29
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gastroentritis adalah kehilangan cairan dan ekolit secara berlebihan yang terjadi karena frekuensi satu kali atau lebih BAB dengan tinja yang encer atau cair. Gastroentritis dapat disebabkan oleh berbagai infeksi, selain penyebab lain seperti malabsorbsi. Gastroentritis sebenarnya merupakan salah satu gejala dari penyakit pada system gastrointestinal atau penyakit lain di luar saluran pencernaan. Walaupun penyakit Gastroentritis / diare tidak semua menular misalnya karena faktor malabsorbsi, tetapi perlu perawatan di kamar yang terpisah dengan perlengkapan cuci tangan untuk mencegah infeksi serta tempat pakaian kotor tersendiri. Masalah pasien diare yang perlu diperhatikan ialah resiko terjadi gangguan sirkulasi darah, kebutuhan nutrisi, resiko terjadi komplikasi, gangguan rasa aman dan nyaman, kurangnya pengetahuan mengenai penyakit. Penyakit Gastroentritis dapat menyerang siapa saja mulai dari anak, dewasa maupun orang tua (lansia) dan penyakit diare ini biasanyakebanyakan disebabakan oleh infeksi. Oleh karena itu penulis merasa tertarik untuk menerapkan asuhan keperawatan Gastroentritis pada pasien R.

Lp Gastro Enteritis

Embed Size (px)

DESCRIPTION

lp gastro enteritis

Citation preview

BAB I

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Gastroentritis adalah kehilangan cairan dan ekolit secara berlebihan yang terjadi karena frekuensi satu kali atau lebih BAB dengan tinja yang encer atau cair.

Gastroentritis dapat disebabkan oleh berbagai infeksi, selain penyebab lain seperti malabsorbsi. Gastroentritis sebenarnya merupakan salah satu gejala dari penyakit pada system gastrointestinal atau penyakit lain di luar saluran pencernaan.

Walaupun penyakit Gastroentritis / diare tidak semua menular misalnya karena faktor malabsorbsi, tetapi perlu perawatan di kamar yang terpisah dengan perlengkapan cuci tangan untuk mencegah infeksi serta tempat pakaian kotor tersendiri. Masalah pasien diare yang perlu diperhatikan ialah resiko terjadi gangguan sirkulasi darah, kebutuhan nutrisi, resiko terjadi komplikasi, gangguan rasa aman dan nyaman, kurangnya pengetahuan mengenai penyakit.

Penyakit Gastroentritis dapat menyerang siapa saja mulai dari anak, dewasa maupun orang tua (lansia) dan penyakit diare ini biasanyakebanyakan disebabakan oleh infeksi. Oleh karena itu penulis merasa tertarik untuk menerapkan asuhan keperawatan Gastroentritis pada pasien R.B. Tujuan Penulisan

BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian

Gastroentritis adalah kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang terjadi karena frekuensi satu kali atau lebih BAB dengan bentuk tinja yang encer atau cair (Carpenito, 1990 ).Gastroentritis akut adalah diare yang awalnya mendadak atau berlangsung singkat dalam beberapa jam sampai 7 atau 14 hari.

Gastroentritis adalah suatu gejala dieresis yang disebabkan karena kelainan digestive dan fungsi sekresi pada usus ( Whaly and Wongs 1993 essetils of pediatric nursing).

2. Etiologi

a. Infeksi (virus, bakteri dan parasit)

b. Non Infeksi

Alergi makanan : susu, protein

Gangguan metabolic atau mal-absorbsi

Iritasi langsung pada saluran pencernaan oleh makanan

Penyakit gangguan endokrin

Emosional atau stress

Menurunnya daya tahan tubuh

Kekurangan gizi

Obat-obatan : antibiotika

3. Tanda dan Gejala Nausea

Muntah

Nyeri perut

Demam

Diare

Haus

Lidah kering

Tulang pipi menonjol

Anoreksia

Lemah

Turgor kulit menurun

Seara menjadi serak

Frekuensi nafas cepat

Tekanan darah menurun

Gelisah

Pucat

Ekstrimitas dingin

Siagnosis

Anuria

4. Patofisisologi

Meningkatnya motilitas dan cepatnya pengosongan pada intestinal merupakan akibat dari gangguan absorbsi dan ekskresi cairan dan elektrolit yang berlebihan.

