34
i KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan ridhoNya. Laporan Kinerja (LKj) ini dapat terselesaikan. Laporan Kinerja ini merupakan rangkuman dari kegiatan - kegiatan yang terlaporkan dan terkompilasi dari beberapa bidang di rumah sakit. Laporan Kinerja tahun 2014 ini berisi informasi mengenai aktivitas dan segala sesuatu yang telah dicapai RSUD Lawang Kabupaten Malang tahun 2014. Diharapkan Laporan Kinerja ini dapat dijadikan bahan acuan bagi peningkatan mutu pelayanan dan pengembangan rumah sakit di masa mendatang. Pada kesempatan ini kami ucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang terlibat dalam pelayanan rumah sakit, sehingga rumah sakit masih tetap eksis dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Kami menyadari bahwa isi dari laporan kinerja ini masih belum sempurna, oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat kami harapkan, sehingga akan lebih sempurna di masa mendatang. Akhirnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Laporan Kinerja ini, kami sampaikan terima kasih dan penghargaan yang tinggi. Semoga amal kebaikan diterima oleh Allah SWT. Malang, Pebruari 2015 Direktur RSUD Lawang Drg. Marhendrajaya, MM, Sp.KG NIP. 196612041992031004

LKJ RSUD Lawang

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ljk

Citation preview

Page 1: LKJ RSUD Lawang

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan ridhoNya.

Laporan Kinerja (LKj) ini dapat terselesaikan. Laporan Kinerja ini merupakan rangkuman

dari kegiatan - kegiatan yang terlaporkan dan terkompilasi dari beberapa bidang di rumah

sakit.

Laporan Kinerja tahun 2014 ini berisi informasi mengenai aktivitas dan segala

sesuatu yang telah dicapai RSUD Lawang Kabupaten Malang tahun 2014. Diharapkan

Laporan Kinerja ini dapat dijadikan bahan acuan bagi peningkatan mutu pelayanan dan

pengembangan rumah sakit di masa mendatang.

Pada kesempatan ini kami ucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang

terlibat dalam pelayanan rumah sakit, sehingga rumah sakit masih tetap eksis dalam

memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.

Kami menyadari bahwa isi dari laporan kinerja ini masih belum sempurna, oleh

karena itu saran dan kritik yang membangun sangat kami harapkan, sehingga akan lebih

sempurna di masa mendatang.

Akhirnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Laporan

Kinerja ini, kami sampaikan terima kasih dan penghargaan yang tinggi. Semoga amal

kebaikan diterima oleh Allah SWT.

Malang, Pebruari 2015

Direktur RSUD Lawang

Drg. Marhendrajaya, MM, Sp.KG

NIP. 196612041992031004

Page 2: LKJ RSUD Lawang

ii

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ......................................................................................................................... i Daftar Isi.................................................................................................................................... ii Ringkasan Eksklusif ................................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .................................................................................................... 4 B. Maksud dan tujuan .............................................................................................. 4 C. Gambaran Umum ................................................................................................ 5

1. Rumah Sakit Umum Daerah Lawang .......................................................... 5 2. Sumber Daya Aparatur ................................................................................ 10 3. Capaian Kinerja SKPD Tahun 2013 ............................................................ 11

D. Dasar Hukum....................................................................................................... 15 E. Sistematika .......................................................................................................... 16

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

A. Perencanaan Strategis ........................................................................................ 17 1. Visi ................................................................................................................ 17 2. Misi ............................................................................................................... 17 3. Tujuan, Sasaran, Kebijakan dan Program ................................................... 18

B. Perjanjian Kinerja ................................................................................................ 19

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

A. Capaian Kinerja ................................................................................................... 21 1. Perbandingan target dan realisasi kinerja tahun ini .................................... 22 2. Perbandingan target, realisasi dan capaian tahun 2014 dan 2013 ............ 26 3. Perbandingan Antara realisasi 2014 dan target Renstra ............................ 28 4. Perbandingan Antara realisasi dengan target sasaran Nasional ................ 30 5. Analisis Penyebab keberhasilan atau kegagalan ........................................ 31 6. Analisis efisiensi atas penggunaan SDM dan Anggaran ............................ 32 7. Analisis program dan kegiatan yang menjadi keberhasilan atau

kegagalan ..................................................................................................... 32 B. Realisasi Anggaran ............................................................................................. 33

BAB IV PENUTUP

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Penetapan Kinerja Tahun 2014

Pengukuran Kinerja Tahun 2014

Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 2014

Renstra

Page 3: LKJ RSUD Lawang

iii

RINGKASAN EKSEKUTIF

Salah satu azas dalam penerapan tata pemerintahan yang baik adalah akuntabilitas.

Akuntabilitas merupakan pertanggung jawaban dari amanah atau mandat yang melekat

pada suatu lembaga. Dengan landasan pemikiran tersebut, Laporan Kinerja (LKj) Satuan

Perangkat Kerja Daerah Rumah Sakit Umum Daerah Lawang Tahun 2014 ini disusun.

Laporan Kinerja ini menyajikan capaian kinerja dari Satuan Perangkat Kerja Daerah

Rumah Sakit Umum Daerah Lawang selama tahun 2014 yang merupakan pelaksanaan

amanah yang diemban oleh organisasi. Berdasarkan Permenpan Nomor 53 tahun 2014

tentang petunjuk teknis perjanjian kinerja, pelaporan kinerja dan tata cara review atas

pelaporan kinerja Instansi pemerintah mensyaratkan setiap Instansi Pemerintah

menyusun suatu laporan kinerja.

Laporan kinerja tahun 2014 ini menyajikan berbagai kegiatan yang dilaksanakan oleh

Satuan Perangkat Kerja Daerah Rumah Sakit Umum Daerah Lawang sesuai dengan

tugas pokok dan fungsinya sebagai Rumah Sakit Daerah Rujukan Tingkat Pertama serta

sesuai dengan Visi dan Misi yang telah ditetapkan oleh Bupati Malang Republik

Indonesia.

Mengingat Visi dan Misi RSUD Lawang untuk menjadi Rumah Sakit yang mandiri dan

menjadi pilihan masyarakat Kabupaten Malang 2015, serta menyikapi tuntutan

masyarakat yang semakin meningkat dan kompleks serta semakin kritis dan mengerti

akan hak-hak pasien yang seiring pula dengan semakin tingginya tingkat persaingan

dengan Rumah Sakit Swasta, RSUD Lawang terus melakukan upaya tiada henti disegala

bidang. Berkat kerjasama yang baik dari seluruh jajaran tenaga medis dan non medis di

lingkungan RSUD Lawang, sehingga RSUD Lawang dapat memberikan pelayanan

terbaiknya.

Tentu saja, upaya peningkatan layanan bermutu tinggi, dengan peningkatan sumber daya

manusia dan ditunjang oleh peralatan modern akan terus dilakukan untuk dapat tetap

memenuhi kebutuhan masyarakat yang semakin tinggi seiring dengan terus melajunya

perkembangan di dunia kesehatan saat ini.

Malang, Pebruari 2015

Direktur RSUD Lawang

Drg. Marhendrajaya, MM, Sp.KG

NIP. 196612041992031004

Page 4: LKJ RSUD Lawang

4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Terselenggaranya kepemerintahan yang baik (good governance)

merupakan prasyarat bagi setiap pemerintah untuk mewujudkan aspirasi

masyarakat dan mencapai tujuan serta cita-cita bangsa dan negara. Untuk

mencapai tujuan tersebut, diperlukan pengembangan dan penerapan sistem

pertanggung jawaban yang tepat, jelas, dan nyata, sehingga penyelenggaraan

pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan dapat berlangsung secara

berdayaguna, berhasilguna dan bertanggungjawab (akuntabel).

RSUD Lawang Kabupaten Malang adalah institusi pelayanan kesehatan yang

menyelenggarakan kegiatan pelayanan kesehatan perseorangan secara

paripurna dengan mengutamakan pengobatan dan pemulihan tanpa

mengabaikan peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit yang

dilaksanakan melalui penyediaan pelayanan rawat inap, rawat jalan, gawat

darurat (emergensi) dan tindakan medik.

