24
1 LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI V DPR RI KE PROVINSI BALI PADA RESES MASA PERSIDANGAN I TAHUN SIDANG 2014 - 2015 TANGGAL 8 - 10 DESEMBER 2014 I. PENDAHULUAN A. Dasar 1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; pada perubahan Pertama Pasal 20, perubahan Kedua Pasal 20 A, dan perubahan Ketiga Pasal 23. 2. Undang-Undang RI Nomor 17 Tahun 2014 tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. 3. Undang-Undang RI Nomor 42 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. 4. Peraturan DPR RI Nomor 1 tahun 2014 tentang Tata Tertib. 5. Surat Tugas Nomor : 49/KOM. V/DPR RI/XII/2014, tanggal 1 Desember 2014, tentang Penugasan Anggota Komisi V DPR RI untuk melakukan Kunjungan Kerja Komisi V DPR RI pada Reses Masa Persidangan I Tahun Sidang 2014 2015 ke Provinsi Bali, pada tanggal 8 s.d. 10 Desember 2014. 6. Keputusan Intern Rapat Komisi V tanggal 4 Desember 2014 mengenai Sasaran dan Obyek Kunjungan Kerja Komisi V dalam Reses Masa Persidangan I Tahun Sidang 2014 - 2015.

Laporan Kunker Komisi V DPR RI ke Bali tgl 8 - 10 Des 2014

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Laporan Kunker Komisi V DPR RI ke Bali tgl 8 - 10 Des 2014

1

LAPORAN

KUNJUNGAN KERJA KOMISI V DPR RI

KE PROVINSI BALI

PADA RESES MASA PERSIDANGAN I TAHUN SIDANG 2014 - 2015

TANGGAL 8 - 10 DESEMBER 2014

I. PENDAHULUAN

A. Dasar

1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; pada

perubahan Pertama Pasal 20, perubahan Kedua Pasal 20 A, dan

perubahan Ketiga Pasal 23.

2. Undang-Undang RI Nomor 17 Tahun 2014 tentang Majelis

Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan

Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.

3. Undang-Undang RI Nomor 42 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas

Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 tentang Majelis

Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan

Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.

4. Peraturan DPR RI Nomor 1 tahun 2014 tentang Tata Tertib.

5. Surat Tugas Nomor : 49/KOM. V/DPR RI/XII/2014, tanggal 1 Desember

2014, tentang Penugasan Anggota Komisi V DPR RI untuk melakukan

Kunjungan Kerja Komisi V DPR RI pada Reses Masa Persidangan I

Tahun Sidang 2014 – 2015 ke Provinsi Bali, pada tanggal 8 s.d. 10

Desember 2014.

6. Keputusan Intern Rapat Komisi V tanggal 4 Desember 2014 mengenai

Sasaran dan Obyek Kunjungan Kerja Komisi V dalam Reses Masa

Persidangan I Tahun Sidang 2014 - 2015.

Page 2: Laporan Kunker Komisi V DPR RI ke Bali tgl 8 - 10 Des 2014

2

B. Maksud dan Tujuan

1. Maksud dari Kunjungan Kerja yang dilakukan oleh Komisi V DPR RI

adalah :

a. Untuk melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan Peraturan

Perundang-undangan, khususnya yang berkaitan dengan bidang

mitra kerja Komisi V DPR RI.

b. Untuk melakukan pengawasan terhadap kinerja kementerian dan

lembaga-lembaga/badan yang berada dalam lingkup mitra kerja

Komisi V DPR RI.

c. Untuk meninjau secara langsung proses dan hasil-hasil pembangunan

di Provinsi Bali, khususnya yang berkaitan dengan bidang mitra kerja

Komisi V DPR RI.

d. Untuk mengetahui permasalahan-permasalahan di Provinsi Bali,

utamanya terkait pembangunan infrastruktur yang pembiayaannya

berasal dari dana APBN tahun berjalan dan dana APBN tahun-tahun

sebelumnya.

e. Untuk menyerap aspirasi masyarakat yang berkembang di Provinsi

Bali berkaitan dengan pembangunan infrastruktur dan

pembiayaannya melalui APBN di tahun-tahun mendatang.

2. Tujuan dilaksanakannya Kunjungan Kerja adalah dalam rangka

melaksanakan Fungsi dan Tugas Dewan. Berdasarkan Peraturan DPR RI

Nomor 1 Tahun 2014 tentang Tata Tertib, pada Pasal 58 ayat (3) tentang

Tugas Komisi dalam bidang pengawasan, dimana disebutkan bahwa

tugas Komisi antara lain pada huruf a. Melakukan pengawasan terhadap

pelaksanaan undang-undang, termasuk APBN, serta peraturan

pelaksanaannya yang termasuk dalam ruang lingkup tugasnya; dan huruf

d. Melakukan pengawasan terhadap kebijakan pemerintah. Selain itu,

terkait Peraturan DPR RI tentang Tata Tertib pada Pasal 59 ayat (3)

pada huruf f, dalam melaksanakan tugas komisi sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 58 ayat (3) dan tindak lanjut pengaduan masyarakat, komisi

dapat: “Mengadakan kunjungan kerja dalam masa reses atau

mengadakan kunjungan kerja spesifik dalam masa sidang, yang hasilnya

dilaporkan dalam rapat komisi untuk ditindaklanjuti”.

C. Obyek Kunjungan Kerja

Secara umum, obyek yang ditinjau dalam Kunjungan Kerja Komisi V DPR RI

di Provinsi Bali meliputi :

1. Peninjauan pembangunan Pelabuhan Penyeberangan Gunaksa

Klungkung.

Page 3: Laporan Kunker Komisi V DPR RI ke Bali tgl 8 - 10 Des 2014

3

2. Peninjauan Pengendalian Banjir Tukad Unda dan Watu Klotok.

3. Peninjauan pembangunan Rusunawa Pondok Pesantren Diponegoro

Klungkung.

4. Peninjauan Pelabuhan Benoa.

5. Peninjauan Bandara I Gusti Ngurah Rai.

D. Waktu dan Acara Kunjungan Kerja

(Terlampir)

E. Susunan Anggota Tim Kunjungan Kerja

Tim Komisi V DPR RI yang ikut serta dalam Kunjungan Kerja ke Provinsi

Bali yang dilakukan pada hari Senin sampai dengan Rabu, 8 s.d. 10

Desember 2014 adalah sebagai berikut :

NO NO. ANG N A M A FRAKSI JABATAN

1 A-381 Ir. FARY DJEMY FRANCIS, MMA GERINDRA KETUA TIM

2 A-162 Drs. YOSEPH UMARHADI, M.Si F.PDIP ANGGOTA

3 A-201 Hj. SADARESTUWATI, SPA, MMA PDIP ANGGOTA

4 A-179 Ir. SUDJADI PDIP ANGGOTA

5 A-266 Drs. H. ELDIE SUWANDIE F-PG ANGGOTA

6 A-316 Ir. RIDWAN BAE F-PG ANGGOTA

7 A-314 Drs. H. GATOT SUDJITO, M.Si F-PG ANGGOTA

8 A-360 Hj. NOVITA WIJAYANTI, SE, MM GERINDRA ANGGOTA

9 A-384 Drs. H. SAIFUL RASYID, MM GERINDRA ANGGOTA

10 A-414 H. AGUNG BUDI SANTOSO, SH, MM F-PD ANGGOTA

11 A-464 H. A. BAKRI HM, SE F-PAN ANGGOTA

12 A-497 H. SYAHRULAN PUA SAWA F-PAN ANGGOTA

13 A-42 Drs. H. MUSA ZAINUDIN PKB ANGGOTA

14 A-51 H. ALAMUDIN DIMYATI ROIS PKB ANGGOTA

15 A-103 H. MAHFUDZ ABDURRAHMAN, S.Sos PKS ANGGOTA

16 A-518 Dra. Hj. WARDATUL ASRIAH PPP ANGGOTA

17 A-23 Drs. H. SOEHARTONO NASDEM ANGGOTA

Page 4: Laporan Kunker Komisi V DPR RI ke Bali tgl 8 - 10 Des 2014

4

Sekretariat :

