62

LEMBAR PENGESAHANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37383/1/NUR... · laporan penelitian yang berjudul ... Teman-teman sejawat Program Studi Kedokteran dan Profesi

  • Upload
    lyduong

  • View
    234

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: LEMBAR PENGESAHANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37383/1/NUR... · laporan penelitian yang berjudul ... Teman-teman sejawat Program Studi Kedokteran dan Profesi
Page 2: LEMBAR PENGESAHANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37383/1/NUR... · laporan penelitian yang berjudul ... Teman-teman sejawat Program Studi Kedokteran dan Profesi

ii

Page 3: LEMBAR PENGESAHANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37383/1/NUR... · laporan penelitian yang berjudul ... Teman-teman sejawat Program Studi Kedokteran dan Profesi

iii

LEMBAR PENGESAHAN

Page 4: LEMBAR PENGESAHANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37383/1/NUR... · laporan penelitian yang berjudul ... Teman-teman sejawat Program Studi Kedokteran dan Profesi

iv

Page 5: LEMBAR PENGESAHANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37383/1/NUR... · laporan penelitian yang berjudul ... Teman-teman sejawat Program Studi Kedokteran dan Profesi

v

KATA PENGANTAR

Assalamu‟alaikum Warrahmatullahi Wabarrokatuh

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, Tuhan semesta alam

yang atas ridho, rahmat, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

laporan penelitian yang berjudul “IDENTIFIKASI BAKTERI DI SALURAN

PERNAPASAN BAWAH ORANG SEHAT PADA MAHASISWA

PREKLINIK PSKPD UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA TAHUN

2016” sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan jenjang program sarjana

kedokteran di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Penulis menyadari bahwa penelitian ini dapat terwujud karena adanya

dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, penulis ingin

menyampaikan penghargaan, rasa hormat, dan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. H. Arif Sumantri, S.KM, M.Kes selaku Dekan FKIK UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, dr. Achmad Zaki, M.Epid, Sp. OT selaku Ketua

Program Studi Kedokteran dan Profesi Dokter FKIK UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, dr. Flori Ratna Sari, Ph.D selaku Penanggung Jawab

Riset, serta seluruh dosen Program Studi Kedokteran dan Profesi Dokter

yang selalu membimbing serta memberikan ilmu kepada penulis selama

menjalani masa pendidikan di Program Studi Kedokteran dan Profesi

Dokter FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. dr. Intan Keumala Dewi, Sp.MK dan dr. Sri Dhuny Atas Asri, Sp.P selaku

dosen pembimbing penelitian penulis, yang selalu membimbing dan

memberikan pengarahan kepada penulis selama menjalani dan

menyelesaikan penelitian ini dengan baik.

3. Dewan penguji, dr. Mukhtar Ikhsan, Sp.P, MARS, dan Ibu Yuliati, S.Si,

M.Biomed.

Page 6: LEMBAR PENGESAHANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37383/1/NUR... · laporan penelitian yang berjudul ... Teman-teman sejawat Program Studi Kedokteran dan Profesi

vi

4. Ibu Yuliati, S.Si, M.Biomed selaku penanggung jawab (PJ) Laboratorium

Mikrobiologi Klinik yang telah memberikan izin atas penggunaan lab pada

penelitian ini.

5. Kedua orang tua penulis yang tercinta, Drs. Irwan, M.Si dan Zulaiha

Ruchban S.Pd yang selalu mendoakan, memberi semangat dan motivasi,

serta memberikan dukungan baik moral maupun material.

6. Kakak dan adik penulis, Dahlia Irwan, S.E dan Muh. Rizki Irwan yang

selalu membantu, mendukung dan memberi motivasi dalam

menyelesaikan penelitian ini.

7. Kepada mba Novi selaku laboran, dan mas Fio selaku OB Laboratorium

Mikrobiologi yang sangat membantu kelancaran terlaksananya penelitian

saya kapanpun waktunya.

8. Teman-teman seperjuangan riset, Azizah HF. Lubis, Herlin Oktaviyani,

dan Lutfiana Ulfah Uswandi yang sejak awal hingga selesai selalu

membantu dalam melewati berbagai hal dalam penelitian ini.

9. Teman-teman sejawat Program Studi Kedokteran dan Profesi Dokter

angkatan 2013-2015 yang ikut memberi dukungan dalam penelitian ini.

10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

membantu penulis dalam menyelesaikan penelitian ini.

Penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan, karena itu penulis sangat

mengharapkan kritik dan saran yang membangun, agar penelitian ini dapat terus

dikembangkan dan bermanfaat untuk berbagai pihak. Demikian laporan penelitian

ini, semoga dapat memberikan manfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca

pada umumnya.

Ciputat, 20 Oktober 2016

Penulis

Page 7: LEMBAR PENGESAHANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37383/1/NUR... · laporan penelitian yang berjudul ... Teman-teman sejawat Program Studi Kedokteran dan Profesi

vii

ABSTRAK

Nur Zahara Irwan. Program Studi Kedokteran dan Profesi Dokter.

Identifikasi Bakteri di Saluran Pernapasan Bawah Orang Sehat pada

Mahasiswa Preklinik PSKPD UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2016.

Latar Belakang: Flora normal merupakan mikroorganisme yang hidup pada kulit

dan mukosa setiap orang. Flora normal pada saluran pernapasan yaitu

Streptococcus, Staphylococcus, Corynebacterium, Neisseria, dan Haemophilus.

Penelitian ini bertujuan mengetahui bakteri dominan di sputum orang sehat pada

mahasiswa preklinik PSKPD UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2016.

Metode: Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, potong lintang dengan

pengambilan sampel teknik consecutive sampling. Sampel sputum diambil pada

bulan Agustus-September 2016. Pemeriksaan sputum dilakukan di laboratorium

mikrobiologi, kemudian penentuan pola bakteri dominan berdasarkan pewarnaan

Gram. Hasil dan kesimpulan: 125 orang bebas dari gejala penyakit saluran napas

dan memenuhi kriteria inklusi. Dari jumlah keseluruhan, 25 subjek dapat

mengeluarkan sputum. Dari 25 sampel yang diuji, bakteri yang paling banyak

ditemukan yaitu Gram-positif Staphylococcus (40%). Selain itu ditemukan juga

Gram-positif Streptococcus (36%) Gram-positif bentuk batang (22%), serta

Gram-negatif bentuk batang (2%).

Kata Kunci: Bakteri, pewarnaan Gram, sputum, orang sehat, Flora Normal

ABSTRACT

Nur Zahara Irwan. School of Medicine. Identification Bacteria in Healthy

People’s Lower Respiratory Tract of Pre Clinic Student PSKPD UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta 2016.

Background: Normal Flora is microorganisms which live in the skin and mucosa

of each person. The normal flora of respiratory tract are Streptococcus,

Staphylococcus, Corynebacterium, Neisseria, and Haemophilus. This research

aims to understand dominant bacteria which are found in sputum of healthy

person of preclinic student PSKPD UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2016.

Method: This research used descriptive research, „cross sectional‟ data

acquisition where the samples used consecutive sampling. The sample of sputum

had been taken in period of August to September 2016. The Examination sample

of sputum took place in microbiology laboratory where determination of pattern

dominant bacteria had been done based on staining Grams. Result and

Conclusion: 125 peoples who free from symptoms of respiratory tract disease and

meet the criteria as inclusion. From that amount, 25 subjects success to take out

sputum. From 25 of samples tested, most bacteria found is Staphylococcus Gram-

positive (40%). In addition was also found Streptococcus Gram-positive (36%),

stems shaped Gram-positive (22%), and stems shaped Gram-negative (2 %).

Keywords: Bacteria, Staining Grams, Sputum, Healthy People, Normal Flora

Page 8: LEMBAR PENGESAHANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37383/1/NUR... · laporan penelitian yang berjudul ... Teman-teman sejawat Program Studi Kedokteran dan Profesi

viii

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................. ii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................ iii

LEMBAR PENGESAHAN ...................................................................... iv

KATA PENGANTAR ................................................................................ v

ABSTRAK ................................................................................................ vii

DAFTAR ISI ............................................................................................viii

DAFTAR GAMBAR .................................................................................. x

DAFTAR TABEL ..................................................................................... xi

DAFTAR SINGKATAN .......................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN ...........................................................................xiii

BAB 1 PENDAHULUAN .......................................................................... 1

1.1. Latar Belakang ................................................................................ 1

1.2. Rumusan Masalah ........................................................................... 2

1.3. Tujuan Penelitian ............................................................................ 3

1.3.1. Tujuan Umum ........................................................................ 3

1.3.2. Tujuan Khusus ....................................................................... 3

1.4. Manfaat Penelitian ......................................................................... 3

1.4.1. Manfaat bagi Peneliti ............................................................. 3

1.4.2. Manfaat bagi Institusi ........................................................... 3

1.4.3. Manfaat bagi Masyarakat Institusi ........................................ 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ................................................................ 4

2.1 Landasan Teori ................................................................................ 4

2.1.1 Saluran Pernapasan .............................................................. 4

2.1.1.1 Anatomi Saluran Pernapasan ................................... 4

2.1.1.2 Fisiologi Saluran Pernapasan ................................... 6

2.1.2 Flora Normal Saluran Pernapasan ....................................... 9

2.1.2.1 Staphylococcus sp. ................................................... 9

2.1.2.2 Streptococcus sp. ..................................................... 11

2.1.2.3 Neisseria .................................................................. 11

2.1.3 Faktor Pertumbuhan Bakteri ................................................ 12

2.1.4 Sputum ................................................................................. 13

2.1.4.1 Definisi Sputum ....................................................... 13

2.1.4.2 Pembentukan Sputum .............................................. 13

2.1.4.3 Klasifikasi Sputum .................................................. 14

2.1.4.4 Kualitas Sputum ...................................................... 15

2.1.5 Pewarnaan Gram ................................................................. 15

2.1.5.1 Bakteri Gram-negatif ............................................... 17

2.1.5.2 Bakteri Gram-positif ................................................ 17

2.1.6 Agar Darah .......................................................................... 18

2.2 Kerangka Teori ................................................................................ 20

2.3 Kerangka Konsep ............................................................................ 20

2.4 Definisi Operasional ........................................................................ 21

BAB 3 METODE PENELITIAN ............................................................ 22

3.1 Desain Penelitian ............................................................................. 22

Page 9: LEMBAR PENGESAHANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37383/1/NUR... · laporan penelitian yang berjudul ... Teman-teman sejawat Program Studi Kedokteran dan Profesi

ix

3.2 Waktu dan Tempat penelitian ......................................................... 22

3.3 Populasi dan sampel ........................................................................ 22

3.3.1 Populasi .................................................................................. 22

3.3.2 Sampel .................................................................................... 22

3.3.3 Identifikasi Variabel ............................................................... 22

3.3.4 Kriteria Inklusi dan Kriteria Eksklusi .................................... 23

3.4 Alat dan Bahan Penelitian ............................................................... 23

3.4.1 Alat Penelitian ..................................................................... 23

3.4.2 Bahan Penelitian .................................................................. 23

3.5 Cara Kerja Penelitian ..................................................................... 24

3.5.1 Pengambilan Sampel ............................................................. 24

3.5.2 Pemeriksaan Kualitas Sputum ................................................ 24

3.5.3 Inokulasi dan Inkubasi ke Media Agar Darah ........................ 24

3.5.4 Pembuatan Preparat ................................................................ 25

3.5.5 Pewarnaan Gram .................................................................... 25

3.5.6 Penilaian Mikroskopis ............................................................ 25

3.6 Alur Penelitian .................................................................................. 26

3.7 Manajemen Data ............................................................................... 27

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................... 28

2.1. Hasil Penelitian .............................................................................. 28

2.2. Pembahasan.................................................................................... 33

2.3. Keterbatasan penelitian .................................................................. 36

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN .................................................... 37 2.1. Kesimpulan .................................................................................... 37

