LPJ Terapi Bermain Bougenvile

Embed Size (px)

DESCRIPTION

acac

Citation preview

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL RI

UNIVERSITAS JEMBER

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

Alamat: Jl. Kalimantan No. 37 Kampus Bumi Tegal Boto

Telp./Fax (0331) 487145(0331) 323450-Kode Pos 68121

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABANKEGIATAN TERAPI BERMAIN GAMBAR FLANEL DAN BALOK SUSUN GABUS (MENYUSUN, MENGENAL BENTUK DAN MEMBEDAKAN WARNA) DI RUANG BOUGENVILLE RSD dr. HARYOTO KABUPATEN LUMAJANGOleh Kelompok 41. R. Roro Maria Ulfah, S.KepNIM (072311101007)2. Bagus Setyo Prabowo, S.KepNIM (082311101010)

3. Riezky Dwi Eriawan, S. KepNIM (082311101011)

4. Yerry Pristiwandono, S.KepNIM (082311101018)

5. Elsa Yuniar Ardyana, S.KepNIM (082311101030)

6. Rima Dewi Asmarini, S.KepNIM (102311101015)

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS JEMBER

2014PRAKATA

Puji syukur dan sembah sujud kepada Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan pertanggungjawaban kegiatan terapi bermain Kegiatan Terapi Bermain Gambar Flanel Dan Balok Susun Gabus (Menyusun, Mengenal Bentuk Dan Membedakan Warna)di Ruang Anak (Bougenville) Rumah Sakit Daerah dr. Haryoto Kabupaten Lumajang. Penulis menyadari bahwa penulisan laporan pertanggungjawaban kegiatan ini tidak akan terselesaikan dengan baik tanpa bantuan dan sumbangan pemikiran dari berbagai pihak. Maka dalam kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang tidak terhingga kepada:

1. Pembimbing klinik yang telah memberikan bimbingan dan arahan sehingga laporan kegiatan ini dapat tersusun dengan baik;

2. Dosen pembimbing akademik yang telah memberikan motivasi dan bimbingan sehingga proposal ini dapat tersusun dengan baik;

3. Jajaran perawat dan karyawan Ruang Anak (Bougenville) Rumah Sakit Daerah dr. Haryoto Kabupaten Lumajang;

4. teman-teman Program Pendidikan Profesi PSIK Unej atas semangat dan kerjasamanya.Penulis juga menerima segala kritik dan saran dari semua pihak demi kesempurnaan proposal ini. Penulis berharap, semoga pertanggungjawaban ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Amin.Lumajang, Mei 2014 PenulisBAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hospitalisasi adalah suatu keadaan krisis pada anak, saat anak sakit dan dirawat di rumah sakit. Keadaan ini terjadi karena anak berusaha untuk beradaptasi dengan lingkungan asing dan baru yaitu rumah sakit, sehingga kondisi tersebut menjadi faktor stressor bagi anak baik terhadap anak maupun orang tua dan keluarga (Wong, 2003). Hospitalisasi dapat menimbulkan ketegangan dan ketakutan serta dapat menimbulkan gangguan emosi atau tingkah laku yang mempengaruhi kesembuhan dan perjalanan penyakit anak selama dirawat dirumah sakit. Hospitalisasi pada anak akan memberikan dampak negatif seperti trauma, cemas dan ketakutan.

Pada saat dirawat di rumah sakit, anak akan mengalami berbagai perasaan yang sangat tidak menyenangkan, seperti marah, takut, cemas, sedih, dan nyeri. Perasaan tersebut merupakan dampak dari hospitalisasi yang dialami anak karena menghadapi beberapa stressor yang ada dilingkungan rumah sakit. Untuk itu, perlu adanya suatu kegiatan yang dapat melepaskan anak dari ketegangan dan stress yang dialaminya, salah satunya yaitu dengan terapi bermain. Bermain merupakan cerminan kemampuan fisik, intelektual, emosional, dan sosial. Bermain merupakan media yang baik untuk belajar karena dengan bermain, anak-anak akan berkata-kata (berkomunikasi), belajar menyesuaikan diri dengan lingkungan, melakukan apa yang dapat dilakukannya, dan mengenal waktu, jarak serta suara (Wong, 2003).

