Laporan Modul 2 (1)

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/23/2019 Laporan Modul 2 (1)

    1/50

    BAB I

    PENDAHULUAN

    TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM

    Setelah mempelajari modul ini, mahasiswa akan dapat menjelaskan tentang penyebab,patomekanisme, gambaran klinik, pemeriksaan penunjang, penatalaksanaan, komplikasi, dan

    pencegahan penyakit-penyakit yang menyebabkan telinga hidung tenggorok.

    KASUS

    Skenario: TULI

    Seorang anak laki-laki, 12 tahun, datang ke Puskesmas dengan keluhan pendengaran berkurang

    sejak 2 tahun lalu disertai dengan perasaan pusing bila kepala dipalingkan dengan tiba-tiba .Nilai

    rapor menurun seiring dengan bertambah beratnya penurunan pendengaran. Si A juga akhir

    akhir ini sering menarik diri dari pergaulan. iwayat keluar cairan dari dalam telinga sejak usia !

    tahun.

    KATA SULIT : -

    KATA/KALIMAT KUNCI :

    "aki-laki 12 tahun

    Pendengaran berkurang sejak 2 tahun lalu

    Pusing bila kepala dipalingkan tiba-tiba

    #enarik diri dari pergaulan

    $eluar cairan dari telinga sejak umur ! tahun

    1

  • 7/23/2019 Laporan Modul 2 (1)

    2/50

    MIND MAP

    PERTANYAAN

    1. %elaskan anatomi dari organ pendengaran &

    2. %elaskan klasi'ikasi dari gangguan pendengaran &

    (. %elaskan patomekanisme pendengaran berkurang &

    ). %elaskan macam-macam penyakit dengan gejala pendengaran berkurang &

    *. %elaskan etiologi dari pendengaran berkurang &

    +. #engapa pasien merasa pusing saat memalingkan kepala &

    !. %elaskan alur diagnosis pada pasien dengan keluhan pendengaran berkurang &

    . %elaskan hubungan riwayat keluar cairan didalam telinga dengan pendengaran berkurang&

    . %elaskan di'erensial diagnosis &

    1. %elaskan working diagnosis &

    11. %elaskan penatalaksanaan dari skenario &

    2

    Laki-laki 12

    Keluhan :

    - pendengaran berkurang

    - rasa pusing bila kepaladipalingkan tiba- tiba

    Keluar cairan dalam telingasejak usia 7 tahun.

    Macam-macam

    penyakit

    Faktor

    risiko

    lur

    !!

  • 7/23/2019 Laporan Modul 2 (1)

    3/50

    BAB II

    PEMBAHASAN

    Nama / 0ahmi 0il Ardli

    N# / 21(!(1)1

    1. %elaskan tentang anatomi pendengaran

    Jawa :

    !" Te#in$a L%ar

    3elinga luar terdiri dari daun telinga dan liang telinga sampai membran timpani. 4aun telinga

    terdiri dari daun telinga dan liang telinga sampai membran timpani. 4aun telinga terdiri dari

    tulang rawan elastin dan kulit. "iang telinga berbentuk huru' S, dengan rangka tulang rawan

    pada sepertiga bagian luar, sedangkan dua pertiga bagian dalam rangkanya terdiri dari tulang.

    Panjangnya kira-kira 2,* 5 ( cm.

    Pada sepertiga bagian luar kulit telinga terdapat banyak kelenjar serumen dan rambut.

    $elenjar keringat terdapat pada seluruh liang telinga.Pada duapertiga bagian dalam hanya sedikit

    dijumpai kelenjar serumen.

    "

  • 7/23/2019 Laporan Modul 2 (1)

    4/50

    &" Te#in$a 'en$a(

    3elinga tengah berbentuk kubus yang terdiri dari/

    #embran timpani yaitu membran 'ibrosa tipis yang berwarna kelabu mutiara. 6erbentuk

    bundar dan cekung bila dilihat dari arah liang telinga dan terlihat oblik terhadap sumbuliang telinga. #embran timpani dibagi ats 2 bagian yaitu bagian atas disebut pars 'lasida

    7membrane sharpnell8 dimana lapisan luar merupakan lanjutan epitel kulit liang telinga

    sedangkan lapisan dalam dilapisi oleh sel kubus bersilia, dan pars tensa merupakan

    bagian yang tegang dan memiliki satu lapis lagi ditengah, yaitu lapisan yang terdiri dari

    serat kolagen dan sedikit serat elastin.

    3ulang pendengaran yang terdiri dari maleus, inkus dan stapes. 3ulang pendengaran ini

    dalam telinga tengah saling berhubungan.

    3uba eustachius, yang menghubungkan rongga telinga tengah dengan naso'aring.

    )" Te#in$a *a#a+

    #

  • 7/23/2019 Laporan Modul 2 (1)

    5/50

    3elinga dalam terdiri dari koklea 7rumah siput8 yang berupa dua setengah lingkaran dan

    9estibuler yang terdiri dari ( buah kanalis semisirkularis. :jung atau puncak koklea disebut

    helikotrema, menghubungkan perilim'a skala timpani dengan skala 9estibuli.

    $analis semisirkularis saling berhubungan secara tidak lengkap dan membentuk

    lingkaran yang tidak lengkap. Pada irisan melintang koklea tampak skala 9estibule sebelah atas,skala timpani sebelah bawah dan skala media 7duktus koklearis8 diantaranya. Skala 9estibule dan

    skala timpani berisi perilim'a sedangkan skala media berisi endolim'a. on dan garam yang

    terdapat di perilim'a berbeda dengan endolim'a. 4imana cairan perilim'e tinggi akan natrium

    dan rendah kalum, sedangkan endolim'e tinggi akan kalium dan rendah natrium.

    ;al ini penting untuk pendengaran. 4asar skala 9estibuli disebut sebagai membran

    9estibuli 7eissnerontal dari suatu jungkatjangkit yang dibentuk oleh sel-sel penyokong. :jung sara' a'eren dan e'eren menempel pada

    ujung bawah sel rambut. Pada permukaan sel-sel rambut terdapat stereosilia yang melekat pada

    suatu selubung di atasnya yang cenderung datar, bersi'at gelatinosa dan aselular, dikenal sebagai

    membrane tektoria. #embran tektoria disekresi dan disokong oleh suatu panggung yang terletak

    di medial disebut sebagai limbus.

    Nama / Nurhayana

    $

  • 7/23/2019 Laporan Modul 2 (1)

    6/50

    N# / 21(!(1+(

    2. %elaskan klasi'ikasi dari gangguan pendengaran &

    Jawa :

    ,an$$%an Pen*en$aran Deraa' Rin$an

    ange ambang dengar hantaran udara berkisar 2+ d6 ;" s?d ) d6 ;". =rang dengan

    gangguan pendengaran derajat ringan biasanya mengalami kesulitan mendengar dan memahami

    bunyi dan suara percakapan yang pelan.

    Penggunaan alat bantu dengar sangat dianjurkan ketika gangguan pendengaran derajat

    ringan juga tidak bisa ditangani secara medis. Saat ini telah tersedia berbagai pilihan model alat

    bantu dengar mulai dari model dibelakang telinga sampai model didalam telinga 7hampir tidak

    terlihat ketika dipakai8. 6ahkan saat ini hadir model alat bantu dengar baru dengan system @open

    ear yang cocok untuk digunakan pada kasus gangguan pendengaran ringan dan

    sedang pada 'rekuensi 5'rekuensi tinggi 7 B 'rekuensi 1 ;>8.

    ,an$$%an Pen*en$aran Deraa' Se*an$

    ange ambang dengar hantaran udara berkisar )1 d6 ;" s?d ! d6 ;". =rang yang

    mengalami kasus gangguan pendengaran derajat sedang biasanya sulit mengikuti percakapan

    khususnya pada lingkungan suara yang bising.

    =rang dengan gangguan pendengaran sedang seringkali menganggap lawan bicaranya

    berbicara tidak jelas atau seperti bergumam, hal itu disebabkan karena kondisi gangguan

    pendengaran mereka membuat mereka tidak dapat mendengar suara percakapan normal dengan

    jelas.

    6ahkan pada lingkungan suara yang cukup tenang sekalipun, orang yang mengalamigangguan pendengaran derajat sedang, merasa kesulitan untuk mendengarkan /

    suara percakapan pada saat mendengarkan pembicaraan dalam kelompok 7lebih

    dari 1orang lawan bicara8

    suara dari belakang

    suara yang pelan

    4an biasanya mereka sering membaca gerak bibir ataupun ekspresi wajah lawan

    bicaranya untuk dapat menebak maksud suara percakapan yang tidak dapat mereka dengar,

    walaupun begitu mereka tetap merasa tidak memiliki masalah pendengaran.

    Penggunaan alat bantu dengar juga sangat direkomendasikan jika gangguan pendengaranderajat sedang juga tidak dapat ditangani secara medis. 3ersedia berbagai pilihan model alat

    bantu dengar yang cocok untuk kasus ini.

    ,an$$%an Pen*en$aran Deraa' Bera'

    ange ambang dengar hantaran udara berkisar !1 d6 ;" s?d d6 ;". =rang dengan gangguan

    %

  • 7/23/2019 Laporan Modul 2 (1)

    7/50

    pendengaran derajat berat tidak dapat mendengarkan suara yang pelan maupun sedang, suara

    kicau burung ataupun suara percakapan normal. #ereka meminta lawan bicara untuk berbicara

    dengan suara yang sangat keras agar mereka dapat mendengar percakapan dan hal yang cukup

    dilematis, pada saat 9olume suara dikeraskan suara?kata-kata menjadi terdengar tidak jelas

    7distorsi8

    ,an$$%an Pen*en$aran Deraa' San$a' Bera'

    Ambang dengar hantaran udara B d6 ;". =rang dengan gangguan pendengaran

    derajat sangat berat juga sering disebut dengan @tuli. 6iasanya mereka hanya dapat mendengar

    bunyi yang sangat keras seperti 7suara petir, bantingan pintu, mesin pesawat,dan

    sebagainya8.

    Pada hampir disemua kasus gangguan pendengaran derajat berat dan sangat berat,

    pengguanaan alat bantu dengar ataupun cochlear implant sangat dianjurkan untuk membantu

    mereka agar dapat mendengar lebih baik.

    ,an$$%an .en*en$aran 'i.e kon*%k'i

    Cangguan pendengaran kondukti' terjadi ketika hantaran suara melalui telinga luar

    dan?telinga tengah mengalami gangguan yang diantaranya disebabkan oleh /

    1. Adanya serumen?kotoran telinga

    2. Cendang telinga yang mengalami per'orasi 7bolong8 akibat penggunaan cotton bud atau

    benda lainnya

    (. n'eksi telinga tengah yang menimbulkan ada cairan

    ). 4iperkirakan 1 D dari kasus gangguan pendengaran yang terjadi merupakan gangguan

    pendengaran tipe $ondukti'

    *. 4imana biasanya dapat mengakibatkan penurunan pendengaran derajat ringan sampaidengan sedang

    +. Cangguan pendengaran tipe kondukti' seringkali dapat ditangani secara medis, bahkan

    banyak ditemukan pendengaran dapat kembali normal.

    3elinga 6agian 4alam

    umah siput ?koklea7merupakan organ pendengaran dan keseimbangan8 dan

    sara' pendengaran termasuk telinga bagian dalam.

    Suara?bunyi dapat sampai ke telinga bagian dalam melalui getaran yang terjadi pada

    tulang-tulang telinga tengah yang terhubung dengan rumah siput . $emudian sel rambut 7yang ber'ungsi sbg sensor elektron mikroskopik8 yang terdapat di

    dalam rumah siput merubah energi getar menjadi energi listrik-kimia 7energi listrik yang

    terjadi karena adanya reaksi kimia8 yang kemudian diteruskan oleh syara' pendengaran

    ke otak, dimana akhirnya suara terseb didengar dan diterima.

    ,an$$%an Pen*en$aran Ti.e Sen0ori Ne%ra#

    7

  • 7/23/2019 Laporan Modul 2 (1)

    8/50

    Cangguan pendengaran yang timbul akibat adanya masalah pada telinga bagian dalam

    disebut sebagai gangguan pendengaran tipe sensori neural ? tuli syara'. 4iperkirakan D dari

    total kasus gangguan pendengaran yang terjadi merupakan kasus sensori neural.

    $asus ini paling sering terjadi akibat rusaknya sel-sel rambut bagian dalam. 4imana jika

    sel-sel rambut bagian dalam sudah rusak, sejauh ini ia tidak dapat memperbaiki sendiri ataupun

    dengan penangan medis.

