18
SINTESIS METIL SALISILAT I.Tujuan Percobaan Mensintesis metil salisilat dari asam salisilat Memahami mekanisme reaksi dari metil salisilat II. Dasar Teori Metil salisilat adalah cairan bening kemerahan dengan bau Wintergreen. Tidak larut dalam air tetapi larut dalam alkohol dan eter. Metil salisilat telah digunakan untuk pengobatan sakit syaraf, sakit pinggang, radang selaput dada, dan rematik. Metil salisilat adalah komponen utama obat gosok pada minyak angina. Metil salisilat terkandung dalam minyak gandapura (Gaultheria Fragrantissima) yang merupakan tanaman minyak astiri yang cukup potensial dan terkandung pada minyak aromatic dari bunga, daun, dan kulit batang tumbuhan lainnya. Didalam tubuh, metal salisilat di hidrolisis menjadi asam salisilat yang mempunyai efek serupa dengan aspirin. Ester dapat diperoleh dari reaksi esterifikasi dengan cara merefluks sebuah asam karboksilat bersama sebuah alcohol dengan katalis asam dan dapat juga diperoleh dari alkoholisis asam klorida, asam anhidrida dan nitril. Asam yang digunakan sebagai katalis biasanya asam sulfat atau asam lewis dan asam hidroklorida. Mekanisme reaksi esterifikasi Fischer :

laporan Metil Salisilat

Embed Size (px)

DESCRIPTION

aaa

Citation preview

Page 1: laporan Metil Salisilat

SINTESIS METIL SALISILAT

I. Tujuan Percobaan

Mensintesis metil salisilat dari asam salisilat

Memahami mekanisme reaksi dari metil salisilat

II. Dasar Teori

Metil salisilat adalah cairan bening kemerahan dengan bau Wintergreen. Tidak larut

dalam air tetapi larut dalam alkohol dan eter. Metil salisilat telah digunakan untuk

pengobatan sakit syaraf, sakit pinggang, radang selaput dada, dan rematik. Metil salisilat

adalah komponen utama obat gosok pada minyak angina. Metil salisilat terkandung

dalam minyak gandapura (Gaultheria Fragrantissima) yang merupakan tanaman minyak

astiri yang cukup potensial dan terkandung pada minyak aromatic dari bunga, daun, dan

kulit batang tumbuhan lainnya. Didalam tubuh, metal salisilat di hidrolisis menjadi asam

salisilat yang mempunyai efek serupa dengan aspirin. Ester dapat diperoleh dari reaksi

esterifikasi dengan cara merefluks sebuah asam karboksilat bersama sebuah alcohol

dengan katalis asam dan dapat juga diperoleh dari alkoholisis asam klorida, asam

anhidrida dan nitril. Asam yang digunakan sebagai katalis biasanya asam sulfat atau asam

lewis dan asam hidroklorida.

Mekanisme reaksi esterifikasi Fischer :

1. Transfer proton dari katalis asam ke atom oksigen karbonil, sehingga meningkatkan

elektrofilisitas dari atom karbon karbonil.

2. Protonasi terhadap salah satu gugus karbonil, yang diikuti oleh pelepasan molekul air

menghasilkan ester.

3. Terjadi pelepasan proton dari gugus hidroksil milik alkohol, menghasilkan kompleks

teraktivasi.

Jika ditambahkan sejumlah besar katalis asam, katalis mengubah lingkungan dalam

sistem dan sebagian dihilangkan melalui hidrasi air terbentuk dalam reaksi ini. Untuk

membuat sebuah ester kecil seperti etil etanoat, anda bisa memanaskan secara perlahan

sebuah campuran antara asam metanoat dan etanol dengan bantuan katalis asam sulfat

Page 2: laporan Metil Salisilat

pekat, dan memisahkan ester melalui distilasi sesaat setelah terbentuk.

Ini dapat mencegah terjadinya reaksi balik. Pemisahan dengan distilasi ini dapat

dilakukan dengan baik karena ester memiliki titik didih yang paling rendah diantara

semua zat yang ada. Ester merupakan satu-satunya zat dalam campuran yang tidak

membentuk ikatan hidrogen, sehingga memiliki gaya antar-molekul yang paling lemah.

Ester-ester yang lebih besar cenderung terbentuk lebih lambat. Dalam hal ini, mungkin

diperlukan untuk memanaskan campuran reaksi di bawah refluks selama beberapa waktu

untuk menghasilkan sebuah campuran kesetimbangan. Ester bisa dipisahkan dari asam

karboksilat, alkohol, air dan asam sulfat dalam campuran dengan metode distilasi

fraksional.