Ketika masa anak sudah memasuki masa todler anak selalu membutuhkan kesenangan pada dirinya dan anak membutuhkan suatu permainan. Bermain merupakan setiap kegiatan yang dilakukan untuk kesenangan yang ditimbulkannya dan dilakukan secara suka rela dan tidak ada paksaan atau tekanan dari luar atau kewajiban serta tidak tergantung kepada usia tetapi tergantung kepada kesehatan dan kesenangan yang diperoleh. Bermain dapat bermakna sebagai kegiatan anak yang menyenangkan dan dinikmati. Dengan demikian, pada dasarnya setiap aktivitas bermain selalu didasarkan pada perolehan kesenangan dan kepuasan, karena fungsi utama bermain adalah untuk relaksasi dan menyegarkan kembali kondisi fisik dan mental yang berada pada ambang ketegangan (Andang, 2009). Terapi bermain yang dilakukan dapat mengalihkan rasa sakit (distraksi) yang dialami anak dan relaksasi melalui kesenangannya melakukan permainan. Tujuan bermain di rumah sakit pada prinsipnya adalah agar dapat melanjutkan fase pertumbuhan dan perkembangan secara optimal, mengembangkan kreatifitas anak, dan dapat beradaptasi lebih efektif terhadap stress. 1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Terapi bermain dapat meminimalkan dampak hospitalisasi pada anak.1.2.2 Tujuan Khusus

a) Menyalurkan emosi atau perasaan.b) Melatih motorik halus dan kasar.c) Mengembangkan kecerdasan (mengenal bentuk dan warna).d) Melatih kerjasama mata dan tangan.e) Melatih daya imajinasi dan kreativitas.

BAB 2. TINJAUAN TEORI

2.1 Pengertian

Bermain merupakan cerminan kemampuan fisik, intelektual, emosional, dan sosial dan bermain merupakan media yang baik untuk belajar karena dengan bermain, anak-anak akan berkata-kata (berkomunikasi), belajar menyesuaikan diri dengan lingkungan, melakukan apa yang dapat dilakukannya, dan mengenal waktu, jarak serta suara (Wong, 2003).2.2 Fungsi Bermain

Fungsi bermain adalah merangsang perkembangan sensorik-motorik, perkembangan intelektual, sosial, kreatifitas, kesadaran diri, moral dan bermain sebagai terapi.

a) Perkembangan sensorik-motorik merupakan komponen terbesar yang digunakan anak dan bermain aktif sangat penting untuk perkembangan pengobatan.

b) Perkembangan intelektual anak melakukan eksplorasi dan manipulasi terhadap segala sesuatu yang ada dilingkungan sekitar.

c) Perkembangan sosial anak akan memberi dan menerima serta mengembangkan hubungan sesuai dengan belajar memecahkan masalah dan hubungan sulit.

d) Perkembangan kreatifitas anak belajar merealisasikan diri.

e) Perkembangan kesadaran diri, anak belajar mengenal kemampuan dengan mencoba peran-peran baru dan mengetahui dampak tingkah lakunya terhadap orang lain.

f) Perkembangan moral, anak akan belajar mengenai nilai dan moral dan etika belajar membedakan mana yang benar dan mana yang salah serta belajar bertanggung jawab atas segala tindakan yang telah dilakukan.

g) Bermain sebagai terapi, anak akan mengalihkan rasa sakitnya pada permainannya dan relaksasi melalui kesenangannya bermain

2.3 Macam Bermain

1) Bermain aktif

Pada permainan ini anak berperan secara aktif, kesenangan diperoleh dari apa yang diperbuat oleh mereka sendiri. Bermain aktif meliputi :

a. Bermain mengamati/menyelidiki (Exploratory Play)

