Upload
resky-dwi-cahyati
View
178
Download
5
Embed Size (px)
DESCRIPTION
PERCOBAAN I ANODASI ALUMINIUM
Citation preview
5/28/2018 LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK
1/21
LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ANORGANIK
PERCOBAAN I
ANODASI ALUMINIUM
NAMA : RESKY DWI CAHYATI
NIM : H311 12 015
REGU/KELOMPOK : IV (EMPAT)/IV (EMPAT)
HARI/TANGGAL PERC. : SELASA/25 FEBRUARI 2014
ASISTEN : RISKAL HERMAWAN
LABORATORIUM KIMIA ANORGANIK
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR2014
5/28/2018 LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK
2/21
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar BelakangLogam umumnya bersifat sebagai reduktor, sebab dapat dioksidasi.
Logam-logam yang berada dalam golongan IA sampai VIIIA dalam sistem
periodik, umumnya merupakan pereduksi kuat. Sedangkan pada logam-logam
yang berada pada golongan transisi, memiliki sifat pereduksi yang relatif lebih
rendah dari logam golongan utama.
Aluminium adalah unsur logam yang biasa dijumpai dalam kerak bumi
dan terdapat dalam batuan seperti felspar dan mika. Logam aluminium ini banyak
digunakan dalam industri rumah tangga karena merupakan anti karat. Hal
demikian merupakan hasil oksidasi dari logam aluminium yang bila berada di
udara bebas maka akan terbentuk lapisan tipis yang akan melindungi suatu bahan
dari korosi. Aluminium merupakan salah satu logam yang bersifat reduktor kuat.
Logam ini sangat mudah teroksidasi bahkan oleh udara, membentuk senyawa
oksidanya. Dalam kehidupan sehari-hari, logam ini banyak digunakan sebagai
bahan pelapis atau pelindung berbagai peralatan dapur atau lainnya yang terbuat
dari logam lain.
Proses anodasi dilakukan untuk meningkatkan ketahanan dari aluminium
dan paduan terhadap korosi. Selain proses anodasi, dilakukan pula proses
elektrolisis yang berguna untuk mempertebal selaput permukaan dan
menghasilkan lapisan yang keras, kuat dan melekat sangat kuat. Lapisan oksida
aluminium berperan sebagai pelindung terhadap permukaan logam di bagian
dalamnya. Akibatnya, reaksi dengan oksigen dari udara akan berhenti setelah
5/28/2018 LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK
3/21
semua permukaan logam tertutup rapat oleh lapisan oksidanya, dan logam
tersebut sudah tentu akan terhindar dari reaksi oksida selanjutnya. Berdasarkan
teori diatas maka dilakukanlah percobaan anodasi aluminium.
1.2 Maksud dan Tujuan percobaan1.2.1Maksud percobaan
Maksud dari percobaan ini adalah untuk mempelajari peningkatan
ketebalan lapisan oksida logam aluminium melalui reaksi oksidasi.
1.2.2Tujuan percobaanTujuan dari percobaan ini adalah :
1. Menghitung berat logam aluminium sebelum dan sesudah anodasi.2. Menghitung rendamen logam aluminium setelah proses anodasi.
1.3 Prinsip percobaan
Prinsip dari percobaan ini adalah menentukan peningkatan ketebalan
lapisan oksida logam aluminium dengan teknik anodasi melalui proses
elektokimia dengan asam sulfat sebagai larutan elektrolit. Kemudian dilakukan
pewarnaan logam aluminium hasil anodasi dengan mencelupkan logam kedalam
campuran amonium oksalat dengan besi(III) klorida.
5/28/2018 LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK
4/21
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Aluminium adalah logam yang keras, kuat dan berwarna putih,
meskipun sangat elektropositif, ia tahan terhadap korosi karena lapisan yang kuat
terbentuk pada permukaannya. Lapisan-lapisan oksida yang tebal seringkali
dilapiskan secara elektrolitik pada aluminium, yaitu proses yang disebut anodasi.
Lapisan-lapisan yang segar dapat diwarnai dengan pigmen. Satu-satunya oksida
aluminium adalah alumina (Al2O3). Meskipun demikian, kesederhanaan ini
diimbangi dengan adanya bahan-bahan polimorf dan terhidrat yang sifatnya
bergantung pada kondisi pembuatannya. Terdapat dua bentuk anhidrat Al2O3,
yaitu -Al2O3, dan -Al2O3(Cotton dkk, 1996).
