Upload
aqu-adalah-aqu
View
944
Download
10
Embed Size (px)
Citation preview
Laporan Pendahuluan
CHRONIC KIDNEY DISEASE (CKD)
Disusun oleh:
Ana Yuli Utami, 0606102096Dita Hikmah Permatasari, 0606102322
Ida Rotua Siadari, 0606102530Narjis, 0606102751
R. Ade Sukarna, 0806387615Retno Winarti, 0806387634
Siti Prapti, 06060311755
Untuk memenuhi tugasmata ajar KMB Profesi
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS INDONESIA
2010
1. DefinisiChronic kidney disease (CKD)/ gagal ginjal kronik ialah suatu kondisi ireversibel dimana terjadi penurunan fungsi jaringan ginjal secara progresif. Gangguan fungsi ginjal yang terkait berupa fungsi excretory dan non excretory. Kondisi utama yang menyebabbkan CKD yaitu gangguan pada parenkim ginjal yang akan menyebabkan kerusakan nefron dan glomerulus. Kondisi paling akut yang akan terjadi yaitu uremia yang akan menyebabkan kehilangan control terhadap cairan dan nutrisi.
Table 1. Klasifikasi CKD
Tahap Deskripsi GRF
1 Kerusakan ginjal dengan GRF N/ ± 90
2 Kerusakan ginjal GFR ringan 60 – 89
3 GFR sedang 30 – 59
4 GFR berat 15 – 29
5 Gagal ginjal < 15
Untuk mengetahui glomerulo filtration rate (GFR) dapat dihitung menggunakan rumus CCT sebagai berikut:
Ket : untuk perempuan hasil penghitungannya dikalikan 0,85
2. Etiologi dan faktor resikoPenyebab CKD dapat terjadi secara tidak langsung. Beberapa penyebab CKD sebagai berikut:
- Tubulus nekrosis akut
- Kondisi congenital Agenesis ginjal
(140 –umur) x BB (kg)Creatinin Cleareance Test (CCT) (mL/min) =
72 x serum kreatinin
Aplastik ginjal Hipoplasia ginjal Ektopik ginjal Fused kidney
- Gangguan sistik Penyakit ginjal polisistik Penyakit sistik medular
- Neoplasma Tumor jinak ginjal Tumor ganas ginjal Tumor wilms
- Infeksi Pielonefritis kronik Tuberculosis ginjal Poststreptococcal glomerulonefritis
- Kondisi sistemik Diabetes mellitus Diabetes insipidus Hipertensi Hiperparatiroidisme Sindrom hepatorenal Gout Amiloidosis Scleroderma Goodpasture sindrom Lupus eritematosis sistemik
3. Patofisiologi Kerusakan ginjal bermula dari gangguan pada fungsi nefron. Akibat dari kerusakan yang terjadi yaitu perubahan pada glomerulus dan tubulus. Pada keadaan ini terjadi gangguan keseimbangan homeostatis dalam tubuh. Pada stadium akhir keadaan ini dapat mengakibatkan gangguan pada semua system tubuh.
- Ketidakseimbangan cairanPada tahap permulaan, ginjal kehilangan kemampuan untuk mengkonsentrasi urin dengan baik sehingga mengakibatkan kehilangan cairan. Pada keadaan ini akan terjadi osmosis dieresis serta dehidrasi. Kehilangan fungsi nefron mengakibatkan ketidakmampuan untuk mendilusi urin. Mengakibatkan isosthenuria , kondisi ketika osmolaritas urin dan plasma seimbang (sekitar 1.010) dinamakan fixed specific gravity . terjadinya anuria serta kelebihan airan terjadi jika GFR menurun sampai 5 ml/min.
- Ketidakseimbangan sodiumPerubahan sodium terjadi dikarenakan nefron tidak mampu melakukan pertukaran sodium didalam tubuh. Peningkatan eliminasi yang terjadi melalui proses osmosis diueresis menyebabkan dehidrasi. Selain itu, hhiponatremia dan dehidrasi dapat pula disebabkan oleh mual dan muntah. Jika pemasukan cairan excessive , dilusi hiponatremia, edema serta peningkatan berat badan dapat saja terjadi. Ketidakmampuan ginjal berespon terhadap perubahan keseimbangan serum sodium, pemasukan cairan dapat menyebabkan hipernatremia, kelebihan volume serta hipertensi.