2.2. Saran ............................................................................................. 37

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 38

LAMPIRAN ............................................................................................. 41

Page 10: LEMBAR PENGESAHANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37383/1/NUR... · laporan penelitian yang berjudul ... Teman-teman sejawat Program Studi Kedokteran dan Profesi

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Anatomi Saluran Pernapasan .................................................. 5

Gambar 2.2 Respirasi Eksternal dan Internal ............................................. 7

Gambar 2.3 Hasil Pewarnaan Gram Staphylococcus ................................. 10

Gambar 2.4 Hasil Pewarnaan Gram Streptococcus ................................... 11

Gambar 2.5 Prosedur Pewarnaan Gram ..................................................... 16

Gambar 2.6 Teknik Pewarnaan Gram ........................................................ 17

Gambar 2.7 Tipe Hemolisis pada Agar Darah ............................................ 19

Gambar 4.1 Gambaran Penyakit Saluran Napas pada Mahasiswa Preklinik

PSKPD UIN Jakarta bulan September 2016 .......................... 29

Gambar 4.2 Gambaran Mahasiswa Preklinik PSKPD UIN Jakarta Tahun

2016 yang dapat Mengeluarkan Sputum ............................... 30

Gambar 4.3 Gram-positif Staphylococcus pada Sputum di Penelitian

Identifikasi Bakteri di Saluran Pernapasan Orang Sehat pada

Mahasiswa Preklinik PSKPD UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Tahun 2016 ............................................................................ 31

Gambar 4.4 Gram-positif Streptoococcus pada sputum di penelitian

Identifikasi Bakteri di Saluran Pernapasan Orang Sehat pada

Mahasiswa Preklinik PSKPD UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Tahun 2016 ............................................................................ 32

Gambar 4.5 Gram-positif batang pada sputum di penelitian Identifikasi

Bakteri di Saluran Pernapasan Orang Sehat pada Mahasiswa

Preklinik PSKPD UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun

2016 ....................................................................................... 32

Gambar 4.6 Gram-negatif batang pada sputum di penelitian Identifikasi

Bakteri di Saluran Pernapasan Orang Sehat pada Mahasiswa

Preklinik PSKPD UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun

2016 ....................................................................................... 33

Page 11: LEMBAR PENGESAHANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37383/1/NUR... · laporan penelitian yang berjudul ... Teman-teman sejawat Program Studi Kedokteran dan Profesi

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Pertahanan Saluran Pernapasan dan Flora Normal .................... 9

Tabel 2.2 Perbedaan Sifat pada Gram-positif dan Gram-negatif ............... 20

Tabel 4.1 Karakteristik Jenis Kelamin Mahasiswa Preklinik PSKPD UIN

Jakarta yang Berstatus Sehat pada Bulan September 2016 ........ 28

Tabel 4.2 Hasil Identifikasi Bakteri Berdasarkan Pewarnaan Gram pada

sputum mahasiswa Preklinik PSKPD UIN Jakarta tahun 2016

dalam Kondisi Sehat ................................................................... 30

Page 12: LEMBAR PENGESAHANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37383/1/NUR... · laporan penelitian yang berjudul ... Teman-teman sejawat Program Studi Kedokteran dan Profesi

xii

DAFTAR SINGKATAN

E. coli : Escherichia coli

ISPA : Infeksi Saluran Pernapasan Atas

PSKPD : Program Studi Kedokteran dan Profesi Dokter

S. aureus : Staphylococcus aureus

S. epidermidis : Staphylococcus epidermidis

UIN : Universitas Islam Negeri

Page 13: LEMBAR PENGESAHANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37383/1/NUR... · laporan penelitian yang berjudul ... Teman-teman sejawat Program Studi Kedokteran dan Profesi

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Informed Consent dan Kuesioner Responden Subjek

Penelitian ................................................................................. 41

Lampiran 2 Alat dan Bahan Penelitian ...................................................... 44

Lampiran 3 Kualitas Sampel ...................................................................... 45

Lampiran 4 Hasil Inokulasi pada Media Agar Darah ................................. 46

Lampiran 5 Pewarnaan Gram...................................................................... 47

Lampiran 6 Tabel Data Identifikasi Bakteri ............................................... 48

Lampiran 7 Riwayat Hidup Penulis ............................................................ 49

Page 14: LEMBAR PENGESAHANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37383/1/NUR... · laporan penelitian yang berjudul ... Teman-teman sejawat Program Studi Kedokteran dan Profesi

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sehat merupakan suatu kondisi ataupun keadaan dimana seseorang dapat

menjalani aktivitasnya sehari-hari baik dilihat dari segi fisik, mental maupun

sosial. Berdasarkan definisi tersebut, dapat diartikan bahwa sehat yaitu seseorang

dalam keadaan normal dari segi apapun atau tidak dalam keadaan sakit.(1,2)

Menurut Pender (1982), sehat merupakan suatu perwujudan individu yang

diperoleh melalui kepuasan dalam berhubungan dengan orang lain (aktualisasi),

perilaku yang sesuai dengan tujuan, perawatan diri yang kompeten sedangkan

penyesuaian diperlukan untuk mempertahankan stabilitas dan integritas

struktural.(1)

Di tubuh manusia terdapat berbagai mikroorganisme yang dapat hidup

dimana saja, seperti di kulit dan membran mukosa. Mikroba yang hidup di kulit

dan membran mukosa orang normal yang sehat merupakan suatu flora mikroba

normal atau biasa disebut flora normal tubuh. Mikroorganisme yang terdapat di

kulit dan membran mukosa terbagi menjadi 2 kelompok yaitu flora residen dan

flora transien. Flora residen merupakan suatu mikroorganisme yang menetap dan

ditemukan di suatu tempat dan usia tertentu yang akan hidup kembali dengan

sendirinya serta menjadi bakteri patogen jika flora tersebut terganggu. Flora

transien merupakan mikroorganisme nonpatogen dari lingkungan yang bisa

berubah menjadi patogen apabila flora residen terganggu sehingga flora transien

dapat berkolonisasi, berproliferasi dan menyebabkan suatu penyakit pada tubuh

manusia.(3,4)

Terdapat beberapa flora normal hidung seperti Corynebacterium,

Staphylococcus (Staphylococcus epidermidis, Staphylococcus aureus) dan

Streptococcus. Pada bagian faring dan trakea dapat dijumpai beberapa flora

normal yang tumbuh sendiri seperti Staphylococcus aerob dan anaerob,

diplokokus negatif (Neisseria, Moraxella catarrhalis), difteroid dan kadang juga

laktobasilus. Normalnya, bronkus kecil dan alveoli berada dalam keadaan steril.

Penyebab infeksi yang terjadi pada mulut dan saluran napas biasanya diakibatkan

Page 15: LEMBAR PENGESAHANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37383/1/NUR... · laporan penelitian yang berjudul ... Teman-teman sejawat Program Studi Kedokteran dan Profesi

2

flora oronasal campuran, termasuk anaerob. Saliva yang tertelan mengandung

sekitar 102 organisme dan mikroorganisme aerob yang dapat menyebabkan

seseorang mengalami pneumonia nekrotikans, abses paru, dan empiema.(3,4)

Biasanya pada saluran pernapasan bawah tidak terdapat mikroorganisme

dikarenakan adanya eskalator silia, antibodi sekretori dan sel fagosit yang

membersihkan organ dari kontaminasi bakteri, dengan cara mengeluarkan

sputum.(3,4)

Sputum dapat diartikan dahak. Sputum atau dahak merupakan materi atau

bahan yang dikeluarkan dari saluran pernapasan bawah (paru dan trakea) melalui

mulut yang bisa saja bercampur bersama ludah, atau biasa disebut ekspektoran.(5,6)

Sputum dihasilkan oleh Trakheobronkhial tree, setiap harinya memproduksi 3 ons

mukus yang merupakan proses pembersihan normal (Normal Cleaning

Mechanism). Normalnya, mukus dapat diproduksi oleh orang dewasa normal

sebanyak 100 mL dalam saluran napas per harinya, kemudian dibawa ke faring

melalui mekanisme pembersihan silia dari epitel yang melapisi saluran

pernapasan.(6,7)

Berdasarkan beberapa penjelasan yang telah diuraikan, dapat dilihat bahwa

tidak semua orang yang berada dalam keadaan sehat menandakan bahwa mereka

terbebas dari bakteri, melainkan terdapat bakteri yang merupakan flora normal.

Jika flora normal terganggu maka bisa menjadi bakteri patogen yang

menyebabkan berbagai penyakit pada manusia. Dalam hal ini, peneliti tertarik

untuk membuktikan bahwa orang sehat dapat mengeluarkan sputum dan

melakukan identifikasi bakteri di saluran pernapasan orang sehat melalui sputum.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana pola bakteri di saluran pernapasan orang sehat melalui

sputum pada Mahasiswa Preklinik PSKPD UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta tahun 2016 berdasarkan metode pewarnaan Gram?

2. Apakah bakteri dominan yang terdapat di saluran pernapasan orang sehat

melalui sputum pada Mahasiswa Preklinik PSKPD UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta tahun 2016 berdasarkan metode pewarnaan Gram?

1.3 Tujuan Penelitian

Page 16: LEMBAR PENGESAHANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37383/1/NUR... · laporan penelitian yang berjudul ... Teman-teman sejawat Program Studi Kedokteran dan Profesi

3

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui bakteri apa saja yang terdapat pada sputum orang sehat.

1.3.2 Tujuan Khusus

Mengetahui bakteri dominan di saluran pernapasan orang sehat melalui

sputum pada Mahasiswa Preklinik PSKPD UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

tahun 2016 berdasarkan metode pewarnaan Gram.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat bagi Peneliti

Menambah pengetahuan tentang identifikasi bakteri di saluran

pernapasan secara mikrobiologi klinik.

Menambah pengetahuan pemeriksaan mikrobiologi klinik dalam

identifikasi bakteri di sputum.

Menerapkan ilmu pengetahuan yang telah didapatkan di PSKPD UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

Sebagai syarat kelulusan untuk mendapatkan gelar sarjana kedokteran.

1.4.2 Manfaat bagi Institusi

Menambah informasi dan referensi mengenai keilmuan mikrobiologi

klinik.

Menambah sumber rujukan untuk penelitian selanjutnya.

Menambah publikasi ilmiah dalam bidang mikrobiologi klinik.

1.4.3 Manfaat bagi Masyarakat

Menambah pengetahuan masyarakat mengenai bakteri yang ada di

saluran pernapasan.

Menambah pengetahuan bagi masyarakat megenai bakteri terbanyak

pada saluran pernapasan.

Page 17: LEMBAR PENGESAHANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37383/1/NUR... · laporan penelitian yang berjudul ... Teman-teman sejawat Program Studi Kedokteran dan Profesi

4

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Saluran Pernapasan

1.1.1.1. Anatomi Saluran Pernapasan

Saluran pernapasan merupakan pipa ataupun jalur yang akan membawa

atau menghantarkan udara (mengandung oksigen serta karbondioksida) antara

lingkungan/atmosfer dan alveolus (tempat terjadinya pertukaran gas antara udara

dan darah yang akan digunakan oleh sel tubuh). Berdasarkan letaknya, saluran

napas pada manusia digolongkan menjadi 2, yaitu(8,9,10,11)

:

1) Saluran Pernapasan Bagian Atas, terdiri atas lubang hidung, sinus

paranasalis, dan faring, dengan fungsi utama :

a) Meneruskan udara menuju saluran pernapasan bagian bawah

untuk pertukaran gas O2 dan CO2 atau disebut sebagai penyalur

udara.

b) Pelindung saluran pernapasan bawah sehingga mengurangi

ataupun menghalangi masuknya benda asing.

c) Penghangat, penyaring dan pemberi kelembapan udara yang

dihirup.