Cairan sodium, potassium dan bikarbonat berpindah dari rongga ekrtraseluler ke dalam tinja, sehingga mengakibatkan dehidrasi dan dapat terjadi asidosis metabolic.

Transportasi aktif akibat rangsangan toksin bakteri terhadap elektrolit ke dalam usus halus. Sel dalam mukosa intestinal mengalami iritasi dan meningkatnya sekresi cairan dan elektrolit. Mikroorganisme yang masuk akan merusak sel mukosa intestinal sehingga menurunkan area permukaan intestinal, perubahan kapasitas intestinal dan terjadi gangguan absorbsi cairan dan elektrolit.

Peradangan akan terjadi penurunan kemampuan intestinal untuk mengabsorbsi cairan dan elektrolit serta bahan-bahan makanan.

Menurunnya pemasukan atau hilangnya cairan akibat :

- Muntah

- Demam

-Diare

-Hiperventilasi

Cairan ekstraseluler Hilang dengan cepat

Ketidakseimbangan elektrolit

Hilangnya cairan dalam intraseluler

Disfungsi selulere

Syok hipovolemik

Kematian Derajat Dehidrasi

1. Dehidrasi berat

Terdapat dua atau lebih dari tanda-tanda berikut ini

Latergi atau tidak sabar

Mata cekung

Tidak bisa minum atau malas minum

Cubitan kulit perut kembalinya sangat lambat

2. Dehidrasi sedang

Gelisah, mudah marah

Mata cekung

Haus, banyak minum

Cubitan kerut kembalinya sangat lambat

3. Tanpa Dehidrasi

Tidak cukup tanda-tanda untuk diklasifikasikan sebagai dehidrasi berat atau ringan/ sedang

5. Pathway

6. KomplikasiZein (2004, http://library.usu.ac.id) mengatakan bahwa komplikasi dari gastroenteritis akut adalah:

1. Dehidrasi

2. Renjatan hipovolemik

3. Kejang

4. Bakterimia

5. Malnutrisi

6. Hipoglikemia

7. Intoleransi sekunder akibat kerusakan mukosa usus

Ginting (2004,) mengatakan bahwa kehilangan cairan dan elektrolit merupakan komplikasi utama pada pasien dengan gastroenteritis akut. Pada kasus-kasus yang terlambat meminta pertolongan medis, sehingga syok hipovolemik yang terjadi sudah tidak dapat diatasi lagi maka dapat timbul Tubukar Nekrosis Akut pada ginjal yang selanjutnya terjadi gagal multi organ. Komplikasi ini dapat juga terjadi bila penanganan pemberian cairan tidak adekuat sehingga tidak tercapai rehidrasi yang optimal

7. Pemeriksaan penunjang 1. Pemeriksaan Tinjaa. Makroskopis dan mikroskopisb. PH dan kadar gula dalam tinja dengan kertas lakmus dan tablet clinitest, bila diduga terdapat intoleransi gula.c. Bila perlu lakukan pemeriksaan biakan dan uji resistensi. 2. Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam basa dalam darah dengan menentukan PH dan cadangan alkali atau lebih tepat lagi dengan pemeriksaan analisa gas darah menurut Astrup (bila memungkinkan).3. Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin untuk mengetahui faal ginjal.4. Pemeriksaan elektrolit terutama kadar natrium, kalium, kalsium dan fosfor dalam serum (terutama pada penderita yang disertai kejang).5. Pemeriksaan intubasi secara kualitas dan kuantitatif, terutama dilakukan pada penderita diare kronik. (Dr. Rusepto Hassan, 2005 : 286).8. Penatalakasanaan medisa. Dehidrasi sebagai prioritas utama pengobatan

