48
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Politeknik Negeri Semarang sebagai perguruan tinggi yang menekankan pada pendidikan vokasi mempunyai kurikulum magang sebagai kurikulum wajib dan harus ditempuh dalam mengikuti pendidikan di semua jurusan, terutama pada jurusan teknik elektro, program studi sarjana sains terapan teknik telekomunikasi, konsentrasi teknik jaringan radio dan komputer sebelum menyelesaikan studi. Untuk program sarjana sains terapan sendiri diharapkan memiliki kemampuan analisis dan memiliki bekal keterampilan lebih dalam pengalaman kerja langsung. Untuk mempersiapkan sumber daya manusia yang kompeten, institusi pendidikan terutama perguruan tinggi juga perlu untuk menyesuaikan kurikulum pendidikan yang ada dengan keadaan sebenarnya yang terdapat di lapangan, khususnya di perusahaan atau industri. Mahasiswa yang merupakan calon penerus generasi di masa mendatang perlu untuk mempersiapkan diri. Sebab, Pengetahuan yang di dapat di bangku kuliah akan menjadi kurang bermanfaat jika tidak disertai dengan suatu pengalaman aplikatif yang dapat memberikan gambaran kepada mahasiswa tentang dunia kerja secara nyata juga penerapan ilmu dan teknologi dalam bidang yang ditekuninya. Perkembangan ilmu pengetahuan tentang teknologi di era globalisasi dewasa ini pun telah mengalami kemajuan yang pesat, terutama dalam bidang telekomunikasi. Saat ini jarak bukan lagi menjadi kendala untuk berkomunikasi, pengiriman informasi, dan lain sebagainya. Dengan adanya teknonogi sistem komunikasi bergerak yang mengalami perkembangan seiring dengan kebutuhan manusia yang menginginkan layanan serba cepat, maka telah terjawab dengan adanya teknologi komunikasi bergerak (mobile communication). Salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang telekomunikasi yang berkompeten di Indonesia adalah PT. Lintas Teknologi Indonesia. Perusahaan ini

LAPORAN MAGANG

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Berisi tentang konfigurasi perangkat transmisi TSS dan PSS

Citation preview

Page 1: LAPORAN  MAGANG

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Politeknik Negeri Semarang sebagai perguruan tinggi yang menekankan pada

pendidikan vokasi mempunyai kurikulum magang sebagai kurikulum wajib dan

harus ditempuh dalam mengikuti pendidikan di semua jurusan, terutama pada

jurusan teknik elektro, program studi sarjana sains terapan teknik telekomunikasi,

konsentrasi teknik jaringan radio dan komputer sebelum menyelesaikan studi.

Untuk program sarjana sains terapan sendiri diharapkan memiliki kemampuan

analisis dan memiliki bekal keterampilan lebih dalam pengalaman kerja langsung.

Untuk mempersiapkan sumber daya manusia yang kompeten, institusi pendidikan

terutama perguruan tinggi juga perlu untuk menyesuaikan kurikulum pendidikan

yang ada dengan keadaan sebenarnya yang terdapat di lapangan, khususnya di

perusahaan atau industri. Mahasiswa yang merupakan calon penerus generasi di

masa mendatang perlu untuk mempersiapkan diri. Sebab, Pengetahuan yang di

dapat di bangku kuliah akan menjadi kurang bermanfaat jika tidak disertai dengan

suatu pengalaman aplikatif yang dapat memberikan gambaran kepada mahasiswa

tentang dunia kerja secara nyata juga penerapan ilmu dan teknologi dalam bidang

yang ditekuninya.

Perkembangan ilmu pengetahuan tentang teknologi di era globalisasi dewasa

ini pun telah mengalami kemajuan yang pesat, terutama dalam bidang

telekomunikasi. Saat ini jarak bukan lagi menjadi kendala untuk berkomunikasi,

pengiriman informasi, dan lain sebagainya. Dengan adanya teknonogi sistem

komunikasi bergerak yang mengalami perkembangan seiring dengan kebutuhan

manusia yang menginginkan layanan serba cepat, maka telah terjawab dengan

adanya teknologi komunikasi bergerak (mobile communication).

Salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang telekomunikasi yang

berkompeten di Indonesia adalah PT. Lintas Teknologi Indonesia. Perusahaan ini

Page 2: LAPORAN  MAGANG

2

bergerak dalam bidang penyediaan perangkat komunikasi dan sebagai vendor ke

perusahaan telekomunikasi yang ada di Indonesia. Selain penyediaan perangkat

telekomunikasi, perusahaan ini juga menyediakan teknisi untuk pemasangan,

penginstalasian, sampai perawatan perangkat yang berada pada perusahaan yang

bekerjasama dengan perusahaan tersebut. Beberapa divisi dalam bidang

telekomunikasi yang ada dalam perusahaan ini misalnya adalah divisi transport dan

divisi network.

Dalam rangka menyesuaikan perkembangan teknologi yang semakin pesat

dalam beberapa sektor perusahaan ini sudah mengimplementasikan teknologi fiber

optic. Teknologi tersebut ditujukan untuk kapasitas transportasi data yang tinggi

dan cepat. Menggunakan teknologi DWDM yang memiliki kapasitas penyaluran

data yang lebih tinggi.

1.2 Ruang Lingkup

Pada magang ini dilakukan praktik kerja yang akan menempatkan mahasiswa

dalam divisi transportasi yang bertanggung jawab dalam melaksanakan jalur

transportasi telekomunikasi baik dalam area metro maupun backbone.

Ruang lingkup magang kerja ini sesuai ilmu pengetahuan yang telah

diberikan di Politeknik Negeri Semarang kepada mahasiswa peserta magang,

diantaranya meliputi Switching, Elektronika Komunikasi, Protokol Jaringan,

Teknik Komputer Jaringan, Sistem Operasi Jaringan Komputer, Sistem Modulasi,

Sistem Komunikasi Data, Sistem Komunikasi Bergerak, Teknik Interface dll.

1.3 Tujuan

Tujuan dari penulisan laporan adalah sebagai penjelasan pelaksanaan

magang, dan menjelaskan tentang ruang lingkup kerja PT Lintas Teknologi

Indonesia. Pelaksanaan magang ini bertujuan untuk :

1. Meningkatkan serta memperluas keterampilan dan ilmu pengetahuan yang

membentuk kemampuan mahasiswa serta bekal untuk memasuki lapangan

kerja khususnya di bidang jaringan komputer dan radio.

2. Memperoleh pengalaman dalam dunia kerja dan mengenal perangkat

Page 3: LAPORAN  MAGANG

3

langsung yang hanya dipelajari secara teori di kampus.

3. Meningkatkan sikap profesionalisme yang diperlukan mahasiswa saat

memasuki lapang kerja.

4. Meningkatkan keterampilan dan wawasan, baik secara teknik maupun

hubungan kemanusiaan.

5. Mengimplementasikan materi yang diajarkan di kampus.

6. Mengenal dan mengalami masalah di lapangan dan pemecahan solusi sebagai

bekal ilmu kelak.

1.4 Manfaat Magang

Adapun kegunaan dari kegiatan magang pada kantor PT Lintas Teknologi

Indonesia Jakarta adalah sebagai berikut :

1.4.1 Bagi mahasiswa

1. Memperoleh pengalaman praktis tentang jaringan komputer yang ada

pada PT Lintas Teknologi Indonesia (LTI) Jakarta.

