76
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Abad 21 merupakan suatu abad tuntutan bagi negara- negara berkembang untuk dapat bersaing dengan negara- negara maju, sehingga banyak cara yang ditempuh pemerintah negara berkembang untuk dapat bersaing. Salah satu jalan yang ditempuh oleh negara berkembang adalah dengan meningkatkan kemakmuran hidup warga negaranya. Kemakmuran antara satu negara dengan negara lain tidaklah sama, hal itu dapat dilihat diberbagai bidang yang dikembangkan negara tersebut, salah satunya adalah perkembangan IPTEK. Selain dari perkembangan dibidang IPTEK kemakmuran suatu negara secara menyolok dapat diketahui dari pertumbuhan penduduknya, karena pertumbuhan penduduk merupakan tiang kokohnya dari suatu negara. Apabila laju 1

LATAR BELAKANG2

Embed Size (px)

DESCRIPTION

perhitungan rasio arus migrasi penduduk

Citation preview

Page 1: LATAR BELAKANG2

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Abad 21 merupakan suatu abad tuntutan bagi negara-negara berkembang

untuk dapat bersaing dengan negara-negara maju, sehingga banyak cara yang

ditempuh pemerintah negara berkembang untuk dapat bersaing. Salah satu

jalan yang ditempuh oleh negara berkembang adalah dengan meningkatkan

kemakmuran hidup warga negaranya.

Kemakmuran antara satu negara dengan negara lain tidaklah sama, hal itu

dapat dilihat diberbagai bidang yang dikembangkan negara tersebut, salah

satunya adalah perkembangan IPTEK. Selain dari perkembangan dibidang

IPTEK kemakmuran suatu negara secara menyolok dapat diketahui dari

pertumbuhan penduduknya, karena pertumbuhan penduduk merupakan tiang

kokohnya dari suatu negara. Apabila laju pertumbuhan penduduknya kurang

seimbang terjadi ketimpangan, maka negara tersebut dapat dikategorikan

sebagai yang belum berkembang.

Negara Indonesia sendiri merupakan suatu negara yang laju pertumbuhan

penduduknya mengalami ketimpangan, hal ini dapat terlihat dari ciri

penduduknya secara kuantitatif ( jumlah penduduknya yang besar,

perkembangan pertumbuhan penduduknya cepat, dan persebaran yang tidak

merata antar daerah satu dengan daerah yang lain). Laju pertumbuhan

1

Page 2: LATAR BELAKANG2

penduduk di Indonesia meliputi tiga faktor, antara lain kelahiran (fertilitas),

kematian (mortalitas), dan mobilitas.

Pada masa Orde Baru pemerintah lebih memperhatikan laju pertumbuhan

penduduk terhadap tingkat kelahiran (fertilitas) dan mortalitas (kematian),

tetapi pemerintah lebih menitik beratkan kepada masalah mobilitas untuk

sekarang ini. Mobilitas sendiri terdiri dua macam yaitu mobilitas permanen dan

mobilitas non permanen. Diantara kedua mobilitas tersebut ada yang paling

fundamental mempengaruhi laju pertumbuhan dan sering menjadi pusat

perhatian langsung oleh pemerintah adalah mobilitas permanen ( migrasi),

karena dari asumsi pemerintah sendiri bahwa perkiraan kasar secara sederhana

pada tingkat pertumbuhan penduduk sebagian besar hampir sama, dan

ketimpangan penduduk pada hakekatnya disebabkan oleh migrasi.

Arus migrasi di Indonesia terjadi pada suatu aktifitas perekonomian oleh

suatu kelompok, yang terpusat pada suatu daerah atau area tertentu yang

dianggap efisien. Biasanya terkonsentrasi pada daerah yang tingkat

penduduknya cukup tinggi ( perkotaan). Sedangkan untuk kota kecil

aktifitasnya tidak dipengaruhi oleh mobilitas sosial, yang perkembangannya

tidak cepat seperti halnya di kota besar. Kota besar di Indonesia yang sering

dipengaruhi dengan migrasi terjadi di Jakarta, Bandung, Surabaya, yogyakarta,

Semarang bahkan pula didaerah Medan, karena dikota-kota tersebut merupakan

tempat aktifitas industri modern yang menjadi pusat para migran. Migrasi ini

pada umumnya didominasi oleh penduduk pedesaan, yang sumber dayanya

belum dapat dimanfaatkan seoptimal mungkin.

2

Page 3: LATAR BELAKANG2

Selain terjadi antar kota juga terjadi antar pulau maupun juga antar negara,

yang dianggap efisien untuk melanjutkan hidup para migran. Untuk antar pulau

sering dikenal dengan transmigrasi. Transmigrasi bertujuan untuk mengurangi

kepadatan penduduk yang terjadi dipulau Jawa, ke pulau-pulau yang jarang

penduduknya yang dianggap efisien ( seperti Maluku, Sumatra, Kalimantan,

Sulawesi dan Irian Jaya). Indonesia sendiri melakukan transmigrasi pertama

kali dilaksanakan pada tahun 1905 (masa kolonial) yaitu perpindahan

penduduk Jawa Tengah ke Lampung, sejak saat itu arus migrasi ke Lampung

semakin membesar.

Kabupaten Grobogan merupakan salah satu dari kabupaten yang terletak di

Propinsi Jawa Tengah. Kabupaten Grobogan terletak diantara kedua

pegunungan kendeng yang membujur dari arah barat ke timur, serta berada di

bagian timur Propinsi Jawa Tengah dengan batasan-batasn sebagai berikut

1. Sebelah barat : Kabupaten Semarang, dan kabupaten Demak.

2. Sebelah utara : Kabupaten Kudus, Kabupaten Pati.

3. Sebelah timur : Kabupaten Blora

4. Sebelah selatan : Kabupaten Ngawi ( Jawa Timur ), Kabupaten Sragen,

Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Surakarta.

Ditinjau dari letak geografisnya wilayah kabupaten Grobogan terletak

diantara 110 15’ BT-11125’BT dan 7LS-730’LS.

Secara adminitrasi Kabupaten II Grobogan terdiri atas 6 wilayah pembantu

bupati (kawedanan), 19 kecamatan dan 280 desa/kelurahan dengan ibukota

berada di Purwodadi. Berdasarkan Evaluasi Penggunaan Tanah (EPT) tahun

3

Page 4: LATAR BELAKANG2

1983 kabupaten Grobogan mempunyai luas tanah sebesar 1.975,85 km2 dan

merupakan kabupaten terluas nomor dua setelah kabupaten Cilacap. Jarak utara

ke selatan 37 km dan jarak barat ke timur 83 km.

Dilihat dari geologinya, kabupaten Grobogan terdiri dari beberapa jenis

tanah seperti Aluvial ( coklat /hitam ), local (kuning coklat/ merah), Cromosol

( kelabu sampai hitam), dan mediterania merah kuning (merah sampai coklat).

Sedangkan untuk reliefnya berupa pegunungan kapur dan perbukitan serta

dataran bagian tengahnya, dan topologi terbagi kedalam tiga kelompok antara

lain :

1. Daerah dataran rendah berada pada ketinggian sampai 50 meter diatas

permukaan air laut dengan kelereng antara 0-8 % meliputi enam

kecamatan yaitu Gubug, Tegowanu, Purwodadi, Godong, Grobogan

sebelah selatan dan Wirosari sebelah selatan.

2. Daerah perbukitan berada pada ketinggian sampai 50-100 meter diatas

permukaan air laut dengan kelerengan antara 8-15 % meliputi lima

kecamatan yaitu kecamatan Klambu, Brati, Grobogan sebelah utara

dan Wirosari sebelah utara.

3. Daerah dataran tinggi berada pada ketinggian 100-500 meter di atas

permukaan air laut dengan kelerengan lebih dari 15%, meliputi wilayah

kecamatan yang berada di sebelah selatan dari wilayah Kabupaten Dati

II Grobogan.

4

Page 5: LATAR BELAKANG2

Berdasarkan letak relief dan geografisnya Kabupaten Grobogan merupakan

kabupaten yang tiang penyangga perekonomiannya berada dari sektor pertanian

dan merupakan daerah yang cenderung cukup sulit mendapatkan air bersih.

Dari monografi kecamatannya diperoleh data daerah pertanian akhir tahun

2000 untuk kabupaten Grobogan yang seluruhnya seluas 120.030,761 Ha yang

terdiri dari 61.850,402 Ha tanah sawah dan 58.180,359 Ha tanah kering.

