21
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI “JANTUNG” 1. Avisha Ayudhia T. 1361050001 2. Ghea Jovita S. 1361050025 3. Theresia verawati lumbangaol 1361050035 4. Krista widian P. 1361050098 5. Nove Esra Tara V. 1361050131 6. Rahasti Amirinda widisesa 1361050147 1

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI

Embed Size (px)

DESCRIPTION

fisiologi katak

Citation preview

Page 1: LAPORAN PRAKTIKUM  FISIOLOGI

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI

“JANTUNG”

1. Avisha Ayudhia T. 1361050001

2. Ghea Jovita S. 1361050025

3. Theresia verawati lumbangaol 1361050035

4. Krista widian P. 1361050098

5. Nove Esra Tara V. 1361050131

6. Rahasti Amirinda widisesa 1361050147

7. Susana thenu 1361050207

8. Shanaz Novriandina 1361050248

9. Aditya Nur Wijaya 1361050251

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA

2013-2014

1

Page 2: LAPORAN PRAKTIKUM  FISIOLOGI

DAFTAR ISI

I.Pendahuluan

Ia. Latar belakang praktikum………………………………………………………………………..

Ib. tujuan praktikum…………………………………………………………………………………….

3

II. Dasar teori

IIa. Dasar teori……………………………………………………………………………………………… 4

III. Metode praktikum

IIIa. Alat dan bahan………………………………………………………………………………………

IIIb. Cara kerja………………………………………………………………………………………………

7

8

IV.Hasil dan pembahasan

IVa. morfologi jantung………………………………………………………………………………….

IVb. Pengaruh suhu………………………………………………………………………………………

IVc. Pengaruh zat kimia………………………………………………………………………………..

IVd. Otomasi jantung……………………………………………………………………………………

11

12

12

13

Penutup………………………………………………………………………………………………

14

Daftar pustaka……………………………………………………………………………………… 15

2

Page 3: LAPORAN PRAKTIKUM  FISIOLOGI

BAB I

PENDAHULUAN

I.a.LATAR BELAKANG PRAKTIKUM

Keefektifan kerja jantung dikendalikan oleh faktor instrinsik dan faktor ekstrinsik.

Faktor instrinsik adalah sistem nodus, yang mengantarkan rambatan depolarisasi dan pacu

jantung (sinus spenosus ke bagian-bagian dari jantung. Meskipun kontraksi otot jantung

tidak tergantung pada impuls saraf tetapi laju kontraksinya dikendalikan oleh saraf otonom.

Selain itu aktivitas jantung juga dipengaruhi oleh bermacam-macam bahan kimia, hormon,

ion-ion, dan metabolit (Tim Dosen, 2012: h. 11).

I.b.TUJUAN PRAKTIKUM :

a. Mempelajari sifat faali dari otot jantung katak

b. Morfologi jantung katak

c. Pengaruh suhu dan zat kimia terhadap denyut jantung

d. Otomasi jantung

3

Page 4: LAPORAN PRAKTIKUM  FISIOLOGI

BAB II

DASAR TEORI

II.a.DASAR TEORI

i) System kardiovaskular

Fungsi utama jantung adalah untuk pompa untuk menyediakan

tekanan untuk mengalirkan darah ke jaringan. Otot jantung berbeda dengan

otot lainnya karena memiliki suatu “gap junction” yang menghubungkan

serabut oto satu dengan yang lainnya membentuk suatu sinsitium sehingga

kontraksi akan bersifat “ all or none”

ii) Jantung amfibi

Jantung katak Secara anatomis jantung katak terbagi menjadi tiga

ruang yaitu sinus venosus, dua atrium dan satu ventrikel . Jantung katak

berbeda dengan jantung manusia karena mempunyai centrum automasi

sendiri artinya tetap berdenyut meskipun telah diputuskan hubungannya

dengan susunan syaraf atau di keluarkan dari tubuh. Secara anatomis jantung

katak terbagi menjadi tiga ruang yaitu sinus venosus (mengatur irama

jantung), dua atrium dan satu ventrikel. Secara garis besar peredaran darah

4

Page 5: LAPORAN PRAKTIKUM  FISIOLOGI

katak sama seperti peredaran darah manusia namun saat darah dialirkan

kembali melalui vena darah terlebih dahulu mengisi sinus venosus.