4 hal penting yang perlu diperhatikan

1) Jenis cairan

Oral : pedialyte atau oralit

Parental : NaCl, isotonic, infus

2) Jumlah cairan

Jumlah cairan yang diberikan sesuai dengan cairan yang dikeluarkan

3) Jalan masuk atau cara pemberiaan

Oral atau parental

4) Jadwal pemberian cairan

Diberikan 2 jam pertama, selanjutnya dilakukan penilaian kembali status hidrasi untuk menghitung kebutuhan cairan

b. Identifikasi penyebab diare

c. Terapi simtematik

Obat anti diare, obat anti motilitas dan sekresi usus, antiemetik

d. Terapi definitive

Sebagai langkah pencegahan seperti hygiene peroranan, sanitasi lingkungan

B. TINJAUAN KASUS

1.Pengkajian

Nama pasien:R Umur:65 tahun

Jenis kelamin:Perempuan

Agama:Islam

Suku bansa:Jawa/ Indonesia

Alamat:Sawalan

Tgl masuk:-

Pekerjaan:Tidak bekerja

Keluhan utama:Pada saat pengkajian ps mengeluh / mengatakan badannya lemas dan diare

Riwayat kesehatan sekarang:Ps mengatakan diare tanggal 3 Februari 2006 setelah makan seiang. Ps mengatakan makan sesuai menu seperti biasa. Ps mengatakan belakangan ini di kamarnya banyak terdapat lalat. Ps BAB lebih dari 5 kali dengan kensistensi encer. Ps tidak menatakan kondisinya kepada keluarganya, akhirnya sore tanggal 3 Februari 2006 Ps diberikan perawatan khusus

Riwayat kesehatan dahulu:Ps menatakan dulu pernah diare tapi hanya 2 hari setelah minum obat anti diare Ps langsung sembuh. Ps pernah masuk rumah sakit karena kecelakaan.

Riwayat kesehatan :Didalam keluarga pasien tidak ada yang menderita penyakit menular.

Genogram :

Keterangan :

: Laki-laki

: Perempuan

: Pasien

2. Pola Kebiasaan

a. Pola Nutrisi

Sebelum sakit ps mengatakan biasa makan 3x sehari dengan menu pagi bubur, satu gelas kopi dan kue. Siang dan malam nasi, lauk, sayur dan kadang buah, makan habis satu porsi tiap makan. Minum 6-7 gelas/ hari

Saat sakit pasien mengatakan selalu lapar tapi nafsu makan berkurang. Ps hanya makan setengah porsi dari biasanya, minum 6-7 gelas/ hari.

b. Pola Tidur/ Istirahat

Sebelum sakit pasien mengatakan biasa tidur dari pukul 22.00 sampai 05.00. ps terbiasa tidur siang selama 2 jam

Saat sakit ps mengatakan tidur sering terjaga karena merasa kurang nyaman dengan keadaannya. Ps mengatakan mulai dapat tidur pukul 20.00 sampai04.00 ps sering terbangun dimalam hari.

c. Pola Aktifitas

Sebelum sakit dan saat sakit pasien mengatakan aktifitasnya tidak begitu terganggu. Ps masih bisa memenuhi kebutuhannya secara mandiri seperti mandi, makan, hanya pada saat sakit ps mengatakan kebanyakan istirahat.

d. Pola Eliminasi

Sebelum sakit ps mengatakan biasa BAB satu kali sehari dengan konsistensi feses lembek, warna kuning. BAK 4-5 kali sehari dengan warna kuning, bau pesing

Saat sakit pasien mengatakan diare dengan konsistensi encer, bau, warna kakuningan. Lendir tidak ada, darah tidak ada Ps mengatakan BAB kurang lebih sudah 5 kali sehari. BAK tidak mengalami perubahan 4-5 kali sehari.