Nama aluminium diturunkan dari kata alum yang menunjuk pada senyawa
garam rangkap KAl(SO4)2.12H2O. Kata ini berasal dari bahasa latin alumen
yang artinya garam pahit. Oleh Humphry Davy, logam dari rangkap ini diusulkan
dengan nama alumium dan kemudian berubah menjadi aluminum
(Sugiarto dan Suyanti, 2010).
Logam aluminium tahan terhadap korosi udara, karena reaksi antara logam
aluminium dengan oksigen udara menghasilkan oksidanya (Al2O3) yang
merupakan lapisan nonpori dan membungkus permukaan logam tersebut sehingga
tidak terjadi reaksi lanjut. Untuk menaikkan daya tahan terhadap korosi, logam
aluminium dianodasi artinya permukaan logam aluminium sengaja dilapisi
dengan aluminium oksida secara elektrolisis. Aluminium yang dianodasi ini
mempunyai ketebalan lapisan ~0,01 mm dan lapisan oksida setebal ini mampu
5/28/2018 LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK
5/21
menyerap zat warna sehingga permukaan logam dapat diwarnai. Pada proses
anodasi ini, logam aluminium dipasang sebagai anoda, grafit sebagai katoda dan
larutan asam sulfat sebagai elektrolit (Sugiyarto dan Suyanti, 2010).
Kelarutan oxo-garam dari aluminium tidak diragukan lagi sulfat
Al2SO4.16H2O dan sulfat ganda dari MAlSO4.12H2O rumus umum dikenal
sebagai alums. M biasanya K, Rb, Cs, atau NH4, tetapi senyawa Li, Na mungkin
juga dapat diperoleh. Al mungkin digantikan oleh sejumlah kation sama dan tidak
terlalu berbeda dalam ukuran, termasuk Ga, ln, Ti, V, Cr, Mn, Fe, dan Co; SeO4
2-
mungkin digantikan SO42-(Sharpe, 1992).
Meningkatkan nilai aluminium dari aspek dekoratifnya maka dilakukan
proses-proses finishing, seperti melakukan proses pewarnaan. Oleh karena itu,
sekarang dikembangkan pelapisan anodizingyang dapat membuat tampilan logam
aluminium tersebut lebih menarik sehingga nilai ekonomisnya bisa bertambah.
Anodizing itu sendiri adalah proses pembentukan lapisan oksida pada logam
dengan cara mereaksikan logam terutama aluminium dengan oksigen (O2) dari
larutan elektolit asam sulfat (H2SO4) (Santhiarsa, 2010).
Pembentukan nano pori-pori pada aluminium di 30 oC-38 oC, menggunakan
teknik anodization satu langkah yang tidak memerlukan pemindahan lapisan
[[
oksida yang terbentuk. Sebuah elektrolit 20% asam fosfat (konsentrasi yang lebih
tinggi daripada konsentrasi normal anodization 5-10%) digunakan potensial sel
[
60 volt. Elektroda platinum digunakan sebagai elektroda katoda, sementara
substrat aluminium sebagai elektroda anoda. Arus DC didukung dengan sel
elektrokimia untuk memberikan jumlah yang diperlukan padatan saat ini
cocok atau diperlukan untuk pembentukan pori-pori pada suhu kamar. Hasil
5/28/2018 LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK
6/21
yang diperoleh menunjukkan bahwa pembentukan pori-pori pada suhu
kamar terjangkau dan pori-pori diameter berkisar antara 80-120 nm
(Araoyinbo dkk, 2009).
Korosi adalah kerusakan material khususnya logam secara umum akibat
reaksi dengan lingkungan sekitarnya. Korosi merupakan penurunaan kualitas yang
disebabkan oleh reaksi kimia bahan logam dengan unsur-unsur lain yang terdapat
di alam. Dua jenis mekanisme utama dari korosi adalah berdasarkan reaksi kimia
secara langsung dan reaksi elektrokimia. Korosi dapat terjadi didalam lingkungan
kering dan juga lingkungan basah. Korosi yang terjadi pada logam tidak dapat
dihindari, tetapi hanya dapat dicegah dan dikendalikan sehingga struktur atau
[
komponen mempunyai masa pakai yang lebih lama (Sidiq, 2013).