    Penyebab yang sering ditemukan pada gangguan pendengaran tipe sensori neural /

    1. 0aktor genetik

    2. Sering terpapar bising

    (. Presbikusis 7gangguan pendengaran yang terjadi karena menurunnya 'ungsi telinga

    bagian dalam seiring bertambahnya usia8

    Penyebab lainnya dapat berupa /

    1. $onsumsi obat-obat yang berbahaya bagi telinga2. 3umor yang terjadi pada syara' pendengaran

    (. n'eksi yang terjadi secara kongenital maupun dapatan seperti meningitis, mumps, dan

    sebagainya.

    ). Penyakit ginjal

    *. Penyakit saluran perna'asan

    4an pada sebagian besar kasus, penyebabnya masih belum diketahui atau idiopatik.

    Cangguan pendengaran tipe sensorineural dapat menyebabkan kehilangan pendengaran dengan

    derajat ringan sampai dengan pro'ound.

    "ebih dari * D kasus gangguan pendengaran sensori neural dapat dibantu dengan menggunakan

    Alat 6antu 4engar dan Eochlear mplant.

    ,an$$%an Pen*en$aran Ti.e Ca+.%r

    Celombang suara dapat menemui hambatan disepanjang jalur pendengaran. $etika

    gangguan pendengaran yang terjadi disebabkan adanya masalah pada telinga bagian luar?tengah

    dan telinga bagian dalam sekaligus maka disebut gangguan pendengaran tipe campur. #isalnya

    gangguan pendengaran tipe campur dapat terjadi pada seseorang yang sel-sel rambut bagian

    dalamnya mengalami kerusakan karena bertambahnya usia dan pada saat bersamaan orang

    tersebut juga mengalami in'eksi pada telinga tengah akibat dari in'eksi saluran perna'asan bagian

    atas.

    &

  • 7/23/2019 Laporan Modul 2 (1)

    9/50

    Nama / Chaisani Fatadini

    N# / 721(!(1)+8

    (.%elaskan patomekanisme pendengaran berkurang&

    Jawa :

    Cangguan 'isiologis telinga

    Cangguan telinga luar dan gangguan telinga tengah menimbulkan tuli kondukti',gangguan

    telinga dalam menimbulkan tuli sensori neural.

    Patomekanisme pendengaran berkurang pada telinga luar/ Celombang suara masuk pada meatus

    ascuticus eGterna, pada meatus ascuticus eGternal terdapat hambatan karena adanya serumen,

    mengakibatkan gelombang suara tidak dapat diteruskan sehingga menyebabkan pendengaran

    berkurang.

    Patomekanisme pendengaran berkurang pada telinga tengah/ in'eksi telinga tengah

    mengakibatkan mukosa telinga tengah hiperplasia, berubah dari epitel sederhana menjadi

    berlapis-lapis, jika tidak sembuh7 tidak kembali menjadi epitel semula ,menjadi otitis media

    supuratik kronik terjadi per'orasi membran timpani 7 marginal 8,hantaran gelombang suara tidak

    baik, Pendengaran berkurang

    Patomekanisme pendengaran berkurang pada telinga dalam/ usaknya sel rambut pada ujung

    rumah siput7'ungsi rumah siput/ :ntuk memproses nada rendah8 apabila rusak menyebabkan

    pendengaran berkurang.

    '

  • 7/23/2019 Laporan Modul 2 (1)

    10/50

    Nama / ani ahmadiyanti

    N# / 21(!(1+

    ). %elaskan kelainan-kelainan apa saja yang dapat menyebabkan pendengaran berkurang

    Jawa :

    3:" $=N4:$30

    3elinga "uar

    .Atresia liang telinga

    4e'inisi / Atresia liang telinga adalah daun telinga bentuknya lebih kecil dan tidak sempurna

    serta sering disertai tidak terbentuknya liang telingan dan kelainan tulang pendengaran.

    Hpidemiologi /kejadian sering pada laki-laki dari pada perempuan 7 1 / ! kelahiran8.lebihsering pada telinga kanan. pada telinga unilateral / bilateral (/1

    Htiologi / Penyebab kelainan ini belum diketahui dengan jelas. 4iduda ada beberapa 'aktor

    /0aktor genetic, in'eksi 9irus, intoksikasi bahan kimia dan teratogenik pada kehamilan muda

    Cambaran klinis/ Penurunan pendengaran, bentuk daun telinga yang tidak sempurna, gangguan

    bicara, gangguan kogniti'

    .Sumbatan oleh serumen

    Serumen merupakan gabungan dari hasil produksi kelenjar yang secara 'isiologis menghasilkansecret., yakni kelenjae sebasea dan kelenjar seruminosa, serta deskuamasi epitel kulit dan

    partikel debu.

    $onsistensi biasanya lunak, tetapi kadang-kadang kering. 4ipengaruhi oleh 'actor keturuan,

    iklim, usia dan keadaan lingkungan.

    Cumpalan serumen yang menumpuk di liang telinga akan menimbulkan gangguan pendengaran

    berupa tuli kondukti'. 3erutama bila telinga masuk air, serumen mengembang sehingga

    menimbulkan rasa tertekan dan gangguan pendengaran semakin dirasakan sangat mengganggu.

    Serumen yang sudah terlalu jauh terdorong ke dalam liang telinga sehingga dikuatirkanmenimbulkan trauma pada membrane timpani sewaakatau mengeluarkannya, dikeluarkan

    dengan mengalirkan air hangat yang suhunya sesuai dengan suhu tubuh.

    .Sumbatan oleh benda asing

    6enda asing yang ditemukan di liang telinga ber9ariasi sekali. 6isa berupa benda mati atau

    benda hidup, binatang, komponen tumbuh-tumbuhan atau mineral.

    1(

  • 7/23/2019 Laporan Modul 2 (1)

    11/50

    I.=titis eksterna

    Jang dimaksud dengan otitis eksterna ialah radang liang telinga akut maupun kronis yang

    disebebkan in'eksi bakteri, jamur dan 9irus

    =titis eksterna akut

    3erdapat 2 kemungkinan otitis eksterna akut yaitu otitis eksterna sirkumskrupta dan otitis

    eksterna di'us.

    K=titis eksterna sirkumskripta 7'urunkelLbisul8

    =leh karena kulit di sepertiga luar liang telinga mengandung adneksa kulit, seperti 'olikel

    rambut, kelenjar sebasea dan kelenjar serumen, maka di tempat itu dapat terjadi in'eksi pada

    pilosebaseus, sehingga membentuk 'urunkel

    $uman penyebab biasanya Staphylococcus aureus atau Staphylococcus albus.

    Cejalanya ialah rasa nyeri hebat, tidak mengandung jaringan longgar di bawahnya, sehingga rasa

    nyeri timbul pada penenkanan perikondrium. asa nyeri dapat timbul spontan pada waktu

    membuka mulut. Selain itu terdapat juga gangguan pendengaran, bila 'urunkel besar dan

    menyumbat ilang telinga.

    K=titis eksterna di'us

    6iasanya mengenai kulit liang telinga duapertiga dalam. 3ampak kulit ilang telinga hiperemis

    dan edema yang tidak jelas batasnya.

    $uman penyebab biasanya golongan Pseudomonas. $uman lainnya yang dapat sebagai

    penyebab ialah Staphylococcus albus, escheria colu dan sebagainya. =titis eksterna di'us sapat

    juga sekunder pada otitis media supurati' kronis

    Cejalanya adalah nyeri tekan tragus, liang telinga sangat sempit, kadang kelenjar getah bening

    regional membesar dan nyeri tekan, terdapat secret yang berbau. Secret ini tidak mengandung

    lender seperti secret yang luar dari ka9um timpani pada otitis media

    3elinga tengah

    .Cangguan 0ungsi 3uba Hustachius

    3uba terbuka abnormal

    3uba terbuka abnormal alah tuba terus menerus terbuka, sehingga udara masuk ke telinga

    tengah waktu respirasi. $eadaan ini lemak di sekitar mulut tuba sebagai akibat turunnya berat

    badan yang hebat, penyakit turunnya berat badan yang hebat, penyakit kronis tertentu seperti

    11

  • 7/23/2019 Laporan Modul 2 (1)

    12/50

    rhinitis atro'i dan 'aringitis, gangguan 'ungsi otot seperti myasthenia gra9is, penggunaan obat

    anti hamil pada wanita dan penggunaan estrogen pada laki-laki.

    $eluhan pasien biasanya berupa rasa penuh dalam telinga atau auto'oni. $eluhan ini kadang-

    kadang sangat mengganggu, sehingga pasien mengalami stress berat.

    Pada pemeriksaan klinis dapat dilihat membrane timpani yang atro'i, tipis, bergerak pada

    respirasi.

    =bstruksi 3uba

    =bstruksi tuba dapat terjadi oleh berbagai kondisi, seperti peradangan di naso'aring. Peradangan

    adenoid atau tumor naso'aring.

    Cejala klinik awal yang timbul pada penyumbatan tuba oleh tumor adalah tembentuknya cairan

    pada telinga.

    .=titis media serosa

    K=titis media serosa akut

    =titis media serosa akut adalah keadaan terbentuknya secret di telinga tengah secara tiba-tiba

    yang disebabkan oleh gangguan 'ungsi tuba. $eadaan ini dapat disebabkan antara lain oleh/

    sumbatan tuba, pada keadaan tersebut terbentuk cairan di telinga tengah yang berhubungan

    denga in'eksi 9irus pada jalan napas atas, alergi, terbentukny cairan di telinga tengah yang

    berhubungan dengan keadaan alergi pada jalan napas atas, idiopatik

    Cejala yang menonjol pada otitis media serosa akut biasanya pendengaran berkurang. Selain itu

    pasien juga dapat mengeluh rasa tersumbat pada telinga atau suara sendiri terdengar lebih

    nyaring atau berbeda, pada telinga atau suara sendiri terdengar lebih nyaring atau berbeda, pada

    telinga yang sakit. $adang-kadang seperti ada cairan yang bergerak dalam telinga pada saat

    posisi kepala berubah. asa sedikit nyeri dalam telinga dapat terjadi pada saat awal tuba

    terganggu yang menyebabkan timbul tekanan negati9e pada telinga tengah, tetapi setelah secret

    terbentuk tekanan negati9e ini pelan-pelan hilang. asa nyeri dalam telinga tidak pernah ada bila

    penyebab timbulnya secret adalah 9irus atau alergi. 3initus, 9ertigo atau pusing kadang-kadang

    ada dalam bentuk yang ringan.

    Pada otoskopi terlihat membrane timpani retraksi. $adang-kadang tampak gelembung udara atau

    permukaan cairan dalam ka9um timpani. 3uli kondukti' dapat dibuktikan dengan garputala.

    K=titis media serosa kronik

    12

  • 7/23/2019 Laporan Modul 2 (1)

    13/50

    6atasan antara kondisi otitis media serosa akut dengan otitis media kronik hanya pada cara

    terbentuknya secret. Pada otitis media serosa akut secret terjadi secara tiba-tiba di telinga tengah

    dengan disertai rasa nyeri pada tlinga, sedangkan pada keadaan kronik secret terbentuk secara

    bertahap tanpa rasa nyeri dengan gejala-gejala pada telinga yang berlangsung lama. =titis media

    serosa kronik lebih sering menyerang anak-anak.

    Sekert pada otitis media serosa kronik dapat kental seperti lem, maka disebut glue ear. =titis

    media serosa kronik dapat juga terjadi sebagai gejala sisa dari otitis media akut yang tidak

    sembuh sempurna. Penyebab lain diperkirakan adanya hubungan dengan in'eksi 9irus, keadaan

    alergi ganguan mekanis pada tuba.

    Cejala kliniknya perasaan tuli pada otitis media serosa kronik lebih menonjul. =leh karena

    adanya secret kental atau glue ear. Pada anak-anak yang berumur *- tahun keadaan ini sering

    diketahui secara kebetulan waktu dilakukan pemeriksaan 3;3 atau dilakukan uji pendengeran.

    Pada otoskopi terlihat membrane timpani utuh, retraksi, suram, kuning kemerahan atau keabu-abuan.

    .=titis media supurati'

    K=titis media supurati' akut

    =titis media supurati' akut 7=#SA8 adalah in'eksi akut telinga tengah dalam waktu yang singkat

    K=titis media supurati' kronik

    =titis media supurati' kronik merupakan radang telinga tengah dengan per'orasi membrane

    timpani permanen disertai kelurnya secret encer?kental?bening?nanah yang intermiten?persistenselama lebih dari 12 minggu.

    0aktor risiko/ dari =#A menjadi =#S$, per'orasi membrane timpani berukuran luas akibat

    trauma, =#H kronis

    #ani'estasi klinis otorea pada =#S$ tanpa kolesteatoma/ secret mukoid, intermiten. =torea

    pada =#S$ dengan kolesteatoma secret purulent, persisten, berbau khas terkadang berbercak

    darah, tuli kondukti' atau campuran tergantung ukuran dan lokasi per'orasi membrane timpani

    serta keadaan telinga tengah. =talgia jika proses telah in9asi9e.

