139
Kode: KKN-PPM UGM - 15 LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN (Sub Unit) KULIAH KERJA NYATA PEMBELAJARAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT UNIVERSITAS GADJAH MADA TAHUN: 2011 SUB UNIT : TANURAKSAN UNIT : 44 KECAMATAN : KEBUMEN KABUPATEN : KEBUMEN PROVINSI : JAWA TENGAH Disusun oleh: No Nama Mahasiswa No. Mahasiswa 1. Tristia Artiyanti 08/264997/EK/16964 2. R. Rastu Dananto 08/265198/EK/17016 3. Reza Perwira Adiguna 08/265948/TK/33906 4. Hestara Cahya Murti 08/267343/GE/6460 5. Natalya Manna T 08/267418/HK/17824 6 M. Uwais Sidhi Weiss 08/267505/SP/7938 7 Akbar Bahtiar 08/267663/SP/23013 8 Vinko Satrio Pekerti 08/268566/EK/17198

LPK Tanuraksan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: LPK Tanuraksan

Kode: KKN-PPM UGM - 15

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN(Sub Unit)

KULIAH KERJA NYATAPEMBELAJARAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS GADJAH MADATAHUN: 2011

SUB UNIT : TANURAKSANUNIT : 44KECAMATAN : KEBUMENKABUPATEN : KEBUMENPROVINSI : JAWA TENGAH

Disusun oleh:

No Nama Mahasiswa No. Mahasiswa1. Tristia Artiyanti 08/264997/EK/169642. R. Rastu Dananto 08/265198/EK/170163. Reza Perwira Adiguna 08/265948/TK/339064. Hestara Cahya Murti 08/267343/GE/64605. Natalya Manna T 08/267418/HK/178246 M. Uwais Sidhi Weiss 08/267505/SP/79387 Akbar Bahtiar 08/267663/SP/230138 Vinko Satrio Pekerti 08/268566/EK/17198

BIDANG PENGELOLAAN KKN-PPM, PENGEMBANGAN UMKM DAN PELAYANAN MASYARAKAT

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKATUNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

Page 2: LPK Tanuraksan

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan berkah-Nya sehingga

usaha pembuatan Laporan Pelaksanaan Kegiatan ini dapat berjalan dengan lancar. Kepada seluruh

tim penyusun Laporan Pelaksanaan Kegiatan diucapkan terima kasih.

Laporan Pelaksanaan Kegiatan (LPK) adalah laporan yang disusun oleh mahasiswa Kuliah

Kerja Nyata-Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat Universitas Gadjah Mada (KKN-PPM

UGM). Laporan Pelaksanaan Kegiatan Individu disusun oleh setiap mahasiswa setelah

menyelesaikan program yang telah selesai dilaksanakan di lokasi KKN-PPM. Sedangkan Laporan

Pelaksanaan Kegiatan Subunit disusun mahasiswa dalam lingkup subunit. Dalam KKN-PPM UGM

yang berlokasi di Dusun Tanuraksan, Desa Gemeksekti, Kecamatan Kebumen, Kabupaten

Kebumen, Provinsi Jawa Tengah.

Dalam KKN-PPM ini kami mengambil tema “Optimalisasi Proses Produksi, Integrasi

Pemasaran, dan Pemasyarakatan Batik Kebumen”. Banyak hal kami dapatkan dalam KKN-PPM

ini. Kami mendapat saudara baru dan pembelajaran dalam berbagai hal semisal kerja tim,

pengelolaan emosi, manajemen waktu, public speaking, empati dan rasa peduli pada rekan, adat

istiadat masyarakat, manajemen proyek, penanganan tugas sekaligus konflik dalam rumah tangga,

serta kami juga belajar dari ketulusan masyarakat dalam memberikan dukungan.

Harapan kami, semoga LPK subunit Tanuraksan ini dapat berguna bagi peningkatan

kualitas program KKN-PPM UGM selanjutnya dan kesejahteraan masyarakat bersama. Amin

Agustus 2010

Penyusun

Page 3: LPK Tanuraksan

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN

(Individu)

KULIAH KERJA NYATA

PEMBELAJARAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS GADJAH MADA

TAHUN: 2011

SUB UNIT : TANURAKSAN

UNIT : 44

KECAMATAN : KEBUMEN

KABUPATEN : KEBUMEN

PROPINSI : JAWA TENGAH

Disusun oleh :

Nama Mahasiswa : Tristia Artiyanti

Nomor Mahasiswa : 08/264997/EK/16964

BIDANG PENGELOLAAN KKN-PPM, PENGEMBANGAN UMKM

DAN PELAYANAN MASYARAKAT

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

KODE : KKN PPM UGM – 16

Page 4: LPK Tanuraksan

I. LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN

Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah merupakan lokasi yang dipilih sebagai tempat

pelaksanaan KKN-PPM Unit 44, yang dimulai dari tanggal 4 Juli 2011 hingga 25 Agustus 2011.

Kegiatan KKN-PPM ini dibagi menjadi tiga subunit, yaitu Subunit I yang bertugas di

Tanuraksan, Subunit II di Jemur, dan Subunit III di Seliling.

Tema KKN-PPM Unit 163 adalah “Optimalisasi Proses Produksi, Integrasi

pemasaran, dan Pemasyarakatan Batik Kebumen”. Tema ini dipilih karena berdasarkan

survey yang telah dilakukan sebelumnya, Kebumen memiliki sumber daya manusia yang sangat

potensial untuk dikembangkan, yakni berupa batik khas kebumen. Namun, selama ini batik khas

Kebumen kurang dikenal di masyarakat luas karena pemasaran yang dilakukan oleh masyarakat

belum optimal. Selepas KKN ini, diharapkan Batik kebumen bisa lebih dikenal dan dapat

dihargai dengan harga yang pantas.

Selama pelaksanaan KKN saya melaksanakan lima program program utama. Lima

program tersebut adalah:

1. Penyuluhan Administrasi Pembukuan

2. Pembentukan Jaringan Supplier

3. Pemasaran kepada Komunitas Batik

4. Pengelolaan Koran Dinding

5. Pendampingan di PAUD

Pada umumnya tidak banyak kendala yang ditemui dalam pelaksanaan program-program

tersebut. Beberapa program mengalami penyesuaian, namun penyesuaian tersebut merupakan

hal yang penting dilakukan agar program yang dijalankan benar-benar sesuai dengan kebutuhan

dan memberi nilai tambah bagi masyarakat.

1. Penyuluhan Administrasi Pembukuan

No. Sektor : 05.4.2.02

Jenis Program : Program Pokok Tema (SH-T)

Sifat Program : Mono Disipliner (MD)

Kegiatan ini diadakan dengan asumsi bahwa belum optimalnya pengetahuan

administrasi dan pengelolaan serta pemahaman masyarakat terhadap cara pembukuan.

Penyuluhan ini membahas sekilas tentang cara pembukuan, seperti bagan laporan keuangan

dan buku kas pe bulan. Kegiatan ini bertujuan untuk membuka pemahaman dan pemikiran

Page 5: LPK Tanuraksan

masyarakat mengenai pembukuan secara optimal. Hal ini tentunya akan menjadi motivasi

bagi masyarakat dalam mengelola keuangan mereka.

Kegiatan ini diselenggarakan dua kali karena adanya permintaan dari warga yang tidak

dapat hadir pada penyuluhan awal, yaitu pada tanggal 11 Agustus 2011 di Mushollah

Uswatun Hasanah dan tanggal 12 Agustus di rumah pak RT 4 RW 2 Tanuraksan, sebagai

pengelolaan paguyuban KUPP Lukulo. Pada Kegiatan hari pertama pada tanggal 11 Agustus

2011 juga dilakukan bersamaan dengan Penyuluhan Administrasi Surat-Menyurat, dan

Pengelolaan Paguyuban. Pada Hari kedua, program dilakukan bersamaan dengan Penyuluhan

Admistrasi Surat-Menyurat. Peserta yang hadir pada hari pertama berjumlah 20 orang yang

berasal dari pengrajin di Tanuraksan. Peserta cukup antusias dalam mengikuti acara, hal ini

dilihat dari banyaknya pertanyaan yang diajukan pada pembicara.

Faktor pendukung dari kegiatan ini adalah semangat yang dimiliki oleh peserta.

Sementara faktor penghambatnya adalah sulitnya penyuluhan program ini adalah sulitnya

memberikan pemahaman yang cepat bagi ibu-ibu perajin batik untuk cepat memahami

laporan keuangan dan buku kas sehingga perlu menggunakan kata-kata atau pendekatan

untuk lebih memudahkan bagi pemahaman mereka.

2. Pembentukan Jaringan Supplier

No. Sektor : 05.4.9.99

Jenis Program : Program Pokok Tema (SH-T)

Sifat Program : Mono Disipliner (MD)

Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian program koperasi dan database bagi

para pengrajin. Metode yang diterapkan dalam program ini adalah pencarian supplier secara

online dan juga mendata kepada para pengrajin dengan cara mewawancarai dimana para

pengrajin membeli kebutuhan bahan baku untuk keperluan membatik. Selanjutnya saya juga

mensurvey lokasi yang diberikan dari para pengrajin yang berlokasi di sekitar lokasi para

pengrajin, yaitu di jalan kolopaking Kebumen seperti Toko Sahlani, dan Toko win-win, serta

pengepul yang ada di daerah Tanuraksan seperti Pak Imron sebagai Bapak Lurah di

Tanuraksan, Pak Sahlani sebagai Bapak RT 04 RW 01 Tanuraksan, Pak Kj. Iran, mbak Umi,

Pak Surip, dan lokasi di luar kota yang tidak bisa kami survey secara langsung seperti di

daerah Pasar klewer, Solo seperti Toko Santoso, Toko Murah, Toko Jayagung. Program ini

Page 6: LPK Tanuraksan

dilaksanakan secara bertahap mulai dari mencari secara online pada tanggal 21 Juli 2011 dan

menemukan toko supplier online bernama jerman batik, survey secara langsung ke Jalan

Kolopaking, Kebumen di Toko Sahlani dan Toko Win-Win pada tanggal 26 Juli 2011,

melakukan wawancara kepada pengrajin Tanuraksan pada tanggal 4 agustus 2011 dan 9

agustus 2011.

Program ini diakhiri dengan pengiriman database supplier kepada salah satu rekan tim

KKN yang membuat program database kepada pengrajin. Program ini bertujuan untuk

memudahkan para pengrajin untuk mendapatkan alamat dan tempat untuk membeli bahan

baku untuk keperluan membatik bagi para pengrajin.

Faktor penghambat kegiatan ini yaitu dalam mengumpulkan data supplier dari para

pengrajin sangatlah tidak efisien dari segi waktu maupun tenaga, dikarenakan para pengrajin

yang tidak ada kelompok paguyuban dan banyaknya jumlah para pengrajin dari rumah ke

rumah senhingga kami perlu door-to-door untuk mendata dari para pengrajin. Namun, secara

garis besar acara ini tergolong sukses, hal ini dikarenakan kami telah sukses mendapatkan

alamat para supplier dan mengetahui lokasi mereka membeli keperluan membatik per RT

dari seluruh pengrajin yang ada di Tanuraksan.

3. Pemasaran kepada Komunitas Batik

No. Sektor : 05.4.2.03

Jenis Program : Program Pokok Tema (SH-T)

Sifat Program : Mono Disipliner (MD)

Kegiatan ini dilaksanakan mengingat belum optimalnya pemasaran batik khas

Kebumen ke pasar nasional. Hal ini membuktikan bahwa pemasaran yang dilakukan oleh

pengrajin maupun pengepul yang ada di Kebumen belum dikenal secara luas. Oleh karena

itu, kami berupaya melakukan pemasaran melalui leaflet dan booklet kepada para komunitas

pecinta batik yang ada di luar kota.

Hambatan kegiatan ini yaitu sulitnya menemukan komunitas batik yang benar-benar

aktif dan memberikan antusias mereka kepada produk batik Kebumen yang kami pasarkan.

Page 7: LPK Tanuraksan

4. Pengelolaan Koran Dinding

No. Sektor : 19.2.1.02

Jenis Program : Program Pokok Non Tema (SH)

Sifat Program : Inter Disipliner (ID)

Di daerah Tanuraksan,. Kebumen kami belum menemukan adanya koran dinding di

daerah lingkungan sekitar perumahan warga. Oleh karena itu, tim KKN-PPM kami berusaha

untuk mempermudah warga untuk mendapatkan informasi dari adanya koran dinding ini.

Program ini dikemas dalam setiap hari pembaruan koran yang ada. Kendala yang

dihadapi dalam kegiatan ini yaitu sulitnya menemukan orang yang mau mengelola koran

dinding untuk kelanjutannya. Dan pada akhirnya dari pemuda yaitu mas Hasol, Pak Kadus

( Pak Ikhwanudin) yang memberikan Koran hariannya, dan Pak Pengin yang mengganti

Koran setiap harinya.

5. Pendampingan di PAUD

No. Sektor : 11.1.1.01

Jenis Program : Program Pokok Non Tema (SH)

Sifat Program : Mono Disipliner (MD)

Program ini merupakan program pendampingan para guru yang mengajar di PAUD,

setara dengan playgroup. Kegiatan ini dilakukan dalam tiga tahap, yaitu

a. Pengenalan PAUD pada tahun ajaran baru pada hari sabtu 16 juli 2011

b. Pengenalan kurikulum PAUD kepada para orang tua murid pada hari selasa 19 juli 2011

c. Mewarnai bersama, dengan kami memberikan gambar yang harus mereka isi sesuai

dengan kreativitas dan bakat mewarnai pada usia dini

Terdapat kendala dalam kegiatan ini yaitu sulitnya berinteraksi dengan para siswa yang

masih dalam usia dini yaitu antara 3-5 tahun. Namun, secara keseluruhan program ini

berjalan dengan baik. Jumlah peserta telah memenuhi target yaitu 30 orang siswa dan 30

orang orangtua murid pada setiap tahapnya.

Page 8: LPK Tanuraksan

II. KESIMPULAN

Secara umum program-program yang dilaksanakan oleh Tim KKN-PPM UGM di

Tanuraksan, Kabupaten Kebumen. Adanya partisipasi yang aktif dari masyarakat menunjukkan

bahwa masyarakat peduli dengan adanya pembaharuan dan peningkatan sumber daya manusia

pengrajin batik khas kebumen. Program-program yang dilaksanakan diharapkan dapat berjalan

mandiri dan berkesinambunan selepas tidak adanya tim KKN-PPM UGM.

Keberhasilan program-program KKN-PPM ini sangat dipengaruhi oleh dukungan dan

partisipasi dari masyarakat Tanuraksan serta tim KKN-PPM yang ikut membantu dalam

melancarkan pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang dijalankan. Selain itu, hambatan-hambatan

yang terjadi dalam pelaksanaan justru menjadi pelajaran dalam pelaksanaan acara berikutnya.

Dengan adanya KKN-PPM, mahasiswa diharapkan dapat lebih memahami realita

kehidupan yang ada di berbagai lapisan masyarakat dan dapat menyesuaikan diri atas adanya

perbedaan-perbedaan yang ada. Selain itu, program-program yang dilaksanakan diharapkan

dapat meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan Dusun Tanuraksan, Kabupaten Kebumen.

III. SARAN

Dari pengalaman selama berada di lokasi KKN-PPM terdapat beberapa saran yang perlu

disampaikan demi peningkatan program KKN-PPM selanjutnya, antara lain :

Mahasiswa KKN sebaiknya bersikap aktif untuk bersosialisasi dengan masyarakat selama

pelaksanaan program-program KKN karena hal tersebut dapat menambah antusiasme dari

masyarakat

Pemerintah setempat sebaiknya melakukan tindak lanjut atas program-program yang telah

dilaksanakan tim KKN-PPM UGM agar masyarakat dapat melanjutkan program-program

tersebut sehingga dapat memajukan wilayahnya dalam berbagai hal.

Masyarakat berperan aktif dalam mengembangkan sumber daya manusia yang lebih

optimal.

Page 9: LPK Tanuraksan

IV. LAMPIRAN

Alamat Para Supplier

1. Toko win-win

Jl. Kolopaking no.71 kebumen

2. Toko Sahlani

Jl.Kolopaking no.93

0287381718

3. [email protected]

alamat : KH.Wakhidhasyim no.14 Pekalongan

081548102222

0285 422779, 0285 424289

4. www.batikkebumen.com

5. Pak Imron (pengepul, pak lurah tanuraksan)

081578849459

Komunitas Batik

1. Komunitas batik banget indonesia

Email : [email protected]

2. Komunitas batik indonesia

Email : [email protected]

http://finance.groups.yahoo.com/group/batik-indonesia

3. Komunitas penggemar batik indonesia

Alamat : Komp.Dki Joglo Blok H no.18 jawa barat

Page 10: LPK Tanuraksan

No.telp : 081804327609

4. Komunitas batik jawa tengah

No.telp : 08213344509

5. Komunitas remaja batik indonesia

Alamat : Taman petamburan 35 DKI Jakarta 10260

No.telp: 02198799695

Pendampingan di PAUD

Page 11: LPK Tanuraksan

\

Penyuluhan Administrasi Pembukuan

Page 12: LPK Tanuraksan

Pengelolaan Koran Dinding

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN

KODE : KKN PPM UGM – 16

Page 13: LPK Tanuraksan

(Individu)

KULIAH KERJA NYATA

PEMBELAJARAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS GADJAH MADA

TAHUN: 2011

SUB UNIT : TANURAKSAN

UNIT : 44

KECAMATAN : KEBUMEN

KABUPATEN : KEBUMEN

PROPINSI : JAWA TENGAH

Disusun oleh :

Nama Mahasiswa : Robertus Rastu Dananto

Nomor Mahasiswa : 08/265198/EK/17016

BIDANG PENGELOLAAN KKN-PPM, PENGEMBANGAN UMKM

DAN PELAYANAN MASYARAKAT

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

Page 14: LPK Tanuraksan

I. LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN

KKN-PPM UGM unit 44 mengusung tema “Optimalisasi Proses Produksi, Integrasi

Pemasaran, dan Pemasyarakatan Batik Kebumen”. Mengingat tema yang diusung terkait

dengan kerajinan batik tulis Kebumen, tiga subunit ditempatkan di daerah yang memiliki

banyak pembatik, yaitu Desa Seliling, Alian; Dusun Tanuraksan, Gemeksekti, Kebumen; dan

Desa Jemur, Pejagoan.

Tema ini diusung dengan didasari atas keprihatinan beberapa teman lokal Kebumen

terhadap kurang populernya Batik Kebumen. Setelah disurvey ternyata masalah yang ada tidak

sebatas kekurangpopuleran Batik Kebumen saja, akan tetapi juga masalah terkait pemasaran,

harga jual rendah, tingginya biaya produksi, dan limbah yang tidak ramah lingkungan. Hal-hal

tersebut berujung pada kurang menariknya profesi pembatik di kalangan generasi penerus. Hal

ini membuat jumlah pembatik menyusut dan dikhawatirkan warisan budaya ini tidak lestari.

Program-program KKN pun ditujukan untuk memecahkan masalah tersebut secara

komprehensif mengingat masalah pemasaran dan produksi saling terkait. Diharapkan selepas

KKN, para pembatik menjadi lebih terampil dan berwawasan untuk menghadapi beberapa hal:

pengolahan limbah, pemasaran, kesadaran hak kekayaan intelektual, pengelolaan paguyuban,

efisiensi produksi, dan pewarnaan alami.

Selama pelaksanaan KKN saya melaksanakan delapan program, tiga di antaranya

merupakan penjabaran dari tema di atas, sementara lima program merupakan program

pendukung sesuai kebutuhan masyarakat di Tanuraksan.

Delapan program tersebut adalah:

1. Pembentukan jaringan koperasi untuk kerja sama dan percontohan

2. Penyuluhan teknik pemasaran kepada para pembatik

3. Lomba menggambar dan mengarang di sekolah dengan tema ‘Kebersihan Lingkungan’

dan ‘Cita-Citaku’

4. Sosialisasi Batik Kebumen ke sekolah

5. Pembinaan olah raga lapangan

6. Perintisan sistem pengelolaan sampah rumah tangga secara ramah lingkungan

7. Penggalangan swadaya masyarakat untuk membersihkan selokan RT 5/RW 1

8. Pengajuan pengobatan tumor salah satu warga kepada donatur

Page 15: LPK Tanuraksan

Pada umumnya tidak banyak kendala yang ditemui dalam pelaksanaan program-program

tersebut berkat masyarakat dan mitra yang relatif koperatif. Beberapa program mengalami

penyesuaian, namun penyesuaian tersebut merupakan hal yang penting dilakukan agar program

yang dijalankan benar-benar sesuai dengan kebutuhan dan memberi nilai tambah bagi masyarakat.

1. Pembentukan jaringan koperasi untuk kerja sama dan percontohan

No. Sektor : 05.4.1.02

Jenis Program : Program Pokok Tema (SH-T)

Sifat Program : Mono Disipliner (MD)

Kegiatan ini tadinya direncanakan sebagai kegiatan pendukung untuk rencana program

pembetukan koperasi batik. Akan tetapi, ada kendala yang membuat rencana pembentukan

koperasi perlu diurungkan. Kemudian, saya mengganti program ini dengan acara bincang-

bincang bersama pengurus kelompok perajin dari desa lain.

