23
LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN (INDIVIDU) KULIAH KERJA NYATA PEMBELAJARAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT UNIVERSITAS GADJAH MADA TAHUN : 2012 SUB UNIT : III (DUSUN WONOTINGAL) UNIT : 31 PONCOSARI KECAMATAN : SRANDAKAN KABUPATEN : BANTUL PROVINSI : D.I. YOGYAKARTA Disusun oleh : Nama Mahasiswa : Andra Novriza Akadika Sumarno Nomor Mahasiswa : 09/283480/TP/09467

LPK KKN WTG

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Laporan Pertanggungjawaban Kegiatan KKN wonotingal 2012

Citation preview

Page 1: LPK KKN WTG

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN

(INDIVIDU)

KULIAH KERJA NYATA

PEMBELAJARAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS GADJAH MADA

TAHUN : 2012

SUB UNIT : III (DUSUN WONOTINGAL)

UNIT : 31 PONCOSARI

KECAMATAN : SRANDAKAN

KABUPATEN : BANTUL

PROVINSI : D.I. YOGYAKARTA

Disusun oleh :

Nama Mahasiswa : Andra Novriza Akadika Sumarno

Nomor Mahasiswa : 09/283480/TP/09467

BIDANG PENGELOLAAN KKN-PPM, PENGEMBANGAN UMKMDAN PELAYANAN MASYARAKAT

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKATUNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

Page 2: LPK KKN WTG

I. LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN

Jenjang pendidikan perguruan tinggi merupakan sebagai pusat

pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang bertujuan untuk mendidik

mahasiswa agar berjiwa penuh pengabdian serta keinginan untuk meneliti dan

memiliki sikap tanggung jawab yang besar terhadap masa depan bangsa dan

negara. Kiprah perguruan tinggi dan mahasiswa bagi usaha pembangunan

nasional dan daerah ini perlu ditingkatkan peranannya sesuai dengan kebutuhan

saat ini dan masa mendatang. Oleh karena itu, perguruan tinggi dituntut untuk

lebih berorientasi dan menyerasikan kurikulumnya terhadap kebutuhan

pembangunan, sehingga dapat menghasilkan sarjana yang dapat menghayati dan

mengatasi problema pembangunan dan kemasyarakatan serta berfungsi sebagai

penerus pembangunan. Hal ini sangat penting, karena pada akhirnya ilmu

pengetahuan dan teknologi itu harus diabdikan untuk kemasyarakatan bersama

dan pembangunan manusia seutuhnya.

Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan salah satu kegiatan pendidikan,

penelitian, dan pengabdian masyarakat yang terintegrasi. Oleh karena itu, KKN

dilaksanakan mahasiswa di luar kampus bersama dengan masyarakat (baik di

pedesaan maupun di perkotaan) maka pembimbingannya dilakukan oleh Kepala

Kecamatan, Kepala Kelurahan, Kepala Dusun, dan Dosen Pembimbing Lapangan

(DPL). Melalui kegiatan ini diharapkan mahasiswa sebagai penggerak

pembangunan dapat menerapkan ilmunya dalam kehidupan masyarakat dan

mampu memberikan solusinya. Dengan demikian besar kemungkinan berbagai

instansi juga ikut terlibat dalam kegiatan KKN.

Sebelum pelaksanaan di lapangan mahasiswa dibekali dengan berbagai

materi yang berkaitan dengan permasalahan yang ada dalam masyarakat agar

mereka mampu berinteraksi dengan masyarakat dan bersama-sama dengan

masyarakat memecahkan masalah yang dihadapi masyarakat. Dengan demikian

mahasiswa tidak menjadi orang asing bagi masyarakat disekitarnya. Kuliah Kerja

Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM UGM) antar

semester dengan tema Pengembangan Pertanian Terpadu pada Lahan Pantai

Berbasis Ubi Kayu telah dilaksanakan selama 5 minggu terhitung mulai tanggal

Page 3: LPK KKN WTG

9 Juli 2012 dan berakhir tanggal 15 Agustus 2012. Kegiatan KKN-PPM UGM

Tematik ini bekerja sama dengan pemerintah Desa Poncosari dengan salah satu

dusunnya yaitu Dusun Wonotingal. Melalui kegiatan KKN ini diharapkan

masyarakat di Dusun Wonotingal lebih menyadari akan pentingnya melakukan

usaha, baik laki-laki maupun perempuan, untuk dapat meningkatkan pendapatan

keluarga sehingga terwujud kesejahteraan masyarakat secara umum dan

diharapkan masyarakat Dusun Wonotingal dapat terbantu dengan semaksimal

mungkin.