2. Mengetahui terapan-terapan teori dan relevansinya.

3. Mengenal dan merasakan sikap profesional yang dibutuhkan di

industri.

4. Menambah Pengetahuan serta wawasan mahasiswa dalam dunia

telekomunikasi khususnya dalam bidang yang dijadikan pokok

permasalahan.

5. Sebagai studi perbandingan antara teori dan praktek yang didapatkan

mahasiswa di bangku perkuliahan dengan kenyataan yang sebenarnya

di lapangan (dunia kerja).

6. Mengetahui secara lebih jelas mengenai kegiatan perusahaan

khususnya yang berkaitan dengan dunia telekomunikasi dan bisa

mendapatkan pengalaman kerja serta dapat berinteraksi dalam suatu

team work.

7. Dapat mengukur kemampuan atau ketrampilan yang dimiliki serta

mendapatkan pengalaman atau ketrampilan baru.

Page 4: LAPORAN  MAGANG

4

8. Membantu mahasiswa untuk mendapatkan pengalaman kerja secara

nyata dalam lingkup pekerjaan kantor.

9. Mendapatkan data-data detail yang akan digunakan dalam penyusunan

Laporan Magang Kerja.

1.4.2 Bagi PT Lintas Teknologi Indonesia Jakarta

PT Lintas Teknologi Indonesia (LTI) Jakarta dapat menilai kualitas

pendidikan Politeknik Negeri Semarang, memberi masukan kompetensi yang

sesuai, sehingga akan membantu meningkatkan kemampuan lulusan yang

dibutuhkan dunia kerja dan meningkatkan peran terhadap dunia pendidikan

1.4.3 Bagi Politeknik Negeri Semarang.

Memperoleh masukan kompetensi yang diperlukan PT Lintas

Teknologi Indonesia (LTI) Jakarta terhadap tenaga Sarjana Sains Terapan

(Diploma 4) khususnya Program Studi Teknik Telekomunikasi. Dari

masukan ini Politeknik Negeri Semarang dapat memperbaiki kurikulum dan

silabus agar menghasilkan lulusan yang sesuai, sehingga terjadi "Link and

Match".

Page 5: LAPORAN  MAGANG

5

BAB II

GAMBARAN UMUM

2.1 Latar Belakang Proyek

Perkembangan teknologi transmisi pada era global dan digital ini kian pesat,

dengan lahirnya teknologi yang canggih yang mampu mencakup kapasitas dari

teknologi yang lama, sehingga teknologi lama dan baru masih dapat saling

terhubung dengan baik. Peningkatan kemampuan teknologi pada era sekarang ini

serasa menjadi bagian penting dari sebuah penyedia jasa telekomunikasi karena

selain dapat meningkatkan kuota dari jumlah pelanggan yang dapat dilayani juga

perangkatnya yang ringkas dan gampang dikonfigurasi dari perangkat sebelumnya.

PT Lintas Teknologi Indonesia (LTI) merupakan salah satu vendor

telekomunikasi yang menyediakan pelayanan pada provider dengan menyediakan

perangkat salah satunya perangkat transmisi. Kebutuhan dari para masyarakat

dewasa ini mengakibatkan kuota dari perangkat transmisi perlu ditambah dan

ditingkatkan dari segi kecepatan juga. Dengan begitu terciptanya perangkat baru

diharapkan dapat memenuhi kebutuhan yang diharapkan dari provider yang

dilayani oleh PT Lintas Teknologi Indonesia.

2.2 Tentang PT Lintas Teknologi Indonesia

Gambar 1. Logo PT Lintas Teknologi Indonesia

PT Lintas Teknologi Indonesia merupakan salah satu dari sekian banyak

vendor telekomunikasi di Indonesia yang memberikan pelayanan berupa instalasi

sistem jaringan maupun sistem transmisi. PT Lintas Teknologi Indonesia berlokasi

di Jakarta Selatan di Jalan MT Haryono Kav 23 Menara MTH lt 16, Tebet Timur.

Page 6: LAPORAN  MAGANG

6

2.3 Sejarah dan Perkembangan

PT. Lintas Teknologi Indonesia (LTI) merupakan perusahaan yang didirikan

oleh mantan pemimpin Lucent Indonesia pada tahun 2001. Pada mula ada sekitar

40 tenaga kerja profesional yang bekerja di perusahaan ini menjadi sekitar 200

tenaga kerja.

PT. Lintas Teknologi Indonesia ini telah berhasil menyebarkan infrastruktur

inti, aplikasi dan dikelola ke operator telekomunikasi besar di seluruh Indonesia dan

luar negeri. PT. Lintas Teknologi Indonesia mengelola proyek dari lokasi pedesaan

yang terpencil ke pusat-pusat kota, dari pengiriman barang tunggal untuk

pelaksanaan jaringan yang kompleks dan aplikasi perangkat lunak yang darurat.

2.4 Visi dan Misi

2.4.1 Visi :

– Architecting Communications

Kami bertekad mejadi yang terbaik di bidang apa yang kami

lakukan yaitu architecting communications.

Kami bertekad untuk bermitra hanya dengan prinsipal

terkemuka yang bersedia untuk mentransfer pengetahuan dan

memberdayakan kita untuk memberikan dukungan lokal.

– Creating Opportunities

To Our Customers

Kami bertekad untuk memberikan pengalaman yang benar

untuk pelanggan kami.

To our Stakeholders

Kami bertekad untuk memperlakukan satu sama lain dengan

kepercayaan dan rasa hormat.

Kami bertekad untuk melakukan tingkat tertinggi prestasi.

Kami bertekad untuk berkontribusi dan mendukung

Corporate Social Respobilities.

Page 7: LAPORAN  MAGANG

7

2.4.1 Misi :

To Deliver True User Experience to Our Customers

Dengan penekanan bisnis yang terus meningkat pada fokus pelanggan,

kami melakukan upaya terus menerus untuk menciptakan pengalaman yang

berbeda dan menarik pada seluruh produk dan layanan kami. Kami terus

menginspirasi dan mendorong para karyawan untuk menempatkan pelanggan

kami pada titik fokus dari segala sesuatu yang kita lakukan.

Misi kami adalah untuk melayani pelanggan kami jauh melampaui apa

yang mereka katakan mereka inginkan. Ini bukan tentang teknologi, ini

adalah tentang penawaran kami yang komprehensif yang melibatkan layanan

mulus berbagai disiplin ilmu, penilaian ulang konstan, dan rasa hormat dan

nilai yang kami berikan kepada pelanggan kami.

LT-Indonesia difokuskan pada penyediaan operator telekomunikasi

besar dengan teknologi dan solusi layanan untuk bersaing dalam pasar yang

cepat berubah. LT-Indonesia telah membuktikan keahlian untuk merancang,

menyebarkan, dan dukungan di beberapa domain teknologi.

2.5 Nilai Perusahaan

Perusahaan Kami memiliki tiga nilai, yaitu “Integrity - Intelligence -

Energy".

2.5.1. Integrity

Apapun yang kita lakukan, akan berinteraksi dalam organisasi,

berinteraksi dengan pelanggan kami, atau dengan perusahaan

kita berada, kita harus melakukannya dengan integritas tanpa

kompromi.

