19
2014 Tim Studi Banding MPP-UNAND ANGKATAN X MAGISTER PERENCANAAN PEMBANGUN FAKULTAS EKONOMI 10 – 12 September 2014 LAPORAN STUDI BANDING KARYASISWA BAPPENAS MPP-UNAND PADANG ANGKATAN X KE MALAYSIA

Laporan Study Banding ke Malaysia.pdf

Embed Size (px)

Citation preview

2014

Tim Studi Banding MPP-UNAND ANGKATAN X

MAGISTER PERENCANAAN PEMBANGUN FAKULTAS EKONOMI

10 – 12 September 2014

LAPORAN STUDI BANDING KARYASISWA BAPPENAS MPP-UNAND PADANG ANGKATAN X KE MALAYSIA

LAPORAN STUDI BANDING

KARYASISWA BAPPENAS MPP-UNAND PADANG ANGKATAN X

KE NEGARA MALAYSIA 10 S/D 12 SEPTEMBER 2014

Disusun oleh:

Tim Studi Banding MPP-UNAND ANGKATAN X

MAGISTER PERENCANA PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS ANDALAS PADANG TAHUN 2014

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Program Studi Magister Perencanaan Pembangunan, Fakultas Ekonomi, Universitas

Andalas dalam pengembangan kapasitas dan mutu lulusan telah melaksanakan berbagai

program pendidikan kemahasiswaan, salah satunya melalui studi banding. Program Studi

Magister Perencanaan Pembangunan yang untuk tahun 2013 ini telah mencapai angkatan ke

X. Studi banding merupakan salah satu sarana pendalaman materi secara teoritis dan aplikatif

bagi angkatan X sebagai calon tenaga fungsional perencana. Dalam hal ini, Malaysia bisa

menjadi salah satu yang bisadi jadikan sebagai tema bahasan sebagaimana yang dimaksud

diatas.

Malaysia merupakan salah satu negara yang pembangunannya sangat pesat, terutama

dalam mempersiapkan diri meghadapi pasar bebas global. Negara memainkan peranan yang

penting dalam memantapkan perancangan makroekonomi (Bożyk: 2006). Malaysia

mempunyai sejumlah elemen makroekonomi yang stabil, di mana tingkat inflasi dan

tingkat pengangguran berada di bawah 3% dan inflasi 0,4 %, simpanan pertukaran uang asing

yang sehat, dan utang luar negeri yang rendah (Norain: 2010). Ini memungkinkan Malaysia

untuk tidak mengalami krisis. Keberhasilan pembanguan Malaysia, tentu didukung oleh

perencanaan pembangunan yang matang, terutama dibidang ekonomi. Hasil perencanaan

pembangunan ekonomi sudah dapat mereka buktikan dengan menjadi negara mempunyai

ekonomi ke-29 terbesar di dunia.

Universitas Andalas Padang sebagai salah satu universitas di Indonesia yang turut

menjalin kerjasama dengan Bappenas dalam mencetak lulusan yang ahli dalam menyusun

dokumen perencanaan pembangunan merasa berkewajiban memfasilitasi lulusan yang

berkualitas yaitu dengan mengikutsertakan Karyasiswa Bappenas Universitas Andalas

Padang Angkatan X untuk melakukan studi banding ke Malaysia.

B. Tujuan

Tujuan kegiatan studi banding ini adalah:

1. Memperoleh informasi mengenai teknik perencanaan pembangunan di Malaysia.

2. Memperoleh gambaran tentang implementasi dokumen perencanaan pembangunan di

Pemerintahan Malaysia.

C. Manfaat

Hasil yang diperoleh dari kegiatan ini diharapkan dapat bermanfaat bagi Karyasiswa

Bappenas Universitas Andalas Padang dan pihak Universitas Andalas sendiri dalam

menyusun program studi yang relevan dengan perencanaan pembangunan dan sekaligus

menjadi masukan dan panduan bagi karyasiswa Bappenas dalam menyusun tugas akhir.