Perhatian pertama anak pada alat bermain adalah memeriksa alat permainan tersebut, memperhatikan, mengocok-ocok apakah ada bunyi, mencium, meraba, menekan dan kadang-kadang berusaha membongkar.

b. Bermain konstruksi (Construction Play)

Pada anak umur 3 tahun dapat menyusun balok-balok menjadi rumah-rumahan.

c. Bermain drama (Dramatic Play)

Misal bermain sandiwara boneka, main rumah-rumahan dengan teman-temannya.

d. Bermain fisik

Misalnya bermain bola, bermain tali dan lain-lain.

2) Bermain pasif

Pada permainan ini anak bermain pasif antara lain dengan melihat dan mendengar. Permainan ini cocok apabila anak sudah lelah bernmain aktif dan membutuhkan sesuatu untuk mengatasi kebosanan dan keletihannya.

Contoh: Melihat gambar di buku/majalah, mendengar cerita atau musik, menonton televisi dan sebagainya. Dalam kegiatan bermain kadang tidak dapat dicapai keseimbangan dalam bermain, yaitu apabila terdapat hal-hal seperti dibawah ini :

a. Kesehatan anak menurun. Anak yang sakit tidak mempunyai energi untuk aktif bermain.

b. Tidak ada variasi dari alat permainan.

c. Tidak ada kesempatan belajar dari alat permainannya.

d. Tidak mempunyai teman bermain.

2.4 Alat Permainan Edukatif (APE)

Alat Permainan Edukatif (APE) adalah alat permainan yang dapat mengoptimalkan perkembangan anak, disesuaikan dengan usianya dan tingkat perkembangannya, serta berguna untuk :

1. Pengembangan aspek fisik, yaitu kegiatan-kegiatan yang dapat menunjang atau merangsang pertumbuhan fisik anak, trediri dari motorik kasar dan halus.

Contoh alat bermain motorik kasar : sepeda, bola, mainan yang ditarik dan didorong, tali. Motorik halus : gunting, pensil, bola, balok, lilin.

2. Pengembangan bahasa, dengan melatih berbicara, menggunakan kalimat yang benar. Contoh alat permainan : buku bergambar, buku cerita, majalah, radio, tape, TV.

3. Pengembangan aspek kognitif, yaitu dengan pengenalan suara, ukuran, bentuk, warna. Contoh alat permainan : buku bergambar, buku cerita, puzzle, boneka, pensil warna, radio.

4. Pengembangan aspek sosial, khususnya dalam hubungannya dengan interaksi ibu dan anak, keluarga dan masyarakat. Contoh alat permainan : alat permainan yang dapat dipakai bersama, misal kotak pasir, bola, tali.

2.5 Hal-Hal yang Harus Diperhatikan dalam Bermain

1. Bermain/alat bermain harus sesuai dengan taraf perkembangan anak.

2. Permainan disesuaikan dengan kemampuan dan minat anak.

3. Ulangi suatu cara bermain sehingga anak terampil, sebelum meningkat pada keterampilan yang lebih majemuk.

4. Jangan memaksa anak bermain, bila anak sedang tidak ingin bermain.

5. Jangan memberikan alat permainan terlalu banyak atau sedikit.2.6 Bentuk-Bentuk Permainan

1. Usia 0 12 bulan

Tujuannya adalah :

a. Melatih reflek-reflek (untuk anak bermur 1 bulan), misalnya mengisap, menggenggam.

b. Melatih kerjasama mata dan tangan.

c. Melatih kerjasama mata dan telinga.

d. Melatih mencari obyek yang ada tetapi tidak kelihatan.

e. Melatih mengenal sumber asal suara.

f. Melatih kepekaan perabaan.

g. Melatih keterampilan dengan gerakan yang berulang-ulang.