    Saat anamnesis kelurnya cairan telinga selama jangka waktu tertentu, riwayat =#A berulang,

    per'orasi traumatic atau pemasangan pipa 9entilasi pada telinga, penurunan pendengran telinga

    yang sakit, umunya tanpa nyeri atau rasa tidak nyaman pada telinga, demam 9ertigo dan nyeri,

    dan riwayat =#S$ persisten setelah terapi adekuat. =toskopi/ jaringan parut pada liang telinga

    luar, polip dan jaringan granulasi, ukuran dan lokasi per'orasi membrane timpani, edema dan

    in'lamasi mukosa telinga tengah, cairan telinga.

    1"

  • 7/23/2019 Laporan Modul 2 (1)

    14/50

    I.=tosklerosis

    =tosklerosis merupakan penyakit pada kapsul tulang labirin yang mengalami spongiosis di

    daerah kaki stapes, sehingga stapes menjadi kaku dan tidak dapat menghantarkan getaran suara

    ke labirin dengan baik.

    #ani'estasi klinik baru timbul bila penyakit sudah cukup luas mengenai ligament annulus kaki

    stapes. Pada awal penyakit akan timbul tuli kondukti' dan dapat menjadi tuli campur atau tuli

    sara' bila penyakit telah menyebar ke koklea.

    Penyebab penyakit ini belum dapat dipastikan. 4ipastikan beberapa 'actor ikut sebagai penyebab

    seperti, 'actor keturunan dan gangguan pendarahan pada stapes.

    nsiden penyakit ini paling tinggi pada bangsa kulit putih 7-1D8, 1D pada bangsa %epang dan 1

    D pada bangsa kulit hitam. Angka insiden di ndonesia belum pernah dilaporkan, tetapi telah

    dibuktikan penyakit ini ada pada hampir semua suku bangsa di ndonesia, termasuk warga

    keturunan Eina, ndia, Arab. Penyakit ini pada bangsa kulit putih mempunyai 'actor herediter

    tetapi dari pasien-pasien yang ada di ndonesia belum pernah ditemukan.

    Pendengaran terasa berkurang secara progresi'. $eluhan lain yang paling sering adalah tinnitus

    dan kadang 9ertigo. 4ari pengamatan penulis sebagaian besar pasien yang datang berobat,

    terutama disebabkan karenan gangguan tinitus. Penyakit ini sering terjadi bilateral dan

    perempuan lebih banyak dari laki-laki umur pasien antara 11-)* tahun. Pada pemeriksaan

    ditemukan membrane timpani utuh, normal atau dalam batas-batas normal. 3uba biasanya paten

    dan tidak terdapat riwayat penyakit telinga atau trauma kepala atau telinga sebelumnya.

    4iagnosis diperkuat dengan pemeriksaan audiometri nada murni dan pemeriksaan impedance.

    I.6arotrauma

    6arotrauma adalah kadaan dengan terjadinya perubahan tekanan yangtiba-tiba di luar telinga

    tengah sewaktu di pesawat terbang atau menyelam, yang menyebabkan tuba gagal untuk

    membuka.

    $eluhan berupa kurang dengar, rasa nyeri dalam telinga, auto'oni, perasaan ada air dalam telinga

    dan kadang-kadang tinitus dan 9ertigo.

    3:" SHNS=NH:A"

    .3uli mendadak

    3uli mendadak ialah tuli yang terjadi secara tiba-tiba. %enis ketulian ini penyebabnya tidak

    langsung dapat diketahui, biasanya terjadi pada satu telinga.

    $erusakan terutama di koklea danbiasanya bersi'at permanen, kelainan ini dimasukan ke dalam

    keadaan darurat neurotologi.

    1#

  • 7/23/2019 Laporan Modul 2 (1)

    15/50

    3uli mendadak bisa disebabkan oleh berbagai hal, anatra lain oleh iskemia koklea in'eksi 9irus,

    trauma kepala, trauma bising yang keras, perubahan tekanan atmos'er, autoimn, obat ototoksik,

    penyakit #eniere dan neuroma akustik. 3etapi yang biasanya dianggap sebagai etiologi dan

    sesuai dengan de'inisi di atas adalah iskemia koklea dan in'eksi 9irus.

    Cejalanya timbulnya tuli iskemia koklea dapat bersi'at mendadak atau menahun secara tidakjelas. $adang-kadang bersi'at sementara atau berulang dalam serangan, tetapi biasanya menetap.

    3uli yang si'atnya sementara biasanya tidak berat dan tidak berlangsung lama.

    3uli mendadak pada in'eksi 9irus biasanya pada satu telinga, dapat disertai dengan tinitus dan

    9ertigo. $emungkinan ada gejala dan tanda penyakit 9irus seperti parotis, 9arisela, 9ariola, atau

    pada anamnesis baru sembuh dari penyakit 9irus tersebut. Pada pemeriksaan tidak terdapat

    kelainan telinga.

    .ntoktikasi obat ototoksik

    =toktikasi sudah lama dikenal sebagai e'ek samping pengobatan kedokteran, dan dengan

    bertambahnya obat-obatan yang lebih poten da'tar obat-obatan ototoksik makin bertambah.

    3initis, gangguan pendengaran dan 9ertigo, merupakan gejala utama ototoksisitas. 3initus

    biasanya menyertai segla jenis tuli sensorineural oleh sebab apa pun, dan sering kali mendahului

    serta lebih mengganggu dari pada tilinya sendiri.

    3uli akibat ototoksik yang menetap malahan dapat terjadi berhari-hari, berminggu-minggu, atau

    berbulan-bulan setelah setelah pengobatan. 6iasanya tuli bersi'at bilateral, tatapi tidak jarang

    unilateral.

    Cangguan pendengaran yang berhubungan dengan otoksisitas sangat sering ditemukan oleh

    karena pemeberian gentamisin dan streptomisin. 3rejainya secara perlahan-lahan dan beratnya

    sebanding dengan lama dan jumlah obat yang deiberikan serta keadaan 'ungsi ginjalnya

    3erdapat juga gangguan keseimbangan bdan dan sulit mem'iksasikan pandangan, terutama

    setelah perubahan posisi.

    gangguan

    .Cangguan pendengaran akibat bising

    Cangguan pendengaran akibat bising ialah gangguan pendengaran yang disebabkan terpajan oleh

    bising yang cukup keras dalam jangka waktu yang cukup lama dan biasanya diakibatkan oleh

    bising lingkungan kerja.

    1$

  • 7/23/2019 Laporan Modul 2 (1)

    16/50

    Si'at ketuliannya adalah tuli sensorineural koklea dan umumnya terjadi pada kedua telinga.

    6anyak hal yang mempermudah seseorang menjadi tuli akibat terpajan bising antara lain

    intensitas bising yang tinggi, ber'rekuensi tinggi, lebih lama terpapar bising, mendapatr

    pengobatan yang bersi'at racun terhadap telinga seperti streptomisin, kanamisin, garamisin.

    Cejalanya kurang pendengaran disertai tinitus atau tidak. 6ila sudah cukup berat disertai keluhansukar menangkap percakapan dengan kekerasan biasa dan bila sudah lebih berat percakapan

    yang keraspun sukar dimengerti. Secara klinis pajanan bising pada organ pendengaran dapat

    menimbulkan reaksi adaptasi, peningkatan ambang dengar sementara dan peningkatan ambang

    dengar menetap.

    I.Neuroma akustikus

    Neuroma akustikus suatu istilah yang tersering digunakan untuk neurolemmoma yang berasal

    dari ner9us akustikus. a neoplasma tersering timbul di os temporale dan pada sebagian besar

    kasus, ia berasal dari 9estibular ner9us akustikus.

    Cejala terdini berupa unilateral, tinitus, atau keduanya, tersering pada dasawarsa ke ) atau ke *

    kehidupan.

    1%

  • 7/23/2019 Laporan Modul 2 (1)

    17/50

    Nama / Argha Judiansya

    N# / 21(!(12+

    *. %elaskan penyebab dari pendengaran berkurang&

    Jawa :

    Penyakit telinga dapat menyebabkan tuli kondukti' atau tuli sensorineural. 3uli kondukti',

    disebabkan kelainan terdapat di telinga luar atau telinga tengah. 3elinga luar yang menyebabkan

    tuli kondukti' adalah atresia liang telinga, sumbatan oleh serumen, otitis eksterna sirkumskripta

    dan osteoma liang telinga. $elainan di telinga tengah yang menyebabkan tuli kondukti' adalah

    sumbatan tuba eustachius, otitis media, otosklerosis, timpanosklerosis, hemotimpanum dan

    dislokasi tulang pendengaran.

    3uli sensorineural dibagi dalam tuli sensorineural koklea dan retrokoklea. 3uli sensorineural

    koklea disebabkan oleh aplasia 7kongenital8, labirintitis 7oleh bakteri atau 9irus8 dan intoksikasiobat 7streptomisin, kanamisin, garamisin, neomisin, kina, asetosal, atau alcohol8. Selain itu,

    dapat juga disebabkan oleh tuli mendadak 7sudden dea'ness8, trauma kapitis, trauma akustik dan

    pajanan bising.

    3uli sensorineural retrokoklea disebabkan oleh neuroma akustik, tumor sudut pons serebelum,

    myeloma multiple, cedera otak, perdarahan otak, dan kelainan otak lainnya. $erusakan telinga

    oleh obat, pengaruh suara keras, dan usia lanjut akan menyebabkan kerusakan pada penerimaan

    nada tinggi di bagian basal koklea. Presbikusis ialah penurunan kemampuan mendengar pada

    usia lanjut. Pada trauma kepala dapat terjadi kerusakan di otak karena hematoma, sehingga

    terjadi gangguan pendengaran.

    17

  • 7/23/2019 Laporan Modul 2 (1)

    18/50

    Nama / Earissa Cayatri Putri

    N# / 21(!(1(1

    +. #engapa pasien merasa pusing saat memalingkan kepala secara tiba-tiba

    Jawa :

    6enigna Iertigo Positional

    6iasanya ditemukan pada pasien yang meyadari bahwa pada posisi kepala tertentu, mereka

    mengalami serangan pusing akut yang berlangsung sepintas. Serangan ini disertai dengan

    nistagmus yang melemah pada pengujian berulang. 6erasal dari telinga dalam, dimana terjadi

    kelainan pada labirin 9estibular.

    Penyebab/

    angsangan dari kotoran?debris yang melengket pada kupula kanalis semisirkularis

    $upula yang mengalami kalsi'ikasi diduga patah

    4isrupsi makula atau sakulus

    Iertigo

    Iertigo adalah gejala pusing yang terjadi karena koordinasi sara' dan otak melemah.

    Penyebabnya bisa bermacam-macam, salah satunya in'eksi telinga bagian dalam. 4ibandingkan

    jenis pusing yang lain, pusing karena 9ertigo biasanya paling parah.

    3ekanan darah rendah

    Pusing juga bisa terjadi akibat tekanan darah yang turun secara mendadak, misalnya saat

    bergerak sangat cepat atau terbangun dari tidur secara tiba-tiba. 6isa juga karena gangguan

    jantung, misalnya aritmia atau kondisi denyut jantung yang tidak teratur.

    Cerakan cepat atau mendadak

    Perubahan posisi yang terjadi sangat mendadak, misalnya saat olahraga juga bisa menyebabkan

    kepala pusing. $adang disebut juga motion sickness karena pemicunya adalah gerakan atau

    motion dan sering juga dialami saat sedang naik roller coaster.

    1&

  • 7/23/2019 Laporan Modul 2 (1)

    19/50

    Nama / Syi'a 0ebriana

    N# / 21(!(11

    !. %elaskan alur diagnosis pada skenario&

    Jawa :

    ANA#NHSS

    Anamnesis yang terarah diperlukan untuk menggali lebih dalam dan lebih luas keluhan utama

    pasien. $eluhan utama telinga dapat berupa gangguan pendengaran?tuli, suara berdenging

    7tinnitus8, rasa pusing yang berputar 79ertigo8, rasa nyeri di dalam telinga, dan keluar cairan dari

    telinga.

    6ila ada keluhan gangguan pendengaran perlu ditanyakan apakah gangguan tersebut pada satu

    atau kedua telinga, timbul tiba-tiba, atau bertambah berat secara bertahap dan sudah berapa lama

    diderita. Adakah riwayat trauma kepala, telinga tertampar, trauma akustik, terpajan bising,

    pemakaian obat ototoksik sebelumnya, dan apakah pernah menderita penyakit 9irus seperti

    parotitis, in'luen>a berat, dan meningitis. Apakah gangguan pendengaran ini diderita sejak bayi

    sehingga terdapat juga gangguan bicara dan komunikasi. Pada orang dewasa tua perlu

    ditanyakan apakah gangguan ini lebih terasa di tempat yang bising atau ditempat yang tenang.

