If you can't read please download the document
Upload
doanxuyen
View
228
Download
4
Embed Size (px)
Citation preview
Lilin-lilin Kecil: KAJIAN FONOLOGI BAHASA JAWA DI KABUPATEN PACITAN BERDASARKAN TINJAUAN DIAKRONIS
Minggu, 18 Mei 2014
KAJIAN FONOLOGI BAHASA JAWA DI KABUPATEN PACITAN BERDASARKAN TINJAUAN DIAKRONIS
KAJIAN FONOLOGI BAHASA JAWA DIKABUPATEN PACITAN BERDASARKAN TINJAUAN DIAKRONIS
Oleh : Sri Pamungkas
Abstrak
BahasaJawa di Kabupaten Pacitan sebagai bagian dari bahasa dalam rumpun Austronesiatentu saja memiliki refleks proto Austronesia. Hal tersebut dibuktikan bahwaberdasarkan hasil analisis diakronis, bahasa Jawa refleks proto tersebut sangatjelas terlihat apalagi dilihat dari kaca mata Linguistik Historis Komparatif. LinguitikHistoris Komparataif merupakan cabang lingistik yang berusaha menguak tentangproto bahasa (bahasa induk), hubungan kekerabatan bahasa serta luaspenyebarannya. Selain itu, dalamLinguistik Historis Komparatif ini juga dikaji tentang perubahan-perubahan yangterjadi dalam setiap bahasa akibat persinggungan dengan bahasa atau budayalain.
Kata Kunci: Fonologi, Bahasa Jawa ,Diakronis
A. Pendahuluan
Linguistik BandinganHistoris (Linguistik Historis Komparatif) adalah suatu cabang ilmu bahasa yangmempersoalkan bahasa dalam bidang kata serta perubahan-perubahannya unsurbahasa yang terjadi dalam waktu tersebut. Cabang linguistik ini menurut Keraf(1984:22) mempelajari data-data dari suatu bahasa atau lebih,sekurang-kurangnya dalam dua periode. Data-data suatu bahasa dari dua periodeatau lebih itu diperbandingkan secara cermat untuk memperoleh kaidah-kaidahperubahan yang terjadi dalam bahasa itu. Demikian pula hal yang sama dapatdilakukan terhadap dua bahasa atau lebih. Unsur-unsur bahasa itu dapatdiperbandingkan berdasarkan kenyataan dalam periode yang sama, maupunperubahan-perubahan yang telah terjadi antara beberapa periode.
Fernandez (1994:1)mengatakan bahwa linguistik historis komparatif (historical compartive linguistic) atau linguistik bandinganhistoris, seringkali disingkat menjadi linguistik komparatif. Cabang linguistiktersebut menurut Fernandez (1994:1) adalah berusaha menelaah perkembanganbahasa dari satu masa ke masa yang lain, mengamati cara bagaimana bahasa-bahasamengalami perubahan, serta mengkaji sebab akibat dari perubahan bahasa. Olehsebab itu, cabang linguistik ini pad hakikatnya berkaitan dengan dimensidiakronis dari bahasa.
Robins (dalam Fernandez,1994:1) Linguistik Komparatif yang termasuk bidang kajian linguistik murni mempunyaiperan yang penting karena sebagai bagian dari Linguistik Umum, cabanglinguistik ini merupakan sebuah subjek yang memberikan sumbangan berharga bagipemahaman tentang hakikat kerja bahasa dan perkembangannya (perubahan) bahasa-bahasadi dunia. Sehubungan dengan itu, tugas utama dari Linguistik Komparatif adalahmemberikan penjelasan mengenai hakikat perubahan bahasa, baik yang wujudnyaberupa penentuan fakta maupun tingkat kekerabatan antarbahasa serumpun sertamelalui upaya rekonstruksi protobahasa dari sejumlah bahasa sekerabat.
Berdasarkan pendapat-pendapattersebut dapat dikatakan bahwa Linguitik Historis Komparataif merupakan cabanglingistik yang berusaha menguak tentang proto bahasa (bahasa induk), hubungankekerabatan bahasa serta luas penyebarannya,Selain itu, dalam Linguistik Historis Komparatif ini juga dikaji tentangperubahan-perubahan yang terjadi dalam setiap bahasa akibat persinggungandengan bahasa atau budaya lain.
B. Konsep Linguistik Bandingan Historis
Seperti telah disebutkanpada latar belakang masalah tersebut di atas dengan tegas disampaikan bahwalinguitik historis komparatif merupakanbagian kajian bahasa secara diakronis. Kajian bahasa secara diakronis adalahkajian bahasa dengan membandingkan satu bahasa dengan bahasa lain terkait denganperubahan bentuk dan sebagainya.
Linguistik Bandingan Historis pertama-tama merupakansebuah cabang ilmu bahasa yang membandingkan bahasa-bahasa yang tidak memilikidata-data tertulis atau dapat dikatakan bahwa Linguistik Badingan Historisadalah suatu cabang Ilmu Bahasa yang lebih menekankan teknik dalam prasejarahbahasa. Penelitian prasejarah bahasa tentu tidak akan terjadi dengan sendirinyatanpa mempergunakan data-data yang dapat dicatat dewasa ini atau data-data kunoyang terdapat dalam naskah-naskah. Dengan mempergunakan data-data tersebut paraahli berusaha untuk menjangkau lebih jauh dalam kehidupan bahasa pada zamanprasejarah. Zaman sejarah bahasa tidak diikutsertakan karena datanya sudahjelas, serta perubahan-perubahan yang terjadi dapat dirumuskan dengan jelasdari data-data tersebut, karena dapat diperoleh dari catatan-catatan tertulis.Berdasarkan data-data tertulis tersebut, dengan pasti diketahui perkembangandan pencabangan dalam bahasa-bahasa tersebut.
C. Tujuan Linguistik BandinganHistoris
Keraf (1991:23) menyebutkanbahwa Linguistik bandingan Historis mempunyai tujuan sebagai berikut:
mempersoalkan bahasa-bahasa serumpun dengan mengadakan perbandingan mengenai unsur-unsur yang menunjukkan kekerabatannya. Bidang-bindang yang dipergunakan untuk mengadakan perbandingan semacam itu adalah fonologi dan morfologi. Sedangkan, menurut Keraf perbandingan di bidang sintaksis atau kalimat belum membawa hasil yang memuaskan.mengadakan rekonstruksi bahasa-bahasa yang ada dewasa ini kepada bahasa-bahasa purba (bahasa-bahasa proto) atau bahasa-bahasa yang menurunkan bahasa-bahasa kontemporer. Atau dengan kata lain Linguistik Bandingan Historis berusaha menemukan bahasa proto yang menurunkan bahasa-bahasa modern.mengadakan pengelompokkan (subgrouping) bahasa-bahasa yang termasuk dalam rumpun bahasa. Bahasa-bahasa yang termasuk dalam satu rumpun yang sama belum tentu sama tingkat kekerabatannya atau sama tingkat kemiripannya satu sama lain. Ada beberapa bahasa yang menunjukkan bahwa keanggotannya lebih dekat satu sama lain, bila dibandingkan dengan beberapa anggota lainnya.Linguistik Historis Komparatif juga berusaha menemukan pusat-pusat penyebaran (negeri asal) dari bahasa-bahasa kerabat, serta menentukan gerak migrasi yang pernah terjadi. Bila wilayah bahasa-bahasa kerabat sudah diketahui dan sudah berhasil ditentukan negera asal dari bahasa-bahasa kerabat itu, maka dapat direkonstruksi gerak perpindahan (migrasi) dari negeri asal ke daerah-daerah yang sekarang diduduki oleh penutur bahasa-bahasa kerabat tersebut.
D. Bidang Perbandingan Bahasa
Aspek bahasa yang paling cocok untuk dijadikanbahan studi perbandingan adalah bentuk. Kenyataan menunjukkan bahwaperbandingan dengan menekankan bentuk kata tidak banyak mengundang masalahdaripada penelitian pada aspek makna. Kaidah-kaidah mengenai kekerabatan bahasadapat dirumuskan secara meyakinkan dengan mempergunakan kesamaan-kesamaanbentuk yang dimiliki itu apalagi kalau bentuk-bentuk itu memperlihatkan pulakesamaan-kesamaan semantik.
Oleh karena itu, munurutKeraf (1991:33) bahasa mana pun di bumi ini secara teoritis dapat menjadi objekperbandingan. Tiap bahasa di dunia ini memiliki ciri-ciri kesemestaan(universal) tertentu. Kesemestaan bahasa itu mencakup:
kesamaan dalam bentuk dan makna. Tiap bahasa memilki bentuk-bentuk tertentu dikaitkan dengan maknanya yang khas untuk memudahkan referensi.Tiap bahasa memiliki perangkat unit fungsional terkecil yaitu fonem dan morfem walupun jumlah fonem itu kecil saja, dan berbeda dari bahasa ke bahasa, terdapat kenyataan yang menarik bahwa tiap bahasa memiliki perangkat yang terkecil itu untuk membedakan makna kata, dan bahwa gabungan dari bunyi-bunyi yang sagat terbatas ini mampu menghasilkan perlambang (kata) yang tak terbatas jumlahnya. Fonem pada bahasa-bahasa jumlahnya berkisar antara 15 sampai dengan 50 buah fonem, tetapi jumlah tersebut sanggup menghasilkan ribuan morfem (kata), yaitu satuan terkecil yang mengandung makna.Tiap bahasa di dunia ini memiliki kelas-kelas kata tertentu, yaitu kata benda, kerja, sifat, ganti orang dan kata bilangan.