Pada beberapa hari pertama pelaksanaan KKN PPM UGM tepatnya

tanggal 9 Juli 2012 sampai dengan tanggal 12 Juli 2011 dilakukan observasi di

dusun yang menjadi wilayah kerja KKN-PPM UGM yaitu Dusun Wonotingal.

Observasi ini meliputi observasi utama yaitu mengenai kegiatan kelompok tani

baik kelompok pria maupun kelompok wanita tani-nya, selain itu juga observasi

mengenai keadaan lingkungan fisik, sosial dan budaya di Dusun Wonotingal.

Dalam masa observasi tersebut ditemukan banyak permasalahan baik yang

berkaitan dengan lingkungan fisik (keadaan alam) maupun sosial yang kami

peroleh dari observasi secara langsung maupun beberapa masukan dari pamong

desa dan masyarakat setempat. Akan tetapi kami hanya mengambil beberapa titik

permasalahan yang menurut kami penting untuk diprioritaskan dan pantas untuk

diangkat menjadi program KKN-PPM UGM. Selain itu, pertimbangan utama

dalam menentukan program KKN PPM UGM ini adalah adanya potensi alam,

sosial dan budaya yang mendukung terlaksananya program KKN PPM UGM.

Program-program KKN PPM UGM yang kami rencanakan untuk

memecahkan beberapa permasalahan yang berada di Dusun Wonotingal yang

berkaitan dengan tema pengembangan pertanian terpadu pada lahan pantai

berbasis ubi kayu maupun disamping dari tema tersebut, antara lain :

1. Publikasi Media Agroidustri Ubi Kayu

2. Pembuatan Aktivator Kompos

3. Penyuluhan dan Pengembangan Jaringan Pemasaran

4. Penyuluhan Perbaikan Sifat Fisik Tanah pada Budidaya Organik

5. Pengadaan Rak Sebagai Solusi Pekarangan Sempit

Page 4: LPK KKN WTG

Secara umum, pelaksanaan program KKN-PPM UGM bidang Agro dan

beberapa bidang lainnya dapat berjalan dengan baik. Hal ini tidak terlepas dari

adanya beberapa faktor pendukung, antara lain:

1. Partisipasi aktif dari warga masyarakat, tokoh masyarakat, perangkat desa, dan

pemerintah daerah serta beberapa instansi terkait.

2. Kerjasama yang baik antar mahasiswa KKN-PPM UGM dan antara warga

masyarakat dengan mahasiswa KKN-PPM UGM

3. Adanya potensi daerah yang berupa potensi Sumber Daya Alam (SDA) dan

Sumber Daya Manusia (SDM)

4. Dukungan dari berbagai pihak baik yang berupa dukungan moral maupun

material

Namun demikian dalam pelaksanaannya tidak terlepas dari hambatan dan

kendala yang antara lain berupa pola pikir masyarakat yang masih kuat dalam

memegang tradisi, keterbatasan dana, keterbatasan waktu, serta tingkat pendidikan

masyarakat yang sebagian besar tergolong berpendidikan rendah. Akan tetapi,

pada akhirnya beberapa hambatan dan kendala tersebut dapat diatasi dengan

melakukan pendekatan dan komunikasi dengan masyarakat secara intensif,

mempererat kerjasama dan koordinasi dengan pamong dan perangkat dusun, dan

semangat kerjasama rekan-rekan sub unit dalam penyelenggaraan program-

program yang ada sehingga program dapat terlaksana dengan baik.

