LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK

Embed Size (px)

DESCRIPTION

PERCOBAAN I ANODASI ALUMINIUM

Citation preview

  • 5/28/2018 LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK

    1/21

    LAPORAN PRAKTIKUM

    KIMIA ANORGANIK

    PERCOBAAN I

    ANODASI ALUMINIUM

    NAMA : RESKY DWI CAHYATI

    NIM : H311 12 015

    REGU/KELOMPOK : IV (EMPAT)/IV (EMPAT)

    HARI/TANGGAL PERC. : SELASA/25 FEBRUARI 2014

    ASISTEN : RISKAL HERMAWAN

    LABORATORIUM KIMIA ANORGANIK

    JURUSAN KIMIA

    FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

    UNIVERSITAS HASANUDDIN

    MAKASSAR2014

  • 5/28/2018 LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK

    2/21

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar BelakangLogam umumnya bersifat sebagai reduktor, sebab dapat dioksidasi.

    Logam-logam yang berada dalam golongan IA sampai VIIIA dalam sistem

    periodik, umumnya merupakan pereduksi kuat. Sedangkan pada logam-logam

    yang berada pada golongan transisi, memiliki sifat pereduksi yang relatif lebih

    rendah dari logam golongan utama.

    Aluminium adalah unsur logam yang biasa dijumpai dalam kerak bumi

    dan terdapat dalam batuan seperti felspar dan mika. Logam aluminium ini banyak

    digunakan dalam industri rumah tangga karena merupakan anti karat. Hal

    demikian merupakan hasil oksidasi dari logam aluminium yang bila berada di

    udara bebas maka akan terbentuk lapisan tipis yang akan melindungi suatu bahan

    dari korosi. Aluminium merupakan salah satu logam yang bersifat reduktor kuat.

    Logam ini sangat mudah teroksidasi bahkan oleh udara, membentuk senyawa

    oksidanya. Dalam kehidupan sehari-hari, logam ini banyak digunakan sebagai

    bahan pelapis atau pelindung berbagai peralatan dapur atau lainnya yang terbuat

    dari logam lain.

    Proses anodasi dilakukan untuk meningkatkan ketahanan dari aluminium

    dan paduan terhadap korosi. Selain proses anodasi, dilakukan pula proses

    elektrolisis yang berguna untuk mempertebal selaput permukaan dan

    menghasilkan lapisan yang keras, kuat dan melekat sangat kuat. Lapisan oksida

    aluminium berperan sebagai pelindung terhadap permukaan logam di bagian

    dalamnya. Akibatnya, reaksi dengan oksigen dari udara akan berhenti setelah

  • 5/28/2018 LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK

    3/21

    semua permukaan logam tertutup rapat oleh lapisan oksidanya, dan logam

    tersebut sudah tentu akan terhindar dari reaksi oksida selanjutnya. Berdasarkan

    teori diatas maka dilakukanlah percobaan anodasi aluminium.

    1.2 Maksud dan Tujuan percobaan1.2.1Maksud percobaan

    Maksud dari percobaan ini adalah untuk mempelajari peningkatan

    ketebalan lapisan oksida logam aluminium melalui reaksi oksidasi.

    1.2.2Tujuan percobaanTujuan dari percobaan ini adalah :

    1. Menghitung berat logam aluminium sebelum dan sesudah anodasi.2. Menghitung rendamen logam aluminium setelah proses anodasi.

    1.3 Prinsip percobaan

    Prinsip dari percobaan ini adalah menentukan peningkatan ketebalan

    lapisan oksida logam aluminium dengan teknik anodasi melalui proses

    elektokimia dengan asam sulfat sebagai larutan elektrolit. Kemudian dilakukan

    pewarnaan logam aluminium hasil anodasi dengan mencelupkan logam kedalam

    campuran amonium oksalat dengan besi(III) klorida.

