Laporan Penentuan Kadar Glukosa Darah II

Embed Size (px)

DESCRIPTION

tugas II

Citation preview

LAPORAN PENENTUAN KADAR GLUKOSA DARAH ANALISIS BAHAN

BAB IPENDAHULUANA. Latar Belakang Karbohidrat merupakan senyawa organik yang mengandung atom karbohidrat, hidrogen dan oksigen. Glukosa, suatu gula monosakarida, adalah salah satu karbohidrat terpenting yang digunakan sebagai sumber tenaga bagi hewan dan tumbuhan. Glukosa merupakan salah satu hasil utama fotosintesis dan awal bagi respirasi. Bentuk alami (D- glukosa) disebut juga dekstrosa, terutama pada industri pangan.Gambaran proyeksi Haworth struktur glukosa (-D-glukopiranosa) Glukosa(C6H12O6 berat molekul 180.18) adalah heksosa monosakarida yang mengandung enam atom karbon. Glukosa merupakan aldehida (mengandung gugus -CHO). Lima karbon dan satu oksigennya membentuk cincin yang disebut "cincin piranosa", bentuk paling stabil untuk aldosa berkabon enam. Dalam cincin ini, tiap karbon terikat pada gugus samping hidroksil dan hidrogen kecuali atom kelimanya, yang terikat pada atom karbon keenam di luar cincin, membentuk suatu gugus CH2OH. Struktur cincin ini berada dalam kesetimbangan dengan bentuk yang lebih reaktif, yang proporsinya 0.0026% pada pH 7.Glukosa merupakan sumber tenaga yang terdapat di mana-mana dalam biologi. Kita dapat menduga alasan mengapa glukosa, dan bukan monosakarida lain seperti fruktosa, begitu banyak digunakan. Glukosa dapat dibentuk dari formaldehida pada keadaan abiotik, sehingga akan mudah tersedia bagi sistem biokimia primitif. Hal yang lebih penting bagi organisme tingkat atas adalah kecenderungan glukosa, dibandingkan dengan gula heksosa lainnya, yang tidak mudah bereaksi secara nonspesifik dengan gugus amino suatu protein. Reaksi ini mereduksi atau bahkan merusak fungsi berbagai enzim. Rendahnya laju glikosilasi ini dikarenakan glukosa yang kebanyakan berada dalam isomer siklik yang kurang reaktif. Meski begitu, komplikasi akut seperti diabetes, kebutaan, gagal ginjal, dan kerusakan saraf periferal (peripheral neuropathy), kemungkinan disebabkan oleh glikosilasi protein.Bentuk rantai D- GlukosaDalam respirasi, melalui serangkaian reaksi terkatalisis enzim, glukosa teroksidasi hingga akhirnya membentuk karbondioksida dan air, menghasilkan energi, terutama dalam bentuk ATP. Sebelum digunakan, glukosa dipecah dari polisakarida. Glukosa dan fruktosa diikat secara kimiawi menjadi sukrosa. Pati, selulosa dan glikogen merupakan polimer glukosa umum polisakarida. Dekstrosa terbentuk akibat larutan D- glukosa berotasi terpolarisasi cahaya ke kanan. Dalam kasus yang sama D-fruktosa disebut "levulosa" karena larutan levulosa berotasi terpolarisasi cahaya ke kiri.Glukosa adalah molekul karbohidrat sederhana yang paling penting dalam ilmu gizi, terdiri dari rangkaian enam buah atom karbon yang mengikat atom hidrogen dan oksigen dengan perbandingan 2 : 1 (perbandingan ini mirip dengan perbandingan hidrogen dan oksigen pada molekul air). Nilai energi karbohidrat adalah sekitar 4 kal (17 Kjoule) untuk setiap gramnya.Penggolongan karbohidrat paling banyak dipakai dan sangat berkaitan dengan ilmu gizi adalah klasifikasi yang didasar atas banyaknya karbohidrat yang berikatan pada molekulnya. Komponen yang hanya mengandung satu molekul karbohidrat sederhana disebut monosakarida. Apabila terdapat dua molekul karbohidrat sederhana yang berikatan maka disebut disakarida, dan apabila lebih dari dua molekul yang berikatan disebut polisakarida. Secara umum monosakarida dan disakarida disebut gula, sedangkan penamaan kimianya selalu diberi akhiran osa seperti glukosa, fruktosa, dll. Contoh polisakarida antara lain dekstrin, zat pati, glikogen, dll.Analisa karbohidrat merupakan salah satu contoh analisa bahan yang bertujuan untuk mengetahui jumlah kandungan karbohidrat dalam makanan. Praktikum kali ini akan melakukan analisa kadar glukosa darah. Bahan yang digunakan yaitu plasma darah, dan metode yang digunakan adalah metode Zn Hidroksid Barium Sulfat.B. Rumusan MasalahC. Tujuan PercobaanTujuan percobaan kali ini adalah mengetahui menentukan kadar gula pereduksi (glukosa) dalam darah dengan metode spektofotometri dan melakukan pemisahan/isolasi suatu makromolekul polisakarida dalam darah dengan metode Nelson Somogy.Mahasiswa akan dapat menyimpulkan hasil pemeriksaan glukosa darahpada saat praktikum setelah membandingkannya dengan nilai normal.Mahasiswa akan dapat melakukan diagnosa dini penyakit apa saja yangberkaitan kadar glukosa darah abnormal (patologis) dengan bantuan hasilpraktikum yang dilakukan .