Oksidasi adalah suatu proses yang mengakibatkan hilangnya satu elektron
atau lebih dari dalam zat (atom, ion, atau molekul). Suatu zat pengoksidasi adalah
zat yang memperoleh elektron, dan dalam proses itu zat itu direduksi. Reduksi
adalah suatu proses yang mengakibatkan diperolehnya satu elektron atau
lebih oleh zat (atom, ion, atau molekul). Bila suatu unsur direduksi,
keadaan oksidasi menjadi lebih negatif (kurang positif). Jadi suatu zat pereduksi
adalah zat yang kehilangan elektron, dalam proses itu zat itu dioksidasi.
Meskipun semua reaksi oksidasi-resuksi didsarkan pada serah terima elektron, hal
ini tidak selalu nampak dari persamaan reaksinya (Svehla, 1985).
Fenomena elektrolisis diterangkan dengan sederhana atas dasar teori disosiasi
elektrolisis. Konduktans (daya-hantar) larutan-larutan elektrolit disebabkan oleh
adanya ion (partikel bermuatan) dalam larutan yang bila arus listrik dialirkan,
akan mulai bermigrasi kearah elektroda yang muatannya berlawanan, karena
5/28/2018 LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK
7/21
gaya-gaya elektrostatik. Elektroda dengan muatan negatif dalam sel elektrolisis
disebut katoda, sedangkan yang bermuatan positif dinamakan anoda
(Svehla, 1979).
[
Proses anodisasi adalah proses pembentukan lapisan oksida pada
logam dengan cara bereaksikan atau mengkorosikan suatu logam terutama
aluminium dengan oksigen (O2) yang diambil dari larutan elektrolit
yang digunakan sebagai media, sehingga terbentuk lapisan oksida. Proses
ini juga disebut sebagai anodic oxidation yang prinsipnya hampir sama
dengan proses pelapisa dengan cara listrik (elektroplatting), tetapi bedanya
logam yang akan dioksidasi ditempatkan sebagai anoda di dalam
[
larutan elektrolit. Perbedaan lain larutan elektrolit yang digunakan bersifat
asam dengan penyearah arus (DC) bertipe dan ampere tinggi. Proses
utama dalam oksidasi anoda alumunium memerlukan larutan asam sulfat
(Santhiarsa, 2010).
Industri anodizing sudah berkembang yang mengerjakan barang-barang
menggunakan pelapisan anodizing dimana biasanya pelapisan tersebut
sebagai pelapis protektif-dekoratif. Pelapisan ini biasanya digunakan pada
benda-benda kerajinan dari logam dan beberapa bagian dari kendaraan. Maksud
dari protektif-dekoratif ini adalah untuk melindungi benda-benda tersebut
dari korosi dan untuk mendapatkan benda-benda yang memiliki warna
yang bervariasi dan lebih tahan lama daripada dengan proses pengecatan
konvensional sehingga dapat menampilkan aspek keindahan dan meningkatkan
kualitasnya. Adapun logam yang sering digunakan dalam bidang industri
adalah aluminium (Santhiarsa, 2010).
5/28/2018 LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK
8/21
BAB III
METODE PERCOBAAN
3.1 Bahan percobaan
Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah lempeng logam
aluminium, asam sulfat 3 M, amonium oksalat, besi(III) klorida, akuades, sabun
cair, amplas dan tissueroll.
3.2 Alat percobaan
Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini yaitu penjepit buaya
(alligator clips), hotplate, neraca analitik, stopwatch, gunting, amplas, labu ukur
50 mL, batang pengaduk, pinset, gelas kimia 200 mL, gelas kimia 250 mL, balb
dan sikat tabung.
3.3 Prosedur percobaan
Prosedur percobaan ini yaitu lempeng aluminium digunting dan dilekukkan
menyerupai silinder sesuai ukuran gelas kimia 50 mL. Keping logam aluminium
lain digunting berukuran kira-kira 1,5 x 3 cm sebanyak 3 buah. Keping aluminium
digosok dengan amplas, dicuci dengan sabun dan dibilas dengan akuades.
