m Fajar Mahbub-fitk

  • Upload
    ria

  • View
    231

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/17/2019 m Fajar Mahbub-fitk

    1/144

    PENERAPAN PENILAIAN AUTENTIK UNTUK HASIL

    BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN

    AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI

    (Studi Kasus Penerapan Penilaian Autentik di SMA IZADA Pondok Aren

    Tangerang Selatan)

    Skripsi

    Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah

    Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

    Oleh:

    M. Fajar Mahbub

     NIM 109011000184

    JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

    FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

    JAKARTA

    2014 

  • 8/17/2019 m Fajar Mahbub-fitk

    2/144

  • 8/17/2019 m Fajar Mahbub-fitk

    3/144

  • 8/17/2019 m Fajar Mahbub-fitk

    4/144

  • 8/17/2019 m Fajar Mahbub-fitk

    5/144

    i

    ABSTARAK  

    M. FAJAR MAHBUB (109011000184), Penerapan Penilaian Autentik Untuk

    Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi

    Pekerti (Studi Kasus Penerapan Penilaian Autentik di SMA IZADA Pondok

    Aren Tangerang Selatan).

    Kata Kunci: Penilaian Autentik, Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam dan Budi

    Pekerti SMA

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penerapan penilaian

    autentik terhadap hasil belajar siswa dalam pembelajaran Pendidikan Agama

    Islam dan Budi Pekerti, seberapa besar kontribusi yang diberikan dan apakah

    dengan adanya penerapan penilaian autentik yang mencakup ranah afektif,

    kognitif dan psikomotorik ini hasil belajar siswa menjadi lebih optimal.

    Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan

    menggunakan metode penelitian studi kasus. Yaitu dengan melakukan teknik

     pengumpulan data meliputi: observasi, wawancara, dokumentasi dan triangulasi.

    Obyek penelitian disini ialah siswa kelas X IPA-1, kelas X IPA-2 dan kelas X IPSdi SMA IZADA Pondok Aren Tangerang Selatan.

    Dengan menggunakan teknik pengumpulan data berupa observasi,

    wawancara, dokumentasi dan triangulasi data maka dapat disimpulkan bahwa

    Penerapan penilaian autentik untuk hasil belajar siswa dalam pembelajaran

    Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di SMA IZADA Pondok Aren

    Tangerang Selatan yakni menunjukkan hasil belajar siswa menjadi lebik baik

    meskipun masih ada beberapa siswa yang hasil belajarnya masih rendah.

  • 8/17/2019 m Fajar Mahbub-fitk

    6/144

    ii

    KATA PENGANTAR

     Alhamdulillah, segala puji dan syukur hanya kepada Allah SWT semata.

     Rabb  semesta alam yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Atas limpahan

    rahmat, taufiq, hidayah dan inayah-Nya memberikan nikmat yang sungguh sangat

    tak ternilai harganya, memberikan kelancaran dan kemudahan untuk

    menghantarkan penulis pada tahap akhir untuk memperopleh gelar strarta 1 di

    Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakulats Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN

    Syarif Hidayatullah Jakarta. Semoga Allah SWT melimpahkan ilmu yang

     bermanfaat dan berkah kepada penulis.

    Shalawat dan salam teruntuk baginda Nabi Muhammad SAW. Beliaulah

     penuntun kita yang paling hak di bumi ini sebagai Uswatun Hasanah. Yang telah

    menujukkan kita minaddzulumaatil jahli ilannuuril’ilmi  yakni dengan agama

    Islam.

    Selanjutnya, penulis menyadari sepenuhnya bahwa kemampuan dan

     pengetahuan penulis sangat terbatas. Namun, dengan adanya bimbingan dan

    arahan serta motivasi dari berbagai pihak sangat membantu penulis dalam

    menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih

    yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah berjasa dalam penulisan

    skripsi ini, terutama kepada:

    1.  Kedua orang tua penulis, yaitu Bapak Drs. H. Syamsul Hadi, M.Si dan Ibu

    Hj. Kholiswatin yang telah merawat, mendidik, membesarkan,

    mengarahkan, mendukung dan mendoakan penulis dengan seluruh kasih

    sayangnya. Tertalu besar kasih sayang dan pengorbanan yang Bapak dan

    Ibu berikan kepada Penulis, sehingga penulis merasa tidak cukup hanya

    sekedar mengucapkan lewat tulisan ini.

    2.  Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Bapak Prof. Dr. Komaruddin

    Hidayat, MA. beserta para Wakil Rektor dan jajarannya.

    3.  Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Ibu Dr. Hj. Nurlena Rifa’i,

    MA., Ph.D. beserta para wakil dekan dan jajarannya.

  • 8/17/2019 m Fajar Mahbub-fitk

    7/144

    iii

    4. 

    Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam, Bapak Abd. Majid Khon, M.A.,

    dan Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam, Ibu Marhamah, LC.,

    M.A., serta Staf Administrasi Jurusan Pendidikan Agama Islam, Bapak

    Faza Amri, S.Th.I.

    5.  Dosen Pembimbing Skripsi, Bapak Drs. H. Masan AF, M.Pd. selaku

     pembimbing skripsi yang senantiasa membimbing, mengarahkan dan

    memberikan motivasi kepada penulis dalam melakukan penelitian

    sehingga penulisan skripsi ini dapat selesei dengan baik.

    6.  Dosen Penasehat Akademi, Bapak Muhammad Zuhdi, Ph.D. yang banyak

    memberi masukan kepada penulis selama studi. Seluruh dosen di Jurusan

    Pendidikan Agama Islam yang pernah memberikan ilmu kepada penulis,

    dan seluruh dosen yang ada di naungan UIN Syarif Hidayatullah.

    7. 

    Kepala sekolah SMA IZADA, Ibu Ulies, S.Pd., MM., beserta jajarannya,

    Guru Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti, Bapak

    Abdul Hakim, S.Ag., yang telah banyak mengarahkan, membantu dan

    memberikan informasi dalam melakukan penelitian.

    8. 

    Para siswa dan siswi kelas X IPA-1, X IPA-2, dan X IPS yang bersedia

    menjadi obyek dalam penelitian ini.

    9. 

    Adikku tercinta dan tersayang, Yuyun Rizkiyatul Ilmiyah, yang telah

    memberikan doa dan dukungan.

    10. Teman-teman PAI E 2009 yang telah memberikan warna dan kebersamaan

    selama studi empat tahun.

    11. Keluarga besar Albarkah Institut, H. Muhammad Fathur Rohman, Kurnia

    Aswaja, Moch. Abd. Rohim, Habibullah Siregar, Kurnia Majid, Imam Fitri

    Rahmadi, Aris Nurrohman, Ajid, Uwes, Yusuf Hamdani, Ais, Kamal,

    Samsul, Iman Firmansyah, Ihsan dan masih banyak lagi.

    12. Sahabatku tercinta, Arifin dan Isnawati, Zainal Abidin, Hidayatullah,

    Misbah, Ali Aziz, Dewandaru Kesuma Aji, Zagar Tua Ritonga, Ivans

    Frihandi, M. Baharizqa, Idam Khalid, Purnawan Eka, Wahyudi dan yang

    tidak bisa saya sebutkan satu persatu, yang telah banyak memberikan

    curahan pikiran, bantuan, dan dukungan kepada penulis.

  • 8/17/2019 m Fajar Mahbub-fitk

    8/144

    iv

    13. 

    Teman-teman dan senior HIQMA UIN Jakarta, IKAPPMAM Jakarta,

    DPN Gemasaba, HMJ PAI, PBNU, CAKAR, Forum UKM, AMSI

     Nusantara, Ciputat Music Space, FORMALA Jabodetabek yang semuanya

    itu tidak bisa saya sebutkan namanya satu-persatu, yang telah banyak

    memberikan pelajaran dalam menempa organisasi sampai sekarang.

    14. Wakil Rekor UIN Syarif Hidayatullah, Bapak Dr. Sudarnoto Abdul

    Hakim, M.A., Bapak Kepala Bagian Kemahasiswaan UIN Syarif

    Hidayatullah, Bapak Dr. Abd. Rozak A. Sastra, M.A. dan Ibu Dr. Sururin,

    M.A., yang telah banyak memberikan kepercayaan, pengarahan dan

    nasehat seputar kegiatan-kegiatan kemahasiswaan selama penulis

    menimba ilmu di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

    15. Ibunya Anak-anak, Noriska Silviana, S.Pd.I. yang senantiasa mendoakan,

    membantu, dan memberikan dukungan serta semangat kepada penulis.

    16. Semua orang yang telah penulis temui, baik sengaja maupun tidak, yang

    memberi ilmu dan pelajaran yang tidak bisa disebutkan satu persatu,

    semoga semua amal baiknya diterima Allah SWT.

    Kritik dan saran sangat dibutuhkan demi kesempurnaan skripsi ini.

    Semoga skripsi ini bisa bermanfaat bagi penulis khususnya, dan bagi semua orang

     pada umumnya. Amiin Ya Rabb.

    Jakarta, 21 Agustus 2014

    Penulis,

    M. FAJAR MAHBUB

    NIM 109011000184

  • 8/17/2019 m Fajar Mahbub-fitk

    9/144

    v

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL

    LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING

    LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI

    SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI

    ABSTRAK ...................................................................................................... i

    KATA PENGANTAR ................................................................................... ii

    DAFTAR ISI .................................................................................................. v

    DAFTAR TABEL .......................................................................................... viii

    DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... ix

    DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. x

    BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1

    A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1

    B. Identifikasi Masalah ................................................................... 5

    C. Pembatasan Masalah .................................................................. 6

    D. 

    Perumusan Masalah ................................................................... 6

    E. Tujuan Penelitian ....................................................................... 6

    F. 

    Manfaat Penelitian ..................................................................... 6

    BAB II KAJIAN TEORI ........................................................................... 7

    A. Kajian Teori ............................................................................... 7

    1. 

    Penilaian Autentik ................................................................ 7

    a.  Pengertian Pengukuran, Penilaian dan Evaluasi .............. 7

     b. 

    Pengertian Penilaian Autentik ......................................... 9

    c.  Ciri-ciri Penilaian Autentik .............................................. 10

    d.  Karakteristik Penilaian Autentik ...................................... 11

    e.  Hal-hal yang bisa Digunakan sebagai Dasar Menilai

    Peserta Didik dalam Penilaian Autentik ........................... 12

    f.  Teknik dan Instrumen Penilaian Autentik ........................ 13

    g.  Perbedaan Penilaian Autentik dengan Penilaian

    Tradisional ....................................................................... 14

  • 8/17/2019 m Fajar Mahbub-fitk

    10/144

    vi

    h. 

    Keunggulan dan Kelemahan Penilaian Autentik ............. 14

    2.  Hakikat Belajar dan Pembelajaran ......................................... 16

    a.  Hakikat Belajar ................................................................. 16

     b. 

    Hakikat Hasil Belajar ....................................................... 18

    3.  Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti .... 20

    a.  Pengertian Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti ... 20

     b. 

    Tujuan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan

    Budi Pekerti ...................................................................... 20

    c.  Ruang Lingkup Mata Pelajaran Pendidikan Agama

    Islam dan Budi Pekerti ...................................................... 21

    d.  Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran

    Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti ...................... 21

    B. 

    Hasil Penelitian yang Relevan .................................................... 25 

    BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................. 27

    A. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................... 27

    B. Latar Penelitian ........................................................................... 27

    1. 

    Sejarah Pendirian Sekolah ..................................................... 27

    2.  Visi, Misi dan Tujuan ............................................................ 29

    3. 