Secara umum kebijakan yang dilakukan oleh Rumah Sakit Umum Daerah

Lawang dalam melaksanakan seluruh kegiatan yang berkaitan dengan

kepentingan Rumah Sakit sebagai RujukanTingkat Pertama, baik yang bersifat

administratif, keuangan dan organisasi, mengacu pada Peraturan Presiden

Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Pemerintah,

berkewajiban untuk mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugas, fungsi

dan peranannya dalam pengelolaan sumberdaya, dan sumber dana serta

kewenangan yang ada yang dipercayakan kepada publik.

Untuk itulah Rumah Sakit Umum Daerah Lawang membuat Laporan Kinerja

(LKj) Tahun 2014 dan Penetapan Kinerja Tahun 2014.

B. Maksud dan Tujuan

Laporan Kinerja RSUD Lawang tahun 2014 adalah media

pertanggungjawaban RSUD Lawang yang didalamnya berisi informasi

mengenai kinerja RSUD Lawang untuk periode tahun 2014. Dalam Laporan

Kinerja ini diuraikan hasil program dan kegiatan yang telah dilakukan dalam

satu tahun yang telah tertuang dalam perjanjian kinerja dalam rangka

Page 5: LKJ RSUD Lawang

5

mewujudkan tujuan, misi dan visi sebagaimana telah ditetapkan dalam

Renstra Kabupaten Malang Tahun 2011-2015.

Maksud dan tujuan dari Penyusunan Laporan Kinerja ini adalah untuk

memenuhi Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Dan

Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 tahun 2014 Tentang

Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja Dan Tata Cara Reviu

Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.

C. GAMBARAN UMUM

1. Rumah Sakit Umum Daerah Lawang

Rumah Sakit Umum Daerah Lawang adalah unsur pendukung

pelaksanaan Pemerintah Daerah dibidang Kesehatan yang dipimpin oleh

seorang Direktur yang berada dibawah dan bertanggung jawab langsung

kepada Bupati.

Direktur

1) Direktur mempunyai tugas :

a. Merencanakan, mengkoordinasikan, menggerakan dan mengawasi

pelaksanaan kegiatan Rumah Sakit Umum Daerah Lawang sesuai

dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

b. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai

dengan bidang tugasnya.

2) Untuk menyelenggarakan tugas tersebut, Direktur mempunyai fungsi :

a. penyusunan rencana penatalaksanaan pelayanan kesehatan,

kebutuhan dan penyediaan tenaga kesehatan dan non kesehatan,

rencana anggaran, perbendaharaan serta akuntansi rumah sakit;

b. pengkoordinasian dan penatalaksanaan pelayanan kesehatan

rumah sakit, pelayanan umum, pengelolaan sumber daya, dan

keuangan rumah sakit;

c. pengendalian, pemantauan, pengawasan dan evaluasi

pelaksanaan kegiatan pelayanan di rumah sakit.

Kepala Subag Administrasi Umum dan Keuangan

1) Bagian Administrasi Umum dan Keuangan mempunyai tugas:

Mengkoordinasikan, mengawasi dan mengendalikan ketatausahaan,

meliputi penatausahaan / administrasi perkantoran, kepegawaian,

inventaris barang, keamanan dan ketertiban, sarana transportasi,

Page 6: LKJ RSUD Lawang

6

informasi, serta tugas lain yang diberikan Direktur dan secara

administratif berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur

2) Untuk menyelenggarakan tugas tersebut, Bagian Administrasi Umum

dan Keuangan mempunyai fungsi:

a. Melaksanakan administrasi perkantoran, meliputi : surat menyurat

dan kearsipan, serta surat-surat keterangan lain.

b. Melaksanakan administrasi / urusan kepegawaian termasuk

pendidikan dan pelatihan

c. Melaksanakan administrasi, perlengkapan kantor dan keprotokolan.

d. Melaksanakan administrasi / urusan inventaris barang.

e. Melaksanakan administrasi upaya keamanan, dan ketertiban.

f. Melaksanakan administrasi sarana transportasi.

g. Melaksanakan penyusunan program dan pelaporan

Kepala Seksi Penunjang

1) Kepala Seksi Penunjang mempunyai tugas melaksanakan sebagian

tugas Direktur yang meliputi pelaksanaan pengendalian

penyelenggaraan perencanaan & pengembangan serta pemenuhan

kebutuhan pelayanan penunjang medik dan non medik.

Pelaksanaan kegiatan pelayanan penunjang medik dan non medik.

Pembinaan terhadap penyelenggaraan kegiatan pelayanan penunjang

medik dan non medik. Pengawasan dan pengendalian serta evaluasi

terhadap kegiatan pelayanan penunjang

2) Untuk menyelenggarakan tugas tersebut, Kepala Seksi Penunjang

mempunyai fungsi:

a. Membantu Direktur dalam menetapkan kebijakan dan program

jangka panjang, menengah maupun pendek, sesuai dengan

kebijaksanaan dan program kesehatan.

b. Menyusun peraturan pelaksanaan Seksi Penunjang sebagai

dasar pelaksanaan tugas.

c. Mengusulkan dan memberikan pertimbangan kepada Direktur

dalam menetapkan personal pada jabatan struktural maupun

fungsional di lingkungan Seksi Penunjang.

d. Mengambil keputusan dan tindakan terhadap hal – hal yang

berkaitan dengan kepentingan Rumah Sakit baik untuk

keperluan didalam maupun diluar sesuai kewenangannya.

Page 7: LKJ RSUD Lawang

7

e. Menyusun prosedur tetap untuk setiap kegiatan di lingkungan

Seksi Penunjang.

f. Mengusulkan pemberian penghargaan atas prestasi dan

pengenaan sangsi atas pelanggaran pelaksanaan tugas bagi

karyawan di lingkungan Seksi Penunjang.

g. Menyusun sistem informasi di lingkungan Seksi Penunjang.

h. Menyusun rencana kegiatan upaya Seksi Penunjang

berdasarkan kebijaksanaan dan program Rumah Sakit untuk

mencapai sasaran yang telah ditentukan.

i. Menyusun pedoman, standar dan kriteria yang dipakai untuk

mengukur mutu, cakupan serta efisiensi pelayanan dilingkungan

Seksi Penunjang sebagai dasar sistem penilaian.

j. Mengorganisasikan seluruh sumber daya yang ada di lingkungan

Seksi Penunjang untuk merealisasikan rencana kegiatan dan

pelaksanaannya secara efektif dan efisien.

k. Mengkoordinasikan seluruh pelaksanaan kegiatan di lingkungan

Seksi Penunjang mulai dari masukan, proses dan keluaran serta

umpan baliknya.

l. Melaksanakan pengawasan dan pengendalian terhadap seluruh

pelaksanaan kegiatan di lingkungan Seksi Penunjang dengan

menyelenggarakan sistem pengawasan melekat pada seluruh

tingkatan dan jajaran organisasi.

m. Mengadakan koordinasi dengan Bidang Pelayanan serta

Sekretariat baik secara formal maupun informal untuk

mendapatkan dan atau memberikan saran serta pertimbangan

agar tercapai keterpaduan, kebersamaan dalam melaksanakan

kegiatan Seksi Penunjang pada khususnya dan Rumah Sakit

pada umumnya.

n. Melakukan evaluasi terhadap seluruh pelaksanaan di lingkungan

Seksi Penunjang untuk menyusun rencana perbaikan,

pemantapan maupun pengembangan sebagai bahan

pertimbangan kebijakan Direktur.

o. Mengawasi dan mengendalikan seluruh pelaksanaan kegiatan di

lingkungan Seksi Penunjang untuk menjada dan meningkatkan

mutu Seksi Penunjang serta keselamatan kerja bagi seluruh

karyawan.