Bahasa-bahasa kerabat yang berasal dari proto(induk) yang sama menurut Keraf (1991:34) akan memperlihatkan kesamaan-kesamaansebagai berikut:
Kesamaan sistem bunyi (fonetik) dan susunan bunyi (fonologi)Kesamaan morfologis, yaitu kesamaan dalam bentuk kata dan kesamaan dalam bentuk gramatikalkesamaan sintaksis, yaitu kesamaan relasi antara kata-kata dalam sebuah kalimat.
E. Jenis-Jenis Perubahan Bahasa
Perubahan Bahasa yang DisebabkanFaktor-Faktor dari Dalam Bahasa (Perubahan Fonologis)
Fernandez (1994:8)menyebutkan bahwa pada awal abad kelima belas di Inggris terjadi perubahan dalamsistem fonologi bahasa Inggris berupa pergeseran besar-besaran. Bunyi-bunyivokal atau yang dikenal dengan istilah thegreat vowels shift.
Pergeseran besar-besaranbunyi-bunyi vokal itu berlangsung secara bertahap. Oleh karena itu, jelaslahbahwa urutan tahapan perubahan itu merupakan faktor yang penting dalamlinguistik komparatif. Misalnya perubahan dalam bahasa Inggris tersebut adalahbunyi vokal /i/ seperti di dalam contoh kata bermakna saya, yang sebelumperubahan dilafalkan [i] sesudah perubahan menjadi [ai] saya. Contoh lagipada kata yang bermakna benar [ riXt] sesudah perubahan menjadi [ rait ]benar.
F.Jenis-Jenis Perubahan Bunyi
Bunyi-bunyi bersuara dipandanglebih kuat daripada bunyi-bunyi tak bersuara. Demikian juga peringkat kekuatanbunyi-bunyi hambat lebih tinggi daripada bunyi-bunyi kontinuan: konsonan-konsonanlebih tinggi daripada bunyi-bunyi semi vokal; bunyi-bunyi oral lebih tinggidaripada bunyi-bunyi glotal, dan vokal depan dan belakang lebih tinggi daripadavokal pusat. Misalnya, perubahan fonetis seringkali terjadi dari yang kuat keyang lemah. Hal tersebut berarti lebih mungkin ditemukan perubahan bunyi,misalnya dari dari [k] menjadi [?] daripada[?] menjadi [k] . perubahan bunyi yang sebaliknya tentu mungkin sajaterjadi, meskipun kemungkinannya tidak banyak diamati. Contoh lain misalnyakonsonan akhir /f/ dalam bahasaInggris naif menguat sehinggamenjadi /p/ dalam tata bahasa Tok Pisinnaip .
1. Reduksi Gugus Konsonan
Apabila terdapat konsonanberurutan di dalam sebuah kata tanpa disisipkan vokal diantaranya, hal itu yangdimaksud dengan gugus konsonan. Seringkali gugus konsonan itu direduksi denganmelesapkan sebuah konsonan atau lebih. Contoh kould (bahasa Inggris) menjadi koldalam bahasa Pisin yang berarti dingin; gavement(bahasa Inggris) menjadi gavman dalambahasa Tok Pisin yang berarti pemerintahan. Pada contoh tersebut terlihat bahwakata government pemerintahmenunjukkan bahwa gugus konsonan nmtelah direduksi hingga menjadi msaja.
a. Apokope
Apokope merupakan namauntuk jenis perubahan karena pelesapan bunyi-bunyi vokal pada akhir kata.Contohnya:
Proto bahasa Bahasa Ambrym Makna
*utu ut kutu
*ano an terbang
b.Sinkope
Berbeda dengan apokope,sinkop lebih mengacu pada pelesapan bunyi-bunyi vokal pada posisi tengah katadaripada pelesapan pada poisi akhir kata. Sinkop seringkali dikatakan sebagaipenyebab adanya gugus konsonan pada berbagai bahasa yang semula tidakmengenalnya. Misalnya, kata-kata seperti policemandalam bahasa Inggris seringkali dibaca [pli:men] disamping [peli:smen].
c. Haplologi
Haplologi merupakansejenis perubahan bunyi yang penerapannya cenderung sangat sporadis dan jarangdijumpai.Haplologi mengacu pada penghilangan silabe seutuhnya, apabilaberdampingan dengan silabe yang identik atau sekurang-kurangnya silabe itumirip.
d. Kompresi
Kompresi merupakan sejenisperubahan yang terjadi pada hanya beberapa kata di dalam suatu bahasa dancenderung tidak berlaku sangat umum. Kompresi adalah proses lesapan satu ataulebih silabe dari akhir atau tengah kata. Misalnya:kata administration (dalam bahasa Inggris) kadang dalam pengucapannyadikatakan admin.
2. Penambahan Bunyi
Jenis perubahan bunyi yangsangat lazim berlaku seringkali pula dijumpai bahwa bunyi-bunyi sesungguhnyajustru ditambahkan, selain mungkin pula dihilangkan.
a. Ekskresens atau anaptaksismengacu pada proses yang sama, yaitu penambahan konsonan di antara dua konsonandalam kata. Contohnya pada kata amtig ---mpt. Terlihat jelas adanya penambahan konsonan p di antara m dant.
b. Epentesis, merupakan istilahyang sering digunakan untuk memberikan perubahan yang memperlihatkan penambahanvokal pada tengah kata untuk memisahkan dua konsonan di dalam gugus konsonan.Oleh karena itu, perubahan jenis ini mengakibatkan perubahan silabe berstrukturkonsonan plus vokal, yang memberikan ilustrasi juga tentang kecenderungan umumyang berlaku bagi bahasa-bahasa yang menghindari gugus konsonan dan bunyi-bunyikonsonan pada posisi akhir kata. Contohnya, pada blu --- bulu; siks --- sikis; skin --- sikin; film ---pilum
c. Protesis, merupakan istilah yang digunakan untuk mengacusuatu tipe penambahan bunyi khusus yaitu apabila sebuah bunyi ditambahkan padaawal kata, dalam bahasa Motu misalnya, apabila kata dimulai dengan bunyi [a],bunyi [i] yang bersifat protesis ditambahkan mendahuluinya. Contohnya, api --lahi api; asan --- ladainsang ikan; au --- lau aku/saya
3. Metatesis
Perubahan yang disebutmetatesis merupakan perubahan yang hampir kurang lazim berlaku. Perubahan jenisini tidak termasuk pelesapan atau penambahan bunyi atau mengubah wujud bunyitertentu; tetapi secara singkat lebih merupakan perubahan dalam urutan bunyisebagaimana kejadiannya. Jika kita salah mengucapkan kata bahasa Inggris relevan yang berkait sebagai relevant, itu merupakan salah satugejala metatesis.Contoh lain kata [bi:d] burung [bird] mulanya diucapkansebagai [brid] . Bunyi tersebut kemudian berubah menjadi [bird] melalui prosesmetatesis dan ini merupakan bentuk yang masih terus ditampilkan dalam sistemejaan. Bunyi [-ir] telah mengalami perubahan lebih lanjut menjadi [e:],meskipun dalam sejumlah dialek bahasa Inggris, seperti Inggris, Amerika bunyi[r] yang asli masih diucapkan dengan jelas.
Metatesis merupakan jenisperubahan yang hampir jarang terjadi dan cenderung berlaku hanya pada satu ataudua kata dalam satu bahasa.Metatesis yang berlaku pada suatu bahasa biasanyamenunjukkan perubahan yang teratur.
4. Fusi
Fusi adalah jenis perubahan bunyi yang hampir sering ditemukan, yangmemperlihatkan menyatunya bunyi yang mulanya merupakan dua bunyi yang berbeda danakibatnya bunyi tunggal mengandung sejumlah ciri fonetis dari kedua bunyisemula. Contohnya, *oen -- oe sesuatu;*bon -- bo baik. Simbol di atas vokalbahasa Perancis menandakan bahwa vokal itu dinasalkan, dengan udara yang keluarmelalui hidung maupun mulut. Generalisasinya dapat dipaparkan sebagai berikut :
vokal --- nasal --- vokal yang dinasalkan
5. Proses Pengenduran
Proses pengenduran adalahproses fonetis yang justru berlawanan dengan fusi. Dari sebuah bunyi yangsemula tunggal ditemukan kemungkinan berkembangnya sebuah urutan dua bunyi,masing-masing dengan sejumlah ciri-ciri bunyi semula. Misalnya, kata [slaek]kekenduran, muncul ucapan [baik] dan [slaik]. Bunyi [ae] telah menjadi [ai]dan ini dapat dipandang sebagai gejala pengenduran dengan ciri (1) depan; (2)rendah.