Dengan Integritas kita berarti dapat dipercaya, dengan prinsip

moral yang kuat.

2.5.2. Intelligence

Kami menghargai inovasi.

Kami bekerja SMART (menerapkan pengetahuan dan

keterampilan daripada pekerjaan kasar).

Page 8: LAPORAN  MAGANG

8

Kami mendorong kewirausahaan dengan tanggung jawab.

2.5.3. Energy

Kami bertindak dan tampil dengan kecepatan dan kelincahan.

Kita harus menyesuaikan diri dengan situasi baru secara

continue tanpa time out.

2.6 Struktur Organisasi

2.6.1. Struktur Utama

Gambar 2. Struktur Organisasi Utama

2.6.2. Struktur Tim Penjualan

Gambar 3. Struktur Organisasi Tim Penjualan

Page 9: LAPORAN  MAGANG

9

2.6.3. Struktur Tim CBO

Gambar 4. Struktur Organisasi Tim CBO

2.6.4. Struktur Tim Solution

Gambar 5. Struktur Organisasi Tim Solution

2.7 Program PT Lintas Teknologi Indonesia

LT-Indonesia difokuskan pada penyediaan operator telekomunikasi

besar dengan teknologi dan solusi layanan untuk bersaing dalam pasar yang

Page 10: LAPORAN  MAGANG

10

cepat berubah. LT-Indonesia telah membuktikan keahlian untuk merancang,

menyebarkan, dan dukungan di beberapa domain teknologi.

2.7.1. Core Network

Migrasi dari warisan ke jaringan berbasis paket menimbulkan

banyak tantangan bagi Penyedia Jaringan. LT Indonesia memiliki

pengalaman dalam kedua domain, dan dapat membantu transformasi ini

dalam bidang berikut:

Migration from legacy to full IP network, utilizing IMS solutions.

IP MPLS packet core and carrier security solutions.

2.7.2. Transport Network

Sebagai permintaan untuk bandwidth yang lebih tumbuh secara

eksponensial, penyedia jaringan perlu mengerahkan kemampuan baru

dengan cepat, luas dan biaya lebih rendah. LT Indonesia memiliki

pengalaman dan sumber daya untuk menyebarkan DWDM besar dan

Packet Jaringan Transportasi di seluruh Indonesia.

2.7.3. Operation Support System

Sistem pendukung rock-solid adalah jantung dari operasi jaringan.

Mereka biaya operasi yang lebih rendah serta memberikan fleksibilitas

untuk operasi cepat menyebarkan infrastruktur dan layanan baru.

Penyebaran OSS membutuhkan integrasi antara banyak vendor,

departemen operator jaringan, dan sistem back-end. LT Indonesia telah

berhasil ditempatkan sistem yang besar di bidang kesalahan, kinerja dan

inventarisasi penagihan solusi mediasi.

2.7.4. Network Plannig and Optimization

LT Indonesia memiliki kemampuan untuk membantu pelanggan

kami dalam memaksimalkan penggunaan aset jaringan yang sudah ada. LT

Indonesia menyediakan beberapa layanan dan alat untuk mendukung:

Layanan dan Peralatan Radio Network Optimization untuk

mengaudit dan mengoptimalkan sistem wireless. Sistem ini dapat

digunakan untuk meningkatkan kualitas jaringan, kapasitas dan

cakupan.

Page 11: LAPORAN  MAGANG

11

Layanan dan Peralatan untuk memonitor, mengoptimalkan, dan

mensimulasikan IP kompleks /jaringan MPLS.

2.7.5. Services Delivery Applications

LT Indonesia bekerja dengan prinsip kelas dunia untuk membantu

penyedia layanan cepat membuat, pasar, menjual, memenuhi,

memberikan, dan tagihan untuk layanan generasi berikutnya dan konten.

Keahlian kami meliputi:

Infrastruktur dan aplikasi SMS, termasuk SMS pengiriman

langsung, , spam control, dan advertising.

Platform layanan, memungkinkan penyedia layanan untuk

menawarkan dan mengelola layanan baru berdasarkan konvergensi

web telekomunikasi dan penyedia aplikasi pihak ke-3.

2.8 Partners of PT Lintas Tekologi Indonesia :

1. Alcatel-Lucent

2. Cisco

3. Comptel

4. Dialogic

5. EXFO

6. Fiber Home

7. Juniper

8. Oracle

9. Tektronix

10. Utimaco

2.9 Customers of PT Lintas Teknologi Indonesia :

1. PT Bakrie Telecom Tbk

2. PT Icon+

3. PT Indosat Tbk

4. PT XL Axiata Tbk

5. PT Telkomsel Tbk

6. PT Telekomunikasi Indonesia Tbk

Page 12: LAPORAN  MAGANG

12

BAB III

HASIL PELAKSANAAN MAGANG

3.1 Pelaksanaan Magang

Pelaksanaan magang di PT Lintas Teknologi Indonesia yang beralamat di

Jakarta Selatan di Jalan MT Haryono Kav 23 Menara MTH lt 16, Tebet Timur,

dilaksanakan selama 3 bulan yang dimulai pada tanggal 19 Agustus 2013 sampai 8

November 2013, ditempatkan pada divisi transport yang berkaitan dengan system

transmisi PT Lintas Teknologi Indonesia.

Program magang yang diberikan dari PT Lintas Teknologi Indonesia kepada

para peserta magang, yaitu pembimbing magang yang sekaligus pimpro dari PT

Lintas Teknologi Indonesia menjadikan peserta magang sebagai pendamping dalam

membantu proyek yang dikerjakan oleh engineer. Adapun kegiatan pada minggu

pertama seperti training singkat dari para engineer. Kemudian peserta magang

dikenalkan dengan perusahaan terlebih dahulu apa yang perusahaan itu lakukan dan

di daerah mana saja perusahaan itu melakukan fungsionalitasnya. Masing-masing

perserta magang diikutsertakan ke dalam satu tim engineer yang berbeda untuk

mengerjakan proyek di site-site Telkom (customer) yang berada di sekitar

Jabodetabek. Karena kebetulan kami mendapat tim proyek transport Telkom.

Peserta magang selain melakukan pengamatan juga membantu proses konfigurasi

pada perangkat PSS maupun TSS dengan engineer.

Di bulan berikutnya peserta magang diarahkan ke lab PT LTI untuk

melakukan sendiri konfigurasi pada perangkat TSS 5C dan TSS 5R. Pembimbing

magang meminta peserta magang untuk menguji perangkat tersebut yang nantinya

akan diinstalasikan pada provider yang bersangkutan.

Di bulan terakhir magang, peserta magang dipersilakan untuk memilih

kegiatan di lab atau mendampingi para engineer seperti pada bulan pertama

magang. Untuk selebihnya bisa dilihat pada tabel 1, penjabaran kegiatan magang.