jantung menerima darah dari sistem vena yang berasal dari jaringan

dan organ tubuh. Denyut jantung berasal dari sistem penghantar

jantung yang khusus dan menyebar melalui sistem ini kesemua bagian

miokardium. Struktur yang membentuk sistem penghantar adalah

simpul sinoatrial ( simpul SA ), lintasan antar simpul di atrium, simpul

atrioventrikular ( simpul AV ) , berkas His dan cabang-cabangnya dan

sistem Purkinje

iii) Kepekaan jantung katak

Peka terhadap rangsangan/ perubahan yang bersifat metabolic, kimia, suhu.

a. kenaikan suhu (panas) meningkatkan frekuensi denyut jantung

b. penurunan suhu (dingin) menurunkan frekuensi denyut jantung

c. asetilkolin/pilokarpin menghambat aktivitas otot jantung

d. adrenalin meningkatkan aktivitas otot jantung

iv) peredaran darah katak

Ventrikel akan memompakan darah ke dalam sebuah arteri bercabang yang

mengarahkan darah melalui dua sirkuit :

pulmokutaneuscircuit mengarah ke jaringan pertukaran gas (dalam paru-

paru dan kulit pada katak), dimana darah akan mengambil oksigen

sembari mengalir melalui kapiler. Darah yang kaya oksigen kembali ke

atrium kiri jantung, dan kemudian sebagian besar di antaranya

dipompakan ke dalam sirkuit sistematik.

Sirkuit sistemik (systemiccircuit) membawa darah yang kaya oksigen ke

seluruh organ tubuh dan kemudian mengembalikan darah yang miskin

oksigen ke atrium kanan melalui vena. Skema ini,yang disebut sirkulasi

ganda (doublecirculation), menjamin aliran darah yang keluar ke otak,

otot, dan organ-organ lain, karena darah itu dipompa untuk kedua kalinya

setelah kehilangan tekanan dalam hamparan kapiler pada paru-paru atau

5

Page 6: LAPORAN PRAKTIKUM  FISIOLOGI

kulit (Campbell, 2004: h. 45).

v) SIFAT-SIFAT JANTUNG

jantung memiliki sifat – sifat diantaranya :

AUTOMASI : jantung ini masih dapat melakukan fungsinya tanpa

dipengaruhi saraf. Dibuktikan dengan cara merusak otak atau sumsum

punggung. Jantung tetap normal melakukan fungsinya untuk beberapa

saat.

TERMOLABIL : Jantung dapat berubah denyutnya karena pengaruh

suhu lingkungan. Sebagai contoh kita berpindah dari daerah suhu

panas ke daerah bersuhu dingin, maka denyut jantung menurun. Jadi,

pada suhu yang lebih panas, frekuensi denyut jantung menjadi naik dan

sebaliknya.

SINSITIUM : Organ berupa serabut yang bekerja sebagai satu unit.

6

Page 7: LAPORAN PRAKTIKUM  FISIOLOGI

BAB III

METODE PRAKTIKUM

III.a. Alat dan Bahan

Alat Bahan

Alat diseksi Batu es

Papan fiksasi Katak bufo melanosticus

Thermometer kimia Asetilkolin

Cawan petri larutan ringer

Minor set pilokarpin

III.b. Cara kerja:

Ambil seekor katak dan rusakkan otak dan sumsum tulang belakang. Ikatkan

katak pada papan gabus dengan bagian ventral ke atas. Buatlah sayatan di garis

median pada kulit perut dan dada. Dengan pinset angkatlah episternum dan

potonglah melalui tulang rawan sternum dengan menggunting memanjang di

samping stenum dan melalui bagian-bagian pektoral di kedua sisi. Jantung akan

terlihat dan angkatlah epikardium dengan ujung pinset dan bukalah perikardiuum

sehingga jantung keluar dari kantong.

7

Page 8: LAPORAN PRAKTIKUM  FISIOLOGI

1. morfologi dan denyut jantung

- Gambarlah jantung yang terlihat di depan anda dan sebutkan bagian-

bagiannya, juga dari belakang dengan cara membalikkannya ke atas dengan

memakai pinset (hati-hati jangan merusak jaringan).

- Amati denyut jantung. Apakah bagian-bagian jantung berkontraksi

serempak atau bergantian? Kontraksi otot jantung yang disebut “SISTOLE”

ditandai oleh warna pucat, relaksasi jantung disebut “DIASTOLE”, ditandai

oleh warna merah kecoklatan.