6. Pemecahan Vokal
Dalam proses ini kedua vokal berkembang dari sebuah vokal tunggal. Prosesini disebut sebagai pemecah vokal. Akan tetapi, pemecahan vokal berbeda daripengenduran fonetis dalam hal pemecahan vokal tidak mungkin untuk mendapatkanpengalihan ciri-ciri dari suatu vokal tunggal yang asli salah satu dari duavokal yang berikutnya. Contohnya dalam bahasa Kairiru
Protobahasa Kairiru
*pale pial rumah
*namu niam tikus
*tolu tuol tiga
7. Asimilasi
Asimilasi merupakan jenis perubahan bunyi yangpaling umum terjadi. Perubahan bunyi ini lebih dipandang sebagai akibatpengaruh satu bunyi terhadap bunyi yang lain. Jika satu bunyi menyebabkan bunyiyang lain berubah sehingga dua bunyi tersebut berakhir dengan lebih mirip satusama lain dengan suatu cara.
3.Perubahan Kosa Kata
Perubahan kosa kata dalamberbagai bahasa sangat sering dapat diamati. Perubahan kosa kata menurutFernandez dapat terjadi karena sering terjalin kontak budaya antarpenuturbahasa. Hampir mustahil membayangkan dalam dunia modern ini tidak terjadikontak antarbudaya. Kalaupun ada, keadaan yang demikian tidak umum terjadi.
Bahasa sebagai salah satuunsur budaya pun juga mengalami kontak. Hal ini dibuktikan dengan banyaknyapenyerapan kosa kata yang berasal daribahasa lain. Misalnya, kosa kata Melayu yang merupakan hasil penyerapan daribahasa Arab. Kosa kata seperti waktu,zaman, musim, hadir, hakim, bulan, sabun, nama-nama hari seperti Ahad, Senin,Selasa, dan seterusnya. Misalnya lagi, pengaruh budaya portugis yang jugamenyebabkan terjadinya persinggungan bahasa. Oleh karena itu, kita mengenalkosa kata seperti bendera, meja, kemeja,kereta, keju, mentega, pepaya, nanas,cabe, dan lain-lain. Kata-kata seperti om,tante, handuk, dongkrak, kakus, dan sebagainya merupakan bentuk serapandari bahasa Belanda. Lebih banyak lagi bentuk serapan dari bahasa Inggris,seperti radio, telepon, statsiun, dantranspor.
G. Perubahan Bahasa yang DisebabkanFaktor dari Luar (Perubahan Sekunder)
Perubahan bahasa menurutFernandez (1994:56) dapat disebabkan oleh faktor kontak antarbahasa. BahasaMelayu dan bahasa Jawa telah berkontak sejak kurun waktu yang lama. Salingpengaruh antarbahasa tersebut telah terjadi lama sebelum kedatangan kaumkolonialis Belanda. Dengan kedatangan Belanda bahasa Melayu yang luas wilayahpemakainnya (sebagai lingua franca) meliputi hampir seluruh nusantara, lebihbanyak digunkan sebagai alat komunikasi oleh kaum penjajah.
Akibatnya, dalamberkomunikasi bahasa Melayu labih sering digunakan oleh masyarakat, sehinggahal ini sering menimbulkan masalah apabila ingin diamati unsur serapan yang adapada bahasa Jawa dan Melayu. Banyak unsur Melayu masuk dalam bahasa Jawa atausebaliknya. Namun, karena Jawa Melayu merupakan bahasa kerabat maka sulitdiketahui apakah seperangkat kata merupakan hasil pungutan ataukah kata kerabat(perangkat kognat) lain halnya, seperti antara bahasa Cina-Melayu
H. Sebab-Sebab Perubahan Bahasa
Bahasa pada hakekatnya merupakan proses yang terusberlanjut seiring dengan perkembangan kebudayaan. Apabila pikiran dasar itudidalami lebih jauh maka dapat dikatakan bahwa kehidupan manusia sendiri lebihjelas menerangkan tentang hakekat perubahan itu sendiri. Pengalaman hidupmanusia memperlihatkan bahwa dari kelahirannya manusia itu terus menerusmenjalani proses perubahan dalam dirinya hingga pada suatu ketika prosesperubahan itu dapat dialami secara drastis (tidak hanya peralihan dari mudamenjadi tua, dari tidak ada menjadi ada, tetapi bahkan perubahan dari adamenjadi tidak ada lagi di alam ini).
Semua gejala kehidupanmanusia berdasarkan penjelasan di atas adalah mengalami perubahan. Oleh karenaitu, bahasa sebagai piranti yang penting dalam pola perkembangan kehidupanmanusia. Alasan terjadinya perubahan bahasa menurut Fernandez (1994:13) adalah:
1. Perubahan bahasa manusia sebanding dengan perubahan anatomi fisiknya.
2. bahasa merupakan unsur bawaansejak lahir (hereditas). Oleh karenaitu sebagian besar ahli bahasa mengatakan bahwa terdapat hubungan antaragolongan darah seseorang dengan ciri-ciri bahasanya.
3. Perubahan fisik seseorang jugadapat dikaitkan dengan perubahan bahasa seseorang. Contohnya, jika anak tumbuhmaka bentuk mulutnya pun berubah, sehingga bahasa yang dihasilkan pun jugamengalami perkembangan.
4. Bahasa berkembang karena adanya proses pewarisan dari orang tuanya.
I. Kesamaan Bentuk
Untuk mengadakanperbandingan yang sistematis perlu dilakukan penyusunan perangkat ciri-ciriyang berkorespondensi dari unsur-unsur yang diperbandingkan dalam macam-macambahasa. Selain itu, peneliti bahasa juga ada yang tertarik untuk menelitibentuk-bentuk yang onomatopetis, yang urutan-urutan bunyinya memberi sugestipada sesuatu atau meniru sistem fonologi hal tertentu.
Sehubungan dengan kemiripan-kemiripan bahasa seperti tersebut di atas perlukiranya ditegaskan bahwa pertalian fonetis saja belum tentu mengandungkemiripan makna atau kemiripan fonetis dan makna belum tentu membuktikan bahwakedua bentuk itu berasal dari suatu bentuk proto yang sama.
Kemiripan fonetis dansemantik dapat juga terjadi karena faktor kebetulan. Misalnya, kata mati yang berarti mata secara fonetisboleh dikatakan mirip dengan matadalam bahasa Indonesia. Orang akan mengira bahwa di sini terdapat persamaanfonetis dan semnatis. Jadi, seharusnya kedua kata itu berasal dari suatu kataproto yang sama. Namun, setelah diselidiki dengan cermat ternyata bahwapertalian semacam itu hanya bersifat kebetulan (by chance) karena sama sekali tidak terdapat hubungan sejarahantara kedua kata itu. Kata Yunani matimerupakan hasil perkembangan terakhir dari kata Yunani Kuno yang berarti matakecil.Bentuk mati sebenarnyamerupakan suatu bentuk derivatif dari kata dasar omma yang berarti mata.Sebaliknya kata mata dalam bahasaIndonesia mempunyai bentuk yang sama dengan proto dalam bahasa sebelumnya. Sedangkan, kata mati Yunani modern yang berarti mata itu hanya mempunyai pertalianfonetis saja dengan kata mati dalambahasa Indonesia tanpa ada kesamaan semantik.
Keraf (1991:36) menyatakanadanya kemiripan fonetis dan semantik karena pinjam meminjam (borrowing). Misalnya, kata Indonesia : aljabar, alkohol, buku, bangku, agamadan sebagainya, adalah mirip dengan kata-kata dari bahasa Arab, Belanda,Sanskerta, adalah bukan karena berasal dari proto yang sama tetapi karenapinjaman .
Masalah pinjam-meminjamkata dalam suatu bahasa adalah masuk wilayah historis. Namun, dalam kajianLinguistik badingan Historis aspek tersebut tidak bisa dimasukkan. Hal tersebutdisebabkan karena dalam Linguistik bandingan Historis yang dibicarakan adalahkemiripan atau kesamaan bentuk-makna sebagai akibat perkembangan sejarah yangsama, atau perkembangan dari suatu bahasa proto yang sama. Bahasa-bahasa yangmempunyai hubungan yang sama atau berasal dari suatu bahasa proto yang sama,serta kemudian berkembang menjadi bahasa-bahasa baru, termasuk dalam satukeluarga bahasa (language family).
Oleh karena itu, dapatdisimpulkan bahwa kemiripan bentuk-makna yang terdapat dalam bahasa-bahasa,dapat terjadi karena tiga faktor, yaitu:
Karena warisan langsng (inheritance) oleh dua bahasa atau lebih dari suatu bahasa proto yang sama. Bentuk yang sama tersebut dinamakan bentuk kerabat (cognate)Karena faktor kebetulan (by chance). Misalnya kata nass dalam bahasa Jerman dan nas dalam bahasa Zuni yang sama-sama berarti basah. Karena pinjaman (borrowing). Suatu kemiripan bentuk-makna terjadi karena suatu bahasa akseptor menyerap unsur tertentu dari sebuah bahasa donor akibat kontak dalam sejarah.
