20
LP Keluarga dengan Kusta LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN KUSTA Untuk memenuhi tugas matakuliah Keperawatan keluarga Oleh Dita Rahayu Ayu Kartika Candra Mahmuda KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN MALANG JURUSAN KEPERAWATAN

LP Keluarga Dengan Kusta

Embed Size (px)

DESCRIPTION

kesehatan

Citation preview

LP Keluarga dengan Kusta

LAPORAN PENDAHULUANASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN KUSTA

Untuk memenuhi tugas matakuliahKeperawatan keluarga

OlehDita RahayuAyu Kartika CandraMahmuda

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIAPOLITEKNIK KESEHATAN MALANGJURUSAN KEPERAWATANPRODI D3 KEPERAWATAN MALANG

Mei 2013

LAPORAN PENDAHULUANASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIENDENGAN KUSTA

A.KONSEPI. PENGERTIANKusta (Lepra atau Morbus Hansen) adalah penyakit kronis yang disebabkan oleh infeksi Mycobacterium Leprae (M. Leprae). (Arief Masyor, 1999).Kusta adalah penyakit infeksi yang kronik penyebabnya ialah Mycobacterium leprae yang intra seluler obligant saraf perifer sebagai afinitas pertama lalu kulit dan mukosa traktus respiratorius bagian atas kemudian dapat ke organ lain kecuali susunan saraf pusat. (Andhi Djuanda, 1999 : 71).

II. KLASIFIKASI PENDERITA KUSTAKlasifikasi PB dan MB menurut Depkes RI, 1999

Kelainan kulit dan hasil pemeriksaan bakteriologisTipe PBTipe MB

1.Bercak (Makula)a.Jumlahb.Ukuranc.Distribusi

d.PermukaanE. Batase. Gangguan sensibilitas

f. Kehilangan kemampuan berkeringat, bulu rontok pada bercak2.Infiltrata.Kulitb.Membrana mukosa (hidung tersumbat pendarahan di hidung)3.Nodulus4.Penebalan syaraf

5.Deformatis (cacat)

6.Sediaan apus7.Ciri-ciri khusus1 5Kecil dan besarUnilateran atau bilateral asimetrisKering dan kasarTegasSelalu ada dan jelas

Bercak tidak berkeringat, ada bulu rontok pada bercak.

Tidak adaTidak pernah ada

Tidak adaLebih sering terjadi dini asimetris

Biasanya asimetris terjadi diniBTA negatif (-)Central healing penyembuhan ditengahBanyakKecilBilateral, simetris

Halus, berkilatKurang tegasBiasanya tidak jelas, jika tidak terjadi pada yang sudah lanjutBercak masih berkeringat, bulu tidak rontok

Ada kadang ada tidakKadang ada

Kadang adaTerjadi pada yang lanjut biasanya lebih dari satu dan simetrisTerjadi pada stadium lanjutBTA positif (+)Punched out lesion (lesi seperti kue dona), nadarosis, ginekomastia, hidung pelana, suara sengau

Klasifikasi PB dan MB menurut WHO (1995)Tipe PBTipe MB

1.Lesi kulit

1.2. Kerusakan syaraf (menyebabkan hilangnya sensasi / kelemahan otot yang dipersarafi oleh saraf yang terkena).- 1 5 lesi- Hipopingmentasi / eritema- Distribusi tidak simetris- Hilangnya sensasi yang jelas- Hanya satu cabang saraf- > 5 lesi- Distribusi lebih simetris- Hilangnya sensasi

- Banyak cabang saraf

III. ETIOLOGIM. Leprae merupakan basil tahan asam (BTA), bersifat obligat intraseluler, menyerang saraf perifer, kulit dan organ lain seperti mukosa nafas bagian atas, hati dan sumsum tulang kecuali susunan saraf pusat. Masa membelah diri M. Leprae 12 21 hari dan masa tunasnya antara 40 hari 40 tahun.IV. GEJALA KLINIS1.) Adanya lesi kulit yang khas dan kehilangan sensibilitas. Lesi kulit dapat tinggal atau multipel, biasnya hipopigmentasi tetapi kadang-kadang lesi kemerahan atau berwarna tembaga. Lesi dapat bervariasi tetapi umumnya berupa makula, papul atau modul.2.) Penebalan saraf tepi yang juga terjadi disertai gangguan fungsi saraf berupa mati rasa.3.) BTA positifPada beberapa kasus ditemykan hasil basil tanah asam dari kerokan jaringan kulit. Bila ragu-ragu maka dianggap sebagai kasus dicurigai dan diperiksa ulang setiap 3 bulan sampai ditegakkan diagnosis kusta atau penyakit lain.

