32
BAB I PENDAHULUAN Masyarakat sering menghubungkan kaku atau pegal di daerah tengkuk dengan adanya tekanan darah tinggi. Padahal, kenyataannya penderita hipertensi tidak pernah mengeluh nyeri di tengkuk dan gejalanya sering ditemukan secara kebetulan. Otot leher dan bahu akibat sikap waktu bekerja. Misalnya, sikap juru ketik, operator komputer, ahli tata rias rambut, tukang arloji, atau habis mengendarai kendaraan bermotor dalam waktu lama. Gangguan rasa nyeri merupakan manifestasi rangsangan terhadap serabut saraf perasa (sensori). Perangsangan itu dapat bersifat mekanik dan nonmekanik. Sebab dari unsur mekanik misalnya ada penekanan, jeratan, gesekan. Sedang unsur nonmekanik adalah infeksi, intoksikasi, dan proses imunologik. Rangsangan terhadap akar saraf belakang dapat menimbulkan nyeri akar, dirasakan pada tempat rangsangan dan menjalar ke daerah persarafan akar yang terkena. Gangguan semacam ini akan disertai penjalaran rasa nyeri di sepanjang daerah leher, bahu, dan lengan, termasuk otot-otot leher yang berpangkal pada tulang tengkorak. Sakit ini tergolong dalam nyeri kepala tegang otot atau tension muscular headache di mana sifat sakitnya bervariasi antara pegal

Laporan LB Cervikal Syndrome

Embed Size (px)

DESCRIPTION

fisioterapi pada cervical sindrome

Citation preview

Page 1: Laporan LB Cervikal Syndrome

BAB I

PENDAHULUAN

Masyarakat sering menghubungkan kaku atau pegal di daerah tengkuk dengan

adanya tekanan darah tinggi. Padahal, kenyataannya penderita hipertensi tidak pernah

mengeluh nyeri di tengkuk dan gejalanya sering ditemukan secara kebetulan.

Otot leher dan bahu akibat sikap waktu bekerja. Misalnya, sikap juru ketik,

operator komputer, ahli tata rias rambut, tukang arloji, atau habis mengendarai

kendaraan bermotor dalam waktu lama.

Gangguan rasa nyeri merupakan manifestasi rangsangan terhadap serabut saraf

perasa (sensori). Perangsangan itu dapat bersifat mekanik dan nonmekanik. Sebab dari

unsur mekanik misalnya ada penekanan, jeratan, gesekan. Sedang unsur nonmekanik

adalah infeksi, intoksikasi, dan proses imunologik.

Rangsangan terhadap akar saraf belakang dapat menimbulkan nyeri akar,

dirasakan pada tempat rangsangan dan menjalar ke daerah persarafan akar yang

terkena. Gangguan semacam ini akan disertai penjalaran rasa nyeri di sepanjang

daerah leher, bahu, dan lengan, termasuk otot-otot leher yang berpangkal pada tulang

tengkorak.

Sakit ini tergolong dalam nyeri kepala tegang otot atau tension muscular headache di

mana sifat sakitnya bervariasi antara pegal kencang dan nyeri pegal, terutama

dirasakan pada salah satu sisi saja atau seluruh kepala.

Page 2: Laporan LB Cervikal Syndrome

Nyeri pegal atau perasaan tidak enak dapat dirasakan berdenyut atau terasa ada

ikatan kencang di kepala atau nyeri yang dirasakan sepanjang daerah antara belakang

kepala, pelipis, sampai sekitar mata sesisi atau kedua sisi.

Leher bagian belakang dalam bahasa Indonesia dikenal dengan istilah "tengkuk"

atau "kuduk". Dalam bahasa Inggris disebut "posterior neck". Leher terdiri atas ruas-

ruas tulang belakang yang berakhir didasar tengkorak. Sepanjang ruas-ruas tulang

belakang diikat dengan ikatan sendi/ligamen seperti deretan karet yang kuat membuat

tulang belakang menjadi stabil. Didaerah leher juga terdapat otot-otot untuk

mendukung/menyokong beban leher dan untuk gerakan leher. Bagian leher ini sangat

sedikit dilindungi dibandingkan bagian tulang belakang yang lain sehingga sangat

mudah terkena gangguan, trauma yang menyebabkan sakit dan membatasi gerakan.