D. Manfaat - Untuk mengetahui cara mengukur kadar glukosa darah dengan metode Nelson- Somogy

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

Glukosa, suatu gula monosakarida, adalah salah satu karbohidrat terpenting yang digunakan sebagai sumber tenaga bagi hewan dan tumbuhan. Glukosa merupakan salah satu hasil utama fotosintesis dan awal bagi respirasi. Bentuk alami (D-glukosa) disebut juga dekstrosa, terutama pada industri pangan (Wikipedia, 2007).Glukosa (C6H12O6, berat molekul 180.18) adalah heksosamonosakarida yang mengandung enam atom karbon. Glukosa merupakan aldehida (mengandung gugus -CHO). Lima karbon dan satu oksigennya membentuk cincin yang disebut "cincin piranosa", bentuk paling stabil untuk aldosa berkabon enam. Dalam cincin ini, tiap karbon terikat pada gugus samping hidroksil dan hidrogen kecuali atom kelimanya, yang terikat pada atom karbon keenam di luar cincin, membentuk suatu gugus CH2OH. Struktur cincin ini berada dalam kesetimbangan dengan bentuk yang lebih reaktif, yang proporsinya 0.0026% pada pH 7 (Wikipedia, 2007)Glukosa merupakan sumber tenaga yang terdapat di mana-mana dalam biologi. Kita dapat menduga alasan mengapa glukosa, dan bukan monosakarida lain seperti fruktosa, begitu banyak digunakan. Glukosa dapat dibentuk dari formaldehida pada keadaan abiotik, sehingga akan mudah tersedia bagi sistem biokimia primitif. Hal yang lebih penting bagi organisme tingkat atas adalah kecenderungan glukosa, dibandingkan dengan gula heksosa lainnya, yang tidak mudah bereaksi secara nonspesifik dengan gugus amino suatu protein. Reaksi ini (glikosilasi) mereduksi atau bahkan merusak fungsi berbagai enzim. Rendahnya laju glikosilasi ini dikarenakan glukosa yang kebanyakan berada dalam isomer siklik yang kurang reaktif. Meski begitu, komplikasi akut seperti diabetes, kebutaan, gagal ginjal, dan kerusakan saraf periferal (peripheral neuropathy), kemungkinan disebabkan oleh glikosilasi protein (Wikipedia, 2007).Dalam respirasi, melalui serangkaian reaksi terkatalisis enzim, glukosa teroksidasi hingga akhirnya membentuk karbon dioksida dan air, menghasilkan energi, terutama dalam bentuk ATP. Sebelum digunakan, glukosa dipecah dari polisakarida (Wikipedia, 2007).Glukosa dan fruktosa diikat secara kimiawi menjadi sukrosa. Pati, selulosa, dan glikogen merupakan polimer glukosa umum polisakarida). Dekstrosa terbentuk akibat larutan D-glukosa berotasi terpolarisasi cahaya ke kanan. Dalam kasus yang sama D-fruktosa disebut "levulosa" karena larutan levulosa berotasi terpolarisasi cahaya ke kiri (Wikipedia, 2007).Gula terdapat dalam dua enantiomer (isomer cermin), D-glukosa dan L-glukosa, tapi pada organisme, yang ditemukan hanya isomer D-isomer. Suatu karbohidrat berbentuk D atau L berkaitan dengan konformasi isomerik pada karbon 5. Jika berada di kanan proyeksi Fischer, maka bentuk cincinnya adalah enantiomer D, kalau ke kiri, maka menjadi enantiomer L. Sangat mudah diingat, merujuk pada D untuk "dextro, yang merupakan akar bahasa Latin untuk "right" (kanan), sedangkan L untuk "levo" yang merupakan akar kata "left" (kiri). Struktur cincinnya sendiri dapat terbentuk melalui dua cara yang berbeda, yang menghasilkan glukosa- (alfa) dan (beta). Secara struktur, glukosa- dan - berbeda pada gugus hidroksil yang terikat pada karbon pertama pada cincinnya. Bentuk memiliki gugus hidroksil "di bawah" hidrogennya (sebagaimana molekul ini biasa digambarkan, seperti terlihat pada gambar di atas), sedangkan bentuk gugus hidroksilnya berada "di atas" hidrogennya. Dua bentuk ini terbentuk bergantian sepanjang waktu dalam larutan air, hingga mencapai nisbah stabil : 36:64, dalam proses yang disebut mutarotasi yang dapat dipercepat (Wikipedia, 2007).Glukosa merupakan hasil fotosintesis pada tumbuhan dan beberapa prokariota. Glukosa juga terbentuk dalam hati dan otot rangka dari pemecahan simpanan glikogen (polimer glukosa) serta disintesis dalam hati dan ginjal dari zat antara melalui proses yang disebut glukoneogenesis (Wikipedia, 2007).Karbohidrat merupakan sumber energi utama bagi tubuh manusia, yang menyediakan 4 kalori (17 kilojoule) energi pangan per gram. Pemecahan karbohidrat (misalnya pati) menghasilkan mono- dan disakarida, terutama glukosa. Melalui glikolisis, glukosa segera terlibat dalam produksi ATP, pembawa energi sel. Di sisi lain, glukosa sangat penting dalam produksi protein dan dalam metabolisme lipid. Karena pada sistem saraf pusat tidak ada metabolisme lipid, jaringan ini sangat tergantung pada glukosa (Wikipedia, 2007).Glukosa diserap ke dalam peredaran darah melalui saluran pencernaan. Sebagian glukosa ini kemudian langsung menjadi bahan bakar sel otak, sedangkan yang lainnya menuju hati dan otot, yang menyimpannya sebagai glikogen ("pati hewan") dan sel lemak, yang menyimpannya sebagai lemak. Glikogen merupakan sumber energi cadangan yang akan dikonversi kembali menjadi glukosa pada saat dibutuhkan lebih banyak energi. Meskipun lemak simpanan dapat juga menjadi sumber energi cadangan, lemak tak pernak secara langsung dikonversi menjadi glukosa. Fruktosa dan galaktosa, gula lain yang dihasilkan dari pemecahan karbohidrat, langsung diangkut ke hati, yang mengkonversinya menjadi glukosa (Wikipedia, 2007).Glukosa adalah suatu aldoheksosa dan sering disebut dekstrosa karena mempunyai sifat dapat memutar cahaya terpolarisasi ke arah kanan. Di alam, glukosa terdapat dalam buah-buahan dan madu lebah. Darah manusia normal mengandung glukosa dalam jumlah atau konsentrasi tetap, yaitu antara 70-100 mg tiap 100 ml darah. Glukosa darah ini dapat bertambah setelah kita makan makanan sumber karbohidrat, namun kira-kira 2 jam setelah itu, jumlah glukosa darah akan kembali pada keadaan semula. Pada orang yang menderita diabetes mellitus atau kencing manis, jumlah glukosa darah lebih besar dari 130 mg per 100 ml darah (Poedjiadi, 1994). Dalam ilmu kedokteran, gula darah adalah istilah yang mengacu kepada tingkat glukosa di dalam darah. Konsentrasi gula darah, atau tingkat glukosa serum, diatur dengan ketat di dalam tubuh. Glukosa yang dialirkan melalui darah adalah sumber utama energi untuk sel-sel tubuh. Umumnya tingkat gula darah bertahan pada batas-batas yang sempit sepanjang hari: 4-8 mmol/l (70-150 mg/dl). Tingkat ini meningkat setelah makan dan biasanya berada pada level terendah pada pagi hari, sebelum orang makan. Diabetes mellitus adalah penyakit yang paling menonjol yang disebabkan oleh gagalnya pengaturan gula darah. Meskipun disebut "gula darah", selain glukosa, kita juga menemukan jenis-jenis gula lainnya, seperti fruktosa dan galaktosa. Namun demikian, hanya tingkatan glukosa yang diatur melalui insulin dan leptin (Wikipedia, 2007). Bila level gula darah menurun terlalu rendah, berkembanglah kondisi yang bisa fatal yang disebut hipoglisemia. Gejala-gejalanya adalah perasaan lelah, fungsi mental yang menurun, rasa mudah tersinggung, dan kehilangan kesadaran. Bila levelnya tetap tinggi, yang disebut hiperglisemia, nafsu makan akan tertekan untuk waktu yang singkat. Hiperglisemia dalam jangka panjang dapat menyebabkan masalah-masalah kesehatan yang berkepanjangan pula yang berkaitan dengan diabetes, termasuk kerusakan pada mata, ginjal, dan saraf (Wikipedia, 2007). Tingkat gula darah diatur melalui umpan balik negatif untuk mempertahankan keseimbangan di dalam tubuh. Level glukosa di dalam darah dimonitor oleh pankreas. Bila konsentrasi glukosa menurun, karena dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhan energi tubuh, pankreas melepaskan glukagon, hormon yang menargetkan sel-sel di lever (hati). Kemudian sel-sel ini mengubah glikogen menjadi glukosa (proses ini disebut glikogenolisis). Glukosa dilepaskan ke dalam aliran darah, hingga meningkatkan level gula darah. Apabila level gula darah meningkat, entah karena perubahan glikogen, atau karena pencernaan makanan, hormon yang lain dilepaskan dari butir-butir sel yang terdapat di dalam pankreas. Hormon ini, yang disebut insulin, menyebabkan hati mengubah lebih banyak glukosa menjadi glikogen. Proses ini disebut gliogenosis, yang mengurangi level gula darah. Diabetes mellitus tipe 1 disebabkan oleh tidak cukup atau tidak dihasilkannya insulin, sementara tipe 2 disebabkan oleh respon yang tidak memadai terhadap insulin yang dilepaskan ("resistensi insulin"). Kedua jenis diabetes ini mengakibatkan terlalu banyaknya glukosa yang terdapat di dalam darah (Wikipedia, 2007).

