26
LAPORAN PRAKTIKUM METROLOGI INDUSTRI PENGGUNAAN & KALIBRASI MISTAR INGSUT oleh : NAMA : SAKAL H. D. SINAGA NIM : 11071 35629 KELOMPOK : 1 7 LABORATORIUM PENGUKURAN PROGRAM STUDI S1 TEKNIK MESIN

Laporan Mingguan Modul 1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Laporan Mingguan Modul 1

LAPORAN PRAKTIKUM

METROLOGI INDUSTRI

PENGGUNAAN & KALIBRASI MISTAR INGSUT

oleh :

NAMA : SAKAL H. D. SINAGA

NIM : 11071 35629

KELOMPOK : 1 7

LABORATORIUM PENGUKURAN

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS RIAU

DESEMBER, 2012

Page 2: Laporan Mingguan Modul 1

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas rahmat-Nya

yang melimpah sehingga penulis bisa menyelesaikan laporan mingguan ini

dengan baik dan tepat waktu. Laporan mingguan merupakan salah satu syarat

dalam penilaian mata kuliah metrologi industri.

Penulis juga tak lupa mengucapkan terimakasih kepada dosen pengampu

yang selalu senantiasa membimbing dan mengajari kami para mahasiswa. Dalam

penulisan laporan praktikum ini terdapat latar belakang, tujuan, dan manfaat

praktikum serta teori dasar dan alat dan bahan praktikum.

Dalam penulisan laporan mingguan ini sangat jauh dari sempurna, maka

dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran pembaca demi menyempurnakan

laporan ini untuk dapat digunakan kedepannya. Atas perhatiannya penulis ucapan

terimakasih.

Pekanbaru, Desember 2012

Penulis

Page 3: Laporan Mingguan Modul 1

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

DAFTAR GAMBAR..............................................................................................iv

DAFTAR TABEL....................................................................................................v

BAB I.......................................................................................................................1

PENDAHULUAN...................................................................................................1

1.1 LATAR BELAKANG...............................................................................1

1.2 TUJUAN...................................................................................................1

1.3 ALAT UKUR............................................................................................1

1.4 BENDA UKUR.........................................................................................2

1.5 PROSEDUR PRAKTIKUM.....................................................................3

BAB II......................................................................................................................4

TEORI DASAR.......................................................................................................4

2.1 PENGERTIAN..........................................................................................4

2.2 JENIS-JENIS MISTAR INGSUT.............................................................4

BAB III....................................................................................................................7

DATA PENGAMATAN..........................................................................................7

3.1 DATA........................................................................................................7

BAB IV..................................................................................................................13

ANALISA DATA..................................................................................................13

BAB V....................................................................................................................14

PENUTUP..............................................................................................................14

Page 4: Laporan Mingguan Modul 1

5.1 KESIMPULAN.......................................................................................14

5.2 SARAN...................................................................................................14

LAMPIRAN...........................................................................................................15

Page 5: Laporan Mingguan Modul 1

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. 1 Mistar ingsut nonius............................................................................1

Gambar 1. 2 Mistar ingsut jam ukur........................................................................2

Gambar 1. 3 Mistar ingsut digital............................................................................2

Gambar 1. 4 Bantalan...............................................................................................2

Gambar 1. 5 V-block................................................................................................3

Gambar 2. 1 Mistar ingsut nonius............................................................................5

Gambar 2. 2 Mistar ingsut jam ukur........................................................................6

Gambar 2. 3 Mistar ingsut digital............................................................................6

Page 6: Laporan Mingguan Modul 1

DAFTAR TABEL

Tabel 3. 1 Data V-block pengamat A......................................................................7

Tabel 3. 2 Data V-block pengamat B.......................................................................8

Tabel 3. 3 Data pengukuran bantalan pengamat A................................................10

Tabel 3. 4 Data pengukuran bantalan pengamat B................................................11

Page 7: Laporan Mingguan Modul 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Untuk memahami suatu mata kuliah, dibutuhkan suatu praktek nyata

sebagai pengaplikasian dari ilmu yang telah didapat. Bukan hanya menguasai teori

namun juga praktek nyata. Proses pengukuran pada benda sangat penting dalam

dunia industri. Pengukuran dapat dilakukan dengan alat-alat pengukuran seperti

jangka sorong, micrometer dan alat pengukuran lainnya. Yang mana mistar ingsut

merupakan alat ukur yang paling praktis dan sering digunakan dalam pengukuran

komponen-komponen mesin. Diharapkan setelah praktikum ini, praktikan mampu

menggunakan mistar ingsut dan mampu mengaplikasikan pada dunia kerja.