Alat permainan yang dianjurkan :

a. Benda-benda yang aman untuk dimasukkan mulut atau dipegang.

b. Alat permainan yang berupa gambar atau bentuk muka.

c. Alat permainan lunak berupa boneka orang atau binatang.

d. Alat permainan yang dapat digoyangkan dan keluar suara.

e. Alat permainan berupa selimut dan boneka.

2. Usia 13 24 bulan

Tujuannya adalah :

a. Mencari sumber suara/mengikuti sumber suara.

b. Memperkenalkan sumber suara.

c. Melatih anak melakukan gerakan mendorong dan menarik.

d. Melatih imajinasinya.

e. Melatih anak melakukan kegiatan sehari-hari semuanya dalam bentuk kegiatan yang menarik

Alat permainan yang dianjurkan:

a. Genderang, bola dengan giring-giring didalamnya.

b. Alat permainan yang dapat didorong dan ditarik.

c. Alat permainan yang terdiri dari: alat rumah tangga(misal: cangkir yang tidak mudah pecah, sendok botol plastik, ember, waskom, air), balok-balok besar, kardus-kardus besar, buku bergambar, kertas untuk dicoret-coret, krayon/pensil berwarna.

3. Usia 25 36 bulan

Tujuannya adalah ;

a. Menyalurkan emosi atau perasaan anak.

b. Mengembangkan keterampilan berbahasa.

c. Melatih motorik halus dan kasar.

d. Mengembangkan kecerdasan (memasangkan, menghitung, mengenal dan membedakan warna).

e. Melatih kerjasama mata dan tangan.

f. Melatih daya imajinansi.

g. Kemampuan membedakan permukaan dan warna benda.

Alat permainan yang dianjurkan :

a. Alat-alat untuk menggambar.

b. Lilin yang dapat dibentuk

c. Puzzel sederhana.

d. Balok susun.

e. Berbagai benda yang mempunyai permukaan dan warna yang berbeda.

f. Bola.

4.Usia 32 72 bulan

Tujuannya adalah :

a. Mengembangkan kemampuan menyamakan dan membedakan.

b. Mengembangkan kemampuan berbahasa.

c. Mengembangkan pengertian tentang berhitung, menambah, mengurangi.

d. Merangsang daya imajinansi dsengan berbagai cara bermain pura-pura (sandiwara).

e. Membedakan benda dengan permukaan.

f. Menumbuhkan sportivitas.

g. Mengembangkan kepercayaan diri.

h. Mengembangkan kreativitas.

i. Mengembangkan koordinasi motorik (melompat, memanjat, lari).

j. Mengembangkan kemampuan mengontrol emosi, motorik halus dan kasar.

k. Mengembangkan sosialisasi atau bergaul dengan anak dan orang diluar rumahnya.

l. Memperkenalkan pengertian yang bersifat ilmu pengetahuan, misal : pengertian mengenai terapung dan tenggelam.

m. Memperkenalkan suasana kompetisi dan gotong royong.

Alat permainan yang dianjurkan :

a. Berbagai benda dari sekitar rumah, buku bergambar, majalah anak-anak, alat gambar & tulis, kertas untuk belajar melipat, gunting, air.

b. Teman-teman bermain : anak sebaya, orang tua, orang lain diluar rumah.

2. Usia Prasekolah

Alat permainan yang dianjurkan :

a. Alat olah raga.

b. Alat masak

c. Alat menghitung

d. Sepeda roda tiga

e. Benda berbagai macam bentuk dan ukuran.

f. Boneka tangan.

g. Mobil.

h. Kapal terbang.

i. Kapal laut3. Usia sekolah

Jenis permainan yang dianjurkan :

a. Pada anak laki-laki : mekanik.

b. Pada anak perempuan : dengan peran ibu.4. Usia Praremaja (yang akan dilakukan oleh kelompok)

Karakterisrik permainnya adalah permainan intelaktual, membaca, seni, mengarang, hobi, video games, permainan pemecahan masalah.