2. pengaruh suhu terhadap denyut jantung

- Basahi jantung dengan cairan ringer (suhu kamar). Hitunglah frekuensi

denyut jantung (banyaknya denyut per menit).

- Dinginkan cairan ringer dengan es yang tersedia sehingga suhunya menjadi

40C-100C. Tuangkan sebagian larutan ringer ke dalam rongga sekitar

jantung sehingga suhu cairan sekitar jantung menjadi 150C, tunggu

sebentar dan hitunglah frekuensi denyutnya

- Gantilah cairan ringer dingin dengan yang bersuhu kamar, dengan

menggunakan sebuah pipet hisap, sehingga suhu sekitar jantung menjadi

seperti semula dan catatlah frekuensi denyutnya.

- dengan cara yang sama sekarang cairan ringer diganti dengan yang bersuhu

40-500C, catatlah frekuensi denyut jantungnya. Kembalikan suhu sekitar

jantung ke normal dengan mengganti cairan ringer panas dengan yang

bersuhu kamar.

3. pengaruh zat kimia terhadap denyut jantung

- Hitung frekuensi denyut jantungnya sekarang. Dengan sebuah pipet

teteskan larutan asetilkolin 1 : 10.000 sebanyak 2-3 tetes pada jantungnya,

tunggu sebentar dan hitunglah frekuensi denyutnya. Buanglah asetilkolin

dengan membilas jantung dengan cairan ringer suhu kamar 2-3 kali dengan

menggunakan kapas atau pipet sampai bersih.Hitunglah frekuensi

denyutnya. Kemudian teteskan larutan adrenalin 1 : 1000 sebanyak 2-3 kali

pada jantung, dan hitung pula frekuensinnya. Buanglah adrenalin dengan

8

Page 9: LAPORAN PRAKTIKUM  FISIOLOGI

kapas dan gantilah cairan ringer di sekitar jantung 2-3 kali. Hitunglah kini

denyut jantungnya.

4. Otomasi jantung

- Sediakan cawan petri yang diisi dengan cairan ringer suhu kamar.

- Jepitlah ujung ventrikel jantung (apeks) dan angkat ke atas.

- Bebaskan jantung dari tenunan sekitarnya, kemudian potonglah pembuluh-

pembuluh darah yang berhubungan dengan jantung sejauh mungkin dari

jantung.

- Angkat jantung yang telah bebas dan letakkan dalam cawan petri yang

berisi cairan ringer tadi. Jantung akan tetap berdenyut walaupun telah

dibebaskan dari susunan saraf pusat, susunan saraf otonom dan tidak

dialiri darah. Amatilah sifat otomasi urat daging jantung ini dan hitunglah

frekuensi denyutnya.

9

Page 10: LAPORAN PRAKTIKUM  FISIOLOGI

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.a. gambar jantung

IV.b. Table hasil percobaan

No. Macam percobaan Frekuensi denyut jantung

sebelum sesudah

A Suhu dingin 66 53

B Suhu panas 60 58

C Asetilkolin 50 20

D Adrenalin 55 52

E Otomasi 20 18

IV.c. Pembahasan

Berdasarkan praktikum yang telah di laksanakan, maka dapat akan di bahas secara

terperinci sebagai berikut :

a) Morfologi dan denyut jantung

anatomis jantung katak terbagi menjadi tiga ruang yaitu sinus

venosus, dua atrium dan satu ventrikel. Sinus venosus adalah ruang disekitar

jantung. Sistem sirkulasi pada katak adalah sistem peredaran darah tertutup

dan sistem peredaran darah ganda. Secara garis besar peredaran darah katak

10

Page 11: LAPORAN PRAKTIKUM  FISIOLOGI

sama seperti peredaran darah manusia namun saat darah dialirkan kembali

melalui vena darah terlebih dahulu mengisi sinus venosus. Darah mengalir

melalui sinus venosus kemudian darah mengalir ke atrium dan mengisi ruang

ventrikel sebelum darah dipompa kembali oleh otot-otot di ventrikel

keseluruh tubuh.

Darah vena dari seluruh tubuh mengalir masuk kesinus venosus dan

kemudian mengalir menuju ke atrium. Dari atrium darah mengalir ke

ventrikel yang kemudian dipompa keluar melalui arteri pulmonalis untuk di

bawa ke paru – paru dan mengalami proses pertukanaran udara di alveolus

paru – paru, dan siklus akan berjalan terus dan berkelanjutan. Dari aliran ini,

maka dapat terlihat jelas bahwa bagian – bagian jantung berkontraksi

bergantian. Di sini siklus jantung akan terjadi 2 urutan peristiwa yang akan

terjadi selama satu denyut lengkap. 2 peristiwa itu terdiri atas systole dan

diastole.

