Upload
ginas-septian-nurfakhri
View
237
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
7/31/2019 Lingkup Dan Tujuan
1/54
7/31/2019 Lingkup Dan Tujuan
2/54
7/31/2019 Lingkup Dan Tujuan
3/54
Prinsip Umum
a. Geometri
b. Arus Lalu Lintas
c. Model Dasard. Penentuan Waktu Sinyal
e. Kapasitas dan Derajat Kejenuhan
f. Perilaku Lalu Lintas
7/31/2019 Lingkup Dan Tujuan
4/54
a. Geometri
Perhitungan dikerjakan unutk setiap pendekat.
1 lengan terdiri dari 1 pendekat, yaitu dipisahkan mmenjadi dua atau lebih sub
pendekat.
Terjadi jika : gerakan belok kanan dan atau belok kiri mendapat sinyal hijau pada
fase yang berlainan dengan lalu-intas yang lurus, atau jika dipisahakan secara
fisik dengan pulau pulau lalu lintas dalam pelekat.
7/31/2019 Lingkup Dan Tujuan
5/54
b. Arus Lalu Lintas
Perhitungan dilakukan per satu atau lebih periode, misal didasarkan padakondisi arus lalu lintas rencana jam puncak pagi,siang, sore,
Arus lalu lintas(Q) untuk setiap gerakan (belok QLT,QST,dan QRT)
dikonversi dari kendaraan perjam menjadi satuan mobil penumpang
(smp) perjam dengan menggunakan ekivalen kendaraan penumpang
(emp)untuk masing-masing pendekat terlindung dan terlawan.
7/31/2019 Lingkup Dan Tujuan
6/54
7/31/2019 Lingkup Dan Tujuan
7/54
Arus jenuh dinyatakan sebagai :
S = S0
x F1
x F2
x F3
x F4x F
N
Untuk pendekat terlindung arus jenuh dasar ditentukan sebagai fungsi dari lebar
efektif pendekat
S0 = 600 x WE
Penyesuaian kemudian dilakukan untuk kondisi-kondisi :
Ukuran kota
Hambatan samping
Kelandaian
Parkir
Gerakan membelok
7/31/2019 Lingkup Dan Tujuan
8/54
d. Penentuan Waktu Sinyal
Metode Webster (1996) memininumkan tundaan total pada suatu simpang.
Tentukan : waktu siklus (c), waktu hijau(g) pada masing-masing fase (i)
Waktu Siklus
Dimana :
c = waktu siklus sinyal (detik)
LTI = jumlah waktu hilang per siklus (detik)
FR = arus dibagi dengan arus jenuh (Q/S)FRcrit = nilai FR tertinggi dari semua pendekat yang berangkat
pada suatu fase sinyal
E(FRcrit) = rasio arus simpang = jumlah dari semua fase pada
siklus tersebut
FRcrit
LTI
c 1
55,1
7/31/2019 Lingkup Dan Tujuan
9/54
Waktu Hijau
gi = tampilan waktu hijau pada fase i
FR
FRgcrit
crit
i L
LTIc
7/31/2019 Lingkup Dan Tujuan
10/54
e. Kapasitas dan Derajat kejenuhan
Kapasitas pendekat diperoleh denagn perkalian arus jenuh dengan rasio hijau (g/c)
pada masing-masing pendekat.
Derajat kejenuhan diperoleh sebagai :
f. Perilaku Lalu Lintas (Kualitas Lalu Lintas)
panjang antrian
Jumlah rata-rata antrian smp pada awal sinyal (NQ) dihitung sebagai jumlah smp yang
tersisa dari hijau sebelumnya (NQ1) ditambah jumlah smp yang datang selama fase
merah (NQ2).NQ = NQ1+ NQ2
g
Sc
Q
C
QDS
7/31/2019 Lingkup Dan Tujuan
11/54
Panduan Penggunaan
1. Tipe penggunaan manualmanual dapat memenuhi berbagai macamkebutuhan dan jenis perhitungan untuk
simpang bersinyal,seperti :perancangan,perencanaan, dan pengoprasian.
2. Nilai normal
a. Arus lalu lintasb. Penentuan fase dan waktu sinyalc. Lebar pendekat
7/31/2019 Lingkup Dan Tujuan
12/54
PANDUAN REKAYASA LALU LINTAS
TUJUAN
Untuk analisa operasional dan peningkatan simpang yang sudah ada, saran
diberikan dalam bentuk perilaku lalu lintas sebagai fungsi arus pada keadaan
standar. Saran-saran juga diberikan mengenai masalah berikut yang berkaitan
dengan rencana detail dan pengaturan lalu-lintas:
Dampak terhadap keselamatan lalu-lintas dan asap kendaraan akibat
perubahan perencanaan geometri dan pengaturan lalu-lintas.
