16
STEP 7 1. Definisi obesitas ( definisi obesitas sentral dan klasifikasi) Bagaimana kriteria obesitas pada anak dan dewasa ( pengukurannya) ArnaudBasdevant.2008.Journal of Obesity Phatophysiological Concept adalah suatu kondisi kelebihan berat tubuh akibat tertimbunnya lemak, untuk pria dan wanita masing- masing melebihi 20% dan 25% dari berat tubuh dan dapat membahayakan kesehatan. Sementara overweight (kelebihan berat badan, kegemukan) adalah keadaan dimana Berat Badan seseorang melebihi Berat Badan normal (Efendy,Y.H 1992. Tinjauan Sekilas Tentang Obesitas. Jurnal Jurusan Gizi dan Masyarakat dan Sumber Daya Masyarakat, Vol. 1, No.1, Bogor : Institute Pertanian) .(z score)? Cdc? Z-score adalah skor standard berupa jarak skor seseorang dari mean kelompoknya dalam satuan Standard Deviasi. http://file.upi.edu/Direktori/FPBS/ JUR._PEND._BAHASA_PERANCIS/196912231993022- TRI_INDRI_HARDINI/Z_SCORE.pdf 2. Klasifikasi obesitas Berdasarkan kondisi selnya, kegemukan dapat digolongkan Dalam beberapa tipe (Purwati, 2001) yaitu :

Lbm 3 Modul Hormon

  • Upload
    nisitya

  • View
    95

  • Download
    18

Embed Size (px)

DESCRIPTION

lbm 3 modul hormon

Citation preview

Page 1: Lbm 3 Modul Hormon

STEP 71. Definisi obesitas ( definisi obesitas sentral dan klasifikasi)

Bagaimana kriteria obesitas pada anak dan dewasa ( pengukurannya)

ArnaudBasdevant.2008.Journal of Obesity Phatophysiological Conceptadalah suatu kondisi kelebihan berat tubuh akibat tertimbunnya lemak, untuk pria dan wanita masing- masing melebihi 20% dan 25% dari berat tubuh dan dapat membahayakan kesehatan. Sementara overweight (kelebihan berat badan, kegemukan) adalah keadaan dimana Berat Badan seseorang melebihi Berat Badan normal(Efendy,Y.H 1992. Tinjauan Sekilas Tentang Obesitas. Jurnal Jurusan Gizi dan Masyarakat dan Sumber Daya Masyarakat, Vol. 1, No.1, Bogor : Institute Pertanian)

.(z score)? Cdc?Z-score adalah skor standard berupa jarak skor seseorang dari mean kelompoknya dalam satuan Standard Deviasi.http://file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BAHASA_PERANCIS/196912231993022-TRI_INDRI_HARDINI/Z_SCORE.pdf

2. Klasifikasi obesitasBerdasarkan kondisi selnya, kegemukan dapat digolongkan Dalam beberapa tipe (Purwati, 2001) yaitu : 1) Tipe Hiperplastik, adalah kegemukan yang terjadi karena jumlah sel yang lebih banyak dibandingkan kondisi normal, tetapi ukuran sel-selnya sesuai dengan ukuran sel normal terjadi pada masa anak-anak.Upaya menurunkan berat badan ke kondisi normal pada masa anak-anak akan lebih sulit. 2) Tipe Hipertropik, kegemukan ini terjadi karena ukuran sel yang lebih besar dibandingkan ukuran sel normal. Kegemukan tipe ini terjadi pada usia dewasa dan upayauntuk menurunkan berat akan lebih mudah bila dibandingkan dengan tipe hiperplastik. 3) Tipe Hiperplastik dan Hipertropik kegemukan tipe ini terjadi

Page 2: Lbm 3 Modul Hormon

karena jumlah dan ukuran sel melebihi normal. Kegemukan tipe ini dimulai pada masa anak - anak dan terus berlangsung sampai setelah dewasa. Upaya untuk menurunkan berat badan pada tipe ini merupakan yang paling sulit, karena dapat beresiko terjadinya komplikasi penyakit, seperti penyakit degeneratif

Efendy,Y.H 1992. Tinjauan Sekilas Tentang Obesitas. Jurnal Jurusan Gizi dan Masyarakat dan Sumber Daya Masyarakat, Vol. 1, No.1, Bogor : Institute Pertanian