Kemudian masing-masing keping aluminum ditimbang beratnya. Keping dan
silinder dihubungkan dengan penjepit alligator. Keping diletakkan persis ditengah
silinder aluminium di dalam gelas kimia, sedemikian rupa sehingga tidak
bersentuhan dengan silinder. Keping diatur sebagai anoda sedangkan silinder
sebagai katoda kemudian asam sulfat 3 M dituang kedalam gelas kimia sampai
sebagian besar keping aluminium tercelup. Keping I dihubungkan ke sumber arus
selama 5 menit. Keping II dihubungkan ke sumber arus selama 10 menit dan
5/28/2018 LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK
9/21
keping III dihubungkan dengan sumber arus selama 15 menit. Sumber arus
listrik yang digunakan adalah 6 volt. Setelah setengah waktu yang diperlukan
saat anodasi, arus listrik dinaikkan menjadi 12 volt. Lalu diamati
gelembung-gelembung gas yang terbentuk. Larutan pewarna disiapkan dengan
melarutkan 1 gram FeCl3 dan 1 gram amonium oksalat dalam akuades 200 mL
ke dalam gelas kimia. Larutan tersebut dipanaskan hingga mendidih.
Keping I, keping II dan keping III hasil anodasi dimasukkan kedalam larutan
pewarna masing-masing selama 5 menit, 10 menit dan 15 menit. Kemudian
diamati perubahan yang terjadi. Setelah itu, Keping I, keping II dan keping III
dimasukkan dalam akuades selama 5 menit, lalu dikeringkan beberapa saat dan
ditimbang beratnya.
Gambar 1. Rangkaian Alat
5/28/2018 LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK
10/21
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
Tabel 1. Hasil Pengamatan
No.
Berat sebelum
anodasi (g)
Berat setelah
anodasi (g)
Berat lapisan
oksida (g)
Persen
rendemen (%)
1 0,38 0,39 0,01 37,87
2 0,36 0,38 0,02 37,87
3 0,37 0,41 0,04 50,50
Tabel 2. Hasil Anodasi dengan Variasi Waktu
Waktu anodasi (menit) Hasil Anodasi
5 +
10 ++15 +++
Keterangan :
+ + + : Sangat berwarna
+ + : Cukup berwarna
+ : Kurang berwarna
4.2 Reaksi
Setengah reaksi :
Anoda : Al Al3+ + 3e- x2
Katoda : 2H+ + 2e- H2 x3
Anoda : 2Al 2Al3+ + 6e-
Katoda : 6H+ + 6e- 3H2
5/28/2018 LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK
11/21
2Al + 6H+ 2Al3+ + 3H2
2Al + 3H2SO4 Al2(SO4)3+ 3H2
Ion aliminium sangat tidak larut dalam air, sehingga akan membentuk
oksida di permukaan logam :
2Al3+ + 3H2O Al2O3+ 6H+
Al2(SO4)3+ 3H2O Al2O3+ 3H2SO4
Sehingga reaksi totalnya:
2Al3+ + 3H2SO4 Al2(SO4)3 + 3H2
Al2(SO4)3+ 3H2O Al2O3+ 3H2SO4
2Al+ 3H2O Al2O3 + H2
4.3 Pembahasan
Anodisasi adalah sebuah proses yang akan meningkatkan ketebalan lapisan
oksida pada permukaan logam. Aluminium merupakan logam yang paling sering
dianodasi. Percobaan anodasi aluminium merupakan suatu proses elektrolisis
dimana energi listrik diubah menjadi energi kimia. Percobaan anodasi dilakukan
dengan dua tahap yaitu teknik anodasi pada keping aluminium dan pewarnaan
pada logam-logam yang dianodasi.