- Ketidakseimbangan potassiumPengontrolan keseimbangan cairan dan asidosis metabolic tidak akan mnegakibatkan hiperkalemia menjadi masalah tahap akhir gagal ginjal. Keseimbangan potassium dapat berhubungan dengan sekresi aldosteron. Hiperkalemia dapat terjadi akibat ketidakseimbangan pertukaran potassium, pemakaian obat- obatan, sakit hiperkatabolisme (infeksi), hiponatremia, asidosis akut.
- Ketidakseimbangan asam basaAsidosis metabolic dapat terjadi karena tubulus ginjal tidak mampu mengekskresi ion hydrogen. Asam pada kondisi ini tidak dapat difiltrasi dengan baik pada GBM, kondisi penurunan produksi ammonia serta disfungsi sel tubulus. Selain itu kegagalan dalam pertukaran bikarbonat juga dapat menjadi penyebabnya. Serum hydrogen dapat dibuffer oleh garam tulang menyebabkan metabolic asidosis yang memungkinkan terjadinya osteodistrofi
- Ketidakseimbangan magnesiumPada permulaan CKD magnesium memiliki nilai normal, tetapi secara progresif mengalami penurunan. Kombinasi penurunan ekskresi dan pemasukan cairan yang berlebih dapat menyebabkan depresi neuromuscular dan henti jantung/ paru.
- Ketidakseimbangan fosfor dan kalsiumPada keadaan normal keseimbangan ini dipengaruhi oleh hormone paratiroid. Yang memepengaruhi reabsorbsi kalsium oleh ginjal, mobilisasi kalsium dari tulang, depresi tubulus yang mereabsorbsi fosfor. Vitamin D membantu absorbsi calcium dari saluran gastrointestinal. Pada keadaan fungsi ginjal berkurang 20 – 25 %, terjadi penurunan aktivitas kinerja vit D sehingga menyebabbkan hipokalsemia. Hipofosfotemia terjadi karena penurunan ekskresi ginjal. Penyebab ini dapat menjadi pencetus kedua dari hipertiroidisme. Secara progresif, hal ini dapat menyebabkan gangguan tulang yang disebut osteodistrofi
- Anemia
Penurunan eritropoetin dapat menyebabkan kondisi ini. Keadaan uremia plasma dapat menyebabkan pemendekan kinerja RBCs dengan menyebabkan kerusakan kemampuan membrane sel untuk memompa sodium keluar mengakibatkan hemolisis dan swelling. Beberapa factor yang dapat menyebabkan anemia diantaranya adalah kehilangan RBCs pada ulserasi gastrointestinal, dialysis dan pengambilan darah untuk laboratorium, defisiensi dialysis- induced folate, defisiensi zat besi, serta penurunan hormon paratiroidisme yang menstimulasi fibrosis ostitis ( jaringan fibrosa yang menggantikan bone marrow). Pada tahap ini terjadi normosistik, normokromik anemia pada saat hematokrit pada batas 15% -30 %
- Kelainan perdarahanDisebabkan oleh trombositopenia atau disfungsi platelet. Pada saat terjadi akumulasi sisa nitrogen akan beresiko terjadinya hemoragik.
- Perubahan urea dan creatininUrea merupakan hasil dari metabolisme protein yang mengendap di dalam ginjal. Nilai BUN tidak dapat diindikasikan untuk kegagalan ginjal karena nilai BUN dapat dipenegaruhi oleh beberapa factor antaranya peningkatan pemasukan protein, syok, serta dehidrasi. Serum kreatinin lebih mengindikasikan kerja ginjal karena ekskresi kreatinin ginjal merupakan penjumalahan dari hasil akumulasi dari seluruh tubuh. Pada fungsi ginjal normal, penambahan serum kreatinin 1- 2 mg/dL sebanding dengan penurunan GFR 120- 160 mL/min. pada gagal ginjal berat, plasma kreatinin 10 mg/dL.
- Intoleransi karbohidratIntoleransi ini dapat disebabkan oleh kerusakan clearance insulin dan resistensi periper terhadap insulin. Keracunan uremia dapat berhubungan dengan kinerja insulin serta ikatan insulin berkurang pada keadaan ini. Pada umumnya insulin akan menjadi normal ataupun mengalami penurunan.