    $eluhan telinga berbunyi 7tinnitus8, dapat berupa suara berdengung, yang dirasakan di kepala

    atau telinga, pada satu sisi atau kedua sisi telinga. Apakah tinnitus ini disertai gangguan

    pendengaran dan keluhan pusing berputar.

    $eluhan rasa pusing berputar 79ertigo8 merupakan gangguan keseimbangan dan rasa ingin jatuhyang disertai rasa mual, muntah, rasa penuh di telinga, telinga berdenging, yang mungkin

    kelainannya terdapat di labirin. 6ila 9ertigo disertai keluhan neurologis, seperti disatri, gangguan

    penglihatan kemungkinan kelainannya di sentral. Apakah keluhan ini timbul pada posisi kepala

    tertentu dan berkurang bila pasien berbaring dan akan timbul lagi bila bangun dengan gerakan

    yang cepat. $adang keluhan 9ertigo akan muncul bila ada kekauan otot-otot leher. Penyakit

    diabetes mellitus, penyakit jantung, anemia, kanker, dan si'ilis dapat juga menimbulkan keluhan

    9ertigo dan tinnitus.

    6ila ada keluhan nyeri di dalam telinga 7otalgia8 perlu ditanyakan apakah pada telinga kiri atau

    kanan dan sudah berapa lama. Nyeri alih ke telinga dapat berasal dari rasa nyeri di gigi molaratas, sendi lutut, dasar mulut, tonsil atau tulang ser9ikal karena telinga dipersara'i oleh sara'

    sensoris yang berasal dari organ-organ tersebut.

    Sekret yang keluar dari telinga apakah keluar dari satu atau kedua telinga, disertai rasa nyeri atau

    tidak dan sudah berapa lama. Sekret yang sedikit biasanya berasal dari in'eksi telinga luar dan

    sekret yang banyak dan bersi'at mukoid umumnya berasal dari telinga tengah. 6ila berbau busuk

    1'

  • 7/23/2019 Laporan Modul 2 (1)

    20/50

    menunjukkan adanya kolesteatom. 6ila bercampur darah harus dicurigai adanya in'eksi akut

    yang berat atau tumor. 6ila cairan yang keluar seperti air jernih, harus dicurigai adanya cairan

    likuor serebrospinal.

    Pertanyaan-pertanyaan yang dapat diajukan antara lain/

    Pendengaran 6erkurang

    1. Apakah awitannya mendadak atau perlahan Sudah berapa lama

    2. 3elinga mana yang terkena

    (. Apakah pendengaran membaik dan memburuk bergantian

    ).Apakah hanya yang terdengar menjadi sunyi atau adakah gangguan dalam pemahaman dan

    pada keadaan apa

    *.Apakah awitannya berhubungan dengan penyakit lain, trauma, paparan suara ribut, ataupenggunaan obat tertentu

    $ebisingan $epala

    1.6agaimana si'at-si'at bising 4apatkah dijelaskan seperti berdenging, bernada tinggi,

    mengaum, menggema, mendesis, atau berdenyut

    2.Apakah kebisingan terdengar sepanjang waktu atau hanya pada ruangan yang sangat sunyi

    (.Apakah terdengarnya setelah suatu paparan bising di tempat kerja atau di tempat lain

    Iertigo

    1.Apakah pasien menjelaskan gejala sebagai kepala terasa ringan, ketidakseimbangan, rasa

    berputar, atau cenderung untuk jatuh $e arah mana Apakah rasa pusing dipengaruhi oleh posisi

    kepala Apakah pusing pada saat berbaring Apakah awitannya berkaitan dengan bangun yang

    terlalu cepat dari berbaring

    2.6agaimana 'rekuensi dan lamanya serangan

    (.Apakah pusing bersi'at terus menerus atau episodik

    ).#intalah pasien menceritakan serangan pertama, berapa lama selang waktu antar serangan

    2(

  • 7/23/2019 Laporan Modul 2 (1)

    21/50

    *.Adakah gejala lainnya yang timbul bersamaan Apakah berupa mual, muntah, tinnitus, rasa

    penuh dalam telinga, kelemahan, 'luktuasi pendengaran, atau kehilangan kesadaran

    Sekret

    1.Apakah disertai gatal atau nyeri

    2.Apakah sekret berdarah atau purulen Apakah berbau

    (.Sudah berapa lama Apakah sekret pernah keluar sebelumnya

    ).Apakah didahului oleh suatu in'eksi saluran napas bagian atas atau suatu keadaan dimana

    telinga menjadi basah

    Nyeri telinga

    1.3entukan si'at-si'at nyeri

    2.Apakah merupakan masalah berulang %ika demikian, berapa sering terjadi

    (.Apakah nyeri hanya pada telinga ataukah nyeri menyebar atau berasal dari tempat lain

    ).Adakah yang mencetuskan nyeri, misalnya mengunyah, menggigit, batuk, atau menelan

    *.Adakah gejala-gejala kepala dan leher lainnya.

    iwayat Penyakit 4ahulu

    1.Adakah kesulitan atau penyakit pra dan pasca natal, atau kesulitan dalam persalinan

    2.Adakah penyakit atau pembedahan telinga sebelumnya

    (.Adakah riwayat campak, mumps, in'luen>a, meningitis, si'ilis, dan penyakt in'eksi 9irus

    lainnya

    ).Adakah riwayat in'eksi telinga, per'orasi, trauma kepala, atau pembedahan telinga

    *.Adakah riwayat penyakit umum seperti diabetes mellitus, gangguan neurologik,

    arteriosklerosis, hipertensi, gangguan tiroid, anemua, penyakit jantung

    Adakah riwayat trauma kepala, telinga tertampar, trauma akustik, terpajan bising, pemakaian

    obat ototoksik sebelumnya, dan apakah pernah menderita penyakit 9irus seperti parotitis,

    in'luen>a berat, dan meningitis. Apakah gangguan pendengaran ini diderita sejak bayi sehingga

    terdapat juga gangguan bicara dan komunikasi. Pada orang dewasa tua perlu ditanyakan apakah

    gangguan ini lebih terasa di tempat yang bising atau ditempat yang tenang.

    21

  • 7/23/2019 Laporan Modul 2 (1)

    22/50

  • 7/23/2019 Laporan Modul 2 (1)

    23/50

    1.3elinga bagian luar

    nspeksi/ bentuk daun telinga 7aurikula8, apakah terdapat abnormalitas

    Palpasi/ apakah terdapat nyeri tarik aurikula, nyeri tarik tragus, nyeri tekan

    2.3elinga bagian dalam

    nspeksi/ "iang telinga

    #erupakan saluran yang tidak lurus, melainkan membentuk sudut tumpul ke anteri in'erior,

    seperti huru' S.

    "umen liang telinga terbagi atas 2 bagian

    a.6agian lateral yang terdiri dari kartilago. 6agian ini berambut, mengandung kelenjar sebasea

    dan kelenjar serumenalis.

    b.6agian medial yang terdiri dari tulang 7os temporalis8 dan tidak berambut. 3erdapat

    penyempitan yang disebut isthmus.

    Eara pemeriksaan liang telinga/ 4aun telinga digerakkan ke arah posterior superior dan tragus

    ditarik ke arah anterior sehingga liang telinga terlihat jelas. Eara ini dapat dilakukan dengan satu

    atau kedua tangan. Semua kotoran dan serumen yang terlihat dikeluarkan kemudian inspeksi

    seluruh bagian liang telinga sampai membran timpani.

    #embran timpani.

    a.6entuk / apakah konka' 7normal8, menonjol 7otitis media akut8, retraksi 7otitis serosa8.perhatikan bagian annulus, plica anterior, dan posterior, umbo, dan re'leG cahaya.

    b.arna/ pada keadaan normal membran timpani berwarna keabu-abuan dan mengkilap seperti

    mutiara. Pada otitis media membran timpani tampak merah dan pada otitis serosa tampak

    berwarna kuning

    c.$eutuhan/ apakah utuh atau terdapat per'orasi. 6ila terdapat per'orasi deskripsikan mengenai

    jenis per'orasi, lokasi, dan apakah terhadap kolesteatoma.

    d.#obilitas/ pemeriksaan mobilitas ini menggunakan otoskop siegel atau dengan menyuruh

    pasien meniupkan udara dalam keadaan hidung dan mulut tertutup. #obilitas yang menurun

    terdapat pada otitis serosa,otitis media, atau timpanosklerosis, sedangkan meningkat pada

    per'orasi yang sembuh 7monomerik8.

    PH#H$SAAN 0:NCS PHN4HNCAAN

    2"

  • 7/23/2019 Laporan Modul 2 (1)

    24/50

    Pemeriksaan pendengaran dilakukan untuk mengetahui ketajaman pendengaran penderita. Ada

    dua macam pemeriksaan yaitu kualitati' 7menggunakan garpu tala8, dan kuantitati'

    7menggunakan audiometric8.

    a.Pemeriksaan pendengaran dengan berbisik, digunakan nada rendah, nada tinggi, atau suara

    berdesis.

    1.Penderita berdiri dengan jarak + meter dari pemeriksa 7tidak boleh melihat8

    2.3elinga yang satu ditutup

    (.6isikkan kata-kata yang mudah dan dipakai sehari-hari, bisilabik

    ).6ila dengan jarak + meter penderita tidak mendengar, pemeriksa berjalan semakin dekat

    kepada penderita sampai jarak penderita dapat mendengar bisikannya

    b.Pemeriksaan dengan garputala

    0rekuensi garputala yang digunakan adalah 12 ;>, 2*+ ;>, *12 ;>, 12) ;>, 2) ;>.

    Eara pemeriksaan dengan garputala

    3es eber

    1."etakkan tangkai garputala yang telah digetarkan pada garis median tulang tengkorak yaitu

    pada bagian tengah dahi atau 9erteG.

    2.#intalah penderita untuk menunjuk dengan jari telunjuknya dimana suara terdengar paling

    jelas. Pada orang normal, suara tersebut sama jelasnya pada kedua sisi.

    (.%ika suara getaran hanya terdengar pada satu sisi, hal ini berarti bahwa telinga ini mempunyai

    hantaran tulang yang lebih baik, seperti terjadi kasus tuli kondukti' atau terjadi karena telinga

    yang lain menderita tuli hantaran udara 7sensorineural8

    3es inne

    1.#embandingkan hantaran udara dengan hantaran tulang

    2."etakkan tangkai garputala yang telah digerakkan pada os mastoideus dan mintalah penderita

    untuk memberitahukan pada anda ketika suara getaran tidak didengarnya lagi.

    (.Carputala lalu diletakkan di depan telinga sedemikian rupa sheingga ujung-ujungnya berada di

    dekat liang telinga

    ).Pada pasien yang pendengarannya normal atau pada tuli sensorineural, getaran garpu tala

    masih terdengar dan hasil tes terdebut dikatakan inne positi'

    2#

  • 7/23/2019 Laporan Modul 2 (1)

    25/50

    *.Pada keadaan dimana getaran garputala tidak terdengar, maka inne negati'

    3es Schwabach

    1.Carpu tala digetarkan, lalu diletakkan di belakang telinga pada planum mastoid pemeriksa

    sampai tidak terdengar lagi 7pemeriksa harus normal8

    2.$emudian tangaki garpurala segera diletakkan pada planum mastoid penderita.

    (.6ila penderita masih mendengar dikatakan Schwabach memanjang 7pada tuli konduksi8.

    ).6ila penderita tidak mendengar lagi maka dilakukan kon'irmasi dengan membalik pemeriksaan

    yaitu garputala digetarkan lalu diletakan pada planum mastoid penderita

    *.6ila penderita tidak mendengar lagi maka segera dipindahkan ke pemeriksa

    +.6ila pemeiksa tidak mendengar lagi maka Schwabach normal, bila pemeriksa masih

    mendengar maka dikatakan tes Schwabach penderita memendek dan terdapat tuli persepti'7sensorineural8.