Dilihat dari kondisi pengairan yang ada, pada kenyataannya dimusim

kemarau sistem pengairan tersebut tidak dapat diharapkan manfaatnya. Dari

tanah sawah seluas 61.850,405 Ha dapat digolongkan ke dalam: irigasi tehnis,

irigasi setengah tehnis, irigasi sederhana, irigasi tadah hujan. Sedang tanah

kering terdiri atas: Pekarangan, tegal, dan tambak, tetapi sebagian besar adalah

tanah sawah tadah hujan.

Kabupaten Grobogan yang berada diantara pegunungan Kendeng memiliki

sumber bahan tambang dan galian yang cukup dapat diandalkan, meskipun

sumbangan dari sektor pertambangan dan penggalian dalam pembentukan

Produk Domestik Regional Bruto ( PDRB) hingga saat ini relatif kecil. Hal

tersebut disebabkan adanya beberapa kendala, seperti modal, cara

penambangan, cara pengolahan hasil dan sumber daya manusia. Kondisi seperti

ini sangat memungkinkan terbukanya kesempatan kerjasama antara

pemerintah daerah dengan pihak swasta ( baik dari dalam maupun dari asing)

untuk menanamkan modalnya guna pengelolaan bahan tambang dan galian

secara optimal. Bahan tambang/galian yang dimiliki dan mungkin dapat

5

Page 6: LATAR BELAKANG2

dikembangkan di kabupaten Grobogan meliputi: Kapur, Tanah liat, garam,

gips, batu, dan lain-lain.

Sektor industri sendiri di Kabupaten Grobogan tergolong kecil, dan jarang

tersentuh masyarakat Grobogan pada umumnya. Walau ada beberapa industri

yang sampai keluar daerah Kabupaten Grobogan bahkan sampai keluar negeri,

seperti industri sirup, kecap, minyak kayu putih, bahkan yang sampai diekspor

keluar negeri yaitu genting, yang berasal dari desa Sarip kecamatan Wirosari.

Untuk sektor perkebunan kurang dapat diandalkan, dikarenakan wilayah

yang jarang bahkan kurang untuk pengairan, serta faktor tanah yang berkapur

dan letak geografis Kabupaten Grobogan diantara dua pegunungan Kendeng.

Di Kabupaten Grobogan untuk perkebunan yang dibudidayakan adalah

perkebunan kayu putih di kecamatan Toroh dan Geyer, serta terkenal akan

perkebunan pohon kayu jati.Hal ini dikarenakan dari kondisi geografisnya

sehingga mempengaruhi hasil yang berkualitas berupa produk kayu jati,

sehingga dipasaran tingkat nasional harga jualnya paling tinggi daripada

Kabupaten Jepara penghasil kerajinan ukir-ukiran.

Sektor pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan

masyarakat yang berperan meningkatkan kualitas hidup. Semakin tinggi

pendidikan suatu masyarakat, semakin baik kualitas sumber dayanya. Adapun

hasil dari sensus 2000 tingkat pendidikan di Kabupaten Grobogan menurut

jenis kelamin dan kelompok umur adalah yang tidak/belum tamat SD

seberar31,24%, untuk tamatan SD 50,97 %, sedangkan yang tamat perguruan

tinggi sebesar 0.45%. dan perbandingan cukup besar sekali antara yang

6

Page 7: LATAR BELAKANG2

tidak/belum tamat SD dengan lulusan perguruan tinggi, hal ini dikarenakan

perekonomian masyarakat yang masih terbatas dan sekolah banyaknya pun

terbatas pula, seperti halnya untuk perguruan tinggi sampai tahun 2001 belum

ada.

Sektor ketenagakerjaan merupakan aspek yang amat mendasar dalam

kehidupan manusia, karena menyangkut ekonomi dan sosial kehidupan

masyarakat di Kabupaten Grobogan. Sektor ini masih didominasi oleh

penduduk laki-laki, dengan proporsi penduduknya yang bekerja didominasi di

sektor pertanian, kemudian baru di sektor jasa, dalam hal ini adalah sebagai

pekerja kasar (buruh). Pola hidup ini hampir sama baik penduduk laki-laki

maupun perempuan.

Kabupaten Grobogan pada tahun 2001 banyak yang melakukan migrasi

keluar maupun masuk. Hal ini dilakukan karena alasan geografis dan

kebutuhan untuk kelangsungan hidup ( bekerja dan sekolah).

B. Perumusan Masalah dan Pembatasan Masalah

1. Rumusan Masalah

Pertumbuhan Nasional suatu negara dipengaruhi oleh kesejahteraan

masyarakatnya. Hal tersebut merupakan faktor yang fundamental dan

menjadi pusat perhatian bagi pemerintah yang pada umumnya di pengaruhi

faktor migrasi, dengan taraf pendidikan masyarakat migran yang masih

cukup rendah, dan lapangan kerja yang sempit, serta keadaan geografis yang

kurang memungkinkan.

7

Page 8: LATAR BELAKANG2

Hal ini juga mendorong ketertarikan masyarakat Grobogan untuk

memperoleh hidup yang lebih baik. Sehingga menyebabkan masyarakat

melakukan migrasi.

Migrasi yang dilakukan masyarakat Grobogan banyak menimbulkan

dampak baik positif maupun negatif bagi Kabupaten Grobogan maupun bagi

daerah tujuan, serta menghasilkan rasio migrasi netonya yang cukup

menyolok.

2. Pembatasan Masalah

Dari rumusan diatas penulis tertarik mengangkat masalah antara lain:

1. Apa penyebab dan dampak positif maupun negatif dari migrasi bagi

Kabupaten Grobogan dan daerah tujuan?

2. Apakah ada pengaruh banyaknya lapangan kerja dan banyaknya

sekolah yang ada terhadap migrasi keluar di Kabupaten Grobogan?

3. Bagaimana rasio migrasi keluar, apakah positif ataupun negatif pada

tahun 2001?

C. Tujuan dan Manfaat

a. Tujuan

Adapun tujuan penulis antara lain adalah

1. Untuk mengetahui penyebab terjadinya migrasi dan dampak yang

ditimbulkan baik bagi Kabupaten Grobogan maupun bagi daerah

tujuan.

8

Page 9: LATAR BELAKANG2

2. Untuk mengetahui adakah pengaruh antara banyaknya lapangan

pekerjaan dan banyaknya sekolah terhadap migrasi keluar di

Kabupaten Grobogan.

3. Untuk mengetahui rasio migrasi neto pada tahun 2001.

b. Manfaat

Manfaat dari penulisan ini adalah:

1. Menambah pengetahuan di ilmu demografi dan kependudukan, kususnya

mengenai pertumbuhan penduduk (dalam hal ini tentang migrasi).

2. Menjadikan penulis untuk peduli lingkungan mengenai dampak negatif

dari migrasi tersebut.

3. Sebagai acuan pengetahuan dalam mempelajari ilmu demografi dan

kependudukan, serta statistik yang berkaitan dengan migrasi.

D. Hipotesis

Hipotesis sangat diperlukan di dalam penelitian ini, karena hipotesis

merupakan dugaan sementara yang belum tahu kebenarannya, agar terarah

kebenarannya. Hipotesisnya adalah “ Ada pengaruh antara jumlah lapangan

kerja dan jumlah sekolah terhadap migrasi keluar di Kabupaten Grobogan.

E. Sistematika Penulisan

Bab I : Pendahuluan.

Latar belakang masalah, perumusan dan pembatasan masalah, tujuan dan

manfaat, hipotesis serta sistematika penulisan.

Bab II : Landasan Teori

Pertumbuhan Penduduk dan Migrasi.

9

Page 10: LATAR BELAKANG2

Bab III : Metodologi Penelitian

Sumber data, konsep dan definitif, analisa data

Bab IV: Hasil penelitian dan pembahasan

Bab V : Penutup

Kesimpulan dan saran-saran.

Daftar Pustaka

Lampiran

10

Page 11: LATAR BELAKANG2

BAB II

Landasan Teori

A. Pertumbuhan Penduduk

Pertumbuhan Penduduk adalah keseimbangan yang dinamis antara

kekuatan-kekuatan yang menambah dan kekuatan-kekuatan yang mengurangi

jumlah penduduk ( Yasin, Moh, 1981: 5). Pertumbuhan penduduk sangat

berpengaruh dalam jalannya kemakmuran suatu negara. Dimana tidak semua

negara laju pertumbuhan penduduknya sangat berbeda. Pertumbuhan penduduk

dipengaruhi tiga faktor antara lain adalah mortalitas ( kematian), fertilitas

( kelahiran), dan mobilitas. Ketiga faktor tersebut saling berkaitan antara satu

dengan yang lain.