Bentuk kontraksi otot jantung di sebut systole, yang mana bagian

ventrikel akan memompa darah ke paru – paru dan ventrikel kiri ke aorta.

Keadaan saat kontraksi otot jantung atau systole di tandai oleh warna pucat.

Sedangkan bentuk relaksasi otot jantung di sebut diastole, yang mana darah

dari sirkulasi sistemik dibawa kembali ke atrium kanan, dan dari paru – paru

ke atrium kiri. Keadaan saat relaksasi otot jantung di tandai dengan warna

jantung merah kecoklatan.

b) pengaruh suhu terhadap denyut jantung

- Suhu kamar tanpa di beri larutan ringer, denyut jantung 66

kali/menit

- Pada percobaan kedua, jantung katak di tetesi dengan larutan

ringer dingin dengan suhu 40C, mengalami perlambatan denyut

jantung, dari 66 kali/menit damenjadi 53 kali/menit. hal ini

menunjukan bahwa jantung bersifat termolabil dimana Jantung

dapat berubah denyutnya karena pengaruh suhu lingkungan.

Sebagai contoh kita berpindah dari daerah suhu panas ke daerah

bersuhu dingin, maka denyut jantung menurun.

- jantung diberi 3 tetes larutan fisiologis pada suhu 40-50C ternyata

11

Page 12: LAPORAN PRAKTIKUM  FISIOLOGI

ritme jantung katak.Hal ini disebabkan oleh respon feed back

mechanism otot jantung yang bekerja lebih keras untuk

mempertahankan suhu normal jantung. kenaikan suhu

mengakibatkan permeabilitas membran sel otot jantung terhadap

ion meningkat, sehigga mempercepat self excitation process dari SA

node. Kenaikan suhu menyebabkan permeabilitas sel otot terhadap

ion meningkat sehingga ion inflow meningkat, terjadilah

depolarisasi. Saat potensial membran mencapai nilai ambang, maka

akan terjadi potensial aksi yang kemudian dikonduksikan ke AV

node, lalu ke bundle of his, kemudian ke saraf purkinje dan akhirnya

ke seluruh otot ventrikel berkontraksi secara cepat. Akibatnya

frekuensi denyut jantung meningkat, tetapi amplitudonya tetap.

Tapi perlu diperhatikan bahwa bila peningkatan suhu >42˚C atau

berlangsung lama, dapat melemahkan sistem metabolik. Hal ini

disebabkan karena enzim tidak bisa bekerja dalam suhu tinggi

sehingga menyebabkan kerusakn protein.

o Tapi dalam percobaan denyut jantung menurun, hal ini

mungkin terjadi “human error” dalam perhitungan karena di

tengah perjalanan stopwatch tiba-tiba mati dan kemudia

hidup kembali, kemungkinan kedua karena larutan ringer

belum pada suhu 40-50 ˚C

c) Pengaruh zat kimia terhadap denyut jantung

- jantung yang masih berdetak di tetesi dengan larutan asetikolin 1 :

10.000 sebanyak 2 – 3 tetes, menunjukan penurunan yang cukup

drastis menjadi 44 denyut permenit, hal ini menunjukan bahwa

dalam percobaan ini, larutan asetilkolin berperan sebagai

neurotransmitter yang dilepaskan oleh saraf – saraf parasimpatis

dan juga saraf – saraf preganglionik. Penurunan yang terjadi karena

asetilkolin meningkatkan permeabilitas membran sel terhadap ion

K sehingga menyebabkan hiperpolarisasi, yaitu meningkatnya

permeabilitas negativitas dalam sel otot jantung yang membuat

jaringan kurang peka terhadap rangsang. Di dalam AV node,

12

Page 13: LAPORAN PRAKTIKUM  FISIOLOGI

hiperpolarisasi menyebabkan penghambatan junctional yang

berukuran kecil untuk merangsang AV node sehingga terjadi

perlambatan kontraksi impuls yang akhirnya menyebabkan

terjadinya penurunan kontraksi. Asetikolin berfungsi sebagai

neurotransmitter. Asetilkolin adalah satu dari berbagai

neurotransmiter pada sistem saraf otomatis, dan satu-satunya

neurotransmiter pada sistem saraf sadar.