    3emuan pada Pemeriksaan 0isik

    Sekret #embran 3impani Pendengaran

    =titis #edia Serosa Non Purulen etraksi, warna

    kekuningan, masih

    utuh 7intak8, mobilitas

    menurun

    #enurun

    =titis #edia Supurati'

    Akut

    Purulen atau #ukoid,

    berbau busuk,

    terdapat

    kolesteastoma 7pada

    tipe maligna8

    arna merah,

    per'orasi sentral,

    mobilitas menurun

    #enurun 7kondukti'

    pada tipe benigna,

    kondukti'?campuran

    pada tipe maligna8

    "abirinitis Purulen atau #ukoid,berbau busuk,

    terdapat kolesteatoma

    7pada tipe maligna8

    arna merah,per'orasi sentral,

    mobilitas menurun

    3uli total

    PH#H$SAAN PHN:N%ANC

    2$

  • 7/23/2019 Laporan Modul 2 (1)

    26/50

    1.Audiometri 6ekessy

    Audiometri ini dapat secara otomatis menilai ambang pendengaran seseorang. Prinsip

    pemeriksaan ini ialah dengan nada yang terputus 7interrupted sound8 dan nada yang terus

    menerus 7continues sound8. 6ila ada suara masuk, maka pasien memencet tombol. Akan

    didapatkan gra'ik seperti gigi gergaji, garis yang menaik ialah periode suara yang dapat didengar,sedangkan garis yang turun adalah suara yang tidak terdengar. Pada telinga normal, amplitude 1

    db. Pada rekrutmen amplitude lebih kecil.

    2.3impanometri

    Pemeriksaan ini diperlukan untuk menilai kondisi telinga tengah. Cambaran timpanometri yang

    abnormal 7adanya cairan atau tekanan negati' di telinga tengah8 merupakan petunjuk adanya

    gangguan pendengaran kondukti'.

    (.adiologi

    Pemeriksaan radiologik dapat membantu memperlihatkan kemungkinan kerusakan dinding

    mastoid, baik pemeriksaan radiologi kon9ensional maupun E3 Scan. Pemeriksaan radiologi

    kon9ensional untuk menilai telinga tengah adalah posisi Schuller, dapat di9isualisasikan

    temporomandibular joint, tegmen plate, sinus sigmoid dan gambaran koleasteatoma. E3 scan

    dapat dengan lebih e'ekti' memperlihatkan anatomi tulang temporal dan kolesteatoma serta

    menilai komplikasi seperti meningitis atau abses otak akibat labirinitis.

    =titis #edia Serosa =titis #edia

    Supurati' $ronik

    "abirinitis

    ;asil E3 Scan %arang digunakan :ntuk menentukan

    tipe, jika maligna

    terlihat bayangan

    kolesteatoma

    $olesteatoma, 'istula

    labirin pada $SS

    2%

  • 7/23/2019 Laporan Modul 2 (1)

    27/50

    Nama / a'hani 0ayyadh

    N# / 21(!(1+!

    . 6agaimana hubungan penurunan pendengaran yang dialami pasien dengan keluarnya cairan

    dari liang telinga

    Jawa :

    Cangguan telinga akibat sumbatan kotoran telinga atau impaksi serumen merupakan gangguan

    pendengaran yang sering muncul pada segala usia, baik anak-anak, dewasa, maupun lansia.

    Proses pembentukan serumen sendiri pada dasarnya merupakan proses 'isiologis yangmerupakan produk dari kelenjar seruminosa yang terdapat pada liang telinga. #ateri yang

    terdapat pada serumen itu sendiri merupakan campuran dari material sebaseus dan hasil sekresi

    apokrin dari glandula seruminosa yang berkombinasi dengan epitel deskuamasi dan rambut.

    Serumen adalah cairan pada canalis eGternus yang bersi'at lengket, kental, berwarna, dan,

    berbau, yang khas. 0ungsi serumen itu sendiri adalah sebagai proteksi telinga terhadap debu,

    kotoran, pasir bahkan serangga dan bakteri?kuman. Serumen, yang kerap disebut kotoran telinga,

    merupakan produksi alami telinga. Substansi itu dibentuk oleh kelenjar seruminosa yang terletak

    di 1?( luar liang telinga.

    4alam kondisi tertentu, serumen dapat menimbulkan penyumbatan liang telinga yang dapat

    berujung pada gangguan pendengaran atau dapat juga disebut impaksi serumen?serumen

    obturans. mpaksi serumen adalah gangguan pendengaran yang timbul akibat penumpukan

    serumen di liang telinga dalam jumlah dan warna yang ber9ariasi dan menyebabkan rasa

    tertekan yang mengganggu. Penyumbatan semacam ini terkadang dapat pula menimbulkan

    penurunan ambang dengar, hingga rasa berdenging. Penurunan ambang dengar pada kasus

    impaksi serumen disebabkan karena getaran suara tidak dapat mencapai gendang telinga akibat

    sumbatan serumen tersebut.

    Pembentukan serumen ini sendiri sangat ber9ariasi pada tiap indi9idu baik dari segi jumlahmaupun komposisi materinya. 0aktor yang dapat berpengaruh antara lain anatomi liang telinga,

    jumlah kelenjar yang sangat ber9ariasi pada tiap indi9idu, hingga 'aktor kebiasaan mengorek

    liang telinga yang beresiko menyebabkan terdorongnya kotoran ke dalam liang.

    #ani'estasi klinis impaksi serumen /

    i.Penumpukan serumen

    27

  • 7/23/2019 Laporan Modul 2 (1)

    28/50

    ii.Catal, rasa nyeri, dan rasa penuh ditelinga

    iii.Cangguan pendengaran 7ditemukan dengan pemeriksan ketajaman pendengaran8

    i9.3elinga berdengung 7tinitus8

    Adapun 'aktor penyebab dari impaksi serumen, antara lain/

    K 4ermatitis kronik pada telinga luar

    4ermatitis merupakan penyakit kulit yant terjadi pada kulit lapisan dermis. 4ermatitis yamg

    terjadi pada telinga menyebabkan serumen tidak dapat dikeluarkan karena adanya krusakan

    kuliit,akibatnya serumen terjadi penumpukan.

    K "iang telinga sempit

    K Produksi serumen terlalu banyak dan kental,

    K 3erdorongnya serumen ke lubang lebih dalam 7karena kebiasaan mengorek telinga8.

    $adang-kadang pada kanalis dapat terjadi impaksi, yang dapat menyebabkan otalgia, rasa penuh

    dalam telinga dan atau kehilangan pendengaran. Penumpukan serumen terutama bermakna pada

    populasi geriatrik sebagai penyebab de'isit pendengaran. usaha membersihkan kanalis auditorius

    dengan batang korek api, jepit rambut, atau alat lain bisa berbahaya karena trauma terhadap kulit

    bisa menyebabkan in'eksi. Anak-anak sering memasukkan benda-benda kecil ke dalam saluran

    telinganya, terutama manik-manik, penghapus karet atau kacang-kacangan

    #ekanisme penurunan pendengaran

    $etika terjadi trauma seperti mengorek telinga terlalu dalam dan in'eksi dari mikroorganisme

    seperti bakteri, akan menyebabkan peradangan dan pada akhirnya akan menyebabkan per'orasi

    pada membrane timpani. $emudian, akan terjadi pelebaran pembuluh darah di membran timpani

    dan membran terlihat hiperemis dengan adanya edema. $emudian akan terbentuk eksudat di

    ca9um timpani yang disebabkan adanya peradangan dan membran timpani nantinya akan

    menonjol ke arah liang telinga luar. "ama-kelamaan, membrane timpani akan terlihat lembek

    dan berwarna kuning dan nantinya akan terjadi rupture membrane timpani. $arena adanya

    rupture membrane timpani, cairan dari telinga bagian tengah akan keluar dari telinga luar atau

    yang disebut juga otore. Eairan ini akan menghambat hantaran suara yang merambat melalui

    udara yang masuk ke dalam meatus akustikus eksterna. Per'orasi pada membrane timpani inilah

    yang menyebabkan gangguan pendengaran seperti penurunan pendengaran.

    Apabila terjadi in'eksi di telinga tengah, mukosa telinga tengah berhiperplasia berubah dari

    epitel sederhana menjadi berlapis-lapis, dan apabila berlanjut?tidak sembuh akan terjadi yang

    disebut =titis #edia Supurati' $ronik lalu terjadi per'orasi di membran timpani 7marginal8

    merusak jaringan lunak pada telinga tengah selain itu dapat juga merusak tulang dikarenakan

    2&

  • 7/23/2019 Laporan Modul 2 (1)

    29/50

    terbentuknya jaringan patologik dan menyebabkan hantaran gelombang suara terganggu

    sehingga pendengaran berkurang.

    Nama / "isa Nopiyanti

    N# / 21(!(1)

    . %elaskan di''erential diagnosis &

    Jawa :

    =33S #H4A S:P:A30 $=N$

    =titis media supurati' kronik 7 =#S$ 8 ialah in'eksi kronis di telinga tengah dengan per'orasimembrane timpani dan sekret yang keluar dari telinga tengah terus-menerus atau hilang timbul,

    sekret dapat encer atau kental, bening atau berupa nanah. =titis media supuratis' kronis selain

    merusak jaringan lunak pada telinga tengah dapat juga merusak tulang dikarenakan terbentuknya

    jaringan patologik sehingga sedikit sekali ? tidak pernah terjadi resolusi spontan.

    =titis media supurati' kronis terbagi antara benigna dan maligna, maligna karena terbentuknya

    kolesteatom yaitu epitel skuamosa yang bersi'at osteolitik.

    Penyakit =#S$ ini biasanya terjadi perlahan-lahan dan penderita datang dengan gejala-gejala

    penyakit yang sudah lengkap dan morbiditas penyakit telinga tengah kronis ini dapat berganda,

    gangguan pertama berhubungan dengan in'eksi telinga tengah yang terus menerus 7 hilang

    timbul 8 dan gangguan kedua adalah kehilangan 'ungsi pendengaran yang disebabkan kerusakan

    mekanisme hantaran suara dan kerusakan konka karena toksisitas atau perluasan in'eksi

    langsung.

    H3="=C 4AN PA3=CHNHSS

    Penyebab terbesar otitis media supurati' kronis adalah in'eksi campuran bakteri dari meatus

    auditoris eksternal , kadang berasal dari naso'aring melalui tuba eustachius saat in'eksi saluran

    na'as atas. =rganisme-organisme dari meatus auditoris eksternal termasuk staphylococcus,

    pseudomonas aeruginosa, 6.proteus, 6.coli dan aspergillus. =rganisme dari naso'aringdiantaranya streptococcus 9iridans 7 streptococcus A hemolitikus, streptococcus 6 hemolitikus

    dan pneumococcus.

    Suatu teori patogenesis mengatakan terjadinya otititis otitis nekrotikans akut menjadi awal

    penyebab =#S$ yang merupakan hasil in9asi mukoperiusteum organisme yang 9irulen,

    terutama berasalh dari naso'aring terbesa pada masa kanak-kanak, atau karena rendahnya daya

    2'

  • 7/23/2019 Laporan Modul 2 (1)

    30/50

    tahan tubuh penderita sehingga terjadinya nekrosis jaringan akibat toGin nekrotik yang

    dikeluarkan oleh bakteri kemudian terjadi per'orasi pada membrane timpani setelah penyakit

    akut berlalu membrane timpani tetap berlubang atau sembuh dengan membrane atro'i.

    Pada saat ini kemungkinan besar proses primer untuk terjadinya =#S$ adalah tuba eustachius,

    telinga tengah dan sel-sel mastoid. 0aktor yang menyebabkan penyakit in'eksi telinga tengahsupurati' menjadi kronis sangat majemuk, antara lain /

    1.per'orasi membrane timpani yang menetap

    2.gangguan 'ungsi tuba eustachius yang kronis akibat /

    Kin'eksi hidung dan tenggorok yang kronis atau berulang

    Kobstruksi anatomic tuba eustachius parsial atau total

    (.terjadinya metaplasia skuamosa ? perubahan patologik menetap lainnya pada telinga tengah

    ).obstruksi terhadap aerasi telinga tengah atau rongga mastoid

    *.terdapat daerah dengan skuester atau otitis persisten ddi mastoid

    +.'aktor konstitusi dasar seperti alergi kelemahan umum atau perubahan mekanisme pertahanan

    tubuh.

    PA3="=C

    =msk lebih merupakan penyakit kekambuhan daripada menetap, keadaan ini lebih berdasarkan

    waktu dan stadium daripada keseragaman gambaran patologi, ketidakseragaman ini disebabkanoleh proses peradangan yang menetap atau kekambuhan disertai dengan e'ek kerusakan jaringan,

    penyembuhan dan pembentukan jaringan parut secara umum gambaran yang ditemukan /

    1.3erdapat per'orasi membrane timpani dibagian sentral, ukuran ber9ariasi dari 2 D luas

    membrane timpani sampai seluruh membrane dan terkena dibagian-bagian dari annulus.

    2.#ukosa ber9ariasi sesuai stadium penyakit. 4alam periode tenang akan nampak normal

    kecuali in'eksi telah menyebabkan penebalan atau metaplasia mukosa menjadi epitel transisonal.