Kegiatan ini diadakan dengan alasan tidak adanya kelompok yang mapan dan solid di

Dusun Tanuraksan. Pembatik masih berjuang secara individual atau bekerja pada seorang

pengepul. Padahal dari penuturan pengurus kelompok yang di desa Jemur, ada banyak

keuntungan yang didapat dengan membentuk kelompok. Kegiatan ini diadakan untuk

menyentil pemikiran para pembatik Tanuraksan terkait dengan isu kelompok pembatik.

Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 11 Agustus 2011 di Mushola Uswatun

Khasanah dengan menghadirkan pembicara yakni Ibu Wahyuni dan Ibu Rahmawati.

Keduanya merupakan aktivis kelompok pembatik dari Desa Jemur. Kegiatan ini berbentuk

sarasehan. Peserta bisa langsung berdialog. Ada banyak hal yang dibahas, misalnya,

keuntungan dengan berkelompok, kegiatan kelompok, dan cara pemasaran lewat kelompok.

Peserta yang hadir yaitu 21 orang.

Kegiatan ini ternyata memunculkan ketertarikan dari beberapa pembatik Tanuraksan

untuk membentuk kelompok. Pada tanggal 17 Agustus 2011 ada 18 nama pembatik yang

sudah masuk ke dalam kelompok yang akan dirintis. Saya pun memediasi pertemuan antara

wakil pembatik dengan seorang staf Disperindag yang bertugas membina UMKM pada

tanggal 17 Agustus 2011. Pihak pemerintah menyambut baik ide pembentukan kelompok ini.

Malah terjadi tukar pemikiran mengenai konsep batik sebagai lukisan. Pihak pembatik pun

diminta segera menyerahkan susunan pengurus beserta nomor kontaknya supaya bisa

dihubungi bila ada program pemerintah yang relevan.

Page 16: LPK Tanuraksan

Tujuan program ini pun tercapai karena berhasil mendorong pembatik untuk

membentuk kelompok. Output program ini adalah munculnya kelompok pembatik di

Tanuraksan. Faktor pendukung keberhasilan program ini adalah adanya kesadaran dan

insiatif dari pembatik terkait pembentukan kelompok.

2. Penyuluhan teknik pemasaran kepada para pembatik

No. Sektor : 05.4.2.03

Jenis Program : Program Pokok Tema (SH-T)

Sifat Program : Mono Disipliner (MD)

Kegiatan ini diadakan dengan didasarkan pada salah satu masalah utama yang dihadapi

para pembatik, yaitu kesulitan memasarkan batik yang dihasilkan. Terbatasnya pilihan

masyarakat akan konsumen yang mau membeli batiknya menyebabkan para pembatik mau

melepas batiknya dengan harga rendah. Kegiatan ini ditujukan untuk menambah wawasan

pembatik terkait cara memasarkan produk.

Kegiatan ini terlaksana dalam dua tahap. Yang pertama adalah pelatihan penjualan

online pada tanggal 19 Agustus 2011 pukul 16.00 s.d. 17.45 WIB. Materi pelatihan ini

direncanakan mencakup penjualan online via Facebook, Kaskus, dan Bhineka. Akan tetapi,

karena keterlambatan kehadiran para peserta dan beberapa peserta belum memiliki akun

email, materi yang tersampaikan baru penjualan online via Facebook.

Para peserta diambil bukan dari kalangan pembatik, tetapi dari kalangan pemudi yang

mempunyai orang tua pembatik. Hal ini dilakukan dengan mempertimbangkan umur dan

tingkat pendidikan para pembatik yang dikhawatirkan akan kesulitan mengikuti materi terkait

teknologi informasi. Para pemudi tersebut diasumsikan sudah pernah mengenal dunia

internet serta memiliki kemampuan belajar. Ada sebelas pemudi yang hadir. Mereka sangat

antusias dalam belajar.

Program ini memang kurang memberikan wawasan yang banyak terkait penjualan

online. Faktor penghambat yang ada yakni keterlambatan peserta dan beberapa peserta belum

memiliki email. Hal itu mengurangi durasi waktu pelatihan sehingga tidak semua materi

tersampaikan. Walau demikian antusiasme yang tinggi dari peserta menjadi faktor

pendukung kelancaran kegiatan ini.

Tahap kedua adalah pembagian modul tentang panduan ekspor-impor dan langkah-

Page 17: LPK Tanuraksan

langkah penulisan rencana pemasaran. Modul dibagikan kepada pengurus organisasi pemudi

dan pengurus kelompok-kelompok pembatik yang sudah terbentuk. Modul dibagikan pada

tanggal 20 Agustus 2011. Diharapkan hal ini bisa menambah wawasan para pihak terkait.

Diperlukan kemandirian dalam mempelajari serta mempraktekkannya.

3. Lomba menggambar dan mengarang di sekolah dengan tema ‘Kebersihan

Lingkungan’ dan ‘Cita-Citaku’

No. Sektor : 11.1.1.04

Jenis Program : Program Pokok Non Tema (SH)

Sifat Program : Mono Disipliner (MD)

Kegiatan ini diadakan atas dasar keprihatinan terkait kebersihan lingkungan serta

rendahnya need for achievement masyarakat Dusun Tanuraksan. Masih banyak sampah

dibuang di sembarang tempat. Daya juang masyarakat untuk karir yang baik juga tampak

rendah. Dengan diadakannya kegiatan ini diharapkan isu mengenai kebersihan lingkungan

dan karir masa depan mulai dipikirkan oleh anak-anak.

SD Negeri 1 Gemeksekti dipilih sebagai lokasi lomba. Kebetulan banyak anak

Tanuraksan yang bersekolah di sana. Lomba yang diadakan adalah lomba mengarang dan

menggambar. Anak-anak dipersilakan mengarang dan menggambar bebas dengan memilih

salah satu tema di antara ‘Bersih Lingkunganku’ dan ‘Cita-Citaku’. Anak-anak dibebaskan

berpikir dengan maksud supaya keterlibatan pemikiran dalam kedua isu ini lebih besar.

Kegiatan ini diawali dengan sosialisasi lomba sekaligus pengenalan isu pada tanggal 23

Juli 2011. Lalu lomba menggambar diadakan pada tanggal 26 Juli 2011 dengan peserta

seluruh siswa yang hadir pada hari itu. Antusiasme peserta cukup tinggi. Keesokan harinya

diadakan lomba mengarang. Lomba mengarang ini diikuti sebagian siswa kelas 3 dan seluruh

siswa kelas 4, 5, dan 6.

Karya yang telah terkumpul kemudian dijuri sekaligus diberi komentar yang bersifat

memotivasi. Tujuannya adalah untuk mendorong anak meneruskan ide baik yang telah

dituangkan dalam karya mereka. Setelah didapatkan para pemenang, pada tanggal 19

Agustus 2011 saya datang ke sekolahan lagi untuk pengumuman pemenang, penyerahan

hadiah, dan memberikan umpan balik atas karya anak-anak.

Secara umum, program ini berjalan lancar. Dukungan dari pihak sekolah sangat besar.

Page 18: LPK Tanuraksan

Antusiasme murid-murid pun sangat mendukung kelancaran program ini.

4. Sosialisasi Batik Kebumen ke sekolah

No. Sektor : 11.1.9.55

Jenis Program : Program Pokok Tema (SH-T)

Sifat Program : Mono Disipliner (MD)

Program ini tadinya belum masuk dalam perencanaan program KKN. Akan tetapi, ketika

ada peluang dan sumber daya, program ini ditambahkan. Tujuan program ini adalah untuk

memperkenalkan batik Kebumen kepada siswa-siswi sekolah yang berlokasi di kota Kebumen.

Kegiatan ini didasari atas keprihatinan terhadap kurang dikenalnya batik Kebumen bahkan oleh

masyarakatnya sendiri.

Sosialisasi ini dilaksanakan di SMP Pius Bakti Utama pada tanggal 13 Agustus 2011.

Kebetulan di SMP Pius tidak ada pelajaran membatik sehingga kegiatan ini sangat relevan untuk

memperkenalkan batik Kebumen termasuk teknik membatiknya.

Kegiatan dimulai dengan presentasi mengenai sejarah, ciri khas motif, langkah membatik,

nilai ekonomis, kendala yang dihadapi perajin, dan prospek batik Kebumen. Kemudian kegiatan

dilanjutkan dengan praktek membatik, mulai dari membuat pola di kain sampai dengan menutup

garis-garis pola itu dengan malam menggunakan canthing. Ada 106 siswa yang mengikuti kegiatan

ini.

Secara umum, kegiatan ini berjalan lancar. Mayoritas siswa berpartisipasi dalam rangkaian

kegiatan dengan antusias. Hal ini tidak lepas dari dukungan yang diberikan pihak pengelola

sekolah.

5. Pembinaan olah raga lapangan

No. Sektor : 11.4.2.01

Jenis Program : Program Pokok Non Tema (SH)

Sifat Program : Mono Disipliner (MD)

Awalnya kegiatan ini dimaksudkan sebagai ajang mengumpulkan para pemuda. Akan

tetapi, program ini mengalami penyesuaian karena selama bulan puasa, para pemuda tidak

melakukan olahraga. Program ini pun digeser menjadi peningkatan teknik bermain sepak bola atau

bisa disebut coaching clinic. Peserta yang dibidik terutama adalah anak-anak usia sekolah dasar.

Page 19: LPK Tanuraksan

Coaching clinic dilakukan dua kali yakni pada tanggal 1 dan 2 Agustus 2011 setiap sore

hari. Tujuan kegiatan ini adalah membekali peserta dengan pelatihan teknik dan peraturan sepak

bola. Kegiatan ini mencakup latihan tendangan bebas, latihan umpan lambung, latihan passing,

kemudian ditutup dengan bertanding menggunakan wasit dan peraturan resmi sepak bola.

Faktor penghambat dari kegiatan ini adalah waktu yang kurang pas, yakni ketika bulan

puasa sehingga berakibat pada jumlah peserta yang sedikit (hari pertama ada enam orang; hari

kedua hanya empat orang). Faktor pendukung program ini adalah ketersediaan lapangan serta

antusiasme anak-anak yang tinggi. Dapat disimpulkan bahwa secara jumlah peserta, kegiatan ini

kurang sukses. Hanya saja dari indikator kegembiraan yang didapat para peserta, kegiatan ini

tergolong sukses.

6. Perintisan sistem pengelolaan sampah rumah tangga secara ramah lingkungan

No. Sektor : 13.1.3.01

Jenis Program : Program Pokok Non Tema (SH)

Sifat Program : Inter Disipliner (ID)

Kegiatan ini didasari maraknya pembuangan sampah di sembarang tempat di Dusun

Tanuraksan. Hal ini disebabkan belum adanya suprastruktur dan infrastruktur pembuangan sampah

yang mapan. Tujuan kegiatan ini adalah mengurangi output sampah rumah tangga yang mencemari

ruang publik semacam sungai atau pekarangan.

Sistem yang saya tawarkan adalah sebagai berikut: setiap rumah tangga diminta melakukan

pemilahan sampah menjadi lima kategori: organik, kertas, plastik, logam dan kaca, serta residu.

Kemudian akan ada petugas yang mengambil sampah dari rumah ke rumah. Sampah yang sudah

terpilah tersebut nantinya akan dijual , dijadikan pupuk, atau dibuang ke bak sampah yang

mendapat layanan DPU.

Program ini diawali dengan memilih RT 7 sebagai percontohan pada tanggal 13 Juli 2011.

Lalu, diadakan diskusi dengan Ketua RT 7 pada tanggal 15 Juli 2011. Dilanjutkan dengan

sosialisasi dan pendataan warga yang ingin bergabung dalam sistem ini pada tanggal 4 Agustus, 5

Agustus, 17 Agustus, 19 Agustus, dan 20 Agustus. Ada 31 KK yang bergabung. Petugas

pengambil sampah didapat dari warga lokal RT 7 bernama Bapak Musliman. Bapak RT sudah

berkomitmen melaksanakan sistem ini. Rencananya sistem ini mulai dilaksanakan setelah Lebaran.

Mitra dari Kantor Lingkungan Hidup juga sudah dihubungi untuk membina komposisasi.

Page 20: LPK Tanuraksan

Faktor pendukung program ini antara lain kesadaran dan komitmen perangkat RT, adanya

warga lokal yang bersedia menjadi petugas, dan kemauan masyarakat untuk lingkungan yang lebih

bersih. Faktor penghambat yang muncul yaitu adanya keengganan segelintir warga yang tidak mau

bergabung.

7. Penggalangan swadaya masyarakat untuk membersihkan selokan RT 5 / RW 1

No. Sektor : 13.1.3.02

Jenis Program : Program Pokok Non Tema (SH)

Sifat Program : Mono Disipliner (MD)

Program ini didasari banyaknya selokan mampet di Dusun Tanuraksan. Banyak sampah

yang dibuang ke sungai. Mampetnya selokan ini menyebabkan masalah bau dan penyakit.

Kerja bakti dilaksanakan pada tanggal 24 Juli 2011 dengan peserta sebanyak 30 orang.

Fokus kerja bakti adalah pembersihan selokan di titik-titik yang dianggap paling kotor dan

mengganggu. Walau demikian ada beberapa orang yang membersihkan rumput liar dan sampah di

sekitar rumahnya.

Pada awalnya saya mendampingi orang-orang yang membersihkan sampah. Kesempatan itu

saya gunakan untuk mengedukasi masyarakat secara sambil lalu mengenai pemilahan sampah,

bahaya membakar sampah, dan pemanfaatan sampah untuk menambah pemasukan. Kemudian saya

membantu pembersihan selokan. Warga tampak antusias dalam mengikuti kegiatan ini. Yang tidak

bisa menyumbang tenaga, lantas menyumbang konsumsi.

Faktor pendukung kegiatan ini adalah dukungan yang besar dari Ketua RT dan warga

masyarakat. Faktor penghambat program ini adalah kurang tenaga yang mau bertahan dari awal

hingga akhir sehingga belum semua selokan dibersihkan.

8. Pengajuan pengobatan kanker kepada donatur

No. Sektor : 13.1.3.17

Jenis Program : Program Pokok Non Tema (SH)

Sifat Program : Mono Disipliner (MD)

Ide program ini muncul ketika melihat kondisi fisik seorang perangkat RT bernama Bapak

Tukiran. Beliau terkena tumor di bagian lehernya. Tumor tersebut cukup mengganggu padahal Pak

Page 21: LPK Tanuraksan

Tukiran tidak memiliki uang untuk operasi. Kebetulan saya memiliki info mengenai prosedur

pengajuan permohonan penanganan kesehatan oleh salah satu stasiun TV nasional.

Pada 17 Juli 2011 saya melakukan sosialisasi prosedur. Oleh Pak Tukiran persyaratan

dokumen yang ada lantas dilengkapi. Pada tanggal 19 Juli 2011 saya membawa Pak Tukiran untuk

konsultasi kesehatan di dokter umum setempat untuk mendapatkan surat diagnosa sebagai salah

satu syarat. Menurut dokter, penyakit tersebut bila dibiarkan bisa beresiko tinggi karena tempat

tumbuhnya berada di dekat syaraf leher.

`Ketika proses penyelesaian melengkapi persyaratan administratif, Bapak Tukiran

mendapat tawaran Jamkesmas. Akhirnya mahasiswa membantu 50 persen bea balik nama.

Faktor pendukung keberhasilan program ini adalah motivasi yang besar dari Pak Tukiran

untuk sembuh. Selain itu, adanya program pemerintah yang relevan juga sangat membantu

keberhasilan program ini.

II. KESIMPULAN

Secara umum program bisa berjalan lancar. Faktor pendukung utama adalah dukungan dari

perangkat dusun dan RT serta warga. Dukungan dari warga bisa muncul ketika program yang

ditawarkan memang relevan untuk menjawab berbagai masalah yang dihadapi warga. Ketika

warga sudah menyadari pentingnya suatu program sebagai sebuah solusi untuk masalah mereka,

motivasi untuk terlibat dan bergerak akan lebih besar.

Motivasi untuk terlibat akan menjadi lebih besar ketika warga bisa merasakan secara

langsung benefit yang didapat dari pelaksanaan program tertentu. Hal ini salah satunya terlihat dari

praktek kompor listrik untuk pembatik. Ketika pembatik sudah mencoba sendiri dan merasakan

keuntungannya, pembatik akan tertarik untuk membeli sendiri kompor listrik.

Dari pengalaman KKN-PPM saya juga bisa memperoleh kesimpulan bahwa untuk

mendapatkan kontinuitas program, mahasiswa di sini sebaiknya mengambil peran sebagai perintis

sistem atau institusi (pranata) sosial, jangan cuma sebagai pemberi materi. Kemudian mendorong

atau meminta warga untuk bertanggung jawab atas posisi tertentu dalam sistem atau pranata yang

telah dibentuk. Misalnya, dalam memecahkan masalah sampah, jika mahasiswa hanya mengadakan

penyuluhan tentang praktek pengelolaan sampah, biasanya nilai tambah yang didapatkan hanya

tambahan wawasan untuk warga. Walau mungkin sudah ada wawasan bahwa pengelolaan sampah

yang buruk itu tidak baik, tapi warga terpaksa tetap melakukannya ketika tidak ada sistem beserta

Page 22: LPK Tanuraksan

sarananya yang bisa memudahkan warga membuang sampah secara ramah lingkungan. Akan

berbeda ketika mahasiswa menindaklanjuti penyuluhan tersebut dengan mendorong adanya sistem

pengelolaan sampah: ada warga yang menjadi petugas pengumpul sampah dari rumah ke rumah ke

rumah, mengadakan kesepakatan mengenai iuran sampah, lalu meminta ketua RT atau kepala

dusun untuk menjadi supervisor atas sistem ini. Bila demikian, kontinuitas atas program ini

kemungkinan besar akan bertahan walau sudah ditinggal mahasiswa.

Dan terakhir, saya menjadi teringat istilah intelektual organik. Yakni orang luar yang

datang ke suatu masyarakat untuk mengubah masyarakat tersebut ke arah yang lebih baik. Ada

suatu masyarakat yang memang tidak tahu mengenai cara untuk menuju ke kehidupan yang lebih

baik akibat berbagai keterbatasan maupun kemiskinan yang mereka miliki. Mereka membutuhkan

orang luar yang lebih berwawasan untuk mendorong perubahan. Di sinilah mahasiswa berperan.

III. SARAN

Dari pengalaman selama berada di lokasi KKN-PPM terdapat beberapa saran yang perlu

disampaikan demi peningkatan program KKN-PPM selanjutnya, antara lain :

Ajak warga untuk mengalami secara langsung keuntungan dari penerapan program kita,

misalnya praktek pemakaian kompor listrik untuk para pembatik

Jangan berhenti pada tataran penyuluhan, tetapi tindak lanjuti dengan pembentukan sistem,

penyediaan sarana, dan tim yang akan mengelola sistem tersebut. Hal ini bisa dipermudah

dengan melakukan program interdisipliner. Kontinuitas diharapkan akan lebih bertahan

walau mahasiswa sudah pergi.

Kepada pihak LPPM, akan lebih baik bila buku panduan dilengkapi dengan buku tips-tips

seputar KKN. Isi buku ini bisa ditulis dari pengalaman para senior. Diharapkan akan ada

transfer pembelajaran dari pendahulu sehingga para junior tidak jatuh ke lubang yang sama.

Mengingat KKN-PPM memiliki banyak detail penting yang akan mengecewakan bila

terlewatkan, padahal tidak akan terulang.

Page 23: LPK Tanuraksan

IV. LAMPIRAN

Lomba Menggambar dan Mengarang

Pembinaan Olahraga Lapangan

Page 24: LPK Tanuraksan

Penyuluhan Teknik Pemasaran

Pembentukan Koperasi (Talkshow

Kelompok Pembatik)

Sosialisasi Batik Kebumen ke SMP Pius

Pengajuan Pengobatan Tumor

Page 25: LPK Tanuraksan

Perintisan sistem pengelolaan sampah secara ramah lingkungan

\

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN

KODE : KKN PPM UGM – 16

Page 26: LPK Tanuraksan

(Individu)

KULIAH KERJA NYATA

PEMBELAJARAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS GADJAH MADA

TAHUN: 2011

SUB UNIT : TANURAKSAN

UNIT : 44

KECAMATAN : KEBUMEN

KABUPATEN : KEBUMEN

PROPINSI : JAWA TENGAH

Disusun oleh :

Nama Mahasiswa : Reza Perwira Adiguna

Nomor Mahasiswa : 08/265948/TK/33906

BIDANG PENGELOLAAN KKN-PPM, PENGEMBANGAN UMKM

DAN PELAYANAN MASYARAKAT

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

I. LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN

Page 27: LPK Tanuraksan

Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat Universitas Gadjah Mada

(KKN-PPM UGM) merupakan saalah satu kegiaatan dalam mengaktualisasikan dan

mempraktekkan ilmu yang telah didapat selama perkualiahan dalam masyarakat dan salah satu

cara untuk mendekatkan mahasiswa dengan permaslahan-permasalhan nyata yang ada di

masyarakat .KKN ini mengangkat tema “Optimalisasi, Proses Produksi,Integrasi

Pemasaran dan Pemasyarakatan Batik Kebumen” bertempat di desa Tanuraksan,

Kecamatan Kebumen, Kabupaten Kebumen, Provinsi Jawa Tengah. Desa yang dijadikan sub

unit ada tiga disa antara lain Tanuraksan, Jemur dan Seliling. Adapun, periode berlangsungnya

KKN ini adalah 4 Juli 2010-24Agustus 2011.