  • 5/28/2018 LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK

    4/21

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    Aluminium adalah logam yang keras, kuat dan berwarna putih,

    meskipun sangat elektropositif, ia tahan terhadap korosi karena lapisan yang kuat

    terbentuk pada permukaannya. Lapisan-lapisan oksida yang tebal seringkali

    dilapiskan secara elektrolitik pada aluminium, yaitu proses yang disebut anodasi.

    Lapisan-lapisan yang segar dapat diwarnai dengan pigmen. Satu-satunya oksida

    aluminium adalah alumina (Al2O3). Meskipun demikian, kesederhanaan ini

    diimbangi dengan adanya bahan-bahan polimorf dan terhidrat yang sifatnya

    bergantung pada kondisi pembuatannya. Terdapat dua bentuk anhidrat Al2O3,

    yaitu -Al2O3, dan -Al2O3(Cotton dkk, 1996).

    Nama aluminium diturunkan dari kata alum yang menunjuk pada senyawa

    garam rangkap KAl(SO4)2.12H2O. Kata ini berasal dari bahasa latin alumen

    yang artinya garam pahit. Oleh Humphry Davy, logam dari rangkap ini diusulkan

    dengan nama alumium dan kemudian berubah menjadi aluminum

    (Sugiarto dan Suyanti, 2010).

    Logam aluminium tahan terhadap korosi udara, karena reaksi antara logam

    aluminium dengan oksigen udara menghasilkan oksidanya (Al2O3) yang

    merupakan lapisan nonpori dan membungkus permukaan logam tersebut sehingga

    tidak terjadi reaksi lanjut. Untuk menaikkan daya tahan terhadap korosi, logam

    aluminium dianodasi artinya permukaan logam aluminium sengaja dilapisi

    dengan aluminium oksida secara elektrolisis. Aluminium yang dianodasi ini

    mempunyai ketebalan lapisan ~0,01 mm dan lapisan oksida setebal ini mampu

  • 5/28/2018 LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK

    5/21

    menyerap zat warna sehingga permukaan logam dapat diwarnai. Pada proses

    anodasi ini, logam aluminium dipasang sebagai anoda, grafit sebagai katoda dan

    larutan asam sulfat sebagai elektrolit (Sugiyarto dan Suyanti, 2010).

    Kelarutan oxo-garam dari aluminium tidak diragukan lagi sulfat

    Al2SO4.16H2O dan sulfat ganda dari MAlSO4.12H2O rumus umum dikenal

    sebagai alums. M biasanya K, Rb, Cs, atau NH4, tetapi senyawa Li, Na mungkin

    juga dapat diperoleh. Al mungkin digantikan oleh sejumlah kation sama dan tidak

    terlalu berbeda dalam ukuran, termasuk Ga, ln, Ti, V, Cr, Mn, Fe, dan Co; SeO4

    2-

    mungkin digantikan SO42-(Sharpe, 1992).

    Meningkatkan nilai aluminium dari aspek dekoratifnya maka dilakukan

    proses-proses finishing, seperti melakukan proses pewarnaan. Oleh karena itu,

    sekarang dikembangkan pelapisan anodizingyang dapat membuat tampilan logam

    aluminium tersebut lebih menarik sehingga nilai ekonomisnya bisa bertambah.

    Anodizing itu sendiri adalah proses pembentukan lapisan oksida pada logam

    dengan cara mereaksikan logam terutama aluminium dengan oksigen (O2) dari

    larutan elektolit asam sulfat (H2SO4) (Santhiarsa, 2010).