Negara Indonesia laju pertumbuhan penduduk dapat dilihat dari bentuk atau

ciri penduduknya, yang dikelompokkan menjadi dua yaitu ciri kuantitatif dan

ciri kualikatif. Untuk ciri kuantitatif meliputi jumlah penduduk yang cukup

besar, pertumbuhan penduduknya yang cepat, dan persebaran antara antar

daerah tidak merata. Sedang kualikatif meliputi kualitas penduduk yang dapat

ditinjau dari segi pendidikan dan pekerjaan, yang masih tergolong cukup

rendah ( Mantra, Ida Bagus, 2003: 1).

Hal ini dilandasi dengan suatau pekiraan kasar secara sederhana yang

diasumsikan bahwa tingkat pertumbuhan penduduk alamiah sebagian hampir

sama, dan pada hakekatnya ketimpangan pertumbuhan penduduk secara

11

Page 12: LATAR BELAKANG2

alamiah ( kelahiran (fertilitas) dan kematian (mortalitas)) disebabkan oleh

faktor mobilitas (migrasi) (Pollard, A. H.et al, 1982:123).

Sehingga dari ketiga faktor tersebut yang paling fundamental mempengaruhi

pertumbuhan penduduk baik secara langsung atau tidak langsung adalah

mobilitas ( migrasi) ( Tjiptoherianto, Prijono, 2000:1).

Mobilitas sendiri meliputi dua jenis kelamin (pria dan wanita) yang tidak

ada batasan biologis untuk melakukan gerakan/perpindahan serta dapat

dilakukan salama hidup, tapi mobilitas menurut pengertiannya dibagi menjadi

dua yaitu:

1. Mobilitas penduduk horizontal atau geografis adalah mencakup gerakan/

perpindahan ( movement) penduduk ynag melintasi batas/ ruang tertentu.

2. Mobilitas sosial adalah yang mencerminkan perubahan status heirarki sosial

seseorang ataupun perubahan status generasi yang satu ke generasi berikut

( Razake, Abdul Aziz, 1986: 381).

Menurut tujuannya mobilitas dibedakan menjadi dua yaitu:

1. Mobilitas permanen ( migrasi) adalah perpindahan penduduk ke suatu

tempat dengan tujuan untuk menetap.

2. Mobilitas non permanen ( sekuler) adalah perpindahan sementara ( tidak ada

niat untuk menetap, hal ini dapat disebut juga ( bukan migrasi) atau

sirkulasi) (Steele, 1983: 266). Tetapi juga ada yang berpendapat bahwa jika

jangka waktu lebih pendek lagi dalam satu hari yaitu berangkat pagi pulang

sore kembali dilakukan secara terus-menerus dikenal pula dengan migrasi

pulang pergi (“ Commuting”)( Mantra, Ida Bagus, 1986:116).

12

Page 13: LATAR BELAKANG2

B. Migrasi

Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa definisi migrant “ A migrant is a

person changes his places of residence from one polity or administrative are

to another”. Bila diartikan migrasi adalah perpindahan tempat secara permanen

sebab selain itu dikenal pula “mover” yaitu orang pindah dari satu tempat

ketempat laindalam satu kesatuan politik atau adminitrasi ( Mantra, Ida Bagus,

1986:111).

Migrasi mempunyai dua type adalah :

1. Migrasi internasional.

2. Migrasi Internal.

Penjelasan kedua type sering kali menjadi sangat berbeda , sehingga kerap

kali lebih penting dipandang dari sudut politik dan adminitrasi daripada

pengembangan teoritis (Kammeyen dan Helen, 1986: 111).

Tetapi menurut indikatornya migrasi dibedakan beberapa hal yaitu :

a) Migrasi semasa hidup ( a lifetime migrant) adalah migrasi yang terjadi jika

kabupaten/ propinsi tempat kelahiran berbeda dengan tempat tinggal

sekarang.

b) Migrasi risen ( recent migrant) adalah migrasi yang terjadi jika

kabupaten/propinsi tempat tinggal sekarang beda dengan sebelumnya.

c) Migrasi Kembali adalah migrasi tempat lahir sama dengan tempat tinggal

sekarang tetapi beda dengan tempat tinggal sebelumnya.

Dan menurut bentuk migrasi yang sering dilaksanakan para migran ada tiga

yaitu:

13

Page 14: LATAR BELAKANG2

a) Perubahan tempat yang bersifat rutin ( recurrent movement).

b) Perubahan tempat yang tidak bersifat sementara, seperti perpindahan bagi

pekerja musiman.

c) Perubahan tempat tinggal dengan tujuan menetap dan tidak kembali ke

tempat semula ( non recurrent movement) (Mantra, Ida Bagus, 1986: 117).

Menurut para ahli migrasi yang sering dilaksanakan berlandaskan dari

beberapa teori. Yang mana antar teori berkaitan dengan latar belakang, tujuan

dan motivasi, teori-teori itu antara lain:

a. Teori Ravenstain “ The Law of migration “ bahwa migrasi terjadi dalam

arus atau aliran orang dari tempat asal tertentu ke daerah tujuan spesifik.

Menurut teori ini biasanya didominasi perempuan dan orang dewasa.

b. Teori Ekologis “ migrasi di tingkat masyarakat diasumsikan bahwa

jumlah penduduk, organisosial, tehnologi dan lingkungan terjadi

keseimbangan”. Diteori ini menunjukkan bahwa migrasi dipengaruhi dan

mempengaruhi faktor fertilitas dan mortilitas. Disini menjelaskan jumlah

migrasi selalu berubah karena terjadi kematian selama/ sesudah migrasi

berlangsung. Serta bagian porsi yang disebabkan oleh fertilitas/ mortalitas

harus yang dihilangkan, yaitu dengan cara menambah /mengurangi fertilitas/

mortalitas yang terdaftar ( dengan menyusun estimasinya). Untuk sisa

perubahan disebabkan migrasi yang terjadi disetiap daerah. Hal ini

merupaakan migrasi selama periode tertentu ( migrasi antar dua sensus).

14

Page 15: LATAR BELAKANG2

c. Teori Lee (Everett Lee / 1966), teori ini menunjukkan empat faktor

hipotesa yang mempengaruhi migrasi yaitu +/- daerah asal, +/- darah

tujuan, faktor penghambat dan faktor personal.

Penghalang – antar penghambat-antara

Daerah asal Daerah tujuan Keteranagan :+ - : faktor pendorong.

0 : faktor tidak berpengaruh

Dari teori ini terlihat bahwa migrasi didominasi masyarakat pedesaan

menuju kota besar, sehingga makin rendahnya pertumbuhan alamiah

penduduk kota yang mengakibatkan makin lamban status perubahan daerah

pedesaan menjadi kota, serta relatif kuat kebijaksanaan pembangunan dan

ekonomi (Tjiptoherianto, Prijono, 2001:1). Migrasi yang terjadi tidaklah

sama dengan apa yang terjadi pada periode yang akan datang baik tempat

pengiriman maupun tempat tujuan.

d. Teori Sell de jong (1978)

Disini menyebutkan bahwa migrasi dipengaruhi beberapa komponen antara

lain: kemampuan, motivasi, harapan, intensity. Teori ini terlihat pada pola

migrasi yaitu perpindahan penduduk dari desa ke kota dipengaruhi faktor

ekonomi dan tujuan untuk hidup yang lebih baik ( menurut Todaro). Pola

seperti ini sering terjadi di lokasi industri modern biasanya terjadi di pusat

perdagangan dan pabrik yang lebih besar, dan sektor pertanian yang sempit.

15

+ - 0 - + 0 + - + + - 0 + 0 – 0 - + + - + - 0 + 0 - + + 0 - + - + 0 + 0 - + - + 0 - + -

0 - + 0 - + 0 - + - + - 0 - + - + - + - + 0 - + - 0 + - 0 + - 0 + 0 + - + - 0 + 0 + - + - + 0

Page 16: LATAR BELAKANG2

Untuk negara industri pertumbuhan penduduk ke kota merupakan

perpindahan penduduk yang paling menyolok daripada migrasi yang lain.

Dan daya tarik ke kota tak hanya terbatas tingkat Nasional ( Pollard,

1982:123).

Dari daya tarik penduduk desa ke kota, menunjukan bahwa orang yang

melakukan perpindahan tempat dikarenakan untuk memenuhi kebutuhan,

dan mempunyai aspirasi agar dapat terlaksana. Apabila suatu wilayah

kebutuhan tersebut tidak dapat memenuhi, maka akan terjadi tekanan

( stress) untuk dapat memenuhi, sehingga menyebabkan orang tersebut

melakukan perpindahan. Langner ( dikutip dari Wolpert 1966, 93)

mengatakan “…any influence, Whether it arises from the internal

environment or the external environment, which interferes with the

satification of basic need or which disturbs or threatens to disturb the

equilibrium.” Jadi intensitas tekanan ( stress) dari seseorang tergantung pada

besar kecilnya kebutuhan yang dapat dipenuhi di daerah di mana ia berada.