Desa-desa tersebut dipilih karena memiliki potensi yang cukup besar dalam bidang

pengembangan Batik Tulis.Namun demikian , potensi-potensi tersebut masih belum dikelola

secara maksimal.Masih banyak kendala dan kelemahan-kelemahan pada sistem yang perlu

dibenahi.Diharapkan dengan adanya KKN ini, Perkembangan batik tulis Kebumen akan

semakin maju dan dikenal banyak orang.

Selama pelaksanaan KKN saya melaksanakan sembilan program, tiga di antaranya

merupakan penjabaran dari tema di atas, sementara enam program merupakan program

pendukung sesuai kebutuhan masyarakat di duun Tanuraksan.

Kesembilan program tersebut adalah :

1. Penyuluhan Pewarna Alami

2. Demo dan Praktek Pengolahan Limbah Batik

3. Demo & Penyuluhan Kompor Listrik

4. Pengadaan Papan Informasi

5. Pengadan Papan Mading

6. Pengadaan tong Sampah di tempat strategis

7. Pengadaan Alat Angkut Sampah

8. Kerja Bakti Pembersihan Selokan dan Saluran air

9. Pengenalan dan Pelatihan Roket Air di Sekolah Sekitar

Secara umum pelaksanaan kelima program tidak memenuhi kendala. Namun, sangat perlu

Page 28: LPK Tanuraksan

nantinya ada program-program pengembangan yang lebih lanjut, sehingga dalam jangka panjang

mampu memberikan manfaat yang berarti bagi masyarakat ini.

1. Penyuluhan Pewarna Alami

No. Sektor : 01.1.1.04

Jenis Program : Program Pokok Tema (A-T)

Sifat Program : Monodisipliner

Kode Program : AG-1

Lokasi : Aula Dinas Pendidikan ,Pemuda dan Olahraga Kabupaten

Kebumen

Program ini diadakan karena sebagian besar pemngrajin batik di desa Tanuraksan masih

menggunakan pewarna kimia.Proses pewarnaan menggunakan pewarna ini jika tidak terkendali

dapat menimbulkan dampak yang buruk bagi lingkungan. Pewarnaan kimia sebenarnya dapat

menghasilkan warna yang cukup bagus pada batik dan tidak memrlukan waktu pewarnaan yang

terlalu lama,tapi jika limbahnya tidak dikelola dengan baik akan sangat merusak

lingkungan ,terutama tumbuhan, tanaman air ,maupun hewan air dengan habitat sungai.Hal yang

paling berbahaya dari pewarna ini adalh saat zat pewarna yang telah terlarut dalam air, kemudian

air tersebut mengalir ke sungai dan terus mengalir sampai ke muara sungai sementara air di muara

sungai tersebuat dikonsumsi oleh warga.Tentunya akan menimbulkan dampak yang buruk bagi

kesehatan para warga yang mengkonsumsi air tersebut.

Sementara penggunaan pewarna alami,walupun membutuhkan proses yang cukup lama,

pemakaiannya aman dan dapat menghasilkan warna yang cukup bagus.Pewarna alami dapat dibuat

dengan menggunakan tumbuh-tumbuhan tertentu, tanpa harus menggunakan bahan-bahan kimia.

Program ini diadakan pada tanggal 15 Agustus 2011 bertampat di Aula Dinas

Pendidikan ,Pemuda dan Olahraga Kabupaten Kebumen.Acara ini mengundang seluruh pembatik

didesa Tanuraksan dengan pembicara mengundang dai Balai Besar Batik Yogyakarta.Dari

penyuluhan ini diharapkan akan membuka wawasan kepada para pembatik tentang keunggulan

penggunaan pewrna alami dibandingkan dengan pewarna kimia

Kendala untuk program ini adalah masih sulitnya pengrajin batik menerima pewarna alami

sebagai alternatif proses pewarnaan karena dianggap memerlukan biaya yang lebih besar dan

membutuhkan waktu pembuatan yang lebih lama di banding pewarna kimia.Namun diharapkan

Page 29: LPK Tanuraksan

dengan adannya penyuluhan ini ,dapat membuka wawasan tentang sangat perlunya melakukan

inovasi, termasuk penggunaan pearna alami.

2. Demo dan Praktek Pengolahan Limbah Batik

No. Sektor : 01.1.1.04

Jenis Program : Program Pokok Tema (A-T)

Sifat Program : Monodisipliner

Kode Program : AG-3

Lokasi : Aula Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga

Program ini diadakan karena sebagian besar pemngrajin batik di desa Tanuraksan masih

belum bisa mengolah sisa limbah batik dengan baik dan benar.Proses pembuangan limbah yang tak

terkendali ini jika tidak terkendali dapat menimbulkan dampak yang buruk bagi lingkungan.

Sebagian besar pembatik masih meembuang limbah di pekarangan rumah,lahan kosong,

selokan, maupun langsung ke sungai. Hal ini tentu sangat berbahaya karna dapat merusak

ekosistem dan lingkungan itu sendiri.Pewarnaan kimia ,dan bahan bahan kimia lain dalam

pembuatan batik jika limbahnya tidak dikelola dengan baik akan sangat merusak

lingkungan ,terutama tumbuhan, tanaman air ,maupun hewan air dengan habitat sungai.

Hal yang paling berbahaya dari pewarna ini adalah saat zat pewarna yang telah terlarut

dalam air, kemudian air tersebut mengalir ke sungai dan terus mengalir sampai ke muara sungai

sementara air di muara sungai tersebuat dikonsumsi oleh warga.Tentunya akan menimbulkan

dampak yang buruk bagi kesehatan para warga yang mengkonsumsi air tersebut.

Program ini diadakan bersamaan dengan Penyuluhan pewarna alami,yaitu pada tanggal 15

Agustus 2010 bertempat di Aula Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga.Acara ini mengundang

seluruh pembatik Tanuraksan.Selain demo dan praktik juga diadakan tanya jawab antara pembatik

dan mahasiswa, dari interaksi tersebut terlihat bahwa pembatik cukup antusias dengan cara

mengolah limbah yang baik dan benar.Dan tetntunya dangan program ini diharapkan pembatik

mendapat wawasan dan dapat mempraktekan pengolahan limbah batik yang baik.

Page 30: LPK Tanuraksan

3. Demo & Penyuluhan Kompor Listrik

No. Sektor : 01.1.1.55

Jenis Program : Program Pokok Tema (A-T)

Sifat Program : Monodisipliner

Kode Program : AG-2

Lokasi : Mushola Uswatun Khasanah

Program ini diadakan karena semua pembatik di dusun Tanuraksan masih menggunakan

kompor minyak dalam proses pembuatan batik.Sementara harga minyak tanah, solar dan bahan

bakar lainnya semakin naik, hal ini akan membuat kebutuhan modal para pembatik akan semakin

tinggi seiring dengan naiknya bahan bakar minyak.Selain membutuhkan modal yang semakin

tinggi, profit yang akan dihasilkan juga akan semakin berkurang.

Jika hal ini terus dibiarkan tanpa adanya solusi yang tepat , maka akan menyebabkan

matinya banyak pengrajin.Dengan adanya kompor listrik , tingkat efisiensi biaya, waktu, dan

proses membatik akan menjadi jauh lebih baik .Kompor listrik yang mempunyai daya 125 watt

akan sangat membantu mengurangi biaya jika dibandingkan dengan membeli minyak

tanah/solar.Jika dihitung pemakaian menggunaka kompor listrik dalam waktu 8 jam per hari djika

diasumsikan pengrajin membatik dalam waktu yang sama setiap hari selama 1 bulan, maka biaya

listrik yang dibutuhkan kurang lebih 15ribu rupiah.Bandingkan jika menggnakan kompor minyak ,

yang sekarang harga minyak per liter sudah mencapai 12ribu rupiah dan akan habis hanya dalam

waktu 2-3 hari pemakaian.

Program ini dilaksanakan pada tanggal 18 Agustus dengan mengundang pengrajin batik di

dusun Tanuraksan.Acara berlangsung dengan lancar dan sangat terlihat pengrajin sangat antusias

dalam memahami sistem dan cara pemakaian kompor listrik tersebut.Para pembatik menyambut

baik adanya kompor listrik dan tertarik untuk mencoba menggunakan kompor listrik dalam proses

membatik.

4. Pengadaan Papan Informasi

No. Sektor : 15.1.2.06

Jenis Program : Program Pokok Non Tema (ST)

Sifat Program : interdisipliner

Kode Program : ST-3

Page 31: LPK Tanuraksan

Lokasi : Dusun Tanuraksan (Depan Masjid AnNur)

Program ini diadakan untuk mengakomodir kebutuhan masyarakat tentang kebutuhan akan

informasi-informasi terbaru yang sedang berkembang ,baik lokal, nasional, maupun

nternasional.Papan inin nantinya ditujukan untuk masyarakat yang tidak mempunyai kesempatan

untuk mendapat informasi baik dari media cetak maupun inertnet.

Dengan adanya papan informasi diharapkan masyarakat tidak buat tentang infoermasi dan dapt

dengan mudah mengetahui perkmbangan situasi dalam negri maupun luar negri.Selain itu papan ini

juga difungsikan untuk memberi informasi ke masyarakat tentang adanya lowongan-lowongan

kerja yang mungkin bisa/ cocok untuk didapatkan oleh masyarakat.

Pelaksaan dari program ini adalah hari Minggu 31 Juli.Dalam pembuatan papan ini dibantu

oleh pemuda desa yang ahli dalam bidang perkayuan,sehingga pembuatan papan dapat dilakukan

dalm waktu yang cukup singkat.Pembuatan Papan berjalan dengan lancar dan tidak menemui

hambatan berarti.Namun pemasanan papan baru dilakukan seminggu setelah pembuatan , hal ini

dikarenakan perlu adanya kejelasan pengelolalan terlebih dahulu, sebelum papan dipasang,

sehingga nantinya papan dapat terawat,dan mampu memberi maksimal bagi warga desa.

5. Pengadan Papan Mading

No. Sektor : 15.1.2.06

Jenis Program : Program Pokok Non Tema (ST)

Sifat Program : interdisipliner

Kode Program : ST-4

Lokasi : Dusun Tanuraksan (Depan Masjid AnNur)

Program ini diadakan dalam rangka memberi wadah dan sarana eksplorasi bagi anak-anak

desa dalam menuangkan karya-karyanya.Hal ini didasarkan tidak adanya tempat/wadah untuk

menampilkan karya-karya anak, yang biasanya hanya sampai dalam tahap pengumpulan, tanpa

mencoba dipublikasikan dan di tampilkan di deapn umum.

Dengan adanya papan mading ini diharapkan anak-anak dapat lebih bersemangat dam

membuat karya-karya, baik itu berupa gambar, cerpen,puisi dsb.Papan ini akan membuat anak

menjadi lebih terpacu dalam membauta karyanya karena merasa karyannya mendapat

pengharhgaaan dan apresiasi yang bagus.

Pengadaan papan ini bersamaan dengan pengadaan papan informasi , yaitu pada tanggal 31

Page 32: LPK Tanuraksan

Juli. Dalam pembuatan papan ini dibantu oleh pemuda desa yang ahli dalam bidang

perkayuan,sehingga pembuatan papan dapat dilakukan dalm waktu yang cukup singkat.Pembuatan

Papan berjalan dengan lancar dan tidak menemui hambatan berarti.Namun pemasanan papan baru

dilakukan seminggu setelah pembuatan , hal ini dikarenakan perlu adanya kejelasan pengelolalan

terlebih dahulu, sebelum papan dipasang, sehingga nantinya papan dapat terawat,dan mampu

memberi maksimal bagi warga desa.

6. Pengadaan tong sampah di tempat strategis

No. Sektor : 15.1.3.06

Jenis Program : Program Pokok Non Tema (ST)

Sifat Program : Interdisipliner

Kode Program : ST-8

Lokasi : RT7/ RW1 Dusun Tanuraksan

Program ini diadakan untuk membantu memberikan eduksasi nyata kepada masyarakat

bagaimana cara pengolahan sampah yang baik dan benar.Selama ini kebanyakan warga desa

Tanuraksan masih belum mengelola sampah dengan baik,pembuangan sampah masih belum

terpilah dan masih banyak yang membuang di pekarangan,selokan maupun sungai.Tenti saja hal

ini sangat berdampak buruk bagi kebrsihan lingkungna dan jika dilakukan terus-menerus akan

menyebabkan penyakit,penyumbatan saluran air danbahkan bisa mengakibatkan meluapnya air

sungai.

Program ini dilakukan agar masyarakat mengetahui sistem pembuangan sampah yang baik

dan apat mempraktekan langsung proses pemilahan sampah.Sistem pembungan sampah yang benar

akan mampu menciptakan lingkungan yang sehat dan bersih.Diharapkan dengan adanya tong

sampah yang tersedia lagsung di tempat strategis akan dapat mengedukasi masyarakat tentang

pemilahan sampah dan secara tidak langsung memberi stimulus kepada masyarakat untuk

mempraktekan langsung di rumah masing-masing.

Program ini dilaksanakan pada tanggal 19 Agustus Dimana sebelumnya bekerjasama

dengan warga dalam pencarian dan pengecatan tong sampah.Tong sampah diletakan di tempat

strategis dan di dekat sungai, dimana diharapkan warga akan berpikir dua kali sebelum membuang

sampah langsung ke sungai.

Kendala diprogram ini adalah saat pencarian tong sampah.Sebenarya diharapkan tong

Page 33: LPK Tanuraksan

sampah didapat dari Dinas Pekejaan Umum maupun Dinas Lingkungan Hidup, tapi ternyata kedua

instansi tersebut tidak mampu menyediakan, sehingga tong didapat dengan membeli dan kemudian

melakukan pengecatn ulang.

7. Pengadaan Alat Angkut Sampah

No. Sektor : 15.1.3.07

Jenis Program : Program Pokok Non Tema(ST)

Sifat Program : Interdisipliner

Kode Program : ST-9

Lokasi : RT7/ RW1 Dusun Tanuraksan

Program ini diadakan untuk mengakomodir sistem pembuangan sampah yang dicoba

diterapkan di salah satu RT di dusun Tanuraksan,yaitu di RT7/RW1.sistem yang di buat adalah

dengan mencari orang yang bersedia keliling ke rumah-rumah warga unuk mengambil sampah di

tiap rumah tangga.

Diharapkan dengan adanya system ini warga tidak perlu bingung lagi dalam mencari

tempat pembuangan sampah yang baik.Warga cukup memilah sampah dalah lingkup satu rumah

dengan menyediakn tempat-tempat sampah sederhana.Setiap hari, nantinya aka ada petugas

keliling yang akan mengambil sampah-sampah yang sudah terpilah tersebut. Setelah sampah

terkumpul,sampah yang sudah dipilah tadi dapt dijual ke penadah sampah, dan hasil penjualan

akan menjadi hak si petugas pengambil sampah.

Pembuatan Alat angkut sampah ditujukan untuk mempermudah si petugas pengambil

sampah dalm melaksanakan tugasnya.Program ini dibantu oleh salh satu warga, yaitu Pak kyai

Hasyim ,dalam pengadaan gerobak untuk alat angkut sampah.Dengan adanya alat angkut ini,

diharapkan dapat membantu petugas pengangkut sampah dalam menjalankan tugas,dan nantinya

diharapkan pengelolaan sampah di desa tersebut akan menjadi lebih baik dan akan tercipta

ligkungan yang bersih dan sehat.

8. Kerja Bakti Pembersihan Selokan dan Saluran air

No. Sektor : 15.1.3.08

Jenis Program : Program Pokok Non Tema (ST)

Sifat Program : monodisipliner

Page 34: LPK Tanuraksan

Kode Program : ST-10

Lokasi : RT 2,RT 3,RT 4/RW 1.

Program ini diadakan berdasar permasalahan warga yaitu untuk membantu menjaga dan

mengatasi penyumbatan selokan, dimana sebagian besar selokan telah tersumbat oleh sampah.Jika

tidak dibersihkan ,maka jika musim hujan tiba sangat mungkin air selokan akan

meluap.Pembersihan teratur saluran air sangat diperlukan untuk menjaga kelancaran aliran air, dan

juga menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan.

Program ini dilaksanakan pada hari Minggu, tanggal 24 Juli dimana melibatkan empat RT

sekaligus , yaitu RT 2,RT 3,dan RT 4 /RW 1.Warga sangat mendukung terlaksananya program ini,

terlihat dari cukup banyak warga yang ikut serta dalam kerja bakti dan turun langsung ke selokan-

selokan mengambil sampah-sampah yang ada di dalam selokan.Warga bersama-sama berbagi tugas

dan bersemangat dalam melakukan tugasnya.

Kendala pada program ini dalah terbatasnya peralatan untuk pembersihan saluran air, misal

sepatu boot, sarung tangan, cangkul,ember dsb, sehingga dalam pelaksanaanya , saat masuk ke

selokan, maupun saluran air warga tidak menggunakan perlengkapan apapun, hanya bermodal

cangkul dan ember untuk mengambil sampah.Dikhawatirkan hal ini malah akan menimbulkan

penyakit bagi warga karena langsung bersentuhan dengan bakteri,hewan lumpur maupun sampah

kaca,misal pecahan piring,gelas,dsb.

Namun patut disyukuri,dalam pelaksanaan kerja bakti tidak ada warga yang cedera maupun

terkena suatu penyakit apapun.Semua berjalan lancer dan selokan,saluran air menjadi bersih

kembali.Dan tentunya perlu dilakukan tindak lanjut dari kegiatan tersebut , yaitu pembersihan

secara rutin dan akan sangat lebih baik jika tercipta sistem pembuangan yang baik dimana tidak

ada warga yang membuang sampah ke selokan maupun saluran air.

9. Pengenalan dan Pelatihan Roket Air di Sekolah Sekitar

No. Sektor : 07.2.3.01

Jenis Program : Program Pokok Non Tema (ST)

Sifat Program : monodisipliner

Kode Program : ST-1

Lokasi : Min Model Tanuraksan, SDN 1 Gemesekti dan MTs Tanuraksan

Program ini dilaksanakan dalam rangka melakukan pengenalan IPTEK kepada anak-anak

Page 35: LPK Tanuraksan

dengan praktek secara langsung dan sehingga anak akan mempelajari dengan perasaan senang dan

selalu ingin tahu.Program ini diadakan karena merasa selama ini materi-materi tentang IPTEK

yang ada di sekolah-sekolah hanya sebatas teori dan pengenalas prinsip-prinsip sederhana tanpa

diadakan praktek secara langsung.Dengan adanya program ini diharapka nsiswa menjadi lebih

tertarik mempelajari IPTEK dan dapat mempraktekkan langsung prinsip-prinsip teknologi

sederhana dalam kehidupan sehari-hari.Target dari pengenalan dan pelatihan ini adalah siswa kelas

6 SD dan 1 SMP.

Program ini dilaksanakan dari tanggal 23 juli – 28 juli , dimana acara puncak (tangal 28)

diadakan kompetisi roket antar sekolah ,Sekolah yang mendapat kesempatan diadakan program

inin antara lain Min Model Tanuraksan, SDN 1 Gemesekti dan MTs Tanuraksan dimana siswa

yang ikut serta dalam pelatihan antara lain kelas5,6 SD dan juga kelas 7.Pada tanggal 23-26

diadakan pelatihan di masing-masing sekolah, sifat pelatihan ini terbuka dan dapat diikuti oleh

semua siswa yang tertarik,tapi lebih diutamakan kelas 5-7.Siswa yang ikut di bagi dalam tim , tiap

tim beranggotakan 3 orang.Setelah praktek langsung membuat roket, nantinya roket buatan siswa

akan diujicoba dan 3 tim dengan roket yang paling lama meluncur akan mewakili sekolah untuk

dilombakan dengan sekolah yang lain.Dari pelatihan sampai acara puncak, yaitu lomba,berjalan

lancar dan mendapat sambuatan antusian dari para siswa dan guru.

Program ini tidak menemui hambatan berarti, yang masih kurang adalah tidak adanya alat

pengukur ketinggian roket, sehinga pengukuran hanya dilakukan secara manual berdasar waktu

terlama roker meluncur, dari terbang sampai jatuh kembali.

II. KESIMPULAN

Secara keseluruhan program KKN yang telah dilaksanaknan di Dusun Tanuraksan berjalan

sesuai target dan harapan.Kendala-kendala yang muncul selama berjalannnya program tidak terlau

sulit, sampai berkhirnya KKN, kendala-kendala tersebut dapat diatasi. Kerjasama yang terjalin

dengan baik antara warga, perangkat desa dan mahasiswa menjadikan program ini sukses dan

dapat berlanjut nantinya.Pemerintahan setempat juga cukup mendukung berjalannya program ini.

