28
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN ISTIRAHAT TIDUR DI RUANG BELIBIS RUMAH SAKIT UMUM DAERAH WANGAYA OLEH : I DEWA GEDE DWIJA YASA 1202105066

LP Gangguan Istirahat Tidur

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: LP Gangguan Istirahat Tidur

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN ISTIRAHAT TIDUR

DI RUANG BELIBIS RUMAH SAKIT UMUM DAERAH WANGAYA

OLEH :

I DEWA GEDE DWIJA YASA

1202105066

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS UDAYANA

2014

Page 2: LP Gangguan Istirahat Tidur

A. Konsep Dasar Penyakit

1. Definisi

Istirahat merupakan keadaan yang relaks tanpa adanya tekanan emosional,

bukan hanya dalam keadaan tidak beraktifitas saja akan tetapi istirahat juga

membutuhkan ketenangan. Kata istirahat berarti menyegarkan diri atau diam setelah

melakukan kerja keras, suatu keadaan untuk melepaskan lelah, bersantai untuk

menyegarkan diri, atau suatu keadaan melepaskan diri dari segala hal yang

membosankan, menyulitkan, bahkan menjengkelkan.

Tidur merupakan suatu kondisi tidak sadar dimana individu dapat dibangunkan

oleh stimulus atau sensori yang sesuai (Guyton, 1986). Tidur merupakan suatu

kebutuhan bukan suatu keadaan istirahat yang tidak bermanfaat, tidur merupakan

proses yang diperlukan manusia untuk pembentukan sel-sel tubuh yang baru,

perbaikan sel-sel tubuh yang rusak, memberi waktu organ tubuh untuk istirahat

maupun untuk menjaga keseimbangan metabolisme dan biokimiawi tubuh (Mass,

2002). Dengan kata lain, tidur merupakan suatu keadaan tidak sadarkan diri yang

relative, bukan hanya keadaan penuh ketenangan tanpa kegiatan, tetapi lebih kepada

suatu urutan siklus yang berulang. Tidur memiliki ciri, yaitu adanya aktivitas yang

minimum, memiliki kesadaran yang bervariasi, terdapatnya perubahan proses

fisiologis, dan terjadinya penurunan respon terhadap rangsangan dari luar.

Tidur merupakan suatu kondisi tidak sadar yang mana individu dapat

dibangunkan oleh stimulus atau sensori yang sesuai atau juga dapat dikatakan suatu

keadaan tidak sadarkan diri yang relative, yang bukan hanya keadaan penuh

ketenangan tanpa kegiatan akan tetapi lebih merupakan sutu urutan siklus yang

berulang, dengan ciri-ciri minimnya aktifitas, memiliki kesadaran yang bervariasi,

terdapat perubahan-perubahan proses fisiologis dan terjadi penurunan respon terhadap

rangsangan dari luar.

Gangguan tidur adalah kondisi yang jika tidak diobati, secara umum akan

menyebabkan gangguan tidur malam yang mengakibatkan munculnya salah satu dari

ketiga masalah, seperti : insomnia, gerakan atau sensasi abnormal dikala tidur dan

rasa mengantuk di siang hari.

Fungsi dan tujuan dari tidur secara jelas tidak diketahui akan tetapi diyakini

bahwa tidur dapat digunakan untuk menjaga keseimbangan mental, emosional dan

kesehatan, mengurangi stress pada pulmonary, kardiovascular, endokrin dan lain-lain.

Energi disimpan selama tidur, sehingga energy diarahkan kembali pada fungsi cellular

Page 3: LP Gangguan Istirahat Tidur

yang penting. Tidur dapat pula dipercaya mengkontribusi pemulihan psikologis dan

fisiologis. Tidur nampaknya diperlukan untuk memperbaiki proses biologis secara

rutin. Selama tidur gelombang rendah yang dalam (NREM tahap 4), tubuh

melepaskan hormon pertumbuhan manusia untuk memperbaiki dan memperbaharui

sel epitel dan sel otak. Teori lain tentang fungsi tidur adalah tubuh menyimpan energy

selama tidur. Otot skelet berelaksasi secara progresif, dan karena tidak adanya

kontraksi maka otot menyimpan energi kimia untuk proses seluler.

