Upload
dzicky-rifqi-fuady
View
230
Download
0
Embed Size (px)
8/18/2019 Laporan Pbl 2 Respi Kelompok 4
1/26
1
LAPORAN PROBLEM BASED LEARNING 2
BLOK RESPIRASI
TB Paru BTA (+) Lesi Luas Kasus Putus Obat
TUTOR :
dr. Madya Ardi Wicaksono M. Si
KELOMPOK !
G"A#"2#$" Dara Aisya% R. A.
G"A#"2#$2 In&&i' Ad(ani
G"A#"2#$$ R. )aris M*k+in Ka,i-o&o
G"A#"2#$! )ais%a, ani/
G"A#"2#$0 Miran'i Pro1osini
G"A#"2#$ Ar3in L*'/iani
G"A#"2#$4 N*&ra%a Ra+ad%an
G"A#"2#$5 )irya, Ma*,ia
G"A#"2#$6 Nadia ani/a%
G"A#"2#!# D(icky Ri/7i )*ady
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDA8AAN
UNI9ERSITAS ENDERAL SOEDIRMAN
)AKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU;ILMU KESEATAN
URUSAN KEDOKTERAN
PURWOKERTO
2#"!
I. IN)ORMASI KASUS
8/18/2019 Laporan Pbl 2 Respi Kelompok 4
2/26
2
In/or+asi "
Gerhana seorang pelajar SMA datang ke klinik, mengeluh batuk berdahak
sejak dua bulan terakhir. Batuk dirasakan hampir setiap hari, dahak berwarna
kekuningan dan pernah bercampur darah merah segar beberapa kali. Batuk
berdahak disertai penurunan berat badan 8 kg dalam waktu 2 bulan, kadang
disertai sesak napas terutama apabila beraktivitas.
In/or+asi 2
Setahun ang lalu, Gerhana pernah batuk darah dan diharuskan menjalani
pengobatan ang menebabkan air kencing berwarna merah setelah dilakukan
pemeriksaan dahak di !uskesmas. Gerhana hana meminum obat selama 2,"
bulan karena merasa bosan tiap hari minum obat.
In/or+asi $
!emeriksaan #isik
$% & sedang, tampak sesak
$esadaran & compos mentis
'anda vital & 'ekanan darah ()*+* mm-g, nadi 2/+menit, pernapasan
28/+menit, suhu ),2*0
Mata & konjungtiva anemis 13
!aru & 4nspeksi & simetris kanan dan kiri
!alpasi & hantaran paru kanan5kiri
!erkusi & sonor di kedua lapang paru
Auskultasi & suara dasar vesikuler, ronki +, whee6ing +
In/or+asi !
!emeriksaan !enunjang
7arah rutin & -b (2gr, leukosit 89**+mm), diff count *+)+)2+9(+*,
:;7
8/18/2019 Laporan Pbl 2 Respi Kelompok 4
3/26
3
meratadi seluruh lapang paru
In/or+asi 0
7iagnosis & 'B !aru B'A 1=3 :esi :uas $asus !utus ?bat
1dengan penebaran milier3
'ata laksana &
(. ?A' kategori 44 aitu 2@-;S = (@-; = "@- atau 21
8/18/2019 Laporan Pbl 2 Respi Kelompok 4
4/26
4
II. PEMBAASAN
A. K,ari/ikasi Is'i,a%
(. Batuk & eksplosi udara dari dalam paru ang tibatiba karena adana benda
asing
2. Batuk berdahak &
a3 batuk produkti> , akumulasi sekret berlebih dari proses in>lamasi
b3 batuk non produkti>, stimulus mekanik atau kimiawi
8/18/2019 Laporan Pbl 2 Respi Kelompok 4
5/26
5
Mekanisme batuk keduana sama tetapi rangsanganna berbeda.
Mekanisme batuk &
@eseptor batuk di laring, supra>aring, tracheobronchial tree, kanalis
auditorium, membrana timpaani, pleura, perikardium, dia>ragma, eso>agus,
lambung dipersara>i oleh nervus vagus terstimulasi oleh benda asing
impuls ditransmisikan ke medula oblongata 1pusat batuk3 medula
oblongata mengirim perintah ke e>ektor m. interkostalis dan abdominal
inspirasi dalam penutupan lidah 1glotis3 dan pita suara menempit
peningkatan tekanan di paru sehingga gaa dorong kuat lidah
terbuka batuk. 1;ccles, 2**"3.
