37
BAB I SKIZOFRENIA A. DEFINISI Skizofrenia adalah gangguan psikosa yang ditandai oleh split / disorganisasi personality. Mengalami disharmoni psikologis secara myeluruh, pendangkalan / kemiskinan emosi, proses berpikir yang memburuk, menghilangnya kesadaran social, adanya delusi, halusinasi, sikap / perilaku yang aneh, dan emosinya inkoheren dimana bila terdapat kejadian yang menyenangkan bisa saja penderita malah menjadi berhati sesdih, demikian pula sebaliknya (Coleman,1976). Skizofrenia adalah suatu diskripsi sindrom dengan variasi penyebab (banyak belum diketahui) dan perjalanan penyakit (tak selalu bersifat kronis atau deteriorating) yang luas, serta sejumlah akibat yang tergantung pada pertimbangan pengaruh genetik, fisik dan sosial budaya (Rusdi Maslim, 1997; 46). B. ETIOLOGI a. Keturunan Telah dibuktikan dengan penelitian bahwa angka kesakitan bagi saudara tiri 0,9-1,8 %, bagi saudara kandung 7-15 %, bagi anak dengan salah satu orang tua yang menderita

Lp Skizofrenia Afektif

Embed Size (px)

DESCRIPTION

:)

Citation preview

Page 1: Lp Skizofrenia Afektif

BAB I

SKIZOFRENIA

A. DEFINISI

Skizofrenia adalah gangguan psikosa yang ditandai oleh split / disorganisasi

personality. Mengalami disharmoni psikologis secara myeluruh, pendangkalan / kemiskinan

emosi, proses berpikir yang memburuk, menghilangnya kesadaran social, adanya delusi,

halusinasi, sikap / perilaku yang aneh, dan emosinya inkoheren dimana bila terdapat kejadian

yang menyenangkan bisa saja penderita malah menjadi berhati sesdih, demikian pula

sebaliknya (Coleman,1976).

Skizofrenia adalah suatu diskripsi sindrom dengan variasi penyebab (banyak belum

diketahui) dan perjalanan penyakit (tak selalu bersifat kronis atau deteriorating) yang luas,

serta sejumlah akibat yang tergantung pada pertimbangan pengaruh genetik, fisik dan sosial

budaya (Rusdi Maslim, 1997; 46).

B. ETIOLOGI

a. Keturunan

Telah dibuktikan dengan penelitian bahwa angka kesakitan bagi saudara tiri 0,9-1,8 %,

bagi saudara kandung 7-15 %, bagi anak dengan salah satu orang tua yang menderita

Skizofrenia 40-68 %, kembar 2 telur 2-15 % dan kembar satu telur 61-86 % (Maramis,

1998; 215 ).

b. Endokrin

Teori ini dikemukakan berhubung dengan sering timbulnya Skizofrenia pada waktu

pubertas, waktu kehamilan atau puerperium dan waktu klimakterium., tetapi teori ini

tidak dapat dibuktikan.

c. Metabolisme

Teori ini didasarkan karena penderita Skizofrenia tampak pucat, tidak sehat, ujung

extremitas agak sianosis, nafsu makan berkurang dan berat badan menurun serta pada

Page 2: Lp Skizofrenia Afektif

penderita dengan stupor katatonik konsumsi zat asam menurun. Hipotesa ini masih dalam

pembuktian dengan pemberian obat halusinogenik.

d. Susunan saraf pusat

Penyebab Skizofrenia diarahkan pada kelainan SSP yaitu pada diensefalon atau kortek

otak, tetapi kelainan patologis yang ditemukan mungkin disebabkan oleh perubahan

postmortem atau merupakan artefakt pada waktu membuat sediaan.

e. Teori Adolf Meyer :

Skizofrenia tidak disebabkan oleh penyakit badaniah sebab hingga sekarang tidak dapat

ditemukan kelainan patologis anatomis atau fisiologis yang khas pada SSP tetapi Meyer

mengakui bahwa suatu suatu konstitusi yang inferior atau penyakit badaniah dapat

mempengaruhi timbulnya Skizofrenia. Menurut Meyer Skizofrenia merupakan suatu

reaksi yang salah, suatu maladaptasi, sehingga timbul disorganisasi kepribadian dan lama

kelamaan orang tersebut menjauhkan diri dari kenyataan (otisme).

f. Teori Sigmund Freud

Skizofrenia terdapat (1) kelemahan ego, yang dapat timbul karena penyebab psikogenik

ataupun somatik (2) superego dikesampingkan sehingga tidak bertenaga lagi dan Id yamg

berkuasa serta terjadi suatu regresi ke fase narsisisme dan (3) kehilangaan kapasitas untuk

pemindahan (transference) sehingga terapi psikoanalitik tidak mungkin.