Keberhasilan program-program KKN-PPM ini sangat dipengaruhi oleh dukungan dan

partisipasi dari warga Tanuraksan serta tim KKN-PPM yang ikut membantu dalam melancarkan

pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang dijalankan. Selain itu, hambatan yang terjadi dalam

pelaksanaan akan menjadi menjadi pelajaran dan masukan bagi tim.

Page 36: LPK Tanuraksan

Kegiatan KKN ini diharapkan menjadi pendorong bagi masyarakat untuk menjadi

masyarakat yang mandiri dan mampu berperan aktif dalam usaha pembangunan untuk kemajuan

desa khusunya dalam pengembangan batik Kebumen. Masyarakat juga mampu mengembangkan

desanya menjadi desa yang maju dan unggul terutama untuk potensi yang mmapu dikembangkan

pada desa setempat. Program-program yang dijalankan juga nantinya mampu diteruskan dan

dikembangkan oleh masyarakat sehingga manfaatnya dapat terus berlanjut.

III. SARAN

Berdasarkan pengalaman yang didapat selama operasional KKN, maka dapat diberikan saran

untuk menunjang keberhasilan program KKN selanjutnya yaitu :

Bersosialisasi dengan masyarkat sangat penting untuk mengetahui kondisi masyarakat

tujuan secara tepat, sehingga cara penyampaian program dapat berjalan sesuai dengan yang

diharapkan.

Pentingnya kerjasama dengan pemerintahan setempat, minimal sampai tingkat kecamatan.

Kerjasama yang baik dengan pemerintahan setempat akan sangat membantu sekali dalam

pengaturan jadwal pelaksanaan program.

Pendekatan secara personal menjadi lebih efektif dilaksanakan pada masyarakat terutama

masyarakat dusun Tanuraksan

Waktu pelaksanaan program harus disesuaikan dengan kegiatan yang ada dimasyarakat.

Page 37: LPK Tanuraksan

IV. LAMPIRAN

Penyuluhan Pewarna Alami

Demo dan Praktek Pengolahan Limbah Batik

Page 38: LPK Tanuraksan

Demo & Penyuluhan Kompor Listrik

Pengadaan Papan Informasi

Pengadan Papan Mading

Page 39: LPK Tanuraksan

Pengadaan tong Sampah di tempat strategis

Pengadaan Alat Angkut Sampah

Kerja Bakti Pembersihan Selokan dan Saluran air

Page 40: LPK Tanuraksan

Pengenalan dan Pelatihan Roket Air di Sekolah Sekitar

Page 41: LPK Tanuraksan

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN

(Individu)

KULIAH KERJA NYATA

PEMBELAJARAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS GADJAH MADA

TAHUN: 2011

SUB UNIT : TANURAKSAN

UNIT : 44

KECAMATAN : KEBUMEN

KABUPATEN : KEBUMEN

PROPINSI : JAWA TENGAH

Disusun oleh :

Nama Mahasiswa : Hestara Cahya Murti

Nomor Mahasiswa : 08/267343/GE/6460

BIDANG PENGELOLAAN KKN-PPM, PENGEMBANGAN UMKM

DAN PELAYANAN MASYARAKAT

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

KODE : KKN PPM UGM – 16

Page 42: LPK Tanuraksan

I. LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN

Tanuraksan, Gemeksekti, Kecamatan Kebumen, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah

merupakan lokasi yang dipilih untuk pelaksanaan KKN-PPM Unit 44 yang dimulai dari tanggal

4 Juli hingga 25 Agustus 2011. Pelaksanaan KKN-PPM Unit 44 dibagi menjadi tiga subunit,

yaitu Desa Jemur, Kecamatan Pajagoan dan Desa Seliling, Kecamatan Alian. Pemilihan lokasi

didasarkan pada konsentrasi dari tema yang diangkat, yaitu desa di Kabupaten Kebumen yang

terdapat pembatik. Tema yang diangkat pada KKN ini adalah “Optimalisasi Produksi,

Integrasi Pemasaran, dan Pemasyarakatan Batik Kebumen”

Selama pelaksanaan KKN saya melaksanakan delapan program. Tiga di antaranya

merupakan penjabaran dari tema di atas sedangkan lima program merupakan program

pendukung sesuai kebutuhan masyarakat di Dusun Tanuraksan.

Tujuh program tersebut adalah:

1. Penyuluhan Pengelolaan Limbah Batik

2. Menghubungi Desainer

3. Pembuatan Peta

4. Pengadaan Tempat Sampah Rumah Tangga

5. Pengadaan Koran Dinding

6. Plangisasi

7. Pengadaan Perpustakaan Dusun

8. Percontohan Komposisasi

Pada umumnya, tidak banyak kendala yang ditemui dalam pelaksanaan program-program

tersebut. Ada beberapa program yang membutuhkan penyesuaian, namun penesuaian

merupakan hal yang penting dilakukan agar program yang dirancang dapat berjalan benar-

benar sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan juga dapat member nilai tambah bagi

masyarakat. Adapun kendala-kendala yang ditemui berupa kendala teknis biasa yang dapat

dihadapi. Ini juga tidak terlepas dari kerja sama teman-teman KKN PPM UGM Unit 44 untuk

membantu dalam pelaksanaan program.

Page 43: LPK Tanuraksan

1. Penyuluhan Pengelolaan Limbah Batik

No. Sektor : 01.1.1.55

Jenis Program : Program Pokok Tema (A-T)

Sifat Program : Mono Disipliner (MD)

Masyarakat di Dusun Tanuraksan belum melakukan pengelolaan limbah batik. Limbah

batik yang ada hanya dibuang di pekarangan dan juga di saluran-saluran air yang ada yang akan

masuk ke sungai. Dengan pembuangan limbah batik sembarangan akan mencemari lingkungan

sekitar, karena limbah batik yang dibuang tersebut mengandung zat-zat kimia yang berbahaya.

Walaupun hanya sedikit yang dibuang, namun jika pembuangan dilakukan setiap hari, maka

limbah yang dibuang akan menjadi banyak. Limbah jika dibuang di saluran air akan diminum

oleh hewan-hewan yang ada seperti ayam, bebek, menthok, dan lain-lain. jika hewan tersebut

dimakan oleh manusia, maka zat berbahaya yang terkandung pada air limbah tersebut akan

masuk di dalam tubuh kita yang akan menimbulkan berbagai macam penyakit. Pengembangan

Dusun Tanuraksan menjadi Kampung Batik membutuhkan pengelolaan limbah secara benar

agar lingkungan tetap terjaga dan juga akan menjadi lebih enak dipandang karena lingkungan

sekitar bersih.

Program ini dilaksanakan pada tanggal 10 Agustus 2011 dengan mengundang pembicara

dari Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Kebumen. Pada pelaksanaan kegiatan ini

mendapatkan antusias yang cukup baik dengan peserta 54 orang pengrajin batik di Dusun

Tanuraksan. Pelaksanaan kegiatan ini tidak mendapatkan banyak kendala, adapun kendala yang

dihadapi adalah fasilitas pengelolaan limbah batik tidak tersedia, sehingga masyarakat sulit

memahami apa yang disampaikan.

2. Pengadaan Koran Dinding

No. Sektor : 15.1.2.06

Jenis Program : Program Pokok Non Tema (ST)

Sifat Program : Inter Disipliner (ID)

Dusun Tanuraksan belum memiliki fasilitas untuk sarana informasi bersama. Dapat dilihat

bahwa di Dusun Tanuraksan belum ada Koran dinding yang dapat dibaca bersama. Pengadaan

Koran Dinding dilaksanakan untuk memenuhi kebutuhan informasi masyarakat. Dengan

mendapatkan informasi dari luar, akan menambah pengetahuan masyarakat secara luas, tidak

hanya di lingkungan sekitar saja, namun masyarakat dapat mengetahui informasi terbaru yang

sedang banyak diperbincangkan yang terjadi di dalam ataupun di luar negeri.

Page 44: LPK Tanuraksan

Pembuatan koran dinding dilaksanankan pada tanggal 30 Juli 2011. Pembuatan Koran

dinding ini dilakukan dengan melibatkan pemuda Tanuraksan. Program ini memiliki kendala

antara lain adalah adanya kurang partisipasi pemuda dalam pembuatan koran dinding.

3. Pembuatan Peta

No. Sektor : 16.5.2.04

Jenis Program : Program Pokok Tema (SH)

Sifat Program : Mono Disipliner (MD)

Program pembuatan peta dilaksanakan dalam rangka program KKN-PPM. Program ini

dilaksanakan selama 7 hari yakni pada tanggal 12-19 Juli 2011. Peta yang dibuat pada program

ini antara lain adalah Peta Administrasi Kabupaten Kebumen, Peta Distribusi Pembatik di

Kabupaten Kebumen, dan juga Peta Denah Lokasi Menuju Masing-masing Desa Pembatik.

Yang mana data-data yang dibutuhkan bersumber dari Bappeda Kabupaten Kebumen,

Bakosurtanal, dan data pembatik dari Deperindagkop Kabupaten Kebumen. Pembuatan peta

dilakukan dengan melakukan koordinasi dengan Bappeda Kabupaten Kebumen. Tujuan dari

pembuatan peta tersebut antara lain untuk mengetahui dimana saja wilayah yang terdapat

pembatik aga mudah untuk dicari, peta menuju masing-masing desa untuk mengetahui dimana

tepat lokasinya dan juga mengetahui posisi yang sebenarnya. Kendala dalam pelaksanaan

program ini adalah data yang dibutuhkan tidak semua ada di satu lokasi, sehingga harus

mencari di lokasi lain atau dinas lain yang terkait. Adapun data yang ada juga memiliki

kesalahan atau perbedaan antara satu dinas dengan dinas lainnya. Kesalahan yang ada dapat

dikarenakan digitasi antar orang berbeda-beda.

4. Desainer

No. Sektor : 05.4.2.02

Jenis Program : Program Pokok Tema (SH-T)

Sifat Program : Mono Disipliner (MD)

Batik bukan hanya sekedar sandang saja melainkan juga menjadi komoditas ekonomi.

Untuk menjadi nilai ekonomi tinggi dan berkala memerlukan pemasaran yang berkelanjutan.

Pemasaran merupakan masalah tersebar dan paling utama bagi perajin batik di Dusun

Tanuraksan. Pembatik cenderung lebih sering menjual hasil karyanya kepada pengepul yang

mereka tahu bahwa keuntungan yang akan didapatkan hanya sedikit. Hal ini dikarenakan para

perajin tidak tahu harus menjual kemana kain batik yang mereka hasilkan. Untuk ini program

Page 45: LPK Tanuraksan

ini dilakukan. Program ini merupakan program menghubungi para desainer supaya tertarik

untuk membeli batik tulis asal Dusun Tanuraksan. Dengan adanya link para dezainer yang ada

perajin tidak hanya lagi dapat menjual kain batiknya kepada pengepul namun bias menjualnya

kepada desainer yang akan mendapatkan keuntungan lebih besar dari pada dijual kepada

tengkulak. Kendala dari program ini adalah di Kabupaten Kebumen ini jarang ada desainer,

sehingga diharuskan menghubungi desainer yang berada di luar Kabupaten Kebumen. Dengan

kata lain jika pengrajin akan menjualnya kepada desainer, perajin harus menggunakan ongkos

kirim kain.

5. Pengadaan tempat sampah rumah tangga

No. Sektor : 15.1.3.07

Jenis Program : Program Pokok Non Tema (ST)

Sifat Program : Inter Disipliner (ID)

Kurangnya kesadaran masyarakat akan pemilahan sampah yang benar menjadi landasan

utama pemilihan program ini. Selain itu masyarakat di Dusun Tanuraksan juga tidak memiliki

kesadaran akan lingkungan di sekitarnya dengan membuang sampah sembarangan yaitu ke

sungai-sungai yang ada di Dusun Tanuraksan. Selain itu masyaratkat juga memiliki kebiasaan

untuk membakar sampah yang ada yang jelas-jelas akan mencemari udara. Dengan adanya

pemilihan sampah dari tingkat rumah tangga akan membantu lebih mudah dalam pembuangan

sampah tersebut. Sampah seperti plastic, kertas, logam, besi, kaca, dsb dapat dijual kembali dan

dapat juga dibuat sebagai bahan kerajinan tangan. Dengan demikian akan menambah nilai

ekonomi sampah tersebut. Dari barang yang berupa sampah yang harus dibuang menjadi

barang yang memiliki nilai ekonomi. Sampah organic juga dapat dimanfaatkan menjadi pupuk

kompos. Dengan demikian tidak ada sampah yang terbuang sia-sia. Program ini merupakan

program percomtohan yang mana program ini dilaksanakan di RT 7 RW 1 Dusun Tanuraksan

dengan harapan jika sampah di tingkat rumah tangga di RT 7 sudah terkelola dengan benar

dapat ditiru oleh RT-RT lainnya. Program ini dilakukan secara door to door pada tanggal 4 dan

20 Agustus 2011. Kendala yang dihadapi pada program ini adalah terlalu banyaknya KK yang

ada di RT 7 sehingga program ini selesai lebih lama dari pada yang diharapkan.

6. Pengadaan Sarana Perpustakaan Dusun

No. Sektor : 15.1.2.02

Jenis Program : Program Pokok Non Tema (ST)

Page 46: LPK Tanuraksan

Sifat Program : Inter Disipliner (ID)

Pengadaan sarana perpustakaan dusun dilaksanakan dengan tujuan untuk menambah minat

baca masyarakat di Dusun Tanuraksan. Dengan adanya perpus dusun masyarakat dapat

memanfaatkannya untuk menambah pengetahuan dengan membaca buku-buku yang tersedia.

Program ini dilaksanakan dengan bantuan pengurus PAUD yang ada di RW 2 Dusun

Tanuraksan. Program ini dilakukan pada tanggal 19-20 Agustus 2011. Program ini tidal

memiliki kendala yang berarti. Karena banyak pihak yang membantu pada pelaksanaan

program ini.

7. Plangisasi

No. Sektor : 15.1.2.07

Jenis Program : Program Pokok Non Tema (ST)

Sifat Program : Inter Disipliner (MD)

Plangisasi merupakan program pembuatan papan untuk menunjukkan lokasi rumah kepala

Desa, Kepala Dusun, Ketua RW, Ketua RT, dan juga perajin batik. Plang dibuat bertujuan

untuk mempermudah orang mengetahui rumah-rumah perangkat desa, perangkat dusun, dan

rumah pembatik. Dengan demikian orang luar dusun yang berkepentingan menemui perangkat

desa, perangkat dusun, da perajin batik dapat dengan mudah menemukannya. Program ini

dilaksanakan pada tanggal 16 Agustus 2011. Pada program ini dirasa tidak ada kendala dan

berjalan sesuai dengan rencana awal.

8. Percontohan Komposisasi

No. Sektor : 15.1.3.05

Jenis Program : Program Pokok Non Tema (ST)

Sifat Program : Inter Disipliner (MD)

Percontohan komposisasi dilakukan di RT 7 RW 1 Dusun Tanuraksan. Tujuan dari

percontohan komposisasi ini adalah agar masyarakat mengetahui bagaimana cara mengelola

sampah organic dengan baik dan benar, dan juga supaya sampah organic tersebut dapat

bermanfaat kembali. Percontohan komposisasi tidak melakukan praktek, namun hanya

menjembatani antara masyarakat dengan Kantor Lingkungan Hidup yang nantinya akan

memberi pendampingan kepada masyarakat untuk terus mengelola sampah organiknya menjadi

pupuk kompos.

Page 47: LPK Tanuraksan

II. KESIMPULAN

Pelaksanaan KKN-PPM UGM Unit 44 Kebumen sub unit Tanuraksan berjalan dengan

lancar sesuai dengan target yang diinginkan. Pada pelaksanaan KKN tidak begitu banyak

menghadapi kendala dari masyarakat maupun sesam teman KKN. Masyarakat Tanuraksan

sangat antusias dan berpartisipasi dengan program-program yang dilaksanakan. Partisipasi

warga tak lepas dari kerja sama dan hubungan kekerabatan yang dijalin antar mahasiswa dan

juga warga. Namun tidak semua warga yang dapat berhubungan secara langsung dengan semua

anggota KKN. Program yang telah dilaksanakan diharapkan dapat menjadi berkelanjutan di

masyarakat dan dapat berjalan kembali setelah tim KKN meninggalkan lokasi

KKN.keberhasilan program-program yang telah terlaksana tak leper dari bantuan warga yang

ikut serta berpartisipasi dalam jalannya program-program tersebut. Selain itu juga kebersamaan

dari tim KKN unit Tanuraksan sangat berpengaruh juga dalam jalannya program. Kendala yang

dihadapi oleh tim KKN unit Tanuraksan merupakan pelajaran yang sangat berarti, tim KKN

unut Tanuraksan dapat mengerti bagaimana cara menghadapi warga secara baik dan benar.

III. SARAN

Dari pengalaman selama berada di lokasi KKN-PPM terdapat beberapa saran yang perlu

disampaikan demi peningkatan program KKN-PPM selanjutnya, antara lain :

Keaktifan mahasiswa dalam berinteraksi dengan masyarakat sekitar sangatlah penting

untuk menambah antusiasme masyarakat mengikuti program yang ada.

Perlu perhatian dari pemerintah setempat ataupun masyarakat yang berperan untuk

melanjutkan program-program yang telah dilaksanakan agar program tersebut

berkelanjutan.

Pelaksanaan KKN hendaknya tidak dibatasi dengan jam, namun dilihat dari pengabdian dan

manfaat yang diterima oleh masyarakat.

Page 48: LPK Tanuraksan

IV. LAMPIRAN

Penyuluhan Pengelolaan Limbah Batik

Menghubungi Desainer

Pengadaan Koran Dinding

Page 49: LPK Tanuraksan

Pengadaan Tempat Sampah Rumah Tangga

Pembuatan Peta

Plangisasi

Page 50: LPK Tanuraksan

Pengadaan Perpustakaan Dusun

Page 51: LPK Tanuraksan

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN

(Individu)

KULIAH KERJA NYATA

PEMBELAJARAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS GADJAH MADA

TAHUN: 2011

SUB UNIT : TANURAKSAN

UNIT : 44

KECAMATAN : KEBUMEN

KABUPATEN : KEBUMEN

PROPINSI : JAWA TENGAH

Disusun oleh :

Nama Mahasiswa : Natalya Manna Theresia

Nomor Mahasiswa : 08/267418/HK/17824

BIDANG PENGELOLAAN KKN-PPM, PENGEMBANGAN UMKM

DAN PELAYANAN MASYARAKAT

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

KODE : KKN PPM UGM – 16

Page 52: LPK Tanuraksan

I. LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN

Selama pelaksanaan KKN saya melaksanakan enam program. Tiga di antaranya merupakan

penjabaran dari tema di atas sedangkan tiga program merupakan program pendukung sesuai

kebutuhan masyarakat di Dusun Tanuraksan.

Enam program tersebut adalah:

1. Penyuluhan Sampah

2. Penyuluhan Tertib Lalu Lintas

3. Penyuluhan Batik ke SMAN 2 Kebumen

4. Penyuluhan Pendaftaran Hak Cipta atas Motif Batik

5. Pembuatan Database pengrajin

6. Melengkapi Sarana Perpustakaan Dusun

Pada umumnya, tidak banyak kendala yang ditemui dalam pelaksanaan program-program

tersebut. Adapun kendala-kendala yang ditemui berupa kendala teknis biasa yang dapat dihadapi.

Ini juga tidak terlepas dari kerja sama teman-teman KKN PPM UGM Unit 44 untuk membantu

dalam pelaksanaan program.

1. Penyuluhan Sampah

No. Sektor : 09.3.9.55

Jenis Program : Program Pokok Non Tema (SH)

Sifat Program : Inter Disipliner (ID)

Masyarakat di Dusun Tanuraksan belum memiliki pengelolaan sampah terpadu. Sampah

yang ada sekedar dikumpulkan dalam tingkatan rumah tangga dan kemudian dibuang ke sungai

atau dibakar di halaman. Padahal dua cara pembuangan sampah tersebut tidak ramah

lingkungan. Banyak masyarakat di Dusun Tanuraksan juga belum mengetahui pengelolaan

sampah dengan mekanisme 3R yaitu Recycle, Reduce dan Reuse.

Pengelolaan sampah yang belum terpadu seperti ini tak jarang menimbulkan berbagai

persoalan turunan, seperti wabah demam berdarah. Lagipula persoalan pengelolaan sampah

bisa menjadi hambatan besar bagi masyarakat Dusun Tanuraksan dalam mengembangkan desa

tersebut menjadi desa wisata batik. Ini karena kebersihan menjadi salah satu nilai penting untuk

menjadikan suatu desa menjadi desa wisata, apalagi yang bertaraf mancanegara. Oleh karena

itu, kami kemudian menginisisasi penyuluhan sampah di tingkatan rumah tangga untuk

selanjutnya mendukung program pengelolaan sampah yang kami jalankan.

Program ini dilaksanakan pada 27 Juli 2011 dengan mengundang pembicara dari Kantor

Page 53: LPK Tanuraksan

Lingkungan Hidup Kabupaten Kebumen. Pada saat dilaksanakan, kegiatan ini mendapat

antusias yang cukup baik yang didatangi 54 orang ibu rumah tangga. Adapun kendala dari

program ini adalah partisipasi yang kurang dari masyarakat dan fasilitas sampah yang belum

tersedia di tataran masyarakat. Sehingga sangat sulit memberi pemahaman kepada masyarakat.