Pada percobaan ini, lempeng aluminium digunting dan dilekukkan
menyerupai silinder sesuai ukuran gelas kimia 50 mL. Lempeng aluminium
tersebut bertindak sebagai katoda sedangkan keping aluminium bertindak sebagai
anoda dalam proses elektrolisis. Setelah itu, keping aluminium digunting dengan
akuran 1,5 x 3 cm sebanyak 3 kepingan. Ketiga keping aluminium tersebut
digosok dengan amplas, dicuci dandibilas dengan akuades untuk menghilangkan
lapisan lemak yang mungkin melekat dipermukaan logam. Kemudian ketiga
5/28/2018 LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK
12/21
keping ditimbang beratnya terlebih dahulu sebelum proses anodasi. Dari hasil
penimbangan diperoleh berat sebelum anodasi untuk keping I = 0,38 gram,
keping II = 0,36 gram, keping III = 0,37 gram. Memegang keping sebaiknya
menggunakan pinset untuk mencegah kontaminasi dengan kotoran yang ada
ditangan. Selanjutnya, keping diletakkan ditengah silinder aluminium dalam gelas
kimia, diatur agar kepingan tidak bersentuhan dengan silinder. Hal ini dapat
menyebabkan terjadinya perpindahan elektron sehingga dapat menghasilkan data
yang menyimpang dari yang sebenarnya.
Setelah itu, asam sulfat 3 M dimasukkan dalam gelas kimia sampai sebagian
besar keping tercelup. Tujuannya agar permukaan larutan asamtidak menyentuh
[
penjepit aligator untuk mencegah logam pada penjepit alligatorikut [bereaksi.
Asam sulfat berfungsi sebagai larutan elektrolit yang merupakan tempat atau
media bergeraknya elektron. Anodasi dilakukan dengan variasi waktu 5 menit,
10 menit, dan 15 menit terhadap 3 kepingan, hal ini bertujuan untuk
membandingkan hasil oksidasi dari ketiga kepingan. Pada anoda [ (lempeng
[
aluminium) akan mengalami oksidasi dari Al menjadi Al3+, sedangkan pada
katoda (keping aluminium) terjadi reduksi ion H+ dari asam sulfat menjadi gas
H2 yang [[ditandai dengan timbulnya gelembung-gelembung gas pada [ keping
aluminium. Mula-mula adaptor dinyalakan dan diatur arusnya menjadi 6 volt.
[Setelah setengah waktu anodasi, arus adaptor dinaikkan menjadi 12 volt.
Saat proses anodasi berjalan, timbul gelembung-gelembung gas pada
keping aluminium yang menandakan proses elektrolisis berhasil. Semakin
lama waktu yang digunakan dalam proses anodasi maka semakin
banyak gelembung gas yang dihasilkan. Hal ini dibuktikan dengan
5/28/2018 LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK
13/21
makin banyaknya gelembung gas yang dihasilkan diluar silinder aluminum pada
proses anodasi keping III selama 15 menit daripada proses asnodasi keping II
selama 10 menit dan lebih sedikit gelembung gas yang dihasilkan pada proses
anodasi keping I selama 5 menit.
Selanjutnya adalah proses pewarnaan. Keping aluminium dapat diwarnai
karena memiliki pori-pori yang dapat menyerap warna setelah proses elektrolisis.
Fungsi pewarnaan ini adalah untuk mengetahui tingkat ketebalah lapisan oksida.
Larutan pewarna yang terbuat dari campuran 1 gram besi(III) klorida dan 1 gram
amonium oksalat dalam 200 mL akuades dipanaskan hingga mendidih. Keping
dicelupkan kedalam larutan tersebut selama 5 menit untuk keping I, 10 menit
untuk keping II dan 15 menit untuk keping III. Hasilnya kepingberubah menjadi
warna kuning kecokelatan. Hal ini karena pewarna tersebut memasuki pori-pori
yang terdapat pada lapisan hasil anodasi. Semakin lama waktu yang digunakan
untuk menganodasi logam aluminium maka warna yang dihasilkan setelah
dimasukkan ke dalam larutan pewarna akan semakin kuning kecokelatan. Setelah
itu, keping dimasukkan ke dalam air mendidih selama 10 menit untuk mencegah
terjadinya pengotoran setelah pewarnaan.
Setelah dilakukan proses pewarnaan, keping dikeringkan dan ditimbang
beratnya masing-masing. Hasil penimbangan diperoleh data berat sesudah
anodasi. Keping I = 0,39 gram, keping II = 0,38, keping III = 0,41 gram. Dari
hasil tersebut diketahui bahwa berat keping sesudah anodasi lebih besar daripada
berat sebelum anodasi. Selisih berat keping yang diperoleh untuk keping I = 0,01
gram, keping II = 0,02 gram dan keping III = 0,04 gram. Hal tersebut karena
lapisan oksidanya telah mengalami penebalan melalui proses anodasi. Dari hasil
5/28/2018 LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK
14/21
perhitungan berat rendemen untuk keping I sebesar 37,87%, keping II sebesar
37,87% dan keping III sebesar 50,50%.