2) Saluran Pernapasan Bagian Bawah, terdiri atas laring, trakea,

bronkus dan bronkiolus, dan paru. Saluran pernapasan bagian bawah

terdapat silia.

Page 18: LEMBAR PENGESAHANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37383/1/NUR... · laporan penelitian yang berjudul ... Teman-teman sejawat Program Studi Kedokteran dan Profesi

5

Gambar 2.1 Anatomi Saluran Pernapasan

(Sumber: Bauman, 2012)(12)

Saluran hidung bermuara menuju faring yang memiliki fungsi sebagai

saluran bersama sistem pernapasan (faring-trakea, dilalui udara menuju paru) dan

pencernaan (faring-esofagus, dilalui makanan menuju lambung).(10,11,12)

Laring terletak pada pintu masuk menuju trakea, berperan mencegah

masuknya makanan ke saluran pernapasan saat proses menelan. Bagian belakang

laring terdapat trakea dilapisi epitel silindris bertingkat bersilia bersel goblet dan

mempunyai kelenjar campur di lamina propria. Trakea tersusun atas tulang rawan

hialin bentuk huruf C, pada lapisan mukosanya terdiri dari 6 tipe sel, yaitu sel

goblet (30%), sel silindris bersilia (30%), sel basal (30%), sel sikat (3%), sel

serosa (3%), dan sel sistem neuroendokrin (3%).(10,13)

Bronkus kanan dan bronkus kiri adalah saluran berikutnya yang

merupakan cabang dari trakea. Bronkus kanan dan kiri masing-masing akan

menuju ke paru kanan dan paru kiri, sebelum percabangannya terdapat carina.

Bronkus terus bercabang menjadi saluran yang makin sempit, kecil, pendek dan

banyak menyerupai pohon yang kemudian disebut “bronchial tree”. (10,14)

Page 19: LEMBAR PENGESAHANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37383/1/NUR... · laporan penelitian yang berjudul ... Teman-teman sejawat Program Studi Kedokteran dan Profesi

6

Bronkiolus terletak setelah bronkus. Bronkiolus intrapulmonal memiliki

kartilago hialin dengan bentuk tidak teratur, mukosa tidak rata dan dilapisi epitel

bertingkat bersilia bersel goblet.(10,13,14)

Semakin ke distal saluran pernapasan, epitel di lapisan mukosa makin

rendah hingga tidak ada, jumlah sel bersilia makin sedikit dan bisa ditemukan

epitel tak bersilia, serta sel goblet juga semakin jarang hingga seluruh daerah

dilapisi epitel selapis kuboid tak bersilia tanpa sel goblet.(13,14)

1.1.1.2. Fisiologi Saluran Pernapasan

Pernapasan merupakan suatu proses fisiologis terjadinya pertukaran

oksigen dan karbon dioksida. Bernapas yaitu proses masuk dan keluarnya udara

secara bergantian di paru sehingga udara yang telah lama berada di alveolus serta

pertukaran dengan darah kapiler paru dapat bertukar dengan udara atmosfer segar.

Fungsi bernapas yaitu mendapatkan oksigen yang akan digunakan sel tubuh dan

mengeluarkan karbon dioksida yang diproduksi sel.(8,10,14)

Terdapat 2 proses yang berhubungan dengan respirasi, yaitu respirasi

internal yang merupakan proses metabolik intrasel dalam mitokondria dan

respirasi eksternal yang berhubungan dengan pertukaran oksigen dan karbon

dioksida antara lingkungan eksternal dan sel-sel tubuh seperti yang terlihat pada

gambar 2.2.(8,10,14)

Terdapat 3 tekanan yang berperan dalam ventilasi: (8,10,14)

1. Tekanan atmosfer: tekanan akibat berat udara di atmosfer terhadap

benda di permukaan bumi yang berkurang dengan bertambahnya

ketinggian di atas permukaan laut.

2. Tekanan intra-alveolus: tekanan yang terjadi dalam alveolus

3. Tekanan intrapleura: tekanan dalam kantung pleura atau ditimbulkan

di luar paru dalam rongga toraks.

Berdasarkan hukum Boyle, pada suhu konstan, volume gas berbanding

terbalik dengan tekanan yang ditimbulkan suatu gas sehingga saat volume gas

meningkat, tekanan yang ditimbulkan akan berkurang secara proporsional. Ketika

volume gas berkurang maka tekanan meningkat secara proporsional. Perubahan

Page 20: LEMBAR PENGESAHANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37383/1/NUR... · laporan penelitian yang berjudul ... Teman-teman sejawat Program Studi Kedokteran dan Profesi

7

volume paru serta tekanan intra-alveolus secara tidak langsung disebabkan oleh

aktivitas otot pernapasan.(8,14)

Gambar 2.2 Respirasi Eksternal dan Internal

(Sumber: Sherwood,2011)(8)

Setiap harinya, rata-rata orang dewasa menghirup dan menghembuskan

udara sekitar 10.000 liter per hari sehingga tidak menutup kemungkinan bahwa

terdapat bakteri ataupun virus yang ikut terbawa bersama udara yang dihirup oleh

manusia setiap harinya dan tidak menutup kemungkinan juga bahwa saluran

pernapasan merupakan jalur tersering masuknya suatu agen infeksius yang

kemudian akan terkumpul di saluran pernapasan bawah.(9)

Pada saluran pernapasan bawah tidak terdapat mikroorganisme

dikarenakan adanya eskalator silia, antibodi sekretori dan sel fagosit yang

Page 21: LEMBAR PENGESAHANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37383/1/NUR... · laporan penelitian yang berjudul ... Teman-teman sejawat Program Studi Kedokteran dan Profesi

8

membersihkan organ dari kontaminasi bakteri, dengan cara mengeluarkan

sputum.(6)

Sputum dihasilkan oleh Trakheobronkhial tree, dimana setiap harinya

memproduksi 3 ons mukus yang merupakan proses pembersihan normal (Normal

Cleaning Mechanism).(6,7)

Mekanisme pembersihan menjaga agar saluran

pernapasan tetap dalam keadaan bersih dari zat asing sehingga tetap dalam

keadaan steril. 6,7)

Cairan mukus yang dihasilkan oleh sel goblet di epitelium dan oleh

kelenjar seromukosa di lapisan submukosa akan mengalir melalui distal ke

proksimal saluran napas. Bronkiolus paling distal tidak menghasilkan musin dan

patensi bronkiolar distabilkan surfaktan dari alveoli yang berdekatan. Lapisan gel

mukus pada saluran napas kecil yang berdekatan diproduksi oleh sel sekretori

untuk intraseluler musin karena dihasilkan dalam jumlah sedikit dan terus

dikeluarkan. Saluran napas besar dilapisi epitel semu dan memiliki lapisan gel

mukus dengan ketebalan 50 mm, terakumulasi dari mukus yang terbawa dari

saluran napas bagian distal dan musin yang dihasilkan permukaan sel sekretori

dan kelenjar. (10,13,14)

Mukus yang dihasilkan kemudian naik ke trakea, didorong oleh epitel

silier dalam komisura posterior laring. Mukus tersebut kemudian memasuki faring

dan ditelan atau dikeluarkan oleh setiap orang.(7,14)

2.1.2 Flora Normal Saluran Pernapasan

Flora normal merupakan mikroorganisme yang ditemukan pada tubuh

manusia seperti kulit dan membran mukosa, karena mikroorganisme hidup di

semua tempat yang memungkinkan terjadinya suatu kehidupan, akan tetapi tidak

menyebabkan penyakit bagi seseorang. Penyebaran maupun pertumbuhan flora

normal pada bagian tubuh tertentu dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti suhu,

kelembapan, nutrisi, pH, oksigen, air,dan adanya zat penghambat serta faktor

lainnya. Keberadaan flora normal berperan penting dalam pertahanan tubuh

karena menghasilkan suatu zat yang menghambat pertumbuhan mikroorganisme

lain. Dalam kondisi tertentu flora normal dapat menimbulkan penyakit, misalnya

bila terjadi perubahan substrat atau berpindah dari habitat yang semestinya atau

disaat keadaan imunitas seseorang sedang lemah.(3,15)

Page 22: LEMBAR PENGESAHANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37383/1/NUR... · laporan penelitian yang berjudul ... Teman-teman sejawat Program Studi Kedokteran dan Profesi

9

Bagian yang biasanya dipenuhi oleh mikroorganisme yaitu mulut,

nasofaring, orofaring, dan tonsil. Bagian laring, trakea, bronkus, bronkiolus,

alveolus, dan sinus hidung biasanya dalam keadaan steril.(3,15,16)

Mikroorganisme pada mulut antara lain Staphylococcus aureus,

Staphylococcus epidermidis, mikrokokus berpigmen, dan Staphylococcus anaerob

di permukaan gigi dan saliva. Bakteri lainnya yang dapat ditemukan yaitu

Streptococcus viridians, Enterococcus, Neisseria, Veillonella sp.,

Corynebacterium anaerob, Actinomyces, E. coli, Klebsiella, Haemophilus,

Bacteroides, Fusobacterium, Vibrio sputorum, Spirochaeta(Treponema denticum

dan Borrelia refringens).(3,15,16,17)

Mikroorganisme dominan di saluran napas,

terutama faring yaitu Streptokokus nonhemolitik dan alfahemolitik serta

Neisseria.(16)

Tabel 2.1 Pertahanan Saluran Pernapasan dan Flora Normal

Jenis Pertahanan Flora Normal

Saluran Pernapasan Atas

Bulu hidung, eskalator

silia, mukus, refleks batuk

dan bersin, sekretori IgA

Moraxella, Streptococcus non-

hemolisis dan hemolisis α,

Corynebacterium dan difteri

lain, Candida albicans.

Note: Streptococcus pyogenes,

streptococcus pneumoniae,

Haemophilus influenza,

Neisseria meningitides dan

Staphylococcus aureus selalu

dikenal sebagai flora normal.

Saluran Pernapasan Bawah

Mukus, makrofag alveoli,

sekretori IgA

Tidak ada

(Sumber: The McGraw-Hill Companies,Inc)(16)

2.1.2.1 Staphylococcus sp.

Staphylococcus merupakan bakteri Gram-positif yang terdiri dari beberapa

kelompok yang dapat dibiakkan pada medium nutrien baik aerob maupun

anaerob. Staphylococcus berbentuk kokus kecil yang tersusun berkelompok

menyerupai anggur, mempunyai ukuran 0.5-1µm, menghasilkan koagulase positif.

Tiga spesies utama yang penting secara klinik adalah Staphylococcus aureus,

Staphylococcus epidermidis, dan Staphylococcus saprophyticus. Staphylococcus

aureus (S. aureus) merupakan bentuk koagulase positif yang membedakannya

Page 23: LEMBAR PENGESAHANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37383/1/NUR... · laporan penelitian yang berjudul ... Teman-teman sejawat Program Studi Kedokteran dan Profesi

10

dengan spesies lain dan sebagai patogen utama bagi manusia. Hampir setiap orang

akan mengalami beberapa tipe infeksi S. aureus sepanjang hidupnya, bervariasi

mulai dari keracunan makanan atau infeksi kulit ringan, sampai infeksi berat yang

mengancam jiwa.(3,4,15,18)

Staphylococcus aureus, bakteri Gram-positif yang menghasilkan koloni

berwarna kuning keemasan, bersifat aerob fakultatif, tidak menghasilkan spora

dan tidak motil, umumnya tumbuh berpasangan maupun berkelompok, dengan

diameter ± 0,8-1,0 μm. S. aureus tumbuh dengan optimum pada suhu 37⁰

C

dengan waktu pembelahan 0,47 jam. S. aureus memfermentasikan manitol.