1.2 TUJUAN

Praktikum dilakukan dengan tujuan sebagai berikut :

a. Dapat menggunakan mistar ingsut (vernier caliper) berbagai jenis dengan baik

dan benar.

b. Kalibrasi mistar ingsut.

1.3 ALAT UKUR

1. Mistar ingsut nonius

Gambar 1. 1 Mistar ingsut nonius

2. Mistar ingsut jam ukur

1

Page 8: Laporan Mingguan Modul 1

Gambar 1. 2 Mistar ingsut jam ukur

3. Mistar ingsut digital

Gambar 1. 3 Mistar ingsut digital

1.4 BENDA UKUR

Benda ukur yang digunakan adalah bantalan dan V-Block

Gambar 1. 4 Bantalan

2

Page 9: Laporan Mingguan Modul 1

Gambar 1. 5 V-block

1.5 PROSEDUR PRAKTIKUM

Benda ukur digambar dan diberi kode disetiap bagian pengukuran.

Pengukuran dilakukan dengan tiga jenis mistar ingsut (skala nonius, jam ukur

dan digital).

Hasil pengukuran dengan tiap-tiap mistar ingsut dicatat sesuai dengan kode

pada setiap bagian benda ukur.

Dicatat setiap hasil pengukuran menurut kode masing –masing.

Pengukuran dilakukan pada dua benda ukur, bantalan dan V-block.

Setelah semua hasil pengukuran dicatat, lalu bandingkan dengan perhitungan

persentase eror antara mistar ingsut nonius dan jam ukur terhadap mistar

ingsut digital.

Alat ukur dan benda ukur dibersihkan dan diletakkan ketempat semula.

.

3

Page 10: Laporan Mingguan Modul 1

BAB II

TEORI DASAR

2.1 PENGERTIAN

Mistar ingsut (mistar geser, jangka sorong, jangka geser atau schuifmaat,

caliper) merupakan alat ukur linear serupa dengan mistar ukur. Alat ukur ini

memiliki skala linear pada batang dengan ujung yang berfungsi sebagai sensor

penahan benda ukur (dinamakan rahang ukur tetap). Suatu peluncur dengan sisi

yang dibuat sejajar dengan pemukaan rahang ukur tetap dinamakan sebagai

rahang ukur gerak yang bisa digeserkan pada batang ukur.

Benda ukur ditahan pada salah satu sisi/permukaannya oleh rahang ukur

tetap, kemudian peluncur digeserkan sehingga rahang ukur gerak menempel pada

sisi lainnya. Pada saat benda ukur dijepit seperti ini pengukur dapat membaca

posisi garis indeks pada skala ukur (atau terlebih dahulu mistar ingsut dikeluarkan

dari benda ukur dengan hati-hati tanpa mengubah posisi rahang ukur tetap, bila

perlu dikunci, kemudian baru dibaca hasil pengukurannya).

2.2 JENIS-JENIS MISTAR INGSUT

a. Mistar ingsut nonius (vernier caliper)

Ada dua jenis utama mistar ingsut nonius. Jenis pertama hanya digunakan

untuk mengukur dimensi luar dan dimensi dalam, sedangkan jenis kedua selain

untuk mengukur dimensi luar dan dalam dapat juga digunakan untuk mengukur

kedalaman celah.

Biasanya mistar ingsut mempunyai kapasitas ukur sampai dengan 150

mm, sementara untuk jenis yang besar dapat sampai 1000 mm, kecermatan

pembacaan bergantung pada skala noniusnya yaitu 0,10; 0,05 atau 0,02 mm.

Beberapa hal yang harus diperhatikan saat memakai mistar ingsut adalah :

Rahang ukur gerak (peluncur) harus dapat meluncur pada batang ukur

dengan baik tanpa bergoyang.

4

Page 11: Laporan Mingguan Modul 1

Periksa kedudukan nol serta kesejajaran permukaan kedua rahang dengan

cara mengatupkan rahang.