    Pembentukan nano pori-pori pada aluminium di 30 oC-38 oC, menggunakan

    teknik anodization satu langkah yang tidak memerlukan pemindahan lapisan

    [[

    oksida yang terbentuk. Sebuah elektrolit 20% asam fosfat (konsentrasi yang lebih

    tinggi daripada konsentrasi normal anodization 5-10%) digunakan potensial sel

    [

    60 volt. Elektroda platinum digunakan sebagai elektroda katoda, sementara

    substrat aluminium sebagai elektroda anoda. Arus DC didukung dengan sel

    elektrokimia untuk memberikan jumlah yang diperlukan padatan saat ini

    cocok atau diperlukan untuk pembentukan pori-pori pada suhu kamar. Hasil

  • 5/28/2018 LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK

    6/21

    yang diperoleh menunjukkan bahwa pembentukan pori-pori pada suhu

    kamar terjangkau dan pori-pori diameter berkisar antara 80-120 nm

    (Araoyinbo dkk, 2009).

    Korosi adalah kerusakan material khususnya logam secara umum akibat

    reaksi dengan lingkungan sekitarnya. Korosi merupakan penurunaan kualitas yang

    disebabkan oleh reaksi kimia bahan logam dengan unsur-unsur lain yang terdapat

    di alam. Dua jenis mekanisme utama dari korosi adalah berdasarkan reaksi kimia

    secara langsung dan reaksi elektrokimia. Korosi dapat terjadi didalam lingkungan

    kering dan juga lingkungan basah. Korosi yang terjadi pada logam tidak dapat

    dihindari, tetapi hanya dapat dicegah dan dikendalikan sehingga struktur atau

    [

    komponen mempunyai masa pakai yang lebih lama (Sidiq, 2013).

    Oksidasi adalah suatu proses yang mengakibatkan hilangnya satu elektron

    atau lebih dari dalam zat (atom, ion, atau molekul). Suatu zat pengoksidasi adalah

    zat yang memperoleh elektron, dan dalam proses itu zat itu direduksi. Reduksi

    adalah suatu proses yang mengakibatkan diperolehnya satu elektron atau

    lebih oleh zat (atom, ion, atau molekul). Bila suatu unsur direduksi,

    keadaan oksidasi menjadi lebih negatif (kurang positif). Jadi suatu zat pereduksi

    adalah zat yang kehilangan elektron, dalam proses itu zat itu dioksidasi.

    Meskipun semua reaksi oksidasi-resuksi didsarkan pada serah terima elektron, hal

    ini tidak selalu nampak dari persamaan reaksinya (Svehla, 1985).

    Fenomena elektrolisis diterangkan dengan sederhana atas dasar teori disosiasi

    elektrolisis. Konduktans (daya-hantar) larutan-larutan elektrolit disebabkan oleh

    adanya ion (partikel bermuatan) dalam larutan yang bila arus listrik dialirkan,

    akan mulai bermigrasi kearah elektroda yang muatannya berlawanan, karena

  • 5/28/2018 LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK

    7/21

    gaya-gaya elektrostatik. Elektroda dengan muatan negatif dalam sel elektrolisis

    disebut katoda, sedangkan yang bermuatan positif dinamakan anoda

    (Svehla, 1979).

    [

    Proses anodisasi adalah proses pembentukan lapisan oksida pada

    logam dengan cara bereaksikan atau mengkorosikan suatu logam terutama

    aluminium dengan oksigen (O2) yang diambil dari larutan elektrolit

    yang digunakan sebagai media, sehingga terbentuk lapisan oksida. Proses

    ini juga disebut sebagai anodic oxidation yang prinsipnya hampir sama

    dengan proses pelapisa dengan cara listrik (elektroplatting), tetapi bedanya

    logam yang akan dioksidasi ditempatkan sebagai anoda di dalam

    [

    larutan elektrolit. Perbedaan lain larutan elektrolit yang digunakan bersifat

    asam dengan penyearah arus (DC) bertipe dan ampere tinggi. Proses

    utama dalam oksidasi anoda alumunium memerlukan larutan asam sulfat

    (Santhiarsa, 2010).