Reaksi esterifikasi

|| ||

R-C-OH + R’-OH ↔ R-C-OH + H2¬O

As. Karboksilat alcohol Ester air

Metil salisilat dapat dibuat melalui esterifikasi asam salisilat . Penggunaan zat ini dalam

pengobatan didasarkan pada kenyataan bahwa asam salisilat itu bermanfaat terhadap

respon fsiologi. Jika terjadi penyerapan maka penyerapan mudah terjadi melalui

membrane usus, aksi rancangan dan eleminasi melalui esterifikasi turunan gugus

karboksilat. Dengan metana lain dan juga melalui esterifikasi untuk turunan asetil yang

sedikit asam dibandingkan fenol dan asam karboksilat.

Metil salisilat mempunyai struktur

BM 159,29 g/mol

Komposisi ;

C : 63,15% ; H : 5,3 % ; O : 31,55%

OO

Page 3: laporan Metil Salisilat

Metil salisilat ini yang merupakan turunan (derivate ) dari asam salisilat dapat dilakukan

dengan jalan memanaskan methanol dan asam salisilat dan dengan jalan mencampurkan

asam sulfit dengan distilasi dari sisa tumbuhan menjalar atau kulit pohon batula lerda.

Kegunaan metal salisilat :

Obat – obatan

Parfum

Flavoring

Pelarut untuk derivate selulosa

Tinta Copy, printing ( pencetak )

Metil salisilat terdapat pada tanaman dan pertama kali dikenal sebagai bahanpewangi

westergen. Metil salisilat merupakan salah satu turunan ester yang digunakan dalam

pengobatan , yang lain adalah etil salisilat, aspirin dan fenil ester.

Sifat –sifat metal salisilat

Berwarna kuning /merah

Berupa minyak

Dapat bercampur dengan alcohol

Berbau seperti westergen

Indeks bias 1,535-1,538

Titik leleh -8,3oC

Titik didih 222,2oC

Larut dalam eterdan asam asetat glacial

Larut dalam alcohol 70%

Metanol

Metanol, juga dikenal sebagai metil alkohol, wood alcohol atau spiritus, adalah

senyawa kimia dengan rumus kimia C H 3OH. Ia merupakan bentuk alkohol paling

sederhana. Pada "keadaan atmosfer" ia berbentuk cairan yang ringan, mudah menguap,

tidak berwarna, mudah terbakar, dan beracun dengan bau yang khas (berbau lebih ringan

Page 4: laporan Metil Salisilat

daripada etanol). Ia digunakan sebagai bahan pendingin anti beku, pelarut, bahan bakar

dan sebagai bahan additif bagi etanol industri.

Metanol diproduksi secara alami oleh metabolisme anaerobik oleh bakteri. Hasil proses

tersebut adalah uap metanol (dalam jumlah kecil) di udara. Setelah beberapa hari, uap

metanol tersebut akan teroksidasi oleh oksigen dengan bantuan sinar matahari menjadi

karbon dioksida dan air.

Reaksi kimia metanol yang terbakar di udara dan membentuk karbon dioksida dan air

adalah sebagai berikut:

2 CH3OH + 3 O2 → 2 CO2 + 4 H2O

Api dari metanol biasanya tidak berwarna. Oleh karena itu, kita harus berhati-hati bila

berada dekat metanol yang terbakar untuk mencegah cedera akibat api yang tak terlihat.

Karena sifatnya yang beracun, metanol sering digunakan sebagai bahan additif bagi

pembuatan alkohol untuk penggunaan industri; Penambahan "racun" ini akan

menghindarkan industri dari pajak yang dapat dikenakan karena etanol merupakan bahan

utama untuk minuman keras (minuman beralkohol). Metanol kadang juga disebut sebagai

wood alcohol karena ia dahulu merupakan produk samping dari distilasi kayu. Saat ini

metanol dihasilkan melului proses multi tahap. Secara singkat, gas alam dan uap air

dibakar dalam tungku untuk membentuk gas hidrogen dan karbon monoksida; kemudian,

gas hidrogen dan karbon monoksida ini bereaksi dalam tekanan tinggi dengan bantuan

katalis untuk menghasilkan metanol. Tahap pembentukannya adalah endotermik dan

tahap sintesisnya adalah eksotermik.

H2SO4 pekat

BM 98,07

Pemerian sangat jernih seperti minyak, tidak berwarna, bau sangat tajam dan korosif.