Menurut disertasi Francis Harry Cummings (1975, 20-3) Perilaku migrasi

penduduk dari daerah asal ke daerah tujuan disajikan dalam sebuah bagan

( lampiran).

16

Page 17: LATAR BELAKANG2

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Sumber Data

Dalam penelitian ini penulis memperoleh data yang konkret pada penelitian,

penulis menggunakan beberapa cara antara lain:

1. Studi Pustaka

Peneliti memperoleh data melalui sumber-sumber buku seperti:

a. Buku

(1). Buku masalah pertumbuhan penduduk dalam hal ini tentang

Migrasi.

(2). Buku statistik.

(3). Buku dari BPS mengenai keadaan georafis kabupaten

Grobogan ( Kabupaten Grobogan dalam angka tahun 2001).

b. Data

(1). Data Sensus penduduk tahun 2000 dan Sensus penduduk tahun

1990 Kabupaten Grobogan.

(2). Data penduduk tahun 1991 dan Penduduk tahun 2001

Kabupaten Grobogan.

(3). Data banyaknya lapangan kerja dan banyaknya sekolah

Kabupaten Grobogan tahun 2001.

2. Wawancara

17

Page 18: LATAR BELAKANG2

Peneliti mengadakan tanya jawab kepada pegawai BPS sub Sosial, para

migran masuk dan migran keluar.

B. Konsep dan Definisi

Migrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu wilayah ke wilayah lain

dalam periode tertentu. Dari berbagai definisi migrasi yang bermacam-macam

dan identik maka dasar pengukuran juga menjadi sulit. Dalam pengukuran

migrasi ini dilakukan setahun sekali dan dalam pengukuran migrasi tersebut

dilkakukan baik dari segi dareah tujuan maupun daerah asal, dengan sebagai

berikut :

a) Migrasi Masuk

Migrasi masuk adalah masuknya penduduk ke daerah tujuan ( area of

destination).

b) Migrasi Keluar

Migrasi Keluar adalah perpindahan penduduk keluar dari suatu

daerah asal (area of origin)

d) Migrasi Bruto

Migrasi Bruto adalah Banyaknya penduduk yang masuk dan keluar

dibagi banyaknya penduduk.

e) Migrasi Neto

Migrasi Neto adalah selisih antara jumlah migrasi masuk dan migrasi

keluar dibagi jumlah penduduk.

C. Analisis Data

18

Page 19: LATAR BELAKANG2

Untuk mengetahui besarnya migrasi baik keluar ataupun masuk, dan baik

dari daerah asal maupun daerah tujuan dapat diukur dengan berbagai cara,

antara lain:

1. Migrasi masuk

Keterangan :

Mi : Jumlah migrasi masuk.

I : Jumlah migran yang masuk.

P : Jumlah penduduk persetengah tahun.

K : Konstanta (1000)

2. Migrasi keluar

keterangan :

Mo : Jumlah migrasi yang keluar

O : Jumlah migran yang keluar

P : Jumlah penduduk persetengah tahun.

K : Konstanta (1000)

3. Migrasi bruto ( Mb).

keterangan :

Mb : Migrasi bruto

19

Page 20: LATAR BELAKANG2

I : Jumlah migran yang masuk

O : Jumlah migran yang keluar

P : Jumlah penduduk persetengah tahun.

K : Konstanta (1000)

4. Migrasi neto (Mn).

keterangan :

Mn : Migrasi Neto

I : Jumlah migran yang masuk

O : Jumlah migran yang keluar

P : Jumlah penduduk persetengah tahun.

K : Konstanta (1000)

(Sembiring,RK.1985:60)

Dari pengukuran tersebut dapat dianalisis lanjut melalui migrasi netonya

dengan menggunakan perbandingan dua sensus, dalam hal ini ada beberapa

cara, antara lain:

1. Balancing equation dengan metode intercensal component method.

Metode ini dengan menggunakan perbandingan antara dua sensus melaluli

pertumbuhan alamiah ( kematian ( mortalitas), dan kelahiran (fertitilitas)).

I – E = ( P1 – P0 ) – ( B –D )

Keterangan :

I – E : Migrasi Neto

B : Kelahiran

20

Page 21: LATAR BELAKANG2

D : Kematian

P1-P0 : Perubahan Penduduk antar dua Sensus.

2. Intercensal Survival Ratio Method yaitu perkiraan migrasi netonya dengan

membandingkan antara dua sensus melalui umur. Dalam intercensal ini

peneliti menggunakan Forward Census Survival Ratio ( FCSR) atau

peluang hidup maju. FCSR ini merupakan suatu pecahan yang

pembilangnya adalah jumlah orang dalam suatu kelompok umur dari

penduduk pada suatu sensus, sedang penyebut adalah jumlah orang dalam

kelompok umur yang 10 tahun ( jika sensus intervalnya 10 tahun) lebih

muda dari penduduk pada sensus sebelumnya.

Keterangan :

FCSR : Peluang hidup maju

: Jumlah penduduk tahun 2001 pada interval umur 10-14

: Jumlah penduduk tahun 1990 pada interval umur 0-4

Untuk perkiraan migrasi netonya adalah :

Keterangan :

: Rasio migrasi neto tahun 2001

: Jumlah penduduk pada sensus tahun 2000 umur 10-14

: Jumlah penduduk pada sensus tahun 1990umur 0-4

21

Page 22: LATAR BELAKANG2

FCSR : Peluang hidup maju

( Mantra, Ida Bagus, 1981:125-130)

Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh jumlah lapangan pekerjaan

dan jumlah sekolah terhadap migrasi netonya dengan menggunakan regresi

ganda. Dengan persamaan regresinya adalah:

= a + b1X1 + b2X2

Y merupakan variabel yang dependent, sedangkan X merupakan variabel

yang independent. Sedangkan untuk keterangan X dan Y sendiri adalah sebagai

berikut:

banyaknya lapangan pekerjaan di Kabupaten Grobogan.

banyaknya sekolah di Kabupaten Grobogan.

Y = Migrasi keluar Kabupaten Grobogan tahun 2001

Perhitungannya menggunakan program SPSS 10.0, tingkat taraf

kepercayaan = 0,05. Dengan Hipotesis sebagai berikut :

H0 : Koefisien regresi tidak signifikan ( linier)

H1: Koefisien regresi signifikan ( linier).

Kriteria bila Ho ditolak, artinya koefisiennya berarti dan

regresinya signifikan (linier), maka artinya ada pengaruh antara banyaknya

lapangan kerja dan banyaknya sekolah terhadap migrasi keluar di Kabupaten

Grobogan.

Sebelum melakukan perhitungan kelinieran, maka untuk terlebih dahulu

variabel Y diuji normalitas dan homogenitas untuk variabel X, dalam SPSS

untuk normalitas dan homogenitas menggunakan statistik non parametrik yaitu

dengan uji Kolmogorov-Smirnov dan uji Chi-Square.

Dengan Hipotesisnya sebagai berikut :

22

Page 23: LATAR BELAKANG2

Dengan kriteria Sigifikan > 0.05 maka H0 diterima, jadi distribusi normal

dan homogen.

(Santosa, Singgih.2002 : 324-401)

BAB IV

23

Page 24: LATAR BELAKANG2

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Dari data penduduk tahun 2001, untuk usia 15 tahun keatas Kabupaten

Grobogan menurut jenis lapangan pekerjaannya yaitu sektor pertanian

(75,61%), jasa(18,56%) dan perdagangan (8,39%). Sedang menurut status

pekerjaannya bekerja sendiri 37,75%, wiraswasta dengan buruh tidak tetap dan

tak dibayar 34,39%, 15,78%, dan buruh 11.66%.

Bidang pendidikan yang ada di Kabupaten Grobogan adalah mulai dari

tingkat pra sekolah sampai SLTA, sedangkan perguruan tinggi sendiri belum

ada, untuk data jumlah penduduk yang tidak/belum tamat SD sebesar 31.24%

dan lulusan dari perguruan tinggi sebesar 0.45%, sehingga diperoleh data untuk

penduduk yang tidak/belum tamat SD lebih besar daripada yang perguruan

tinggi. Hal ini terlihat bahwa taraf pendidikan di Kabupaten Grobogan

tergolong masih rendah.