Spesimen yang ditanam di cawan Agar Darah membentuk koloni yang khas

dalam 18 jam pada suhu 37⁰ C, tetapi tidak menghasilkan pigmen dan hemolisis

sampai beberapa hari kemudian dan dengan suhu ruangan yang optimal.(3,4,15,)

Sifat pertumbuhan: Staphylococcus aureus menghasilkan katalase,

membedakannya dengan Strepcoccus. S. aureus meragi banyak karbohidrat

dengan lambat, menghasilkan asam laktat, dan tidak menghasilkan gas.

Streptococcus epidermidis bersifat koagulase negatif.(3,4,16,19)

Mekanisme S. aureus menyebabkan penyakit merupakan multifaktor,

melibatkan toksin, enzim, dan komponen seluler. Patogenitasnya merupakan efek

gabungan dari berbagai macam metabolit yang dihasilkan. Kuman patogen

(S.aureus) bersifat invasif, penyebab hemolisis, membentuk koagulase,

mencairkan gelatin, membentuk pigmen kuning emas, dan meragi manitol.(3,4,19,20)

Gambar 2.3 Hasil Pewarnaan Gram Staphylococcus

(Sumber: Alcamo’s Fundamental of Microbiology, 2011)(27)

Page 24: LEMBAR PENGESAHANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37383/1/NUR... · laporan penelitian yang berjudul ... Teman-teman sejawat Program Studi Kedokteran dan Profesi

11

2.1.2.2 Streptococcus sp.

Morfologi sel: bentuk coccus, susunan berderet seperti rantai, tidak

berflagel, tidak berspora, tidak berkapsul, dan tergolong Gram-positif. Morfologi

koloni pada media Agar Darah: bentuk koloni bulat, ukuran 1-2 mm, tidak

berwarna/jernih, permukaan cembung, tepi rata, dapat membentuk hemolisis atau

dapat juga tidak terjadi hemolisis. (3,4,16,17,25)

Sebagian besar genus ini tumbuh di media yang ditambahkan darah atau

serum. Pertumbuhan Streptococcus haemolytic akan jauh lebih baik pada suhu 37⁰

C, dapat meragi glukosa dengan membentuk asam laktat yang menghambat

pertumbuhannya.(3,4,16,17,25)

Gambar 2.4: Hasil Pewarnaan Gram Streptococcus

(Sumber: Cappuccino,2013)(25)

2.1.2.3 Neisseria

Neisseria merupakan bakteri Gram-negatif dengan diameter ± 0.8 µm,

diplokokus, dan nonmotil. Bakteri ini biasanya muncul berpasangan saat dilihat

dibawah mikroskop. Beberapa spesiesnya termasuk dalam flora normal saluran

pernapasan manusia dan timbul secara ekstraseluler. Neisseria yang termasuk

patogen pada manusia yaitu Neisseria gonorrhea (gonokokus) dan Neisseria

meningitidis (meningokokus, mempunyai kapsul polisakarida). Gonokokus

biasanya menyebabkan infeksi genital, sedangkan meningokokus sering

ditemukan pada saluran napas atas.(3,4,15,16)

Bakteri ini tumbuh dengan baik pada kondisi aerob dan beberapa dapat

tumbuh di lingkungan anaerob. Sebagian besar dapat menghasilkan asam tetapi

Page 25: LEMBAR PENGESAHANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37383/1/NUR... · laporan penelitian yang berjudul ... Teman-teman sejawat Program Studi Kedokteran dan Profesi

12

tidak menghasilkan gas, memfermentasikan karbohidrat, dan memberi hasil

positif pada reaksi oksidase.(3,4,15,16)

2.1.3 Faktor Pertumbuhan Bakteri(3,4,15,16,17,19,20)

Bakteri dapat hidup di lingkungan yang menunjang pertumbuhan bakteri,

seperti kecukupan nutrisi, pH, suhu, dan aerasi.

Nutrisi

Bakteri membutuhkan nutrisi untuk menunjang pertumbuhan. Secara

umum, bakteri membutuhkan donor dan akseptor hidrogen, sumber

karbon, sumber nitrogen, mineral sulfur dan fosfor, faktor pertumbuhan

seperti asam amino, purin, dan pirimidin.

pH

Sebagian besar organisme memiliki rentang pH optimal yang cukup

sempit. Sebagian besar organisme dapat hidup dalam pH 6-8. Beberapa

organisme dapat hidup dalam kondisi asam (asidofil) memiliki pH

optimal hingga 3 dan organisme yang dapat hidup dalam kondisi asam

(alkalifil) memiliki pH optimal hingga 10,5.

Suhu

Spesies mikroba dapat tumbuh di suhu yang berbeda-beda. Mikroba

yang besifat psikofilik dapat hidup dalam suhu rendah yaitu 15-20⁰ C.

Mikroba yang bersifat mesofilik dapat tumbuh dengan baik pada suhu

30-37⁰ C. Mikroba termofilik tumbuh optimal dalam suhu 50-60⁰ C.

Beberapa organisme yang merupakan hipertermofilik dapat tumbuh

pada suhu di atas titik didih air. Sebagian besar organisme bersifat

mesofilik dimana 30⁰ C merupakan suhu optimal untuk spesies yang

hidup bebas dan suhu tubuh pejamu.

Aerasi

Bakteri memiliki kebutuhan oksigen yang berbeda-beda untuk bertahan

hidup. Banyak bakteri yang merupakan aerob obligat yaitu

membutuhkan oksigen dalam melakukan metabolisme sebagai

pertahanan dalam bertahan hidup. Bakteri obligat membutuhkan

oksigen sebagai akseptor hidrogen. Beberapa bakteri merupakan bakteri

Page 26: LEMBAR PENGESAHANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37383/1/NUR... · laporan penelitian yang berjudul ... Teman-teman sejawat Program Studi Kedokteran dan Profesi

13

fakultatif yaitu mampu hidup secara aerobik atau anaerobik. Selain itu,

ada beberapa bakteri yang termasuk dalam bakteri anaerob obligat yaitu

dapat bertahan hidup dalam kadar oksigen yang rendah karena dapat

menggunakan substansi selain oksigen sebagai akseptor hidrogen.

2.1.4 Sputum

2.1.4.1 Definisi Sputum

Sputum (dahak) merupakan lendir yang berasal dari paru, bronkus, dan

trakea yang kemungkinan dibatukkan dan dimuntahkan atau ditelan yang biasanya

juga disebut ekspektoran.(5,6)

Sputum dihasilkan oleh Trakheobronkhial tree,

dimana setiap harinya memproduksi 3 ons mukus yang merupakan proses

pembersihan normal (Normal Cleaning Mechanism). Sputum merupakan materi

yang diekspetorasi dari saluran napas bawah oleh batuk, tercampur bersama

ludah.(6,7,9)

Pemeriksaan sputum diperlukan untuk menduga ataupun mendiagnosis

suatu penyakit paru. Sputum yang dikeluarkan hendaknya dievaluasi ataupun

dinilai sumbernya, warna, volume dan konsistensinya dikarenakan kondisi

tersebut dapat memperlihatkan secara spesifik proses kejadian patologik pada

pembentukan sputum tersebut. Saat sedang sakit, membran mukosa saluran

pernapasan akan memberikan respon terhadap inflamasi dengan cara

meningkatkan pengeluaran sekresi yang sering mengandung mikroorganisme

penyebab penyakit.(6,7,9,21)

Sputum dan sputum yang bercampur dengan ludah merupakan suatu

materi yang berbeda. Cairan sputum lebih kental dan tidak ada gelembung busa

diatasnya serta berasal dari saluran napas bawah, sedangkan sputum yang

bercampur dengan ludah lebih encer dan terdapat gelembung busa di atasnya serta

berasal dari tenggorokan.(6,7,9,21)

2.1.4.2 Pembentukan Sputum(22)

Orang dewasa normal atau sehat dapat menghasilkan mukus sebanyak

100 mL dalam saluran napas setiap hari, kemudian dibawa ke faring dengan

mekanisme pembersihan silia dari epitel saluran napas. Gangguan fisika, kimiawi

ataupun infeksi pada membran mukosa menyebabkan produksi mukus berlebih,

Page 27: LEMBAR PENGESAHANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37383/1/NUR... · laporan penelitian yang berjudul ... Teman-teman sejawat Program Studi Kedokteran dan Profesi

14

sehingga proses pembersihan tidak berjalan normal dan mukus banyak tertimbun.

Keadaan tersebut menyebabkan mucus dikeluarkan dengan tekanan intra-thorakal

dan intra-abdominal tinggi, dibatukkan udara keluar dengan cepat dan membawa

mukus yang tertimbun.(6,7,9,21)

2.1.4.3 Klasifikasi Sputum(21)

Klasifikasi sputum menurut Price Wilson:

1) Sputum sewaktu, dihasilkan sewaktu membersihkan tenggorokan,

kemungkinan asal sputum dari sinus atau saluran hidung, bukan

saluran napas bawah.

2) Sputum banyak dan purulen, kemungkinan berasal dari proses

supuratif.

3) Sputum terbentuk perlahan, terus meningkat, kemungkinan tanda

penyakit bronchitis/bronkhiektasis.

4) Sputum kekuningan, kemungkinan proses infeksi.

5) Sputum hijau, kemungkinan akibat proses penimbunan nanah, sering

pada penderita bronkhiektasis akibat penimbunan sputum dalam

bronkus melebar dan terinfeksi.

6) Sputum merah muda, berbusa, kemungkinan tanda penyakit edema

paru akut.

7) Sputum berlendir, lekat, abu-abu/putih, kemungkinan tanda penyakit

bronkitis kronik.

8) Sputum bau busuk, kemungkinan tanda penyakit abses

paru/bronkhiektasis.

9) Sputum berdarah atau hemoptisis, sering pada penderita Tuberculosis.

10) Sputum berwarna biasa, kemungkinan karena pneumokokus bakteri.

11) Sputum bernanah, warna memberi petunjuk pengobatan efektif

pasien bronkitis kronik.

12) Sputum mukopurulen, kuning-kehijauan, menunjukkan pengobatan

antibiotik dapat mengurangi gejala.

13) Sputum hijau karena Neutrofil myeloperoxidase.

Page 28: LEMBAR PENGESAHANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37383/1/NUR... · laporan penelitian yang berjudul ... Teman-teman sejawat Program Studi Kedokteran dan Profesi

15

14) Sputum lendir putih susu atau buram, menandakan antibiotik tidak

akan efektif obati gejala.

15) Sputum berbusa putih, kemungkinana dari obstruksi bahkan edema.

2.1.4.4 Kualitas Sputum

Pemeriksaan Secara Makroskopis

Normalnya, orang sehat sangat sulit mengeluarkan sputum bahkan tidak

mengeluarkan sputum, jika ada jumlahnya pun hanya sedikit sehingga akan sulit

untuk diukur. Sputum yang dihasilkan biasanya dipengaruhi penyakit yang

diderita dan seberapa parah penyakit tersebut. Selain jumlah ataupun volume,

pada pemeriksaan makroskopis sputum juga diperlukan memeriksa warna, bau

dan konsistensi. Suatu sampel sputum dikatakan berkualitas jika pemeriksaan

makroskopis terlihat kental merata dan purulen, berwarna putih-kuning-kehijauan

dengan volume 3-5 ml.(9,21)

Terdapat 5 kriteria saat menerima spesimen sputum, yaitu:

1) Purulen, kondisi sputum kental dan lengket.

2) Mukopurulen, kondisi sputum kental, warna kuning kehijauan.