18 Aris Munandar Sekretariat

19 Ria Damayanti Sekretariat

20 Misna Parman Sekretariat

21 T. Ade Surya, ST. MM. Peneliti

22 Suciati Pemberitaan

Sedangkan mitra kerja Komisi V DPR RI yang ikut serta dalam kegiatan

Kunjungan Kerja Ke Provinsi Bali sebagai Tim Pendamping, adalah sebagai

berikut :

NO N A M A JABATAN

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

1 Syaiful Anwar Ka. Balai pelaksanaan jalan nasional VIII, Ditjen Bina Marga

2 Ir. Rinza Ekoyanto, M.Sc Asisten Deputi Perencanaan Perumahan Formal

3 Try Pudji Astuti, S.Sos, M.Si Kasubag Hubungan Antar Lembaga

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

4 Teguh Pratomo Kepala Sub Direktorat Personil dan Operasi Bandar Udara

5 Capt. Sigit Seksi Standarisasi Operasi Penerbangan

6 Edy Triyanto Bagian Perencanaan

7 Irwan Bagian Perencanaan

8 Hardi Sukarlianto Kasubdit Pelabuhan SDP

9 Guritno Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas II Benoa

10 Taufiq Mansyur Kepala Kantor Distrik Navigasi Kelas II Benoa

11 Ison Hendrasto Kepala Seksi Program dan Perancangan Teknis Pengerukan dan Reklamasi

12 Rahayu Esti Yulianti Fungsional Perencana Muda Bagian Perencanaan DJPL

13 Tri Puspitasari Penyusun Bahan Kemitraan

14 Dominikus P. Nababan Staf Biro Perencanaan

15 Odin Jamaludin Staf Biro Umum

Page 5: Laporan Kunker Komisi V DPR RI ke Bali tgl 8 - 10 Des 2014

5

NO N A M A JABATAN

BMKG

16 Drs. I Wayan Suardana, MM Kepala Balai Besar Wilayah IV Makassar

17 Untoro Susanto, S.Sos Kepala Sub Bagian Program & Penyusunan Anggaran II

BASARNAS

18 Budi Purwanto, SH, MH Kepala Bagian Hukum dan Kerjasama

19 Didi Hamzar, S.Sos, MM Kepala Kantor SAR Denpasar

20 I Wayan Suyatna, SH Kasie Operasi Kantor SAR Denpasar

21 Moch. Kuswanto, ST Kepala Sub Bagian Rencana

II. DESKRIPSI UMUM DAERAH KUNJUNGAN KERJA

PROVINSI BALI

Kondisi Geografis

Provinsi Bali terdiri dari satu pulau utama, yaitu Pulau Bali dan

beberapa pulau kecil lainnya, seperti Pulau Nusa Penida, Pulau Nusa

Ceningan, Pulau Nusa Lembongan, Pulau Serangan dan Pulau Menjangan.

Secara administrasi, Provinsi Bali terbagi menjadi 8 kabupaten, 1 kota, 57

kecamatan, 715 desa/kelurahan, 1.482 desa pakraman (desa adat), dan

1.604 subak sawah serta 1.107 subak abian.

Provinsi Bali merupakan salah satu dari 33 provinsi di Indonesia yang

memiliki luas wilayah hanya 0,29 persen dari luas wilayah Indonesia. Luas

wilayah Provinsi Bali secara keseluruhan adalah 5.636,66 km2. Kabupaten

Buleleng memiliki luas terbesar yaitu 1.365,88 km2, diikuti Kabupaten

Jembrana 841,80 km2, Karangasem 839,54 km2, Tabanan 839,33 km2,

Bangli 520,81 km2, Badung 418,52 km2, Gianyar 368,00 km2, Klungkung

315,00 km2 dan terkecil adalah Kota Denpasar dengan luas wilayah 127,78

km2.

Batas-batas wilayah Provinsi Bali adalah sebelah utara berbatasan

dengan Laut Bali, sebelah timur berbatasan dengan Selat Lombok, sebelah

selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia, dan sebelah barat

berbatasan dengan Selat Bali.

Page 6: Laporan Kunker Komisi V DPR RI ke Bali tgl 8 - 10 Des 2014

6

Topografi dan Hidrologi

Berdasarkan relief dan topografi, di tengah-tengah Pulau Bali

terbentang pegunungan yang memanjang dari barat ke timur, dan diantara

pegunungan tersebut terdapat gugusan gunung berapi yaitu Gunung Batur

dan Gunung Agung, serta gunung yang tidak berapi yaitu Gunung Merbuk,

Gunung Patas, dan Gunung Seraya. Adanya pegunungan tersebut

menyebabkan Daerah Bali secara geografis terbagi menjadi 2 (dua) bagian

yang tidak sama yaitu Bali Utara dengan dataran rendah yang sempit dan

kurang landai, dan Bali Selatan dengan dataran rendah yang luas dan

landai. Kemiringan lahan Pulau Bali terdiri dari lahan datar (0 - 2 persen)

seluas 122.652 ha, lahan bergelombang (2 - 15 persen) seluas 118.339 ha,

lahan curam (15 - 40 persen) seluas 190.486 ha, dan lahan sangat curam

(>40 persen) seluas 132.189 ha.

Provinsi Bali memiliki 4 (empat) buah danau yang berlokasi di daerah

pegunungan yaitu: Danau Beratan, Danau Buyan, Danau Tamblingan, dan

Danau Batur. Empat danau di Provinsi Bali merupakan sumber air baku

bagi mata air yang ada di seluruh Pulau Bali. Selain sumber air danau,

potensi ketersediaan air di Provinsi Bali dapat berasal dari mata air, air

sungai, dan air tanah. Jumlah mata air di Bali mencapai 570 buah dengan

total debit air yang dikeluarkan mencapai 442,39 juta m3 per tahun. Mata

air ini menjadi sumber air dari 315 buah sungai dengan panjang total

mencapai 3.756 km. Total tampungan air danau dan waduk di Provinsi Bali

mencapai 1,036 juta m3 yang digunakan untuk irigasi dan keperluan

konsumsi penduduk. Untuk air tanah, Provinsi Bali memiliki potensi yang

mencapai 8.000 juta m3.

Penggunaan Lahan

Berdasarkan pola penggunaan lahan tahun 2011 di Provinsi Bali, lahan

tegal/kebun merupakan lahan mayoritas di Bali yang mencapai 24,27

persen diikuti luas hutan rakyat dan hutan negara (23,75 persen), luas

perkebunan (21,61 persen), lahan sawah (14,46 persen), lahan perumahan

(7,93 persen) dan lahan lainnya mencapai 7,98 persen. Meskipun termasuk

daerah agraris, penduduk Bali tidak hanya menggantungkan hidupnya pada

sektor pertanian. Sektor yang juga dapat digunakan sebagai mata

pencaharian adalah sektor industri, perdagangan, pariwisata, dan jasa.