Dari data yang diperoleh melalui sensus penduduk tahun 1990 dan tahun

2000, serta data banyaknya penduduk tahun 1991 dan 2001, dapat dianalisis

lebih lanjut sebagai barikut:

1. Perhitungan Homogenitas

Dalam uji homogenitas ini yang di uji adalah vareabel

independent ( variabel X1 dan X2). Perhitungan uji homogenitas ini

24

Page 25: LATAR BELAKANG2

didalam SPSS menggunakan Non Parametrik yaitu mengunakan

uji Chi-Square dengan analisis sebagai berikut :

a. Untuk output I ( Frequancies)

Jumlah N semua variabel adalah sebanyak 19, dengan

persamaan rata-rata didalam Expected N seragam yaitu 1%

untuk variabel X1, Sedangkan untuk variabel X2 Expected N

juga seragam yaitu 1,2%. Dan residual ( Selisih jumlah antara

observasi N dan Expected N) adalah seragam yaitu 0 untuk X1,

untuk X2 residualnya hampir semua –0,2 dan ada beberapa

dengan hasil residualnya adalah 0,8.

b. Untuk output II ( test statistik )

H0: Banyaknya sampel dari setiap tahunnya adalah

homogen

H1: Banyaknya sampel dari setiap tahunnya adalah tidak

homogen

Untuk kriteria X2hit < X2tabel maka H0 diterima.

Dengan :5%, df:18 (dari rumus k-1) untuk X1 dan X2 df:

15 maka table diperoleh X2 tabel = X2(1- ,df) atau X2

(1-0,05, 18) =

X20,95:18 adalah 28,9 dan X2

(1-0.05, 15) = X20,95:15 adalah 25. X2

hit dari

variabel X1 perhitungan SPSS adalah 0.00, dikarenakan dari

hasil X2hit < X2

tabel ( 0.00 < 28,9 ) maka H0 diterima. Sedangkan

X2hit dari variabel X2 adalah 2,053, dikarenakan X2

hit<X2tabel

25

Page 26: LATAR BELAKANG2

(2,053 < 25) maka H0 diterima. Berdasarkan probabilitasnya

adalah :

Jika sig > 0.05 maka H0 diterima.

Terlihat bahwa sig > 0.05 ( 1 > 0.05 ) jadi H0 diterima artinya

bahwa sampel dari setiap tahunnya adalah homogen.

2. Uji Normalitas

Untuk uji Normalitas yang duji adalah sama yaitu Y dengan

menggunkan statistik Non parametric dengan Kolmogorov-

Smirnov dengan Hipotesisnya :

H0 : Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi Normal.

H1: Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi tidak Normal.

Dengan kriteria :

Jika sig > 0.05 maka H0 diterima.

Dari hasil pengujian dengan menggunakan Kolmogorov-

Smirnov diperoleh N : 19 dengan rata-rata 337.26 dan standar

deviasi 245.05 dengan signifikan: 0.438, dimana sig. > 0.05, maka

H0 diterima berarti sampel berasal dari populasi yang berdistribusi

Normal.

3. Uji Regresi linier

Dalam pengujian ini untuk mengetahui hipotesisnya adalah:

Ho : Tidak ada pengaruh antara banyaknya lapangan

pekerjaan dan banyaknya sekolah terhadap migrasi

keluar di Kabupaten Grobogan.

26

Page 27: LATAR BELAKANG2

H1: Ada pengaruh antara banyaknya lapangan pekerjaan

dan banyaknya sekolah terhadap migrasi keluar di

Kabupaten Grobogan.

Hipotesis tersebut terdiri dari variable X dengan Variabel

Y, dengan keterangan variable :

X1 : Banyaknya Lapangan Pekerjaan di Kabupaten

Grobogan.

X2 : Banyaknya Sekolah di Kabupaten Grobogan.

Y : Migrasi Keluar yang terjadi di Kabupaten Grobogan.

Dengan menggunakan regresi linier ganda diperoleh hasil

sebagai berikut :

Untuk rata-rata migrasi keluar dengan diukur dari jumlah

kecamatan sebanyak 19 kecamatan adalah 337.26 jiwa

dengan standar deviasi sebesar 245.05 jiwa. Untuk jumlah

lapangan pekerjaan yang ada rata-ratanya sebesar 465.68

dan dengan standar deviasi sebesar 311.42. Dan rata-rata

banyaknya sekolah sebanyak 81.16 dengan standar deviasi

sebesar 34.

Besarnya hubungan antar variabel dengan dihitung

melalui koefisien korelasi, untuk korelasi antara variabel Y

dan X1 sebesar 0.0.36, korelasi antara variabel Y dengan X2

sebesar 0.709 dan korelasi antara variabel X1 dengan X2

sebesar 0.46 ketiga hubungan tersebut menunjukkan

27

Page 28: LATAR BELAKANG2

hubungan yang positif . Besarnya signifikansi korelasi 0.00

jauh di bawah 0.05, oleh karena itu korelasi antara variabel

migrasi keluar dengan variabel jumlah lapangan pekerjaaan

dan jumlah sekolah sangat nyata.

Angka R square adalah 0.503 ( pengkuadratan dari

koefisien korelasi, atau 0.709 X 0.709 = 0.503). R square

disebut juga dengan koefisien determinasi, yang dalam hal

ini berarti 50.3% yang melakukan migrasi dikarenakan

keterbatasan jumlah lapangan pekerjaan dan jumlah sekolah

di Kabupaten Grobogan. Untuk standar error of estimasi

adalah 183.24 jiwa. Untuk standar deviasi lebih besar dari

pada standar error of estimasi.

Untuk uji anova , di dapat Fhit adalah 8.096 dengan tingkat

signifikansi adalah 0.00 jauh lebih dari 0.05, dapat dikatakan

bahwa jumlah lapangan pekerjaan dan jumlah sekolah

berpengaruh terhadap migrasi keluar.

Dengan persamaan regresi:

Y = -78.926 + 0.003131X1 + 5.11 X2.

4. Pengukuran rasio migrasi diperoleh sebagai berikut:

Pengukuran migrasi secara sederhana dengan jumlah penduduk

untuk pertengahan tahun 2001 yaitu sebanyak 13308,03 jiwa,

sedangkan jumlah yang melakukan migrasi keluar sebanyak 6408

28

Page 29: LATAR BELAKANG2

jiwa, dan yang melakukan migrasi kedalam sebanyak 6728 jiwa.

Diperoleh: jumlah migrasi masuk (Mi) tahun 2001 sebanyak 505

perseribu jiwa. Migrasi keluar (Mo) 481 perseribu jiwa, migrasi

bruto(Mb) dengan menjumlahkan penduduk yang melakukan

migrasi keluar dengan yang melakukan migrasi kedalam di bagi

jumlah penduduk pertengahan tahun sebanyak 987 perseribu jiwa.

Sedangkan migrasi neto (Mn) secara sederhana pengukurannya

melalui migran masuk dikurangi dengan migran keluar di bagi

jumlah penduduk pertenganhan tahun sebanyak 24perseribu jiwa.

Dari pengukuran tersebut dapat dianalisis lanjut untuk mengetahui

rasio perkiraan migrasi neto melalui perkiraan dua sensus yaitu

data sensus penduduk tahun 1990 dan 2000. Dalam hal ini

dilakukan dengan dua cara sebagai berikut:

a. Balancing Equation dengan Intercansaal Component Method

(Perkiraan antar dua sensus melalui pertumbuhan alamiah).

Dari hasil sensus penduduk tahun 2000 dan tahun 1990 di

peroleh untuk P0 ( jumlah penduduk dari sensus 1990 ):

10487,09 dibagi seratus jiwa dan P1 ( jumlah penduduk dari

sensus 2000): 12682,34 dibagi seratus jiwa, untuk fertilitas

sebanyak 1606,02 dibagi seratus jiwa dan mortalitas

sebanyak 602,36 dibagi seratus jiwa. Maka rasio migrasi neto

tahun 2001 ( I - E) di peroleh rasio positif sebanyak 119159

jiwa.

29

Page 30: LATAR BELAKANG2

b. Rasio perkiraan dengan menggunkan Intersensal Survival

Ratio Method melalui Forward Survival Ratio ( FCSR) atau

sering di sebut dengan peluang hidup maju. Metode ini

menggunakan perbandingan dari dua sensus serta jumlah

penduduk tahun 2001 dan 10 tahun sebelumnya yaitu tahun

1991, melalui pendekatan umur. Diperoleh untuk survival

ratio sebanyak 12,33 dibagi seratus jiwa, dan perkiraan

penduduk untuk tahun 2001 sebesar 9238,13 dibagi seratus

jiwa, dimana berbeda dengan jumlah penduduknya untuk

tahun 2001 sebanyak 13371,32 dibagi seratus jiwa dan

penduduk tahun 1991 sebesar 12192,8 dibagi seratus jiwa.

Maka dari jumlah tersebut di peroleh rasio migrasi netonya

sendiri untuk tahun 2001 adalah positif sebesar 96748 jiwa.

