32
LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA LAPORAN INI DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS PADA MATAKULIAH: BIOKIMIA DISUSUN OLEH: 1. Aghry Wiranata Anugrah 1101145088 2. Rachmawatika Pratiwi 1101145058 3. Riska Nurhidayah 1101145062 DOSEN PEMBIMBING: Dr. YUSNIDAR YUSUF, M.Si. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Laporan Praktikum Minyak Fix Fix Fix

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Laporan Praktikum Minyak Fix Fix Fix

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

LAPORAN INI DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS

PADA MATAKULIAH: BIOKIMIA

DISUSUN OLEH:

1. Aghry Wiranata Anugrah 1101145088

2. Rachmawatika Pratiwi 1101145058

3. Riska Nurhidayah 1101145062

DOSEN PEMBIMBING:

Dr. YUSNIDAR YUSUF, M.Si.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA

JL. LIMAU II, KEBAYORAN BARU, JAKARTA SELATAN. TELP. (021)-73944511

2013

Page 2: Laporan Praktikum Minyak Fix Fix Fix

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas

limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

laporan ini dengan judul “LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA.”

Laporan ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi tugas akhir

semester.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari

kesempurnaan dan banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu penulis

berharap kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca

demi mengisi laporan yang ditulis oleh penulis ini.

Penulis mengucapkan terimakasih dan penghargaan yang

setingggi-tingginya bagi semua pihak yang membantu dalam

penyelesaian laporan ini.

Diharapkan melalui laporan ini, dapat bermanfaat bagi pembaca

untuk menambah pengetahuan.

Jakarta, 15 Januari 2013

Penulis

Page 3: Laporan Praktikum Minyak Fix Fix Fix

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Lipid didefinisikan sebagai senyawa yang tidak larut dalam air

yang diekstraksi dari makhuk hidup dengan menggunakan pelarut non

polar, istilah lipid mencakup golongan senyawa dengan

keanekaragaman struktur, definisi di atas berdasarkan sifat fisik yang

berlawanan dengan definisi protein, karbohidrat maupun asam nukleat

yang berdasarkan struktur kimianya.

Lipid dalam bentuk lemak dan minyak merupakan zat makanan

yang penting untuk menjaga kesehatan tubuh manusia, selain itu juga

merupakan sumber energi yang lebih efektif dibandingkan karbohidrat

dan protein, dimana 1 gram lipid dapat menghasilkan 9 kkal

sedangkan untuk karbohidrat dan protein masing-masing hanya 4

kkal/gram.

Lemak dan minyak terdapat pada hampir semua bahan

pangan dengan kandungan yang berbeda-beda. Lemak hewani

mengandung banyak sterol yang disebut kolesterol, sedangkan lemak

nabati mengandung fitosterol dan lebih banyak mengandung asam

lemak tidak jenuh (berbentuk cair). Lemak hewani ada yang berbentuk

padat (lemak susu, lemak babi, lemak sapi). Lemak nabati yang

berbentuk cair dibedakan atas 3 golongan yakni (1) drying oil yang

membentuk lapisan keras bila mengering di udara, contohnya minyak

cat/pernis, (2) semi drying oil, contohnya minyak jagung, minyak biji

kapas, dan (3) non drying oil contohnya minyak kelapa.

Page 4: Laporan Praktikum Minyak Fix Fix Fix

B. Tujuan

Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui

perbandingan perubahan suhu, PH, warna dan bau pada lemak dan

minyak saat sebelum dipanaskan dan sesudah dipanaskan.

Page 5: Laporan Praktikum Minyak Fix Fix Fix

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Minyak dan Lemak

Lemak dan minyak adalah golongan dari lipida (latin yaitu lipos

yang artinya lemak). Lipida larut dalam pelarut nonpolar dan tidak larut

dalam air. Sifat kelarutan ini yang membedakan lipida dari golongan

senyawa alam penting lain seperti protein dan karbohidrat yang pada

umumnya tidak larut dalam pelarut nonpolar (Hart, 1990).

Lemak dan minyak merupakan zat makanan yang penting

untuk menjaga kesehatan tubuh manusia. Selain itu lemak dan

minyak juga merupakan sumber energi yang efektif, dimana satu gram

minyak atau lemak dapat menghasilkan 9 kkal (Winarno, 1992).