Tipe Obesitas Berdasarkan Bentuk Tubuh.

a. Obesitas tipe buah apel (Apple Shape) Type seperti ini biasanya terdapat pada pria. dimana lemak tertumpuk di sekitar perut. Resiko kesehatan pada tipe ini lebih tinggi dibandingkan dengan tipe buah pear (Gynoid),

b. Obesitas tipe buah pear (Gynoid) Tipe ini cenderung dimiliki oleh wanita, lemak yang ada disimpan di sekitar pinggul dan bokong. Resiko terhadap penyakit pada tipe gynoid umumnya kecil. c. Tipe Ovid (Bentuk Kotak Buah) Ciri dari tipe ini adalah "besar di seluruh bagian badan". Tipe Ovid umumnya terdapat pada orang-orang yang gemuk secara genetik

3. Etiologi obesitas ( apa yang menyebabkan leptin berkurang, sekresi leptin, ghrelin , dan insulin )

1. Aktifitas fisik.Aktifitas fisik merupakan komponen utama dari energy expenditure, yaitu sekitar 20-

50%dari total energy expenditure. Penelitian di negara maju mendapatkan hubungan antaraaktifitas fisik yang rendah dengan kejadian obesitas. Individu dengan aktivitas fisik yangrendah mempunyai risiko peningkatan berat badan sebesar = 5 kg.10 Penelitian diJepang menunjukkan risiko obesitas yang rendah (OR:0,48) pada kelompok yangmempunyai kebiasaan olah raga, sedang penelitian di Amerika menunjukkan penurunanberat badan dengan jogging (OR: 0,57), aerobik (OR: 0,59), tetapi untuk olah raga timdan tenis tidak menunjukkan penurunan berat badan yang signifikan.8Penelitian terhadap anak Amerika dengan tingkat sosial ekonomi yang samamenunjukkan bahwa mereka yang nonton TV = 5 jam perhari mempunyai risiko obesitassebesar 5,3 kali lebih besar dibanding mereka yang nonton TV = 2 jam setiap harinya

2. Faktor nutrisional.Peranan faktor nutrisi dimulai sejak dalam kandungan dimana jumlah lemak tubuh

danpertumbuhan bayi dipengaruhi berat badan ibu. Kenaikan berat badan dan lemak anak

Page 3: Lbm 3 Modul Hormon

dipengaruhi oleh : waktu pertama kali mendapat makanan padat, asupan tinggi kalori darikarbohidrat dan lemak5 serta kebiasaan mengkonsumsi makanan yang mengandungenergi tinggi.3,5Penelitian di Amerika dan Finlandia menunjukkan bahwa kelompok dengan asupan tinggilemak mempunyai risiko peningkatan berat badan lebih besar dibanding kelompokdengan asupan rendah lemak dengan OR 1.7. Penelitian lain menunjukkan peningkatankonsumsi daging akan meningkatkan risiko obesitas sebesar 1,46 kali.8 Keadaan inidisebabkan karena makanan berlemak mempunyai energy density lebih besar dan lebihtidak mengenyangkan serta mempunyai efek termogenesis yang lebih kecil dibandingkanmakanan yang banyak mengandung protein dan karbohidrat. Makanan berlemak jugamempunyai rasa yang lezat sehingga akan meningkatkan selera makan yang akhirnyaterjadi konsumsi yang berlebihan.10 Selain itu kapasitas penyimpanan makronutrien jugamenentukan keseimbangan energi. Protein mempunyai kapasitas penyimpanan sebagaiprotein tubuh dalam jumlah terbatas dan metabolisme asam amino di regulasi denganketat, sehingga bila intake protein berlebihan dapat dipastikan akan di oksidasi; sedangkarbohidrat mempunyai kapasitas penyimpanan dalam bentuk glikogen hanya dalamjumlah kecil. Asupan dan oksidasi karbohidrat di regulasi sangat ketat dan cepat,sehingga perubahan oksidasi karbohidrat mengakibatkan perubahan asupan karbohidrat.Bila cadangan lemak tubuh rendah dan asupan karbohidrat berlebihan, maka kelebihanenergi dari karbohidrat sekitar 60-80% disimpan dalam bentuk lemak tubuh. Lemakmempunyai kapasitas penyimpanan yang tidak terbatas. Kelebihan asupan lemak tidak diiringi peningkatan oksidasi lemak sehingga sekitar 96% lemak akan disimpan dalamjaringan lemak.