g. Eugen Bleuler

Penggunaan istilah Skizofrenia menonjolkan gejala utama penyakit ini yaitu jiwa yang

terpecah belah, adanya keretakan atau disharmoni antara proses berfikir, perasaan dan

perbuatan. Bleuler membagi gejala Skizofrenia menjadi 2 kelompok yaitu gejala primer

(gaangguan proses pikiran, gangguan emosi, gangguan kemauan dan otisme) gejala

sekunder (waham, halusinasi dan gejala katatonik atau gangguan psikomotorik yang

lain).

h. Teori lain

Skizofrenia sebagai suatu sindroma yang dapat disebabkan oleh bermacam-macaam

sebab antara lain keturunan, pendidikan yang salah, maladaptasi, tekanan jiwa, penyakit

badaniah seperti lues otak, arterosklerosis otak dan penyakit lain yang belum diketahui.

Page 3: Lp Skizofrenia Afektif

i. Ringkasan

Sampai sekarang belum diketahui dasar penyebab Skizofrenia. Dapat dikatakan bahwa

faktor keturunan mempunyai pengaruh. Faktor yang mempercepat, yang menjadikan

manifest atau faktor pencetus (presipitating factors) seperti penyakit badaniah atau stress

psikologis, biasanya tidak menyebabkan Skizofrenia, walaupun pengaruhnyaa terhadap

suatu penyakit Skizofrenia yang sudah ada tidak dapat disangkal.( Maramis, 1998;218 ).

C. JENIS-JENIS SKIZOFRENIA

Skizofrenia dibagi pula dalam beberapa tipe, yaitu:

a. Skizofrenia Simplek

Sering timbul pertama kali pada usia pubertas, gejala utama berupa kedangkalan emosi

dan kemunduran kemauan. Gangguan proses berfikir sukar ditemukan, waham dan

halusinasi jarang didapat, jenis ini timbulnya perlahan-lahan.

b. Skizofrenia Hebefrenia

Permulaannya perlahan-lahan atau subakut dan sering timbul pada masa remaja atau

antaraa 15-25 tahun. Gejala yang menyolok ialah gangguan proses berfikir, gangguan

kemauaan dan adaanya depersenalisasi atau double personality. Gangguan psikomotor

seperti mannerism, neologisme atau perilaku kekanak-kanakan sering terdapat, waham

dan halusinaasi banyak sekali.

c. Skizofrenia Katatonia

Timbulnya pertama kali umur 15-30 tahun dan biasanya akut serta sering didahului oleh

stress emosional. Mungkin terjadi gaduh gelisah katatonik atau stupor katatonik.

d. Skizofrenia Paranoid

Gejala yang menyolok ialah waham primer, disertai dengan waham-waham sekunder

dan halusinasi. Dengan pemeriksaan yang teliti ternyata adanya gangguan proses

berfikir, gangguan afek emosi dan kemauan.

e. Episode Skizofrenia akut

Gejala Skizofrenia timbul mendadak sekali dan pasien seperti dalam keadaan mimpi.

Kesadarannya mungkin berkabut. Dalam keadaan ini timbul perasaan seakan-akan dunia

Page 4: Lp Skizofrenia Afektif

luar maupun dirinya sendiri berubah, semuanya seakan-akan mempunyai suatu arti yang

khusus baginya.

f. Skizofrenia Residual

Keadaan Skizofrenia dengan gejala primernya Bleuler, tetapi tidak jelas adanya gejala-

gejala sekunder. Keadaan ini timbul sesudah beberapa kali serangan Skizofrenia.

g. Skizofrenia Skizo Afektif

Disamping gejala Skizofrenia terdapat menonjol secara bersamaaan juga gejala-gejal

depresi (skizo depresif) atau gejala mania (psiko-manik). Jenis ini cenderung untuk

menjadi sembuh tanpa defek, tetapi mungkin juga timbul serangan lagi.

D. TANDA DAN GEJALA

Adapun gejala-gejala skizofrenia dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu:

1. Gejala primer, meliputi:

a. Gangguan proses pikiran

Lebih mengarah pada bentuk daripada isi: kelainan pikiran. Pikirannya berbelit-

belit dan menyebar. Hubungan normal antara ide dengan ide yang lain terputus

(pikiran knight’s move). Pasien mungkin mengalami blok pikiran mendadak ata

penghambatan pikiran. Pikiran konkrit mungkinterlihat jika pasien diminta untuk

memberikan arti umum suatu pribahasa yang sudah dikenal. Pikirannya terganggu

oleh gangguan tema personal (autistic dan dereistik) dan oleh ketidakmampuan untuk

memiliki pikiran (pikiran overiniusive).

b. Gangguan emosi

Reaksi emosi dan afek yang tidak tepat atau tidak sesuai dengan keadaan dan

pikiran pasien. Kemudian timbul penumpukan. Tanda awalnya tak ada raport yang

ditemukan saat wawancara.

c. Gangguan kemauan

Page 5: Lp Skizofrenia Afektif

Ada kehilangan kehendak, kelemahan dan tidak ada dorongan dari kegagalan

dalam pekerjaan rumah, pelajaran dan pekerjaan. Suatu saat dapat ditemukan

kekerasan hati yang berlebihan, negatifisme atau suatu kepatuhan secara otomatis.

d. Otisme

Penderita kehilangan hubungan dengan dunia luar,ia seakan-akan hidup dalam

dunianya sendiri, tidak psikomotor dan menghiraukan yang terjadi disekitarnya.