J. Penentuan Kata Kerabat
Dasar penetapan katakerabat adalah dengan kemiripan bentuk dan makna. Asumsi mengenai kata-katkerabat menurut Keraf (1991:37) adalah sebagai berikut:
Ada sejumlah besar kosa kata dari suatu kelompok bahasa tertentu secara relatif memperlihatkan kesamaan yang besar bila dibandingkan dengan kelompok-kelompok lainnya. perubahan fonetis dalam sejarah bahasa-bahasa tertentu memperlihatkan pula sifat yang teratur. Keberaturan ini oleh Grimm dirumuskan sebagai hukum bunyi .Semakin dalam kita menelusuri sejarah bahasa-bahasa kerabat, semakin banyak pula ditemukan kesamaan antara pokok-pokok yang dibandingkan. Antara satu kelompok dengan kelompok lain terdapat lagi kesamaan-kesamaan tertentu. Korespondensi yang teratur antara bahasa dapat dijelaskan sebagai kibat perubahan bunyi yang teratur antara bahasa-bahasa kerabat. Perubahan yang terjadi pada bahasa-bahasa kerabat sejauh yang dapat dicatat dalam naskah-naskah tua, kemudian dirumuskan dalam kaidah-kaidah teoretis, sehingga tidak saja mencakup zaman prahistori bahasa
K.Metode Penelitian
Pada artikel inidikemukakan refleks Proto Austronesia (PAN) pada bahasa Jawa di KabupatenPacitan Jawa Timur. Untuk menganalisis inovasi dan retensi fonologis protoAustronesia pada Bahasa Jawa, digunakan metode historis-komparatif. Adapun langkah-langkahkerja untuk merekonstruksi fonologi, meliputi:
penetapan wujud protofonem beserta lingkungan yang dimasukinya (pemerian sistem fonologi protobahasa);perumusan refleks fonem protobahasa pada bahasa-bahasa sekerabat yang diteliti, refleks protobahasa tersebut lazimnya dapat diamati dalam korespondensi bunyi berdasarkan padanan perangkat kognat;perumusan kaidah korespondensi fonem antarbahasa sekerabat berdasarkan refleks fonem protobahasa yang dikaji (Fernandez,1996:27).
Dalam kajian diakronis bahasa Jawadi Kabupaten Pacitan ini digunakan metode kulaitatif deduktif. Sementara itu,teknik yang digunakan adalah teknik rekonstruksi eksternal dengan pendekatandari atas ke bawah (top-down approach).Pada tahap ini ditinjau hubungan antarproto bahasa pada dua peringkat yangberbeda, yaitu peringkat yang tertinggi(PAN) dan peringkat yang lebih rendah dilaksanakan secara deduktif(Fernandez,1996:29).
Datayang dibandingkan adalah kata-kata yang sama arti dari dua bentuk bahasa; ProtoAustronesia (PAN) dan Bahasa Jawa di Kabupaten Pacitan. Etimon PAN yangdigunakan adalah mengacu Blust dan Dyen pada buku berjudul English FinderlishRecounstructions in Austronesian Languages yang ditulis oleh S.A Wurm dan B.Wilson. Penelusuran refleks proto Austronesia (PAN) pada bahasa Jawa inidilakukan dengan maksud mengidentifikasi inovasi dan retensi dari PAN. Adapunjumlah data yang dibandingkan adalah berjumlah 200 data.
l. Pembahasan
Bahasa Jawa sebagai bagiandari bahasa dalam rumpun Austronesia tentu saja memiliki refleks protoAustronesia. Hal tersebut dibuktikan bahwa berdasarkan hasil analisis diakronisbahasa Jawa refleks proto tersebut sangat jelas terlihat. Refleks-refleks PANpada bahasa Jawa dapat dideskripsikan sebagai berikut:
1. Refleks pada Sistem Vokal BahasaJawa
Seperti halnya dalam bahasa-bahasa yang termasukdalam rumpun Austronesia, bahasa Jawa juga mempunyai lima foem vokal yangmeliputi /a/, /i/, /u/, /e/, /o/. Berdasarkan analisis data, tampak bahwa dalambahasa Jawa memang terdapat lima fonem vokal, dengan distribusi sebagaiberikut:
Fonem Vokal
/#-/
(Posisi Awal Kata)
/-K-/
(Posisi Tengah Kata)
/-#/
(Posisi Akhir Kata)
/a/
Awu abu
Dadi jadi
Wuta buta
/i/
Iwak ikan
Lindu gempa
Wesi besi
/u/
Uteg otak
Bagus tampan
Asu anjing
/e/
Edan gila
Getak membentak
Lare anak
/o/
Omah rumah
Wolu delapan
Ondho tangga
Inovasi dan Retensi Fonem Vokal Bahasa Jawa
*a>a//#KV-
/-KV#u
Evidensi:
*teka(?h)>teka datang
*manuk> manuk burung
*anak>anak anak
Berdasarkandata tersebut di atas tampak bahwa pada fonem vokal */a/ tidak mengalamiinovasi. Fonem /a/ pada bahasa Jawa merupakan refleks PAN *a seperti terlihatdalam contoh, bahwa kata PAN teka(?h) menjadi teka JW; PAN *manuk menjadi JWmanuk; dan kata PAN *anak menjadi JW anak
*i>i//# KV-
/-KV#
Evidensi:
*taqi>tahi kotoranmanusia
*tIlik>tIlik berkunjung
*IjuN>irung hidung
Pada data di atas tampak bahwa fonem vokal */i/tidak mengalami inovasi. Fonem /i/ pada bahasa Jawa merupakan refleks dariPAN*i merupakan refleks /i/ pada bahasa Jawa, seperti terlihat dalam contohetimon kata PAN*taqi manjadi JW tahi. Selain itu, juga terlihat etimon kata JW*tIlik menjadi JW tilIk dan *IjuN manjadi JW irung.
*u>u/#KV-
/-KV#
*paku>paku paku
*ulut>urut pijat
*timun>timun buah mentimun
Berdasarkan data tersebuttampak fonem vokal*/u/ tidak mengalami inovasi. Fonem /u/ pada bahasa Jawamerupakan refleks dari PAN *u seperti terlihat dalam contoh etimon PAN*paku menjadiJW paku; PAN ulut menjadi urut; dan PAN *timun menjadi timun
* >
Evidensi:
Glang>glang gelang(perhiasan)
(m)bun> mbun embun
Berdasarkan data di atas tampak fonem vokal*/ / tidak mengalami inovasi. Fonem / / pada bahasa Jawa merupakan refleks dariPAN* seperti terlihat pada contoh diatas.
B. Inovasi dan Retensi Diftong
1. *-ey>i// - (K)VK#
*-ay>i//- (K)VK#
*-uy>i//-(K)VK#
Evidensi:
*qatey>ati hati
*matay>mati mati
*apuy>geni api
Diftong PAN* /ey/ dan /ay/mengalami inovasi menjadi /i/ pada bahasa Jawa. Diftong */-ey/ dan /-ay/ padaPAN hanya terdapat pada posisi ultima saja. Hal ini dapat diketahui pada contohdi atas, misalnya PAN*qatey menjadi ati;
dan PAN *matay menjadi mati serta PAN *apuy menjadi JW geni.
2. *uy>u//-(K)VK#
*aw>u//-(K)VK#
Evidensi:
*linduy>lindu gempa
*kumuy>kumu kumur
*qajaw>mlayu berlari
Diftong PAN */uy/mengalami inovasi menjadi /u/ pada bahasa Jawa. Diftong */uy/ pada PAN hanyaterdapat pada posisi ultima saja. Hal ini dapat diketahui dari contoh di atas,PAN *linduy menjadi Jw lindu; PAN *kumuy menjadi JW kumu; PAN *qajaw menjadi JWmlayu.Berdasarkan hal tersebut tampak bahwa diftong PAN/uy/ menjadi JW/u/ dan PAN/aw/ menjadi JW/u/.
2. Inovasi dan Retensi pada SistemKonsonan Bahasa Jawa
A. Inovasi dan Retensi KonsonanBahasa Jawa
1. *b>w//KVK-
//-KVK
Evidensi : *abuh > awu abu
*buta > wuta buta
*bulu[?h] > wulu delapan
*besi > wesi besi
*buaq >woh buah
Konsonan PAN */b/ menjadiJW /w/ pada posisi penoltima dan ultima. Hal tersebut dapat dilihat pada contohPAN* abuh menjadi JW awu. Sedangkan, kata PAN *buta menjadi JW wuta.
2. *b>b//#KV-
Evidensi : *buqaya > baya buaya
Konsonan PAN */b/ tetap/b/. Konsonan PAN*/b/ tidak mengalami perubahan. Pada data tersebut tampakbahwa fonem konsonan */b/ tidak mengalami inovasi. Fonem /b/ pada bahasa Jawamerupakan refleks dari PAN*b seperti terlihat dalam contoh etimon PAN*buqayamenjadi JW baya.