- Sindrom uremiaSindrom ini terdapat pada semua tahap CKD, keadaan in dipengaruhi oleh metabolisme serta menyebabkan gangguan pada semua system tubuh. Selain itu dapat dipengaruhi oleh akumulasi sisa metabolisme serta hormon paratiroid
Perubahan neurologiPada system ini terjadi neuropathy pada hamper 50% kasus, peripheral neuropathy merupakan kejadian yang biasa pada CKD. Gejala utama pada ekstremitas bawah termasuk kerusakan respon sensori dan motorik, perasaan terbakar serta edema pada kaki dan tangan. Komplikasi yang biasanya terjadi berupa kehilangan sensasi/ kebas, pickling, dan pruritus dikarenakan
keabsenan pergerakan pada kaki. Perubahan progresif terjadi pula pada system saraf pusat berupa drowsiness, gangguan pola tidur, ketidakmamapuan dalam berkonsentrasi, penurunan memory/ ingatan, halusinasi, demam, koma. Kejadian seperti diatas dapat dikatakan sindrom uremik ensefalopati. Perubahan ini terjadi akibat beberapa factor meliputi akumulasi uremia/ hormone paratiroid, penurunan ion kalsium pada cairan spinal dengan retensi potassium dan fosfat, hipertensi, perubahan transportasi cairan. Dialysis demensia merupakan kondisi yang menyebabkan secara progresif seseorang melakukan terapi hemodialisis
Perubahan kardiovaskulerHipertensi merupakan penyebab utama pada system ini, hal ini disebabkan oleh perubahan secara vascular (nefrosklerosis), peningkatan ekskresi rennin, ataupun kelebihan cairan. CHF dan edema pulmonal dapat merupakan manifestasi dari kelebihan cairan. Beberapa penyakit jantung yang berhubungan dengann kondisi uremia yaitu stroke, aterosklerosis, infark miokard, kardiomiopati, perikarditis, dan cardiac tamponade
Perubahan pernafasanKongesti pulmonall dapat terjadi walaupun tidak ada riwayat kelebihan cairan. Pada umumnya dinamakan uremik paru/ uremik pneumonitis. Pneumonia merupakan kejadian akibat CKD dikarenakan penurunana respon imun
Perubahan system gastrointestinalManifestasinya berupa mual, muntah, hiccups, anoreksia. Penyebabnya masih belum diketahui tetapi kemungkinan dapat disebabkan oleh hidrasi serta restriksi protein. Selain itu tanda dan gejala yang khas yaitu terjadinya fetor uremik, terjadi salvisasi urea mengalami gangguan serta terdapat ammonia menyebabkan rasa ammonia pada pernafasan. Mukosa bibir kering, serta lidah berwarna kuning kecoklatan. Gastritis, penyakit peptic ulser, esofagitis, colitis serta luka pada mulut (uremik stomatitis)biasa terjadi. Perdarahan gastrointestinal dapat terjadi akibat ulserasi dan capillary fragility
Perubahan system musculoskeletalKegagalan metabolism pada tulang dapat menyebabkan osteodistropi ginjal yang disebabkan oleh komplikasi hiperparatiroid, perubahan kalsium dan fosfor, penurunan sintesis vit D serta metabolic asidosis. Kondisi ini dipengaruhi pula oleh peningkatan tendensi yang berakibat pada fraktur. Manifestasi osteodistropi adalah osteomalaise (penumpukan osteoid material
setelah terjadi kalsifikasi, dan dapat juga disebabkan oleh jaringan yang kekurangan vit D ataupun dari intake alumunium), fibrosa ostitis (terjadi ketika jaringan fibrosa menggantikan jaringan pada tulang dan dapat terjadi akibat hiperparatiroid) , kalsifikasi metastatis jaringan lunak (deposisi kalsium dan Kristal fosfatpada jaringan synovial dan jaringan lunak mata) serta osteosklerosis (disebabkan oleh redistribusi dan remodeling peningkatan densitas tulang berpengaruh pada wajah, rangka dan spinal)