BAB IIIMETODE KERJAA. Waktu dan TempatPraktikum ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 12 Oktober 2011 di Laboratorium Biokimia, Jusrusan Pendidikan Biologi, FMIPA, Universitas Negeri Yogyakarta.

B. Alat dan BahanAlat 1. Pipet tetes2. Pipet volumetrik3. Tabung reaksi4. Penjepit tabung reaksi5. Rak tabung reaksi 6. Rak 7. Tabung eppendorf8. SentrifugeBahan1. Darah ayam2. Akuades3. Pewarna arsenomolibdat4. Larutan standar glukosa ( 10 mg glukosa anhidrat/100 ml ( BM = 180 )5. Larutan Ba(OH)2 0,3 M6. Larutan ZnSO4 5 % sebanyak 1,5 ml

C. Cara KerjaMembuat larutan glukosa standar ( 10 mg glukosa monohidrat ( BM = 198 ) maka 11 mg glukosa/100 ml.

Dipersiapkan 5 buah tabung reaksi, 4 buah tabung diisi larutan standar tersebut, 1 tabung diisi sampel dan 1 tabung blanko. Masing masing tabung sebanyak 1 ml.

Diambil dan didinginkan secara bersamaan pada air dengan suhu ruang ( 25 ) C.

Baca pada panjang gelombang 540 nm dan dibuat kurva standar kadar glukosa.