e. Pola Koping

sebelum sakit ps mengatakan tidak pernah menceritakan masalahnya dengan orang lain, ps berusaha mengatasi sendiri tanpa bantuan orang lain

saat sakit ps menatakan selalu menceritakan masalahnya dengan orang lain (keluarga). Dalam mengatasi masalahnya ps meminta bantuan keluarga

f. Pola kognitif

Ingatan pasien menurun. Bila ditanya sesuatu pasien berusaha keras mengingatnya kembali

g. Konsep diri

Sebelum sakit ps selalu tampak ceria, dapat memenuhi kebutuhannya dengan mandiri seperti mandi, makan, pasien banyak bicara (cerewet) tapi pada saat sakit pasien lebih banyak diam, mengurung diri di kamar. Ps mengetakan tidak percaya diri, merasa tidak berguna dengan kondisi seperti ini.

h. Pola reproduksi

Pasien mengatakan empat orang anak, dua perempuan dan dua laki-laki. Ps mengatakan tidak menstruasi lagi (menopause) ps sudah memiliki 5 orang cucu.

i. Hubungan dengan masyrakat

Hubungan ps dengan masyarakat baik.

j. Pola kepercayaan (spiritual)

Pasien beragama Hindu dan bisa biasa sembahyang setiap hari pada pagi hari. Saat sakit pasien hanya berdoa di tempat tidur

3. Pemeriksaan fisik

a) Keadaan umum

Kesadaran: Compos mentis

TB/ BB: 160 Cm / 59 Kg

b. Vital Sign

Tekanan darah: 130/80 mmHg

Nadi

: 72x/mnt

Pernafasan: 20 x/ mnt

Suhu

: 36.7 0C

4. Pemeriksaan Penunjang : Tidak ada

5. Analisa Data

NoData subyektifData obyektifKesimpulan

1.

2.

3.

Pasien mengatakan diare lebihb dari 5 kali, konsistensi feses encer

Ps mengatakan lemas nafsu makan kurang

Ps mengatakan makan habis setengah porsi

Ps mengatakan sering terbangun di malam hari Ps tampak pucat

Mukosa bibir kering

Ps tampak lemas

Perut tampak cekung

Ps tampak gelisah

Muka pucatKekurangan volume cairan

Gangguan kabutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Gangguan pola tidur

6. Rumusan Masalah

a) kekurangan volume cairan

b) gangguan kebutuhan nutrisi kurang

c) gangguan pola tidur

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Pohon masalah

1. Diare b/d malabsorbsi kekurangan Volume cairan b/d Diare (BAB encer) d/d ps mengatakan diare lebih dari 5 kali, konsistensi feses encer. Ps tampak pucat, mukosa bibir kering. Karena volume cairan b/d kehilangan volume cairan secara aktif.

2. Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dair kebutuhan tubuh b/d pola makan terganggu d/d ps mengatakan makanan habis setengah porsi, nafsu maka berkurang, ps tampak lemas, perut cekung. Keseimbangan nutrisi : dari kebutuhan b/d ketidakmampuan mengabsorbsi makanan.

3. Gangguan pola tidur b/d nyeri d/d ps mengatakan cemas dengan keadaannya. Ps mengatakan sering terbangun di malam hari. Ps tampak gelisah dan muka pucat. Gangguna pola tidur b/d mual.

3. INTERVENSI

Rencana Keperawatan Pada Ps RY

Dengan Diare Akut Tanpa Dehidrasi

Di Klinik Sosial Tresna Wredha Wana Seraya Dps

Tgl 3 5 Februari 2006

Hari/TglNo. DxTujuan Tindakan Rasional

Sabtu 3/2/06

Pk. 13.00

Sabtu 3/2/06

Pk. 13.00

Sabtu 3/2/06

Pk. 13.00Dx I

Dx II

Dx IIISetelah diberikan askep selama 2x24 jam diharapkan keseimbangan volume cairan terpenuhi dengan kriteria hasil :