2. Penyuluhan Lalu Lintas

No. Sektor : 11.4.9.55

Jenis Program : Program Pokok Non Tema (SH)

Sifat Program : Mono Disipliner (MD)

Masyarakat Dusun Tanuraksan kurang memiliki kesadaran atas tertib lalu lintas. Ini bisa

terlihat dari banyaknya pelanggaran lampu merah di perempatan menuju arah Dusun

Tanuraksan. Tak jarang juga terdapat kendaraan bermotor yang melaju dengan kecepatan tinggi

dan berada di jalur yang tidak seharusnya. Hal ini jelas membahayakan pengguna kendaraan

bermotor itu, termasuk pengguna jalan lain. Apalagi, fasilitas lalu lintas di daerah Dusun

Tanuraksan belum maksimal. Oleh karena itu, kami menginisasiasi program ini dengan sasaran

pemuda di Dusun Tanuraksan.

Acara ini sendiri dilakukan bersamaan dengan kegiatan program lain yaitu inisiasi

karang taruna. Banyak pemuda yang antusias datang ke acara ini dengan membawa berbagai

pertanyaan. Pembicara sendiri berasal dari Kepolisian Lalu Lintas Resort Kebumen. Hal ini

dilakukan karena menurut hemat kami, yang lebih mengetahui banyak berkaitan dengan aturan

lapangan lalu lintas adalah polisi lalu lintas. Menjadi lebih baik bila polisi lalu lintas yang

menjadi narasumber penyuluhan ini daripada kami.

Program ini sendiri dilakukan pada 30 Juli 2011 pada pukul 19.30 WIB. Adapun

kekurangan yang ada dalam pelaksanaan program adalah peserta yang datang telat, bahkan ada

yang datang menjelang acara selesai. Tetapi kekurangan yang ada tidak menjadi penghalang

karena ternyata pemuda dan pemudi di Dusun Tanuraksan memiliki antusias yang cukup besar

atas materi yang disampaikan. Hal ini terlihat dari banyaknya pertanyaan yang diajukan.

3. Penyuluhan Batik ke SMAN 2 Kebumen

No. Sektor : 11.1.9.55

Jenis Program : Program Pokok Tema (SH-T)

Sifat Program : Mono Disipliner (MD)

Page 54: LPK Tanuraksan

Batik merupakan salah satu komoditi unggulan di daerah Kabupaten Kebumen. Salah

satu sentra penghasil batik di Kabupaten Kebumen adalah Dusun Tanuraksan yang terletak di

Desa Gemeksekti, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Kerajinan ini tumbuh di masyarakat

Kebumen di abad 18 dan mampu bertahan hingga sekarang. Hal ini dapat terjadi karena adanya

proses regenerasi di masyarakat Kebumen sendiri. Manakala terputus proses regenerasi ini

maka terputus pula kelanjutan kerajinan batik Kebumen. Oleh karena itu, kami memahami

betapa penting proses regenerasi ini dan membuat program penyuluhan batik kepada murid-

murid SMAN 2 Kebumen.

Penyuluhan batik ini berlangsung di kelas XII IPS di dalam jam pelajaran kesenian di

masing-masing kelas. Ada tiga kelas yang kami isi yaitu XII IPS 1, XII IPS 3, dan XII IPS 4.

Kegiatan ini berlangsung pada tanggal 5 dan 6 Agustus 2011. Suatu hal yang sangat

menggembirakan karena di sekolah ini, batik menjadi salah satu bagian dari kurikulum

kesenian sekolah. Para murid mempelajari batik dan cara pembuatannya.

Program ini sendiri dimulai dengan pemberian materi berkenaan profil batik Kebumen

berupa corak, kendala, dan sebagiannya. Setelah pemberian materi, ada dua video juga yang

ditayangkan. Video pertama berkaitan dengan cara pewarnaan batik sedangkan video kedua

berisi motif batik Kebumen, seperti buntalan, sekar jagad. Setelah pemberian materi, para siswa

dipersilahkan untuk mencoba membatik di kain mori yang telah disediakan. Dalam hal

peralatan, pihak sekolah sangat partisipatif dengan kegiatan ini. Hal ini terlihat dengan bantuan

yang sangat berarti seperti penyediaan sarana berupa kompor, canting. Saat malam yang kami

bawa habis, pihak sekolah membantu menyediakan.

Kendala-kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan ini tidaklah begitu berarti.

Kegiatan ini pun berlangsung dengan tertib dan para murid sangat antusias mencoba untuk

membatik. Ini juga yang menjadi tujuan akhir kami yaitu menumbuhkan kesadaran generasi

muda Kebumen atas keberadaan batik Kebumen sehingga mau meneruskan tongkat estafet

yang diberikan kepada mereka.

4. Penyuluhan Pendaftaran Hak Cipta atas Motif Batik

No. Sektor : 11.4.9.55

Jenis Program : Program Pokok Tema (SH-T)

Sifat Program : Mono Disipliner (MD)

Batik bukan hanya sekedar sandang saja melainkan juga menjadi komoditas ekonomi.

Sebagai komoditas ekonomi, nilai yang terkandung dalam selembar kain batik yang sudah jadi

Page 55: LPK Tanuraksan

bukan hanya nilai ekonomis berupa harga yang harus dibayarkan konsumen batik melainkan

juga hak atas kekayaan intelektual. Di dalam selembar kain batik yang sudah jadi, terdapat hak

cipta yang notabene dilindungi pemerintah. Sayangnya, kesadaran atas hak cipta di kalangan

para pengrajin masih rendah. Motif-motif batik modifikasi bisa dengan mudah dijiplak yang

kadang kala membuat para pengrajin kesal kepada pengrajin lain yang mencontoh. Ini yang

membuat daya kreasi para pengrajin rendah karena khawatir motif baru mereka dicontoh orang

lain sedangkan keuntungan ekonomis dari motif tersebut tidak mereka nikmati. Oleh karena itu,

kami menyelenggarakan program penyuluhan hak atas kekayaan intelektual.

Kegiatan ini diselenggarakan pada tanggal 10 Agustus 2011 bersamaan dengan

pelaksanaan program sosialisasi pengelolaan limbah batik. Kegiatan ini mengundang para

pengrajin di Dusun Tanuraksan. Ada 55 orang yang menghadiri acara ini. Sayangnya, para

pengrajin kurang antusias dengan hak atas kekayaan intelektual karena merupakan barang baru

dan proses pendaftarannya rumit dan memakan biaya. Kendala yang dihadapi dalam

pelaksanaan kegiatan ini tidak begitu berarti. Kalaupun ada dapat diselesaikan dengan baik.

5. Pembuatan Database Konsumen

No. Sektor : 05.4.9.55

Jenis Program : Program Pokok Tema (SH-T)

Sifat Program : Mono Disipliner (MD)

Program ini dilakukan sebagai penjabaran dari tema KKN Unit 44 yaitu berkenaan

integrasi pemasaran. Untuk mencapai langkah ini, kami menempuh jalan untuk melakukan

pembuatan database atas konsumen. Sehingga lebih mudah dalam pelaksanaan integrasi

pemasaran.

Kegiatan ini dilakukan dalam beberapa hari, mulai dari tanggal 1 Agustus hingga 12

Agustus 2011. Sistemnya adalah dalam sub unit Tanuraksan sendiri dibagi menjadi empat

kelompok yang terdiri atas masing-masing 2 orang. Tiap kelompok ini berkeliling ke RT yang

telah ditentukan untuk mendata para pengrajin yang ada di wilayah RT tersebut. Ini dilakukan

mengingat jumlah orang yang terbatas sedangkan para pengrajin yang ada sangat banyak yaitu

mencapai 150an orang. Kegiatan ini dilakukan juga bersamaan dengan pembuatan database

pengrajin dan database supplier.

Kendala yang ada dalam pelaksanaan kegiatan ini adalah tenaga pendata yang kurang.

Padahal di rentang waktu yang sama, kami juga memiliki program lainnya. Selain itu, dari

pihak pengrajin sendiri tidak mengemukakan siapa saja konsumen mereka secara gambling.

Page 56: LPK Tanuraksan

Hal ini mungkin dikarenakan rahasia dagang yang mana mereka takut konsumen mereka

diketahui dan direbut pihak lain.

6. Melengkapi Sarana Perpustakaan Dusun

No. Sektor : 11.3.2.03

Jenis Program : Program Pokok Non Tema

Sifat Program : Inter Disipliner (MD)

Kegiatan ini pada awalnya dilaksanakan sebagai langkah untuk membantu program KKN

kami berkenaan pendirian perpustakaan dusun. Ini bertujuan untuk meningkatkan minat baca

masyarakat Dusun Tanuraksan. Sebagaimana kita ketahui, buku merupakan jendela dunia.

Kami berharap buku-buku yang ada di perpustakaan dusun dapat bermanfaat.

Buku-buku yang kami sumbangkan merupakan buku-buku psikologi rumah tangga, anak

dan buku-buku keterampilan. Program ini sangat terbantu dengan kerja sama dari warga

masyarakat yang rela menyumbangkan buku-bukunya untuk dipakai di perpustakaan.

Kendala yang dihadapi selama program ini tidaklah begitu berarti. Warga masyarakat Dusun

Tanuraksan sangat partisipatif membantu kami untuk melaksanakan program ini.

II. KESIMPULAN

Secara umum program-program yang dilaksanakan oleh Tim KKN-PPM UGM Unit 44

Kebumen sub unit Tanuraksan berjalan dengan baik dan lancar. Adanya partisipasi yang aktif

dari masyarakat menunjukkan bahwa masyarakat peduli dengan adanya pembaharuan dan

peningkatan pembangunan di Dusun Tanuraksan. Program-program yang dilaksanakan

diharapkan dapat berjalan mandiri dan berkesinambunan selepas tidak adanya tim KKN-PPM

UGM.

Keberhasilan program-program KKN-PPM ini sangat dipengaruhi oleh dukungan dan

partisipasi dari masyarakat Dusun Tanuraksan serta tim KKN-PPM yang ikut membantu dalam

melancarkan pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang dijalankan. Selain itu, hambatan-hambatan

yang terjadi dalam pelaksanaan justru menjadi pelajaran dalam pelaksanaan acara berikutnya.

Dengan adanya KKN-PPM, mahasiswa diharapkan dapat lebih memahami realita

kehidupan yang ada di berbagai lapisan masyarakat dan dapat menyesuaikan diri atas adanya

perbedaan-perbedaan yang ada. Selain itu, program-program yang dilaksanakan diharapkan

dapat meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan Kebumen pada umumnya dan Dusun

Page 57: LPK Tanuraksan

Tanuraksan pada khususnya.

III. SARAN

Dari pengalaman selama berada di lokasi KKN-PPM terdapat beberapa saran yang perlu

disampaikan demi peningkatan program KKN-PPM selanjutnya, antara lain :

Mahasiswa KKN sebaiknya bersikap aktif untuk bersosialisasi dengan masyarakat selama

pelaksanaan program-program KKN karena hal tersebut dapat menambah antusiasme dari

masyarakat

Pemerintah setempat sebaiknya melakukan tindak lanjut atas program-program yang telah

dilaksanakan tim KKN-PPM UGM agar masyarakat dapat melanjutkan program-program

tersebut sehingga dapat memajukan wilayahnya dalam berbagai hal.

Pihak LPPM sebaiknya menambah masa pembekalan mahasiswa KKN agar lebih optimal

sehingga ketika terjun ke lokasi mahasiswa sudah benar-benar siap.

IV. LAMPIRAN

Penyuluhan Sampah

Page 58: LPK Tanuraksan

Penyuluhan Lalu Lintas

Page 59: LPK Tanuraksan

Penyuluhan Batik ke SMAN 2 Kebumen

Penyuluhan Hak atas Kekayaan Intelektual

Page 60: LPK Tanuraksan

Melengkapi Sarana Perpustakaan Dusun

Pembuatan Database Konsumen Batik

Page 61: LPK Tanuraksan

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN

(Individu)

KULIAH KERJA NYATA

PEMBELAJARAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS GADJAH MADA

TAHUN: 2011

SUB UNIT : TANURAKSAN

UNIT : 44

KECAMATAN : KEBUMEN

KABUPATEN : KEBUMEN

PROPINSI : JAWA TENGAH

Disusun oleh :

Nama Mahasiswa : M. Uwais Sidhi Weiss

Nomor Mahasiswa : 08/267505/SP/22938

BIDANG PENGELOLAAN KKN-PPM, PENGEMBANGAN UMKM

DAN PELAYANAN MASYARAKAT

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

KODE : KKN PPM UGM – 16

Page 62: LPK Tanuraksan

I. LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN

Kabupaten Kebumen merupakan salah satu wilayah paling selatan di provinsi Jawa

Tengah dan termasuk wilayah eks Karesidenan Kedu. Di Kabupaten ini terdapat sebuah

aset budaya yang sangat berharga yang merupakan mahakarya warisan leluhur dan juga asli

dari Indonesia yaitu Batik. Meskipun eksistensi Batik secara umum di Indonesia masih

terjaga hingga sekarang, akan tetapi kondisi Batik khas Kebumen serta para perajinnya

cenderung mengalami penurunan jika dibandingkan dengan kondisi beberapa puluh tahun

lalu, sekitar tahun 60-80an, pada saat industri Batik di Kebumen sedang booming. Kondisi

tersebut dirasa sangat memprihatinkan jika mengingat nilai karya seni dan kekhasan Batik

Kebumen yang sangat tinggi.

Melihat keprihatinan atas kondisi tersebut dan keinginan untuk berkontribusi

terhadap warisan leluhur asli Indonesia ini, tim KKN-PPM UGM Unit 44 melaksanakan

program KKN pada tanggal 4 Juli 2011 – 25 Agustus 2011 dengan memilih pengembangan

batik tulis Kebumen sebagai tema pokok. Tema yang diambil didasarkan pada fokus

pengembangan produksi, pemasaran, dan pemasyarakatan Batik Kebumen, yaitu

“Optimalisasi Proses Produksi, Integrasi Pemasaran, dan Pemasyarakatan Batik

Kebumen”.

Beberapa kondisi yang turut mendorong pemilihan tema tersebut antara lain,

pemasaran batik yang belum maksimal, adanya kecenderungan produksi yang kurang

efisien, kurangnya pengetahuan pebatik mengenai pengelolaan limbah dan penggunaan

pewarna alami, serta minimnya pengetahuan dan minat generasi muda Kebumen untuk

terus melestarikan batik tulis khas Kebumen.

Untuk lebih memaksimalkan perhatian tim KKN pada perajin batik di Kebumen,

tim dibagi menjadi tiga sub unit yang terletak di tiga desa dan kecamatan yang berbeda.

Desa Seliling (Kecamatan Alian), Desa Gemeksekti (Kecamatan Kebumen), dan Desa

Jemur (Kecamatan Pejagoan) dipilih karena adanya konsentrasi perajin batik di daerah

tersebut. Berdasarkan musyawarah pembagian sub unit, pada pelaksanaan KKN ini saya

ditempatkan di sub unit Desa Gemeksekti lebih khusus Dusun Tanuraksan.

Selama masa KKN di Dusun Tanuraksan, saya melaksanakan tiga program pokok

untuk menunjang tema, yaitu:

1. Pembuatan official video profil Batik Kebumen.

Page 63: LPK Tanuraksan

2. Pendekatan kelompok perajin batik daerah Tanuraksan untuk bergabung pada koperasi

yang akan dibentuk.

3. Pembuatan sarana membatik.

Selain program-program tema di atas, saya juga melaksanakan empat program di luar tema

yang terkait dengan kondisi masyarakat Dusun Tanuraksan untuk mengembangkan potensi Sumber

Daya Manusia yang ada. Program-program tersebut adalah :

1. Pengelolaan papan informasi.

2. Sharing pengalaman dengan orang sukses asal Kebumen.

3. Sarasehan pemuda antar desa

4. Kegiatan Ramadhan

Secara umum, ketujuh program pokok tersebut dapat berjalan dengan lancar. Namun ada

satu program yang belum sampai untuk mencapai agenda utama dalam perealisasiannya, yaitu

“Sarasehan pemuda antar desa”, dikarenakan tanggapan dari pemuda-pemuda Dusun Tanuraksan

terutama yang terlalu skeptis dengan usaha dibentuknya perkumpulan pemuda. Selain itu terdapat

beberapa kendala dalam persiapan maupun pelaksanaan program, meski begitu pada akhirnya

kendala tersebut dapat diatasi dengan baik dan tidak mengganggu jalannya program. Hal ini tidak

lepas dari partisipasi dan bantuan yang begitu besar dari warga dan pamong desa. Namun, perlu

adanya keberlanjutan program agar dapat memberi manfaat jangka panjang bagi masyarakat.

Berikut adalah pembahasan mengenai uraian pelaksanaan program yang telah saya jalankan

selama masa KKN:

1. Pembuatan official video profil Batik Kebumen

No. Sektor : 08.1.1.02

Jenis Program : Program Pokok Tema (SH-T)

Sifat Program : Mono Disipliner (MD)

Kode Program : SH-13

Lokasi : Wilayah Kabupaten Kebumen

Pembuatan Official Video Profil Batik Kebumen dilakukan sebagai salah satu upaya

menambah sarana berupa media promosi untuk menunjang pemasaran batik Kebumen.

Pembuatan video dipilih karena diketahui belum adanya media promosi berupa video yang

membahas khusus mengenai Batik Kebumen. Selain itu video juga merupakan salah satu media

Page 64: LPK Tanuraksan

promosi yang memiliki kemampuan persuasif dan daya tarik yang tinggi kepada masyarakat

dikarenakan formatnya yang berupa audio visual sehingga memungkinkan masyarakat merekam

lebih banyak informasi dibanding media promosi dengan format lain.

Dalam proses pembuatan video, didahului terlebih dahulu dengan riset data mengenai

Batik Kebumen yang sudah dimulai beberapa bulan sebelum KKN, setelah itu dari data yang

telah terkumpul dibuat Storyboard sebagai panduan pengambilan gambar dan editing. Proses

pembuatan storyboard atau konsep video sudah saya mulai sejak sebelum KKN berlangsung.

Namun pelaksanaan pengambilan gambar baru bisa dimulai pada tanggal 12 Agustus 2011

dikarenakan cukup mahalnya biaya pembuatan video tersebut dan terdapat kesulitan dalam

mencari penyokong dana untuk membiayai pembuatan video tersebut. Puji syukur kepada

Tuhan akhirnya pada waktu-waktu akhir ada pihak yang mau membiayai pembuatan video

profil tersebut. Pengambilan gambar dilakukan selama 2 hari yaitu pada tanggal 12 dan 13

Agustus 2011. Beberapa objek yang diambil gambarnya sebagai materi video antara lain

kegiatan membatik mulai dari membuat pola hingga pelorodan, motif-motif batik, suasana desa

tempat para perajin batik, suasana pasar Tumenggungan, suasana jalanan Kebumen, objek-objek

wisata di Kebumen, dan sebagainya.

Hasil dari proses editing berupa video dengan format semi-dokumenter berdurasi kurang

dari 10 menit. Video tersebut selanjutnya diberikan kepada Pemerintah Kabupaten Kebumen

yaitu Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi serta Dinas Pariwisata sebagai video profil

resmi Kabupaten untuk media promosi batik Kebumen. Untuk menunjang distribusi video yang

lebih luas, dengan tujuan agar masyarakat Indonesia lebih mengenal Batik Kebumen, kami

mengadakan perjanjian dengan Pemkab untuk bisa ikut menggunakan video tersebut untuk

berpromosi melalui dunia maya seperti via situs Youtube dan Facebook dan jalur-jalur lain.

2. Pendekatan kelompok pengrajin batik daerah Tanuraksan untuk bergabung pada koperasi yang

akan dibentuk

No. Sektor : 13.1.1.01

Jenis Program : Program Pokok Tema (SH-T)

Sifat Program : Mono Disipliner (MD)

Kode Program : SH-30

Lokasi : Dusun Tanuraksan

Page 65: LPK Tanuraksan

Program ini diadakan untuk menunjang program lain yaitu Pembentukan Koperasi Batik

dan tema Integrasi Pemasaran. Selain itu program ini juga diadakan sebagai bentuk penjajakan

pendapat dari para perajin batik mengenai kemungkinan integrasi pemasaran melalui koperasi

khusus batik. Fokus program adalah melakukan tindakan persuasif kepada mereka agar mau

bergabung dalam koperasi Batik yang akan dibuat dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan

para perajin batik. Di Kebumen sendiri telah terdapat koperasi khusus batik yang bernama

Koperasi “Batik Sakti”, akan tetapi sudah lama koperasi tersebut tidak beroperasi meskipun

status badan hukum dan bangunan koperasi tersebut masih ada, di sisi lain ternyata ada lagi

koperasi simpan pinjam untuk para perajin batik yang masih beroperasi namun belum optimal

sehingga akan dilakukan pengembangan terhadap koperasi tersebut. Akan tetapi program untuk

pengembangan koperasi tersebut mengalami kesulitan sehingga diubah konsepnya menjadi

fokus kepada pengembangan paguyuban pembatik lingkup Kabupaten Kebumen bernama

“Lawet Sakti” yang juga kurang berjalan optimal dalam organisasinya. Perubahan konsep ini

tentu saja mempengaruhi konsep program pendekatan ini, akan tetapi memang tidak terlalu

menjadi masalah karena pendekatan itu sendiri dilakukan secara kontinyu selama masa KKN

dan secara informal agar lebih mudah diterima oleh para pembatik.