Page 8: LKJ RSUD Lawang

8

p. Mempertanggungjawabkan seluruh kegiatan di lingkungan Seksi

Penunjang mulai dari masukan, proses dan keluaran serta

umpan baliknya.

q. Mewakili Badan dalam kegiatan koordinasi khususnya usaha

pelayanan di lingkungan Kepala Seksi Penunjang dengan

instansi baik secara vertikal maupun horisontal di luar Rumah

Sakit sesuai penugasan Direktur.

r. Mengupayakan terpenuhinya kebutuhan sumber daya untuk

pelayanan di lingkungan Seksi Penunjang.

s. Melakukan negoisasi dan menyusun rencana kerjasama,

khususnya di lingkungan Seksi Penunjang dengan pihak luar

Rumah Sakit, sebagai dasar pertimbangan Direktur.

t. Mengadakan pembinaan dan memberi motivasi terhadap seluruh

karyawan di lingkungan Seksi Penunjang untuk meningkatkan

gairah dan disiplin kerja.

u. Menyusun rencana pendidikan, pelatihan, penelitian dan

pengembangan secara berkesinambungan bagi seluruh

karyawan Rumah Sakit untuk meningkatkan kemampuan dan

ketrampilan.

v. Melakukan tugas – tugas lain yang diberikan Direktur

Kepala Seksi Pelayanan

1) Kepala bidang pelayanan mempunyai tugas melaksanakan sebagian

tugas Direktur yang meliputi pelaksanaan pengendalian

penyelenggaraan pelayanan medis dan keperawatan melalui

koordinasi dan pengendalian tata laksana kegiatan pelayanan medis,

pemeriksaan, penetapan diagnosa, pengobatan dan atau tindakan

medis serta perawatannya dengan menggunakan sarana, prasarana

dan fasilitas, berpedoman standar pelayanan yang ada dengan

memperhatikan mutu pelayanan, merencanakan, mengkoordinasikan

untuk menyiapkan dan mengatur kebutuhan bahan, alat dan tenaga

paramedis perawatan medis termasuk medis spesialistik serta

berorientasi

2) Untuk menyelenggarakan tugas tersebut, Kepala Seksi Pelayanan

mempunyai fungsi:

a. Penyusunan kebijakan teknis, perencanaan dan program kerja

pada bidang pelayanan medis dan keperawatan

Page 9: LKJ RSUD Lawang

9

b. Pelaksanaan koordinasi untuk menyiapkan dan mengatur

kebutuhan bahan, alat paramedis, medis termasuk medis

spesialistik, serta paramedis berdasar perencanaan yang

disusun untuk digunakan pada instalasi pelayanan

c. Pelaksanaan pengendalian penyelenggaraan pelayanan dengan

melakukan pengawasan, monitoring dan evaluasi atas

penggunaan sarana prasarana dan fasilitas, bahan alat, vital

data pelayanan termasuk tingkat hunian Rumah Sakit

d. Pelaksanaan penyusunan perencanaan kebutuhan tenaga

paramedic perawat dan bidan, tenaga medis termasuk medis

spesialistik sebagai tenaga pelayanan sebagai bagian penting

dari perencanaan kebutuhan tenaga Rumah Sakit secara

keseluruhan

e. Pelaksanaan pengendalian dan penyusunan perencanaan

kebutuhan bahan / alat habis pakai, alat kesehatan / kedokteran,

obat-obatan dan sejenisnya, termasuk alat penunjang pelayanan

sebagai komponen utama dari perencanaan anggaran Rumah

Sakit secara keseluruhan, melalui koordinasi antara bidang dan

seksi terkait

f. Pelaksanaan koordinasi penyusunan standart pelayanan

g. Pelaksanaan penyiapan akreditasi pelayaan Rumah Sakit di

bidangnya

h. Pelaksanaan pengendalian program-program peningkatan mutu

pelayanan, peningkatan sumber daya tenaga pelayanan

i. Pelaksanaan penyusunan dan desain rencana tentang inovasi-

inovasi pelayanan

j. Pelaksanaan perencanaan pengembangan instalasi yang ada

pada saat ini

k. Pelaksanaan penyampaian sarana dan pertimbangan mengenai

langkah dan tindakan-tindakan yang perlu diambil dibidang

tugasnya kepada Direktur

l. Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan laporan pelaksanaan

tugas pada bidang pelayanan medis dan perawatan

m. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Direktur

Page 10: LKJ RSUD Lawang

10

STRUKTUR ORGANISASI

KELOMPOK

JABATAN

FUNGSIONAL

2. Sumber Daya Aparatur

Jumlah Pegawai Rumah Sakit Umum Daerah Lawang seluruhnya

berjumlah 220 ( Dua Ratus Dua Puluh ) Orang, terhitung sejak Desember

2014 terdiri dari :

a. Jumlah Pegawai Menurut Golongan :

Tenaga Honorer = 154 Orang

Golongan I = - Orang

Golongan II = 25 Orang

Golongan III = 34 Orang

Golongan IV = 7 Orang

b. Jumlah Tenaga Teknis dan Non Teknis

Dokter Umum = 12 Orang

Dokter Gigi = 3 Orang

Dokter Spesialis Bedah = 1 Orang

Dokter Spesialis Penyakit Dalam = 2 Orang

Dokter Spesialis Anak = 1 Orang

Dokter Spesialis Obgyne = 2 Orang

Dokter Spesialis Paru – Paru = 1 Orang

Dokter Spesialis Mata = 1 Orang

Dokter Spesialis Anestesi = 2 Orang

DIREKTUR

SATUAN PEMERIKSA

INTERNAL

SUB BAGIAN

ADMINISTRASI UMUM

DAN KEUANGAN

SEKSI PENUNJANG

STAF MEDIK

FUNGSIONAL INSTALASI KOMITE MEDIK

SEKSI PELAYANAN

Page 11: LKJ RSUD Lawang

11

Dokter Spesialis Konservasi Gigi = 1 Orang

Tenaga Keperawatan (Perawat dan Bidan) = 93 Orang

Tenaga Kefarmasian (Apoteker dan Asisten Apoteker) = 9 Orang

Tenaga Kesehatan Masyarakat = 2 Orang

Tenaga Gizi = 4 Orang

Tenaga Ketehnisan Medik = 1 Orang

Perawat Gigi = 2 Orang

Pekarya (Rontgen, SPKU, Pekarya Atas & Ass.

Perawat)

= 0 Orang

Radiografer = 2 Orang

Perekam Medis = 1 Orang

Analis Kesehatan = 4 Orang

Psikolog = 0 Orang

Pembantu Ahli Gizi = 6 Orang

D1 Farmasi = 0 Orang

Manajemen Farmasi = 0 Orang

Tenaga Non Medis = 46 Orang

c. Jumlah Pejabat Struktural

Direktur = 1 Orang

Kepala Sub Bagian Administrasi Umum dan Keuangan = 1 Orang

Kepala Sub Bagian Pelayanan = 1 Orang

Kepala Sub Bagian Penunjang = 1 Orang

3. Capaian Kinerja RSUD Lawang Tahun 2013

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi

1 Tersedianya sumber daya manusia, sarana prasarana peralatan dan kebijakan untuk pengembangan jenis layanan

1. Kapasitas Pelayanan Kesehatan perorangan di RS a. Prosentase tingkat

hunian rumah sakit (BOR)

b. Rata-rata lama pasien dirawat (ALOS)

c. Rata-rata lama tempat tidur kosong/tidak terisi (TOI)

d. Frekuensi pemakaian tempat tidur dalam kurun waktu (BTO)

2. Angka kematian pasien dirawat di RS a. Angka kematian umum

tiap 1000 pasien keluar (GDR)

b. Angka kematian ≥ 48 jam tiap 1000 pasien keluar (NDR)

3. Pendapatan RS a. Capaian pendapatan

tahun berjalan

60-65%

4-5 hari

1-2 hari

30-40 kali

≤ 5 ‰

≤ 2-5 ‰

100%

72.63%

3.5 hari

1.4 hari

77 kali

5.77%

2.15%

114.4%

Page 12: LKJ RSUD Lawang

12

2 Terpenuhinya standar ketenagaan, sarana prasarana dan peralatan sesuai dengan standar pelayanan Rumah sakit

1) Kualifikasi tenaga profesional medis dan keperawatan a. Tenaga medis sesuai

dengan standar klasifikasi RS

b. Tenaga keperawatan yang memenuhi standar kompetensi

2) Kelengkapan sarana dan prasarana Rumah Sakit a. Kelengkapan alat

kesehatan yang terstandar

b. Kelengkapan sarana gedung/fisik sesuai standar

100%

100%

100%

100%

62.5%

70%

70%

80%

1) Pada indikator kinerja Kapasitas Pelayanan Kesehatan perorangan di

Rumah Sakit, terdapat 4 kriteria penilaian, yaitu :

a. Prosentase tingkat hunian rumah sakit (BOR)

Bed Ocupancy Rate (BOR) merupakan indikator yang digunakan

untuk mengukur tingkat hunian rumah sakit dalam kurun waktu

tertentu. Tingkat hunian diukur dari penggunaan tempat tidur yang

tersedia.