Setelah semua endapan Cu2O larut sempurna dengan penambahan 1 ml arsenomolibdat, ditambahkan 7 ml aquadest dan divortex.

Ditambahkan masing masing tabung 1 ml reagensia nelson dan di panaskan pada penangas air mendidih selama 20 menit.

Dilakukan pengenceran sehingga diperoleh larutan glukosa dengan konsentrasi 2, 4, 6, 8, 10 mg/100 ml larutan.

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASANA. HasilTabel 1. Pengukuran Kadar Glukosa DarahSampelNilai absorbansiKeterangan

Plasma darah0,594Warna biru muda, ada endapan hijau keabu- abuan

Tabel 2. Nilai Absorbansi Larutan Standar GlukosaGlukosa( ml )Aquades( ml )Konsentrasi

Nilai absorbansi

20,80,20,042

40,60,40,192

60,40,60,254

80,20,80,365

10010,430

Blanko100

Kurva kadar glukosa darah standar

PerhitunganPlasma darah = Y = 0,454x 0,013 X= y + 0,013 = 0,594 + 0,013 = 0,662 mg/ml 0,454 0,454B. PembahasanGlukosa diuraikan dalam sel untuk menghasilkan tenaga. Gula darah meningkat setelah kita makan atau minum sesuatu yang bukan air putih biasa. Kadar glukosa yang tinggi, yang disebut hiperglisemia, merupakan tanda penyakit diabetes melitus. Gula darah yang tinggi lambat laun dapat merusak mata, saraf, ginjal atau jantung. Kadar yang tinggi ini dapat disebabkan oleh efek samping protease inhibitor (PI). Gula darah yang rendah, yang disebut hipoglisemia, dapat menyebabkan kelelahan. Hal ini hanya salah satu penyebab kelelahan. Pada orang sehat, gula darah dikendalikan oleh insulin. Insulin adalah hormon yang dibuat oleh pankreas. Insulin membantu glukosa dari darah masuk ke sel untuk menghasilkan tenaga. Gula darah yang tinggi dapat berarti bahwa pankreas kita tidak membuat cukup insulin. Atau, jumlah insulinnya cukup namun tubuhnya tidak bereaksi secara normal. Ini disebut resistansi insulin. Apa pun alasannya, sel-sel tidak memperoleh glukosa secukupnya untuk dijadikan tenaga, dan glukosa menumpuk dalam darah. Beberapa orang yang memakai PI mengalami resistansi insulin dan kadar gula darahnya dapat meningkat tajam. Keadaan ini kadang kala diobati dengan obat yang biasa dipakai untuk diabetes. Belum ada tes darah yang sederhana untuk resistansi insulin (Spiritia, 2004). Uji glukosa darah pada praktikum ini menggunakan metode spektofotometri. Spektrometer absorbsi adalah sebuah instrumen untuk mengukur absorbsi/penyerapan cahaya dengan energi (panjang gelombang) tertentu oleh suatu atom/molekul. Spektrofotometer dikembangkan beberapa puluh tahun lalu untuk keperluan para fisikawan dan kimiawan dalam mempelajari struktur molekul dan mengembangkan dengan teori molekul. Kini, spektrofotometer juga banyak digunakan untuk berbagai seperti studi bahan, lingkungan ataupun untuk mengontrol suatu proses kimiawi dalam industri. Amersham Biosciences adalah perusahaan intrumentasi yang memfokuskan diri dalam pengembangan spektrofotometer untuk keperluan penelitian Biologi molekuler. Setiap laboratorium Biologi pasti memiliki spektrofotometer sebagai salah satu tools modernnya (Sentrabd, 2007).Besar penyerapan cahaya (absorbansi) dari suatu kumpulan atom/molekul dinyatakan oleh Hukum Beer-Lambert. Hukum Lambert menyatakan bahwa proporsi berkas cahaya datang yang diserap oleh suatu bahan/medium tidak bergantung pada intensitas berkas cahaya yang datang. Hukum Lambert ini tentunya hanya berlaku jika di dalam bahan/medium tersebut tidak ada reaksi kimia ataupun proses fisis yang dapat dipicu atau diimbas oleh berkas cahaya datang tersebut (Sentrabd, 2007).Pada percobaan, 1 ml darah dipipet . Fungsi penambahan akuades adalah mengencerkan darah sehingga darah akan larut oleh akuades. Tujuh tabung reaksi dipersiapkan, kelima tabung diisi dengan 1 ml larutan standar tersebut, 1 tabung diisi dengan sampel, dan 1 ml akuades atau blanko. Masing-masing tabung ditambahkan 1 ml reagen nelson dan dipanaskan pada penangas air mendidih selama 20 menit. Pemanasan berfungsi untuk menambah laju reaksi oleh kupritartat. Kemudian didinginkan secara bersama sama pada air dengan suhu ruang ( 25 C ). Pewarna arsenomolibdat ditambahkan untuk membentukan warna biru. Arsenomolibdat, larutan ini mengandung asam laktat dan ion Cu+. Hal ini sesuai dengan prinsip uji tauber yang memberikan hasil positif (warna biru) pada larutan yang mengandung monosakarida (glukosa). Setelah semua endapan Cu2 O larut secara sempurna dengan penambahan 1 ml arsenomolibdat, lalu diencerkan dengan 7 ml aquadest dan divortex. Perubahan warna yang terjadi diamati dan intensitas warnanya diamati dengan spektronik-20 pada panjang gelombang 540 nm.Pengamatan dengan spektronik-20 menggunakan prinsip hukum Lambert Beer. Faktor yang mempengaruhi adalah konsentrasi larutan dan bentuk wadah. Bagian sinar yang diserap akan tergantung pada berapa banyak molekul yang beinteraksi dengan sinar. Bayangkan anda memiliki zat warna organik yang kuat/tajam. Jika zat warna tersebut berupa larutan pekat, maka akan diperoleh absorbansi yang sangat tinggi karena ada banyak molekul yang berinteraksi dengam sinar. Akan tetapi, dalam larutan yang sangat encer, sangat sulit untuk melihat warnanya. Absorbansinya sangat rendah. Jika ingin membandingkan zat warna tersebut dengan senyawa lain, namun tidak mengetahui konsentrasinya, maka tidak akan dapat dibuat perbandingan dengan baik tentang senyawa mana yang menyerap sinar lebih banyak. Bentuk wadah yang semakin panjang akan mempengaruhi panjang larutan sehingga sinar akan lebih banyak diserap karena sinar berinteraksi dengan lebih banyak molekul (Sentrabd, 2007).Hasil pengamatan dan perhitungan menunjukkan bahwa kadar glukosa yang diperoleh dari darah ayam adalah 0,662 mg/ml. Kadar glukosa dalam darah dipengaruhi oleh aktifitas tubuh, kesehatan dan faktor genetik.