Secara umum program ini berjalan lancar serta tanggapan para perajin batik terhadap

integrasi pemasaran Batik Kebumen mayoritas positif dikarenakan memang mereka mengalami

kesulitan dalam pemasaran dan minimnya penghasilan meskipun sudah memiliki pelanggan-

pelanggan tetap akibat mahalnya harga bahan baku dan harga jual batik kepada pengepul yang

tergolong rendah.

Sangat disayangkan disaat para perajin menyatakan positif dan bersemangat untuk

bergabung dengan paguyuban dan melakukan integrasi pemasaran, para petinggi paguyuban

tidak bertindak cepat walaupun sudah berkali-kali didorong oleh kami sehingga program

pengembangan paguyuban pun tidak berjalan seperti yang diharapkan. Meski begitu, muncul

sebuah sinar cerah dari perajin batik di Dusun Tanuraksan yang tadinya tidak terdapat kelompok

pembatik, muncul kesadaran untuk membentuk kelompok batik seperti di dusun-dusun perajin

batik yang lain di Desa Seliling dan Desa jemur. Pada tanggal 18 Agustus 2011 terbentuk 2

kelompok perajin batik Dusun Tanuraksan yaitu Kelompok Anggrek dan Kelompok Teratai.

Meskipun harus berjalan sedikit demi sedikit, tapi ini sebuah perkembangan yang bagus.

Dengan adanya kelompok ini memungkinkan adanya komunikasi antar desa para perajin batik

dengan lebih terkoordinasi dan selangkah lebih maju untuk mencapai integrasi pemasaran.

Page 66: LPK Tanuraksan

3. Pembuatan Sarana Membatik

No. Sektor : 08.1.1.02

Jenis Program : Program Pokok Tema (SH-T)

Sifat Program : Mono Disipliner (MD)

Kode Program : SH-13

Lokasi : Rumah Bu Nining / Pondokan KKN sub unit Tanuraksan

Program ini diadakan untuk menunjang tema Optimalisasi Produksi Batik, diawali dari

adanya permintaan dari perajin batik untuk dibuatkan sarana membatik yaitu wangkring atau

tempat untuk meletakkan kain batik ketika dilapisi malam dan dingklik atau kursi kecil untuk

duduk perajin batik. Selain itu program ini juga sebagai salah satu cara untuk memanfaatkan

sumber daya alam yang ada kaitannya dengan kegiatan membatik, yang mana di daerah

tanuraksan terdapat gunung kecil yang banyak ditumbuhi pohon bambu.

Kegiatan pembuatan sarana membatik berlangsung selama 4 hari dari tanggal 13-16

Agustus 2011 dengan diawali pengumpulan bahan yaitu bambu pada tanggal 7 Agustus 2011.

Selama 4 hari pembuatan didapatkan hasil 2 buah wangkring dan 2 buah dingklik. Hasil yang

tidak terlalu banyak dikarenakan kendala peralatan pertukangan yang terbatas dan kondisi alat

yang tidak begitu baik sehingga menimbulkan beberapa kesulitan dalam proses-proses tertantu

seperti ketika melubangi bambu, menghaluskan kayu, menggergaji, dan sebagainya.

Meskipun tidak begitu membuahkan hasil karya yang signifikan, tetapi program ini

diharapkan dapat memberikan inspirasi terhadap orang lain untuk bisa memanfaatkan sumber

daya alam di sekitar, terutama untuk hal-hal yang berhubungan dengan membatik.

4. Pengelolaan Papan Informasi

No. Sektor : 09.3.1.03

Jenis Program : Program Pokok Non Tema (SH)

Sifat Program : Inter Disipliner (ID)

Kode Program : SH-14

Lokasi : Masjid An-Nur dan Rumah Ketua Organisasi Fatayat NU Ranting

Tanuraksan

Page 67: LPK Tanuraksan

Dalam era globalisasi seperti sekarang ini, informasi berperan sangat penting untuk

meningkatkan wawasan dan mengembangkan pola pikir masyarakat. Di Dusun Tanuraksan

dengan mayoritas Sumber Daya Manusia yang cukup terbatas dalam kemampuan mencari

informasi sesuai kebutuhan mereka dari sumber yang luas, perlu diberi fasilitas untuk

memperoleh informasi dengan cara yang mudah, yaitu dengan cara penyaluran informasi dari

warga yang bisa mencari informasi dari sumber yang lebih luas kepada warga secara massal. Di

Dusun Tanuraksan sendiri belum ada media untuk melakukan hal tersebut. Hal ini yang

mendasari perlunya pembuatan papan informasi bagi masyarakat yang bersifat umum dan

mudah diakses oleh masyarakat. Program ini merupakan program interdisipliner, meliputi

kluster Saintek dalam hal pembuatan papan informasi dan kluster Sosio Humanioran dalam hal

pengelolaannya.

Papan informasi dibuat pada tanggal 31 Juli 2011 dan kemudian ditaruh di tempat yang

dirasa strategis serta banyak dilalui oleh masyarakat, akhirnya dipilihlah lokasi di depan Masjid

An-Nur RW 02 dan di depan rumah ketua Fatayat NU Tanuraksan RW 01. Pengelolaan dari tim

KKN, khususnya saya, baru dilakukan pada tanggal 20 Agustus 2011, karena ingin melihat

sejauh mana kesadaran dan komitmen pihak-pihak yang sudah setuju untuk mengurus papan

informasi tersebut tanpa harus diberi contoh terlebih dahulu, melihat pihak yang setuju tersebut

juga bukan anak kecil dan tergolong mengenyam tingkat pendidikan tinggi. Akan tetapi hingga

lebih dari setengah bulan belum terlihat tanda-tanda pemanfaatan dari papan informasi tersebut,

pada akhirnya tetap saja saya harus memulai terlebih dahulu dengan menempelkan informasi

hasil lomba-lomba di Papan Informasi RW 02 serta informasi lowongan pekerjaan di papan

Informasi RW 01. Semoga kesadaran masyarakat untuk peduli terhadap Sumber Daya Manusia

terutama mengenai pentingnya informasi bisa segera terbangun.

5. Sharing Pengalaman dengan Orang Sukses asal Kebumen

No. Sektor : 13.1.1.02

Jenis Program : Program Pokok Non Tema (SH)

Sifat Program : Mono Disipliner (MD)

Kode Program : SH-31

Lokasi : Masjid Al-Khayyu

Berawal dari kisah Bapak Kepala Desa Gemeksekti tentang banyaknya pengangguran

dan menyayangkan pola pikir masyarakat terutama para pemuda Dusun Tanuraksan yang

Page 68: LPK Tanuraksan

kurang memiliki kepedulian untuk mengembangkan desanya dan hanya berorientasi merantau

ke luar kota untuk mencari pekerjaan setelah lulus SMK, STM atau SMA. Selain itu ada juga

yang tidak merantau ke luar kota akan tetapi bingung bagaimana memanfaatkan keahliannya

yang diperoleh dari bangku sekolah. Berdasarkan hal tersebut, dirasa perlu untuk mendatangkan

orang yang bisa memberikan inspirasi, menggugah semangat wirausaha para pemuda Dusun

Tanuraksan, menularkan pengalamannya, serta utamanya mengubah pola pikir pemuda Dusun

Tanuraksan tentang bekerja kepada orang lain dengan menjadi seorang wirausahawan. Dengan

pola pikir dan mental seorang wirausahawan, apabila sudah terbiasa dengan hal itu, diharapkan

bisa meningkatkan kreatifitas dan kesadaran untuk membangun daerahnya.

Untuk mencapai tujuan tersebut, saya menerapkan strategi yaitu mencari pembicara

seorang wiraausahawan yang cukup berpengalaman dan sepantaran dengan pemuda Dusun

Tanuraksan atau tergolong muda, belum menikah, dan asli Kebumen sehingga tidak terjadi

kesenjangan dan para pemuda tidak merasa sungkan, serta faktor pendorong yang lebih besar

karena melihat orang seumuran mereka sudah memiliki pengalaman wirausaha yang begitu

banyak. Cukup sulit menemukan orang dengan kriteria seperti itu diantara relasi-relasi saya, dan

ketika menemukan seseorang dengan kriteria tersebut, orang tersebut tidak bisa menjadi

narasumber karena kesibukannya. Namun akhirnya saya mendapatkan orang yang cocok dengan

kriteria tersebut yaitu kakak adik kelas saya semasa SMA, yang berumur 24 tahun serta sudah

berpengalaman berwirausaha di 4 bidang yang berbeda.

Kegiatan ini dilakukan di masjid Al-Khayyu pada tanggal 21 Agustus 2011. Acara

dimulai sekitar pukul 16.20 WIB, dan dilanjutkan dengan kegiatan ramadhan yaitu buka

bersama dengan pemuda-pemudi Dusun Tanuraksan dan Fatayat NU. Terjadi hal yang

mengecewakan pada saat acara berlangsung yaitu sedikitnya pemuda yang datang pada waktu

acara, hanya 1 orang pemuda yang baru lulus SMA dan pemudi dari organisasi Fatayat NU.

Akhirnya dengan sedikit menahan kecewa acara tetap dilangsungkan. Acara berlangsung cukup

menggembirakan dan mengobati kekecewaan saya di awal acara dengan antusiasme peserta

terlihat dari banyaknya pertanyaan yang dilontarkan dan diskusi informal yang terus

berlangsung dengan pembicara meskipun acara sharing telah berakhir hingga sebelum isya.

Secara umum, acara ini berjaan dengan lancer, tidak ada kendala yang berarti dalam

proses dan selama pelaksanaan kegiatan ini. Melihat tingginya minat peserta dalam kegiatan ini,

diharapkan dapat memberikan inspirasi bagi peserta yang hadir untuk bisa mengejar kesuksesan

mereka dan menginspirasi para pemuda lain yang tidak hadir dalam kegiatan tersebut untuk

perkembangan Dusun Tanuraksan ke arah yang lebih baik.

Page 69: LPK Tanuraksan

6. Sarasehan Pemuda Antar Desa

No. Sektor : 11.4.9.55

Jenis Program : Program Pokok Non Tema (SH)

Sifat Program : Mono Disipliner (MD)

Kode Program : SH-29

Lokasi : -

Awalnya kegiatan ini dilakukan untuk memberikan wawasan tentang organisasi kepada

organisasi pemuda Dusun tanuraksan yang rencananya akan didirikan sebagai salah satu

program KKN juga, melalui organisasi pemuda di desa lain yang sudah mapan. Namun pada

akhirnya kegiatan sarasehan ini tidak berhasil dilangsungkan karena tanggapan yang kurang

baik dari pemuda Dusun Tanuraksan khususnya pada saat inisiasi pembentukan

perkumpulan/organisasi pemuda Dusun Tanuraksan.

Pada awal kegiatan KKN ini, sudah dilakukan pendekatan-pendekatan kepada beberapa

pemuda desa yang menjadi tokoh bagi para pemuda lainnya berdasarkan saran dari salah satu

ketua RT. Setelah dilakukan pendekatan, mereka bersedia untuk mengajak pemuda-pemuda

lainnya untuk mengikuti kegiatan yang diadakan oleh mahasiswa KKN. Namun pada saat

kegiatan inisiasi pembentukan perkumpulan pemuda pada tanggal 30 Juli 2011, ada statemen

dari salah satu tokoh pemuda yang menyatakan bahwa tidak perlu dibentuk perkumpulan karena

dulu pernah ada dan mati sedangkan sebenarnya ada karang taruna tetapi juga tidak aktif, lebih

baik menghubungi mereka para tokoh pemuda saja apabila ada kegiatan dan mereka akan

mengajak pemuda lainnya karena menganggap pemuda lainnya hanya mengikut saja dan tidak

memiliki inisiatif. Sangat disayangkan ada pernyataan seperti ini dan itu keluar dari Ketua

Karang Taruna Desa Gemeksekti sendiri, dan sepertinya pernyataan mengenai inisiatif pemuda

Dusun Tanuraksan itu memang benar. Hal ini dilihat dari pengamatan saya terhadap kegiatan

rutin pemuda di beberapa blok, ketika tokoh-tokoh itu tidak hadir maka kegiatan tidak berjalan,

dan bisa berjalan ketika tokoh-tokoh itu hadir di awal kegiatan. Menurut testimoni beberapa

penduduk juga mengakui bahwa para pemuda di Dusun Tannuraksan cenderung terpisah-pisah

dan tidak begitu mengenal antar blok. Beruntung Dusun Tanuraksan memiliki organisasi

Fatayat NU yang anggotanya adalah pemudi semua dan organisasi tersebut sudah tergolong tua

di Dusun Tanuraksan, sehingga Dusun Tanuraksan masih diwarnai oleh kegiatan dari kaum

muda.

Page 70: LPK Tanuraksan

7. Kegiatan Ramadhan

No. Sektor : 15.1.1.01

Jenis Program : Program Pokok Non Tema (SH)

Sifat Program : Mono Disipliner (MD)

Kode Program : SH-34

Lokasi : Masjid Al-Khayyu

Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka menyemarakkan bulan Ramadhan dengan

kegiatan-kegiatan yang bermanfaat untuk meningkatkan ibadah, menambah ilmu agama bagi

masyarakat dan sekaligus mengamalkan ilmu agama yang telah saya dapatkan. Di Dusun

Tanuraksan sendiri banyak diadakan kegiatan keagamaan di mushola-mushola, masjid-masjid

maupun di rumah-rumah penduduk setiap hari terutama setelah ashar, maghrib, isya dan subuh.

Beberapa kegiatan yang khusus dilakukan dari tim KKN untuk mengisi Ramadhan di

Dusun Tanuraksan adalah Pengajian kitab kuning pada tanggal 4 dan 21 Agustus 2011 setelah

sholat Tarowih, serta Buka Bersama Pemuda Pemudi Dusun Tanuraksan pada tanggal 21

Agustus 2011. Secara umum kegiatan berjalan dengan lancar, untuk pengajian kitab diisi oleh

mahasiswa KKN dengan peserta jamaah sholat Tarowih Masjid Al-Khayyu yang belum pulang

selama kurang lebih 1 jam. Kemudian untuk acara buka bersama, peserta mayoritas dari

organisasi Fatayat NU, karena para pemuda Dusun Tanuraksan tidak banyak yang hadir, akan

tetapi acara tetap berlangsung dengan hangat dan akrab.

II. KESIMPULAN

Keseluruhan program yang saya lakukan pada kegiatan KKN di Seliling, Alian, Kebumen

dapat dikatakan berjalan dengan lancar. Beberapa kendala yang muncul selama pelaksanaan KKN

dapat diatasi dengan baik sehingga pada akhirnya tidak mengganggu jalannya kegiatan. Kelancaran

dan keberhasilan kegiatan KKN di Desa Seliling tidak lepas dari dukungan pamong desa serta

partisipasi aktif masyarakat sekitar, khususnya pembatik.

Pada akhirnya, kegiatan KKN ini diharapkan mampu menumbuhan semangat kembali bagi

pembatik di daerah Seliling serta dapat menumbuhkan kecintaan warga untuk melestarikan batik

tulis tersebut. Harapan lain yang juga diinginkan adalah adanya generasi muda yang mau

meneruskan batik sehingga kelestariannya dapat terjaga. Seluruh kegiatan yang telah dijalankan

Page 71: LPK Tanuraksan

diharapkan mampu diteruskan oleh masyarakat supaya lebih berkesinambungan dan terasa

manfaatnya.

III. SARAN

Berdasarkan pengalaman yang didapat selama kegiatan KKN di Dusun Tanuraksan, Desa

Gemeksekti, maka dapat diberikan saran untuk menunjang keberhasilan program KKN

selanjutnya, yaitu :

Pentingnya kerjasama dengan perangkat desa setempat untuk lebih mempermudah

kelancaran dan perijinan program.

Perlu dijalin hubungan yang baik dengan masyarakat sekitar sedari awal supaya partisipasi

warga lebih aktif dalam mengikuti kegiatan yang diadakan tim KKN.

Perlu adanya identifikasi permasalahan yang lebih mendalam, jika perlu sebelum masa

pelaksanaan KKN, agar lebih mengetahui permasalahan dan bisa memberikan program

yang bersifat solutif serta berkelanjutan.

Pendampingan/perhatian pasca KKN atau kontrol berkala baik oleh peserta KKN yang

bersangkutan atau diwariskan kepada generasi KKN sesudahnya dengan memberikan

bekal-bekal yang cukup, terutama untuk program yang bersifat jangka panjang untuk

membuktikan bahwa KKN tidak hanya sekedar untuk memenuhi syarat akademik saja,

melainkan benar-benar program untuk masyarakat sesuai dengan prinsip pelaksanaan KKN

yang berkesinambungan.

Page 72: LPK Tanuraksan

IV. LAMPIRAN

Pembuatan official video profil Batik Kebumen

Pendekatan kelompok pengrajin batik daerah Tanuraksan untuk bergabung

pada koperasi yang akan dibentuk

Pembuatan sarana membatik

Page 73: LPK Tanuraksan

Pengelolaan papan informasi

Sharing pengalaman dengan orang sukses asal Kebumen

Sarasehan pemuda antar desa

Kegiatan Ramadhan

Page 74: LPK Tanuraksan

KODE: KKN PPM UGM – 16

Page 75: LPK Tanuraksan

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN

(Individu )

KULIAH KERJA NYATA

PEMBELAJARAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS GADJAH MADA

TAHUN : 2011

SUB UNIT : TANURAKSAN

UNIT : 44

KECAMATAN : KEBUMEN

KABUPATEN : KEBUMEN

PROVINSI : JAWA TENGAH

Disusun Oleh :

Nama Mahasiswa : Akbar Bahtiar

Nomor Mahasiswa : 08/267663/SP/23013

BIDANG PENGELOLAAN KKN-PPM, PENGEMBANGAN UMKM

DAN PELAYANAN MASYARAKAT

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

I. LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN

Page 76: LPK Tanuraksan

Kabupatan Kebumen adalah salah satu kabupaten yang berada di provinsi Jawa tengah.

Kabupaten kebumen mempunyai beberapa kecamatan dan salah satunya adalah kecamatan

kebumen sendiri. Dalam KKN unit Kebumen ini di bagi menjadi tiga sub unit yang masing-

masing berbeda kecamatannya. Kecamatan-kecamatan tersebut adalah kecamatan kebumen,

kecamatan alian dan kcamatan pejagoan. Mungkin terdengar aneh KKN terpecar menjadi

beberapa wilayah kecamatan yang biasanya terpusat dalam satu kecamatan. Mengapa hal ini

bisa terjadi? Hal ini Karena pada lokasi tersebutlah terdapat perajin-perajin batik kebumen yang

sampai pada saat ini masih memerlukan perhatian lebih dan perlunya pengembangan yang lebih

lanjut mengenai batik kebumen tersebut. Batik kebumen merupakan suatu brand yang belum

berkembang secara keseluruhan sehingga perlu adanya pengembangan yang serentak sehingga

dapat terintergrasi secara keseluruhan, adanya hal tersebut yang menjadi alas an pemilihan

tempat tersebut. Dan saya Alhamdulillah mendapatkan sub unit di kecamatan kebuemen dan

tepatnya di dusun Tanuraksan, desa gemeksekti, kecamatan kebumen.

Potensi batik kebumen secara umum sangatlah bagus, hal ini dikarenakan adanya ciri

khas yang tidak dimiliki dari batik-batik daerah lain seperti pekalonhan, solo, dan Yogyakarta.

Selain itu batik kebumen terutama batik tulisnya mempunyai nilai jual yang lebih tinggi dari

pada batik di tempat lain. Namun disamping keunggulan-keunggulan tersebut terdapat kendala-

kendala yang dihadapi oleh perajin-perajin batik kebumen terutama pada bidang pemasaran dan

proses produksinya. Untuk itu tema utama dari KKN Kebumen adalah optimalisasi produksi,

integrasi pemasaran, dan pemasyarakatan batik kebumen.

Adanya tema kkn tersebut tentu saja unutk membuat batik kebumen lebih dikenal

masyarakat, pemasaran menjadi lebih lancer dan proses produksi menjadi lebh efisien. Untuk

menujang program tersebut saya mempunyai beberapa program tema yaitu :

1. Sosialisasi batik kebumen di SMA N 1 Kebumen

2. Sosialisasi batik kebumen kepada pemuda dan pemudi desa

Selain itu terdapat beberapa program tema yang tidak terkait dengan tema utama, yang

disesuaikan dengan kondisi, potensi dan kemampuan mahasiswa, program tesebut adalah :

1. Inisasi karang taruna

2. Pelatihan ketrampilan

3. Plangisasi

4. Sosialisasi kompos

Page 77: LPK Tanuraksan

5. Pembinaan TPQ

Dalam pelaksanaan program tersebut secara umum berjalan dengancukup baik namun tetap

saja ada kendala-kendala yang tak terduga sebelumnya yang terjadi. Pelaksanaan program tersebut

secara garis besar adalah sebagai berikut.