B. Penyebab dan Dampak Terjadinya Migrasi

1. Penyebab terjadinya migrasi

Dilihat dari letak geografisnya Kabupaten Grobogan termasuk

kabupaten yang kurang dengan sumber daya alam yang belum

bisa dimanfaatkan secara optimal untuk memenuhi kebutuhan

penduduk. Dengan tanah yang cenderung kesulitan untuk

mendapatkan air, sehingga pada musim kemarau benar-benar

mengalami kesulitan air. Jadi jenis pertanian pangan yang cocok

untuk ditanam berupa tanaman padi dan jagung.

30

Page 31: LATAR BELAKANG2

Untuk bidang Industri masih tergolong kecil. Dan hanya

didaerah-daerah tertentu, seperti genting di daerah Wirosari,

minyak kayu putih dari Toroh dan Geyer, kecap dari Purwodadi,

sirup dan tempe kripik dari Gubug, dan mie di Purwodadi. Tetapi

untuk perkembangan produksinya belum bisa bermigrasi secara

optimal dalam pemasarannya. Dari hasil sensus 2000 dan data

tahu 2001 daerah industri terbanyak berada di kecamatan Wirosari

dan kecamatan Gubug.

Sektor jasa pun kebanyakan berupa pekerja kasar (seperti

tukang becak, kuli, buruh, tukang ojek,dsb) biasanya berasal dari

daerah pedesaan.

Dari data mengenai Lapangan pekerjaan/status pekerjaan tahun

2001 terlihat di bidang pertanian yang mendominasi di sektor

pertanian dan pekerjaan yang lain berupa pekerjaan kasar, yang

menyebabkan pengangguran musiman, ditambah status

pendidikan yang masih rendah, sehingga mendorong untuk

melakukan migrasi baik berupa internal maupun internasional.

Untuk migrasi internal sendiri biasanya daerah tujuan adalah Kota

Jakarta, Bandung, Surabaya, Yogyakarta, dan Semarang. Migrasi

Internal selain berupa urbanisasi juga berupa transmigrasi daerah

tujuannya adalah Sumatra, Kalimantan, Irian, Batam, Bali. Alasan

para migran melakukan tranmigrasi ini selain untuk memenuhi

kebutuhan, juga dikarenakan sosialisasi program dari pemerintah

31

Page 32: LATAR BELAKANG2

seperti didaerah Kedung Ombo, sedangkan untuk migrasi

Internasional biasanya bekerja sebagai TKI ( baik berupa buruh

pabrik atau pun pembantu rumah tangga). Negara tujuannya

adalah Arab, Korea dan Malaysia. Mereka melakukan migrasi

bahkan sampai keluar dikarenakan untuk memenuhi kebutuhan

hidup dengan mencari pekerjaan daerah tersebut .

Selain untuk memenuhi kebutuhan, alasan lain melakukan

migrasi adalah pengembangan usaha. Salah satunya dengan

mengembangkan usaha. Contohnya seperti usaha rumah makan

“SWEEKE” sampai daerah Semarang, Surakarta, bahkan pula

sampai ke Surabaya dan Jakarta, pengembangan toko Luwes

sampai para pegawainya pun ikut bermigrasi dalam

pengembangan toko tersebut. Area pengembangannya adalah

daerah Semarang, Pati. Selain itu pula usaha genting dari Wirosari

hingga diekspor,juga sirup kartika dari Gubug pemasaran ke

keluar ditujukan pada took-toko besar ( swalayan) hingga sampai

di ekspor. Pengembangan usaha yang masuk ke dalam Kabupaten

Grobogan sendiri yaitu seperti usaha rumah makan Tegal ( “

WARTEG”), dan warung tenda “ The Poci”, dari bidang jasa

sendiri pun ada yaitu berupa rumah sakit dari yayasan

“YAKUM”, serta pengembangan di bidang pendidikan mulai

dilaksanakan dengan membuka perkulihaan berupa universitas

32

Page 33: LATAR BELAKANG2

terbuka untuk para pegawai seperti Universitas Slamet Riyadi

Surakarta, Universitas Muria Kudus.

Alasan bermigrasi yang lain adalah keperluan dinas. Baik yang

melakukan migrasi keluar atau pun migrasi ke dalam Kabupaten

Grobogan, dikarenakan dipindah tugaskan / dimutasi ataupun

dalam penempatan dinas ke luar atau ke dalam. Hal ini sering

terjadi pada pegawai negeri, Kepolisian dan TNI. Sehingga yang

mempengaruhi orang melakukan migrasi ke dalam dikarenakan

keperluan dinas.

Alasan selain dalam pekerjaan/memenuhi kebutuhan hidup

( mencari pekerjaan, memperluas usaha, dan keperluan dinas ),

juga faktor di dalam segi pendidikan. Di Kabupaten Grobogan,

kualitas pendidikan masih rendah, masih banyak lulusan SD,

bahkan pula ada yang tidak tamat SD. Kualitas pendidikan masih

kurang ( tercatat dalam sekolah yang IDT). Kota Purwodadi (ibu

kota kabupaten) sendiri masih kurang dibanding kota yang lain.

Untuk perguruan tinggi belum ada, sehingga untuk melajutkan

pendidikan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi harus

melakukan migrasi. Kota tujuan yang menjadi sasaran migrasi

adalah Semarang, Surakarta, Yogyakarta, Surabaya, Denpasar dan

Malang.

2. Dampak terjadinya migrasi

33

Page 34: LATAR BELAKANG2

Dengan adanya migrasi, cukup banyak membawa pengaruh bagi

kehidupan masyarakat daerah asal maupun daerah tujuan. Dampak

yang sering terjadi biasanya berbentuk dampak positif dan dampak

negatif.

Dampak positif :

1. Terpenuhi kebutuhan hidupnya.

2. Berkurangnya jumlah pengangguran di Kabupatan Grobogan.

3. Memberi pemasukan bagi PDRB melalui masyarakat Grobogan

yang berprofesi sebagai TKI dan pengembangan usahanya.

4. Berkurangnya jumlah pengangguran, menurun pula tingkat

kriminalitas.

5. Meningkatkan kualitas hasil produksi dan dapat memperluas

lapangan pekerjaan.

6. Memperkenalkan kualitas hasil Kabupaten Grobogan keluar

daerah.

7. Pendapatan daerah tujuan bertambah.

8. Mendekatkan tali persaudaraan bagi migran yang tinggal dengan

saudaranya.

9. Meningkatkan mutu kualitas pendidikan baik daerah asal ataupun

tujuan.

10. Memperlancar pekerjaan.

11. Mengenalkan hasil produksi daerah tujuan hingga mendorong

orang untuk melakukan migrasi keluar.

34

Page 35: LATAR BELAKANG2

Dampak Negatifnya yang di timbulkan dari migrasi adalah :

1. Dapat mengubah kebudayaan dan gaya hidup para migran.

2. Meningkatnya kesenjangan sosial bagi daerah tujuan seperti

pengangguran dan pendirian tempat-tempat PSK yang biasanya

adalah para migran.

3. Tingginya tingkat kriminalitas bagi daerah tujuan.

4. Nama baik Kabupaten Grobogan akan tercoreng, dikarenakan

dari tingkat kriminalitas dan kesenjangan sosial berasal dari para

migran Kabupaten Grobogan.

5. Terjadi kepadatan penduduk di daerah tujuan, sehingga timbul

pemukiman kumuh.

6. Menghambat pembangunan Kabupaten Grobogan untuk menjadi

kota yang disebabkan keluarnya tenaga produktif dari Kabupatan

Grobogan.

7. Dikarenakan sumber daya yang belum bisa dimanfaatkan secara

optimal oleh masyarakat Kabupaten Grobogan, yang

menyebabkan ketertarikan masyarakat daerah lain untuk

mengambilnya,seperti penjarahan kayu jati dan penambangan

liar.

8. Pertumbuhan penduduk dan penyebarannya tidak merata.

C. Adakah Pengaruh Antara Banyaknya Lapangan Pekerjaan,

Banyaknya Sekolah dengan Migrasi Keluar

35

Page 36: LATAR BELAKANG2

Dari perhitungan melalui uji homogenitas dan normalitas diperoleh

variabel tersebut normal dan homogen ( sampel untuk setiap tahunnya

adalah homogen), dikarenakan homogen dan normal maka dilakukan

perhitungan regresi di peroleh bahwa untuk hipotesis di terima. Jadi

untuk Kabupaten Grobogan migrasi keluar dikarenakan pemenuhan

kebutuhan untuk mencari pekerjaan dan meneruskan pendidikan ke

tingkat yang lebih tinggi. Hal ini di karenakan keterbatasan lapangan

pekerjaan dan masih rendahnya tingkat pendiddikan dengan belum

sekolah dengan jenjang yang lebih tinggi.