2. Gejala sekunder

1. Waham

Waham dibagi menjadi 2, yaitu:

a. Waham primer, yaitu waham yang berkembang penuh dari suatu persoalan

normal, munculnya mendadak dan sangat diyakini oleh penderita.

b. Waham sekunder, merupakan suatu keyakinan yang salah dan muncul dari

gejala yang disebabkan karena ada suatu agent dari yang meletakkan pikiran itu

atau mengacaukan pikiran itu dikepalanya.

2. Halusinasi

Dapat terjadi dalam banyak penyakit, tetapi dalam skizofrenia halusinasi

ditemukan dalm keadaan kesadaran yang jernih. Biasanya merupakan halusinasi

pendengaran, tetapi indera sensorik lain mungkin terlibat.

3. Gejala Katatonik dan Gangguan Psikomotorik yang lain

Kelainan gerakan mungkin timbul dalam bentuk kekakuan gerakan yang

kurang terkoordinasi serta agaya berjalan, menyerinagi, sikap dalam kasus ekstrem,

fleksibilitas serea dan ekopraksia.

Page 6: Lp Skizofrenia Afektif

BAB II

SKIZOFRENIA AFEKTIF

A. DEFINISI

Skizo-afektif adalah:

1. Suatu perasaan euphoris meliputi rasa gembira yang tidak ada taranya, solah-olah dunia

ini dikuasainya. Dia mempunyai perasaan optimis yang sangat berlebihan, jalan

pikirannya cepat, tidak mengenal lelah, menganggap semua persoalan enteng, tapi

perasaan ini nantinya beralih menjadi rasa sedih yang sangat mendalam pula

(Keperawatan Jiwa, Penerbit Bulan Bintang, dr Tarmizi, Jakarta, 4 Februari 1975)

2. Gangguan utama yang disebabkan karena gangguan afek (alam perasaan/ mood)yang

disertai oleh sindrom manik atau depresif yang lengkap ataupun tidak lengkap yang tidak

disebabkan oleh gangguan fisik atau gangguan jiwa lainnya.(Catatan Ilmu Kedokteran

Jiwa,1995,W.F Maramis,Erlangga University, Surabaya)

3. Gangguan jiwa yang ditandai dengan adanya gangguan emosi (afektif) sehingga gejala

perilaku diwarnai oleh ketergantungan keadaan emosi (Drs.H.Zainudin Sri

Kuntjoro,M.Ps,2002)

B. ETIOLOGI

1. Data genetik

Seseorang menderita skizofrenia jika anggota keluarga lainnya juga menderita

skizofrenia dan kemungkinan seseorang menderita skizofrenia adalah berhubungan

dengan dekatnya hubungan persaudaraan tersebut (ex: sanak saudara derajat pertama atau

derajat kedua). Pada hunbunga antara tempat kromosom tertentu dengan skizofrenia telah

dilaporkan, lebih dari setengah kromosom telah dihubungkan dengan skizofrenia.

2. Faktor Biokimia

Faktor biokimia terdiri dari aktifitas dopamine dimana skizofrenia disebabkan

dari terlalu banyaknya aktifitas dopaminergik. Neuron dopaminergik dalam jalur

Page 7: Lp Skizofrenia Afektif

mesokortial dan jalur mesolumbik berjalan dari badan selnya diotak tengah ke neuron

dopaminoseptik di sistem limbik dan korteks serebral. Peran penting dopamine adalah

konsisten dengan penelitian yang telah mengukur plasma metabolic dopamine utama,

yaitu homovanilic acid. Dalam kondisi eksperimental yang terkontrol cermat, konsentrasi

homovenilic acid dalam system saraf pusat.

Melankolia involusi

Faktor yang mempengaruhi dan memudahkan timbulnya melankolia involusi

ialah yang berhubungan dengan usia lanjut dalam bidang social, psikologik dan

ekonomik.

Psikosa manik depresif

Faktor yang mempengaruhi yaitu salah satunya faktor keturunan.

C. KLASIFIKASI DAN TANDA GEJALA

Terjadi waham atau halusinasi selama paling sedikit 2 minggu tanpa gejala, alam perasaan yang menonjol. Gangguan skizo-afektif diklasifikasikan menjadi 2:

1. Melankolia involusiKelainan fisik yang disebabkan oleh kemunduran fungsi endokrin yang belum

jelas pengaruhnya tetapi terdapat hal yang menunjukkan bahwa pengaruh ini tidak sepenting faktor psikologik yang diakibatkan oleh masa involusi.