BAB VKESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Glukosa, suatu gula monosakarida, adalah salah satu karbohidrat terpenting yang digunakan sebagai sumber tenaga bagi hewan dan tumbuhan. Glukosa merupakan salah satu hasil utama fotosintesis dan awal bagi respirasi. Spektrometer absorbsi adalah sebuah instrumen untuk mengukur absorbsi/penyerapan cahaya dengan energi (panjang gelombang) tertentu oleh suatu atom/molekul. Darah mengandung albumin yang harus dihilangkan pada uji glukosa, albumin diendapkan dengan penambahan akuades dan Na-wolframat. Pada penambahan kupritartrat, ion kupri akan direduksi oleh gula menjadi kupro dan mengendap sebagai Cu2O. Dengan menambahan pereaksi fosfomolibdat kuprooksida melarut lagi dan warna larutan akan berubah menjadi biru tua disebabkan oleh adanya oksidasi Mo. Intensitaas warna larutan adalah ukuran banyaknya gula yang ada di dalam filtrat. Hasil pengamatan dengan spektronik-20 dan perhitungan menunjukkan bahwa kadar glukosa yang diperoleh dari darah ayam adalah 0,662 mg/ml. Kadar glukosa dalam darah dipengaruhi oleh aktifitas tubuh, kesehatan dan faktor genetik.

B. Saran

Daftar Pustaka

[Anonim]. 2004. Gula dan Lemak Darah. Yayasan Spiritia: Jakarta.

[Anonim]. 2007. Glukosa. http://id.wikipedia.org/wiki/Glukosa (16 Oktober 2011) pukul 16.00 WIB

[Anonim]. 2007. Gula Darah. http://id.wikipedia.org/wiki/Gula_darah (16 Oktober 2011) pukul 16.10 WIB

[Anonim]. 2007. Hukum Beer-Lambert. http://www.chem-is-try.org (16 Oktober 2011) pukul 16.15 WIB

[Anonim].2007. Pengenalan Kepada Glukosa. http://dianais82.tripod.com/id1.html (16 Oktober 2011). pukul 16.20 WIB

[Anonim].2007. Spectrophotometer Absorbsi UV/VIS. http://sentrabd.com/main/info/Insight/Spectrophotometer.htm (16 Oktober 2011).

Anna Poedjiadi, 1994. Dasar-Dasar Biokimia. Penerbit UI-Press: Jakarta.

Astuti.2007. Petunjuk Praktikum Analisis Bahan Biologi. Yogyakarta : Jurdik Biologi UNYGirinda A. 1989. Biokimia Patologi. Bogor: IPB

Kadar Glukosa Dalam Darah PendahuluanGlukosa (suatu monosakarida), adalah salah satu karbohidrat terpenting yang digunakan sebagai sumber tenaga bagi hewan dan tumbuhan. Glukosa merupakan salah satu hasil selama fotosintesi dari awal bagi respirasi. Bentuk alami glukosa disebut juga dekstrosa, terutama dalam industri pangan. Glukosa (C6H12O6) memiliki berat molekul 180.18), termasuk dalam heksosa yaitu monosakarida yang mengandung enam atom karbon (Lehninger 1982).Glukosa merupakan sumber tenaga yang terdapat di mana-mana dalam biologi. Hal itu terjadi karena glukosa dibentuk dari fomaldehida pada keadaan abiotik, sehingga akan mudah tersedia bagi sistem biokimia primitif. Hal yang lebih penting bagi organisme tingkat ata adalah kecenderungan glukosa dibandingkan dengan gula heksosa lainnya yang tidak mudah bereaksi secara nonspesifik dengan gugus amino suatu protein. Reaksi ini (glikosilasi) mereduksi atau bahkan merusak fungsi berbagai enzim (Lehninger 1982).