Tabel. Kebutuhan Dasar Manusia

Umur Tingkat Perkembangan Jumlah Kebutuhan Tidur

0-1 bulan Bayi baru lahir 14-18 jam/hari

1-18 bulan Masa bayi 12-14 jam/hari

18 bulan -3 tahun Masa anak 11-12 jam/hari

3-6 tahun Masa prasekolah 11 jam/hari

6-12 tahun Masa sekolah 10 jam/hari

12-18 tahun Masa remaja 8,5 jam/hari

18-40 tahun Masa dewasa 7-8 jam/hari

40-60 tahun Masa muda paruh baya 7 jam/hari

60 tahun ke atas Masa dewasa tua 6 jam/hari

2. Epidemiologi

Studi yang dilaksanakan oleh Liu X dan kawan-kawan di SMU di provinsi

Shandong, Cina. Hasil studi menyatakan rata-rata lama tidur di malam hari adalah

7,64 jam dan menurun dengan meningkatnya usia. Penelitian yang dilakukan oleh

Johnson EO dkk pada remaja 13 hingga 16 tahun mengenai epidemiologi insomnia

sesuai DSM-IV pada remaja menunjukkan bahwa prevalensi insomnia adalah 10,7%

dengan usia median timbulnya insomnia adalah 11 tahun.Penelitian Halbower dan

Marcus yang menyatakan gangguan tidur yang paling banyak ditemukan pada remaja

adalah insomnia

Page 4: LP Gangguan Istirahat Tidur

3. Etiologi

Faktor-faktor yang mempengaruhi tidur :

Kualitas dan kuantitas tidur dipengaruhi oleh beberapa faktor. Kualitas tersebut

dapat menunjukkan adanya kemampuan individu untuk tidur dan memperoleh

jumlah istirahat sesuai dengan kebutuhannya. Berikut ini faktor-faktor yang dapat

mempengaruhi pemenuhan kebutuhan tidur, antara lain :

a. Status kesehatan

Seseorang yang kondisi tubuhnya sehat memungkinkan dapat tidur dengan

nyenyak. Tetapi pada orang yang sakit dan rasa nyeri, maka kebutuhan

istirahat dan tidurnya tidak dapat dipenuhi dengan baik sehingga tidak dapat

tidur dengan nyenyak. Banyak penyakit yang dapat memperbesar kebutuhan

tidur, seperti penyakit yang disebabkan oleh infeksi terutama infeksi limpa.

Infeksi limpa berkaitan denga keletihan sehingga penderitanya membutuhkan

banyak tidur untuk mengatasinya. Banyak juga keadaan sakit yang membuat

penderitanya kesulitan tidur atau bahkan tidak bisa tidur. Misalnya pada klien

dengan gangguan pada sistem pernapasan. Dalam kondisinya yang sesak

napas, maka seseorang tidak mungkin dapat istirahat dan tidur.

b. Lingkungan

Keadaan lingkungan yang nyaman dan aman bagi seseorang dapat

mempercepat proses terjadinya tidur. Sebaliknya, lingkungna yang tidak aman

dan nyaman bagi seseorang dapat menyebabkan hilangnya ketenangan

sehingga mempengaruhi proses tidur.

c. Stress psikologis

Kecemasan merupakan perasaan yang tidak jelas, keprihatinan dan

kekhawatiran karena ancaman pada sistem nilai atau pola keamanan seseorang

(Carpenito, 2000). Cemas dan depresi akan menyebabkan gangguan pada

frekuensi tidur. Hal ini disebabkan karena pada kondisi cemas akan

meningkatkan norepinefrin darah melalui sistem saraf simpatis. Zat ini akan

mengurangi tahap IV NREM dan REM.

d. Obat-obatan

Obat dapat juga memengaruhi proses tidur. Beberapa jenis obat yang

memengaruhi proses tidur, seperti jenis golongan obat diuretic yang dapat

menyebabkan insomnia, antidepresan yang dapat menekan REM, kafein yang

Page 5: LP Gangguan Istirahat Tidur

dapat meningkatkan saraf simpatis sehingga menyebabkan kesulitan untuk

tidur, golongan beta blocker dapat berefek pada timbulnya insomnia, dan

golongan narkotik dapat menekan REM sehingga mudah mengantuk.

e. Nutrisi

Terpenuhinya kebutuhan nutrisi dapat mempercepat proses tidur. Konsumsi

protein yang tinggi dapat menyebabkan individu tersebut akan mempercepat

proses terjadinya tidur karena dihasilkan tripofan. Tripofan merupakan asam

amino hasil pencernaan protein yang dapat membantu kemudahan dalam tidur.