3. Faktor sosial ekonomi.Perubahan pengetahuan, sikap, perilaku dan gaya hidup, pola makan, serta

peningkatanpendapatan mempengaruhi pemilihan jenis dan jumlah makanan yang dikonsumsi.5Suatu data menunjukkan bahwa beberapa tahun terakhir terlihat adanya perubahan gayahidup yang menjurus pada penurunan aktifitas fisik, seperti: ke sekolah dengan naikkendaraan dan kurangnya aktifitas bermain dengan teman serta lingkungan rumah yangtidak memungkinkan anak-anak bermain diluar rumah, sehingga anak lebih senangbermain komputer / games, nonton TV atau video dibanding melakukan aktifitas fisik.Selain itu juga ketersediaan dan harga dari junk food yang mudah terjangkau akanberisiko menimbulkan obesitas.

WHO. Obesity: Preventing and Managing The Global Epidemic, WHO Technical Report Series 2000;

4. Patofisiologi dari obesitasMakanan yang adekuat, yang di sertai dengan ketidak seimbangan antara intake dan out put yang keluar – masuk dalam tubuh akan menyebabkan akumulasi timbunan lemak pada jaringan adiposa khususnya jaringan subkutan. Apabila hal ini terjadi

Page 4: Lbm 3 Modul Hormon

akan timbul berbagai masalah, diantaranya Timbunan lemak pada area abdomen yang menyebabkan tekanan pada otot-otot diagfragma meningkat sehingga menggagu jalan nafas , BB yang berlebihan menyebabkan aktifitas yang terganggu sehingga mobilitas gerak terbatasi dan timbul perasaan tidak nyaman, obat-obatan golongan steroid yang memicu nafsu makan tidak terkontrol mengakibatkan perubahan nutrisi yang berlebih, dan krisis kepercayaan diri karena timbunan lemak pada tubuh telah mengubah bentuk badannya.Guytion & Hall, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 9, Penerbit Buku Kedokteran EGC

5. Komplikasi dari obesitas dan dampak obesitas pada anakDiabetes melitus ; karena mediator dan reseptor insulinnya tergangguPJK : lemak menyumbat arteri koroner Osteoatritis: karena ada penimbunan lemak tulang tidak mampu mengangkat bebanSleep apnea: penghentian nafas ,/mendengkur. Dikarenankan penimbunan lemak di rongga dada dan faring. Komplikasinya : hipertensi pulmonal, terapi: diberikan selang CPAC untuk membuka jalan nafasHipertensi: diakrenakan glukosa meningkat, darah menjadi kental sehingga jantung memompa darah lebih kencangPseudotumor serebri : peningkatan tekanan intrakarnial

diabetes, hipertensi, dislipidemia, penyakit jantung, obstructive sleep apnea, asma, non-alcoholic fatty liver disease, osteoarthritis, polycystic ovary syndrome

http://repository.usu.ac.id/

Childhood obesity can have complications for the physical, social and emotional well-being of your child.

Physical complications

Type 2 diabetes. Type 2 diabetes in children is a chronic condition that affects the way your child's body metabolizes sugar (glucose). Obesity and a sedentary lifestyle increase the risk of type 2 diabetes.

Page 5: Lbm 3 Modul Hormon

Metabolic syndrome. Metabolic syndrome isn't a disease itself, but a cluster of conditions that can put your child at risk of developing heart disease, diabetes or other health problems. This cluster of conditions includes high blood pressure, high blood sugar, high cholesterol and excess abdominal fat.

High cholesterol and high blood pressure. Your child can develop high blood pressure or high cholesterol if he or she eats a poor diet. These factors can contribute to the buildup of plaques in the arteries. These plaques can cause arteries to narrow and harden, which can lead to a heart attack or stroke later in life.

Asthma and other breathing problems. The extra weight on your child's body can cause problems with the development and health of your child's lungs, leading to asthma or other breathing problems.