Tanda dan gejalanya antara lain: beberapa minggu sampai beberapa bulan permulaaan penderita cenderung menjadi hipokondrik, lekas marah, pesimis, ia mengeluh tentang insomnia dan mulai tidak suka bekerja serta sering menangis. Ia ragu-ragu dan tidak dapat mengambil keputusan, lapangan minatnya menyempit dan ia menarik diri dari kehidupan sosial.

Bila penyakit sudah jelas maka timbul depresi hebat, kecemasan, agitasi, hipokindriasis dan waham dosa, waham penyakit dan rasa akan mati sampai dengan waham nihilistik, sering keluar ucapan yang menyatakan keputusannya.

2. Psikoza Manik Depresif

Page 8: Lp Skizofrenia Afektif

Kadang-kadang timbul satu atau dua kali serangan saja seumur hidup orang itu. Interval antara dua fase tidak tentu lamanya, kadang-kadang lama, tetapi kadang-kadang tidak ada sama sekali.

Ada dua jenis psikoza manik depresif:

a. Jenis mania

Tanda dan gejala:

1) Gangguan emosi: penderita merasa senang dan optimistic. Terlalu percaya diri.

Setiap usaha dan pekerjaan dianggap enteng, kadang-kadang percaya diri. Setiap

usaha dan pekerjaaan dianggap enteng, kadang-kadang disertai halusinasi dan

waham kebesaran.

2) Aktifitas yang berlebihan: penderita sangat gelisah, tidak dapat duduk diam dan

tinggal ditempat tidur, sangat boros, terus berbicara dan menyanyi-nyanyi, sering

berbicara dengan kata yang tidak sopan, tidak mau makan, tidak bisa tidur, tidak

merasa lelah akibat kegelisahan yan g tinggi sehingga timbul bahaya dehidrasi

dan kolaps.

3) Gangguan proses berfikir: dalam keadaan mania arus pikiran menjadi cepat,

pikiran melayang dan asosiasi bunyi. Perhatian sangat terganggu, mudah tertarik

pada hal-hal lain. Halusinasi mungkin timbul tetapi jarang, sering timbul ilusi,

waham sering berupa waham kebesaran dan tidak simetris.

b. Jenis depresif1) Gangguan emosi: tampak selalu lelah dan khawatir. Penderita merasa tidak

mampu menyelesaikan atau melakukan sesuatu. Segala masalah ditinjau secara

pesimistik. Ia merasa sangat rendah diri kadang-kadang rasa sedih yang

berlebihan sehingga putus asa dan timbul bahaya bunuh diri. Keinginan bunuh

diri sering dilakukan dengan sungguh-sungguh dan direncanakan secara matang.

Terkadang ia membunuh keluarganya lebih dulu dengan maksud hendak

membebaskan mereka dari penderitaan.

2) Penghambatan aktifitas: dapat dilihat dari roman muka dengan lipatan nasolabial

yang jelas, sudut mulut yang turun dan banyak lipatan di dahi dan di sudut mata.

Gerakan berkurang dan menjadi sangat lambat. Penderita menghindari pergaulan

dan teman-temannya . pada penderita wanita sering tidak dapat menyelesaikan

Page 9: Lp Skizofrenia Afektif

pekerjaan rumah tangga pada waktunya. Ia kurang memeperhatikan dirinya

sendiri.

3) Gangguan proses berfikir: arus pikiran tidak lancar lagi seperti biasa. Kemampuan

untuk mengutarakan isi hati berkurang. Penderita tidak sanggup mengambil

keputusan, selain itu penderita menjadi cemas dan takut. Halusinasi jarang timbul

lebih sering ilusi.

4) Keluhan badaniah yang menyertai adalah: rasa lelah, perasaan tertekan pada

kepala dan dada, kedua tungkai berat sekali, sukar tidur, nafsu makan

berkurang,obstipasi, pada wanita haid terganggu dan pada pria terjadi impotensi.

c. Jenis sirkular

Pada jenis ini terdapat episode mania dan depresi berganti-ganti, diselingi oleh suatu

interval yang normal. Diagnosa dari interval iniharus kurang dari 12 bulan, bila lebih

maka didiagnosa sebagai jenis mania atau jenis depresi sendiri-sendiri.

Page 10: Lp Skizofrenia Afektif

RENTANG RESPON EMOSIONAL

Jika memandang ekspresi emosi dalam suatu rentang sehat sakit akan yampak beberapa parameter yang relevan.