). 7ahak & hasil mukus 1sel goblet3 ang terdiri dari 6at mucin dan garam.
Ada ang bersi>at serous, mukus, dan purulen
ketidaknamanan ketika bernapas dan
sulit diukur secara objekti>. 7itandai dengan na>as cuping hidung, @@
meningkat, penggunaan muskulus aksesori pernapasan
Mekanisme sesak na p as &
!erubahan reseptor muskarinik asetilkolin meningkat otot polos
kontraksi bronkokonstriksi sesak na>as
!embesaran kelenjar getah bening mediastinum
penumbatan bronkus suara mengi, napas melemah, sesak napas
!enebab sesak napas &
a3 ?bstruksi & corpus alienum, massa 1 tonsil membesar, tumor+cancer 3,
mucus 1asthma pada bronkus = restriksi3,
b3 Saluran konstriksi
c3 7eviasi saluran 1kongenital3
d3 %dara ?2 rendah, anemia
e3 Gagal pertukaran udara 10?2 dan ?23
>3 ?tot paralisis & poliomelitis
g3 $elainan jantung
distribusi tergangguh3 ?besitas
!endiagnosis sesak &
a3 kardial b3 pulmonal c3 sistemik d3 kontrol sara> pusat
". Batuk berdarah & batuk ang mengeluarkan darah akibat pecahna
pembuluh darah pada saluran napas
Mekanisme batuk berdarah &
!atogen picu in>lamasi respon kemotaktik ekstravasasi "
tanda kardinal respon tidak adekuat pecah pembuluh darah darah
masuk alveolus
rangsang batuk
udara masuk maksimal
glotis
8/18/2019 Laporan Pbl 2 Respi Kelompok 4
6/26
6
menutup ! meningkat melepaskan secara tibatiba eksplosi>
darah keluar bersama dahak ketika batuk
!erbedaan batuk darah dan muntah darah &
• Batuk darah 1hemoptisis3 dari saluran na>as = udara berbusa, darah
merah segar
• Muntah darah & darah merah kehitaman karena bercampur asam
lambung, tidak berbusa, terdapat makanan
B. Dia&nosis Di/, dalam suatu kaviti ang
terbentuk akibat penghancuran jaringan sekitarna 1parenkim paru31;ccles, 2**"3.
Abses paru disebabkan oleh in>eksi bakteri pogenik terutama
anaerob, mikobakteria, jamur, parasit dan komplikasi penakit paru
lain seperti keganasan primer atau metastasis. Saat ini abses paru lebih
banak disebabkan oleh kuman anaerob 183 dan aspirasi materi
oro>aring merupakan penebab tersering. Bakteri anaerob tersering
adalah Streptococcus, Bacterioides, Fusabacterium dan
Microaerophylic streptococcus. !enebab abses lain adalah parasit
1 Paragonimus, Entamoeba3, jamur 1 Aspergillus, Criptococcus,
Histoplasma, Blastomyces, Coccidioides3 dan Mycobacterium 1;ccles,
2**"3.
Mani>estasi klinik abses paru mungkin mirip dengan gejala awal
pneumonia atau kondisi penakit dasar ang lain. Secara perlahan
lahan akan muncul gejala demam, batuk produkti>, kehilangan berat
badan, neri dada, rasa berat di dada dan malaise. Gejala palingspesi>ik dan pertanda patognomonik in>eksi kuman anaerob adalah
napas berbau atau sputum berbau busuk meskipun hana ditemukan
pada "*9* pasien. -emoptisis didapatkan pada 2" pasien 1;ccles,
2**"3.
-asil pemeriksaan >isik dapat bervariasi dan berhubungan dengan
kondisi penakit sekunder ang mendasari misalna pneumonia atau
e>usi pleura. Cuga bergantung pada mikroorganisme ang terlibat, berat
8/18/2019 Laporan Pbl 2 Respi Kelompok 4
7/26
7
dan perluasan penakit serta kondisi komorbid ang ada. 7emam
terjadi pada 9** pasien. Suhu badan rendah ditemukan pada in>eksi
anaerob sedang suhu ang tinggi 1E)8,"o03 terjadi pada in>eksi
mikroorganisme lainna dan biasana terdapat bukti penakit gusi.