5. Usia remaja

Jenis permainan : permainan keahlian, video, komputer.2.7 Prinsip Bermain Pada Anak Hospitalisasi

a. Tidak membutuhkan banyak energi

b. Waktunya singkat

c. Mudah dilakukan

d. Aman

e. Kelompok umur

f. Tidak bertentangan dengan terapi

g. Melibatkan keluarga2.8 Ketika Anak Masuk Rawat Inap

Tujuan kegiatan :

1. Memberi informasi.

2. Memicu normalisasi.

3. Menggunakan sistem pendukung yang dikenal.

4. Mengidentifikasi teknik koping.

Contoh kegiatan :

1. Mendesain tanda selamat datang.

2. Memicu orang tua mengisi angket mengenai ritual anak.

3. Memicu orang tua membawa foto dan mainan.

4. Memberi daftar kegiatan rumah sakit.

5. Proaktif melakukan permainan.

BAB 3. PELAKSANAAN KEGIATAN TERAPI BERMAIN3.1 Rancangan bermainKegiatan terapi bermain yang kelompok buat untuk mengembangkan kecerdasan anak (mengenal bentuk dan warna), menyalurkan emosi atau perasaan anak, melatih motorik halus dan kasar, melatih kerjasama mata dan tangan, serta melatih daya imajinasi dan kreativitas. Kegiatan diawali dengan penjelasan tata cara permainan dan tujuannya. Tata cara permainan dimulai dengan menunjukkan susunan balok dan memberi contoh beberapa bentuk yang akan disusun, seperti segi empat, segitiga, dan lingkaran. Kemudian anak diminta untuk menyusun kembali benda yang telah diajarkan. Setelah selesai menyusun balok tersebut, anak dikenalkan warna sesuai dengan warna balok. Kemudian anak diminta memasukkan balok yang telah ditentukan sesuai petunjuk ke dalam tongkat susun sesuai bentuknya. Kegiatan ini diiringi dengan musik anak-anak untuk menciptakan suasana yang menyenangkan dan petugas harus selalu memberikan penghargaan positif pada setiap keberhasilan yang dicapai sesuai kemampuan masing-masing anak.

3.2 Media dan Alata. Balok susun dari steroform yang dilapisi kain flanelb. Papan pola gambar dari kayu yang dilapisi flanelc. Laptop dan sound system

3.3 Sasarana. Kelompok usia: anak usia 1-3 tahunb. Keadaan umum baikc. Tidak terdapat keterbatasan mobilitasd. Kooperatif3.4 Waktu Pelaksanaana. Hari / Tanggal: Selasa, 13 Mei 2014b. Waktu: 08.30-09.15 WIB (45 menit)

c. Tempat: Ruang Bougenville

3.5 Pengorganisasiana. Leader

: Raden Roro Maria Ulfah, S.Kep

b. Co Leader: Elsa Yuniar Ardyana, S.Kep

c. Observer: Yerry Pristiwandono, S.Kep

d. Fasilitator: Rima Dewi Asmarini, S.Kep

Bagus Setyo Prabowo, S.Kep

Riezky Dwi Eriawan, S. Kep3.6 Pembagian Tugas1. Leader

: Raden Roro Maria Ulfah, S.KepPeran Leadera. Katalisator, yaitu mempermudah komunikasi dan interaksi dengan jalan menciptakan situasi dan suasana yang memungkinkan klien termotivasi untuk mengekspresikan perasaannya

b. Auxilery Ego, sebagai penopang bagi anggota yang terlalu lemah atau mendominasi

c. Koordinator, yaitu mengarahkan proses kegiatan kearah pencapaian tujuan dengan cara memberi motivasi kepada anggota untuk terlibat dalam kegiatan