Gambar 1. Bentuk rantai D-Glukosa.Glukosa dibentuk dari senyawa-senyawa glukogenik yang mengalami glukogenesis (Murray 2003). Glukoneogenesis memenuhi kebutuhan akan glukosa pada saat karbohidrat tidak tersedia dalam jumlah yang cukup dalam makanan. Pasokan glukosa yang terus menerus diperlukan sebagai sumber energi, khususnya bagi sistem saraf dan eritrosit Glukosa juga diperlukan di dalam jaringan adiposa sebagai sumber gliseralida-gliserol dan mungkin glukosa juga mempunyai peran di dalam mempertahankan kadar intermediet pada siklus asam sitrat di seluruh jaringan tubuh. Selain itu, glukosa merupakan satu-satunya bahan bakar yang memasok energi bagi otot rangka pada keadaan anaerob (Murray 2003).Metode Folin-Wu diperkenalkan pertama kalioleh Folin dan Wu pada tahun 1919 (Berkman 1953). Metode ini merupakan metode yang digunakan untuk membuat filtrat darah bebas protein dengan pengendapan protein oleh pembentukan asam tungstat. Endapan terjadia kibat adanya kombinasi anion asam dengan bentuk kationik dari protein. Metodeini memiliki beberapa keuntungan, antara lain hanya dibutuhkan dua pelarut, filtrat yang terbentuk lebih netral, dan proses filtrasi lebih cepat (Haden 1923). Kadar glukosa darah yang diketahui dapat membantu memprediksi metabolismeme yang mungkin terjadi dalam sel dengan kandungan gula yang tersedia. Jika kandungan glukosa dalam tubuh sangat berlebih maka glukosa tersebut akan mengalami reaksi katabolisme secara enzimatik untuk menghasilkan energi. Namun jika kandungan glukosa tersebut dibawah batas minimum,maka asam piruvat yang dihasilkan dari proses katabolisme bisa mengalami proses enzimatik secara anabolisme melalui glukoneogenesis untuk mensintesis glukosa dan memenuhi kadar normal glukosa dalam darah ( salam serum atau plasma darah ) yaitu65-110 mg/dL (3,6-6,1 mmol/L) (Murray 2003).Spektrofotometri adalah salah satu cara yang dapat digunakan dalam penentuan kadar glukosa dalam darah. Spektrofotometri merupakan metode analisis yang didasarkan pada absorpsi radiasi elektromagnet. Cahaya terdiri dari radiasi terhadap gelombang dengan panjang berlainan akan menimbulkan cahaya yang berlainan sedangkan campuran cahaya yang berbeda panjang gelombangnya ini akan menyusun cahaya putih. Cahaya putih meliputi seluruh spektrum nampak 400-760 mm. Spektrofotometri terjadi bila terjadi perpindahan elektron dari tingkat energi yang rendah ketingkat energi yang lebih tinggi. Perpindahan elektron tidak diikutioleh perubahan arah spin, hal ini dikenal dengan sebutan tereksitasi singlet. Besar penyerapan cahaya (absorbansi) dari suatu kumpulan atom/molekul dinyatakan oleh Hukum Beer-Lambert. Hukum Lambert menyatakan bahwa proporsi berkas cahaya datang yang diserap oleh suatu bahan/medium tidak bergantung pada intensitas berkas cahaya yang datang. Hukum Lambert ini tentunya hanya berlaku jika di dalam bahan/medium tersebut tidak ada reaksi kimia ataupun proses fisis yang dapat dipicu atau diimbas oleh berkas cahaya datang tersebut (Sentrabd, 2007). TujuanPraktikum ini bertujuan agar mahasiswa dapat menentukan kadar gula pereduksi (glukosa) dalam darah dengan metode spektrofotometri, melakukan pemisahan/isolasi suatu makromolekul polisakarida dalam jaringan hewan dan dapat membedakan perbedaan hidrolisis glikogen oleh enzim dan oleh asam mineral

Alat dan bahanPraktikum dilakukan di laboratorium biokimia pada hari Senin tanggal 5 Desember 2011 pukul 13.00-16.00 WIB. Alat-alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu tabung reaksi, pengaduk, pipet tetes, pipet volumetrik, corong plastik, kertas saring, dan gelas piala. Bahan yang digunakan dalam praktikum ini berupa darah, akuades, Na-wolframat 10%, H2SO4 0.67 N, standar glukosa, larutan kupritatrat, dan fosfomolibdat.

Prosedur PercobaanPenentuan kadar glukosa dalam darah dilakukan dengan berbagai percobaan. Percobaan pertama yaitu dengan 1 ml darah dimasukkan ke dalam erlenmeyer kecil dengan digunakan pipet volumetrik agar hasilnya lebih akurat. Kemudian ditambahkan 7 ml akuades, 1 ml Na-wolframat, dan 1 ml H2SO4 0.67N (setetes demi tetes). Penambahan H2SO4 tersebut disertai dengan pengadukan secara perlahan tiap tetesnya. Setelah dicampur (hingga homogen), larutan dibiarkan selama 10 menit dan disaring dengan kertas saring untuk diambil filtratnya. Apabila filtrat yang didapat maka dilakukan penambahan H2SO4 lagi dengan volume yang sama (1 ml) lalu disaring lagi. Penambahan dilakukan hingga filtrat yang didapat jernih.Percobaan selanjutnya disiapkan 3 tabung Folin Wu dalam percobaan tabung Folin Wu diganti dengan tabung reaksi. Pada tabung yang pertama dimasukkan 1 ml filtrat dan 1 ml kupritartrat. Tabung kedua diisi 1 ml standar glukosa dan 1 ml kupritartrat. Dan tabung ketiga diisi dengan 1 ml akuades dan 1 ml kupritartrat. Kemudian ketiga tabung tersebut dipanaskan dalam air mendidih selama 8 menit secara bersamaan. Setelah itu, ketiga tabung didinginkan dalam gelas piala yang berisi air dingin. Tiap tabung lalu diencerkan dengan 7 ml akuades dan ditanbahkan 1 ml fosfomolibdat. Tahap akhirnya yaitu intensitas warnanya diukur dengan digunakan spektronik-20. pada panjang gelombang 660 nm.