Apabila terjadi konsolidasi akan ditemukan penurunan suara napas,
perkusi paru redup, suara napas bronkial dan ronki saat inspirasi.
Setelah kaviti terbentuk dapat muncul suara napas am>orik pada daerah
paru ang terkena. !ada abses paru kronik akan memperlihatkan
clubbing fingers 1jari tabuh3, e>usi pleura dan kakeksia. Cari tabuh dapat
terjadi pada 2* pasien 1;ccles, 2**"3.
:aboratorium darah dapat ditemukan leukositosis, peningkatan
laju endap darah 1:;73 dan pergeseran hitung jenis ke kiri. #oto toraks
secara khas memperlihatkan kaviti dengan bentuk tak teratur dengan
gambaran air-fluid leel . 7iagnosis dibuat paling banak berdasarkan
pemeriksaan >oto toraks. $elainan radiologis ang sama dapat terlihat
pada cairan ang terdapat pada kista atau bleb berisi cairan. Abses di
peri>er dengan >oto toraks biasa kemungkinan sulit dibedakan dengan
empiema terlokalisir dengan >istula bronkopleural sehingga diperlukan
pemeriksaan C!-scan toraks 1;ccles, 2**"3.
Gambar (. #oto toraks lateral abses paru 1;ccles, 2**"3.
8/18/2019 Laporan Pbl 2 Respi Kelompok 4
8/26
8
7iagnosis penebab spesi>ik abses paru tergantung pada
pemeriksaan mikrobiologi. $ultur sputum ang dibatukkan tidak dapat
digunakan untuk kon>irmasi karena kemungkinan kontaminasi kuman
gram negati> dan Staphylococcus aureus ang berkolonisasi di
oro>aring sehingga kultur sputum sulit dipercaa dalam menentukan
kuman penebab. %ntuk memperoleh hasil analisis mikrobiologi ang
bebas kontaminasi bisa dilakukan kurasan bronkoalveolar
1bronchoaleolar laage + BA:3, protected specimens bronchoscopy
1!SB3, transthoracal aspiration 1''A3, percutaneus lung aspiration
dan percutaneus transtracheal aspiration 1;ccles, 2**"3.
2. 'B paruMerupakan penakit 'B ang menerang paru akibat kolonisasi
M" tuberculosis" Gejala ang dirasakan pasien meliputi batuk berdahak
E) minggu, dahak bercampur darah, sesak napas atau neri dada,
badan lemah, na>su makan menurun, BB menurun, malaise, keringat
malam, demam meriang E( bulan 17epkes, 2**93.
!ada pemeriksaan laboratorium didapatkan :;7 meningkat,
lim>ositosis, B'A S!S 1=3. !emeriksaan >oto thora/ dapat bermacam
macam misalna terdapat in>iltrat, >ibroin>iltrat, kavitas, milier,
atelektasis, e>usi pleura, pneumotoraks, destroyed lung , massa, dll
17epkes, 2**93
). 0a !aru
Anamnesis ang didapatkan biasana sebagai berikut
1!erhimpunan 7okter !aru 4ndonesia. 2**)3&
a3 Batukbatuk dengan + tanpa dahak 1dahak putih, dapat juga
purulen3
b3 Batuk darahc3 Sesak napas
d3 Suara serak
e3 Sakit dada
>3 Sulit + sakit menelan
g3 Benjolan di pangkal leher
h3 Sembab muka dan leher, kadangkadang disertai sembab lengan
dengan rasa neri ang hebat.
8/18/2019 Laporan Pbl 2 Respi Kelompok 4
9/26
9
Selain itu, terdapat beberapa gejala umum ang tidak khas
ditemui pada kanker paru, aitu 1!erhimpunan 7okter !aru 4ndonesia.
2**)3&
a. Berat badan berkurang
b. Fa>su makan hilang
c. 7emam hilang timbul
d. Sindrom paraneoplastik, seperti Hypertrophic pulmonary
osteoartheopathy, trombosis vena peri>er dan neuropatia.
