26
A. Konsep Dasar Tuberkulosis 1. Anatomi dan Fisiologi Paru-Paru a. Anatomi paru-paru Paru-paru terletak pada rongga dada datarannya menghadap ke tengah rongga dada, bagian tengah terdapat tampuk paru-paru atau hilus dan pada mediastinum depan terletak jantung. Paru-paru dibungkus oleh pleura. Pleura dibagi dua yaitu : 1) Pleura Visceral yaitu selaput paru yang langsung membungkus paru-paru. 2) Pleura Parietal yaitu selaput yang melapisi rongga dada sebelah luar. Antaras kedua pleura terdapat kavum pleura yang hampa udara sehingga paru-paru dapat berkembang kempis dan juga terdapat surfaktan yang berguna untuk meminyaki permukaan pleura untuk mencegah gesekan antara dinding dada dan paru-paru sewaktu bernafas. Paru-paru terdiri dari sebagian besar alveoli. Pada alveoli terjadi pertukaran oksigen dan karbondioksida. Paru-paru dibagi dua bagian yaitu : 1) Paru-paru kanan

LP Tuberkulosis

Embed Size (px)

DESCRIPTION

AAA

Citation preview

A. Konsep Dasar Tuberkulosis1. Anatomi dan Fisiologi Paru-Parua. Anatomi paru-paruParu-paru terletak pada rongga dada datarannya menghadap ke tengah rongga dada, bagian tengah terdapat tampuk paru-paru atau hilus dan pada mediastinum depan terletak jantung. Paru-paru dibungkus oleh pleura.Pleura dibagi dua yaitu :1) Pleura Visceralyaitu selaput paru yang langsung membungkus paru-paru.2) Pleura Parietalyaitu selaput yang melapisi rongga dada sebelah luar. Antaras kedua pleura terdapat kavum pleura yang hampa udara sehingga paru-paru dapat berkembang kempis dan juga terdapat surfaktan yang berguna untuk meminyaki permukaan pleura untuk mencegah gesekan antara dinding dada dan paru-paru sewaktu bernafas.Paru-paru terdiri dari sebagian besar alveoli. Pada alveoli terjadi pertukaran oksigen dan karbondioksida. Paru-paru dibagi dua bagian yaitu :1) Paru-paru kananTerdiri dari tiga lobus yaitu lobus pulmo dextra superior yang terdiri dari lima segmen, lobus media yang terdiri dari dua segmen dan lobus inferior yang terdiri dari tiga segmen.2) Paru-paru kiriTerdiri dari pulmo sinistra lobus superior yang terdiri dari lima segmen dan lobus inferior yang terdiri dari lima segmen. Tiap segmen terbagi menjadi belahan yang disebut lobulus. Tiap lobus terdapat sebuah bronkiolus yang bercabang disebut duktus alveolus yang berakhir pada alveolus.Kapasitas paru-paru merupakan kesanggupan paru-paru dalam menampung udara di dalamnya. Kapasitas paru-paru dapat dibedakan sebagai berikut :1) Kapasitas total yaitu jumlah udara yang dapat mengisi paru-paru pada inspirasi sedalam-dalamnya.2) Kapasitas vital paru-paru yaitu jumlah udara yang dapat dikeluarkan setelah ekspirasi maksimal.b. Fisiologi paru-paruFisiologi paru-paru adalah pertukaran gas oksigen dan karbondioksida. Adapun fisiologi pernafasan yaitu :1) Pernafasan paru-paru (eksterna)Pernafasan eksterna merupakan pertukaran oksigen dan karbondioksida yang terjadi di paru-paru yaitu oksigen diambil melalui mulut sampai ke alveoli yang berhubungan dengan darah dalam kapiler pulmoner, alveoli memisahkan oksigen dari darah, oksigen menembus membran diambil oleh sel darah merah dibawa ke jantung dan dipompakan ke seluruh tubuh. Di dalam paru-paru karbondioksida merupakan hasil buangan menembus membran alveoli, dari kapiler darah dikeluarkan melalui pipa bronkus berakhir di mulut dan hidung.2) Pernafasan jaringan (interna)Haemoglobin yang banyak mengandung oksigen mengitari seluruh tubuh dan akhirnya mencapai kapiler, darah mengeluarkan oksigen ke dalam jaringan mengambil karbondioksida untuk dibawa ke paru-paru.2. PengertianTuberkulosis (TB) adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mikobacterium Tuberculosis. Bakteri ini merupakan bakteri basil yangsangat kuat sehingga memerlukan waktu lama untuk mengobatinya. Bakteriini lebih sering menginfeksi organ paru-paru di bandingkan bagian tubuhlainnya (Yuliadi R, 2010).

