Click here to load reader
Upload
vuthien
View
215
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Mahasiswa FTP Sulap Limbah Organik Jadi Listrik
Dikirim oleh prasetyaftp pada 28 Juni 2018 | Komentar : 0 | Dilihat : 765
Pengolah Limbah Organik Menjadi Listrik Menggunakan
Teknologi MFC
Kebutuhan energi yang semakin meningkat setiap tahunnya menjadi salah satu masalah yang dihadapi oleh berbagai negara, termasuk Indonesia. Menurut data BPPT 2016, kebutuhan energi listrik Indonesia selama kurun waktu 2014-2050 diprediksi tumbuh dengan rata-rata 5,3% per tahun. Sementara itu, berkurangnya cadangan energi fosil dan sulitnya akses masyarat di daerah tertinggal, terpencil dan perbatasan merupakan beberapa permasalahan yang harus dihadapi pada sektor energi. Disisi lain, sebagai negara agraris, Indonesia kaya akan tanaman organik seperti bayam, pisang dan jeruk.
Hal inilah yang melatari ketiga mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya melakukan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) bidang Penelitian Eksakta dalam mengoptimalkan potensi kekayaan hayati Indonesia sebagai solusi kebutuhan energi terkini. Ketiga mahasiswa tersebut adalah Elviliana (TEP 2016), Chrisma Virginia (TEP 2015) dan Oddy South Lolo Toding (TEP 2014). Mereka memanfaatkan limbah bayam, kulit pisang dan kulit jeruk sebagai penghasil listrik menggunakan teknologi MFC (Microbial Fuel Cell) dibawah bimbingan Sri Suhartini, STP, M. Env. Mgt, Ph.D.
MFC merupakan salah satu teknologi yang mengonversi energi biomassa dari limbah organik menjadi listrik berbasis aktivitas mikroba. Elviliana ketua tim penelitian menuturkan Indonesia sebenarnya kaya akan sayur dan buah buahan. Tetapi meski demikian limbah sayur dan buah buahan itu terkadang masih belum terolah dengan optimal meski sejatinya masih mengandung potensi.
"Hal ini yang mendasari kami untuk mengolah sampah menjadi barang berkelas. Dari ketiga sampel (bayam, kulit jeruk dan kulit pisang) yang kita uji, terbukti limbah kulit pisang yang paling berpotensi. Ini disebabkan hasil tegangan dan arus listriknya yang lebih stabil, tidak mengalami penurunan yang signifikan sehingga sangat berpotensi untuk mengatasi masalah energi," katanya.
Keuntungan lain dari teknologi ini adalah sifatnya yang direct conversion sehingga lebih praktis dan efisien. Berbeda dengan teknologi lain yang relatif lebih mahal serta rumit prosesnya, teknologi MFC ini sangat praktis, karena hanya memasukkan limbah organik yang telah di pre treatment kedalam reaktor dan listrik pun tercipta.
"Pre treatment yang kita lakukan pun sederhana karena hanya menghaluskan limbah tersebut menggunakan penggiling rumah tangga biasa. Kita bahkan juga tidak menambahkan bahan apapun kedalam reaktor sehingga murni memanfaatkan aktivitas mikroba limbah itu sendiri. Jadi penelitian kami ini selain mampu mengatasi kebutuhan energi juga sekaligus menanggulangi limbah," pungkasnya. [dse/Humas UB]
Artikel terkait
Mahasiswa UB Bantu Angkat Perekonomian Masyarakat GeranganGreen Synthesis Grafena Oksida dengan Reduktor Likopen dari Buah SemangkaProtector, Teknologi Pengelolaan Hama Terpadu untuk PetaniMonev Kemenristekdikti Kepada 175 Tim PKM yang DidanaiTargetkan Juara PIMNAS 2018, UB Gelar Expo PKM