Demikian sebaliknya, kebutuhan gizi yang kurang dapat juga memengaruhi

proses tidur, bahkan terkadang sulit untuk tidur

f. Motivasi

Motivasi merupakan suatu dorongan atau keinginan seseorang untuk tidur,

sehingga dapat mempengaruhi proses tidur. Selain itu, adanya keinginan untuk

tidak tidur dapat menimbulkan gangguan proses tidur.

4. Patofisiologi

Fisiologi tidur merupakan pengaturan tidur yang melibatkan hubungan

mekanisme serebral secara bergantian agar mengaktifkan dan menekan pusat otak

untuk dapat tidur dan bangun. Salah satu aktivitas tidur ini diatur oleh sistem

pengaktivasi retikularis. Sistem tersebut mengatur seluruh tingkatan kegiatan

susunan saraf pusat, termasuk pengaturan kewaspadaan dan tidur. Pusat

pengaturan kewaspadaan dan tidur terletak dalam mesensefalon dan bagian atas

pons. Dalam keadaan sadar, neuron dalam reticular activating sistem (RAS) akan

melepaskan katekolamin seperti norepineprin. Selain itu, RAS yang dapat

memberikan rangsangan visual, pendengaran, nyeri, dan perabaan juga dapat

menerima stimulasi dari korteks serebri termasuk rangsangan emosi dan proses

pikir. Pada saat tidur, terdapat pelepasan serum serotonin dari sel khusus yang

berada di pons dan batang otak tengah, yaitu bulbar synchronizing regional

(BSR), sedangkan saat bangun bergantung pada keseimbangan impuls yang

diterima dipusat otak dan sistem limbic. Dengan demikian, sistem batang otak

yang mengatur siklus atau perubahan dalam tidur adalah RAS dan BSR.

Selama tidur, dalam tubuh seseorang terjadi perubahan proses fisiologis, yaitu:

- Penurunan tekanan darah dan denyut nadi

- Dilatasi pembuluh darah perifer

Page 6: LP Gangguan Istirahat Tidur

- Kadang-kadang terjadi peningkatan aktivitas traktus gastrointestinal

- Relaksasi otot-otot rangka

- Basal matabolsme rate menurun 10-30%

5. Klasifikasi

Berdasarkan prosesnya, terdapat dua jenis tidur, pertama jenis tidur yang

disebabkan oleh menurunnya kegiatan di dalam sistem pengaktivasi retikularis.

Jenis tidur tersebut disebut dengan tidur gelombang lambat karena gelombang

otaknya sangat lambat, atau disebut tidur nonrapid eye movement (NREM). Kedua

jenis tidur yang disebabkan oleh penyaluran isyarat-isyarat abnormal dari dalam

otak, meskipun kegiatan otak tidak tertekan secara berarti. Jenis tidur yang kedua

disebut dengan jenis tidur paradox atau rapid eye movement (REM).

a. Tidur gelombang lambat/NREM, jenis tidur ini dikenal dengan tidur yang

dalam, atau juga dikenal dengan tidur yang nyenyak. Ciri-ciri tidur nyenyak

adalah menyegarkan, tanpa mimpi atau tidur dengan gelombang delta. Ciri

lainnya adalah individu berada dalam keadaan istirahat penuh, tekanan darah

menurun, frekuensi napas menurun, pergerakan bola mata melambat, mimpi

berkurang dan metabolisme menurun. Perubahan selama proses NREM

tampak melalui elektroensefalografi dengan memperlihatkan gelombang otak

berada pada setiap tahap tidur NREM. Tahap tersebut yaitu ; kewaspadaan

penuh dengan gelombang delta yang berfrekuensi tinggi dan bervoltase

rendah, istirahat tenang yang dapat diperlihatkan pada gelombang alfa, tidur

ringan karena terjadi perlambatan gelombang alfa ke jenis beta atau delta yang

bervoltase rendah, dan tidur nyenyak gelombang lambat dengan gelombang

delta bervoltase tinggi dan berkecepatan 1-2 perdetik.