Capaian BOR RSUD Lawang pada tahun 2013 adalah 72,63 % yang

merupakan hasil pembagian dari Jumlah hari perawatan sebesar

13.255 hari, dengan Jumlah tempat tidur sebanyak 50 dikalikan jumlah

hari periode dalam satu tahun (365 hari) dikalikan 100%.

Standar BOR yang ditetapkan untuk setiap rumah sakit sebesar 60% -

65%. Hal ini untuk menggambarkan ketika tingkat huniannya kurang

dari 65% maka rumah sakit tersebut kurang diminati oleh masyarakat,

sedangkan bila lebih dari 65% dikhawatirkan akan mengurangi

kualitas pelayanan yang diberikan.

Formula :

(jumlah hari perawatan di rumah sakit) × 100%

(jlh tempat tidur × jlh hari dalam satu periode)

b. Rata-rata lama pasien dirawat (ALOS)

Average Length of Stay (LOS) merupakan indikator yang digunakan

untuk mengukur rata–rata lama waktu pasien mendapat perawatan.

Capaian ALOS RSUD Lawang tahun 2013 sebesar 3,5 hari

merupakan hasil pembagian dari jumlah hari perawatan sebesar

13.255 hari dengan jumlah pasien yang keluar sebesar 3.850 orang.

Page 13: LKJ RSUD Lawang

13

Standar ALOS yang ditentukan di seluruh RSUD sebesar 4–5 hari.

Sesuai dengan standar perawatan, angka ALOS yang terlalu rendah

mengindikasikan kurangnya kepercayaan masyarakat penerima

pelayanan, sedangkan terlalu tingginya ALOS mengindikasikan

lambatnya penanganan oleh tenaga medis.

Formula :

(jumlah lama dirawat)

(jlh pasien keluar (hidup + mati)

c. Rata-rata lama tempat tidur kosong/tidak terisi (TOI)

Turn Over Interval (TOI) adalah indikator yang digunakan untuk

mengukur waktu rata–rata tempat tidur kosong atau waktu antara satu

tempat tidur ditinggalkan oleh pasien sampai ditempati lagi oleh

pasien lain. Waktu interval ini dimaksudkan agar diperoleh waktu yang

cukup untuk mensterilkan bekas tempat tidur pasien lama sebelum

digunakan pasien baru. Sterilisasi tersebut antara lain dilakukan

dengan cara mengganti sprei dan menjemur kasur. Standar yang

ditetapkan untuk TOI yaitu 1–2 hari.

Capaian angka TOI RSUD Lawang pada tahun 2013 sebesar 1,4 hari

merupakan hasil perkalian dari jumlah tempat tidur sebesar 50 buah

dengan jumlah hari dalam satu tahun (365 hari) dikurangi jumlah hari

perawatan 13.255 hari. Hasilnya dibagi dengan jumlah pasien keluar

sebanyak 3850 orang. Capaian RSUD Lawang telah sesuai dengan

standar yang ditetapkan.

Formula :

(jumlah tempat tidur × Periode) − Hari Perawatan) (jlh pasien keluar (hidup + mati)

d. Frekuensi pemakaian tempat tidur dalam kurun waktu tertentu (BTO)

Bed Turn Over (BTO) adalah frekuensi pemakaian tempat tidur pada

satu periode, berapa kali tempat tidur dipakai dalam satu satuan waktu

tertentu. Idealnya dalam satu tahun, satu tempat tidur rata-rata dipakai

30-40 kali.

Capaian BTO RSUD Lawang tahun 2013 sebesar 77 kali merupakan

hasil pembagian dari jumlah pasien keluar sebanyak 3.850 orang

dengan jumlah tempat tidur sebanyak 50 buah.

Formula :

Jumlah pasien keluar jumlah tempat tidur

Page 14: LKJ RSUD Lawang

14

2) Pada indikator angka kematian pasien dirawat di Rumah Sakit, terdapat 2

kritria penilaian yaitu :

a. Angka kematian umum tiap 1000 pasien keluar (GDR)

GDR (Gross Death Rate) adalah angka kematian umum untuk setiap

1000 penderita keluar.

Capaian GDR RSUD Lawang tahun 2013 sebesar 5,77 ‰ didapatkan

dari jumlah pasien mati seluruhnya dibagi jumlah pasien keluar

dikalikan 100 %

Capaian yang masih lebih tinggi dibandingkan standar GDR yang ≤

5‰ ini dikarenakan banyaknya kasus pasien yang datang sudah

dalam kondisi kritis, fasilitas RSUD Lawang yang masih kurang

memadai, dan pasien menolak untuk dirujuk.

Formula :

Jumlah pasien mati seluruhnya × 100%

(jumlah pasien keluar (hidup + mati))

b. Angka kematian ≥ 48 jam tiap 1000 pasien keluar (NDR)

Net Death Rate (NDR) adalah angka kematian umum untuk setiap

1000 penderita keluar, yang merupakan salah satu indikator utama

kinerja sebuah rumah sakit. Meningkatnya nilai NDR merupakan

indikasi telah terjadi penurunan kinerja yang berakibat pada

menurunmya kualitas atau mutu pelayanan di rumah sakit tersebut.

Capaian NDR pada RSUD Lawang sebesar 2,15 ‰ pada tahun 2013

telah sesuai dengan standar yaitu ≤ 2-5 ‰

Formula :

Jumlah pasien mati seluruhnya × 100%

(jumlah pasien keluar (hidup + mati)

3) Pada Indikator Pedapatan Rumah Sakit, RSUD Lawang mendapatkan

capaian sebesar 114,4 % yang di dapatkan dari Pedapatan RSUD

Lawang pada tahun 2013 sebanyak 4,5 M dibagi target pendapatan

sebanyak 3 M dikalikan 100%.

Page 15: LKJ RSUD Lawang

15

D. Dasar Hukum

1. Undang - undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara

yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotis

2. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang

Akuntabilitas Kinerja Pemerintah;

3. Permenpan Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian

Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas pelaporan Kinerja

Instansi Pemerintah.

4. Peraturan Daerah Kabupaten Nomor 1 Tahun 2008 tentang Organisasi

Perangkat Daerah Pemerintah Kabupaten Malang;

5. Peraturan BUpati Malang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Struktur

Organisasi RSUD LawangPeraturan Presiden Republik Indonesia Nomor

29 Tahun 2014 tentang Akuntabilitas Kinerja Pemerintah;

6. Peraturan Bupati Nomor 5 Tahun 2014 tentang Review RPJMD

7. Surat Edaran Bupati Malang Nomor : 060/571/421.203/2014 tentang

Penyampaian Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

Tahun 2014 serta Penetapan Kinerja (Tapkin) Tahun 2015.

Page 16: LKJ RSUD Lawang

16

E. Sistematika Penulisan

Kata Pengantar

Daftar Isi

Ringkasan Eksekutif

BAB I PENDAHULUAN

F. Latar Belakang

G. Maksud dan tujuan

H. Gambaran Umum

4. Organisasi Perangkat daerah

5. Sumber Daya Aparatur

6. Capaian Kinerja SKPD Tahun 2013

I. Dasar Hukum

J. Sistematika

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

C. Perencanaan Strategis

4. Visi

5. Misi

6. Tujuan, Sasaran, Kebijakan dan Program

D. Perjanjian Kinerja

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

C. Capaian Kinerja Organisasi

8. Perbandingan antara target dan realisai kinerja tahun ini

9. Perbandingan antara target, realisasi dan capaian tahun 2014 dan 2013

10. Perbandingan antara realisasi 2014 dan target Renstra

11. Perbandingan antara realisasi dengan target sasaran Nasional

12. Analisis Penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/penurunan

kinerja serta alternative solusi yang telah dilakukan

13. Analisis efisiensi atas penggunaan SDM dan Anggaran

14. Analisis program dan kegiatan yang menjadi keberhasilan atau

kegagalan pencapaian pernyataan kinerja

D. Realisasi Anggaran

BAB IV PENUTUP

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Penetapan Kinerja Tahun 2014

Pengukuran Kinerja Tahun 2014

Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 2014

Renstra

Page 17: LKJ RSUD Lawang

17

BAB II

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

A. Perencanaan Strategis

Untuk mewujudkan akuntabilitas kinerja, suatu organisasi mempunyai

kewajiban untuk menyusun perencanaan strategis yang merupakan langkah

awal untuk melakukan pengukuran kinerja instansi pemerintah.