3. EtiologiTuberkulosis paru disebabkan oleh Mycobacterium Tuberculosa. Ditemukan pertama kali oleh Robert Koch pada tahun 1882. Hasil penemuan ini diumumkan di Berlin pada tanggal 24 Maret 1882 dan tanggal 24 Maret setiap tahunnya diperingati sebagai hari tuberkulosis.Karakteristik kuman Mycobacterium Tuberculosa adalah mempunyai ukuran 0,5-4 mikron x 0,3-0,6 mikron dengan bentuk batang tipis, lurus atau agak bengkok, bergranular atau tidak mempunyai selubung, tetapi mempunyai lapisan luar tebal yang terdiri dari lipoid (terutama asam mikolat). Dapat bertahan terhadap pencucian warna dengan asam dan alkohol, sehingga disebut basil tahan asam (BTA), tahan terhadap zat kimia dan fisik, serta tahan dalam keadaan kering dan dingin, bersifat dorman (dapat tertidur lama) dan aerob.Bakteri tuberkulosis ini mati pada pemanasan 100C selama 5-10 menit atau pada pemanasan 60C selama 30 menit, dan dengan alkohol 70-95% selama 15-30 detik. Bakteri ini tahan selama 1-2 jam di udara, di tempat yang lembab dan gelap bisa berbulan-bulan namun tidak tahan terhadap sinar matahari atau aliran udara. Data pada tahun 1993 melaporkan bahwa untuk mendapatkan 90% udara bersih dari kontaminasi bakteri memerlukan 40 kali pertukaran udara per jam (Widoyono, 2008). 4. PatofisiologiIndividu rentan yang menghirup basil tuberkulosis dan terinfeksi. Bakteri dipindahkan melalui jalan nafas ke alveoli untuk memperbanyak diri, basil juga dipindahkan melalui sistem limfe dan pembuluh darah ke area paru lain dan bagian tubuh lainnya.Sistem imun tubuh berespon dengan melakukan reaksi inflamasi. Pagosit menelan banyak bakteri, limfosit spesifik tuberculosis melisis basil dan jaringan normal sehingga mengakibatkan penumpukan eksudat dalam alveoli dan menyebabkan bronkopnemonia.Masa jaringan paru/granuloma (gumpalan basil yang masih hidup dan yang sudah mati) dikelilingi makrofag membentuk dinding protektif. Granuloma diubah menjadi massa jaringan fibrosa yang bagian sentralnya disebut kompleks Ghon.Bahan (bakteri dan makrofag) menjadi nekrotik, membentuk massa seperti keju. Massa ini dapat mengalami kalsifikasi membentuk skar kolagenosa. Bakteri menjadi dorman tanpa perkembangan penyakit aktif karena gangguan atau respon inadekuat sistem imun maupun karena infeksi ulang dan aktifasi bakteri dorman. Dalam kasus ini tuberkel ghon memecah, melepaskan bahan seperti keju ke bronki. Bakteri kemudian menyebar di udara mengakibatkan penyebaran lebih lanjut. Paru yang terinfeksi menjadi lebih membengkak mengakibatkan bronkopnemonia lebih lanjut (Price, 2006). 5. Manifestasi KlinisGejala klinis pasien tuberkulosis paru menurut Depkes RI (2008), adalah : 1) Batuk berdahak selama 2-3 minggu atau lebih. 2) Dahak bercampur darah. 3) Batuk berdarah. 4) Sesak napas. 5) Badan lemas. 6) Nafsu makan menurun. 7) Berkeringat malam hari tanpa kegiatan fisik. 8) Demam meriang lebih dari satu bulan. 6. Cara PenularanMenurut Depkes RI (2012) cara penularan TB paru di antaranya :1) Sumber penularan adalah pasien TB BTA positif. 2) Pada waktu batuk dan beresin, pasien menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk percikan dahak (droplet nuclei). Sekali batuk dapat menghasilkan 3000 percikan dahak. 3) Umumnya penularan terjadi dalam ruangan di mana percikan dahak berada dalam waktu yang lama. Ventilasi dapat mengurangi jumlah percikan, sementara sinar matahari langsung dapat membunuh kuman. Percikan dapat bertahan selama beberapa jam dalam keadaan yang gelap dan lembab. 4) Daya penularan seorang pasien di tentukan oleh banyaknya kuman yang di keluarkan oleh parunya. Makin tinggi derajat kepositifan hasil oleh dahak, makin menular pasien tersebut. 5) Faktor yang memungkinkan seorang tertular kuman TB di tentukan oleh konsentrasi percikan dalam udara dan lamanya menghirup udara tersebut. 7. Cara PencegahanMenurut Depkes RI (2012) agar terhindar dari TB paru ada beberapa hal yang perlu dilakukan diantaranya :1) Membiasakan cara hidup sehat dengan makan makanan yang bergizi, istirahat yang cukup, olah raga teratur, menghindari rokok, alkhol, obat terlarang dan menghindari stress. 2) Bila batuk mulut ditutup. 3) Jangan meludah sembarang tempatLingkungan sehat. 4) Vaksinasi BCG pada bayi.8. KomplikasiPenderita TB paru antara lain : 1) Pendarahan dari saluran pernafasan bagian bawah yang dapat mengakibatkan kematian karena syok hipovolemik atau tersumbatnya jalan nafas. 2) Penyebaran infeksi ke organ lainMisalnya : otak, jantung, persendian, ginjal (Corwin, 2011).