Page 13: LAPORAN  MAGANG

13

Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Magang

Waktu Pelaksanaan Agustus September Oktober November

Minggu

ke-

Minggu

ke-

Minggu

ke-

Minggu

ke-

Nama Kegiatan 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Pengenalan

Perusahaan

Persiapan dan

Koordinasi

Training Peserta

Magang

Penjelasan DaOp

Proyek

Pelaksanaan Proyek

Pengujian di Lab

Standby di Kantor

3.2 Metodologi Kegiatan Magang

Kegiatan yang dilakukan selama proyek maupun pengujian yang dilakukan

di lab kantor sebenarnya sama saja, kegiatan di lab hanya memastikan apakah

perangkat bisa berfungsi optimal dan sebagaimana mestinya ketika nanti akan

diinstalasikan pada provider yang bersangkutan. Perangkat yang nantinya akan

diujikan adalah PSS-32 dan PSS-36 (Photonic Service Switch) dan TSS-5C dan

TSS-5R (Transport Service Switch). Kedua jenis perangkat tersebut merupakan

perangkat transport keluaran Alcatel Lucent 1830 untuk PSS dan 1850 untuk TSS.

Kedua perangkat tersebut sebenarnya hanya beda di sistem dan kapabilitas yang

dimilikinya namun fungsinya sama, yaitu sebagai perangkat transmisi. Karena

kedua perangkat tersebut merupakan perangkat yang tergolong baru sebagai

pengganti perangkat terdahulunya yaitu SDH (Synchronous Digital Hierarchy).

Kegiatan pengujian yang dilakukan meliputi upgrade software perangkat dan

konfigurasi pada PSS-32 dan 36 serta TSS-5C dan 5R.

Page 14: LAPORAN  MAGANG

14

3.3 Pelaksanaan Proyek

3.3.1. Upgrading Alcatel Lucent 1830 PSS-32/36

Untuk melakukan upgrade sebuah PSS-32/36 diperlukan peralatan seperti

pada tabel di bawah.

Tabel 2. Peralatan upgrade PSS

Alat Jumlah yang diperlukan

1 unit

1 buah

1 roll

1 keping

Upgrade dilakukan pada modul PSS-32/36 yang bernama EC (Equipment

Controller) untuk PSS-32 dan modul FLC untuk PSS-36 yang terletak di pojok kiri

bawah pada sub-rack.

Gambar 6. Alcatel Lucent 1830 PSS-36

Page 15: LAPORAN  MAGANG

15

Gambar 7. EC (Equipment Controller) PSS-32

Gambar 8. Flowchart pembaruan sistem dari modul EC.

Menyiapkan alat

Sign in ke jendela

konfigurasi

Mengecek

pembaruan

Upgrade

Selesai

Mulai

Page 16: LAPORAN  MAGANG

16

Sebelum melakukan upgrade sebuah software modul EC, terlebih dahulu

melakukan cek versi yang telah terinstal di dalamnya. Langkah-langkahnya seperti

berikut.

1. Membuka web browser yang ada pada laptop.

2. Mengkoneksikan laptop dengan modul EC menggunakan kabel UTP

straight pada interface CIT.

3. Membuka jendela konfigurasi modul EC dengan memasukkan alamat

default modul EC pada web browser.

4. Melakukan sign in.

5. Mengecek versi modul.

6. Melakukan proses upgrade dengan memasukkan USB yang telah

berisi bootable software dari CD software release 5.5.0.

7. Menekan tombol reset yang ada pada modul EC. Proses upgrade

software akan ditandai dengan LED yang berwarna orange dan

diakhiri dengan LED berwarna hijau.

8. Proses selesai.

Sama halnya dengan proses upgrade PSS-32, langkah yang dilakukan hampir

terbilang sama dengan proses update PSS-36.

3.3.2. Konfigurasi MPLS pada Alcatel Lucent 1850 TSS-5C

MPLS merupakan konfigurasi penting dalam suatu system TSS, MPLS ini

berfungsi hampir seperti routing pada router yang mengantarkan paket data

dengan alamat tujuan bukan IP Address melainkan Lablel. Dalam konfigurasi

MPLS ini peralatan yang diperlukan adalah sebagai pada tabel di bawah ini.

Tabel 3. Peralatan Konfigurasi MPLS

Peralatan Jumlah

1 unit

Page 17: LAPORAN  MAGANG

17

1 roll

Tunnel pada sebuah perangkat TSS berfungsi sebagai jalur yang

memungkinkan suatu data dapat terkirim dengan semestinya. Data tersebut juga

tergantung pada port SFP mana suatu konektor (kabel) itu terhubung.

Sebenarnya dalam suatu perangkat TSS terdapat slot-slot yang nantinya

dapat diisi oleh modul-modul transmisi. Modul-modul ini juga berbagai macam

kegunaannya.

Gambar 9. Tampilan Depan Alcatel Lucent 1850 TSS-5R

Berikut table nama dan fungsi dari masing-masing modul yang dapat

mengisi slot TSS-5R.

Page 18: LAPORAN  MAGANG

18

Tabel 4. Modul Alcatel Lucent 1850 TSS-5R

Page 19: LAPORAN  MAGANG

19

3.3.2.1 Berikut penjelasan singkatnya:

1. Core Unit – Slot 1 dan Slot 2

Unit core menempati satu slot core dalam sistem TSS-5R yang terdiri

dari empat bagian: system controller, packet switch, timing generation, and

power supply.

COREA 1

Fitur utama yang dimiliki COREA 1 sebagai berikut.

• Total capacity 28G

• SYNC-E/IEEE1588 V2

• Two channels 1pps and ToD

• Two station clock Input/Output

• Housekeeping interface RJ-45 (3 input/2 output)*2

• 1 serial debug port (USB)

• 1 management LAN port (10M/100M)

• Hot pluggable

• –48V/–60V DC

Power Supply

Unit Core Alcatel-Lucent 1850 TSS-5R menggunakan listrik -48V/-

60V dari catu daya di belakang sebagai input daya.

Power Consumption

Konsumsi daya yang digunakan Alcatel-Lucent 1850 TSS-5R

COREA1 adalah 30W.

Physical Interface

Sebuah inteface LAN RJ-45 tersedia pada faceplate untuk ZIC dan

debug. Interface ini mendukung 10/100BASE-TX.

Gambar 10. Modul COREA 1

Page 20: LAPORAN  MAGANG

20

COREA 2

Fitur utama yang dimiliki COREA 2 sebagai berikut.

• Total capacity 75G packet forwarding capacity

• SYNC-E/IEEE1588 V2

• Two channels 1pps and ToD

• Two station clock Input/Output

• Housekeeping interface RJ-45 (6 input/2 output)

• 1 serial debug port (USB)

• 1 management LAN port (10M/100M)

• Hot swappable

• Ambient temperature (–50C/+450C)

• –48V/–60V DC

Power Supply

Unit Core Alcatel-Lucent 1850 TSS-5R menggunakan listrik -48V/-

60V dari catu daya di belakang sebagai input daya.

Power consumption

Konsumsi daya yang digunakan Alcatel-Lucent 1850 TSS-5R

COREA1 adalah 60W.

Physical Interface

Sebuah inteface LAN RJ-45 tersedia pada faceplate untuk ZIC dan

debug. Interface ini mendukung 10/100BASE-TX.

Gambar 11. Modul COREA 2

2. PWRA1 – Slots 13 dan 14

Unit PWRA1 dianggap sebagai interface antara input daya eksternal dan

backplane yang memberi daya ke semua perangkat yang ada di chase. Unit ini

Page 21: LAPORAN  MAGANG

21

mencakup filter, polarity protection, active or-ing, voltage/current monitoring,

etc. Tegangan input yang digunakan berkisar antara –38.4V ~ –72V.