BAB II

PELAKSANAAN KUNJUNGAN

A. Waktu dan Tempat

Kegiatan Studi Banding dilaksanakan pada tanggal 10 s.d 12 September 2014 dengan

objek kunjungan ke Institut Penyelidikan Ekonomi Malaysia (Malaysian Institute of

Economic Research) di Jalan Bukit Petailing Kuala Lumpur dan Unit Perancang

Ekonomi/ Economic Planning Unit (EPU) Jabatan Perdana Menteri di Putra Jaya.

B. Peserta

Peserta yang terlibat dalam Tim Studi Banding seluruhnya berjumlah 17 orang yang

terdiri dari 12 orang Karyasiswa Bappenas Universitas Andalas dan 5 orang yang

berasal dari perwakilan dosen Universitas Andalas Padang.

C. Jadwal Kunjungan

Hari ke- / Tanggal Agenda PJ

1. Tgl 10 Sept 14 Perjalanan Padang- Kuala Lumpur Tim

2. Tgl 11 Sept 14

09.00-12.00

14.00-17.00

Kunjungan Kerja Institut Penyelidikan

Ekonomi Malaysia (Malaysian Institute of

Economic Research)

Unit Perancang Ekonomi/ Economic Planning

Unit (EPU) Jabatan Perdana Menteri

Tim

3. Tgl 12 Sept 14 Perjalanan Kuala Lumpur - Padang Tim

BAB III

HASIL KUNJUNGAN

A. Profil Pemerintah Malaysia

1. Gambaran Umum Wilayah

Malaysia dengan luas 329.847 km persegi, terdiri atas dua kawasan utama

yang terpisah oleh Laut Cina Selatan. Keduanya memiliki bentuk muka bumi

yang hampir sama, yaitu dari pinggir laut yang landai hingga hutan lebat dan

bukit tinggi.

Malaysia memiliki jalan-jalan besar yang menghubungkan semua kota besar

di pesisir barat Semenanjung Malaysia. Pada 2006, panjang keseluruhan Sistem

Jalur Cepat Malaysia adalah 1.471,6 kilometer. Jejaring itu menghubungkan

semua kota besar dan sekitarnya: Klang Valley, Johor Bahru, dan Penang satu

sama lain.

2. Pemerintahan

Malaysia merupakan sebuah negara federasi yang terdiri dari tiga belas

negara bagian dan tiga wilayah persekutuan. Ibukotanya adalah Kuala Lumpur,

sedangkan Putrajaya menjadi pusat pemerintahan persekutuan. Kepala

negara persekutuan Malaysia adalah Yang di-Pertuan Agong, biasa disebut Raja

Malaysia. Yang di-Pertuan Agong dipilih dari dan oleh sembilan Sultan Negeri-

Negeri Malaya, untuk menjabat selama lima tahun secara bergiliran; empat

pemimpin negeri lainnya, yang bergelar Gubernur, tidak turut serta di dalam

pemilihan.

Kekuasaan legislatif dibagi antara legislatur persekutuan dan legislatur

negeri. Parlemen bikameral terdiri dari Dewan rendah atau Dewan Rakyat (mirip

"Dewan Perwakilan Rakyat" di Indonesia) dan dewan tinggi/ Senat atau Dewan

Negara (mirip "Dewan Perwakilan Daerah" di Indonesia). 222 anggota Dewan

Rakyat dipilih dari daerah pemilihan beranggota-tunggal yang diatur berdasarkan

jumlah penduduk untuk masa jabatan terlama 5 tahun. 70 Senator bertugas untuk

masa jabatan 3 tahun; 26 di antaranya dipilih oleh 13 majelis negara bagian

(masing-masing mengirimkan dua utusan), dua mewakili wilayah

persekutuan Kuala Lumpur, masing-masing satu mewakili wilayah

persekutuan Labuan dan Putrajaya, dan 40 diangkat oleh raja atas nasihat perdana

menteri.

Kekuasaan eksekutif dilaksanakan oleh kabinet yang dipimpin oleh perdana

menteri; konstitusi Malaysia menetapkan bahwa perdana menteri haruslah

anggota dewan rendah (Dewan Rakyat), yang direstui Yang di-Pertuan Agong

dan mendapat dukungan majoritas di dalam parlemen. Kabinet dipilih dari para

anggota Dewan Rakyat dan Dewan Negara dan bertanggung jawab kepada badan

itu. sedangkan kabinet merupakan anggota parlemen yang dipilih dari Dewan

Rakyat atau Dewan Negara.