B. Asuhan Keperawatan1. Pengkajiana. Identitas KlienIdentitas klien meliputi : nama, umur, jenis kelamin, agama, kedudukan klien dalam keluarga, tanggal masuk rumah sakit, tanggal pengkajian, diagnosa medis, nomor rekam medik, alamat.b. Identitas Penanggung JawabIdentitas penanggung jawab meliputi : nama, umur, pendidikan, pekerjaan, agama, alamat.2. Riwayat Kesehatana. Keluhan UtamaPada kasus tuberkulosis paru umumnya klien mengeluh batuk terus menerus, nafsu makan kurang, sesak nafas, demam/suhu tubuh meningkat, dan kehilangan berat badan.b. Riwayat Kesehatan SekarangDikembangkan dari keluhan utama dengan memakai rumus PQRST yaitu :a. P : Paliatifyaitu apa yang memperberat keluhan yang dialami klien ? Pada umumnya klien dibawa ke rumah sakit karena adanya sesak nafas, nyeri dada, demam, lemah dan penurunan berat badan. Sesak nafas dapat sedikit diredakan dengan duduk semi fowler.b. Q : Qualityyaitu bagaimana keluhan tersebut dirasakan oleh klien (panas, pedih)? Pada klien dengan tuberkulosis paru merasa sakit/nyeri dada sewaktu bernafas dan batuk. Nyeri itu bagaikan diiris-iris dan tajam, diperberat dengan batuk, dan nafas yang dalam. Rasa nyeri ini diakibatkan gesekan pleura yang meradang. (Price & Wilson, 1995, hal. 683).c. R : Region, yaitu di manakah gangguan tersebut dirasakan ? Apakah gangguan tersebut menyebar ke daerah lain ? Biasanya nyeri dada timbul apabila infiltrasi radang sudah mencapai ke pleura.d. S : Scaleyaitu seberapa berat keluhan tersebut dirasakan ? bagaimana keluhan tersebut mempengaruhi kemampuan fungsi dirinya ? Klien tuberkulosis paru adalah klien payah, sering hiperpireksia maka klien perlu cukup istirahat, semua kebutuhannya harus ditolong di tempat tidur.e. T : Timeyaitu berapa lama keluhan itu dirasakan ? Apakah ada perbedaan intensitas keluhan misal : menghebat pada malam hari ?c. Riwayat Kesehatan DahuluDikaji apakah sebelumnya pernah mengalami gangguan seperti batuk-batuk, sesak nafas, pernah mengalami trauma / pembedahan dada, penggunaan obat-obatan dan apakah pernah dirawat di rumah sakit?. Pada kasus tuberkulosis paru banyak faktor yang melatar belakangi terjadinya penyakit tersebut maka perlu dikaji hal-hal sebagai berikut : perlu dikaji lingkungan klien di rumah, apakah ada keluarga yang perokok, cukup ventilasi rumah, adanya polusi berlebih. juga lingkungan kerja.d. Riwayat NutrisiPerlu diketahui kebiasaan makan klien, baik menu dan makanan kesukaannya, porsi makan, nafsu makan, diet, masalah yang berhubungan dengan makan. Pada klien dengan gangguan saluran pernafasan memiliki riwayat nutrisi yang kurang karena tidak adekuatnya masukan nutrisi. Dengan demikian zat-zat gizi yang dibutuhkan tubuh tidak terpenuhi sehingga tubuh menjadi lemah dan rentan terhadap penyakit.