Unit PWRA1 menyediakan fitur utama sebagai berikut:

• Two-stage EMI filter

• Reverse polarity protection

• Active oring

• Voltage/Current monitoring

• 48V/3.3V isolated DC/DC converter

• Active Oring on Auxiliary 3.6V

• Power on delay

• Communication with Core units

Power Consumption

Konsumsi daya PWRA 1 Alcatel-Lucent 1850 TSS-5R adalah 2.5 W.

Physical Description

Konektor kabel berikut digunakan untuk unit power.

Gambar 12. Modul PWRA1

3. P4GE I/O board – Slots 3 to 8

Card P4GE IO pada Alcatel-Lucent 1850 TSS-5R menempati slot 3

sampai slot 8. Card ini terdiri dari tiga bagian, yaitu 1GE access, 1PPS+TOD

generation, and power supply.

P4GE I/O menyediakan fitur utama sebagai berikut.

• 4 * GE SFPs

• SYNC-E/IEEE 1588v2

• Two channels 1pps and ToD

Power Supply

Power supply mendukung -48V/-60V input DC.

Page 22: LAPORAN  MAGANG

22

Power Consumption

Konsumsi daya P4GE Alcatel-Lucent 1850 TSS-5R adalah 12 W.

Physical Interface

Empat slot kosong pada interface P4GE digunakan untuk modul GE

(Giga Ethernet) SFP/XFP.

Gambar 13. P4GE I/O board

4. P16FE8X I/O board – Slots 5 to 8

Alcatel-Lucent TSS-5R mendukung card FE IO (Fast Ethernet) yang

menempati Slot 5 ~ 8. FE terdiri dari empat bagian: 24 port FE interface

physical level process, packet switch, timing generation, and power supply.

P16FE8X menyediakan fitur utama sebagai berikut.

• 24 FE port: including 8 ports FE SFP (through faceplate), 16 ports

FE RJ45 (through A16FE in associated Access slot)

• SYNC-E/IEEE1588v2

• Two channels 1pps and ToD

Power Supply

Power supply mendukung -48V/-60V input DC.

Power Consumption

Konsumsi daya P16FE8X Alcatel-Lucent 1850 TSS-5R adalah 30 W.

Physical Interface

Berikut merupakan tampilan faceplate P16FE8X.

Gambar 14. P16FE8X I/O board

Page 23: LAPORAN  MAGANG

23

5. P32E1T1 I/O board – Slots 5 to 8

P32E1T1 CES mampu mendukung 32 channel E1 (75 atau 120 ohm)

atau DS1 (100 ohm) pada slot 5~8.

P32E1T1 menyediakan fitur utama sebagai berikut:

• Supports 32 E1 channels (board assigned as P32E1) or 32 DS1 channels

(board assigned as P32T1)

• Supports 32xE1/DS1 protected/unprotected electrical interface access

card. N+1 equipment protection is supported

• AF75: E1 75 ohm; AF120: E1 120 ohm or DS1 100 ohm selectable on

access card

Power Supply

Power supply mendukung -48V/-60V input DC.

Power Consumption

Konsumsi daya P32E1T1 Alcatel-Lucent 1850 TSS-5R adalah 18 W.

Physical Interface

Berikut merupakan tampilan faceplate P16FE8X.

Gambar 15. P32E1T1 I/O board

6. P16E1 I/O board - Slots 5 to 8

P16E1 CES mampu mendukung 16 channel E1 (75) pada slot 5~8.

P16E1 menyediakan fitur utama sebagai berikut:

• Supports 16 E1 channels

• Supports 16xE1 protected/unprotected electrical interface access card.

N+1 equipment protection is supported

• AH75: E1 75 ohm on access card

Power supply

Power supply mendukung -48V/-60V input DC.

Page 24: LAPORAN  MAGANG

24

Power consumption

Konsumsi daya P16E1 Alcatel-Lucent 1850 TSS-5R adalah 14 W.

Physical interface

Berikut merupakan tampilan faceplate P16E1.

Gambar 16. P16E1 I/O board

7. P2S1 I/O board – Slots 3 to 8

Setiap P2S1 I/O dapat menyediakan hingga 2 channelized interface

STM-1 di dalam slot 3 ~ 8 yang berisi sirkuit yang diperlukan untuk

antarmuka langsung dengan interface STM1 pada sisi faceplate dan dua port

Gigabit Ethernet di sisi backplane. Fungsinya adalah untuk meniru sirkuit

STM1 melalui paket berbasis jaringan.

P2S1 menyediakan fitur utama sebagai berikut:

• 2 SFP cages for STM1 module

• 2+2xGE backplane interfaces

• Can be used in Slot3 to Slot8

• Encapsulation:

– MPLS-based: SAToP per RFC4553, one PW per physical E1

– IP/UPD-based: CESoP per draft-ietf-pwe3-cesopsn-07.txt

– Ethernet-based: MEF8

• Timing Mode:

– Adaptive timing

– Differential timing based on IEEE1588v2

– Line timing, Loop timing and BITS timing

• –48V/–60V DC power Supply from backplane connector.

• Two recovered clock for CORE A/B.

Page 25: LAPORAN  MAGANG

25

Power supply

Power supply mendukung -48V/-60V input DC.

Power consumption

Konsumsi daya unit P2S1 Alcatel-Lucent 1850 TSS-5R adalah 18 W.

Physical interface

Berikut merupakan tampilan faceplate P2S1.

Gambar 17. P2S1 I/O board

7. P2S1FCES I/O board – Slots 3 to 8

Kartu P2S1FCES, ketika ditetapkan sebagai P2S1E1, mendukung

interface 2xSTM-1 + 32xE1. Interface E1 hanya tersedia bila kartu dalam slot

5 sampai 8, dan card akses adalah pada slot akses yang sesuai. Kartu ini dapat

dilengkapi dalam slot 3 sampai 8.

2xSTM-1 + 32xE1menyediakan fitur utama sebagai berikut.

• 2xSFP cages for STM-1 module

• 32xE1 interface through access card

• CES support per E1 channel

• Encapsulation

• Timing Mode

• Board controller managed control function

Power supply

Power supply mendukung -48V/-60V input DC.

Power consumption

Konsumsi daya P2S1FCES Alcatel-Lucent 1850 TSS-5R adalah 22 W.

Physical interface

Berikut merupakan tampilan faceplate P2S1FCES.

Page 26: LAPORAN  MAGANG

26

Gambar 18. P2S1FCES I/O board

8. P2T10GE I/O board – Slots 3 to 8

Alcatel-Lucent 1850 TSS-5R dapat dilengkapi P2T10GE I/O dalam slot

3 sampai 8.

P2T10GE menyediakan fitur utama sebagai berikut:

• MPLS-TP/T-MPLS/Ethernet data path, packet processing, forwarding,

and QoS

• SYNC-E/IEEE1588v2

• MPLS-TP/T-MPLS/Ethernet OAM

• T-MPLS/MPLS-TP/Ethernet Protection (Linear and ring)

Power supply

Power supply mendukung -48V/-60V input DC.

Power consumption

Konsumsi daya P2T10GE Alcatel-Lucent 1850 TSS-5R adalah 70 W.

Physical interface

Berikut merupakan tampilan faceplate P2T10GE.