Tahapan tidur jenis NREM :

Tahap I

Tahap ini adalah tahap transisi antara bangun dan tidur dengan ciri sebagai

berikut : rileks, masih sadar dengan lingkungan, merasa mengantuk, bola

mata bergerak dari samping ke samping, frekuensi nadi dan napas sedikit

menurun, serta dapat bangun segera selama tahap ini berlangsung selama 5

menit.

Page 7: LP Gangguan Istirahat Tidur

Tahap II

Tahap ini merupakan tahap tidur ringan dan proses tubuh terus menurun

dengan ciri sebagai berikut : mata pada umumnya menetap, denyut jantung

dan frekuensi napas menurun, temperature tubuh menurun, metabolisme

menurun, serta berlangsung pendek dan berakhir 10-15 menit.

Tahap III

Tahap III merupakan tahap tidur dengan ciri denyut nadi, frekuensi napas,

dan proses tubuh lainnya lambat. Hal ini disebabkan oleh adanya dominasi

sistem parasimpatis sehingga sulit dibangunkan.

Tahap IV

Tahap ini merupakan tahap tidur dalam dengan ciri kecepatan jantung dan

pernapasan menurun, jarang bergerak, sulit dibangunkan, gerak bola mata

cepat, sekresi lambung menurun dan tonus otot menurun.

b. Tidur paradox/REM, tidur jenis ini dapat berlangsung pada tidur malam yang

terjadi selama 5-20 menit, rata-rata timbul 90 menit. Periode pertama timbul

80-100 menit. Namun apabila kondisi seseorang sangat lelah, maka awal tidur

sangat cepat dan bahkan jenis tidur ini tidak ada. Ciri tidur REM adalah

sebagai berikut :

Biasanya disertai dengan mimpi aktif

Lebih sulit dibangunkan daripada selama tidur nyenyak NREM

Tonus otot selama tidur nyenyak sangat tertekan, menunjukan inhibisi kuat

proyeksi spinal atas sistem pengaktivasi retikularis

Frekuensi jantung dan pernapasan menjadi tidak teratur

Pada otot perifer, terjadi gerakan otot yang tidak teratur

Mata cepat tertutup dan terbuka, nadi cepat dan irregular, tekanan darah

meningkat atau berfluktuasi, sekresi gaster meningkat, dan metabolism

meningkat

Tidur ini penting untuk keseimbangan mental, emosi, juga berperan dalam

belajar, memori, dan adaptasi

Apabila seseorang mengalami kehilangan tidur REM, maka akan

menunjukkan gejala-gejala sebagai berikut :

Cenderung hiperaktif

Page 8: LP Gangguan Istirahat Tidur

Kurang dapat mengendalikan diri dan emosi

Nafsu makan bertambah

Bingung dan curiga

Secara umum, siklus tidur normal adalah sebagai berikut:

Bangun (Pratidur)

NREM I Tidur REM

NREM II NREM II

NREM III NREM III

NREM IV

Gambar. Siklus tidur (sumber : Potter & Perry, 1997)

Jenis-jenis gangguan tidur :

a. Insomnia

Insomnia merupakan suatu keadaan yang menyebabkan individu tidak

mampu mendapatkan tidur yang adekuat, baik secara kualitas maupun kuantitas

sehingga individu tersebut hanya tidur sebentar atau susah tidur. Insomnia terbagi

menjadi tiga jenis, yaitu inisial insomnia. intermiten insomnia dan terminal

insomnia. Inisial insomnia merupakan ketidakmampuan individu untuk jatuh tidur

atau memulai tidur. Intermitten insomnia merupakan ketidakmampuan tetap tidur

karena selalu terbangun pada malam hari. Sedangkan terminal insomnia

merupakan ketidakmampuan untuk tidur kembali setelah bangun tidur pada

malam hari. Proses gangguan tidur ini kemungkinan besar disebakan adanya rasa

khawatir dan tekanan jiwa.

b. Hipersomia

Hipersomia merupakan gangguan tidur dengan criteria tidur berlebihan.