D.Rasio Migrasi Neto Kabupaten Grobogan Tahun 2001

Untuk hasil perhitungan penduduk yang melakukan migrasi keluar

maupun migrasi kedalam pada tahun 2001 menggunakan data dari BPS

(Badan Pusat Statistik) tahun 2001, tahun 2000, dan tahun 1991, serta

untuk sensus menggunakan sensus tahun 2000 dan sensus 1990.

Dari kedua analisis tersebut (Balancing Equation dan Survival Rasio

dan Forward Survival Ratio) dapat di tarik suatu kesimpulan bahwa rasio

migrasi neto Kabupaten Grobogan adalah positif, artinya bahwa untuk

Kabupaten Grobogan pada tahun 2001 banyaknya migran yang melakukan

migrasi masuk jumlahnya lebih besar dari pada banyaknya migran yang

melakukan migrasi keluar.

36

Page 37: LATAR BELAKANG2

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Penyebab orang melakukan migrasi baik masuk maupun keluar

dikarenakan:

a. Kondisi alam yang kurang strategis menyebabkan pengangguran

musiman.

b. Keinginan orang untuk mencari pekerjaan guna kehidupan yang

lebih baik lagi.

c. Perluasan pemasaran usaha dan pengembangan usaha (sektor jasa

pelayanan medis dan pendidikan).

d. Keperluan dinas.

e. Untuk menempuh pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

Migrasi membawa dampak baik positif maupun negatif daerah asal dan

daerah tujuan.

a. Untuk dampak positif: Kebutuhan terpenuhi, berkurangnya

kesenjangan sosial daerah asal, PDRB Kabupaten Groboban dan

daerah tujuan bertambah, memperluas lapangan pekerjaan dan

meningkatnya kualitas .

b. Untuk dampak negatif: mengubah kebudayaan hidup para migran,

kesenjangan sosial daerah tujuan, dan meningkatnya kriminalitas

sehingga mencoreng nama baik Kabupaten Grobogan,

37

Page 38: LATAR BELAKANG2

menghambat pembangunan Kabupaten Grobogan menjadi kota,

serta penyebaran penduduk tidak merata .

2. Dari perhitungan regresi linier berganda melalui SPSS dengan variabel

Y: migrasi keluar, X1: Banyaknya lapangan pekerjaan, X2: banyaknya

sekolah di Kabupaten Grobogan diperoleh F hit 8,096, dengan

signifikasi yaitu 0,00 < 0,05 maka dikatakan bahwa jumlah lapangan

kerja dan jumlah sekolah mempengaruhi migrasi keluar di Kabupaten

Grobogan. Hal ini terbukti bahwa penyebab migrasi keluar dikarenakan

terbatasnya banyaknya lapangan kerja dan banyaknya sekolah.

3. Dari analisis rasio perkiraan migrasi neto melalui perkiraan dua sensus

adalah positif artinya migrasi neto Kabupaten Grobogan diperoleh

jumlah migrasi masuk lebih besar daripada jumlah migrasi keluar untuk

tahun 2001 .

B. Saran-Saran

Berdasarkan dari kesimpulan yang ada diajukan saran-saran sebagai

berikut :

1. Pemerintah daerah memperhatikan pendidikan, karena pendidikan

adalah tiang dari suatu pembangunan.

2. Pemerintah menggalang kerja sama dengan investor luar atau pihak

swasta guna mengelola sumber daya alam yang belum dapat

dimanfaatkan semaksimal mungkin serta mencegah tindak kriminal,

seperti penjarahan hasil bumi dan menyalurkan industri kecil untuk

dapat bersaing.

38

Page 39: LATAR BELAKANG2

3. Membentuk balai latihan kerja bagi penduduk yang akan melakukan

migran untuk mencari pekerjaan.

4. Melakukan pengarahan kepada petani dalam menanggulangi

kekurangan air dalam irigasi dan penanaman yang cocok dengan

tanah Kabupaten Grobogan.

39

Page 40: LATAR BELAKANG2

DAFTAR PUSTAKA

Alatas, Shecha.1988. Anilisi Migrasi Berdasarkan Data Supas 1985 di

Pulau Jawa. Yogyakarta: Kantor Mentri Negara Kependudukan dan

Lingkungan Hidup dan Pusat Penelitian Kependudukan UGM.

Ananta, Laris. 1993. Ciri Demografi Kualitas Penduduk dan Pembangunan

Ekonomi. Jakarta: FEUI.

Arikunto, Suharsimi. 1985. Prosedur Penelitian. Jakarta: Bina Cipta.

Badan Pusat Statistik.1991. Kabupaten Grobogan dalam Angka 1991.

Grobogan : BPS.

___________________. 2000. Kabupaten Grobogan dalam Angka 2000.

Grobogan : BPS.

___________________.2001. Kabupaten Grobogan dalam Angka 2001.

Grobogan : BPS.

___________________.1990. Hasil Sensus Kabupaten Grobogan Tahun

1990. Grobogan : BPS.

___________________.2000. Hasil Sensus Kabupaten Grobogan Tahun

2000. Grobogan : BPS.

Budi Harjo, Eko. 1992. Sejumlah Masalah Pemukiman Kota. Bandung:

Alumni.

Chris Maning, Rajudin dan Noer Effendi. 1985. Urbanisasi, Pengguran, dan

Sektor Informasi di Kota. Jakarta: Gramedia.

40

Page 41: LATAR BELAKANG2

Harjono, Joan. 1988. Sejarah Kolonisasi dan Transmigrasi dari Kolonisasi

Sampai Swakarsa. Jakarta: Gramedia.

Kammeyen, Helen. Terjemahan Abdul Aziz Razake.1986. Pengantar

Demografi. Jakarta: P2LPTK

Mantra, Ida Bagus.1983. Pengantar Studi Demografi. Yogyakarta: nur

Cahaya.

___________________.1986. Dasar-Dasar Demografi. Jakarta: FEUI.

___________________.2003. Transmigrasi masyarakat Indonesia. Jakarta:

Kompas

Munir, Rozi. 1984. Tehnik Analisa Kependudukan. Jakarta: Bina Aksara.

Pollard, A. H et al. 1982. Terjemahan Rozy Munir. Tehnik Demografi.

Jakarta: Bina Aksara.

Prawiro, Ruslan H. 1979. Kependudukan Teori Fakta dan Masalah.

Bandung: Alumni.

Razake, Abdul Aziz. 1986. Pengantar Kependudukan dan Lingkungan

Hidup. Jakarta: P2LPTK.

Santoso, Singgih. 2002. SPSS Versi 10. Jakarta: Gramedia.

Sembiring,RK. 1985.Demografi. Jakarta: Etasa Dinamika.

____________. 1989. Analisis Regresi. Bandung: ITB.

Singarimbun, Masri dan Sofien Efendi. 1995. Metode Penelitian Survei.

Jakarta: LP3ES.

Sudjana. 1996. Metode Stastistika. Bandung: Tarsito.

Steele. 1983. Terjemahan Ida Bagus. Demografi. Jakarta: Bina Aksara.

41

Page 42: LATAR BELAKANG2

Tjiptoherianto, Prijono. 2000. Sosialisasi Urbanisasi, Pengangguran

Perkotaan. Jakarta : Kompas.

Yasin, Moh. 1981. Pengantar Kependudukan. Jakarta: P2LPTK

www. Geogle.com.

42

Page 43: LATAR BELAKANG2

Lampiran 1

Proses Pengambilan Keputusan dalam Melaksanakan Mobilitas atau Tidak

43

Masyarakat A

Individu

Kebutuhan / Aspirasi

Kebutuhan Aspirasi Terpenuhi

Kebutuhan Aspirasi Tak Terpenuhi

Keputusan

Tinggal(Tidak Pindah)

Tekanan Ekonomi Tekanan Sosial Psychologi

Proses kontakLangsung/Tidak Langsung

Penghalang Antara

Keputusan

Tinggal Nglaju Mondok Migrasi

Menyesuaikan Diri

Kota Daerah Pedesaan

Page 44: LATAR BELAKANG2

Lampiran 2

HUBUNGAN ANTARA TEKANAN ( STRESS) YANG DIAKIBATKAN KEINGINAN PEMENUHAN KEBUTUHAN

Tinggi A

Tingkat

stress

B

Rendah jumlah penduduk Tinggi

Keterangan :

A : Menunjukkan orang yang melakukan migrasi.

B : Menunjukkan orang tidak melakukan migrasi.