Nyeri dan rasa tidak nyaman pada tengkuk umum terjadi pada waktu kerja.

Antara lain terjadi pada pekerjaan dengan beban yang berat, pekerjaan manual dengan

duduk, pekerjaan yang duduk terus menerus. Dalam suatu sikap yang statis, otot

bekerja statis dimana pembuluh-pembuluh darah dapat tertekan sehingga aliran darah

dalam otot menjadi berkurang yang berakibat berkurangnya glukosa dan oksigen dari

darah dan harus menggunakan cadangan yang ada. Selain itu sisa metabolisme tidak

diangkut keluar dan menumpuk didalam otot yang berakibat otot menjadi lelah dan

timbul rasa nyeri.

Penelitian pada 251 responden pekerja bagian jahit sepatu didapatkan keluhan

nyeri tengkuk menduduki peringkat ke 4 (37.5%) setelah bahu kanan 53.8%, bahu kiri

47,4% dan pinggang 45%. Dari hasil pemeriksaan didapat-kan prevalensi nyeri tengkuk

sebesar 55.4% (Dina, 2004).

Page 3: Laporan LB Cervikal Syndrome

BAB II

ANATOMI FISIOLOGI

A. Segmental Cervical

Gerakan pada cervical lebih luas serta sudut facet sendinya lebih kearah

transversal dibandingkan dengan thoracal atau lumbal. Cervical terdiri dari ruas

dengan ciri-ciri sebagai berikut :

1. Corpus vertebra kecil, pendek berbentuk segi empat

2. Foramen vertebra berbentuk segi tiga dan besar

3. Processus transversus terletak di sebelah processus articularis

4. Pada processus transversus terdapat foramen costo transversarium yang dilalui

oleh arteri dan vena vertebralis

5. Processus transversus mempunyai dua tonjolan, yaitu tuberculum anterior dan

tuberculum posterior, yang dipisahkan oleh sulcus spinalis dan dilalui oleh

nervus spinalis.

Karena susunan anatomis dan fungsi yang berbeda, maka dapat dipilah

dalam segmentasi sebagai berikut :

1. Atlanto occypitalis (C0 – C1)

Merupakan sendi sinovial jenis ovoid yang dibentuk inferior articular face atlas

cekung. Gerak utama fleksi-ekstensi sehingga dikenal sebagai “yes joint”.

2. Atlanto axialis (C1 – C2)

Merupakan sendi sinovial jenis sendi putar, dibentuk oleh atlas arc dengan dens

dimana gerak utamanya rotasi kanan-kiri, sehingga dikenal sebagai “no joint”.

3. Intervertebral joint (C2 – C7)

Gerakan ke segala arah, dengan gerakan dominan seperti ekstensi, fleksi, dan

lateral fleksi.

Page 4: Laporan LB Cervikal Syndrome

4. Facets dan Uncovertebral joint

Mulai dari C2 ke bawah membentuk intervertebral joint atau facets dimana

terletak lebih pada bidang transversal. Facet dibentuk oleh processus articular

inferior dengan processus articular superior vertebra bawahnya, dimana arah

permukaan sendi dalam bidang transversal sehingga memungkinkan luasnya ke

segala arah. Sudut kemiringan dan sudut bukaan facet tiap segmen bervariasi,

sehingga memiliki dominasi gerakan yang bervariasi tiap segmen.

Uncovertebral (uncinate) joint bukan merupakan sendi yang sebenarnya tetapi

merupakan pertemuan tepi lateral corpus vertebra cervicalis, yang berkembang

dan degenerasi sesuai umur. Uncovertebral terdapat pada cervical spine saja,

juga sebagai stabilisasi dan mengarahkan gerak segmental sehingga lebih

dominan fleksi-ekstensi.