    Industri anodizing sudah berkembang yang mengerjakan barang-barang

    menggunakan pelapisan anodizing dimana biasanya pelapisan tersebut

    sebagai pelapis protektif-dekoratif. Pelapisan ini biasanya digunakan pada

    benda-benda kerajinan dari logam dan beberapa bagian dari kendaraan. Maksud

    dari protektif-dekoratif ini adalah untuk melindungi benda-benda tersebut

    dari korosi dan untuk mendapatkan benda-benda yang memiliki warna

    yang bervariasi dan lebih tahan lama daripada dengan proses pengecatan

    konvensional sehingga dapat menampilkan aspek keindahan dan meningkatkan

    kualitasnya. Adapun logam yang sering digunakan dalam bidang industri

    adalah aluminium (Santhiarsa, 2010).

  • 5/28/2018 LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK

    8/21

    BAB III

    METODE PERCOBAAN

    3.1 Bahan percobaan

    Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah lempeng logam

    aluminium, asam sulfat 3 M, amonium oksalat, besi(III) klorida, akuades, sabun

    cair, amplas dan tissueroll.

    3.2 Alat percobaan

    Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini yaitu penjepit buaya

    (alligator clips), hotplate, neraca analitik, stopwatch, gunting, amplas, labu ukur

    50 mL, batang pengaduk, pinset, gelas kimia 200 mL, gelas kimia 250 mL, balb

    dan sikat tabung.

    3.3 Prosedur percobaan

    Prosedur percobaan ini yaitu lempeng aluminium digunting dan dilekukkan

    menyerupai silinder sesuai ukuran gelas kimia 50 mL. Keping logam aluminium

    lain digunting berukuran kira-kira 1,5 x 3 cm sebanyak 3 buah. Keping aluminium

    digosok dengan amplas, dicuci dengan sabun dan dibilas dengan akuades.

    Kemudian masing-masing keping aluminum ditimbang beratnya. Keping dan

    silinder dihubungkan dengan penjepit alligator. Keping diletakkan persis ditengah

    silinder aluminium di dalam gelas kimia, sedemikian rupa sehingga tidak

    bersentuhan dengan silinder. Keping diatur sebagai anoda sedangkan silinder

    sebagai katoda kemudian asam sulfat 3 M dituang kedalam gelas kimia sampai

    sebagian besar keping aluminium tercelup. Keping I dihubungkan ke sumber arus

    selama 5 menit. Keping II dihubungkan ke sumber arus selama 10 menit dan

  • 5/28/2018 LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK

    9/21

    keping III dihubungkan dengan sumber arus selama 15 menit. Sumber arus

    listrik yang digunakan adalah 6 volt. Setelah setengah waktu yang diperlukan

    saat anodasi, arus listrik dinaikkan menjadi 12 volt. Lalu diamati

    gelembung-gelembung gas yang terbentuk. Larutan pewarna disiapkan dengan

    melarutkan 1 gram FeCl3 dan 1 gram amonium oksalat dalam akuades 200 mL

    ke dalam gelas kimia. Larutan tersebut dipanaskan hingga mendidih.

    Keping I, keping II dan keping III hasil anodasi dimasukkan kedalam larutan

    pewarna masing-masing selama 5 menit, 10 menit dan 15 menit. Kemudian

    diamati perubahan yang terjadi. Setelah itu, Keping I, keping II dan keping III

    dimasukkan dalam akuades selama 5 menit, lalu dikeringkan beberapa saat dan

    ditimbang beratnya.

    Gambar 1. Rangkaian Alat

  • 5/28/2018 LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK

    10/21

    BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    4.1 Hasil Pengamatan

    Tabel 1. Hasil Pengamatan

    No.