Benda ukur sedapat mungkin jangan diukur hanya dengan menggunakan

ujung rahang ukur (harus agak kedalam), supaya kontak antara permukaan

sensor dengan benda ukur cukup panjang sehingga terjadi efek pemosisian

mandiri (self aligning) yang akan meniadakan kesalahan kosinus.

Tekanan pengukuran jangan terlampau kuat yang bisa melenturkan rahang

ukur ataupun lidah ukur kedalaman sehingga mengurangi ketelitian (ada

kesalahan sistematik akibat lenturan). Ketepatan (keterulangan; precision/

repeatability) pengukuran bergantung pada ketepatan (keterulangan)

penggunaan tekanan yang mencukupi.

Pembacaan skala nonius mungkin dilakukan setelah mistar ingsut diangkat

dari objek ukur dengan hati-hati (setelah peluncur dimatikan). Miringkan

mistar ingsut ini sehingga bidang skala nonius hampir sejajar dengan

bidang pandangan, dengan demikian mempermudah penentuan garis nonius

yang menjadi segaris dengan garis skala utama.

Gambar 2. 1 Mistar ingsut nonius

b. Mistar ingsut jam (Dial caliper)

Mistar ingsut jam memakai jam ukur sebagai ganti skala nonius dalam

menginterpolasikan posisi garis indeks relatif terhadap skala pada batang ukur.

Gerakan translasi peluncur diubah menjadi gerakan putaran jarum penunjuk

5

Page 12: Laporan Mingguan Modul 1

dengan perantaraan roda gigi pada poros jam ukur dan batang bergigi yang

dilekatkan disepanjang batang ukur.

Kecermatan mistar ingsut jam serupa dengan kecermatan mistar ingsut

nonius, yaitu 0,10 mm, 0,05 mm, atau 0,02 mm. Pada mistar ingsut dengan

kecermatan 0,10 mm, satu putaran jam penunjuk terbagi dalam 100 bagian skala,

yang berarti untuk satu kali putaran, sensor (rahang ukur gerak) bergeser sejauh

100 x 0,10 mm atau 10 mm. Tiap sepuluh bagian skala jam ukur diberi angka

satuan mm, dengan demikian pembagian skala utamanya (pada batang ukur)

cukup dinyatakan 1 cm, atau dikatakan kecermatan skala batang ukur adalah 10

mm.

Gambar 2. 2 Mistar ingsut jam ukur

c. Mistar ingsut digital

Mistar ingsut digital ini memiliki sistem kerja yang sama dengan mistar

ingsut lainnya. Namun dalam pembacaanya memiliki keteitian yang lebih tinggi

karna hasil pengukuran langsung dapat terbaca pada digital.

Gambar 2. 3 Mistar ingsut digital

6

Page 13: Laporan Mingguan Modul 1

BAB III

DATA PENGAMATAN

3.1 DATA

Tabel 3. 1 Data V-block pengamat A

UKURANPengamat A % error % error

Hasil pengukuran dengan nonius-digital

jam ukur-digitalNonius Jam ukur digital

1 6,18 6,17 6,12 0,98 0,822 6 6,13 6,1 1,64 0,493 15 15,5 15,05 0,33 2,994 14,8 14,48 14,85 0,34 2,495 11,44 11,36 11,27 1,51 0,806 11 11,2 11,03 0,27 1,547 14,7 14,06 14,72 0,14 4,488 15,1 15,03 15,02 0,53 0,079 70,2 70,04 70,28 0,11 0,3410 34,8 34,86 34,76 0,12 0,2911 35,2 35,05 35,14 0,17 0,2612 4,9 5,05 4,86 0,82 3,9113 4,9 4,98 4,92 0,41 1,2214 5 5,05 5,08 1,57 0,5915 5,1 4,98 5,01 1,80 0,6016 4 4,42 4,01 0,25 10,2217 3,8 3,38 3,86 1,55 12,44

Contoh perhitungan :