Dari persamaan garis diatas menunjukkan bahwa jumlah orang yang melakukan

migrasi mempunyai tingkat stress yang lebih besar dari pada orang yang tidak

melakukan migrasi, dengan tingkat intensitas yang sama.Dan tingkat stress

tersebut dikarenakan keinginan untuk memenuhi kebutuhan hidup ( baik dalam

mencari pekerjaan dan pendidikan ).

44

Page 45: LATAR BELAKANG2

Lampiran 3

PERHITUNGAN DENGAN PENGUKURAN MIGRASI SEDERHANA

P00 = 13244,74

P01 = 13371,32

O = 6408

I = 6728

Dari hasil data penduduk tahun 2000 dan tahun 2001 Kabupaten Grobogan maka

diperoleh sebagai berikut :

1. Migrasi Masuk ( Mi)

Jadi jumlah migrasi masuk tahun 2001 untuk Kabupaten Grobogan adalah 505

perseribu jiwa.

2. Migrasi Keluar ( Mo)

45

Page 46: LATAR BELAKANG2

Jadi jumlah migrasi keluar tahun 2001 untuk Kebupaten Grobogan adalah 481

perseribu jiwa.

3. Migrasi Bruto ( Mb )

Jadi jumlah migrasi bruto Kabupaten Grobogan tahun 2001 sebanyak 987

perseribu jiwa.

4. Migrasi Neto ( Mn)

Jadi jumlah migrasi neto untuk Kabupaten Grobogan tahun 2001 sebesar 24

perseribu jiwa.

Lampiran 4

46

Page 47: LATAR BELAKANG2

A. Balancing Equation dengan Metode Intercensal Component Method

( Perkiraan antar dua sensus melalui pertumbuhan alamiah)

Hasil dari data sensus penduduk tahun 1990 dan tahun 2000 sebagai

berikut :

Po = 10487.09

P1 = 12682.34

B = 1606.02

D = 602.36

Ditanya Migrasi Neto Penduduk tahun 2001 ( I – E ) ?

Jawab :

I – E = ( P1 – P0 ) – ( B – D )

I – E = ( 12682,34 – 10487,09 ) – (1606,02 – 602,36 )

I – E = ( 2195,25 – 1003,66 )

I – E = 1191,59

47

Page 48: LATAR BELAKANG2

Lampiran 5B. Perkiraan dengan menggunakan Intersensal Survival Ratio Method

Dengan Forward Survival Ratio ( FCSR )/ Peluang Hidup Maju

Umur FCSR P91 Sensus 90 Sensus 00 Perkiraan P01 P01 Mn 010-4 1,12 1273,04 1227,94 1207,67 1372,00 1272,7

5--9 0,91 1456,78 1406,31 1269,06 1273,23 1337,7910--14 0,80 1417,45 1368,69 1349,51 1098,67 1422,39 -22,4915-19 0,88 1223,09 1179,32 1253,56 1032,87 1318,92 -19,6720-24 1,05 1030,66 10,0627 1080,77 10,60 1137,81 -17,9025-29 0,99 1059,67 1002,68 1016,87 992,62 1071,2 -16,0030-34 1,00 862,61 842,88 1030,37 843,87 1086,03 1019,7735-39 0,89 712,99 678,79 994,8 607,24 1049,04 2,1840-44 0,92 562,21 541,98 819,07 499,35 863,62 -24,8045-49 0,83 552,23 532,61 604,45 443,05 637,84 -2,7950-54 0,91 502,94 498,24 490,47 451,85 517,99 -8,8855-59 0,83 390,97 377,69 434,57 313,63 459,37 -8,4860-64 0,36 651,18 339,86 431,41 120,68 456,11 -20,4465-69 0,84 218,86 211,56 306,83 178,47 324,66 -6,8070-74 157,58 152,18 218,74 231,22 98,06

75+ 120,53 116,3 174,19 184,63 -4,28jumlah 12,33 12192,8 10487,093 12682,34 9238,13 13371,32 967,48

Berdasarkan dari hasil perhitungan dengan menggunakan

Intercensal Survival Ratio Method dengan menggunakan Forward Census

Survival Ratio ( peluang hidup maju rasio migrasi neto yang dihasilkan adalah

positif sebesar 967480 jiwa dari Kabupaten Grobogan untuk tahun 2001. Artinya

bahwa tahun 2001 rasio migrasi netonya untuk migrasi masuk lebih besar dari

pada migrasi keluar untuk Kabupaten Grobogan.

Lampiran 6

48

Page 49: LATAR BELAKANG2

NPar Tests

a. Chi-Square Test ( Uji Homogenitas)

Frequencies

X1

1 1.0 .0

1 1.0 .0

1 1.0 .0

1 1.0 .0

1 1.0 .0

1 1.0 .0

1 1.0 .0

1 1.0 .0

1 1.0 .0

1 1.0 .0

1 1.0 .0

1 1.0 .0

1 1.0 .0

1 1.0 .0

1 1.0 .0

1 1.0 .0

1 1.0 .0

1 1.0 .0

1 1.0 .0

19

68

106

156

165

176

201

258

364

457

505

511

559

572

574

577

600

787

912

1300

Total

Observed N Expected N Residual

X2

1 1.2 -.2

1 1.2 -.2

2 1.2 .8

1 1.2 -.2

1 1.2 -.2

1 1.2 -.2

1 1.2 -.2

2 1.2 .8

1 1.2 -.2

1 1.2 -.2

1 1.2 -.2

1 1.2 -.2

2 1.2 .8

1 1.2 -.2

1 1.2 -.2

1 1.2 -.2

19

11

45

53

58

62

66

68

72

80

85

94

108

109

113

124

160

Total

Observed N Expected N Residual

49

Page 50: LATAR BELAKANG2

Test Statistics

.000 2.053

18 15

1.000 1.000

Chi-Square a,b

df

Asymp. Sig.

X1 X2

19 cells (100.0%) have expected frequencies lessthan 5. The minimum expected cell frequency is 1.0.

a.

16 cells (100.0%) have expected frequencies lessthan 5. The minimum expected cell frequency is 1.2.

b.

Keterangan :

X1 : Jumlah Lapangan Pekerjaan di Kabupaten Grobogan.

X2 : Jumlah Sekolah di Kabupaten Grobogan.

b. Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

19

337.26

245.05

.199

.199

-.106

.868

.438

N

Mean

Std. Deviation

Normal Parameters a,b

Absolute

Positive

Negative

Most ExtremeDifferences

Kolmogorov-Smirnov Z

Asymp. Sig. (2-tailed)

Y

Test distribution is Normal.a.

Calculated from data.b.

Keterangan:

Y : Jumlah Migrasi Keluar Kabupaten Grobogan.

50

Page 51: LATAR BELAKANG2

Lampiran 7

Regression

Untuk mengetahui adanya pengaruh banyaknya lapangan pekerjaan dan

banyaknya sekolah terhadap migrasi keluar di Kabupaten Grobogan

Descriptive Statistics

337.26 245.05 19

465.68 311.42 19

81.16 34.00 19

Y

X1

X2

Mean Std. Deviation N

Correlations

1.000 .036 .709

.036 1.000 .046

.709 .046 1.000

. .441 .000

.441 . .426

.000 .426 .

19 19 19

19 19 19

19 19 19

Y

X1

X2

Y

X1

X2

Y

X1

X2

Pearson Correlation

Sig. (1-tailed)

N

Y X1 X2

Variables Entered/Removedb

X2, X1a . EnterModel1

VariablesEntered

VariablesRemoved Method

All requested variables entered.a.

Dependent Variable: Yb.

51

Page 52: LATAR BELAKANG2

Model Summaryb

.709a .503 .441 183.24 .503 8.096 2 16 .004 1.564Model1

R R SquareAdjustedR Square

Std. Error ofthe Estimate

R SquareChange F Change df1 df2 Sig. F Change

Change Statistics

Durbin-Watson

Predictors: (Constant), X2, X1a.

Dependent Variable: Yb.

ANOVAb

543634.6 2 271817.309 8.096 .004a

537217.1 16 33576.067

1080852 18

Regression

Residual

Total

Model1

Sum ofSquares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Constant), X2, X1a.

Dependent Variable: Yb.

Coefficientsa

-78.926 126.441 -.624 .541

3.131E-03 .139 .004 .023 .982 .036 .006 .004

5.110 1.272 .709 4.019 .001 .709 .709 .708

(Constant)

X1

X2

Model1

B Std. Error

UnstandardizedCoefficients

Beta

Standardized

Coefficients

t Sig. Zero-order Partial Part

Correlations

Dependent Variable: Ya.

Keterangan :

X1 : Jumlah Lapangan Pekerjaan di Kabupaten Grobogan.

X2 : Jumlah Sekolah di Kabupaten Grobogan.

Y : Jumlah Migrasi Keluar Kabupaten Grobogan.

52