2. Co Leader: Elsa Yuniar Ardyana, S.KepPeran Co Leadera. Mengidentifikasi issue penting dalam proses

b. Mengidentifikasi strategi yang digunakan Leader

c. Mencatat modifikasi strategi untuk kelompok pada sesion atau kelompok yang akan dating

d. Memprediksi respon anggota kelompok pada sesion berikutnya

3. Fasilitator: Rima Dewi Asmarini, S.KepBagus Setyo Prabowo, S.Kep Riezky Dwi Eriawan, S. KepPeran Fasilitatora. Mempertahankan kehadiran peserta

b. Mempertahankan dan meningkatkan motivasi peserta

c. Mencegah gangguan atau hambatan terhadap kelompok baik dari luar maupun dari dalam kelompok4. Observer : Yerry Pristiwandono, S.KepPeran Observera. Mengamati keamanan jalannya kegiatan terapi bermainb. Memperhatikan tingkah laku peserta selama kegiatan

c. Memperhatikan ketepatan waktu jalannya kegiatan terapi bermaind. Menilai performa dari setiap anggota kelompok dalam melakukan terapi bermain3.7 Setting Tempat1. Tempat

Keterangan :

: Leader

: Klien

: Co Leader

: Observer

: Fasilitator

Petunjuk:

Klien duduk melingkar bersama perawat

BAB 4. HASIL DAN EVALUASI4.1 Analisis Evaluasi dan Hasil

4.1.1 Evaluasi StrukturKelompok mencari tema dan jenis permainan, kemudian membuat proposal kegiatan terapi bermain dan kemudian berkonsultasi dengan pembimbing. Pemilihan permainan disesuaikan dengan umur pasien yang menjadi sasaran. Kelompok mempersiapkan media untuk terapi bermain yang meliputi alat permainan, sound dan lagu-lagu anak-anak serta ruangan untuk melakukan kegiatan terapi bermain. Kelompok juga membuat daftar hadir dan berita acara untuk kegiatan terapi bermain. 4.1.2 Evaluasi ProsesKegiatan terapi bermain dimulai sebelum visite dokter, pukul 08.30-09.15 WIB berlangsung sekitar 45 menit yang pada perencanaan harusnya 30 menit. Hal ini terjadi karena beberapa peserta masih ada di ruangan karena ada yang menjenguk dan anak masih rewel. Kegiatan dilakukan di lobi ruang Bougenville. Peserta datang dan mengikuti kegiatan terapi bermain. Ada 5 peserta yang mengikuti kegiatan terapi bermain. Semua peserta sangat antusias mengikuti kegiatan terapi bermain. Orang tuapun juga sangat mendukung anak mengikuti setiap proses dalam kegiatan terapi bermain. Anak sangat bersemangat ketika dilakukan kompetisi dan mendapatkan hadiah ketika sudah mengikuti kegiatan sampai akhir. Pemutaran musik anak-anak menambah meriah acara.4.1.3 Evaluasi Hasil

Peserta datang dan mengikuti kegiatan terapi bermain. Ada 5 peserta yang mengikuti kegiatan terapi bermain. Semua dapat mengikuti kegiatan terapi bermain sampai akhir. Nama AnakPencapaianKeterangan

An. Faris mengikuti kegiatan sampai akhir dan tidak menangis

mampu menyusun beberapa bagian gambar sesuai dengan kreativitasnya yang ada di papan secara perlahan dengan motivasi

Mengikuti kegiatan dengan antusias tidak berebut mainanMengikuti hingga akhir

An. Itaul mengikuti kegiatan sampai akhir dan tidak menangis

mampu menyusun beberapa bagian gambar sesuai dengan kreativitasnya yang ada di papan secara perlahan dengan motivasi

mampu menyebutkan macam-macam objek gambar dan mengenal bentuk benda permainan

mampu menyebutkan warna pada benda dan objek gambar permainan

tidak berebut mainanMengikuti hingga akhir

An. Jupan mengikuti kegiatan sampai akhir dan tidak menangis

mampu menyusun beberapa bagian gambar sesuai dengan kreativitasnya yang ada di papan secara perlahan dengan motivasi