    Gambaran Umum Penerapan Penilaian Autentik .................. 30

    C. Metode Penelitian ....................................................................... 31

    D. Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data ............................ 34

    1. 

    Observasi ............................................................................... 34

    2.  Wawancara ............................................................................ 34

    3. 

    Dokumentasi .......................................................................... 36

    4.  Pemerikasaan dan Pengecekan Keabsahan Data ........................ 36

    5.  Analisis Data ............................................................................... 37

    BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................... 38

    A. Deskripsi Data ............................................................................ 38

    1.  Hasil Observasi ...................................................................... 38

    a.  Alamat Lengkap dan Profil Singkat SMA IZADA .......... 38

     b. 

    Tenaga Pendidik dan Peserta Didik SMA IZADA .......... 40

  • 8/17/2019 m Fajar Mahbub-fitk

    11/144

    vii

    c. 

    Kegiatan Pembelajaran SMA IZADA .............................. 42

    d.  Kalender Pendidikan SMA IZADA ................................. 43

    e.  Struktur dan Muatan Kurikulum SMA IZADA ............... 47

    f. 

    Hasil Belajar Siswa ........................................................... 56

    2.  Hasil Wawancara ................................................................... 59

    3.  Hasil Dokumentasi ................................................................ 62

    B. 

    Temuan Penelitian ...................................................................... 70

    C. Pembahasan terhadap Temuan Penelitian .................................. 72 

    1.  Penentuan Jenis Penilaian ...................................................... 72 

    2. 

    Keterkaitan dengan Temuan Penelitian yang Relevan .......... 73

    BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ............................. 74

    A. Kesimpulan ................................................................................. 74

    B. 

    Implikasi ..................................................................................... 75

    C. Saran ........................................................................................... 75

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN-LAMPIRAN

  • 8/17/2019 m Fajar Mahbub-fitk

    12/144

    viii

    DAFTAR TABEL

    Tabel 2.1 KI dan KD Kelas X ........................................................................... 21

    Tabel 4.1 Kalender Pendidikan Bulan Januari 2014 ......................................... 44

    Tabel 4.2 Kalender Pendidikan Bulan Februari 2014 ....................................... 44

    Tabel 4.3 Kalender Pendidikan Bulan Maret 2014 ........................................... 45

    Tabel 4.4 Kalender Pendidikan Bulan April 2014 ............................................ 45

    Tabel 4.5 Kalender Pendidikan Bulan Mei 2014 .............................................. 46

    Tabel 4.6 Kalender Pendidikan Bulan Juni 2014 .............................................. 46

    Tabel 4.7 Cakupan Mata Pelajaran SMA IZADA ............................................ 49

    Tabel 4.8 Struktur Kurikulum 2013 SMA IZADA untuk Mapel Wajib ......... 52

    Tabel 4.9 Struktur Kurikulum 2013 SMA IZADA untuk Mapel Peminatan .. 53

    Tabel 4.10 Daftar Nilai Afektif Siswa Kelas X Smt 2 TP 2013-2014 .............. 57

    Tabel 4.11 Daftar Nilai Kogniif Siswa Kelas X Smt 2 TP 2013-2014 ............. 58

    Tabel 4.12 Daftar Nilai Psikomotorik Siswa Kelas X Smt 2 TP 2013-2014 .... 58

  • 8/17/2019 m Fajar Mahbub-fitk

    13/144

    ix

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 3.1 Situasi Sosial ................................................................................. 32

    Gambar 4.1 Gerbang Masuk SMA IZADA ..................................................... 63

    Gambar 4.2 Pos Keamanan dan Parkiran SMA IZADA .................................. 63

    Gambar 4.3 Lapangan dan Gedung SMA IZADA ........................................... 64

    Gambar 4.4 Mushalla dan Auditorium SMA IZADA ...................................... 64

    Gambar 4.5 Perpustakaan dan Ruang Guru SMA IZADA ............................... 65

    Gambar 4.6 LAB bahasa dan LAB komputer SMA IZADA ........................... 65

    Gambar 4.7 Suasana Belajar Kelas X SMA IZADA ....................................... 66

    Gambar 4.8 Lembar Observasi Penilaian Sikap ............................................... 67

    Gambar 4.9 Lembar Portofolio Penilaian Pengetahuan ................................... 68

    Gambar 4.10 Lembar Proyek Presentasi Penilaian Keterampilan .................... 69

  • 8/17/2019 m Fajar Mahbub-fitk

    14/144

    x

    DAFTAR LAMPIRAN

    1.  Profil SMA IZADA 2013-2014

    2. 

    Sarana dan Prasarana SMA IZADA

    3.  Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

    4.   Nilai Raport Narasi Siswa Kelas X Semester 2

    5. 

    Struktur Organisasi SMA IZADA

    6.  Jumlah Guru SMA IZADA

    7.  Jumlah Siswa dan Siswi SMA IZADA

    8. 

    Pedoman Wawancara Sekolah

    9.  Hasil Wawancara Kepala Sekolah

    10. Hasil Wawancara Guru PAI dan Budi Pekerti

    11. 

    Hasil Wawancara Siswa Kelas X

    12. Lembar Format Penilaian Guru

    13. Sertifikat Akreditasi SMA IZADA

    14. Surat Permohonan Izin Penelitian dari UIN Syarif Hidayatullah

    15. 

    Surat Keterangan Penelitian dari Sekolah

    16. Uji Referensi 

    17. Biodata Penulis 

  • 8/17/2019 m Fajar Mahbub-fitk

    15/144

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A.  Latar Belakang Masalah

    Pendidikan adalah salah satu kebutuhan yang urgen bagi manusia. Pendidikan

    diakui sebagai salah satu jalan yang dapat menambah pengetahuan seseorang.

    Karena pendidikan merupakan suatu bidang yang dapat menciptakan sumber daya

    manusia (SDM) yang berkualitas, terdidik dan mampu menjadi manusia yang

     berpikir. Serta dengan dibantu pendidikan seseorang dapat lebih berkembang dan

     berproduktif.

    Pembelajaran merupakan proses dasar dari pendidikan, dari sanalah lingkup

    terkecil secara formal yang menentukan dunia pendidikan berjalan baik atau tidak.

    Pembelajaran merupakan suatu proses interaksi komunikasi antara sumber belajar,

    guru dan siswa. Interaksi komunikasi itu dilakukan baik secara langsung dalam

    kegiatan tatap muka maupun secara tidak langsung dengan menggunakan media,

    dimana sebelumnya telah menentukan model pembelajaran yang akan diterapkan.

    “Guru bukan hanya dituntut memiliki pengetahuan, keterampilan mengajar

    dengan kompleksitas peranan sesuai dengan tugas dan fungsi yang diembannya,

    tetapi juga harus kreatif. Upaya dalam melaksanakan tugasnya meningkatkan

    kualitas hasil pendidikan amat tergantung pada kemampuan guru untuk

    mengembangkan kreativitasnya”.1 

    1

      M. Hosnan,  Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21, Kunci sukses Implementasi Kurikulum 2013, (Bogor : Ghalia Indonesia, 2014), h. 19

  • 8/17/2019 m Fajar Mahbub-fitk

    16/144

    2

    Profesi guru kini semakin banyak tuntutan seiring dengan kebutuhan akan

     pendidikan yang bermutu. Semenjak ditetapkan sebagai profesi tanggal 2

    Desember 2004 oleh Presiden Susilo Bambang Yudoyono, profesi gurumengalami berbagai pembenahan-pembenahan baik secara regulasi maupun

    administrasi termasuk peningkatan kesejaheraan. Kini guru setiap tahun dinilai

    kinerjanya melalui Penilaian Kinerja Guru (PKG) dengan pendekatan 360

    derajat. Disamping itu guru juga harus mampu melakukan Pengembangan

    Keprofesian Berkelanjutan (PKB).2 

    Dengan memahami dan melaksanakan tugas pokok guru dengan baik, maka

    secara otomatis guru tersebut telah melaksanakan kinerja dengan baik. “Tugas

     pokok guru dalam pembelajaran meliputi : (1) menyusun program pembelajaran,

    (2) melaksanakan program pembelajaran, (3) melaksanakan penilaian hasil

     belajar, (4) melakukan analisis hasil belajar, (5) melakukan program tindak

    lanjut”.3 

    Banyak kita jumpai di seolah-sekolah, bahwa guru tidak melaksanakan

    fungsinya dengan baik. Metode-metode yang dialakukan oleh guru masih sangan

    minim, yaitu guru masih sangat sering menggunakan metode ceramah dalam

     pembelajaran. Ini membuat suasana belajar siswa di kelas menjadi sangat

    menjenukan dan membosankan. Sehingga semangat belajar siswa menjadi hilang.

    Tugas pokok guru yang lain dalam pembelajaran salah satunya adalah

    melaksanakan penialain hasil belajar. Penialain hasil belajar secara esensial

     bertujuan untuk mengukur keberhasilan pembelajaran yang dilakukan oleh guru

    dan sekaligus mengukur keberhasilan peserta didik dalam penguasaan kompetensi

    yang telah ditentukan. Dengan demikian, penilaian hasil belajar itu sesuatu yang

    sangat penting, karena dengan penilaian guru bisa melakukan reflkeksi dan

    evaluasi terhadap kualitas pembelajaran yang telah dilakukan.

    Dalam hal ini kalau diibaratkan suatu pohon, penilaian yang dilakukan oleh

    guru jangan hanya mengukur rindangnya daun dan rantingnya saja, tetapi juga

    harus mengukur akar dan batang pohonnya juga. Dengan demikian, penilaian

    hasil belajar yang dilakukan guru harus mencerminkan kompetensi peserta didik

    secara empiris (nyata).

    2  Kunandar,  Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik berdasarkan

     Kurikulum 2013), (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2014), h. 13 Ibid, h. 2

  • 8/17/2019 m Fajar Mahbub-fitk

    17/144

    3

    Di dalam Al-Qur’an terdapat beberapa ayat yang dapat dikaitkan dalam

     pengertian dan teknik penilaian yang tersebar di beberapa surat, diantaranya pada

    surat al-baqarah ayat 31-33, Allah berfirman:

                                                                                                                                                                                                                                                                                                                    

                                                                                         Artinya: Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda)

     seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para malaikat lalu berfirman:

    “Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu memang orang-orang

     yang benar”. (31) Mereka menjawab: “Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami

    ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami. Sesungguhnya

     Engkau Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. (32) Allah berfirman:

    “Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka nama-nama benda ini. Maka setelah

    diberitahukannya kepada mereka nama-nama benda ini. Allah berfirman:

    “Bukankah sudah ku katakan kepadamu bahwa sesungguhnya Aku mengetahuirahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang

    kamu sembunyikan?” (33) (QS. Al-Baqarah ayat 31-34)4 

    Ayat tersebut di atas menjelaskan bahwa penilaian pertama ditujukan kepada

    Malaikat dengan firman Allah : anbiuni bi asmai ha ulai in kuntum shadiqin,

    untuk menguji argumentasi yang dikemukakan oleh malaikat yang meragukan

    eksistensi Adam sebagai khalifah dengan membanggakan keutamaan yang

    dimilikinya yaitu senantiasa bertasbih dengan memuji dan mensucikan Allah.