1. Sosialisasi batik kebumen di SMA N 1 Kebumen

No. Sektor : 11. 4. 9. 55

Jenis Program : program pokok tema (SH-T)

Sifat Program : monodisipliner

Kode Program : SH-22

Lokasi : SMA N 1 Kebumen

Program ini diadakan karena adanya masalah yang cukup ironi yaitu adanya ketidaktahuan

masyarakat khususnya masyarakat kebumen tentang adanya batik di daerahnya sendiri. Program

ini bertujuan agar para siswa-siwsi khususnya di wilayah kecamatan kebumen mengetahui adanya

batik kebumen diwilayahnya sendiri sehinnga muncul adanya kecintaan teradap batik kebumen

tersebut. Adanya kecintaan tersebut mempunyai maksudnya agar para siswa maupun siswi dapat

menghargai batik sehingga akan menjadikan batik bagian dari kehidupan sehari-hari misalnya

dengan memakai batik pada kegiatan sehari-hari yang memungkinkan untuk memakai batik seperti

dalam pergaulan sehari-hari, silaturahmi dan lain sebagainya.

Program ini diadakan di SMA N 1 Kebumen, pada tanggal 6 Agustus 2011. Sistem

pelaksanaan sosialisasi batik ini dengan mengunjungi tiap kelas mulai dari kelas X1, X2, X3, dan

X4 dengan mnggunakan waktu pelajaran kesenian. Setiap kelas tersebut mendapatkan materi

presentasi mengenai batik kebumen, antara lain mengenai sejarah, cara membuat dan proses

pemasaranya serta adanya motivasi agar para siswa tertarik utnuk memakai batik khususnya batik

kebumen. Selanjutnya, dilakukan pelatihan batik secara singkat oleh perajin batik dari dusun

tanuraksan sendiri.

Secara keseluruhan program ini berjalan dengan baik dan lancar. Dilihat dari antusiasnya,

para siswa sangat antusias untuk sosialisasi ini, selain itu terlihat adanya partisipasi yang baik dari

siswa hal ini terlihat dari proses pelatihan batik secara singkat tersebut. Siswa-siswi mencoba untuk

membatik di kain yang telah disediakan oleh tim KKN dengan penuh semangat hal ini terlihat dari

Page 78: LPK Tanuraksan

adanya siswa yang masih meneruskan membatiknya walaupun jam pelajaran kesenian telah usai,

namun siswa-siswi tersebut masih tetap membatik.

Namun dibalik adanya kesuksesan tersebut ada saja kendala yang dihadapi seperti adanya

kompor untuk membatik yang tidak kunjung menyala, adanya komputer kelas yang tidak hidup

sehingga tidak bisa menampilkan slide presentasi dan lain sebagainya. Namun kendala-kedala

tersebut, alhamdulillah dapat diatasi dengan baik. Seperti adanya kompor minyak untuk membatik

yang tidak kunjung hidup karena angin yang bertiup ukup kencang, akhirnya bisa diatasi dengan

menggunakan penutup kompor dari kardus bekas, lalu adanya komputer mati seperti yang ada di

kelas X1, maka menggunakan laptop mahasiswa kkn yang sebelumny telah dipersiapkan.

2. Sosialisasi batik kepada pemuda-pemudi desa

No. Sektor : 11. 3. 9. 55

Jenis Program : Program Pokok Tema (SH-T)

Sifat Program : Mono Disipliner (MD)

Kode Program : SH-23

Lokasi : Masjid al khayyu

Sosialisasi batik kepada pemuda pemudi dilakukan karena adanya keprihatinan dari tim

KKN UGM unit 44 yang melihat kurangnya antusiame pemuda – pemudi dusun tanuraksan kepada

batik kebumen, padahal daerahnya sendidi adalah tempat yang banyak terdapat perajin batiknya.

Program ini bertujuan agar pemuda-pemudi lebih tertarik untuk melestarikan batik kebumen dan

agar bisa dijadikan motivasi para pemuda dan pemudi agar terjun ke dunia batik seperti

kebanyakan orang tuanya yang lebih dahulu menjadi perajin batik.

Program ini berlangsung di masjid al Khayyu dusun tanuraksan pada tanggal 29 juli 2011,

acara ini dilakukan dengan pemberian materi melalu presentasi dengan menggunakan proyektor

yang di pinjam dari kantor balaidesa. Sebelumnya untuk mengundang pemuda-pemudi dilakukan

dengan pemberian undangan secara individu-individu khusunya bagi pada laki-laki dan undangan

secara kelompok melalui berjalan dengan baik. Hal ini terlihat dari ketidak adanya umpan balik

mengenai presentasi batik yang dilakukan oleh saya. Hal ini menjadi keprihatinan tersediri karena

ketidak adanya umpan balik dari para pemuda-pemudi yang hadir. Namun, adanya hal tersebut

Page 79: LPK Tanuraksan

semoga tidak menjadi tolak ukur yang signifikan dari peningkatan minat pemuda dan pemudi

kepada batik. Amin.

3. Inisiasi Karang Taruna

No. Sektor : 11. 4. 1. 01

Jenis Program : Program bantu

Sifat Program : Mono Disipliner (MD)

Kode Program : SH-25

Lokasi : Masjid al khayyu

Program inisasi karang taruna adalah suatu proram yang di tujukan kepada pemuda –

pemudi di dusun tanuraksan yang bertujuan sebagai rintisan awal untuk mengaktifkan kembali

karang taruna yang pernah ada di dusun tersebut. Cara yang dilakukan adalah dengan melakuakan

pendekatan kepada orang-orang yang berpengaruh kepada para pemuda seperti ketua RT, guru

mengaji dan lain sebagainya. Orang-orang tersebut dijadikan sebagai motor untuk menggerakan

pemuda agar dapat berkumpul kembali. Pendekatan-pendekatan tersebut seperti pencarian pemuda

potensial untuk mengaktifkan kembali karang taruna tersebut. Setelah mendapatkan pemuda-

pemuda tersebut lalu diedarkanlah undangan untuk para pemuda dan pemudi tersebut untuk

berkumpul di masjid Al Khayyu tanuraksan.

Pada saat perkumpulan pertama di masjid al Khayyu, dari segi kuatitas sudah sangat bagus

mencapai 50 orang lebih yang datang. 50 orang tersebut terdiri dari pemuda dan pemudi yang

perkiraan rantang umurnya antara 12-25 tahunan. Hal ini terlihat dari status pendidikanya, adanya

yang masih bersekolah SD dan sampai sudah ada yang bekerja. Setelah itu acara dimulai dengan

penyuluhan dari satlantas, setelah itu acara dilanjutkan dengan adanya sosialisasi bati dan

kemudian baru inisiasi karang taruna.

Pada saat presentasi para pemuda seakan sudah tidak antusias karena waktu yang sudah

malam dan terkesan membosankan, tidak adanya apresiasi dan antusiasme tersebut, lalu dilakuan

dengan pendekatan personal dengan mengajak musywarah namun para peserta tidak antusias

bahkan mulai berkurang. Hal ini membuat kami sebagai panitia merasa agak kecewa dengan

adanya sikap yang kurang atusias tersebut. Namun dari adanya jumlah peserta yang datang hal ini

mencerminkan suatu potensi tersendiri dimana para pemuda dan pemudi mempunyai kesadaran

Page 80: LPK Tanuraksan

dan keinginan tersendiri untuk mengikuti suatu acara perkumpulan ataupun karang taruna yang

telah sekian lama mati suri.

4. Pelatihan ketrampilan

No. Sektor : 11. 4. 1. 02

Jenis Program : Program bantu

Sifat Program : Mono Disipliner (MD)

Kode Program : SH-26

Lokasi : rumah Ibu Joko, dusun tanuraksan

Kegiatan pelatihan ketrampilan ini bertujuan untuk memberikan pelatihan kepada para ibu-

ibu yang sedang mengunjungi Pelatihan Anak Usia Dini. Rencana yang dilakuakan adalah

melakukan pelatihan pada saat kegiatan PAUD dilaksanakan. Jadi rencana awalnya para siswa dan

siswi PAUD tidak di dampingi oleh orang tuanya dan orang tuanya melakukan pelatihan kegiatan.

Saat perencanaan, saya selaku penanggung jawab program melakukan musyawarah kepada

ibu-ibu orang tua siswa PAUD dan kepada penyelenggara PAUD kira-kira pelatihan apa yang akan

dilakuan, dari para orang tua dan penyelenggara paud mengingingkan adanya pelatihan pembuatan

kue.

Setelah terjadi kesepakatan tentang bentuk pelatihannya, maka saya mencari peltih yang

dapat memberikan pelatihan tersebut. Pertama yang saya kunjungi adalah Dinas Tenaga Kerja, dari

dinas Tenaga Kerja pun dapat memberikan pembuatan kue-kue. Setelah itu saya konfirmasi kepada

penyelenggara paud.

Pada tanggal 26 Juli 2011 pelaksanaa ketrampilan pun dimulai. Para peserta yang terutama

ibu-ibu sangat antusias dalam pelatihan ketrampilan tersebut. Hal ini di tunjukan dengan adanya

partisipasi ibu-ibu yang ikut membuat kue kering yang di arahkan oleh pelatih yang di datangkan

dari disnaker.

Secara keseluruhan program ini brjala dengan lancar dan sukses, adanya kendala-kendala

seperti kuranggnya bahan baku ataupun kurang alat masak dapat ditangani dengan baik. Ini

dikarenakan adanya berkat dan rahmat dari Alloh SWT yang telah memberikan kemudahan, hal ini

Page 81: LPK Tanuraksan

terlihat adanya penyelenggara PAUD dan ibu-ibu, orang tua PAUD yang partisipatif dan antusias

dalam menikuti acara tersebut.

Proses pelatihan meliputi proses pembuatan kue kerinng yaitu nastar, semprit dan onde

kering dan pemberian tips-tips untuk memasak kue tersebut, selain itu adanya tambahan wawasan

mengenai penggunaan bahan substitusi kong sebagseperti tepung mokaf yang terbuat dari singkong

sebagai pengganti dari tepung gandum dengan harga yang lebih murah dan kualitas yang tidak jauh

berbeda.

5. Sosialisasi kompos

No. Sektor : 15. 1. 1. 02

Jenis Program : Program bantu

Sifat Program : Inter Disipliner

Kode Program : ST-35

Lokasi : Mushola Uswatun Khasanah

Sosialisasi kompos merupakan salah satu program yang menitik beratkan kepada

pembuatan kompos. Hal ini lebih dimaksudkan untuk menambah pengetahuan dan kesadaran bagi

masyarakat desa tanuraksan khususnya masyarakat RW 2. Pada pelaksanaannya kami mengundang

narasumber dari Kantor Lingkungan Hidup. Narasumber tersebut memberikan presetasi kepada

kepada masyarakat tentang pembuatan kompos dan manfaatnya.

Dilihat secara kuantitatif jumlah kehadiran warga cukup banyak mencapau 30 orang dan

secara kualitatif masyarakat cukup partisipatif dan memberikan umpan balik kepada narasumber

dan Kantor Lingkungan Hidup tersebut.

6. Pembinaan TPQ

No. Sektor : 15. 1. 1. 01

Jenis Program : Program bantu

Sifat Program : Mono Disipliner

Kode Program : SH-35

Lokasi : Masj id Al Khayyu

Page 82: LPK Tanuraksan

Pada program pembinaan TPQ ini lebih di tekankan kepada pemberian saran dan

pengawasan pelaksanaan TPQ yang ada di dusun . Pemberian saran tersebut dilakukan dengan

jalan musyawarah antara saya dan pengajar TPQ, saran yang diberikan antara lain adanya

dilakukannya pendataan kembali siswa-siswi yang mengikuti TPQ agar lebih dapat di kontrol

perkembangannya. Selai itu dilakukan pengawasan terhadap berlangsungnya kegiatan belajar

mengajar. Pada saat pengwasan tersebut masih terlihat adanya siswa –siswi TPQ yang tidak tertib

di berikan suatu ajakan untuk tidak mengulanginya kembali.

Secara keseluruhan program ini berjalan dengan baik dimana adanya kedisiplinan dari

anak-anak untuk mengikuti kegiatan TPQ dan dari para pendidik TPQ yang lebih tertib dalam

memberikan pengajaran.

7. Plangisasi

No. Sektor : 15. 1. 2. 07

Jenis Program : Program bantu

Sifat Program : interdisipliner

Kode Program : ST-5

Lokasi : rumah ibu Nining, pondokan

Program ini di buata guna memudahkan dalam pencarian rumah perangkat desa dan ketua –

ketua RT atau RW. Ketidak adanya plang membuat pencarian rumah ketua rt atau rw atau

perangkat desa memnjadi susah, hal ini sangat terasa seperti ketika survey-survey ketempat

pengeurus desa saat pertama kali datang di dusun tanuraksan ini. Dengan adanya plang ini

diharapkan dapa mempermudah pencarian rumah perangkat desa.

Pelaksanaan plangisasi tersebut dilakuakn sebagian besar oleh mahasiswa KKN, hal ini

dikarenakan perlu keahlian khusus dalam pembuatannya, dan memang secara teknis tidak

memerlukan partisipasi banyak dari masyarakat.

Pembuatan plang tersebut dilaksanakan pada tanggal18-21 agustus 2011.

Page 83: LPK Tanuraksan

II. KESIMPULAN

Selama melaksanakan kegiatan KKN-PPM di unit kebumen, secara keseluruhan program

yang saya tangani berjalan dengan baik. Namun, tetap tak ada gading yang tak retak, begitu juga

dengan program yang saya pegang, masih ada masalah-masalah yang tak terduga dan adanya

kegiatan yang yang tidak berjalan sesuai dengan rencana. Adanya hal tersebut semoga tidak

banyak berpengaruh terhadap hasil yang dinginkan dari ada program tersebut, terutama mengenai

manfaat dari program tersebut.

III. SARAN

Berdasarkan pengalaman semasa KKN , maka ada sedikit saran yang dapat diberikan guna

dapat diadikan bahan pertimbangan dan saran bagi KKN selanjutnya.

1. Perlunya kerja sama diantara tim KKN dalam pelaksanaan program KKN

2. Sosialisasi dengan baik kepada masyarakat agar tahu bagaimana kondisi masyarakat

tersebut

3. Berusaha membaur dengan masyarakat desa

4. Jalin kerja sama dengan penduduk setempat secara intensiv

5. Pentingnya manajemen konflik dalam perencanaan program

6. Tulislah kartu kotrol setiap selesai mengerjakan suatu program

Page 84: LPK Tanuraksan

IV. LAMPIRAN

Sosialisasi Batik di SMA N ! Kebumen

Pelaksanaan Sosialisasi Kompos RW1

Pelatihan Ketrampilan

Page 85: LPK Tanuraksan

Pelaksanaan TPQ

Penyuluhan Batik Kepada Pemuda Pemudi

Inisiasi Karang Taruna

Page 86: LPK Tanuraksan

Pelaksanaan Pembuatan Plang

Page 87: LPK Tanuraksan

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN

(Individu)

KULIAH KERJA NYATA

PEMBELAJARAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS GADJAH MADA

TAHUN: 2011

SUB UNIT : TANURAKSAN

UNIT : 44

KECAMATAN : KEBUMEN

KABUPATEN : KEBUMEN

PROPINSI : JAWA TENGAH

Disusun oleh :

Nama Mahasiswa : Vinko Satrio Pekerti

Nomor Mahasiswa : 08/268566/EK/17198

BIDANG PENGELOLAAN KKN-PPM, PENGEMBANGAN UMKM

DAN PELAYANAN MASYARAKAT

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

KODE : KKN PPM UGM – 16

Page 88: LPK Tanuraksan

I. LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN

Dukuh Tanuraksan, Desa Gemeksekti, Kecamatan Kebumen, Kabupaten Kebumen, Jawa

Tengah merupakan lokasi yang dipilih sebagai tempat pelaksanaan KKN-PPM Unit 44, yang

dimulai dari tanggal 4 Juli 2011 hingga 23 Agustus 2011. Dalam pelaksanaannya, kegiatan

KKN-PPM ini difokuskan pada tiga desa dan oleh karenanya terbagi menjadi tiga subunit, yaitu

subunit yang bertugas di Dukuh Tanuraksan Desa Gemeksekti Kecamatan Kebumen, subunit

yang bertugas di Desa Seliling Kecamatan Alian, dan subunit yang bertugas di Desa Jemur

Kecamatan Pejagoan.

Tema KKN-PPM Unit 44 adalah “Optimalisasi Proses Produksi, Pemasaran, dan

Pemasyarakatan Batik Kebumen”. Tema ini dipilih karena berdasarkan survey yang telah

dilakukan sebelumnya, Kabupaten Kebumen memiliki sebuah warisan budaya unik yang sangat

potensial untuk dikembangkan, yaitu batik tulis kebumen. Namun, selama ini proses produksi,

proses pemasaran, dan sistem pemasyarakatan atau sosialisasi yang dilakukan masih belum

optimal, baik oleh masyarakat pembatik maupun oleh pemerintah daerah setempat. Sebagian

besar masyarakat di Dukuh Tanuraksan, terutamanya, masih belum mengetahui cara-cara untuk

bisa menjadikan proses produksi lebih ramah lingkungan, cara-cara penjualan yang masih lebih

tidak menguntungkan pihak perajin batik, dan pemasyarakatan batik yang tidak memacu

regenerasi perajin batik tulis. Selepas KKN ini, diharapkan masyarakat Kebumen, khususnya

Tanuraksan, menjadi lebih termotivasi untuk melestarikan dan memanfaatkan potensi budaya

batik tulis yang ada secara optimal. Dan jika dimungkinkan, batik tulis dapat menjadi salah satu

pekerjaan utama rumah tangga bagi masyarakat di Tanuraksan.

Selama pelaksanaan KKN saya melaksanakan delapan program, empat di antaranya

merupakan penjabaran dari tema di atas, sementara empat program merupakan program

pendukung sesuai dengan kebutuhan masyarakat di Tanuraksan.

Tujuh program tersebut adalah:

1. Penjajagan Penjualan Batik Ke Luar Negeri

2. Pengadaan Pameran Mini Batik Kebumen Pada Bazar di Asrama Haji

3. Penyuluhan Teknis Administrasi Surat Menyurat

4. Pembuatan Database Pengrajin Batik dan Kelompok Yang Ada

5. Sosialisasi Penyuluhan Daur Ulang dan Komposisasi Sampah di RW 2

6. Sosialisasi Kerja Bakti Pembersihan Selokan di RT 3 RW 2

7. Pengadaan Nonton Bareng Dalam Rangka Pengumpulan Para Pemuda

Page 89: LPK Tanuraksan

8. Pengelolaan Konten Majalah Dinding

Pada umumnya tidak banyak kendala yang ditemui dalam pelaksanaan program-program

tersebut. Beberapa program mengalami penyesuaian, namun penyesuaian tersebut merupakan

hal yang penting dilakukan agar program yang dijalankan benar-benar sesuai dengan kebutuhan

dan memberi nilai tambah bagi masyarakat.

1. Penjajagan Penjualan Batik Ke Luar Negeri

No. Sektor : 05.4.2.03

Jenis Program : Program Pokok Tema (SH-T)

Sifat Program : Mono Disipliner (MD)

Program ini merupakan salah satu bagian dari serangkaian program besar Bimbingan

Teknis Pemasaran. Kegiatan ini diadakan dengan asumsi belum optimalnya jalur dan link-link

pemasaran batik tulis, khususnya ke luar negeri. Minimnya pengetahuan dan kemampuan

masyarakat untuk mencarinya secara mandiri menjadi salah satu fokus permasalahan di program

in. Melalui program ini, diharapkan pembatik maupun anak-anak pembatik dan pemuda-pemuda

desa beserta semua pihak yang peduli dengan nasib batik tulis kebumen, dapat terbuka

pemahaman dan pemikirannya mengenai pemasaran luar negeri secara optimal. Selain itu,

dengan bantuan inisiasi kerja sama penjualan ke luar negeri dari kami, tentunya menjadi

motivasi bagi masyarakat Tanuraksan untuk selalu mengembangkan pengetahuan pemasarannya

dan juga pembaharuan kualitas batik tulisnya.

Kebanyakan dari program ini merupakan sebuah kegiatan yang bisa dilaksanakan sendiri

dan waktu pelaksanaannya dilakukan dari hari-hari awal sampai pada saat diadakannya

penyuluhan Bimbingan Teknis Pemasaran di Fatayad, yaitu pada tanggal 19 Agustus 2011.

Faktor pendukung dari program ini adalah relatif mudah untuk dikerjakan. Sementara

faktor penghambatnya adalah benar-benar belum adanya link pemasaran khusus batik tulis ke

luar negeri melalui jalur pemerintah maupun swasta. Meskipun ada, hambatan yang muncul

berikutnya adalah ketidakmampuan perajin batik untuk memenuhi kuota ekspor dan standarisasi

produk. Oleh karena itu, dalam program ini hanya sedikit yang bisa dilakukan sampai akhir dan

hanya meninggalkan modul-modul pelaksanaan penjualan internasional pada saat program

penyuluhan Bimbingan Teknis Pemasaran pada kelompok Fatayad dan pada kelompok-

kelompok pembatik lainnya yang akan terbentuk.