1. Respon emosional termasuk dipengaruhi oleh dan berperan aktif dalam dunia internal dan

eksternal seseorang. Tersirat bahwa orang tersebut terbuka dan sadar akan perasaan

sendiri

2. Reaksi berduka takterkomplikasi terjadi sebagai respon terhadap kehilangan tersirat

bahwa seseorang sedang menghadapi suatu kehilangan yang nyata serta terbenam dalam

proses berdukanya .

3. Supresi Emosi mungkin tampak sebagai penyangkalan (denial) terhadap perasaan

sendiri,terlepas dari perasaan tersebut,atau internalisasi terhadap semua aspek dari dunia

afektif seseorang.

4. Penundaan reaksi berduka adalah ketiadaan yang persisten respon emosional terhadap

kehilangan.Ini dapat terjadi pada awal proses bergabung,dan menjadi nyata pada proses

berduka,atau keduanya.Penundaan dan penolakan proses berduka kadang terjadi

bertahun- adalah ketiadaan yang persisten respon emosonal terhadap kehilangan. Ini

dapat terjadi pada awal proses berkabung, dan menjadi nyata pada proses berduka, atau

keduanya. Penundaan dan penolakan proses berduka kadang terjadi bertahun- tahun.

5. Depresi atau melankolia adalah suatu kesedihan dan perasaan duka yang berkepanjangan

atau abnormal. Dapat digunakan untuk menunjukkan berbagai fenomena, seperti tanda,

gejala, sindrom, keadaan emosional,reaksi, penyakit atau intitas klinik.

6. Mania ditandai dengan alam perasaan yang meningkat, bersemangat, atau mudah

terganggu. Hipomania digunakan untuk menggambarkan sindrom klinis serupa, tetapi

tidak separah mania atau episode manik.

Page 11: Lp Skizofrenia Afektif

RENTANG RESPON EMOSIONAL

Respon Adaptif Respon Maladaptif

Respon reaksi berduka supresi penundaan depresi/mania

Emosional tak terkomplikasi emosi reaksi berduka

Page 12: Lp Skizofrenia Afektif

D. PSIKOFISIOLOGI

Skizofrenia

Genetika Neurologis Biokimia Otak

Implikasi mutasi DNA Trauma Peningkatanoleh trinukleat > 1 reseptor serotonin

Kelainan gen selama Pengurangan ukuran Gangguan gerakandalam kandungan system limbie (daerah

amihdala, hipokampus, girus hipokampus)

Kelainan struktur &fungsi otak saat tumbuh Defisit lobus di Penurunan pusat kembang garis depan kontrol emosi

Tingkat II (kakek, Gangguan transfer Paramimi,nenek, paman,bibi, dan control parathimi, emosi,keponakan) asosiasi, memori berlebih bahasa, suara

Tingkat I (orang tua ApatisSaudara)

Resiko mencederai diri

Isolasi sosial

Resiko mencederai diri sendiri dan orang lain

Menarik diri

Page 13: Lp Skizofrenia Afektif

E. PSIKOPATOLOGI

Skizofrenia

Faktor eksternal

Keluarga Sosiokultural Lingkungan

Konflik keluarga Pernikahan lintas Tuntutan hidupbudaya

Hum-bang anak Perbedaan adat Stressor ekonomitidak optimal istiadat dan kebiasaan

Anak merasa tidak Konflik hubungan Kebutuhan hidupdiperhatikan meningkat pendapat

tidak mencukupi

Stressor Dikucilkan oleh masyarakat

Pendapat tidakdihargai

Resiko perilaku kekerasan

Isolasi sosial

Menarik diri

Page 14: Lp Skizofrenia Afektif

A. PENGKAJIAN

a. Identitas

Nama

Umur

Jenis kelamin

Alamat

Pekerjaan

b. Alasan masuk

Apa yang menyebabkan klien datang ke rumah sakit?

Apa yang sudah dilakukan keluarga untuk mengatasi masalah tersebut?

Bagaimana hasilnya?

c. Faktor Presdiposisi

Tanyakan kepada klien/ keluarga apakah klien pernah mengalami gangguan jiwa

di masa lalu, apakah klien pernah mengalami perasaan senang atau sedih yang

berlebihan,percaya diri yang terlalu besar, dan aktivitas berlebih-lebihan seperti

terus berbicara atau menyanyi-nyanyi.

Tanyakan apakah ada anggota keluarga lainnya yang mengalami gangguan jiwa

dan bagaimana hubungan klien dengan anggota keluarga tersebut.

Tanyakan tentang pengalaman yang tidak menyenangkan yang pernah di alami

klien.

d. Riwayat penyakit dahulu

Riwayat penyakit sekarang

Riwayat penyakit keluarga

e. Faktor fisik

Ukur tanda- tanda vital: tekanan darah, nadi, suhu, pernafasan.

Ukur tinggi dan berat badan.

Tanyakan pada klien/ keluarga apakah ada keluhan fisik yang dirasakan oleh klien

f. Faktor psikososial

Genogram yang menggambarkan hubungan klien dengan keluarga.