    Apakah Tuhan hendak menjadikan seseorang yang sifatnya sedemikian itu

    sebagai khalifah?. Sedangkan kami (para malaikat) adalah makhluk-Mu yang

    ma’shum (terpelihara dari kesalahan). Namun ternyata pengetahuan tasbih, tahmid

    dan taqdis yang dimiliki Malaikat tidak dapat dikembangkan sebagaimana

    kemampuan Adam, karena mereka tidak dapat menjabarkan pada keadaan

    sekitarnya. Sedang pada diri manusia telah disediakan alat untuk bisa meraih

    4

     Kementerian Agama RI,  Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Jakarta: PT. Tahazed, 2010), h.25

  • 8/17/2019 m Fajar Mahbub-fitk

    18/144

    4

    kemampuan secara sempurna di bidang ilmu pengetahuan, lebih jauh

     jangkauannya di banding Malaikat. Ini merupakan penilaian dalam bentuk dialog

    atau tes lisan yang membutuhkan pengembangan dalam jawaban. Hal ini dimiliki

    manusia (Adam) tetapi tidak dimiliki oleh Malaikat. Kemudian Allah

    mengarahkan penilaian kepada Adam untuk menguji kemampuannya terhadap

    ilmu yang telah diajarkan kepadanya dan ternyata Adam dapat menjawab dan

    menjelaskan pertanyaan-pertanyaan itu dengan lancar. Karena kemampuan Adam

    dalam menyelesaikan seluruh pertanyaan dalam penilaian tersebut, maka Allah

    memberikan penghargaan kepadanya dengan memerintahkan kepada Malaikat

    supaya bersujud (memberikan penghormatan) kepada Adam. Tes ini sama dengan

     placement test, atau test untuk menentukan penempatan peserta didik apakah di

    kelas A atau di kelas B dan seterusnya.

    Berkaitan dengan hal ini, maka pendekatan penilaian yang tepat digunakan

    oleh guru adalah penilaian autentik (authentic assesment ). Karena dengan

     penilaian autentiklah hasil belajar dari peserta didik dapat terukur dan ternilai

    secara keseluruhan, baik dari aspek, afektif, kognitif maupun psikomotorik.

    Hal ini sejalan dengan isu yang sedang hangat dalam dunia pendidikan yakni

    mengenai kurikulum 2013, dalam kurikulum 2013 mempertegas adanya

     pergeseran dalam melakukan penilaian, yakni dari penilaian melalui tes

    (mengukur kompetensi pengetahuan berdasarkan hasil saja), menuju penilaian

    autentik (mengukur kompetensi sikap, keterampilan dan pengetahuan berdasarkan

     proses dan hasil). Yaitu melalui penilaian autentik. Autentik berarti keadaan yang

    nyata/sebenarnya.

    Beradasarkan teori diatas, apabila kita melihat pengaplikasiannya dalam

    dunia pendidikan, hal ini berbanding terbalik. Karena kita tahu dalam

    kenyataannya, nilai sekolah masih terjadi kesenjangan antara nilai rapor dengan

     prilaku siswa sehari-hari. Contoh rapor sekor 80, tapi kenyataannya perilaku siswa

    sehari-hari tidak menyatakan skor tersebut. Siswa masih suka bohong, ulanganya

    nyontek, tidak melakukan sholat wajib dan seterusnya. Hal ini disebabkan guru

    hanya menilai aspek kognitif saja, afektif dan psikomotiknya tidak dilakukan. Dan

    dalam proses pembelajaran, masih banyak bahkan mayoritas guru yang hanya

  • 8/17/2019 m Fajar Mahbub-fitk

    19/144

    5

    menggunakan metode ceramah saja, serta guru menggunakan pola penilaian hasil

     belajar tradisional yang hanya berpaku pada aspek kognitif dan hasilnya saja.

    Guru masih jarang bahkan mungkin belum menerapkan secara keseluruhan dari

     penilaian autentik ini, padahal kita tahu dengan menggunakan penilaian autentik

    inilah, hasil belajar siswa dapat terukur secara keseluruhan dan sesuai dengan

    keadaan siswa yang sebenarnya. Oleh karena itu, penulis terdorong untuk

    mengadakan penelitian yang berjudul “PENERAPAN PENILAIAN

    AUTENTIK UNTUK HASIL BELAJAR SISWA DALAM

    PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI

    (Studi Kasus Penerapan Penilaian Autentik di SMA IZADA Pondok Aren

    Tangerang Selatan)”. 

    B.  Identifikasi Masalah

    Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat diidentifikasi masalah-masalah

     berikut ini : 

    1.  Hasil belajar siswa yang rendah.

    2. 

    Penilaian yang dilakukan guru dalam proses pembelajaran belum menyentuh

    secara keseluruhan, dari aspek afektif, kognitif dan psikomotorik.

    3. 

    Dalam kegiatan pembelajaan guru masih lebih banyak menggunkan metode

    ceramah.

    4.  Masih terdapat kesenjangan antara nilai yang tercantum dalam rapor dengan

     prilaku siswa sehari-hari.

    5.  Siswa yang memiliki kecenderungan pada aspek afektif dan psikomotorik

    kurang termotivasi untuk belajar karena perhatian guru hanya terfokus pada

    kognitif siswa.

    6.  Kurang adanya kesadaran dari guru tentang pentingnya penilaian secara nyata

    dan menyeluruh (autentiik).

    7.  Metode yang digunakan guru masih berupa metode yang konvensional,

    sehingga tidak memungkinkan adanya penilaian secara autentik.

    8.  Siswa kurang mendapatkan kesempatan untuk mendemonstrasikan dan

    mengembangkan keterampilan serta kompetensinya.

  • 8/17/2019 m Fajar Mahbub-fitk

    20/144

    6

    C.  Pembatasan Masalah

    Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah diatas, maka peneliti

    membatasi penelitian ini pada permasalahan yang berkaitan dengan penerapan

     penilaian autentik untuk hasil belajar siswa dalam pembelajaran Pendidikan

    Agama Islam dan Budi Pekerti di SMA IZADA.

    D.  Perumusan Masalah

    Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah yang dikemukakan

    diatas, maka masalah yang akan diteliti dirumuskan sebagai berikut:

    “Bagaimanakah penerapan penilaian autentik untuk hasil belajar siswa dalam

     pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di SMA IZADA?” 

    E.  Tujuan Penelitian

    Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk

    mengetahui hasil belajar siswa pada mata pelajara Pendidikan Agama Islam dan

    Budi Pekerti kelas X melalui penerapan penilaian autentik. 

    F.  Manfaat Penelitian

    Adapun manfaat penelitian dalam skripsi ini adalah, sebagai berikut:

    a.  Bagi peneliti dapat meningkatkan pengetahuan tentang penerapan penilaian

    autentik pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SMA

    kelas X Semester genap dan dapat mengembangkan dalam proses

     pembelajaran selanjutnya.

     b. 

    Bagi guru sebagai wawasan pengetahuan baru dalam pembelajaran

    Pendidikan Agama Islam di sekolah sehingga guru dapat menggunakan

    model pembelajaran yang bervariasi dalam proses pembelajaran.

    c.  Bagi sekolah dengan adanya kegiatan yang dilakukan serta hasil yang

    diberikan membawa dampak positif terhadap perkembangan sekolah yang

    nampak pada hasil belajar sehingga dapat tercapainya ketuntasan belajar

    minimal yang telah ditetapkan oleh sekolah.

  • 8/17/2019 m Fajar Mahbub-fitk

    21/144

    7

    BAB II

    KAJIAN TEORI

    A.  Kajian Teori

    1.  Penilaian Autentik

    a.  Pengertian Pengukuran, Penilaian dan Evaluasi

    Memang tidak semua orang menyadari bahwa setiap saat kita selalu

    melakukan pekerjaan evaluasi. Dalam beberapa kegiatan sehari-hari, kita jelas-

     jelas mengadakan pengukuran dan penilaian. Dari dua kalimat ini kita sudah

    menemui tiga buah istilah yaitu : evaluasi, pengukuran dan penilaian. Sementara

    orang memang lebih cenderung mengartikan ketiga kata tersebut sebagai suatu

     pengertian yang sama sehingga dalam memakainya hanya tergantung dari kata

    mana yang sedang siap untuk diucapkannya. Akan tetapi sebagian orang yang

    lain, membedakan ketiga istilah tersebut.

    Untuk dapat mengadakan penilaian, kita mengadakan pengukuran terlebih

    dahulu. Jika ada penggaris, maka sebelum menentukan mana pensil yang lebih

     panjang, kita ukur dahulu kedua pensil tersebut. Dan setelah mengetahui berapa

     panjang masing-masing pensil itu, kita mengadakan penilaian dengan melihat

     bandingan panjang antar kedua pensil tersebut. Dapatlah kita mengatakan “ini

     pensil panjang, dan ini pensil pendek”. Mana pensil yang lebih panjang, itulah

    yang kita ambil. Secara ringkasnya dapat kita simpulkan:

    -  Mengukur adalah membandingkan sesuatu dengan satu ukuran, pengukuran

     bersifat kuantitatif.

    -  Menilai adalah mengambil suatu keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran

     baik buruk, dan penilaian bersifat kualitatif.

  • 8/17/2019 m Fajar Mahbub-fitk

    22/144

    8

    Mengadakan evaluasi meliputi kedua langkah diatas, yakni mengukur dan

    menilai.1 

    “Penilaian adalah proses memberikan atau menentukan nilai kepada objek

    tertentu berdasarkan suatu kriteria tertentu. Penilaian hasil belajar adalah proses

     pemberian nilai terhadap hasil-hasil belajar yang dicapai siswa dengan kriteria

    tertentu”.2  Hal ini mengisyaratkan bahwa objek yang dinilainya adalah hasil

     belajar siswa.

    Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang perubahan

    atas Peraturan Pemerintah No 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional

    Pendidikan dijelaskan bahwa penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukansecara berkesinambungan untuk memantau proses, kemajuan belajar, dan

     perbaikan hasil belajar peserta didik secara berkelanjutan yang digunakan

    untuk menilai pencapaian kompetensi peserta didik, bahan penyusunan laporan

    kemajuan hasil belajar, dan memperbaiki proses pembelajaran.3 

    Dari berbagai definisi penilaian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa pada

    hakikatnya penilaian adalah rangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis,

    dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang

    dilakukan secara sistematis, akurat dan berkesinambungan dengan menggunakanalat pengukuran tertentu, seperti soal dan lembar pengamatan, sehingga menjadi

    informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan berkaitan dengan

     pencapaian kompetensi peserta didik.

    Sejalan dengan pengertian diatas maka menurut Nana Sujana penilaian

     berfungsi sebagai:

    1) Alat untuk mengetahui tercapai-tidaknya tujuan instruksional. Dengan

    fungsi ini maka peilaian harus mengacu kepada rumusan-rumusan tujuan instruksional.

    2) Umpan balik bagi perbaikan proses belajar mengajar. Perbaikan mungkin

    dilakukan dalam hal tujuan instruksional, kegiatan belajar siswa, strategi

    mengajar guru, dll.

    1 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta : PT Bumi Aksara, 2009),

    h. 32  Nana Sudjana,  Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung : PT Remaja

    Rosdakarya Offset, 2012), h. 33

      Kunandar,  Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik berdasarkan Kurikulum 2013), (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2014), h.66

  • 8/17/2019 m Fajar Mahbub-fitk

    23/144

    9

    3) 

    Dasar dalam menyusun laporan kemajuan belajar siswa kepada para orang

    tuanya. Dalam laporan tersebut dikemukakan kemampuan dan kecakapan

     belajar siswa dalam berbagai bidang studi dalam bentuk nilai-nilai prestasiyang dicapainya.4 

    Adapun tujuan hasil belajar peserta didik menurut Kunandar yaitu “ pertama,

    melacak kemajuan peserta didik.  Kedua, mengecek ketercapaian kompetensi

     peserta didik.  Ketiga, mendeteksi kompetensi yang belum dikuasai oleh peserta

    didik. Keempat , menjadi umpan balik untuk perbaikan bagi peserta didik ”.5 

    Sedangkan manfaat penilaian hasil belajar menurut Kunanadar adalah:

    1) 

    Mengetahui tingkat pencapaian kompetisi selama dan setelah proses

     pembelajaran berlangsung.