B. Otot-otot Regio Cervical

Otot-otot regio cervical terdiri atas kelompok otot bagian anterior, posterior

dan bagian lateral.

1. Bagian Anterior

Pada bagian anterior, terdapat otot prevertebralis cervical dan otot hyoid.

a. Otot Prevertebralis Cervical

Otot prevertebralis terdiri atas otot longus colli dan longus capitis, serta

otot rectus capitis anterior dan otot rectus capitis lateralis. Otot longus colli dan

longus capitis berjalan vertikal ke atas di depan vertebra, longus colli berasal

dari 3 thoracal bagian atas sampai pada C1 (atlas) dan longus capitis berasal

dari cervical bawah ke os occipital.

Otot rectus capitis berjalan secara oblique ke atas dari atlas ke

tengkorak, rectus capitis anterior berjalan kearah medial dan rectus capitis

lateralis berjalan kearah lateral. Kecuali otot longus colli, otot-otot tersebut di

atas berperan dalam gerak fleksi kepala dan leher ketika otot-otot sisi kiri dan

sisi kanan bekerja bersama-sama. Pada aksi yang terpisah, otot-otot tersebut

berfungsi dalam gerak fleksi kepala dan leher ke arah lateral atau rotasi pada

sisi yang berlawanan. Otot longus colli hanya bekerja pada leher dan bekerja

aktif pada fleksi yang ditahan, lateral fleksi yang ditahan dan rotasi pada sisi

Page 5: Laporan LB Cervikal Syndrome

yang sama. Otot ini juga menstabilisasi leher selama batuk, bicara dan

menelan.

b. Otot Hyoid

Otot ini di kenal juga sebagai otot yang berbentuk tali. Otot hyoid adalah

otot-otot bagian anterior yang kecil pada regio cervical. Otot ini terdiri atas otot

suprahydois dan 4 otot infrahyidois.

Otot Hyoid berperan di dalam gerak fleksi kepala dan leher. Otot tersebut

merupakan otot-otot utama dalam fase-fase menelan, tetapi berkontraksi pada

fleksi cervical melawan tahanan.

2. Bagian Posterior

Pada bagian posterior cervical terdapat otot splenius capitis dan cervicis,

group otot suboccipitalis, erector spine, serta otot semispinalis cervicis dan

capitis.

a. Otot Splenius Capitis dan Cervicis

Kedua otot ini terdiri atas ikatan serabut paralel, berjalan keluar dan

keatas dari perlekatannya di bawah kearah sentral/medial sampai

perlekatannya di atas lebih kearah lateral. Otot splenius capitis jauh lebih

besar daripada splenius cervicis.

Ketika sisi kiri dan kanan berkontraksi secara bersaman kedua otot

tersebut berperan dalam gerak ekstensi dan hyperekstensi kepala serta leher.

Kedua otot ini juga membantu menopang kepala dan postur tegak.

Jika satu sisi berkontraksi sendiri dapat menghasilkan fleksi kepala,

lateral fleksi leher dan juga rotasi leher pada sisi yang sama. Otot-otot ini

dapat dipalpasi pada posterior leher tepatnya dibagian lateral dari upper

trapezius dan bagian posterior dari sternocleidomastoid di atas levator

scapula. Otot ini khususnya berkontraksi jika kepala ekstensi melawan

tahanan dalam posisi tengkurap dan kedua shoulder rileks. Tetapi hal ini sulit

di identifikasi.

b. Group Otot Suboccipitalis

Page 6: Laporan LB Cervikal Syndrome

Group otot ini terdiri dari 4 otot yang pendek yang terletak pada bagian

belakang bawah dari tengkorak (os occipital) dan 2 vertebra bagian atas.

Group otot ini mencakup obliques capitis superior dan inferior, serta rectus

capitis posterior major dan minor.