Sleep disorders. Obstructive sleep apnea, a condition in which your child may snore or have abnormal breathing when he or she sleeps, can be a complication of childhood obesity. Pay attention to breathing problems your child may have while sleeping.

Nonalcoholic fatty liver disease (NAFLD). This disorder, which usually causes no symptoms, causes fatty deposits to build up in the liver. NAFLD can lead to scarring and liver damage.

Early puberty or menstruation. Being obese can create hormone imbalances for your child. These imbalances can cause puberty to start earlier than expected.

Social and emotional complications

Low self-esteem and bullying. Children often tease or bully their overweight peers, who suffer a loss of self-esteem and an increased risk of depression as a result.

Behavior and learning problems. Overweight children tend to have more anxiety and poorer social skills than normal-weight children have. At one extreme, these problems may lead overweight children to act out and disrupt their classrooms. At the other, they may cause overweight children to socially withdraw.

Depression. Low self-esteem can create overwhelming feelings of hopelessness in some overweight children. When children lose hope that their lives will improve, they may become depressed. A depressed child may lose interest in normal activities, sleep more than usual or cry a lot. Some depressed children hide their sadness and appear emotionally flat instead. Either way, depression is as serious in children as in adults. If you think your child is depressed, talk with him or her and share your concerns with his or her doctor.

http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/childhood-obesity/basics/definition/CON-20027428?p=1

Page 6: Lbm 3 Modul Hormon

lontar.ui.ac.id/prevalens-obesitas-literatur

- Bagaimana kaitan obesitas sentral dengan resistensi insulin ?

Resistensi insulin pada obesitas sentral diduga merupakan penyebab sindrom metabolik. Insulin mempunyai peran penting karena berpengaruh baik pada penyimpanan lemak maupun sintesis lemak dalam jaringan adiposa. Resistensi nsulin dapat menyebabkan terganggunya proses penyimpanan lemak maupun sintesis lemak.

Hubungan sebab akibatantara resistensiinsulin dan PJK dan stroke dapat diterangkan dengan adanya efek anabolik insulin. Insulin merangsang lipogenesis pada jaringan arterial dan jaringan adiposa melalu peningkatan produksi asetik koA, meningkatkan asupan trigliserid dan glukosa. Resistensi insulin dapat disebabkan oleh faktor genetik dan lingkungan. Jenis kelamin mempengaruhi sensitibitas insulin dan otot rangka laki-laki lebih resisten dibanding perempuan.

Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam jilid 3 , ed. 4

6. Epidemiologi obesitas dan obesitas pada anak

Menurut Dietz terdapat 3 periode kritis dalam masa tumbuh kembang anak dalamkaitannya dengan terjadinya obesitas, yaitu: periode pranatal, terutama trimester 3 kehamilan,periode adiposity rebound pada usia 6 – 7 tahun dan periode adolescence.6Pada bayi dan anak yang obesitas, sekitar 26,5% akan tetap obesitas untuk 2 dekade

Page 7: Lbm 3 Modul Hormon

berikutnya dan 80% remaja yang obesitas akan menjadi dewasa yang obesitas.7 Menurut Taitz,50% remaja yang obesitas sudah mengalami obesitas sejak bayi.4 Sedang penelitian di Jepangmenunjukkan 1/3 dari anak obesitas tumbuh menjadi obesitas dimasa dewasa1 dan risikoobesitas ini diperkirakan sangat tinggi, dengan OR 2,0 – 6,7.8Penelitian di Amerika menunjukkan bahwa obesitas pada usia 1-2 tahun dengan orangtua normal, sekitar 8% menjadi obesitas dewasa, sedang obesitas pada usia 10-14 tahun dengan salah satu orang tuanya obesitas, 79% akan menjadi obesitas dewasa.

Taitz, L.S. Obesity, Dalam Textbook Of Pediatric Nutrition, IIIrd ed, McLaren, D.S., Burman,D., Belton, N.R., Williams A.F. (Eds). London: Churchill Livingstone, 1991; 485 – 509.