Page 90: LPK Tanuraksan

2. Pengadaan Pameran Mini Batik Kebumen Pada Bazar di Asrama Haji

No. Sektor : 05.4.2.03

Jenis Program : Program Pokok Tema (SH-T)

Sifat Program : Mono Disipliner (MD)

Program ini merupakan program tema yang bertujuan untuk memasyaratkan batik

Kebumen secara langsung dan masal. Pelaksanaan program ini dilatarbelakangi oleh masih

kurangnya pengetahuan yang dimiliki masyarakat Kebumen sendiri terhadap seni batik tulisnya

sendiri dan masih minimnya jalur pemasaran para pembatik. Diharapkan dengan adanya

program ini, akan tercipta brand awareness atau pencerahan atas batik tulis oleh masyarakat

Kebumen sendiri, dan dibarengi dengan semakin meningkatnya hubungan langsung antara

pembatik dengan pembeli akhir.

Pelaksanaan program ini dibagi beberapa tahap. Pertama, penjajagan kerjasama dengan

PT. Cahaya Murni Central Java Semarang yang mempunyai rencana untuk mengadakan bazar

pabriknya di Kebumen, menghasilkan kesanggupan untuk membantu pameran batik secara

penuh sebagai bagian dari program CSR-nya. Kedua, sosialisasi pameran batik pada seluruh

ketua RT di Tanuraksan dan juga menyertakan para pembatik di Jemur dan Seliling yang

dikoordinir oleh perwakilan subunit masing-masing. Lalu para perajin batik yang ingin

berpartisipasi dalam pameran ini, diarahkan untuk mengumpulkan batiknya di tempat ketua RT

masing-masing, untuk selanjutnya dikumpulkan dahulu. Kemudian, peminjaman dan setting

beberapa perabot yang dirasa perlu untuk pameran seperti seperangkat gawangan batik dari

Pak/Bu Lurah. Terakhir, pelaksanaan pameran yang diselenggarakan memakai sistem shift

secara bergantian dari Tanuraksan, Jemur, dan Seliling. Pameran mini batik kebumen ini

diselenggarakan pada tanggal 23-25 Juli 2011, 30-31 Juli 2011, dan 1-7 Agustus 2011. Tidak

lupa juga tahap pengembalian batik yang tidak terjual ke masing-masing ketua RT untuk diambil

para pembatik yang berpartisipasi.

Selama pelaksanaan pameran mini batik ini, banyaknya hal yang harus dijelaskan,

misalnya perbedaan antara batik tulis dengan batik cap atau batik printing, membuktikan bahwa

pembangunan tingkat keawasan publik terhadap warisan budaya seni batik tulis memang pantas

menjadi fokus utama dari pameran ini. Dan minat para pembeli batik yang banyak bertanya

tentang batik-batik tulis dan pembatiknya, menandakan bahwa pembentukan jalur pemasaran

langsung juga dapat menjadi fokus kedua.

Secara garis besar, program ini dapat dinilai sukses. Faktor pendukungnya adalah

Page 91: LPK Tanuraksan

tingginya partisipasi pembatik yang memenuhi target pengiriman kain batik yang ditentukan dan

banyaknya pengunjung dari Kebumen yang totalnya mencapai sekitar 95 orang selama dua belas

hari total penyelenggaraan. Hambatan yang ada banyak berasal dari sisi internal tim KKN-PPM

sendiri, dimana terbatasnya tenaga penjaga yang ada karena bertubrukan dengan program dari

masing-masing subunit asalnya.

3. Penyuluhan Teknis Administrasi Surat Menyurat

No. Sektor : 05.4.9.55

Jenis Program : Program Pokok Tema (SH-T)

Sifat Program : Mono Disipliner (MD)

Program ini merupakan salah satu bagian dari serangkaian program besar Penyuluhan

Koperasi/Usaha Kecil. Kami memecahnya menjadi beberapa bagian dengan tujuan agar

masyarakat lebih paham secara mendalam mengenai bagian-bagian administrasi mendasar yang

perlu dikuasasi. Metode yang diterapkan dalam penyuluhan ini yaitu masyarakat Tanuraksan

berkumpul ke sebuah tempat dan penyuluhannya dari kami yang sudah mencari bahan-bahan

untuk modulnya serta sudah meminta izin pengurus atau pemilik tempat tersebut..

Program ini dilaksanakan pada tanggal 11 Agustus 2010 di Mushola Uswatun Hasanah

RT 4 RW 1 Dukuh Tanuraksan Desa Gemeksekti. Pada awalnya target penyuluhan ini adalah

koperasi ataupun paguyuban yang sudah ada di Tanuraksan. Namun, dikarenakan vakumnya

koperasi dan susahnya sebuah kelompok pembatik untuk terbentuk di sini, target penyuluhan ini

menjadi lebih spesifik lagi yaitu para pembatik dan keluarganya yang tertarik untuk

mengembangkan kemampuan administrasinya.

Pelaksanaan Penyuluhan Teknis Administrasi Surat Menyurat ini digabung dengan

program Penyuluhan Teknis Administrasi Pembukuan dan program Percontohan Bagi

Koperasi/Paguyuban Yang Akan Dibentuk, agar bisa lebih komprehensif dan diharapkan bisa

memacu para pembatik untuk mulai menginisiasi peguyuban sendiri atas inisiatif bersama.

Peserta yang hadir lebih kurang 19 orang yang semuanya berasal dari Dukuh Tanuraksan Desa

Gemeksekti, dan dua orang diantaranya adalah tamu sesama pembatik dari Desa Jemur

Kecamatan Pejagoan yang terlibat dalam program Percontohan Bagi Koperasi/Paguyuban Yang

Akan Dibentuk.

Faktor penghambat kegiatan ini, yaitu waktu penyuluhan yang ternyata masih terlalu

pagi, yaitu jam 9 pagi, sehingga peserta yang datang tidak sebanyak jika dibandingkan dengan

Page 92: LPK Tanuraksan

program penyuluhan lain di tempat yang sama, di hari sebelumnya. Namun, secara garis besar

acara ini tergolong sukses. Hal ini bisa disinyalir dari motivasi para peserta yang hadir untuk

mulai berinisiatif membentuk kelompok pembatik sendiri, dan adanya permintaan penyuluhan

ulang yang mendesak dari kelompok batik KUPP Lukulo, RT 4 RW 2 Tanuraksan, yang tidak

sempat hadir pada acara penyuluhan resminya.

4. Pembuatan Database Pengrajin Batik dan Kelompok Yang Ada

No. Sektor : 05.4.9.99

Jenis Program : Program Pokok Tema (SH-T)

Sifat Program : Mono Disipliner (MD)

Program ini masuk dalam rangkaian program besar Perencanaan Koperasi dan nantinya

akan menjadi acuan bagi program Sosialisasi dan Pelatihan Pengelolaan Database Pengrajin dan

Konsumen. Lingkup program ini meliputi tiap-tiap desa yang jadi sasaran KKN PPM UGM Unit

44 Kabupaten kebumen ini, yang dikelola oleh satu orang penanggung jawab di tiap tingkat

subunitnya. Kegiatan ini dilaksanakan mengingat belum optimalnya pengelolaan database

perajin batik, yang informasinya bisa dikatakan juga masih tidak komprehensif. Dan hal itu

dapat menyebabkan ketidaktepatan pemberian bantuan bagi perajin batik oleh pemerintah

maupun pihak-pihak yang berkepentingan. Mengingat adanya potensi masalah tersebut, kami

berupaya untuk memperbaiki database yang ada, dengan menambahkan biodata pribadi dan

informasi lain yang mengarah pada tingkat produktivitas dan tingkat kesejahteraan para

pembatik di masing-masing subunit.

Pelaksanaannya dilakukan melalui dua tahap, dan dilakukan bersama-sama dengan

program Pembuatan Database Konsumen dan program Pembuatan Database Supplier, setelah

mendapat acuan database dari pihak Disperindag. Pertama, dilakukan pendekatan ke setiap ketua

RT yang ada, untuk bisa membantu melakukan pencatatan nama-nama warganya yang masih

aktif membatik dan, jika dimungkinkan, sudah dengan informasi-informasi yang dibutuhkan.

Tahap pertama ini mulai dilakukan pada tanggal 16 Juli 2011, dan sengaja dibarengi dengan

sosialisasi program Pengadaan Pameran Mini Batik Pada Bazar di Asrama Haji untuk waktu

kerja yang lebih efektif. Sedangkan tahap kedua dilakukan dengan menggunakan daftar nama

pembatik yang telah diambil dari ketua RT masing-masing sebagai patokan kunjungan secara

door-to-door. Kegiatan tahap kedua ini dilaksanakan mulai dari tanggal 8 Agustus 2011 sampai

dengan 12 Agustus.

Page 93: LPK Tanuraksan

Kegiatan ini berhasil diterapkan dan mendapat sambutan serta harapan yang cukup besar

dari masyarakat sekitar akan perbaikan kualitas hidup mereka sebagai perajin batik. Dengan

adanya kegiatan ini, diharapkan pihak-pihak yang belum mempunyai database selengkap ini

akan dapat termudahkan usahanya untuk membuatnya, dan kelak bisa memperbaharuinya sesuai

dengan kebutuhan spesifiknya masing-masing. Sedangkan hambatan kegiatan ini, yaitu sulitnya

mendapatkan informasi pribadi tentang keuntungan riil dari tiap kain batik yang dijual dan

adanya ketua RT yang tidak mengetahui seluk beluk warganya sendiri.

5. Sosialisasi Penyuluhan Daur Ulang dan Komposisasi Sampah di RW 2

No. Sektor : 09.3.9.55

Jenis Program : Program Pokok Non Tema (SH)

Sifat Program : Mono Disipliner (MD)

Program ini merupakan program non-tema yang dilatarbelakangi oleh kurangnya

kesadaran masyarakat untuk membuang sampah pada tempatnya, yang dapat menyebabkan

berbagai penyakit yang berbahaya. Oleh karena itu, dengan adanya program yang utamanya

merupakan sosialisasi atau woro-woro ini diharapkan masyarakat akan memiliki kesadaran

untuk menjaga kebersihan dan memiliki keinginan atau hasrat untuk mengikuti program

Penyuluhan Daur Ulang dan Komposisasi Sampah yang menjadi program tindak lanjut dari

program ini.

Dalam pelaksanaannya, program sosialisasi ini dibagi menjadi dua area yaitu RW 1 dan

RW 2, yang masing-masing memiliki penanggung jawab masing-masing. Sebagai penanggung

jawab program sosialisasi di area RW 2, faktor pendukung yang mempermudah proses ini adalah

faktor kedekatan ibu-ibu PKK di tiap RT di RW 2 yang membuat penyebaran informasi atau

pengumuman menjadi lebih cepat dan efisien. Tidak ditemukan faktor penghambat yang berarti

di program sosialisasi ini.

6. Sosialisasi Kerja Bakti Pembersihan Selokan di RT 3 RW 2

No. Sektor : 09.3.9.55

Jenis Program : Program Pokok Non Tema (SH)

Sifat Program : Mono Disipliner (MD)

Program ini merupakan program non tema yang mempunyai latar belakang yang hampir

sama dengan program sebelumnya. Bedanya adalah jika program sebelumnya lebih menyoroti

Page 94: LPK Tanuraksan

pengelolaan sampah yang cara pembuangannya di sembarang tempat, maka program ini

berfokus pada proses pemeliharaan secara bersama-sama dan perbaikan saluran air atau selokan

yang sudah mengalami pengendapan akibat sampah yang selalu dibuang sembarangan.

Diharapkan dengan program ini masyarakat RW 2 Tanuraksan, terutamanya, akan memiliki

kesadaran untuk kembali mempraktikkan jiwa gotong royong untuk menjaga dan mengontrol

kebersihan lingkungannya.

Sejak awal perencanaan, pelaksanaan program ini juga akan dibarengi dengan sesama

rekan suunit yang memiliki tanggung jawab untuk menyebarkan sebuah inisiasi untuk bergotong

royong membersihkan selokan di RT 1, RT 2, RT 3, RT 4, dan RT 5 di RW 2 secara bersama-

sama dalam satu hari. Namun dalam pelaksanaan sosialisasi ini, ternyata area RT 1 tidak

mempunyai selokan sehingga tidak bisa diikutkan dalam program ini. Faktor pendukungnya

adalah masyarakat sekitar masih sangat akrab satu sama lain sehingga pembicaraan untuk

inisiasi gotong royong masal ini berjalan dengan mulus. Namun hambatan yang terbesar pada

saat hari pelaksanaan gotong royong adalah kemalasan masyarakat untuk bangun pagi, sehingga

membuat pihak yang banyak bergotong royong adalah penduduk RT 3 RW 2 saja.

7. Pengadaan Nonton Bareng Dalam Rangka Pengumpulan Para Pemuda

No. Sektor : 11.4.1.01

Jenis Program : Program Pokok Non Tema (SH)

Sifat Program : Mono Disipliner (MD)

Program non tema ini berangkat dari keprihatinan semakin mengikisnya budaya guyub

atau budaya kumpul-kumpul, terutama di kalangan pemuda-pemudi desa saat ini. Program ini

juga berperan sebagai salah satu sarana pendukung dari program Inisiasi Karang Taruna dan

Organisasi Kepemudaan di Tanuraksan. Dalam perencanaannya bersama dengan beberapa

pemuda, program ini akan dilaksanakan sebelum bulan puasa. Hal iini dikarenakan oleh alasan

sosial dan religiusitas, dimana sama sekali tak ada kesempatan untuk mengadakannya setelah

tarawih dengan banyaknya pengajian-pengajian baik yang diadakan di masjid, mushola, maupun

di rumah masing-masing.

Dalam pelaksanaannya, program ini melibatkan peminjaman alat-alat pemutaran film

dari Balai Desa serta dukungan karpet, terpal, dan kursi dari Bu Amat yang tinggal tepat di

sebelah ketua RW 2. Tempat pelaksanaannya adalah di halaman Bapak Haji Ruslan, di sebelah

Page 95: LPK Tanuraksan

timur MIN Model RW 2, dan waktu pelaksanaannya pada tanggal 29 Juli 2011 mulai sekitar

pukul 20:00 WIB sampai dengan sekitar pukul 21:30 WIB. Secara garis besar, program ini

terbilang cukup sukses karena sangat banyaknya penduduk dari segala usia yang datang, tidak

hanya pemuda-pemudi saja, yaitu sekitar 142 orang. Tidak banyak hambatan berarti dalam

pelaksanaan program ini, kecuali pengambilan posisi oleh para pemuda-pemudi yang kurang di

area depan, yang membuat interaksi beberapa rekan yang bertanggung jawab untuk program

kepemudaan dengan mereka jadi berdampak minimal.

8. Pengelolaan Konten Majalah Dinding

No. Sektor : 19.2.1.02

Jenis Program : Program Pokok Non Tema (SH)

Sifat Program : Inter Disipliner (ID)

Program ini merupakan program non-tema yang berangkat dari minimnya tingkat

wawasan pengetahuan yang berdampak pada dangkalnya cara pandang kebanyakan anak-anak

muda dan masyarakat di sana . Diharapkan program ini dapat memperkaya khazanah ilmu yang

bisa didapat, tidak hanya dari pendidikan formal. Program ini juga merupakan interdisipliner

dengan program Pengadaan Papan Majalah Dinding, dan pelaksanaannya dibarengi dengan

pelaksanaan program Lomba Menggambar dan Mengarang di Sekolah Dengan Tema Bersih

Lingkungan dan Cita-Citaku.

Kegiatan ini dilaksanakan dengan menjadikan program lomba tersebut sebagai acuan

program bantu, dan kemudian menjadi program pokok pada saat pemasangan karya-karya

terbaik dari lomba tersebut, baik di papan mading sekolah maupun di papan mading yang sudah

selesai dibuat dan dipajang di dekat Masjid An-Noor. Untuk menjaga keberlangsungan

penggunaan papan mading ini untuk memperluas pengetahuan informal masyarakat, dilakukan

juga sosialisasi ke ketua-ketua RT dan kelompok setempat mengenai pentingnya majalah

dinding tersebut untuk desa itu, fungsi mendasarnya, dan syarat-syarat apa saja yang bisa dan

boleh dipasang di sana. Seluruh masyarakat di Tanuraksan berhak untuk menggunakannya,

asalkan untuk kepentingan yang memajukan ilmu pengetahuan umum secara bersama-sama.

Program ini dapat dinyatakan sukses karena banyaknya pertanyaan yang dapat menjadi

tolok ukur keantusiasan setiap ketua RT, yang beberapa diantaranya juga merupakan tenaga

pengajar di beberapa jenis sekolah formal di Tanuraksan. Hambatan yang mendasar adalah

belum pernah adanya pembuatan mading, sehingga dikhawatirkan setelah ditinggal oleh tim

Page 96: LPK Tanuraksan

KKN-PPM, papan tersebut malah akan dianggap sama atau menjadi satu dengan papan

informasi yang pengadaan dan pengelolaannya juga menjadi salah satu program subunit yang

lainnya.

II. KESIMPULAN

Secara umum program-program yang dilaksanakan oleh Tim KKN-PPM UGM di Dukuh

Tanuraksan, Desa Gemeksekti, Kecamatan Kebumen, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah

berjalan dengan baik dan lancar. Adanya partisipasi yang aktif dari masyarakat menunjukkan

bahwa masyarakat peduli dengan adanya pembaharuan dan peningkatan kesejahteraan hidup di

Tanuraksan. Program-program yang dilaksanakan diharapkan dapat berjalan mandiri dan

berkesinambunan selepas tidak adanya tim KKN-PPM UGM.

Keberhasilan program-program KKN-PPM ini sangat dipengaruhi oleh dukungan dan

partisipasi dari masyarakat Tanuraksan serta rekan-rekan tim KKN-PPM dari subunit lain yang

ikut membantu dalam melancarkan pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang dijalankan di subunit

Tanuraksan. Selain itu, hambatan-hambatan yang terjadi dalam pelaksanaan justru menjadi

pelajaran dalam pelaksanaan acara berikutnya, baik dari kacamata perangkat desa maupun dari

pihak mahasiswa KKN-PPM sendiri.

Dengan adanya KKN-PPM, mahasiswa diharapkan dapat lebih memahami realita

kehidupan yang ada di berbagai lapisan masyarakat dan dapat menyesuaikan diri atas adanya

perbedaan-perbedaan yang ada. Selain itu, program-program yang dilaksanakan diharapkan

dapat meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan penduduk di desa-desa Kebumen pada

umumnya dan para perajin batik di Tanuraksan, Jemur, dan Seliling pada khususnya.

III. SARAN

Dari pengalaman selama berada di lokasi KKN-PPM terdapat beberapa saran yang perlu

disampaikan demi peningkatan dan keefektifan serta efisiensi pelaksanaan program KKN-PPM

selanjutnya, antara lain :

Mahasiswa KKN sebaiknya bersikap aktif dan ramah untuk bersosialisasi dengan

masyarakat selama pelaksanaan program-program KKN, karena hal tersebut dapat

menambah antusiasme dari masyarakat. Dan akan lebih baik lagi jika sudah mempelajari

Bahasa Jawa yang halus dan baik ketika akan ditempatkan di daerah pedesaan manapun

di pulau Jawa ini.

Page 97: LPK Tanuraksan

Untuk para mahasiswa angkatan berikutnya, dari pengalaman di subunit Tanuraksan ini,

akan besar sekali kemungkinan program-program yang ada tidak akan bisa dilaksanakan

secara maksimal jika berada di bulan puasa. Jadi sebisa mungkin program-program yang

membutuhkan keterlibatan masyarakat secara masal dilaksanakan pada saat belum

memasuki bulan puasa.

Pemerintah daerah dan perangkat desa setempat sebaiknya melakukan tindak lanjut atas

program-program yang telah dilaksanakan tim KKN-PPM UGM agar masyarakat dapat

melanjutkan program-program tersebut sehingga dapat memajukan wilayahnya dalam

berbagai hal, khususnya dalam optimalisasi produksi, pemasaran dan pemasyarakatan

batiknya sendiri.

Pihak LPPM sebaiknya menambah masa pembekalan mahasiswa KKN agar lebih

optimal sehingga ketika terjun ke lokasi mahasiswa sudah benar-benar siap. Ditambah

lagi, mungkin waktu pelaksanaannya sebaiknya tidak bertabrakan dengan masa-masa

puasa yang mendekati hari lebaran.

IV. LAMPIRAN

Penjajagan Penjualan Batik Ke Luar Negeri

Pengadaan Pameran Mini Batik Kebumen Pada Bazar di Asrama Haji

Page 98: LPK Tanuraksan

Penyuluhan Teknis Administrasi Surat Menyurat

Pembuatan Database Pengrajin Batik dan Kelompok Yang Ada

Sosialisasi Penyuluhan Komposisasi dan Daur Ulang Sampah

Page 99: LPK Tanuraksan

Sosialisasi Kerja Bakti Pembersihan Selokan di RT 3 RW 2

Pengadaan Nonton Bareng Dalam Rangka Pengumpulan Para Pemuda

Pengelolaan Konten Majalah Dinding

Page 100: LPK Tanuraksan