Hal-hal perencanaan rinci terutama yang mengenai kapasitas dan
keselamatan.
Jenis pengaturan lalu-lintas dan alat-alat pengaturan lalu-lintas.
7/31/2019 Lingkup Dan Tujuan
13/54
7/31/2019 Lingkup Dan Tujuan
14/54
7/31/2019 Lingkup Dan Tujuan
15/54
7/31/2019 Lingkup Dan Tujuan
16/54
Perencanaan rinci
Sebagai prinsip umum, simpang bersinyal bekerja paling efektif apabila simpang
tersebut dapat beroperasi dengan dua fase (jenis fase 42 dan 32) dan bila keadaan-
keadaan berikut dipenuhi: Daerah konflik didalam daerah simpang adalah kecil.
Simpang tersebut simetris, artinya jarak dari garis stop terhadap titik perpotongan
untuk gerakan lalu-lintas yang berlawanan adalah simetris.
Lajur bersama untuk lalu-lintas lurus dan membelok digunakan sebanyak mungkin
dibandingkan dengan lajur terpisah untuk lalu-litas membelok.
7/31/2019 Lingkup Dan Tujuan
17/54
Pengaturan lalu lintas dan alat pengatur lalu lintas :
- Pengaturan waktu tetap
- Peraturan sinyal semi aktuasi
- peraturan sinyal aktuasi penuh- Pengaturan sinyal terkoordinasi
- Fase sinyal
- Fase terpisah untuk lalu lintas belok kanan
- Belok kiri langsung
- Pemeriksaan ulang wak sinyal yang sering
- Waktu kuning- Penempatan tiang sinyal
7/31/2019 Lingkup Dan Tujuan
18/54
7/31/2019 Lingkup Dan Tujuan
19/54
PERUBAHAN
Ubah penentuan fasesinyal, lebar pendekat,aturan membelok, dsb
LANGKAH E : PERILAKU LALU LINTAS
LANGKAH D : KAPASITAS
LANGKAH C : PENENTUAN WAKTU SINYAL
LANGKAH B : PENGGUNAAN SINYAL
LANGKAH A : DATA MASUKAN
BAGAN PROSEDUR PERHITUNGAN
7/31/2019 Lingkup Dan Tujuan
20/54
7/31/2019 Lingkup Dan Tujuan
21/54
FORMULIR UNTUK PERHITUNGAN
SIG I GEOMETRIK, PENGATURAN Lalu-lintas, LINGKUNGAN ARUS Lalu-lintas.
SIG II ARUS Lalu-lintas.
SIG III WAKTU ANTAR HIJAU, WAKTU HILANG.
SIG IV PENENTUAN WAKTU SINYAL, KAPASITAS.
SIG
V TUNDAAN, PANJANG ANTRIAN, JUMLAH KENDARAAN TERHENTI.
7/31/2019 Lingkup Dan Tujuan
22/54
7/31/2019 Lingkup Dan Tujuan
23/54
7/31/2019 Lingkup Dan Tujuan
24/54
LANGKAH A 2 : KONDISI ARUS LALU-LINTAS ( Formulir SIG II)
Vehicle Type
pce for Approach Type
Protected Opposed
Light Vehicle (LV) 1,0 1,0
Heavy Vehicle (HV) 1,3 1,3
Motorcycle (MC) 0,2 0,4
Q = QLV + (QHV x pceHV) + (QMC x pceMC)
7/31/2019 Lingkup Dan Tujuan
25/54
LANGKAH B : PENGGUNAAN SINYAL
Langkah B-1 : Penentuan Fase Sinyal (Formulir SIG-IV)
Jika perhitungan akan dikerjakan untuk rencana fase sinyal harus dipilih yanng lain
dari yang digambarkan pada formulir SIG-II, maka rencana fase sinyal harus dipilih
sebagai alternatif permulaan untuk keperluan evaluasi.
Prosedur :
-Pilih fase sinyal
Biasanya pengaturan dua fase dicoba sebagai kejadian dasar dasar.Arus berangkat
belok-kanan pada fase yang berbeda dari gerakan lurus-langsung memerlukan
lajur(-lajur RT) terpisah. Pengaturan terpiah gerakan belok kanan biasanya hanya
dilakukan berdasrkan pertimbangan kapasitas jika arus melebihi 200 smp/jam.
- Gambarkan fase sinyal yang dipilih dalam kotak yang disediakan pada formulir
SIG-IV.