Perubahan system hematologiPada CKD sedang ke berat terjadi normokromik serta normosisitik anemia, selain itu terjadi pula ketidakmampuan koagulasi yang disebabkan oleh akibat platelet pada sebaigian pasien dengan uremia. Hal ini dapat menyebabkan epistaksis, purpura, hemoragikdengan trauma atupun pembedahan. Depresi respon imunologi serta pagositosis akan menyebabkan peningkatan insiden infeksi uremia
Perubahan dermatologiPerubahan yang terjdai berupa pruritus, kulit kering, perubahan warna kulit/ pigmentasi. Uremia ditandai oleh sallow, pigmentasi kuning pada kulit berhubungan dengan pallor anemia yang dikompbinasikan oleh deposisi pigmen urokrom pada lemak subkutan. Kulit kering/ serosis merupakan penyebab dari atropi kelenjar keringat dan dehidrasi. Pruritus uremia berhubungan dengan akses hormone paratiroid, deposit kulit, neuropati perifer sedangkan uremia frost terjadi pada uremia akut pada saat simpanan urea di ekskresi di keringat dan menjadi Kristal
4. Manifestasi klinisManifestasi klinis yang terjadi pada CKD dapat diklasifikasikan dalam 4 kelompok, manifestasi yang terdapat akan memberikan gambaran secara klinis CKD tersebut.beberapa manifestasi klinis CKD sesuai dengan masalah yang ditimbulkan:- Penuruanan fungsi
Peningkatan nilai BUN Manifestasi klinis yang lainnya tidak muncul
- Insufisiensi ginjal Azotermia Nokturia Anemia
- Gagal ginjal
Azotermia Asidosis Kerusakan dilusi urin Anemia Perubahan keseimbangan elektrolit (hipernatremia, hiperkaliemia,
hiperpospatemia)- ESRD
Dipengaruhi oleh dua komponen yaitu: perubahan ekstretori dan mekanisme regulasi yang akan mengakibatkan perubahan pada beberapa system organ (kardiovaskuler, neuromuscular, hematologi, integument, hormonal manifestasi. Pada kondisi ini ginjal tidak mampu lagi untuk mempertahankan homeostatis
- Secara umum manifestasi klinis yang khas pada CKD yaitu: Ktidakseimbangan elektrolit : mual, muntah, diare,hiponatremia,
hipernatremia, hipertensi, CHF, osteomalaise, ostetis fibrosa, osteoslerosis,
Perubahan metabolic: hipoproteinemia, hiperkalemia, metabolic asidosis
Perubahan hematologi: anemia, lemah, lemas, demam, hemolisis, kehilangan kemampuan GI, perdarahan,
Perubahan GI: anoreksia, rasa garam, metalik, bau mulut ammonia, stomatitis, parotitis, gingivitis, esofagitis, colitis, perdarahan GI, diare, konstipasi
Perubahan imunologi: system imun menjadi rendah Perubahan kardiovaskuler: hipertensi, aritmia, hiperkalemia, asidosis,
hipermagnesemia, penurunan perfusi koronaria, atelerosklerosis, abnormal metabolism KH dan lipid, miokremboli, hiperparatiroidisme
Perubahan pernafasan: edema pulmonal, pneumonitis, paru uremik Perubahan musculoskeletal: nyeri tulang, deformitas tulang,
osteodistropi Perubahan integument: pruritus, kulit kering, perubahan warna kulit,
urokrome pigmentasi, rambut rontok Perubahan neurologi: rasa terbakar pada kaki, ketidaknyamanan
posisi, perubahan pola gerak, paraplegia, kaki lemah, cepat lupa, ketidakmampuan konsentrasi, disartria, depresi SSP, koma
Perubahan endokrin: hormone pertumbuhan dan prolaktin bertambah Perubahan reproduksi: irregular menstruasi, amenor, infertilitas,
testicular atropi, oligospermae, penurunan motilitas sperma Perubahan psikologis: dilusi, agitasi, emosi labil, depresi
5. Pemeriksaan diagnostic- Laboratorium