    2) Memberikan umpan balik bagi peserta didik agar mengetahui kekuatan dan

    kelemahannya dalam proses pencapaian kompetensi.

    3) Memantau kemajuan dan mendiagnosis kesulitan belajar yang dialami

     peserta didik.

    4) Umpan balik bagi guru dalam memperbaiki metode, pendekatan, kegaiatn

    dan sumber belajar yang digunakan.

    5) 

    Memberikan pilihan alternatif penilaain kepada guru.

    6) Memberikan informasi kepada orang tua tentang mutu dan efektivitas

     pembelajaran yang dilakukan sekolah.6

     

    b. Pengertian Penilaian Autentik

    Pada umumnya sebagian guru terbiasa menilai kemampuan siswa dengan

    menggunakan tes tulis. Padahal sebaik apa pun tes tulis tidak akan pernah mampu

    menilai seluruh kompetensi siswa pada suatu mata pelajaran. Oleh sebab itu,

     penggunaan teknik penilaian selain tes tulis mutlak perlu dikuasai oleh guru-guru.

    Menurut Komentar Ismet basuki dan Hariyanto, dalam hubungannya dengan

     penilaian, dikenal istilah penilaian autentik. Penilaian autentik merupakan

    cermin nyata dari kondisi pembelajaran siswa. Penilaian autentik, disebut

    demikian karena unik berdasarkan pengalaman pribadi, pengalaman langsung

    didunia nyata setiap siswa. Penilaian autentik disebut pula dengan penilaian

    alternatif, penilaian kinerja, penilaian informal, dan penilaian berlandaskan

    situsi. Penilaian autentik didefinisikan sebagai bentuk penilaian yang

    mengharuskan para siswa untuk melaksanakan tugas-tugas dunia nyata yang

    4 Nana Sudjana, Op.cit, h. 4

    5

     Kunandar, Op. Cit, h. 706 Ibid, h. 71

  • 8/17/2019 m Fajar Mahbub-fitk

    24/144

    10

    menunjukkan aplikasi yang bermakna dari suatu pengetahuan atau

    keterampilan esensial.7 

    Secara ringkas penelitian autentik dapat didefinisikan sebagai suatu bentuk

     penilaian yang mengharuskan para siswa untuk melaksanakan tugas-tugas dunia

    nyata yang menunjukkan penerapan dari suatu pengetahuan atau keterampilan.

    “Hakikat penilaain pendidikan menurut konsep authentic assesment adalah proses

     pengumpulan berbagai data yang bisa memberikan gambaran perkembangan

     belajar siswa”.8  Data yang dikumpulkan melalui kegiatan penilaian (assesment )

     bukanlah untuk mencari informasi tentang belajar siswa. Pembelajaran yang benar

    seharusnya ditekankan pada upaya membantu siswa agar mampu mempelajari,

     bukan ditekankan pada diperolehnya sebanyak mungkin informasi diakhir periode

     pembelajaran.

    Penilaian autentik berbeda dengan penilaian tradisional. “Dalam Penilaian

    tradisional peserta didik cenderung memilih respons yang tersedia, sedangkan

    dalam penilaian autentik peserta didik menampilkan atau mengerjakan suatu tugas

    atau proyek”.9  Pada penilaian tradisional kemampuan berfikir yang dinilai

    cenderung pada level memahami dan fokusnya adalah guru. Pada penilaian

    autentik kemampuan brfikir yang dinilai adalah level konstruksi dan aplikasi serta

    fokusnya pada peserta didik. Dalam penialaian autentik memperhatikan

    keseimbangan antara penilaian kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan

    yang disesuaikan dengan perkembangan karakteristik peserta didik sesuai dengan

     jenjangnya.

    c. 

    Ciri-ciri Penilaian Autentik

    Menurut Kunandar, ciri-ciri penilaian autentik antara lain:

    1) Harus mengukur semua aspek pembelajaran, yakni kinerja dan hasil atau

     produk. Artinya, dalam melakukan penilaian terhadap peserta didik harus

    mengukur aspek kinerja ( performance) dan produk atau hasil yang

    dikerjakan oleh peserta didik.

    7 Ismet Basuki & Hariyanto, Asesmen Penelitian, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya Offset,

    2012), h. 1688

     Ibid, h. 1699 Kunandar, Op. Cit, h. 37

  • 8/17/2019 m Fajar Mahbub-fitk

    25/144

    11

    2) 

    Dilaksanakan selama dan sesudah proses pembelajaran berlangsung.

    Artinya, dalam melakukan penilaian terhadap peserta didik, guru dituntut

    untuk melakukan penilaian terhadap kemampuan atau kompetensi proses(kemampuan atau kompetensi peserta didik dalam kegiatan pembelajaran)

    dan kemampuan atau kompetensi peserta didik setelah melakukan kegiatan

     pembelajaran.

    3) Menggunakan berbagai cara dan sumber. Artinya, dalam melakukan

     penilaian terhadap peserta didik harus menggunakan berbagai teknik

     penilaian dan menggunakan berbagai sumber atau data yang bisa digunakan

    sebagai informasi yang menggambarkan penguasaan kompetensi peserta

    didik.

    4) Tes hanya salah satu alat pengumpul data penilaian. Artinya, dalam

    melakukan penilaian peserta didik terhadap pencapaian kompetensi tertentu

    harus secara komprehensif dan tidak hanya mengandalkan hasil tes semata.5)

     

    Tugas-tugas yang diberikan kepada peserta didik harus mencerminkan

     bagian-bagian kehidupan peserta didik yang nyata setiap hari, mereka harus

    dapat menceritakan pengalaman atau kegiatan yang mereka lakukan setiap

    hari.

    6) 

    Penialain harus menekankan kedalaman pengetahuan dan keahlian peserta

    didik, bukan keluasannya (kuantitasnya). Artinya, dalam melakukan

     penilaian peserta didik terhadap pencapaian kompetensi harus mengukur

    kedalaman terhadap penguasaan kompetensi tertentu secara objektif.10 

    d. 

    Karakteristik Penilaian Autentik

    Menurut Ismet Basuki dan Hariyanto, ada 10 ciri-ciri penilaian autentik yang

    terkait dengan aktivitas autentik meliputi:

    1) Aktivitas autentik memiliki relevansi dengan dunia nyata.

    2) Kegiatan autentik sengaja didefinisikan secara kabur, tidak jelas (ill-defined )

    menuntut peserta didik mendefinisikan sendiri tugas-tugas dan sub-tugasnya

    untuk menyelesaikan atau menuntaskan kegiatannya.

    3) Kegiaatn autentik mencakup tugas-tugas kompleks yang harus diselidiki

    dan dikerjakan oleh siswa dalam suatu periode waktu yang

     berkesinambungan.

    4) Kegiatan autentik memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengamati

    tugas-tugas dari perspektif yang berbeda, serta menggunakan berbagai

    sumber.

    5) Kegiatan autentik memberikan kesempatan untuk melakukan refleksi diri.

    6) Aktifitas autentik memberikan kesempatan untuk bekerja sama dalam satu

    tim.

    7) Aktivitas autentik dapat dipadukan dan diterapkan dalam berbagai bidang

    studi yang berlainan.

    10 Ibid, h. 39

  • 8/17/2019 m Fajar Mahbub-fitk

    26/144

    12

    8) 

    Aktivitas autentik terjalin erat berkesinambungan dan terpadu dengan

    assesmen.

    9) 

    Aktifitas autentik menciptakan hasil karya yang bernilai dan bermutu.10)  Aktivitas autentik memungkinkan cara pemecahan masalah yang kompetitif

    dan menghasilkan berbagai jenis luaran.11 

    Sejumlah karakteristik penilaian autentik menurut Ismet Basuki dan

    Hariyanto adalah sebagai berikut :

    1) Melibatkan pengalaman nyata (involves real-world experience).

    2) Dilaksanakan selama dan sesudah proses pembelajaran berlangsung.

    3) Mencakup penilaian pribadi ( self assesment ) dan refleksi.

    4) 

    Yang diukur keterampilan dan permormansi, bukan mengingat fakta5)

     

    Berkesinambungan.

    6) Terintegrasi.

    7) 

    Dapat digunakan sebagai umpan balik.

    8) Kriteria keberhasilan dan kegagalan diketahui siswa dengan jelas.

    9) 

    Menggunakan bermacam-macam instrumen, pengukuran, dan metode yang

    sesuai dengan karakteristik dan esensi pengalaman belajar.

    10)  Bersifat komprehensif dan holistik yang mencakup semua aspek dari tujuan

     pembelajaran.12 

    e. 

    Hal-hal yang Bisa Digunakan sebagai Dasar Menilai Peserta Didikdalam Penilaian Autentik

    Menurut Kunandar, dalam penilaian autentik ini, hal-hal yang bisa digunakan

    sebagai dasar oleh guru dalam menilai peserta didik antara lain:

    1) Proyek atau penugasan dan laporannya. Proyek atau penugasan adalah tugas

    yang diberikan oleh guru kepada peserta didik dalam waktu tertentu sebagai

    implementasi dan pendalaman dari pengetahuan yang diperoleh dalam

     pembelajaran.

    2) Hasil tes tulis. Penialaian autentik dapat dilakukan dengan menggunakan

    hasil tes tulis sebagai salah satu cara atau alat untuk mengukur pencapaian

     peserta didik terhadap kompetensi tertentu.

    3) Portofolio (kumpulan karya peserta didik) selama satu semester atau satu

    tahun.

    4) Pekerjaan rumah. Pekerjaan rumah yang dikerjakan peserta didik sebagai

     pendalaman penguasaan kompetensi yang diperoleh dalam pembelajaran

    merupakan salah satu penilaian autentik.

    11

     Ismet Basuki & Hariyanto, Op. Cit, h.17012 Ibid, h. 171

  • 8/17/2019 m Fajar Mahbub-fitk

    27/144

    13

    5) 

    Kuis. Kuis adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru dengan memberikan

     pertanyaan-pertanyaan terhadap peserta didik terhadap materi atau

    kompetensi yang telah dikuasai oleh peserta didik.6) Karya peserta didik. Seluruh karya peserta didik secara individual maupun

    kelompok, seperti laporan diskusi kelompok, eksperimen, pengamatan,

     proyek dan lain sebagainya dapat dijadikan dasar penilaain autentik.

    7) Presentasi atau penampilan peserta didik. Presentasi atau penampilan

     peserta didik dikelas ketika melaporkan proyek atau tugas yang diberikan

    oleh guru dapat menajdi bahan dalam melakukan penilaian autentik.

    8) Demonstrasi. Penampilan peserta didik dalam mendemonstrasikan atau

    mensimulasikan suatu alat atau aktivitas tertentu yang berkaitan dengan

    materi pembelajaran dapat dijadikan bahan penilaian autentik.

    9) Laporan. Laporan suatu kegiatan atau aktivitas peserta didik yang berkaitan

    dengan pembelajaran, seperti laporan proyek atau tugas menghitung pertumbuhan dan kepadatan penduduk ditempat tinggal peserta didik dapat

    dijadikan bahan penilaian autentik.