Aksi/kerja otot secara bersamaan pada kedua sisi menghasilkan ekstensi

dan hiperekstensi kepala. Ketika satu sisi bekerja sendiri maka terjadi lateral

fleksi kepala atau rotasi kepala ke sisi yang sama.

c. Erector Spine

Otot ini dikenal sebagai massa otot yang besar dan terbagi ke dalam 3

cabang yaitu otot iliocostalis, longissimus, dan otot spinalis. Khusus regio

cervical hanya terdapat otot iliocostalis dan otot longissimus. Otot iliocostalis

terdiri dari bagian lumbal, thoracal dan cervical. Pada regio cervical, otot

iliocostalis cervicis melekat pada processus transversus C4 kemudian

bersambung pada regio thoracal dengan nama iliocostalis thoracal. Otot

longisimus terdiri dari 3 bagian yang berbeda yaitu longissimus thoracis,

longissimus cervicis dan longissimus capitis. Longissimus cervicis adalah otot

yang kecil dan terletak agak dekat dengan spine melekat dari processus

transversus vertebra thoracal atas sampai pada proseccus transversus

vertebra cervical bawah. Longissimus capitis adalah otot yang tipis dan

melekat dari vertebra cervical pada 2/3 bagian bawah cervical, kemudian

berjalan keluar dan keatas pada processus mastoideus os temporalis.

Otot erector spine pada regio cervical jika berkontraksi secara

bersamaan pada kedua sisi akan menghasilkan gerakan ekstensi kepala. Jika

hanya berkontraksi pada satu sisi, khususnya yang berhubungan dengan otot

bagian lateral dan anterior pada sisi yang sama maka akan menghasilkan

gerakan lateral fleksi.

d. Otot Semispinalis Cervicis dan Capitis

Page 7: Laporan LB Cervikal Syndrome

Otot ini terletak dekat dengan vertebra pada bagian dalam dari erector

spine. Bagian thoracal dan cervical terdiri dari bundel-bundel serabut otot yang

kecil yang berjalan kearah medial dan keatas sampai beberapa processus

vertebra di atasnya. Bagian bawah semispinalis capitis melekat dari vertebra

thoracal bagian atas dan berjalan sedikit ke medial, tetapi bundel-bundel

serabutnya pada regio cervical berjalan vertikal ke os occipital.

Ketika kedua sisi otot-otot serabut tersebut berkontraksi secara

bersamaan maka akan menghasilkan ekstensi cervical. Dan ketika hanya satu

sisi berkontraksi maka akan menghasilkan lateral fleksi dan rotasi pada sisi

yang berlawanan.

3. Bagian Lateral

Pada bagian lateral cervical, terdiri atas otot scalenus anterior, posterior

dan medius, serta otot sternocleidomastoid.

a. Otot Scalenus Anterior, Posterior dan Medius

Ketiga otot ini berjalan diagonal ke atas dari sisi 2 costa atas sampai

processus transversus vertebra cervical. Aksi ketiga otot secara bersamaan

pada kedua sisi akan menghasilkan fleksi cervical, dan aksi ketiga otot pada

satu sisi akan menghasilkan lateral fleksi leher. Ketiga otot ini dapat dipalpasi

pada sisi leher antara sternocleidomastoid dan upper trapezius tetapi sulit

diidentifikasi. (Basmajian and Deluca, 1985)

b. Otot Sternocleidomastoid

Otot ini terdiri dari 2 caput, satu caput dari puncak sternum dan satu

caput lainnya dari puncak clavicula sekitar dua inchi ke lateral dari costa satu.

Kedua caput otot ini menyatu dan melekat pada tulang tengkorak tepat

dibawah dan dibelakang telinga.

Aksi otot pada kedua sisi secara bersamaan akan menghasilkan fleksi

kepala dan leher. Aksi otot pada satu sisi akan menghasilkan fleki kepala dan

lateral fleksi leher, juga menghasilkan rotasi pada sisi yang berlawanan. Otot

ini mudah dipalpasi pada sisi leher tepat dibawah telinga ke depan leher pada

salah satu sisi dari sternoclavicular joint.