e. Riwayat Kesehatan KeluargaMeliputi penyakit yang pernah/masih diderita anggota keluarga, penyakit menular, keturunan, jika ada penyakit yang diturunkan buat genogramnya.3. Data Biologisa. Aktivitas1) Pola nutrisi :kebiasaan makan sehari-hari, jam makan, frekuensi makan, porsi dan jenis makanan yang disukai /tidak disukai, diet, alergi terhadap makanan.2) Cairan :jenis minuman, frekuensi, kehilangan cairan yang berlebihan : vomitus, drainage berlebihan. Asupan makanan : minum, infus.3) Pola eliminasi :kebiasaan BAB, BAK, frekuensi, warna, bau, konsistensi, jumlah.4) Pola istirahat tidur :kebiasaan tidur sehari-hari, jam tidur, lama tidur, sering bangun waktu tidur, masalah yang berhubungan dengan tidur.5) Personal hygiene :kebiasaan mandi, cuci rambut, ganti pakaian, gunting kuku, gosok gigi.4. Keadaan Umuma. Penampilan Umum :Klien dengan tuberkulosis paru biasanya tampak lemah.b. Kesadaran : Kualitas: Comfosmentis Kuantitas : Sesuai GCS (EVM)c. TTV :TPRS

5. Pemeriksaan FisikMelakukan pemeriksaan fisik kepada klien untuk menentukan masalah kesehatan, yang meliputi review of system yaitu :a. Sistem PernafasanPada kasus tuberkulosis paru pada umumnya terdapat kesulitan bernafas yang ditandai dengan adanya pergerakan cuping hidung, adanya sianosis, retraksi interkostal, penggunaan otot-otot tambahan untuk bernafas, batuk bersputum, pada perkusi akan didapatkan suara redup, pada auskultasi terdengar ronchi basah, kering dan nyaring, bila infiltrat diliputi oleh penebalan pleura suara nafas vesikuler akan lemah, pernafasan sesak (dispneu).b. Sistem KardiovaskularPada tuberkulosis paru terjadi sianosis pada wajah, leher, dinding dada bagian bawah termasuk payudara. Sianosis pada wajah, leher, dinding dada bagian bawah termasuk payudara menunjukkan adanya penyumbatan pada vena cava yang menyebabkan darah kembali ke vena lainnya di bagian bawah tubuh, vena pada dinding dada membesar. Juga terjadi takikardi. Serta kaji tekanan darah /mmHg, nadi reguler/ireguler, palpitasi atau tidak, konjungtiva pucat atau tidak, peningkatan vena jugularis atau tidak.c. Sistem GastrointestinalPada sistem ini dapat ditemukan kemungkinan adanya nafsu makan menurun, mual muntah, penurunan berat badan. Dan juga perlu dikaji frekuensi bising usus berapa kali/menit, keadaan mulut bersih atau tidak, BAB berapa kali/hari.d. Sistem MuskuloskeletalKemungkinan dijumpai nyeri otot, otot lemah, kelelahan atau keletihan, penurunan.e. Sistem NeurosensorisPada gangguan sistem pernafasan kemungkinan mengeluh pusing, kesadaran komposmentis, kemungkinan ditemukan terjadinya penurunan kesadaran. Kaji adanya tremor, gangguan bicara/tidak, penglihatan klien, nilai GCS (Glasgow Coma Scale ), fungsi saraf cranial.f. Sistem EndokrinKaji apakah ada pembesaran kelenjar tiroid, kelenjar getah bening , apakah mempunyai penyakit diabetes.6. Aspek Psiko, Sosial, Spirituala. Aspek PsikologisDampak psikologis dari klien mungkin dihadapkan rasa nyeri, perubahan tingkah laku dan cemas akibat timbulnya sesak nafas dan ketidaktahuan klien terhadap penyakitnya.b. Aspek SosialAspek sosial meliputi : Pola interaksi. Lingkungan rumah.c. Aspek SpiritualAspek spiritual yaitu tentang keyakinan nilai-nilai ketuhanan yang dianut, keyakinan dan harapan akan kesembuhan /kesehatannya.7. Pemeriksaan Diagnostik Radiologi SputumUntuk menemukan kuman BTA Tes TuberkulinYaitu untuk menentukan diagnosa tuberkulosis terutama pada anak-anak, yang biasa digunakan adalah tes Mantoux.