Pulau Bali didukung oleh kawasan hutan yang terletak di daerah

pegunungan yang membentang dari barat sampai timur Pulau Bali dengan

luas kawasan hutan mencapai 22,54 persen dari luas Pulau Bali. Kawasan

ini sangat penting karena berfungsi sebagai pelindung mata air, pencegah

erosi dan banjir atau juga dapat digunakan sebagai kawasan hidrologi.

Page 7: Laporan Kunker Komisi V DPR RI ke Bali tgl 8 - 10 Des 2014

7

Iklim dan Suhu

Iklim di Provinsi Bali merupakan iklim laut tropis yang dipengaruhi

oleh angin musim yang membentuk dua musim, yakni musim kemarau dan

musim penghujan yang diselingi oleh musim pancaroba. Rata-rata suhu

berkisar 280C sampai 300C, namun antara tempat di Bali terdapat variasi

sesuai dengan ketinggian yang ada. Kelembaban udara berkisar antara 90

persen, pada musim hujan mencapai 100 persen sedangkan pada musim

kering mencapai 60 persen.

Perekonomian

Kondisi Perekonomian Provinsi Bali sampai dengan tahun 2011 cukup

baik. Nilai tambah yang tercipta (PDRB Nominal / atas dasar harga

berlaku) dari pergerakan sektor-sektor ekonomi di Bali secara keseluruhan

mencapai 73,48 triliun rupiah. Jika dilihat dari pertumbuhan riilnya,

perekonomian Bali tumbuh sebesar 6,49 persen. Pertumbuhan ekonomi

tersebut didorong oleh pertumbuhan berbagai sektor seperti: pertanian

sebesar 2,23 persen, pertambangan dan penggalian sebesar 10,51 persen,

industri pengolahan sebesar 3,12 persen, sektor listrik, gas, dan air bersih

sebesar 7,35 persen, pajak hotel dan restoran sebesar 8,65 persen,

pengangkutan dan komunikasi sebesar 5,97 persen, serta sektor keuangan

dan jasa perusahaan tumbuh sebesar 9,97 persen.

Berdasarkan sektor-sektor yang membentuk perekonomian Bali,

ekonomi Bali sampai tahun 2011 masih sangat tergantung pada sektor

tersier, ini terlihat dari dominannya peranan sektor jasa dalam nilai

tambah terhadap perekonomian yang mencapai 66,35 persen, disusul oleh

sektor primer sebesar 18,08 persen, dan sektor sekunder sebesar 15,57

persen. Sementara dilihat dari sisi penggunaan / pengeluaran,

pertumbuhan perekonomian Bali dipacu oleh pertumbuhan investasi fisik

dengan pertumbuhan sebesar 15,34 persen. Pengeluaran konsumsi

pemerintah dan pengeluaran konsumsi rumah tangga turut mengalami

peningkatan dengan pertumbuhan masing-masing sebesar 9,69 persen dan

2,19 persen.

Penduduk dan Ketenagakerjaan

Jumlah penduduk di wilayah Provinsi Bali tahun 2011 sebanyak

3.643.472 jiwa dengan tingkat kepadatan penduduk 646 jiwa per km2.

Penyebaran penduduk di Provinsi Bali masih bertumpu di Kabupaten

Buleleng yakni sebesar 18,5 persen dan Kota Denpasar yakni sebesar 14,6

persen, sedangkan yang terendah di Kabupaten Klungkung sebesar 5,1

Page 8: Laporan Kunker Komisi V DPR RI ke Bali tgl 8 - 10 Des 2014

8

persen. Sementara dilihat dari kepadatan penduduk Kabupaten/Kota yang

paling tinggi tingkat kepadatan penduduknya adalah Kota Denpasar yakni

sebanyak 4.163 jiwa per km2 dan yang paling rendah adalah Kabupaten

Jembrana dengan tingkat kepadatan penduduk sebanyak 325 jiwa per km2.

Dilihat dari sisi laju pertumbuhan selama kurun waktu tahun 2000 - 2010,

pertumbuhan jumlah penduduk Provinsi Bali sebesar 2,15 persen lebih

tinggi dari pertumbuhan jumlah penduduk nasional (1,49 persen).

Sementara untuk laju pertumbuhan penduduk kabupaten/kota tertinggi

terdapat di Kabupaten Badung 4,63 persen dan yang terendah di

Kabupaten Klungkung sebesar 0,94 persen.

Jumlah penduduk bekerja di Provinsi Bali pada tahun 2012 mencapai

2.350.988 jiwa atau bertambah sebanyak 321,258 jiwa dari tahun 2008.

Penyebaran penduduk yang bekerja sebagian besar di daerah perkotaan,

dan dominan bekerja di sektor pertanian sebanyak 25,24 persen dan sektor

perdagangan 27,56 persen. Sementara dilihat dari pendidikan yang

ditamatkan, sebagian besar penduduk bekerja merupakan tamatan sekolah

dasar dan menengah. Untuk peyebaran penduduk bekerja antar

kabupaten/kota terbesar berada di Kota Denpasar mencapai 418.839 jiwa.

Infrastruktur (Jaringan Irigasi dan Jalan)

Pembangunan jaringan irigasi merupakan langkah strategis dalam

mendukung peningkatan produksi pangan, serta dalam upaya mewujudkan

swasembada pangan nasional. Luas potensial jaringan irigasi di Provinsi

Bali meliputi 8,67 ha atau 1,97 persen dari jaringan irigasi potensial di

Indonesia. Sementara untuk jaringan irigasi terbangun tersier sekitar 9.598

ha dan luas jaringan irigasi utama sekitar 143.008 ha. Berdasarkan

kewenangan, sekitar 9.598 ha merupakan kewenangan pusat, 31.905 ha

merupakan kewenangan provinsi, dan 101.505 ha merupakan kewenangan

kabupaten/kota.

Kondisi panjang jalan berdasarkan status pembinaannya tahun 2011 di

Provinsi Bali mencapai 7.504,15 km, yang terdiri dari Jalan Nasional

sepanjang 535,23 km, jalan Provinsi sepanjang 860,53 km, dan Jalan

Kabupaten/kota sepanjang 6.108,39 km. Untuk kondisi kualitas jalan

menurut kriteria IRI (International Roughness Index), kualitas jalan

nasional tidak mantap di Provinsi Bali pada tahun 2011 mencapai 15,67 km

yang terdiri dari 2,03 persen kondisi jalan rusak ringan dan 0,90 persen

dengan kondisi rusak berat. Sementara untuk kondisi jalan mantap

sepanjang 519,56 km atau sekitar 97,07 persen. Berdasarkan rasio panjang

jalan dengan luas wilayah yang mengindikasikan kerapatan jalan (Road

Density), kerapatan jalan di Provinsi Bali sebesar 7,36 km/km² lebih tinggi

dari kerapatan jalan tingkat nasional (0,23 km/km²). Sementara panjang

Page 9: Laporan Kunker Komisi V DPR RI ke Bali tgl 8 - 10 Des 2014

9

jalan menurut kondisi permukaan jalan, jalan beraspal di Provinsi Bali

meliputi 87 persen dari total panjang jalan, dan sisanya 2 persen jalan

kerikil, serta 10 persen jalan tanah dan lainnya.