    (.%aringan tulang2 pendengaran dapat rusak? tidak tergantung pada berat in'eksi sebelumnya

    ).#astoiditis pada =#S$ paling sering berawal pada masa kanak-kanak , penumatisasi mastoid

    paling akti' antara umur * -1) tahun. Proses ini saling terhenti oleh otitis media yang sering. 6ila

    in'eksi kronis terus berlanjut mastoid mengalami proses sklerotik, sehingga ukuran mastoid

    berkurang. Antrum menjadi lebih kecil dan penumatisasi terbatas hanya ada sedikit sel udara saja

    sekitar antrum.

    "(

  • 7/23/2019 Laporan Modul 2 (1)

    31/50

    3AN4A 4AN CH%A"A

    .=#S$ 3PH 6HNCNA

    Cejalanya berupa discharge mukoid yang tidak terlalu berbau busuk, ketika pertama kali

    ditemukan bau busuk mungkin ada tetapi dengan pembersihan dan penggunaan antibiotiklokalbiasanya cepat menghilang, discharge mukoid dapat konstan atau intermitten.

    Cangguan pendengaran kondukti' selalu didapat pada pasien dengan derajat ketulian tergantung

    beratnya kerusakan tulang2 pendengaran dan koklea selama in'eksi nekrotik akut pada awal

    penyakit.

    Per'orasi membrane timpani sentral sering berbentuk seperti ginjal tapi selalu meninggalkan sisa

    pada bagian tepinya . Proses peradangan pada daerah timpani terbatas pada mukosa sehingga

    membrane mukosa menjadi berbentuk garis dan tergantung derajat in'eksi membrane mukosa

    dapt tipis dan pucat atau merah dan tebal, kadang suatu polip didapat tapi mukoperiosteum yang

    tebal dan mengarah pada meatus menghalangi pandangan membrane timpani dan telinga tengah

    sampai polip tersebut diangkat . 4ischarge terlihat berasal dari rongga timpani dan ori'isium tuba

    eustachius yang mukoid da setelah satu atau dua kali pengobatan local abu busuk berkurang.

    Eairan mukus yang tidak terlalu bau datang dari per'orasi besar tipe sentral dengan membrane

    mukosa yang berbentuk garis pada rongga timpani merupakan diagnosa khas pada omsk tipe

    benigna.

    .=#S$ 3PH #A"CNA 4HNCAN $="HS3HA3=#

    Sekret pada in'eksi dengan kolesteatom beraroma khas, sekret yang sangat bau dan berwarna

    kuning abu-abu, kotor purulen dapat juga terlihat keeping-keping kecil, berwarna putih

    mengkilat.

    Cangguan pendengaran tipe kondukti' timbul akibat terbentuknya kolesteatom bersamaan juga

    karena hilangnya alat penghantar udara pada otitis media nekrotikans akut. Selain tipe kondukti'

    dapat pula tipe campuran karena kerusakan pada koklea yaitu karena erosi pada tulang-tulang

    kanal semisirkularis akibat osteolitik kolesteatom.

    PHNA3A"A$SANAAN

    Prinsip terapi =#S$ tipe benigna ialah konster9ati' atau dengan medika mentosa. 6ila sekret

    yang keular terus-menerus, maka diberikan obat pencuci telinga, berupa larutan ;2o2 ( D

    selama ( 5 * hari. Setelah sekret berkurang terapi dilanjutkan dengan obat tetes telinga yang

    mengandung antibiotic dan kortikosteroid, kultur dan tes resisten penting untuk perencanaan

    terapi karena dapat terjadi strain-strain baru seperti pseudomonas atau puocyaneous.

    "1

  • 7/23/2019 Laporan Modul 2 (1)

    32/50

    n'eksi pada kolesteatom sukar diobati sebab kadar antibiotic dalam kantung yang terin'eksi

    tidak bias tinggi. Pengangkatan krusta yang menyumbat drainage sagaat membantu. Cranulasi

    pada mukosa dapat diobati dengan larutan AgNo( encer 7 * -1 D8 kemudian dilanjutkan

    dengan pengolesan gentian 9iolet 2 D. :ntuk mengeringkan sebagai bakterisid juga berguna

    untuk otitis eksterna dengan otorhea kronik.

    Eara terbaik mengangkat polip atau masa granulasi yang besar, menggunakan cunam pengait

    dengan permukaan yang kasar diolesi AgNo( 2*-* D beberapa kali, selang 1 -2 minggu. 6la

    idak dapat diatasi , perlu dilakukan pembedahan untuk mencapai jaringan patologik yang

    irre9ersible. $onsep dasar pembedahan adalah eradikasi penyakit yang irre9ersible dan drainase

    adekwat, rekontruksi dan operasi konser9asi yang memungkinkan rehabilitasi pendengaran

    sempurna pada penyakit telinga kronis.

    $=#P"$AS 4AN P=CN=SS

    =#S$ tipe benigna /

    =msk tipe benigna tidak menyerang tulang sehingga jarang menimbulkan komplikasi, tetapi jika

    tidak mencegah in9asi organisme baru dari naso'aring dapat menjadi superimpose otitis media

    supurati' akut eksaserbsi akut dapat menimbulkan komplikasi dengan terjadinya tromboplebitis

    9askuler.

    Prognosis dengan pengobatan local, otorea dapat mongering. 3etapi sisa per'orasi sentral yang

    berkepanjangan memudahkan in'eski dari naso'aring atau bakteri dari meatus eksterna

    khususnya terbawa oleh air, sehingga penutupan membrane timpani disarankan.

    =#S$ tipe maligna /

    $omplikasi dimana terbentuknya kolesteatom berupa /

    1.erosi canalis semisirkularis

    2.erosi canalis tulang

    (.erosi tegmen timpani dan abses ekstradural

    ).erosi pada permukaan lateral mastoid dengan timbulnya abses subperiosteal

    *.erosi pada sinus sigmoid

    Prognosis kolesteatom yang tidak diobati akan berkembang menjadi meningitis, abes otak, prasis

    'asialis atau labirintis supurati' yang semuanya 'atal. Sehingga =#S$ type maligna harus

    diobati secara akti' sampai proses erosi tulang berhenti.

    "2

  • 7/23/2019 Laporan Modul 2 (1)

    33/50

    "A6N3S

    4H0NS

    "abirinitis adalah in'eksi pada telinga dalam 7 labirin8. $eadaan ini dapat ditemukan sebagai

    bagian dari suatu proses sistemik atau merupakan suatu proses tunggal pada labirin saja.

    "abirinitis bakteri sering disebabkan oleh komplikasi intra temporal dari radang telinga tengah.

    Penderita otitis media kronik yang kemudian tiba-tiba 9ertigo, muntah dan hilangnya

    pendengaran harus waspada terhadap timbulnya labirinitis supurati'.

    "abirinitis secara klinis terdiri dari 2 subtipe, yaitu /

    1."abirinitis lokalisata 7 serosa 8 merupakan komplikasi otitis media dan muncul ketika mediator

    toksik dari otitis media mencapai labirin bagian membrane tanpa adanya bakteri pada telinga

    dalam.

    2."abirinitis di'usa 7 supurati' 8 merupakan suatu keadaan in'eksi pada labirin yang lebih berat

    dan melibatkan akses langsung mikroorganisme ke labirin tulang dan membrane.

    HP4H#="=C

    "abirinitis lebih sering terjadi setelah in'eksi telinga tengah, meningitis , atau in'eksi saluran

    perna'asan atas. ;al ini juga dapat terjadi setelah trauma, tumor, atau setelah menelan >at->at

    beracun. ;al ini dianggap lebih umum pada wanita dari pada laki-laki.Iiral labirinitis adalah

    bentuk paling umum labirinitis. Iiral labirinitis biasanya diamati pada orang dewasa berusia (-+ tahun dan jarang diamati pada anak-anak.

    ;al ini dapat dilakukan perbandingan laki-laki banding perempuan 2/1 sekitar dekade

    empat.Pada era pasca-antibiotik, labirinitis bakteria jarang ditemukan.6iasanya terlihat pada

    anak-anak di bawah 2 tahun ketika anak-anak paling banyak resiko meningitis.

    H3="=C

    A.Iirus

    KEytomegalo9irus

    K#umps 9irus

    Kubella 9irus

    KParain'luen>a 9irus

    Kn'luen>a 9irus

    ""

  • 7/23/2019 Laporan Modul 2 (1)

    34/50

    KAdeno9irus

    KIaricella->ooster 9irus

    K;erpes simpleG 9irus 1

    6.6akteria

    KS.pneumonia

    KN.meningitidis

    K#ycobacteria tuberculosis

    K6acteroides species

    KProteus species

    K#oraGella catarrhalis

    KStreptococus species

    KStaphylococus species

    E.Fat - >at toksik

    4.=batan-obatan.

    PA3=0S="=C

    "abirinitis dapat disebabkan oleh bakteri atau 9irus. "abirinitis bakteri mungkin terjadi sebagai

    perluasan in'eksi dari rongga telinga tengah melalui 'istula tulang labirin oleh kolesteatom atau

    melalui 'oramen rotundum dan 'oramen o9ale tapi dapat juga timbul sebagai perluasan in'eksi

    dari meningitis bakteri melalui cairan yang menghubungkan ruang subaraknoid dengan ruang

    perlim' di koklea, melalui akuaduktus koklearis atau melalui daerah kribosa pada dasar modiolus

    koklea.

    CH%A"A 4AN 3AN4A

    Cejala yang timbul pada labirinitis lokalisata merupakan hasil dari gangguan 'ungsi

    9estibular dan gangguan koklea yaitu terjadinya 9ertigo dan kurang pendengaran derajat ringan

    hingga menengah secara tiba-tiba. Pada sebagian besar kasus, gejala ini dapat membaik sendiri

    sejalan dengan waktu dan kerusakan yang terjadi juga bersi'at re9ersible.

    "#

  • 7/23/2019 Laporan Modul 2 (1)

    35/50

    Pada labirinitis di'usa, gejala yang timbul sama seperti gejala pada labirinitis lokalisata

    tetapi perjalanan penyakit pada labirinitis di'usa berlangsung lebih cepat dan hebat, didapati

    gangguan 9estibular, 9ertigo yang hebat, mual dan muntah dengan disertai nistagmus. Cangguan

    pendengaran menetap, tipe sensorineural pada penderita ini tidak dijumpai demam dan tidak ada

    rasa sakit di telinga.

    Pada labirinitis 9iral, penderita didahului oleh in'eksi 9irus seperti 9irus in'luen>a, 9irus

    mumps, timbul 9ertigo, nistagmus kemudian setelah (-* hari keluhan ini berkurang dan penderita

    normal kembali. Pada labirinitis 9iral biasanya telinga yang dikenai unilateral.

    3HAP

    Prinsip terapi pada labirinitis adalah /

    1.#encegah terjadinya progresi'itas penyakit dan kerusakan 9estibulokoklea yang lebih lanjut.

    2.Penyembuhan penyakit telinga yang mendasari.

    "$

  • 7/23/2019 Laporan Modul 2 (1)

    36/50

    1. %elaskan working diagnosis &

    Jawa :

    OTITIS MEDIA E1USI

    =titis media dengan e'usi adalah e'usi telinga-tengah yang tidak ada meni'estasi klinis in'eksi

    akut, seperti otalgia dan demam. =titis ini timbul setelah otitis media akut berhasil diobati dan

    bersih dalam ( bulan pada D anak sesudah episode pertama otitis media. "ama 7bukan

    keparahnnya8 e'usi dapat dibagi menjadi akut 7kurang dari ( minggu8, subakut 7( minggu- (bulan8, dan kronis 7lebih alam dari ( bulan8. H'usi dapat serosa 7encer8, mucoid 7kental8, dan

    purulen.

    ETIOLO,I

    Cangguan 'ungsi tuba eustachius merupakan penyebab utama. Cangguan tersebut dapat terjadi

    pada/

    1. $egagalan 'ungsi tuba Hustachi. 4isebabkan oleh/

    a. ;iperplasia adenoid

    b. initis kronik dan sinusitis

    c. 3onsilitis kronik. pembesaran tonsil akan menyebabkan obstruksi mekanik pada

    pergerakan palatum molle dan menghalangi membukanya tuba Hustachi.

    d. 3umor naso'aring yang jinak dan ganas. $ondisi ini selalu menyebabkan timbulnya

    otitis media unilateral pada orang dewasa.

    e. 4e'ek palatum, misalnya celah pada palatum atau paralisis palatum.

    2. Alergi

    Alergi inhalans atau ingestan sering terjadi pada anak-anak. ni tidak hanya menyebabkan

    tersumbatnya tuba eustachi oleh karena udem tetapi juga dapat mengarah kepada peningkatan

    produksi sekret pada mukosa telinga tengah.