mampu menyebutkan macam-macam objek gambar dan mengenal bentuk benda permainan

mampu menyebutkan warna pada benda dan objek gambar permainan

tidak berebut mainan

Mengikuti hingga akhir

An. Ulaila mengikuti kegiatan sampai akhir dan tidak menangis

mampu menyusun beberapa bagian gambar sesuai dengan kreativitasnya yang ada di papan secara perlahan dengan motivasi

mampu menyebutkan macam-macam objek gambar dan mengenal bentuk benda permainan

mampu menyebutkan warna pada benda dan objek gambar permainan

tidak berebut mainanMengikuti hingga akhir

An. Rehan mengikuti kegiatan sampai akhir dan tidak menangis

mampu menyusun beberapa bagian gambar sesuai dengan kreativitasnya yang ada di papan secara perlahan dengan motivasi

mampu menyebutkan warna pada benda dan objek gambar permainan

tidak berebut mainanMengikuti hingga akhir

4.2 Faktor Pendukung dan Penghambat

4.2.1 Faktor PendukungKegiatan terapi bermain ini dapat berjalan dengan baik berkat dukungan dari kepala ruang, pembimbing terapi bermain dan pembimbing akademik yang telah memberikan sumbangsih saran untuk penyempurnaan kegiatan terapi bermain ini serta telah memberikan izin untuk menggunakan ruangan tempat kegiatan bermain. Antusiasme orang tua dan anak yang membuat proses kegiatan berlangsung lancar, dan dukungan dari keluarga dan anak yang lain yang melihat memberikan semangat dan menambah semarak kegiatan terapi bermain.4.2.2 Faktor PenghambatWaktu kegiatan hamper bertepatan dengan waktu visite dokter sehingga waktu permainan relitif sedikit. Keterbatasan alat permainan yang sedikit sehingga peserta lain harus bersabar menunggu waktu giliran bermain.BAB 5. PENUTUP5.1 Kesimpulan

Kegiatan terapi bermain berjalan dengan lancar dengan peserta total lima orang dengan mengikuti terapi bermain dari awal hingga akhir. Anak dapat memasangkan susunan gambar sesuai dengan gambar pada papan dan menyusun balok gabus sesuai degan bentuknya dapat menyebutkan warna dan bentuk objek tersebut. Kegiatan terapi bermain bertujuan untuk meminimalkan dampak hospitalisasi dan menyalurkan emosi atau perasaan anak, mengembangkan keterampilan berbahasa, melatih motorik halus dan kasar, mengembangkan kecerdasan (memasangkan, menghitung, mengenal dan membedakan warna), melatih kerjasama mata dan tangan, melatih daya imajinansi dan kemampuan membedakan permukaan dan warna benda.5.2 Saran

Kegiatan terapi bermain ini diharapkan dilakukan secara rutin dan terjadwal diruangan dengan tema permainan yang berbeda-beda sesuai dengan umur pasien.

DAFTAR PUSTAKA

Harsono. Y. 2005. Pengaruh Terapi Bermain terhadap Perilaku Kooperatif Anak selama Menjalani Perawatan di RS. Dr. Sardjito. Yogyakarta: Proposal penelitian Fakultas Ilmu Keperawatan UGM.Hurlock. E. B. 1998. Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga.Rere. 2011. Terapi Bermain. http://rereners.blogspot.com/2011/02/terapi-bermain.html. [diakses 18 April 2014].

Sacharin. R. M. 1996. Prinsip Keperawatan Pediatrik. Edisi I. Jakarta: EGC.

Soetjiningsih. 1988. Tumbuh Kembang Anak. EGC: Jakarta.Wong, Donna L. 2003. Pedoman Klinik Keperawatan Pediatrik Edisi 4. EGC : Jakarta.