Page 8: Laporan LB Cervikal Syndrome

BAB III

PATOLOGI TERAPAN

Penyebab Cervikal Syndrome

1. Trauma

Trauma/luka atau keseleo disebabkan oleh kecelakaan kendaraan ber-motor

yang menyebabkan cedera lecutan (whiplash injury), kecelakaan akibat

pekerjaan atau akibat kontak yang keras waktu olahraga atau perkelahian yang

kemudian menyebabkan sakit tengkuk.

2. Ketegangan kronis pada otot dan tendon daerah tengkuk

Sikap yang tidak baik selama bekerja menyebabkan terjadinya ketegangan

kronis pada tengkuk (misalnya menundukan kepala yang berkepanjangan

sehari-harinya) dimana ligamen sangat regang, otot menjadi lelah, sendi leher

dan saraf tertekan.

3. Penyakit degeneratif dan radang

Diskus dan sendi pada leher sering mengalami perubahan degeneratif yang

prevalensinya meningkat sesuai umur. Hal ini dapat mengurangi kapasitas kerja.

4. Herniasi

Discus dari salah satu ruas tulang belakang dimana diskus keluar dari antara

ruas-ruas tulang belakang tersebut.

Page 9: Laporan LB Cervikal Syndrome

5. Faktor psikososial

Faktor psikososial seperti beban kerja yang banyak, pekerjaan yang monoton

dan kontrol yang rendah pada situasi pekerjaan serta tingkat sosial.

6. Kelainan kongenital

Seseorang yang lahir dengan bentuk vertebra yang tidak normal atau

sambungan yang lepas pada daerah leher mungkin berkaitan dengan terjadinya

sakit tengkuk bila ruas-ruas tulang belakang mulai menekan spinal cord.

7. Infeksi

Salah satu gejala awal dari penyakit gondok, encephalitis dan poliomy-elitis

adalah kekakuan dan rasa sakit pada leher.

8. Kanker

Tumor ganas pada leher menyebabkan sakit jika timbul cukup besar untuk

menekan saraf tepi dan spinal cord.

9. Penyakit lain

Yang juga dapat menyebabkan sakit tengkuk adalah rheumatoid arthritis dan

fibromyalgia.

Page 10: Laporan LB Cervikal Syndrome

Pertimbangan utama terjadinya gangguan leher belakang pada waktu kerja :

1. Beban pada struktur leher dalam waktu yang lama, berkaitan dengan tuntutan

yang tinggi dari pekerjaan dan kebutuhan stabilisasi daerah leher dan bahu

dalam bekerja dengan tangan.

2. Secara psikologis pekerjaan dengan konsentrasi tinggi, tuntutan kualitas dan

kuantitas secara umum mempengaruhi aktivitas otot leher.

3. Diskus dan sendi pada leher sering mengalami perubahan degeneratif yang

prevalensinya meningkat sesuai umur.

Faktor risiko terjadinya cervical Syndrome

1. Sikap tubuh

Abduksi dan forward flexion (kepala turun maju kedepan) lebih dari 300 dapat

mengakibatkan faktor risiko oleh karena adanya penekanan pada otot

supraspinatus > 30 mmHg sehingga terjadi gangguan aliran darah.

Sakit tengkuk/leher ditemui pada pekerja yang dituntut bekerja dengan sikap

kerja tersebut dalam waktu lama. Umumnya terjadi pada industri perakitan,

bekerja dengan Visual Display Terminal (VDT), mem-bungkuk, mengepak.

Sikap kerja yang baik dengan duduk yang tidak berpengaruh buruk terhadap

sikap tubuh dan tulang belakang adalah sikap duduk dengan sedikit lordosa

pada pinggang dan sedikit kifosa pada punggung dimana otot otot punggung

menjadi terasa enak.

Page 11: Laporan LB Cervikal Syndrome

o Sikap duduk yang baik adalah :

Tidak menghalangi pernafasan.

o Tidak menghambat sistem peredaran darah.

o Tidak menghalangi gerak otot atau menghalangi fungsi organ-organ dalam

tubuh.

o Dalam bekerja dengan duduk perlu beberapa pesyaratan, yaitu :

Pekerja dapat merasa nyaman selama melaksanakan pekerja-annya.