    (. =titis media yang belum sembuh sempurna

    "%

  • 7/23/2019 Laporan Modul 2 (1)

    37/50

    3erapi antibiotik yang tidak adekuat pada =#SA dapat menonakti'kan in'eksi tetapi tidak dapat

    menyembuhkan secara sempurna. Akan menyisakan in'eksi dengan grade yang rendah Proses ini

    dapat merangsang mukosa untuk menghasilkan cairan dalam jumlah banyak. %umlah sel goblet

    dan kelenjar mukus juga bertambah.

    ). n'eksi 9irus

    6erbagai 9irus adeno dan rino pada saluran pernapasan atas dapat mengin9asi telinga tengah dan

    merangsang peningkatan produksi sekret.

    EPIDEMIOLO,I

    n'eksi telinga tengah menjadi masalah medis yang paling sering pada bayi dan anak-anak umur

    pra sekolah, dan diagnosa utama yang paling sering pada anak-anak yang lebih muda dari usia 1*

    tahun yang diperiksa di tempat praktek dokter.

    Sebagaimana halnya dengan kejadian in'eksi saluran pernapasan atas 7SPA8, otitis media jugamerupakan salah satu penyakit langganan anak. 4i Amerika Serikat, diperkirakan !*D anak

    mengalami setidaknya satu episode otitis media sebelum usia tiga tahun dan hampir setengah

    dari mereka mengalaminya tiga kali atau lebih. 4i nggris, setidaknya 2*D anak mengalami

    minimal satu episode sebelum usia sepuluh tahun. 4i negara tersebut otitis media paling sering

    terjadi pada usia (-+ tahun.

    Pada tahun 1, 12. juta kejadian otitis media terjadi pada anak-anak usia di bawah * tahun.

    Anak-anak dengan usia di bawah 2 tahun, 1!D memiliki peluang untuk kambuh kembali. (-

    )*D anak-anak dengan =#A dapat menjadi =#H setelah ( hari, dan 1D lainnya menjadi

    =#H setelah hari, sedikitnya (.) juta kasus =#H terjadi pada tahun tersebutO 1.2 juta kasusmenetap setelah ( bulan.

    Statistik menunjukkan -D anak prasekolah pernah menderita =#H. $asus =#H berulang

    7=#H rekuren8 pun menunjukkan pre9alensi yang cukup tinggi terutama pada anak usia

    prasekolah, sekitar 2-(D.

    PATO1ISIOLO,I

    =titis media dengan e'usi 7=#H8 dapat terjadi selama resolusi otitis media akut 7=#A8 sekaliperadangan akut telah teratasi. 4i antara anak-anak yang telah memiliki sebuah episode dari

    otitis media akut, sebanyak )* D memiliki e'usi persisten setelah 1 bulan, tetapi jumlah ini

    menurun menjadi 1 D setelah ( bulan.

    3erdapat ( 'ungsi utama tuba eustachius yaitu 9entilasi untuk menjaga agar tekanan udara antara

    telinga tengah dan telinga luar selalu sama, pembersihan sekret dan sebagai proteksi pada telinga

    "7

  • 7/23/2019 Laporan Modul 2 (1)

    38/50

    tengah. Cangguan 'ungsi yang dapat disebabkan oleh sejumlah keadaan dari penyumbatan

    anatomi peradangan sekunder terhadap alergi , in'eksi saluran perna'asan atas 7SPA8 atau

    trauma. %ika gangguan 'ungsi tuba eustachius berlangsung terus-menerus, tekanan negati'

    berkembang dalam telinga tengah dari penyerapan dan atau penyebaran nitrogen serta oksigen ke

    dalam sel mukosa telinga tengah. %ika berlangsung cukup lama dengan sejumlah besar yang

    sesuai, terjadi transudasi dari mukosa akibat tekanan negati' yang menyebabkan terjadinya

    akumulasi serosa dengan dasar e'usi yang steril. 4isebabkan gangguan 'ungsi dari tuba

    eustachius, e'usi menjadi media yang baik untuk perkembangbiakan bakteri dan bisa

    mengakibatkan terjadinya otitis media akut.

    ;ampir keseluruhan otitis media e'usi disebabkan gangguan 'ungsi tuba eustachius. Apabila

    peradangan dan in'eksi bakteri akut telah jelas, kegagalan dari mekanisme pembersihan telinga

    tengah memungkinkan terjadinya e'usi pada telinga tengah. 6anyak 'aktor yang telah terlibat

    dalam kegagalan dari mekanisme pembersihan , termasuk gangguan 'ungsi siliar, edema mukosa,

    hiper9iskositas e'usi, dan tekanan udara antar telinga tengah dan telinga luar yang tidak baik.

    =titis media serosa terjadi terutama akibat adanya transudat atau plasma yang mengalir dari

    pembuluh darah ke telinga tengah yang sebagian besar terjadi akibat adanya perbedaan tekanan

    hidrostatik, sedangkan pada otitis media mukoid, cairan yang ada di telinga tengah timbul akibat

    sekresi akti' dari kelenjar dan kista yang terdapat di dalam mukosa telinga tengah, tuba

    Hustachius, dan rongga mastoid. 0aktor yang berperan utama dalam keadan ini adalah

    terganggunya 'ungsi tuba Hustachius. 0aktor lain yang dapat berperan sebagai penyebab adalah

    adenoid hipertro'i, adenoitis, sumbing palatum 7cle't-palate8, tumor di naso'aring, barotraumas,

    sinusitis, rhinitis, de'isiensi imunologik atau metabolic. $eadaan alergik sering berperan sebagai

    'actor tambahan dalam timbulnya cairan di telinga tengah 7e'usi ditelinga tengah8.

    =titis media sering diawali dengan in'eksi pada saluran napas seperti radang tenggorokan atau

    pilek yang menyebar ke telinga tengah lewat saluran Hustachius. Saatbakterimelalui saluran

    Hustachius, mereka dapat menyebabkan in'eksi di saluran tersebut sehingga terjadi

    pembengkakan di sekitar saluran, tersumbatnya saluran, dan datangnya sel-sel darah putih untuk

    melawan bakteri. Sel-sel darah putih akan membunuh bakteri dengan mengorbankan diri mereka

    sendiri. Sebagai hasilnya terbentuklah nanah dalam telinga tengah. Selain itu pembengkakan

    jaringan sekitar saluran Hustachius menyebabkan lendir yang dihasilkan sel-sel di telinga tengah

    terkumpul di belakang gendang telinga.

    %ika lendir dan nanah bertambah banyak, pendengaran dapat terganggu karena gendang telingadan tulang-tulang kecil penghubung gendang telinga dengan organ pendengaran di telinga dalam

    tidak dapat bergerak bebas. $ehilangan pendengaran yang dialami umumnya sekitar 2) desibel

    7bisikan halus8. Namun cairan yang lebih banyak dapat menyebabkan gangguan pendengaran

    hingga )* desibel 7kisaran pembicaraan normal8. Selain itu telinga juga akan terasa nyeri. 4an

    yang paling berat, cairan yang terlalu banyak tersebut akhirnya dapat merobek gendang telinga

    karena tekanannya.

    "&

    http://id.wikipedia.org/wiki/Bakterihttp://id.wikipedia.org/wiki/Gendang_telingahttp://id.wikipedia.org/wiki/Gendang_telingahttp://id.wikipedia.org/wiki/Bakterihttp://id.wikipedia.org/wiki/Gendang_telinga
  • 7/23/2019 Laporan Modul 2 (1)

    39/50

    KLASI1IKASI

    1. =titis media serosa akut

    =titis media serosa akut adalah keadaan terbentuknya sekret di telinga secara tiba-tiba yang

    disebabkan oleh gangguan 'ungsi tuba. $adaan akut ini dapat disebakan antara lain oleh/

    Sumbatan tuba, dimana terbentuk cairan di telinga tengah disebabkan oleh

    tersumbatnya tuba secara tiba-tiba seperti pada barotraumas.

    Iirus. 3erbentuknya cairan ditelinga tengah yang berhubungan dengan in'eksi

    9irus pada jalan na'as atas

    Alergi terbentuknya cairan ditelinga tengah yang berhubungan dengan keadaan

    alergi pada jalan na'as atas.

    diopatik

    2. =titis media serosa kronik

    6atasan antara kondisi otitis media kronik hanya pada cara terbentuknya secret. Pada otitis media

    serosa akut secret terjadi secara tiba-tiba di telinga tengah dengan disertai rasa nyeri pada telinga,

    sedangkan pada keadaan kronis secret terbentuk secara bertahap tanpa rasa nyeri dengan gejala-

    gejala pada telinga yang berlangsung lama.

    =titis media serosa kronik lebih sering terjadi pada anak-anak, sedangkan otitis media serosa

    akut lebih sering terjadi pada orang dewasa. =titis media serosa unilateral pada orang dewasa

    tanpa penyebab yang jelas harus selalu di'ikirkan kemungkinan adanya karsinoma naso'aring.

    Sekret pada otitis ,.media serosa kronik dapat kental seperti lem, maka disebut glue ear. =titis

    media serosa kronik dapat juga terjadi sebagai gejala sisa dari otitis media akut 7=#A8 yang

    tidak sembuh sempurna.

    DIA,NOSIS

    Anamnesa

    3elinga terasa penuh, terasa ada cairan 7grebeg-grebeg8

    Pendengaran menurun

    3erdengar suara dalam telinga sewaktu menelan atau menguap

    Pemeriksaan fisik

    a. pemeriksaan 'isik memperlihatkan imobilitas gendang telinga pada penilaian otoskop

    pneumatik. Setelah otoskop ditempelkan rapat-rapat pada liang telinga, diberikan tekanan positi'

    dan negati9e. %ika terdapat udara dalam tympanum, maka udara itu akan tertekan sehingga

    "'

  • 7/23/2019 Laporan Modul 2 (1)

    40/50

    membrana timpani akan terdorong ke dalam pada pemberian tekanan positi', dan keluar pada

    tekanan negati'. Cerakan menjadi lamban atau tidak terjadi pada otitis media serosa atau mukoid.

    Pada otitis media serosa, membrane timpani tampak berwarna kekuningan, sementara pada

    otitis media mukoid terlihat lebih kusam dan keruh. #aleus tampak pendek, retraksi dan

    berwarna putih kapur. $adang-kadang tinggi cairan atau gelembung otitis media serosa dapat

    tampak lewat membrane timpani yang semitransparan. #embrane timpani dapat berwarna biru

    atau keunguan bila ada produk-produk darah dalam telinga

    otitis media serosa akut / pada otoskopi terlihat mebrana timpani retraksi. $adang-

    kadang tampak gelembung udara 7air bubles8 atau permukaan cairan dalam ka9um

    timpani 7air-'luid le9el8.

    otitis media serosa kronik / pada otoskopi terlihat mebrana timpani utuh, retraksi, suram,

    kuning kemerahan atau keabu-abuan.

    b. re'lek cahaya berubah atau menghilang

    c. garpu tala / untuk membuktikan adanya tuli konduksi

    Pemeriksaan penunjang7bila tersedia sarana8

    a. Audiogram / tuli kondukti'

    b. 3impanogram / mengukur gerakan gendang telinga, ketika cairan didalam telinga tengah,

    gerakan gendang telinga akan terbatas

    4iagnosis =#H seringkali sulit ditegakkan karana prosesnya sendiri yang kerap tidak bergejala

    7asimptomatik8, atau dikenal dengan silent otitis media. 4engan absennya gejala seperti nyeri

    telinga, demam, ataupun telinga berair, =#H sering tidak terdeteksi baik oleh orang tuanya,

    guru, bahkan oleh anaknya sendiri.

    ,EJALA KLINIK

    a. 6erkurangnya 'ungsi pendengaran. $eadaan ini sering ditemukan dan kadang-kadang satu-

    satunya gejala. =nsetnya tersembunyi dan jarang melebihi ) d6. $etulian bisa saja tidak

    terdeteksi oleh orang tua dan mungkin ditemukan secara tidak sengaja pada saat dilakukan

    skrining tes audiometri.

    b. Percakapan yang lambat dan bisu. 4isebabkan oleh ketulian, perkembangan dari 'ungsi

    percakapan menjadi lambat atau bisu.

    #(

  • 7/23/2019 Laporan Modul 2 (1)

    41/50

    c. Sakit pada telinga tengah. ;al ini mungkin disebabkan adanya in'eksi pada saluran

    pernapasan atas.

    "a>imnya diagnosis =#H dibuat berdasarkan pemeriksaan 'isik telinga dengan menemukancairan di belakang membran timpani yang normalnya translusen.

    Pemeriksaan otoskopik dapat memperlihatkan/

    #embran timpani yang retraksi 7tertarik ke dalam8, nyeri tumpul, dan opaue yang

    ditandai dengan hilangnya re'leks cahaya

    arna membran timpani bisa merah muda cerah hingga biru gelap.

    Processus bre9is maleus terlihat sangat menonjol dan Processus longus tertarik medial

    dari membran timpani.