Pemeriksaan darah
Komponen yang diperiksa
Nilai normal Nilai pada CKD
Rasional
Creatinin 0,4 – 1,2 mg/dL Pemeriksaan spesifik pada gangguan fungsi ginjal
BUN 3,5- 5,0 mg/dL Memeberikan gambaran fungsi ginjal (kurang spesifik)
Potassium 3,5 – 5,5 mEq/L Mengindikasikan kemampuan tubulus ginjal dalam melakukan ekskresi
Osmolaritas 280-300 mOsm/L
/ Mengindikasikan keseimbangan cairan Kelebihan cairan dalam tubuh Kekeurangan cairan dalam tubuh
Albumin 3,2- 5,5 g/dL Tahapan hipoalbuminemia dipengaruhi oleh tingkat ikatan kapieler pada glomerulus
Kalsium Terionisasi:4,0- 5,0 mg/dLTotal:9,0- 11,0 mg/dL
Pada gagal ginjal vit D tidak bekerja secara aktif sehingga tidak ada absobsi kalsium pada gut
Fosfor 3,5- 5,5 mEq/L Tubulus ginjal tidak dapat mengekskresi fosfor
Magnesium 1,4- 2,2 mEq/L1,7- 2,7 mg/dL
Tubulus tidak dapat mengekskresi magnesium
Hematokrit Wanita:36-47%Pria:40- 54 %
Ginjal tidak dapat mengekskresi eritropoetin secara normal, seingga eritropoetin menstimulasi tulang belakang untuk membuat RBCs
pH 7,35- 7,45 Asidosis metabolic terjadi pada gagal ginjal karena tubulus ginjal menurun kemampuannya untuk mengikat H+
Hemoglobin Wanita:12- 15 g/dLLaki-laki:15- 17 g/dL
Terjadi karena manifestasi klinik anemia
Pemeriksaan urin
Komponen yang diperiksa
Nilai normal Nilai pada CKD
Rasional
Volume 1-2 L/24 jam mengIndikasi ginjal kehilangan kemampuan untuk mengekskresi cairan
Gravitasi spesifik 1.005- 1.025 Mengindikasi ketidakmampuan ginjal dalam mengkonsentrasikan urin
Osmolaritas 100 mOsm/L sampai 1000 mOsm/L
Mengindikasikan cairan tubuh
Protein Tidak ada Ada / tidak ada
Mengindikasi disfungsi glomerulus
Darah Tidak ada Ada Mengindikasikan trauma, infeksi, disfungsi disekitar organ ginjal
Bakteri Tidak ada Ada Mengindikasikan infeksi
RBC, WBC, plasma darah
Tidak ada Ada Merupakan tanda nonspesifik pada gangguan gagal ginjal
Kristal Tidak ada Ada Mengindikasikan pembentukan batu ginjal
Glukosa dan keton
Tidak ada Ada Mengindikasikan status metabolism
Kreatinin klirens 60- 120 mL/min Mengindikasikan kemampuan filtrasi ginjal
Komponen yang diperiksa
Nilai normal Nilai pada CKD
Rasional
Volume 1-2 L/24 jam mengIndikasi ginjal kehilangan kemampuan untuk mengekskresi cairan
Gravitasi spesifik 1.005- 1.025 Mengindikasi ketidakmampuan ginjal dalam mengkonsentrasikan urin
Osmolaritas 100 mOsm/L sampai 1000 mOsm/L
Mengindikasikan cairan tubuh
Protein Tidak ada Ada / tidak ada
Mengindikasi disfungsi glomerulus
- Pemeriksaan Penunjang
Jenis pemeriksaan Fungsi
Foto KUB (abdominal radiografi)v
Menunjukkan ukuran ginjal/ ureter/ kandung kemih/ adanya obstruksi
Pielografi retnograde Menunjukkan abnormalitas pelvis ginjal dan ureter
Arteriogram ginjal Mengkaji sirkulasi ginjal dan mengindentifikasi ekstravaskuler, massa
Ultrasono ginjal Menunjukkan ukuran ginjal dan adanya massa, kista, obstruksi pada saluran berkemih bagian atas
Biopsy ginjal Dapat dilakukan secara endoskopi untuk melakukan sel jaringan untuk diagnostic histology
Endoskopi ginjal, nefroskopi
Untuk menentukan pelvis ginjal, keluar batu, hematuria, pengangkatan tumor selektif
Foto kakai, tengkorak, kolumna spinal dan tangan
Dapat menunjukkan demiberalisasi, kalsifikasi
Jenis pemeriksaan Fungsi
Foto KUB (abdominal radiografi)v
Menunjukkan ukuran ginjal/ ureter/ kandung kemih/ adanya obstruksi
Pielografi retnograde Menunjukkan abnormalitas pelvis ginjal dan ureter