3. *b>d//#KV-
Evidensi : *budbud > duduh kuah
Konsonan PAN*/b/ berubahmenjadi JW/d/. Perubahan tersebut terjadi pada posisi penoltima. Hal tersebutterlihat pada etimon PAN*budbud berubahmenjadi JW duduh yang bermakna kuah.
4. *b > //*KVK-
Evidensi : *budbud > duduh kuah
*kebkeb>kekeb memeluk
Konsonan PAN*/b/ berubah menjadi JW //. Perubahan tersebut terjadi padaposisi penoltima. Hal tersebut terlihat pada etimon PAN *budbud berubah menjadiJW budbud, dan etimon PAN*kebkeb menjadi kekeb yang berarti memeluk. Padacontoh tersebut di atas terlihat bahwa fonem */b/ hilang pada bentuk bahasaJawa.
5. *b >g//#KV-
Evidensi : *batak > getak membentak
Konsonan Pan */b/ berubah menjadi /g/ pada posisi penoltima. Hal ituterlihat pada etimon kata PAN * batak menjadi JW getak yang bermaknamembentak.
6. *c >t//#KV-
Evidensi : *cal[a?] >talingan telinga
*carat > karat karat
Konsonan PAN*/c/ menjadi JW /t/ pada posisi penoltima. Hal itu terlihatpada etimon kata PAN*cal[a?] menjadi JW talingan bermakna telinga.
7. *c >k//#KVK-
Evidensi : *kakul>pacul alat untuk mencangkul
*carat > karat karat
Konsonan PAN */c/ berubah menjadi JW/k/ pada posisi penoltima. Hal tersebutdapat dilihat pada etimon kata PAN*kakulmenjadi JW pacul alat untukmencangkul. Selain itu, perubahan tersebut juga dapat diamati pada etimon kataPAN*carat menjadi JW karat karat.
8. *d>h//-KVK#
Evidensi : *budbud > duduh kuah
Konsonan PAN*/b/ berubah menjadi JW /h/. Perubahan tersebut terjadi padaposisi ulltima. Hal tersebut terlihat pada etimon PAN *budbud berubah menjadi JWduduh.
9. *d >r//-KVK#
Evidensi : *mudaq > murah murah
*quda > ura udang
*qudip > urip hidup
Konsonan PAN*/d/ berubah menjadi JW /r/. Perubahan tersebut terjadi padaposisi ulltima. Hal tersebut terlihat pada etimon PAN *mudaq menjadi JW murahyangbermakna murah. Demikian juga dengan etimon *quda menjadi ura bermakna udang. Sedangkan, etimon PAN*qudipmenjadi JW urip yang bermakna hidup
10. *d > j//#KVK
//-KVK#
Evidensi : *dagut >janggut dagu
*gadah > gajah gajah
Konsonan PAN*/d/ berubah menjadi JW /j/. Perubahan tersebut terjadi padaposisi penulltima. Hal tersebut terlihat pada etimon PAN * dagut menjadi JW janggut yang bermakna dagu.Perubahan tersebut juga terjadi pada etimon kata PAN *gadah menjadi gajah yangbermakna gajah.
11. *gh>k//#KV-
Evidensi : *[gh]uli > kuli kuli
Konsonan PAN*/gh/ berubah menjadi JW /k/. Perubahan tersebut terjadi padaposisi penulltima. Hal tersebut terlihat pada etimon PAN *[gh]uli menjadi JW kuli yang bermakna kuli.
12. *h>k//#KV-
Evidensi : *hudu > kudu kerudung
Konsonan PAN*/h/ berubah menjadi JW /k/. Perubahan tersebut terjadi padaposisi penulltima. Hal tersebut terlihat pada etimon PAN *hudu menjadi JWkuduyang bermakna kerudung
13. *h> //#KVK-
Evidensi : *hamuk > amuk marah
Konsonan PAN*/h/ berubah menjadi JW //. Perubahan tersebut terjadi padaposisi penulltima. Hal tersebut terlihat pada etimon PAN *hamuk menjadi JWamuk yang bermkan marah
14. *j>t//-KV#
Evidensi : *buja > wuta buta (cacat)
Konsonan PAN*/j/ berubah menjadi JW /t/. Perubahan tersebut terjadi padaposisi ulltima. Hal tersebut terlihat pada etimon PAN **buja menjadi JW wutayang bermakna tuna netra.
15. *k>//#KV-
Evidensi : *kikik > ikik terpingkal-pingkal
Konsonan PAN*/k/ berubah menjadi JW //. Perubahan tersebut terjadi padaposisi penolltima. Hal tersebut terlihat pada etimon PAN * kikik menjadi JWikik yang bermakna terpingkal-pingkal
16. *k>p//#KVK-
Evidensi : *kakul > pacul cangkul
Konsonan PAN*/k/ berubah menjadi JW /p/. Perubahan tersebut terjadi padaposisi penolltima. Hal tersebut terlihat pada etimon PAN *kakul menjadi JW pacul yang bermakna cangkul
17. *l > r//-KVK#
Evidensi : *bnl > bener benar
Konsonan PAN*/l/ berubah menjadi JW /r/. Perubahan tersebut terjadi padaposisi ulltima. Hal tersebut terlihat pada etimon PAN *bnl menjadi JW beneryang bermakna benar.
18. *l >l//-KVK#
Evidensi : *kili[?h] >kelek ketiak
Konsonan PAN*/l/ berubah menjadi JW /l/. Perubahan tersebut terjadi padaposisi ulltima. Hal tersebut terlihat pada etimon PAN *kili[?h] menjadi JWkelek yang bermakna ketiak
19. *m >//-KVK#
Evidensi : *qitem > ire hitam
Konsonan PAN*/m/ berubah menjadi JW //. Perubahan tersebut terjadi padaposisi ulltima. Hal tersebut terlihat pada etimon PAN *qitem menjadi JW ire yangbermakna hitam.
20. *m > //#KVK-
Evidensi : *gemgem > gegem menggenggam
Konsonan PAN*/m/ berubah menjadi JW //. Perubahan tersebut terjadi padaposisi penolltima. Hal tersebut terlihat pada etimon PAN *gemgem menjadi JWgegem yang bermakna menggenggam.
21. *n > k//-KVK#
Evidensi : *Ikan > iwak ikan
22. *>m//#KVK
//-KVK#
Evidensi : *gangpang >gampang mudah
*tuut > tumut ikut
23. *? >//#KV-
Evidensi : *?inep> inp menginap
Konsonan PAN*/?/ berubah menjadi JW //. Perubahan tersebut terjadi padaposisi penolltima. Hal tersebut terlihat pada etimon PAN *?inep menjadi JW inp yang bermakna menginap.
24. *p > t//-KVK#
Evidensi : *dilp > dilat dijilat
Konsonan PAN*/p/ berubah menjadi JW /t/. Perubahan tersebut terjadi padaposisi ulltima. Hal tersebut terlihat pada etimon PAN * dilp menjadi JW dilat yang bermakna dijilat
25. *q > h//-KVK#
Evidensi : *rumaq > omah rumah
*tapiq > tapih selendang
* masaq > musuh musuh
*panaq > panah anak panah
*pasaq > pasah memasah
*taqi > tahi kotoran manusia
Konsonan PAN*/q/ berubah menjadi JW /h/. Perubahan tersebut terjadi padaposisi penulltima. Hal tersebut terlihat pada etimon PAN * rumaq menjadi JWomah yang bermakna rumah, PAN*tapiq menjadi JW tapih yang bermakna selendang.Etimon PAN * masaq menjadi JWmusuh yang bermakna musuh, PAN *panaq menjadipanah yang bermakna anak panah, etimon PAN*pasaq menjadi JW pasah yang bermakna memasah , etimonPAN*taqi menjadi JW tahi yang bermakna kotoran manusia
26. *q > //#KVK-
Evidensi : *qudip > urip hidup
*qatey > ati hati
* qareqp > arep-arep mengharap
Konsonan PAN*/q/ berubah menjadi JW //. Perubahan tersebut terjadi padaposisi penulltima. Hal tersebut terlihat pada etimon PAN * qudip menjadiJW urip yang bermakna hidup, *qateymenjadi JW ati yang bermakna hati,PAN * qareqp menjadi JW arep-arep yangbermakna mengharap
27. *q > r//-KVK#
Evidensi : *laleq > laler lalat
Konsonan PAN*/q/ berubah menjadi JW /r/. Perubahan tersebut terjadi padaposisi ulltima. Hal tersebut terlihat pada etimon PAN *laleq menjadi JW laler yang bermakna lalat
28. *q > //-KVK#
Evidensi : *(q)apura >apura maaf
Konsonan PAN*/q/ berubah menjadi JW //. Perubahan tersebut terjadi padaposisi ulltima. Hal tersebut terlihat pada etimon PAN *(q)apura menjadi JWapurayang bermakna maaf
28. *r > l//-KVK#
Evidensi : *lala >larang melarang
Konsonan PAN*/r/ berubah menjadi JW /l/. Perubahan tersebut terjadi padaposisi ulltima. Hal tersebut terlihat pada etimon PAN *lala menjadi JW larang yang bermakna melarang
29. r > //#KV-
Evidensi : * rumaq > omah rumah
Konsonan PAN*/r/ berubah menjadi JW //. Perubahan tersebut terjadi padaposisi ulltima. Hal tersebut terlihat pada etimon PAN * rumaq menjadi JW omahyang bermaknarumah
30. r > s//#KV-
Evidensi : *ratus > satus seratus
Konsonan PAN*/r/ berubah menjadi JW /s/. Perubahan tersebut terjadi padaposisi penolltima. Hal tersebut terlihat pada etimon PAN * ratus menjadi JWsatus yang bermaknaseratus
31. *t > s//#KV-
*t>s//-KVK#
Evidensi : *tabuk > sabuk ikat pinggang
*matak > masak memasak
*bagut > bagus tampan
Konsonan PAN*/t/ berubah menjadi JW /s/. Perubahan tersebut terjadi padaposisi penulltima maupun ultima. Hal tersebut terlihat pada etimon PAN *tabukmenjadi JW sabuk yang bermakna ikat pinggang, etimon kata PAN *matak menjadiJW masak yang bermakna memasak,serta etimon kata *bagut menjadi bagusyang bermakna tampan.