3) Mukoid, kondisi sputum berlendir dan kental.

4) Hemoptisis, kondisi sputum bercampur darah.

5) Saliva yaitu air liur.

2.1.5 Pewarnaan Gram

Metode Pewarnaan Gram pertama kali dikembangkan ataupun

dideskripsikan oleh ilmuwan asal Denmark, Hans Christian Joachim Gram pada

tahun 1844. Pewarnaan Gram digunakan untuk membedakan bakteri menjadi 2

kelompok, yaitu Gram-positif dan Gram-negatif.(3,4,25)

Pewarnaan Gram merupakan suatu metode pewarnaan yang digunakan

untuk mewarnai sel bakteri sehingga sel dapat terlihat dengan jelas dan mudah

diamati. Mikroba tidak mudah dilihat dengan menggunakan cahaya serta tidak

menyerap ataupun membiaskan cahaya, sedangkan zat warna bersifat menyerap

dan membiaskan cahaya.(3,4,18,25)

Page 29: LEMBAR PENGESAHANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37383/1/NUR... · laporan penelitian yang berjudul ... Teman-teman sejawat Program Studi Kedokteran dan Profesi

16

Zat warna utama yang digunakan pada pewarnaan Gram yaitu gentian violet

atau kristal violet. Mikroorganisme atau bakteri yang mempertahankan zat warna

utama gentian violet akan terlihat berwarna ungu di bawah mikroskop sehingga

dikelompokkan menjadi bakteri Gram-positif. Mikroorganisme yang tidak dapat

mempertahankan zat warna utama akan terlihat berwarna merah dibawah

mikroskop dan dikelompokkan sebagai Gram-negatif.(3,4,18,25,27)

Pewarnaan Gram memerlukan 4 reagen, yaitu

1. Gentian violet/Kristal violet, zat warna utama.

2. Lugol (larutan iodine), senyawa yang berfungsi untuk mengintensifkan

zat warna utama.

3. Alkohol 96% atau aseton, peluntur zat warna yang digunakan untuk

melunturkan zat warna utama.

4. Safranin, zat warna kedua atau penutup yang digunakan untuk mewarnai

sel-sel yang telah kehilangan zat warna utama setelah perlakuan

menggunakan alkohol.

Gambar 2.5 Prosedur Pewarnaan Gram

(Sumber: Cappuccino, 2013)(25)

Page 30: LEMBAR PENGESAHANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37383/1/NUR... · laporan penelitian yang berjudul ... Teman-teman sejawat Program Studi Kedokteran dan Profesi

17

Gambar 2.6: Teknik Pewarnaan Gram

(Sumber: Fundamental‟s of Microbiology)(27)

2.1.5.1 Bakteri Gram-negatif

Bakteri Gram-negatif tidak dapat mempertahankan zat warna utama dan

menyerap zat warna kedua sehingga terlihat berwarna merah di bawah mikroskop.

Bakteri Gram-negatif memiliki ciri struktur dinding sel tipis ± 10-15 mm yang

berlapis 3 atau multilayer, dinding sel lebih banyak mengandung lemak (± 11-

22%) dan terdapat peptidoglikan di bagian dalam, memiliki lapisan yang kaku,

kurang rentan terhadap senyawa penisilin, petumbuhan tidak begitu dihambat oleh

zat warna dasar, komposisi nutrisi relatif sederhana, resistensi terhadap alkali,

lebih pekat, serta membentuk endotoksin.(3,4,16,18,20,25)

Bakteri Gram-negatif memiliki 3 lapisan dinding, lipopolisakarida (lipid)

sebagai lapisan terluar yang kemungkinan tercuci alkohol sehingga menghasilkan

warna merah saat diwarnai dengan safranin. Sel bakteri Gram-positif juga

terkadang dapat terlihat merah jika saat dekolorisasi terlalu singkat. (3,4,16,18,20,25)

2.1.5.2 Bakteri Gram-positif

Bakteri Gram-positif mempertahankan zat warna utama, gentian violet

pada saat pewarnaan Gram yang meyebabkan bakteri tersebut berwarna biru atau

ungu saat dilihat di bawah mikroskop. Perbedaan klasifikasi Gram-positif dan

Gram-negatif didasarkan pada struktrur dinding sel bakteri. Ciri-ciri bakteri

Page 31: LEMBAR PENGESAHANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37383/1/NUR... · laporan penelitian yang berjudul ... Teman-teman sejawat Program Studi Kedokteran dan Profesi

18

Gram-positif yaitu struktur dinding sel tebal ± 15-80 nm yang berlapis tunggal

atau monolayer. Dinding sel mengandung lipid lebih normal atau lebih rendah

dibanding Gram-negatif (1-4%) dan peptidoglikan tinggi, serta lebih rentan

terhadap penisilin. Pertumbuhan dihambat oleh zat warna seperti ungu kristal,

komposisi nutrisi lebih rumit, resistensi terhadap alkali larut, serta membentuk

eksotoksin endotoksin. (3,4,16,18,20,25)

Bakteri ini memiliki selapis dinding sel berupa peptidoglikan yang tebal.

Pori-pori dinding sel meyempit setelah pewarnaan menggunakan gentian violet

akibat dekolorisasi oleh alkohol sehingga dinding sel tetap mempertahankan zat

warna utama. Sel bakteri Gram-positif juga terkadang dapat terlihat merah jika

saat dekolorisasi terlalu lama. (3,4,16,18,20,25)

Tabel 2.2 Perbedaan Sifat pada Gram-positif dan Gram-negatif

Gram-positif Gram-negatif

Dinding sel :

- Lapisan peptidoglikan

- Kadar lipid

- Resistensi terhadap alkali (1% KOH)

- Kepekaan terhadap Iodium

- Toksin yang dibentuk

- Resistensi terhadap telurit

- Sifat tahan asam

- Lebih tebal

- 1-4%

- Tidak larut

- Lebih peka

- Eksotoksin

- Lebih tahan

- Ada yang tahan asam

- Lebih tipis

- 11-22%

- Larut

- Kurang peka

- Endotoksin

- Lebih peka

- Tidak ada yang tahan

asam

Kepekaan terhadap penisilin

Lebih peka Kurang peka

Kepekaan terhadap streptomisin

Tidak peka Peka

(Sumber: Mikrobiologi Kedokteran UI, 2002)(4)

2.1.6 Agar Darah

Agar Darah merupakan media standar sebagai media pertumbuhan untuk

mengidentifikasi jenis bakteri dan sebagai media untuk tes sensitivitas antibiotik

dari berbagai bakteri patogen. Agar Darah dibuat dengan komposisi Agar Darah

Base sebanyak 40 gram untuk 1 liter pembuatan media yang kemudian didestilasi

dan disterilkan kedalam autoklaf pada suhu 121⁰ C selama 15 menit. Dinginkan

hingga suhu sekitar 50⁰ C kemudian ditambahakan darah domba steril dengan

Page 32: LEMBAR PENGESAHANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37383/1/NUR... · laporan penelitian yang berjudul ... Teman-teman sejawat Program Studi Kedokteran dan Profesi

19

konsetrasi 7%. Dalam 1 liter base Agar Darah mengandung Lab-Lemco powder

25%, pepton 25%, sodium chloride 12,5%, dan agar 37,5%.(20,25,26)

Pada lempeng Agar Darah, kuman yang dibiakkan dapat menghasilkan

hemolisis. Berdasarkan sifat hemolitiknya, kuman akan dibagi dalam (20,25,26)

1. Hemolisis tipe alfa (α), membentuk warna kehijauan disekeliling

koloninya.

2. Hemolisis tipe beta (β), membentuk zona bening di sekitar koloninya.

3. Hemolisis tipe gamma, tidak terdapat pembentukan hemolisis.

Gambar 2.7: Tipe Hemolisis pada Agar Darah

(Sumber: Cappuccino, 2013)(25)

Page 33: LEMBAR PENGESAHANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37383/1/NUR... · laporan penelitian yang berjudul ... Teman-teman sejawat Program Studi Kedokteran dan Profesi

20

2.2 Kerangka Teori

p0

2.3 Kerangka Konsep

Variabel Bebas Variabel Terikat

Bronkiolus Paru Laring

Bronkus Trakea Hidung Faring

Terdapat sel goblet Staphylococcus aerob

dan anaerob

Diplokokus negatif

(Neisseria, Moraxella

catarrhalis)

Difteroid

Laktobasilus

Corynebacterium

Staphylococcus

(S. epidermidis,

S. aureus)

Streptococcus

Menghasilkan mukus

Normal Cleaning Mechanism

Mengalir melalui distal ke

proksimal saluran napas

dibantu epitel silier

Orang Sehat

Bakteri pada sputum

orang sehat

Saluran Pernapasan

Saluran Pernapasan

Atas

Saluran Pernapasan

Bawah

Flora Normal

Terdapat bakteri di

sputum atau mukus

yang dikeluarkan

Bakteri (+)

Page 34: LEMBAR PENGESAHANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37383/1/NUR... · laporan penelitian yang berjudul ... Teman-teman sejawat Program Studi Kedokteran dan Profesi

21

2.4 Definisi Operasional

No. Variabel Definisi Alat Ukur Hasil Ukur Skala

1. Orang sehat Orang sehat tanpa

gejala maupun tanda

sakit saluran napas

Kuesioner - Kategorik

2. Sputum Sputum merupakan

lendir yang berasal

dari paru, bronkus,

dan trakea yang

kemungkinan

dibatukkan dan

dimuntahkan atau

ditelan, biasanya juga

disebut ekspektoran

Pemeriksaan

makroskopis

Berlendir dan

lengket atau

lengket dan

purulen

Kategorik

3. Pewarnaan

Gram

Pewarnaan diferensial

untuk menentukan

sifat dan morfologi

bakteri

Pewarna

ungu kristal/

karbol ungu,

lugol, alkohol

96%, safranin

Gram-negatif

atau Gram-

positif,

kokus/batang

kategorik

Page 35: LEMBAR PENGESAHANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37383/1/NUR... · laporan penelitian yang berjudul ... Teman-teman sejawat Program Studi Kedokteran dan Profesi

22

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan desain penelitian deskriptif, potong lintang untuk

mengidentifikasi bakteri di saluran pernapasan orang sehat melalui sputum pada

Mahasiswa Preklinik Program Studi Kedokteran dan Profesi Dokter UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta menggunakan pewarnaan Gram.

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus s.d September 2016 di

Laboratorium Mikrobiologi, Gedung C Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi penelitian adalah seluruh Mahasiswa Preklinik Program Studi

Kedokteran dan Profesi Dokter Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta tahun 2016.

3.3.2 Sampel

Sampel penelitian menggunakan teknik consecutive sampling, dimana

seluruh mahasiswa preklinik Program Studi Kedokteran dan Profesi Dokter

(PSKPD) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta yang

tergolong sehat/bebas dari sakit saluran napas atau memenuhi kriteria inklusi

dijadikan subjek sebagai sampel dalam penelitian.

3.3.3 Identifikasi Variabel

3.3.3.1 Variabel Bebas

Mahasiswa preklinik PSKPD UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam

kondisi sehat/bebas dari sakit saluran napas.

3.3.3.2 Variabel Terikat

Jumlah dan jenis bakteri yang ditemukan pada sampel subjek penelitian

yang telah diisolasi selama 24-48 jam pada media Agar Darah dan diwarnai

dengan metode pewarnaa Gram.