Tidak menimbulkan gangguan psikologis.

Dapat melakukan pekerjaannya dengan baik dan memuaskan.

2. Getaran

Suatu pegangan alat yang bergetar dapat mempengaruhi kontraksi otot dalam

rangka menstabilkan tangan tersebut dan alat, dengan demikian dapat menimbulkan

efek lelah pada leher.

3. Gerakan yang berulang

Gerakan berulang yang dilakukan dengan tangan akan meningkatkan kebutuhan

stabilisasi daerah leher dan bahu, dengan demikian akan meningkatkan risiko

keluhan leher.

4. Organisasi pekerjaan

Organisasi pekerjaan ini digambarkan sebagai distribusi pembagian tugas

pekerjaan, lama kerja, lama istirahat & makan. Jangka waktu antara bekerja dan

waktu istirahat mempunyai efek pada kelelahan jaringan dan penyembuhannya.

Pekerjaan dengan berbagai macam tugas, menghasilkan ketidakleluasaan postur

dan beban statis yang rendah untuk daerah leher dan lengan.

5. Faktor psikokologi dan sosial

Page 12: Laporan LB Cervikal Syndrome

Hubungan antara faktor psikososial terhadap pekerjaan dan gangguan pada daerah

leher telah ditunjukan oleh beberapa studi. Antara lain mengenai tekanan psikologi

yang dirasakan, kontrol yang rendah dari organisasi pekerjaan, hubungan yang

buruk dengan manajemen dan teman kerja dan permintaan yang tinggi akan

ketelitian dan kecepatan.

6. Faktor individu

Karakteristik individu seperti umur, jenis kelamin, kekuatan otot dan daya tahan,

kebugaran fisik, ukuran tubuh, kepribadian, kecerdasan, kebiasaan waktu senggang

(aktivitas fisik, merokok, alkohol, diet) rentan terhadap sakit otot. Untuk kebanyakan

sakit otot, risiko meningkat sesuai usia. Wanita biasanya dilaporkan lebih tinggi

tingkat risiko untuk terjadinya nyeri otot di leher dan bahu dibandingkan pria.

Pencegahan

Untuk mendapatkan pasien yang sehat dan secepatnya kembali bekerja adalah

kesadaran tentang pentingnya kesehatan dan lingkungan kerja yang baik.

Untuk mencegah terjadinya nyeri tengkuk ada beberapa nasehat yang bermanfaat

:

Menghindari bekerja dengan kepala turun atau satu sisi dalam waktu yang lama,

peregangan dan posisi yang sering berulang.

Sikap tubuh yang baik dimana tubuh tegak, dada terangkat, bahu santai, dagu

masuk dan pada tingkatan kepala, leher merasa kuat, longgar dan santai.

Page 13: Laporan LB Cervikal Syndrome

Tidur dengan bantal atau bantal urethane.

Memelihara sendi dan otot yang fleksibel dan kuat dengan latihan yang benar pada

leher.

BAB IV

STATUS KLINIS

Page 14: Laporan LB Cervikal Syndrome

A. DATA-DATA MEDIS RUMAH SAKIT

A. Diagnosis Medis : CERVIKAL SYNDROME

B. Catatan Klinis : Vital Sign

1) Tekanan darah : 120/ 80 mmHg

2) Denyut nadi : 67x / menit

3) Pernapasan : 22x / menit

4) Temperatur : Normal

C. Terapi Umum : Medika Mentosa

o Pemeriksaan Fisioterapi

a. Assesment

- Anamnesis Umum

Nama : Dahlia

Umur : 48 tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Pekerjaan : Guru SD Taman Kanak-Kanak Karya

Alamat : Perumnas Antang

- Anamnesis Khusus

Keluhan Utama : Nyeri dan spasme pada M. Upper Trapezius

Lokasi Keluhan : Leher menjalar ke lengan

Kapan Terjadinya : 2 bulan yang lalu

Sifat Keluhan : Menjalar

Page 15: Laporan LB Cervikal Syndrome

RPP : 2 bulan yang lalu pasien salah tidur dan osi membawa dirinya ke

tukang urut dan keluhan pasien bertambah karena osi merasakan

sakitnya belum hilang dan setelah itu osi berobat ke RSUD.