'umor kecil biasana tidak menunjukkan gejala ang khas dan
mencolok. 'umor besar, terlebih bila disertai atelektasis sebagai akibat
kompresi bronkus, e>usi pleura atau penekanan vena kava akan
memberikan hasil ang lebih in>ormati>. !emeriksaan lebih lanjut jugadibutuhkan untuk mendeteksi adana metastasis ke organ lain, seperti
tulang 1!erhimpunan 7okter !aru 4ndonesia. 2**)3.
#oto thora/ !A atau lateral dapat mendeteksi massa tumor dengan
ukuran lebih dari ( cm. 'anda ang mendukung keganasan adalah tepi
ang ireguler, disertai indentasi pleura, tumor satelit tumor, dll. !ada
>oto, tumor juga dapat ditemukan telah invasi ke dinding dada, e>usi
pleura, e>usi perikar dan metastasis intrapulmoner 1!erhimpunan
7okter !aru 4ndonesia. 2**)3.
Gambar 2. 'erlihat massa besar 1panah biru3 kanker paru di hemothora/
sinistra 1Sharma, 2*()3.
8/18/2019 Laporan Pbl 2 Respi Kelompok 4
10/26
10
Gambar ). $olaps paru 1panah biru3 dan massa besar 1panah merah3 di
hemithora/ sinistra pada kanker paru 1Sharma, 2*()3.
agositosis, sehingga timbunan mukus meningkat sedangkan
mekanisme pertahanan melemah. !asien biasana menderita batuk produkti> dan berulang kali menderita in>eksi pernapasan ang dapat
berlangsung selama bertahuntahun sebelum nampak gangguan >ungsi.
!asien akan menunjukkan gejala berkurangna dorongan untuk
bernapas, mengalami hipoventilasi dan menjadi hipoksia. -ipoksia
akan merangsang ginjal untuk memproduksi eritropoietin ang akan
merangsang pembentukan sel darah merah. $adar hemoglobin pasien
8/18/2019 Laporan Pbl 2 Respi Kelompok 4
11/26
11
dapat mencapai 2*gr+(**ml dan sianosis mudah nampak karena
hemoglobin tereduksi mencapai "gr+(**ml 1Hilson, 2**"3.
!asien tidak mengalami dispnea sewaktu istirahat sehingga
tampak sehat. Berat badan dan bentuk tubuh pasien juga dalam batas
normal. !otal #ung Capasity dalam batas normal dan dia>ragma juga
dalam posisi normal 1Hilson, 2**"3.
Cadi, didapatkan kesimpulan diagnosis aitu 'B paru B'A 1=3 lesi luas kasus
putus obat.
=. E'io,o&i TB Par*
Mycobacterium tuberculosis merupakan jenis kuman berbentuk batang berukuran panjang (< Im dengan tebal *,) J *,9 Im. Sedangkan besar
komponen M" tuberculosis adalah berupa lemak+lipid sehingga kuman
mampu tahan terhadap asam serta sangat tahan terhadap 6at kimia dan
>aktor >isik. Mikroorganisme ini adalah bersi>at aerob akani menukai
daerah ang banak oksigen. ?leh karena itu, M" tuberculosis senang
tinggal di daerah apeks paru paru ang kandungan oksigenna tinggi.
7aerah tersebut menjadi tempat ang kondusi> untuk penakit ini
1Somantri, 2**3.
Gambar
8/18/2019 Laporan Pbl 2 Respi Kelompok 4
12/26
12
d3 7iabetes melitus 1peningkatan risiko ) kali lipat3
e3 Silikosis
>3 'erapi imunosupresi>
g3 !umor necrosis factor- alpha 1'F# K3 antagonis
h3 $anker kepala dan leheri3 $eganasan hematologi
j3 Stadium akhir penakit ginjal
k3 ?perasi bypass usus atau gastrektomi
l3 Sindrom malabsorpsi kronis
m3 Berat badan rendah+sebalikna, obesitas pada pasien usia lanjut telah
dikaitkan dengan risiko lebih rendah untuk 'B paru akti>
n3 Merokok!erokok ang mengembangkan 'B harus didorong untuk
berhenti merokok untuk mengurangi risiko kambuh
o3 %sia di bawah " tahun
E. K,asi/ikasi TB >ar*
$lasi>ikasi berdasarkan hasil pemeriksaan dahak mikroskopis, pada
'B !aru aitu 17epkes, 2**93&
a. 'uberkulosis paru B'A positi>.