KABUPATEN KLUNGKUNG

Kondisi Geografis

Kabupaten Klungkung merupakan Kabupaten yang luasnya terkecil

kedua setelah Kota Denpasar dari 9 (sembilan) Kabupaten dan Kodya di

Provinsi Bali. Kabupaten Klungkung memiliki luas wilayah 315 km2 atau

31.500 ha dan berbatasan dengan Kabupaten Bangli di sebelah utara,

Kabupaten Karangasem di sebelah timur, Kabupaten Gianyar di sebelah

barat, dan Samudera Hindia di sebelah selatan. Wilayah Kabupaten

Klungkung sepertiganya (112,16 km²) terletak di daratan Pulau Bali dan

dua pertiganya (202,84 km2) lagi merupakan kepulauan yaitu Nusa Penida,

Nusa Lembongan, dan Nusa Ceningan. Menurut penggunaan lahan di

Kabupaten Klungkung terdiri dari lahan sawah 3.845 ha dan bukan lahan

sawah 27.655 ha (terdiri atas lahan kering 27.650 ha dan lahan lainnya 5

ha).

Secara administrasi, Kabupaten Klungkung terdiri atas 4 (empat)

kecamatan yaitu Kecamatan Klungkung, Kecamatan Banjarangkan,

Kecamatan Dawan, dan Kecamatan Nusa Penida. Kabupaten Klungkung

merupakan dataran pantai sehingga potensi utamanya adalah

perekonomian laut berupa budi daya rumput laut dan penangkapan ikan

laut. Panjang pantainya sekitar 97,6 km yang terdapat di Klungkung

daratan 14,1 km dan Kepulauan Nusa Penida 83,5 km. Permukaan tanah

pada umumnya tidak rata dan bergelombang, bahkan sebagian besar

berupa bukit-bukit terjal yang kering dan tandus. Hanya sebagian kecil saja

merupakan dataran rendah. Tingkat kemiringan tanah di atas 40 persen

(terjal) adalah seluas 16,47 km2 atau 5,23 persen dari luas Kabupaten

Klungkung.

Bukit dan gunung tertinggi bernama Gunung Mundi yang terletak di

Kecamatan Nusa Penida. Sumber air adalah mata air dan sungai hanya

terdapat di wilayah daratan Kabupaten Klungkung yang mengalir

sepanjang tahun. Sedangkan di Kecamatan Nusa Penida sama sekali tidak

ada sungai. Sumber air di Kecamatan Nusa Penida adalah mata air dan air

hujan yang ditampung dalam cubang oleh penduduk setempat. Kabupaten

Klungkung termasuk beriklim tropis. Bulan-bulan basah dan bulan-bulan

kering antara Kecamatan Nusa Penida dan Kabupaten Klungkung daratan

sangat berbeda.

Page 10: Laporan Kunker Komisi V DPR RI ke Bali tgl 8 - 10 Des 2014

10

Penduduk dan Ketenagakerjaan

Berdasarkan hasil proyeksi, jumlah penduduk Kabupaten Klungkung

tahun 2013 berjumlah 173.900 jiwa atau sebanyak 43.475 rumah tangga.

Penyebaran penduduk tidak merata di empat kecamatan, yaitu 73,96

persen berada di daratan Klungkung (Banjarangkan, Dawan, dan

Klungkung), sedangkan 26,04 persen berada di Kepulauan Nusa Penida

(Nusa Penida, Nusa Lembongan, dan Nusa Ceningan). Jumlah penduduk di

masing-masing kecamatan yaitu Nusa Penida 48.560 jiwa, Banjarangkan

39.463 jiwa, Klungkung 57.614 jiwa, dan Dawan 40.851 jiwa. Dengan

demikian terdapat ketimpangan kepadatan penduduk di empat kecamatan,

kepadatan penduduk per kilometer persegi di Kecamatan Nusa Penida 239

jiwa, Kecamatan Banjarangkan 863 jiwa, Kecamatan Klungkung 1.983 jiwa,

dan Kecamatan Dawan 1.093 jiwa.

Berdasarkan lapangan pekerjaan dari 96.421 orang yang bekerja, 29.30

persen bekerja di sektor pertanian, 23.18 persen bekerja di sektor

perdagangan, hotel dan rumah makan, 16.43 persen di sektor industri

pengolahan, 13,78 persen di sektor jasa, dan lainnya yang masing-masing

tidak lebih dari 10 persen.

Transportasi dan Pariwisata

Jalan merupakan sarana penting dalam memperlancar kegiatan

ekonomi. Tersedianya jalan yang berkualitas akan meningkatkan usaha

pembangunan khususnya dalam upaya memudahkan mobilitas penduduk

dan memperlancar lalu lintas barang antar daerah. Panjang jalan menurut

status jalan kabupaten di Kabupaten Klungkung tahun 2013 mencapai

492.920 km, dengan permukaan aspal sepanjang 460.149 km, kerikil

sepanjang 510 km, dan jalan tanah sepanjang 32.261 km. Pada tahun 2013,

di Kabupaten Klungkung masih terdapat jalan rusak berat sepanjang

59,372 km.

Kabupaten Klungkung memiliki potensi Kepariwisataan yang tidak

kalah dari Kabupaten lainnya di Provinsi Bali, terutama karena

keunikannya yang memiliki wilayah kepulauan. Menurut laporan Dinas

Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Klungkung, Jumlah kunjungan

wisatawan pada tahun 2013 tercatat sebanyak 298.979 orang atau

meningkat 21,93 persen dibanding tahun sebelumnya yang berjumlah

245.199 orang.

Page 11: Laporan Kunker Komisi V DPR RI ke Bali tgl 8 - 10 Des 2014

11

Aspek SAR dan Bencana

Beberapa musibah yang telah ditangani Basarnas/Badan Nasional

Pencarian dan Pertolongan di Klungkung antara lain: pencarian wisatawan

baik lokal maupun asing yang hilang di Nusa Penida, penyelamatan dan

pertolongan pada kasus tenggelamnya Kapal Motor (KM) Romo di perairan

Selat Badung, Kabupaten Klungkung.

Kabupaten Klungkung merupakan satu-satunya daerah di Bali yang

belum memiliki Badan Penanggulangan Bencana daerah (BPBD) di tengah

kondisi situasi wilayah yang rawan bencana terutama bencana banjir dan

tanah longsor, dan pernah terjadi juga bencana angin kencang dan

gelombang pasang dengan kerugian yang cukup banyak. Mengingat

Kabupaten Klungkung sebagai daerah kepulauan dimana terdapat Pulau

Nusa Penida, Pulau Nusa Lembongan dan Pulau Nusa Ceningan,

keberadaan BPBD sangatlah penting.

III. GAMBARAN UMUM SINGKAT OBYEK-OBYEK YANG DITINJAU

A. Pelabuhan Penyeberangan Gunaksa Klungkung

Pembangunan Pelabuhan Penyeberangan Gunaksa direncanakan

untuk bersandarnya kapal feri yang melayani rute Klungkung Daratan -

Nusa Penida. Keberadaan pelabuhan ini sangat penting bagi masyarakat

khususnya yg berada di Pulau Nusa Penida yang ingin menuju Klungkung

daratan. Selama ini masyarakat Nusa Penida yang ingin menuju

Klungkung daratan harus melalui Pelabuhan Padang bai Kabupaten

Karangasem.

Tujuan pembangunan Pelabuhan Penyeberangan Gunaksa yaitu :

- Mendukung dan meningkatkan kegiatan perekonomian, pemerintahan,

dan kegiatan sosial lainnya antara Pulau Nusa Penida dengan Bali

daratan.

- Sebagai back-up Pelabuhan Penyeberangan Padang Bai dalam

rangkaian sabuk selatan nusantara.

- Meningkatkan aksesibilitas dalam rangka ketahanan nasional sebagai

salah satu pulau yang berbatasan.