Pada umumnya, lebih dari sembilan jam pada malam hari, yang disebabkan oleh

kemungkinan masalah psikologis, depresi, cemas, gangguan sususnan sistem saraf

pusat, ginjal, hati, dan gangguan metabolisme.

c. Parasomia

Page 9: LP Gangguan Istirahat Tidur

Parasomia merupakan kumpulan penyakit yang dapat menyebabkan

gangguan pola tidur. Misalnya somnmbulisme yang banyak terjadi pada anak-

anak yaitu pada tahap III dan IV dari tidur NREM.

d. Enuresis

Enuresis merupakan buang air kecil yang tidak sengaja pada waktu tidur.

Enuresis ada dua macam, yaitu enuresis nocturnal dan enuresis diurnal. Enuresis

nocturnal merupakan mengompol pada waktu tidur. Umumnya, terjadi sebagai

gangguan tidur NREM. Enuresis diurnal merupakan mengompol pada saat bangun

tidur.

e. Somnambulisme

Somnambulisme adalah gangguan tingkah laku yang sangat kompleks

mencakup adanya otomatis dan semipurposeful aksi motorik, seperti membuka

pintu, menutup pintu, duduk di tempat tidur, menabrak kursi, termasuk tingkah

laku berjalan dalam beberapa menit kemudian kembali tidur.

f. Narkolepsi

Narkolepsi merupakan suatu kondisi yang dicirikan oleh keinginan yang

tidak terkendali untuk tidur. Dapat dikatakan bahwa narkolepsi adalah serangan

mengantuk yang mendadak, sehingga ia dapat tertidur pada saat dimana serangan

tidur tersebut datang.

g. Night terrors

Night terrors merupakan mimpi buruk. Umumnya terjadi pada anak-anak.

Setelah tidur beberapa jam, anak tersebut langsung terjaga dan berteriak, pucat,

dan ketakutan.

h. Mendengkur

Mendengkur disebabkan oleh adanya rintangan terhadap pengaliran udara

di hidung dan mulut. Amandel yang membengkak dan adenoid dapat menjadi

faktor yang turut menyebabkan mendengkur. Pangkal lidah yang menyumbat

saluran napas pada lansia. Otot-otot di bagian belakang mulut mengendur lalu

bergetar jika dilewati udara pernapasan.

Selain gangguan tidur yang telah diuraikan diatas, terdapat pula gangguan tidur yang

diklasifikasikan menjadi empat kategori utama (Thorpy, 1994), yaitu :

a. Disomnia

Page 10: LP Gangguan Istirahat Tidur

Merupakan gangguan primer yang berasal dari sistem tubuh yang berbeda dan

dibagi lagi menjadi tiga kelompok besar, diantaranya :

Gangguan tidur intrinsik meliputi gangguan untuk memulai dan

mempertahankan tidur, yaitu berbagai bentuk insomnia dan gangguan rasa

kantuk yang berlebihan seperti narkolepsi dan apnea tidur obstruktif

Gangguan tidur ekstrinsik terjadi akibat beberapa faktor eksternal, yang jika

dihilangkan menyebabkan hilangnya gangguan tidur.

Gangguan irama sirkadian sewaktu tidur dapat terjadi karena ketidaksejajaran

antara waktu tidur dan apa yang diinginkan oleh individu atau norma sosial.

b. Parasomnia

Merupakan perilaku tidak diinginkan yang terjadi terutama pada saat tidur

diantaranya gangguan terjaga, terjaga sebagian, atau selama transisi dalam siklus

tidur atau dari tidur ke terbangun.

c. Gangguan tidur yang berhubungan dengan gangguan medis dan psikiatrik

Banyak gangguan tidur medis dan psikiatrik yang berhubungan dengan gangguan

tidur dan bangun. Gangguan tidur tersebut dibagi menjadi gangguan tidur yang

yang berhubungan dengan psikiatrik, neurologik, atau gangguan medis lainnya.

d. Gangguan tidur yang masih bersifat usulan

Merupakan gangguan baru yang belum memiliki banyak informasi yang adekuat

mengenai keberadaan gangguan tersebut.

6. Gejala Klinis

Pada orang normal, gangguan tidur yang berkepanjangan akan

menimbulkan gejala seperti adanya perubahan-perubahan pada siklus tidur

biologiknya, daya tahan tubuh menurun serta menurunkan prestasi kerja, mudah

tersinggung, depresi, kurang konsentrasi, kelelahan, yang pada akhirnya dapat

mempengaruhi keselamatan diri sendiri atau orang lain.