Ps mengatakan diare berkurang dengan kosistensi feses lembek

Ps tidak pucat lagi

Mukosa bibir lembab

Setelah diberi askep selama 2x24 jam diharapkan kebutuhan nutrisi terpenuhi sesuai kebutuhan tubuh dengan kriteria hasil :

Ps tidak lemas

Ps mengatakan nafsu makan meningkat

Makan habis satu porsi

Setelah diberi askep selama 2x24 jam diharapkan tidur/istirahat teratur (tidak terganggu) dengan kriteria hasil:

Ps mengatakan tidak cemas

Ps mengatakan tidur nyenyak

Ps tampak tenang

Observasi dan catat frekuensi, karakteristik, dan jumlah

Kaji status hidrasi intake dan output

Monitor tanda vital dan observasi keadaan umum

Pemberian obat anti diare

Kaji intake dan output makanan

Beri makanan yang mengandung nilai gizi tinggi

Beri makanan yang disukai, makan lunak dan rendah serat

Kaji kebutuhan ps dapat istirahat

Ciptakan suasana yang nyaman saat tidur

Anjurkan ps untuk cuci tangan dan kaki dengan air hangat

Anjurkan ps untuk berdoa sebelum tidur.

Dapat diketahui berat ringannya diare dan status dehidrasi

Dapat diketahui keseimbangan cairan

Hipotensi, takikardi, demam dapat menunjukkan respon/efek kehilangan cairan

Dapat menunjukkan kehilangan cairan

Diketahui intake dan output makanan

Kebutuhan nutrisi sesuai kebutuhan

Dengan makan yang disukai ps dapat lebih banyak makan an makan rendah serat untuk menurunkan peristaltic usus

Diketahui waktu istirahat terpenuhi

Dengan suasana nyaman ps dapat tidur nyenyak

Dapat membuat ps merasa segar dan nyaman

Dengan berdoa dapat merasa lebih tenang

4. IMPLEMENTASI

Rencana Keperawatan Pada Ps RY

Dengan Diare Akut Tanpa Dehidrasi

Di Klinik Sosial Tresna Wredha Wana Seraya Dps

Tgl 3 5 Februari 2006

HariTglNo. DxTindakan Evaluasi Paraf

Jumat

3/2/06

Pk. 14.00

Pk. 15.00

Pk. 15.00

Pk. 16.30

Pk. 18.00

Sabtu 4/2/06

Pk. 08.30

Pk. 09.00

Pk. 11.00

Pk. 12.30

Pk. 16.00

Pk. 19.00

Pk. 19.30

Minggu

5/2/06

pk. 08.00

Pk. 09.30

Pk. 11.30

Pk. 13.00

Dx I

Dx I

Dx II

Dx II

Dx III

Dx I

Dx I

Dx II

Dx III

Dx I

Dx III

Dx III

Dx I

Dx I

Dx II

Dx IIIMengobservasi dan mengkaji frekuensi BAB, jumlah dan karakteristik

Mengukut tanda vital

Mengkaji intake dan output makanan

Mengajurkan untuk makan makanan yang bergizi tinggi dan disukai ps.

Mengkaji kebutuhan ps dapat istirahat

Pembrian obat anti diare diaform

Mengukur tanda vital

Menganjurkan untuk makan makanan yang rendah serat dan gizi

Menciptakan suasana yang nyaman saat ps tidur (istirahat)

Mengkaji status hidrasi intake dan output

Mengajurkan ps untuk cuci tangan dan kaki dengan air hangat

Mengajurkan ps untuk berdoa sebelum tidur

Mengkaji status hidrasi intake dan output

Mengukur tanda vital

Mengkaji intake dan output makanan

Mengkaji kebutuhan ps dapat istirahat Ps mengatakan masih diare dengan konsistensi feses encer, BAB lebih dari 5 kali

Tekanan Darah 125/70 mmHg

RR : 20 x/mntNadi : 72 x/mntSuhu : 36.8 0C

Ps mengatakan makan habis setengah porsi, nafsu makan menurun, ps tampak pucat, mukosa bibir kering.