Didalam suatu Perencanaan Strategis terdapat visi dan misi organisasi yang

akan dicapai dalam suatu periode. Adapaun visi dan misi Rumah Sakit Umum

Daerah Kabupaten Malang dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Visi

Rencana Strategis RSUD lawang adalah merupakan bagian integral dari

Pemerintahan Kabupaten Malang, oleh karena itu sistem perencanaan

program kegiatan RSUD Lawang juga merupakan bagian tidak terpisahkan

dari progam kegiatan Pemerintahan Kabupaten Malang.

Sebagaimana diketahui Visi RPJMD Kabupaten Malang Tahun 2010 –

2015 adalah Terwujudnya masyarakata Kabupaten Malang yang Mandiri,

Agamis, Demokratis, Produktif, Maju, Aman, Tertib dan Berdaya Saing atau

biasa disebut dengan MADEP MANTEB yang disahkan menjadi Peraturan

Daerah Nomor 2 Tahun 2011 ini menjadi dasar penyusunan rencana

strategis (Jangka Menengah) RSUD Lawang yang selaras dengan Visi

RSUD Lawang, yaitu

"Menjadi Rumah Sakit yang mandiri dan menjadi pilihan masyarakat

Kabupaten Malang Tahun 2015"

2. Misi

Misi merupakan penjabaran dari Visi yang telah ditetapkan pada RPJMD

Kabupaten Malang, dengan demikian Misi RSUD Lawang merupakan

penjabaran dari Visi RSUD Lawang yakni :

1) Memberikan pelayanan kesehatan yang prima kepada semua lapisan

masyarakat secara cepat, tepat, bermutu namun terjangkau dengan

dilandasi etika profesi dan ketulusan hati.

2) Menyelenggarakan pelayanan rujukan yang berfungsi sebagai pusat

rujukan di Wilayah Kecamatan Lawang dan sekitarnya.

3) Membangun Sumber Daya Manusia (SDM) dan meningkatkan fasilitas

Rumah Sakit guna mendukung upaya peningkatan mutu pelayanan

kesehatan yang profesional kepada masyarakat.

Page 18: LKJ RSUD Lawang

18

4) Melaksanakan proses pendidikan yang menunjang pelayanan

kesehatan prima.

5) Mewujudkan Kesejahteraan karyawan Rumah Sakit.

3. Tujuan, Sasaran, Kebijakan dan Program

Dari Visi Misi Rumah Sakit Umum Daerah Lawang yang bertujuan agar

dapat terwujudnya suatu keinginan untuk bisa meningkatkan kualitas

pelayanan dan manajemen administrasi yang tertib, lancar dan akuntabel di

segala bidang, dengan jalan menerapkan kebijakan Rumah Sakit yang

sesuai dengan peraturan menteri kesehatan tentang pelayanan kesehatan

paripurna dan disesuaikan dengan programnya.

Tujuan :

Terwujudnya peningkatan kualitas dan pemerataan jangkauan pelayanan

ksehatan kepada masyarakat melalui penyediaan sarana, prasarana, dan

peralatan serta mutu pelayanan.

Sasaran merupakan penjabaran dari tujuan, yaitu sesuatu yang akan

dicapai atau dihasilkan oleh Instansi Pemerintah dalam jangka waktu

tahunan, semesteran, triwulan atau bulanan. Berdasarkan tujuan yang

ditetapkan, maka sasaran dan indikator sasaran yang akan dicapai atau

dihasilkan oleh RSUD Lawang.

Sasaran stategis :

1) Tersedianya sumber daya manusia, sarana prasarana peralatan dan

kebijkan untuk pengembangan jenis layanan

2) Terpenuhinya standar ketenagaan, sarana prasarana dan peralatan

sesuai dengan standar pelayanan RS

SASARAN DAN KEBIJAKAN

No Sasaran Strategis Kebijakan Program

1. Tersedianya sumber daya manusia, sarana prasarana peralatan dan kebijkan untuk pengembangan jenis layanan

Perencanaan, penyiapan dan pengembangan peningkatan kualitas dan kuantitas petugas untuk memenuhi standar minimal keterlaksanaan penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang bermutu dan profesional

Standarisasi Pelayanan Kesehatan

Page 19: LKJ RSUD Lawang

19

2. Terpenuhinya standar ketenagaan, sarana prasarana dan peralatan sesuai dengan standar pelayanan RS

Peningkatan kualitas dan Kuantitas manajemen penyelenggaraan operasional Rumah Sakit yang profesional sesuai kebutuhan standar kompetensi jabatan dan standar pelayanan publik

B. Perjanjian Kinerja

Penetapan kinerja merupakan kontrak kinerja yang harus diwujudkan oleh

Rumah Sakit Umum Daerah Lawang yang pada dasarnya menjadi tolok ukur

keberhasilan kinerja Rumah Sakit Umum Daerah Lawang.

Adapun target indikator kinerja utama/sasaran yang telah ditetapkan oleh

Rumah Sakit Umum Daerah Lawang Kabupaten Malang pada tahun 2014

adalah sebagai berikut :

Tujuan 1 :

Meningkatnya sumber daya manusia, sarana, prasarana, peralatan, dan

kebijakan untuk pengembangan jenis layanan.

No Sasaran

Strategis Indikator Kinerja Target

1 Tersedianya sumber daya manusia, sarana prasarana peralatan dan kebijakan untuk pengembangan jenis layanan

1. Kapasitas Pelayanan Kesehatan perorangan di RS a. Prosentase tingkat hunian rumah

sakit (BOR) b. Rata-rata lama pasien dirawat

(ALOS) c. Rata-rata lama tempat tidur

kosong/tidak terisi (TOI) d. Frekuensi pemakaian tempat tidur

dalam kurun waktu (BTO) 2. Angka kematian pasien dirawat di RS

a. Angka kematian umum tiap 1000 pasien keluar (GDR)

b. Angka kematian ≥ 48 jam tiap 1000 pasien keluar (NDR)

3. Pendapatan RS a. Capaian pendapatan tahun

berjalan

60-65%

4-5 hari

1-2 hari

30-40 kali

≤ 5 ‰

≤ 2-5 ‰

100%

Page 20: LKJ RSUD Lawang

20

Tujuan 2 :

Meningkatnya standar ketenagaan, sarana, prasarana, dan peralatan sesuai

dengan standar pelayanan Rumah Sakit

No Sasaran

Strategis Indikator Kinerja Target

2 Terpenuhinya standar ketenagaan, sarana prasarana dan peralatan sesuai dengan standar pelayanan Rumah sakit

1. Kualifikasi tenaga profesional medis dan keperawatan

a. Tenaga medis sesuai dengan standar klasifikasi RS

b. Tenaga keperawatan yang memenuhi standar kompetensi

2. Kelengkapan sarana dan prasarana Rumah Sakit a. Kelengkapan alat kesehatan yang

terstandar b. Kelengkapan sarana gedung/fisik

sesuai standar

100%

100%

100%

100%

Page 21: LKJ RSUD Lawang

21

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

A. CAPAIAN KINERJA

Pengukuran Capaian kinerja adalah proses sistematis dan berkesinambungan

untuk menilai keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai

dengan program, kebijakan, sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam

mewujudkan visi, misi dan strategi instansi pemerintah.

Pelaporan disusun dengan melakukan pendekatan terhadap indikator kinerja

baik secara kualitatif maupun secara kuantitatif yang diharapkan dapat

memberikan gambaran mengenai tingkat pencapaian tujuan dan sasaran yang

telah ditetapkan.

Sedangkan pada Pengukuran Kinerja itu sendiri meliputi hal-hal berikut :

a. Kinerja kegiatan yang merupakan tingkat pencapaian target (rencana

tingkat capaian) dari masing masing kelompok indikator kinerja kegiatan;

b. Tingkat pencapaian sasaran yang merupakan tingkat pencapaian target

(rencana tingkat capaian) dari masing - masing indikator sasaran yang

telah ditetapkan dalam dokumen Rencana Kerja.