Gambar 19. P2T10GE I/O board

9. P8GE8C I/O board – Slots 3 to 8

Alcatel-Lucent 1850 TSS-5R dapat dilengkapi dengan P8GE8C di slot

3 sampai 8. Kartu ini menyediakan 8xSFP yang mampu untuk mendukung

1000Base-X SFP, SFP 100FX, dan 10/100/100Base-T electrical SFP pada

Page 27: LAPORAN  MAGANG

27

panel depan. Kartu P8GE8C berhubungan dengan salah satu kartu akses

berikut bila digunakan dalam slot 5 sampai 8.

• 4xSFP access card, which supports SFP and 100FX SFP.

• 8x10/100Base-T RJ-45 access card.

P8GE8C menyediakan fitur utama sebagai berikut:

• MPLS-TP/T-MPLS/Ethernet data path, packet processing,

forwarding, and QoS

• IEEE1588v2, SYNC-E

• MPLS-TP/T-MPLS/Ethernet OAM

• T-,MPLS/MPLS-TP/Ethernet Protection (Linear and Ring)

• EPS (Ethernet Protection Switching)

• Hot swappable

• Ambient temperature (–5/+450C)

• –48V/–60V DC

Power supply

Power supply mendukung -48V/-60V input DC.

Power consumption

Konsumsi daya P8GE8C Alcatel-Lucent 1850 TSS-5R adalah 66 W.

Physical interface

Berikut merupakan tampilan faceplate P8GE8C I/O.

Gambar 20. P8GE8C I/O board

10. AF75 Access board – Slots 15 to 18

The Alcate-Lucent 1850 TSS-5R dapat dilengkapi sampai 4 board AF75

pada slot 15 ~ 18, ketika berhubungan dengan slot I/O ditugaskan bersama

board P32E.

Kartu akses AF75 memiliki beberapa fitur berikut:

• 32 E1 (75 ohm) signal interface

Page 28: LAPORAN  MAGANG

28

• Protection function implemented

Power supply

Power supply mendukung 3.3V input DC.

Power consumption

Konsumsi daya AF75 Alcatel-Lucent 1850 TSS-5R kurang dari 1 W.

Physical interface

Berikut merupakan tampilan faceplate AF75.

Gambar 21. AF75 Access board

11. AH75 Access board – Slots 15 to 18

The Alcate-Lucent 1850 TSS-5R dapat dilengkapi sampai 4 board AH75

pada slot 15 ~ 18, ketika berhubungan dengan slot I/O ditugaskan bersama

board P16E1.

Kartu akses AH75 memiliki beberapa fitur berikut:

• 16 E1 (75 ohm) signal interface

• Protection function implemented

Power supply

Power supply mendukung 3.3V input DC.

Power consumption

Konsumsi daya AF75 Alcatel-Lucent 1850 TSS-5R kurang dari 1 W.

Physical interface

Berikut merupakan tampilan faceplate AH75.

Gambar 22. AH75 Access board

12. AF120 Access board – Slots 15 to 18

The Alcate-Lucent 1850 TSS-5R dapat dilengkapi sampai 4 board

AF120 pada slot 15 ~ 18, ketika berhubungan dengan slot ditugaskan bersama

P32E1 or P32T1 board.

Page 29: LAPORAN  MAGANG

29

Kartu AF120 memiliki beberapa fitur berikut:

• 32 x E1 (120 ohm) ports, if associated with I/O slot is, P32E1 board or 32

x DS1 (100 ohm) ports is associated with I/O slot, is P32T1 board

• Protection function implemented

Power supply

Power supply mendukung 3.3V input DC.

Power consumption

Konsumsi daya AF120 Alcatel-Lucent 1850 TSS-5R kurang dari 1 W.

Physical interface

Berikut merupakan tampilan faceplate AF120.

Gambar 23. AF120 Access board

13. A16FE Access board – Slots 15 to 18

The Alcate-Lucent 1850 TSS-5R dapat dilengkapi sampai 4 board

A16FE pada slot 15 ~ 18, ketika berhubungan dengan slot I/O ditugaskan

bersama board P16FE8X.

Kartu A16FE memiliki beberapa fitur berikut:

• 8 x RJ-45 connectors for 16 x 10/100Mb/s Ethernet ports, number from

9 to 24

• Protection function implemented

Power supply

Power supply mendukung 3.3V input DC.

Power consumption

Konsumsi daya A16FE Alcatel-Lucent 1850 TSS-5R kurang dari 1 W.

Physical interface

Berikut merupakan tampilan faceplate A16FE.

Gambar 24. A16FE Access board

Page 30: LAPORAN  MAGANG

30

14. A4GFX Access board – Slots 15 to 18

The Alcate-Lucent 1850 TSS-5R dapat dilengkapi sampai 4 board

A4GFX pada slot 15 ~ 18, ketika berhubungan dengan slot I/O ditugaskan

bersama board P8GE8C.

Kartu akses A4GFX memiliki beberapa fitur berikut:

• 4 100M SFP ports

Power supply

Power supply mendukung 3.3V input DC.

Power consumption

Konsumsi daya A4GFX Alcatel-Lucent 1850 TSS-5R 5 W.

Physical interface

Berikut merupakan tampilan faceplate A16FE.

Gambar 25. A4GFX Access board

15. A8GFE Access board – Slots 15 to 18

The Alcate-Lucent 1850 TSS-5R dapat dilengkapi sampai 4 board

A8GFE pada slot 15 ~ 18, ketika berhubungan dengan slot I/O ditugaskan

bersama board P8GE8C.

Kartu A8GFE memiliki fitur berikut:

• 8x10/100 copper port

• Sync-E/IEEE1588v2

• Hot swappable

Power supply

Power supply mendukung 3.3V input DC.

Power consumption

Konsumsi daya A8GFE Alcatel-Lucent 1850 TSS-5R 7 W.

Physical interface

Berikut merupakan tampilan faceplate A8GFE.

Page 31: LAPORAN  MAGANG

31

Gambar 26. A8GFE Access board

16. APROT Protection board – Slots 15 to 17

Alcatel-Lucent 1850 TSS-5R memberikan proteksi untuk board 32

E1/DS1. Board ini dapat digunakan pada slot 15~17, ketika berhubungan

dengan slot I/O ditugaskan bersama board P16E1, P32E1, or P32T1sebagai

unit proteksi.

Power supply

Power supply mendukung 3.3V input DC.

Physical interface

Berikut merupakan tampilan faceplate kartu proteksi.

Gambar 27. APROT Protection board

17. AHSM Access board – Slots 15 to 18

Jika diperlukan, setiap Alcatel-Lucent 1850 TSS-5R dapat menyediakan

hingga 1 AHSM dalam slot akses yang kosong (#15 sampai #18), asalkan

terkait slot I/O tidak menempati board (P16E1, P32E1, or P32T1) yang harus

memiliki access board untuk bekerja bersama.

AHSM mendukung interface di bawah:

• Two debug ports: One dedicated for CORE A (slot #1) and One for CORE

B (slot #2)• Two synchronization ports: One for BITs input, 1PPS + ToD;

One for BITs output, 1PPS + ToD

• Two housekeeping ports: each for Three housekeeping inputs and Two

housekeeping outputs

• One management LAN port: for ZIC (Zero-Installation Craft) terminal and

NMS (Network Management System)

Page 32: LAPORAN  MAGANG

32

Papan kontrol AHSM berkomunikasi dengan COREA 1 dan mengontrol

interface ini. Selain itu, AHSM dapat bertindak sebagai board akses proteksi

dalam grup peralatan proteksi.