V. PEMERIKSAAN KLINISA. Infeksi. Px diminta memejamkan mata, menggerakkan mulut, bersiul dan tertawa untuk mengetahui fungsi saraf wajah.B.Pemeriksaan sensibilitas pada lesi kulit dengan menggunkan kapas (rasa raba). Jarum pentul yang tajam dan tumpul (rasa nyeri), serta air panas dan dingin dalam tabung reaksi (rasa suhu).C.Pemeriksaan fungsi saraf otonom yaitu memeriksa ada tidaknya kekeringan pada lesi akibat tidak berfungsinya kelenjar keringat dengan menggunakan pensil tinta (Uji Gunawan).VI. PEMERIKSAAN BAKTERIOLOGI1. Sediaan diambil dari kelainan kulit yang paling aktif.2. Pemeriksaan bakteriologis dilakukan dengan pewarnaan tahan asam yaitu Zieal Neelsen atau Kinyoun Gabett.3. Cara menghitung BTA dalam lapangan mikroskop ada 3 metode yaitu cara zig-zag, huruf z dan setengah / seperempat lingkaran.VII. PENATALAKSANAANTujuan utama program penatalaksanaan kasus kusta adalah menyembuhkan Px kusta dan mencegah timbulnya cacat serta memutuskan mata rantai penularan dari Px kusta terutama tipe yang menular kepada orang lain untuk menurunkan insidens penyakit.Program Multi Drug Therapy (MDT) dengan kombinasi rifampisin, klofadimin dan DDS (Dietil Diamino Sulfat) dimulai tahun 1981. Program ini bertujuan untuk mengatasi resistensi dapson yang semakin meningkat, mengurangi ketidaktaatan Px, menurunkan angak putus obat dan mengeliminasi persistensi kuman kusta dalam jaringan.VIII. KOMPLIKASICacat merupakan komplikasi yang dapat terjadi pada Px kusta baik akibat kerusakan fungsi saraf tepi maupun karena neuritis sewaktu terjadi reaksi kusta.

B.PROSES KEPERAWATAN1.PENGKAJIANDefinisiPengkajian merupakan tahapan terpenting dalam proses perawatan, mengingat pengkajian sebagai awal bagi keluarga untuk mengidentifikasikan data-data yang ada pada keluarga. Oleh karena itu perawat keluarga di harapkan memahami betul lingkup, metode, alat bantu dan format pengkajian yang di gunakan.Pengkajian merupakan suatu proses berkelanjutan, di mana pengkaji menggambarkan kondisi/situasi klien sebelumnya dan saat ini sehingga informasi tersebut bisa di gunakan untuk memprediksi di masa yang akan datang.Cara pengumpulan data tentang keluarga dapat dilakukan antara lain :WawancaraWawancara yaitu menanyakan atau tanya jawab yang berhubungan dengan masalah yang dihadapi keluarga yang merupakan suatu komunikasi yang di rencanakan.PengamatanPengamatan yang dilakukan berkaitan dengan hal-hal yang tidak perlu di tanyakan ( Ventilasi, penerangan, kebersihan ).Studi DokumentasiStudi Dokumentasi yang biasa di jadikan acuan oleh perawat antara lain adalah KMS kartu keluarga dan catatan kesehatan lainya misalnya informasi-informasi tertulis maupun lisan dari rujukan dari berbagai lembaga yang menangani keluarga dan dari anggota Tim Kesehatan lainya.Data UmumPengkajian terhadap data umum keluarga meliputi :1.) Nama kepala keluarga (KK)2.)Alamat dan telfon3.)Pekerjaan kepala keluarga4.)Pendidikan kepala keluarga5.)Komposisi keluargaNoNamaJKHub dng KKUmurPendidikanStatus ImunisasiKet