32. *t > g//#KV-
Evidensi : *tpu > glpu tepung
Konsonan PAN*/t/ berubah menjadi JW /g/. Perubahan tersebut terjadi padaposisi penulltima. Hal tersebut terlihat pada etimon PAN *tpu menjadi JWglpu yang bermakna tepung.
33. *t>//#KVK-
Evidensi : *putput > pupus
*tapu > sapu sapu
Konsonan PAN*/t/ berubah menjadi JW / /. Perubahan tersebut terjadi padaposisi penulltima. Hal tersebut terlihat pada etimon PAN *putput berubahmenjadi pupus yang bermakna ujung, dan etimon kata PAN *tapu menjadi JW sapuyang bermakna sapu.
34. *t > r//#KV-
Evidensi : *qitem > ireng hitam
Konsonan PAN*/t/ berubah menjadi JW / r /. Perubahan tersebut terjadi padaposisi penulltima. Hal tersebut terlihat pada etimon PAN *qitem menjadi ireng yangbermakna hitam.
35. *w>//KV-
Evidensi : *wasu? > asu anjing
Konsonan PAN*/w/ berubah menjadi JW / /. Perubahan tersebut terjadi padaposisi penulltima. Hal tersebut terlihat pada etimon PAN *wasu? menjadi JW asu yang bermakna anjing.
36. *w>n//-KVK#
Evidensi : *limauw > limun jeruk
Konsonan PAN*/w/ berubah menjadi JW / n /. Perubahan tersebut terjadi padaposisi ulltima. Hal tersebut terlihat pada etimon PAN *limauw menjadi limun yang bermakna jeruk.
37. *y>//-KVK#
Evidensi : *kumuy > kumu kumur
*linduy > lindu gempa
Konsonan PAN*/y/ berubah menjadi JW / /. Perubahan tersebut terjadi padaposisi ulltima. Hal tersebut terlihat pada etimon PAN *kumuy berubah menjadi JWkumuyang bermakna kumur. Etimon PAN *linduy menjadi JW linduyang bermakna gempa.
38.*y > dh//-KVK#
Evidensi : *tuyun > mudhun turun
Konsonan PAN*/y/ berubah menjadi JW / dh /. Perubahan tersebut terjadi padaposisi ulltima. Hal tersebut terlihat pada etimon PAN *tuyun menjadi JW mudhunyang bermakna turun.
39. *z > j//-KV#
Evidensi : *diZi > driji jari
Konsonan PAN*/z/ berubah menjadi JW / j /. Perubahan tersebut terjadi padaposisi ulltima. Hal tersebut terlihat pada etimon PAN **diZi menjadi JW drijiyang bermakna jari.
40. *>r//#KV-
//-KV#
Evidensi : *diZi > driji jari
*bi [!]u > biru biru
Konsonan PAN*/ / berubah menjadi JW / r /. Perubahan tersebut terjadipada posisi penultima dan ulltima. Hal tersebut terlihat pada etimon PAN *diZimenjadi JW driji yang bermakna jari,serta etimon kata PAN *bi [!]u menjadiJW biru yang bermakna biru.
41. *>//#KV-
//-KV#
Evidensi : *lala > lara melarang
*kaka > kaka kakak laki-laki
Konsonan PAN*// berubah menjadi JW //. Perubahan tersebut terjadi padaposisi penultima dan ulltima. Hal tersebut terlihat pada etimon PAN *lalamenjadi JW lara yang bermaknamelarang. Etimon PAN*kaka menjadi JW kaka yang bermakna kakak laki-laki
42. *>k//-KV#
Evidensi : *paan > pakan makanan ternak
Konsonan PAN*// berubah menjadi JW /k/. Perubahan tersebut terjadi padaposisi penultima dan ulltima. Hal tersebut terlihat pada etimon PAN *paanmenjadi JW pakan yang bermaknamakanan ternak.
43. *>h//-VK#
Evidensi : *muta > mutah muntah
Konsonan PAN*// berubah menjadi JW /h/. Perubahan tersebut terjadi padaposisi ultima. Hal tersebut terlihat pada etimon PAN *muta menjadi JW mutahyang bermakna muntah.
44. *?>//-KV#
Evidensi : *susu? > susu susu
*bulu[?]-wulu bulu
Konsonan PAN*/?/berubah menjadi JW//. Perubahan tersebut terjadi padaposisi ultima. Hal tersebut terlihat pada etimon PAN *susu? menjadi susu yang bermakna susu, serta etimonPAN *bulu[?]menjadi JW wulu yangbermakna bulu.
45. *?>n//-VK#
Evidensi : *cal[a?] >talian telinga
Konsonan PAN*/?/berubah menjadi JW/n/. Perubahan tersebut terjadi padaposisi ultima. Hal tersebut terlihat pada etimon PAN *cal[a?] menjadi JW talian yang bermakna telinga.
46. *?>//#KV-
Evidensi : *?inep>inp menginap
Konsonan PAN*/?/berubah menjadi JW/ /. Perubahan tersebut terjadi padaposisi penultima. Hal tersebut terlihat pada etimon PAN *?inep menjadi JW inpyang bermakna menginap.
Jenis-Jenis Inovasi
Inovasi Substitusi
Substitusi ialah penggantian satu bunyi denganyang lainnya.
*b>w
Inovasi konsosnan PAN */b/ menjadi JW /w/merupakan inovasi substitusi. Hal ini misalnya terlihat pada
Evidensi: *abuh > awu
*buta > wuta
* bulu [?] > wulu
2. Inovasi Marger
Marger (penggabungan) ialah berpadunya duafonem atau lebih menjadi satu fonem. Margeris the loss of a contrast formely existed between two (or more) phonemes(trask,2000:210)
*uh > u
*uan> on
*aw>u
*uy>u
*ey> i
Evidensi : *qatey > ati
* limaw > limun
3. Inovasi Split
Split (pisahan) ialah berpisahnya sebuah fonemmenjadi dua fonem atau lebih. Split is any phonological change in which asingle phonemem gfives rise to two distinsct phonemes (Trask,2000:320).
a. Inovasi split terjadi pada fonem konsonan PAN,misalnya:
*b ________ w
d
g
*d h
r
j
l
Sementara itu, kaidah sekunder yang terjadi dalam perubahan PAN terhadapbahasa Jawa adalah sebagai berikut:
Asimilasi
Asimilasi ialah kaidah sekunder yang terjadi jikasatu bunyi menyebabkan bunyi yang lain berubah sehingga dua bunyi tersebutberakhir dengan lebih mirip satu sama lain. Assimilationis sintagmatic change in which somesequence usully within a single phonological word or phrase (Trask,2000:30). Oleh karena itu, asimilasi sungguh-sungguh merupakan jenis perubahanbunyi yang paling umum terjadi.
Misalnya :gemgem > gegem
Metatesis
Perubahan jenis ini tidak termasuk pelespan ataupenambahan atau mengubah wujud bunyi tertentu; secara singkat lebih merupakanperubahan dalam urutan bunyi. Metathesisiis any syntagmatig change in which the order of segments (or sametimes of otherphonological elementas) in a word is altered (Trask, 2000:211).
Misalnya :kulambu > selambu
Tabel
No
Gloss
Etimon PAN
Kosa Kata Bahasa Jawa
Inovasi dan Retensi Konsonan Bahasa Jawa
Inovasi dan retensi Vokal dan Diftong Bahasa Jawa
Ket
1.
Anjing
*gukguk
Asu
g>a
u>s
2.
Burung
*Manuk
manuk
m-n-k>m-n-k
a-u>a-u
3.
Ketiak
*Kili [?h]
Kelek
k-l-h>k-l-k
i>e
4.
Undangan
*(qh)atur
atur-atur
Qh-t-r>-t-r
a-u>a-u
5.
datang
*Teka(?h)
tka
T-k>t-k
e-a>-a
6.
panah
*panaq
panah
p-n-q>p-n-h
a.-a>a-a
7.
abu
*abuh
awu
b-h>w-
a-u>u-a
8.
karung
*karung
karU
k-r>k-r
a-u>a-U
9.
timbang
*Timba
timba
T-b-> t-b-
i-a>i-a
10.
botak
*butak
bothak
b-t-k>b-T-k
u-a>oa
11.
bambu
*buluq
pri
b-l-q>p-r
u>i
12.
kantung
*kanTu
kanTo
Kn-T>kn-T
a-u>a-o
13.