Kronologis penetapan lokasi Pelabuhan Penyeberangan Gunaksa

Klungkung adalah sebagai berikut :

- Studi perencanaan pembangunan Pelabuhan Penyeberangan Gunaksa

dilakukan oleh Pemerintah kabupaten klungkung melalui konsultan

Page 12: Laporan Kunker Komisi V DPR RI ke Bali tgl 8 - 10 Des 2014

12

perencana LP-ITB yang dilakukan sejak tahun 2001 berupa studi

kelayakan dermaga/Pelabuhan Nusa Penida dan Klungkung Daratan,

selanjutnya pada tahun anggaran 2006 dilakukan studi Detail

Engineering Design (DED) dermaga/Pelabuhan Gunaksa Dawan.

- Berdasarkan hasil studi kelayakan dari konsultan perencana, Bupati

Klungkung mengeluarkan Surat Keputusan Bupati Nomor 183 Tahun

2006 tentang penetapan lokasi pembangunan dermaga di Klungkung

Daratan.

- Selanjutnya Bupati Klungkung melalui surat nomor 552/362/Dishub

tanggal 1 Juni 2006 telah mengajukan permohonan persetujuan

penetapan lokasi Pelabuhan Penyeberangan Nusa Penida dan

Klungkung Daratan kepada Menteri Perhubungan, dilampiri antara lain

peta lokasi dan titik koordinat geografis dari areal yang akan

ditetapkan sebagai pelabuhan penyeberangan.

- Menteri Perhubungan selanjutnya menetapkan Keputusan Menteri

Perhubungan Nomor KP. 369 Tahun 2006 tanggal 7 November 2006

tentang penetapan lokasi Pelabuhan Penyeberangan Klungkung

Daratan di Desa Gunaksa, Kecamatan Dawan, Kabupaten Klungkung,

Provinsi Bali yang memuat titik koordinasi lokasi Pelabuhan

Penyeberangan Gunaksa.

Skema sumber pendanaan pembangunan Pelabuhan Penyeberangan

Gunaksa Klungkung yaitu :

Sumber Dana Jenis Pekerjaan

APBN Sektor Perhubungan

(80.98 persen) Rp. 195.246.930.000

• Pekerjaan laut berupa breakwater dan

perkuatan breakwater.

• Pekerjaan pembangunan movable bridge

(MB) beserta kelengkapannya.

• Pekerjaan darat berupa pematangan lahan

dan tanggul.

• Pekerjaan pengerukan kolam pelabuhan.

APBD Provinsi Bali

(13,04 persen) Rp. 31.429.730.000

• Pekerjaan laut berupa pembangunan

dermaga dan revetment batu kosong.

• Pekerjaan konstruksi MB berupa dudukan

MB, penggantung tackle, dan pelindung

MB.

• Pekerjaan darat berupa retaining wall,

perkerasan jalan, pembangunan trotoar,

saluran drainase, dan pemasangan lampu

penerang.

Page 13: Laporan Kunker Komisi V DPR RI ke Bali tgl 8 - 10 Des 2014

13

APBD Kabupaten Klungkung (5,98

persen) Rp. 14.415.796.000

• Pekerjaan darat berupa pembangunan

jalan akses.

• Pekerjaan bangunan darat berupa

pembangunan gedung terminal beserta

kelengkapannya.

Realisasi pelaksanaan pembangunan Pelabuhan Penyeberangan Gunaksa

Klungkung (diluar pembebasan lahan) yaitu :

- Pembangunan Pelabuhan Penyeberangan Gunaksa dimulai sejak tahun

anggaran 2008 dengan sistem penganggaran single years. Perkiraan

kebutuhan anggaran sebesar Rp. 241.092.000.000

- Sampai dengan tahun anggaran 2014, realisasi fisik kumulatif

pembangunan pelabuhan telah mencapai 75,75 persen, dengan total

dana yang terserap dalam pembangunan sebesar Rp. 182.620.290.000,

dengan perincian :

• Sumber penganggaran APBN Kementerian Perhubungan telah

mencapai sebesar Rp. 154.244.924.000 atau 79 persen dari rencana

kewajiban penganggaran sebesar Rp. 195.246.930.000.

• Sumber penganggaran APBD Provinsi Bali telah mencapai sebesar

Rp. 26.145.670.000 atau 83,19 persen dari rencana kewajiban

penganggaran sebesar Rp. 31.429.730.000.

• Sumber penganggaran APBD Kabupaten Klungkung telah mencapai

sebesar Rp. 2.229.696.000 atau 15,47 persen dari rencana

kewajiban penganggaran sebesar Rp. 14.415.796.000.

Rencana pelaksanaan pembangunan Pelabuhan Penyeberangan Gunaksa

Klungkung yaitu :

- APBN Kementerian Perhubungan

• Tahun 2014 : Lanjutan pekerjaan breakwater barat dan

penyelesaian breakwater timur dengan anggaran sebesar Rp.

59.998.035.000.

• Tahun 2015 : Penyelesaian breakwater barat, pembangunan

movable bridge, dan pengerukan dengan rencana anggaran sebesar

Rp. 41.000.000.000.

- APBD Provinsi Bali

• Tahun 2014 : Penyelesaian sheet pile dengan rencana anggaran

sebesar Rp. 11.636.202.000.

Page 14: Laporan Kunker Komisi V DPR RI ke Bali tgl 8 - 10 Des 2014

14

• Tahun 2015 : Pembangunan pengadaan sistem fender dan frontal

frame dengan rencana anggaran sebesar Rp. 1.500.000.000.

- Pembangunan jalan akses pelabuhan sudah dialokasikan oleh

Bappenas untuk tahun 2015 sebesar Rp. 34.000.000.000.

Kendala dan permasalahan dalam proses pembangunan Pelabuhan

Penyeberangan Gunaksa Klungkung yaitu :

- Sistem penganggaran bersifat single years (bukan multi years), maka

dalam setiap tahun perlu menunggu dokumen anggaran dan

memerlukan waktu dalam proses pelelangan. Hal ini menyebabkan

pembangunan pelabuhan terkesan mangkrak.

- Belum tersedianya jalan akses masuk pelabuhan yang perlu dibangun

oleh Pemerintah Daerah Klungkung menyebabkan pembangunan

dermaga mengalami beberapa kali perlambatan.

- Terjadi gelombang tinggi di Selat Badung yang mengakibatkan

kerusakan pada bagian breakwater yang telah dibangun. Terhadap

permasalahan ini telah dilakukan re-desain struktur breakwater dan

dilakukan perkuatan.

- Sampai saat ini belum dilakukan normalisasi Tukad Unda sehingga

menyebabkan aliran sungai sering berubah-ubah sampai ke lokasi

pembangunan dermaga.

B. Pengendalian Banjir Tukad Unda dan Watu Klotok

Pengendalian banjir Tukad Unda dibangun untuk menahan banjir dari

luapan sungai Tukad Unda. Nilai proyek pengendalian banjir Tukad Unda

adalah sebesar Rp5,65 miliar. Sampai saat ini pembangunan prasarana

Pengendalian Banjir Tukad Unda masih belum selesai pengerjaannya

dikarenakan terkendala cuaca yang buruk yang menyebabkan banjir.

Total panjang Pantai Watu Klotok adalah sepanjang 1.500 m. Dari

total panjang pantai tersebut, yang rawan abrasi adalah sepanjang 900 m.

Sampai saat ini, yang sudah ditangani dengan dibangun tanggul adalah

sepanjang 875 m, sedangkan yang belum hanya sepanjang 25 m.