Page 36: LEMBAR PENGESAHANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37383/1/NUR... · laporan penelitian yang berjudul ... Teman-teman sejawat Program Studi Kedokteran dan Profesi

23

3.3.4 Kriteria Inklusi dan Kriteria Eksklusi

3.3.4.1 Kriteria Inklusi

o Mahasiswa preklinik PSKPD UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun

2016 dalam kondisi sehat, tidak ada gejala atau tanda penyakit pada

saluran pernapasan.

o Mahasiswa preklinik PSKPD UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun

2016 yang tidak merokok.

o Mahasiswa preklinik PSKPD UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun

2016 yang tidak sedang mengkonsumsi antibiotik.

o Mahasiswa preklinik PSKPD UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun

2016 bersedia menjadi responden penelitian

3.3.4.2 Kriteria Eksklusi

o Mahasiswa preklinik PSKPD UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun

2016 dengan penyakit saluran pernapasan termasuk saluran hidung,

baik akut maupun kronik.

o Mahasiswa preklinik PSKPD UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun

2016 tidak kooperatif saat pengambilan sputum.

3.4 Alat dan Bahan Penelitian

3.4.1 Alat Penelitian

Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: pot sputum, ice box, gelas

objek, lampu spiritus/bunsen, ose, botol semprot air, pinset, korek api,

cawan petri, autoclave, inkubator, pipet, tisu, alkohol swab, alat tulis,

spidol, masker, handscoon, tabung reaksi kecil, oven, baki, pengukur waktu,

label, kamera, mikroskop, dan rak pewarnaan.

3.4.2 Bahan Penelitian

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: media Agar Darah, reagen

pewarnaan Gram (gentian violet, cairan lugol, alkohol 96%, safranin), Nacl

0.9%, minyak imersi, aquades, dan air.

Page 37: LEMBAR PENGESAHANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37383/1/NUR... · laporan penelitian yang berjudul ... Teman-teman sejawat Program Studi Kedokteran dan Profesi

24

3.5 Cara Kerja Penelitian

3.5.1 Pengambilan Sampel

Pengambilan spesimen dahak dilakukan pada subjek sehat yang telah

dipisahkan menggunakan kuesioner. Prosedur pengeluaran sputum, yaitu:

Subjek penelitian diberi penjelasan tentang pemeriksaan dan tindakan

yang akan dilakukan.

Malam hari sebelum pengambilan sampel, subjek penelitian diminta

untuk meminum air secukupnya.

Sesaat setelah bangun tidur, subjek diinstruksikan untuk mencuci tangan

terlebih dahulu menggunakan sabun.

Subjek diminta untuk berkumur-kumur 2-3 kali dengan air hangat

sebelum mengeluarkan dahak ke dalam pot sputum yang telah

disediakan.

Subjek diinstruksikan cara membatukkan dahak sesuai dengan metode

batuk efektif, pursed lip breathing menggunakan media gambar,

dilakukan 4-5 kali hingga sputum keluar.

Sputum ditampung dalam pot sputum yang telah diberikan pada subjek.

Tutup pot sputum dengan rapat kemudian beri label nama, usia dan

tanggal pengambilan.

Cuci tangan menggunakan sabun setelah melakukan seluruh prosedur diatas.

3.5.2 Pemeriksaan Kualitas Sputum

Pemeriksaan Makroskopis

Kualitas sputum dinilai secara makroskopis apakah sputum berkualitas baik

atau tidak. Sputum yang berkualitas baik akan tampak kental purulen

dengan volume cukup 3-5 ml.

3.5.3 Inokulasi dan Inkubasi ke Media Agar Darah

Buat goresan dari sputum yang telah diambil pada Agar Darah

menggunakan ose yang telah dipanaskan. Inkubasi pada suhu 37⁰ C selama

24-48 jam. Setelah bakteri tumbuh, lakukan pewarnaan Gram.

Page 38: LEMBAR PENGESAHANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37383/1/NUR... · laporan penelitian yang berjudul ... Teman-teman sejawat Program Studi Kedokteran dan Profesi

25

3.5.4 Pembuatan Preparat

Buat tanda melingkar atau oval menggunakan spidol di object glass. Tetesi

NaCl 0.9 % diatas object glass yang telah dilewatkan diatas api sekitar 2-3

kali menggunakan ose yang telah dipanaskan. Ambil bakteri yang telah

dibiakkan menggunakan ose yang telah dipanaskan terlebih dahulu. Oleskan

bakteri diatas object glass secara merata dengan gerakan melingkar.

Preparat dilewatkan diatas api untuk memfiksasi bakteri pada object glass.

3.5.5 Pewarnaan Gram

Tetesi preparat dengan gentian violet hingga menutupi kuman selama 1-5

menit, lalu dibilas dengan air. Setelah itu teteskan lugol selama 1-2 menit,

kemudian bilas dengan air. Teteskan alkohol, lalu bilas dengan air segera

setelah menutupi kuman. Tetesi safranin selama 45-60 detik, lalu bilas

dengan air. Selanjutnya, tiriskan preparat lalu keringkan dengan tisu tanpa

menggosok preparat.

3.5.6 Penilaian Mikroskopis

Tetesi minyak imersi pada preparat yang telah diwarnai, kemudian lihat

dibawah mikroskop. Identifikasi bakteri dibawah mikroskop dengan

perbesaran 100x. Identifikasi bentuk, warna, serta susunan bakteri yang ada

dalam preparat.

Page 39: LEMBAR PENGESAHANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37383/1/NUR... · laporan penelitian yang berjudul ... Teman-teman sejawat Program Studi Kedokteran dan Profesi

26

3.6 Alur Penelitian

Pembuatan Kuesioner

untuk memisahkan kriteria

inklusi dan eksklusi

Disetujui dosen pembimbing

Penyebaran kuesioner pada

3 angkatan PSKPD UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta

Pengelompokkan kriteria

inklusi dan eksklusi

Kriteria Eksklusi

Kriteria Inklusi

Menjelaskan prosedur dan informed

consent pada subjek yang telah bersedia

Sampel dibawa ke

laboratorium untuk

diperiksa

Dilakukan pengambilan sampel

menggunakan wadah yang

steril

Sampel

sputum

Sampel non-

sputum

Uji tidak

dilanjutkan ke

tahap selanjutnya

Uji tidak

dilanjutkan ke

tahap selanjutnya

Inokulasi

ke Agar

Darah

Pewarnaan Gram

Interpretasi Hasil

Pengolahan data

menggunakan software

Page 40: LEMBAR PENGESAHANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37383/1/NUR... · laporan penelitian yang berjudul ... Teman-teman sejawat Program Studi Kedokteran dan Profesi

27

3.7 Manajemen Data

Data hasil penelitian pola kuman pada subjek mahasiswa preklinik PSKPD

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2016 dalam kondisi sehat, dijelaskan

secara deskriptif berbentuk tabel dan gambar untuk menjelaskan pola

bakteri yang ditemukan berdasarkan hasil biakan di media Agar Darah dan

metode pewarnaan Gram.

Page 41: LEMBAR PENGESAHANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37383/1/NUR... · laporan penelitian yang berjudul ... Teman-teman sejawat Program Studi Kedokteran dan Profesi

28

BAB 4

HASIL PENELITIAN & PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian

Dari 291 kuesioner yang disebarkan, 254 orang mengembalikan kuesioner

dan bersedia menjadi responden. Berdasarkan 254 orang mahasiswa yang bersedia

menjadi responden, didapatkan subjek penelitian yang memenuhi kriteria inklusi

sebanyak 125 orang (49.21%) dan 129 orang (50.79%; 35.04% perempuan dan

15.75% laki-laki) termasuk dalam kriteria eksklusi atau tidak memenuhi syarat

sebagai subjek penelitian.

Tabel 4.1 Karakteristik Jenis Kelamin Mahasiswa Preklinik PSKPD UIN Jakarta

yang Berstatus Sehat pada Bulan September 2016 (n=125)

Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)

Perempuan 92 73.6

Laki-Laki 33 26.4

Jumlah 125 100

Tabel 4.1 menunjukkan bahwa subjek penelitian yang termasuk orang

sehat/bebas dari sakit saluran napas tidak mencapai setengah populasi dan secara

tidak langsung menyatakan bahwa orang sakit menduduki proporsi yang lebih

besar pada mahasiswa preklinik PSKPD UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada

bulan September 2016.

Dalam penelitian, karena persentase orang sakit mencapai setengah

populasi, maka berikut digambarkan persentase penyakit saluran napas yang

diderita oleh mahasiswa preklinik PSKPD UIN Jakarta pada bulan September

2016.

Page 42: LEMBAR PENGESAHANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37383/1/NUR... · laporan penelitian yang berjudul ... Teman-teman sejawat Program Studi Kedokteran dan Profesi

29

Gambar 4.1 Gambaran Penyakit Saluran Napas pada Mahasiswa Preklinik

PSKPD UIN Jakarta bulan September 2016

Dari gambar diatas, penyakit saluran napas yang banyak dialami oleh

mahasiswa preklinik PSKPD yaitu Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA). Hal

tersebut karena pengaruh iklim, dimana pengambilan sampel yang dilakukan saat

musim hujan, yaitu bulan September. Suhu udara yang dingin menyebabkan

keadaan udara makin padat sehingga konsentrasi pencemar udara makin tinggi.

Perubahan suhu memberikan kesempatan pada mikroorganisme patogen tumbuh

lebih luas dan meningkatkan ancaman penyakit saluran napas (Topan, dkk,

2013).(28)

Peneliti memberikan panduan tentang pengeluaran sputum melalui media

video, gambar dan penjelasan langsung kepada setiap subjek penelitian. Subjek

yang berhasil mengeluarkan sputum sebanyak 25 orang, sedangkan yang tidak

berhasil mengeluarkan sputum sebanyak 100 orang (lihat Gambar 4.2).

Berdasarkan klasifikasi data tersebut, diambil subjek yang dapat mengeluarkan

sputum untuk dijadikan sebagai subjek penelitian lebih lanjut dalam menemukan

bakteri yang terdapat di saluran pernapasan orang sehat melalui sputum.

2%

10%

68%

3%

2% 15%

Responden Eksklusi

Bronchitis

ISPA & Asma

ISPA

ISPA & Pneumonia

TB

Asma

Ket: ISPA (Infeksi saluran Pernapasan Atas), TB (Tuberkulosis)

Page 43: LEMBAR PENGESAHANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37383/1/NUR... · laporan penelitian yang berjudul ... Teman-teman sejawat Program Studi Kedokteran dan Profesi

30

Gambar 4.2 Gambaran Mahasiswa Preklinik PSKPD UIN Jakarta Tahun

2016 yang dapat Mengeluarkan Sputum

Berdasarkan gambar tersebut, terlihat bahwa orang sehat yang dapat

mengeluarkan sputum sebanyak 19 orang (15.2%) perempuan dan 6 orang (4.7%)

Laki-laki.

Setelah pengambilan sputum pagi pada orang sehat, sputum kemudian

dibawa ke laboratorium untuk dibiakkan ke media Agar Darah. Kualitas sputum

dilihat berdasarkan makroskopis sputum kemudian diisolasi ke media. Dari hasil

biakan dan perlakuan pewarnaan Gram pada sampel yang telah dibiakkan,

didapatkan bakteri sebagai berikut.