Laut
*sawa
laUt
s-w>l-t
Aw>u
14.
Palu
*palu
pukul
p-l>p-k-l
a-u>u-u
15.
tampan
*Bagut
bagus
B-g-t>b-g-s
a-u>a-u
16.
jadi
*zadi
dadi
z-d>d-d
a-i>a-i
17.
lebah
*tabuan
tawon
t-b-n>t-w-n
a>a
ua>o
18.
membuka
*buka
buka?
b-k>b-k
ua>ua
19.
mulai
*Puna[q?h]
wiwid
P-n-q>w-w-d
u-i>a-i
20.
burung
*manuk
manuk
m-n-k>m-n-k
a-u>a-u
21.
hitam
*qitem
ire
q-t-m>-r-
i-e>i-
22.
selimut
*gb[!]
kmul
g-b-!>k-m-l
>u
23.
buta
*buta
wuta
b-t>w-t
u-a>u-a
24.
darah
*zuRaq
gtih
z-R-q>g-t-h
u-a>-i
25.
bunga
*kmba
kmba
k-m-b>k-m
-a>-a
26.
panu
*panaw
panu
p-n-w>p-n
Aw>u
27.
pukul
*heyup
antm
h-y-p>n-t-m
e-u>a-
28.
Bi[!]u
*biru
biru
b-r>b-r
i-u>i-u
29.
tumpul
*Pu(n)dul
kethul
p-d-l>k-T-l
u-u>e-u
30.
papan
*papan
papan
p-p>p-p
a-a>a-a
31.
badan
*?awak
awak
w-k>wk
a-a>a-a
32.
tulang
*[t]ulan
lula
t-l>l-l
u-a>u-a
33.
labu
*baluh
waluh
b-l-h>w-l-h
34
nanah
*naqnaq
nanah
n-q>n-h
a-a>a-a
35
petI
*peti
pethi
p-t>p-T
e-i>e-i
36.
gelang
*gla
gla
g-l>g-l
e-a>e-a
37.
otak
*qautek
utk
q-t-k>t-k
Au>u
38.
bekatul
*dadak
dedak
d-d-k>d-d-k
39.
pecah
*pecaq
pcah
p-c-q>p-c-h
e-a>ea
40.
Susu
*Susu?
susu
S-s>s-s
u-u>u-u
41.
sapu
*Tapu
sapu
T-p>s-p
a-u>a-u
42.
kuah
*budbud
duduh
b-d>d-d
u-u>u-u
43.
kakak
*kaka
kaka
k-k>k-k
a-a>a-a
44.
timba
*timba
timba
t-m-b>t-m-b
i-a>ia
45.
kupu
*Kupu
kupu
K-p>k-p
u-u>u-u
46.
lilin
*lilin
lilIn
l-l-n>l-l-n
i-i>i-I
47.
kerudung
*Hudu
kudhu
h-d->k-d-
u-u>u>u
48.
karat
*carat
karat
c-r-t>k-r-t
a-a>a-a
49.
pangku
*Paku
paku
p-k>p-k
a-u>a-u
50.
kapur
*apure
kapur
p-r>k-p-r
a-u>a-u
51.
sapi
*lmbu
lmbu
l-m-b>l-m-b
-u> -u
52.
pasti
*t(n)tu
msTi
t-t>m-s-T
>
53
Orang lain
*lIyan
liyan
l-y-n>l-y-n
I-a>i-a
54.
murah
*mudaq
murah
m-d-q>m-r-h
u-a>u-a
55.
pipi
*Pipi
pipi
p-p>p-p
i-i>i-i
56.
dada
*Dada
DaDa
D-d>D-D
a-a>a-a
57.
mengunyah
*mamaq
mamah
m-m-q>m-m-h
a-a>a-a
58.
kepala
*Datu?
sirah
D-t-?>s-r-h
59.
anak
*anak
anak
n-k>n-k
a-a>a-a
60.
janggut
*Dagut
jagut
D-g-t>j-g-t
a-u>a-u
61.
kepung
*kpu
kpu
k-p>k-p
-u >-u
62
kuku
*Kuku
kuku
k-k>k-k
u-u>u-u
63.
menggenggam
*gemgem
ggm
Gm-gm>g-g-m
-> -
64.
jelas
*dunu
dunu
d-n>d-n
u-u>u-u
65.
erat
*kkt
kkt
k-k-t>k-k-t
-> -
66.
mbun
*mbun
mbUn
mb-n>mb-n
-u >-u
67.
nyiur
*Nyiur
nyiur
Ny-r>ny-r
i-u>iu
68
udang
*qudang
urang
q-d>r
u-a>u-a
69.
mangkuk
*mangkuk
mangkuk
m-kk> m-kk
a-u>au
70.
mentimun
*timun
timUn
t-mn>t-mn
iu>iU
71.
kelambu
*kulambu
selambu
klm-b>slm-b
ua-u>ea-u
72.
kekuatan
*daya
daya
d-y>d-y
a-a>a-a
73.
ikan
*Ikan
iwak
Kn>wk
I-a>a-a
74.
peluk
*peluk
sikp
p-l-k>s-k-p
e-u>i-
75.
gelap
*DemDem
ptng
D-m>p-t
e-e> -
76.
Makanan ternak
*Pa[]an
pakan
p->p-k
a-a>a-a
77.
dalam
*Dalem
jro
D-l>j-r
a-e>-o
78.
tanggul
*tanggul
tanggul
t-g-l>t-g-l
a-u>a-u
79.
Salah
*salaq
salah
a-l-q>a-l-h
a-a>a-a
80.
Sanggah
*Tagah
(m)bela
T-g-h>b-l
a-a>e-a
81.
kedudukan
*pakat
pakat
p-k-t>p-k-t
a-a>a-a
82.
membuka
*rebaq
(m)buka?
r-b-q>b-k-?
e-a>u-a
83.
tebal
*petpet
kandel
Pt-pt>kn-dl
e-e>a-e
84.
mengganti
*gantI
(ng)ganti
gn-t>gn-t
a-I>a-i
85.
tahan
*(tT)ahan
empet
T-h-n>m-p-t
a-a>e-e
86.
rusak
*Rusak
rusak
R-s-k>r-s-k
u-a>ua
87.
Diare
*cIrit
(ke)cIrit-cIrit
c-r-t>crt-crt
I-i>I-i
88.
Turun
*tuyun
muDun
t-y-n>m-D-n
u-u>u-u
89.
Ubah
*ibah
owah
b-h>w-h
i-a>o-a
90.
Sulit
*pajah
ael
p-j-h>-l
a-a>a-e
91.
berak
*tahI
tai
t-h>t
aI>ia
92.
hilang
*hila
ila
h-l--l
i-a>i-a
93.
muntah
*Muta
mutah
M-t>m-t
u-a>u-a
94.
sakit
*Takit
lara
T-k-t>l-r
a-i>a-a
95.
suapi
*dula
dula
d-l> d-l
u-a>u-a
96.
lauk
*lahuk
lawuh
l-h-k>l-w-h
a-u>au
97.
bentah
*bantah
(m)bantah
b-t-h>b-t-h
a-a>a-a
98.
pusing
*(dD)n
mu
D-n>m
->u-
99.
membuat
*Buhat
Gawe
B-h-t>G-w
u-a>a-e
100.
anjing
*Wasu?
asu
W-s>-s
a-u>a-u
101
memasak
*Matak
masak
M-t-k>m-s-k
a-a>a-a
102.
pintu
*pintu
lawa
p-n-t>l-w-
i-u>a-a
102.
bulu
*Bulu[?h]
wulu
b-l-h>w-l-
u-u>u-u
103.
membentak
*batk
gtak
b-t-k>g-t-k
a-> -a
104.
minum
*?inum
ombe
?-n-m>-m-b
i-u>o-e
105.
lebah
*kudug
tawon
k-d-g>t-w-n
u-u>a-o
106.
perlombaan
*Lumba
lomba
L-mb>l-mb
u-a>o-a
107.
genap
*gnp
gnp
g-n-p>g-n-p
->-
108.