    10) 

    Jurnal. Catatan-catatan perkembangan peserta didik yang menggambarkan

     perkembangan atau kemajuan peserta didik berkaitan dengan pembelajaran

    dapat menjadi bahan penilaian autentik.

    11)  Karya tulis. Karya tulis peserta didik baik kelompok maupun individu yang

     berkaitan dengan materi pembelajaran suatu bidang studi.

    12)  Kelompok diskusi. Kelompok-kelompok diskusi peserta didik, baik yang

    dibentuk oleh sekolah atau guru maupun oleh peserta didik secara mandiri

    dapat menjadi bahan pertimbangan dalam penilaian autentik.

    13) 

    Wawancara. Wawancara yang dilakukan guru terhadap peserta didik

     bekaitan dengan pembelajaran dan penguasaan terhadap kompetensi

    tertentu dapat menjadi bahan pertimbangan dalam penilaian autentik.13 

    f.  Teknik dan Instrumen Penilaian Autentik

    Teknik dan instrumen dalam penilaian autentik adalah mencakup:

    1) Penilaian kompetensi sikap. Pendidik melakukan penilaian kompetensi

    sikap melalui observasi, penilaian diri, penilaian teman sejawat (peer

    evaluation) oleh peserta didik dan jurnal. Instrumen yang digunakan adalahdaftar cek atau skala penilaian yang disertai rubrik, sedangkan pada jurnal

     berupa cacatan pendidik.

    2) Penilaian kompetensi pengetahuan. Pendidik menilai kompetensi

     pengetahuan melalui tes tertulis, tes lisan dan tes penugasan. isntrumen tes

    tertulis berupa soal pilihan ganda, isian, jawaban singkat, benar salah,

    menjodohkan, dan uraian. Instrumen uraian dilengkapi dengan pedoman

     penskoran. Instrumen tes lisan berupa daftar pertanyaan. Instrumen

     penugasan pekerjaan rumah dan/atau proyek yang dikerjakan secara

    individu atau kelompok sesuai dengan karakteristik tugas.

    13 Kunandar, Op. Cit, h. 41

  • 8/17/2019 m Fajar Mahbub-fitk

    28/144

    14

    3) 

    Penilaian kompetensi keterampilan. Pendidik menilai kompetensi

    keterampilan melalui penilaian kinerja, yaitu penilaian yang menuntut

     peserta didik mendemonstrasikan suatu kompetensi tertentu denganmenggunakan tes praktik, proyek dan penilaian portofolio. Instrumen yang

    digunakan berupa daftar cek atau skala penilaian yang dilengkapi rubrik.14 

    g.  Perbedaan Penilaian Autentik dengan Penilaian Tradisional

    John Mueller dalam  Assesment Toolbox membandingkan perbedaan antara

     penilaian tradisional dan penilaian autentik, yakni sebagai berikut:

    1) Pada asesmen tradisional, peserta didik diberikan sejumlah pilihan dalam

     bentuk soal pilihan ganda atau benar-salah, serta diminta untuk memilih jawaban yang benar. Sebaliknya dalam penilaian autentik, siswa diminta

    mendemonstrasikan pemahamannya dengan melaksanakan tugas-tugas yang

    lebih kompleks.

    2) Tes tradisonal buatan guru tidak mencerminkan dunia nyata, terbatas pada

     pengujian terhadap apa yang dipelajari didalam kelas, berbeda dengan

     penilaian autentik yang mencoba mengaitkan bahan ajar dengan dunia

    nyata.

    3) Penilaian tradisional yang dirancang baik dapat secara efektif menentukan

    apakah siswa telah mendapatkan suatu pengetahuan atau belum, sedangkan

     penilaian autentik sering meminta siswa untuk menganalisis, membuat

    sintesis, dan menerapkan apa yang telah dipelajarinya serta dimintamenciptakan makna baru dari apa yang telah dipelajarinya.

    4) Dalam penilian tradisional apa yang dapat dan akan ditunjukkan oleh siswa

    secara cermat telah dibuat strukturnya oleh guru. Sebaliknya dalam

     penilaian autentik peserta didik diizinkan untuk memilih dan

    mengonstruksikan bukti-bukti kemahirannya. Misalnya memilih dokumen

     portofolio sendiri, memilih judul dan tema makalahnya sendiri, dan

    sebagainya.

    5) Dalam penilaian tradisional, misalnya dalam uji pilihan ganda, bagaimana

    cara kita menyakini bahwa pilihan jawaban siswa yang benar betul-betul

    karena pemahamannya dan bukan sekedar untung karena memilih jawaban

    yang benar. Jadi ini bukan merupakan bukti langsung kecerdasan atau

    kompetisi siswa. Penilaian autentik sebaliknya sering memberi bukti nyata

    dan langsung.15 

    h. Keunggulan dan Kelemahan Penilaian Autentik

    Keunggulan penilaian autentik menurut Ismet Basuki dan Hariyanto, yaitu:

    1) Berfokus pada keterampilan analisis dan keterpaduan pengetahuan.

    14

     Ibid, h. 5215 Ismet Basuki & Hariyanto, Op. Cit, h. 174

  • 8/17/2019 m Fajar Mahbub-fitk

    29/144

    15

    2) 

    Meningkatkan kretivitas.

    3) Merefleksikan keterampilan dan pengetahuan dunia nyata.

    4) 

    Mendorong kerja kolaboratif.5) Meningkatkan keterampilan lisan dan tertulis.

    6) Langsung menghubungkan kegiatan asesmen, kegiatan pengajaran dan

    tujuan pembelajaran.

    7) Menekankan kepada keterampilan keterpaduan pembelajaran disepanjang

    waktu.16 

    Sedangkan kelemahan dari penilaian autentik antara lain:

    1) Memerlukan waktu yang intensif untuk mengelola, memantau dan

    melakukan koordinasi.

    2) 

    Sulit untuk dikoordinasikan dengan standar pendidikan yang telahditetapkan secara legal.

    3) 

    Menantang guru untuk memberikan skema pemberian nilai yang konsisten.

    4) Sifat subjektif dalam pemberian nilai akan cenderung menjadi bias.

    5) 

    Sifat penilaian yang unik mungkin tidak dikenali siswa.

    6) Bisa bersifat tidak praktis untuk kelas yang berisi banyak siswa.

    7) Hal yang menantang untuk mengembangkan berbagai jenis materi ajar dan

     berbagai kisaran tujuan pembelajaran.17 

    Dari berbagai penjelasan diatas tentang penilaian autentik dapat disimpulkan

     bahwa dalam melakukan penilaian autentik ada tiga hal yang harus diperhatikanoleh guru, yakni:

    a) Autentik dari instrumen yang digunakan. Artinya dalam melakukan

     penilaian autentik guru perlu menggunakan instrumen yang bervariasi (tidak

    hanya satu instrumen) yang disesuaikan dengan karakteristik atau tuntutan

    kompetensi yang ada dikurikulum.

     b) Autentik dari aspek yang diukur. Artinya, dalam melakukan penilaian

    autentik guru perlu menilai aspek-aspek hasil belajar secara komprehensif

    yang meliputi kompetensi sikap, kompetensi pengetahuan dan kompetensi

    keterampilan.c) Autentik dari aspek kondisi peserta didik. Artinya, dalam melakukan

     penilaian autentik guru perlu menilai input (kondisi awal) peserta didik,

     proses (kinerja dan aktivitas peserta didik dalam proses belajar mengajar),

    dan output (hasil pencapaian kompetensi, baik sikap, pengetahuan maupun

    keterampilan yang dikuasai atau ditampilkan peserta didik setelah mengikuti

     proses belajar mengajar).18 

    16 Ibid, h. 176

    17

     Ibid, h. 17718 Kunandar, Op. Cit, h. 42

  • 8/17/2019 m Fajar Mahbub-fitk

    30/144

    16

    2.  Hakikat Belajar dan Hasil Belajar

    a.  Hakikat Belajar

    “Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar

    merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya

     pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses

     belajar yang dialami oleh siswa sebagai anak didik ”.19 

    Dalam buku teori-teori belajar, Ratna Wilis dahar mengatakan, “menurut

    Gagne, belajar dapat didefinisikan sebaagi suatu proses dimana suatu organisme

     berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman”.20 “Belajar adalah kegiatan yang

     berproses dan merupakan proses dan merupakan unsur yang sangat fundamental

    dalam proses penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan”.21  “Belajar

    merupakan suatu aktifitas mental yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan

    lingkungan, yang menghasilkan sejumlah perubahan dalam pengetahuan

     pemahaman. Keterampilan dan nilai sikap.”22 

    Berdasarkan beberapa definisi belajar diatas, dapat disimpulkan bahwa

     belajar merupakan proses perubahan sebagai hasil dan interaksi dengan

    lingkungan sekitar yang menghasilkan sesuatu.

    Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar menurut Slameto adalah sebagai

     berikut:

    1) Faktor-faktor intern

    Faktor-faktor intern yang mempenagruhi belajar antara lain:

    a) Faktor jasmaniah

    Yang termasuk dalam faktor jasmaniah adalah: Faktor kesehatan dan Cacat

    tubuh. b) Faktor psikologis

    Sekurang-kurangnya ada tujuh faktor yang tergolong ke dalam faktor

     psikologis yang mempengaruhi belajar, faktor-faktor tersebut diantaranya: 

     Intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, kesiapan. 

    c) Faktor kelelahan

    19  Slameto,  Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhi, (Jakarta : PT Rineka Cipta,

    2013), h.120

     Ratna Wilis Dahar, Teori-teori Belajar, (Jakarta : Erlangga, 1989), h.1121

     Muhibbin Syah,  Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, ( Bandung : PT Remaja

    Rosda Karya, 2010), h.8722 W.S. Winkel, Psikologi Pengajaran, (Yogyakarta : Media Abadi, 2005), h.59

  • 8/17/2019 m Fajar Mahbub-fitk

    31/144

    17

    Kelelahan pada seseorang walaupun sulit untuk dipisahkan tetap dapat

    dibedakan menjadi dua macam, yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan

    rohani (bersifat psikis).Kelelahan jasmani terlihat dengan lemah lunglainya tubuh dan timbul

    kecenderungan untuk membaringkan tubuh. Kelelahan jasmani terjadi

    karena terjadi kekacauan substansi sisa pembakaran didalam tubuh,

    sehingga darah tidak / kurang lancar pada bagian-bagian tertentu. Kelelahan

    rohani dapat dilihat dengan adanya kelesuan da kebosanan, sehingga minat

    dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu hilang.