% error=|nonius−digitaldigital |× 100 %

% error1=|6,18−6,126,12 |×100 %=0,98

% error2=|6−6,16,1 |×100 %=1,64

% error3=|15−15,0515,05 |×100 %=2,99

7

Page 14: Laporan Mingguan Modul 1

% error 4=|14,8−14,8514,85 |×100 %=0,34

% error=| jam ukur−digitaldigital |×100 %

% error1=|6,17−6,126,12 |×100 %=0,82

% error2=|6,13−6,16,1 |×100 %=0,49

% error3=|15,5−15,0515,05 |×100 %=2,99

% error 4=|14,48−14,8514,85 |×100 %=2,49

Tabel 3. 2 Data V-block pengamat B

UKURANPengamat B % error % error

Hasil pengukuran dengan nonius-digital

jam ukur-digitalNonius jam ukur digital

1 6,18 6,19 6,12 0,98 1,142 6 6,15 6,1 1,64 0,823 15 15,5 15,03 0,20 3,134 14,8 14,48 14,05 5,34 3,065 11,4 11,36 11,27 1,15 0,806 11 11,22 11,05 0,45 1,547 14,7 14,6 14,75 0,34 1,028 15,1 15,05 15,05 0,33 0,009 70,2 70,04 70,28 0,11 0,3410 34,8 34,86 34,78 0,06 0,2311 35,4 35,05 35,25 0,43 0,5712 5 5,05 4,91 1,83 2,8513 5 5,05 4,95 1,01 2,0214 5 5,05 5,03 0,60 0,4015 5,1 4,98 5,04 1,19 1,1916 4,2 4,42 4,02 4,48 9,9517 3,8 3,38 3,89 2,31 13,11

8

Page 15: Laporan Mingguan Modul 1

Contoh perhitungan :

% error=|nonius−digitaldigital |× 100 %

% error1=|6,18−6,126,12 |×100 %=0,98

% error2=|6−6,16,1 |×100 %=1,64

% error3=|15−15,0315,03 |×100 %=0,20

% error 4=|14,8−14,0514,05 |×100 %=5,34

% error=| jam ukur−digitaldigital |×100 %

% error1=|6,19−6,126,12 |×100 %=1,14

% error2=|6,15−6,16,1 |×100 %=0,82

% error3=|15,05−15,0315,03 |×100 %=3,13

% error 4=|14,48−14,0514,05 |×100 %=3,06

9

Page 16: Laporan Mingguan Modul 1

Tabel 3. 3 Data pengukuran bantalan pengamat A

UKURANPengamat A % error % error

Hasil pengukuran dengan nonius-digital

jam ukur-digitalNonius Jam ukur digital

1 11,65 11,58 11,75 0,85 1,452 11,05 10,02 10,57 4,54 5,203 11,8 11,18 11,9 0,84 6,054 12,3 12,27 12,26 0,33 0,085 11,65 10,03 10,23 13,88 1,966 6,5 6,45 6,23 4,33 3,537 5,8 6,15 5,95 2,52 3,368 17,8 17,32 17,56 1,37 1,379 12,25 11,17 11,45 6,99 2,4510 17,85 17,25 17,84 0,06 3,3111 18,35 18,35 17,34 5,82 5,8212 44,35 44,52 44,49 0,31 0,0713 54,1 54,43 54,09 0,02 0,6314 19,4 19,45 19,46 0,31 0,0515 23,9 23,84 23,902 0,01 0,2616 4,85 4,9 4,78 1,46 2,5117 23,88 24,45 23,92 0,17 2,2218 11,6 11,12 11,44 1,40 2,8019 3,24 3,36 3,02 7,28 11,26

Contoh perhitungan :