5/28/2018 LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK
15/21
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan dapat disimpulakan bahwa berat keping
aluminium sebelum anodasi untuk keping I adalah 0,38 gram dan setelah anodasi
adalah 0,39 gram, untuk keping aluminium II berat sebelum anodasi adalah
0,36 gram dan setelah anodasi 0,38 gram sedangkan pada keping aluminium III
berat sebelum anodasi adalah 0,37 gram dan setelah anodasi 0,41 gram. Kemudian
berat rendamen yang diperoleh yaitu untuk keping aluminium I adalah 37,87%,
untuk keping aluminium II adalah 37,87% dan untuk keping aluminium III adalah
50,50 %.
5.2 Saran
5.2.1 Saran Untuk Percobaan
Sebaiknya digunakan logam lain sebagai perbandingan hasil anodasi.
5.2.2 Saran Untuk Laboratorium
Alat-alat laboratorium terutama neraca analitik sebaiknya diperbaharui jika
memang sudah rusak atau tidak layak digunakan demi kelancaran praktikum.
5/28/2018 LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK
16/21
DAFTAR PUSTAKA
Araoyinbo, A. O., Fauzi, M. N. A., Sreekantan, S., dan Aziz, A., 2009, One-StepAnodization Of Aluminium at Room Temperature, Sains Malaysiana,
38(4):521-524, (www.researchgate.net/publication/237537369_One-
Step_Anodization_of_Aluminum_at_Room_Temperature_(Penganodan_
Aluminium_pada_Suhu_Bilik_dengan_Satu_Langkah).pdf, diakses
tanggal 25 Februari 2014).
Cotton, F. A., Wilkinson, G., dan Gaus, P. L., 1996, Basic Inorganic Chemistry,
Jhon Wiley and Sons, New York.
Santhiarsa, N., 2010, Pengaruh Kuat Arus Listrik Dan Waktu Proses Anodizing
Dekoratif Pada Aluminum Terhadap Kecerahan Dan Ketebalan Lapisan,Jurnal Ilmiah Teknik Mesin Cakram, 4(1):75-78,
(http://ojs.unud.ac.id/index.php/jem/article/view/2322, diakses tanggal 25
Februari 2014).
Sharpe, A. G., 1992, Inorganic Chemistry, Longman Scientific dan Technical,
New York.
Sidiq, M. Fajar, 2013, Analisa Korosi dan Pengendaliannya, Jurnal Foundry,
3(1):25-30, (http://ejournal.polmanceper.ac.id/index.php/FOU/article/
download/53/pdf,diakses tanggal 25 Februari 2014).
Sugiyarto, Kristian, H., dan Retno, D., Suyanti, 2010, Kimia Anorganik Logam,
Graha Ilmu, Yogyakarta.
Svehla, G., 1979, Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro,
diterjemahkan oleh Setiono, L. dan Pudjaatmaka, H.A., 1985, PT Kalman
Media Pustaka, Jakarta.