Arteriogram ginjal Mengkaji sirkulasi ginjal dan mengindentifikasi ekstravaskuler, massa
Ultrasono ginjal Menunjukkan ukuran ginjal dan adanya massa, kista, obstruksi pada saluran berkemih bagian atas
Biopsy ginjal Dapat dilakukan secara endoskopi untuk melakukan sel jaringan untuk diagnostic histology
Endoskopi ginjal, nefroskopi
Untuk menentukan pelvis ginjal, keluar batu, hematuria, pengangkatan tumor selektif
Foto kakai, tengkorak, kolumna spinal dan tangan
Dapat menunjukkan demiberalisasi, kalsifikasi
6. Pengkajian keperawatan
7. Rencana keperawatan
System yang dikaji
Gejala Tanda
Aktifitas/ istirahat
- Kelelahan ekstremitas, kelemahan, malaise
- Gangguan tidur (insomnia, gelisah, somnolen
Kelemahan otot, kehilangan tonus, penurunan rentang gerak
Sirkulasi - Riwayat hipertensi berat/ lama
- Palpitasi: nyeri dada
- Hipertensi: DVJ, nadi kuat, edema jaringan umum, pitting pada kaki, telapak dan tangan
- Diritmia jantung
- Nadi lemah halus, hipotensi ortostatik menunjukkan hipovolemia
- Friction rub pericardial
- Pucat: kulit coklat kehijauan, kuning
- Kecendrungan perdarahan
Integritas ego - Factor stress
- Perasaan tidak berdaya, tak ada harapan
menolak, ansietas, takut, marah, mudah tersinggung, perubahan kepribadian
Eliminasi - Penurunan frekuensi urin, oliguria, anuria
- Abdomen kembung, diare/ konstipas
- Perubahan warna urin
- Oliguria/ anuria
Makanan dan cairan
- Peningkatan berat badan cepat (edema)/ penurunan berat badan (malnutrisi)
- Anoreksia, nyeri ulu hati, mual/ muntah, rasa metalik tak sedap pada mulut
- Penggunaan diuretic
- Distensi abdomen/ asites, pembesaran hati
- Perubahan turgor kulit/ kelemahan
- Edema (umum / tergantung)
- Ulserasi gusi, perdarahan gusi dan lidah
- Penurunan otot, penurunan lemak subkutan, penampilan tak bertenaga
neurosensori - Sakit kepala, penglihatan kabur
- Kram otot/ kejang, sindrom kaki gelisah, kebas rasa terbakar pada telapak kaki
- Kebas / kesemutan dan kelemahan pada ekstremitas bawah
- Gangguan status mental
- Penurunan DTR
- Tanda chvostek dan trouosseau positif
- Kejang, fasikulasi otot, aktifitas kejang
- Rambut tipis , kyky rapuh dan tipis
Nyeri dan - Nyeri panggul, sakit - Perilaku berhati- hati/
- Diagnosa keperawatan : pola nafas tidak efektif berhubungan dengan tekanan abdomen Hasil yang diharapkan: klien dapat memunjukkan pola nafaas efektif dengan bunyi nafas jelas, AGD dalam batas normal serta tidak mengalami dispnea/ sianosisIntervensi :
Awasi frekuensi nafas Auskultasi paru, passtikan tidak ada ronki, mengi Tinggikan kepala dengan posisi semi fowler ataupun fowler tinggi Tingkatkan latihan nafas dalam Kaji ulang AGD/nadi Berikan tambahan O2 jika di indikasikan Berikan analgesik jika di indikasikan
- Diagnosa keperawatan : kelebihan cairan tubuh berhubungan dengan kerusakan fingsi ginjalHasil yang diharapkan: keseimbangan cairan tubuh normal serta tidak terjadi kelebihan ataupun kekurangan cairan tubuh Intervensi :
Monitor status volume cairan: berat badan , tekanan ortostatik klien, turgor kulit, mukosa membrane, bandingkan pemasukan dan pengeluaran cairan tubuh
Pantau restriksi cairan: beri pemasukan cairan yang sesuai denga kllien, pertahankan lkelembaban bibir dengan memebraikan lip balm, pertahankan oral hygiene, dikarenakan pemasukan cairan diawasi maka klien dapat diberikan jus apel maupun susu.