Konsep diri

Page 15: Lp Skizofrenia Afektif

Tanyakan tentang gambaran diri klien, identitas/ status klien, peran klien

dalam keluarga/ kelompok/ masyarakat, ideal diri/ harapan terhadap

dirinya, harga diri tentang bagaimana klien berhubungan dengan orang

lain.

Hubungan sosial

Tanyakan pada klien siapa orang yang berarti. Kelompok apa yang di ikuti

dalam masyarakat.

spiritual

Tanyakan tentang pandangan dan keyakinan klien dan bagaimana kegiatan

ibadahnya.

g. Status mental

Penampilan klien.

Pembicaraan yang dikemukakan klien bagaimana?

Aktivitas motorik klien seperti lesu, gelisah, agitasi, tremor, dll.

Alam perasaan seperti apakah klien sedih, putus asa, takut, khawatir, dll.

Afek klien yaitu datar, tumpul, labil, atau tidak sesuai.

Interaksi selama wawancara.

Persepsi klien.

Proses pikir.

Isi pikiran.

Waham.

Tingkat kesadaran.

Memori/ ingatan.

h. Kebutuhan persiapan pulang

i. Mekanisme koping

j. Masalah psikososial dan lingkungan

k. Pengetahuan

l. Aspek medis

m. Daftar masalah keperawatan

n. Daftar diagnosa keperawatan

Page 16: Lp Skizofrenia Afektif

A. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Isolasi sosial berhubungan dengan ketidakberdayaan, dan keputusan terhadap

interaksi sosial masyarakat.

2. Resiko tinggi terhadap kekerasan pada diri sendiri dan orang lain berhubungan

dengan agitasi dan harga diri rendah.

3. Menarik diri berhubungan dengan penyangkalan terhadap realita.

4. Gangguan konsep diri berhubungan dengan perasaan tidak berguna dan harga diri

rendah.

5. Gangguan perawatan diri berhubungan dengan rasa tidak berharga, dan kurangnya

perhatian terhadap kebutuhan dirinya sendiri.

Page 17: Lp Skizofrenia Afektif

B. RENCANA KEPERAWATAN DAN RASIONAL

A.

Nama Diagnosa Keperawatan Perencanaan RasionalNO

Hari/Tgl Tujuan & kriteria hasil Tindakan keperawatan

1 Isolasi sosial b/d ketidakberdayaan, dan keputusan terhadap anteraksi social masyarakat

Tujuan Jangka Panjang:Klien dapat secara sukarela meluangkan waktu bersama pasien lain dan perawat dalam aktivitas kelompokTujuan Jangka Pendek: Setelah dilakukan asuhan

keperawatan dalam waktu tertentu klien diharapkan:

Klien dapat mendemonstrasikasikan keinginan dan hasrat untuk bersosialisasi dengan orang lain

Klien dapat mengikuti aktivitas kelompok tanpa disuruh.

Pasien melakukan pendekatan interaksi satu-satu dengan orang lain dengan cara yang sesuai/ dapat diterima

KH: Klien dapat

Atur setiap hari untuk menyusun rencana waktu untuk berinteraksi dan beraktivitas dengan klien.

Identifikasi faktor signifikan support individu klien dan mendorong mereka untuk berinteraksi dengan klien, percakapan ditelepon, beraktivitas dan mengunjunginya.

Bantu klien membedakan antara isolasi sosial dan hasrat untuk menyendiri.

Struktur menolong klien mengatur waktu untuk berinteraksi dengan yang lain dan mengatakan bahwa partisipasi klien diharapakan dan diharapkan dan anggota yang berguna dalam komunitas.

Jaringan pendukung yang kuat menambah kontak social klien, mempertinggi kemampuan social, meningkatkan harga diri dan memfasilitasi hubungan yang positif.

Klien kadang memilih untuk menyendiri diwaktu yang tepat dan seharusnya diberi kesempatan untuk itu.

Page 18: Lp Skizofrenia Afektif

mendemonstrasikasikan keinginan dan hasrat untuk bersosialisasi dengan orang lain

Klien dapat mengikuti aktivitas kelompok tanpa disuruh.

Pasien melakukan pendekatan interaksi satu-satu dengan orang lain dengan cara yang sesuai/ dapat diterima.

Bantu klien menemukan klien lain untuk sosialisasi dengan orang yang memiliki kesukaan yang sama.

Perlihatkan sikap menerima dengan cara melakukan kontak yang sering tapi singkat.

Perlihatkan penguatan positif kepada klien.

Temani klien untuk memperlihatkan dukungan selama aktivitas kelompok yang mungkin merupakan hal yang menakutkan atau sulit bagi klien.

Jujur dan menepati janji.

Berbagi atau kesukaan yang sama meningkatkan rasa percaya pada orang lain.