AHSM juga bisa tinggal hanya di Slot Access # 15 sampai # 17, dengan

perlindungan I/O board (seperti P16E1, P32E1, atau P32T1) terkait slot I/O

# 5 sampai # 7.

Power supply

Power supply mendukung 3.3V input DC.

Power consumption

Konsumsi daya AHSM Alcatel-Lucent 1850 TSS-5R 0.4 W.

Physical interface

Berikut merupakan tampilan faceplate AHSM.

Gambar 28. AHSM Access board

18. FANA/B – Slots 9 and 10

Unit FANA/B berisi bagian kontrol dan bagian penggerak kipas. Di

dalam unit FANA/B bagian kontrol berkomunikasi dengan unit CORE dan

dapat diprogram oleh unit CORE. Ini membaca slot ID, mengontol LED pada

faceplat, menerima informasi suhu , dan memantau kondisi kipas.

Gambar di bawah merupakan tampilan depan FANA/B.

Page 33: LAPORAN  MAGANG

33

Gambar 29. FAN A

Gambar 30. FAN B

Power supply

Power supply pada sirkuitnya mendukung –48V/–60V input DC.

Power consumption

Konsumsi daya FAN Alcatel-Lucent 1850 TSS-5R:

Tabel 5. Daya FAN

Physical interface

Berikut merupakan tampilan faceplate FANA/B.

Page 34: LAPORAN  MAGANG

34

Gambar 31. faceplate FANA

Gambar 32. faceplate FANB

19. FMEM memory pack – Slot 11

FMEM Pack kebanyakan termasuk SEEPROM. Isi dari SEEPROM

dibagi menjadi dua bagian, yaitu:

• Remote inventory data

• Additional data

Informasi yang disimpan dapat dibaca dari pengontrol eksternal

menggunakan I2C bus (one bidirectional data path and one clock) ke

backplane. Informasi ini dapat dibaca dan ditulis melalui antarmuka I2C

untuk manufaktur/pabrikan.

Page 35: LAPORAN  MAGANG

35

Gambar 33. FMEM memory pack

Physical interface

Berikut merupakan tampilan faceplate FMEM.

Gambar 34. faceplate FMEM

20. Dust filter– Slot 12

Alcatel-Lucent 1850 TSS-5R memberikan filter debu pada slot 12 untuk

Vacuum debu.

Gambar 35. Dust filter

3.3.2.2 Langkah Konfigurasi

Untuk membuat sebuah koneksi point-to-point pada perangkat TSS-5R 01

ke perangkat TSS-5R 02, maka langkah utama yaitu membuat MPLS pada kedua

perangkat, langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut.

Page 36: LAPORAN  MAGANG

36

Gambar 36. Sample Jaringan MPLS

1. Mengoneksikan laptop/PC ke perangkat COREA pada port yang

bertuliskan MGMT dengan menggunakan kabel UTP straight.

2. Pada cmd, membuat routing dari TSS5R01 ke TSS5R02, kemudian

melakukan tes ping.

Gambar 37. Penambahan route dan pengujian koneksi

3. Membuka web browser untuk masuk ke jendela konfigurasi.

IP default 10.10.10.32

User : ALUTSS

Pass : Alu_1234

Page 37: LAPORAN  MAGANG

37

Gambar 38. Jendela konfigurasi TSS-5C

4. Memilih pengaturan Tunneling Management pada menu TMPLS.

Gambar 39. Tampilan tab tunnel management

5. Memilih menu Create Head/Tail Tunnel (untuk p2p).

Node A (TSS5R01) (TSS5R01 TO TSS5R02)

Memilih MPLS (Port MPLS yang terhubung antara TSS5R01

dan TSS5R02 / 1-1-2-7).

1-1-2-7 maksudnya adalah port tersebut terletak pada rack 1,

sub-rack 1, slot 2, port 7.

Page 38: LAPORAN  MAGANG

38

Mengisi nilai untuk “In label” dan “Out Label” Tunnel.

Misal : In Label : “54”dan Out label : “55”

Nilai “In Label” dan “Out label” pada NE A harus sama

dengan NE B, dan Nilai yang sudah dibuat tidak dapat dipakai

lagi untuk membuat Tunnel yang baru pada NE yang sama.

Gambar 40. Konfigurasi label dan port MPLS

Menyimpan.

Memasukan bandwidth tunnel sesuai Channeling Plan (Misal

100M).

CIR (Kb/s) : 50000 CBS (byte) : 128000

PIR (Kb/s) : 50000 PBS (byte) : 128000

Mengaktifkan tunnel / ubah admin status menjadi “on”.

Gambar 41. Konfigurasi CIR dan PIR

Page 39: LAPORAN  MAGANG

39

Menyimpan.

Hasil Step ini adalah TUSEG-1-1-9

Tunnel Segment (TUSEG) akan bertambah sesuai jumlah

Tunnel yang di-create TUSEG –X-X-X.

Gambar 42. Tampilan informasi daftar tunnel (tunnel

dengan font berwarna merah merupakan tunnel yang telah

baru saja dibuat)

Node B (TSS5R02) (TSS5R02 TO TSS5R01)

Memilih MPLS (Port MPLS yang terhubung antara TSS5R01

dan TSS5R02 / 1-1-5-1).

Mengisi nilai untuk “In label” dan “Out Label” Tunnel.

Misal : In Label : “55”dan Out label : “54”

Nilai “In Label” dan “Out label” pada NE A harus sama

dengan NE B, dan Nilai yang sudah dibuat tidak dapat dipakai

lagi untuk membuat Tunnel yang baru pada NE yang sama.

Nilai in label pada perangkat node B merupakan nilai out label

pada perangkat node A, begitu pula sebaliknya.

Menyimpan.

Memasukan bandwidth tunnel sesuai Channeling Plan (Misal

100M).

CIR (Kb/s) : 50000 CBS (byte) : 128000

PIR (Kb/s) : 50000 PBS (byte) : 128000

Nilai-nilai traffic descriptor pada kedua node sama.

Mengaktifkan tunnel / ubah admin status menjadi “on”.

Page 40: LAPORAN  MAGANG

40

Menyimpan.

Hasil Step ini adalah TUSEG-1-1-1

Tunnel Segment (TUSEG) akan bertambah sesuai jumlah

Tunnel yang di Create TUSEG –X-X-X.

6. Membuat Pseudowire

Node A (TSS5R01) (TSS5R01 TO TSS5R02)

Memilih menu TMPLS->Pseudowire Management.

Memilih menu Create Head/Tail Pseudowire.

Gambar 43. Tampilan konfigurasi pseudowire

Memilih TUSEG dengan mengklik select TUSEG (Hasil dari

create Tunnel di atas : TUSEG-1-1-9)

Gambar 44. Pilihan tunnel segment

Mengisi nilai untuk “in label” dan “out label” Pseudowire.

Misal : In Label : “100”dan Out label : “110”

Page 41: LAPORAN  MAGANG

41

Nilai “In Label” dan “Out label” pada NE A harus sama

dengan NE B, dan Nilai yang sudah dibuat tidak dapat dipakai

lagi untuk mmembuat Pseudowire yang baru pada NE yang

sama.

Gambar 45. Konfigurasi Label

Menyimpan.