7/31/2019 Lingkup Dan Tujuan
26/54
Langkah B-2 : waktu antar hijau dan waktu hilang
IntersectionSize
Mean RoadWidth
IntergreenTime Default
Values
Small 6 9 m 4 sec/phase
Medium 10 14 m 5 sec/phase
Large 15 m 6 sec/phase
Untuk keperluan perencanaan
7/31/2019 Lingkup Dan Tujuan
27/54
Untuk operasional dan analisis desain
Dimana :
LEV, LAV = Jarakdari garis henti ke titik konflik masing-masing
untuk kendaraan yang berangkat dan yang datang (m)IEV = Panjang kendaraan yang berangkat (m)
VEV, VAV = Kecepatan masing-masing untuk kendaraan yang
berangkat dan yang datang (m/det).
VL
VlLSEMUAMERAH
AV
AV
EV
evEV
MAX
i
)(
7/31/2019 Lingkup Dan Tujuan
28/54
VAV 10m/sec (motor vehicles)
VEV 10m/sec (motor vehicles)
VEV 3m/sec (un-motorised)VEV 1,2m/sec (pedestrians)
lEV 5m (LV or HV)
lEV 2m (MC or UM)
Apabila periode merah-semua untuk masing-masing akhir fase telah
ditetapkan, waktu hilang (LTI) untuk simpang dapat dihitung sebagai jumlah
dari waktu-waktu antar hijau :
iiIGKUNINGSEMUAMERAHLTI )(
Panjang waktu kuning biasanya adalah 3.0 detik
7/31/2019 Lingkup Dan Tujuan
29/54
LANGKAH C : PENENTUAN WAKTU SINYAL
Langkah C-1 : Tipe Pendekat-Masukkan identifikasi dari setiap pendekat dalam baris pada formulir SIG-IV
kolom I.
- Masukkan nomor dari fase yang masing-masing pendekat/gerakannya
mempunyai nyala hijau pada kolom 2
- tentukan tipe dari setiap pendekat terlindung(P) atau terlawan (0) dengan
bantuan Gambar C-1:1 dibawah, dan masukkan hasilnya pada kolom 3.
- buat sketsa yang menunjukkan arus-arus dengan arahnya
- masukkan rasio kendaraan berbelom(PLOTR atau PLT , PRT) untuk setiap pendekat
pada kolom 4-6
- masukkan dari sketsa arus kendaraan belok kanan dalam smp/jam, dalam
arahnya sendiri (QRT
) pada kolom 7 untuk masing-masing pendekat.
7/31/2019 Lingkup Dan Tujuan
30/54
Langkah C-2 : Lebar pendekat efektif
Tanpa belok kiri langsung
Untuk pendekat tipe P
Q = QST Jika WKELUAR < We x (1 - PRT PLT)
We = WKELUAR
7/31/2019 Lingkup Dan Tujuan
31/54
W
A
WLTOR
WEN
TRY
WE
XIT
7/31/2019 Lingkup Dan Tujuan
32/54
7/31/2019 Lingkup Dan Tujuan
33/54
7/31/2019 Lingkup Dan Tujuan
34/54
7/31/2019 Lingkup Dan Tujuan
35/54
WWW LTORAMASUK
7/31/2019 Lingkup Dan Tujuan
36/54
A. Jika WLTOR 2m : Dalam hal ini dianggap bahwa kendaraan LTOR dapat
mendahului antrian kendaraan lurus dan belok kanan dalam pendekat selamasinyal merah
B. WLTOR < 2m : Dalam hal ini dianggap bahwa kendaraan LTOR tidak dapat
mendahului antrian kendaraan lainnya dalam pendekat selama sinyal merah.
7/31/2019 Lingkup Dan Tujuan
37/54
LANGKAH C 3 : ARUS JENUH DASAR
A. Untuk pendekat tipe P (arus terlindung)
hijaujamsmpS We /600,,
7/31/2019 Lingkup Dan Tujuan
38/54
B. untuk pendekat tipe 0 (arus berlawanan)
jika gerakan belok kanan lebih besar dari 250 smp/jam fase sinyal terlindungi
harus dipertimbangkan artinya rencana fase sinyal harus diganti
lajur belok kanan tidak terpisah
lajur belok kanan terpisaha. Jika Q RTO > 250 smp/jam
- QRT < 250
Tentukan SPROV pada QRTO = 250 dan tentukan S sesungguhnya
- QRT > 250
Tentukan SPROV pada QRTO dan QRT = 250 dan tentukan S sesungguhnya.
b. jika Q RTO < 250 dan QRT > 250 smp/jam. Tentukan S dengan extrapolasi.
7/31/2019 Lingkup Dan Tujuan
39/54
C 4 : FAKTOR PENYESUAIAN
a. Menentukan faktor penyesuaian untuk nilai arus jenuh dasar untuk kedua tipe
pendekat P dan 0.