8. Analisa DataDataKemungkinan PenyebabMasalah Kesehatan

(1)(2)(3)

Data subjektif :Klien mengeluh lemasKlien mengeluh sesak nafasData objektif :Frekuensi nafas >20x/mntAdanya ronchi, meongi dan stridor.Adanya sekret kental.Peradangan paru

produksi mukus meningkat

penumpukan sekresi mukus pada jalan nafas

nafas tidak efektif

batuk-batuk

Bersihan jalan nafas tidak efektif

Data subjektif :Klien mengeluh sesak nafasKlien mengeluh lemahMycobacterium tuberkulosis masuk ke bronchus

Peradangan kronis

Lesi primer mengalami pengapuran menjadi rongga-rongga serta jaringan nekrotik

Elastisitas recoil paru menurun

Kolaps alveoli

Difusi O2 tergangguKerusakan pertukaran gas

Data objektif :Penurunan saturasi oksigen Dispneu saat beraktivitasBernafas dengan bibir dimonyongkan dengan fase ekspirasi yang lamaAdanya sekret kental

Data subjektif :Klien mengatakan cepat kenyang kalau makanKlien mengatakan tidak ada nafsu makanKlien mengeluh lemas Data objektif :Sering batukProduksi sputum kentalBerat badan di bawah 10-20% ideal.Tonus otot jelekInvasi mycobacterium TBC dalam tubuh

meningkatkan aktivitas seluler

peningkatan metabolisme berlebih

pemecahan lemak, protein, karbohidrat

BB menurun

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan

Data subjektif :Klien mengatakan kurang memahami tentang penyakitnyaKlien mengatakan informasi tentang penyakitnya kurang lengkap Data objektif :Klien bertanya tentang penyakitnyaKurang informasi yang adekuat tentang penyakit

Kuman mycobacterium menyebar secara droplet

Klien batuk/bersin tanpa menutup mulut

risiko terjadinya penularan penyakit

Kurang pengetahuan mengenai kondisi dan pencegahan penyakit

(1)(2)(3)

Klien batuk tanpa menutup mulut

Data subjektif :Klien mengeluh tidak bisa mengeluarkan sekretData objektif :Malnutrisi Kerusakan jaringan /adanya infeksi tambahankurang informasi mengenai proses penyakit

Kuman dormant muncul lagi sebagai infeksi

tuberkulosis post primer

invasi ke daerah parenkim paru

granuloma menyebar menghancurkan jaringan sekitar

kekambuhan penyakitRisiko tinggi terjadinya penyebaran/aktivasi ulang

Kemungkinan masalah yang mungkin muncul pada klien tuberkulosis paru menurut Doenges, dkk. (2000, hal. 240) yaitu :1) Bersihan jalan nafas tidak efektif.2) Kerusakan pertukaran gas.3) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.4) Kurang pengetahuan mengenai kondisi dan pencegahan penyakit5) Risiko tinggi terjadinya penyebaran/aktivasi ulang.9. Diagnosa KeperawatanKemungkinan diagnosa keperawatan yang mungkin timbul pada klien tuberkulosis paru adalah :1) Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan adanya sekret.2) Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan penurunan fungsi paru.3) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan nafsu makan dan mual.4) Kurang pengetahuan mengenai kondisi dan pencegahan penyakit berhubungan dengan kurangnya informasi penyakit.5) Risiko tinggi terjadi penyebaran/aktivasi ulang penyakit berhubungan dengan kurang pengetahuan keluarga dan klien tentang pencegahan penyakit tuberkulosis paru.

10. Intervensi Keperawatan / Perencanaan Keperawatan1) Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan adanya sekret yang kental.Tujuan : Bersihan jalan nafas menjadi efektifKriteria Hasil: Frekuensi nafas normal, tidak ada suara nafas tambahan, tidak menggunakan otot pernafasan tambahan, tidak terjadi dispnoe dan sianosis, tidak ada batuk.

Tabel 2.1Perencanaan Diagnosa Keperawatan Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif

No.IntervensiRasional

123

1Mandiri Kaji bunyi atau kedalaman pernapasan dan gerakan dada.

Catat kemampuan mengeluarkan mukosa/batuk efektif .Penurunan bunyi nafas dapat menyebabkan atelektasis, ronchi dan wheezing menunjukkan akumulasi sekret. Sputum berdarah kental atau cerah dapat diakibatkan oleh kerusakan paru atau luka bronchial.