    Kelelahan baik secara jasmani maupun rohani dapat dihilangkan dengan

    cara-cara, yaitu: tidur, istirahat, mengusahan variasi dalam belajar, juga

    dalam bekerja, menggunakan obat-obatan yang bersifat melancarkan

     peredaran darah, misalnya obat gosok, rekreasi dan ibadah yang teratur,

    olahraga secara teratur, dan mengimbangi makan dengan makanan yangmemenuhi syarat-syarat kesehatan, misalnya yang memenuhi empat sehat

    lima sempurna. Jika kelelahan sangat serius cepat-cepat menghubungi

    seseorang ahli, misalnya dokter, psikister, konselor dan lain-lain.23 

    2) 

    Faktor-faktor ekstern

    Faktor ekstern yang berpengaruh terhadap belajar dapatlah dikelompokkan

    menjadi 3 faktor, yaitu:

    a) Faktor keluarga

    Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa: caraorangtua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah tangga,

     pengertian orang tua, latar belakang kebudayaan dan keadaan ekonomi

    keluarga.

     b) 

    Faktor sekolah

    Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar ini mencakup metode mengajar,

    kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi ssiwa dengan siswa, disiplin

    sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung,

    metode belajar dan tugas rumah.

    c) 

    Faktor masyarakat

    Masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga berpengaruh terhadap

     belajar siswa. Pengaruh itu terjadi karena keberadaannya siswa dalammasyarakat. Faktor masyarakat itu antara lain: kegiatan siswa dalam

    masyarakat, mass media, teman bergaul dan bentuk kehidupan

    masyarakat.24 

    23

     Slameto, Op. Cit, h. 55-6024 Ibid, h. 71

  • 8/17/2019 m Fajar Mahbub-fitk

    32/144

    18

    b.  Hakikat Hasil Belajar

    Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia

    menerima pengalaman belajarnya. “Horward Kingsley membagi tiga macam hasil

     belajar, yaitu : (a) Keterampilan dan kebiasaan, (b) pengetahuan dan keterampilan,

    (c) sikap dan cita-cita”. 25

    Menurut Sardiman, “hasil belajar merupakan bentuk dan hasil pencarian

    tujuan belajar. Sardiman menambahkan bahwa hasil belajar itu meliputi tiga hal

    antara lain : a) hal ihwal pengetahuan, konsep atau fakta (kognitif), b) hal ihwal

     personal, kepribadian dan sikap (afektif), c) hal ikhwal tentang kelakuan,

    keterampilan atau penampilan (psikomotorik)”.26 

    Hasil belajar adalah suatu kegiatan untuk mengukur perubahan perilaku yang

    telah terjadi pada diri peserta ddiik. Hasil belajar akan memberikan pengaruh

    dalam dua bentuk, yakni : 1) peserta didik akan mempunyai perspektif terhadap

    kekuatan dan kelemahannya atas perilaku yang diinginkan, 2) mereka

    mendapatkan perilaku yang diinginkan itu telah meningkat baik setahap atau

    dua tahap sehingga timbul lagi kesenjangan antara penampilan perilaku yang

    sekarng-sekarang dengan perilaku yang diinginkan. Kesinambungan tersebut

    merupakan dinamika proses belajar sepanjang hayat dan pendidikan yang

     berkesinambungan.27 

    Gagne membagi lima macam hasil belajar, yaitu:

    1) Keterampilan intelektual, atau pengetahuan prosedural yang mencakup

     belajar konsep, prinsip dan pemecahan masalah yang diperoleh melalui

     penyajian materi disekolah.

    2) Strategi kognitif, yaitu kemampuan untuk memecahkan masalah-masalah

     baru dengan jalan mngatur proses internal masing-masing individu dalam

    memperhatikan, belajar mengingat, dan berfikir.

    3) Informasi verbal, yaitu kemampuan untuk mendeskripsikan sesuatu dengan

    kata-kata dengan jalan mengatur informasi-informasi yang relevan.4) Keterampilan motorik, yaitu kemampuan untuk melaksanakan dan

    mengkoordinasikan gerakan-gerakan yang berhubugan dengan otot.

    5) Sikap, yaitu kemampuan internal yang mempengaruhi tingkah laku

    seseorang yang didasari emosi, kepercayaan serta faktor intelektual.28 

    25 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar mengajar, (Bandung : Remaja Rosdakarya,

    2009), h.2226

     Ahmad Nurcholis, Jusuf Bahtiar, Strategi Pengembangan Kreativitas dan Motivasi Belajar

    Siswa, (Ta‟allum, Jurnal Pendidikan Islam, 2012), h.30 27

     E. Mulyasa,  Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Kemandirian Guru dan

     Kepala Sekolah, (Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2009), h.20828 Aunurrahman, Belajar dan Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta, 2010), h.47

  • 8/17/2019 m Fajar Mahbub-fitk

    33/144

    19

    Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah hasil atau

    kemampuan yang diperoleh atau dicapai oleh siswa yang diperlihatkannya setelah

    mereka menempuh pengalaman belajar, hasil belajar diperoleh dari kegiatan

     penilaian dan yang diharapkan adanya perubahan tingkah laku.

    Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar, antara lain:29 

    1) 

    Faktor Internal

    a) Faktor Fisiologis

    Secara umum kondisi fisiologis, seperti kesehatan yang prima, tidak dalam

    keadaan yang lemah dan capek, tidak dalam keadaan lelah dan capek, tidak

    dalam keadaan cacat jasmani, dan sebagainya semua akan membantu dalam

     proses dan hasil belajar.

     b) Faktor Psikologis

    Setiap manusia atau anak didik pada dasarnya memiliki kondisi yang

     berbeda-beda. Beberapa faktor psikologis diantara meliputi intelegensi,

     perhatian, minat, dan bakat, motif. Motivasi, kognitif dan daya nalar.

    2) Faktor Eksternal

    a) Faktor Lingkungan

    Kondisi lingkungan juga mempengaruhi proses dan hasil belajar.

    Lingkungan ini dapat berupa lingkungan fisik atau alam dan dapat pula

     berupa lingkungan sosial.

     b) 

    Faktor InstrumentalFaktor-faktor instrumental adalah faktor yang keberadaan dan

     penggunannya dirancang sesuai dengan hasil belajar yang diharapkan.

    Yaitu seperti kurikulum, sarana, fasilitas dan guru.

    Menurut Muhibbin Syah, keberhasilan dari proses hasil belajar dipengaruhi

    oleh tiga faktor, “faktor yang pertama yaitu faktor dalam (intern), yakni keadaan

    atau kondisi jasmani; yang kedua faktor dari luar diri individu (ekstern), yakni

    kondisi lingkungan sekitar siswa; dan yang ketiga pendekatan belajar yakni jenis

    upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa

    untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pembelajaran”.30 

    29  Yudhi Munadi,  Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru, (Jakarta : PT. Gaung

    Persada Press, 2008), h. 3230

     Rusman,  Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru, (Jakarta,PT Rajawali Pers, 2010), h. 3

  • 8/17/2019 m Fajar Mahbub-fitk

    34/144

    20

    3.  Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti

    a.  Pengertian Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti

    Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti merupakan salah satu mata

     pelajaran yang dipelajari di sekolah tingkat SMA (Sekolah Menengah Atas dan

    sederajat). Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti adalah pelajaran yang

    memberikan pengetahuan dan membentuk sikap, kepribadian, ketrampilan dan

    sifat kebangsaan peserta didik dalam mengamalkan ajaran agama Islam.

    “Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti menetapkan aqidah yang berisi

    tentang ke-Maha-Esaan Tuhan sebagai sumber utama nilai-nilai kehidupan bagi

    manusia dan alam semesta. Sumber utama lainnya adalah akhlak yang merupakan

    manifestasi dari aqidah. Selain itu akhlak juga merupakan landasan

     pengembangan nilai-nilai karakter bangsa indonesia”.31 

    Dengan demikian, karakter bangsa indonesia didasarkan kepada nilai-nilai ke-

    Tuhanan Yang Maha Esa, yang merupakan inti dari sila-sila lain yang ada dalam

    Pancasila. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa dapat mewujudkan nilai-nilai

    kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan indonesia, kerakyatan dan

     permusyawaratan yang, serta keadilan sosial bagi bagi seluruh Indonesia. Dengan

    demikian dapat disimpulkan bahwa, Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti

    adalah pendidikan yang ditujukan untuk dapat menserasikan, menselaraskan dan

    menyeimbangkan antara Iman, Islam dan Ihsan yang diwujudkan dalam hubungan

    manusia dengan Pencipta, hubungan manusia dengan sesama, hubungan manusia

    dengan diri sendiri dan hubungan manusia dengan lingkungan alam. Sehingga

    mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti penting untuk di

    ajarkan di sekolah.

    b. Tujuan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti

    Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti diajarkan di SMA bertujuan

    untuk: 

    31

      Salinan Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 69 Tahun 2013tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah, h. 15

  • 8/17/2019 m Fajar Mahbub-fitk

    35/144

    21

    1. 

    menumbuhkembangkan akidah melalui pemberian, pemupukan, dan

     pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, pembiasaan, serta

     pengalaman peserta didik tentang Agama Islam sehingga menjadi manusiamuslim yang terus berkembang keimanan dan ketakwaannya kepada Allah

    SWT demi mencapai keselamatan dan kebahagiaan hidup di dunia dan

    akhirat;

    2.  mewujudkan peserta didik yang taat beragama, berakhlak mulia,

     berpengetahuan, rajin beribadah, cerdas, produktif, jujur, adil, etis, santun,

    disiplin, toleransi dan mengembangkan budaya Islami dalam komunitas

    sekolah.

    3.  Membentuk peserta didik yang berkarakter melalui pengenalan, pemahaman

    dan pembiasaan norma-norma dan aturan-aturan yang yang Islami dalam

    hubungannya dengan Tuhan, diri sendiri, sesama, dan lingkungan secara

    harmonis.4.

     

    Mengembangkan nalar dan sikap moral yang selaras dengan nilai-nilai

    Islami dalam kehidupan sebagai warga masyarakat, warga negara, dan

    warga dunia.32 

    c.  Ruang Lingkup Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi

    Pekerti

    Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti meliputi aspek-

    aspek  

    “Al-Qur‟an dan Hadits, Aqidah, Akhlak, Fiqih dan Tarikh dan Kebudayaan

    Islam”.33 

    d. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Pendidikan

    Agama Islam dan Budi Pekerti

    Kompetensi Dasar dan Kompetensi Inti (KI dan KD) SMA kelas X dapat

    dilihat pada tabel di bawah ini:

    Tabel 2.1 KI dan KD Kelas X

    Kompetensi Inti Kompetensi Dasar

    1.  Menghayati dan

    mengamalkan ajaran

    agama yang dianutnya

    1.1 Menghayati nilai-nilai keimanan kepada

    Malaikat-malaikat Allah SWT

    1.2 

    Berpegang teguh kepada Al-Quran, Hadits

    32

     Ibid, h. 1733 Ibid, h. 18

  • 8/17/2019 m Fajar Mahbub-fitk

    36/144

    22

    dan Ijtihad sebagai pedoman hidup

    1.3 

    Meyakini kebenaran hukum Islam1.4 Berpakaian sesuai dengan ketentuan syariat

    Islam dalam kehidupan sehari-hari

    2.  Mengembangkan perilaku

    (jujur, disiplin,

    tanggungjawab, peduli,

    santun, ramah lingkungan,

    gotong royong, kerjasama,

    cinta damai, responsif dan

     pro-aktif) dan menunjukan

    sikap sebagai bagian dari

    solusi atas berbagai

     permasalahan bangsa

    dalam berinteraksi secara

    efektif dengan lingkungansosial dan alam serta

    dalam menempatkan diri

    sebagai cerminan bangsa

    dalam pergaulan dunia.

    2.1 Menunjukkan perilaku jujur dalam kehidupan

    sehari-hari sebagai implementasi dari

     pemahaman Q.S. Al-Maidah (5): 8, dan Q.S.

    At-Taubah (9): 119 dan hadits terkait

    2.2 

    Menunjukkan perilaku hormat dan patuh

    kepada orangtua dan guru sebagai

    implementasi dari pemahaman Q.S. Al-Isra

    (17): 23 dan hadits terkait

    2.3 

    Menunjukkan perilaku kontrol diri

    (mujahadah an-nafs), prasangka baik

    (husnuzzhan), dan persaudaraan (ukhuwah)

    sebagai implementasi dari pemahaman Q.S.Al-Anfal (8): 72; Q.S. Al-Hujurat (49): 12 dan

    10 serta hadits yang terkait

    2.4 

    Menunjukkan perilaku menghindarkan diri

    dari pergaulan bebas dan perbuatan zina

    sebagai implementasi dari pemahaman Q.S.