Gejala tidur REM adalah sebagai berikut :

- Biasanya disertai dengan mimpi aktif

- Lebih sulit dibangunkan dari pada selama tidur nyenyak NREM

- Tonus otot selama tidur nyenyak sangat tertekan yang menunjukkan

inhibisi kuat proyeksi spinal atas sistema pengaktivasi retikularis

Page 11: LP Gangguan Istirahat Tidur

- Frekuensi jantung dan pernafasan menjadi tidak teratur

- Pada otot perifer terjadi beberapa gerakan otot yang tidak teratur

- Mata cepat tertutup dan terbuka

7. Pemeriksaan Fisik

a. Kaji penampilan wajah klien, adakah lingkaran hitam disekitar mata, mata

sayu, konjungtiva merah, kelopak mata bengkak, wajah terlihat kusut dan lelah

b. Kaji perilaku klien : cepat marah, gelisah, perhatian menurun, bicara lambat,

postur tubuh tidak stabil

8. Pemeriksaan Penunjang

a. Pemeriksaan Diagnostik

Pemeriksaan diagnostik merupakan hal penting dalam perawatan klien di rumah

sakit. Dimana validitas dari hasil pemeriksaan diagnostik sangat ditentukan oleh

bahan pemeriksaan, persiapan klien, alat dan bahan yang digunakan serta

pemeriksaannya sendiri.

9. Diagnosis

a. Gangguan pola tidur berhubungan dengan kerusakan transfer oksigen,

gangguan metabolisme, kerusakan eliminasi, imobilisasi, nyeri pada kaki,

lingkungan yang mengganggu.

b. Cemas berhubungan dengan ketidakmampuan untuk tidur, henti nafas saat

tidur.

c. Koping individu tidak efektif berhubungan dengan insomnia.

10. Penanganan

Penanganan gangguan tidur dibagi menjadi 2 tahap yaitu :

a. Terapi non farmakologi

Merupakan pilihan utama sebelum menggunakan obat-obatan karena

penggunaan obat-obatan dapat memberikan efek ketergantungan. Ada pun

cara yang dapat dilakukan antara lain :

- Terapi relaksasi

Page 12: LP Gangguan Istirahat Tidur

Terapi ini ditujukan untuk mengurangi ketegangan atau stress yang dapat

mengganggu tidur. Bisa dilakukan dengan tidak membawa pekerjaan kantor

ke rumah, teknik pengaturan pernapasan, aromaterapi, peningkatan spiritual

dan pengendalian emosi.

- Terapi tidur yang bersih

Terapi ini ditujukan untuk menciptakan suasana tidur bersih dan nyaman.

Dimulai dari kebersihan penderita diikuti kebersihan tempat tidur dan

suasana kamar yang dibuat nyaman untuk tidur.

- Terapi pengaturan tidur

Terapi ini ditujukan untuk mengatur waktu tidur perderita mengikuti irama

sirkardian tidur normal penderita. Jadi penderita harus disiplin menjalankan

waktu-waktu tidurnya

- Terapi psikologi/psikiatri

Terapi ini ditujukan untuk mengatasi gangguan jiwa atau stress berat yang

menyebabkan penderita sulit tidur. Terapi ini dilakukan oleh tenaga ahli atau

dokter psikiatri

- Mengubah gaya hidup

Bisa dilakukan dengan berolah raga secara teratur, menghindari rokok dan

alkohol, mengontrol berat badan dan meluangkan waktu untuk berekreasi ke

tempat-tempat terbuka seperti pantai dan gunung.

b. Terapi Farmakologi

Mengingat banyaknya efek samping yang ditimbulkan dari obat-obatan seperti

ketergantungan, maka terapi ini hanya boleh dilakukan oleh dokter yang

kompeten di bidangnya. Obat-obatan untuk penanganan gangguan tidur antara

lain :

- Golongan obat hipnotik

Page 13: LP Gangguan Istirahat Tidur

- Golongan obat antidepresan

- Terapi hormone melatonin dan agonis melatonin

- Golongan obat antihistamin.