Hasil PengamatanTabel 1 Penentuan Kadar Glukosa Darah dari Darah AyamLarutanAbsorbansiKadar Glukosa Darah (mg/ml)

Blanko0-

Standar Glukosa0,141.00

Sampel 10,481.09

Sampel 20,491.11

Sampel 30,350.79

Contoh perhitungan:Kadar glukosa darah (mg/ml) : Nilai Sampel : Nilai absorbansi standar : 0.44-0= 0.44Kadar glukosa darah pada sample 1= mg/mL

Gambar1. Uji glukosa darah(a. Sampel1, b. Sampel 2, c. Sampel 3, d.Standar glukosa, dan e. Blanko) setelahditambahkan akuades

Gambar1. Uji glukosa darah(a. Sampel1, b. Sampel 2, c. Sampel 3, d.Standar glukosa, dan e. Blanko)sebelum ditambahkan akuadesedcbaedcba

PembahasanGlukosa diuraikan dalam sel untuk menghasilkan tenaga. Gula darah meningkat setelah kita makan atau minum sesuatu yang bukan air putih biasa. Kadar glukosa yang tinggi, yang disebut hiperglisemia, merupakan tanda penyakit diabetes melitus. Gula darah yang tinggi lambat laun dapat merusak mata, saraf, ginjal atau jantung. Kadar yang tinggi ini dapat disebabkan oleh efek samping protease inhibitor (PI). Gula darah yang rendah, yang disebut hipoglisemia, dapat menyebabkan kelelahan. Hal ini hanya salah satu penyebab kelelahan. Pada orang sehat, gula darah dikendalikan oleh insulin (Spiritia 2004).