1. Publikasi Media Agroindustri Ubi Kayu

Nomor Sektor : 3.11.04

Nomor Kode : SH-T-05

Jenis Program : Sosial Humaniora – Tema

Sifat Program : Interdisipliner – Tema

Pelaksanaan :

- Hari/Tanggal : Kamis, 2 Agustus 2012- Tempat : Perkebunan Ubi Kayu di Dusun Cangkring

Uraian Kegiatan:

Pada awalnya program ini bernama ‘Diskusi Radio’, akan tetapi pada saat

Page 5: LPK KKN WTG

menjalankan program ini yaitu pada saat memasukkan proposal perizinan ke

beberapa radio untuk diadakannya diskusi mengenai pemanfaatan ketela yang

memiliki potensi tinggi untuk usaha kecil rumah tangga ditolak karena prosedur

yang ada pada radio ternyata untuk perizinan diskusi harus dilakukan beberapa

bulan sebelum hari pelaksanaannya, dan juga terhambat masalah dana

dikarenakan dana untuk perizinan yang cukup tinggi. Oleh karena itu, dilakukan

alternative lain yaitu dengan dilakukan peliputan melalui media lain, yaitu melalui

media Koran, sehingga judul program berubah menjadi ‘Publikasi Media

Agroindustri Ubi Kayu” yang tetap menggunakan media penyampai informasi

agar tidak menghilangkan tujuan dari program yang kami adakan ini.

Peliputan melalui media Koran ini berlangsung dengan lancer dan

dilakukan oleh seorang wartawan di salah satu Koran Jogjakarta yaitu Koran

‘Kedaulatan Rakyat (KR)’. Peliputan ini meliputi peliputan mengenai perkebunan

Ubi Kayu di salah satu kebun di daerah Cangkring untuk proses penanaman ubi

kayunya. Pada saat dilakukan peliputan di daerah Cangkring, lahan yang

digunakan untuk menanam ubi kayu berupa lahan pasiran. Jenis Ubi yang ditanam

berupa ubi racun yang mempunyai nilai jual lebih murah. Untuk proses

pengolahan menjadi mocaf sendiri dibutuhkan 4 kilogram ubi kayu untuk

membuat 1 kilogram mocaf. Dari hasil pengolahan tersebut diakui jumlah selisih

keuntungan yang diperoleh dari pembuatan mocaf ternyata lebih besar 700 rupiah

daripada dalam bentuk singkong mentah.

Dengan dilakukannya peliputan ini diharapkan seluruh masyarakat atau

warga yang membaca khususnya warga Dusun Wonotingal menjadi termotivasi

untuk lebih bersemangat dalam berbisnis ubi kayu sebagai usaha. Selain itu

dengan diadakannya peliputan ini diharapkan untuk jangka panjang dapat

mengundang masyarakat luar untuk datang ke Desa Poncosari sebagai Desa

Agrowisata berbasis ubi kayu.

Page 6: LPK KKN WTG

2. Pembuatan Aktivator Kompos

Nomor Sektor : 2.2.30

Nomor Kode : A-06

Jenis Program : Agro

Sifat Program : Monodisipliner

Pelaksanaan :

- Hari/Tanggal : Selasa/07 Agustus 2012 dan Minggu/12 Agustus 2012- Tempat : Rumah Pak Dukuh dan Demplot KWT Wonotingal

Uraian Kegiatan:

Dalam menjalankan program pembuatan aktivator kompos sebelumnya

telah dilakukan survey dan perbincangan dengan warga mengenai program ini.

Tanggapan mengenai akan diadakannya kegiatan ini mendapat antusiasme yang

sangat baik dari warga khususnya kelompok wanita tani Wonotingal. Dalam

pelaksanaan program ini dilakukan dua kali kegiatan dengan kegiatan pertama

yang berupa penyuluhan dan penjelasan mengenai aktivator dan bahan – bahan

pembuatannya salah satu yaitu menggunakan bonggol pisang yang sudah tidak

digunakan sebagai bahan utama pembuat aktivator dan kegiatan yang kedua

adalah praktek langsung pembuatan aktivator di Demplot Kelompok Tani

Wonotingal.

Program ini dilaksanakan pada tanggal 7 Agustus 2012 di rumah Bapak

Dukuh, dan serentak dilakukan dengan kegiatan SL (Sekolah Lapangan) yang

sudah rutin diadakan oleh warga Wonotingal sebagai ilmu tambahan bagi

kelompok tani. Didalam program ini, mahasiswa KKN PPM UGM berperan

sebagai pemberi materi dalam penjelasan pembuatan aktivator dan penjelasan

mengenai bahan – bahan yang akan dibutuhkan untuk pembuatannya. Dalam

kegiatan ini, peserta mendapatkan modul sehingga dapat mempelajari terlebih

dahulu mengenai materi kegiatan sebelum acara dimulai dan kemudian setelah

diberikan penjelasan mengenai aktivator maka selanjutnya dilakukan kegiatan

praktek pembuatan aktivator yang diadakan pada tanggal 12 Agustus 2012. Pada

saat praktek kami mengundang Dosen dari Fakultas Teknologi Pertanian yaitu

Page 7: LPK KKN WTG

Bapak Joko Nugroho sebagai pendamping dari kegiatan praktek yang kami

lakukan.