C. Rusunawa Pondok Pesantren Diponegoro Klungkung

Rusunawa Pondok Pesantren Diponegoro berada di dalam kawasan

Pondok Pesantren Diponegoro Klungkung. Pondok Pesantren Diponegoro

berdiri di atas tanah wakaf seluas 3000 m2, terletak di Jalan Gajah Mada

no. 60 A, satu km arah utara Dati Kota Semarapura Klungkung, Bali.

Sebuah kota kecil yang mayoritas penduduknya beragama Hindu

Page 15: Laporan Kunker Komisi V DPR RI ke Bali tgl 8 - 10 Des 2014

15

sebagaimana lazimnya kota-kota di Bali. Rusunawa ini akan

diperuntukkan bagi para santri, pengajar, dan pegawai di Pondok

Pesantren Diponegoro Klungkung.

Informasi umum Rusunawa Pondok Pesantren Diponegoro Klungkung,

Tahun Anggaran 2014 (single years) :

Lokasi Rusunawa : Pondok Pesantren Diponegoro Klungkung

Alamat : Jl. Gajah Mada No. 60 A

Koordinat : -8.560760S, 115.413810T

Konsultan Perencana/DED : PT. Duta Mitra Konsultan

Konsultan MK/Supervisi : PT. Nusapratama Dwikharisma

Kontraktor Pelaksana : PT. Brantas Abipraya

Nomor dan Tanggal Kontrak : KU.08.08/PK-RUSUNWIL3/SATKER-PP/

RUSUN14-05/358 Tanggal 30 Juni 2014

Nomor dan Tanggal SPMK : KU.08.09/PK-RUSUNWIL3/SATKER-PP/

RUSUN14-05/520 Tanggal 30 Juni 2014

Nilai Kontrak Awal (total) : Rp245.985.755.000,-

Nilai Kontrak Awal : Rp1.745.696.000,-

Nilai Addendum ke-1 : Rp1.773.882.000,-

Nilai Addendum ke-2 : ---

Nomor dan Tanggal PHO : ---

Addendum 1 : ---

Addendum 2 : ---

Tipologi Rusunawa : SKCL/3LT

Jumlah Unit : 3 Unit

PSU Pendukung : ---

Waktu Pemeliharaan : 180 hari kalender

D. Pelabuhan Benoa

Pelabuhan Benoa terletak di kawasan Benoa dan berjarak sekitar 6

km dari pusat Kota Denpasar. Pelabuhan ini adalah pelabuhan umum

terbesar di Pulau Bali dan merupakan home base kapal penumpang

domestik. Saat ini, kondisi Pelabuhan Benoa sudah tertata lebih baik

untuk sarana dan prasarananya, sehingga memungkinkan kapal-kapal

pesiar dari dalam maupun luar negeri untuk berlabuh.

Kunjungan kapal di Pelabuhan Benoa realisasi tahun 2013 mencapai

6.780 Unit dan 5.584.597 GT atau masing-masing mencapai relatif sama

untuk satuan unit dan satuan GT dari anggaran tahun 2013. Hal ini

dikarenakan perubahan jenis kapal terutama kapal peti kemas yang

berkunjung dan perubahan call kapal yang semula 2 hari sekali menjadi 5

hari sekali.

Page 16: Laporan Kunker Komisi V DPR RI ke Bali tgl 8 - 10 Des 2014

16

Arus barang di Pelabuhan Benoa realisasi tahun 2013 mencapai

154.629 Ton atau terealisasi sebesar 90 persen dan 54.923M³, serta

974.303 dalam Ton/Ltr atau melampaui 102 persen dari anggaran yang

ditetapkan tahun 2013. Hal ini dikarenakan adanya peningkatan

kebutuhan BBM untuk wilayah Bali khususnya Denpasar.

Arus peti kemas di Pelabuhan Benoa realisasi tahun 2013 mencapai

16.871 Boks atau 24.057 Teus, sehingga terdapat penurunan sebesar 7

persen dari anggaran tahun 2013. Hal ini dikarenakan menurunnya

ekspor barang kerajinan dan ikan tuna menggunakan peti kemas dari Bali

dan masih terdapat angkutan peti kemas ke Surabaya melalui jalur darat

(melalui jalur darat lebih cepat dan murah, karena angkutan darat masih

boleh mempergunakan BBM bersubsidi, sedangkan angkutan laut

mempergunakan BBM non subsidi).

Arus penumpang di Pelabuhan Benoa realisasi Tahun 2013 mencapai

415.106 orang atau sebesar 92 persen dari yang dianggarkan tahun 2013.

Hal ini dikarenakan penurunan jumlah penumpang domestik akibat

persaingan harga tiket pesawat dengan kapal laut dan adanya

pemeliharaan rutin 2 (dua) unit kapal PELNI.

Fasilitas Pelabuhan Benoa

No Uraian Keterangan

1 Alur Masuk Pelabuhan

Panjang : 3.500 m

Lebar : 150 m

Draft : -10 m

2 Dermaga Timur

Panjang : 290 m

Kedalaman : -8,8 s/d -10 m Lw s

Lebar Kolam : 150 m

Panjang Kolam : 766 m

3 Dermaga Selatan

Panjang : 206 m

Kedalaman : -8 s/d -9 m Lw s

Lebar Kolam : 350 m

Panjang Kolam : 600 m

4 Dermaga Barat

Panjang : 150 m

Kedalaman : -3 m Lw s

Lebar Kolam : 150 m

Panjang Kolam : 900 m

5 Gudang

Gudang 1, luas : 30 m x 15 m = 450 m2

Gudang 2, luas : 31 m x 26 m = 806 m2

Gudang 3, luas : 40 m x 15 m = 600 m2

6 Lapangan Penumpukan

Peti Kemas Luas : 15.922 m2

Page 17: Laporan Kunker Komisi V DPR RI ke Bali tgl 8 - 10 Des 2014

17

No Uraian Keterangan

7 Mooring Buoy

Tinggi : 2,5 m

Diameter: 1,5 m

Jumlah: 2 Unit

8 Ponton

• Ponton Kayu

Panjang : 15 m

Lebar : 8 m

• Ponton HDPE

Panjang: 24 m

Lebar : 2,5 m

Dukungan fasilitas alat Pelabuhan Benoa

No Uraian Keterangan

1 Kapal Tunda/Pandu 1 Unit (2400 HP)

Kapal Motor Pandu

2 Peralatan B/M

Reach Stacker 40 Ton 1 Unit

Head Truck 3 Unit

Chasis 20” 8 Unit

Chasis 40” 8 Unit

Forklift 3 Ton 1 Unit

3 Mobil DamKar 1 Unit (3000 HP)

Pelayanan jasa kepelabuhanan Pelabuhan Benoa yaitu:

- Pelayanan jasa kapal: labuh, pandu, tunda, dan tambat.

- Pelayanan jasa barang dermaga, bongkar muat, penumpukan, dan

konsolidasi barang.

- Terminal penumpang Domestik dan Internasional (Cruise).

- Pelayanan kapal yacht.

- Pelayanan kapal ikan.

- Pelayanan air kapal.

Informasi umum Terminal Penumpang Domestik Pelabuhan Benoa yaitu:

Luas : 907,5 m2

Konstruksi Atap : Baja

Konstruksi Dinding : Batu Bata

Lantai : Keramik

Tahun Pembuatan : 2013/2014

Dilengkapi dengan fasilitas: waiting room, VIP room, free wi-fi, information

desk, air conditioner, dan parking area.