Sikap menerima orang lain akan meningkatkan harga diri klien dan memfasilitasi rasa percaya pada orang lain.

Hal ini akan membuat pasien merasa menjadi seseorang yang berguna.

Kehadiran seseorang yang dipercaya akan memberikan rasa aman kepada klien.

Kejujuran dan rasa membutuhkan menimbulkan suatu hubungan saling percaya.

2 Resiko tinggi terhadap kekerasan pada diri

Tujuan Jangka Panjang:Klien tidak membahayakan

Pertahankan lingkungan dengan stimulus tingkat

Tingkat ansietas akan meningkat dalam

Page 19: Lp Skizofrenia Afektif

sendiri dan orang lain b.d agitasi dan harga diri rendah

dirinya dan orang lain selama di rumah sakitTujuan Jangka Pendek:Setelah dilakukan asuhan keperawatan dalam waktu tertentu klien diharapkan: Ansietas dipertahankan

pada tingkat dimana klien tidak menjadi agresif klien memperlihatkan rasa percaya pada orang lain disekitarnya.

Klien mempertahankan orientasi realitasnya.

KH: Ansietas dipertahankan

pada tingkat dimana klien tidak menjadi agresif klien memperlihatkan rasa percaya pada orang lain disekitarnya.

Klien mempertahankan orientasi realitasnya.

rendah.

Observasi secara ketat perilaku klien (setiap 15 menit)

Singkirkan semua benda yang dapat membahayakan diri dan lingkungan klien.

Bimbing klien untuk menyalurkan perilaku merusak diri kepada kegiatan fisik untuk menurunkan ansietas klien.

Perawat mempertahankan sikap dan perilaku yang tenang dihadapan klien.

Miliki cukup staf yang kuat secara fisik yang dapat membantu mengamankan klien jika dibutuhkan.

Beri obat-obatn transquilizer sesuai

lingkungan yang penuh dengan stimulus.

Intervensi yang tepat dapat segera diberikan dan untuk selalu memastikan bahwa klien berada dalam keadaaan aman.

Ada kemungkinan klien akan melakukan hal-hal yang membahayakan dengan alat-alat tersebut ketika gelisah.

Latihan fisik adalah cara yang aman dan efektif untuk menghilangkan ketegangan yang terpendam.

Ansietas menular dan dapat ditransfer dari perawat kepada klien.

Untuk mengontrol situasi dan memberi keamanan fisik kepada perawat.

Pencapaian “batasan alternative” yang paling

Page 20: Lp Skizofrenia Afektif

program terapi pengobatan pantau keefektifan obat dan efek sampingnya.

Jika paien belum dapat tenang, gunakan alat-alat pembatasan gerak (fiksasi) jika diperlukan.

Observasi ketat klien dalam masa fiksasi (15 menit)

Begitu kegelisahan klien menurun, kaji kesiapan klien untuk dilepaskan dari fiksasi.

sedikit harus diseleksi ketika merencanakan intervensi untuk psikiatri.

Untuk meminimalkan mobilisasi klien dan menjaga keamanan klien dan perawat.

Keamanan klien merupakan prioritas keperawatan.

Untuk meminimalakan resiko kecelakaan bagi klien dan perawat.

3 Menarik diri b.d penyangkalan trhadap realita

Tujuan Jangka Panjang:Pasien dapat melakukan interaksi dengan orang lain.Tujuan Jangka Pendek:Klien dapat berkomunikasi dengan lingkungan sekitar dan dapat mengungkapkan perasaannya kepada orang lain.KH: Klien dapat

berkomunikasi dengan lingkungan sekitar dan

Memotivasi klien untuk mengungkapkan perasaan yang dialami.

Dengan mengetahui apa yang dirasakan klien, perawat dapat membantu menemukan koping yang tepat.

Page 21: Lp Skizofrenia Afektif

dapat mengungkapkan perasaannya kepada orang lain.

4 Gangguan konsep diri b.d perasaan tidak berguna dan harga diri rendah.

Tujuan Jangka Panjang:Mengembalikan rasa percaya diri pasien.Tujuan Jangka Pendek:Setelah dilakukan asuhan keperawatan dalam waktu tertentu klien diharapkan:Pasien dapat mengaktualisasikan dirinya pada orang lain.KH:Pasien dapat mengaktualisasikan dirinya pada orang lain.

Bantu klien untuk membangkitkan perasaan, terutama perasaan marah saat klien tidak punya kekuatan.

Beri klien umpan balik positif sehingga klien siap untuk mengidentifikasi area yang sulit untuk dirinya.

Tanya klien untuk mengklarifikasi dan merasakan yang diekspresikan secara samar.

Jika klien bingung saat mendiskusikan topik yang sensitif atau tidak sanggup mengekspresikan dirinya, kembalikan klien kea rah topik yang netral, atau ajak klien untuk melakukan aktivitas yang tidak perlu tenaga dan menyenangkan.