DOKUMENTASI KEGIATAN

Gambar 1. Kegiatan Terapi Bermain tentang Gambar Flanel dan Balok Susun Gabus pada Pasien Anak di Ruang Bougenvile RSD dr. Haryoto Lumajang

oleh Mahasiswa Program Pendidikan Profesi Ners PSIK UNEJ

Gambar 2. Demonstrasi Terapi Bermain tentang Balok Susun Gabus pada pada Pasien Anak di Ruang Bougenvile RSD dr. Haryoto Lumajang olehMahasiswa Program Pendidikan Profesi Ners PSIK UNEJ

Gambar 3. Demonstrasi Terapi Bermain tentang Gambar Flanel pada Pasien Anak di Ruang Bougenvile RSD dr. Haryoto Lumajang oleh Mahasiswa Program Pendidikan Profesi Ners PSIK UNEJ

Gambar 4. Kegiatan Foto Bersama Terapi Bermain tentang Gambar Flanel dan Balok Susun Gabus pada Pasien Anak di Ruang Bougenvile RSD dr. Haryoto Lumajang oleh Mahasiswa Program Pendidikan Profesi Ners PSIK UNEJ

LEMBAR PENGESAHANLaporan pertanggungjawaban kegiatan terapi bermain Kegiatan Terapi Bermain Gambar Flanel Dan Balok Susun Gabus (Menyusun, Mengenal Bentuk Dan Membedakan Warna) telah dilaksanakan pada Selasa, 13 Mei 2014 di ruang Bougenville RSD Dr. Haryoto Lumajang.

Lumajang, Mei 2014Mengetahui,Kepala Ruang Bougenville

RSD Dr. Haryoto Lumajang

Ns. Winarniningsih, S.Kep

NIP. 19681001 199001 2 003Pembimbing

Kegiatan Terapi BermainNs. Nurenda Ramadhani, S.KepNIP. 19860605 201101 2 035

Pembimbing Akademik

Stase Keperawatan Anak

Ns. Lantin Sulistyorini, S.Kep., M.Kes

NIP. 19780323 200501 2 002

BERITA ACARA KEGIATAN PENDIDIKAN KESEHATAN DI RUANG BOUGENVILLE RSD Dr. HARYOTO LUMAJANG

Pada hari ini Kamis, 24 April 2014 pukul 11.15 12.00 WIB bertempat di ruang Bougenville RSD Dr. Haryoto Lumajang, telah dilaksanakan kegiatan terapi bermain Kegiatan Terapi Bermain Gambar Flanel Dan Balok Susun Gabus (Menyusun, Mengenal Bentuk Dan Membedakan Warna) oleh mahasiswa Program Pendidikan Profesi Ners Universitas Jember Stase Keperawatan Anak. Kegiatan ini diikuti oleh 5 orang (daftar hadir terlampir)

Lumajang, 13 Mei 2014

Mengetahui,

Kepala Ruang Bougenville

RSD Dr. Haryoto Lumajang

Ns. Winarniningsih, S.Kep

NIP. 19681001 199001 2 003Pembimbing Akademik

Stase Keperawatan Anak

Ns. Lantin Sulistyorini, S.Kep., M.Kes

NIP. 19780323 200501 2 002

DAFTAR HADIRKegiatan Terapi Bermain Gambar Flanel Dan Balok Susun Gabus (Menyusun, Mengenal Bentuk Dan Membedakan Warna pada pasien Anak: Hari Selasa Tanggal 13 Mei 2014 Pukul 08.30 s/d 09.15 WIB Bertempat di Ruang Bougenvile RSD. dr. Haryoto Lumajang.

No.NamaAlamatTanda Tangan

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

Lumajang, 13 Mei 2014Mengetahui,

Kepala Ruang Bougenville

RSD Dr. Haryoto Lumajang

Ns. Winarniningsih, S.Kep

NIP. 19681001 199001 2 003Pembimbing Akademik

Stase Keperawatan Anak

Ns. Lantin Sulistyorini, S.Kep., M.Kes

NIP. 19780323 200501 2 002