BCGPolioDPTHepatitisCampak

6.) Tipe keluargaMenjelaskan mengenai jenis tipe keluarga beserta kendala atau masalah-masalah yang terjadi dengan jenis tipe keluarga tersebut .7.)Suku bangsaMengkaji asal suku bangsa keluarga tersebut serta mengidentifikasi budaya suku bangsa tersebut berkait dengan kesehatan.8.) AgamaMengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta kepercayaan yang dapat mempengaruhi kesehatan.9.)Status sosial ekonomiStatus sosial ekonomi keluarga ditentukan oleh pendapatan baik dari kepala keluarga maupun anggota keluarga yang lain. Kebutuhan-kebutuhan yang dikeluarkan oleh keluarga, barang-barang yang dimiliki keluarga.10.)Aktifitas rekreasi keluargaRekreasi keluarga tidak hanya dilihat pergi bersama-sama untuk mengunjungi tempat rekreasi, Nonton TV.

Riwayat Dan Tahap Perkembangan Keluarga1.Tahap perkembangan keluarga saat iniTahap perkembangan keluarga ditentukan dengan anak tertua dari keluarga inti2.Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhiMenjelaskan mengenai tugas perkembangan yang belum terpenuhi oleh keluarga, serta kendala mengapa tugas perkembangan tersebut belum terpenuhi.3.Riwayat keluarga inti (tinggal dalam satu rumah)Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga inti, yang meliputi riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga, perhatian terhadap pencegahan penyakit (status imunisasi), sumber Yankes yang biasa digunakan keluarga serta pengalaman-pengalaman terhadap Yankes.4.Riwayat keluarga sebelumnyaDijelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga dari pihak suami dan istri.

Pemeriksaan Lingkungan1.Karakteristik rumahKarakteristik rumah diidentifikasi dengan melihat luas rumah, tipe rumah, jumlah ruangan, jumlah jendela, pemanfaatan ruangan, peletakan perabotan rumah tangga, jenis septik tank, jarak septik tank dengan sumber air, sumber air minum yang digunakan serta denah rumah.2.Karakteristik tetangga dan komunitas RW menjelaskan mengenai karakteristik dari tetangga dan komunitas setempat yang meliputi kebiasaan, lingkungan fisik, aturan / kesepakatan penduduk setempat, budaya setempat yang mempengaruhi kesehatan.3.Mobilisasi geografis keluargaMobilisasi geografis keluarga ditentukan dengan kebiasaan keluarga berpindah tempat.4.Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat menjelaskan mengenai waktu yang digunakan keluarga untuk berkumpul serta perkumpulan keluarga yang ada dan sejauh mana keluarga interaksinya dengan masyarakat.5.Sistem penduduk keluarga- Yang termasuk pada sistem pendukung keluarga adalah jumlah anggota keluarga yang sehat, fasilitas-fasilitas yang dimiliki keluarga untuk menunjang kesehatan.- Fisik, psikis atau dukungan dari anggota keluarga.- Sosial atau dukungan dari masyarakat setempat.

Struktur Keluarga1.Pola komunikasi keluargaMenjelaskan mengenai cara berkomunikasi antar anggota keluarga.2.Struktur kekuatan keluargaKemampuan anggota keluarga mengendalikan dan mempengaruhi orang lain untuk merubah perilaku.3.Struktur peranMenjelaskan peran dari masing-masing anggota keluarga baik secara formal maupun informal.4.Nilai atau norma keluargaMenjelaskan mengenai nilai dan norma yang dianut oleh keluarga yang berhubungan dengan kesehatan.

Fungsi Keluarga1.Fungsi efektifHal yang perlu dikaji yaitu gambaran diri anggota keluarga perasaan memiliki dan dimiliki dalam keluarga, dukungan keluarga terhadap anggota keluarga lainnya, bagaimana kehangatan tercipta pada anggota keluarga dan bagaimana keluarga mengembangkan sikap saling menghargai.2.Fungsi sosialisasiHal yang perlu dikaji bagaimana interaksi / hubungan dalam keluarga sejauh mana anggota keluarga belajar disiplin, norma, budaya dan perilaku.3.Fungsi perawatan kesehatan- Menjelaskan sejauh mana keluarga menyediakan makanan, pakaian, perlindungan serta merawat anggota keluarga yang sakit, sejauh mana pengetahuan keluarga mengenai sehat sakit.- Kesanggupan keluarga melaksakan 5 tugas kesehatan.