Pengumpulan data kinerja diperoleh dengan menggunakan formulir Capaian

Indikator Kinerja Utama. Kualitas Indikator Kinerja Utama harus memenuhi

persyaratan-persyaratan sebagai brikut:

a. IKU dapat diukur secara objektif

b. IKU menggambarkan hasil

c. IKU relevan dengan kondisi yang akan diukur

d. IKU cukup untuk mengukur kinerja

Untuk melaksanakan penilaian capaian kinerjatelah ditetapkan penilaian skala

ordinal sebagai parameter keberhasilan atau kegagalan dari pelaksanaan

kebijakan teknis, program dan kegiatan sebagai berikut :

85 keatas : Sangat Berhasil

70 x < 85 : Berhasil

55 x < 70 : Cukup Berhasil

x < 55 : Kurang Berhasil

Page 22: LKJ RSUD Lawang

22

1. Perbandingan target dan realisasi kinerja tahun 2014

Tabel 1 : Meningkatnya sumber daya manusia, sarana, prasarana, peralatan,

dan kebijakan untuk pengembangan jenis layanan.

No Sasaran Strategis

Indikator Kinerja Target 2014

Realisasi 2014

1 Tersedianya sumber daya manusia, sarana prasarana peralatan dan kebijakan untuk pengembangan jenis layanan

1. Kapasitas Pelayanan Kesehatan perorangan di RS a. Prosentase tingkat

hunian rumah sakit (BOR)

b. Rata-rata lama pasien dirawat (ALOS)

c. Rata-rata lama tempat tidur kosong/tidak terisi (TOI)

d. Frekuensi pemakaian tempat tidur dalam kurun waktu (BTO)

2. Angka kematian pasien dirawat di RS a. Angka kematian

umum tiap 1000 pasien keluar (GDR)

b. Angka kematian ≥ 48 jam tiap 1000 pasien keluar (NDR)

3. Pendapatan RS a. Capaian

pendapatan tahun berjalan

60-65%

4-5 hari

1-2 hari

30-40 kali

≤ 5 ‰

≤ 2-5 ‰

100%

54.70%

3.75 hari

3,26 hari

53 kali

10,70 ‰

4,76 ‰

135%

3) Pada indikator kinerja Kapasitas Pelayanan Kesehatan perorangan di

Rumah Sakit, terdapat 4 kriteria penilaian, yaitu :

e. Prosentase tingkat hunian rumah sakit (BOR)

Bed Ocupancy Rate (BOR) merupakan indikator yang digunakan

untuk mengukur tingkat hunian rumah sakit dalam kurun waktu

tertentu. Tingkat hunian diukur dari penggunaan tempat tidur yang

tersedia.

Capaian BOR RSUD Lawang pada tahun 2014 adalah 54,70% yang

merupakan hasil pembagian dari Jumlah hari perawatan sebesar

20.787 hari, dengan Jumlah tempat tidur sebanyak 104 dikalikan

jumlah hari periode dalam satu tahun (365 hari) dikalikan 100%.

Page 23: LKJ RSUD Lawang

23

Standar BOR yang ditetapkan untuk setiap rumah sakit sebesar 60% -

65%. Hal ini untuk menggambarkan ketika tingkat huniannya kurang

dari 65% maka rumah sakit tersebut kurang diminati oleh masyarakat,

sedangkan bila lebih dari 65% dikhawatirkan akan mengurangi

kualitas pelayanan yang diberikan. Realisasi BOR pada tahun 2014

mengalami penurunan. Hal ini disebabkan karena bertambahnya

tempat tidur yang pada tahun 2013 sebanyak 50 buah menjadi 104

buah pada tahun 2014.

Formula :

(jumlah hari perawatan di rumah sakit) × 100% (jlh tempat tidur × jlh hari dalam satu periode)

f. Rata-rata lama pasien dirawat (ALOS)

Average Length of Stay (LOS) merupakan indikator yang digunakan

untuk mengukur rata–rata lama waktu pasien mendapat perawatan.

Capaian ALOS RSUD Lawang tahun 2014 sebesar 3,75 hari

merupakan hasil pembagian dari jumlah hari perawatan sebesar

20.787 hari dengan jumlah pasien yang keluar sebesar 5.490 orang.

Standar ALOS yang ditentukan di seluruh RSUD sebesar 4–5 hari.

Sesuai dengan standar perawatan, angka LOS yang terlalu rendah

mengindikasikan kurangnya kepercayaan masyarakat penerima

pelayanan, sedangkan terlalu tingginya LOS mengindikasikan

lambatnya penanganan oleh tenaga medis.

Formula :

(jumlah lama dirawat) (jlh pasien keluar (hidup + mati)

g. Rata-rata lama tempat tidur kosong/tidak terisi (TOI)

Turn Over Interval (TOI) adalah indikator yang digunakan untuk

mengukur waktu rata–rata tempat tidur kosong atau waktu antara satu

tempat tidur ditinggalkan oleh pasien sampai ditempati lagi oleh

pasien lain. Waktu interval ini dimaksudkan agar diperoleh waktu yang

cukup untuk mensterilkan bekas tempat tidur pasien lama sebelum

digunakan pasien baru. Sterilisasi tersebut antara lain dilakukan

dengan cara mengganti sprei dan menjemur kasur. Standar yang

ditetapkan untuk TOI yaitu 1–2 hari.

Capaian angka TOI RSUD Lawang pada tahun 2014 sebesar 3,22

hari merupakan hasil perkalian dari jumlah tempat tidur sebesar 104

buah dengan jumlah hari dalam satu tahun (365 hari) dikurangi jumlah

hari perawatan 20.787 hari. Hasilnya dibagi dengan jumlah pasien

Page 24: LKJ RSUD Lawang

24

keluar sebanyak 5.490 orang. Capaian RSUD Lawang telah sesuai

dengan standar yang ditetapkan.

Formula :

((jumlah tempat tidur × Periode) − Hari Perawatan) (jlh pasien keluar (hidup + mati)

h. Frekuensi pemakaian tempat tidur dalam kurun waktu tertentu (BTO)

Bed Turn Over (BTO) adalah frekuensi pemakaian tempat tidur pada

satu periode, berapa kali tempat tidur dipakai dalam satu satuan waktu

tertentu. Idealnya dalam satu tahun, satu tempat tidur rata-rata dipakai

30-40 kali.

Capaian BTO RSUD Lawang tahun 2014 sebesar 51 kali merupakan

hasil pembagian dari jumlah pasien keluar sebanyak 5.490 orang

dengan jumlah tempat tidur sebanyak 104 buah.

Formula :

Jumlah pasien keluar jumlah tempat tidur

4) Pada indikator angka kematian pasien dirawat di Rumah Sakit, terdapat 2

kritria penilaian yaitu :

c. Angka kematian umum tiap 1000 pasien keluar (GDR)

GDR (Gross Death Rate) adalah angka kematian umum untuk setiap

1000 penderita keluar.

Capaian GDR RSUD Lawang tahun 2014 sebesar 10,70 ‰

didapatkan dari jumlah pasien mati seluruhnya dibagi jumlah pasien

keluar dikalikan 100 %

Capaian yang masih sangat tinggi ini dikarenakan banyaknya kasus

pasien yang datang sudah dalam kondisi kritis, fasilitas RSUD Lawang

yang kurang memadai, dan pasien menolak untuk dirujuk.

Formula :

Jumlah pasien mati seluruhnya × 100% (jumlah pasien keluar (hidup + mati))

d. Angka kematian ≥ 48 jam tiap 1000 pasien keluar (NDR)

Net Death Rate (NDR) adalah angka kematian umum untuk setiap

1000 penderita keluar, yang merupakan salah satu indikator utama

kinerja sebuah rumah sakit. Meningkatnya nilai NDR merupakan

indikasi telah terjadi penurunan kinerja yang berakibat pada

menurunmya kualitas atau mutu pelayanan di rumah sakit tersebut.

Capaian NDR pada RSUD Lawang sebesar 4,76 ‰ berada di bawah

standar yang ditetapkan. Pada tahun 2014 angka NDR mengalami

Page 25: LKJ RSUD Lawang

25

kenaikan yang disebabkan oleh faktor pre hospital yaitu banyak

pasien datang dalam kondisi terlambat untuk ditangani atau parah.

Formula :

Jumlah pasien mati seluruhnya × 100% (jumlah pasien keluar (hidup + mati)

5) Pada Indikator Pedapatan Rumah Sakit, RSUD Lawang mendapatkan

capaian sebesar 135 % yang di dapatkan dari Pedapatan RSUD Lawang

pada tahun 2014 sebanyak 19 M dibagi target pendapatan sebanyak 15 M

dikalikan 100%.