Berikan posisi fowler atau semi fowler tinggi.

Bersihkan sekret dari mulut dan trakea.Pertahankan masuknya cairan. sedikitnya sebanyak 250 ml/hari kecuali kontraindikasi.Posisi membantu memaksimalkan ekspansi paru dan menurunkan upaya pernafasan.Mencegah obstruksi/aspirasi.

Membantu pengenceran sekret.

2Kolaborasi Berikan obat sesuai dengan indikasi mukolitik, ekspektoran, bronkodilator.Mukolitik untuk menurunkan batuk, ekspektoran untuk membantu memobilisasi sekret, bronkodilatormenurunkan spasme bronkus dan analgetik diberikan untuk menurunkan ketidaknyamanan.

Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan penurunan fungsi paru.Tujuan : Pertukaran gas lancarKriteria Hasil : Adanya perbaikan ventilasi dan oksigenase jaringan yang adekuat, bebas dari segala distres pernafasan.Tabel 2.2Perencanaan Diagnosa Keperawatan Kerusakan Pertukaran GasNo.IntervensiRasional

123

1Kaji dipsnea, takipenea, tak normal/menurunya bunyi napas, upaya pernafasan, terbatasnya ekspansi dinding dada, dan kelemahan.Evaluasi perubahan tingkat kesadaran. Catat sianosis dan perubahan nada warna kulit, mukosa dan kuku.Dorong untuk bernafas melalui bibir selama ekshalasi.TB paru menyebabkan efek luas pada paru dan bagian kecil bronchopnemonia sampai inflamasi difus lua, nekrosis, efusi pleura dan fibrosis luas.Akumulasi sekret dapat mengganggu oksigenase organ vital dan jaringan

Membuat tahanan melawan udara luar.

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan nafsu makan, mual dan muntah.Tujuan : Menunjukkan peningkatan nafsu makan.Kriteria: Peningkatan masukan makanan, tidak ada penurunan berat badan lebih lanjut.Tabel 2.3Perencanaan Diagnosa Keperawatan Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan TubuhNoIntervensiRasional

123

1MandiriPastikan pola diit biasa pasien, yang disukai atau tidak disukai.Membantu dalam mengidentifikasi kebutuhan/kekuatan khusus.

Awasi masukan dan pengeluaran dan berat badan secara periodik.Berguna dalam mengukur keefektifan nutrisi dan dukungan cairan .

Dorong makan sedikit dan sering dengan makanan tinggi kalori dan tinggi karbohidrat.Auskultasi bising usus, palpasi/observasi abdomen.Memaksimalkan masukan nutrisi tanpa kelemahan yang tak perlu/kebutuhan energi dari makanan banyak dan menurunkan iritasi gaster.

Kurang pengetahuan mengenai kondisi dan pencegahan penyakit berhubungan dengan kurangnya informasi penyakit.Tabel 2.4Perencanaan Diagnosa Keperawatan Kurang Pengetahuan Kondisi PenyakitNoIntervensiRasional

1MandiriDiskusikan aspek.Informasi dapat meningkatkan koping

ketidakmampuan dari penyakit, lamanya penyembuhan, harapan kesembuhan.Tekankan pentingnya melanjutkan batuk efektif/latihan pernapasan.

Tekankan pentingnya melanjutkan evaluasi medik.dan membantu menurunkan cemas dan masalah berlebihan.

Batuk efektif memudahkan untuk pengeluaran sekret dengan baik dan benar karena pasien berisiko untuk kambuh.Dapat mencegah kambuhnya tuberkulosis paru dan komplikasi.

Risiko tinggi terjadi penyebaran/aktivasi ulang penyakit berhubungan dengan kurang pengetahuan keluarga dan klien tentang pencegahan penyakit tuberkulosis paru.Tabel 2.5Perencanaan Diagnosa Keperawatan risiko Tinggi Penyebaran/Aktivasi UlangNoIntervensiRasional

1MandiriBeri penjelasan kepada klien tentang proses penyakit tuberkulosis paru dan penatalaksanaan yang benar.Informasi dapat mengerti tentang proses penyakit tuberkulosis paru.

Kolaborasi :Berikan motivasi terhadap program pengobatan yang teratur sampai tuntas.Berikan penjelasan tentang dosis pemberian obat.Dapat menjadi dorongan untuk berobat secara teratur dan tuntas.

Dosis yang tepat akan mengefektifkan kerja obat.