(3 Sekurangkurangna 2 dari ) spesimen dahak S!S hasilna B'A
positi>.
23 ( spesimen dahak S!S hasilna B'A positi> dan >oto toraks dada
menunjukkan gambaran tuberkulosis.
)3 ( spesimen dahak S!S hasilna B'A positi> dan biakan kuman 'B
positi>.
setelah ) spesimen
dahak S!S pada pemeriksaan sebelumna hasilna B'A negati> dan
tidak ada perbaikan setelah pemberian antibiotika non ?A'.
b. 'uberkulosis paru B'A negati>
$asus ang tidak memenuhi de>inisi pada 'B paru B'A positi>. $riteria
diagnostik 'B paru B'A negati> harus meliputi&
(3 !aling tidak ) spesimen dahak S!S hasilna B'A negati>23 #oto toraks abnormal menunjukkan gambaran tuberkulosis.
)3 'idak ada perbaikan setelah pemberian antibiotika non ?A'.
ikasi tipe pasien 'B paru ditentukan berdasarkan riwaat
pengobatan sebelumna. Ada beberapa tipe pasien aitu 17epkes, 2**93&
(3 $asus baru
Adalah pasien ang belum pernah diobati dengan ?A' atau sudah
pernah menelan ?A' kurang dari satu bulan 1< minggu3.
8/18/2019 Laporan Pbl 2 Respi Kelompok 4
13/26
13
23 $asus kambuh 1@elaps3
Adalah pasien tuberkulosis ang sebelumna pernah mendapat
pengobatan tuberkulosis dan telah dinatakan sembuh atau pengobatan
lengkap, didiagnosis kembali dengan B'A positi> 1apusan atau kultur3.
)3 $asus setelah putus berobat 1 $efault 3
Adalah pasien ang telah berobat dan putus berobat 2 bulan atau lebih
dengan B'A positi>.
atau
kembali menjadi positi> pada bulan kelima atau lebih selama
pengobatan.
"3 $asus !indahan 1!ransfer %n3
Adalah pasien ang dipindahkan dari %!$ ang memiliki register 'B
lain untuk melanjutkan pengobatanna.
93 $asus lain &
Adalah semua kasus ang tidak memenuhi ketentuan diatas. 7alam
kelompok ini termasuk $asus $ronik, aitu pasien dengan hasil
pemeriksaan masih B'A positi> setelah selesai pengobatan ulangan.
). P
8/18/2019 Laporan Pbl 2 Respi Kelompok 4
14/26
14
Bagan (. Alur diagnosis 'B !aru 17epkes, 2**93.
G. Pa'o&agosit oleh makro>ag alveolar 1sel dust3,
sebagian besar bakteri berhasil dihancurkan dan dihambat. Sejumlah bakteri
bereplikasi di dalam makro>ag 1anaerob obligat3 dan akan dilepaskan ketika
makro>ag mati. Basil ang hidup dapat menebar melalui aliran lim>e atau
aliran darah menuju jaringan dan organ ang lebih jauh 1meliputi area tubuh
ang paling sering terin>eksi oleh basil tuberkulosis, seperti lim>enodi, ape/ pulmo, ginjal, otak, dan tulang3 1070, 2*()3.
4nhalasi droplet in>eksius
mengandung basil tuberkulosis,
memasuki paru dan berjalan ke
alveoli.
Basil tuberkulosis bermultiplikasi
di dalam alveoli.
8/18/2019 Laporan Pbl 2 Respi Kelompok 4
15/26
15
4nhalasi droplet in>eksius
mengandung basil tuberkulosis,
memasuki paru dan berjalan ke
alveoli.
Basil tuberkulosis bermultiplikasi
di dalam alveoli.
7alam 28 minggu, makro>ag mem>agosit
dan mengelilingi basil tuberkulosis.
Makro>agmakro>ag ini membentuk dinding
penghalang, disebut granuloma, ang
mengontrol basil tuberkulosis. !ada masa
ini, pasien berada pada masa laten.
Sejumlah basil tuberkulosis memasuki
aliran darah dan menebar ke bagian
bagian tubuh ang sering diin>eksi oleh
basil tuberkulosis.
Basil tuberkulosis bermultiplikasi
di dalam alveoli.
Basil tuberkulosis bermultiplikasi
di dalam alveoli.