Memasukan bandwidth pseudowire sesuai channeling

plan(misal 10m).

CIR (Kb/s) : 10000 CBS (byte) : 12800

PIR (Kb/s) : 10000 PBS (byte) : 12800

Mengaktifkan pseudowire / ubah admin status menjadi “on”.

Gambar 46. Konfigurasi CIR, PIR, CBS, dan PBS

Menyimpan.

Hasil Step ini adalah PW-1-1-2

Pseudowire Segment (PW) akan bertambah sesuai jumlah

Tunnel yang di Create PW –X-X-X.

Page 42: LAPORAN  MAGANG

42

Create Transit Pseudo wire (Untuk Pseudowire Passtrought).

Bandwidth Pseudowire < Bandwidth Tunnel, Di dalam satu

Tunnel dapat di buat beberapa Pseudowire dengan catatan

Bandwidth Total Pseudowire tidak melebihi Bandwidth

Tunnel.

Gambar 47. Semua informasi pseudowire yang tersedia

(baris kedua merupaka PW yang telah baru saja di-create)

Node B (TSS5R02) (TSS5R02 TO TSS5R01)

Memilih menu TMPLS->Pseudowire Management.

Memilih menu Create Head/Tail Pseudowire.

Memilih TUSEG (Hasil dari create Tunnel di atas : TUSEG-

1-1-9)

Mengisi nilai untuk “in label” dan “out label” Pseudowire.

Misal : In Label : “110”dan Out label : “100”

Nilai “In Label” dan “Out label” pada NE A harus sama

dengan NE B, dan Nilai yang sudah dibuat tidak dapat dipakai

lagi untuk mmembuat Pseudowire yang baru pada NE yang

sama.

Nilai in label pada perangkat node B merupakan nilai out label

pada perangkat node A, begitu pula sebaliknya.

Menyimpan.

Memasukan bandwidth pseudowire sesuai channeling

plan(misal 10m).

CIR (Kb/s) : 10000 CBS (byte) : 12800

PIR (Kb/s) : 10000 PBS (byte) : 12800

Mengaktifkan pseudowire / ubah admin status menjadi “on”.

Menyimpan.

Page 43: LAPORAN  MAGANG

43

Hasil Step ini adalah PW-1-1-2

Pseudowire Segment (PW) akan bertambah sesuai jumlah

Tunnel yang di Create PW –X-X-X.

Create Transit Pseudowire (Untuk Pseudowire Passtrought).

Bandwidth Pseudowire < Bandwidth Tunnel, Di dalam satu

Tunnel dapat di buat beberapa Pseudowire dengan catatan

Bandwidth Total Pseudowire tidak melebihi Bandwidth

Tunnel.

7. Membuat Traffic Descriptor

Node A (TSS5R01) dan Node B (TSS5R02)

Memilih menu Data->Traffic Descriptor.

Gambar 48. Menu traffic descriptor

Memilih Create.

Mengisi User Label : GU_10M_pkl. (Hanya untuk

Description).

(Digunakan untuk XC Ingress “UNI-NNI”).

Mengisi nilai CIR dan PBS (nilai harus sama dengan

Bandwidth Pseudowire yang akan digunakan).

CIR (Kb/s) : 10000 dan PBS (byte) : 12800 (Misal Bandwith

10M)

Page 44: LAPORAN  MAGANG

44

Gambar 49. Konfigurasi PW dengan bandwidth 10 Mb

Menyimpan lalu continue.

Mengisi User label “NULL”.

(Digunakan untuk XC Engress “NNI-UNI”)

Mengisi Nilai CIR dan PBS dengan nilai “0”.

CIR (Kb/s) : 0 PBS (byte) : 0

Gambar 50. Konfigurasi PW dengan null mode

Menyimpan lalu Keluar.

Gambar 51. Informasi PW yang telah dibuat (yang

berlabel ‘GU_10Mb_pkl’ dan ‘null_pkl’)

8. Menentukan Port yang akan dijadikan sebagai Port Access (UNI).

Mengaktifkan Port / Ubah Admin Status menjadi “ON” .

Node A (TSS5R01) : Port 1-1-2-2

Node B (TSS5R02) : Port 1-1-5-3

Page 45: LAPORAN  MAGANG

45

9. Membuat XC (Cross-Connect)

Node A dan node B (langkahnya sama)

Memilih menu TMPLS->ETHERNET SERVICE->EVPL.

EVPL ( Untuk XC Point to Point)

EVPLAN (Untuk XC Point)

Gambar 52. Menu EVPL untuk membuat XC

Memilih Create.

Memilih Topologi “UNI-NNI”.

(XC Ingress)

Memilih Transport Link (PW) dengan mengklik select baris

PW pada gambar berikut:

Gambar 53. Konfigurasi port yang akan digunakan untuk

XC

Maka akan muncul pilihan PW seperti gambar di bawah.

(Hasil dari step langkah no.5 / PW-1-1-2)

Gambar 54. List pseudowire yang tersedia untuk XC

Page 46: LAPORAN  MAGANG

46

Menentukan Ingress, dengan memilih port akses yang telah

ditentukan untuk client. Mengklik Select seperti gambar

berikut.

(Port Access yang dipilih sesuai langkah no.7 / 1-1-2-2)

Maka tampilan gambar muncul seperti berikut, memilih

r1sr1sl2/ETHLocPort#2#1 yang berarti rack 1, sub-rack 1,

slot 2, port 2.1.

Gambar 55. Pilihan port akses yang akan digunakan untuk

XC

Memilih Traffic Descriptor (Hasil dari langkah no.6 /

GU_10M_pkl) ; memilih VLAN Pop “Disable”; menyimpan

dan Continue.

Gambar 56. Konfigurasi Traffic descriptor

Memilih Topologi “NNI-UNI” ; memilih Transport Link ;

memilih Engress; dan memilih Traffic Descriptor (sama

dengan pada saat konfigurasi topologi UNI-NNI)

Menyimpan dan keluar. Maka muncul tampilan seperti

berikut, yang mengindikasikan bahwa port akses dari node A

telah siap digunakan.

Page 47: LAPORAN  MAGANG

47

Gambar 57. Informasi daftar XC yang telah di-create

10. Melakukan pengujian koneksi (ping)

Gambar 58. Hasil tes ping dari perangkat TSS5R01 ke TSS5R02

Page 48: LAPORAN  MAGANG

48

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan laporan yang telah dibuat, dapat disimpulkan bahwa :

1. Meski perangkat yang digunakan dalam suatu proyek tergolong baru,

namun tidak semua dari perangkat tersebut dapat bekerja sebagaimana

mestinya.

2. Memperhatikan demikian beragamnya teknologi dan fitur yang dapat

diimplementasikan melalui GMPLS dengan kelebihan dan

kekurangannya maka sangat perlu bagi operator untuk menentukan

kebutuhannya, terutama dalam hal kapasitas dan layanan yang akan di-

deliver dan kebutuhan akan provisioning dan variasi kualitas layanan

yang akan diberikan kepada pelanggan.

3. Masalah interoperability dengan jaringan eksisting merupakan satu hal

lain yang perlu menjadi perhatian dalam pemilihan teknologi GMPLS.

4. Memberikan informasi dan pengetahuan di bidang transmisi yang

belum pernah didapat di kampus.

5. Memperoleh pengalaman bekerja secara tim.