Bangkitkan interaksi klien dengan staf atau klien lainnya dalam topik yang

Mengungkapkan perasaan dari awal sampai tindakan yang membangun

Keinforsemen dan keinginan besar perilaku yang membantu untuk meningkatkan perilaku tersebut.

Klarifikasi menghindari kesalahpahaman terhadap apa yang disampaikan klien

Suatu saat klien akan merasa sangat dapat mengekspresikan dirinya dengan terapeutik dan produktif. Ini merupakan bagian dari proses perubahan organik.

Page 22: Lp Skizofrenia Afektif

menarik.

Beri klien umpan balik untuk mengikutsertakan dalam interaksi sosial dan aktivitas saat luang.

Damping klien untuk mengembangkan perawatan selanjutnya yang dibutuhkan.

Berikan pengarahan ke pelayanan sosial dan agen komunitas saat di indikasi.

Klien mungkin mengalami kemajuan dalam berinteraksi dan mungkin membutuhkan stimulasi eksternal untuk berkomunikasi dengan yang lainnya.

Umpan balik yang positif meningkatkan kemungkinan berlanjutnya interaksi dan partisipasi saat aktivitas.

Jika kesembuhan delirium tidak lengkap klien mungkin membutuhkan dukungan atau pendampingan saat kembali ke masyarakat.

5 Gangguan perawatan diri b.d rasa tidak berharga, dan kurangnya perhatian terhadap kebutuhan dirinya sendiri.

Tujuan Jangka Panjang:Klien dapat meningkatkan minat atau motivasi dan mempertahnkan kebersihan diri.Tujuan Jangka Pendek:Setelah dilakukan asuhan keperawatan dalam waktu tertentu klien diharapkan:Klien mampu melakukan perawatan diri secara rutin

Perhatikan kebutuhan fisik pasien.

Observasi kebutuhan klien seperti makanan dan

Mungkin klien tidak sadar dan tidak responsive terhadap kebutuhannya. Kebutuhan fisik klien mungkin ditemukan penambahan kemampuan klien untuk menemukan kebutuhan emosional.

Klien mungkin tidak sadar atau tidak tahau kebutuhan

Page 23: Lp Skizofrenia Afektif

dan teratur tanpa perinta.KH:Klien mampu melakukan perawatan diri secara rutin dan teratur tanpa perintah

pemasukan minuman, mungkin diperlukan monitor dan penulisan pemasukan, pengeluaran dan berat sehari-hari.

Monitor eliminasi klien gunakan obat PRN untuk meningkatkan keteraturan.

Jelaskan latihan atau tugas dengan singkat dan mudah.

Gunakan kalimat yang jelas dan langsung, minta klien untuk melaksanakan satu bagian dari latihan saat itu juga.

Ungkapkan secara langsung keinginan perawat kepada klien.

Jangan memaksa klien untuk memilih , katakana kepada klien waktu yang tepat untuk makan atau

makanan dan cairannya.

Konstipasi yang sering terjadi dengan transqualizer mayor, pengurangan makanan dan pemasukan cairan dan mengurangi aktivitas.

Latihan yang sangat sulit akan memudahkan klien mengikuti rangkaian tersebut.

Klien mungkin tidak dapat mengingat semua langkah atau cara-cara.

Klien mungkin tidak sanggup membuat pilihan atau bahkan membuat pilihan yang salah.

Ide yang abstrak tidak akan dimengerti dan akan mancampuri latihan yang lengkap.

Page 24: Lp Skizofrenia Afektif

memakai baju daripada menawarkan makan atau berpakaian.

Jangan membingungkan klien dengan alas an mengapa hal tersebut harus diselesaikan.

Izinkan klien untuk menambah waktu untuk melengkapi latihan.

Klien yang tidak bisa menyelesaikan latihan jangan terburu-buru meminta klien untuk mencoba.

Bantu klien saat klien membutuhkan untuk menjaga kelangsungan fungsi sehari-hari dan personal hygiene yang adekuat.

Pilihan-pilihan pengambilan alihan bantuan dan supervise klien untuk merawat diri.

Mungkin klien lebih lama dalam berpakaian dan menyisir karena tidak memiliki konsentrasi dan perhatian yang sedikit.

Mencoba akan membuat klien frustasi dan membuat latihan mustahil untuk diselesaikan.

Kesadaran klien akan harga diri dan kesejahteraan akan bertambahn.

Jika pasien bersih, harum, terlihat menyenangkan dan mengalami kemajuan.

Penting untuk mengambil keuntungan tertentu. Penghargaan positif meningkatkan

Page 25: Lp Skizofrenia Afektif

Puji klien untuk aktivitas yang lengkap dari kehidupan sehari-hari untuk perawatan diri di awal.

kemungkinan yang akan datang.