7. Penatalaksanaan obesitas

1. Menetapkan target penurunan berat badanUntuk penurunan berat badan ditetapkan berdasarkan: umur anak, yaitu usia 2 - 7 tahun dandiatas 7 tahun, derajat obesitas dan ada tidaknya penyakit penyerta/komplikasi. Pada anakobesitas tanpa komplikasi dengan usia dibawah 7 tahun, dianjurkan cukup denganmempertahankan berat badan, sedang pada obesitas dengan komplikasi pada anak usiadibawah 7 tahun dan obesitas pada usia diatas 7 tahun dianjurkan untuk menurunkan beratbadan. Target penurunan berat badan sebesar 2,5 - 5 kg atau dengan kecepatan 0,5 - 2 kgper bulan.

2. Pengaturan dietPrinsip pengaturan diet pada anak obesitas adalah diet seimbang sesuai dengan RDA, hal inikarena anak masih mengalami pertumbuhan dan perkembangan.5 Intervensi diet harusdisesuaikan dengan usia anak, derajat obesitas dan ada tidaknya penyakit penyerta. Padaobesitas sedang dan tanpa penyakit penyerta, diberikan diet seimbang rendah kalori denganpengurangan asupan kalori sebesar 30%. Sedang pada obesitas berat (IMT > 97 persentile)dan yang disertai penyakit penyerta, diberikan diet dengan kalori sangat rendah (very lowcalorie diet ).12Dalam pengaturan diet ini perlu diperhatikan tentang :

- Menurunkan berat badan dengan tetap mempertahankan pertumbuhan normal.Diet seimbang dengan komposisi karbohidrat 50-60%, lemak 20-30% dengan lemak jenuh < 10% dan protein 15-20% energi total serta kolesterol < 300 mg per hari.

Page 8: Lbm 3 Modul Hormon

- Diet tinggi serat, dianjurkan pada anak usia > 2 tahun dengan penghitungan dosismenggunakan rumus: (umur dalam tahun + 5) gram per hari

3. Pengaturan aktifitas fisikPeningkatan aktifitas fisik mempunyai pengaruh terhadap laju metabolisme. Latihan fisikyang diberikan disesuaikan dengan tingkat perkembangan motorik, kemampuan fisik danumurnya. Aktifitas fisik untuk anak usia 6-12 tahun lebih tepat yang menggunakanketrampilan otot, seperti bersepeda, berenang, menari dan senam. Dianjurkan untukmelakukan aktifitas fisik selama 20-30 menit per hari.

Tabel Jenis kegiatan dan jumlah kalori yang dibutuhkan Jenis kegiatan Kalori yang digunakan/jam

Jalan kaki 3 km/jam

150

Jalan kaki 6 km/jam

300

Joging 8 km/jam 480

Lari 12 km/jam 600

Tenis tunggal 360

Tenis ganda 240

Golf 180

Berenang 350

Bersepeda 660

4. Mengubah pola hidup/perilakuUntuk perubahan perilaku ini diperlukan peran serta orang tua sebagai komponen intervensi,dengan cara:

- Pengawasan sendiri terhadap: berat badan, asupan makanan dan aktifitas fisik serta

Page 9: Lbm 3 Modul Hormon

mencatat perkembangannya.- Mengontrol rangsangan untuk makan. Orang tua diharapkan dapat

menyingkirkanrangsangan disekitar anak yang dapat memicu keinginan untuk makan.

- Mengubah perilaku makan, dengan mengontrol porsi dan jenis makanan yang

dikonsumsi dan mengurangi makanan camilan.- Memberikan penghargaan dan hukuman.- Pengendalian diri, dengan menghindari makanan berkalori tinggi yang pada

umumnya lezat dan memilih makanan berkalori rendah.

5. Peran serta orang tua, anggota keluarga, teman dan guruOrang tua menyediakan diet yang seimbang, rendah kalori dan sesuai petunjuk ahli gizi.Anggota keluarga, guru dan teman ikut berpartisipasi dalam program diet, mengubahperilaku makan dan aktifitas yang mendukung program diet.12

6. Terapi intensif Terapi intensif diterapkan pada anak dengan obesitas berat dan yang disertai komplikasiyang tidak memberikan respon pada terapi konvensional, terdiri dari diet berkalori sangatrendah (very low calorie diet), farmakoterapi dan terapi bedah.