Secara keseluruhan acara berlangsung dengan lancar. Peserta yang datang

sangat antusias terhadap materi yang diberikan. Hal ini terlihat dari banyaknya

pertanyaan yang diberikan seputar masalah pembuatan aktivator dan aktifnya

warga dalam membantu mahasiswa pada saat pembuatan aktivator. Diharapkan

setelah dilakukan kegiatan ini, para warga tidak lagi membeli Aktivator dari toko

pertanian dengan harga yang cukup mahal jika warga bisa membuatnya sendiri

dengan bonggol pisang sebagai bahan utamanya dan dapat menghasilkan

kapasitas yang cukup banyak dengan harga yang sudah pasti murah karena

memanfaatkan tanaman sekitar pekarangan rumah.

3. Penyuluhan dan Pengembangan Jaringan Pemasaran

Nomor Sektor : 3.1.05

Nomor Kode : SH-T-02

Jenis Program : Sosial Humaniora – Tema

Sifat Program : Interdisipliner – Tema

Pelaksanaan :

- Hari/Tanggal : Rabu / 1 Agustus 2012- Tempat : Pendopo Kantor Kelurahan Poncosari

Uraian Kegiatan:

Dalam menjalankan program penyuluhan mengenai pengembangan

jaringan pemasaran ini sebelumnya telah dilakukan identifikasi masalah terlebih

dahulu sehingga dalam menjalankan program dapat sesuai sasaran. Program

penyuluhan pengembangan jaringan pemasaran, dilakukan dengan latar belakang

kurangnya pengetahuan dari warga petani dalam pemasaran hasil olahan dan

produk jadi hasil olahan Dusun Wonotingal, khususnya mengenai proses

pengemasan yang baik dan bagaimana cara pemasaran yang baik pula dengan

sasaran produk jadi di Dusun Wonotingal berupa Tepung Mocaf, Brownies Telo

dan Wingko yang sampai saat ini masih dipasarkan dalam lingkup pasar lokal

(Pasar Bantul) saja. Dalam penyuluhan ini kami mengundang pembicara dari

Page 8: LPK KKN WTG

Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Bantul (DIPERINDAGKOP)

yaitu Bapak Widi Swalendra, beliau merupakan bapak pelopor yang menangani

perkembangan pasar di Bantul.

Pada saat penyuluhan antusias masyarakat sangat tinggi. Hal ini terbukti

dari banyaknya pertanyaan dari masyarakat yang hadir pada saat penyuluhan

terkait dengan proses pengemasan dan proses pemasaran yang baik. Setelah

diadakannya penyuluhan ini, diharapkan masyarakat khususnya warga Dusun

Wonotingal dapat memahami bagaimana proses pengemasan dan pemasaran yang

baik, khususnya pemasaran makanan lokal yang berbahan dasar ubi kayu. Tak

hanya itu, diharapkan juga pengetahuan ini dapat bermanfaat secara

berkesinambungan sehingga dapat memanfaatkan potensi yang ada pada

daerahnya, dan dapat membantu perekonomian mereka.

4. Penyuluhan Perbaikan Sifat Fisik Tanah pada Budidaya Organik

Nomor Sektor : 2.2.31

Nomor Kode : A-T-08

Jenis Program : Agro – Tema

Sifat Program : Monodisipliner – Tema

Pelaksanaan :

- Hari/Tanggal : Senin / 6 Agustus 2012- Tempat : Ruang BPP Srandakan

Uraian Kegiatan:

Dalam menjalankan program penyuluhan perbaikan sifat fisik tanah pada

budidaya organik ini sebelumnya telah dilakukan survey lokasi dan identifikasi

masalah terlebih dahulu sehingga dalam menjalankan program dapat sesuai

sasaran. Program penyuluhan penyuluhan perbaikan sifat fisik tanah pada

budidaya organik ini, dilakukan dengan latar belakang kurangnya pengetahuan

dari warga petani dalam pengolahan lahan khususnya mengenai perbaikan sifat

fisik tanah yang baik sebagai lahan pertanian pada budidaya tanaman organik.