Lemak merupakan bahan padat pada suhu ruang

disebabkan kandungannya yang tinggi akan asam lemak jenuh yang

tidak memiliki ikatan rangkap, sehingga mempunyai titik lebur yang

lebih tinggi, sedangkan minyak merupakan bahan cair pada suhu

ruang disebabkan tingginya kandungan asam lemak yang tidak jenuh,

yang memiliki satu atau lebih ikatan rangkap diantara atom-atom

karbonnya, sehingga mempunyai titik lebur yang rendah (Winarno,

1992).

B. Peranan Minyak dan Lemak

Pada teknologi makanan, lemak dan minyak memegang

peranan penting, karena minyak dan lemak memiliki titik didih yang

tinggi (sekitar 200ºC) maka dapat dipergunakan untuk menggoreng

makanan sehingga bahan yang digoreng akan kehilangan sebagian

besar air yang dikandungnya dan menjadi kering (Sudarmadji, 2003).

Minyak goreng berfungsi sebagai media penghantar panas,

penambah rasa gurih dan penambah kalori bahan pangan. Mutu

Page 6: Laporan Praktikum Minyak Fix Fix Fix

minyak goreng ditentukan oleh titik asapnya. Makin tinggi titik asap,

makin baik mutu minyak goreng. Lemak atau minyak yang digunakan

untuk menggoreng titik asapnya akan turun, karena telah terjadi

hidrolisis. Karena itu untuk menekan terjadinya hidrolisis, pemanasan

lemak atau minyak sebaiknya dilakukan pada suhu yang tidak terlalu

tinggi, pada umumnya suhu penggorengan adalah 177-221ºC

(Winarno,1992).

Minyak dan lemak juga memberikan rasa gurih dan aroma yang

spesifik. Pada dunia teknologi roti (bakery technology) minyak dan

lemak penting dalam memberikan konstitensi empuk dan halus.

Bahan lemak atau minyak yang dipakai dalam pembuatan roti dan kue

dikenal sebagai shortening (Sudarmadji,2003).

Lemak nabati dan lemak hewani dalam kewujudannya ada

yang mudah dilihat atau kentara disebut visible fat, seperti lemak

hewani yang sering dijual di pasar (mentega, keju, dan lain-lain).

Sedangkan lemak yang belum kentara disebut invisible fat yaitu lemak

yang terdapat pada susu, kacang-kacangan, kuning telur dan lain-lain.

Baik pada visible fat maupun pada invisible fat terkandung asam-

asam lemak (Kartasapoetra,1986 ).

C. Kebutuhan Lemak

Kebutuhan lemak tidak dinyatakan secara mutlak. WHO (1990)

menganjurkan konsumsi lemak sebanyak 15-30% kebutuhan energi

total dianggap baik untuk kesehatan. Jumlah ini memenuhi kebutuhan

akan asam lemak esensial dan untuk membantu penyerapan vitamin

larut lemak. Diantara lemak yang dikonsumsi sehari dianjurkan paling

banyak 10% dari kebutuhan energi total berasal dari lemak jenuh,

dan 3-7% dari lemak tidak jenuh ganda.konsumsi kolesterol yang

dianjurkan adalah≤ 300 mg per hari (Yuniastuti,2008).

Page 7: Laporan Praktikum Minyak Fix Fix Fix

D. Jenis-Jenis Minyak

1. Minyak kelapa sawit

Minyak kelapa sawit memiliki komposisi asam lemak yang

seimbang, dengan asam lemak jenuh yang hampir sama

kandungannya dengan asam lemak tak jenuh, minyak kelapa sawit

mengandung asam palmitat 14-45 % asam oleat 39-40 %, asam

linoleat 10-11 %, dan asam linoleat 0,3 -0,4 %. Kandungan asam

linoleat dan asam linoleatnya cukup rendah, sehingga minyak

kelapa sawit cukup stabil terhadap oksidasi.

2. Minyak kelapa

Adalah minyak nabati yang berasal dari daging buah kelapa

tua baik dalam bentuk segar maupun daging kering (kopra).