Ada terapi khusus untuk kasus-kasus gangguan tidur tertentu selain yang telah

disebutkan di atas. Misalnya pada sleep apnea yang berat dapat dibantu dengan

pemakaian masker oksigen (Continuous positive airway pressure) atau tindakan

pembedahan jika disebabkan kelemahan otot atas pernapasan.Pada Restless Leg

Syndrome kita harus mencari penyakit dasarnya untuk dapat memperoleh terapi yang

adekuat.

11. Komplikasi

a. Efek psikologis. Dapat berupa gangguan memori, gangguan berkonsentrasi ,

irritable, kehilangan motivasi, depresi, dan sebagainya.

b. Efek fisik/somatik. Dapat berupa kelelahan, nyeri otot, hipertensi, dan

sebagainya.

c. Efek sosial. Dapat berupa kualitas hidup yang terganggu, seperti susah

mendapat promosi pada lingkungan kerjanya, kurang bisa menikmati

hubungan sosial dan keluarga.

d. Kematian. Orang yang tidur kurang dari 5 jam semalam memiliki angka

harapan hidup lebih sedikit dari orang yang tidur 7-8 jam semalam. Hal ini

mungkin disebabkan karena penyakit yang menginduksi insomnia yang

memperpendek angka harapan hidup atau karena high arousal state yang

terdapat pada insomnia mempertinggi angka mortalitas atau mengurangi

kemungkinan sembuh dari penyakit. Selain itu, orang yang menderita

insomnia memiliki kemungkinan 2 kali lebih besar untuk mengalami

kecelakaan lalu lintas jika dibandingkan dengan orang normal.

B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian

1) Identitas Pasien

Nama :

Page 14: LP Gangguan Istirahat Tidur

Umur :

Alamat :

Pekerjaan :

No. Reg :

Tgl. MRS :

Tgl. Pengkajian :

Dx Medis :

2) Identitas Penanggung Jawab

Nama :

Umur :

Pendidikan :

Pekerjaan :

Hub. dgn pasien :

3) Riwayat Kesehatan

Keluhan utama :

Perawat memfokuskan pada hal-hal yang menyebabkan klien meminta

bantuan pelayanan seperti :

- Apa yang dirasakan klien

- Apakah masalah atau gejala yang dirasakan terjadi secara tiba-tiba atau

perlahan dan sejak kapan dirasakan

- Bagaimana gejala itu mempengaruhi aktivitas hidup sehari-hari

- Apakah ada perubahan fisik tertentu yang sangat mengganggu klien

Riwayat penyakit sekarang :

Kaji kondisi yang pernah dialami oleh klien diluar gangguan yang

dirasakan sekarang khususnya gangguan yang mungkin sudah berlangsung

lama bila dihubungkan dengan usia dan kemungkinan penyebabnya, namun

karena tidak mengganggu aktivitas klien, kondisi ini tidak dikeluhkan.

Riwayat diit

Page 15: LP Gangguan Istirahat Tidur

Perubahan status nutrisi atau gangguan pada saluran pencernaan dapat

mencerminkan gangguan pola tidur. Pola dan kebiasaan makan yang salah

dapat menjadi faktor penyebab, oleh karena itu kondisi ini perlu dikaji :

- Penurunan berat badan yang drastis

- Selera makan yang menurun

- Pola makan dan minum sehari-hari

- Kebiasaan mengonsumsi makanan yang dapat mengganggu fungsi

pencernaan

Riwayat Tidur :

Data yang perlu dikaji seperti deskripsi masalah tidur klien, pola tidur

biasa, perubahan tidur terakhir, rutinitas menjelang tidur dan lingkungan

tidur, penggunaan obat tidur, pola asupan diet, gejala yang dialami selama

terbangun, penyakit fisik yang terjadi secara bersamaan, status emosional

dan mental saat ini.

Status Sosial Ekonomi

Kaji status sosial ekonomi klien dengan menghindarkan pertanyaan yang

mengarah pada jumlah atau nilai pendapatan melainkan lebih difokuskan

pada kualitas pengelolaan suatu nilai tertentu. Mendiskusikan dan

menyimpulkan bersama-sama merupakan upaya untuk mengurangi

kesalahan penafsiran.

Riwayat kesehatan keluarga :

Mengkaji kondisi kesehatan keluarga klien untuk menilai ada tidaknya

hubungan dengan penyakit yang sedang dialami oleh klien.