    Al-Isra‟ (17): 32, dan Q.S. An-Nur (24): 2,

    serta hadits yang terkait

    2.5 

    Menunjukkan sikap semangat menuntut ilmu

    dan menyampaikannya kepada sesama

    sebagai implementasi dari pemahaman Q.S.

    At-Taubah (9): 122 dan hadits terkait

    2.6 Menunjukkan sikap keluhuran budi, kokoh

     pendirian, pemberi rasa aman, tawakkal dan

     perilaku adil sebagai implementasi dari

  • 8/17/2019 m Fajar Mahbub-fitk

    37/144

    23

     pemahaman Asmaul Husna al-Kariim, al-

     Mu’min, al -Wakiil, al-Matiin, al- Jaami’, al -‘Adl , dan al-Akhiir

    2.7 Menunjukkan sikap tangguh dan semangat

    menegakkan kebenaran sebagai implementasi

    dari pemahaman strategi dakwah Nabi di

    Mekah

    2.8 

    Menunjukkan sikap semangat ukhuwah

    sebagai implementasi dari pemahaman

    strategi dakwah Nabi di Madinah

    3.  Memahami, menerapkan

    dan menganalisis

     pengetahuan faktual,

    konseptual, prosedural

    dalam ilmu pengetahuan,

    teknologi, seni, budaya,dan humaniora dengan

    wawasan kemanusiaan,

    kebangsaan, kenegaraan,

    dan peradaban terkait

    fenomena dan kejadian,

    serta menerapkan

     pengetahuan prosedural

     pada bidang kajian yang

    spesifik sesuai dengan

     bakat dan minatnya untuk

    memecahkan masalah.

    3.1 Menganalisis Q.S. Al-Anfal (8) : 72); Q.S.

    Al-Hujurat (49) : 12; dan QS Al-Hujurat (49)

    : 10; serta hadits tentang kontrol diri

    (mujahadah an-nafs), prasangka baik

    (husnuzzhan), dan persaudaraan (ukhuwah)

    3.2 

    Memahami manfaat dan hikmah kontrol diri(mujahadah an-nafs), prasangka baik

    (husnuzzhan) dan persaudaraan (ukhuwah),

    dan menerapkannya dalam kehidupan

    3.3 Menganalisis Q.S. Al-Isra‟ (17) : 32, dan

    Q.S. An-Nur (24) : 2, serta hadits tentang

    larangan pergaulan bebas dan perbuatan zina.

    3.4 Memahami manfaat dan hikmah larangan

     pergaulan bebas dan perbuatan zina.

    3.5 

    Memahami makna Asmaul Husna: al-Kariim,

    al-Mu‟min, al-Wakiil, al-Matiin, al-Jaami‟, al-

    „Adl, dan al-Akhiir;

    3.6 

    Memahami makna beriman kepada malaikat-

    malaikat Allah SWT

    3.7 Memahami Q.S. At-Taubah (9): 122 dan

  • 8/17/2019 m Fajar Mahbub-fitk

    38/144

    24

    hadits terkait tentang semangat menuntut

    ilmu, menerapkan dan menyampaikannyakepada sesama;

    3.8 Memahami kedudukan Alquran, Hadits, dan

    Ijtihad sebagai sumber hukum Islam

    3.9 

    Memahami pengelolaan wakaf

    3.10.1. Memahami substansi dan strategi dakwah

    Rasullullah saw. di Mekah

    3.10.2. Memahami substansi dan strategi dakwah

    Rasulullah saw. di Madinah

    4  Mengolah, menalar, dan

    menyaji dalam ranah

    konkret dan ranah abstrak

    terkait dengan

     pengembangan dari yang

    dipelajarinya di sekolahsecara mandiri, dan

    mampu menggunakan

    metode sesuai kaidah

    keilmuan.

    4.1.1 Membaca Q.S. Al-Anfal (8): 72); Q.S. Al-

    Hujurat (49): 12; dan Q.S. Al-Hujurat (49)

    : 10, sesuai dengan kaidah tajwid dan

    makhrajul huruf.

    4.1.2 Mendemonstrasikan hafalan Q.S. Al-Anfal

    (8) : 72); Q.S. Al-Hujurat (49) : 12; QS Al-Hujurat (49) : 10 dengan lancar.

    4.2.1 Membaca Q.S. Al-Isra‟ (17): 32, dan Q.S.

    An-Nur (24): 2 sesuai dengan kaidah

    tajwid dan makhrajul huruf.

    4.2.2 Mendemonstrasikan hafalan Q.S. Al-Isra‟

    (17) : 32, dan Q.S. An-Nur (24): 2 dengan

    lancar.

    4.3  Berperilaku yang mencontohkan keluhuran

     budi, kokoh pendirian, pemberi rasa aman,

    tawakal dan perilaku adil sebagai

    implementasi dari pemahaman makna

     Asmaul Husna al-Kariim, al- Mu’min, al -

    Wakiil, al-Matiin, al- Jaami’, al -‘Adl, dan

    al-Akhiir  

  • 8/17/2019 m Fajar Mahbub-fitk

    39/144

    25

    4.4  Berperilaku yang mencerminkan kesadaran

     beriman kepada malaikat-malaikat AllahSWT

    4.5  Menceritakan tokoh-tokoh teladan dalam

    semangat mencari ilmu

    4.6 

    Menyajikan macam-macam sumber hukum

    Islam

    4.7.1 

    Menyajikan dalil tentang ketentuan wakaf

    4.7.2 Menyajikan pengelolaan wakaf

    4.8.1 Mendeskripsikan substansi dan strategi

    dakwah Rasullullah SAW di Mekah

    4.8.2 Mendeskripsikan substansi dan strategi

    dakwah Rasulullah SAW di Madinah

    B.  Hasil Penelitian yang Relevan

    Belum ada penelitian studi kasus yang secara khusus membahas tentang

     penerapan penialaian autentik untuk hasil belajar siswa pada pembelajaran

     pendidikan agama islam dan budi pekerti di SMA. Belum banyak memang yang

    mengkaji tentang penerapan penialaian autentik yang di aplikasikan dalam

     pembelajaran SMA. Mungkin karena penialain autentik ini terhitung baru yang

     belakangan ini baru diterapkan di sekolah yang sudah menerapkan Kurikulum

    2013.

    Pada saat melakukan pencarian referensi, penulis bersusah payah mencari

     beberapa rujukan yang berkaitan dengan penilaian autentik, guna melakukan

    komparasi dengan temuan-temuan penelitian yang sebelumnya tentang hal-hal

     penting yang menjadi kelebihan dan kelemahan peneliti sebelumnya.

    Berikut ini peneliti sajikan beberapa penelitian terdahulu yang menyangkut

     penilaian autentik dalam pembelajaran. Penelitian-penelitian tersebut digunakan

    sebagai acuan dan referensi untuk memahami pengaruh dalam penelitian. Adapun

    hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah:

  • 8/17/2019 m Fajar Mahbub-fitk

    40/144

    26

    1. 

    Linda Puspitaningrum dalam skripsinya yang berjudul “Analisis Penilaian

    Autentik melalui Pendekatan Kontekstual pada Materi Larutan Elektrolit

    dan Nonelektrolit”. Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan

    metode studi kasus, bahwa penilaian autentik bisa dikembangkan dengan

     berdasarkan SK dan KD yang kemudian dikembangkan melalui indikator

    dan dibuat rubrik penilaian autentik. Itu menunjukkan bahwa penilaian

    autentik dapat diterapkan pada materi tersebut.

    2.  Tuti alawiyah dalam skripsinya yang berjudul “Penerapan Penilaian

    Autentik untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Siswa”.

    Berdasarkan hasil penelitian menggunakan Penelitian Tindak Kelas

    menunjukkan bahwa penerapan penilaian autentik dapat meningkatkan

    motivasi siswa dalam belajar matematika.

    3. 

    Hartati Mukhtar dalam karyanya yang berjudul “Penerapan Penilaian

    Autentik dalam Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan” yang dimuat pada

    Jurnal Pendidikan Penabur. Dalam penelitiannya dikemukakan bahwa

     penilaian autentik sangat penting bagi peningkatan mutu pendidikan, akan

    tetapi bukan hanya merupakan konsep dan bahkan slogan. Dibutuhkan

    guru yang profesional yang menguasai metode penilaian tersebut, dan

    mempunyai kedarana, serta kemauan dan kemampuan dalam rangka untuk

    meningkatkan hasil belajar peserta didik.

    4.  Burhan Nurgiyantoro dalam karyanya yang berjudul “Penilaian Otentik”

    yang dimuat dalam jurnal Cakrawala Pendidikan. Dalam penelitiannya

    dikemukakan bahwa dengan berkembangnya teori baru haruslah disikapi

    dengan kritis, terutama yang berhubungan dengan keefektifan

     pembelajaran. Maka dengan menggunakan penilaian otentik akan

    memberikan hasil yang lebih baik daripada penilaian tradisional.

  • 8/17/2019 m Fajar Mahbub-fitk

    41/144

    27

    BAB III

    METODOLOGI PENELITIAN

    A.  Tempat dan Waktu Penelitian

    Penelitian ini dilaksanakan di SMA IZADA Pondok Aren Tangerang Selatan.

    Adapun waktu penelitian dilaksanakan mulai bulan Mei hingga Agustus 2014. 

    B.  Latar Penelitian

    Penelitian ini dilaksanakan pada mulai tanggal 08 April 2014 hingga 14

    Agustus 2014. adapun sekolah tempat penelitian adalah SMA IZADA yang

     berlokasi di jalan Jombang Raya No. 25 A Kel. Pondok Kacang Timur Kec.

    Pondok Aren Kota Tangerang Selatan Prov. Banten. Yang akan diteliti disini

    adalah aktivitas belajar siswa, bagaimana proses penerapan penilaian autentik

    terhadap hasil belajar siswa yang digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran.

    Adapun yang berperan dalam penelitian ini, meliputi: peneliti sendiri, Kepala

    Sekolah SMA IZADA, guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi

    Pekerti, dan siswa. Adapun profil SMA IZADA dalam penelitian ini sebagai

     berikut: 

    1.  Sejarah Pendirian Sekolah

    SMA IZADA didirikan atas desakan dari beberapa pihak yang menginginkan

    adanya perubahan sikap dan prilaku masyarakat yang semakin jauh dari harapan.

    Menurunnya nilai moral dan akhlaq sebagian masyarakat khususnya dalam

    dekade terakhir ini telah tercermin dari pola pikir dan pandangan hidup serta

  • 8/17/2019 m Fajar Mahbub-fitk

    42/144

    28

    tingkah lakunya. Kehidupan masyarakat ternyata telah menyimpang jauh dari

    norma dan aqidah agama. Penyimpangan tersebut merupakan kelemahan yang

     perlu mendapat perhatian semua pihak untuk diluruskan. 

    Mengingat keadaan tersebut sudah dalam kondisi yang cukup

    memprihatinkan bahkan dapat membahayakan masa depan bangsa, maka

    diperlukan upaya pembenahan bersama yang dapat menata akhlaq bangsa ini

    menjadi cerdas dan bernurani.