http://www.researchgate.net/publication/237537369_One-Step_Anodization_of_Aluminum_at_Room_Temperature_(Penganodan_Aluminium_pada_Suhu_Bilik_dengan_Satu_Langkah).pdfhttp://www.researchgate.net/publication/237537369_One-Step_Anodization_of_Aluminum_at_Room_Temperature_(Penganodan_Aluminium_pada_Suhu_Bilik_dengan_Satu_Langkah).pdfhttp://www.researchgate.net/publication/237537369_One-Step_Anodization_of_Aluminum_at_Room_Temperature_(Penganodan_Aluminium_pada_Suhu_Bilik_dengan_Satu_Langkah).pdfhttp://www.researchgate.net/publication/237537369_One-Step_Anodization_of_Aluminum_at_Room_Temperature_(Penganodan_Aluminium_pada_Suhu_Bilik_dengan_Satu_Langkah).pdfhttp://www.researchgate.net/publication/237537369_One-Step_Anodization_of_Aluminum_at_Room_Temperature_(Penganodan_Aluminium_pada_Suhu_Bilik_dengan_Satu_Langkah).pdfhttp://ojs.unud.ac.id/index.php/jem/article/view/2322http://ejournal.polmanceper.ac.id/index.php/FOU/article/%20download/53/pdfhttp://ejournal.polmanceper.ac.id/index.php/FOU/article/%20download/53/pdfhttp://ejournal.polmanceper.ac.id/index.php/FOU/article/%20download/53/pdfhttp://ejournal.polmanceper.ac.id/index.php/FOU/article/%20download/53/pdfhttp://ojs.unud.ac.id/index.php/jem/article/view/2322http://www.researchgate.net/publication/237537369_One-Step_Anodization_of_Aluminum_at_Room_Temperature_(Penganodan_Aluminium_pada_Suhu_Bilik_dengan_Satu_Langkah).pdfhttp://www.researchgate.net/publication/237537369_One-Step_Anodization_of_Aluminum_at_Room_Temperature_(Penganodan_Aluminium_pada_Suhu_Bilik_dengan_Satu_Langkah).pdfhttp://www.researchgate.net/publication/237537369_One-Step_Anodization_of_Aluminum_at_Room_Temperature_(Penganodan_Aluminium_pada_Suhu_Bilik_dengan_Satu_Langkah).pdf5/28/2018 LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK
17/21
LEMBAR PENGESAHAN
Makassar, 28 Februari 2014
Asisten Praktikan
Riskal Hermawan Resky Dwi Cahyati
5/28/2018 LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK
18/21
Lampiran I
Bagan Kerja
A. Anodasi Aluminium
Catatan : Dilakukan anodasi pada 3 keping aluminium yang berbeda, waktuanodasi masing-masing keping adalah 5 menit, 10 menit dan 15 menit.
Lempeng Aluminium Keping Aluminium
Terbentuk gelembung-gelembung gas
- Digunting dan dilekukkanmenyerupai silinder sesuai
ukuran gelas kimia 50 mL.
- Dihubungkan dengankawat menggunakan
penjepit alligator
- Diatur sebagai katoda
- Digunting dengan ukurankira-kira 1.5 x 3 cm
- Dibersihkan menggunakanamplas, dicuci
menggunakan sabun dandibilas dengan akuades
- Ditimbang beratnya- Dihubungkan dengan
kawat menggunakan
penjepit alligator
- Diletakkan persis ditengahsilinder aluminium dalam
-Dilarutkan asam sulfat 3 Mdalam gelas kimia
-Dihubungkan ke sumber arusDC 6 Volt
-Setelah setengah waktuanodasi, arus diganti menjadi
12 Volt
5/28/2018 LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK
19/21
B. Pewarnaan Logam Aliminium
Hasil
Besi(III) klorida 1 gram Amonium Oksalat 1 gram
- Dimasukkan dalam gelas kimia- Dilarutkan dalam 200 mL akuades- Dipanaskan hingga mendidih- Dicelupkan keping I, keping II dan keping III
aluminium yang telah dianodasi masing-masing
selama 5, 10 dan 15 menit
- Diamati perubahan yang terjadi- Dicelupkan keping logam aluminium kedalam
air mendidih selama 5 menit
- Diamati lagi perubahan yang terjadi- Ditimbang berat keping
5/28/2018 LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK
20/21
Lampiran II
Gambar
Gambar 1. Keping aluminium
sebelum anodasi
Gambar 2. Keping aluminium
setelah anodasi dan ewarnaan
Gambar 3. Anodasi keping
aluminium selama 5 menit
Gambar 4. Anodasi keping
aluminium selama 10 menit
Gambar 5. Anodasi keping
aluminium selama 15 menit
5/28/2018 LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK
21/21
Gambar 6. Pewarnaan keping
aluminium hasil anodasi
selama 5 menit
Gambar 7. Pewarnaan keping
aluminium hasil anodasi
selama 10 menit
Gambar 8. Pewarnaan keping
aluminium hasil anodasi
selama 15 menit
Gambar 9. Keping aluminium hasil
anodasi selama 5 menit dalam air
panas setelah pewarnaan
Gambar 10. Keping aluminium hasil
anodasi selama 10 menit dalam air
panas setelah pewarnaan
Gambar 11. Keping aluminium
hasil anodasi selama 15 menit
dalam air panas setelah pewarnaan