- jantung katak di tetesi dengan larutan Adrenalin 1 : 1000 sebanyak

2 – 3 tetes, menunjukan kenaikan denyut jantung. Hal ini

menunujkan bahwa adrenalin dapat meningkatkan permeabilitas

membran terhadap Na dan Ca. Di dalam SA node, peningkatan

permeabilitas membran terhadap Na menyebabkan penurunan

potensial membran sampai nilai ambang. Sementara di dalam AV

node peningkatan permeabilitas membran terhadap Na akan

mempermudah sabut otot jantung untuk mengkonduksi implus

sabut otot berikutnya sehingga mengurangi waktu pengkonduksian

implus dari atrium ke ventrikel. Sedangkan peningkatan

permeabilitas terhadap Ca akan meningkatkan kontraksi otot

semakin cepat.

o Tapi pada percobaan kami terjadi penurunan hal ini karena

kesalahan dalam memulai menghitung saat penetesan

adrenalin

d) otomasi jantung,

otomasi jantung merupakan kemampuan jantung yang dapat

menjalankan fungsinya tanpa di pengaruhi oleh saraf. Hal ini benar terbukti

dalam percobaan ini. Yang mana, ketika jantung di bebaskan dan di letakan di

dalam cawan petri berisi larutan ringer (suhu kamar ) jantung masih tetap

berdenyut. Hal ini di sebabkan karena jantung memiliki jaringan khusus

pemicu jantung yang mampu mencetuskan potensial aksi berulang-ulang

yaitu terdapat serabut purkinje dan serabut his yang membuat jantung tetap

berdenyut secara otomatis.

- Kesalahan dalam percobaan adalah karena kami memberi pilokarpin

13

Page 14: LAPORAN PRAKTIKUM  FISIOLOGI

terlalu banyak yang menyebabkan denyut jantung katak berhenti, kami

langsung meneteskan adrenalin sehingga denyutan terlihat lagi tetapi

sangat lemah. Waktu yang tidak memungkinkan membuat kami tidak

mengulang percobaan tetapi memakai data saat denyut jantung katak

“lemah”

14

Page 15: LAPORAN PRAKTIKUM  FISIOLOGI

BAB V

PENUTUP

V.a.kesimpulan

   Berdasarkan data yang di peroleh dari praktikum kardiovaskuler, maka dapat di

tarik kesimpulan sebagai berikut :

1) Secara umum antung katak terdiri atas tiga ruang yaitu sinus venosus, dua

atrium, dan satu ventrikel.

2) Suhu dan zat kimia dapat mempengaruhi frekuensi denyut jantung. Suhu

rendah (dingin) akan menurunkan frekuensi denyut jantung, sedangkan suhu

tinggi akan meningkatkat frekuensi denyut jantung. Hal ini juga berlaku pada

zat kimia, dimana cairan asetikolin memperlambat kerja jantung, sedangkan

cairan adrenalin berfungsi untuk mempercepat kerja jantung.

3) Pengaruh suhu dan zat kimia menjelaskan tentang sifat jantung yang

termolabil.

4) Jantung memiliki otomasi sendiri di otot jantung berupa serabut purkinje dan

serabut his. Tanpa adanya koordinasi syaraf simpatis dan parasimpatis

jantung tetap dapat berdetak diluar.

5) Otomasi jantung menjelaskan tentang pengaruh kerja jantung yang berkaitan

dengan sifat jantung sinsitium, dimana kerja jantung di pengaruhi oleh Organ

berupa serabut yang bekerja sebagai satu unit.

15

Page 16: LAPORAN PRAKTIKUM  FISIOLOGI

DAFTAR PUSTAKA

Guyton, A. C. 1995. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Penerbit Buku

kedokteranEGC, Jakarta.

snaeni, Wiwi. 2006. Fisiologi Hewan.Yogyakarta : Kanisius.

Campbell, Neil A. Jane B. Reece, dan Lawrence G. Mitchell, Biologi Edisi ke 5

Jilid 3. Jakarta: Erlangga, 2004.

Isnaeni, Wiwi. Fisiologi Hewan. Yogyakarta: Kanisius, 2006.

Ville, C. A., Warner F. W dan Robert B. D. 1988. Zoologi Umum.

Erlangga:Jakarta.

16