

Sedangkan kekurangan dari metode ceramah adalah materi yang disampaikan

biasanya lebih mudah dilupakan dibandingkan dengan yang tertulis.

Dalam kegiatan penyuluhan yang dilakukan, metode ceramah menjadi metode

yang paling pertama dilakukan. Metode ceramah ini dilakukan dengan penyampaian

Laporan Praktikum Komunikasi Penyuluhan

Page 11: Laporan Komunikasi Penyuluhan

11

materi mengenai pestisida hayati dari Beauveria bassiana dengan didukung dengan

media visual berupa power point mengenai materi yang disampaikan, sehingga salain

mendengarkan pemaparan dari pemateri, para petani bisa secara langsung menyimak

visualisasi dari materi yang disampaikan.

Selain power point yang menunjang dalam proses penyampaian materi,

ditampilkan pula video singkat mengenai Beauveria bassiana serta ditunjukan secara

langsung pula contoh bahan yang dijelaskan (Beauveria bassiana dalam media beras)

sehingga pemahaman petani mengenai jamur ini bisa lebih dalam dan jelas.

3.2 Leaflet

Selain berupa power point dan video, alat bantu yang digunakan dalam

kegiatan penyuluhan ini yaitu berupa leaflet yang berisi point – point penting dari

materi yang disampaikan yang berisikan pula beberapa gambar dari jamur Beauveria

bassiana. Pembuatan leaflet ini juga bertujuan untuk melengkapi kekurangan dari

metode ceramah, yang dianggap lebih mudah dilupakan dibandingkan dengan metode

secara tertulis.

Leaflet/liptan adalah jenis salah satu media informasi penyuluhan pertanian

dalam bentuk lembaran informasi pertanian yang disajikan dalam selembar kertas

berisikan urain materi informasi pertanian, penampilan lembar leaflet/liptan tanpa ada

pelipatan kertas. Pada bagian muka lembar leaflet berisikan judul tulisan dan uraian

tulisan pembuka materi informasi yang akan disampaiakan dan pada bagian lembar

belakang leaflet berisikan muatan isi materi lanjutan dari lembar depan leaflet. Isi

materi informasi pertanian yang disapaikan melalui leflet/liptan harus singkat jelas

dan padat berupa pokok – pokok uraian yang penting saja dengan mengunakan

kalimat yang sederhana.

Untuk menarik minat sasaran pembaca leaflet/liptan sangat dianjurkan

pembuatannya dilengkapi dengan pemberian gambar sederhana dan terfokus yang

akan memperjelas materi tulisan. Leaflet/liptan dapat disampaikan kepada petani saat

kegiatan kursus tani ,demonstrasi, karya wisata dan sebagainya.

Laporan Praktikum Komunikasi Penyuluhan

Page 12: Laporan Komunikasi Penyuluhan

12

3.3 Diskusi Kelompok

Diskusi kelompok merupakan metode penyuluhan yang sangat penting, karena

memberi kesempatan untuk mempengaruhi perilaku pesertanya. Peranan agen

penyuluhan berbeda, tidak seperti pada pidato / ceramah yang menempatkan agen

penyuluhan sebagai sumber informasi sehingga statusnya lebih tinggi daripada

hadirin. Pada kelompok diskusi, agen penyuluhan merupakan bagian dari anggota

kelompok yang turut memecahkan masalah.

Diskusi kelompok membantu proses alih teknologi dari ahlinya kepada

kelompok walaupun media cetak dan bahan audio visual serta pidato lebih murah

dan tertata rapi serta umumnya lebih efektif. Walaupun demikian, diskusi kelompok

membantu anggotanya memadukan pengetahuan dengan memberikan kesempatan

mengajukan pertanyaan, menghubungkan informasi baru dengan yang telah mereka

ketahui, dan jika perlu, memperbarui pandangan mereka dapat mendiskusikannya

dengan penyuluh.

Peserta yang merupakan petani dari kelompok tani Harapan Maju dapat

dikatakan aktif dalam menanggapi materi yang disampaikan. Terbukti dengan

adanya beberapa peserta yang mengajukan pertanyaan terkait dengan materi yang

disampaikan.