Basil tuberkulosis bermultiplikasi
di dalam alveoli.
Cika sistem imun tidak dapat megontrol basil
tuberkulosis, basil akan mulai bereplikasi dengancepat 1'B akti>3 dan menembus granuloma
penghalang. !rosess ini dapat terjadi di areaarea
berbeda di tubuh, seperti paru, ginjal, otak, atau
tulang.
8/18/2019 Laporan Pbl 2 Respi Kelompok 4
16/26
16
Bagan 2. !atogenesis 'B !aru 1070, 2*()3.
. Pa'o/isio,o&i TB Par*
'uberkulosis sekunder mungkin asimptomatik. Cika muncul,
mani>estasi penakit biasana perlahanL secara perlahan timbul gejala
sistemik dan lokal. Gejala sistemik, ang mungkin berkaitan dengan sitokin
ang dikeluarkan oleh makro>ag akti> 1misal, 'F# dan 4:(3, sering muncul
pada awal perjalanan, mencakup malaise, anoreksia, penurunan berat, dan
demam. %mumna demam ringan dan hilang timbul 1muncul setiap malam
dan kemudian mereda3, dan timbul keringat malam. !eningkatan aktivitas
'F#K di hipotalamus pada malam hari kemungkinan besar menjadi
penebab timbulna keringat malam, walaupun masih ada perdebatan di
kalangan beberapa ahli 1$umar, 2*(23.
Seiring dengan keterlibatan paru ang semakin progresi>, muncul
sputum ang awalna mukoid, kemudian menjadi purulen. Cika terdapat
kavitasi, sputum mengandung basil tuberkulosis 1$umar, 2*(23. !ada sekitar
separuh kasus tuberkulosis paru, sedikit banak terjadi hemoptisis 1$umar,
2*(23. Feri pleura dapat terjadi akibat perluasan in>eksi ke permukaan
pleura 1$umar, 2*(23.
8/18/2019 Laporan Pbl 2 Respi Kelompok 4
17/26
17
Bagan ). !ato>isiologi 'B
I. P
8/18/2019 Laporan Pbl 2 Respi Kelompok 4
18/26
18
Ealuation ang menghasilkan rekomendasi perluna segera dilakukan
perubahan mendasar pada strategi penanggulan tuberkulosis 1'B3 di
4ndonesia ang kemudian disebut S'@A';G4 7?'SN 1Amin, 2**93.
4stilah 7?'S dapat diartikan sebagai pengawasan langsung menelan
obat jangka pendek setiap hari oleh !engawas Menelan ?bat 1!M?3 1Amin,
2**93.
'ujuanna mencapai angka kesembuhan ang tinggi, mencegah putus
berobat, mengatasi e>ek samping obat jika timbul dan mencegah resistensi
1Amin, 2**93. 7?'S mengandung lima komponen, aitu&
(.
$omitmen politis dari para pengambil keputusan, termasuk dukungan dana
2.
7iagnosis 'B0 dengan pemeriksaan dahak secara mikroskopis
). !engobatan dengan paduan ?bat Anti 'uberkulosis 1?A'3 jangka pendek
dengan pengawasan langsung oleh !engawas Menelan ?bat 1!M?3
at, dan dosis ?A'
17epkes, 2**93
)3 !rinsip pengobatan
!engobatan 'B dilakukan dengan prinsipprinsip sebagai berikut&
a. ?A' harus diberikan dalam bentuk kombinasi beberapa jenis obat,
dalam jumlah cukup, dan dosis tepat sesuai dengan kategori
8/18/2019 Laporan Pbl 2 Respi Kelompok 4
19/26
19
pengobatan. Cangan menggunakan ?A' tunggal 1monoterapi3.
!emakaian ?A'kombinasi dosis tetap 1?A'$7'3 lebih
menguntungkan dan sangat dianjurkan.
b. %ntuk menjamin kepatuhan pasien menelan obat, dilakukan
pengawasan langsung 17?'5 $irectly 'bsered !reatment 3 oleh
seorang pengawas menelan obat 1!M?3
c. !engbatan diberikan dalam dua tahap, aitu tahap intensi> dan tahap
lanjutan.