Hal-Hal Yang Dikaji Sejauh Mana Keluarga Melakukan Pemenuhan Tugas Perawatan Keluarga Adalah :A. Untuk mengetahui pengetahuan keluarga mengenal masyarakat kesehatan, yang perlu dikaji adalah sejauh mana keluarga mengetahui mengenai fakta-fakta dari masalah kesehatan yang meliputi pengertian, tanda dan gejala, faktor penyebab dan mempengaruhinya serta persepsi keluarga terhadap masyarakat.B. Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan yang tepat, hal yang perlu dikaji adalah :- Sejauh mana kemampuan keluarga mengerti mengenai sifat dan luasnya masalah.-Apakah masalah kesehatan dirasakan oleh keluarga.-Apakah keluarga merasa menyerah terhadap masyarakat yang dialami.-Apakah keluarga merasa takut akan akibat dari tindakan penyakit.-Apakah keluarga mempunyai sikap negatif terhadap masalah kesehatan.-Apakah keluarga dapat menjangkau fasilitas kesehatan yang ada.-Apakah keluarga kurang mempercayai terhadap tenaga kesehatan.-Apakah keluarga mendapat informasi yang salah terhadap tindakan dalam mengatasi masalah.C. Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit, yang perlu dikaji adalah :-Sejauh mana keluarga mengetahui keadaan penyakit (sifat, penyebaran, komplikasi, prognosa dan cara perawatannya).-Sejauh mana keluarga mengetahui tentang sifat dan perkembangan perawatan yang dibutuhkan.- Sejauh mana keluarga mengetahui keberadaan fasilitas yang diperlukan untuk perawatan.-Sejauh mana keluarga mengetahui tentang sumber-sumber yang ada dalam keluarga (anggota keluarga yang bertanggung jawab, sumber keuangan / finansial, fasilitas fisik, psiko sosial).-Bagaimana sikap keluarga terhadap yang sakit.D. Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang sehat, hal yang perlu dikaji adalah :- Sejauh mana keluarga mengetahui sumber-sumber keluarga yang dimiliki.-Sejauh mana keluarga melihat keuntungan / manfaat pemeliharaan lingkungan.-Sejauh mana keluarga mengetahui pentingnya hygiene sanitasi.-Sejauh mana keluarga mengetahui upaya pencegahan penyakit.-Sejauh mana sikap / pandangan keluarga terhadap hygiene sanitasi.-Sejauh mana kekompakan antara anggota keluarga.E. Mengetahui sejauh mana kemampuan keluarga menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan dimasyarakat yang perlu dikaji adalah-Sejauh mana keluarga mengetahui keberadaan fasilitas kesehatan.-Sejauh mana keluarga memahami keuntungan-keuntungan yang diperoleh fasilitas kesehatan.-Sejauh mana tingkat kepercayaan keluarga terhadap petugas dan fasilitas kesehatan.- Apakah keluarga mempunyai pengalaman yang kurang baik terhadap petugas kesehatan.-Apakah fasilitas kesehatan yang ada terjangkau oleh keluarga.

Fungsi ReproduksiA. Berapa jumlah anakB. Bagaimana keluarga merencanakan jumlah anggota keluarga.C. Metode apa yang digunakan keluarga dalam upaya mengendalikan jumlah anggota keluarga.

Fungsi EkonomiA. Sejauh mana keluarga memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan papan.B. Sejauh mana keluarga memanfaatkan sumber yang ada dimasyarakat dalam upaya peningkatan status kesehatan keluarga.

Stres Dan Koping Keluarga1. Stressor jangka pendek dan panjangA. Stressor jangka pendenk adalah stressor yang dialami keluarga yang memerlukan penyelesaian dalam waktu 6 bulan.B. Stressor jangka panjang adalah stressor yang dialami keluarga yang memerlukan penyelesaian dalam waktu lebih dari 6 bulan.2. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi / stressor hal yang perlu dikaji adalah sejauh mana keluarga berespon terhadap situasi / stressor.3. Strategi koping yang digunakanStrategi koping apa yang digunakan keluarga bila mengalami permasalahan.4.Strategi adaptasi disfungsionalDijelaskan mengenai strategi adaptasi disfungsional yang digunakan keluarga bila menghadapi masalah.