Bobot jenis lebih kurang 1,84. Kelarutan bercampur dengan air dan dengan etanol dengan

menimbulkan panas.

Batu didih

Dapat mencegah terjadinya bumping.

Pengaduk magnet, Digunakan untuk mengaduk larutan pada saat pemanasan.Na2CO3

Page 5: laporan Metil Salisilat

III. Alat dan bahan

Alat :

Labu destilasi

Pendingin

Gelas piala

Corong pemisah

Batang pengaduk

Erlenmeyer

Batu didih

Bahan :

Asam salisilat

Methanol

H2SO4

Magnesium sulfat anhidrat

Natrium karbonat pekat

IV. PROSEDUR

1. Masukkan 7 gram asam salisilat, 18 ml methanol kedalam labu didih

2. Tambahkan H2SO4 pekat dan batu didih

3. Refluks pada penangas air ± 1,5 jam

4. Destilasi kelebihan methanol pada penangas air

5. Tuang residu kedalam kira-kira 250 ml air didalam corong pisah, kocok campuran

6. Cuci lapisan ester dengan 25 ml air dan larutan natrium bikarbonat pekat

7. Keringkan dengan MgSO4 anhidrat

8. Hitung rendemen

Page 6: laporan Metil Salisilat

Skema percobaan

REFLUKS DESTILASI

Page 7: laporan Metil Salisilat

V. DATA DAN PERHITUNGAN

Perhitungan massa jenis (ρ)

Metanol (CH3OH) , BM = 32.04

Piknometer kosong : 11,92 gram

Piknometer kosong + CH3OH : 19,62 gram

Berat CH3OH : 7,70 gram

ρCH3OH = m : V

= 7.70 gram : 10 ml

= 0,77 gram/ml

mCH3OH = ρ x V

= 0,77 gram/ml x 18 ml

= 13,86 gram

nCH3OH = m : BM

= 13,86 gram : 32,04

= 0,433 mmol

Asam salisilat (C7H6O3)

BM = 138,12

m = 7 gram

nCH3OH = m : BM

= 7 gram : 138,12

= 0,051 mmol

( FI; III; 1979; 379 )

Page 8: laporan Metil Salisilat

Rekasi :

C7H6O3 + CH3OH C8H8O3 + H2O

m : 0,051 mml 0,433 mml 0,051 mml

b : 0,051 mml 0,051 mml -

rx : - 0,382 0,051 mml

Perhitungan Menurut Teori :

mC8H8O3 = n x BM

= 0,051 mml x 152,15

= 7,76 gram

Perhitungan hasil destilat :

BM = 152,15

ρ C8H8O3 = 1,180

V percobaan = 0,5 ml

m C8H8O3 = ρ x V

= 1,85 x 0,5 ml

= 0,925 gram

% rendemen = x 100 %

= x 100%

= 11,92 %

hasil destilat

hasil teori

0,925

7,760

Page 9: laporan Metil Salisilat

VI. PEMBAHASAN

Pada sintesis metal salisilat, kami menggunakan asam salisilat dan methanol sebagai

bahan dasar dan asam sulfat pekat sebagai katalis. Prinsip dan reaksi ini adalah

esterifikasi yaitu mereaksikan asam salisilat dengan methanol dengan katalis asam sulfat

pekat.

Dan literatur yang diperoleh pada buku fessenden bahwa reaksi esterifikasi adalah

reaksi reversible. Oleh karena itu, campuran reaksi adalah suatu campuran

kesetimbangnan dari pereaksi dan hasil reaksi. Untuk membuat reaksi ini berguna untuk

Mekanisme reaksi metil salisilat dari asam salisilat

Page 10: laporan Metil Salisilat

sintesa ester, kita harus mendorong kesetimbangan kearah ester. Dilakukan dengan cara

menambahkan satu pereaksi berlebihan atau dengan mengeluarkan satu atau kedua-dua

hasil reaksi. Dalam hal ini dilakukan dengan cara menambahkan pereaksi, yaitu

methanol.

Pertama-tama masukkan asam salisilat dam methanol kedalam labu didih, Kenapa

bukan ke dalm asam sulfat terlebih dahulu? Karena asam salisilat berbentuk padat

(serbuk) dan asam sulfat yang kita perlukan hanya sedikit yaitu 2 ml sehingga tidak

dapat melarutkan asam salisilat. Kemudian ditambahkan asam sulfat melalui dinding

sedikit demi sedikit untuk mencegah reaksi berjalan cepat sehingga menghasilkan panas

yang mengakibatkan methanol menguap.