(. 'ahap intesi>
!ada tahap intensi> 1awal3 pasien mendapat obat setiap hari dan
perlu diawasi secara langsung oleh !M? untuk mencegah
terjadina resistensi obat. Bila pengobatan diberikan secara tepat, biasana pasien menular menjadi tidak menular dalam kurun
waktu 2 minggu. Sebagian besar pasien 'B B'A positi> menjadi
B'A negati> 1konversi3 dalam kurun waktu 2 bulan.
2. 'ahap lanjutan
!ada tahan lanjutan pasien mendapat jenis obat lebih sedikit,
namun jangka waktu ang lebih lama. 'ahap lanjutan ini penting
untuk membunuh kuman persister sehingga mencegah terjadina
kekambuhan.
8/18/2019 Laporan Pbl 2 Respi Kelompok 4
20/26
20
?A' ini disediakan untuk program mengatasi pasien ang menjalani
e>ek samping ?A'$7'.
"3 !aduan ?A' dan peruntukanna
a. $ategori( 12@-;+
• !asien 'B paru B'A negati> >oto thoraks positi>
• !asien 'B ekstra paru
17epkes, 2**93
b. $ategori2 2@-;S+@-;+"@)-);)
!aduan ini diberikan untuk pasien B'A positi> ang telah diobati
sebelumna&
• !asien kambuh
• !asien gagal
• !asien dengan pengobatan terputus
17epkes, 2**93
c. ?A' sisipan 1@-;3
!aket sisipan $7' adalah sama seperti paduan paket untuk tahap
intensi> kategori( ang diberikan selama satu bulan 128 hari3
8/18/2019 Laporan Pbl 2 Respi Kelompok 4
21/26
21
17epkes, 2**93
. Pat permanent ototo(ic dan dapat
menembus barier placenta" )eadaan ini dapat menga*ibat*an terjadina
gangguan pendengaran dan keseimbangan ang menetap pada bai ang
akan dilahirkan. !erlu dijelaskan kepada ibu hamil bahwa keberhasilan
pengobatanna sangat penting artina supaa proses kelahiran dapat
berjalan lancar dan bai ang akan dilahirkan terhindar dari
kemungkinan tertular 'B.
2. 4bu menusui baina
!ada prinsipna pengobatan 'B pada ibu menusui tidak berbeda dengan
pengobatan pada umumna. Semua jenis ?A' aman untuk ibu menusui.
Seorang ibu menusui ang menderita 'B harus mendapat paduan ?A'
secara adekuat. !emberian ?A' ang tepat merupakan cara terbaik untuk
mencegah penularan kuman 'B kepada baina. 4bu dan bai tidak perlu
dipisahkan dan bai tersebut dapat terus disusui. !engobatan pencegahan
dengan 4F- diberikan kepada bai tersebut sesuai dengan berat
badanna.). !asien 'B pengguna kontrasepsi
@i>ampisin berinteraksi dengan kontrasepsi hormonal 1pil $B, suntikan
$B, susuk $B3, sehingga dapat menurunkan e>ekti>itas kontrasepsi
tersebut. Seorang pasien 'B sebaikna mengggunakan kontrasepsi non
hormonal, atau kontrasepsi ang mengandung estrogen dosis tinggi 1"*
mcg3.
8/18/2019 Laporan Pbl 2 Respi Kelompok 4
22/26
22
'atalaksanan pengobatan 'B pada pasien dengan in>eksi -4+A47S
adalah sama seperti pasien 'B lainna. ?bat 'B pada pasien -4+A47S
sama e>ekti>na dengan pasien 'B ang tidak disertai -4+A47S. !rinsip
pengobatan pasien 'B-4 adalah dengan mendahulukan pengobatan
'B.
!engobatan A@ 1antiretroviral3 dimulai berdasarkan stadium klinis -4
sesuai dengan standar H-?. !enggunaan suntikan Streptomisin harus
memperhatikan !rinsip J prinsip %niversal !recaution 1 $ewaspadaan
$eamanan %niversal 3 !engobatan pasien 'B-4 sebaikna diberikan
secara terintegrasi dalam satu %!$ untuk menjaga kepatuhan pengobatan
secara teratur. !asien 'B ang berisiko tinggi terhadap in>eksi -4 perludirujuk ke pelaanan 0' 1+oluntary Counceling and !esting 5 $Onsul
sukarela dengan test -43.