Proses untuk membuat minyak dari daging buah kelapa segar

dikenal dengan proses basah, karena proses ini ditambahkan air

untuk mengekstraksi. Minyak kelapa merupakan senyawa netral,

larut dalam pelarut minyak yang umumnya tidak larut dalam air.

Minyak kelapa adalah ester dari gliserol dengan berbagai asam

mono karboksilat berantai lurus yang dikenal asam lemak yang

terbagi dalam asam lemak jenuh dan asam lemak tidak jenuh.

3. Minyak wijen

Adalah minyak nabati yang berasal dari ekstraksi biji wijen.

Minyak wijen terdiri dari dua jenis, minyak dari biji wijen yang telah

di sangrai dan minyak dari biji wijen mentah. Minyak wijen yang

diproses dari biji wijen hitam atau putih sangat kaya dengan

kandungan protein, vitamin, dan mineral. Minyak wijen yang

diketahui sangat kaya zat gizi itu,sekaligus mengandung senyawa

asam lemak esensial, omega 6, omega 9, antioksidan, dan kathin

yang berkasiat baik bagi pencegahan penyakit jantung, kolesterol,

kanker, dan lain –lainnya.

Page 8: Laporan Praktikum Minyak Fix Fix Fix

4. Margarin (blueband)

Margarin terbuat dari lemak nabati dan kandungan lemak

jenuhnya lebih sedikit daripada mentega. Margarin kaya akan

lemak tak jenuh yang mengandung omega 3 dan omega 6.

Meskipun demikian lemak nabati cenderung meleleh dalam suhu

ruangan, sehingga dibuat lebih adat melalui proses hidrogenasi.

Proses ini menghasilkan lemak trans yang diperkirakan

meningkatkan kadar LDL, dan menurunkan kadar kolesterol baik

(HDL). HDL memberikan pertahanan terhaap lemak yang

menyumbat arteri.

5. Mentega

Mentega adalah makanan produk susu, dibuat dengan

mengaduk krim yang didapat dari susu. Biasanya digunakan

sebagai olesan roti dan biskuit, sebagai perantara lemak di

beberapa resep roti dan masakan, dan kadang-kadang bahan

untuk menggoreng. Pengganti mentega ialah margarin, yang

biasanya lebih murah, dan memiliki sedikit lemak dan kolesterol.

Mentega adalah emulsi air-dalam-minyak, kebalikan dari

krim. Mentega tetap padat saat didinginkan, tetapi meleleh secara

konsisten pada suhu kamar / suhu ruangan.

Mentega hampir sama dengan roombutter tetapi roombutter

adalah mentega yang wanginya tajam dan berwarna putih.

6. Keju

Keju (dipinjam dari bahasa Portugis, queijo) adalah sebuah

makanan yang dihasilkan dengan memisahkan zat-zat padat

dalam susu melalui proses pengentalan atau koagulasi. Proses

pengentalan ini dilakukan dengan bantuan bakteri atau enzim

tertentu yang disebut rennet. Hasil dari proses tersebut nantinya

akan dikeringkan, diproses, dan diawetkan dengan berbagai

macam cara. Dari sebuah susu dapat diproduksi berbagai variasi

produk keju. Produk-produk keju bervariasi ditentukan dari tipe

Page 9: Laporan Praktikum Minyak Fix Fix Fix

susu, metode pengentalan, temperatur, metode pemotongan,

pengeringan, pemanasan, juga proses pematangan keju dan

pengawetan. Umumnya, hewan yang dijadikan sumber air susu

adalah sapi. Air susu unta, kambing, domba, kuda, atau kerbau

digunakan pada beberapa tipe keju lokal.

Makanan ini dikenal di seluruh dunia, namun diduga pertama

kali dikenal di daerah sekitar Timur Tengah. Meskipun tidak dapat

dipastikan kapan keju pertama kali ditemukan, menurut legenda

keju pertama kali ditemukan secara tidak sengaja oleh seorang

pengembara dari Arab.