Pemerintah negara bagian dipimpin oleh Menteri Besar di negeri-negeri

Malaya atau Ketua Menteri di negara-negara yang tidak memelihara monarki

lokal, yakni seorang anggota majelis negara bagian dari partai majoritas di dalam

Dewan Undangan Negeri. Di tiap-tiap negara bagian yang memelihara monarki

lokal, Menteri Besar haruslah seorang Suku Melayu Muslim, meskipun penguasa

ini menjadi subjek kebijaksanaan para penguasa. Kekuasaan politik di Malaysia

amat penting untuk memperjuangkan suatu isu dan hak. Oleh karena itu

kekuasaan memainkan peranan yang amat penting dalam melakukan perubahan.

3. Kondisi Sosial Masyarakat

Budaya Malaysia merujuk kepada kebudayaan semua masyarakat majemuk

yang terdapat di Malaysia danberbagai suku di sana, seperti:

Kebudayaan Melayu, Tionghoa, India, Kadazan Dusun, Dayak, Iban, Kayan,

Kenyah, Murut, Lun Bawang, Kelabit, dan Bidayuh. Jumlah penduduk negara

ini melebihi 27 juta jiwa.

Malaysia adalah masyarakat multi-agama dan Islam adalah agama resminya.

Menurut gambaran Sensus Penduduk dan Perumahan 2000, hampir 60,4 persen

penduduk memeluk agama Islam; 19,2 persen Buddha; 9,1 persen Kristen; 6,3

persen Hindu; dan 2,6 persen Agama Tionghoa tradisional. Sisanya dianggap

memeluk agama lain, misalnya Animisme, Agama rakyat, Sikh, dan keyakinan

lain; sedangkan 1,1% dilaporkan tidak beragama

4. Sumber daya alam

Malaysia memiliki sumber daya alam seperti sektor pertanian, kehutanan,

dan pertambangan. Di sektor pertanian, Malaysia adalah salah satu pengekspor

terbesar karet alam dan minyak sawit, yang bersama-sama dengan damar dan

kayu gelondongan, kakao, lada, nenas, dan tembakau mendominasi pertumbuhan

sektor itu. Minyak sawit juga merupakan pembangkit utama perdagangan

internasional Malaysia.

Sejumlah wilayah yang substansial diperlakukan sebagai hutan produksi

(silvikultur) dan upaya penghutanan kembali terhadap lahan hutan sudah

dilakukan. Pemerintah Malaysia merencanakan pengayaan tanah seluas 312,30

kilometer persegi dengan rotan di bawah kondisi hutan alami dan di sela-sela

tanaman karet alami sebagai komoditas panen perantara. Untuk terus

memperkaya sumber-sumber hutan, spesies damar yang cepat-tumbuh

seperti meranti tembaga, merawan dan sesenduk juga ditanam.

Timah dan minyak bumi adalah dua sumber daya mineral utama yang menjadi

penyokong ekonomi utama Malaysia. Malaysia pernah menjadi penghasil timah

terbesar di dunia hingga runtuhnya pasar timah di permulaan tahun 1980-an.

Penemuan minyak bumi dan gas alam di ladang minyak lepas pantai Sabah,

Sarawak, dan Terengganu memiliki sumbangan penting bagi ekonomi Malaysia.

Mineral lain menurut tingkat kepentingan dan keberartiannya

adalah tembaga, bauksit, besi, dan batu bara bersama-sama dengan mineral

industri seperti tanah liat, kaolin, silika, batu gamping, barit, fosfat, dan bebatuan

dimensi seperti granit juga blok dan lempengan marmer. Sejumlah emas dengan

kadar minimalis juga diproduksi.