Monitor status cairan selama dialysis: monitor tanda vital,tekanan darah postural, nadi, berat badan, pemasukan dan pengeluaran cairan, awasi hipovolemia serta retensi dialysis
- Diagnosa keperawatan : konstipasi berhubungan dengan pengobatan, cairan dan restriksi diet serta penurunan aktifitasHasil yang diharapkan: klien menunjukkan kondisi bebas dari kkonstipasi serta mempertahankan pola fungsi usus normalIntervensi :
Auskultasi bising usus, perhatikan konsistensi/ frekuensi defekasi, adanya distensi abdomen
Berikan latihan mobilisasi Kaji ulang program obat saat ini Yakinkan pola diet bisa/ pilihan makanan, serta tambahkan buah
segar, sayuran, dan diet serat Kolaborasi : berikan pelunak feses (jika di indikasikaan)
8. Manajeman konservatif- Menegah memburuknya fungsi ginjal
- Pendekatan terhadap penurunan fungsi ginjal progresif lambat
- Mengurangi gejala uremia
- Koreksi factor reversible
- Pengobatan tepat
- Control hipertensi
- Cegah infeksi
- Pendidikan kesehatan
- Manajemen diet Restriksi protein : agar memperhambat progress, mempertahankan
kondisi optimal, mengurangi akumulasi toksik, azotemia, mencegah perburukan fungsi ginjal karena glomerulosklerosisKonsumsi protein hewani (AA esensial): CKD ringan (LFG 70 ml/ mnt): tanpa penurunan progresi ( DRP 1- 1,2 gr/Kg/ hr) dan penurunan progresif (DRP 0,5- 0,6 gr/Kg /hr)CKD moderat (LFG 25- 70 )dan CKD lanjut: DRP 0,5- 0,6 gr/Kg /hr
Restriksi garam : 4-6 gr/hari (fungsi : mencegah retensi cairan dan control hipertensi)
Restriksi cairan : cegah progres CKD Restriksi potassium (pada tahap lanjut kelebihan potassium dapat
mengakibatkan hiperkalemia dan dapat menyebabkan abnormal heart rhythm
- Terapi lain Dialysis : hemodialisis dan peritoneal dialysis
Hemodialisis Peritoneal dialysis
Melalui jalur vascular, shunt, arteriovenous fistula, anastomosis antara vena dan arteri, membutuhkan waktu 4-6 minggu agar jaringannya matur
Pilihan untuk klien dengan DM, portable (CAPD), waktu kematuran jaringan lebih cepat, tidak menyebabkan stress jantung, tidak ada / sedikit komplikasi
TransplantasiKomplikasi yang terjadi pada post transplantasi sebagai berikut:Terjadi penolakan organ, rejeksi hiperakut (menit- jam), terjadi thrombosis pada ginjal, rejeksi kronik (bulan- tahun), manifestasi berupa peningkatan serum creatinin
Ya tidak
penanganan
Daftar pustaka
Black, joyce. (1997). Medical surgical nursing: linical management for continuity of care: 7 th ed. Saunders company: Philadelphia
Doengoes, Marylinn . (1993). Rencana asuhan keperawatan: pedoman untuk perencanaan dan pendokumentasian perawatan pasien: edisi 3. EGC: Jakarta
…………..( 2004). Bahan ajar KMB II: asuhan keperawatan klien dengan gagal jantung kronik. FIK UI: depok
Luckman & Sorensen. (1993). Medical surgical nursing. 4 th ed. WB Saunders Company: Philadelphia
Korstad, Lee Ellen. (2000). Phatophysiology biological and behavior perspective. WB Saunders Company: Philadelphia
Bullock, Barbara. (2000). Focus on phatophysiology. Lippincott: Philadelphia
Patofisiologi CKD
CKD Serum urea nitrogen
creatininKerusakan nefron
Hipertrofi Kemampuan untuk mempertahankan pengelauaran urine adequate
Fungsi renal
Filtrasi cairan Kemampuan tubulus granular untuk reabsorbsi elektrolit
Mengakibatkan poliuri Uremik toxins
Terjadi penumpukan garam
Garam yang mengendap dapat berupa sodium
GFR 10-20 ml/min
Kondisi uremia
kematianDialysis dan transplantasi