Keju memiliki hampir semua kandungan nutrisi pada susu,

seperti protein, vitamin, mineral, kalsium, dan fosfor namun juga

lemak dan kolesterol yang dapat menyebabkan masalah

kesehatan apabila dikonsumsi secara berlebihan. Besaran

kandungan lemak dalam keju tergantung pada jenis susu yang

digunakan. Keju yang dibuat dengan susu murni atau yang sudah

ditambah dengan krim memiliki kandungan lemak, kolesterol dan

kalori yang tinggi. Keju sangat bermanfaat karena kaya akan

protein, terutama bagi anak kecil karena mereka membutuhkan

protein yang lebih banyak dibandingkan orang dewasa.

Page 10: Laporan Praktikum Minyak Fix Fix Fix

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat

Hari, tanggal : Jumat, 28 Desember 2012

Waktu : 16.00 WIB s/d selesai

Tempat : Laboratorium Biologi, FKIP UHAMKA, Limau

Jakarta Selatan.

B. Alat dan Bahan

Alat

1. Kompor gas

2. Wajan penggorengan

3. Gelas ukur

Page 11: Laporan Praktikum Minyak Fix Fix Fix

4. Indicator Ph universal

5. Termometer

6. Timbangan

7. Steriplan

8. Tissue/ lap

Page 12: Laporan Praktikum Minyak Fix Fix Fix

9. Stopwatch

10.Sendok

11.Alat tulis

Bahan

1. Minyak Kelapa Sawit (Giant)

2. Minyak Kelapa (Giant)

3. Minyak Wijen (ABC)

4. Mentega (Merk Pasar)

Page 13: Laporan Praktikum Minyak Fix Fix Fix

5. Mentega (Wijsman)

6. Margarin (Blue Band)

7. Butter Oil Subtitute

8. Keju (Kraft)

C. Cara Kerja

1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk praktikum.

2. Timbanglah bahan-bahan yang akan digunakan dengan takaran

yang sama.

3. Ukurlah tingkat keasaman bahan tersebut dengan indicator PH

universal.

Page 14: Laporan Praktikum Minyak Fix Fix Fix

4. Amati warna awal bahan tersebut sebelum dipanaskan.

5. Amati bau awal bahan-bahan tersebut sebelum dipanaskan.

6. Amati suhu awal bahan-bahan tersebut menggunakan

termometer sebelum dipanaskan.

7. Tuangkan bahan yang akan diuji kedalam wajan penggorengan.

8. Nyalakan kompor dan hidupkan stopwatch secara bersamaan

untuk mencatat waktu.

9. Matikan kompor dan stopwatch secara bersamaan setelah

bahan telah mendidih.

10.Letakkan termometer pada bahan yang diujikan tersebut

kemudian amati perubahan suhunya.

Page 15: Laporan Praktikum Minyak Fix Fix Fix

11.Amati warna dan bau bahan setelah dipanaskan.

12.Amati PH bahan setelah dipanaskan dengan kertas PH indicator

universal.

13.Ulangi langkah ke 8-12 dengan bahan yang berbeda.

14.Catat hasil percobaan tersebut.