Tabel 4.2 Hasil Identifikasi Bakteri Berdasarkan Pewarnaan Gram pada sputum

mahasiswa Preklinik PSKPD UIN Jakarta tahun 2016 dalam Kondisi Sehat (n=25)

Bakteri Gram Morfologi,

Susunan

Frekuensi Persentase

(%)

Positif (warna

ungu)

Kokus, tersusun

berkelompok

seperti anggur

Staphylococcus 18 40

Kokus, tersusun

seperti rantai

Streptococcus 16 36

4.8

21.6

15.2

58.4

0

10

20

30

40

50

60

70

Dapat mengeluarkan Sputum Tidak dapat mengeluarkan Sputum

Laki-Laki Perempuan

Page 44: LEMBAR PENGESAHANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37383/1/NUR... · laporan penelitian yang berjudul ... Teman-teman sejawat Program Studi Kedokteran dan Profesi

31

Basil/batang

pendek, susunan

tunggal hingga

berkelompok

Batang 10 22

Negatif (warna

merah)

Basil/batang

pendek, susunan

berkelompok

Batang 1 2

Jumlah 45* 100

*Jumlah bakteri hasil identifikasi dari 25 sampel

Tabel 4.2 memperlihatkan bahwa dari 25 sampel, ditemukan 4 jenis bakteri

pada sputum orang sehat yaitu bakteri Gram-positif Staphylococcus (40%) yang

terlihat berwarna ungu dengan bentuk kokus dan tersusun seperti anggur, bakteri

Gram-positif Streptococcus (36%) terlihat berwarna ungu kokus tersusun seperti

rantai, bakteri Gram-positif batang (22%) memiliki bentuk batang dan berwarna

ungu, serta bakteri Gram-negatif batang (2%) yang terlihat berwarna merah dan

memiliki bentuk batang pendek. 4 jenis bakteri yang ditemukan terlihat seperti

gambar berikut:

Gambar 4.3 Gram-positif Staphylococcus pada Sputum di Penelitian Identifikasi

Bakteri di Saluran Pernapasan Orang Sehat pada Mahasiswa Preklinik PSKPD

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2016: Berwarna ungu-kebiruan, bentuk

kokus/bulat kecil, susunan berkelompok menyerupai anggur

Page 45: LEMBAR PENGESAHANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37383/1/NUR... · laporan penelitian yang berjudul ... Teman-teman sejawat Program Studi Kedokteran dan Profesi

32

Gambar 4.4 Gram-positif Streptococcus pada Sputum di Penelitian Identifikasi

Bakteri di Saluran Pernapasan Orang Sehat pada Mahasiswa Preklinik PSKPD

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2016: Berwarna ungu-kebiruan, bentuk

kokus/bulat, tersusun seperti rantai

Gambar 4.5 Gram-positif batang pada Sputum di Penelitian Identifikasi Bakteri

di Saluran Pernapasan Orang Sehat pada Mahasiswa Preklinik PSKPD UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta Tahun 2016: Berwarna ungu-kebiruan, bentuk basil/batang

pendek, susunan tunggal hingga berkelompok

Page 46: LEMBAR PENGESAHANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37383/1/NUR... · laporan penelitian yang berjudul ... Teman-teman sejawat Program Studi Kedokteran dan Profesi

33

Gambar 4.6 Gram-negatif batang pada Sputum di Penelitian Identifikasi Bakteri

di Saluran Pernapasan Orang Sehat pada Mahasiswa Preklinik PSKPD UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta Tahun 2016: Berwarna merah, bentuk basil/batang pendek,

susunan berkelompok

4.2 Pembahasan

Pada penelitian ini, distribusi subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin

yaitu 92 orang perempuan dan 33 orang laki-laki (Tabel 4.1) karena jumlah

perempuan yang ada dalam populasi lebih banyak dibandingkan laki-laki. Saat

pengambilan sampel, hanya 25 orang (6 laki-laki, 19 perempuan; Gambar 4.2)

yang dapat memenuhi kriteria sampel. Hal tersebut disebabkan sulitnya subjek

dalam mengeluarkan sputum. Berdasarkan penelitian Saowanee dkk (2010)(29)

,

pengeluaran sputum dengan metode pursed lip breathing pada orang sehat dapat

menghasilkan sputum yang berkualitas baik, karena metode tersebut memberikan

efek mekanik yang menginduksi tekanan ekspirasi pada mulut ± 5 cmH2O

sehingga menghasilkan tekanan balik yang mencegah kompresi ataupun konstriksi

dini pada saluran pernapasan, serta mempertahankan stabilitas saluran pernapasan

yang akan meningkatkan ventilasi, pertukaran oksigen, dan pembersihan

mukus.(27)

Kesulitan subjek penelitian dalam mengeluarkan sputum karena

Page 47: LEMBAR PENGESAHANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37383/1/NUR... · laporan penelitian yang berjudul ... Teman-teman sejawat Program Studi Kedokteran dan Profesi

34

terdapat asumsi pada subjek penelitian bahwa orang sehat tidak bisa

mengeluarkan sputum ataupun teknik yang belum tepat walau sudah diberikan

instruksi melalui video, gambar, dan penjelasan langsung oleh peneliti.

Flora normal merupakan mikroorganisme yang hidup pada kulit dan mukosa

yang keberadaannya selalu ditemukan pada setiap orang, baik dalam keadaan

sehat.(3,4,22)

Flora normal bersifat menetap (residen), dapat dikatakan tidak

menyebabkan penyakit atau dapat menguntungkan bagi individu jika berada di

lokasi yang tepat dalam keadaan normal. Terkadang bisa menjadi bakteri

potensial patogen yang menyebabkan penyakit pada orang sehat jika

keseimbangannya terganggu ataupun saat terjadi penurunan sistem imun tubuh

serta faktor predisposisi lainnya.(3,4,22)

Pada saluran pernapasan dapat ditemukan beberapa jenis flora normal

seperti Streptococcus, Staphylococcus, Corynebacterium, Neisseria, dan

Haemophilus. Beberapa bakteri potensial patogen respiratori seperti Gram-negatif

batang, Streptococcus pneumonia, Staphylococcus aureus, Haemophilus influenza

dan Moraxella catarrhalis juga dapat ditemukan dalam keadaan sehat yang dapat

menjadi sumber penyebaran serta penyakit bagi orang lain. Bakteri patogen

manusia seperti Staphylococcus dan Streptococcus dapat bertahan dalam keadaan

kering dan hidup pada debu dalam jangka waktu yang lama. Bakteri Gram-positif

sering terlibat dalam penyebarannya melalui udara karena dinding selnya lebih

rigid dan tebal dibandingkan Gram-negatif sehingga pada orang yang terinfeksi

penyakit saluran napas lebih sering ditemukan adanya bakteri Gram-

positif.(3,4,12,22)

Berdasarkan Bauman (2012), pada bronkus dan paru orang sehat tidak

ditemukan bakteri. Tidak menutup kemungkinan bahwa bakteri yang ditemukan

juga terdapat pada saluran pernapasan bawah orang sehat, misalnya pada trakea,

karena pada trakea terdapat flora normal yang memungkinkan ditemukannya

bakteri pada sputum. Beberapa hal yang dapat menyebabkan bakteri sputum

bercampur dengan flora normal pada mulut telah dicegah dengan

menginstruksikan subjek penelitian berkumur-kumur menggunakan air hangat

terlebih dahulu untuk membersihkan mulut dari flora normal mulut. Terbawanya

sputum dari bronkus ataupun trakea juga tidak menutup kemungkinan bahwa flora

Page 48: LEMBAR PENGESAHANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37383/1/NUR... · laporan penelitian yang berjudul ... Teman-teman sejawat Program Studi Kedokteran dan Profesi

35

normal pada saluran pernapasan atas terbawa bersama sputum karena sputum

yang dibatukkan akan melewati saluran pernapasan atas hingga akhirnya

dikeluarkan melalui batuk.(12)

Setelah pengambilan sputum dan pembiakan sampel pada media Agar

Darah, didapatkan 45 jumlah bakteri (Tabel 4.2) dari 25 sampel yang dibiakkan,

karena ada beberapa sampel pada media yang ditumbuhi lebih dari 1 atau 2 jenis

koloni. Berdasarkan hasil yang didapatkan, bakteri yang mendominasi yaitu

bakteri Gram-positif. Hasil yang didapatkan sesuai dengan teori yang menyatakan

bahwa bakteri Gram-positif dapat bertahan dalam keadaan kering dan hidup pada

debu dalam jangka waktu yang lama dibandingkan Gram-negatif sehingga

peluang untuk ditemukan bakteri Gram-positif pada saluran pernapasan lebih

besar.(3,12,16)

Pada penelitian ini juga hanya didapatkan 1 bakteri Gram-negatif dari

45 jumlah bakteri yang ditemukan sehingga menandakan bahwa pada sputum

orang sehat sangat jarang ditemukan adanya bakteri Gram-negatif.

Walaupun bakteri yang ditemukan merupakan flora normal, tetapi terkadang

bisa menjadi bakteri patogen yang menimbulkan penyakit. Seperti penelitian yang

dilakukan Oktafin, dkk(30)

(2016) di Poliklinik Paru RSUP Prof. Dr. R. D.

Kandou, Manado menemukan bakteri Gram-positif (60%) sebagai bakteri

penyebab infeksi terbanyak.

Page 49: LEMBAR PENGESAHANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37383/1/NUR... · laporan penelitian yang berjudul ... Teman-teman sejawat Program Studi Kedokteran dan Profesi

36

4.3 Keterbatasan Penelitian

1. Beberapa volume sputum yang dihasilkan sangat sedikit dan kurangnya

jumlah sampel yang dapat diteliti.

2. Waktu pengambilan data singkat karena keterbatasan waktu penelitian.

3. Subjek penelitian kurang kooperatif dalam pengambilan sampel.

4. Penelitian ini tidak mencakup kualitas mikroskopik sputum yang akan

diteliti karena keterbatasan di pihak peneliti.

5. Identifikasi bakteri hanya sebatas pewarnaan Gram dan tidak

mengidentifikasi lebih lanjut hingga spesies bakteri.

6. Tidak menambahkan distribusi data berdasarkan penghitungan jumlah

koloni.

Page 50: LEMBAR PENGESAHANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37383/1/NUR... · laporan penelitian yang berjudul ... Teman-teman sejawat Program Studi Kedokteran dan Profesi

37

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa

pemeriksaan pada 25 sampel orang sehat yang memenuhi kriteria

didapatkan pada saluran pernapasan orang sehat terdapat bakteri yang masih

merupakan jenis flora normal.

1. Bakteri yang ditemukan pada sputum orang sehat adalah

Staphylococcus, Streptococcus, Gram-positif berbentuk batang, dan

Gram-negatif berbentuk batang.

2. Bakteri dominan pada sputum orang sehat bersifat Gram-positif yaitu

Staphylococcus.

5.2 Saran

1. Dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai spesies bakteri pada saluran

pernapasan orang sehat.

2. Dilakukan penelitian dengan pemeriksaan kualitas sputum secara

makroskopis dan mikroskopis sehingga hasil sputum yang diteliti lebih

bermakna.

Page 51: LEMBAR PENGESAHANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37383/1/NUR... · laporan penelitian yang berjudul ... Teman-teman sejawat Program Studi Kedokteran dan Profesi

38

DAFTAR PUSTAKA

1. Chandra B. Ilmu Kedokteran Pencegahan Komunitas. Jakarta: EGC; 2006.

2. Republik Indonesia. Undang-Undang No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan.

Lembaran Negara RI Tahun 1992, No. 100. Jakarta: Sekretariat Negara;

1992.

3. Jawetz, Melnick, Adelberg, editors. Mikrobiologi Kedokteran, Edisi 25.

Jakarta: EGC; 2012.

4. Staf Pengajar FK UI. Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran, Edisi Revisi.

Jakarta: FK UI, 2002.

5. Kennedy JF. Dorland’s Illustrated Medical Dictionary 32. Philadelphia:

Elsevier; 2012.

6. Knowles MR, Boucher RC. Mucus Clearance As a Primary Innate Defense

Machanism for Mammalian Airways. J. Clin Invest 2002; 109(5): 571-577.

7. Button BM. Structure and Function of the Mucus Clearance System of the

Lung. Cold Spring Harb Perspect Med. 2013 Aug; 3(8): a009720.

8. Sherwood L. Fisiologi Manusia: Dari Sel ke Sistem, Edisi 6. Jakarta: EGC;

2011.