Pemeriksaan Fisik- Memeriksa fisik dilakukan pada semua anggota keluarga.- Metode yang digunakan pada pemeriksaan fisik tidak berbeda dengan pemeriksaan fisik di klinik.

Harapan KeluargaPada akhirnya pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga terhadap petugas yang ada.Pada awal pengkajian perawat harus membina hubungan yang baik dengan keluarga dengan cara :1. Diawali Perawat memperkenalkan diri dengan sopan dan ramah.2. Menjelaskan tujuan kunjungan3. Meyakinkan keluarga bahwa kehadiran Perawat adalah untuk membantu Keluarga menyelesaikan masalah Kesehatan yang ada di Keluarga.2.DIAGNOSA DAN INTERVENSI KEPERAWATAN

Diagnosa keperawatan keluarga yang dapat muncul pada keluarga rentan penyakit kusta, antara lain:1)Gangguan proses keluargaDefinisiKeadaan ketika keluarga yang normalnya suportif mengalami stressor yang menantang kemampuan keluarga yang sebelumnya berfungsi efektif.Batasan KarakteristikoMayorSistem keluarga tidak dapat atau tidak:Mengadaptasi krisis secara kontrusifBerkomunikasi secara terbuka dan efektif diantara anggota keluarga

oMinorSistem keluarga tidak dapat atau tidak:Memenuhi kebutuhan fisik seluruh anggota keluargaMemenuhi kebutuhan emosi seluruh anggota keluargaMemenuhi kebutuhan spiritual seluruh anggota keluargaMengekspresikan atau menerima perasaannya dengan terbukaMencari atau menerima bantuan secara tepat

Faktor yang berhubunganob/d dampak penyakit(sebutkan)ob/d perubahan dalam kemapuan anggota keluarga untuk berfungsiob/d gangguan rutinitas keluarga yang berkaitan dengan pengobatan yang membutuhkan waktuob/d perubahan fisik yang terkait pengobatan atau sakitnya anggota keluargaob/d perubahan emosi pada semua anggota keluarga yang berkaitan dengan pengobatan atau sakitnya anggota keluargaob/d hambatan finansial pengobatan untuk keluarga yang sakitob/d hospitalisasi anggota keluarga yang sakit

TujuanAnggota keluarga mempertahankan sistem fungsi dukungan mutual satu sama lain

IndikatoroSering mengungkapkan perasaan terhadap perawat profesional atau satu sama lainoMencari sumber-sumber eksternal yang tepat bila diperlukan

IntervensiBantu keluarga dalam menghadapi kekhawatirannya terhadap situasiDorong keluarga untuk mempunyai prospektif yang realistik dengan memberi informasi yang akurat dan memberi jawaban terhadap pertanyaan yang ditujukanBantu keluarga untuk mengenali peran di rumah dan menentukan prioritas untuk mempertahankan integritas keluarga dan menurunkan stressTunjukkan keluarga pada lembaga komunitas, organisasi perawatan kesehatan rumah dan sumber-sumber bantuan keuangan yang diperlukanCiptakan lingkungan rumah sakit yang bersifat mendukung dan pribadi untuk keluargaLibatkan anggota keluarga dalam perawatan anggota keluarga yang sakit bila memungkinkanLibatkan anggota keluarga dalam pertemuan pasien bila memungkinkanDorong keluarga mendapatkan pengganti untuk merawat individu yang sakit, beri keluarga waktu istirahatDorong mengungkapkan rasa bersalah, marah, menyalahkan diri, permusuhan dan mengenal lebih lanjut perasaanya dalam keluargaBantu anggota keluarga mengubah harapan anggota keluarga yang sakit dengan sikap realistis

2)Gangguan koping keluarga

DefinisiKeadaan ketika biasanya orang yang memberi dukungan utama(anggota keluarga atau teman dekat), memberi bantuan, dukungan, kenyamanan yang tidak mencukupi, tidak efektif atau melemah, atau memberi dorongan yang tidak mencukupi yang mungkin diperlukan oleh klien untuk mengatur atau menguasai tugas-tugas yang berhubungan dengan tantangan kesehatannya.