Page 16: Laporan Praktikum Minyak Fix Fix Fix

BAB IV

HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

SEBELUM DIPANASKAN

1. Minyak Kelapa Sawit

*bau : seperti bau kelapa tetapi tidak begitu jelas

*warna : kuning bening

*suhu : 25o

*pH : 5

2. Minyak Kelapa

*bau : seperti kelapa asli

*warna : putih bening kekuning kuningan

*suhu : 25o

*pH : 5

3. Minyak Wijen

*bau : biji wijen

*warna : hitam bening

*suhu : 25o

*pH : 5

4. Margarin (Blue Band)

*bau : sedikit asam

*warna : kuning

*suhu : 25o

*pH : 5

Page 17: Laporan Praktikum Minyak Fix Fix Fix

5. Keju

*bau : susu sapi

*warna : kuning keputih putihan

*suhu :25o

*pH : 5

6. Mentega (Wijsman)

*bau : seperti susu bubuk

*warna : kuning keputih putihan

*suhu : 25o

*pH : 5

7. Butter Oil Substitute

*bau : wangi adonan

*warna : kuning pekat

*suhu : 25o

*pH : 5

8. Margarin (merk pasar)

*bau : seperti blue band tetapi tidak pekat

*warna : kuning terang

*suhu : 25o

*pH : 5

SESUDAH DIPANASKAN

1. Minyak Kelapa Sawit

*bau : tetap

*warna : tetap

*suhu : 130o

*pH : 5

*waktu : 01:17.64

Page 18: Laporan Praktikum Minyak Fix Fix Fix

2. Minyak Kelapa

*bau : tetap

*warna : tetap

*suhu : 125o C

*pH : 5

*waktu : 01:33,16

3. Minyak Wijen

*bau : biji wijen

*warna : tetap/hitam bening

*suhu : 119o C

*pH : 5

*waktu : 01:30.66

4. Margarine (Blue Band)

*bau : margarine di goring

*warna : kuning lebih pekat

*suhu : 82o C

*pH : 5

*waktu : 01:25.74

5. Keju (KRAFT)

*bau : susu di goring

*warna : kuning keputih putihan

*suhu : 64o C

*pH : 5

*waktu : 01:12.16

Page 19: Laporan Praktikum Minyak Fix Fix Fix

6. Mentega (Wijsman)

*bau : tetap

*warna : kuning keputih putihan

*suhu : 74o C

*pH : 5

*waktu : 01:02.12

7. Butter Oil Substitute

*bau : tetap

*warna : kuning emas

*suhu : 141o C

*pH : 5

*waktu : 02:00.87

8. Margarine (Merk pasar)

*bau : tetap

*warna : tetap

*suhu : 114o C

*pH : 5

*waktu : 01:35.17

Page 20: Laporan Praktikum Minyak Fix Fix Fix

B. Pembahasan

Dalam penelitian ini, kami memakai banyak bahan dari macam-

macam minyak dan lemak. Seperti yang kita ketahui bahwa

perbedaan minyak dan lemak adalah wujudnya yaitu minyak berwujud

cair dan lemak berbentuk padat. Maka dalam penelitian ini kami

mengkategorikan antara bahan-bahan minyak dan lemak lalu

membandingkannya. Berikut adalah tabel perbandingan yang kami

dapat dari hasil praktikum minyak dan lemak ini.

TABEL PERBANDINGAN

1. Perbandingan antara bahan-bahan minyak

SEBELUM DIPANASKAN

No Nama Bahan Bau Warna Suhu pH

1 Minyak Kelapa

Sawit

Seperti bau kelapa

tetapi tidak begitu

jelas

kuning bening 25o 5

2 Minyak Kelapa Seperti kelapa asli Putih bening

kekuning kuningan

25o 5

3 Minyak Wijen Seperti biji wijen hitam bening 25o 5

SESUDAH DIPANASKAN

No Nama Bahan Bau Warna Suhu pH Waktu

1 Minyak Kelapa

Sawit

Tetap Tetap 130o 5 01:17.64

2 Minyak Kelapa Tetap Tetap 125o 5 01:33,16

3 Minyak Wijen biji wijen Tetap 119o 5 01:30.66

Page 21: Laporan Praktikum Minyak Fix Fix Fix

2. Perbandingan antara bahan-bahan lemak

SEBELUM DIPANASKAN

No Nama Bahan Bau Warna Suhu pH

4 Margarin (Blue

Band)

Sedikit asam Kuning 25o 5

5 Keju

(Kraft)

Seperti susu sapi kuning keputih

putihan

25o 5

6 Mentega

(Wijsman)

Seperti susu bubuk kuning keputih

putihan

25o 5

7 Butter Oil

Substitute

wangi adonan kuning pekat 25o 5

8 Margarin

(merk pasar)

seperti blue band

tetapi tidak pekat

kuning terang 25o 5

SESUDAH DIPANASKAN

No Nama Bahan Bau Warna Suhu pH Waktu

4 Margarine (Blue

Band)

margarine di

goreng

kuning lebih

pekat

82o 5 01:25.74

5 Keju

(Craft)

susu di

goreng

kuning

keputih

putihan

64o 5 01:12.16

6 Mentega (Wijsman) Tetap kuning

keputih

putihan

74o 5 01:02.12

7 Butter Oil Substitute Tetap kuning

emas

141o 5 02:00.87

8 Margarine

(Merk pasar)