Setelah itu, campuran di refluks selama ± 1,5 jam pada penangas air. Penangas air ini

berfungsi agar suhu tidak terlalu tinggi karena suhu tinggi dapat mengurangi hasil

esterifikasi karena etanol atau pereaksi akan menguap sebab titik didih etanol rendah

yaitu 65,5oC.

Kemudian didestilasi untuk membuang kelebihan methanol pada saat reaksi tadi.

Kenapa bukan metil salisilat yang didistilasi seperti mendestilasi etil asetat? Karena

metal salisitat titik didihnya tinggi, apabila didistilasi adalah metil salisilat maka

methanol juga akan turut terbawa karena titik didihmetanol 64,6oC. Berarti dalam hal ini

kita melakukan pekerjaan sia-sia. Oleh karena itu, yang didistilasi adalah kelebihan

methanol sehingga methanol berada pada Erlenmeyer dan metal salisilat beserta H2SO4

pekat masih berada dalam labu didih.

Pada saat akan mendestilasi jangan lupa didinginkan terlebih dahulu labu distilasinya di

bawah 64,6oC karena apabila tidak didinginkan kelebihan methanol dan asam salisilat

akan terdestilasi sehingga hasil distilasi yang diperoleh sedikit. Distilasi dihentikan

setelah suhu mencapai 65oC.

Residu (metal salisilat) dituang kedalam corong pisah yang berisi 250 ml air dan

dikocok maka akan terbentuk 2 lapisan, lapisan atas air dan lapisan bawah adalah ester

yang berbentuk minyak padat dan berbau seperti obat gosok. Ester berada pada lapisan

bawah karena air bersifat polar sedangkan metal salisilat bersifat nonpolar.

Page 11: laporan Metil Salisilat

Kemudian metal salisilat dimurnikan dengan cara dicuci dengan 25 ml air. Pada saat

dicuci diharapkan H2SO4 dapat larut dan juga methanol yang tersisa. Untuk menetralkan

asam dari H2SO4 ditambahkan Na2CO3 anhidrat.

Kemudian ditambahkan MgSO4 anhidrat untuk menarik air, setelah semua prosedur

dilakukan, kami mendapatkan asam salisilat sebanyak 0,5 ml atau 0,925 gram.

Sedangkan seharusnya berdasarkan teori adalah 7,76 gram dan rendemen yang didapat

adalah 11,92% berada dibawah 100%. Mungkin ini diakibatkan methanol banyak yang

menguap dan juga pada saat mengocok pada corong ada sedikit yang tumpah karena

tutup pada corong pisah tidak sesuai.

VII. KESIMPULAN DAN SARAN

1. Metil salisilat dapat diperoleh dari sintesis asam salisilat dengan methanol dengan

bantuan H2SO4 pekat berdasarkan prinsip reaksi esterifikasi.

2. Reaksi ini adalah reaksi yang bersifat reversible maka untuk mendapatkan hasil yang

banyak dapat dilakukan dengan cara menambahkan pereaksi.

3. Dalm sintesis metil salisilat temperature harus dikrontrol selama distilasi , apabila suhu

telah mencapai 65oC distilasi dihentikan, karena apabila diteruskan dapat menyebabkan

methanol akan bercampur kembali dengan metal salisilat.

4. Volume metil salisilat yang didapat adalah 0,5 ml dengan rendemen sebesar 11,92 %.

Page 12: laporan Metil Salisilat

DAFTAR PUSTAKA

Fesenden & Fesenden.1982.Kimia Organik (edisi ketiga) jlid 1.Jakarta.Penerbit Erlangga.

Hart craine hart.2003.Kimia Organik (edisi kesebelas).Jakarta.Penerbit Erlangga.

http://www.chem-is-try.org

http://en.wikipedia.org/wiki/Universal_indicator

http://asripramugiyan.blogspot.com/2010/07/sintesis-metil-salisilat.html

http://dc242.4shared.com/img/6ErSp_7V/preview.html

http://id.wikipedia.org/wiki/Metanol

Page 13: laporan Metil Salisilat

LAPORAN KIMIA ORGANIK

PERCOBAAN Ke VIII

SINTESIS METIL SALISILAT

27 MEI 2011

Mochamad Herdi Nurzaman

31109026

II A Kelompok Absen Besar

Page 14: laporan Metil Salisilat

PRODI S-1 FARMASI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

BAKTI TUNAS HUSADA TASIKMALAYA

2011