Page 18: Laporan Kunker Komisi V DPR RI ke Bali tgl 8 - 10 Des 2014

18

• Ruang Pengantar/Penjemput Terminal Domestik

Luas : 475,5 m2

Konstruksi Atap : Kayu

Konstruksi Dinding : Batu Bata

Lantai : Keramik

Tahun Pembuatan : 2013/2014

• Parkir Terminal Domestik

Luas : 5405 m2

Konstruksi : Paving

Informasi umum Terminal Penumpang Internasional Pelabuhan Benoa

yaitu:

Luas : 1300 m2

Konstruksi Atap : Baja

Konstruksi Dinding : Batu Bata

Lantai : Keramik

Tahun Pembuatan : 1993

Dilengkapi dengan fasilitas: waiting room, VIP room, free wi-fi, money

changer, art shop, information desk, air conditioner, massage, x-ray machine,

dan parking area.

• Wing Selatan

Luas : 238 m2

Konstruksi Atap : Dak Beton

Konstruksi Dinding : Batu Bata

Lantai : Keramik

Tahun Pembuatan : 2013

• Ruang Tunggu Sementara

Luas : 168 m2

Konstruksi Atap : Kayu

Konstruksi Dinding : Batu Bata

Lantai : Keramik

• Parkir Internasional

Luas : 4200 m2

Konstruksi : Aspal

• Parkir Internasional Sisi Selatan

Luas : 1587 m2

Konstruksi : Paving

Page 19: Laporan Kunker Komisi V DPR RI ke Bali tgl 8 - 10 Des 2014

19

Kendala-kendala yang dihadapi dalam pengelolaan Pelabuhan Benoa yaitu:

- Belum ditetapkannya Rencana Induk Pelabuhan Benoa oleh

Kementerian Perhubungan.

- Belum selesainya pengurusan izin AMDAL Kawasan Pelabuhan Benoa

oleh Kementerian Lingkungan Hidup.

- Proses perizinan pembangunan dermaga oleh Kementerian

Perhubungan.

- Proses perizinan pekerjaan pengerukan (SIKK) oleh Kementerian

Perhubungan.

- Adanya sebagian wilayah DLKR-DLKP Pelabuhan Benoa sisi selatan

yang rencananya akan digunakan oleh pihak lain/swasta untuk

kegiatan non kepelabuhanan (revitalisasi teluk benoa).

E. Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai

Bandara Internasional Ngurah Rai adalah bandara internasional yang

terletak di sebelah selatan Provinsi Bali, Indonesia, tepatnya di daerah

Tuban, Kuta, sekitar 13 km dari Denpasar. Kode IATA-nya adalah DPS,

sedangkan Kode ICAO-nya WADD (dahulu WRRR). Bandara Internasional I

Gusti Ngurah Rai ini dikelola oleh PT Angkasa Pura 1 (Persero).

Dengan luas sebesar 295,6 ha, Bandara Ngurah Rai menyediakan

fasilitas penunjang yang dapat membantu aktivitas penerbangan serta

melayani kebutuhan penumpang pesawat. Saat ini Bandara Ngurah Rai

mampu melayani sebanyak ± 10 juta penumpang per tahun dengan rata-

rata pergerakan 5000 pesawat per bulan. Bandar Udara ini beroperasi 24

jam per hari untuk melayani jalur-jalur penerbangan domestik dan

internasional yang dilaksanakan oleh 25 perusahaan penerbangan dari

manca negara.

Page 20: Laporan Kunker Komisi V DPR RI ke Bali tgl 8 - 10 Des 2014

20

Fasilitas Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai:

Landasan Pacu

Berukuran 3.000 x 45 m dengan konstruksi perkerasan beton dan aspal,

PCN 83/F/C/X/T, dapat digunakan pesawat kelas B 747-400 untuk

menempuh jarak setara Denpasar - Tokyo tanpa pembatasan beban.

Landasan - Taxi

Beberapa “landasan - taxi – keluar” dan “landasan - taxi - sejajar” dengan

konstruksi aspal dan beton meningkatkan kapasitas landasan pacu.

Pelataran Parkir Pesawat

Kapasitas Pelataran Parkir Pesawat adalah 7 posisi pesawat kelas B 747-

400, 6 posisi pesawat kelas A 320, dan 25 posisi untuk kelas B 737, (dalam

waktu bersamaan).

Helipad

Untuk pendaratan helikopter, tersedia tiga buah helipad.

Depot Pengisian Bahan Bakar Pesawat Udara (DPPU)

Tersedia fasilitas DPPU dengan kapasitas simpan 6.540 kiloliter yang

dioperasikan oleh Pertamina untuk pelayanan pengisian BBM bagi pesawat

udara, baik dengan menggunakan hidran maupun kendaraan tanki, jenis

bahan bakar avtur dan avigas.

Unit Pertolongan Kecelakaan

Tersedia Unit Pertolongan Kecelakaan Penerbangan dan Pemadam

Kebakaran (PKP&PK) dengan peralatan yang lengkap sesuai dengan

Kategori 9 menurut persyaratan ICAO.

Rencana Pengembangan Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai

Fasilitas Eksisting Pengembangan

Runway 3.000 m x 45 m 3.000 m x 45 m

Apron 214.457 m2 341.513 m2

Taxiway

3 x (148,5 x 23 m)

600 x 23 m ; 800 x 23 m

2 x (237,62 x 23 m)

3 x (148,5 x 23 m)

600 x 23 m ; 800 x 23 m

2 x (237,62 x 23 m)

Terminal Dom : 14.000 m2

Int’l : 65.000 m2

65.000 m2 (telah selesai)

120.000 m2

Page 21: Laporan Kunker Komisi V DPR RI ke Bali tgl 8 - 10 Des 2014

21

Car Park 55.000 m2

50.000 m2 (Parking Building)

7000 m2 Pool Bus + Taxi

2.500 m2 Coach and Bus

Standby

1000 m2 Private Car Pick Up

Cargo Terminal Dom : 2.574 m2

Int’l : 3.708 m2

2.574 m2

4.639 m2

Per tanggal 17 September 2014, telah diresmikan Terminal Domestik

Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai yang baru. Terminal domestik

baru ini dibangun di atas lahan seluas 65.800 meter persegi atau 5 kali

lebih luas dibandingkan terminal domestik sebelumnya, dan mampu

melayani sebanyak 9,4 juta penumpang per tahun. Terminal ini juga

dilengkapi dengan beragam fasilitas mutakhir yang memberikan

kenyamanan bagi penumpang, diantaranya 62 konter check-in dengan

sistem common use yang lebih mengoptimalkan proses check-in

penumpang, 19 konter ticketing, 5 unit conveyer belt, 8 gerbang

keberangkatan dengan garbarata, 4 konter transit, 7 gerbang kedatangan,

dan 17 parking stand untuk pesawat berbadan kecil maupun besar.

Dengan area komersil yang cukup lapang, Terminal Domestik

Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai yang baru juga memberikan

sebuah pengalaman berbelanja yang lebih nyaman kepada seluruh

pelanggan. Selain itu, terminal ini memiliki sejumlah ruang tunggu

keberangkatan dengan dinding kaca yang menawarkan pemandangan laut

yang indah.

IV. HASIL TEMUAN DAN REKOMENDASI

A. Temuan

Hasil temuan yang didapatkan dari Kunjungan Kerja Komisi V DPR RI ke

Provinsi Bali adalah sebagai berikut:

1. Peninjauan Pembangunan Pelabuhan Penyeberangan Gunaksa

Klungkung.

- Pembangunan Pelabuhan Penyeberangan Gunaksa berjalan sangat

lambat.