Tabel 2 : Tabel terpenuhinya standar ketenagaan, srana prasarana dan

peralatan sesuai dengan standar pelayanan RS

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target

2014

Realisasi

2014

1

Terpenuhinya standar ketenagaan, sarana prasarana dan peralatan sesuai dengan standar pelayanan RS

1. Kualifikasi tenaga

professional medis dan keperawatan

2. Kelengkapan sarana prasarana RS

100%

100%

90% 80%

Berdasarkan data tersebut diatas dapat dijelaskan bahwa :

Kualifikasi tenaga professional baik medis maupun paramedis sudah

memenuhi target, tetapi untuk kuantitasnya masih perlu penambahan

yaitu sebanyak 220 orang seperti yang telah dijabarkan pada BAB I.2

tentang Sumber daya aparatur.

Kelengkapan sarana dan prasarana masih belum sesuai dengan

standar yang seharusnya karena masih perlu banyak penambahan alat

kesehatan yang diperlukan

Page 26: LKJ RSUD Lawang

26

2. Perbandingan target, realisasi dan capaian tahun 2014 dan 2013

Tabel 3: Tabel tersedianya sumber daya manusia, sarana prasarana

peralatan dan kebijakan untuk pengembangan jenis layanan

No Sasaran Strategis

Indikator Kinerja Target Realisasi 2013

Realisasi 2014

1 Tersedianya sumber daya manusia, sarana prasarana peralatan dan kebijakan untuk pengembangan jenis layanan

1. Kapasitas Pelayanan Kesehatan perorangan di RS a. Prosentase

tingkat hunian rumah sakit (BOR)

b. Rata-rata lama pasien dirawat (ALOS)

c. Rata-rata lama tempat tidur kosong/tidak terisi (TOI)

d. Frekuensi pemakaian tempat tidur dalam kurun waktu (BTO)

2. Angka kematian pasien dirawat di RS a. Angka kematian

umum tiap 1000 pasien keluar (GDR)

b. Angka kematian ≥ 48 jam tiap 1000 pasien keluar (NDR)

3. Pendapatan RS a. Capaian

pendapatan tahun berjalan

60-65%

4-5 hari

1-2 hari

30-40 kali

≤ 5 ‰

≤ 2-5 ‰

100%

72,56%

3,5 hari

1,4 hari

77 kali

5.77‰

2.15‰

114,4%

54,70%

3,75 hari

3,26 hari

53 kali

10,70‰

4,76‰

135%

Berdasarkan data diatas dapat dilihat bahwa:

Kapasitas pelayanan kesehatan perorangan bila dibanding tahun

2013 mengalami penurunan hal ini dikarenakan dengan naiknya

klas RS dari D ke C maka jumlah tempat tidur bertambah sehingga

BOR mengalami penurunan

Angka kematian pasien jika dibandingkan dengan tahun 2013 juga

mengalami kenaikan hal ini dikarenakan semakin kompleknya jenis

Page 27: LKJ RSUD Lawang

27

penyakit yang ada dan sebagian besar pasien menolak untuk

dirujuk jika ada kasus yang tidak bisa di tangani di RSUD Lawang

Pendapatan RS jika dibandingkan dengan tahun 2013 juga

mengalami kenaikan hal ini dikarenakan semakin tingginya

kunjungan RS dan jenis pelayanan yang bertambah

Tabel 4: Tabel tersedianya sumber daya manusia, sarana prasarana

peralatan dan kebijakan untuk pengembangan jenis layanan

No Sasaran Strategis

Indikator Kinerja Target Realisasi 2013

Realisasi 2014

1.

Terpenuhinya standar ketenagaan, sarana prasarana dan peralatan sesuai dengan standar pelayanan RS

1.Kualifikasi tenaga

professional medis dan keperawatan

2.Kelengkapan sarana prasarana RS

100%

100%

90%

80%

92%

83%

Berdasarkan data diatas dapat dilihat bahwa:

Kualifikasi tenaga professional baik medis ataupun paramedis bila

dibandingkan dengan tahun 2013 mengalami kenaikan, yaitu

sebanyak 120 orang menjadi 220 orang. Hal ini dikarenakan di

tahun 2014 RSUD Lawang menambah tenaga baik medis maupun

paramedis karena jenis layanan yang bertambah.

Dengan adanya dana baik yang bersumber dari APBD ataupun

APBN difokuskan untuk penambahan alat kesehatan dan gedung

pelayanan untuk meningkatkan pelayanan yang ada.

Page 28: LKJ RSUD Lawang

28

3. Perbandingan Antara realisasi 2014 dan target Renstra

Tabel 5: Tabel tersedianya sumber daya manusia, sarana prasarana

peralatan dan kebijakan untuk pengembangan jenis layanan

No Sasaran Strategis

Indikator Kinerja Target

Renstra Target 2014

Realisasi 2014

1 Tersedianya sumber daya manusia, sarana prasarana peralatan dan kebijakan untuk pengembangan jenis layanan

1. Kapasitas Pelayanan Kesehatan perorangan di RS a. Prosentase

tingkat hunian rumah sakit (BOR)

b. Rata-rata lama pasien dirawat (ALOS)

c. Rata-rata lama tempat tidur kosong/tidak terisi (TOI)

d. Frekuensi pemakaian tempat tidur dalam kurun waktu (BTO)

2. Angka kematian pasien dirawat di RS a. Angka kematian

umum tiap 1000 pasien keluar (GDR)

b. Angka kematian ≥ 48 jam tiap 1000 pasien keluar (NDR)

c. Pendapatan RS a. Capaian

pendapatan tahun berjalan

60-65%

4-5 hari

1-2 hari

30-40 kali

≤ 5 ‰

≤ 2-5 ‰

100%

60-65%

4-5hari

1-2hari

30-40kali

≤ 5‰

≤ 2-5‰

100%

54,70%

3,75 hari

3,26 hari

53 kali

10,70‰

4,76‰

135%

Berdasarkan data tersebut diatas maka:

Karena target renstra sama dengan target renja dan perjanjian

kinerja maka hasilnya adalah sama dengan perbandingan hasil

kinerja tahun 2014 dibandingakan dengan target capaian.

Page 29: LKJ RSUD Lawang

29

Tabel 6: Tabel tersedianya sumber daya manusia, sarana prasarana

peralatan dan kebijakan untuk pengembangan jenis layanan

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Renstra

Target 2014

Realisasi 2014

1.

Terpenuhinya standar ketenagaan, sarana prasarana dan peralatan sesuai dengan standar pelayanan RS

1.Kualifikasi tenaga

professional medis dan keperawatan

2.Kelengkapan sarana prasarana RS

100%

100%

100%

100%

92%

83%

Berdasarkan table tersebut diatas maka:

Kualifikasi tenaga professional baik medis ataupun paramedis bila

dibandingkan dengan target renstra belum memenuhi target, hal ini

dikarenakan kuantitas dokter spesialis dasar kuantitas masih belum

terpenuhi.

Walaupun mendapatkan dana baik yang bersumber dari APBD

ataupun APBN difokuskan untuk penambahan alat kesehatan dan

gedung pelayanan tetapi masih belum memenuhi kekurangan alat

untuk standar pelayanan minimalnya.

Page 30: LKJ RSUD Lawang

30

4. Perbandingan Antara realisasi dengan target sasaran Nasional

Tabel 7 : Tabel sasaran tersedianya sumber daya manusia, sarana

prasarana peralatan dan kebijakan untuk pengembangan jenis

layanan

No Sasaran Strategis

Indikator Kinerja Target Nasional

Realisasi 2014

1 Tersedianya sumber daya manusia, sarana prasarana peralatan dan kebijakan untuk pengembangan jenis layanan

1. Kapasitas Pelayanan Kesehatan perorangan di RS a. Prosentase tingkat

hunian rumah sakit (BOR)

b. Rata-rata lama pasien dirawat (ALOS)

c. Rata-rata lama tempat tidur kosong/tidak terisi (TOI)

d. Frekuensi pemakaian tempat tidur dalam kurun waktu (BTO)

2. Angka kematian pasien dirawat di RS a. Angka kematian

umum tiap 1000 pasien keluar (GDR)

b. Angka kematian ≥ 48 jam tiap 1000 pasien keluar (NDR)

3. Pendapatan RS a. Capaian pendapatan

tahun berjalan

60-85%

6-9 hari

1-3 hari

40-50 kali

≤ 45 ‰

≤ 25 ‰

100%

54.70%

3.75 hari

3,26 hari

53 kali

10,70%

4.76%

135%

Berdasarkan data diatas dapat dilihat bahwa:

Kapasitas Pelayanan Kesehatan perorangan bila dibanding dengan

target Nasional belum terpenuhi, hal ini dapat dilihat pada pencapaian

indikator :

Tingkat hunian RS

Rata-rata lama tempat tidur kosong

Frekuensi pemakaian tempat tidur

Hal ini dikarenakan RSUD Lawang pada tahun 2014 meningkat klasnya

dari type D menjadi type C sehingga jumlah tempat tidur otomatis naik

pula< dari 50 tempat tidur menjadi 104 tempat tidur.