    Adanya le9el udara-cairan 7air 'luid le9el8 membuat diagnosis lebih nyata.2,1

    Pada gambar ini terlihat distorsi dari membran thympani, dilatasi pembuluh darah di bagian atas

    membran, dengan nyeri tumpul yang terdapat pada bagian bawah membran. 4i bagian atas

    membran juga terdapat pembengkakan dan garis dari maleus tidak dapat terlihat.

    #embran 3impani Penderita =#H

    6eberapa instrumen penunjang juga membantu menegakkan diagnosis =#H, antara lain/

    #1

  • 7/23/2019 Laporan Modul 2 (1)

    42/50

    Pneumatic otoscope

    H'usi telinga tengah diperiksa dengan otoskop 7alat untuk memeriksa liang dan gendang telinga

    dengan jelas8. 4engan otoskop dapat dilihat adanya gendang telinga yang menggembung,

    perubahan warna gendang telinga menjadi kemerahan atau agak kuning dan suram, serta cairan

    di liang telinga.

    %ika kon'irmasi diperlukan, umumnya dilakukan dengan otoskopi pneumatik 7pemeriksaan

    telinga dengan otoskop untuk melihat gendang telinga yang dilengkapi dengan pompa udara

    kecil untuk menilai respon gendang telinga terhadap perubahan tekanan udara8. Cerakan

    gendang telinga yang berkurang atau tidak ada sama sekali dapat dilihat dengan pemeriksaan ini.

    mpedance audiometry 7tympanometry8

    digunakan untuk mengukur perubahan impedans akustik sistem #embran timpani telinga tengah

    melalui perubahan tekanan udara di telinga luar.

    H'usi telinga tengah juga dapat dibuktikan dengan timpanosentesis 7penusukan terhadap gendang

    telinga8. Namun timpanosentesis tidak dilakukan pada sembarang anak. ndikasi perlunya

    timpanosentesis antara lain adalah =#A pada bayi di bawah usia enam minggu dengan riwayat

    perawatan intensi' di rumah sakit, anak dengan gangguan kekebalan tubuh, anak yang tidak

    memberi respon pada beberapa pemberian antibiotik, atau dengan gejala sangat berat dan

    komplikasi.

    Pure tone Audiometry

    %uga banyak digunakan, terutama menilai dari sisi gangguan dengar atau tuli kondukti' yangmungkin berasosiasi dengan =#H. #eski teknik initime consuming dan membutuhkan peralatan

    yang mahal, tetap digunakan sebagai skrining, dimana tuli kondukti' berkisar antara derajat

    ringan hingga sedang.

    #2

  • 7/23/2019 Laporan Modul 2 (1)

    43/50

    PEN,OBATAN

    Pengobatan mungkin tidak terindikasi, karena sedikit diketahui tentang kemungkinan komplikasi

    dan sekuele yang terkait dengan kondisi ini atau pengobatannya, dan karena kebanyakkan e'usi

    ini biasanya sembuh secara spontan dengan pengamatan dan pengendalian 'aktor risiko

    lingkungan. Namun, walaupun arti kehilangan pendengaran adalah tidak pasti, kehilangan

    demikian dapat mengganggu perkembangan kogniti' dan kemampuan berbicaraa dan

    mengakibatkan gangguan dalam penyesuaiaan psikososial. $arena ketidakpastian ini, beberapa

    klinisi percaya pengobatan terindikasi pada keadaan tertentu. #isalnya, pengobatan dapat

    terindikasi pada anak dengan e'usi telinga-tengah kronis bilateral dan kehilangan pendengaran

    yang mencolok, walaupun pengobatan mungkin tidak perlu pada anak yang menderita otitis

    media dengan e'usi unilateral tidak bergejala dan hanya kehilangan pendengaran ringan, tanpa

    perubahan sekunder serius pada membrane timpani. 4i samping kehilangan pendengaran

    kondukti' atau sensorineural, keadaan lain harus dipikirkan dalam memutuskan apakah

    mengobati dan terapi yang mana yang digunakan adalah sebagai berikut

    1. $ejadian otitis media dengan e'usi pada bayi muda yang tidak mampu

    mengkomunikasikan mengenai gejala-gejalanya dan mungkin menderita penyakit

    supurati'

    2. n'eksi saluran pernapasan atas terkait(. Iertigo

    ). Perubahan membrane timpani seperti atelectasis berat, terutama kantong retraksi berat

    pada kuadran postero-superior, pars 'laksida, atau keduanya*. Perubahan telinga tengah seperti otitis adhesi9e atau keterlibatan osikuler

    #"

  • 7/23/2019 Laporan Modul 2 (1)

    44/50

    +. 6ila e'usi menetepa selama ( tahun atau lebih

    !. 6ila episode sering berulang, mengakibatkan akumulasi sejumlah e'usi berlebihan selama

    beberapa bulan

    Salah satu pengobatan otitis media dengan e'usi yang paling popular, kombinasi pemberian

    dekongestan dan antihistamin secara oral terbukti tidak e'ekti' pada bayi dan anak dengan otitismedia subakut dan kronis dengan e'usi. $emanjuran terapi kortikosteroid topical intranasal dan

    sistemik tidak terbukti, dan risiko terapi kortikosteroid biasanya lebih besar daripada

    kemungkinan man'aatnya. Namun, walaupun kemanjuran imunoterapi dan pengendalian alergi

    telah ditegakkan pada anak dengan bukti adanya alergi saluran pernapasan atas, metode

    manajemen ini agaknya beralasan untuk mereka yang menderita otitis media berulang dengan

    e'usi. Pengembangan tuba eustakhii, dengan menggunakan metode Polit>er atau dengan

    menggunakan menu9er Ialsa9a, juga tidak e'ekti' pada anak dengan otitis media kronis dengan

    e'usi.

    =bser9asi atau trial antibiotic dan pengendalian 'aktor risiko lingkungan merupakan pilihanpengobatan yang terindikasi untuk anak dengan e'usi akut atau subakut. $arena bakteri yang

    serupa dengan bakteri yang terdapat pada otitis media akut telah diisolasi dari bagian aspirat

    telinga-tengah yang berarti pada anak dengan otitis media dengan e'usi, antibiotic yang dipilih

    dana lam pengobatan harus sama seperti lama pengobatan yang dianjurkan pada otitis media

    akut. Pada trial klinis, baik amoksisilin maupun amoksisilin-kla9ulanat terbukti secara bermakna

    lebih e'ekti' daripada placebo, pengobatan yang dianjurkan adalah selama 1-( hari dalam

    dosis terapeutik. $emanjuran agen antimikroba lain untuk pengobatan stadium otitis media ini

    telah diperagakan dengan tepat pada trial klinis.

    %ika e'usi menetap selama ( bulan atau lebih 7kronis8, atau jika telah ada episode otitis mediaakut berulang yang sering, penderita memerlukan e9aluasi lebih lanjut untuk kehilangan

    pendengaran, alergi pernapsan, jaringan adenoid yang mengobstruksi hidung dan naso'aring, dan

    gangguan imunologis 7jika organ lain terlibat8 atau kelaainan seperti celaah submucosa palatum

    atau tumor naso'aring. %ika dari keadaan ini tidak ada pengmatan lebih lanjut atau terapi

    antibiotic dna pengendalian 'aktor risiko lingkungan merupakan alternati9e yang tepat. %ika ada

    kehilangan pendengaran yang bermaknam miringotomi dengan pemasukan pipa timpanostomi

    merupakan pilihan tambahan, sesudah trial antibiotic. H'usi yang menetap selama )-+ bulan

    pasca pemberian antibiotic yang cukup, dengan kehilangan pendengaran yang bermakna

    7terutama bilateral8 merupakan indikasi untuk untuk miringotomi dan pemasukan pipa

    timapnoplasti. Alasan untuk prosedur ini adalah untuk memeperbaiki 9entilasi telinga tengan.Prosedur ini adalah prosedur bedah yang paling sering dilakukan pada anak di Ameriksa Serikat.

    #iringotomi dan pemasukkan pipa 9entilasi dapat juga membantu penderita dengan atelectasis

    membrane timpani bila ada nyeri, kehilangan pendengaran, 9ertigo, atau tinitis. Pipa 9entilasi

    dapat mencegah cedera structural dan kholesteatoma, jika kantong retraksi dalam terjadi pada

    kuadran posterosuperior atau pada bagian atas 7pars 'laksida8 bagian membrane timpani. Namun,

    ##

  • 7/23/2019 Laporan Modul 2 (1)

    45/50

    kemanjuran pipa 9entilassi pada berbagai keadaan, tidak terbukti. "agi pula, otorrea yang

    menyusahkan kadang-kadang berkembang sesudah pemasukan pipa dan biasanya dapat diobati

    dengan berhasil dengan tetes telinga yang mengandung neomisi, polimiksin, atau kolistin dengan

    hidrokortison. %ika otitis media terjadi, ia harus diobati dangan antibiotic sistemik. $arena, obat-

    obat ini mungkin ototoksik, beberapa dokter menggunakan antibiotic sistemik tanpa tetes telinga.

    #iringotomi dengan aspirasi e'usi telinga tengah mungkin tepat pada anak ini yang padanya

    prosedur dapat dilakukan tanpa bantuan anestesi umum. #iringotomi kedua dapat terindikasi

    jika e'usi masih ada segera sesudah insisi miringotomi sembuh 7yaitum jika penyakit menetap8

    2Mirin$o'o+i3

    Adenoidektomi untuk otitis media kronis dengan e'usi dapat memberi man'aat beberapa anak,

    tetepi yang lain membaik secara spontan, dan penderita yang lain lagi menderita penyakit

    pesisten walaupun dilakukan pembedahan adenoid atau tonsil. $arena, e'ekti9itas adenoidektomi

    pada otitis media kronis dengan e'usi tampak tidak terkait dengan ukuran adenoid, seleksi anak

    yang mungkin mendapat man'aat dari adenoidektomi sekarang harus dihubungkan dengan

    kemungkinnan mendapat man'aat yang dipertimbangkan terhadap biaya dan kemungkinan

    risiko. :ntuk anak yang menderita otitis media berulang atau kronis dengan e'usi dan yang telah

    mengalami satu miringotomi atau lebih dan operasi pipa timpanostomi pada masa yang lalu,

    adenoidektomi dapat merupakan pilihan yang pantas. Adanya obstruksi saluraan pernapasan

    L,adenoiditis akut berulang atau kronis, atau kedua keadaan juga lebih mendorong indikasi

    dalam mempertimbangkan adenoidektomi pada anak yang menderita otitis media kronis dengane'usi.

    #$

  • 7/23/2019 Laporan Modul 2 (1)

    46/50

    PENCE,AHAN

    #odi'ikasi berikut dapat membantu mengurangi 'rekuensi otitis media dengan e'usi/

    ;indari iritan seperti asap rokok, yang dapat mengganggu 'ungsi tuba eustakius.

    identi'ikasi dan menghindari allergen yang dapat menyebabkan =me anak Anda.

    Euci tangan dan mainan

    Cunakan 'ilter udara dan mendapatkan udara segar untuk membantu menurunkan

    paparan terhadap kuman udara.

    %angan gunakan terlalu banyak antibiotik. 3erlalu sering

    menggunakan antibiotikketurunan bakteri semakin resisten.

    #enyusui akan membuat anak kurang rentan terhadap in'eksi telinga selama bertahun-

    tahun.

    Iaksin pneumokokus dapat mencegah in'eksi dari penyebab yang paling umum

    dariin'eksi telinga akut 7yang dapat menyebabkan =#H8. Iaksin 'lu juga dapat

    membantu.

    #%

  • 7/23/2019 Laporan Modul 2 (1)

    47/50

    Nama / #ochamad Arie' #unggaran

    N# / 21(!(1*(

    11.%elaskan penatalaksanaan pada skenario &

    Jawa :

    3erapi =#S$

    3erapi =#S$ tidak jarang memerlukan waktu lama, serta harus berulang-ulang. Sekret

    yang keluar tidak cepat kering atau selalu kambuh lagi. $eadaan ini antara ain disebabkan oleh

    satu atau beberapa keadaan, yaitu 718 adanya per'orasi membrane timpani yang permanen. 728

    terdapat sumber in'eksi di 'aring, naso'aring, hidung, dan sinus para nasal. 7(8 sudah terbentuk

    jaringan patologik yang irre9ersible dalam rongga mastoid, dan 7)8 gi>i dan higenia yang kurang.

    Prinsip terapi =#S$ tipe aman ialah konser9ati' atau degan medikamentosi. 6ila secret

    ang keluar terus menerus, maka diberikan obat pencuci telinga, berupa larutan ;22 (D selama

    (-*hari . Setelah secret berkurang,mak terapi dilanjutkan dengan memeberikan obat tetes teli