Labuang Baji dan di rujuk ke Fisioterapi.

b. Inspeksi

Statis : Bahu pasien simetris, kepala dan leher juga tampak normal.

Dinamis : pasien merasa nyeri saat melakukan gerakan ekstensi, lateral

flexi kanan dan rotasi kanan

Palpasi : Terasa nyeri pada cervikal dan adanya spasme pada M. Upper

trapezius.

c. Pemeriksaan Fungsional

1. Pemeriksaan Fungsi Gerak Dasar

1) Cervical

Aktif : - Fleksi :Full ROM, Tidak Nyeri

- Ekstensi :Full ROM, Nyeri

- Lateral Fleksi Kanan :Full ROM, Nyeri

- Lateral Fleksi Kiri :Full ROM, Tidak Nyeri

- Rotasi Kanan :Full ROM, Nyeri

- Rotasi Kiri :Full ROM, Tidak Nyeri

Pasif : - Fleksi :Full ROM, Tidak Nyeri, Elastic End Fell

- Ekstensi :Full ROM, Nyeri, Elastic EndFeel

Page 16: Laporan LB Cervikal Syndrome

- Lateral Fleksi Kanan :Full ROM, Nyeri, Elastic End Feel

- Lateral Fleksi Kiri :Full ROM, Tidak Nyeri, Elastic End Feel

- Rotasi Kanan :Full ROM, Nyeri, Elastic End Feel

- Rotasi Kiri :Full ROM, Tidak Nyeri, Elastic End Feel

TIMT : - Fleksi :Tidak Lemah, Tidak Nyeri

- Ekstensi :Lemah, Nyeri

- Lateral Fleksi Kanan :Lemah, Nyeri

- Lateral Fleksi Kiri :Tidak Lemah, Tidak Nyeri

- Rotasi Kanan :Lemah, Nyeri

- Rotasi Kiri :Tidak Lemah, Tidak Nyeri

2. Pemeriksaan Spesifik

a) Tes compressi : pada leher dengan posisi flexi, extensi, lateral

fleksi.

Page 17: Laporan LB Cervikal Syndrome

Tujuan : Untuk mengetahui adanya gangguan pada

foramen intervertebralis bag cervikal, saraf

dorsalis.

Hasil : Nyeri

b) Distraksi : mengangkat kepala pasien dengan tangan

fisioterapis

Tujuan : Untuk Mengetahui adanya gangguan pada

saraf dorsalis.

Hasil : Tidak Nyeri

c) Valsava : Pasien disuruh mengejan

Tujuan : Apabila nyeri akan,timbul nyeri radikuler (dari

leher sampai lengan)

Hasil : Nyeri

d) Nafsiger : Fisioterapis mempalpasi incicura jugularis dan

pasien disuruh mengejan

Tujuan : Apabila nyeri disepanjang area dermatom

berarti adanya desak ruang di canalis

vertebralis

Hasil : Nyeri

e) Palpasi : Adanya spasme pada m.Upper trapezius.

f) Tes VAS

d. Diagnosa Fisioterapi

Gangguan kapasitas fisik dan kemampuan fungsional leher akibat cervikal

syndrome

8

Page 18: Laporan LB Cervikal Syndrome

e. Problematik Fisioterapi

1. Adanya nyeri pada leher dan bahu.

2. Adanya spasme pada m. Upper trapezius.

3. Gangguan fungsi leher.

f. Perencanaan Fisioterapi

Tujuan Jangka Pendek

- Mengurangi nyeri pada leher dan bahu.

- Mengurangi Spasme pada m. Upper trapezius.

- Memperbaiki fungsi leher.

Tujuan Jangka panjang

Memaksimalkan kapasitas fisik dan kemampuan fungsional pasien.

g. Pelaksanaan Fisioterapi

a. Teknologi Ft

1). Tekhnologi Ideal:

- IRR

- TENS

- Massage

- Exc

Metodologi Terpilih

o IRR

Tujuannya : sebagai Pre eleminary exc.