Batasan KarakteristikoSubjektif-Klien mengekspresikan atau menginformasikan rasa keprihatianan atau mengeluh tentang respon orang terdekat terhadap masalah kesehatannya.-Orang terdekat menggambarkan preokupasi dengan reaksi personal(misal: takut, berduka yang diantisipasi, rasa bersalah, ansietas terhadap penyakit klien, ketidakmampuan atau situasi lain atau krisis perkembangan)-Orang terdekat menggambarkan atau menginformasikan pengertian atau dasar pengetahuan yang tidak adekuat yang mengubah perilaku asistif efektif atau suportif.

oObjektif-Orang terdekat mengupayakan perilaku asistif atau suportif dengan hasil yang kurang dari memuaskan-Orang terdekat menarik diri atau masuk ke dalam komunikasi personal yang terbatas atau temporer dengan klien pada waktu yang dibutuhkan-Orang terdekat memperlihatkan perilaku protektif tidak sesuai(terlalu sedikit atau terlalu besar) terhadap kemampuan atau kebutuhan otonomi klien.

Faktor yang berhubunganob/d dampak penyakit(sebutkan)ob/d perubahan dalam kemapuan anggota keluarga untuk berfungsiob/d gangguan rutinitas keluarga yang berkaitan dengan pengobatan yang membutuhkan waktuob/d perubahan fisik yang terkait pengobatan atau sakitnya anggota keluargaob/d perubahan emosi pada semua anggota keluarga yang berkaitan dengan pengobatan atau sakitnya anggota keluargaob/d hambatan finansial pengobatan untuk keluarga yang sakitob/d hospitalisasi anggota keluarga yang sakit

TujuanAnggota keluarga mempertahankan sistem fungsi dukungan mutual satu sama lain

IndikatoroSering mengungkapkan perasaan terhadap perawat profesional atau satu sama lainoMencari sumber-sumber eksternal yang tepat bila diperlukan

IntervensiBantu keluarga dalam menghadapi kekhawatirannya terhadap situasiDorong keluarga untuk mempunyai prospektif yang realistik dengan memberi informasi yang akurat dan memberi jawaban terhadap pertanyaan yang ditujukanBantu keluarga untuk mengenali peran di rumah dan menentukan prioritas untuk mempertahankan integritas keluarga dan menurunkan stressTunjukkan keluarga pada lembaga komunitas, organisasi perawatan kesehatan rumah dan sumber-sumber bantuan keuangan yang diperlukanCiptakan lingkungan rumah sakit yang bersifat mendukung dan pribadi untuk keluargaLibatkan anggota keluarga dalam perawatan anggota keluarga yang sakit bila memungkinkanLibatkan anggota keluarga dalam pertemuan pasien bila memungkinkanDorong keluarga mendapatkan pengganti untuk merawat individu yang sakit, beri keluarga waktu istirahatDorong mengungkapkan rasa bersalah, marah, menyalahkan diri, permusuhan dan mengenal lebih lanjut perasaanya dalam keluargaBantu anggota keluarga mengubah harapan anggota keluarga yang sakit dengan sikap realistis

3)Ketidakefektifan penatalaksanaan program terapeutikDefinisiSuatu pola ketika keluarga mengalami atau berisiko mengalami kesulitan mengintegrasikan ke dalam kegiatan sehari-hari program untuk pengobatan atau penyakit dan penurunan situasi berisiko(misal: keselamatan, polusi)

Batasan KarakteristikoMayorAktivitas keluarga yang tidak sesuai untuk memenuhi tujuan pengobatan atau program pencegahanoMinor-Percepatan(yang diharapkan atau yang tidak diharapakan) tentang gejala penyakit dari anggota keluarga-Kurang perhatian terhadap penyakit dan akibatnya-Mengungkapkan keinginan untuk mengatasi pengobatan penyakit dan pencegahan akibatnya-Mengungkapkan kesulitan terhadap regulasi atau integrasi salah satu atau lebuih aturan yang diharuskan untuk pengobatan penyakit dan efek pencegahan komplikasi-Mengungkapkan bahwa keluarga tidak melakukan aksi untuk mengurangi faktor risiko kemajuan penyakit dan akibatnya.