4) Pola Kesehatan Fungsional Pola Gordon

Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan

Pola nutrisi dan metabolic

Pola cairan dan metabolic

Pola istirahat dan tidur

Pola aktivitas dan latihan

Pola eliminasi

Page 16: LP Gangguan Istirahat Tidur

Pola persepsi dan kognitif

Pola reproduksi dan seksual

Pola persepsi dan konsep diri

Pola mekanisme koping

Pola nilai dan kepercayaan

5) Pengkajian Fisik

Keadaan umum pasien

Kesadaran

Pemeriksaan TTV

Secara umum, teknik pemeriksaan fisik yang dapat dilakukan dalam memperoleh

berbagai penyimpangan fungsi adalah : Inspeksi, Palpasi, Auskultasi dan Perkusi.

Pengkajian Psikososial : Mengkaji keterampilan koping, dukungan keluarga,

teman dan handai taulan serta bagaimana keyakinan klien tentang sehat dan sakit.

Analisa (pengelompokan data)

DS :

Klien mengeluh nyeri

Klien mengaku tidak bisa beristirahat dengan baik dan selalu mengantuk

Klien mengeluh sulit tidur dan jika tertidur terbangun lagi beberapa jam

kemudian

DO :

Klien tampak pucat

Klien tampak lemas

Klien tampak bingung

Klien sesak nafas

Frekuensi pernafasan klien >24 x/menit

Frekuensi nadi klien >100 x/menit

6) Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan radiologic

Page 17: LP Gangguan Istirahat Tidur

2. Diagnosa Keperawatan

Dari sekian penyakit yang berhubungan dengan gangguan pola tidur, saya

mengangkat penyakit insomnia. Pathway dari insomnia (terlampir).

Diagnosa yang berhubungan dengan gangguan pola tidur yaitu:

- Insomnia yang berhubungan dengan faktor lingkungan (bising) yang ditandai

dengan pasien menyatakan sulit tidur

3. Rencana Asuhan Keperawatan

No Diagnosa

Keperawatan

Tujuan Intervensi Rasional

1 Insomnia

yang

berhubungan

dengan factor

lingkungan

(bising) yang

ditandai

dengan pasien

menyatakan

sulit tidur

Setelah diberikan asuhan

keperawatan selama …

x24 jam, pasien dapat

tidur dengan rasa nyeri

yang berkurang dengan

criteria hasil:

Comfort Status:

Enviroment

Terciptanya

lingkungan yang

kondusif untuk

tidur

Terciptanya

lingkungan yang

penuh

kenyamanan

NIC Label :

Enviromental

Management :

Comfort

Pilih teman

sekamar yang

memiliki

kesamaan

kepentingan

lingkungan

Kurangi

pengunjung

Cegah interupsi-

interupsi yang

tidak perlu dan

izinkan dalam

beberapa periode

Teman sekamar

yang memiliki

kepentingan

terhadap

lingkungan yang

sama

memungkinkan

minimalisasi suara

bising pada kamar

Pengunjung yang

terlalu banyak bisa

menimbulkan

suara yang bising

Interupsi-interupsi

yang tidak perlu

mengurangi atau

mengganggu

waktu tidur pasien

Page 18: LP Gangguan Istirahat Tidur

Kecilkan volume

dari bunyi

handphone atu

alarm

Volume yang kecil

bisa mengurangi

gangguan tidur

pada pasien

4. Evaluasi

S: Pasien mengatakan sudah mulai bisa tidur dengan nyenyak

O: Pasien tidak mengalami kesulitan dalam tidur

A: Insomnia

P: Intervensi dilanjutkan

Daftar Pustaka

Page 19: LP Gangguan Istirahat Tidur

Potter, Patricia A., Perry, Anne G. 2009. Fundamental Keperawatan, Edisi 7 Buku 3.

Jakarta: Salemba Medika

NANDA International. 2012. Diagnosis Keperawatan: Definisi dan Klasifikasi

2012-2014. Jakarta: EGC

Morhead, Sue, Johnson, Marion, Maas, Meriden L., Swanson, Elizabeth. 2006.

Nursing Outcomes Classification (NOC), Fourth Edition. Missouri: Mosby

Dochterman, Joanne Mccloskey, Bulechek, Gloria M. 2004. Nursing Interventions

Classification (NIC), Fourth Edition. Missouri: Mosby