Indikasi terapi diet dengan kalori sangat rendah bila berat badan > 140% BB Idealatau IMT > 97 persentile, dengan asupan kalori hanya 600-800 kkal per hari danprotein hewani 1,5 - 2,5 gram/kg BB Ideal, dengan suplementasi vitamin dan mineralserta minum > 1,5 L per hari. Terapi ini hanya diberikan selama 12 hari denganpengawasan dokter.

Farmakoterapi dikelompokkan menjadi 3, yaitu: mempengaruhi asupan energidengan menekan nafsu makan, contohnya sibutramin; mempengaruhi penyimpananenergi dengan menghambat absorbsi zat-zat gizi contohnya orlistat, leptin, octreotidedan metformin; meningkatkan penggunaan energi. Farmakoterapi belumdirekomendasikan untuk terapi obesitas pada anak, karena efek jangka panjangyang masih belum jelas.

Terapi bedah di indikasikan bila berat badan > 200% BB Ideal. Prinsip terapi iniadalah untuk mengurangi asupan makanan atau memperlambat pengosonganlambung dengan cara gastric banding, dan mengurangi absorbsi makanan dengancara membuat gastric bypass dari lambung ke bagian akhir usus halus. Sampai saatini belum banyak penelitian tentang manfaat dan bahaya terapi ini pada anak.

Satoto, Karjati, S., Darmojo, B., Tjokroprawiro, A., Kodyat, BA. Kegemukan, Obesitas danPenyakit Degeneratif: Epidemiologi dan Strategi Penanggulangannya, Dalam: WidyakaryaNasional Pangan dan Gizi VI tahun 1998. Jakarta: LIPI, hal. 787 – 808.

Page 10: Lbm 3 Modul Hormon

8. Apa kaitan paman yang overweight dengan anakFaktor genetik menentukan mekanisme pengaturan berat badan normal melalui pengaruh hormon dan neural. Selain itu, faktor genetik juga menentukan banyak dan ukuran sel adiposa serta distribusi regional lemak tubuh

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21688/4/Chapter%20II.pdf

9. Metabolisme lipid

BIOKIMIA HARPER

10. Jenis sel lemak , dan penyimpanan lemak dalam tubuh ( viseral dan superficial)Jaringan ikat tempat penyimpanan lemak dan trigliseridaLemak putih: isolasi panas, bantalan mekanik,sumber energi Terdapat dibawah kulit . Lemak coklat: mempertahankan panas, tremogenesisFungsi: penyimpanan energi dalam bentuk trigliserida dan dilepaskan menjadi asam lemak bebas dan trigliserol SUMBER : Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi IV

Pada obesitaas moderat, distribusi lemak regional tampanknya dapat merupakan indikator yang cukup penting terhadap terjadinya perubahan metabolik dan kelainan kardiovaskuler, walaupun hubungan antara IMT dan komplikasi-komplikasi tersebut belum terlalu meyakinkan Lemak daerah abdomen terdiri dari lemak subkutan dan lemak intraabdominal dapat dinilai dengan cara CT dan MRI. Jaringan lemak intra abdominal terdiri dari lemak viseral atau intra peritonial, yang terutama terdiri dari lemak omental dan mesenterial serta masa lemak retroperitoneal ( sepanjang perbatasan dorsal usus dan bagian permukaan ventral ginjal)

Page 11: Lbm 3 Modul Hormon

Pada laki laki masa retroperitoneal hanya merupakan sebagian kecil dari lemak intra abdominal. Kira kira seperempat terdiri dari lemak viseral. Lemak subkutan daerah abdomen sebagai komponen obesitas sentral mempunyai korelasi yang kuat dengan resistensi insulin seperti lemak viseral. Keadaan ini tetap berbeda makna setelah disesuaikan lemak viseralnya.Vena porta merupakan saluran pembuluh darah tunggal bagi jaringan adiposa dan berhubungan langsung dengan hati. Mobilisasi asam lemak bebas lebih cepat dari daerah viseral dibandingkan lemak daerah subkutan. Aktivitas lipolitik yang lebih besar dari lemak viseral, baik pada obes maupun non obes merupakan kontributor terbesar asam lemak bebas dalam sirkulasi.

SUMBER : Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi IV