5. Perekonomian

Sistem ekonomi di Malaysia pada abad ke-19 sehingga tahun 1963 boleh

dikategorikan kepada 2 bentuk utama, yaitu sistem ekonomi sara diri dan sistem

ekonomi komersil. Bentuk dan kegiatan ekonomi yang mereka amalkan adalah

dipengaruhi daripada sistem pemerintahan pada masa dahulu. Sebagai contoh,

rakyat biasa menjadi petani, pedagang; penguasa pula menjadi pemilik tanah dan

sebagainya.

Ekonomi sara diri adalah kegiatan ekonomi yang bertujuan atau sekadar

mampu untuk mencukupi kebutuhan harian keluarga. Maknanya, hasil kegiatan

ekonomi akan digunakan untuk keluarga mereka. Segala kelebihan pengeluaran

akan dijual, hasil tersebut akan digunakan untuk membeli seperti pakaian dan

sebagainya. Kegiatan ekonomi sara diri yang utama adalah bercocok tanam,

menangkap ikan dan memungut hasil hutan. Kegiatan seperti ini tidak banyak

menghasilkan uang. Sistem ekonomi komersil, pada zaman penjajahan seperti

kegiatan memungut cukai daripada rakyat, dan masa sekarang perkembangan

yang nyata dari sistem komersil adalah sektor perdagangan. Sektor ini

memberikan hasil yang pesat untuk pembangunan.

Ketika Malaya bergerak ke arah kemerdekaan, pemerintah mulai menerapkan

perencanaan ekonomi lima tahunan, dimulai dengan Rencana Lima Tahun

Malaya Pertama pada 1955. Ketika Malaysia didirikan, perencanaan dimulai

dengan Rencana Malaysia Pertama pada 1965. Pada 1970-an, Malaysia mulai

meniru ekonomi Empat Macan Asia (Taiwan, Korea Selatan, Hong Kong, dan

Singapura) dan berkomitmen kepada transformasi dari ekonomi yang bergantung

pada pertambangan dan pertanian ke ekonomi berbasis manufaktur.

Dengan investasi Jepang, industri-industri berat mulai dibuka dan beberapa

tahun kemudian, ekspor Malaysia menjadi mesin pertumbuhan primer negara

ini[butuh rujukan]. Malaysia secara konsisten menerima lebih dari 7%

pertumbuhan PDB disertai dengan inflasi yang rendah pada 1980-an dan 1990-an.

Di antara tahun 1980-an dan pertengahan 1990-an, Malaysia mengalami

pertumbuhan ekonomi yang berarti di bawah kepemimpinan perdana menteri

keempat, Dr. Mahathir Mohamad. Pada periode ini Malaysia mengalami

lompatan dari ekonomi berbasis pertanian ke ekonomi berbasis manufaktur dan

industri (terutama bidang komputer dan elektronika rumahan).

Pada periode ini juga, bentang darat Malaysia berubah dengan tumbuhnya

beraneka mega-projek. Projek paling terkemuka adalah Menara Kembar

Petronas (sempat menjadi gedung tertinggi di dunia), Bandar Udara Internasional

Kuala Lumpur (KLIA), Jalan Tol Utara-Selatan, Sirkuit F1 Sepang, Multimedia

Super Corridor (MSC), bendungan Pembangkit Listrik Tenaga Air Bakun,

dan Putrajaya, pusat pemerintahan persekutuan baru. Peremajaan ekonomi

Malaysia bergulir dengan cepat setelah tahun 1999, anggaran dan belanja

pemerintah besar-besaran dikucurkan untuk pembanguan, sehingga Malaysia

menikmati pembanguan ekonomi lebih baik dibandingkan dengan negara

ASEAN lainnya.

DOKUMENTASI

PERTEMUAN DI INSTITUT PENYELIDIKAN MALAYSIA

(MALAYSIAN INSTITUTE ECONOMIC RESEARCH)

PERTEMUAN DI UNIT PERANCANG EKONOMI MALAYSIA

(ECONIMIC PLANNING UNIT – PRIME MINISTER’S DEPARTMENT MALAYSIAN)

BERKUNJUNG KE ISTANA NEGARA MALAYSIA

BERKUNJUNG KE MESJID PUTRAJAYA MALAYSIA

BERKUNJUNG KE OBYEK WISATA BATU CAVES (CAVES STONE)