- Faktor penyesuaian kota ditentukan dari tabel berikut
7/31/2019 Lingkup Dan Tujuan
40/54
7/31/2019 Lingkup Dan Tujuan
41/54
- Faktor penyesuaian hambatan samping ditentukan dari tabel sebagai fungsi dari jenis
lingkungan jalan, tingkat hambatan samping, dan rasio kendaraan tak bermotor. Jika
hambatan samping tidak diketahui, dapat dianggap sebagai tinggi agar tidak menilai
kapasitas terlalu besar
7/31/2019 Lingkup Dan Tujuan
42/54
7/31/2019 Lingkup Dan Tujuan
43/54
-Faktor penyesuaian parkir sebagai fungsi jarak dari garis henti sampai kendaraan
yang diparkir pertama dan lebar pendekat. Faktor ini dapat juga diterapkan untuk
kasus-kasus dengan panjang lajur belok kiri terbatas. Ini tidak perlu diterapkan jika
lebar efektif ditentukan oleh lebar keluar FP dapat juga dihitung dari rumus
berikut:
gg WLWLF APAPP //3/23/
Dimana:
LP = Jarak antara garis henti dan kendaraan yang diparkir pertama (m)
(atau panjang dari lajur pendek)
WA = Lebar pendekat (m)
G = Waktu hijau pada pendekat (nilai normal 26 detik)
7/31/2019 Lingkup Dan Tujuan
44/54
7/31/2019 Lingkup Dan Tujuan
45/54
7/31/2019 Lingkup Dan Tujuan
46/54
Waktu siklus yang disesuaikan
LTIGC
7/31/2019 Lingkup Dan Tujuan
47/54
LANGKAH D : KAPASITAS
Langkah D-1 : Kapasitas
Hitung kapasitas masing-masing pendekat
C = S x g/s
hitung derajat kejenuhan masing-masing pendekat
DS = Q/C
Langkah D-2 : Keperluan untuk perubahan penambahan lebar pendekat
perubahan fase sinyal
pelarangan gerakan-gerakan belok kanan
7/31/2019 Lingkup Dan Tujuan
48/54
LANGKAH E : PERILAKU LALU LINTAS
Langkah E-1 : Persiapan
Isikan informasi-informasi yang diperlukan ke dalam judul dari Formulir SIG
V
Masukkan kode pendekat pada kolom I
masukkan arus lalu lintas(Q,smp/jam) masing-masing pada kolom 2
masukkkan kapasitas (C,smp/jam) pada masing-masing pendekat pada
kolom 3
masukkan derajat kejenuhan (DS) masing-masing pendekat pada kolom 4 hitung rasio hijau (GR = g/c) masing-masing pendekat dari hasil penyesuaian
pada formulir SIG-IV, dan masukkan hasilnya pada kolom 5
Masukkan arus total dari seluruh gerakan LTOR dalam
Masukkan dalam kotak dibawah kolom 2, perbedaan antara arus masuk
keluar (QADJ) pendekat yang lebar keluarnya telah menentukan lebar efektif
pendekat.
7/31/2019 Lingkup Dan Tujuan
49/54
Langkah E-2 : Panjang Antrian
hitung NQ1
Untuk DS > 0.5
C
DSDSDSCNQ
5,081125,0
2
1
Dimana :
NQ1 = Jumlah smp yang tersisa dari fase sebelumnyaDS = Derajat kejenuhan
GR = Rasio hijau
C = Kapasitas (smp/jam) = arus jenuh dikalikan rasio hijau( S x GR)
Untuk DS < 0.5
01 NQ
7/31/2019 Lingkup Dan Tujuan
50/54
7/31/2019 Lingkup Dan Tujuan
51/54
Langkah E-3 : Kendaraan Terhenti
hitung angka henti (NS)
dimana :
NS : angka henti
NQ :
c : waktu siklus (det)
Q :arus lalu lintas (smp/jam)
36009,0
cQ
NQNS
7/31/2019 Lingkup Dan Tujuan
52/54
NSQNSV
TOTAL
SV
TOTAL
Q
NNS
Hitung jumlah kendaraan trhenti (NSV) masing-masing pendekat
Hitung angka henti seluruh simpang
7/31/2019 Lingkup Dan Tujuan
53/54
7/31/2019 Lingkup Dan Tujuan
54/54
Tentukan tundaan geometri rata-rata masing-masing pendekat (DG)
Dimana :
DGj = Tundaan geometri rata-rata untuk pendekat j (det/jam)
PSV = rasio kendaraan terhenti pada pendekat = min (NS, I)
PT = rasio kendaraan berbelom pada pendekat dari FormuLir SIG-IV
hitung tundaan geometrik gerakan lalu lintas dengan LTOR
hitung tundaan rata-rata(det/smp)
hitung tundaan total dalam detik
hitung tundaan rata-rata untuk seluruh simpang(D1)
461 xpppDG SVTSVj
smpQ
DQD
TOTAL
j
I det/