- Akses jalan menuju Pelabuhan Penyeberangan Gunaksa masih

belum dibangun. Saat ini akses jalan menuju Pelabuhan

Penyeberangan Gunaksa langsung dibelokkan ke selatan dari

Page 22: Laporan Kunker Komisi V DPR RI ke Bali tgl 8 - 10 Des 2014

22

Jembatan IB Mantra dimana akses jalan ini tidak tepat untuk

digunakan menuju dermaga.

- Adanya permasalahan hukum terkait pengadaan lahan untuk

dermaga dan pengadaan lahan untuk pembangunan akses jalan

menuju Pelabuhan penyeberangan Gunaksa.

2. Peninjauan Pengendalian Banjir Tukad Unda dan Watu Klotok.

- Belum dilakukan normalisasi Sungai Unda untuk mengurangi arus

banjir, terutama di musim penghujan.

3. Peninjauan pembangunan Rusunawa Pondok Pesantren Diponegoro

Klungkung.

- Tidak dilakukan peninjauan langsung ke proyek pembangunan

Rusunawa Pondok Pesantren Diponegoro, Namun dari hasil

pertemuan dengan Bupati Klungkung dan perwakilan Kementerian

Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, diketahui bahwa proyek

pembangunan Rusunawa ini berhenti di tengah jalan.

- Permasalahan yang menyebabkan proyek pembangunan Rusunawa

Pondok Pesantren Diponegoro ini terhenti karena ternyata proyek

pembangunan Rusunawa ini belum memiliki izin. (Menurut

Kementerian PU dan Pera telah mendapatkan izin dari Bupati

Klungkung dan pihak Kecamatan, namun menurut Bupati Klungkung

pihaknya tidak pernah memberikan rekomendasi pembangunan

Rusunawa tersebut)

- Hal lain yang menyebabkan proyek pembangunan Rusunawa

Pondok Pesantren Diponegoro ini terhenti karena proyek ini

bersebelahan dengan komplek perkuburan Umat Hindu, dan ini

merupakan isu yang sangat sensitif.

4. Peninjauan Pelabuhan Benoa.

- Belum selesainya pengurusan izin tambang kawasan pelabuhan oleh

Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup menghambat proses

pengembangan Pelabuhan Benoa.

- Belum selesainya proses perizinan pembangunan dermaga oleh

Kementerian Perhubungan menghambat proses pengembangan

Pelabuhan Benoa.

- Kedalaman laut di dermaga masih kurang dalam untuk dapat

menampung kapal-kapal besar/cruise (hanya -10 m s.d. -13 m). Saat

ini hanya sebagian kecil spot yang kedalamannya dapat menampung

kapal besar (-15 m).

- Kondisi gedung Terminal Penumpang Domestik yang masih kurang

nyaman bagi penumpang kapal. Tidak adanya fasilitas hiburan

Page 23: Laporan Kunker Komisi V DPR RI ke Bali tgl 8 - 10 Des 2014

23

seperti TV, tidak adanya kantin atau tempat membeli minuman, dan

kondisi kebersihan gedung yang cukup buruk (banyak lalat).

- Belum disediakannya tempat atau dermaga khusus bagi

bersandarnya kapal-kapal Basarnas yang perannya sangat penting

bagi keselamatan transportasi laut.

5. Peninjauan Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai.

- Pengembangan Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai agak sulit

dilakukan karena operasional bandara yang harus tetap berjalan

dengan standar minimum (safety dan security harus tetap terjaga),

sehingga Terminal Domestik tidak sempat dibangun, hanya

dilakukan renovasi saja.

B. Rekomendasi

1. Pembangunan Pelabuhan Penyeberangan Gunaksa Klungkung.

- Komisi V mengharapkan Pemerintah Kabupaten Klungkung dapat

berkoordinasi dengan kementerian/dinas terkait untuk mengatasi

kendala-kendala yang ada dalam proses pembangunan Pelabuhan

Penyeberangan Gunaksa, sehingga diharapkan pada tahun 2015

atau 2016 nanti pelabuhan penyeberangan ini telah dapat

digunakan oleh masyarakat.

- Pemerintah Kabupaten Klungkung harus dapat menyelesaikan

permasalahan hukum terkait pengadaan lahan untuk pembangunan

akses jalan menuju Pelabuhan Penyeberangan Gunaksa.

2. Pengendalian Banjir Tukad Unda dan Watu Klotok.

- Pemerintah Kabupaten Klungkung harus secara serius melakukan

normalisasi Sungai Unda agar aliran air sungai dapat mengalir

dengan lancar menuju laut.

- Proses pembangunan tanggul di Pantai Watu Klotok harus terus

dilakukan sampai selesai oleh Pemerintah Kabupaten Klungkung.

3. Pembangunan Rusunawa Pondok Pesantren Diponegoro Klungkung.

- Perlu dilakukan koordinasi antara Pemerintah Kabupaten

Klungkung dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan

rakyat terkait izin pembangunan Rusunawa Pondok Pesantren

Diponegoro.

- Pemerintah Kabupaten Klungkung dan Kementerian Pekerjaan

Umum dan Perumahan Rakyat juga harus berkoordinasi terkait

lokasi pembangunan Rusunawa Pondok Pesantren Diponegoro yang

Page 24: Laporan Kunker Komisi V DPR RI ke Bali tgl 8 - 10 Des 2014

24

bersebelahan dengan komplek perkuburan Umat Hindu. Apakah

pembangunan Rusunawa tersebut perlu dilanjutkan atau tidak?

4. Pelabuhan Benoa.

- Komisi V akan memediasi pertemuan antara Pemerintah Pusat

(kementerian terkait) dan Pemerintah Daerah terkait persoalan

perizinan, sehingga segala permasalahan dalam proses perizinan

untuk pengembangan Pelabuhan Benoa dapat segera diselesaikan.

- Diharapkan kedalaman laut di dermaga dapat diperdalam, sehingga

dapat menampung lebih dari 1 kapal besar/cruise yang berlabuh.

- Diharapkan kepada PT. Pelindo III (Persero) cabang Benoa sebagai

pengelola Pelabuhan Benoa untuk dapat menyediakan fasilitas

pendukung Terminal Penumpang Domestik, agar tercipta

kenyamanan bagi para penumpang.

- Diminta kepada PT. Pelindo III (Persero) cabang Benoa sebagai

pengelola Pelabuhan Benoa untuk dapat menyediakan tempat

bersandar khusus bagi kapal-kapal negara, terutama kapal-kapal

Basarnas yang berperan penting dalam keselamatan transportasi

laut.

5. Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai.

- Konsep pengembangan Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai

sangat baik, semoga hal ini dapat diadopsi untuk pengembangan

bandara-bandara lainnya di Indonesia.

V. PENUTUP

Demikianlah laporan Kunjungan Kerja Komisi V DPR RI ke Provinsi Bali

pada Reses Masa Persidangan I Tahun Sidang 2014 - 2015 yang dilaksanakan

tanggal 8 s.d 10 Desember 2014. Selanjutnya laporan ini diharapkan dapat

menjadi masukan bagi Komisi V DPR RI terutama sebagai bahan dalam fungsi

Pengawasan dan Penganggaran. Semoga temuan-temuan dalam laporan ini

dapat ditindaklanjuti oleh Pemerintah, terutama dalam melakukan perencanaan

bagi pembangunan dan atau pemeliharaan serta perbaikan infrastruktur bagi

kesejahteraan masyarakat di Provinsi Bali pada khususnya, dan Indonesia pada

umumnya.

KETUA TIM KUNKER KE PROVINSI BALI

KOMISI V DPR RI,

Ir. FARY DJEMY FRANCIS, MMA