". !asien 'B dengan hepatitis akut
!emberian ?A' pada pasien 'B dengan hepatitis akut dan atau klinis
ikterik, ditunda sampai hepatitis akutna mengalami penembuhan. !ada
keadaan dimana pengobatan 'b sangat diperlukan dapat diberikan
streptomisin 1S3 dan ;tambutol 1;3 maksimal ) bulan sampai
hepatitisna menembuh dan dilanjutkan dengan @i>ampisin 1@3 dan
4soniasid 1-3 selama 9 bulan.
9. !asien 'B dengan kelainan hati kronik
Bila ada kecurigaan gangguan >aal hati, dianjurkan pemeriksaan >aal hati
sebelum pengobatan 'b. $alau SG?' dan SG!' meningkat lebih dari )
kali ?A' tidak diberikan dan bila telah dalam pengobatan, harus
dihentikan. $alau peningkatanna kurang dari ) kali, pengobatan dapat
dilaksanakan atau diteruskan dengan pengawasan ketat. !asien dengan
kelainan hati, !irasinamid 13 tidak boleh digunakan. !aduan ?A' ang
dapat dianjurkan adalah 2@-;S+9@- atau 2-;S+(*-;.
. !asien 'B dengan gagal ginjal
4soniasid 1-3, @i>ampisin 1@3 dan !irasinamid 13 dapat di ekskresi
melalui empedu dan dapat dicerna menjadi senawasenawa ang tidak
toksik. ?A' jenis ini dapat diberikan dengan dosis standar pada pasien
pasien dengan gangguan ginjal. Streptomisin dan ;tambutol diekskresi
melalui ginjal, oleh karena itu hindari penggunaanna pada pasien
dengan gangguan ginjal. Apabila >asilitas pemantauan >aal ginjal tersedia,
8/18/2019 Laporan Pbl 2 Respi Kelompok 4
23/26
23
;tambutol dan Streptomisin tetap dapat diberikan dengan dosis
angsesuai >aal ginjal. !aduan ?A' ang paling aman untuk pasien
dengan gagal ginjal adalah 2-@+
8/18/2019 Laporan Pbl 2 Respi Kelompok 4
24/26
24
ormasi penting ang perlu dipahami !M? untuk disampaikan kepada
pasien dan keluargana&
a. 'B dapat disembuhkan dengan berobat teratur
b. 'B bukan penakit keturunan atau kutukan
c. 0ara penularan 'B, gejalagejala ang mencurigakan dan cara
pencegahanna
d. 0ara pemberian pengobatan pasien 1tahap intensi> dan lanjutan3
e. !entingna pengawasan supaa pasien berobat secara teratur
>. $emungkinan terjadina e>ek samping obat dan perluna segera
meminta pertolongan ke %!$
I. P bila ke 2 spesimen
tersebut negati>. Bila salah satu spesimen positi> atau keduana positi>,
hasil pemeriksaan ulang dahak tersebut dinatakan positi>.
2. -asil !engobatan
a. Sembuh
!asien telah menelesaikan pengobatanna secara lengkap dan
pemeriksaan ulang dahak 1>ollowup3 hasilna negati> pada A! dan
pada satu pemeriksaan >ollowup sebelumna
b. !engobatan :engkap
!asien ang telah menelesaikan pengobatanna secara lengkap tetapitidak memenuhi persaratan sembuh atau gagal.
c. Meninggal
!asien ang meninggal dalam masa pengobatan karena sebab apapun.
d. !indah
!asien ang pindah berobat ke unit dengan register 'B *) ang lain
dan hasil pengobatanna tidak diketahui.
e. 7e>ault 1!utus berobat3
!asien ang tidak berobat 2 bulan berturutturut atau lebih sebelum
masa pengobatanna selesai.
>. Gagal
8/18/2019 Laporan Pbl 2 Respi Kelompok 4
25/26
25
!asien ang hasil pemeriksaan dahakna tetap positi> atau kembali
menjadi positi> pada bulan kelima atau lebih selama pengobatan.
DA)TAR PUSTAKA
Amin, ., Bahar, A. 2**9. !uber*ulosis Paru in& Sudoo, Aru 1eds3 Buku Ajar
4lmu !enakit 7alam edisi 4 Cilid 44 & 88).
Batra andana. 2*(
8/18/2019 Laporan Pbl 2 Respi Kelompok 4
26/26