    Berat sebelum

    anodasi (g)

    Berat setelah

    anodasi (g)

    Berat lapisan

    oksida (g)

    Persen

    rendemen (%)

    1 0,38 0,39 0,01 37,87

    2 0,36 0,38 0,02 37,87

    3 0,37 0,41 0,04 50,50

    Tabel 2. Hasil Anodasi dengan Variasi Waktu

    Waktu anodasi (menit) Hasil Anodasi

    5 +

    10 ++15 +++

    Keterangan :

    + + + : Sangat berwarna

    + + : Cukup berwarna

    + : Kurang berwarna

    4.2 Reaksi

    Setengah reaksi :

    Anoda : Al Al3+ + 3e- x2

    Katoda : 2H+ + 2e- H2 x3

    Anoda : 2Al 2Al3+ + 6e-

    Katoda : 6H+ + 6e- 3H2

  • 5/28/2018 LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK

    11/21

    2Al + 6H+ 2Al3+ + 3H2

    2Al + 3H2SO4 Al2(SO4)3+ 3H2

    Ion aliminium sangat tidak larut dalam air, sehingga akan membentuk

    oksida di permukaan logam :

    2Al3+ + 3H2O Al2O3+ 6H+

    Al2(SO4)3+ 3H2O Al2O3+ 3H2SO4

    Sehingga reaksi totalnya:

    2Al3+ + 3H2SO4 Al2(SO4)3 + 3H2

    Al2(SO4)3+ 3H2O Al2O3+ 3H2SO4

    2Al+ 3H2O Al2O3 + H2

    4.3 Pembahasan

    Anodisasi adalah sebuah proses yang akan meningkatkan ketebalan lapisan

    oksida pada permukaan logam. Aluminium merupakan logam yang paling sering

    dianodasi. Percobaan anodasi aluminium merupakan suatu proses elektrolisis

    dimana energi listrik diubah menjadi energi kimia. Percobaan anodasi dilakukan

    dengan dua tahap yaitu teknik anodasi pada keping aluminium dan pewarnaan

    pada logam-logam yang dianodasi.

    Pada percobaan ini, lempeng aluminium digunting dan dilekukkan

    menyerupai silinder sesuai ukuran gelas kimia 50 mL. Lempeng aluminium

    tersebut bertindak sebagai katoda sedangkan keping aluminium bertindak sebagai

    anoda dalam proses elektrolisis. Setelah itu, keping aluminium digunting dengan

    akuran 1,5 x 3 cm sebanyak 3 kepingan. Ketiga keping aluminium tersebut

    digosok dengan amplas, dicuci dandibilas dengan akuades untuk menghilangkan

    lapisan lemak yang mungkin melekat dipermukaan logam. Kemudian ketiga

  • 5/28/2018 LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK

    12/21

    keping ditimbang beratnya terlebih dahulu sebelum proses anodasi. Dari hasil

    penimbangan diperoleh berat sebelum anodasi untuk keping I = 0,38 gram,

    keping II = 0,36 gram, keping III = 0,37 gram. Memegang keping sebaiknya

    menggunakan pinset untuk mencegah kontaminasi dengan kotoran yang ada

    ditangan. Selanjutnya, keping diletakkan ditengah silinder aluminium dalam gelas

    kimia, diatur agar kepingan tidak bersentuhan dengan silinder. Hal ini dapat

    menyebabkan terjadinya perpindahan elektron sehingga dapat menghasilkan data

    yang menyimpang dari yang sebenarnya.

    Setelah itu, asam sulfat 3 M dimasukkan dalam gelas kimia sampai sebagian

    besar keping tercelup. Tujuannya agar permukaan larutan asamtidak menyentuh

    [

    penjepit aligator untuk mencegah logam pada penjepit alligatorikut [bereaksi.

    Asam sulfat berfungsi sebagai larutan elektrolit yang merupakan tempat atau

    media bergeraknya elektron. Anodasi dilakukan dengan variasi waktu 5 menit,

    10 menit, dan 15 menit terhadap 3 kepingan, hal ini bertujuan untuk

    membandingkan hasil oksidasi dari ketiga kepingan. Pada anoda [ (lempeng

    [

    aluminium) akan mengalami oksidasi dari Al menjadi Al3+, sedangkan pada

    katoda (keping aluminium) terjadi reduksi ion H+ dari asam sulfat menjadi gas

    H2 yang [[ditandai dengan timbulnya gelembung-gelembung gas pada [ keping

    aluminium. Mula-mula adaptor dinyalakan dan diatur arusnya menjadi 6 volt.