% error=|nonius−digitaldigital |× 100 %

% error1=|11,65−11,7511,75 |× 100 %=0,85

% error2=|11,05−10,5710,57 |× 100 %=4,54

% error3=|11,8−11,911,9 |×100 %=0,84

10

Page 17: Laporan Mingguan Modul 1

% error 4=|12,3−12,2612,26 |×100 %=0,33

% error=| jam ukur−digitaldigital |×100 %

% error1=|11,58−11,7511,75 |× 100 %=1,45

% error2=|10,02−10,5710,57 |×100 %=5,20

% error3=|11,18−11,911,9 |×100 %=6,05

% error 4=|12,27−12,2612,26 |×100 %=0,08

Tabel 3. 4 Data pengukuran bantalan pengamat B

UKURANPengamat B % error % error

Hasil pengukuran dengan nonius-digital

jam ukur-digitalNonius jam ukur digital

1 11,45 11,6 11,75 2,55 1,282 11,3 10,03 10,58 6,81 5,203 11,95 11,17 11,91 0,34 6,214 12,5 12,28 12,26 1,96 0,165 11,2 10,03 10,24 9,37 2,056 6,25 6,45 6,23 0,32 3,537 6,05 6,16 5,96 1,51 3,368 17,9 17,33 17,56 1,94 1,319 12,2 11,17 11,45 6,55 2,4510 17,75 17,25 17,84 0,50 3,3111 18,2 18,35 17,34 4,96 5,8212 44,2 44,53 44,49 0,65 0,0913 54,05 54,42 54,09 0,07 0,6114 19,48 19,45 19,47 0,05 0,1015 23,85 23,84 23,9 0,21 0,2516 4,95 4,9 4,78 3,56 2,5117 23,49 24,46 23,92 1,80 2,2618 11,62 11,13 11,45 1,48 2,79

11

Page 18: Laporan Mingguan Modul 1

19 3,25 3,37 3,05 6,56 10,49

% error=|nonius−digitaldigital |× 100 %

% error1=|11,45−11,7511,75 |× 100 %=2,55

% error2=|11,3−10 ,5 810 , 5 8 |×100 %=6,81

% error3=|11,95−11,9111,91 |×100 %=0,34

% error 4=|12,5−12,2612,26 |×100 %=1,96

% error=| jam ukur−digitaldigital |×100 %

% error1=|11,6−11,7511,75 |×100 %=1,28

% error2=|10,03−10,5810,58 |×100 %=5,20

% error3=|11,17−11,9111,91 |×100 %=6,21

% error 4=|12,28−12,2612,26 |×100 %=0,16

12

Page 19: Laporan Mingguan Modul 1

BAB IV

ANALISA DATA

Berdasarkan hasil pengolahan data pada BAB 3 ada beberapa hal yang

dapat dianalisa. Pada pengolahan data pengukuran V-block terdapat beberapa

pengukuran yang % error-nya terlalu tinggi dan ada juga yang terlalu rendah. Hal

ini kemungkinan besar disebabkan oleh kesalahan manusia saat melakukan

pengukuran. Bisa dilihat antara pengamat A dan pengamat B terdapat perbedaan

ukuran yang cukup besar jadi bisa dipastikan tiap-tiap orang mempunyai cara

pengukuran yang berbeda-beda.

Disamping kesalahan manusia, kerataan meja tempat pengukuran bisa juga

menjadi penyebab kesalahan pengukuran. Karena saat pengukuran benda harus

dalam keadaan lurus untuk mendapat pengukuran yang mendekati ideal. Dalam

pengukuran menggunakan mistar ingsut ini digunakan mistar ingsut digital yang

menjadi acuan karena hanya mistar ingsut digital lah yang mempunyai ketelitian

yang paling tinggi.

Ketelitian seorang pengukur diperlukan juga untuk mendapat hasil

pengukuran yang mendekati ideal. Tapi karena saat praktikum kelompok kami

terlalu banyak yang tidak serius maka dari itu banyak hasil ukuran yang bisa

dibilang tidak logis. Maka dari itu keseriusan dan ketelitian bisa dibilang adalah

salah satu hal yang penting dalam melakukan pengukuran.

13

Page 20: Laporan Mingguan Modul 1

BAB V

PENUTUP

5.1 KESIMPULAN

Ketelitian tiap-tiap mistar ingsut bisa menghasilkan pengukuran yang

berbeda-beda.

Perbedaan pengamat dapat menghasilkan pengukuran yang berbeda.

Kesalahan pengukuran sebagian besar disebabkan oleh manusia.

Saat melakukan diperlukan juga ketelitian dari orang yang melakukan

pengukuran

Mistar ingsut mempunyai ketelitian lebih besar dari pada mistar ingsut nonius

dan jam ukur.

Kondisi sirkulasi udara dan temperatur ruangan yang baik diperlukan juga

untuk melakukan pengukuran yang baik.

5.2 SARAN

Saat melakukan pengukuran lakukan dengan serius

Ikuti petunjuk dari instruktur.

Bersihkan alat ukur setelah selesai digunakan.

14

Page 21: Laporan Mingguan Modul 1

LAMPIRAN

15