Tingkah laku
*laku
laku
l-k>l-k
a-u>au
109.
menjenguk
*tIlIk
tilIk
t-l-k>t-l-k
I-i>I-i
110
benua
*benua
benua
b-n>b-n
e-ua>e-ua
111.
memeluk
*kebkeb
kkp
Kb-kb>k-k-p
e-e> -
112.
sapi
*Lembu
lmbu
l-mb>l-mb
e-u> -u
113.
bangun
*bangun
tangi
b-ngn tangi
Bangun tangi
114.
kepiting
yuyu
yuyu
y-y> y-y
u-u> u-u
115.
lumpuh
lumpuh
lumpuh
l-mp-h>l-mp-h
u-u> u-u
116.
buaya
*buqaya
baya
b-q-y> b-y
u-a-a> a-a
117
lari
*qajaw
mlayu
Q-j-w >ml-y
a-aw >a-u
118.
mati
*mataJ
mati
m-t-J> m-t
a-a> a-i
119.
tuli
*beel
budheg
B-l >b-dh-g
u-e> e-e
120.
hutang
*uta
utang
t-> t-
u-a> u-a
121.
hias
*hias
hias
H-s >h-s
i-a >i-a
122.
pusing
*pni
munyng
p-n-> m-ny-
-i>u-
123.
pintu
*pintu
lawang
P-n-t >l-w-ng
i-u> a-a
124
madu
*madu
madu
m-d> m-d
a-u> a-u
125.
telinga
*Cal[a?]
talingan
C-l>t-l-ng-n
a-a> a-i-a
126
gempa
*linduy
lindu
l-nd-y> l-nd
i-u> i-u
127
sulam
*sulam
dondom
s-l-m> d-nd-m
u-a> o-o
128
mudah
*gapa
gampa
g-p-> g-mp-
a-a> a-a
129
gajah
*Gadah
gajah
G-d-h >g-j-h
a-a> aa
130
delapan
*walu
wolu
w-l>w-l
a-u> o-u
131
kandang
*kanda
kanDa
k-nd-> k-nD-
a-a> a-a
132
jemput
*papag
papag
p-p-g> p-p-g
a-a> a-a
133
kecewa
*Putput
pupus
Pt-pt >p-p-s
u-u> u-u
134
musuh
*masaq
musUh
m-s-q> m-s-h
a-a> u-U
135
ukir
*ukI[!]
ukIr
k>k-r
u-I>u-I
136
datar
*Datar
rata
D-t-r> r-t
a-a> a-a
137
berak
*taqi
tai
T-q- t
ai >ai
138
melarang
*dala
mengi
d-l-> m-ng-
a-a> e-i
139
pandai
*pandaJ
pintr
P-nd-J> p-nt-r
a-a> i-
140
mata
*mata
mata
m-t> m-t
a-a> a-a
141
terkena
*kena
kna
k-n >k-n
e-a >-a
142
lalat
*Laleg
lalr
L-l-g> l-l-r
a-e> a-
143
ikut
*Tuut
lumut
T--t >l-m-t
u-u>u-u
144
adat
*adat
adat
d-t> d-t
a-a> a-at
145
jari
*diZI
driji
d-Z >dr-j
i-I >i-i
146
api
*apuy
gni
p-y> g-n
a-uy> -i
147
marah
*hamuk
amuk
H-m-k >-m-k
a-u> a-u
148
lima
*Lima?
lima
L-m-?> l-m
i-a> i-a
149
Tutup
*tutup
tutup
t-t-p> t-t-p
u-u> u-u
150
kilau
*kilap
kilap
K-l-p >k-l-p
i-a >i-a
151
buah
*buaq
woh
b-q >w-h
ua >o
152
tepung
*[t]apu
glpu
p-> gl-p-
a-u> -u
153
buta
*Buja
wuta
B-j >w-t
u-a> u-a
154
Makanan ternak
*pakan
pakan
p-k-n> p-k-n
a-a> a-a
155
lipat
*l(m)pit
lmpit
l-(m)-p-t l-(m)p-t
-i> -i
156
melarang
*lala
lara
l-l- >lr-
a-a >a-a
157
lengan
*ln
ln
l--n> l--n
-> -
158
lupa
*Lupa
lali
L-p >l-l
u-a> a-i
159
maaf
*(qo)apura
apura
p-r> -p-r
a-u-a> a-u-a
160
burung
*manuk
manuk
M-n-k >m-n-k
a-u> a-u
161
daya
*daya
daya
d-y> d-y
a-a> a-a
162
panu
*panav
panu
p-n >p-n
a-av >a-u
163
keuntungan
*u(n)tu
UntUng
n-t> n-t
U-U> U-U
164
kumur
*kumuy
kumu
k-m >k-m
u-uy> u-u
165
selendang
*tapiq
tapih
t-p-q> t-p-h
a-i> a-i
166
Tertawa terpingkal-pingkal
*kikik
ikik
K-k-k >-k-k
i-i >i-i
167
lajang
*daja
laja
d-j-> l-j-
a-a> a-a
168
cangkul
*Kakul
pacUl
K-k-l >pc-l
a-u> a-U
169
benar
*bnl
bnr
b-n-l> b-n-r
-> -
170
rumah
*Rumaq
omah
R-m-q >m-h
u-a>o-a
171
seratus
*Ratus
satus
R-t-s> s-t-s
a-u> a-u
172
kuman
*kuman
kuman
u-a >u-a
u-a> u-a
173
besi
*bsi
wsi
b-s> w-s
-i> -i
174
gatal
*gatl
gatl
g-t-l >g-t-l
a- >a-
175
gading
*gadi
gaDi
G-d-> g-D-
a-i> a-i
176
kuli
*[qh]uli
kuli
qh-l >k-l
u-i> u-i
177
tangga
*Taga[?h]
onDo
T-g-h>n-D
a-a>o-o
178
daun
*Dahun
goDo
D-h-n >gD-
a-u >o-o
179
limau
*limaw
limun
l-m> l-m-n
i-aw> i-u
180
menginap
*?inp
nginp
n-p> ng-n-p
i-> i-
181
dijilat
*dilap
dilat
D-l-p >d-l-t
i-a>ia
182
Hidup
*quDip
urip
q-D-p> r-p
u-i>u-i
183
Mengangkat
*?akat
(ng)goto
n-k-t>g-t-
a-a>o-o
184
Hati
*qatey
ati
q-t-y> a-t-i
a-e> a-i
185
Ikat pinggang
*tabuk
sabuk
t-b-k >s-b-k
a-u >a-u
186
Rugi
*!ugi
rugi
*!-g> r-g
*u-i u-i
187
Pijat
*ulut
urut
u-l-t >r-t
u-u >u-u
188
Paku
*paku
paku
p-k> p-k
a-u> a-u
189
Hidung
*IjuN
iru
I-jN> i-r-N
I-u> i-u
190
Babi
*babuJ
babi
B-b-J >b-b
a-u> a-i
191
Satu
*?esa?
Siji
s-?> S-j
i-i >i-i
192
Bawang
*bawa
bawa
b-w-> b-w-
a-a> a-a
193
Lawan
*laban
musuh
l-b-n> m-s-h
a-a> u-u
194
Bantal
*bantal
bantal
b-n-t-l> b-n-t-l
a-a> a-a
195
Tikus
*pa(n)tik
tikus
P(n)t-k >t-k-s
a-i >i-u
196
Harga
*upaq
opah
p-q >p-h
u-a> o-a
197
Labu
*baluh
waluh
B-l-h >w-l-h
a-u >a-u
198
meletakkan
*taRuq
nyeleh
t-R-q> ny-l-h
a-u> e-e
199
Putih
*bulay
putIh
B-l-y >p-t-h
u-a >u-I
200
Kawat
*kawad
kawat
k-w-d> k-w-t
a-a> a-a
PUSTAKA ACUAN
Crowley, Terry. 1986.An Introduction to Historical Liguistics.Oxford: Oxford University Press.
Fernandez, Inyo Yos. 1990. Telaah Kualitatif dan Kuantitatif LinguistikKomparatif Beberapa Masalah Teori dan Praktik).Yogyakarta:Fakultas SastraUGM.
----------, 1994. Linguistik Historis Komparatif (pengantar diBidang Teori) Jilid I Telaah Kualitatif dan Kuantitatif. Yogyakarta.
Keraf, Gorys.1991. Linguistik Bandingan Historis.jakarta:PTGramedia Pustaka Utama.
Trak, R.L.2000.The Dictionary ofHistorical and ComparativeLinguistics.Edinburg:Edinburg University Press..
Diposting oleh
sri pamungkas
di01.44
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Posting Lebih Baru
Posting Lama
Beranda
Langganan:Posting Komentar (Atom)
Bahasa Indonesia dalam Berbagai Perspektif
Karya Sri Pamungkas
KKPK "The Winner"
Karya Aisya (Echa) anak pacitan.
Arsip Blog
2014
(7)
Mei
(7)Penggunaan Bahasa pada Penyandang Latah (Studi Ka...KAJIAN DERIVASI DAN INFLEKSI PADA KATA ULANG BAHAS...SABDA PANDHITA RATU:REFLEKSI KEPEMIMPINAN DALAM KU...BAHASA, SASTRA, DAN BUDAYA JAWA SERTA PERANANNYA S...KAJIAN FONOLOGI BAHASA JAWA DI KABUPATEN PACITAN B...Pembentukan Sikap dan Kecerdasan Verbal Pada Anak ...Bahasa. Sastra, dan Peranannya Dalam Pembentukan K...
Google+ Followers
Mengenai Saya
sri pamungkas
Lihat profil lengkapku
Dboecah's Pacitan
Kegiatan Dboecah's Pacitan
Translate
Google+ Badge
Total Tayangan Halaman
Tema Jendela Gambar. Gambar tema oleh fpm. Diberdayakan oleh Blogger.