    [Setelah setengah waktu anodasi, arus adaptor dinaikkan menjadi 12 volt.

    Saat proses anodasi berjalan, timbul gelembung-gelembung gas pada

    keping aluminium yang menandakan proses elektrolisis berhasil. Semakin

    lama waktu yang digunakan dalam proses anodasi maka semakin

    banyak gelembung gas yang dihasilkan. Hal ini dibuktikan dengan

  • 5/28/2018 LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK

    13/21

    makin banyaknya gelembung gas yang dihasilkan diluar silinder aluminum pada

    proses anodasi keping III selama 15 menit daripada proses asnodasi keping II

    selama 10 menit dan lebih sedikit gelembung gas yang dihasilkan pada proses

    anodasi keping I selama 5 menit.

    Selanjutnya adalah proses pewarnaan. Keping aluminium dapat diwarnai

    karena memiliki pori-pori yang dapat menyerap warna setelah proses elektrolisis.

    Fungsi pewarnaan ini adalah untuk mengetahui tingkat ketebalah lapisan oksida.

    Larutan pewarna yang terbuat dari campuran 1 gram besi(III) klorida dan 1 gram

    amonium oksalat dalam 200 mL akuades dipanaskan hingga mendidih. Keping

    dicelupkan kedalam larutan tersebut selama 5 menit untuk keping I, 10 menit

    untuk keping II dan 15 menit untuk keping III. Hasilnya kepingberubah menjadi

    warna kuning kecokelatan. Hal ini karena pewarna tersebut memasuki pori-pori

    yang terdapat pada lapisan hasil anodasi. Semakin lama waktu yang digunakan

    untuk menganodasi logam aluminium maka warna yang dihasilkan setelah

    dimasukkan ke dalam larutan pewarna akan semakin kuning kecokelatan. Setelah

    itu, keping dimasukkan ke dalam air mendidih selama 10 menit untuk mencegah

    terjadinya pengotoran setelah pewarnaan.

    Setelah dilakukan proses pewarnaan, keping dikeringkan dan ditimbang

    beratnya masing-masing. Hasil penimbangan diperoleh data berat sesudah

    anodasi. Keping I = 0,39 gram, keping II = 0,38, keping III = 0,41 gram. Dari

    hasil tersebut diketahui bahwa berat keping sesudah anodasi lebih besar daripada

    berat sebelum anodasi. Selisih berat keping yang diperoleh untuk keping I = 0,01

    gram, keping II = 0,02 gram dan keping III = 0,04 gram. Hal tersebut karena

    lapisan oksidanya telah mengalami penebalan melalui proses anodasi. Dari hasil

  • 5/28/2018 LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK

    14/21

    perhitungan berat rendemen untuk keping I sebesar 37,87%, keping II sebesar

    37,87% dan keping III sebesar 50,50%.

  • 5/28/2018 LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK

    15/21

    BAB V

    KESIMPULAN DAN SARAN

    5.1 Kesimpulan

    Berdasarkan hasil percobaan dapat disimpulakan bahwa berat keping

    aluminium sebelum anodasi untuk keping I adalah 0,38 gram dan setelah anodasi

    adalah 0,39 gram, untuk keping aluminium II berat sebelum anodasi adalah

    0,36 gram dan setelah anodasi 0,38 gram sedangkan pada keping aluminium III

    berat sebelum anodasi adalah 0,37 gram dan setelah anodasi 0,41 gram. Kemudian

    berat rendamen yang diperoleh yaitu untuk keping aluminium I adalah 37,87%,

    untuk keping aluminium II adalah 37,87% dan untuk keping aluminium III adalah

    50,50 %.

    5.2 Saran

    5.2.1 Saran Untuk Percobaan

    Sebaiknya digunakan logam lain sebagai perbandingan hasil anodasi.