Faktor yang berhubunganBerhubungan dengan:oKompleksitas program terapeutikoBiaya finansial dari programoKompleksitas sistem perawatan kesehatanoEfek samping terapioKetidaktahuan tentang pengobatan atau teknikoKetidakcukupan pengetahuanoTidak mempercayai petugas pelayanan kesehatanoKonflik keyakinan tentang kesehatanoPertanyaan tentang keseriusan masalahoPertanyaan tentang kerentananoKurang dukungan sosialoKurang kepercayaan diri

TujuanIndividu/keluarga mengungkapkan maksud untuk melakukan perilaku kesehatan yang diperlukan atau keinginan untuk pulih dari penyakit dan pencegahan kekambuhan atau komplikasi

IndikatoroMengungkapkan ansietas berkurang yang b/d ketakutan karena ketidaktahuan, ketakutan karena kehilangan kontrol, atau kesalahan konsepsioMenggambarkan proses penyakit, penyebab dan faktor penunjang pada gejala dan regimen untuk penyakit/ kontrol gejala

IntervensioJelaskan dan bicarakan:proses penyakitprogram pengobatan(obat, diet, prosedur, peralatan yang digunakan)rasional aturanpengharapan(klien, keluarga) terhadap regimenefek samping regimenperubahan gaya hidup yang diperlukanmetode untuk memntau kondisiperawatan lanjutan yang diperlukantanda dan gejala komplikasisumber daya, dukungan yang tersediaperubahan lingkungan rymah yang diperlukanoIdentifikasi rujukan atau layanan komunitas yang diperlukan untuk tindak lanjut.3. EVALUASITahap penilaian atau evaluasi adalah perbandingan yang sistematis dan terencana tentang kesehatan keluarga dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan dengan cara bersinambungan dengan melibatkan klien dan tenaga kesehatan lainya. Tujuan evaluasi adalah untuk melihat kemampuan keluarga dalam mencapai tujuan.Tahapan EvaluasiTahapan evaluasi di bagi dalam 2 jenis menurut Setiadi ( 2008 ) yaitu :Evaluasi Berjalan ( sumatif )Evaluasi jenis ini di kerjakan dalam bentuk pengisian format catatan perkembangan dengan berorientasi kepada masalah yang di alami oleh keluarga. Format yang di pakai adalah formatSubjektif, ObjektifEvaluasi ( Formatif )Evaluasi jenis ini di kerjakan dengan cara membandingkan antara tujuan yang akan di capai. Bila terdapat kesenjangan antara keduanya, mungkin semua tahap dalam proses keperawatan perlu di tinjau kembali, agar data-data, masalah atau rencana yang perlu dimodifikasi.Evaluasi di susun dengan menggunakan SOAP yang operasional :S : Ungkapan dan perasaaan dan keluhan yang di rasakan secara subjektif oleh keluarga setelah implementasi keperawatanO : Keadaan objektif yang dapat di defenisikan oleh perawat menggunakan pengamatan yang objektif setelah implementasi keperawatanA : Analisis perawat setelah mengetahui respon subjektif dan objekti keluarga yang di bandingkan denagn kriteria dan standar yang telah mengacu pada tujuan pada rencana keperawatan keluargaP : Perencanaan selanjutnya setelah perawat melakukan analisis

DAFTAR PUSTAKA-Adhi Djuanda, Dr, dkk, 1999, Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga.-Carpenito, L.J. 2006.Buku Saku Diagnosis Keperawatan Edisi 10.Jakarta: EGC.-Masyoer. A, (1999), Kapita Selekta Kedokteran Edisi III Jilid 2, Media Ausculapius FKUI, Jakarta.-Buku Panduan Pelaksanaan Program P2Kusta Bagi Petugas Unit Pelayanan Kesehatan (2002).-Suprajitno, S.Kp, 2004, Asuhan Keperawatan Keluarga Aplikasi dalam Praktek, EGC, Jakarta