Untuk menjawab semua permasalahan yang dihadapi petani di Dusun

Wonotingal, kami mengundang pembicara dari fakultas teknologi pertanian yaitu

Page 9: LPK KKN WTG

Bapak Profesor Muhjidin Mawardi, beliau merupakan dosen yang khusus

menangani tentang bidang kajian ini, dan diharapkan dapat memberikan

pengetahuan dan dapat menjawab semua permasalahan yang dihadapi oleh petani

Dusun Wonotingal.

Pada awalnya program ini bernama ‘Penyuluhan dan Percontohan

Perbaikan Sifat Fisik Tanah pada Budidaya Organik’, akan tetapi pada saat

menjalankan program ini yaitu pada saat dilakukan kegiatan penyuluhan ini tidak

dilakukan percontohan karena kurangnya alat dan bahan serta kurangnya waktu

yang cukup untuk dilakukannya praktek percontohan. Akan tetapi, proses

penyuluhan ini walaupun tanpa praktek percontohan sudah berjalan dengan baik.

Hal ini terlihat dari antusiasme warga Dusun Wonotingal yang sangat besar

terbukti dengan hampir semua warga yang kami undang menghadiri penyuluhan

ini dan keaktifan warga dalam bertanya kepada pembicara.

5. Pengadaan Rak Sebagai Solusi Pekarangan Sempit

Nomor Sektor : 2.2.11

Nomor Kode : A-02

Jenis Program : Agro

Sifat Program : Monodisipliner

Pelaksanaan :

- Hari/Tanggal : Selasa/07 Agustus 2012 - Tempat : Rumah Pak Dukuh

Uraian Kegiatan:

Dalam menjalankan program pengadaan rak solusi pekarangan sempit

sebelumnya telah dilakukan survey dan perbincangan dengan warga mengenai

program ini. Tanggapan mengenai akan diadakannya kegiatan ini mendapat

antusiasme yang sangat baik dari warga khususnya kelompok wanita tani

Wonotingal. Program ini dilaksanakan pada tanggal 7 Agustus 2012 di rumah

Bapak Dukuh, dan serentak dilakukan dengan kegiatan SL (Sekolah Lapangan)

yang sudah rutin diadakan oleh warga Wonotingal sebagai ilmu tambahan bagi

kelompok tani. Didalam program ini, mahasiswa KKN PPM UGM berperan

Page 10: LPK KKN WTG

sebagai pemberi materi dalam penjelasan mengenai bahwa betapa pentingnya

tanaman pekarangan untuk menambah keindahan sekitar pekarangan rumah dan

mempermudah warga ketika memerlukan bahan sayuran agar tidak perlu membeli

dipasar, serta mengajak para warga untuk memiliki pekarangan walaupun terdapat

beberapa rumah warga yang terlihat tidak memiliki cukup pekarangan untuk

ditanami tanaman. Tak hanya itu, kami juga membuat sebuah contoh sebagai

solusi menjawab keluhan warga yang tidak memiliki pekarangan yaitu dengan

pembuatan dan pengadaan rak sebagai media peletakan pot maupun sebagai

media tanamnya.

Secara keseluruhan kegiatan berlangsung dengan lancar. Peserta yang

datang sangat antusias terhadap materi yang diberikan. Diharapkan setelah

dilakukan kegiatan ini, para warga akan semakin bersemangat untuk memiliki

kebun mini didepan maupun belakang rumah mereka walaupun mereka tidak

memiliki pekarangan yang cukup.

II. KESIMPULAN

Secara keseluruhan dari keenam program yang telah dilaksanakan dapat

terlaksana dengan cukup baik. Hal tersebut dapat terlihat dari antusiasme warga

Dusun Wonotingal terhadap kegiatan yang dilaksanakan. Meskipun demikian

masih terdapat beberapa kendala dalam pelaksanaan kegiatan seperti terkendala

tempat pelaksanaan, masalah biaya serta kesibukan warga Dusun Wonotingal

yang berkerja di pagi-siang hari.