Page 31: LKJ RSUD Lawang

31

Angka kematian pasien dirumah sakit masih dibawah target, hal ini

dikarenakan target nasional jauh lebih tinggi dibandingkan dengan

target RS. Pendapatan RS lebih besar dari target yang telah

disepakati

Tabel 8: Tabel terpenuhinya standar ketenagaan, srana prasarana dan

peralatan sesuai dengan standar pelayanan RS

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Nasional

Realisasi 2014

1

Terpenuhinya standar ketenagaan, sarana prasarana dan peralatan sesuai dengan standar pelayanan RS

1. Kualifikasi tenaga

professional medis dan keperawatan

2. Kelengkapan sarana prasarana RS

100%

100%

92%

83%

Berdasarkan data tersebut diatas maka:

Untuk kualifikasi tenaga profesional baik medis maupun paramedis

sudah memenuhi target, tetapi untuk kuantitasnya masih perlu

penambahan.

Kelengkapan sarana dan prasarana masih belum sesuai dengan

standar yang seharusnya karena masih perlu banyak penambahan alat

kesehatan yang diperlukan

5. Analisis Penyebab keberhasilan atau kegagalan

Berdasarkan data yang tersebut diatas maka bisa kita lihat beberapa

faktor Antara lain:

Faktor keberhasilan dipengaruhi oleh meningkatnya partisipasi

masyarakat untuk memanfaatkan fasilitas RS sehingga

meningkatnya jumlah kunjungan hal ini bisa dilhat dari pendapatan

yang telah memenuhi target, disamping itu juga meningkatnya jenis

layanan yang disediakan RSUD Lawang

Disamping mengalami keberhasilan baik dari segi pendapatan

maupun layanan yang ada, masih ada beberapa indikator yang tidak

memenuhi target, hal ini dikarenakan RSUD lawang di tahun 2014

naik klas dari klas D menjadi klas C sehingga jumlah tempat tidur

naik 100% semula hanya 50 tempat tidur menjadi 104 tempat tidur

Page 32: LKJ RSUD Lawang

32

6. Analisis efisiensi atas penggunaan SDM dan Anggaran

Perlu kita ketahui dengan meningkatnya klas RS maka pendapatan RS

meningkat, hal ini selain jumlah kunjungan meningkat juga adanya peserta

BPJS yang memanfaatkan fasilitas RSUD Lawang. Dari peserta BPJS

yang memanfaatkan fasilitas RSUD Lawang maka bisa merupakan

keuntungan RS type C, ini bisa dijelaskan klaim Antara RS type C lebih

besar dibandingkan dengan RS type D sedangkan jenis pelayanannya

tidak berbeda jauh antara type C dan D, disamping hal tersebut diatas

penganggaran yang ada diutamakan pada jenis pelayanannya sehingga

RSUD lawang bisa mengefisiensikan anggaran yang ada.

Untuk ketenagaan RSUD Lawang selalu menerapkan sistem

meningkatkan kinerja dengan berbasis no work no pay sehingga tenaga

yang ada bias dimaksimalkan, hal ini ditempuh dengan perhitungan

remunerasi yang saling menguntungkan dan tidak melangar undang-

undang yang ada.

7. Analisis program dan kegiatan yang menjadi keberhasilan atau

kegagalan

Pada tahun 2014 ini RSUD Lawang ada 3 yaitu:

Program standarisasi pelayanan kesehatan

Program pembinaan industri rokok dan tembakau

Program pengadaan, peningkatan sarana prasarana RS/RS jiwa/RS

mata

Dari ketiga program tersebut selain untuk biaya operasional RS juga untuk

peningkatan sarana prasarana Rumah Sakit

Dari program standarisasi pelayanan kesehatan berfokus pada belanja

pegawai dan belanja barang dan jasa, sedangkan untuk program

pembinaan industri rokok dan tembakau untuk pembelian alat kesehatan

dan pengandaan gedung pelayanan. Untuk program pengadaan,

peningkatan sarana prasarana RS/RS jiwa/RS mata difokuskan untuk

pengadaan alat kesehatan penunjang.

Dengan ketiga program tersebut RSUD Lawang menunjukkan

keberhasilannya terutama pada pendapatan yang diatas target yang telah

ditentukan.

Namun demikian RSUD Lawang masih banyak kekurangan dalam hall

sarana prasarananya sehingga ada beberapa indikator yang belum

memenuhi target yang telah ditentukan.

Page 33: LKJ RSUD Lawang

33

B. Realisasi Anggaran

Untuk laporan penyerapan penganggaran dapat dilihat sebagai berikut:

No Program Jenis Kegiatan

Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) %

1 2 3 4 5 6

1

Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan

Kegiatan Penyusunan

standar analisis belanja

Pelayanan Kesehatan

18,445,000,000.00

18,386,402,300.00

98.30

2

Program pembinaan

industri rokok dan tembakau

Kegiatan Pembinaan lingkungan

sosial industri dan

tanam tembakau

6,952,780,177.00

6,754,133,600.00

97.14

3

Program Pengadaan, Peningkatan sarana dan Prasarana

RS/RS Jiwa/ RS (APBD I)

Kegiatan Pengadaan

alat-alat kesehatan

Rumah Sakit

2,000,000,000.00

1,969,000,000.00

98.45

4

Program Pengadaan, Peningkatan sarana dan Prasarana

RS/RS Jiwa/ RS (DAK)

Kegiatan Pengadaan

alat-alat kesehatan

Rumah Sakit

1,336,458,700.00

1,262,005,000.00

94.43

Permasalahan dan Strategi Pemecahan Masalah

Permasalahan dan strategi pemecahan masalah yang dihadapi di RSUD

Lawang adalah sebagai berikut:

1. Jumlah tenaga belum sesuai dengan kebutuhan.

2. Sarana alat kesehatan yang belum sesuai standar pelayanan minimal.

Untuk mengatasi hambatan dan kendala tersebut di atas diperlukan upaya -

upaya penanggulangan antara lain sebagai berikut:

1. Mengoptimalisasi tenaga yang telah ada

2. Jika ada kasus yang tidak bisa ditangani di RSUD Lawang karena

keterbatasan alat, maka pasien dirujuk ke RS yang lebih tinggi

Page 34: LKJ RSUD Lawang

34

BAB IV

Penutup

Laporan Kinerja Satuan Perangkat Kerja Daerah Rumah Sakit Umum Daerah

LawangTahun 2014 ini merupakan bentuk pertanggungjawaban Pelaksanaan

Anggaran dan Kegiatan Tahun Anggaran 2014 dan sebagai tindak lanjut dari

Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah.

Secara umum tujuan,sasaran,program dan kegiatan Satuan Perangkat Kerja

Daerah Rumah Sakit Umum Daerah Lawang Tahun 2014 dapat dilaksanakan

dengan baik, namun demikian hasil yang diperoleh tersebut masih perlu

ditingkatkan terus guna merespon tuntutan pelayanan masyarakat yang semakin

tinggi.

Mengenai keberhasilan, hambatan,dan cara pemecahan masalahnya dapat dilihat

sebagai berikut:

A. Keberhasilan

Keberhasilan yang telah dicapai antara lain :

1. Bertambahnya jenis layanan

2. Meningkatnya pendapan RS

3. Mendapatkan penghargaan dari Bupati tentang penilaian kinerja

B. Hambatan/masalah

Beberapa hambatan/masalah yang masih dihadapi antara lain:

1. Jumlah tenaga medis dan paramenis juga administrasi yang belum

memadai

2. Jumlah sarana prasarana yang belum sesuai dengan standar pelayanan

minimal RS type C

C. Pemecahan Masalah

Untuk pemecahan masalah yang dihadapi dilakukan dengan cara :

1. Mengoptimalisasi tenaga yang telah ada

2. Melakukan tindakan medis sesuai dengan kapasitas RS dan peralatan

yang tersedia