Ps mengatakan nafsu makan menurun

Ps mengatakan tidak dapat tidur dengan nyenyak, ps merasa cemas dengan keadaannya

Obat sudah diminum oleh ps.

Tekanan darah 130/80 mmHg RR : 22 x/mnt

Nadi : 72 x/mntSuhu : 36.7 0C

Ps mengatakan sudah makan bubur dan habis porsi, ps tidak lemas lagi, perut agak buncit.

Pasien mengatakan cemas brkurang, istirahat sudah agak tenang

Ps mengatakan masih diare dengan konsistensi feses sudah agak lembek.

Ps mengatakan merasa segar dan nyaman, dapat istirahat dengan tenang

Ps mengatakan cemas bekurang

Ps mengatakan tidak khawatir lagi dengan kondisinya, ps dapat tidur dengan tenang

Ps mengatakan tidak diare lagi

Tekanan Darah 130/80 mmHg RR : 20 x/mntNadi : 72 x/mntSuhu : 36.50C

Ps mengatakan nafsu makan normal, makan habis satu porsi. Ps tidak pucat, mukosa bibir lembab

Ps mengatakan dapat tidur dengan nyenyak, tidak pernah terbangun dimalam hari karena tidak cemas lagi.Mhs

Mhs

Mhs

Mhs

Mhs

Prwt

Prwt

Prwt

Prwt

Prwt

Prwt

Prwt

Prwt

Prwt

Prwt

Prwt

5. EVALUASI

Rencana Keperawatan Pada Ps RY

Dengan Diare Akut Tanpa Dehidrasi

Di Klinik Sosial Tresna Wredha Wana Seraya Dps

Tgl 3 5 Februari 2006

Hari/TglDx Keperawatan Evaluasi

Minggu

5/2/06

Minggu

5/2/06

Minggu

5/2/06DX I

DX II

DX IIIS : Ps mengatakan tidak diare lagi

konsistensi lembek

O : Ps tidak pucat, mukos bibir

lembab

A : Masalah teratasi

P : -

S : Ps mengatakan nafsu makan

meningkat, makan habis satu

porsi

O : Ps tidak lemas lagi, perut buncit

A : Masalah teratasi

P : Pertahankan kondisi

S : Ps mengatakan dapat tidur

dengan nyenyak, tidak pernah

rasa khawatir dengan

keadaannnya

O : Ps tampak tenang

A : Masalah teratasi

P : Pertahankan kondisi

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian pada bab pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa :

4. Diare adalah kehilangan cairan dan elekrolit secara berlebihan yang terjadi karena frekuensi satu kali lebih BAB dengan bentuk tinja yang encer atau cair.

5. Diare akut adalah diare yang awalnya mendadak atau berlangsung singkat dalam beberapa jam sampai 7 atau 14 hari.

6. Diare dapat disebabkan oleh infeksi baik virus maupun bakteri dan tanpa infeksi (non infeksi)

7. Pada Ps R setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam ps mengatakan tidak diare lagi, semua masalah ps dapat teratasi.

B. Saran

1. Kepada Pasien

Agar tetap menjaga kebersihan baik kebersihan diri maupun kebersihan lingkungan, makan-makanan yang mengandung gizi tinggi, istirahat yang cukup. Menjaga kondisi tubuh agar tetap segar.

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Lynda Juall. 2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi 8. EGC : Jakarta.

Baughman, Diane C.2000. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGCMansjoer, Arif. 2000. Kapita selekta kedokteran. Jiid 2. Media Aesculopies: Jakarta

Lemas

(Intolerasni Aktivitas)

Cairan banyak keluar

(BAB Encer)

Diare

Nyeri

Pola makan terganggu

Gangguan Keb. Nutrisi (-)

Dari keb. Tubuh

Gangguan pola tidur

Gangguan Rasa

Nyaman : Pusing

Aktivitas terganggu

Infeksi E. Coli

Kekurangan

Volume

Cairan

PAGE