( Spiritia 2004)Gambar 1 Struktur Kimia GlukosaInsulin adalah hormon yang dibuat oleh pankreas. Insulin membantu glukosa dari darah masuk ke sel untuk menghasilkan tenaga. Gula darah yang tinggi dapat berarti bahwa pankreas kita tidak membuat cukup insulin. Atau, jumlah insulinnya cukup namun tubuhnya tidak bereaksi secara normal. Ini disebut resistansi insulin. Apa pun alasannya, sel-sel tidak memperoleh glukosa secukupnya untuk dijadikan tenaga, dan glukosa menumpuk dalam darah. Beberapa orang yang memakai PI mengalami resistansi insulin dan kadar gula darahnya dapat meningkat tajam. Keadaan ini kadang kala diobati dengan obat yang biasa dipakai untuk diabetes. Belum ada tes darah yang sederhana untuk resistansi insulin (Dische 1954). Metode yang banyak digunakan untuk perhitungan glukosa darah bergantung pada kemampuan glukosa untuk mereduksillarutan tembaga alkali. Pereaksi mengandung asam fosfomolibdat yang dapat membentuk kompleks berwarna biru akibat adanya kombinasi tembaga tereduksi (Dische 1954). Namun metode ini memiliki kerugian, yaitu warna berangsur-angsur memudar dibandingkan dengan larutan standar glukosa dengan perlakuan yang sama. Metode Folin-Wu diperkenalkan pertama kalioleh Folin dan Wu pada tahun 1919 (Berkman 1953). Metode ini merupakan metode yang digunakan untuk membuat filtrat darah bebas protein dengan pengendapan protein oleh pembentukan asam tungstat. Endapan terjadia kibat adanya kombinasi anion asam dengan bentuk kationik dari protein. Metode ini memiliki beberapa keuntungan, antara lain hanya dibutuhkan dua pelarut, filtrat yang terbentuk lebih netral, dan proses filtrasi lebih cepat (Haden 1923). Uji glukosa darah pada praktikum ini menggunakan metode spektofotometri. Spektrofotometri adalah salah satu cara yang dapat digunakan dalam penentuan kadar glukosa dalam darah. Spektrofotometri merupakan metode analisis yang didasarkan pada absorpsi radiasi elektromagnet. Cahayaterdiri dari radias gelombang dengan panjang berlainan akan menimbulkan cahaya yang berlainan sedangkan campuran cahaya dengan panjang-panjangini akan menyusun cahaya putih. Cahaya putih meliputi seluruh spektrum nampak 400-760 mm. Spektrofotometriterjadi bila perpindahan elektron dari tingkat energi yang rendah ket ingkat energi yanglebih tinggi. Perpindahan elektron tidak diikutioleh perubahan arah spin, hal inidikenal dengan sebutantereksitasi singlet. Prinsip kerja spektrofotometri berdasarkan Hukum Lambert Beer, bila cahaya monokromatik melalui suatu media, maka sebagian cahaya disebut diserap, sebagian dipantulkan, dan sebagian dipancarkan (Spiritia 1967). Perubahan warna yangterjadi diamati danintensitas warnanya diamati dengan spektronik-20 pada panjang gelombang 660 nm (Lehninger 1982)Pengamatan dengan spektronik-20 menggunakan prinsip hukum Lambert Beer. Faktor yang mempengaruhi adalah konsentrasi larutan dan bentuk wadah. Bagian sinar yang diserap akan tergantung pada berapa banyak molekul yang beinteraksi dengan sinar. Bayangkan anda memiliki zat warna organik yang kuat/tajam. Jika zat warna tersebut berupa larutan pekat, maka akan diperoleh absorbansi yang sangat tinggi karena ada banyak molekul yang berinteraksi dengam sinar. Akan tetapi, dalam larutan yang sangat encer, sangat sulit untuk melihat warnanya. Absorbansinya sangat rendah. Jika ingin membandingkan zat warna tersebut dengan senyawa lain, namun tidak mengetahui konsentrasinya, maka tidak akan dapat dibuat perbandingan dengan baik tentang senyawa mana yang menyerap sinar lebih banyak. Bentuk wadah yang semakin panjang akan mempengaruhi panjang larutan sehingga sinar akan lebih banyak diserap karena sinar berinteraksi dengan lebih banyak molekul (Murray 2003).Praktikum kali ini digunakan beberapa pelarut dan pereaksi. Larutan tersebut antara lain adalah kupritartratalkalis, fosfomolibdat, standar glukosa, H2SO4, Na-Wolframat, dan akuades. Fungsi penambahan akuades adalah mengencerkan darah sehingga albumin dalam darah akanlarut oleh akuades. Albumin adalah protein yang dapat larut dalam air serta dapat terkoagulasi oleh panas. Albumin terdapat dalam serum darah dan putih telur. Penambahan Na-wolframat bertujuan mengendapkan albumin yangterlarut dalam air. H2SO4 berfungsi sebagai katalisator untuk mempercepat reaksi pengendapan albumin 6 oleh Na-wolframat. Larutan kupritartrat ditambahkan untuk membentukan warna biru ketika ditambahkan pereaksi fosfomolibdat, karena larutan ini mengandung asamlaktat danion Cu+. Hal ini sesuai dengan prinsip uji tauber yang memberikan hasil positif (warna biru) pada larutan yang mengandung monosakarida (glukosa). Penambahan H2SO4 bertujuan menciptakan suasana asam karena reaksi dengan fosfomolibdat terjadi pada suasana asam. Fungsi pemanasan selama 8 menit bertujuan untuk mempercepat reaksi (Poedjiadji 1994).Pada penambahan kupritartrat, ion kupri akan direduksi oleh gula menjadi kupro dan mengendap sebagai Cu2O. Dengan menambahan pereaksi fosfomolibdat kuprooksida melarut lagi dan warna larutan akan berubah menjadi biru tua disebabkan oleh adanya oksidasi Mo. Intensitaas warna larutan adalah ukuran banyaknya gula yang ada di dalam filtrate (Murray 2003).Pada keadaan setelah penyerapan makanan, kadar glukosa darah pada manusia dan banyak mamalia berkisar antara 4.5-5.5 mmol/L (Murray 2003). Setelah ingesti makanan yang mengandung karbohidrat, kadar tersebut dapat naik hingga 6.5-7.2 mmol/L. Saat puasa, kadar glukosa darah akan turun menjadi sekitar 3.3-3.9 mmol/L.Sampel darah yang digunakan untuk pengujian kadar glukosa dalam darah berasal dari darah ayam. Kadar gula darah normal pada ternak ruminansia bervariasi, yaitu antara 40 60 mg/100 ml dan 35 - 55 mg/100 ml (Poedjiadji 1994). Glukosa darah berasal dari beberapa sumber, antara lain adalah dari karbohidrat makanan, dari senyawa glikogenik melalui glikoneogenesis, dan dari glikogen hati oleh glikogenesis Pada ternak ruminansia, dikenal adanya sistem penjaga kadar glukosa dalam darah melalui proses glikolisis, glikogenesis dan lain sebagainya, sehingga konsentrasi glukosa darah relatif konstan (Poedjiadji 1994).Hasil pengamatan dan perhitungan menunjukkan bahwa kadar glukosa yang diperoleh dari darah ayam adalah 0,79-1,11. Berdasarkan larutan standar glukosa sebesar 1,00. Hal tersebut menunjukan bahwa berdasarkan hasil perhitungan didapatkan nilai glukosa darah pada sampel masih pada batas normal. Sampel tersebut tidak mengalami kelebihan kadar glukosa dalam darah ataupun kekurangan kadar glukosa dalam darah. Kadar glukosa dalam darah dipengaruhi oleh aktifitas tubuh, kesehatan dan faktor genetik. KesimpulanMetode Follin-Wu dapatdigunakan untuk menentukan kadar glukosa dalam darah.Metode ini menggunakan spektrofotometri. Spektrofotometri adalah metode analisis yang didasarkan pada absorbs radiasi gelombang elektromagnetik. Prinsip kerja spektrofotometri didasarkan pada Hukum Lambert-Beer. Kadar glukosa dari darah sapi yang diamati oleh kelompok praktikan mempunyai nilai berkisar 1.09 mg/ ml. Kadar glukosa tersebut bernilai lebih rendah dari yang seharusnya, sehingga sapi yang diambil darahnya dianggap praktikan menderita glisemia. Hal ini mungkin disebabkan karena sapi belum makan saat darahnya diambil.

Daftar PustakaDawn B. Marks, et al. Dasar-Dasar Kimiawi dan Biologis Biokimia. Dalam: Biokimia Kedokteran Dasar. Jakarta: EGC. 2000: 96-125.Girindra, A. 1986. Biokimia I. Gramedia, Jakarta.Hawab, H. Mansyur. 2005. Pengantar Biokimia. Malang : Bayumedia.Keenan, Charles W, Donald C. Kleinfelter dan Jesse H. Wood. 1992. Ilmu Kimia untuk Universitas. Jakarta: Erlangga.Lehninger, A. 1988. Dasar-dasar Biokimia. Terjemahan Maggy Thenawidjaya. Erlangga, Jakarta.Poedjiadji, Anna. 1994. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta: UI Press.Suharso Martoharsono. Enzim. Dalam: Biokimia. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. 1986: 74.