Program – program yang dilaksanakan juga tepat sasaran dimana tidak

menyimpang dari tema KKN yang diusulkan serta memenuhi permintaan dari

warga. Sehingga keduanya dapat berjalan secara beriringan. Kesuksesan program

tidak dapat dipisahkan dari peran serta berbagai pihak, mulai dari pemerintah

Kelurahan Poncosari, perangkat Dusun Wonotingal, serta peran dari warga

masyarakat yang selalu berperan aktif mendukung setiap kegiatan yang

diselenggarakan dan mahasiswa KKN PPM.

Di luar program yang dilaksanakan, hubungan antara mahasiswa KKN

PPM UGM dengan warga Dusun Wonotingal terjalin dengan akrab dan harmonis.

Page 11: LPK KKN WTG

Hal ini terlihat dari antusiasme mereka untuk mengundang kami dalam setiap

acara yang diadakan di Dusun Wonotingal ini.

III.SARAN

1. Untuk mahasiswa KKN PPM UGM agar selalu menjaga hubungan baik dengan

sesama mahasiswa KKN PPM UGM dalam satu unit agar semua program yang

telah direncanakan dapat berlangsung dengan lancar dan tidak terjadi masalah

di antara mahasiswa KKN PPM UGM dalam satu unit.

2. Untuk mahasiswa KKN PPM UGM disarankan untuk tetap berhubungan baik

dengan warga Dusun Wonotingal setelah KKN berakhir.

3. Untuk DPL beserta mahasiswa KKN PPM UGM disarankan ditingkatkan lagi

koordinasi mengenai program-program yang akan dilaksanakan, karena antara

tema yang diusulkan dengan keadaan di lapangan seringkali berbeda jauh

sehingga diperlukan koordinasi lagi dengan perangkat desa setempat.

4. Untuk mahasiswa KKN PPM UGM selanjutnya diharapkan dapat meneruskan

program yang telah berjalan dan dapat mengembangkan lagi ke arah yang lebih

baik lagi.

5. Saran untuk LPPM, agar kedepannya lebih secara intensif memberikan arahan

dan bimbingan kepada mahasiswa KKN UGM baik sebelum, saat, maupun

setelah program KKN UGM berlangsung, agar tidak terjadi kesalahpahaman

mengenai materi yang disampaikan, dan agar sesuai dengan tujuan dan visi

KKN UGM yang sebenarnya.

Page 12: LPK KKN WTG

IV. LAMPIRANFoto kegiatan

Foto kegiatan

Kegiatan Liputan Media Oleh Salah Satu Wartawan Media Cetak (Koran) “Kedaulatan Rakyat”

Foto kegiatan Foto kegiatan

Pembuatan Modul Pelatihan Pembuatan Aktivator (kiri) dan Penyuluhan pengantar pengertian aktivator (kanan)

Foto kegiatan

Foto kegiatan

Page 13: LPK KKN WTG

Kegiatan penyuluhan praktek pembuatan aktivator ke Kelompok Tani oleh Dosen FTP (Kiri) dan Praktek pembuatan aktivator (Kanan)

Foto kegiatan

Foto kegiatan

Kegiatan Penyuluhan dan Perkembangan Jaringan Pemasaran yang disampaikan oleh Bapak Widi Swalendra dari DIPERINDAGKOP Bantul

Foto kegiatan

Foto kegiatan

Kegiatan Penyuluhan Perbaikan Sifat Fisik Tanah Pada Budidaya Organik dengan pembicara Prof. Muhjidin Mawardi Selaku Dosen FTP

Foto kegiatan Foto kegiatan

Page 14: LPK KKN WTG

Proses pembuatan rak sebagai solusi pekarangan sempit

Page 15: LPK KKN WTG

Foto kegiatan

Foto kegiatan

Proses pengecatan rak (kiri) dan Penambahan kayu penyangga untuk kaki – kaki rak sebagai solusi pekarangan sempit (kanan)

Foto kegiatan

Foto kegiatan

Bantu lomba menggambar di Dusun Wonotingal (kiri) dan saat berkunjung di kegiatan Unit 48 (kanan)

Foto kegiatan

Foto kegiatan

Kegiatan berbuka bersama pemuda dan anak – anak TPA Al-Wafqo Dusun Wonotingal