Tetap Tetap 114o 5 01:35.17

Page 22: Laporan Praktikum Minyak Fix Fix Fix

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah kami lakukan

untuk mengamati perubahan, kami dapat mengetahui bahwa pada

setiap bahan yang diujikan memiliki derajat keasaman atau PH yang

sama yaitu 5 pada saat sebelum dipanaskan. Dan setelah dipanaskan

ternyata pada semua bahan tidak mengalami perubahan PH atau

dengan kata lain PH sebelum dipanaskan dan sesudah dipanaskan

adalah tetap. Dengan demikian berarti suhu atau panas tidak

mempengaruhi perubahan PH pada lemak dan minyak yang telah

diujikan.

Pada setiap bahan lemak dan minyak yang diujikan memiliki

warna dan bau yang berbeda. Warna sebelum bahan dipanaskan

terlihat lebih pekat. Bau sebelum bahan dipanaskan tidak begitu

tercium. Namun setelah bahan yang diujikan tersebut dipanaskan

sebagian bahan mulai tercium bau yang kuat yang berbeda dengan

saat sebelum dipanaskan. Warna dari sebagian bahan yang diujikan

setelah dipanaskan pun terlihat lebih bening.

Suhu awal pada setiap bahan yang diujikan sama yaitu 25oC.

Suhu tersebut sama dengan suhu ruangan tempat kami praktikum.

Kami praktikum di Laboratorium Biologi dengan suhu ruangan 25o C.

Dengan demikian suhu awal setiap bahan mengikuti dengan suhu

ruangannya yaitu 25o C. Sedangkan suhu akhir setiap bahan yang

diujikan mempunyai titik didih yang berbeda dan beragam dengan

lama waktu untuk mencapai titik didih yang berbeda pula.

Anehnya, mentega yang berbentuk padat justru lebih cepat

mendidih daripada minyak yang berbentuk cair. Dengan suhu yang

rendah mentega sangat cepat mencair lalu mendidih. Dari bahan yang

kami gunakan kami mendapati endapan-endapan setelah mentega ini

mencair.

Berbeda dengan butter yang mirip mentega, butter adalah

bahan yang lebih lama mendidih dari bahan-bahan yang lain dan

membutuhkan suhu yang tinggi pula.

Page 23: Laporan Praktikum Minyak Fix Fix Fix

BAB V

KESIMPULAN

Berdasarkan data hasil pengamatan dan pembahasan yang telah

kami lakukan, kami memperoleh kesimpulan sebagai berikut.

1. Suhu dan PH dari tiap bahan sama besarnya ketika belum

dipanaskan.

2. Titik didih dari macam-macam minyak dan lemak berbeda.

3. Suhu tidak mempengaruhi PH minyak dan lemak.

4. Suhu tidak merubah warna pada minyak tapi merubah warna pada

lemak kecuali pada margarin

5. Bau dari minyak dan lemak dapat dipengaruhi oleh suhu.

6. Mentega adalah bahan yang lebih cepat mencair dengan suhu

yang rendah dari bahan yang lain walaupun mentega berbentuk

padat sedangkan butter yang mirip mentega justru bahan yang

lebih lama mendidih dengan suhu yang tinggi pula.

Page 24: Laporan Praktikum Minyak Fix Fix Fix

NB : Tugas masing-masing anggota pada praktikum ini adalah

1. Aghry Wiranata

Menakar bahan-bahan yang akan diujikan.

Menuangkan bahan ke dalam wajan,lalu menyalakan

kompor dan memanaskan bahan yang diuji.

Mengamati perubahan suhu menggunakan termometer.

2. Rachmawatika Pratiwi

Mencuci alat yang telah dipakai.

Mendokumentasikan hasil yang telah di dapat.

Menata alat dan bahan di atas meja.

3. Riska Nurhidayah

Mencatat alat dan bahan yang digunakan.

Mengukur PH bahan yang akan diujikan pada sebelum dan

sesudah dipanaskan.

Mencatat hasil perubahan-perubahan yang telah didapatkan.

Page 25: Laporan Praktikum Minyak Fix Fix Fix

LAMPIRAN