9. Longo DL, Kasper DL, Jameson JL, editors. Harrisons Principles of Internal

Medicine, 18th

edition. USA: McGraw-Hill; 2015.

10. Martini F. Fundamentals of Anatomy and Physiology, 9th

edition. USA:

Pearson; 2012.

11. Tortora J. Principles of Anatomy and Physiology, 14th

edition. USA: John

Wiley and Sons. Inc; 2014.

12. Bauman WR. Microbiology with Diseases by Body System, 3th

edition. San

Fransisco: Pearson; 2012.

13. Mescher AL. Histologi Dasar JUNQUEIRA: Teks dan Atlas, Edisi 12.

Jakarta: EGC; 2011.

14. Guyton AC. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Edisi 11. Jakarta: EGC; 2009.

15. Michael TM, John MM, Jack P. Brock, Biology of Microorganism Tenth

Edition. New Jersey: Pearson Prentice Hall; 2006.

Page 52: LEMBAR PENGESAHANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37383/1/NUR... · laporan penelitian yang berjudul ... Teman-teman sejawat Program Studi Kedokteran dan Profesi

39

16. Prescott LM, JP Harley, and D Aklein. Microbiology, 9th

edition. USA:

McGraw-Hill Companies Inc; 2014.

17. Harvey RA, Champe PC, Fisher BD. Microbiology, 2nd

edition. USA:

Lippincot Williams & Willkins; 2007.

18. Baron S. Medical Microbiology, 4th

edition. Gavelston (TX): University of

Texas Medical Branch at Galveston; 1996.

19. Kenneth JR, George CR, editions. Sherris: Medical Microbiology, ed. 6.

USA: McGraw-Hill Education; 2014.

20. Kayser FH, Bienz KA, Eckert J, Zinkernagel RM. Color Atlas of Medical

Microbiology. New York: Thieme Stuttgart; 2005.

21. Price SA, Wilson LM. Patofisiologi: Konsep Klinis, Proses-Proses Penyakit.

Jakarta: EGC; 2011.

22. Lay B, W, Hastowo S. Mikrobiologi. Jakarta: CV Rajawali; 1992.

23. Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata MK, Setiati S. Buku Ajar

Ilmu Penyakit Dalam FKUI. Jakarta: FKUI; 2009.

24. Kumar V, Abbas AK, Fausto N, Aster. Robbins and Cotran: Pathologic

Basis of Disesase, 9th

edition. Philadelphia: Elsevier; 2014.

25. Cappuccino, James G, Sherman, Natalie. Manual Laboratorium Biologi.

Jakarta: EGC; 2013.

26. Oxoid. CM005 Blood Agar Base – Product Detail. [Internet]. 2016

September 29 [cited 2016 September 29]. Available from

http://www.oxoid.com/UK/blue/prod_detail/prod_detail.asp?pr=CM0055.

27. Pommerville JC. Alcamo’s Fundamentals of Microbiology, Ninth Edition.

Sudbury: Jones and Barlett Publishers, LLC; 2011.

28. Nirwana T, Raksanagara A, Afriandi I. Pengaruh Curah Hujan, Temperatur

dan Kelembapan Terhadap Kejadian Penyakit DBD, ISPA dan Diare: Suatu

Kajian Literatur. Bandung: Universitas Padjadjaran; 2013.

29. Woravutrangkul S. Efficacy of Pursed Lips Breathing with Forced Expiration

Techniques and Active Cycle of Breathing Technique on Pulmonary Mucus

Clearance in Healthy Subjects. Ther. Svi. 22: 247-254; 2010.

Page 53: LEMBAR PENGESAHANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37383/1/NUR... · laporan penelitian yang berjudul ... Teman-teman sejawat Program Studi Kedokteran dan Profesi

40

30. Manggopa ON, Soeliongan S, Homenta H. Pola Bakteri Aerob pada Sputum

Penderita Infeksi Saluran Pernapasan Akut di Poliklinik Paru RSUP Prof. Dr.

R. D. Kandou Manado. Jurnal e-Biomedik: Universitas Sam Ratulangi; 2016;

4(1).

31. Tompodung V, Rares F, Soeliongan S. Bakteri Aerob pada Sputum

Kelompok Geriatri dengan Infeksi Saluran Pernapasan di Puskesmas

Ranotana Weru [Skripsi]. Manado: Universitas Sam Ratulangi; 2014.

32. Staf Pengajar Departemen Mikrobiologi Klinik FKUI-RSCM. Penuntun

Praktikum Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta: FKUI; 2012.

Page 54: LEMBAR PENGESAHANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37383/1/NUR... · laporan penelitian yang berjudul ... Teman-teman sejawat Program Studi Kedokteran dan Profesi

41

LAMPIRAN

LAMPIRAN 1

Lembar Informed Consent dan Kuesioner Subjek Penelitian

Page 55: LEMBAR PENGESAHANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37383/1/NUR... · laporan penelitian yang berjudul ... Teman-teman sejawat Program Studi Kedokteran dan Profesi

42

(Lanjutan)

IDENTITAS RESPONDEN

1. Nama

2. Usia Angkatan:

3. No HP

4. Jenis Kelamin 1. Laki-laki 2. Perempuan

5. Alamat

DAFTAR PERTANYAAN*

1. Apakah anda merokok?

1. Ya

2. Tidak

2. Apakah anda pernah dirawat di rumah sakit dalam 3

bulan terakhir?

1. Ya

Sakit …………………, ……. hari

2. Tidak

3. Apakah anda minum antibiotik saat ini?

1. Ya

2. Tidak

4. Apakah anda minum antibiotik dalam 3 bulan

terakhir?

1. Ya

2. Tidak

5. Apakah anda sedang batuk/pilek saat ini?

1. Ya

2. Tidak

6. Apakah anda pernah mengalami batuk >2 minggu?

1. Ya

Berapa lama : ………

Kapan terakhir mengalaminya :

2. Tidak

7. Apakah anda sering mengalami gangguan

pernapasan atau kesulitan saat bernapas?

1. Ya

2. Tidak

8. Apakah anda sedang menderita tonsillitis/amandel? 1. Ya

2. Tidak

9. Apakah anda sedang menderita laryngitis

(peradangan pada laring)?

Gejala berupa :

Suara serak/hilang suara, nyeri tenggorokan, batuk,

pilek, hidung tersumbat, demam

1. Ya

2. Tidak

10. Apakah anda sedang menderita faringitis

(peradangan pada faring)?

Gejala berupa :

Demam disertai pilek, mual, nyeri

tenggorokan, sulit menelan.

Nyeri kepala, muntah, demam tinggi.

1. Ya

2. Tidak

Page 56: LEMBAR PENGESAHANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37383/1/NUR... · laporan penelitian yang berjudul ... Teman-teman sejawat Program Studi Kedokteran dan Profesi

43

(Lanjutan)

*Centang salah satu

11. Apakah anda menderita ISPA (Infeksi Saluran

Pernapasan Atas) dalam 2 minggu terakhir?

Gejala berupa :

Hidung tersumbat atau beringus, batuk pilek, nyeri

otot, nyeri tenggorokan, perih pada mata, demam,

rasa tertekan pada telinga.

1. Ya

2. Tidak

12. Apakah anda menderita penyakit sinusitis?

Gejala berupa :

Hidung tersumbat disertai nyeri/rasa tertekan pada

wajah, terasa seperti ada ingus tertelan, ingus kental

kuning kehijauan, demam, lemas/lesu.

1. Ya

2. Tidak

13. Apakah anda pernah menderita pneumonia (paru-

paru basah)?

Gejala berupa :

Nyeri kepala, mual muntah, nafsu makan hilang,

nyeri sendi, jantung berdebar-debar, nafas terlalu

cepat, terasa sakit saat menarik napas.

1. Ya

2. Tidak

14. Apakah anda pernah menderita penyakit

Tuberculosis?

Gejala berupa :

Batuk berdahak >2 minggu, batuk berdarah, nyeri

dada, demam, keringat malam hari, mudah lelah,

penurunan berat badan.

1. Ya

2. Tidak

15. Apakah anda punya riwayat penyakit Asma? 1. Ya

2. Tidak

16. Apakah anda sedang menderita bronchitis?

Gejala berupa :

Batuk, mudah lelah, sulit bernapas, mual, muntah,

pusing.

1. Ya

2. Tidak

17. Apakah anda menderita penyakit saluran pernapasan

lainnya?

1. Ya

(Jika ya, sebutkan)

2. Tidak

18. Apakah saat ini anda merasa sehat dan tidak sedang

mengalami sakit saluran napas?

1. Ya

2. Tidak

Page 57: LEMBAR PENGESAHANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37383/1/NUR... · laporan penelitian yang berjudul ... Teman-teman sejawat Program Studi Kedokteran dan Profesi

44

LAMPIRAN 2

Alat dan Bahan Penelitian

Agar Darah Set pewarnaan Gram

Pot spesimen Inkubator Mikroskop

Lemari es Ice Box

Page 58: LEMBAR PENGESAHANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37383/1/NUR... · laporan penelitian yang berjudul ... Teman-teman sejawat Program Studi Kedokteran dan Profesi

45

LAMPIRAN 3

Kualitas Sampel

Saliva Sputum(-), Saliva(-)

Mukoid Purulen

Page 59: LEMBAR PENGESAHANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37383/1/NUR... · laporan penelitian yang berjudul ... Teman-teman sejawat Program Studi Kedokteran dan Profesi

46

LAMPIRAN 4

Hasil Inokulasi pada media Agar Darah

Terdapat

Koloni Kuning

Keemasan

Terdapat

Hemolisis α

Terdapat

Hemolisis β

Page 60: LEMBAR PENGESAHANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37383/1/NUR... · laporan penelitian yang berjudul ... Teman-teman sejawat Program Studi Kedokteran dan Profesi

47

LAMPIRAN 5

Pewarnaan Gram

Page 61: LEMBAR PENGESAHANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37383/1/NUR... · laporan penelitian yang berjudul ... Teman-teman sejawat Program Studi Kedokteran dan Profesi

48

LAMPIRAN 6

Tabel Data Identifikasi Bakteri

No

Gram-Positif

Streptococcus

Gram-Positif

Staphylococcus

Gram-Positif

Batang

Gram-Negatif

Batang

1 √

2 √

3 √ √

4

√ √

5

6 √

7

8

√ √

9 √

10

11

12 √ √

13

14 √ √

15 √ √

16 √

17 √ √

18 √ √

19 √ √ √

20

21 √ √ √

22 √ √ √

23

√ √

24 √

25 √ √ √

Page 62: LEMBAR PENGESAHANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37383/1/NUR... · laporan penelitian yang berjudul ... Teman-teman sejawat Program Studi Kedokteran dan Profesi

49

Lampiran 7

Riwayat Hidup Penulis

Identitas

Nama : Nur Zahara Irwan

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat, Tanggal Lahir : Ternate, 19 Maret 1996

Agama : Islam

Alamat Tetap : Jl. Jakarta Perm. Griya Syeiban Blok A/9,

RT 03/RW 02, Kelurahan Wumialo,

Kecamatan Kota Tengah, Kota Gorontalo.

Alamat Baru : Jl. Bunin No. 154, RT 03/RW 05, Cirendeu,

Ciputat Timur, Tangerang Selatan

Email : [email protected]

No. Telepon : 081296594603

Riwayat Pendidikan

2001 – 2006 : SDN 79 Kota Tengah, Kota Gorontalo

2007 – 2009 : SMPN 1 Kota Gorontalo

2010 – 2013 : SMAN 3 Kota Gorontalo

2013 – Sekarang : Program Studi Keprofesian dan Pendidikan Dokter

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Syarif Hidayatullah

Jakarta