Sebagian besar dari peserta bertanya mengenai bagaimana cara pembuatan

(pembiakan) jamur Beauveria bassiana pada media beras sesuai dengan contoh yang

ditunjukan pada mereka. Cara untuk membuatnya antara lain:

Jagung/beras dicuci bersih

Panaskan air sampai mendidih

Masukkan jagung/beras kedalam air mendidih selama 4 menit

Setelah matang kering anginkan selama 3 tahun

Masukkan ke dalam kantong plastic kurang lebih 100 gram

Sterilkan dengan cara dikukus dengan menggunakan dandang selama 2 x 90

menit dengan interval 24 jam.

Laporan Praktikum Komunikasi Penyuluhan

Page 13: Laporan Komunikasi Penyuluhan

13

Inokulasikan inokulum Beauveria bassiana dengan menggunakan jarum ose

di dalam enkas

Media padat yang belum digunakan langsung dapat disimpan dalam lemari

pendingin.

3.4 Demonstrasi

Demonstrasi merupakan suatu metode penyuluhan di lapangan untuk

memperlihatkan / membuktikan secara nyata tentang cara dan atau hasil penerapan

teknologi pertanian yang telah terbukti menguntungkan bagi petani. Berdasarkan

sasaran yang akan dicapai demonstrasi dibedakan atas demostrasi usahatani

perorangan (demplot), demonstrasi usahatani kelompok (demfarm), demonstrasi

usahatani gabungan kelompok (dem area).

Demontrasi dapat mendorong petani mencoba sendiri inovasi baru. Penyebab

masalah dapat ditunjukkan disertai kemungkinan pemecahannya tanpa rincian teknis

yang rumit. Keuntungan demontrasi adalah kesanggupan melihat suatu metode baru

untuk dituangkan dalam praktek. Tidak diperlukan adanya saling mempercayai yang

tinggi antara petani dan penyuluh, karena petani dapat melihat sendiri segala

sesuatunya dengan jelas. Agen penyuluhan pun tak perlu terlalu melibatkan diri pada

penguraian pesan yang kemungkinan bisa keliru diartikan. Demontrasi sangat berguna

bagi orang yang tak bisa berpikir secara abstrak. Agar efektif, demontrasi harus

diintegrasikan ke dalam program penyuluhan.

Setelah mendapatkan pemaparan mengenai pestisida hayati Beauveria

bassiana, peserta langsung diajak melakukan praktik langsung di lapangan bagaimana

cara aplikasi pestisida hayati untuk mengendalikan wereng cokelat pada tanaman padi

di lapangan.

Dalam aplikasi langsung di lapangan ada beberapa tahap yang harus dikerjakan dan diperhatikan, antara lain:

Laporan Praktikum Komunikasi Penyuluhan

Page 14: Laporan Komunikasi Penyuluhan

14

Siapkan larutan semprot dengan mencuci hasil biakan jamur Beauveria

bassiana dalam media padat sebanyak 1 bungkus (100 gram) ke dalam 1 liter

air.

Saring dengan kain dan masukan larutan yang didapat kedalam tangki

semprot, kemudian tambahkan 10 liter air bersih

Tambahkan bahan perekat secukupnya

Waktu aplikasi pada sore hari

Aplikasi dilakukan pada saat populasi hama rendah

Mamati perkembangan populasi hama dengan interval 7 hari sekali

Bila masih terjadi peningkatan populasi hama, maka lakukan aplikasi yang

kedua

Laporan Praktikum Komunikasi Penyuluhan

Page 15: Laporan Komunikasi Penyuluhan

15

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Dalam kegiatan penyuluhan alangkah lebih baik apabila kita menggabungkan

beberapa metode sekaligus seperti yang telah dilakukan pada praktikum penyuluhan

Sosialisasi Cara Aplikasi Pestisida Hayati Beauveria Bassiana dalam Pengendalian

Wereng Cokelat Pada Padi ini. Harapan yang ingin dicapai yaitu pemahaman oleh

para petani mengenai informasi terknologi baru, sehingga mampu merubah pemikiran

dan perilaku petani serta terjadinya proses adopsi inovasi.

Laporan Praktikum Komunikasi Penyuluhan

Page 16: Laporan Komunikasi Penyuluhan

16

DAFTAR PUSTAKA

http://www.deptan.go.id/bpsdm/stppmagelang/download/alih_metod_pp.pdf

http://h0404055.wordpress.com/2010/04/03/metode-penyuluhan-pertanian/

http://www.pelitakarawang.com/2010/06/memproduksi-media-informasi-

penyuluhan.html

http://h0404055.wordpress.com/2010/04/03/alat-bantu-dan-alat-peraga-penyuluhan-

pertanian/

Laporan Praktikum Komunikasi Penyuluhan