Dosis :

F : 3x/minggu

I : 30 – 45 cm

T : lominus

T : 10 menit

II. TENS

Tehnik : Pasien dalam posisi lying dimana fisioterapis berdiri di

samping pasien dan meletakkan pet pada bahu sebelah kiri

Page 19: Laporan LB Cervikal Syndrome

Tujuan : Menurunkan Nyeri

F : 3X/minggu

I : 60 mA

T : 2 Pad

T : 10 menit

III. Massage

Tujuan : Mengurangi spasme dan merileksasikan otot

Teknik : Friction, Eflurage dan connective Tissue

F : 3X seminggu

I : 30X putaran

T : Kontak Langsung

T : 5 menit

IV. Exercise therapi

Strengthening dan Streching

Tujuannya : untuk meningkatkan kekuatan otot dan penguluran otot

yang mengalami spasme

F : 3x/minggu

I : beban sedang

T : kontraksi isotonik

T : 8x hitungan dengan 3x repetisi

Page 20: Laporan LB Cervikal Syndrome

V. Edukasi / HP

Pasien diminta untuk melakukan latihan leher dan bahu tiap hari

setelah bekerja (melemaskan otot-otot leher)

VI. Rencana Evaluasi

- Mengukur Nyeri dengan VAS

- Penurunan spasme otot

- Memperbaiki Fungsi leher.

h. Prognosis

Quo ad vitam : Baik

Quo ad sanam : Baik

Qua ad fungsionam : Baik

Qua ad cosmetican : Baik

i. Evaluasi

Sesaat : Pasien nampak kelelahan setelah diberikan terapi Pasien

masih merasa nyeri

Setelah : Nyeri berkurang pada bahu dan leher.

Spasme berkurang pada M. upper trapezius

FOLLOW UP

Page 21: Laporan LB Cervikal Syndrome

LAPORAN PRAKTEK KLINIK

RSUD.LABUANG BAJI

NO Hari/tgl Problematik Modalitas Evaluasi

1 Selasa

04/02/09

1. Nyeri pada leher

dan bahu.

2. Spasme pada

M. Upper

trapezius.

3. Gangguan

fungsi leher.

- IRR

- TENS

- Massage

- EXC

(Streching

dan

Strengthen

ing)

- Nyeri dengan

nilai VAS : 8

- Spasme mulai

Berkurang

- Fungsi Leher

masih terbatas

2 Senin

09/02/09

1. Nyeri pada leher

dan bahu.

2. Spasme pada

m.Upper

trapezius.

3. Gangguan

fungsi leher.

- IRR

- TENS

- Massage

- EXC

(Streching

dan

Strengthen

ing)

- Nyeri VAS =

6,1

- Spasme

sudah tidak

ada.

- Fungsi Leher

sudah tidak

terbatas

Page 22: Laporan LB Cervikal Syndrome

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA

GANGGUAN FUNGSIONAL LEHER AKIBAT CERVICAL

SYNDROME

DISUSUN OLEH :

RACHMANIAR BAHARUDDIN

NIM : PO7132 4106 1040

POLITEHNIK DEPARTEMEN KESEHATAN MAKASSAR

JURUSAN FISIOTERAPI

TAHUN 2009

Page 23: Laporan LB Cervikal Syndrome

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Praktek Klinik dengan judul “Penatalaksanaan Fisioterapi Pada

Gangguan Fungsional Leher akibat Cervical Syndrome “ atas nama Rachmaniar

Baharuddin Nim : PO. 713241061040

Telah disetujui untuk diajukan sebagai salah satu persyaratan dalam

menyelesaikan praktek klinik di RSUD. Labuang Baji mulai tanggal 03 Februari – 20

Februari 2009.

Makassar, Februari 2009

Mengetahui

Pembimbing Klinik Pembimbing Akademik

HANIFA SANTI H. RUSLI,S.Pd

NIP.140 302 348 NIP.140 056 597