    5.2.2 Saran Untuk Laboratorium

    Alat-alat laboratorium terutama neraca analitik sebaiknya diperbaharui jika

    memang sudah rusak atau tidak layak digunakan demi kelancaran praktikum.

  • 5/28/2018 LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK

    16/21

    DAFTAR PUSTAKA

    Araoyinbo, A. O., Fauzi, M. N. A., Sreekantan, S., dan Aziz, A., 2009, One-StepAnodization Of Aluminium at Room Temperature, Sains Malaysiana,

    38(4):521-524, (www.researchgate.net/publication/237537369_One-

    Step_Anodization_of_Aluminum_at_Room_Temperature_(Penganodan_

    Aluminium_pada_Suhu_Bilik_dengan_Satu_Langkah).pdf, diakses

    tanggal 25 Februari 2014).

    Cotton, F. A., Wilkinson, G., dan Gaus, P. L., 1996, Basic Inorganic Chemistry,

    Jhon Wiley and Sons, New York.

    Santhiarsa, N., 2010, Pengaruh Kuat Arus Listrik Dan Waktu Proses Anodizing

    Dekoratif Pada Aluminum Terhadap Kecerahan Dan Ketebalan Lapisan,Jurnal Ilmiah Teknik Mesin Cakram, 4(1):75-78,

    (http://ojs.unud.ac.id/index.php/jem/article/view/2322, diakses tanggal 25

    Februari 2014).

    Sharpe, A. G., 1992, Inorganic Chemistry, Longman Scientific dan Technical,

    New York.

    Sidiq, M. Fajar, 2013, Analisa Korosi dan Pengendaliannya, Jurnal Foundry,

    3(1):25-30, (http://ejournal.polmanceper.ac.id/index.php/FOU/article/

    download/53/pdf,diakses tanggal 25 Februari 2014).

    Sugiyarto, Kristian, H., dan Retno, D., Suyanti, 2010, Kimia Anorganik Logam,

    Graha Ilmu, Yogyakarta.

    Svehla, G., 1979, Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro,

    diterjemahkan oleh Setiono, L. dan Pudjaatmaka, H.A., 1985, PT Kalman

    Media Pustaka, Jakarta.

    http://www.researchgate.net/publication/237537369_One-Step_Anodization_of_Aluminum_at_Room_Temperature_(Penganodan_Aluminium_pada_Suhu_Bilik_dengan_Satu_Langkah).pdfhttp://www.researchgate.net/publication/237537369_One-Step_Anodization_of_Aluminum_at_Room_Temperature_(Penganodan_Aluminium_pada_Suhu_Bilik_dengan_Satu_Langkah).pdfhttp://www.researchgate.net/publication/237537369_One-Step_Anodization_of_Aluminum_at_Room_Temperature_(Penganodan_Aluminium_pada_Suhu_Bilik_dengan_Satu_Langkah).pdfhttp://www.researchgate.net/publication/237537369_One-Step_Anodization_of_Aluminum_at_Room_Temperature_(Penganodan_Aluminium_pada_Suhu_Bilik_dengan_Satu_Langkah).pdfhttp://www.researchgate.net/publication/237537369_One-Step_Anodization_of_Aluminum_at_Room_Temperature_(Penganodan_Aluminium_pada_Suhu_Bilik_dengan_Satu_Langkah).pdfhttp://ojs.unud.ac.id/index.php/jem/article/view/2322http://ejournal.polmanceper.ac.id/index.php/FOU/article/%20download/53/pdfhttp://ejournal.polmanceper.ac.id/index.php/FOU/article/%20download/53/pdfhttp://ejournal.polmanceper.ac.id/index.php/FOU/article/%20download/53/pdfhttp://ejournal.polmanceper.ac.id/index.php/FOU/article/%20download/53/pdfhttp://ojs.unud.ac.id/index.php/jem/article/view/2322http://www.researchgate.net/publication/237537369_One-Step_Anodization_of_Aluminum_at_Room_Temperature_(Penganodan_Aluminium_pada_Suhu_Bilik_dengan_Satu_Langkah).pdfhttp://www.researchgate.net/publication/237537369_One-Step_Anodization_of_Aluminum_at_Room_Temperature_(Penganodan_Aluminium_pada_Suhu_Bilik_dengan_Satu_Langkah).pdfhttp://www.researchgate.net/publication/237537369_One-Step_Anodization_of_Aluminum_at_Room_Temperature_(Penganodan_Aluminium_pada_Suhu_Bilik_dengan_Satu_Langkah).pdf
  • 5/28/2018 LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK

    17/21

    LEMBAR PENGESAHAN

    Makassar, 28 Februari 2014

    Asisten Praktikan

    Riskal Hermawan Resky Dwi Cahyati

  • 5/28/2018 LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK

    18/21

    Lampiran I

    Bagan Kerja

    A. Anodasi Aluminium

    Catatan : Dilakukan anodasi pada 3 keping aluminium yang berbeda, waktuanodasi masing-masing keping adalah 5 menit, 10 menit dan 15 menit.

    Lempeng Aluminium Keping Aluminium

    Terbentuk gelembung-gelembung gas

    - Digunting dan dilekukkanmenyerupai silinder sesuai

    ukuran gelas kimia 50 mL.

    - Dihubungkan dengankawat menggunakan

    penjepit alligator

    - Diatur sebagai katoda

    - Digunting dengan ukurankira-kira 1.5 x 3 cm

    - Dibersihkan menggunakanamplas, dicuci

    menggunakan sabun dandibilas dengan akuades

    - Ditimbang beratnya- Dihubungkan dengan

    kawat menggunakan

    penjepit alligator

    - Diletakkan persis ditengahsilinder aluminium dalam

    -Dilarutkan asam sulfat 3 Mdalam gelas kimia

    -Dihubungkan ke sumber arusDC 6 Volt

    -Setelah setengah waktuanodasi, arus diganti menjadi

    12 Volt

  • 5/28/2018 LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK

    19/21

    B. Pewarnaan Logam Aliminium

    Hasil

    Besi(III) klorida 1 gram Amonium Oksalat 1 gram

    - Dimasukkan dalam gelas kimia- Dilarutkan dalam 200 mL akuades- Dipanaskan hingga mendidih- Dicelupkan keping I, keping II dan keping III

    aluminium yang telah dianodasi masing-masing

    selama 5, 10 dan 15 menit

    - Diamati perubahan yang terjadi- Dicelupkan keping logam aluminium kedalam

    air mendidih selama 5 menit

    - Diamati lagi perubahan yang terjadi- Ditimbang berat keping

  • 5/28/2018 LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK

    20/21

    Lampiran II

    Gambar

    Gambar 1. Keping aluminium

    sebelum anodasi

    Gambar 2. Keping aluminium

    setelah anodasi dan ewarnaan

    Gambar 3. Anodasi keping

    aluminium selama 5 menit

    Gambar 4. Anodasi keping

    aluminium selama 10 menit

    Gambar 5. Anodasi keping

    aluminium selama 15 menit

  • 5/28/2018 LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK

    21/21

    Gambar 6. Pewarnaan keping

    aluminium hasil anodasi

    selama 5 menit

    Gambar 7. Pewarnaan keping

    aluminium hasil anodasi

    selama 10 menit

    Gambar 8. Pewarnaan keping

    aluminium hasil anodasi

    selama 15 menit

    Gambar 9. Keping aluminium hasil

    anodasi selama 5 menit dalam air

    panas setelah pewarnaan

    Gambar 10. Keping aluminium hasil

    anodasi selama 10 menit dalam air

    panas setelah pewarnaan

    Gambar 11. Keping aluminium

    hasil anodasi selama 15 menit

    dalam air panas setelah pewarnaan