    Untuk mengantisipasi dan mencegah kesinambungan kondisi yang

    memprihatinkan tersebut, Yayasan Pendidikan Islam Ibuku (YPII) merasa

    terpanggil untuk turut membantu Pemerintah menyiapkan generasi muda agar

    dapat menjadi generasi penerus yang lurus dan menjadi calon Pemimpin Bangsa

    yang sanggup mengemban amanah rahmatan lil „alamin.

    Dengan niat tulus membangun generasi baru yang lebih baik, maka YPII

    mendirikan Sekolah An- Nisaa’ pada tahun 1995, dimulai pendirian TK An- Nisaa’ 

    hingga level SMP dan level Sekolah Menengah Atas (SMA) yang bernama SMA

    IZADA didirikan sejak tahun 2008.

    Teknologi yang berkembang sangat pesat telah mengubah kehidupan dalam

    kecepatan yang tidak pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah. Pola hubungan

    dunia yang semakin global dengan meretas batas-batas negara semakin membuat

     persaingan hari ini dan terutama esok hari menjadi bertambah ketat. Jika kita

    hadapkan putra-putri kita pada persaingan global dimasa mendatang tanpa

     persiapan yang matang, maka mereka akan sulit berkompetisi dan akan menjadi

    orang-orang yang "terpinggirkan".

    Jika selama ini dianggap modal utama kesuksesan dan menuju persaingan

    global adalah IQ semata, Kecerdasan Fisik (Physical Quotien), Kecerdasan Emosi

    (Emotional Quotien), dan Kecerdasan Spiritual (Spiritual Quotien). Modal

    tersebut disamping diperoleh siswa melalui pendidikan di rumah, pendidikan di

    sekolah dan lingkungan siswa berada.

    Unit-unit sekolah di bawah lembaga Yayasan Pendidikan Islam Ibuku (YPII)

    adalah sekolah yang berupaya menggabungkan berbagai aspek kecerdasan dalam

     penyelenggaraan pendidikan siswa. Menyelenggarakan pengajaran komputer yang

  • 8/17/2019 m Fajar Mahbub-fitk

    43/144

    29

    memiliki target pencapaian yang jelas dan berjenjang. Hal ini akan memberikan

     bekal kemampuan teknologi bagi siswa untuk dipergunakan baik untuk

    menyelesaikan tugas-tugas sekolah maupun untuk kebutuhan pribadinya.1 

    2.  Visi, Misi, dan Tujuan

    Visi SMA IZADA adalah dengan berlandaskan Q.S. An-Nisaa ayat : 9 

    "Hendaklah mereka merasa takut (kepada Allah) jika meninggalkan anak-anak

    (generasi) yang lemah di belakang mereka, … " . Maka Yayasan Pendidikan Islam

    Ibuku dalam unit satuan pendidikan SMA IZADA sebagai “S ekolah yang menjadi

    oase bagi banyak perubahan positif seluruh warga sekolah/The Oasis for

    Changes”.  Berupaya mencapai visi: "terwujudnya generasi penerus yang

     berintekletualitas tinggi, berkarakter kuat dan amanah serta berakhlak mulia"

    Adapun Misi SMA IZADA adalah “ Menciptakan suasana dan lingkungan

     sekolah yang nyaman, aman dan kondusif, menyelenggarakan pendidikan

    berkualitas, dan membuka kesempatan seluas-luasnya untuk tumbuhnya potensi,

    kreativitas, dan kematangan seluruh warga sekolah, agar dapat berkontirbusi

     positif bagi bangsa”. 

    Sedangkan Tujuan didirikannya SMA IZADA adalah:

    1. 

    SMA IZADA memenuhi dan berada di atas standar nasional pendidikan yang

    ditetapkan BSNP.

    2.  Kelulusan 100 % pada Ujian Nasional dengan nilai rata-rata UN >8.

    3. 

    Memperoleh rata-rata nilai Ujian Sekolah > 8.

    4.  Memiliki tim olimpiade MIPA yang dapat meraih juara tingkat nasional.

    5. 

    Memiliki tim basket dan tim futsal yang mampu memperoleh juara.

    6.  Menanamkan nilai-nilai kejujuran, rasa percaya diri, kemandirian dan

    nasionalisme norma-norma keislaman.

    7.  Menanamkan sikap kepedulian, kewirausahaan dan orientasi masa depan.

    8.  Memiliki silabus dan rencana program pengajaran yang lengkap dan

     berkesinambungan yang di kembangkan oleh tenaga pendidik.

    1

     Sejarah SMA IZADA berdasarkan Buku Kurikulum SMA IZADA tahun pelajaran 2013-2014

  • 8/17/2019 m Fajar Mahbub-fitk

    44/144

    30

    9. 

    Memiliki program muatan lokal yang ajeg.

    10. Memiliki program pengembangan kecakapan hidup, wawasan lingkungan,

    living value dan pengembangan kecerdasan emosional dan spiritual yang

    terintegrasi dalam pembelajaran.

    11. Diterapkannya strategi pembelajaran active learning dengan pendekatan

    Contekstual Teaching Learning (CTL) dalam proses belajar mengajar.

    12. 

    Melaksanakan program remedial dan pengayaan yang terprogram.

    13. Guru berpendidikan minimal S1 dan memiliki keahlian sesuai dengan mata

     pelajaran yang diajarkan dan memiliki kompetensi pendagogik, kepribadian,

    sosial dan professional.

    14. Guru mampu berprestasi di tingkat provinsi maupun tingkat nasional.

    15. Meningkatkan sarana dan prasarana pembelajaran untuk menunjang proses

     belajar mengajar, termasuk meningkatkan jumlah koleksi buku perpustakaan

    dan kelengkapan alat laboratorium.

    16. Menerapkan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) yang komprehensif.

    17. Mampu mengelola dana pendidikan secara transparan, efisien dan akuntabel

    sesuai prinsip MBS

    18. Memiliki data base siswa terkomputerisasi yang lengkap dan terkini.

    19. 

    Memiliki tim Litbang untuk pengembangan sekolah yang lebih terarah dan

    komprehensif.

    20. Meningkatkan kerjasama dengan lembaga instansi usaha yang mendukung

     pengembangan keterampilan siswa.

    3. 

    Gambaran Umum Penerapan Penilaian Autentik di SMA IZADA

    Penilaian autentik merupakan metode yang menekankan pada penilaian

     proses. Kemajuan siswa untuk kompetensi inti maupun kompetensi dasar yang

    ingin dimunculkan.

    Pada dasarnya, di SMA IZADA sudah menerapkan penilaian autentik di kelas

    yang sudah menerapkan kurikulum 2013 yaitu kelas X. Dengan mengaplikasikan

    sistem belajar aktif, dengan metode mengajar dengan pendekatan ilmiah,

  • 8/17/2019 m Fajar Mahbub-fitk

    45/144

    31

    Kurikulum 2013 sangat membantu karena pedoman yang dibuat sangat detail

    dalam implementasi metode belajar Scientific approach.

    Dengan sudah diterapkannya Kurikulum 2013 pada sekolah SMA IZADA,

    merupakan bukti bahwa sudah diterapkannya Penialaian autentik. Meskipun

     belum semua guru mata pelajaran pada kelas X menerapkan dengan baik, karena

     penialain autentik ini merukapakan model penilain baru, yang baru ada dan

    relevan dengan kurikulum 2013.

    Khususnya Pada mata pelajara Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti

     pada kelas X, guru sudah menerapkan penilaian auentik, meskipun belum secara

    utuh. Ini dikarenakan minimnya pemahaman guru tentang penilaian itu sendiri dan

     banyaknya kendala yang di hadapai dalam proses pembelajaran, sehingga belum

     bisa maksimal untuk melaksanakannya.

    C.  Metode Penelitian

    Metode penelitian yang digunakan peneliti ialah pendekatan penelitian

    kualitatif dengan metode penelitian studi kasus. “Studi kasus adalah suatu

     penelitian yang diarahkan untuk menghimpun data, mengambil makna,

    memperoleh pemahaman dari kasus tersebut”.2 

    Pada metode studi kasus ini peneliti benar-benar memahami kasus yang ada

    dengan cara mengumpulkan data, melihat langsung keadaan di lokasi dan

    mengambil info dari berbagai sumber yang ada di sekitar dan mempelajari

    k eadaan di sekitar. “Suatu kasus Dalam studi kasus digunakan beberapa teknik

     pengumpulan data seperti wawancara, observasi dan studi dokumenter, tetapi

    semuanya difokuskan ke arah mendapatkan kesatuan data dan kesimpulan”.3 Studi

    kasus merupakan metode penelitian yang unik. “Kekuatan yang unik dari studi

    kasus adalah kemampuannya untuk berhubungan sepenuhnya dengan berbagai

     jenis bukti dokumen, peralatan, wawancara, dan observasi. Lebih dari itu, dalam

    2  Nana Syaodih Sukmadinata,  Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT.Remaja

    Rosdakarya: 2011), hal: 643 Ibid., h. 64.

  • 8/17/2019 m Fajar Mahbub-fitk

    46/144

    32

     beberapa situasi seperti observasi partisipan, manipulasi informal juga dapat

    terjadi”.4 

    Dalam pendekatan kualitatif peneliti merupakan instrument utama dalam

     penelitian. Peneliti menentukan apa yang dicari dan dibutuhkan dalam penelitian.

    Mulai dari awal memasuki lapangan sampai membuat kesimpulan dari data yang

    ditemukan di lapangan. Dalam pendekatan metode kualitatif ini, peneliti sangat

    memahami situasi dan kondisi yang terjadi di lapangan karena terlibat langsung ke

    lapangan. Pendekatan metode penelitian disini mengarahkan peneliti untuk

    “berpikir secara induktif, yaitu menangkap berbagai fakta atau fenomena-

    fenomena sosial, melalui pengamatan di lapangan, kemudian menganalisisnya dan

    kemudian berupaya melakukan teorisasi berdasarkan apa yang diamati itu.”5 

    Dalam pendekatan metode kualitatif ini, peneliti mengamati secara lebih

    mendalam lagi mengenai hal-hal yang terkait dengan masalah yang ada.

    “penelitian kualitatif menggunakan desain penelitian studi kasus dalam arti

     penelitian difokuskan pada satu fenomena saja yang dipilih dan ingin dipahami

    secara mendalam, dengan mengabaikan fenomena-fenomena lainnya”.6  Dalam

     pendekatan metode kualitatif ini dapat diketahui dengan cara mendalami situasi

    sosial yang ada di lapangan seperti yang terdapat pada gambar berikut ini:

    Gambar 3.1 Situasi Sosial (Social Situation)7 

    Place/tempat

    Actor/orang activity/aktivitas

    4  Robert K.Yin, Studi Kasus Desain & Metode, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,2004),

    h.125  H.M. Burhan Bungin,  Penelitian Kualitatif , (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,

    2010), h. 66 Opcit., h. 99

    7

     Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, (Bandung: Alfabeta, 2012),cet: 15, h. 216.

    Social

    situation

  • 8/17/2019 m Fajar Mahbub-fitk

    47/144

    33

    Salah satu ciri penelitian yang sempurna adalah penelitian tersebut didukung

    oleh data yang baik, optimal, dan relevan. Untuk mendapatkan data yang

     berkualitas baik dan optimal sangat bergantung pada sampel yang tepat dan sesuai

    dengan yang diharapkan dalam penelitian. “Dalam penelitian kualitatif tidak ada

    sampel karena memang tidak ada populasi. Dalam penelitian kualitatif yang

    dikenal adalah s